• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberian strategi pembelajara nmodeling upaya meningkatkan hasil belajar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. pemberian strategi pembelajara nmodeling upaya meningkatkan hasil belajar"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6 2.1. Kajian Teoritis.

Penelitain ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berupa pemberian strategi pembelajara nmodeling upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII 3 SMP Negeri 2 LIMBOTO dalam melakukan pasing atas pada permainan bola voli.

2.1.1. Pengertian Permainan Bola voli.

Menurut Muh. Farug dalam (Ratna Ibrahim 2009:6) Bola voli adalah yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang di pisahkan oleh sebuah net. Permainan bola voli termasuk permainan yang dimainkan secara berkelompok sehingga menjadi sarana yang ideal untuk membelajarkan diri mengembangkan keterampilan cara bekerja sama yang baik, cara mengelola bola kecerdasan emosi, cara menghormati dan menghargai teman sendiri dan tim lawan, cara mengasah kompetisi untuk diri sendiri dan kompetisi dengan orang lain dalam satu tim.

Sarjono, Sumarjo (2010:9) Bola voli adalah olahraga permainan yang di mainkan oleh dua grup berlawanan. Masing-masing grup memiliki enam orang pemain. Sementara, permainan bola voli pantai, masing-masing grup hanya memiliki dua orang pemain.

Mile (2009:14-15) Permainan bola voli adalah permainan beregu dimana melibatkan lebih dari satu orang pemain misalnya bola voli pantai terdiri

(2)

dari dua orang pemain tiap regu, bola voli sistem internasional tiap regu terdiri dari enam orang. Untuk berlangsungnya permainan ini dangan baik masing-masing pemain dari setiap ragu harus memiliki keterampilan di dalam memainkan bola serta kerja sama yang baik, yang di perlukan untuk memenangkan pertandingan. Setiap pemain dari setiap regu mempunyai tujuan tertentu baik untuk kesenangan maupun untuk kemenangan. Bagi pemain yang tujuannya adalah untuk kemenangan di perlukan keterampilan bermain yang tinggi di samping kerja sama regu.

Mitranto, Slamet (2010:101-102) Permainan bola voli adalah salah satu permainan memukul-mukul bola di udara melaewati jaring/net. Tujuan permaianan bola voli adalah menjatuhkan bola ke daerah lawan sehingga lawan tidak dapat mengembalikan bola untuk mencari angka. Dalam permainan bola voli, sekluruh tubuh dapat di gunakan asalkan pukulannya tidak ganda/double atau dapat di capai dengan 3 pukulan. Permainan dimainkan dengan dua regu/tim dan tiap-tiap timnya terdiri atas enam orang pemain. Permainan bola voli dpat di mainkan oleh anak-anak maupun usia dewasa, baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah yang harus di raih dalam satu game/set adalah 25 angka dengan sistem reli poin.

Mawarti (2009:92) Bola voli merupakan suatu permainan yang di mainkan dalam bentuk teamwork atau kerj asama tim, dimana daerah masing-masing tim di batasi oleh net. Setiap tim berusaha untuk melewatkan bola secepat mungkin ke daerah lawan, dengan menggunakan teknik dan taktik yang sah dan memeinkan bolanya.

(3)

Hidayat dkk (2010:3) bola voli adalah merupakan olahraga beregu yang di mainkan oleh dua tim berlawanan. Setiap tim terdiri atas 6 orang pemain. Selain bola voli lapangan, terdapat pula bola voli pantai yang pemainnya terdiri atas 2 orang. William G. Morgan (New york, 1870-1942) adalah tokoh asal Amerika Serikat yang di kenal sebagai pencipta olahraga bola voli. Pada tahun 1895, ia mulai bekerja sebagai Direktur Pendidikan Jasmani di YMCA di

Massachusetts. Kemudian, ia menciptakan permainan bernama Mintonette yang

cocok di mainkan orang-orang yang lebih tua.

2.1.2. Cara Melakukan Teknik Dasar Pasing Atas Pada Permainan Bola Voli.

Mitranto, Slamet (2010:103) Langkah-langkah dalam melakukan pasing atas terdiri: a) Ambil posisi siap, yaitu kedua kaki bediri selabar bahu. b) Berat badan menumpu pada telapak kaki bagian depan. c) Tepatkan posisi badan secepat mungkin di bawah bola. d) Saat bola berada di atas dan sedikit di depan dahi lengan di luruskan. e) perkenaan bola pada permukaan jari-jari ruas pertama dan ke dua. f) Pada waktu perkenaan dengan bola, jari-jari tangan agak di tegangkan. g) setelah bola memantul dengan baik di lanjutkan dengan meluruskan tangan ke depan atas bagian gerak lanjutan.

Kurniadi, Prapanca (2010:78) cara melakukannya : a) Kedua lutut di tekuk, b) Pandangan mata memperhatihan arah datangnya bola, c) Gerakan tangan menerima datangnya bola, d) Arahkan bola pada sasaran.

Sujarwadi, Sarjiyanto (2010:10) Cara melakukan teknik pasing atas sebagai berikut: a) Sikap siap normal, berdiri dengan salah satu kaki berada di

(4)

depan yang lain. b) Lutut di tekuk, badan condong kedepan, dan tangan siap berada di depan dada. c) Segera menempatkan diri di bawah bola pada saat akan melakukan psing atas, tangan di angkat ke atas depan kira kira setinggi dahi. d) Secara keseluruhan jari-jari tangan membentuk setengah bulatan, di renggangkan sedikit satu dengan yang lain, dan kedua ibu jari membentuk satu sudut. e) Dorong tangan untuk menyongsong datangnya bola, pinggul dan kedua lutut terangkat. f) Perkenaan bola yang baik tepat pada jari jari tangan. g) Kedua lengan lurus dan pandangan kearah bola.

Roji (2009:7-8) cara melakukan pasing sebagai berikut : a) Tahap persiapan, berdiri dengan ke dua kaki di buka selebar bahu, ke dua lutut di rendahkan hingga berat badan bertumpu pada ujung kaki bagian depan, posisi lengan di depan badan dengan ke dua telapak tangan dan jari-jari renggang sehingga membentuk seperti mangkuk di depan muka (wajah), b) Tahap gerakan, dorongkan kedua lengan menyongsong arah datangnya bola bersamaan kedua lutut dan pinggul naik serta tumit terangkat, usahakan arah datangnya bola tepat di tengah-tengah atas muka (wajah), perkenaan bola bola yang baik adalah tepat mengenai jari-jari tangan, c) Akhir gerakan, tumit terangkat dari lantai, pinggul dan lutut naik serta kedua lengan lurus, pandangan mengikuti arah gerakan bola.

Hidayat (2010:6) cara melakukan pasing atas sebagai berikut : a) Sikap badan berdiri, kedua kaki di buka selebar bahu, kedua lutut agak di tekuk, dan kedua tangan berada di atas depan dahi. b) Badan agak condong ke depan, pandangan ke arah datangnya bola. c) Jari-jari kedua tangan direnggangkan. d) Perkenaan bola pada ujung jari-jari tangan. e) Saat perkenaan, ikuti gerakan bola,

(5)

kemudian dorong hingga bola melambung. f) Gerakan tangan di sesuaikan dengan keras atau lemahnya bola.

2.1.3. Ketentuan Lapangan dan Perlengkapan Dalam permainan Bola Voli. Mitranto, Slamet (2010:101-102) peraturan bola voli mini terdiri dari: 1. Lapangan permainan

a. Panjang lapangan 12 meter. b. Lebar lapangan 6 meter.

c. Daerah servis 6 meter berada di belakang garis akhir. 2. Tiang net (jaring)

a. Ukuran putra 2,10 mete dan ukuran putri 2,00 meter. b. Ukuran bola

c. Warna bola seragam dan terang. d. Ukuran bola, bola nomor 4. e. Tekanan udara 0,300-0,325 kg/cm. 3. Sanksi dan pelanggaran.

a. Susunan posisi pemain di awal pertandingan menurut aturan servis selama permainan berlangsung.

b. Posisi setiap pemain di uraikan.

c. Di garis depan pemain tengah hrus berada di antara pemain kanan pemain kiri,di depan pemain tengah belakang. Dan pemain tengah belakang harus berada di antara pemain kanan dan kiri belakang dan di belakang pemain tengah belakang.

(6)

d. Bola hanya boleh di tangkap dan dilemparkan pada posisi di atas kepala.

e. Jika pemain berada di posisi yang salah, permainan di hentikan kesalahan di perbaiki kembali dan angka yang di peroleh tim yang melakukan kesalahan dan angka atau pindah bola diberikan pada regu lawan.

f. Bola tidak boleh menyentuh tanah/lantai. g. Bola menyentuh jaring.

Sedangkan menurut Roji (2009:6) Dalam permainan yang sebenarnya, permainan bola voli di lakukan pada sebuah lapangan empat persegi panjang. Ukuran standar lapangan bola voli adalah sebagai berikut:

1. Panjang garis samping 18 meter. 2. Lebar lapangan 9 meter.

3. Lebar garis serang 3 meter.

4. Pada tengah-tengah lapangan di pasang net dengan ukuran : a. Tinggi net untuk putra 2,43 meter.

b. Tinggi net untuk putri 2,24 meter. c. Point untuk setiap setnya 25 point.

Sujarwadi, Sarjiyanto (2010:9) mengemukakan ketentuan dan perlengkapan dalam permainan bola voli yang sebenarnya adalah:

1. Lapangan.

a. Panjang lapangan 18 m. b. Lebar lapangan 9 m.

(7)

c. Lebar garis serang 3 m. 2. Net dan Tiang.

a. Tinggi net untuk pria 2,43 m. b. Tinggi net putri 2,24 m. c. Lebar net 1 m.

d. Mata jala net 10 cm. e. Pita tepian atas net 5 cm.

f. Pita tepian samping net 5 cm sepanjang 1 m. g. Tinggi antena pada net 80 cm.

h. Tinggi tiang net 2,55 m.

i. Jarak tiang net dengan garis samping 0,50-1 m. 3. Bola.

a. Warna bola seragam dan terang. b. Keliling 65-67 cm.

c. Berat 200-280 gr.

d. Tekanan udara 0,30-0,325 kg/cm atau (294,3-318,82) atmosfer.

2.1.4.Hakikat Permainan Bola Voli.

Wisahati, Santosa (2010:9-11)Permainan bola voli di lakukan oleh dua (2) regu yang saling berhadapan dengan dipisahkan oleh sebuah jaring di tengah lapangan dan setiap regu terdiri dari enam (6) orang yang di batasi setiap satu

(8)

setnya terdiri dari dua puluh lima (25) poin dengan sistem rally point dan dipimpin oleh dua (2) orang wasit. Sedangkan teknik dasar permainan bola voli terdiri dari :

1. Servis

Merupakan serangan yang pertama dalam permainan bola voli. Untuk itu, pemain bola voli harus dapat melakukan servis dengan benar ke arah lawan.

2. Smes

Pukulan yang keras dan arahnya menukik untuk mematikan lawan. 3. Pasing

Merupakan teknik dasar gerakan voli yang mutlak harus di kuasai oleh pemain.

4. Blok

Upaya menghalangi lawan dengan cara merantangkan kedua tangan pada tempat yang di duga menjadi jalannya bola dan teknik membendung dapat dilakukan sendiri maupaun dua atau tiga orang di dekat net.

2.1.5. Hakekat Pasing Atas.

Hidayat dkk (2010:6) pasing atas (set up) adalah cara mengoper atau menerima bola dengan dua tangan di atas depan kepala secara bersamaan.

(9)

Wisahati, Santosa (2010:10) Pasing merupakan teknik dasar gerakan voli yang mutlak harus dikuasai oleh pemain, baik pasing bawah maupun pasing atas.

Sunarsih dkk (2009:61) Pasing adalah mengoper bola kepada teman dalam satu regu. Pasing juga merupakan awal untuk menyusun serangan terhadap lawan.

Masri’an dkk (2009:64) Mengemukakan pasing atas adalah pasing yang di lakukan di atas kepala dengan jari-jari tangan. Pasing atas berguna untuk menerima servis, menerima operan teman, mengoper bola, mengumpan smesh dan mengembalikan bola.

Kurniadi, Prapanca (2010:78) pasing atas salah satu gerak dasar dalam permainan bola voli. Pasing atas ini di lakukan dengan posisi tangan di atas kepala dan menggunakan jari-jari tanagan. Gerak ini berguna untuk menerima sevis,mengoper bola,mengumpan untuk smses, dan mengembalikan bola,.

Suhadi (2009:38) suatu teknik dasar dalam permaina bola voli dimna di dalam permainan yang sesungguhnya akan di gunakan sebagai teknik permainan atau penyajian bola kepada teman untuk di pukul atau di smash ke arah da erah lawan. Jenis pasing atas ada dua macam yaitu : (a) pasing atas dengan lompatan, (b) pasing atas tidak dengan lompatan. Sedangakn menursut hasil arah bola yang di sajikan atau di umpankan ada pasing atas ke depan dan pasing atas ke belakang.

Sujarwadi, Sarjiyanto (2010:9) kegunaan teknik pasing dasar permainan bola voli adalah untuk mengoper bola kepada teman, mengumpan

(10)

bola untuk smash, untuk mengembalikan bola kepada lawan, serta untuk menerima servis lawan.

2.1.6. Hakekat Strategi Pembelajaran Modeling.

Djamarah, Zain(2010:5) Strategi belajar mengajar adalah secara umum mempunyai pengertian suatu garis-garis besar haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah di tentukan. Di hubungakan dengan belajar mengajar, strategi bisa di artikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah di gariskan.

Asmani (2011:27) strategi pembelajaran adalah serangkaian dan keseluruhan tindakan strategis guru dalam merealisasikan perwujudan kegiatan pembelajaran aktual yang efektif dan efisien, untuk pencapaian tujuan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan sebagian dari keseluruhan komponen pembelajaran. Strategi pembelajaran berhubungan dengan cara-cara yang dipilih guru untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Hamid (2011:187) secara umum, pemodelan menitiberatkan pada peran guru yang memandu upaya sharing pemikiran siswa dan mendemonstrasikan atau menjelaskan sesuatu. Namun, dalam pembelajaran kolaboratif, pemodelan tidak hanya berbagai pemikiran tentang materi yang di pelajari saja, namun juga proses komunikasi dan pembelajaran kolaboratifnya. Pemodelan bisa mencakup pemikiran (berbagai pandangan tentang sesuatu) atau demonstrasi (menunjukkan pada siswa bagaimana melakukan sesuatu selangkah demi selangkah).

(11)

Slameto (2010:730) peragaan adalah waktu guru mengajar di depan kelas,harus berusaha menunjukkan benda-benda yang asli.Bila mengalami kesukaran boleh menunjukkan model , gambar, benda tiruan,atau menggunakan media lainnya seperti radio, tape recorder,TV dan lain sebagainya.Dengan pemilihan media yang tepat dapat membantu guru menjelaskan pelajaran yang diberikan.Juga membantu siswa untuk membentuk pengertian di dalam jiwanya.Disamping itu mengajar dengan menggunakan bermacam-macam media akan lebih menarik perhatian siswa, lebih merangsang siswa untuk berpikir.Guru diharapkan dapat membina dan membuat alat-alat media yang sederhana, praktis dan ekonomis bersama siswa, tapi efektif untuk pengajaran.

Ibrahim, Syaodih (2010:43-44) demonstrasi dapat di gunakan sebagai metode mengajar tersendiri untuk mengajarkan sesuatu bahkan ajaran yang yang memerlukan peragaan, atau sebagai metode pelengkap dari metode ceramah. Untuk menerangkan pokok bahasan cahaya, umpamanya, guru mengadakan demonstrasi dengan menggunakan cermin dan kaca pembesar. Untuk menjelaskan perbedaan suara beberapa jenis burung, guru mendemonstrasikan suara beberapa burung. Demonstrasi tidak hanya bisa di lakukan oleh guru, tetapi para siswa bisa diminta untuk mendemonstrasikan sesuatu.

Yamin (2012:87) dalam teori belajar sosial Albert Bandura menekan belajar melalui fenomena model, di mana seseorang meniru perilaku orang lain yang di sebut belajar, yaitu: belajar atas kegagalan dan keberhasilan orang, dan pada akhirnya seseorang yang meniru dangan sendirinya akan matang karena telah melihat pengalaman-pengalaman yang dicoba orang lain. Bandura

(12)

berkeyakinan bahwa seseorang berkembang dengan meniru susatu model. Contoh; Guru mendemonstrasikan gaya renang bebas, para siswa menirunya. Siswa tidak melalui proses yang disebut Bandura (sahaping process), atau (no-trial

learning),tetapi dapat segera menghasilkan respon yang benar.

Imron (2011:168) Ada delapan model pembelajaran yang di kaji, dan di rekomendasikan untuk mendapatkan layanan supervisi pada saat di terapkan. Masing-masing model tersebut adalah model pemerolehan konsep atau concept

attainment model, model latihan inquiry atau inquiry training, model

pembelajaran nondirective atau nondirective teaching, model sinektik atau

synectic model, model investigasi kelompok atau group investigation, model jurisprudential inquiry, model contigensi management, dan model pelatihan atau training model.

Prastowo (2011:227-228) Model atau maket dalam kamus besar bahasa indonesia (2010) disebutkan bahwa model adalah barang tiruan yang kecil dengan bentuk (rupa) persis yang di tiru. Sedangkan maket adalah bentuk tiruan (gedung, kapal, pesawat terbang, dan sebagainya) dalam bentuk tiga dimensi dan skala kecil, biasanya di buat dari kayu, kertas, tanah liat dan lain sebagainya. Dari arti secara bahasa tersebut dapat kita mengerti bahwa kedua istilah itu (model dan maket) memiliki arti yang hampir sama atau bahkan bisadi sebut sama. Maka, dalam penggunaannya di buku ini, kedua istilah tersebut di sebutkan secara bersamaan dan hanya dapat di pisahakan dangan tanda “dalam kurung”.

Dini Rosdiani (2012:3)model adalah perbuatan yang kompleks. Perbuatan yang komlpeks dapat diterjemahkan sebagai penggunaan secara

(13)

integratif sejumlah komponen yang terkandung dalam perbuatan mengajar itu untuk menyampaikan pesan pengajaran. Oleh karena itu dalam dunia pengajaran ada baiknya guru menggunakan suatu prototipe dari suatu teori atau model. Disebut model karena hanya merupakan garis besar atau pokok-pokok yang memerlukan pengembangan yang sangat situasional.

Dini Rosdiani (2012:3) juga mengemukakana beberapa pengertian mengenai model sebagaimana dikemukakan para pakar berikut ini:

1. William A. Schorde; D. Voich (1974) mengemukakan bahwa“model adalah suatu gambaran dari pada kenyataan yang di maksudkan untuk menerangkan perilaku dari apa yang di gambarkan tersebut. 2. Ellias M. Awad (1979) mengemukakan bahwa “model adalah suatu

representasi dari suatu kenyataan sistem yang di rencanakan.

3. Riley M.J (1981) mengemukakan bahwa “model merupakan representasi dari suatu abstraksi realitistis, model merupakan gambaran tentang suatu, bagaimana hendaknya dan atau bagaimana adanya suatu itu. Model di rancang menjelaskan aspek-aspek suatu persoalan atau ruang lingkup persoalan, dapat menjelaskan pula hubungan-hubungan yang penting.

4. Stephen p. Robbins (1978) mengemukakan bahwa “model adalah suatu representasi dari phenomena dunia nyata yang di sederhakan. Rosdiani (2012:92-93) demonstrasi dilakukan bagi materi yang memerlukan peragaan atau percobaan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam model pembelajaran ini sebagai berikut.

(14)

1. Guru menjelaskan indikator pembelajaran yang diharapkan . 2. Guru menyajikan sekilas materi yang disampaikan

3. Guru menyiapkan bahan atau alat yang diperlukan

4. Guru menunjuk salah seorang peserta didik untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah disiapkan.

5. Seluruh peserta didik memperhatikan demonstrasi dan menganalisanya

6. Setiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman peserta didik untuk mendemonstrasikan

7. Guru membuat kesimpulan

Aqib dan Sujak (2011:55) Metode pemodelan/modeling adalah proses penampilan suatu contoh agar orang lain brpikir, bekerja, dan belajar. Modeling/pemodelan tidak jarang memerlukan peserta didik untuk berpikir dengan mengeluarkan suara keras dan mendemonstrasikan apa yang akan di ajarkannya. Pada saat pembelajaran, sering guru memodelkan bagaimana agar peserta didik belajar. Guru menunjukkan bagaimana melakukan sesuatu untuk mempelajari sesuatu yang baru. Guru bukan satu-satunya model. Model dapat di rancang dengan melibatkan peserta didik. Aqib dan Sujak (2011:55) mengemukakan Cara praktik pemodelan/modelingdi kelas adalah sebagai berikut:

1. Guru olahraga memberi contoh berenang gaya kupu-kupu dihapan

peserta didik.

2. Guru PKN mendatangkan seorang veteran kemerdekaan ke kelas,

(15)

3. Guru Geografi menunjukan peta jadi yang dapat digunakan sebagai contoh peserta didik dalam merancang peta daerahnya.

4. Guru Biologi mendemonstrasikan penggunaan termometer suhu

badan.

2.2. Hipotesis Tindakan.

Berdasarkan kajian teori yang telah dikemukakan di atas, perlu di ajukan hipotesis terhadap permasalahan yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini. Adapun hipotesis penelitian ini adalah “Jika strategi pembelajaran modeling diterapkan maka keterampilan pasing atas pada permainan bola voli, siswa kelas VII 3, SMP Negeri 2 LIMBOTO dapat ditingkatkan”.

2.3. Indikator Kinerja.

Ukuran keberhasilaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilihat melalui indikator kinerja yang sudah di tetapkan dengan sebagai berikut : apabila mendapat 85% dari keseluruhan siswa yang menjadi subjek penelitian menunjukkan peningkatan kemampuan dalam melakukan pasing atas hingga mencapai kategori baik (B) dengan rentang nilai 75-89, maka penelitian ini di anggap selesai dan brhasil.

Referensi

Dokumen terkait

dilaksanakan oleh anak itu sendiri. Hasil belajar yang dicapai siswa dalam proses pembelajaran tidak dapat.. terlepas dari faktor-faktor yang dapat

Untuk meningkatkan hasil belajar diperlukan suatu pendekatan mengajar yang menekankan hubungan sistematis antara berbagai komponen dalam pengajaran hubungan

Dengan demikian secara tidak langsung di dalamnya mencakup dua jenis metode yakni ; metode latihan (drill) dan metode berpasangan. Terkait dengan proses belajar

Menurut Hurlock (Sujanto, 1996: 38) karateristik perkembangan sosial usia prasekolah berarti perolehan kemampuan berperilaku yang sesuai dengan tuntutan sosial. Kemampuan

1) Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok yang beranggotakan 4 peserta didik dan setiap anggota kelompok diberi nomor 1 sampai dengan 4. 2) Guru menjelaskan

Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas tentang pengertian metode eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen pada materi energi bunyi yaitu

d) Konteks yang menghasilkan pengalaman belajarnya yang terbuka, fleksibel atau luwes, dan bervariasi kepada dimensi tujuannya. Dalam program pendidikan, paradigma ini

Selanjutnya melakukan ancang-ancang (run-up) 3 langkah kemudian melompat kedua lengan naik ke atas meraih bola di gantung dengan bertumpu pada satu kaki (kiri),