• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Portofolio dalam Mata Pelajaran PPKn Kelas X A Semester Genap Tahun Ajaran 2015-2016 di SMA Negeri 1 Gubug T1 172012004 BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pelaksanaan Penilaian Portofolio dalam Mata Pelajaran PPKn Kelas X A Semester Genap Tahun Ajaran 2015-2016 di SMA Negeri 1 Gubug T1 172012004 BAB II"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN TEORI

2.1.Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi merupakan suatu proses untuk merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat beberapa alternatif dalam mengambil keputusan. Dalam kegiatan pembelajaran, guru harus mengambil keputusan apakah seorang peserta didik harus mengulang materi pelajaran atau tidak. Di dalam melakukan pekerjaan tersebut diperlukan berbagai pertimbangan yang mana agar tidak merugikan peserta didik, dan untuk mendapatkan keputusan yang tepat, diperlukan informasi yang kongkrit tentang siswa, seperti penguasaan materi, sikap, dan perilaku. Dalam konsteks inilah evaluasi memiliki peran yang cukup penting. Bila guru dapat melakukan evaluasi secara baik maka dapat dipastikan guru tersebut memiliki kemampuan yang sangat baik. Menurut Kusaeri (2012; 4) evaluasi merupakan komponen utama dalam tugas dan pekerjaan guru. Dalam praktek evaluasi ada beberapa istilah yang sering disalahartikan antara lain : tes, pengukuran dan penilaian. Secara konsepsional istilah tersebut berbeda satu sama lain, tetapi mempunyai hubungan yang sangat erat.

2.1.1. Tes

(2)

Kemudian Sax (Zainal, 2009; 2) menekankan bahwa tes sebagai suatu tugas atau rangkaian tugas. Istilah tugas dapat berbentuk soal atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lebih lanjut lagi menurut Cece dan Didi (2001; 15) tes merupakan sebuah alat atau prosedur sistematik bagi pengukuran sebuah sampel perilaku (menjawab pertanyaan seberapa baikkah seorang siswa melakukan tugas pelajaran, baik dibandingkan dengan siswa lainnya, maupun dibandingkan dengan tolak ukur pekerjaan sebuah tugas pelajaran.

Berdasarkan dari beberapa pengertian tes yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa tes merupakan suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur suatu aspek perilaku tertentu.

2.1.2. Pengukuran

Menurut Cece dan Didi (2001; 16) pengukuran adalah proses pemerolehan sebuah penggambaran dengan angka mengenai sejauh mana seorang individu memperoleh sebuah karakteristik tertentu. Selanjutnya Kusaeri (2012; 4) pengukuran (measurement) merupakan cabang ilmu statistika terapan yang bertujuan untuk membangun dasar-dasar pengembangan tes yang lebih baik sehingga dapat menghasilkan tes yang berfungsi secara optimal, valid, dan reliabel. Hal itu diperjelas oleh Guilford (dalam Mimin, 2007; 14) pengukuran adalah proses penetapan angka terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu.

Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan hasil belajar peserta didik dengan penggambaran melalui angka.

2.1.3. Penilaian

(3)

Menurut Zainal (2009; 4) istilah penilaian merupakan alih bahasa dari istilah assessment, bukan dari istilah evaluation. Depdikbud mengemukakan “penilaian adalah suatu kegiatan untuk memberikan berbagai informasi secara

berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa. Kata “menyeluruh” mengandung arti bahwa penilaian tidak hanya

ditunjukkan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja, tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai. Selanjutnya Cece dan Didi (2001; 16) penilaian merupakan salah satu dari sejumlah prosedur yang digunakan untuk memperoleh informasi mengenai penampilan siswa. Mencakup tes tertulis tradisional disamping jawaban-jawaban panjang (seperti esei), tes perbuatan yang otentik (seperti percobaan laboratorium). Kemudian menurut Popham (dalam Eko, 2009; 3) penilaian (assessment) dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai kepentingan pendidikan.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu.

(4)

pengukuran. Pengukuran, sesuai dengan definisi di atas, hanya terbatas pada pemberian atau penggambaran kuantitatif mengenai diri siswa.

2.1.3.2. Prinsip-prinsip penilaian

Menurut Adi (2008; 10) agar penilaian dapat memberi gambaran yang sebenarnya tentang pencapaian hasil belajar siswa maka dalam melakukan penilaian perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut :

a. Berorientasi pada pencapaian kompetensi

Penilaian yang dilakukan harus berfungsi untuk mengukur ketercapaian siswa dalam pencapaian kompetensi seperti yang telah ditetapkan dalam kurikulum.

b. Valid

Penilaian yang dilakukan harus dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Untuk itu diperlukan alat ukur yang dapat menghasilkan hasil pengukuran yang valid dan reliabel.

c. Adil

Penilaian yang dilakukan harus adil untuk seluruh siswa. Siswa harus memperoleh kesempatan dan perlakukan yang sama.

d. Objektif

Dalam penilaian hasil belajar siswa harus dapat menjaga objektivitas proses dan hasil penilaian.

e. Berkesinambungan

Penilaian yang dilakukan harus terencana, bertahap, teratur, terus menerus dan berkesinambungan untuk memperoleh informasi hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.

(5)

Prinsip menyeluruh dalam penilaian mengandung arti bahwa penilaian yang dilakukan harus mampu menilai keseluruhan kompetensi yang terdapat dalam kurikulum yang mungkin meliputi ranah kognitif, afektif, dan prikomotor.

g. Terbuka

Kriteria penilaian harus terbuka bagi berbagai kalangan sehingga keputusan hasil belajar siswa jelas bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

h. Bermakna

Hasil penilaian hendaknya mempunyai makna bagi siswa dan juga bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Hasil belajar hendaknya dapat memberikan gambaran mengenai tingkat pencapaian hasil belajar siswa, keunggulan dan kelemahan siswa, minat, serta potensi siswa dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan prinsip-prinsip penilaian sangatlah penting untuk jalannya suatu penilaian, karena prinsip penilaian berisikan tentang berorientasikan pada pencapaian kompetensi, valid, adil, objektif, berkesinambungan, dsb.

2.1.3.3. Tahap Penilaian

(6)

penilaian selajutnya digunakan sebagai penentuan tujuan pembelajaran berikutnya. (4) Penilaian dan assessmen portofolio pada dasarnya dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan. Pada setiap pertemuan guru dapat melakukan penilaian. Penilaian pada setiap pertemuan merupakan rangkaian penilaian yang saling berhubungan.

Berdasarkan tahap penilaian diatas dapat disimpulkan bahwa dalam penilaian harus memperhatikan dan memahami beberapa tahap penilaian diatas untuk kesuksesan suatu penilaian.

2.2.Penilaian Portofolio

2.2.1. Pengertian penilaian portofolio

(7)

perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap peserta didik dalam mata pelajaran tertentu.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan penilaian portofolio merupakan kumpulan dokumen, karya yang menunjukkan perkembangan dan kegiatan peserta didik dari waktu ke waktu.

2.2.2. Tujuan dan Fungsi penilaian portofolio 2.2.2.1. Tujuan Penilaian Porotofolio

Menurut Zainal (2013; 199) pada hakikatnya tujuan penilaian portofolio adalah untuk memberikan informasi kepada orang tua tentang perkembangan peserta didik secara lengkap dengan dukungan data dan dokumen yang akurat. Selanjutnya menurut Sunandar, (2006; 286) tujuan peniaian portofolio antara lain : (1) Meningkatkan kemampuan para siswa dalam mengevaluasi kemajuan belajar mereka. (2) Bagi guru untuk menilai siswa, bagi siswa untuk merefleksi terhadap proses dan kemajuan belajarnya. (3) Koleksi dari karya siswa dapat membantu guru dan siswa dalam menentukan perkembangan atau kemajuan belajar siswa yang sesungguhnya secara berkesinambungan. Hal tersebut diperjelas oleh Jon Mueller (dalam Adi, 2008; 34) tujuan penilaian portofolio adalah untuk mencapai salah satu dari tiga tujuan berikut : (1) menunjukkan perkembangan hasil belajar siswa, (2) menunjukkan kemampuan siswa secara langsung, dan (3) menilai secara keseluruhan pencapaian belajar siswa.

2.2.2.2. Fungsi Penilaian Portofolio

(8)

Selain itu portofolio juga berfungsi sebagai alat untuk melihat perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam belajar, perluasan dimensi belajar, pembaharuan kembali proses belajar mengajar, penekanan pada pengembangan pandangan peserta didik dalam belajar. Selanjutnya menurut Zainal (2013; 201) fungsi penilaian portofolio dapat dilihat dari berbagai segi, yaitu : (1) portofolio sebagai sumber informasi bagi guru dan orang tua untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kemampuan peserta didik, tanggung jawab dalam belajar, peluasan dimensi belajar, dan inovasi pembelajaran. (2) portofolio sebagai alat pembelajaran merupakan komponen kurikulum, karena portofolio mengharuskan peserta didik untuk mengoleksi dan menunjukkan hasil kerja mereka. (3) portofolio sebagai alat penilaian autentik (authentic assessment). (4) portofolio sebagai sumber informasi bagi peserta didik untuk melakukan self-assessment. Maksudnya, peserta didik mempunyai kesempatan yang banyak untuk menilai diri sendiri dari waktu ke waktu.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan fungsi dan tujuan penilaian adalah sebagai pedoman untuk seorang guru dalam mengajar, sebagai alat ukur atau bahan evaluasi bagi guru untuk pembelajaran kedepan dll.

2.2.3. Karakteristik portofolio

(9)

kelebihan karya yang dihasilkan. Kelemahan tersebut akan digunakan sebagai bahan pembelajaran berikutnya, (d) kriteria penilaian yang digunakan harus jelas baik bagi guru ataupun bagi siswa dan diterapkan secara konsisten.

Jadi dapat disimpulkan karakterristik portofolio adalah adanya kerjasama antara siswa dan guru untuk melihat perkembangan siswa dilihat dari kumpulan tugas yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.

2.2.4. Langkah-langkah penilaian portofolio

Menurut Mimin (2007; 59) model/teknik penilaian portofolio memerlukan lahkah-langkah sebagai berikut :

1. Menjelaskan kepada peserta didik bahwa tidak hanya merupakan kumpulan karya/tugas yang dipergunakan oleh guru untuk penilaian, melainkan digunakan juga oleh peserta didik itu sendiri. Dengan melihat portofolionya peserta didik dapat mengetahui kemampuan, keterampilan, bakat dan minat yang dimiliki terhadap suatu mata pelajaran. Proses ini akan terjadi secara spontan, memerlukan waktu untuk belajar memahami dan meyakini hasil penilaian mereka sendiri.

(10)

3. Kumpulkan dan simpanlah semua portofolio masing-masing peserta didik dalam satu map folder dirumah masing-masing atau loker masing-masing sekolah.

4. Berilah identitas waktu dari setiap bahan informasi perkembangan peserta didik sehingga bisa terlihat perbedaan kualitas dari waktu ke waktu.

5. Sebaiknya tentukan kriteria penilaian sampel portofolio beserta bobotnya dengan para peserta didik sebelum mereka membuat karyanya. Kemudian diskusikan cara penilaian kwalitas tugas belajar/karya dengan peserta didik sehingga mengetahui standar dan guru harus berusaha mencapai standar itu. 6. Seorang guru meminta kepada peserta didik untuk menilai hasil karyanya

secara berkesinambungan. Guru dapat membimbing peserta didik bagaimana cara menilai dengan memberi keterangan tentang kelebihan dan kekurangan karya/tugas belajar tersebut serta bagaimana cara memperbaikinya. Hal ini dapat dilakukan pada saat membahas portofolio.

7. Setelah portofolio dinilai dan hasilnya belum memuaskan maka peserta didik diberi kesempatan untuk memperbaikinya (remedial). Namun antara guru dan peserta didik terlebih dahulu di buat perjanjian tentang batas maksimal remedian serta njangka waktunya.

8. Akan lebih baik jika dibuat jadwal untuk membahas portofolio dengan mengundang orang tua/ wali peserta didik untuk menjelaskan batapa pentingnya portofolio supaya orang tua/wali dapat mengetahu perkembangan/pertumbuhan belajarnya.

(11)

suatu tujuan penilaian portofolio harus mengikuti langkah-langkah penilaian portofolio.

2.2.5. Perencanaan portofolio

Pada saat menggunakan portofolio sebagai alat asesmen, perlu perencanaan yang cermat, Shaklee (dalam Adi, 2008; 36) memberikan delapan pedoman yang harus diperhatikan pada saat merencanakan portofolio, yaitu sebagai berikut: (1) Menentukan kriteria atau standar yang akan digunakan sebagai dasar asesmen portofolio. Ini merupakan langkah awal yang harus dilakukan. (2) Menerjemahkan kriteria atau standar tersebut ke dalam rumusan-rumusan haris belajar yang harus diamati. Kriteria atau standar tersebut harus tepat untuk umur, kelas dan materi siswa yang akan dinilai. (3) Menggunakan kriteria, memeriksa ruang lingkup, dan urutan materi dalam kurikulum untuk menetukan perkiraan waktu yang diperlukanuntuk mengumpulkan bukti-bukti portofolio dan melengkapi penilaian. (4) Menentukan orang-orang yang berkepentingan scara langsung (stakeholders) dengan portofolio siswa. Stakeholders yang penting dalam portofolio siswa adalah guru, siswa itu sendiri, teman sekelas, orang lain yang mengetahui persis kemampuan siswa. (5) Menentukan jenis-jenis bukti yang harus dikumpulkan. (6) Menentukan cara yang akan digunakan untuk mengambil keputusan berdasarkan bukti yang dikumpulkan. (7) Menentukan sistem yang akan digunakan untuk membahas hasil portofolio, pelaporan informasi dan keputusan asesmen portofolio. (8) Mengatur bukti-bukti portofolio berdasar umur, kelas, atau isi agar kita dapat membandingkan.

(12)

2.2.6. Pelaksanaan portofolio

Berdasarkan perencanaan yang telah dibuat dan disepakati dengan siswa maka tugas guru selanjutnya adalah melaksanakan asesmen portofolio sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Menurut Adi (2008; 37) dalam pelaksanaan portofolio, tugas guru adalah :

a) Mendorong dan memotivasi siswa

Memberikan dorongan, semangat dan motivasi kepada siswa untuk menghasilkan karya terbaik. Tugas portofolio merupakan tugas yang diberikan sesuai dengan kondisi riil kehidupan siswa sehingga guru perlu menyakinkan siswa bahwa tugas portofolio bukan merupakan tugas yang sama sekali baru. Tugas tersebut pasti dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu yakinlah bahwa mereka mampu mengerjakan dengan baik.

b) Memonitor pelaksanaan tugas

Selama pelaksanaan tugas, guru harus memonitor perkembangan penyelesaian tugas. Guru perlu melakukan pertemuan rutin dengan siswa guna mendiskusikan permasalahan-permasalahan yang dihadapi siswa. Hasil monitoring yang dilakukan oleh guru akan dapat dijadikan sebagai bahan bagi pembelajaran berikutnya. Agar guru memperoleh gambaran yang utuh mengenai kemampuan siswa, guru perlu guru mengadakan ertemuan dengan orang tua siswa. Guru dapat meminta masukan dari orang tua siswa tentang aktivitas siswa di rumah. Orang tua dapat memberi masukan tersebut secara lisan atau tertulis.

c) Memberikan umpan balik

(13)

dapat berupa komentar terhadap karya siswa yang bersifat kritis dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kemampuan siswa. Umapn balik yang berkesinambungan merupakan upaya terus menerus untuk meningkatkan kemampuan siswa.

d) Memamerkan hasil portofolio siswa

Pamerkanlah hasil karya siswa dengan memandang stakeholders yang berhubungan langsung dengan portofolio siswa seperti guru, murid itu sendiri, teman sekelas, orang lain di luar kelas yang mengetahui persis kemampuan siswa, serta orang tua siswa.

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan pelaksanaan portofolio terdiri dari mendorong dan memotivasi siswa, memonitor pelaksanaan tugas, memberikan umpan balik, dan memamerkan hasil portofolio siswa.

Dalam pelaksanaan penilaian portofolio menurut Dasim (2002; 117) ada dua jenis tes (sumatif, formatif), dan tugas terstruktur. Adapun format penilaiannya, tes sumatif, formatif menjadi satu tabel, dengan mencantumkan kapan tes dilaksanakan, mengenai pokok bahasan apa, dan berapa nilai yang diperoleh oleh siswa. sedangkan tugas terstruktur format tersendiri, dalam tugas terstruktur aspek yang nilai meliputi : pemahaman, argumentasi, kejelasan dam informasi.

(14)

tingkat kebermaknaan aktivitas tersebut bagi mata pelajaran, selanjutnya intensitas, yakni seberapa intensif aktivitas tersebut dilakukan, yang terakhir frekuensi, yakni seberapa sering aktivitas tersebut dilakukan. Adapun format penilaian tes formatif, sumatif, tugas terstruktur, catatan perilaku harian siswa dan laporan aktivitas di luar sekolah sebagai berikut :

[image:14.595.68.501.222.758.2]

Format tes sumatif dan formatif menurut Dasim Budimansyah (2002; 118)

Tabel 1.1

Jenis tes No Tgl Pokok

bahasan

Nilai Paraf guru Ket Formatif (a) 1.

2. Dst. Jumlah Rata-rata Sumatif (b)

Jumlah A dan B Rata-rata A dan B

Format Tugas-tugas terstruktur menurut Dasim Budimansyah (2002; 119) Tabel 1.2

No Jenis tugas Aspek penilaian Nilai Paraf guru ket Pemahaman :

Seberapa baik tingkat pemahaman siswa terhadap tugas yang dikerjakan

Argumentasi :

Seberapa baik alasan yang diberikan siswa dalam menjelaskan persoalan-persoalan dalam tugas yang dikerjakan.

Kejelasan :

 Tersusun dengan baik

 Tertulis dengan baik  Mudah dipahami Informasi :

(15)

 Penting

Format catatan perilaku harian menurut Dasim Budimansyah (2002; 121) Tabel 1.3

Kemudian secara berkala, misalnya 1 minggu sekali perilaku siswa dicatat oleh guru pada portofolio siswa masing-masing, format yang dapat dipergunakan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.4

format laporan aktivitas di luar sekolah menurut Dasim (2002; 122) Tabel 1.5

No Jenis aktivitas Aspek penilaian Nilai Paraf guru Ket

1. Signifikasi :

Seberapa besar tingkat kebermaknaan aktivitas tersebut bagi mata pelajaran...

Intensitas :

Seberapa intensif aktivitas tersebut dilakukan

Frekuensi :

Seberapa sering aktivitas tersebut dilakukan.

Jumlah :

2.2.7. Kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio

No Nama siswa Perilaku yang muncul Tempat dan waktu 1.

2. Dst

no Perilaku yang muncul Penilaian Paraf guru Tempat dan waktu

[image:15.595.65.516.278.719.2]
(16)

Menurut Zainal (2013; 205) setiap konsep atau model penilaian tentu ada kelebihan dan kekurangannya. Begitu juga dengan penilaian portofolio. Kelebihan dan kekurangan penilaian portofolio antara lain :

2.2.7.1. Kelebihan penilaian portofolio

(17)

Memungkinkan guru memberikan memberikan hadiah terhadap setiap usaha belajar peseta didik.

2.2.7.2. Kekurangan penilaian portofolio

Disamping ada kelebihan dalam penilaian portofolio ada kekurangaannya, yaitu : (1) Membutuhkan waktu dan kerja ekstra. (2) Penilaian portofolio dianggap kurang reliabel dibandingkan dengan bentuk penilaian yang lain. (3) Ada kecenderungan guru hanya memperhatikan pencapaian akhir sehingga proses penilaian kurang mendapat perhatian. (4) Jika guru melaksanakan proses pembelajaran yang bersifat teacher-oriented, kemungkinan besar inisiatif dan kreatifitas peserta didik akan terbelenggu sehingga penilaian portofolio tidak dapat dilaksanakan dengan baik. (5) Orang tua peserta didik sering berfikir skeptis karena laporan hasil belajar anaknya tidak berbentuk angka. (6) Penilaian portofolio masih relatif baru sehingga banyak guru, orang tua dan peserta didik yang belum mengetahui dan memahaminya. (7) Tidak tersediannya kriteria penilaian yang jelas. (8) Analisis terhadap penilaian portofolio agak sulit dilakukan sebagai akibat dikuranginya penggunaan angka. (9) Sulit dilakukan terutama menghadapi ujian dalam skala nasional. (10) Dapat menjebak peserta didik jika terlalu sering menggunakan format yang lengkap dan detail.

Jadi dapat disimpulkan kelebihan dalam penilaian portofolio dapat menjadi acuan untuk melakukan penilaian dan kekurangan penilaian portofolio digunakan sebagai acuan agar tidak mengalami kesulitan yang di jabarkan dalam kekurangan penilaian portofolio.

(18)

Menurut Daryono (2011; 1) PPKn adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum sekolah. PPKn berusaha membina perkembangan moral anak didik sesuai dengan nilai-nilai pancasila, agar dapat mencapai perkembangan secara optimal dan dapat mewujudkan dalam kehidupannya sehari-hari. Selanjutnya menurut Noor (2009; 3) pendidikan kewarganegaraan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik dalam mengembangkan kecintaan, kesetiaan, keberanian untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indonesia. jadi PPKn adalah nama dari suatu mata pelajaran yang terdapat dalam kurikulum yang di bertujuan untuk mengembangkan kecintaan, kesetiaan kepada setiap peserta didik untuk berkorban membela bangsa dan tanah air Indoneisa.

2.3.2. Tujuan PPKn

(19)

mampu melaksanakan pembangunan masyarakat pancasila. Tanpa PPKn, segala kepintaran atau akal, ketinggalan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan dan kecekatan, tidak memberi jaminan pada terwujudnya masyarakat pancasila (GBPP-PMP Kurikulum 1984). Ungkapan tersebut menunjukkan bahwa PPKn mempunyai kedudukan yang sangat penting sekali, khususnya dalam pembentukan kepribadian manusia Indonesia, yakni suatu kepribadian yang dijiwai oleh nilai-nilai pancasila. Karena itu PPKn sama sekali tidak bisa dilepaskan dari pendidikan nasional, dalam arti merupakan satu kesatuan dalam sistem pendidikan nasional untuk mewujudkan pendidikan nasional. Selanjutnya Noor (2009; 3) menyatakan tentang pendidikan kewarganegaraan bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran berbangsa dan bernegara serta berjiwa demokrasi yang berkeadaban.

Berdasarkan tujuan PPKn diatas dapat disimpulkan Tujuan PPKn adalah membentuk peserta didik menjadi manusia yang mampu mengembangkan potensi dirinya, demokratis, bertanggung jawab, dan memiliki rasa cinta tanah air.

2.3.3. Ruang Lingkup PPKn di SMA

Dalam BNSP (PermendiknasNo. 22 tahun 2006) lingkup mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan meliputi aspek-aspek sebagai berikut.

1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: Hidup rukun dalam perbedaan, Cinta lingkungan, Kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, Keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, Partisipasi dalam pembelaan negara, Sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia, Keterbukaan dan jaminan keadilan

(20)

Peraturan-peraturan daerah, Norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, Sistim hukum dan peradilannasional, Hukum dan peradilan internasional

3. Hak asasi manusia meliputi: Hak dan kewajiban anak, Hak dan kewajiban anggota masyarakat, Instrumen nasional dan internasional HAM, Pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM

4. Kebutuhan warga negara meliputi: Hidup gotong royong, Harga diri sebagai warga masyarakat, Kebebasan berorganisasi, Kemerdekaan mengeluarkan pendapat, Menghargai keputusan bersama, Prestasi diri, Persamaan kedudukan warga negara

5. Konstitusi Negara meliputi: Proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang pertama, Konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, Hubungan dasar negara dengan konstitusi

6. Kekuasan dan Politik, meliputi: Pemerintahan desa dan kecamatan, Pemerintahan daerah dan otonomi, Pemerintah pusat, Demokrasi dan sistem politik, Budaya politik, Budaya demokrasi menuju masyarakat madani, Sistem pemerintahan, Pers dalam masyarakat demokrasi

7. Pancasila meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara, Proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi terbuka

(21)

2.4.Penelitian Relevan

a. Penelitian Meila Tri Wahyuni (2009) dengan judul Peranan penilaian portofolio

dalam mengoptimalkan kemampuan berfikir siswa pada pembelajaran PKn di

SDN BI Tlogowaru Malang

(22)

b. Penelitian Uny Widyawati (2006) dengan judul pelaksanaan penilaian portofolio pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan kelas X SMA N 2 Semarang

tahun pelajaran 2005/2005.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan yang dilakukan oleh guru dalam melaksanakan penilaian portofolio, meliputi: (1) menyusun perangkat pembelajaran dan sistem penilaian; (2) menyusun instrumen penilaian yang akan digunakan dalam melaksanakan penilaian; (3) menyusun format rekapitulasi penilaian portofolio. Pelaksanaan penilaian portofolio berpedoman pada perencanaan yang telah dibuat sebelumnya. Pelaksanaan penilaian portofolio menggunakan jenis tagihan dan bentuk penilaian yang disesuaikan dengan kebutuhan. Jenis tagihan yang digunakan meliputi : kuis, pertanyaan lisan, ulangan harian, dan tugas kelompok, sedangkan bentuk instrumen yang dipakai, meliputi: soal pilihan ganda dan uraian. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan tujuan dan memilih alat yang tepat. Pemilihan alat penilaian disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai. Hambatan yang dihadapi oleh guru oleh melaksanakan penilaian portofolio adalah: pemisahan jam pelajaran 2x45’ menjadi 1x45’ dan 1x45’ serta terlalu banyaknya siswa dalam satu kelas, yaitu 45

siswa.

Gambar

Tabel 1.1 Pokok
no Perilaku yang muncul Tabel 1.4 Penilaian

Referensi

Dokumen terkait

Adakah peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran matematika menggunakan implementasi penilaian portofolio pada siswa kelas VIII semester

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan penilaian portofolio dapat meningkatkan kemandirian belajar siswa baik dalam kualitas proses pembelajaran maupun hasil belajar

Metode tes digunakan untuk memperoleh data nilai hasil belajar matematika tentang pemberian model pembelajaran kooperatif tipe NHT dengan penilaian portofolio pada

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dengan penilaian portofolio

mata pelajaran yang ada kegiatan praktikumnya. Portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) penerapan metode penilaian portofolio dalam proses pembelajaran Mata Kuliah Restoran diawali dengan identifikasi kompetensi-kompetensi

Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa menurut persepsi siswa aspek-aspek pembelajaran pada model PjBL dan strategi portofolio dilakukan selama pembelajaran

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran audio visual sudah digunakan dalam pembelajaran dan mendapatkan respon yang positif dari siswa, tetapi masih