• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

28 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung : Kualitas Hidup

2. Variabel Bebas : Efikasi Diri

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1. Variabel Tergantung

Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam hidup dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang ditetapkan dan perhatian seseorang (WHOQOL Group, 1997) Kualitas Hidup dari subjek dapat diungkap dengan skala kualitas hidup yang mengacu pada teori dari WHO (WHOQOL Group, 1996) yang terdiri dari 4 aspek, diantaranya kesehatan fisik, kesejahteraan psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Kualitas Hidup dari WHOQOL akan diketahui setelah subjek penelitian mengisi skala. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan, maka semakin tinggi pula tingkat kualitas hidup yang dimiliki oleh subjek, dan sebaliknya semakin rendah nilai yang dihasilkan, maka semakin rendah pula tingkat kualitas hidup yang dimiliki oleh subjek.

2. Variabel Bebas

Efikasi diri adalah dasar dari perilaku manusia, yang merupakan keyakinan individu bahwa mereka dapat mencapai tujuan sesuai dengan

(2)

usaha mereka dan sedikit dorongan untuk bertindak dan bertahan dalam menghadapi kesulitan (Bandura, 1999) Efikasi diri dari subjek penelitian dapat diungkap dengan skala efikasi diri yang mengacu pada teori dari Bandura (1997) yang terdiri dari 3 aspek, diantaranya Level (tingkatan), Strength (kekuatan), dan Generality (Generalitas). Skala untuk variabel efikasi diri diambil dari Bandura (1977) yang dituangkan dalam skala

General Self-Efficacy Scale oleh Schwarzer dan Jerussalem (1995). Hasil

efikasi diri subjek akan diketahui setelah subjek penelitian mengisi skala. Semakin tinggi nilai yang dihasilkan, maka semakih tinggi pula tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh subjek, dan sebaliknya semakin rendah nilai yang dihasilkan, maka semakin rendah pula tingkat efikasi diri yang dimiliki oleh subjek.

C. Subjek Penelitian

Subjek pada penelitian ini adalah pasien yang menderita penyakit gagal ginjal kronis dengan jenis kelamin perempuan maupun laki-laki dari segala tingkat stadium, usia, dan tingkat sosial ekonomi. Kriteria subjek yang digunakan dalam penelitian ini merupakan subjek yang memiliki penyakit gagal ginjal kronis. Jumlah dari subjek yang dijadikan sampel meliputi 40 (empat puluh) penderita penyakit gagal ginjal kronis yang berada di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Unit I Yogyakarta. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling dimana cara pengambilan sampelnya digunakan jika peneliti

(3)

memiliki pertimbangan-pertimbangan tertentu dalam pengambilan sampelnya (Idrus, 2007).

D. Metode Pengumpulan Data

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data adalah metode kuantitatif dengan menggunakan skala. Pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua skala, yaitu skala kualitas hidup dan skala efikasi diri. Berikut ini adalah penjelasan mengenai skala yang digunakan:

1. Skala Kualitas Hidup

Variabel kualitas hidup akan diukur dengan menggunakan skala kualitas hidup dari WHOQOL-BREF. WHOQOL-BREF adalah skala yang berhubungan dengan kesehatan secara umum yang dikembangkan oleh WHOQOL group yang telah dipilih untuk mengukur nilai kualitas hidup pada pasien gagal ginjal kronis. Skala ini mengukur empat aspek, yaitu aspek kesehatan fisik, aspek kesejahteraan psikologis, aspek hubungan sosial, dan kesejahteraan di lingkungan (WHOQOL Group, 1996) terjemahan Indonesia dilihat dari penelitian WHO yang diterjemahkan oleh Mardiati, dkk (2004). Skala tersebut terdiri dari 26 aitem, yang sudah terbagi dalam 4 dimensi yaitu kesehatan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan. Penilaian dalam skala ini hanya meliputi 22 aitem dimana aitem nomer 1 dan 2 tidak masuk penilaian dikarenakan sebagai pertanyaan pembuka dan tidak masuk ke dalam

(4)

4 aspek. Aitem 4 dan 24 tidak masuk penilaian karena aitem telah gugur dalam uji validasi.

Tabel 1

Blueprint Skala Kualitas Hidup

Aspek Indikator Favorable Unfavorable Kesehatan

Fisik

Aktifitas sehari-hari, ketergantungan obat dan bantuan kesehatan, energi dan lelah, gerakan, sakit, dan kegelisahan, tidur dan istrahat, dan kapasitas kerja.

3, 10, 15, 16, 17, 18

4

Psikologis Pandangan diri tentang tubuh dan rupa, perasaan negatif, harga diri, spritualitas, agama, kepercayaan diri, fikiran, belajar, memori, dan konsentrasi. 5, 6, 7, 11, 19, 26 - Hubungan Sosial

Hubungan personal, dukungan sosial, dan aktifitas seksual.

20, 21, 22

-

Lingkungan Sumber keuangan, kebebasan, keamanan fisik, kesehatan dan kepedulian sosial, lingkungan rumah, kesempatan untuk memperoleh informasi dan keterampilan baru,

8, 9, 12, 13, 14, 23, 25

(5)

partisipasi dan kesempatan untuk rekreasi dan memiliki waktu luang, lingkungan fisik yang meliputi polusi, kebisingan, kemacetan, dan suasana lingkungan, dan transportasi.

Jumlah 22 2

Skala WHOQOL-BREF ini menggunakan model skala Likert, dimana terdapat lima altenatif jawaban dengan memberi alternatif jawaban di tengah untuk meminimalkan kecenderungan subjek menjawab secara netral. Adapun alternatif jawaban tersebut terdiri dari Sangat Buruk, Buruk, Biasa-Biasa Saja, Baik, dan Sangat Baik untuk aitem 1 dan 15. Alternatif jawaban Sangat Tidak Memuaskan, Tidak Memuaskan, Biasa-Biasa Saja, Memuaskan, dan Sangat Memuaskan untuk aitem 2, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, dan 25. Alternatif jawaban Tidak Sama Sekali, Sedikit, Dalam Jumlah Sedang, Sangat Sering, dan Dalam Jumlah Berlebihan untuk aitem 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Alternatif jawaban Tidak Sama Sekali, Sedikit, Sedang, Seringkali, dan Sepenuhnya Dialami untuk aitem 10, 11, 12, 13, dan 14.

2. Efikasi Diri

Efikasi diri akan diukur dengan menggunakan Skala efikasi diri yang dibuat sendiri berdasarkan aspek efikasi diri yang dikeluarkan oleh Bandura (1977) yang dituangkan dalam skala General Self-Efficac Scale oleh Schwarzer dan Jerussalem (1995). Skala Efikasi Diri ini terdiri dari

(6)

10 aitem. Efikasi Diri merujuk pada aspek-aspek Efikasi Diri Bandura (1997) yang terdiri dari aspek level, generality, dan strength. Aitem-aitem untuk masing-masing aspek akan dilaporkan pada Tabel 3 sebagai berikut:

Tabel 2

Blueprint Skala Efikasi Diri

Aspek Indikator Favorable Unfavorable Level Tingkat kesulitan dari suatu tugas

atau tuntutan yang diterima individu.

1, 3, 6, 7 -

Psikologis Keyakinan individu dalam menilai kemampuan dirinya hanya mampu mengerjakan dalam bidang kegiatan dan fungsi tertentu saja.

8, 9 -

Hubungan Sosial

Keyakinan individu dalam menilai kemampuan dirinya hanya mampu mengerjakan dalam bidang kegiatan dan fungsi tertentu saja.

2, 4, 5, 10

-

Jumlah 10 -

Adapun alternatif jawaban tersebut terdiri dari Tidak Sering, Agak Sering, Hampir Sering, dan Sangat Sering untuk seluruh aitem.

(7)

E. Validitas dan Reliabilitas

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skala kualitas hidup dan skala efikasi diri. Data hasil pengukuran dikatakan akurat dan cermat tergantung pada nilai validitas dan reliabilitas alat ukurnya. Suatu alat tes dilakukan pengujian validitas untuk mengetahui apakah alat ukur tersebut dapat mengukur suatu hal yang akan diukur atau memberikan hasil yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran (Azwar, 2013). Validitas umumnya dinyatakan secara empirik oleh suatu koefisien yaitu koefisien validitas. Koefisien validitas dianggap memiliki daya beda yang memuaskan ketika berada pada angka tidak kurang dari 0,3. Apabila aitem memiliki koefisien sama atau lebih dari 0,3 dan jumlah aitem yang lolos lebih dari jumlah aitem yang direncanakan, maka peneliti dapat memilih indeks daya diskriminasi yang tinggi. Sebaliknya apabila jumalh aitem yang lolos tidak kurang dari yang direncanakan, maka peneliti dapat menurunkan menjadi 0,25 (Azwar, 2013).

Suatu instrumen pengukur dapat dikatan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur ,yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Untuk mengkaji validitas alat ukur, secara konvensional orang melihatnya dari tiga arah, yaitu validitas isi (content validity), validitas konstruksi teoritis (construct validity), validitas berdasarkan kriteria. Dimaana validitas-validitas yang ada, peneliti menggunakan validitas isi (content validity). Validitas isi tes menunjukan sejauh mana tes yang merupakan separangkat soal-soal, dilihat dari isinya memang mengukur apa yang dimaksudkan untuk diukur (Azwar, 1998).

(8)

Azwar (2013) mengatakan bahwa reliabilitas suatu alat ukur dapat diartikan sebagai kecermatan pengukuran yang mengacu pada kepercayaan atau konsistensi hasil ukur. Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang bergerak dari angka 0 sampai 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas dan mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, semakin rendah koefisien reliabilitas dan mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitasnya.

Validitas dalam skala kualitas hidup setelah pengambilan data adalah bergerak dari angka 0,302 menuju angka 0,769. Sedangkan validitas dalam skala efikasi adalah bergerak dari angka 0,469 menuju angka 0,842. Reliabilitas dalam skala kualitas hidup setelah pengambilan data adalah 0,914. Sedangkan reliabilitas dalam skala efikasi diri setelah pengambilan data adalah 0,908.

F. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kuantitatif dengan menggunakan teknik statistik. Sesuai hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, maka teknik statistik yang akan digunakan adalah analisis kolerasi Pearson Analisis akan dilakukan dengan menggunakan bantuan program Statistical Package for Social Science (SPSS) 17.00 for Windows.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini terbukti dari hasil analisis uji n-gain yang diperoleh sebesar 47,97% yang termasuk dalam kriteria sedang berdasarkan interpretasi kriteria n-gain; (b)

Model analisis yang digunakan regresi linear berganda (multiple linear nethod) dengan Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai tukar signifikan dan berpengaruh positif terhadap

Target kinerja ini merepresentasikan nilai kuantitatif yang dilekatkan pada setiap indikator kinerja, baik pada tingkat sasaran strategis maupun tingkat kegiatan, dan merupakan

tidak diisi (kosong) kemudian klik tombol daftar Nama (kosong), alamat (kosong, telepon (kosong), user Sistem akan menolak akses pendaftaran dan menampilkan “anda belum

Lembar evaluasi terhadap pelaksanaan Pelatihan Shalat Khusyuk yang telah dilaksanakan. Lembar evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari

Modul pelatihan regulasi emosi ini disusun berdasarkan teori dari Greenberg (2002) yang terdiri dari keterampilan mengenal emosi, keterampilan mengekspresikan

Standar Proses Pembelajaran adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan untuk mencapai kompetensi

Ketika subjek telah memahami dirinya dan menerima dengan positif dan penuh kesadaran atas kenyataan dirinya maka akan menjadikan subjek menjadi bermakna (Bastaman,