• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. banyak varietas dan beberapa cara pengolahanya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN. banyak varietas dan beberapa cara pengolahanya."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

2.1. Tinjauan Pustaka

Kopi adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk dalam famili

Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya tegak, bercabang dan bila

dibiarkan tumbuh dapat mencapai 12 m. daunnya bulat telur dengan ujung agak meruncing daun tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting-rantingnya. Tanaman kopi umumnya berasal dari benua Afrika dan bukan produk homogeny ada banyak varietas dan beberapa cara pengolahanya.

Diseluruh dunia kini terdapat sekitar 4.500 jenis kopi dan dibagi dalam empat kelompok besar, yakni:

a. Coffea Canephora, yang salah satu jenis varietasnya menghasilkan kopi dagang Robusta;

b. Coffea Arabica menghasilkan kopi dagang Arabika; c. Coffea Excelsia menghasilkan kopi dagang Exselsia;

d. Coffea Liberica menghasilkan kopi dagang Liberika (Bahri, 1996).

Kopi Arabika memiliki syarat tumbuh ketinggian 7.00 sampai 2.000 mdpl tapi untuk tumbuh maksimal ditanam pada ketinggian 1.000 sampai 1.500 meter diatas permukaan laut, dengan garis lintang 20oLS sampai 20oLU. Untuk curah hujan 1.500 s/d 2.500 mm/thn, kedalaman tanah efektif lebih dari 100 cm, kemiringan tanah

(2)

kurang dari 45% dan pH 5,5-6,5. Iklim sangat berpengaruh terhadap produktivitas tanaman kopi.Pengaruh iklim mulai nampak sejak cabang-cabang primer menjelang berbunga. Pada saat bunga membuka sampai dengan berlangsung penyerbukan pertumbuhan buah muda sampai tua dan masak menjelang kemarau pada umumnya cuaca mulai terang, udara tidak berawan, berarti penyinaran matahari akan lebih banyak maka suhu akan meningkat. Banyak atau lamanya penyinaran merupakan stimulan bagi besar kecilnya persiapan pembungaan. Semakin banyaknya penyinaran maka persiapan pembentukan bunga akan semakin cepat. Untuk penanaman kopi diperlukan beberapa persiapan diantaranya bahan tanaman dan persipan areal. Persiapan bahan tanam meliputi penyediaan benih, penyemaian benih dan persemaian lapangan (AEKI, 2006).

Kopi Arabika mempunyai beberapa sifat penting:

 Mengkehendaki daerah dengan ketinggian antara 700 sampai 1.700 mdpl dengan suhu sekitar 16 sampai 20 derajat celcius.

 Mengkehendaki daerah beriklim kering atau bukan kering 3 bulan/tahun secara berturut-turut, tetapi sesekali mendapatkan hujan.

 Peka terhadap penyakit karat daun terutama bila ditanam di dataran rendah atau kurang dari 500 mdpl

Budidaya kopi Arabika

Untuk mendapatkan hasil kopi Arabika yang optimal dalam pembudidayaan kopi diperlukan persyaratan dan teknik-teknik tertentu yaitu sebagai berikut :

(3)

Untuk mendapatkan bahan tanaman diperlukan benih dan entres untuk sambungan dan stek. Benih yang akan digunakan untuk batang bawah harus dipilih dari buah kopi yang baik dan masak dari bahan yang dikehendaki untuk mendapatkan biji untuk benih kulit dan daging buah dipisahkan dan lendir dibersihkan dengan abu. Setelah itu benih diangin-anginkan selama kurang lebih dua sampai tiga hari. Benih yang tersedia kemudian disemaikan pada media yang telah disiapkan.

Tanah persemaian harus dipacul kira-kira 30 cm dan bersih dari sisa-sisa akar dan batu-batu lain. Pada bagian atas bedengan diberi lapisan apsir tebal kira-kira 5 cm. Bedengan harus diberi naungan dan setiap hari harus disiram dengan air yang cukup tetapi tidak tergenang.Setelah benih berusia tiga bulan harus dipindahkan kepersemaian lapangan.

b. Penanaman

Persiapan lahan dilakukan pembersihan dari semak, membongkar tunggul atau akar pohon yang ada. Kumpulkan seluruh bagian semak yang ada, kemudian diberakan dan dilakukan pengajiran. Jarak tanam berbentuk segi empat 2,5 x 2,5 m, pagar 1,5 x 2,5 m, untuk tumpangsari 2 x 4 m. Untuk lubang tanamnya dibuat tiga bulan sebelum tanam dengan ukuran 50 x 50 x 50 cm dan tanah galian dicampur dengan pupuk kandang ke dalam lubang setelah 2-4 minggu. Bibit kopi harus berumur 4-5 bulan, tinggi minimal 20 cm, jumlah minimal tiga pasang.

Selain itu juga perlu ditanam pohon pelindung yang hendaknya sudah ditanam 1-2 tahun. Biasanya jenis pohonnya seperti lamtoro, dadap dan sengon. Pohon pelindung

(4)

selain untuk melindungi tanaman kopi itu berguna sebagai memperpanjang umur produksi, menghindari penyakit, mengurangi biaya penyiangan, dapat menurunkan suhu air dan tanah pada musim panas. Penanaman kopi Arabika dapat dilakukan pada awal musim penghujan diharapkan agar tidak banyak tanah yang terlepas dari akar dan leher akar bibit ditanam rata dengan permukaan tanah.

c. Pemeliharaan

Penyulaman dilakukan pada bibit yang sudah mati untuk menjamin jumlah tegakan tanaman. Penyiangan dilakukan empat kali sebulan pada tanaman muda sedangkan tanaman dewasa dua kali sebulan yang bertujuan meratakan unsur hara dan air. Pemupukan dilakukan dua kali setahun yaitu awal musim hujan dan akhir musim hujan.

d. Panen dan Pasca Panen

Kopi Arabika mulai berbuah pada umur tiga tahun. Buah yang sudah masak berwarna merah tua dan pemetikan dilakukan harus hati-hati jangan sampai ada bagian pohon yang rusak. Pengolahan hasil dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a. Pengolaha1an secara kering yaitu buah kopi yang sudah kering diperam selama 24 jam, kemudian dijemur panas matahari diputar balikan agar merata sampai 10-14 hari, untuk memisahkan kulit buah.

b. Pengolahan secara basah buah yang baru dipetik ditumbuk dengan lesung dan diberi sedikit air supaya cepat keluar, selain itu juga untuk menghilangkan lendir-lendir masih memikat perlu diperam dulu dalam kaleng atau diisi air 3-4 hari dan dicuci bersih (Danarti, 2004).

(5)

2.2. Landasan Teori

Analisis SWOT adalah instrument yang digunakan untuk melakukan analisis strategis. Menurut Drs. Robert Simbolon, MPA (1999), analisis SWOT merupakan suatu alat yang efektif dalam membantu menstrukturkan masalah terutama dengan melakukan analisis atas lingkungan strategis yang lazim disebut sebagai lingkungan internal dan lingkungan eksternal.

Strategi yang tepat didasarkan pada kemampuan menemukenali diri dan lingkunganya, sehingga strategi benar-benar dapat terwujud dari kekuatan yang dimilikinya dan peluang yang dihadapinya. Analisis yag tepat dalam menyusun strategi adalah analisis SWOT. Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis SWOT adalah memahami seluruh informasi dalam suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah (Rangkuti, 2001).

SWOT merupakan singkatan dari strength (kekuatan-kekuatan), weaknesses (kelemahan-kelemahan), opportunities (peluang-peluang) dan treaths (ancaman-ancaman). Pengertian-pengertian kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut :

 Kekuatan (strength)

Kekuatan adalah sumberdaya, keterampilan atau keunggulan lain relative terhadap pesaing dan kebutuhan dari pasar suatu perusahaan.

(6)

Kelemahan adalah keterbatasan/kekurangan dalam sumberdaya alam, keterampilan dan kemampuan yang secara serius menghalangi kinerja efektif suatu perusahaan.

 Peluang (opportunities)

peluang adalah situasi/kecenderungan utama yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan

 Ancaman( threaths)

Ancaman adalah situasi/kecenderungan utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan (Amin, 1994)

Langkah menyusun analisis SWOT 1. Pengumpulan data

2. Tahap analisis

3. Tahap pengambilan keputusan

Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Data yang berhubungan erat dengan studi dan objek penelitian.

Data yang dikumpulkan dapat berupa data primer maupun sekunder. Data primer didapat melalui beberapa metode yaitu:

a. Metode pengamatan langsung

Metode ini adalah cara pengambilan data dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk keperluan tersebut.

(7)

Metode ini bisa dilakukan dengan dua cara yaitu menggunakan kuesioner atau sebuah set pernyataan yang secara logis berhubungan dengan masalah penelitian dimana yang menulis isiannya adalah responden. Cara yang kedua adalah dengan wawancara yaitu proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara penanya dan penjawab dengan alat yang dinamakan panduan wawancara (interview guide).

2.3. Kerangka Pemikiran

Kopi Arabika merupakan salah satu komoditas yang sangat potensial di Kabupaten Samosir. Namun usahatani kopi Arabika di Samosir belum optimal, hal ini terlihat bahwa produktivitas kopi Samosir hanya 1,01 ton per hektar pada tahun 2011. Dalam pengembangan kopi di Samosir petani kesulitan dalam memperoleh benih unggul dan memasarkan produksi kopi kabupaten Samosir, sehingga petani tidak memperhatikan kualitas produk. Apabila harga kopi turun, petani tidak peduli dengan kualitas dan hasil panenannya, ketika harga naik, produksinya malah turun.Disamping itu biaya produksi yang cenderung makin mahal menjadi faktor penghambat pengembangan usahatani kopi Samosir.

Sementara menurut data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sumatera Utara tahun 2012 kopi Arabika di Sumatera Utara terbukti menjadi salah satu penyumbang devisa. Ekspor kopi Sumatera Utara dari tahun 2007 hingga tahun 2011 telah mencapai Rp. 1.533.684.789 dari hasil ekspor Kopi Arabika sebanyak 359.506 ton. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang berkaitan dengan strategi pengembangan kopi di Kabupaten Samosir. Hal ini dilakukan untuk mengetahui

(8)

apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan usahatani kopi di Kabupaten Samosir dan strategi utama apa yang dapat mengembangkan Usahatani kopi Kabupaten Samosir guna mengembangkan pendapatan petani kopi Arabika di kabupaten Samosir dan peningkatan produktivitas kopi Arabika untuk menambah devisa negara. Di lain pihak dengan adanya dukungan pemerintah untuk memperluas areal perkebunan dan bantuan benih, maka penelitian strategi pengembangan usahatani kopi ini perlu dilakukan.

Penelitian mengenai strategi pengembangan usahatani kopi dilakukan dengan mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang berkaitan dengan kopi di Kabupaten Samosir. Untuk mengetahui alternatif strategi pengembangan kopi, maka identifikasi faktor internal dan eksternal dianalisis dengan analisis SWOT.

Dari alternatif yang sudah didapat, selanjutnya dilakukan analisis dan evaluasi strategi sebelum tahap penetapan rencana strategi, setelah evaluasi dilakukan maka dilanjutkan dengan tahap terakhir menetapkan rencana strategis pengembangan kopi Kabupaten Samosir yang didukung oleh hasil analisis lingkungan internal dan eksternal serta mengusulkan strategi komprehensif sehingga yang diusulkan akan sesuai dengan kondisi Kabupaten samosir.

Untuk lebih jelasnya, akan digambarkan pada kerangka pemikiran sebagai berikut ini :

(9)

Keterangan:

: hubungan

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

Analisis Faktor-faktor Internal dan Eksternal

Analisis SWOT Usahatani Kopi Arabika

Strategi PengembanganUsahatani Kopi Arabika Kabupaten Samosir Opportunities (peluang-peluang) Weaknesses (kelemahan-kelemahan) Strenghts (kekuatan-kekuatan) Threats (ancaman-ancaman)

(10)

3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian

Pemilihan daerah penelitian dilakukan secara metode purposive yakni dengan pertimbangan tertentu (sengaja). Kabupaten Samosir dipilih dengan pertimbangan bahwa kabupaten Samosir merupakan salah satu sentra produksi kopi di Sumatera Utara seperti diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 6. Luas Tanaman, Produksi dan Produktivitas kopi Sumatera Utara tahun 2011

Kabupaten Luas Tanaman produktif

(ha) Produksi (ton) Produktivitas(ton/ha) Mandailing Natal 956,73 1.142,77 1,19 Tapanuli Utara 9.512,75 10.142,39 1,06 Toba Samosir 1.897,34 2.480,96 1,30 Simalungun 5.655,64 8.487,45 1,50 Dairi 7.936,50 10.131,80 1,27 Karo 5.040,00 5.841,68 1,10 Deli Serdang 531,20 530,38 0.99 Humbang Hasudutan 7.174,50 5.815,65 0.81 Pakpak Barat 1.158,00 1.146,50 0.99 Samosir 2.580,05 2.630,46 1,01 Total 41.904,71 48.350,04 Rata-rata 4.190,471 4.835,004 1,12

Sumber : Sumatera Utara dalam Angka 2012

Dari seluruh kecamatan yang ada di Kabupaten Samosir, maka kecamatan Sitio-tio dipilih sebagai daerah penelitian dengan pertimbangan bahwa kecamatan ini merupakan kecamatan yang memiliki produktivitas tertinggi diantara kecamatan yang ada sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

(11)

Tabel 7. Luas Tanaman Produktif, Produksi dan Produktivitas kopi Arabika kabupaten Samosir tahun 2011

Kecamatan Luas Tanaman Produktif

(ha) Produksi (ton) Produktivitas(ton/ha)

Sianjur Mulamula 218,50 262,07 1,19 Harian 98,80 104,49 1,05 Sitio-tio 82,10 108,96 1,32 OnanRunggu 166,50 168,65 1,01 Nainggolan 130,10 133,62 1,02 Palipi 295,60 281,30 0,95 Ronggurnihuta 821,00 900,09 1.09 Pangururan 390,50 383,78 0,98 Simanindo 195,30 199,72 1,02 Total 2388,40 2542,68 9,53

Sumber: Samosir dalam Angka 2012

Desa Tamba Dolok dipilih sebagai lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa desa ini merupakan desa yang memiliki luas tanaman kopi yang paling luas diantara desa yang ada sebagaimana diperlihatkan pada tabel berikut.

Tabel 8. Luas tanaman, Produksi dan Produktivitas Kopi Arabika Kecamatan Sitio-tio tahun 2011

Desa Luas tanaman (ha) Produksi

(ton) Produktivitas(ton/ha) Tamba Dolok 66,7 158 2,36 Cinta Maju 40 125,5 3,13 Buntu Mauli 17,5 53 3,02 Sabulan 30,35 62,5 2,05 Holbung 30 70 2,33 Janji Raja 31 65 2,09 Janji Maria - - -Parsaoran - - -Total 215,55 376 14,98

Sumber :Sitio-tio dalam Angka 2012 3.2. Metode Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan usahatani kopi Arabika di desa Tamba Dolok. Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan

(12)

dianggap dapat mewaliki populasi. Besar sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan metode Slovin. Menurut Slovin dalam pengantar Metode Penelitian (Sevilla, 1993), besarnya sampel dapat ditentukan dengan rumus:

n = N 1+Nd2 Dimana: n = ukuran sampel N = ukuran populasi d = galat penduga (10 %)

Jumlah populasi petani kopi arabika di daerah penelitian adalah sebanyak 239 maka dengan menggunakan rumus Slovin besar sampel penelitian diperoleh sebagai berikut: n = N 1+Nd2 n = 239 1+239 (0,1)2 n = 70

Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 orang petani kopi.

2.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan hasil wawancara peneliti langsung dengan responden yang menjadi sampel dengan daftar kuesioner yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari BPS, Kabupaten Samosir,

(13)

Dinas Perkebunan Kabupaten Samosir, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, PPL, Kepala Desa, literatur, buku, dan media internet yang sesuai dengan penelitian ini.

3.3. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari lapangan terlebih dahulu ditabulasi secara sederhana dan selanjutnya dianalisis dengan metode analisis yang sesuai.

Untuk tujuan (1) digunakan analisis deskriptif dengan cara menggambarkan dan menjelaskan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan faktor eksternal (peluang dan ancaman) usahatani kopi Arabika di daerah penelitian.

Untuk tujuan (2) digunakan metode analisis SWOT pada usahatani kopi Arabika didaerah penelitian untuk menentukan strategi pengembangan usahatani. Sesuai dengan teori yang dikemukakan alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis adalah matrik SWOT. Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Matrik ini menghasilkan empat sel kemungkinann alternative strategis, seperti dijelaskan pada gambar dibawah ini

IFAS

EFAS STRENGTH (S)Tentukan faktor kekuatan internal

WEAKNESSES (W)

Tentukan faktor

kelemahan internal

OPPORTUNITIES (O)

Tentukan faktor peluang eksternal STRATEGI SO Strategi yang menggunakan kekuatan dan memanfaatkan peluang STRATEGI WO Strategi yang meminimalkan kelemahan dan memanfaatkan peluang TREATHS (T)

Tentukan faktor ancaman eksternal

STRATEGI ST

Strategi yang

menggunakan kekuatan dan mengatasi ancaman

STRATEGI WT

Strategi yang

meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

(14)

Sebelum melakukan analisis data seperti diatas maka terlebih dahulu dilakukan pengumpulan data. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan model matrik faktor strategi eksternal seperti di bawah ini.

Tabel 9. Keterangan Rating Menurut Kategori

Rating Kategori Faktor Internal Faktor Eksternal

4 Sangat Baik Kekuatan Peluang

3 Baik Kekuatan Peluang

2 Cukup Baik Kekuatan Peluang

1 Tidak Baik Kekuatan Peluang

4 Tidak Baik Kelemahan Ancaman

3 Cukup Baik Kelemahan Ancaman

2 Baik Kelemahan Ancaman

1 Sangat Baik Kelemahan Ancaman

Dari tabel diatas skor masing-masing faktor dapat dihitung dengan memberikan skala mulai dari 4 sampai dengan 1 berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi usahatani yang bersangkutan.

Pada faktor internal, skala 1 dan 2 menunjukkan kelemahan, skala 3 dan 4 menunjukkan kekuatan. Pada faktor eksternal, skala 1 dan 2 menunjukkan ancaman, sedangkan skala 3 dan 4 menunjukkan peluang.

Setiap faktor internal kekuatan dan faktor eksternal peluang diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari 4 untuk kategori sangat baik sampai 1 intuk kategori tidak baik dan untuk faktor internal kelemahan dan faktor eksternal ancaman diberi kategori sangat baik sampai tidak baik dan diberi rating mulai dari 1 untuk kategori sangat baik sampai 4 untuk kategori tidak baik yang selanjutnya di perlihatkan pada tabel berikut.

(15)

Tabel 10. Faktor Strategi Faktor Strategi

Internal/Eksternal

Rating Bobot Scoring

(Rating x Bobot)

Kekuatan/peluang 1.

2. 3.

Total bobot kekuatan/peluang 100

Kekuatan/Ancaman 1.

2. 3.

Total Bobot Kelemahan/ancaman 100

Selisih kekuatan-kelemahan/peluang-ancaman

Sumber: David (2006)

Berdasarkan tabel diatas, tahapan yang dilakukan dalam menentukan faktor strateginya adalah menentukan faktor yang menjadi kelemahan-kekuatan serta peluang-ancaman dalam kolom 1, lalu diberi bobot masing-masing faktor tersebut yang jumlahnya tidak boleh melebihi total pada kolom 3. Secara matematis penentuan bobot dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:

Bobot= Rating x total bobot Total rating

Kemudian peringkatkan setiap faktor dari 4 (sangat baik) sampai 1 (tidak baik) dalam kolom 3 berdasarkan respon pedagan terhadap faktor itu.Kemudian yang terakhir kalikan setiap bobot faktor dengan rating untuk mendapatkan scoring dalam kolom 4. Setelah itu hasil analisis pada tabel matriks faktor strategi internal dan faktor strategi eksternal dipetakan pada matriks posisi.

(16)

3.4. Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini, maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.4.1. Defenisi

1. Petani kopi Arabika adalah petani yang memiliki lahan sendiri dan mengusahakan serta mendapat penghasilan dari usaha tani kopi Arabika.

2. Usahatani adalah suatu kegiatan yang dilakukan petani mulai dari memproduksi biji kopi Arabika hingga dipasarkan yang dilakukan oleh petani di desa Tamba Dolok.

3. Strategi pengembangan usahatani kopi Arabika adalah hal-hal yang dapat digunakan untuk meningkatkan usahatani kopi Arabikadi Desa Tamba Dolok. 4. Strengths adalah kekuatan-keuatan yang ditemukan dalam usaha tani kopi

Arabika di Desa Tamba Dolok.

5. Weaknesses adalah kelemahan-kelemahan yang ditemukan dalam usaha tani kopi Arabika di Desa Tamba Dolok.

6. Opportunities adalah berbagai peluang yang muncul dalam usaha tani kopi Arabika di Desa Tamba Dolok.

7. Threats adalah berbagai ancaman yang muncul dalam usaha tani kopi Arabika di Desa Tamba Dolok.

(17)

3.4.2. Batasan Operasional

1. Tempat daerah penelitian adalah desa Tamba Dolok, kecamatan Sitio-tio, kabupaten Samosir.

2. Sampel penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman kopi Arabika di desa Tamba Dolok, kecamatan Sitio-tio, kabupaten Samosir.

Gambar

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
Tabel  6. Luas  Tanaman,  Produksi  dan  Produktivitas  kopi  Sumatera  Utara   tahun 2011
Tabel  7. Luas  Tanaman  Produktif,  Produksi  dan  Produktivitas  kopi  Arabika  kabupaten Samosir   tahun 2011
Tabel 9. Keterangan Rating Menurut Kategori
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil akhir yang diharapkan dari analisis faktor internal dan eksternal adalah menggunakan hasil analisis tersebut terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan dengan cara-cara

Pengembangan visi dan misi ialah termasuk ke dalam formulasi strategi, mengidentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan

Dalam formulasi strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal,

1) Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil

Hubungannya dengan tinjauan psikologi sastra dalam penelitian ini peneliti berupaya mendeskripsikan dan menjelaskan penokohan, konflik tokoh baik internal maupun

Formulasi strategi termasuk dalam mengembangkan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menentukan kekuatan dan kelemahan

Pengembangan wilayah merupakan strategi memanfaatkan dan mengkombinasikan faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan) yang ada sebagai

Faktor kekuatan dan kelemahan terdapat dalam suatu organisasi (internal) termasuk satuan bisnis tertentu, sedangkan peluang dan ancaman merupakan faktor-faktor lingkungan