• Tidak ada hasil yang ditemukan

Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Staff Site Universitas Negeri Yogyakarta"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Kimia

Anorganik I

(2)

Bab I

Teori Atom Mekanika Kuantum

Scientist yang hidup awal abad

ke 20 menemukan bahwa kita

tidak menyatakan kelakuan

atom sebagaimana kelakuan

materi biasa.

Harus ada pandangan baru

tentang materi dan energi

untuk menyatakan secara

akurat bagaimana kelakuan

atom itu.

Pandangan ini menyatakan

(3)

Mekanika kuantum

Pada materi ‘besar’ yang tampak

sehari-hari sifat gelombang dari materi

tidak terlihat karena kecilnya. Sifat

gelombang menjadi penting pada

materi kecil seperti elektron. Elektron

dalam atom berkelakuan seperti

gelombang.

Karena sifat dualisme, elektron tidak

dapat didefinisikan lokasinya. Ilmuwan

hanya bisa membuat ‘perkiraan’ lokasi

e-.

Mereka lebih cocok dibayangkan

berada seperti awan yang kabur dari

muatan negatif di sekitar inti, daripada

sebagai partikel yang berlokasi di

sebuah titik tertentu. Bagian yang

padat menunjukkan kemungkinan

besar elektron beraa.

Teori ini disebut Teori kuantum atau

(4)

Sifat Gelombang

Gelombang: vibrasi yang berulang secara reguler dan terus

menerus. Contoh: dari tali yang diikat pada suatu tempat dan

ujung lainnya digerakkan naik turun. Gerakan ini menimbulkan

gelombang sepanjang tali.

Bagian tertinggi yang dicapai oleh tali= puncak dan bagian

terendah = lembah gelombang.

Jarak antara satu puncak ke puncak lainnya disebut panjang

gelombang. Jumlah panjang gelombang yang mencapai suatu

titik disebut frekuensi gelombang.

Jika ujung satu juga bisa bergerak bebas, pulsanya akan

kembali sepanjang tali pada sisi yang sama. Jika ujung tali mati

di tembok, pulsa akan kembali sepanjang tali pada sisi yang

berlawanan.

Pada ujung yang bebas, pulsa akan 2x lipat ampitude asal,

(5)

Interferensi Gelombang

Jika dua gelombang bertemu, akan bergabung

-

interferensi.-

menghasilkan pola

gelombang baru.

2 gelombang sama frekuensi dan panjang

gelombang, hasilnya tergantung posisi puncak

gelombang.

Puncak + lembah bertepatan= sefasa.

--

gelombang yg lebih besar puncak dan

lembahnya-

interferensi konstruktif.

Puncak + lembah tidak bertepatan = keluar

fase. -

interferensi destruktif

Jika bertemu tepat di tengah

saling

menghilangkan

interferensi bisa bergantian antara konstruktif

(6)

Elektron Sebagai

Gelombang

Elektron berkelakuan sebagai partikel sekaligus

gelombang di dalam atom. Karakter ini disebut sbg

dualisme gelombang.

Sifat ini juga berlaku pada semua partikel dan

gabungan partikel termasuk proton, neutron dan

atom itu sendiri.

Dalam pembahasan struktur atom, elektron paling

penting.

Sebagai gelombang, e- punya panjang gelombang

dan frekuensi yg tergantung energi elektron.

JIka E= Ek, tergantung kecepatan.

E> -

panjang gelombang <

GElombang elektron bisa saling interferensi.

Karena sifat dualisme, elektron tidak dapat

didefinisikan lokasinya. Ilmuwan hanya bisa

membuat ‘perkiraan’ lokasi e-.

Fisikawan menggambarkan seperti awan yang

(7)

Orbital Elektron

Fisikawan menyebut daerah tempat

kedudukan elektron dalam atom sebgai

‘orbital’. Orbital yang sama/setara membentuk

tingkat energi tertentu ( Ek + Ep).

Tingkat energi yang paling rendah berada di

dekat inti.

Perbedaan antar orbital.

Sifat gelombang elektron membuat batas dari

kemungkinan lokasi mereka dan menentukan

bentuk orbitalnya. .

Orbital-orbital dibedakan dari bentuknya,

ukuran, momentum anguler, dan sifat

magnetnya.

Secara umum, momentum anguler= energi

suatu obyek yang tergantung berapa cepat ia

berrevolusi, massanya, dan jarak dengan as.

Dalam atom, MA dari orbital elektron tgt

ukuran dan bentuknya.

Sifat magnet orbital menunjukkan bagaimana

reaksinya thd medan magnet. Tgt ukuran dan

bentuk orbital.

Orbital2 atom harus terjadi di jarak tertentu

dari inti untuk mendapatkan atom yang stabil.

Pada jarak ini, orbital mengijinkan gelombang

(8)

Bilangan kuantum

n = jumlah ½ panjang gelombang , emnunjukkan

ukuran orbital.

Orbital yang lebih besar memuat lebih banyak ½

panjang gelombang, n lebih besar.

Orbital yang memuat satu ½ panjang gelombang , n= 1

Ada 2 atau lebih orbital yang memiliki jumlah ½

gelombang yang sama, n sama, tapi punya momentum

anguler dan sifat magnet yang beda.

n =1

½ panjang gel

n=2

1 panjang gel

N= 3

1 ½ panjang gel.

Ada bilangan kuantum ke dua = mewakili momentum

anguler orbital

l = Jumlah nilai yg mungkin bagi orbital untuk punya

n-1 bil kuantum kedua (l)

Bilangan kuantum ke -3

s

-

l= 0

P

l=1number 1

Momentum anguler tgt bentuk orbital.

Orbital s, l=0

sferis 0,

(9)
(10)

Orbital

(11)

Orbital dan penataan

elektron

Jumlah ½ gelomang : Bilangan kuantum utama (n)

 number (abbreviated n). In general, this number determines the size of the orbital.

Larger orbitals allow more half-wavelengths and therefore have higher principal quantum numbers. The orbital that allows one half-wavelength has a principal quantum number of one. Only one orbital allows one half-wavelength. More than one orbital can allow two or more half-wavelengths. These orbitals may have the same principal quantum number, but they differ from each other in their angular momentum and their magnetic properties. The orbitals that allow one wavelength have a principal quantum number of 2 (n = 2), the orbitals that allow one and a half wavelengths have a principal quantum number of 3 (n = 3), and so on. The set of orbitals with the same principal quantum number make up a shell.

Atomic Orbital Shapes Atomic orbitals are mathematical descriptions of where the

electrons in an atom (or molecule) are most likely to be found. These descriptions are obtained by solving an equation known as the Schrödinger equation, which expresses our knowledge of the atomic world. As the angular momentum and energy of an electron increases, it tends to reside in differently shaped orbitals. This description has been confirmed by many experiments in chemistry and physics, including an actual picture of a p-orbital made by a scanning tunneling microscope. © Microsoft Corporation. All Rights Reserved.

Expand

Physicists use a second number to describe the angular momentum of an orbital.

This number is called the orbital’s secondary quantum number, or its angular momentum quantum number (abbreviated l). The number of possible values an orbital can have for its angular momentum is one less than the number of half-wavelengths it allows. This means that an orbital with a principal quantum number of n can have n-1 possible values for its secondary quantum number.

Physicists customarily use letters to indicate orbitals with certain secondary

quantum numbers. In order of increasing angular momentum, the orbitals with the six lowest secondary quantum numbers are indicated by the letters s, p, d, f, g, and h. The letter s corresponds to the secondary quantum number 0, the letter p

corresponds to the secondary quantum number 1, and so on. In general, the angular momentum of an orbital depends on its shape. An s-orbital, with a secondary quantum number of 0, is spherical. A p-orbital, with a secondary quantum number of 1, resembles two hemispheres, facing one another. The possible combinations of principal and secondary quantum numbers for the first five shells

(12)

Sifat atom

Awan elektron yang menujukkan

kemungkinan letak elektron

menentukan sifat fisik dan kimia

dari atom ybs.

Akan diperkirakan bagaimana atom

berinteraksi dengan atom lainnya

dengan mempelajari awan elektron

Elektron yang terletak di daerah

terluar dari inti - sifat atom

JIka penuh, - tidak reaktif

JIka tidak penuh : reaktif ex: Gas

mulia

.(mentransfer atau sharing elektron

agar orbital terluar menjadi penuh

 stabil. )

(13)
(14)

Sifat Periodik Atom

Semakin banyak elektronnya

semakin banyak tingkat-tingkat

energi yang dimiliki.

Dalam satu periode,

jumlah tingkat energi elektron tidak

berubah

jumlah elektron yang mengisinya

bertambah satu demi satu dari kiri ke

kanan.

jumlah proton dalam inti juga bertambah

dari kiri ke kanan. Proton cenderung

menarik elektron. Dengan jumlah

proton yang lebih banyak, daya

tariknya akan lebih kuat, sehingga

elektron akan cenderung lebih dekat

ke inti.

(15)

Sifat periodik (II)

Dalam satu golongan,

Unsur -unsur pada periode teratas

mempunyai satu atau dua tingkat energi

elektron.

Unsur-unsur di periode berikutnya memiliki

jumlah tingkat energi yang lebih banyak

ukuran atomnya lebih besar.

jari-jari atom unsur-unsur dalam satu

golongan makin ke bawah semakin besar.

. Energi

ionisasi

Energi yang diperlukan untuk melepaskan satu

elektron dari kulit terluar suatu atom disebut

dengan energi ionisasi atau ’potensial ionisasi’.

Mg → Mg+ + e

E = 7, 64 eV

Mg+ → Mg++ + e

E = 15, 03 eV

Kecenderungan unsur untuk menangkap elektron

(16)
(17)

Sifat periodik

Energi ionisasi

Energi yang diperlukan untuk melepaskan satu elektron

dari kulit terluar suatu atom disebut dengan energi ionisasi

atau ’potensial ionisasi’.

Mg → Mg+ + e

E = 7, 64 eV

Mg+ → Mg++ + e

E = 15, 03 eV

Elektron selalu bergerak dan mempunyai keinginan untuk

berpindah-pindah dan lepas dari inti atom. Untuk

melepaskan satu elektron dari atom diperlukan sejumlah

energi. Semakin kecil energi yang diperlukan, semakin

mudah elektron itu lepas..

Energi ionisasi ditentukan oleh besarnya jari-jari atom dan

muatan inti.

Semakin besar jari jari atom, letak elektron semakin jauh,

tarikan dari inti juga semakin kecil

-

dalam satu golongan energi ionisasi semakin kecil dari

unsur teratas ke unsur terbawah.

Dalam satu periode, ukuran jari-jari atom dari kiri ke kanan

semakin kecil, sehingga tarikan inti cenderung kuat.

Energi yang dibutuhkan elektron untuk melarikan diri

semakin besar.

energi ionisasi dalam satu periode dari kiri ke kanan

(18)

Sifat Periodik

Afinitas elektron

sejumlah unsur daerah kiri 

suka membentuk ion positif,

Daerah kanan  suka

(19)

Sifat periodik

Kecenderungan unsur untuk

menangkap elektron disebut dengan

afinitas elekton.. Semakin besar

afinitas elektronnya, semakin suka

menjadi ion negatif.

Afinitas elektron diukur dengan

seberapa besar energi yang

dilepaskan ketika suatu atom

menangkap satu elektron dari luar .

Semakin besar energinya, semakin

mudah terjadi.

Fluorin (F) unsur yang paling besar

afinitas elektronnya

suka menjadi F-

(Fluorida).

F + e → F -

E = 331,4 kJ /mol

Unsur-unsur daerah kiri memiliki

afintas elektron yang kecil

lebih

(20)

Sifat Periodik

Elektronegatifitas

sangat dekat hubunganya dengan

afinitas elektron, yaitu kecenderungan

suatu unsur untuk menarik elektron.

Dalam satu golongan elektronegatifitas

menurun dari atas ke bawah

Dalam satu periode meningkat dari kiri ke

kanan. Tampak bahwa Fluorin memiliki

elektronegatifitas paling besar.

Sifat logam - non logam dan metaloid

Perbedaan logam dan non logam dilihat

dari ada tidaknya karakter logam:

kemampuannya menghantarkan listrik

dan atau panas, kerasa, mengkilap ,

dapat dibentuk.

logam alkali (natrium dan kalium): lunak,

titik lebur 97,8oC.

Dikenal juga unsur-unsur yang

menunjukkan sifat pertengahan antara

logam dan non logam

metaloid.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam definisi peradaban yang di maksud disini yakni Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal,

Perlu dilakukan pemeriksaan gas darah secara rutin pada setiap penderita kesadaran menurun terutama yang koma sehingga dapat dilakukan penanganan yang cepat dan tepat agar

Pertanyaannya yang menjadi fokus penelitian ini adalah pengamanan fisik apa dan kegiatan sosial kemasyarakatan kemasyarakatan apa yang ditumbuh kembangkan atau diciptakan

Uji produk dilakukan dengan menggunakan jenis penelitian eksperimen pre-test dan post-test. Dengan jenis penelitian tersebut, peneliti dapat mendapatkan hasil

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pemanfaatan sludge dari limbah biogas kotoran sapi untuk pembuatan pakan ikan berbentuk pelet dapat ditentukan dengan cara

Yang Mulia, kesimpulan kami dari Pihak Terkait adalah pertama Pemohon tidak memiliki kedudukan hukum atau legal standing untuk mengajukan permohonan keberatan terhadap

Saat Perang Korea meletus pada tahun 1950, sebagai implikasi dari kalahnya Jepang yang harus menyerahkan Semenanjung Korea kepada Amerika Serikat dan Uni Soviet, Mao Zedong

membuat struktur konstruksi yang kokoh untuk berdirinya armature tubuh manusia