• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebutuhan dasar dari manusia merupakan sesuatu yang harus dipenuhi untuk meningkatkan derajat kesehatan. Tidur merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang termasuk kedalam kebutuhan fisiologis. Selain merupakan kebutuhan dasar, tidur juga merupakan suatu hal yang Universal. Dikatakan hal yang Universal karena umumnya semua individu dimanapun ia berada membutuhkan tidur dan tidak pernah ada individu yang semasa hidupnya tidak tidur. Hal ini membuktikan, bahwa tidur memiliki peranan penting dalam kehidupan (Kozier.2000)1.

Pada tingkat perguruan tinggi, mahasiswa adalah orang-orang yang sedang mengikuti pendidikan tentunya mempunyai harapan akan keberhasilan studi demi masa depannya. Prestasi belajar merupakan keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran, dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh individu.Hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa (Hamalik O, 2003). Ada banyak faktor yang mempengaruhi prestasi belajar baik dari luar maupun dari dalam, yang termasuk dari luar individu yaitu

(2)

salah satunya faktor lingkungan karena lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya, sedangkan dari dalam individu yaitu faktor psikologis antara lain minat, kecerdasan, bakat, motivasi,. Nilai prestasi belajar dapat diketahui melalui proses evaluasi terhadap hasil belajar mahasiswa. Hasil belajar tidak dapat langsung terlihat, tanpa seseorang melakukan sesuatu yang memperlihatkan hasil belajar tersebut melalui prestasi belajar. Jadi, dalam prestasi hasil belajar akan tampak. Perbedaan tingkat prestasi antara orang yang satu dengan orang yang lain dalam mencapai apa yang dituju, merupakan akibat adanya perbedaan karakteristik individu. Orang yang sama dapat menghasilkan prestasi yang berbeda dalam situasi yang berbeda sehingga dapat dikatakan bahwa prestasi belajar dipengaruhi oleh faktor individu dan faktor situasi, hal ini sejalan dengan pendapat Ngalim Purwanto (2006) yang menjelaskan bahwa : “berhasil tidaknya belajar itu tergantung pada macam-macam faktor”. Setelah rentang waktu tertentu, biasanya pada akhir semester semua penilaian untuk masing-masing bidang studi ditulis dalam sebuah transkrip nilai yang disebut IPK ( Indeks Prestasi Kumulatif ). IPK inilah yang menjadi alat bukti keberhasilan atau kegagalan mahasiswa di universitas. Dari nilai ini, orang tua ,mahasiswa yang

(3)

bersangkutan, dan dosen pengajar dapat melihat sendiri prestasi belajar yang dicapai mahasiswa.2

Data dari The National Sleep Foundation, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa orang dewasa harus tidur sekitar 30 persen dari waktu 24 jam atau sekitar 6-8 jam sebaiknya dipergunakan untuk tidur.1

Jumlah tidur yang cukup, penting bagi kesehatan mental dan fisik, fungsi kognitif, memori dan belajar. Syarat tidur untuk orang dewasa bervariasi, tetapi 7-8 jam per hari dianggap normal untuk orang dewasa. Telah dilaporkan bahwa kurang tidur dapat menyebabkan ketidakstabilan emosional, kehilangan memori, dan penurunan konsentrasi. Berbagai penelitian telah dilakukan dan hasilnya menunjukkan bahwa kurang tidur berpengaruh pada prestasi akademik siswa dan juga menyebabkan gangguan suasana hari, ketiakpuasan beraktivitas, mengantuk, obesitas dan penurunan fungsi kognitif 3.

Sebuah studi serupa dilakukan di Pakistan yang mengungkapkan fakta bahwa kerja terus-menerus dengan tidur yang kurang akan menyebabkan kemerosotan status kognitif dan perilaku. Ada berbagai alasan untuk kurangnya tidur pada remaja termasuk menonton TV dan internet. Studi yang dilakukan di Universitas kedokteran Pakistan menunjukkan bahwa 58,9 persen dari remaja tidur kurang dari 8 jam sehari dan penyebab paling umum dari

(4)

kurang tidur ialah menonton TV dan mendengarkan musik.8. Stres pada remaja juga punya kuntribusi sangat penting pada kemampuan remaja untuk tidur dimalam hari Selain itu, konsumsi kafein, merokok dan penyalahgunaan obat atau zat-zat yang dapat menghilangkan rasa kantuk akan dapat mempengaruhi prestasi akademik 3.

Sebuah studi dilakukan di University Of Colorado menyatakan bahwa gangguan tidur dapat berpengaruh kinerja siswa di berbagai usia maupun tingkat pendidikan lain.3

Keadaan tidur menyebabkan timbulnya 2 macam efek fisiologis utama yaitu : Pertama, efek pada system sarafnya sendiri dan kedua, efek pada system fungsional tubuh lainnya. Efek pada system saraf pusat tampaknya jauh lebih penting, karena kekurangan tidur tentu saja akan mempengaruhi fungsi system saraf pusat. Kualitas tidur yang baik sangat berperan penting dalam kemampuan berpikir dan belajar. “Memori” di otak kita akan terasa susah di akses . Sehingga kurang tidur akan menurunkan kemampuan konsentrasi anda sehingga akan berdampak pada menurunnya daya talar, dan kemampuan memecahkan masalah. Karena data dan informasi akan terasa susah dikeluarkan dari memori otak kita.4

(5)

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat di rumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Apakah ada pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia?

1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. 2. Tujuan Khusus

a. Menentukan pola tidur pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

b. Menentukan prestasi belajar dari mahasiswa fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

c. Menentukan pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar dari mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi dalam upaya menanggulangi pola tidur yang terjadi

(6)

di kalangan mahasiswa fakultas kedokteran UMI yang berdampak pada indeks prestasi yang dicapai.

2. Bagi Pendidikan

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah yang bermanfaat dalam pengembangan pembelajaran yang berhubungan dengan pola tidur terhadap indeks prestasi. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi

perpustakaan untuk mengembangkan wawasan serta pengetahuan.

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan wawasan ilmu pengetahuan serta keterampilan didalam menganalisa permasalahan yang terjadi di kalangan masyarakat mengenai pengaruh pola tidur terhadap indeks prestasi mahasiswa.

(7)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. POLA TIDUR

2.1.1. Definisi Tidur

Tidur didefinisikan sebagai keadaan bawah sadar saat orang tersebut dapat dibangunkan dengan pemberian sensorik atau rangsangan lainnya. Tidur juga merupakan suatu proses aktif yang terdiri dari periode berulang tidur gelombang lambat dan paradoks dimana selama tidur tingkatan aktivitas otak keseluruhan tidak berkurang melainkan penyerapan O2 oleh otak meningkat melebihi normal sewaktu terjaga.4,5

Tidur merupakan kebutuhan bukan suatu keadaan istirahat yang tidak bermanfaat, tidur merupakan proses yang diperlukan manusia untuk membentuk suatu sel-sel tubuh yang rusak ( natural healing mechanism ), memberi waktu organ tubuh beristirahat maupun menjaga keseimbangan metabolisme dan biokim tubuh. Dan juga dapat memperbaiki fungsi dan homeostatis ( mengembalikan keseimbangan fungsi-fungsi normal tubuh ) serta penting juga dalam pengaturan suhu tubuh dan energi cadangan.1

(8)

Pola tidur berbeda-beda, tergantung pada usia dan kebiasaan individu. Pada orang dewasa istirahat secara relax juga diperlukan selain daripada tidur yang sebenarnya. Berdasarkan jenis pekerjaannya, bagi yang bekerja dengan menggunakan otak atau pikiran memerlukan lebih banyak tidur dibandingkan dengan orang yang bekerja dengan fisik. Data dari The National Sleep Foundation, Amerika Serikat, menyebutkan bahwa orang dewasa harus tidur sekitar 30 persen dari waktu 24 jam atau sekitar 6-8 jam sebaiknya dipergunakan untuk tidur.1

2.1.2. Jenis dan Klasifikasi Tidur

Tidur dibagi menjadi 2 tipe yaitu: 1. Tipe Rapid Eye Movement (REM)

Sepanjang tidur malam yang normal, tidur REM yang berlangsung sampai 5-30 menit biasanya muncul rata-rata setiap 90 menit. Bila seseorang sampai mengantuk, diakibatkan karena tidur REMnya sedikit bahkan tidak ada. Sebaliknya, sewaktu orang menjadi semakin lebih nyenyak sepanjang malamnya, durasi dari tidur REMnya juga semakin lama.4

2. Tipe Non Rapid Eye Movement (NREM)

Tipe NREM dibagi dalam 4 stadium yaitu: 1. Tidur stadium Satu.

(9)

Fase ini merupakan antara fase terjaga dan fase awal tidur. Fase ini didapatkan kelopak mata tertutup, tonus otot berkurang dan tampak gerakan bola mata kekanan dan kekiri. Fase ini hanya berlangsung 3-5 menit dan mudah sekali dibangunkan. Gambaran EEG biasanya terdiri dari gelombang campuran alfa, betha dan kadang gelombang theta dengan amplitudo yang rendah. Tidak didapatkan adanya gelombang sleep spindle dan kompleks K. 6,7.

2. Tidur stadium dua

Pada fase ini didapatkan bola mata berhenti bergerak, tonus otot masih berkurang, tidur lebih dalam dari pada fase pertama. Gambaran EEG terdiri dari gelombang theta simetris. Terlihat adanya gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K. 6,7. 3. Tidur stadium tiga

Fase ini tidur lebih dalam dari fase sebelumnya. Gambaran EEG terdapat lebih banyak gelombang delta simetris antara 25%-50% serta tampak gelombang sleep spindle, gelombang verteks dan komplek K. 6,7. 4. Tidur stadium empat

Merupakan tidur yang dalam serta sukar dibangunkan. Gambaran EEG didominasi oleh

(10)

gelombang delta sampai 50% tampak gelombang sleep spindle. 6,7.

Fase tidur NREM, ini biasanya berlangsung antara 70 menit sampai 100 menit, setelah itu akan masuk ke fase REM. Pada waktu REM jam pertama prosesnya berlangsung lebih cepat dan menjadi lebih insten dan panjang saat menjelang pagi atau bangun.6.

2.1.3 Fisiologi Tidur

Dua sistem didalam batang otak, sitem pengaktivasi retikulum dan daerah sinkronisasi bulbar, diyakini bekerja bersama mengontrol sifat siklik pada tidur. Formasi retikulum ditemukan dalam batang otak. Ini membentang keatas sampai kemedula, pons, batang otak, otak tengah dan kemudian ke hipothalamus. Ini terdiri dari banyak sel syaraf dan serabut. Syaraf memiliki hubungan yang merelay impuls ke dalam korteks serebral dan ke dalam medulla spinalis. Formasi retikulum membantu reflex dan gerakan volunter, maupun aktivitasi korteks yang berkaitan dengan keadaan sadar penuh. Selama tidur, system retikulum mengalami beberapa stimulasi dari korteks serebral dan dari tepi tubuh. Keadaan terbangun terjadi apabila system retikulum diaktivasi dengan sistem stimulasi dari korteks serebral dan dari sel dan organ sensoris tepi. Hipothalamus mempunyai pusat kontrol untuk

(11)

beberapa aktivitas tubuh, salah satunya adalah mengenai tidur dan terbangun. Cedera pada hypothalamus dapat menyebabkan sesorang tertidur untuk periode yang lama atau panjang. Sejumlah senyawa dapat berperan sebagai neurotransmitter dan terlibat dalam proses tidur. Norepinefrin asetilkolin, diikuti oleh dopamine, serotonin dan histamine, terlibat dalam inhibisi GaBa ( Gamma amino Butyric acid ) yang tampak perlu diinhibisi.4,8.

2.1.4 Manfaat Tidur

Keadaaan tidur menyebabkan timbulnya dua macam efek fisiologi utama, yaitu efek pada system sarafnya sendiri dan efek pada system fungsional tubuh yang lain. Efek pada system saraf pusat tampaknya jauh penting, sebab setiap orang yang mengalami transeksi medulla spinalis setinggi leher dan karenanya tak mengalami siklus tidur-siaga dibawah daerah pemotongan tidak akan memperlihatkan efek yang berbahaya pada tubuh dibawah tingkat pemotongan yang dianggap merupakan tempat asal timbulnya siklus tidur siaga. Akan tetapi kekurangan tidur dapat mempengaruhi fungsi system syaraf pusat.4.

Kita semua telah mengetahui bahwa kelambanan pikiran semakin bertambah menjelang akhir periode siaga yang berkepanjangan namun selain itu, seseorang dapat

(12)

menjadi tersinggung. Oleh karena itu, kita menganggap bahwa tidur melalui berbagai cara dapat memulihkan tingkatan aktivitas normal dan keseimbangan normal diantara berbagai system saraf pusat. 4

Tidur malam yang berkualitas dapat meningkatkan fungsi alat mental, tidur juga sangat dibutuhkan untuk

konsolidasi , sebuah proses dimana terjadi perubahan

sinapsis yang membuat ingatan yang baru saja tersimpan menjadi lebih tahan lama dan stabil (Sickgold, 2005). Peningkatan dalam hal ingatan telah diasosiasiakn dengan tidur REM dan gelombang tidur yang lambat, dan juga dengan ingatan keterampilan motorik dan presepsi spesifik. Namun Ketika mereka kekurangan tidur REM, ingatan mereka terganggu (Karni dkk., 1994; Smith, 1995). Ketika seseorang mempelajari tugas-tugas menggunakan komputer menekan tombol pada saat mereka melihat sebuah titik pada tempat-tempat berbeda di layar beberapa dari daerah otak yang akan aktif pada saat tugas tersebut juga akan aktif pada saat tidur REM (maquet dkk., 2000).8

Berdasarkan teori restorasi, sekurang-kurangnya ada 2 hal yang diduga kuat ymerupakan sebab dari mengapa manusia harus tidur :9

(13)

Dengan tidur , otak berkesempatan untuk istirahat dan memperbaiki neuron-neuron (sel-sel otak) yang rusak. Tidur juga berperan menyegarkan kembali koneksi penting antara sel-sel otak yang digunakan.

Hal ini bisa dianalogikan kembali dengan motor. Apabila motor jarang digunakan maka tetap harus dipanaskan secara rutin untuk menjaga kinerja mesin agar tetap baik. Apabila tidak dipanaskan, aliran pelumas, aliran bahan bakar, putaran mesin, dan lainnya bias berjalan tidak benar yang bias menyebabkan kerusakan seluruh mesin.

Hal yang sama terjadi pada otak, ada koneksi-koneksi antara sel otak yang jarang digunakan yang memerlukan pemanasan secara rutin. Bentuk pemanasan pada otak yaitu berupa tidur. 9

2. Penyusunan ulang memori.

Tidur memberikan kesempatan otak untuk menyusun kembali data-data atau memori agar bias menemukan solusi terhadap sebuah masalah.

Pada saat merasa pusing dan tidak tahu harus berbuat apa dalam menghadapi suatu masalah, tidurlah sangat mungkin setelah tidur, solusi yang dibutuhkan

(14)

dalam memecahkan masalah yang anda hadapi akan bias ditemukan.9

2.1.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tidur

Sejumlah faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Kualitas tidur mengandung arti kemampuan individu untuk tetap tidur dan bangun dengan jumlah tidur REM dan NREM yang cukup. Sedangkan kuantitas tidur berarti total waktu tidur individu.10

Faktor psikologis, fisiologi, dan lingkungan dapat mempengaruhi kualitas dan kuantitas tidur. Beberapa faktor tersebut adalah sebagai berikut :10

a. Usia

Durasi dan kualitas tidur beragam diatara orang-orang dari semua kelompok usia. Variasi pola tidur menurut usia antara lain sebagai berikut :

i. Remaja : tidur 8,5 jam/hari dan sekitar 20% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement).

ii. Dewasa muda : tidur 6-8 jam/hari tetapi waktunya bervariasi, 20-25% adalah tidur REM (Rapid Eye

Movement).

iii. Dewasa pertengahan : tidur 7 jam/hari, 20% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement) serat dapat mengalami insomnia.

(15)

iv. Dewasa tua : tidur sekitar 6 jam/hari, sekitar 20-25% adalah tidur REM (Rapid Eye Movement).

b. Penyakit fisik

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidak nyamanan fisik (seperti kesulitan bernafas), atau masalah hati seperti kecemasan atau depresi dapat menyebabkan masalah tidur. Penyakit juga menyebabkan seseorang untuk tidur dalam posisi tidak biasa. Sebagai contoh, posisi yang aneh saat lengan diimobilisasi pada traksi dapat mengganggu tidur.10

c. Gaya hidup

Rutinitas harian seseorang mempengaruhi pola tidur seseorang. Individu dengan waktu kerja tidak sama setiap harinya seringkali mempunyai kesulitan menyesuaikan perubahan jadwal tidur. Kesulitan mempertahankan kesadaran selama waktu kerja. Perubahan lain yang menggunakan pola tidur merupakan kerja berat yang tidak biasanya, terlihat dalam aktivitas social pada larut malam, dan perubahan waktu makan malam.10

d. Lingkungan

Lingkungan fisik tempat seseorang tidur berpengaruh penting pada kemampuan untuk tertidur dan tetap tertidur. Ventilasi yang baik adalah esensial untuk tidur yang

(16)

tenang. Ukuran, kekerasan, dan posisi tempat tidur mempengaruhi kualitas tidur. Jika sesorang biasanya tidur dengan induvidu lain, maka tidur sendiri menyebabkan ia terjaga.

Selain itu, suara juga mempengaruhi tidur, tingkat suara yang dibutuhkan untuk membangunkan seseorang tergantung dari tahapan tidurnya. Suara yang lebih rendah cenderung dapat membangunkan orang yang tidur dalam tahap I, sementara suara yang keras membangunkan seseorang dari tidur tahap III atau IV.

Tingkat cahaya juga dapat mempengaruhi kemampuan untuk tidur, beberapa orang kadang meyukai keadaan gelap dan sementara itu beberapa orang juga menyukai keadaan yang terang. 10

e. Aktivitas dan kelelahan

Jam hidup manusia terbagi atas tiga tahap yaitu delapan jam bekerja normal, delapan jam berikutnya dipergunakan untuk pekerjaan ringan, dan 8 jam lebihnya dipergunakan untuk istirahat toal. Tidak ada yang dapat menggantikan jam biologis ini, meskipun manusia menyuplai berbagai macam suplemen untuk tetap fit seharian karena suplemen hany memiliki sedikit peran dan produktivitas tubuh dan bahkan akan memperparah

(17)

penyakit akibatmenumpuknya berbagai bahan kimia yang berlebihan dan dapat merugikan tubuh. Maka dari itu istirahat yang cukup sangat penting demi menjaga stabilitas kerja tubuh dan menghindari berbagai dampak yang timbul akibat dari kurangnya waktu tidur dimalam hari oleh aktivitas tambahan. 10

2.2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan salah satu indikator yang penting di dalam menentukan keberhasilan suatu lembaga pendidikan. Fungsi lain prestasi belajar adalah sebagai indikator daya serap dan kecerdasan siswa. Prestasi belajar dapat digunakan untuk menyusun dan menetapkan suatu keputusan atau langkah-langkah kebijaksanaan baik yang menyangkut siswa, pendidikan maupun institusi yang mengelola program pendidikan. Prestasi belajar adalah sebuah istilah yang terdiri dari dua kata, yakni ‘prestasi” dan “belajar” yang mempunyai arti yang berbeda.Kamus Besar Bahasa Indonesia selanjutnya disebut KBBI, menyatakan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, diselesaikan dan sebagainya). Definisi belajar, menurut pendapat belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu yaitu mengalami. prestasi belajar merupakan kesempurnaan seorang siswa dalam berpikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dikatakan

(18)

sempurna jika memenuhi tiga aspek, yaitu aspek kognitif (berkaitan dengan kegiatan berpikir), afektif (berkaitan erat dengan emotional question / EQ) dan psikomotorik (berkaitan dengan kemampuan gerak fisik yang mempengaruhi sikap mental). Prestasi belajar dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar.11

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari : 12

1. Faktor dari dalam diri ( intern )

Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkata yang perlu diketahui menurut Slamet yaitu faktor jasmani, faktor psokologi dan faktor kelelahan.

a) Faktor Jasmani

Dalam faktor jamaniah ini dapat dibagi menjadi dua faktor yaitu faktor kesehatan dan faktor cacat tubuh.

b) Faktor psikologi

Dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan, kesiapan.

(19)

Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani.

Agar seseorang dapat belajar dengan baik dan memperoleh prestasi belajar yang bagus maka haruslah mengusahankan jasmani dan rohani tetap terjamin dengan cara selalu mengindahkan ketentuan bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga, rekreasi, dan ibadah. 12

2. Faktor dari luar ( ekstern )

Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor kampus, faktor lingkungan masyarakat. 12

a) Faktor keluarga

Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi mahasiswa dan dapat mempengaruhi keluarga antara lain : cara mendidik, relasi antara anggota keluarga, keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang kebudayaan dan suasana rumah.

(20)

Faktor kampus dapat berupa : cara mengajar dari dosen, alat-alat pelajaran, kurikulum, waktu kampus, interaksi dosen dan mahasiswa, disiplin kampus, dan media pendidikan.

c) Faktor lingkungan masyarakat

Faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa antara lain teman bergaul, kegiatan lain diluar kampus dan cara hidup lingkungan keluarganya.

2.3. Hubungan Pola Tidur dan Prestasi Belajar

Secara garis besar, bila seseorang tidur secara nyenyak dan dengan waktu yang cukup, maka ada proses fisiologis yang terjadi, biasanya terjadi pada orang normal. Tidur REM penting untuk pemulihan kognitif. Tidur REM dihubungkan dengan perubahan dalam aliran darah serebral, peningkatan aktivitas kortikal, peningkatan konsumsi oksigen, dan pelepasan epinefrin. Hubungan ini dapat membantu pelepasan memori dan pembelajaran. Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktifitas di hari tersebut.Saat tidur, seringkali manusia mengalami mimpi. Perlu untuk disampaikan bahwa tidur yang dialami seseorang melalui beberapa tahapan. Dua tahapan yang dianggap paling penting adalah tahapan tidur delta dan tahap tidur REM (Rapid Eyemovement ).

(21)

1. Terjadi penyimpanan dan retensi daya ingat. Pada saat tidur REM, terjadi pengaktifan neuron yang intensif yang menyebar ke atas dari batang otak. Ini dianggap sebagai penyebab meningkatnya penyimpanan dan retensi ingatan serta pengingatan kembali, serta pengkategorisasian informasi. 2. Organisasi dan reorganisasi ingatan. Berbagai informasi yang

ada dan informasi yang telah ditancapkan dalam ingatan ditata sebagaimana penataan folder dalam komputer. Dalam keadaan tidur, otak mengganti, memodifikasi, dan meningkatkan ingatan sesuai dengan keperluan. Hal di atas diperkuat oleh ungkapan mahasiswa sendiri berdasarkan konseling dan wawancarayang penulis lakukan. Mereka yang kualitas tidurnya jelek, seperti tidur sangat larut (sesudah pukul 24), kesulitan untuk tidur atau sering bangun tidur, mengaku memiliki prestasi belajar yang rendah. Sebaliknya, ketika ditanyakan pada mahasiswa yang berprestasi tinggi dankebiasaan hidup mereka, maka diketahui bahwa mahasiswa yang memiliki prestasi yang baik mampu menjalani tidur secara baik, seperti tidur di awal waktu dan bangun lebih awal, waktu tidur cukup. Di samping itu, mimpi yang berkualitas, yang ditandai oleh adanya mimpi yang positif serta kemampuan menjaga jarak dan mengambil hikmah dengan mimpi buruk, menjadikan seseorang dapat

(22)

menyongsong kehidupan terjaga secara optimal. Dalam kondisi psikologis yang bersifat positif ini seorang mahasiswa akan dapat mengerahkan konsentrasinya untuk belajar. Dari sanalah akhirnya prestasi yang optimal dapat dicapai.

Belajar melibatkan tiga proses otak yang berbeda: akuisisi, konsolidasi, dan recall. Akuisisi adalah proses dimana otak menerima informasi baik itu cara atau teknik yang tepat untuk menyimpan informasi dalam sirkuit saraf sebagai memori. Konsolidasi adalah sebuah proses yang dapat memperpanjang dalam menit, jam, atau bahkan berhari-hari, di mana koneksi di otak diperkuat, diperluas, dan dalam beberapa kasus bahkan melemah, sehingga memori berakhir dalam bentuk yang lebih stabil dan berguna. Recall adalah langkah penting terakhir dalam pembelajaran, di mana otak mengakses dan memanfaatkan informasi yang tersimpan, sehingga dapat diingat oleh seseorang.15

Kurang tidur mempengaruhi semua tiga proses pembelajaran. Yang paling sering adalah pada system Akuisisi dan recall karena lebih sulit untuk berkonsentrasi ketika kurang tidur, ini mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus dan mengumpulkan informasi yang disajikan, dan kemampuan untuk mengingat bahkan hal-hal yang telah dipelajari di masa lalu. 15

Meskipun tidak ada yang tahu persis bagaimana tidur memungkinkan konsolidasi memori, sejumlah studi telah menunjukkan

(23)

bahwa pengurangan waktu tidur total atau tahap tidur tertentu secara dramatis dapat menghambat kemampuan seseorang untuk mengkonsolidasikan memori. Kurang tidur tampaknya mempengaruhi kemampuan otak untuk mengkonsolidasikan informasi baik seperti prosedural tentang bagaimana melakukan berbagai tugas fisik seperti naik sepeda atau bermain piano dll. Temuan ini telah memberikan informasi baru tentang pentingnya waktu untuk tidur, tidak hanya untuk mahasiswa, tetapi bagi siapa saja yang ingin terus belajar. Namun, bukan berarti mencari waktu untuk tidur selalu mudah. Bagi banyak orang, bahkan mereka yang menyadari pentingnya tidur untuk menyeimbangkan pekerjaan, sekolah, keluarga, kegiatan sosial, dan waktu pribadi, dan tidur sering salah satu kegiatan pertama yang salalu dibutuhkan. 15

(24)

BAB III

KERANGKA KONSEP dan DEFINISI OPRASIONAL

PROSES BELAJAR DI OTAK (AKUISISI, KONSOLIDASI, RECALL)

Ingatan

Prestasi

Belajar

PENGAKTIFAN NEURON YANG INTENSIF DARI BATANG OTAK MODIFIKASI DAN MENGGANTI INGATAN OLEH OTAK

PENYUSUNAN ULANG MEMORI

(25)

Keterangan : : Variabel Independent : Variabel Dependent : Variabel Antara : Variabel Kendali Variabel

• Variabel Independent : Pola tidur

• Variabel Dependent : Prestasi belajar

• Variabel Antara : Proses konsolidasi memori di otak

• Variabel kendali : Penyakit organik, gangguan jiwa ringan (stress)

3.1 Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Gangguan Jiwa Ringan ( stres )

Penyakit

Organik

Pemulihan

Kognitif

Pemulihan

Kognitif

Pola tidur

Prestasi

(26)

• Pola tidur

Adalah kebiasaan tidur seseorang yang dilihat dari durasi atau lamanya tidur yang seseorang lakukan dalam 1 hari

• Prestasi Belajar

Adalah hasil yang diperoleh seseorang yang telah melaui suatu proses yang disebut belajar yang diukur dalam bentuk Indeks Presatasi Komulatif ( IPK )

• Gangguan jiwa ringan ( stress ) :

Adalah keadaan dimana diri kita menggalami suasana hati atau emosi yang tidak stabil.

• Penyakit organik:

Adalah sakit yang terdapat pada bagian luar tubuh yang dapat menyebabkan nyeri.

3.1.2 Kriteria Objektif

• Pola tidur

1. Pola tidur yang baik : Tidur

malam 6 – 8 jam

2. Pola tidur yang buruk

: Tidur malam < 6 jam atau > 8 jam

• Prestasi Belajar

(27)

3. Cukup memuaskan : 2 – 2,9 4. Kurang memuaskan : < 2 3.2 Hipotesis Penelitian

1) Hipotesis Null (Ho)

Pola tidur tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. 2) Hipotesis Alternatif (Ha)

Pola tidur berpengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia.

(28)

METODE PENELITIAN

4.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah cross-sectional, dengan metode deskriptif analitik.

4.2.Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia Makassar yang merupakan tempat kegiatan perkuliahan mahasiswa Fakultas Kedokteran. Penelitian ini dilakukan pada bulan November 2013 – Januari 2014.

4.3.Populasi dan Sampel

Populasi adalah Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI, kemudian sampel diambil dengan cara totally sampling, dimana sampel yang diambil adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI yang memenuhi kriteria inklusi dari penelitian ini.

4.4.Kriteria Inklusi dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi

a. Merupakan mahasiswa fakultas kedokteran UMI.

b. Merupakan mahasiswa yang aktif hingga semester sekarang, dimana dilakukan penelitian.

c. Bersedia mengikuti penelitian. 2. Kriteria Eksklusi

(29)

b. Mahasiswa mengalami gangguan jiwa ringan. 4.5.Teknik Pengumpulan Data

Instrumen penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan kuisioner pengaruh pola tidur terhadap prestasi belajar mahasiswa.

Data primer dikumpulkan dari kuisioner untuk mengetahui pola tidur dari mahasiswa tersebut.

Data sekunder terdiri dari Nilai Indeks prestasi kumulatif dari semester 1 sampai semester sekarang ( saat dilakukan penelitian ). 4.6.Analisis Data

Data yang diperoleh akan dianalisa menggunakan program SPSS-10 dengan metode statistik yang akan dipergunakan adalah uji

Chi Square dan hasilnya akan disajikan dalam bentuk tabel dan

penjelasannya serta grafik. 4.7.Etika Penelitian

Izin penelitian akan diajukan ke majelis etika penelitian. Setiap subjek akan dijamin kerahasiaannya atas data yang diperoleh dari kuisoner dengan tidak menuliskan nama tetapi hanya berupa insial, jenis kelamin, dan umur. Sebelum melakukan penelitian, peneliti akan memberikan surat persetujuan untuk mengikuti penelitian kepada semua sampel.

(30)

DAFTAR PUSTAKA

1. Purnama, Pande Putu. Hubungan Tingkatan Kecemasan dan

Gangguan Pola

tidur pada Pasien Pertama Kali Dirawat Inap di Ruang Perawatan Umum Rumah Sakit PUSAT Angkatan Darat Gatot Subroto Jakarta. Jakarta. 2009.

2. Andriani, Heni S.Kep. Hubungan motivasi belajar dan prestasi

akademik mahasiswa s1 – keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto. Mojokerto.2011 (http://www.dianhusada.ac.id/jurnalimg/jurper1-3-hena.pdf) diakses tanggal 15 July 2013

3. Kazim M, Abrar A. Sleep patterns and academic performance in students of a medical college in Pakistan. KUST Med J 2011; 3(2): 57-60. (http://www.kmuj.kmu.edu.pk/article/view/8534/pdf) diakses tanggal 12 july 2013

4. Guyton, Arthur C. Hall, John E. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG.2007

5. Sherwood, Lauralle. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta. Penerbit Buku Kedokteran ECG.2011

6. Japardi,Dr.Iskandar. Fakultas Kedokteran. Universitas Sumatera Utara.http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar

(31)

7. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/106/jtptunimus-gdl-wahyunigsi-5300-3-bab2.pdf diakses tanggal 28 Desember 2012

8. Travis, Carol. Wade, Carole; Psikologi. Edisi 9. Jilid 1; Jakarta; Penerbit Erlangga. 2007

9. Catherine. Faktor yang Mempengaruhi Pola Tidur Pasien di Ruang

Perawatan Bedah Baji Kamase I dan II BP-RSUD Labuan Baji Makassar. Skripsi. Makassar. 2011

10.Warahmatillah. Hubungan Aktivitas Akademik yang disertai

Aktivitas Fisik dengan Gangguan Tidur pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran UMI Makassar Angkatan 2010. Karya Tulis Ilmiah.

Fakultas Kedokteran UMI. 2012

11.Drs. Nur Kholis, M. Pd. Pengaruh Prestasi Belajar Mata Pelajaran Adaptif dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Produktif Siswa Jurusan TITL Smk Negeri 1 Magelang. SKRIPSI. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.2010. (http://eprints.uny.ac.id/10049/1/Beny%20Tri%20Atmoko.pdf)

diakses 15 july 2013

12.Sari, Rahayu Iriani. Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar

Mahasiswa Angkatan 2010 Fakultas Kedokteran UMI Makassar.

Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran.2011

13.http://www.scribd.com/doc/56981944/Artikel-Dampak-Kurang-Tidur-Terhadap-Prestasi diakses pada tanggal 03 Januari 2013

(32)

14.http://www.scribd.com/doc/75549636/Fungsi-Faktor-Dan-Pola-Tidur diakses pada tanggal 03 Januari 2013

15.Stickgold, dr.Robert. Harvard University. Artikel Sleep and Memory.2008. (http://healthysleep.med.harvard.edu/need-sleep/whats-in-it-for-you/memory) diakses pada tanggal 15 July 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor (pelayanan, kualitas produk, harga, promosi) mempengaruhi keputusan konsumen membeli pada PT. Kalla Toyota Cabang

Sikap merupakan faktor pendorong untuk terjadinya suatu perilaku seseorang, maka sikap negatif atau kurang setuju terhadap suatu pengobatan akan mendorong penderita tersebut

;&lt; Calon Kepala Desa Suradita .ang memperoleh suara sah terban.ak ditetapkan sebagai Calon Calon Kepala Desa Suradita .ang memperoleh suara sah terban.ak ditetapkan sebagai

Dari hasil pengujian yang dapat dilihat dari Tabel 4.11 diatas tahap pengujian yang menunjukkan rata-rata nilai error terkecil adalah pada percobaan jumlah

Kata yang paling cocok untuk melengkapi kalimat di atas adalah.  memuaskan  menenteramkan  mengerikan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengaruh proporsi pemberian pakan dengan lama pencahayaan di malam hari tidak berpengaruh terhadap konsumsi

etika seseorang yang telah saya bantu atau ketika orang-orang yang mana saya menaruh harapan yang sangat besar terhadapnya, memperlakukan saya dengan semena-mena, saya akan

(C) OPERASI PERKHIDMATAN SOKONGAN : PEJABAT NAIB CANSELOR, PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (HAL EHWAL PELAJAR DAN ALUMNI), PEJABAT TIMBALAN NAIB CANSELOR (JARINGAN