• Tidak ada hasil yang ditemukan

USULAN SISTEM PERSEDIAAN PADA CV. JASA VENUS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KENAIKAN HARGA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "USULAN SISTEM PERSEDIAAN PADA CV. JASA VENUS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KENAIKAN HARGA SKRIPSI"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN SISTEM PERSEDIAAN PADA CV. JASA

VENUS DENGAN MEMPERTIMBANGKAN

KENAIKAN HARGA

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana dalam bidang ilmu Teknik Industri

Disusun oleh :

Nama : Stefanus Alvin Agusta NPM : 2012610087

PROGRAM TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN

BANDUNG

2017

(2)
(3)
(4)

i

ABSTRAK

CV. Jasa Venus merupakan perusahaan yang menjual produk kebutuhan sehari-hari seperti sabun dan shampoo. Pada saat ini, perusahaan belum memiliki sistem persediaan yang baik karena belum memiliki metode yang tepat serta masih melakukan pemesanan berdasarkan intuisi saja. Hal ini membuat perusahaan sering mengalami stockout sehingga menyebabkan terjadinya lost of sales. Selain itu, perusahaan ingin meminimasi biaya persediaan yang harus dikeluarkan. Digunakan klasifikasi ABC untuk menentukan produk-produk yang paling berpengaruh terhadap keuntungan yang diperoleh perusahaan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan metode fixed order interval atau metode T secara joint order sehingga dapat meminimasi biaya persediaan. Pada metode ini, besarnya inventori maksimum dan interval pemesanan yang dapat meminimasi biaya persediaan dapat ditentukan nilainya.

Kenaikan harga pernah dialami perusahaan pada beberapa jenis produk. Ketika diketahui bahwa suatu produk akan mengalami kenaikan harga, kebijakan yang dapat diambil adalah dengan melakukan pemesanan khusus ketika harga masih normal. Pada saat ini, perusahaan belum memiliki kebijakan terkait mengenai pemesanan produk ketika terjadi kenaikan harga. Penentuan kuantitas pemesanan yang kurang tepat dapat menghasilkan nilai penghematan yang tidak optimal. Untuk mengatasi masalah ini, digunakan metode known price increase. Metode known price increase diterapkan untuk kondisi dimana kenaikan harga terjadi pada satu jenis produk, lebih dari satu jenis produk, dan seluruh jenis produk. Output metode ini adalah kuantitas pemesanan yang paling tepat untuk menghasilkan penghematan yang paling optimal.

(5)

ii

ABSTRACT

CV. Jasa Venus is a company that sells products daily necessities such as soap and shampoo. At this time, the company has not had a good inventory system because it has not had the proper methods and still make a reservation based on intuition alone. This makes the company often encounter stockout thus causing the lost of sales. In addition, the company wanted to minimize inventory costs to be incurred. ABC classification used to determine the products that most influence on corporate profits.

To resolve this problem, use the fixed order interval method or T method by joint order so as to minimize the cost of inventory. In this method, the maximum amount of inventory and the value of ordering interval to minimize inventory costs can be determined.

The price increase ever experienced by the company in several types of products. When it became known that a product will experience price increases, a policy that can be taken is to do special orders when the price is still normal. At this time, the company has not had a policy related to the product order when the price increase. Determination of the order quantity is less precise savings can result in values that are not optimal. To resolve this problem, use the known price increase method. Known price increase methods is applied to a condition in which the price increase occurred in one type of product, more than one type of product, and all kinds of products. The output of this method is the most appropriate order quantity to produce the most optimal savings.

(6)

KATA PENGANTAR

Pujian dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat, kesetiaan dan penyertaan-Nya sehingga rangkaian penulisan Skripsi yang berjudul “Usulan Sistem Persediaan Pada CV. Jasa Venus Dengan Mempertimbangkan Kenaikan Harga” dapat selesai dengan baik. Penyusunan Skripsi dilakukan dengan melakukan pengamatan pada CV. Jasa Venus. Pembuatan Skripsi merupakan syarat yang dibutuhkan untuk memenuhi mata kuliah IND-500 (Skripsi) dan sebagai syarat kelulusan pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Katolik Parahyangan.

Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari kontribusi serta bimbingan beberapa pihak. Ucapan terimakasih penulis diucapkan kepada:

1. Bapak Y.M. Kinley Aritonang, Ph.D selaku Dosen Pembimbing Skripsi;

2. Bapak Alfian, S.T., M.T. dan Ibu Paulina Kus Ariningsih, S.T., M.Sc. selaku Dosen Penguji Sidang Skripsi.

3. Ibu Kristiana Asih Damayanti, S.T., M.T. selaku Dosen Wali Penulis selama di TI UNPAR.

4. Bapak Paulus selaku CEO CV. Jasa Venus;

5. Ibu Anna selaku Karyawan Pembelian CV. Jasa Venus;

6. Orang tua dan keluarga yang selalu memberikan doa, dukungan, dan semangat dalam proses penyelesaian skripsi;

7. Seline yang selalu memberikan semangat dan dukungan selama pengerjaan skripsi.

8. Cici Shelvy Silviany yang selalu memberikan dukungan dan semangat selama pengerjaan skripsi.

9. Teman-teman terdekat penulis seperti teman-teman HOME, Marla, Erik, Sherly, Tari, Sammy, Tien, dan teman-teman lainnya yang telah mendukung dan menjadi sahabat terbaik selama dunia perkuliahan di TI UNPAR.

10. Teman-teman Kelas C TI 2012, Mentari, Nova, Wahyu, Handry, Livia, Michella dan lain-lain yang telah memberikan dukungan dan menjadi teman kelas terbaik di TI UNPAR.

(7)

11. Untuk teman-teman Teknik Industri Angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan bantuan.

Dalam penyusunan laporan ini terdapat kesalahan baik dalam penggunaan kata ataupun pengertian terkait masalah yang diteliti. Penulis menerima segala bentuk saran dan kritik agar pengembangan dapat dilakukan pada masa mendatang.

Bandung, 6 Januari 2017

(8)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... I-1

I.1 Latar Belakang Masalah ... I-1 I.2 Identifikasi Masalah dan Rumusan Masalah ... I-2 I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian ... I-6 I.4 Tujuan Penelitian ... I-7 I.5 Manfaat Penelitian ... I-7 I.6 Metodologi Penelitian ... I-8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... II-1

II.1 Definisi Persediaan ... II-1 II.2 Tipe-tipe Persediaan ... II-1 II.3 Fungsi-fungsi Persediaan ... II-2 II.4 Kategori Persediaan ... II-3 II.5 Biaya-biaya Persediaan ... II-4 II.6 Model Persediaan Deterministik ... II-5 II.7 Model Persediaan Probabilistik ... II-6 II.7.1 Fixed Order Size System (Metode Q) ... II-6

II.7.2 Fixed Order Interval System (Metode T)... II-7

II.8 Model Matematis Metode P(R;T) ... II-8 II.9 Known Price Increase ... II-10

II.10 Klasifikasi ABC ... II-12

BAB III PERANCANGAN SISTEM PERSEDIAAN ... III-1

(9)

III.1 Pengumpulan Data ... III-1 III.1.1 Klasifikasi ABC ... III-1 III.1.2 Data Jenis Produk yang Diteliti ... III-2 III.1.3 Data Demand ... III-2 III.1.4 Data Lead Time ... III-6 III.2 Data Komponen Biaya Persediaan ... III-7 III.2.1 Biaya Pembelian dan Kenaikan Harga ... III-7 III.2.2 Biaya Pemesanan ... III-7 III.2.3 Biaya Penyimpanan ... III-9 III.2.4 Biaya Lost of Sales ... III-11 III.3 Pengolahan Data ... III-12 III.3.1 Uji Distribusi Demand ... III-12 III.3.2 Individual Order ... III-13

III.3.3 Joint Order ... III-18

III.4 Rekapitulasi Total Cost dan Pemilihan Metode ... III-24 III.5 Know Price Increase ... III-25

III.5.1 Kenaikan Harga Kondisi Pertama ... III-27 III.5.2 Kenaikan Harga Kondisi Kedua ... III-39 III.5.3 Kenaikan Harga Kondisi Ketiga ... III-49 III.6 Perbandingan Sistem Sekarang dan Sistem Usulan ... III-58

BAB IV ANALISIS ... IV-1

IV.1 Analisis Pemilihan Objek Penelitian ... IV-1 IV.2 Analisis Uji Distribusi Data Demand ... IV-3 IV.3 Analisis Pemilihan Metode ... IV-3 IV.4 Analisis Biaya-biaya Persediaan ... IV-4 IV.4.1 Analisis Biaya Pembelian ... IV-4 IV.4.2 Analisis Biaya Pemesanan ... IV-4 IV.4.3 Analisis Biaya Penyimpanan ... IV-5 IV.4.4 Analisis Biaya Lost of Sales ... IV-5 IV.5 Analisis Metode Fixed Order Interval pada Individual Order ... IV-5 IV.6 Analisis Metode Fixed Order Interval pada Joint Order ... IV-6 IV.7 Analisis Known Price Increase ... IV-7 IV.8 Analisis Perbandingan Sistem Persediaan Sekarang dan Usulan ... IV-8

(10)

BAB V KESIMPULAN SARAN ... V-1

V.1 Kesimpulan ... V-1 V.2 Saran ... V-2

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv DAFTAR PUSTAKA ... xv

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Jenis Produk yang Diteliti ... III-2 Tabel III.2 Data Demand Produk yang Diteliti ... III-2 Tabel III.3 Data Lead Time Produk yang Diteliti ... III-6 Tabel III.4 Harga Beli Produk yang Diteliti dan Kenaikan Harga ... III-7 Tabel III.5 Total Biaya Pemesanan Indiidual dan Joint Order ... III-9 Tabel III.6 Fraksi Luas Penyimpanan Produk di Gudang ... III-10 Tabel III.7 Total Biaya Penyimpanan ... III-11 Tabel III.8 Perubahan Biaya Penyimpanan Produk yang Mengalami

Kenaikan Harga ... III-11 Tabel III.9 Biaya Lost of Sales ... III-11 Tabel III.10 Jenis Distribusi Demand Produk yang Diteliti ... III-12 Tabel III.11 Individual Order Lux Sabun Cair 250 ml Biru ... III-17

Tabel III.12 Rekapitulasi Perhitungan Individual Order Setiap ProdukIII-18

Tabel III.13 Perencanaan Joint Order Supplier A Skema Pertama ... III-20 Tabel III.14 Perencanaan Joint Order Supplier A Skema Kedua ... III-21 Tabel III.15 Perencanaan Joint Order Supplier B Skema Pertama ... III-23 Tabel III.16 Perencanaan Joint Order Supplier B Skema Kedua ... III-24 Tabel III.17 Rekapitulasi Skema Joint Order ... III-24 Tabel III.18 Rekapitulasi Total Cost Individual dan Joint Order ... III-25 Tabel III.19 Perbandingan Nilai T,R, dan TC Sebelum dan Setelah

Kenaikan Harga ... III-26 Tabel III.20 Biaya-biaya yang Dihasilkan Setelah Kenaikan Harga ... III-26 Tabel III.21 Hasil Perhitungan Q* dan Qa* (Kondisi 1) ... III-27 Tabel III.22 Hasil Perhitungan q (Kondisi 1) ... III-28 Tabel III.23 Hasil Perhitungan Q� (Kondisi 1) ... III-29 ∗ Tabel III.24 Hasil Perhitungan Lama Pemakaian (Kondisi 1) ... III-30 Tabel III.25 Hasil Perhitungan B (Kondisi 1) ... III-30 Tabel III.26 Hasil Perhitungan Lama Mencapai B (Kondisi 1) ... III-31 Tabel III.27 Hasil Perhitungan Frekuensi Pemesanan (Kondisi 1) ... III-32

(12)

Tabel III.28 Hasil Perhitungan Kuantitas Pemesanan (Kondisi 1) ... III-33 Tabel III.29 Hasil Perhitungan Penghematan (Kondisi 1) ... III-33 Tabel III.30 Hasil Perhitungan Biaya Pesan Selama TMC (Kondisi 1) ... III-34 Tabel III.31 Biaya Simpan saat Harga Naik ... III-34 Tabel III.32 Hasil Perhitungan Biaya Simpan Selama TMC (Kondisi 1) ... III-35 Tabel III.33 Hasil Perhitungan Biaya Lost of Sales selama TMC (Kondisi

1) ... III-37 Tabel III.34 Biaya-biaya Joint Order Supplier B dengan Harga Clear

Shampoo Ice Cool Menthol 90 ml Meningkat ... III-38 Tabel III.35 Biaya-biaya Joint Order Supplier B dengan Harga Clear

Shampoo Anti Hairfall 90 ml Meningkat ... III-38 Tabel III.36 Biaya-biaya Joint Order Supplier B dengan Harga Clear

Shampoo Strong & Soft 90 ml Meningkat ... III-38 Tabel III.37 Hasil Perhitungan Q* dan Q𝑎∗ (Kondisi 2) ... III-40 Tabel III.38 Hasil Perhitungan q (Kondisi 2) ... III-40 Tabel III.39 Hasil Perhitungan Q� (Kondisi 2) ... III-41 ∗ Tabel III.40 Hasil Perhitungan Lama Pemakaian (Kondisi 2) ... III-41 Tabel III.41 Hasil Perhitungan B (Kondisi 2) ... III-42 Tabel III.42 Hasil Perhitungan Lama Mencapai B (Kondisi 2) ... III-42 Tabel III.43 Hasil Perhitungan Frekuensi Pemesanan (Kondisi 2) ... III-43 Tabel III.44 Tabel Hasil Perhitungan Kuantitas Pemesanan (Kondisi

2).III-44

Tabel III.45 Tabel Hasil Perhitungan Penghematan (Kondisi 2) ... III-45 Tabel III.46 Hasil Perhitungan Biaya Pesan Selama TMC (Kondisi 2) ... III-45 Tabel III.47 Hasil Perhitungan Biaya Simpan selama TMC (Kondisi 2) ... III-46 Tabel III.48 Hasil Perhitungan Biaya Lost of Sales selama TMC (Kondisi

2) ... III-46 Tabel III.49 Biaya-biaya Joint Order Supplier B dengan Harga Clear

Shampoo Ice Cool Menthol 90 ml dan Clear Shampoo Anti Hairfall 90 ml Meningkat... III-48 Tabel III.50 Biaya-biaya Joint Order Supplier B dengan Harga Clear

Shampoo Anti Hairfall 90 ml dan Clear Shampoo Strong & Soft 90 ml Meningkat ... III-48

(13)

Tabel III.51 Biaya-biaya Joint Order Supplier B dengan Harga Clear Shampoo Ice Cool Menthol 90 ml dan Clear Shampoo Strong & Soft 90 ml Meningkat... III-48 Tabel III.52 Hasil Perhitungan Q* dan Q𝑎∗ (Kondisi 3) ... III-49 Tabel III.53 Hasil Perhitungan q (Kondisi 3) ... III-50 Tabel III.54 Hasil Perhitungan Q� (Kondisi 3) ... III-51 ∗ Tabel III.55 Hasil Perhitungan Lama Pemakaian (Kondisi 3) ... III-51 Tabel III.56 Hasil Perhitungan B (Kondisi 3) ... III-52 Tabel III.57 Hasil Perhitungan Lama Mencapai B (Kondisi 3) ... III-52 Tabel III.58 Hasil Perhitungan Frekuensi Pemesanan (Kondisi 3) ... III-53 Tabel III.59 Hasil Perhitungan Kuantitas Pemesanan (Kondisi 3) ... III-54 Tabel III.60 Hasil Perhitungan g* (Kondisi 3) ... III-54 Tabel III.61 Hasil Perhitungan Biaya Pesan (Kondisi 3) ... III-55 Tabel III.62 Hasil Perhitungan Biaya Simpan (Kondisi 3) ... III-55 Tabel III.63 Hasil Perhitungan Biaya Lost of Sales (Kondisi 3) ... III-56 Tabel III.64 Hasil Perhitungan Penghematan (Kondisi 3) ... III-57 Tabel III.65 Biaya-biaya Joint Order Supplier B dengan Harga Semua

Harga Produk Meningkat ... III-57 Tabel III.66 Perbandingan Sistem Persediaan Sekarang dan Usulan ... III-58 Tabel B.1 Klasifikasi ABC Produk Sabun ... B-1 Tabel B.2 Klasifikasi ABC Produk Shampoo ... B-2 Tabel D.1 Individual Order Lux Sabun Cair Biru ... D-1

Tabel D.2 Individual Order Lux Sabun Cair Hijau ... D-2

Tabel D.3 Individual Order Lux Sabun Cair Orange ... D-3

Tabel D.4 Individual Order Lifebuoy Sabun Cair Orange ... D-4

Tabel D.5 Individual Order Lifebuoy Sabun Cair Hijau... D-5

Tabel D.6 Individual Order Clear Shampoo Ice Cool Menthol ... D-6

Tabel D.7 Individual Order Head & Shoulders Shampoo ... D-7

Tabel D.8 Individual Order Clear Shampoo Anti Hairfall ... D-8

Tabel D.9 Individual Order Clear Shampoo Strong & Soft ... D-9

Tabel E.1 Individual Order Clear Shampoo Ice Cool Menthol 90 ml

Setelah Naik Harga ... E-1 Tabel E.2 Individual Order Head & Shoulders Shampoo Setelah Naik

Harga ... E-2

(14)

Tabel E.3 Individual Order Clear Shampoo Anti Hairfall 90 ml Setelah

Naik Harga ... E-3 Tabel E.4 Individual Order Clear Shampoo Strong & Soft 90 ml Setelah

Naik Harga ... E-4 Tabel F.1 Joint Order Supplier A Skema Terpilih (Lux) ... F-1

Tabel F.2 Joint Order Supplier A Skema Terpilih (Lifebuoy)... F-2

Tabel F.3 Joint Order Supplier B Skema Terpilih ... F-3

Tabel G.1 Joint Order Skema Terpilih dengan Harga Naik ... G-1

Tabel H.1 Kenaikan Harga Kondisi Pertama ... H-1 Tabel H.2 Kenaikan Harga Kondisi Kedua ... H-2 Tabel H.3 Kenaikan Harga Kondisi Ketiga... H-4

(15)

DAFTAR GAMBAR

Gambar I.1 Persentase Demand Produk dalam Setahun ... I-4 Gambar I.2 Metodologi Penelitian ... I-10 Gambar II.1 Grafik Model Persediaan Klasik ... II-6 Gambar II.2 Grafik Periodic Review System ... II-7 Gambar II.3 Model Known Price Increase ... II-10 Gambar III.1 Kenaikan Harga pada Satu Jenis Produk ... III-27 Gambar III.2 Kenaikan Harga Lebih dari Satu Jenis Produk ... III-39 Gambar III.3 Kenaikan Harga untuk Semua Jenis Produk ... III-49 Gambar A.1 Uji Distribusi Lux Sabun Cair Biru ... A-1 Gambar A.2 Uji Distribusi Lux Sabun Cair Hijau ... A-1 Gambar A.3 Uji Distribusi Lux Sabun Cair Orange ... A-2 Gambar A.4 Uji Distribusi Lifebuoy Sabun Cair Orange ... A-2 Gambar A.5 Uji Distribusi Lifebuoy Sabun Cair Hijau ... A-3 Gambar A.6 Uji Distribusi Clear Shampoo Ice Cool Menthol ... A-3 Gambar A.7 Uji Distribusi Head & Shoulders Shampoo ... A-4 Gambar A.8 Uji Distribusi Clear Shampoo Anti Hairfall ... A-4 Gambar A.9 Uji Distribusi Clear Shampoo Strong & Soft ... A-5 Gambar D.1 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Lux Sabun Cair Biru ... D-1 Gambar D.2 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Lux Sabun Cair Hijau

D-2

Gambar D.3 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Lux Sabun Cair Orange ... D-3 Gambar D.4 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Lifebuoy Sabun Cair

Orange ... D-4 Gambar D.5 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Lifebuoy Sabun Cair

Hijau ... D-5 Gambar D.6 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Clear Shampoo Ice

Menthol ... D-6 Gambar D.7 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Head & Shoulders

Shampoo ... D-7

(16)

Gambar D.8 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Clear Shampoo Anti Hairfall ... D-8 Gambar D.9 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Clear Shampoo Soft &

Strong ... D-9 Gambar E.1 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Clear Shampoo Ice

Menthol ... E-1 Gambar E.2 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Head & Shoulders

Shampoo ... E-2 Gambar E.3 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Clear Shampoo Anti

Hairfall ... E-3 Gambar E.4 Grafik Biaya-biaya Terhadap Waktu Clear Shampoo Soft &

Strong ... E-4

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A UJI DISTRIBUSI ... A-1 LAMPIRAN B KLASIFIKASI ABC ... B-1 LAMPIRAN C PENURUNAN RUMUS ... C-1 LAMPIRAN D INDIVIDUAL ORDER ... D-1 LAMPIRAN E INDIVIDUAL ORDER SETELAH NAIK HARGA ... E-1 LAMPIRAN F JOINT ORDER ... F-1 LAMPIRAN G JOINT ORDER SETELAH NAIK HARGA ... G-1 LAMPIRAN H KNOWN PROCE INCREASE ... H-1

(18)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab ini secara keseluruhan akan membahas mengenai proses-proses awal dalam penelitian. Bab ini berisi mengenai bagaimana latar belakang masalah persediaan, proses pengidentifikasian masalah yang terjadi, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, serta sistematika penelitian.

I.1 Latar Belakang Masalah

Seiring dengan berjalannya waktu, tingkat populasi penduduk khususnya di Jawa Barat semakin meningkat. Meningkatnya tingkat populasi penduduk akan berbanding lurus dengan tingkat permintaan konsumen akan barang-barang yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Barang-barang-barang tersebut bergerak dengan cepat dalam hal penjualan karena barang-barang tersebut dijual dengan harga yang relatif murah dan pada umumnya merupakan barang kebutuhan sehari-hari. Dalam pengertian yang lebih sempit, barang-barang tersebut dikategorikan sebagai consumer goods. Salah satu contoh consumer

goods barang-barang untuk perawatan tubuh seperti produk-produk sabun,

shampoo dll.

Dalam rantai pasok bisnis, peran penjual menjadi sangat penting untuk menjual produk-produk agar sampai ke tangan konsumen. Dan seperti diketahui, bentuk usaha perdagangan telah menjamur di Indonesia dan semakin lama semakin bertambah jumlahnya sehingga persaingan antarperusahaan akan semakin kompetitif karena banyaknya kompetitor yang saling berlomba-lomba memenangkan pasar dan mendapat kepercayaan dari konsumen. Maka dari itu, dibutuhkan keseluruhan sistem yang baik agar sebuah perusahaan mampu bersaing dan mampu memenuhi permintaan konsumennya.

Beberapa bagian terpenting dalam perusahaan memasarkan produk-produknya meliputi pembelian, pendistribusian, dan penjualan. Ketiga aktivitas tersebut sangat erat kaitannya terhadap bagian persediaan dalam suatu perusahaan. Perusahaan yang memiliki perencanaan terhadap sistem persediaan yang baik tentunya akan mendukung dan melancarkan aktivitas

(19)

BAB I PENDAHULUAN

I-2

bisnis secara keseluruhan. Selain itu, sistem persediaan yang baik akan meminimumkan total biaya yang dikeluarkan untuk persediaan produk serta berbanding lurus dengan keuntungan yang akan dihasilkan oleh perusahaan. Sedangkan, jika sistem persediaan yang dimiliki perusahaan tidak terencana dengan baik, maka hal tersebut akan menjadi masalah yang berdampak pada ketersediaan produk yang dimiliki perusahaan. Persediaan yang tidak terencana dengan baik akan mengakibatkan dua macam masalah yakni kelebihan persediaan atau kekurangan persediaan.

Pada umumnya, persediaan ada karena tingkat demand yang tidak dapat diprediksi dengan tepat. Persediaan yang berlebih dalam jumlah besar secara umum akan menghabiskan tempat pada gudang penyimpanan. Tempat pada gudang yang seharusnya dapat dimaksimalkan untuk menyimpan produk yang dipakai menjadi tidak maksimal fungsinya karena terpakai untuk menyimpan produk yang berlebih. Selain itu, kelebihan persediaan akan meningkatkan biaya persediaan. Yang termasuk biaya persediaan yakni biaya pembelian, biaya pemesanan, biaya penyimpanan serta biaya stockout.

Kekurangan persediaan akan mengakibatkan perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan konsumen (apabila konsumen tidak dapat menunggu lagi) atau dengan kata lain terjadi lost of sales, sehingga perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk melakukan penjualan yang sebenarnya dapat mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Dampak lainnya akibat kekurangan persediaan ketika terdapat pemesanan dari konsumen yakni menurunnya service level perusahaan dan berkurangnya tingkat kepercayaan konsumen terhadap perusahaan.

I.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah

CV. Jaza Venus merupakan perusahaan yang bergerak di bidang distribusi serta perdagangan untuk produk-produk cosmetic dan consumer goods seperti sabun, shampoo, parfum, bedak, deodorant, lipstick, dan berbagai macam alat kecantikan, sehingga tipe inventory perusahaan ini adalah finished

goods atau produk jadi. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1998 dan

berlokasi di Jl. Arcamanik Endah No.109, Bandung. Perusahaan ini mendistribusikan dan mejual produk-produknya di wilayah Jawa Barat.

(20)

BAB I PENDAHULUAN

I-3

Aktivitas operasional pada perusahaan ini mencangkup aktivitas distribusi dan aktivitas perdagangan. Untuk aktivitas distribusi, perusahaanmendistribusikan produk-produk dari supplier ke pasarnya seperti super market, mini market, departemen store, toko kosmetik, toko kelontong, salon, dll. Sedangkan untuk aktivitas trading atau perdagangan, perusahaan menjual produk-produknya dengan tujuan mendapatkan laba yang lebih besar tanpa adanya ikatan kerja sama dengan supplier.

Strategi yang dijalankan perusahaan selama ini adalah dengan menyimpan produk di gudang karena demand pembeli yang tidak pasti. Setelah melakukan studi lapangan di CV. Jasa Venus, terdapat suatu permasalahan dalam sistem persediaannya. Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan dan juga dengan orang yang bekerja di bagian pembelian, permasalahan persediaan ini disebabkan karena pada umumnya mereka melakukan pemesanan produk ke supplier dengan hanya mengandalkan

judgement, perkiraan dan intuisi saja. Contoh, jika bagian pembelian

memperkirakan bahwa akan terjadi banyak pesanan, maka pemesanan produk dilakukan dalam jumlah yang besar. Namun, jika bagian pembelian memperkirakan bahwa tidak akan banyak pemesanan, maka pemesanan produk dilakukan dalam jumlah yang sedikit.

Selama ini perusahaan tidak menggunakan metode apapun dalam mengelola persediannya. Perkiraan tersebut didasarkan pada trend atau hasil penjualan pada periode sebelumnya atau hanya dengan melihat jumlah stock produk di gudang. Contoh, jika stock produk di gudang tersisa sedikit, maka bagian pembelian akan memesan produk-produk yang dibutuhkan agar ketersediaan produk tersebut di gudang tetap ada. Sebaliknya, jika stock produk di gudang masih banyak, maka bagian pembelian tidak akan memesan produk tersebut. Tingkat demand yang bervariasi serta kebiasaan melakukan perkiraan pada aktivitas yang krusial seperti pemesanan produk seperti ini akan menimbulkan suatu resiko yang akan berdampak buruk pada perputaran uang di perusahaan. Selain itu, resiko lainnya dapat berupa terjadinya penumpukan produk di gudang atau terjadinya kekurangan produk di gudang.

Penelitian ini difokuskan pada aktivitas bisnis perdagangan saja karena berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, permasalahan persediaan sering terjadi pada aktivitas perdagangan, baik itu masalah produk

(21)

BAB I PENDAHULUAN

I-4

yang overstock maupun understock. Penentuan aktivitas bisnis ini berarti permasalahan yang timbul merupakan fenomena lost sales atau kehilangan penjualan ketika produk mengalami stockout pada saat terdapat demand dari konsumen. Penelitian ini juga difokuskan pada produk-produk yang sering mengalami stockout. Stockout sering terjadi pada produk-produk tertentu karena tingkat pembelian yang sangat banyak serta bervariasi dibandingkan dengan produk lain atau dengan kata lain penelitian difokuskan pada produk-produk yang paling laku dijual di CV. Jasa Venus.

Produk-produk yang menjadi fokus penelitian ini adalah produk sabun dan shampoo. Penentuan produk-produk tersebut didasarkan pada hasil wawancara pada pemilik perusahaan yang mengatakan bahwa produk-produk sabun dan shampoo merupakan produk yang paling laku dalam hal penjualan. Penentuan pemilihan produk sabun dan shampoo juga didukung dengan data persentase demand dalam setahun yang dapat dilihat pada Gambar I.1. Selain itu, penentuan produk-produk sabun dan shampoo yang diteliti juga diputuskan dengan metode klasifikasi ABC untuk mengklasifikasikan persediaan berdasarkan tingkat kepentingannya, baik itu dari segi biaya maupun keuntungannya untuk perusahaan. Dengan kata lain, klasifikasi ABC digunakan untuk mengetahui proporsi setiap produk sabun dan shampoo dalam kontribusinya terhadap perusahaan.

Gambar I.1 Persentase Demand Produk dalam Setahun

sabun 36% shampoo 50% parfum 5% bedak 4% lipstick 4% alat make up 1% dll. 0%

Persetase Demand 1 tahun

(22)

BAB I PENDAHULUAN

I-5

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik perusahaan, produk-produk kelompok A merupakan produk-produk yang memiliki persentase kumulatif mencapai 50% dari nilai demand dalam periode waktu 1 tahun. Produk-produk kelompok B yakni 30% berikutnya dan sisanya merupakan produk-produk kelompok C. Dengan metode klasifikasi ABC, dapat diketahui bahwa produk-produk sabun dan shampoo yang termasuk dalam 50% dari demand merupakan produk-produk sabun dan shampoo yang memiliki kontribusi paling besar terhadap perusahaan.

Menurut pihak pengelola perusahaan, terdapat sekitar 15% pembeli pernah melakukan pemesanan produk ketika ketersediaan produk tersebut di gudang sedang stockout. Untuk mengatasi masalah ini, sistem pemesanan sebaiknya dilakukan dengan mempertimbangkan data historis yang ada sehingga dapat meminimasi terjadinya lost sales serta meminimasi total biaya persediaan.

Untuk mengatasi permasalahan ini, digunakan fixed order interval system atau metode P. Metode ini dapat digunakan untuk mengurangi lost of sales serta

expected total cost persediaan. Pada metode ini, interval waktu pemesanan (T)

selalu sama setiap periode dan kuantitas pemesanan mempertimbangkan besarnya inventori maksimum (R). Pemilihan metode ini juga didasarkan atas pertimbangan terdapat beberapa produk yang dibeli perusahaan di supplier yang sama, sehingga pemesanan dapat dilakukan secara joint karena T yang sama untuk meminimasi biaya pemesanan. Dengan adanya metode yang dapat menentukan besarnya kuantitas pemesanan serta dapat menentukan interval waktu pemesanan yang tepat, diharapkan dapat mengurangi jumlah lost of sales yang terjadi.

Selain permasalahan persediaan di CV. Jasa Venus, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak perusahaan, terdapat juga permasalahan dalam hal kuantitas pemesanan produk jika diketahui akan terjadi kenaikan harga pada beberapa produk yang biasa dipesan oleh perusahaan. Peningkatan harga produk dapat meningkatkan kerugian dan ketidaktepatan dalam penentuan jumlah persediaan produk. Produk-produk yang mengalami kenaikan harga yakni produk Clear Shampoo Ice Cool Menthol 90 ml, Clear Shampoo Anti Hairfall 90 ml, Clear Shampoo Stong & Soft 90 ml, dan Head & Shoulders Shampoo 80 ml.

(23)

BAB I PENDAHULUAN

I-6

Berdasarkan data historis perusahaan, peningkatan harga produk pernah dialami oleh perusahaan pada bulan Mei tahun 2015. Produk-produk tersebut pernah mengalami kenaikan harga sebesar 12% sampai 15% pada periode waktu tersebut. Dalam hal ini, perusahaan belum memiliki kebijakan yang tepat jika terjadi kenaikan harga. Perusahaan belum dapat menentukan apakah melakukan pemesanan khusus atau tidak terkait kenaikan harga yang terjadi. Belum adanya kebijakan tersebut mengakibatkan perusahaan tidak dapat melakukan penghematan yang dapat dihasilkan jika melakukan pemesanan khusus ketika kenaikan harga produk terjadi.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijabarkan diatas, terdapat beberapa rumusan masalah yang dapat yang dapat menggambarkan permasalahan di CV. Jasa Venus. Rumusan masalah tersebut diantaranya: 1. Bagaimana sistem persediaan yang sesuai untuk memperbaiki masalah

persediaan pada produk sabun dan shampoo di CV. Jasa Venus agar meminimasi expected total cost?

2. Bagaimana kebijakan yang dapat diterapkan oleh CV. Jasa Venus jika terjadi kenaikan harga terhadap produk sabun dan shampoo?

3. Bagaimana perbandingan sistem persediaan sekarang dengan sistem persediaan usulan?

I.3 Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Terdapat beberapa batasan masalah serta asumsi dalam penelitian di CV. Jasa Venus untuk membantu peneliti dalam melakukan penelitian. Pembatasan masalah diperlukan agar masalah yang diteliti terkonsentrasi. Sedangkan, asumsi penelitian diberlakukan untuk membantu peneliti melakukan perhitungan. Berikut merupakan pembatasan masalah yang digunakan:

1. Aktivitas perusahaan yang diamati adalah aktivitas trading atau perdagangan saja.

2. Produk yang diamati yakni produk yang dijual selama periode 1 tahun (tahun 2015-2016).

3. Penelitian difokuskan pada produk-produk sabun dan shampoo yang masuk dalam klasifikasi A pada klasifikasi ABC.

(24)

BAB I PENDAHULUAN

I-7

1. Supplier CV. Jasa Venus dapat memenuhi jumlah pemesanan yang

dilakukan.

2. Produk-produk yang diterima dan dikirim oleh perusahaan tidak ada yang cacat dan dikembalikan oleh konsumen.

3. Tidak ada keterbatasan modal yang dihadapi oleh perusahaan. 4. Tidak ada penambahan jenis produk selama penelitian dilakukan. 5. Data demand bersifat stationary.

I.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan identifikasi serta perumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah:

1. Merancang sistem persediaan yang sesuai untuk memperbaiki masalah persediaan pada produk sabun dan shampoo di CV. Jasa Venus agar meminimasi expected total cost.

2. Membuat kebijakan yang dapat diterapkan oleh CV. Jasa Venus jika terjadi kenaikan harga terhadap produk sabun dan shampoo.

3. Membandingkan sistem persediaan sekarang dengan sistem persediaan usulan.

I.5 Manfaat Penelitian

Berikut merupakan manfaat penelitian yang dapat ditujukan untuk perusahaan, pembaca dan peneliti sendiri:

1. Bagi perusahaan:

a. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu perusahaan menggunakan metode yang dapat diaplikasikan guna mengatasi masalah persediaan di perusahaan.

b. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan masukan atau usulan serta alternatif solusi untuk mengatasi permasalahan persediaan di perusahaan.

2. Bagi pembaca:

a. Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi serta masukan untuk melakukan penelitian yang serupa.

(25)

BAB I PENDAHULUAN

I-8

b. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan atau wawasan pembaca mengenai ilmu manajemen persediaan yang diterapkan di dunia nyata.

3. Bagi peneliti:

a. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah wawasan peneliti mengenai ilmu manajemen persediaan yang telah didapat di bangku perkuliahan.

b. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengalaman peneliti dalam menghadapi masalah persediaan di dunia nyata.

c. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk membantu peneliti mengaplikasikan pengetahuan serta ilmu yang didapatkan khususnya mengenai manajemen persediaan selama masa perkuliahan.

I.6 Metodologi Penelitian

Berikut merupakan tahap-tahap metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini. Flow chart metodologi penelitian dapat dilihat pada Gambar I.2.

1. Penentuan Objek Penelitian

Tahap pertama dari penelitian ini adalah menentukan objek penelitian yang akan diamati, yaitu CV. Jasa Venus atau sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan consumer goods yang berlokasi di Jl. Arcamanik Endah No.109, Bandung.

2. Studi Pendahuluan

Tahap selanjutnya yakni melakukan studi pendahuluan dengan melakukan observasi langsung ke CV. Jasa Venus serta melakukan wawancara dengan pemilik perusahaan dan karyawan yang bekerja di bagian pembelian. Observasi dan wawancara ini dilakukan untuk mengetahui situasi permasalahan yang terjadi di perusahaan.

3. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan, tahap selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah yang terjadi di perusahaan. Setelah itu, dilakukan perumusan masalah dalam bentuk pertanyaan untuk memperjelas masalah di perusahaan serta bertujuan agar penelitian difokuskan pada masalah tersebut..

(26)

BAB I PENDAHULUAN

I-9

4. Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian

Pembatasan dan asumsi dalam penelitian dilakukan agar masalah yang diteliti dapat lebih terfokus serta tidak terlalu luas sehingga tingkat kompleksitas dari permasalahan pada penelitian dapat dikurangi.

5. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan Penelitian ditetapkan berdasarkan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya. Setelah itu, penulisan manfaat penelitian dilakukan untuk menjabarkan manfaat penelitian ini baik itu untuk perusahaan, pembaca dan juga untuk peneliti sendiri.

6. Studi Pustaka

Dalam tahap ini, peneliti mencari serta mempelajari teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian. Teori-teori tersebut berguna untuk mendukung peneliti melakukan penelitian ini. Dalam penelitian ini, teori yang dicari dan dipelajari yakni mengenai manajemen persediaan.

7. Penentuan Metode

Penentuan metode ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan permasalahan yang terdapat pada perusahaan. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode fixed order interval dan metode known price increase.

8. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan yakni data-data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di perusahaan. Data-data tersebut diantaranya adalah data demand perusahaan selama 1 tahun terakhir, data

lead time, serta data biaya-biaya persediaan.

9. Pengolahan Data

Data-data yang telah dikumpulkan kemudian digunakan dalam tahap pengolahan data. Pada tahap ini dilakukan pengujian distribusi data

demand perusahaan untuk mengetahui jenis metode apa yang digunakan

untuk menyelesaikan masalah persediaan di perusahaan. Selain itu, dilakukan perhitungan biaya-biaya persediaan untuk kemudian diolah untuk mendapatkan jumlah serta waktu pemesanan dengan expected total cost yang minimum. Dari hasil pengolahan data, dapat diketahui perbandingan sistem persediaan awal dengan sistem persediaan usulan serta dapat

(27)

BAB I PENDAHULUAN

I-10

diketahui kebijakan yang dapat diambil oleh perusahaan jika terjadi kenaikan harga pada produk tertentu.

10. Analisis

Setelah pengolahan data selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah menganalisis hasil pengolahan data tersebut. Analisis dilakukan agar memperjelas seluruh tahapan mulai dari pengumpulan data, pengolahan data dan hasil dari pengolahan data tersebut.

11. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan dari hasil penelitian dapat diambil setelah semua tahapan diatas selesai dilakukan. Kesimpulan yang diambil merupakan jawaban dari rumusan masalah yang telah dibuat di awal penelitian. Kemudian, hasil penelitian juga memberikan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan untuk mengatasi masalah persediaan di perusahaan tersebut.

(28)

BAB I PENDAHULUAN I-11 Penentuan Objek Penelitian Studi Pendahuluan Identifikasi dan Perumusan Masalah Pembatasan Masalah dan Asumsi Penelitian Tujuan dan Manfaat

Penelitian Studi Pustaka A Penentuan Metode Pengumpulan Data: -Data Demand -Data Lead Time

-Data Biaya Persediaan Pengolahan Data: -Klasifikasi ABC -Uji Distribusi -Penerapan Metode Fixed Order Interval -Penerapan Metode Known Price Increase Analisis Kesimpulan dan Saran A

Gambar

Gambar I.1 Persentase Demand Produk dalam Setahun sabun36%shampoo50%parfum5%bedak 4%lipstick4%alat make up1%dll.0%
Gambar I.2 Metodologi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Senyawa turunan hidrokarbon yang dimaksud adalah haloalkana, alkohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat, ester, dan amina.. Anda juga tentu telah mengetahui bahwa di antara

Pemeran iklan sebagai duta merek harus orang yang benar-benar menggunakan produk terkait dan tidak menggunakan produk pesaing selama masa berlakunya perjanjian

Berdasarkan beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah Penerimaan kas adalah kas yang diterima perusahaan baik yang berupa uang

Gubernur, Bupati dan Wakil Bupati, serta Walikota dan Wakil Walikota di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dilaksanakan pada tanggal dan bulan yang sama pada

2.1 Menunjukkan perilaku teliti dan sesuai prosedur dalam melakukan ativitas di rumah, sekolah, dan masyarakat sebagai wujud implementasi menggambar sketsa grafik fungsi

Tuntutan beban kerja yang tinggi ini menyebabkan perawat di bagian pelayanan tersebut berisiko mengalami stress.Tujuan:tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

Bentuk genitalia externa abnormal yaitu terdapat 2 penis, skrotum terpisah (scrotum bifida), tidak ditemukan testis, dengan tulang pelvis kanan-kiri yang terpisah (Gambar 3 a).

Untuk fungsi pengelolaan, dalam melakukan kegiatan menyadiakan layanan penyedotan lumpur tinja, mengelola IPLT dan IPAL, melakukan penarikan retribusi penyedotan lumpur