• Tidak ada hasil yang ditemukan

Himpunan Spektrum Real Untuk Masalah Balikan Nilai Eigen Dari Matriks Tak Negatif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Himpunan Spektrum Real Untuk Masalah Balikan Nilai Eigen Dari Matriks Tak Negatif"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Vol.14, No. 2, 202-210, Januari 2018

Himpunan Spektrum Real Untuk Masalah Balikan

Nilai Eigen Dari Matriks Tak Negatif

Andi Kresna Jaya

Abstrak

Pada paper ini akan dibahas representasi geometri dari himpunan spektrum nilai eigen real yang nilai eigen maksimalnya 1 untuk masalah balikan nilai eigen (invers eigenvalues problem). Untuk menunjukkan representasi tersebut akan digunakan sifat invarian dari jumlah konveks matriks stokastik terhadap jumlah konveks spektrum matriks stokastik tersebut. Representasi geometri yang diperoleh hanya pada Rn untuk n = 2, 3 dan 4. Sifat invariant di atas juga akan digunakan untuk menunjukkan bahwa sebuah spektrum matriks tak negatif ditulis dalam bentuk vektor (1,

2,

3,...,

n), maka

1,t

2,t

3,...,t

n

merupakan spektrum dari sebuah matriks positif untuk

0,1

t .

Keywords: Spektrum, matriks tak negatif, matriks stokastik, jumlah konveks.

1. Pendahuluan

Misalkan sebuah vektor

=

1,

2,...,

n

, maka yang dimaksud dengan masalah balikan nilai eigen (invers eigenvalue problem) adalah mencari beberapa syarat perlu dan cukup agar vektor tersebut dapat dipandang sebagai spektrum atau kumpulan nilai eigen dari sebuah matriks tak negatif [1, 2, 3, 4, 7]. Dalam banyak literatur mengenai masalah balikan nilai eigen ini, para ahli telah mengemukakan syarat perlu dan cukup agar sebuah vektor real dapat dipandang sebagai spektrum matriks tak negatif walaupun peninjauan tersebut hanya bersifat kasus-kasus khusus [2, 3, 4]. Namun untuk vektor real berdimensi n = 2, 3, syarat perlu dan cukup itu telah diberikan [10].

Teorema utama dari matriks tak negatif dan nilai eigennya adalah Teorema Perron-Frobenius [6,10] yang menyatakan bahwa jika A matriks ordo n tak negatif dan tak tereduksi, maka A mempunyai nilai eigen

sedemikian sehingga setiap nilai eigen

i untuk i = 1, 2, …, n dari A berlaku

i , vektor karakeristik untuk

adalah vektor positif, dan multiplisitas aljabarnya adalah 1. Nilai eigen

yang demikian ini disebut nilai eigen maksimal A. Pengertian matriks tereduksi sendiri diberikan di [10], yaitu matriks ordo n. A disebut tereduksi jika terdapat matriks permutasi P sedemikian sehingga berlaku

P

D

C

B

P

A

T

0

dengan B dan D adalah sub matriks bujur sangkar. Matriks A dikatakan tak tereduksi jika tidak terdapat matriks permutasi P.

Pembahasan pada makalah ini memberikan bukti positif untuk sebuah problem terbuka (open problem) pada [8], dengan terlebih dahulu menjelaskan beberapa teorema mengenai matriks tak negatif dan masalah balikan nilai eigen. Untuk menunjukkan secara

(2)

lengkap, akan ditinjau pada matriks yang sifatnya tereduksi dan tak tereduksi untuk matriks stokastik [10], dan sifat invarian jumlah konveksnya. Kemudian di bagian terakhir diberikan representasi geometri khusus pada spektrum real dari matriks tak negatif berorde n = 2, 3 dan 4. Misalkan Nn×n menyatakan himpunan matriks tak negative, dan Pn×nmenyatakan himpunan matriks positif. Untuk menyederhanakan persoalan, spektrum real dari matriks tak negatif dapat dipandang sebagai himpunan bagian dari ruang Rn sebagai berikut

  

  

n

nxn n n n n nxn n n n i n n n

A

P

A

Z

P

A

N

A

Z

N

n

i

R

Z

,...,

,

,

1

:

,...,

,

,

1

,

,...,

,

,

1

:

,...,

,

,

1

,

,...,

3

,

2

1

:

,...,

,

,

1

3 2 3 2 3 2 3 2 3 2

dengan

(A) adalah spektrum real matriks A.

2.

Matriks Stokastik

Suatu matriks bujursangkar tak negatif disebut matriks stokastik jika jumlah entri-entri setiap barisnya adalah 1.

Teorema 2.1. Jika A matriks stokastik orde n, maka berlaku pernyataan-pernyataan berikut: a. Nilai eigen maksimalnya 1.

b. Misal J adalah matriks n×n yang seluruh entri-entrinya adalah 1, AJ = J. c. Vektor u = (1, 1, · · · , 1) adalah vektor eigen untuk nilai eigen 1.

Bukti :

(a) Misalkan A=

 

a

ij dan nilai eigen maksimal A adalah r, maka rmin rrmax (lihat [10],Ch.2). Karena rminrmax 1, maka r = 1. 

(b)

Misalkan A=

 

a

ij , maka untuk setiap i = 1,…, n berlaku

  n j ij a 1 . 1 Misalkan J=

 

b

ij

,

dengan

b

ij = 1, i,j

1,...,n

,maka AJ =

 

ij n k ik n k kj ik

b

a

d

a

 1 1 , dengan dij

nk1aik dan untuk setiap i = 1, 2, … , n berlaku

n

k 1aik 1, maka matriks AJ = J.

Diketahui AJ=J, dengan J matriks n × n dengan entri-entri 1, maka AJ =

 

ij n k ik n k kj ik

b

a

a

1

1 1

  , dengan

1

ij

1

,

i

,

j

1

,

2

,...,

n

. Untuk i = 1, 2, … , n

nk1aik 1 adalah jumlah baris matriks A, maka A adalah matriks stokastik. 

(c)

Diketahui dari poin a) r=1, dan misalkan u adalah vektor eigen yang berkorespondensi dengan r=1. Misalkan u =

u1,...,un

, Au=

 

a

ij

u

'=

u1,...,un

', dengan

n

k 1aikuk ui, untuk setiap i = , 2, … ,n. Misalkan us = max{u1, … , un} untuk suatu s

{1, … , n}, maka

  n k s k sk u u a 1 1 ,
(3)

   n k n k s k sk sk u u a a 1 1

        n k s k sk u u a 1 1 0 . 0  sk

a untuk setiap k = 1,2,…,n dan

n

k 1ask 1, maka haruslah 10 s k u u , untuk setiap k = 1, 2,…, n. ukus untuk setiap k = 1, 2,…, n, maka vektor u = (1, 1,

…, 1) adalah vektor eigen yang berkorespondensi dengan nilai eigen 1. 

Diketahui vektor eigen yang berkorespondensi dengan nilai eigen maksimal 1 adalah u = (1, 1,…, 1), untuk A. Misalkan A =

 

a

ij

,

i,j

1,2,...,n

, atau

Au

 

a

ij u

= u

Maka jumlah entri-entri dalam setiap baris matriks A adalah 1, atau A adalah matriks stokastik. 

Teorema 2.2. Misalkan A dan B adalah dua matriks stokastik, maka a. AB adalah matriks stokastik

b. Untuk

 

[0, 1), maka

A + (1 −

)B adalah matriks stokastik. Bukti :

(a) Misalkan A dan B adalah matriks stokastik, dengan menggunakan sifat (b) pada Teorema 2.1, maka (AB)J = A(BJ) = AJ = J, diperoleh (AB)J = J maka AB adalah matriks stokastik. 

(b) Pembuktian dengan memakai poin (b) pada Teorema 2.1, dan misalkan A dan B

adalah matriks stokastik, maka untuk setiap

 

0,1 berlaku (

A + (1 −

)B)J =

AJ + (1 −

)BJ

=

J + (1 −

)J= J

maka

A + (1 −

)B matriks stokastik untuk

 (0, 1]. 

Misalkan Z1,Z2,...,Zk adalah bilangan-bilangan dalam bidang kompleks, dan

k

1, 2,..., adalah bilangan tak negatif yang jumlah keseluruhannya 1, maka titik

k

i iZi

Z 1

disebut jumlah konveks dari Z1,Z2,...,Zk. Sifat ini kemudian akan dikembangkan dalam dua akibat berikut.

Akibat 2.1. Jika

adalah nilai eigen dari matriks stokastik A berorde n dan adalah jumlah konveks dari 1,

,

2,...,

n, untuk

k  

i 0ci 1, ci 0, maka

adalah nilai eigen dari matriks stokastik B = c0In + c1A + c2A2 + … + ckA

k

.

Akibat 2.2. Jika

nilai eigen dari matriks stokastik A berordo n, maka untuk sembarang bilangan tak negatif c < 1, c

nilai eigen dari matriks stokastik.

Kedua akibat di atas telah diberikan bukti di [1]. Selanjutnya Perhatikan bentuk matriks J

(4)

0, … , 0). Jika dikalikan dengan skalar 1/n maka matriks J n

Jn  1 adalah matriks stokastik dengan spektrumnya adalah (1, 0, ... , 0). Teorema berikut merupakan rangkuman Akibat 2.1 dan Akibat 2.2.

Teorema 2.3. Jika

(A) = (1,

2,...,

n)adalah spektrum matriks stokastik A, maka B =

A + (1 −

)Jn adalah matriks stokastik dengan spektrum

(B)=

1,



2,...,



n

untuk setiap

1 0

 . Bukti :

Untuk 0

1, pandang jumlah konveks matriks A dengan Jn, B =

A + (1 −

)Jn, maka

dengan Teorema 2.2 poin (b), B adalah matriks stokastik. Diketahui Jn matriks stokastik

dengan spektrum (1, 0, … , 0), maka terdapat P matriks tak singulir sedemikian sehingga PJnP-1 = diag(1, 0, … , 0). Sehingga 1 1 1

)

1

(

  

P

J

P

AP

P

PBP

n 1 1

)

1

(

 

PAP

PJ

n

P

PAP

1

(

1

)

diag

(

1

,

0

,...,

0

)

denganPBP-1 similar dengan B dan PAP-1 similar dengan A. Misalkan

PAP-1              nn n n n n d d d d d d d d d        2 1 2 22 21 1 12 11

Klaim: Spektrum matriks B adalah

1,



2,...,



n

. Misalkan C = diag

1,



2,...,



n

, maka

PBP-1 − C =

PAP-1 + (1 −

) diag(1, 0, … , 0) − C

n nn n n n n

d

d

d

d

d

d

d

d

d

2 1 2 2 22 21 1 12 11

1

1

PBP-1 − C

n nn n n n n

d

d

d

d

d

d

d

d

d





2 1 2 2 22 21 1 12 11

n nn n n n n

d

d

d

d

d

d

d

d

d

2 1 2 2 22 21 1 12 11

1

=

(PAP-1 – diag(1,

2,...,

n)) Akan ditunjukkan determinan PBP-1 − C = 0.
(5)

det(PBP-1 − C) =

ndet(PAP-1 − diag(1,

2,...,

n))

Karena (1,

2,...,

n) adalah spektrum matriks A, maka (1,

2,...,

n) juga spektrum dari

PAP-1. Jadi det(PAP-1 − diag(1,

2,...,

n)) = 0, maka det(PAP -1

C) = 0. Spektrum dari matriks PBP-1 adalah (1,



2,...,



n). Jadi spektrum B adalah

(B) = (1,



2,...,



n)untuk

setiap 0

1.

Untuk sembarang matriks tak negatif dengan nilai eigen maksimal 1 yang akan dibahas pada bab berikut, senantiasa terdapat matriks stokastik yang similar dengan matriks tersebut dan dituangkan dalam teorema berikut.

Teorema 2.4. Jika A matriks tak negatif dengan nilai karakteristik maksimal r dan suatu vektor karakteristik positif untuk nilai karakteristik r, maka r-1A serupa secara diagonal dengan suatu matriks stokastik.

Bukti

Misalkan x =

x1,x2,...,xn

adalah vektor karakteristik positif untuk nilai karakteristik maksimal r dari A. Jika D = diag

x1,x2,...,xn

, maka x = Du dengan u = (1, 1, … , 1)

D-1(r-1A)D = r-1D-1AD

(r-1D-1AD)u = r-1D-1Ax

= r-1D-1rx = D-1x = u

Maka dengan Teorema 2.2, r-1D-1AD adalah matriks stokastik. 

3.

Himpunan Spektrum Real Matriks tak Negatif

Permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini adalah pertanyaan pada paper Alberto Borobia dan Julio Moro [8]. Apakah benar jika (1,

2,...,

n) spektrum matriks tak negatif (yang tidak similar dengan sembarang matriks positif), maka terdapat dua komponen di

=

1,

2,...,

n

yang sama, atau terdapat suatu subset

1,...,

s

dari

sehingga

s

1 ... = 0. Untuk itu akan kembali diperhatikan himpunan-himpunan Nn dan Pn yang telah didefinisikan di awal makalah ini.

Teorema 3.1. Jika

(

1

,

2

,

3

,...,

n

)

N

n, maka untuk setiap

t

[0.1) berlaku

n n

P

t

t

t

,

,...,

)

,

1

(

2

3

. Bukti :

Misal

(

1

,

2

,...,

n

)

N

n, maka terdapat matriks A yang tak negatif dengan spektrum

(A)

= (1,

2,...,

n). Sehingga untuk matriks A tersebut ada 2 kasus, yaitu :

1. Jika A matriks tak tereduksi, maka untuk setiap t di dalam [0, 1), maka matriks P = tS

+(1 − t)Jn adalah matriks positif dengan spektrum

(P)=(1,

2,...,

n).
(6)

PAPT

  K S K K S S

A

B

A

B

B

A

B

B

B

A

0

0

0

0

, 1 1 2 23 2 1 13 12 1

A1, … ,Ak adalah matriks tak tereduksi, di mana k

n. Pilih matriks tak negatif G, yaitu:

G              K A A A 0 0 0 0 0 0 2 1       

maka spektrum G adalah

(G) = (1,

2,...,

n). Sk = DK

-1

AkDk adalah matriks stokastik

k n k

n  yang similar dengan Ak, dan Dk = diag(w1k,w2k,...,wnk). Untuk setiap i = 1,…, k−1,

Ai adalah matriks tak negatif nini yang tak tereduksi (diketahui: n1...nkn).

Misalkan nilai karakteristik maksimal Ai adalah

pi untuk suatu pi

2,...,n

, maka

terdapat u

u1i,...,uni

vektor positif yang berkorespondensi dengan nilai karakteristik

,

pi

maka piDi AiDiSi

1 1

, dengan Di = diag

u1i,...,uni

dan Si adalah matriks stokastik

(ni) × (ni). Bentuk matriks G dapat ditulis menjadi

      1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

0

0

0

0

0

0

k k k k k pk k p

D

S

D

D

S

D

D

S

D

yang dapat dipisahkan dalam perkalian tiga matriks berikut.

G = D               k k pk p S S S 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1       

D-1, dengan D            k D D      0 0 1 . Matriks               k k pk p S S S 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1       

similar dengan matriks G.

(7)

S                 k k k pk p S E S E S 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1       

untuk i = 1, … , k − 1, Ei adalah matriks berukuran ni × ni+1 yang berbentuk

Ei              0 0 1 0 0 1       pi pi

S adalah matriks stokastik n×n dengan spektrum, maka

1,

2,...,

n

dengan cara yang sama

dengan kasus A yang tak tereduksi, matriks P = tS + (1 − t)Jn adalah matriks positif n × n dengan spektrum

(P) = (1,t

2,t

3,...,t

n). Jadi

(

1

,

t

2

,

t

3

,...,

t

n

)

P

n. 

Kemudian pandang himpunan Bn = NnPn. Himpunan Bn merupakan batas himpunan Nn. Misalkan

(

1

,

2

,

3

,...,

n

)

B

n, maka (1,

2,

3,...,

n) adalah spektrum dari A matriks tak negatif dan tidak ada satupun matriks positif yang similar dengan A. Contohnya, (1, 1, … , 1) dan (1,

2,

3,...,

n) sedemikian sehingga 1

2 ...

n 0, merupakan spektrum dari matriks tak negatif tapi bukan spektrum matriks positif manapun.

Gambar 1. Representasi Himpunan N2.

Perhatikan jika

1,

2

Nn, maka untuk

2 = 1 atau

2 = −1, vektor (1,

2) adalah titik pada batas atau tidak ada matriks positif yang spektrumnya adalah (1,

2). Nilai-nilai

2 hanya terletak pada interval [−1, 1]. Himpunan N2 adalah segmen garis yang berada satu satuan ke atas dari sumbu -

2, sebagaimana yang diperlihatkan pada Gambar 1 di atas. Untuk Himpunan N3 di Ruang R3, himpunan tersebut adalah sebuah bidang yang terletak pada

1 = 1 yang dibatasi oleh garis

2+

3 = −1,

2 = 1,

3 = 1,

2 = −1, dan

3 = −1, sebagaimana yang diberikan pada Gambar 2 berikut.
(8)

Gambar 2. Representasi Himpunan N3.

Untuk himpunan N4di ruang R4, himpunannya adalah volume ruang yang berbentuk kubus terpotong oleh persamaan bidang

2+

3+

4= 0. Namun untuk memberikan bentuk geometrisnya agak sulit dilakukan, sehingga tampilan grafiknya belum diberikan dalam makalah ini.

4.

Penutup

Untuk n = 2, pertanyaan pada [8] terjawab secara trivial, yaitu batas himpunan N2 adalah (1, 1) dan (1,−1). Untuk n = 3, bidang yang dibatasi oleh

2+

3 = −1,

2=1,

3 = 1,

2

= −1, dan

3 = −1 di atas bidang

2O

3 sejauh 1 satuan. Titik (1, 0, 0, … , 0) di Ruang Rn adalah unsur Pn, dan setiap kita menarik garis lurus ke sembarang titik pada batas himpunan Nn, maka titik-titik yang kita peroleh senantiasa unsur dalam Pn. Akibatnya, bentuk pertanyaan tadi harus lebih spesifik jika (1,

2,...,

n) spektrum matriks tak negatif (yang tidak similar dengan sembarang matriks positif), maka terdapat i = 2, 3, … , n sedemikian sehingga

i = 1. Sebaliknya tidak selalu benar bahwa terdapat suatu subset

1,...,

s

dari

sehingga

1...

s= 0, maka (1,

2,...,

n) spektrum matriks tak negatif (yang tidak

similar dengan sembarang matriks positif).

Open problem yang muncul adalah spesifikasi pertanyaan tersebut menjadi : “Apakah benar jika (1,

2,...,

n) spektrum matriks tak negative (yang tidak similar dengan sembarang matriks positif), maka terdapat i = 2, 3, … , n sedemikian sehingga

i = 1, atau

0 ...

1

2

3  

n  ?” Di sini telah diperlihatkan, dan demikian pula di [1,2], bahwa untuk n = 2, 3 dan 4, maka jawaban permasalahan pada open problem adalah positif.

Daftar Pustaka

[1] KresnaJaya, A., 2001, “Masalah nilai karakteristik invers real tak negative”, Thesis, Magister Matematika ITB.

[2] Wuwen, G., 1996, “An inverse eigenvalue problem for nonnegative matrices”, Linear Algebra and Its Applications, 249, pp : 67-78.

(9)

[3] Radwan, N., 1996, “An inverse eigenvalue problem for symmetric and normal matrices”, Linear Algebra and Its Applications, 248, pp : 101-109.

[4] Fiedler, M., 1974, “Eigenvalues of non negative symmetric matrices”, Linear Algebra and Its Applications, 9, pp : 119-142.

[5] Kellogg, R.B., 1971, “Matrices similar to a positive or essentially positive matrix”, Linear Algebra and Its Applications, 4, pp :191-204.

[6] Marcus, M. & Minc, H., 1964, “Matrix Theory and Matrix Inequalities”, Allyn and Bacon Inc., Boston.

[7] Borobia, A. and Moro, J., 1997, “On non negative matrices similar to positive matrices”, Linear Algebra and Its Applications, 266, pp : 365-379.

[8] Borobia, A. and Moro, J., 1998, “On the boundary of the set of real spectra of nonnegative matrices”, Linear Algebra and Its Applications, 278, pp : 287-293.

[9] Borobia, A., 1998, “On the nonnegative eigenvalue problem”, Linear Algebra and Its Applications, 223/224, pp : 93-97.

[10] Minc, H., 1998, “Nonnegative Matrices”, John Wiley-Interscience Publication, New York.

Gambar

Gambar 1.  Representasi Himpunan N 2 .
Gambar 2. Representasi Himpunan N 3 .

Referensi

Dokumen terkait

Paper ini menyajikan pengerjaan hukum kekekalan energi pada pemodelan hidrodinamika gelombang pendek. Pengerjaan hukum kekekalan energi dilakukan dengan mensuperposisikan

Porttipahdalla särkien osuus kalastosta on noin 40 %, joten peledien ja särkien välillä ei todennäköisesti ole niin kovaa kilpailua kuin Lokalla.. Istukasmäärä kan- nattaa

( 1 cm) untuk β -karoten yaitu 2600. Setelah pengukuran absorbansi dilakukan, larutan dievaporasi kembali sampai kering untuk digunakan pada analisis kandungan β

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi relokasi terhadap kondisi sosial ekonomi, aspek fisik, aspek lingkungan, maupun aspek teknologi pada masyarakat

Homogenitas bubuk-bubuk padatan dengan proses sol-gel dipengaruhi oleh perbandingan komposisi senyawa pembentuknya dalam larutan (keadaan sol), sehingga pada sintesa

Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 18 Tahun 2002 tentang Persyaratan Persyaratan Sertifikasi dan Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Niaga Untuk Penerbangan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Electronic Word of Mouth terhadap Purchase Intention dengan Information

Respon pengguna jasa penerbangan di Bandar Udara Internasional menunjukan 71% setuju bila bandara Jogja dipindahkan ke daerah Kulon Progo dikarenakan 89% dari