• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B. Data Hasil Penelitian

1. Pelaksanaan Program Pelatihan Pengelolaan Sampah di Rumah Pintar Nur Aini

Adapun dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini memperimbangkan beberapa tahap yang penting, yaitu:

83

a. Assessment atau Analisis Kebutuhan Masyarakat

Assessment dalam hal ini adalah aktivitas penilaian kebutuhan masyarakat. Kegiatan ini dilakukan untuk mengidentifikasi berbagai macam kebutuhan pendidikan di masyarakat. Dalam hal ini pengelola Rumah Pintar Nur Aini melihat keadaan dan kegiatan sehari-hari masyarakat sekitar, terutama kaum perempuan di sekitar Rumah Pintar. Diharapkan dengan sasaran program adalah kaum perempuan agar perempuan bisa menjadi agen perubahan di lingkungan sekitar Rumah Pintar Nur Aini. Setelah diamati dan diidentifikasi kaum perempuan di sekitar Rumah Pintar Rumah Pintar Nur Aini sebagian bekerja sebagai pegawai, petani, dan Ibu rumah tangga. Dalam hal ini pengelola Rumah Pintar lebih mengutamakan ibu-ibu yang mempunyai waktu luang banyak untuk ikut serta dalam program pengelolaan pelatihan sampah. Kemudian pengelola Rumah Pintar Nur Aini juga mengidentifikasi masalah yang terjadi di sekitar lingkungan Rumah Pintar Nur Aini. Banyak sampah dibuang begitu saja tanpa adanya pemikiran yang lebih jauh untuk mengatasi masalah sampah yang semakin hari semakin banyak. Selain itu, warga sekitar Rumah Pintar masih sering membakar sampah menjadi satu, sehingga akibat dari pembakaran tersebut menimbulkan asap yang dapat mengganggu pernapasan dan aktivitas warga sekitar. Oleh karena itu, pihak pengelola Rumah Pintar melakukan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang benar kepada warga sekitar Rumah Pintar Nur Aini. Setelah diadakan sosialisasi maka terbentuklah program yang

84

mewadahi kegiatan kaum perempuan di sekitar Rumah Pintar Nur Aini yaitu program pelatihan pengelolaan sampah.

b. Pengembangan Desain Program

Pengembangan desain program dilakukan setelah identifikasi kebutuhan selesai. Berdasarkan identifikasi kebutuhan pengembangan desain program dari Rumah Pintar Nur Aini yaitu belum tersusun secara baku dan jelas. Seperti yang diungkapkan oleh pengelola Rumah Pintar Nur Aini yaitu desain program yang kita buat masih sederhana yang terpenting dari kami mengetahui program yang akan dilaksanakan, menyiapkan narasumber, waktu pelaksanaan program, sasaran warga belajar, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan bahan yang digunakan dalam pelatihan. Jadi untuk penyusunan secara bakunya atau standarnya kita belum.

c. Penyempurnaan Program

Kegiatan penyempurnaan program merupakan tahap lanjutan dari pengembangan desain, tahap ini merupakan upaya validasi program yang akan dilaksanakan di masyarakat. Setelah pengembangan desain program maka pihak Rumah Pintar melakukan penyempurnaan program. Hal yang dilakukan yaitu dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga belajar mengenai pengelolaan pelatihan sampah, selanjutnya melakukan kesepakatan jadwal pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah, membentuk kepengurusan dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah.

85 d. Penyiapan Perangkat

Tahap berikutnya yaitu menyiapakan perangkat-perangkat yang diperlukan dalam mengimplementasikan program. Perangkat ini meliputi sarana prasarana, media, pembiayaan, narasumber. Untuk sarana dan prasarana yang digunakan dalam program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah disediakan dari pihak Rumah Pintar seperti gunting, jarum, benang. Kemudian untuk media juga sudah ada dari Rumah Pintar Nur Aini seperti LCD, screen, laptop. Sedangkan untuk narasumber, pihak Rumah Pintar Nur Aini bekerja sama dengan beberapa relawan dari dinas lingkungan hidup untuk menjadi narasumber dalam program pelatihan pengelolaan sampah. Untuk pembiayaan narasumber sifatnya sukarela, jadi pihak Rumah Pintar Nur Aini hanya menyediakan fasilitas penunjang saja dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah.

e. Pelaksanaan Kegiatan

Implementasi program harus sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan kecuali jika ditemui ada hambatan mendesak yang memaksa program tidak dapat berjalan sesuai rencana. Adapun pelaksanaan kegiatan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1) Tahap pertama yaitu pengumpulan dalam hal ini sampah dikumpulkan di masing-masing rumah warga belajar dengan menggunkan tempat penampungan sampah seadanya. Biasanya sampah non organik

86

dikumpulkan selama lebih kurang 2 bulan, tetapi terkadang dalam pengumpulan sampah warga belajar butuh waktu lama karena warga belajar juga agak sedikit malas dan kurang adanya kesadaran untuk mengelola sampah.

2) Tahap kedua yaitu pemilahan, kegiatan pemilahan dilakukan dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Dalam pemilahan warga belajar menggunakan tempat sampah sedadanya yang dimiliki warga belajar. Dalam tahap pemilahan ini dilakukan di rumah warga belajar kemudian setelah sampah sudah cukup banyak maka di angkut ke tempat penampungan yang disediakan di Rumah Ibu “SK”. Tetapi di Rumah Pintar Nur Aini juga menyediakan 3 bak sampah sesuai dengan jenisnya. Namun karena terkadang warga belajar sibuk maka lebih baik memilah dan di masukkan dalam tempat sampah di rumah masing-masing.

3) Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan. Biasanya dalam pengangkutan sampah ke tempat penampungan, kekurangan tenaga. Sehingga akibatnya pengumpulan sampah memerlukan waktu yang lama. Untuk pengangkutan biasanya menggunakan gerobak dorong.

87

4) Tahap akhir yaitu pengolahan, dalam tahap ini sampah yang sudah dipilah dan masih layak untuk dimanfaatkan menjadi produk kerajinan maka dibawa ke Rumah Pintar untuk mengikuti pelatihan membuat produk hasil daur ulang limbah sampah. Hasil dari daur ulang sampah non organik seperti tas, tikar, keranjang buah, bunga, bros, dan lain sebagainya. Dalam pelaksanaan pelatihan pengelolaan sampahj non organik dilakukan setiap hari Minggu jam 09.00-11.00 WIB. Sebelum program pelatihan pengelolaan sampah dimulai diadakan senam Minggu pagi terlebih dahulu di sekitar halaman Rumah Pintar Nur Aini. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah dipandu oleh seorang tutor yang mempunyai keahlian dalam bidang pelatihan pengelolaan sampah. Tetapi dalam menyampaikan materi tutor belum menggunakan kurikulum yang terstruktur dan belum menyusun RPP sebagai panduan dalam pembelajaran. Selain itu juga dalam pelaksanaan program tutor menggunakan metode praktek langsung yang diselingi dengan penyampain teori. Dengan demikian warga belajar tidak bosan dengan proses pelaksanaan programnya. Untuk pengolahan sampah organik seperti daun yang sudah kering yaitu dibuat kompos. Adapun cara membuat kompos yang disampaikan oleh turor program pelatihan pengelolaan sampah yang berasal dari daun kering sebagai berikut:

a) Sediakan tanah liat setinggi kurang lebih 5 cm dan dicampur dengan pupuk kandang di ember

88

b) Sediakan dan letakkan daun yang sudah kering setinggi kurang lebih 15 cm di atas tanah

c) Kemudian siram dengan air sedikit

d) Selanjutnya tutup dengan tanah kembali dan tutup ember secara rapat.

e) Setelah itu, campuran yang sudah menjadi satu tadi di buka tiap lima hari sekali tujuannya agar terkena sinar matahari dan setiap dibuka di siram air sedikit agar tanah bisa meresap.

f) Tahap akhir tunggu kurang lebih satu bulan maka sudah akan jadi kompos.

4) Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian dan hasil observasi oleh peneliti maka dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini masih mengalami beberapa hambatan diantaranya: kesibukan warga belajar. Sebagian warga belajar yang mengikuti program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini bermata pencaharian sebagai petani. Sehingga pada saat musim tanam maupun panen tiba sebagian warga belajar sibuk untuk mengurus tanamannya di sawah. Hal ini terkadang yang membuat pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini diliburkan. Hambatan lainnya yaitu Pemasaran hasil produk yang belum jelas. Sebagian warga belajar juga masih bingung dalam memasarkan hasil produk kerajinan tersebut dan pembuatan hasil produk kerajinan dari daur ulang sampah plastik masih

89

dalam skala kecil jadi belum bisa memberikan sumbangan atau masukan kas yang besar kepada warga belajar. Serta hambatan terakhir yaitu Pengumpulan sampah yang cukup lama.

f. Penilaian

Tahap selanjutnya setelah program dilaksanakan maka tahap selanjutnya adalah penilaian. Penilaian yang dilakukan adalah penilaian sumatif yang berfungsi untuk mengetahui ketercapaian tujuan baik itu tujuan yang sifatnya pengetahuan maupun keterampilan. Penilaian yang dilakukan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar adalah penilaian yang ditujukan pada kualitas hasil produk yang sudah dibuat. Misalnya apabila dalam membuat produk kerajinan dari sampah non organik menjahitnya belum rapi maka nantinya warga belajar diberikan penjelasan dan diberikan kesempatan kembali untuk mencoba membuat produk kerajinan dari sampah non organik sampai hasilnya sesuai yang diharapkan oleh tutor.

g. Umpan balik

Umpan balik merupakan aktivitas pasca kegiatan penilaian. Umpan balik ini dilakukan untuk memberikan penguatan pada peserta program terkait hasil yang telah mereka peroleh. Dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini, biasanya sebelum dan sesudah program dimulai dan berakhir tutor menanyakan terkait materi yang sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya dan setelah program selesai. Kemudian menanyakan kepada warga belajar

90

apakah ada kesulitan, apabila terdapat kesulitan maka tutor akan mengulas kembali materi yang belum dikuasai oleh warga belajar.

h. Evaluasi program

Berdasarkan wawancara dengan subjek penelitian, dalam pelaksanaan program pengelolaan pelatihan sampah menggunakan evaluasi proses dan hasil. Artinya evaluasi yang dilakukan hanya melihat hal-hal apa saja yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan program, seperti warga belajar yang tidak bisa hadir rutin dalam setiap pelaksanaan program, warga belajar tidak mengumpulkan sampah anorganik yang digunakan untuk pelatihan pembuatan produk kerajinan dari limbah sampah anorganik sehingga mengakibatkan bahan yang digunakan kurang. Selain itu, juga pihak Rumah Pintar Nur Aini juga mengevaluasi dengan melihat proses pembelajaran. Evaluasi proses dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana warga belajar dapat menerima materi yang sudah disampaikan. Bentuk evaluasi proses yang dilakukan oleh pihak tutor yaitu dengan melakukan pengamatan warga belajar dalam setiap mengikuti pelaksanaan program, apakah warga belajar sudah ada kemajuan belum dalam mengikuti pembelajaran yang sudah diikuti. Selain evaluasi proses, pihak tutor program pengelolaan pelatihan sampah di Rumah Pintar Nur Aini juga melakukan evaluasi hasil. Evaluasi hasil yang dilakukan yaitu dengan melihat hasil dari produk yang sudah jadi. Penilaiannya apabila produk yang dihasilkan sudah sesuai tujuan maka bisa untuk dilanjutkan tetapi apabila produk yang dihasilkan belum sesuai

91

dengan yang diharapkan maka tutor memberikan penjelasan lagi terkait bagian materi yang belum sesuai harapan.

i. Tindak lanjut

Tindak lanjut dalam hal ini adalah kegiatan lanjutan pasca program dilaksanakan. Baik itu berupa program pendampingan maupun pengembangan program yang telah dilakukan. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan subjek penelitian, maka dapat dijelaskan bahwa setelah pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah belum ada tindak lanjutnya. Pihak pengelola Rumah Pintar juga menjelaskan bahwa sebetulnya banyak produk kerajinan kriya dari limbah sampah non organik yang belum dibuat, hal tersebut dikarenakan warga belajar yang masih sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga program belum bisa untuk dilanjutkan kembali.

Menurut Sugiharto (2006: 34), beberapa unsur pokok yang perlu dilakukan dalam pengelolaan sampah antara lain:

a. Penimbulan sampah (waste generation)

Aktivitas-aktivitas pembuangan barang-barang lama yang tidak berguna baik yang dilempar begitu saja oleh pemiliknya maupun yang dikumpulkan lebih dahulu.

b. Penyimpanan setempat (on site storage)

Elemen ini sangat penting sebab melibatkan nilai-nilai keindahan, kesehatan masyarakat dan ekonomi, penyimpanan yang memenuhi syarat adalah: a) Kedap air, b) Mempunyai tutup yang sesuai dengan bagian

92

badannya, c) Mempunyai alat pegangan jika tempat sampah itu berupa tong. Warga belajar dalam mengumpulkan sampah menggunakan tempat sampah seadanya yang ada di rumah masing-masing. Apabila sampah sudah cukup penuh maka langsung di bawa ke tempat penampungan sampah yang lebih besar yaitu di rumah salah satu warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah yang lain.

c. Pengumpulan dan Pemilahan

Elemen ini menyangkut tidak hanya pengumpulan sampah (gathering) saja tetapi juga termasuk pemilahannya antara sampah organik dengan sampah non organik. Pengumpulan sampah yang dilakukan warga belajar program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini masih sederhana yaitu warga belajar mengumpulkan sampah sesuai dengan tempat sampah yang telah tersedia di rumah kemudian setelah sampah terkumpul selanjutnya sampah dipilah langsung sesuai dengan jenisnya menggunakan bak sampah yang ada di masing-masing rumah warga belajar. Setelah sampah dikumpulkan kemudian sampah dibawa ke tempat penampungan akhir yaitu di rumah salah satu warga belajar. Pada tempat penampungan akhir sampah di masukkan ke dalam drum-drum besar untuk sampah non organik dan bak plastik untuk sampah organik. Pengumpulan sampah dilakukan selama kurang lebih dua bulan untuk sampah non organik.

93

Kegiatan elemen ini terdiri dari dua langkah: a) Pemindahan alat angkut yang lebih kecil ke alat angkut yang lebih besar dan b) Tahap berikutnya, biasanya pada jarak yang jauh ketempat pembuangan akhir. Pemindahan ini dilaksanakan ditempat pemindahan (transfer station). Dalam tahap pengangkutan sampah dari rumah warga belajar ke tempat penampungan akhir masih sering terjadi kendala. Menurut penuturan dari beberapa warga belajar kurang adanya tenaga yang melakukan pengangkutan sampah dari rumah warga belajar ke tempat penampungan sampah. Sehingga berakibat sampah banyak yang menumpuk di rumah warga belajar. Biasanya warga belajar sendiri yang melakukan pengangkutan sampah ke tempat penampungan akhir.

e. Pengolahan kembali

Elemen ini termasuk penggunaan semua teknik alat-alat dan fasilitas untuk mendapatkan material-material yang masih berguna, pengubahan produk atau energi yang berasal dari sampah. Pengolahan sampah yang dilakukan di Rumah Pintar Nur Aini terdiri dari dua pengolahan jenis sampah yaitu pengolahan sampah organik dengan cara membuat kompos yang berasal dari daun-daun kering dan pengolahan sampah non organik dengan cara membuat produk kerajinan yang berasal dari daur ulang sampah kemasan plastik. Adapun cara membuat kompos yang berasal dari daun yang sudah kering sebagai berikut:

1) Sediakan tanah liat setinggi kurang lebih 5 cm dan dicampur dengan pupuk kandang di ember

94

2) Sediakan dan letakkan daun yang sudah kering setinggi kurang lebih 15 cm di atas tanah

3) Kemudian siram dengan air sedikit

4) Selanjutnya tutup dengan tanah kembali dan tutup ember secara rapat. 5) Setelah itu, campuran yang sudah menjadi satu tadi di buka tiap lima

hari sekali tujuannya agar terkena sinar matahari dan setiap dibuka di siram air sedikit agar tanah bisa meresap.

6) Tahap akhir tunggu kurang lebih satu bulan maka sudah akan jadi kompos.

f. Pembuangan

Disposal adalah tumpukan akhir dari semua proses pengelolaan sampah, apakah sampah dari tempat pemukiman, dari tempat-tempat umum dan komersial, institusi, industri maupun sampah hasil penyapuan jalan yang dikumpulkan dan diangkut langsung ketempat Sanitary landfill. Dalam pembuangan sampah yang sudah tidak terpakai lagi atau sampah yang sudah tidak bisa di daur ulang, warga belajar program pengelolaan pelatihan sampah hanya langsung buang sampah ke menyiapkan sampah di depan rumah yang kemudian sampah tersebut diambil oleh Dinas Kebersihan setempat untuk di bawa ke TPA setempat.

Berdasarkan teori mengenai pengelolaan sampah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini tidak semua tahapan dalam teori pengelolaan sampah diatas dilakukan. Dalam pelaksanaan program

95

pelatihan pengelolaan sampah yang pokok terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: pengumpulan, pemilahan, pengangkutan, dan pengolahan sampah. Menurut Bambang Suwerda (2012:13) Pengelolaan sampah yang

dilakukan oleh masyarakat saat ini antara lain:

1) Pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem tradisional Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengolahan sampah yang banyak dilakukan oleh warga terutama di pedesaan, dimana sampah dikumpulkan, kemudian dilakukan pembuangan atau pemusnahan. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dikumpulkan tanpa melakukan pemilahan kemudian dibuang di jugangan (pawuhan), setelah itu sampah dibakar atau ditimbun. Sampah selain dibuang ke jugangan juga dibuang ke sungai, selokan, parit atau saluran irigasi.

2) Pengelolaan sampah rumah tangga dengan sistem kumpul-angkut-buang

Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengolahan sampah dimana sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, dikumpulkan di TPS kemudian diangkut/ diambil petugas untuk selanjutnya dilakukan pembuangan di TPA sampah. Sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga, tanpa dilakukan pemilahan sampah (tercampur), dimasukan dalam tempat sampah di depan rumah, kemudian petugas mengambil sampah tersebut di bawa ke tempat pengumpulan sampah (TPS), setelah sampah terkumpul di TPS secara berkala sampah diangkut ke TPA untuk dilakukan pembuangan.

3) Pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif

Pengelolaan sampah dengan sistem ini adalah sistem pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat untuk bersama-sama mengelola sampah. (Bambang Suwerda, 2012: 19) Sistem ini menekankan kemandirian masyarakat dalam mengelola sampah yang mereka hasilkan dan tidak harus tergantung pada pemerintah. Pokok kegiatan dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah dengan sistem ini adalah adanya perubahan perilaku dalam menangani sampah, penyediaan teknologi tepat guna, dan menjaga keberlanjutan program pengelolaan sampah.

4) Pengelolaan sampah dengan tabungan sampah di Bank Sampah Bank sampah adalah suatu tempat dimana terjadi kegiatan pelayanan terhadap penabung sampah yang dilakukan oleh teller bank sampah. Pengelolaan sampah dengan sistem

96

tabungan sampah di bank sampah menekankan pentingnya warga memilah sampah seperti yang dikembangkan dalam pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif. Hal ini sesuai dengan UU no 18 tahun 2008 tentang pengelolaan sampah, dimana setiap warga harus memilah sampah yang dihasilkan dari sumbernya. Sampah-sampah yang selama ini dibuang disembarangan tempat atau dibakar karena dianggap tidak punya nilai, setelah dipilah kemudian ditabung ke bank sampah. Pengelolaan sampah dengan bank sampah selain menabung sampah, di dalamnya juga ada upaya memberdayakan masyarakat untuk mengurangi sampah yang mereka hasilkan, memanfaatkan sampah, dan melakukan daur ulang sampah seperti kerajinan plastik menjadi aneka produk rumah tangga.

Berdasarkan teori tentang pengelolaan sampah yang dilakukan masyarakat pada saat ini, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini termasuk dalam kategori Pengelolaan sampah dengan sistem mandiri dan produktif karena warga belajar dalam program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini sudah diajarkan untuk mengelola sampah mulai dari pemilahan sampai dengan mendaur ulang sampah menjadi berbagai macam kerajinan yang mempunyai nilai ekonomis.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah di Rumah Pintar Nur Aini dilakukan beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap pertama assessment atau identifikasi kebutuhan masyarakat. Berdasarkan identifikasi maka dapat ditemukan masalah yaitu banyak sampah. Selain itu, warga sekitar Rumah Pintar masih sering membakar sampah menjadi satu, sehingga akibat dari pembakaran tersebut

97

menimbulkan asap yang dapat mengganggu pernapasan dan aktivitas warga sekitar. Setelah melihat kondisi tersebut, maka kami memberikan sosialisasi mengenai pengelolaan sampah yang benar kepada warga sekitar Rumah Pintar Nur Aini.

b. Tahap kedua pengembangan desain program. Pengembangan desain program yang lebih ditekankan yaitu pada proses pelaksanaan programnya, karena pada tahap perencanaan sudah baik persiapannya. c. Tahap ketiga yaitu penyempurnaan program. Hal yang dilakukan yaitu

dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada warga belajar mengenai pengelolaan pelatihan sampah, selanjutnya melakukan kesepakatan jadwal pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah, membentuk kepengurusan dalam pelaksanaan program pelatihan pengelolaan sampah.

d. Tahap keempat yaitu penyiapan perangkat. Semua perangkat seperti LCD,screen,laptop dan peralatan serta bahan yang digunakan untuk pelatihan sudah kami sediakan dari Rumah Pintar.

e. Tahap kelima yaitu pelaksanaan kegiatan. Dalam pelaksanaan kegiatan program pelatihan pengelolaan sampah terdiri dari beberapa tahapan, yaitu:

1) Tahap pertama yaitu pengumpulan dalam hal ini sampah dikumpulkan di masing-masing rumah warga belajar dengan menggunkan tempat penampungan sampah seadanya. Terkadang dalam pengumpulan sampah butuh waktu lama karena warga

98

belajar juga agak sedikit malas dan kurang adanya kesadaran untuk mengelola sampah.

2) Tahap kedua yaitu pemilahan, kegiatan pemilahan dilakukan dengan memisahkan antara sampah organik dan sampah non organik. Dalam tahap pemilahan ini dilakukan di rumah warga belajar kemudian setelah sampah sudah cukup banyak maka di angkut ke tempat penampungan yang disediakan di Rumah Ibu “SK”.

3) Tahap ketiga yaitu pengangkutan, tahap ini dilakukan dengan memindahkan sampah yang sudah cukup banyak dari rumah warga belajar ke rumah Ibu “SK” yang selanjutnya dikumpulkan menjadi satu menggunakan penampung sampah yang sudah disediakan. Biasanya dalam pengangkutan sampah ke tempat penampungan, kekurangan tenaga. Sehingga akibatnya pengumpulan sampah agar