• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI PUBLIK PERUSAHAAN DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN KEPUASAN PUBLIK DAN PERILAKU KONFLIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI PUBLIK PERUSAHAAN DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN KEPUASAN PUBLIK DAN PERILAKU KONFLIK"

Copied!
247
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI PUBLIK

PERUSAHAAN DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB

SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN KEPUASAN PUBLIK DAN

PERILAKU KONFLIK

(Kasus Konflik Perusahaan BP LNG Tangguh Dengan Masyarakat

Adat Teluk Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni

Provinsi Papua Barat)

Oleh:

AFIA EKSEMINA P. TAHOBA

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan Kepuasan Publik dan Perilaku Konflik. (Kasus Konflik Perusahan BP LNG Tangguh dengan Masyarakat Adat Teluk Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat) adalah karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau yang dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini.

Bogor, Mei 2011

AFIA EKSEMINA P.TAHOBA NRP. I353060061

(3)

ABSTRACT

AFIA EKSEMINA P. TAHOBA Relation Of Corporate Public Communication Activities In The Program Of Corporate Social Responsibility With Public Satisfaction And Conflict Behavior. (The case of the Company BP LNG Tangguh Conflict With Indigenous People of Bintuni Bay Regency of West Papua Province) Under Direction of SJAFRI MANGKUPRAWIRA and SUTISNA RIYANTO The sustainability of a company is not only determined by the financial aspects but it also depends on the dimensions of social and environmental responsibility. BP LNG Tangguh has implemented a corporate social responsibility ((CSR), known as integrated social strategy (ISS) and it has been communicated and realized in the form of activities in various fields by using a convergent communications approach using Participatory Rural Appraisal. This approach if actively carried out can give satisfaction to the community and avoid conflicts with the company. In general, the objective of this research was to analyze: (1) the relations of public communication activities of BP LNG Tangguh in the CSR program with public satisfaction, (2) the relations of public communication activities of BP LNG Tangguh in the CSR program with public satisfaction with conflict behavior of adat people (3) the relations of the corporate public satisfaction with conflict behavior of adat people. This research was analyzed using a statistical test of Spearman Rank Correlation (rs) to find out the relationship between variables. The study results showed that the activities of public communications through the CSR program had a significant positive correlation with public satisfaction. Public communication activities through the CSR program had a very significant negative correlation with conflict behavior and corporate public satisfaction did not have a negative correlation with the conflict behavior of adat people with BP LNG Tangguh.

Key Words : Public Communication Activity, Public Satisfaction, Conflict Behavior, Indigenous Peoples, Corporate Social Responsibility, BP LNG Tangguh.

(4)

RINGKASAN

AFIA EKSEMINA P. TAHOBA. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan Kepuasan Publik dan Perilaku Konflik. (Kasus Konflik Perusahan BP LNG Tangguh dengan Masyarakat Adat Teluk Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat) Dibimbing oleh SJAFRI MANGKUPRAWIRA DAN SUTISNA RIYANTO

Perusahaan British Petrolium (BP) yang mengelola proyek Liqufied Natural Gas (LNG) Tangguh di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat merupakan salah satu perusahaan yang telah mengimplementasikan Undang-undang No. 40 tahun 2007, tentang perseroan terbatas, yang mewajibkan setiap perusahaan khususnya perusahaan yang memanfaatkan sumber daya alam, wajib melakukan tanggung jawab sosial perusahaan. Tanggung jawab sosial ini dilakukan karena perusahaan mulai menyadari bahwa menggantungkan semata-mata kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi terkait lainnya termasuk dimensi sosial dan lingkungan. Fakta telah menunjukkan bagaimana resistensi masyarakat sekitar muncul di permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan faktor tanggung jawab sosial (Wibisono, 2007)

Perusahaan BP LNG Tangguh menerapkan program CSR yang dikenal sebagai strategi sosial terpadu (Integrated Social Strategy/ ISS) yang telah direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang telah dikomunikasikan kepada masyarakat dengan menggunakan pendekatan komunikasi konvergen yaitu menggunakan Participatory Rural Appraisal (Tabura Newsletter, edisi keempat, Oktober 2003). Hal ini berarti, semua program yang telah dan akan dilaksanakan telah dikomunikasikan atau dikonsultasikan serta mewakili kebutuhan masyarakat, sehingga apabila diterapkan secara efektif dapat memberikan kepuasan terhadap masyarakat sekitar dan menghindari terjadinya konflik-konflik yang mengancam eksistensi dari perusahaan tersebut. Namun masih saja ditemukan potensi-potensi konflik antara masyarakat adat dengan perusahaan di beberapa desa di bagian utara Teluk Bintuni yang merasa kurang puas akibat lemahnya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat adat.

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisis : (1) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dengan kepuasan publik, (2) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dengan perilaku konflik masyarakat adat dan (3) hubungan kepuasan publik dalam program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan perusahaan BP LNG Tangguh dengan perilaku konflik masyarakat adat. Sedangkan tujuan khusus adalah untuk menganalisis: (1) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kompensasi tanah adat dengan kepuasan publik, (2) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kesehatan masyarakat dengan kepuasan publik, (3) Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang pendidikan dan pelatihan dengan kepuasan publik, (4) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang suplay tenaga kerja dengan kepuasan publik, (5) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di

(5)

bidang pembangunan sarana prasarana dengan kepuasan publik, (6) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kompensasi tanah adat dengan perilaku konflik, (7) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kesehatan masyarakat dengan perilaku konflik, (8) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang pendidikan dan pelatihan dengan perilaku konflik, (9) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang suplay tenaga kerja dengan perilaku konflik, (10) hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang pembangunan sarana prasarana dengan perilaku konflik. Tujuan penelitian ini dianalisis menggunakan uji statistik Korelasi Rank Spearman (rs) untuk melihat hubungan antar peubah bebas dan peubah tidak bebas.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas komunikasi publik melalui program tanggung jawab sosial perusahaan memiliki korelasi positif yang signifikan dengan kepuasan publik. Aktivitas komunikasi publik melalui program tanggung jawab sosial perusahaan memiliki korelasi negatif yang sangat signifikan dengan perilaku konflik, kepuasan publik perusahaan tidak memiliki korelasi negatif dengan perilaku konflik masyarakat adat dengan perusahaan BP LNG Tangguh.

Bidang aktivitas komunikasi publik perusahaan melalui program CSR yang memiliki hubungan korelasi positif yang sangat signifikan dan signifikan dengan kepuasan publik perusahaan BP LNG Tangguh adalah bidang kompensasi tanah adat, suplay tenaga kerja, kesehatan masyarakat dan bidang pembangunan sarana prasarana. Bidang aktivitas komunikasi publik perusahaan melalui program CSR yang memiliki hubungan korelasi negatif yang sangat signifikan dan signifikan dengan perilaku konflik masyarakat adat terhadap perusahaan BP LNG Tangguh adalah bidang kompensasi tanah adat, suplay tenaga kerja, kesehatan masyarakat, pendidikan dan pelatihan dan bidang pembangunan sarana prasarana

Kata Kunci : Aktivitas Komunikasi Publik, Kepuasan Publik, Perilaku Konflik, Masyarakat Adat, Tanggung Jawab Sosial Perusahaan, BP LNG Tangguh.

(6)

© Hak Cipta milik IPB, tahun 2011

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang

Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,

penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB

(7)

HUBUNGAN AKTIVITAS KOMUNIKASI PUBLIK

PERUSAHAAN DALAM PROGRAM TANGGUNG JAWAB

SOSIAL PERUSAHAAN DENGAN KEPUASAN PUBLIK DAN

PERILAKU KONFLIK

(Kasus Konflik Perusahaan BP LNG Tangguh Dengan

Masyarakat Adat Teluk Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi

Papua Barat)

AFIA EKSEMINA P. TAHOBA

Tesis

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada

Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan.

SEKOLAH PASCASARJANA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)

Judul Tesis : Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan Kepuasan Publik dan Perilaku Konflik.

(Kasus Konflik Perusahaan BP LNG Tangguh dengan Masyarakat Adat Teluk Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat)

Nama : Afia Eksemina P. Tahoba

NRP : I353060061

Program Studi : Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan

Menyetujui, 1. Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira Ir. Sutisna Riyanto, MS

(Ketua) (Anggota)

Mengetahui,

Ketua Program Studi Dekan Sekolah Pascasarjana IPB Komunikasi Pembangunan

Pertanian dan Pedesaan

Dr. Ir. Djuara P. Lubis, MS Dr. Ir. Dahrul Syah

(9)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jayapura pada tanggal 05 April 1980 sebagai anak pertama dari empat bersaudara pasangan Drs. Christian Tahoba, M.Si (Alm) dan ibu Agustina Harra.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar sampai menengah di tempuh di kota Jayapura. Tahun 1998 penulis lulus dari SMA Katolik Taruna Dharma dan pada tahun yang sama penulis melanjutkan kuliah di Fakultas Pertanian Universitas Negeri Papua Manokwari Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian pada minat Penyuluhan dan Komunikasi Pembangunan, tamat tahun 2003. Pada tahun yang sama, penulis diangkat menjadi Staf Pengajar pada jurusan Sosek Universitas Negeri Papua Manokwari. Pada tahun 2006, penulis diberikan kesempatan melanjutkan pendidikan Magister di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB.

(10)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas Berkat dan RakhmatNya penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini yang berjudul “Hubungan Komunikasi Publik Perusahaan dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan Kepuasan Publik dan Perilaku Konflik (Studi Kasus Pada Perusahaan BP LNG Tangguh dan Masyarakat Adat Teluk Bintuni di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat).

Terimakasih penulis ucapkan kepada Bapak Prof. Dr. Ir. Sjafri Mangkuprawira selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS selaku anggota komisi pembimbing yang telah meluangkan waktu dan mengarahkan penulis dengan memberikan saran dan sumbangan pemikiran yang sangat membantu selama penulisan tesis ini.

Penghargaan dan terimakasih juga diucapkan kepada Rektor Universitas Negeri Papua (UNIPA) dan Dekan Fakultas Pertanian atas kesempatan dan dukungan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti program magister sains di Sekolah Pascasarjana IPB. Bapak Dr. Ir Djuara P. Lubis selaku Ketua Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan., Ibu Prof. Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis dan Bapak Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS sebagai pengajar mata kuliah Metodologi Penelitian Komunikasi yang telah memberikan banyak saran dan dorongan selama perkuliahan. Serta seluruh dosen dan staff yang telah memberikan didikan selama penulis kuliah di Program Studi Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan, Sekolah Pascasarjana IPB.

Penulisis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Manokwari, Managemen BP – Migas serta, Ketua Komdev Distrik

(11)

Weriagar, Kepala Distrik Weriagar, Kepala Kampung Wariagar dan Mogotira yang telah memfasilitasi penulis selama penelitian ini dilakukan. Serta teman – teman KMP angkatan 2006 (Nurmelati Septiana, Nutriana Riskawati, Nia Rachmawati, Agustini, Sukarelawati, David Risal Nugroho, Yusuf Safari, Marwan Mahmudi, Wawan Tolinggi, Irianus Rohi, Sadakita, dan Haryo Radiyanto) atas kebersamaan dalam suka dan duka selama perkuliahaan, serta semua pihak yang turut memberikan sumbangan saran dan bantuan serta doa selama penulis kuliah di IPB yang namanya tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penghargaan dan terima kasih yang tulus penulis persembahkan kepada Ayahanda tercinta Drs. Christian Tahoba, M.Si (Alm) dan Ibunda tercinta Agustina Harra, adik-adikku Federika Agnes Tahoba, Davis Robertho Tahoba, Giorge Bernad Tahoba dan Flora Bayas Tahoba, serta suami ku David Nauw, SH dan anak-anakku terkasih Christian, Vania dan Sjafri.

Akhir kata, tesis ini penulis persembahkan kepada pembaca sebagai pengetahuan dan sumber informasi yang diharapkan berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Bogor, Mei 2011 Penulis

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR LAMPIRAN ... xi I. PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Rumusan Masalah ... 5 1.3. Tujuan Penelitian ... 9 1.4. Kegunaan Penelitian ... 11

II. TINJUAN PUSTAKA ... 13

2.1 Komunikasi ... 13

2.2. Efektifitas Komunikasi ... 17

2.3. Komunikasi Publik ... 21

2.3.1. Definisi, Tujuan dan Fungsi Komunikasi Publik ... 21

2.3.2. Model Komunikasi Publik Organisasi ... 23

2.4. Konsep Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR/ Corporate Social Responsibility ... 29

2.4.1. Pengertian Konsep ... 29

2.4.2. Ukuran Keberhasilan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 35

2.4.3. Manfaat Penerapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan ... 36

2.5. Kepuasan Publik ... 38

2.5.1. Pengetian ... 38

2.5.2. Pelayanan Prima (Service of Excellence) ... 40

2.6 Konflik ... 43

2.6.1. Pengertian ... 43

(13)

Halaman

2.6.3. Tipe-Tipe Konflik ... 48

2.6.4. Teori-teori yang Berkaitan dengan Konflik ... 50

2.7. Teory Social Capital ... 51

2.8. Masyarakat Adat ... 56

2.8.1. Definisi Masyarakat Adat ... 56

2.8.2. Hak-hak Masyarakat Adat ... 58

2.9. Keterkaitan antara Penelitian yang Dilakukan dengan Penelitian Sebelumnya ... 61

2.10. Kerangka Pemikiran ... 64

2.11. Hipotesis Penelitian ... 68

III. METODE PENELITIAN ... 71

3.1. Desain Penelitian ... 71

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 71

3.3. Populasi dan Sampel ... 71

3.4. Data dan Instrumen ... 72

3.5. Validitas dan Reliabilitas ... 73

3.6. Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ... 74

3.7. Operasionalisasi Variabel - Variabel Penelitian ... 75

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN DAN RESPONDEN . 85 4.1. Letak Geografis dan Keadaan Alam Kabupaten Teluk Bintuni ... 85

4.2. Kependudukan ... 87

4.2.1. Jumlah Kepala Keluarga dan Jiwa di daerah penelitian ... 88

4.2.2. Komposisi Penduduk Menurut Agama ... 88

4.2.3. Komposisi Penduduk Menurut Umur ... 89

4.2.4. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin ... 90

4.2.5. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ... 90

4.2.6. Komposisi Penduduk Menurut Matapencaharian ... 91

4.2.7. Komposisi Penduduk Menurut Suku/ Keaslian Penduduk .... 92

(14)

Halaman 4.3.1. Keadaan Pendidikan ... 93 4.3.2. Keadaan Kesehatan ... 94 4.3.3. Keadaan Keagamaan. ... 95 4.3.4. Keadaan Perumahan ... 95 4.3.5. Keadaan Perekonomian ... 96

4.4. Keadaan Kelembagaan Kampung ... 97

4.5. Profil Proyek Tangguh BP LNG dan Program CSR ... 98

4.6. Karekteristik Responden ... 102

4.6.1. Komposisi Responden Berdasarkan Umur ... 103

4.6.2. Komposisi Responden Berdasarkan Agama. ... 103

4.6.3. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal ... 104

4.6.4. Komposisi Responden Berdasarkan Matapencaharian. ... 105

4.6.5. Komposisi Responden Berdasarkan Pendapatan. ... 106

4.6.6. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Keluarga ... 107

V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 109

5.1. Tingkat Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR/ Corporate Social Responsibility) ... 109

5.1.1. Tingkat Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program CSR dalam Bidang Kompensasi Tanah adat ... 116

5.1.2. Tingkat Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program CSR dalam Bidang Kesehatan Masyarakat ... 122

5.1.3. Tingkat Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program CSR dalam Bidang Pendidkan dan Pelatihan ... 126

5.1.4. Tingkat Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program CSR dalam Bidang Demand Tenaga Kerja ... 130

5.1.5. Tingkat Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program CSR dalam Bidang Pembangunan Sarana Prasana 135 5.2. Tingkat Kepuasan Publik Perusahaan ... 138

(15)

Halaman

5.4. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui

Program CSR dengan Kepuasan Publik Perusahaan ... 145 5.4.1. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Kompensasi Tanah

adat dengan Kepuasan Publik Perusahaan ... 151 5.4.2. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Kesehatan Masyarakat dengan Kepuasan Publik Perusahaan ... 155 5.4.3. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Pendidkan dan

Pelatihan dengan Kepuasan Publik Perusahaan ... 160 5.4.4. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Suplay Tenaga Kerja

dengan Kepuasan Publik Perusahaan ... 163 5.4.5. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Pembangunan Sarana Prasana dengan Kepuasan Publik Perusahaan... 169 5.5. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui

Program CSR dengan Perilaku Konflik Masyarakat Adat ... 173 5.5.1. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Kompensasi Tanah

adat dengan Perilaku Konflik Masyarakat Adat ... 178 5.5.2. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Kesehatan Masyarakat dengan Perilaku Konflik Masyarakat Adat ... 184 5.5.3. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Pendidkan dan

Pelatihan dengan Perilaku Konflik Masyarakat Adat ... 188 5.5.4. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

Melalui Program CSR dalam Bidang Demand Tenaga Kerja dengan Perilaku Konflik Masyarakat Adat ... 193 5.5.5. Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam

Bidang Pembangunan Sarana Prasana dengan Perilaku

Konflik Masyarakat Adat ... 198 5.6. Hubungan Kepuasan Publik Perusahaan dengan Perilaku Konflik

Masyarakat Adat dengan Perusahaan BP LNG Tangguh ... 204 5.7. Analisis Komprehensif Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik

Perusahaan dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(16)

Halaman

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 213 ... 6.1. Kesimpulan ... 213 ... 6.3. Implikasi Kebijakan ... 215 ... 6.2. Saran ... 215 DAFTAR PUSTAKA ... 217 LAMPIRAN ... 223

(17)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Operasional Variabel Kepuasan Publik... 81 2. Penduduk Berdasarkan Agama di Kampung Weriagar dan

Mogotira tahun 2005... 88 3. Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kampung

Wariagar dan Mogotira tahun 2005... 89 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Umur di Kampung Wariagar dan

Mogotira tahun 2005... 90 5. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Kampung

Wariagar dan Mogotira tahun 2005... 90 6. Jumlah Penduduk Berdasarkan Matapencaharian di Kampung

Wariagar dan Mogotira tahun 2005... 91 7. Jumlah Penduduk Berdasarkan Suku atau Keaslian Penduduk di

Kampung Wariagar dan Mogotira tahun 2005... 93 8. Komposisi Responden Berdasarkan Umur... 103 9. Komposisi Responden Berdasarkan Agama... 103 10. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Formal.. 104 11. Komposisi Responden Berdasarkan Mata Pencaharian... 105 12. Komposisi Responden Berdasarkan Pendapatan... 106 13. Komposisi Responden Berdasarkan Jumlah Keluarga... 107 14. Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program CSR

Pada Masyarakat Adat di Daerah Penelitian... 110 15. Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang

Kompensasi Tanah Adat pada Daerah Penelitian ... 118 16. Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang

(18)

Nomor Halaman

17. Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Pendidikandan Pelatihan Masyarakat Adat pada Daerah

Penelitian... 127 18. Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Di Bidang Suplay

Tenaga Keja pada Masyarakat Adat di Daerah Penelitian... 131 19. Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Di Bidang Sarana

Prasarana di Daerah Penelitian... 136 20. Kepuasan Publik Terhadap Perusahaan BP LNG Tangguh di

Daerah Penelitian... 138 21. Tingkat Perilaku Konflik Masyarakat Adat dengan Perusahaan

BP LNG Tangguh di Daerah Penelitian... 142 22. Hasil Uji Statistik Korelasi Rank Spearman antara Aktivitas

komunikasi Publik Perusahaan dalam Program CSR dengan

kepuasan publik... 149 23. Hasil Uji Statistik Korelasi Rank Spearman antara Lima Bidang

Aktivitas komunikasi Publik Perusahaan dalam Program CSR

dengan Kepuasan Publik... 154 24. Hasil Uji Statistik Korelasi Rank Spearman antara Aktivitas

komunikasi Publik Perusahaan dalam Program CSR dengan

Perilaku Konflik Masyarakat Adat... 176 25. Hasil Uji Statistik Korelasi Rank Spearman antara Lima Bidang

Aktivitas komunikasi Publik Perusahaan dalam Program CSR

dengan Perilaku Konflik... 182 26 Hasil Uji Statistik Korelasi Rank Spearman antara Kepuasan

(19)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Model Komunikasi Publisitas... 24

2. Model Komunikasi Informasi Publik... 25

3. Model Komunikasi Asimetris Dua Arah... 26

4. Model Komunikasi Simetris Dua Arah... 27

5. Triple Bottom Lines dalam Tanggung Jawab Sosial Perusahaan... 34

6. Dimensi Ruang Dari Sumber Konflik... 48

7. Kerangka Pikir Hubungan Komunikasi Publik Perusahaan dengan Kepuasan Publik dan Perilaku Konflik Masyarakat Adat... 67

8. Model Komunikasi di Bidang Demand Tenaga Kerja Menurut Model Komunikasi Shannon Weaver... 134

9. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan Melalui Program CSR dengan Kepuasan Publik Perusahaan... 147

10. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Kompensasi Tanah Adat dengan Kepuasan Publik Perusahaan... 152

11. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Kesehatan Masyarakat dengan Kepuasan Publik Perusahaan... 157

12. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Pendidkan dan Pelatihan dengan Kepuasan Publik Perusahaan... 160 13. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Demand Tenaga Kerja dengan Kepuasan Publik Perusahaan... 164

(20)

Nomor Halaman

14. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan dalam Bidang Pembangunan Sarana Prasarana dengan

Kepuasan Publik Perusahaan... 170 15. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

melalui Program CSR dengan Perilaku Konflik Masyarakat

Adat... 174 16. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

dalam Bidang Kompensasi Tanah Adat dengan Perilaku

Konflik Masyarakat Adat... 180 17. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

dalam Bidang Kesehatan Masyarakat dengan Perilaku Konflik

Masyarakat Adat... 185 18. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

dalam Bidang Pendidikan dan Pelatihan dengan Perilaku

Konflik Masyarakat Adat... 189 19. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

dalam Bidang Suplay Tenaga Kerja dengan Perilaku Konflik

Masyarakat Adat... 194 20. Diagram Kontingensi Aktivitas Komunikasi Publik Perusahaan

dalam Bidang Pembangunan Sarana Prasarana dengan Perilaku

Konflik Masyarakat Adat... 201 21. Diagram Kontingensi Kepuasan Publik Perusahaan dengan

Perilaku Konflik Masyarakat Adat dengan Perusahaan BP

(21)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Peta Lokasi Penelitian... 223 2. Identitas Responden... 224 3. Hasil Uji Statistik Korelasi Rank Spearman... 225

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Gagasan mengenai pembangunan mempunyai latar belakang pemikiran jauh sejak zaman Renaiscance (Brinton, 1981), yaitu munculnya pemikiran-pemikiran maju yang melahirkan rasionalisme, perkembangan ilmu pengetahuan dan kebebasan manusia (humanisme). Pemikiran yang modern tersebut memacu perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang melahirkan revolusi industri dibarengi dengan perkembangan kapitalisme. Hasil dari revolusi industri itu adalah semakin berkembangnya teknologi dan mempercepat perkembangan kapitalisme di negara-negara Eropa di bandingkan dengan negara-negara non barat. Untuk mengejar ketinggalan tersebut, maka pembangunan yang dilaksanakan di dunia ke tiga mempunyai ciri sebagai upaya untuk mengejar ketertinggalan terutama di bidang ekonomi. Untuk itu maka dirancang suatu model pembangunan pertumbuhan. Salah satu ciri dari penerapan model tersebut adalah dibangunnya proyek-proyak fisik untuk mendorong pertumbuhan suatu kawasan dan atau eksploitasi sumber daya alam (SDA) untuk memperoleh devisa (Ngadisah, 2000)

Model proyek sekaligus eksploitasi SDA terdapat dalam proyak pertambangan. Pembangunan proyek pertambangan di satu dapat memberikan dampak positif, seperti meningkatnya demand tenaga kerja sehingga mengurangi angka pengangguran juga bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi daerah dan

(23)

nasional, tetapi disisi lain tidak jarang kehadirannya menimbulkan konflik-konflik yang cukup serius yang merugikan perusahaan itu sendiri, masyarakat sekitar bahkan pemerintah. Sebagai contoh, konflik PT Freeport Indonesia, kasus TPST Bojong di Bogor, kasus PT Newmont di Buyat atau bahkan yang lebih fenomenal yaitu kasus lumpur panas di ladang migas PT Lapindo Brantas Sidoarjo. Kasus-kasus tersebut bukan saja memberikan dampak negatif bagi keberlanjutan perusahaan sebagai akibat dari ketidak-terimaan masyarakat dan komunitas setempat, tetapi juga menurunkan kredibilitas perusahaan itu sendiri.

Belajar dari kasus-kasus tersebut, ternyata dunia usaha semakin menyadari bahwa perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line yaitu nilai perusahaan yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya namun juga harus memperhatikan aspek sosial dan lingkungannya. Dengan kata lain, perusahaan bukan sekedar kegiatan ekonomi untuk menciptakan profit demi kelangsungan usahanya, melainkan juga bertanggung jawab terhadap sosial dan lingkungannya. Dasar pemikirannya, menggantungkan semata-mata kesehatan finansial tidak akan menjamin perusahaan bisa tumbuh secara berkelanjutan. Keberlanjutan perusahaan akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi terkait lainnya termasuk dimensi sosial dan lingkungan. Fakta telah menunjukan bagaimana resistensi masyarakat sekitar muncul di permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan faktor sosial (Wibisono, 2007)

Menghadapi hal tersebut, banyak perusahaan mulai melihat serius pengaruh dimensi sosial dan lingkungannya. Mereka juga meyakini bahwa menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility)

(24)

merupakan investasi bagi perusahaan demi pertumbuhan dan keberlanjutan perusahaan. Artinya bukan lagi dilihat sebagai sentra biaya (cost center) melainkan sentra laba (profit center) dimasa mendatang.

Wibisono (2007) menegaskan, setidaknya ada tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha mesti merespon dan mengembangkan tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya; (1) Perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Perusahaan musti menyadari bahwa mereka beroperasi dalam suatu tatanan lingkungan masyarakat. Kegiatan sosial ini berfungsi sebagai kompensasi atau upaya timbal balik atas penguasaan sumberdaya alam dan sumber daya ekonomi oleh perusahaan yang kadang bersifat ekspansif dan eksploitatif disamping sebagai kompensasi sosial karena timbulnya ketidaknyaman (discomfort). (2) Kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosa mutualisme. Untuk mendapat dukungan dari masyarakat, setidaknya licence to operate, wajar bila perusahaan juga dituntut untuk memberikan kontribusi positif kepada masyarakat sehingga bisa tercipta harmonisasi hubungan bahkan pendongkrakan cinta dan performa perusahaan. (3) Kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial. Potensi konflik itu bisa berasal akibat dampak operasional perusahaan ataupun akibat kesenjangan struktural dan ekonomis yang timbul antara masyarakat dengan komponen perusahaan.

Melihat betapa pentingnya penerapan tanggung jawab sosial perusahaan di kalangan dunia usaha dan dampak negatif yang cukup serius akibat perusahaan atau dunia usaha tidak memperhatikan faktor sosial dan lingkungannya, maka

(25)

pemerintah telah mewajibkan setiap perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan yang memanfaatkan sumberdaya alam, wajib melakukan tanggung jawab sosial perusahaan. Hal ini didukung dengan di tetapkannya Undang-undang No. 40 tahun 2007, tantang perseroan terbatas dalam pasal 74 yang berisikan ayat 1 dinyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Selanjutnya dalam ayat 2 dinyatakan bahwa tanggung jawab sosial dan lingkungan itu merupakan kewajiban perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Ayat 3 menyatakan bahwa perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana ayat 1 dikenai sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Selanjutnya ayat 4 menyatakan ketentuan lebih lanjut mengenai tanggung jawab sosial dan lingkungan diatur dengan peraturan pemerintah. Keberadaan undang-undang ini tentunya berimplikasi pada perusahaan tidak hanya mengeksploitasi sumberdaya alam tetapi juga wajib bertanggungjawab pada masyarakat sekitar, sehingga dapat mengurangi rasa ketidak-puasan yang dapat menyebabkan konflik-konflik yang sering terjadi antara perusahaan dengan masyarakat.

Penerapan program tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu perusahaan merupakan suatu bentuk penerapan komunikasi publik untuk membangun hubungan baik dengan masyarakat sekitar dan membentuk kredibilitas dan citra positif perusahaan demi keberlanjutan perusahaan tersebut. Melakukan tanggung jawab sosial perusahaan tidaklah muda, karena tidak

(26)

menggunakan suatu aturan yang baku. Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan sangat disesuaikan dengan kebudayaan dan kebutuhan masyarakat sekitar. Karena itu diperlukan suatu pendekatan komunikasi yang efektif. Dengan pendekatan komunikasi yang efektif, tentunya merupakan salah satu faktor yang dapat memberikan rasa kepuasan masyarakat, mengurangi gejolak konflik sosial bahkan meningkatkan kredibilitas perusahaan dimata masyarakat. Dalam hal ini, peranan komunikasi publik dalam program tanggung jawab sosial perusahaan akan semakin penting pada setiap perusahaan. Dengan demikian, efektifitas komunikasi publik yang dilakukan perusahaan merupakan salah satu faktor yang akan menentukan keberhasilan program tanggung jawab sosial perusahaan pada suatu perusahaan. Tetapi apabila komunikasi publik tidak efektif maka yang terjadi adalah ketidak puasan masyarakat terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan, meningkatnya perilaku konflik, bahkan menurunkan kredibilitas perusahaan tersebut.

1.2. Perumusan Masalah

Tingginya resistensi-resistensi masyarakat di sekitar perusahaan dapat dicontohkan pada beberapa kasus yang terjadi antara masyarakat Papua dengan PT Freeport Indonesia. Belajar dari pengalaman-pengalaman masa lalu PT Freeport Indonesia yang sering memicu konflik karena kurang menghargai hak-hak masyarakat adat, maka sebagai kepedulian pemerintah daerah Papua, di bentuklah suatu Undang-undang Otonomi Khusus No. 21 Tahun 2001, yang berisikan perlindungan hak-hak masyarakat adat yaitu pemerintah Provinsi Papua wajib mengakui, menghormati, melindungi, memberdayakan dan

(27)

mengembangkan hak-hak masyarakat adat. Hak masyarakat adat tersebut meliputi hak ulayat masyarakat hukum adat dan hak perorangan para warga masyarakat hukum adat yang bersangkutan. Sebagai implemantasinya, perusahaan yang hendak berinvestasi di wilayah Papua harus juga menghargai hak-hak adat dan memiliki tanggung jawab sosial terhadap masyarakat adat setempat. Disatu sisi, salah satu potensi konflik yang pada umumnya terjadi dalam masyarakat Papua adalah masalah hak ulayat atas tanah. Konflik-konflik tersebut sering terjadi apabila tidak dilakukan pendekatan komunikasi secara baik antara masyarakat adat dengan perusahaan yang memanfaatkan tanah adat mereka.

Perusahaan BP LNG Tangguh sebagai perusahaan yang baru beroperasi tahun 2001 telah mengantisipasi hal tersebut. Salah satu strateginya untuk menghindari konflik dengan masyarakat adat adalah dengan membangun hubungan baik dengan masyarakat adat. Pihak pengelola Tangguh bercita-cita agar proyek tersebut bisa menjadi sebuah kegiatan eksplorasi sumberdaya alam yang bertanggungjawab baik secara sosial maupun lingkungan. Proyek Tangguh juga berusaha menjadi katalis bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dengan menerapkan apa yang dikenal sebagai strategi sosial terpadu (Integrated Social Strategy/ ISS). ISS merupakan bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility). Komponen-konponennya meliputi; strategi pemerataan dan penyebaran pertumbuhan, perencanaan pengelolaan dampak keuangan, pelatihan dan pengelolaan tenaga kerja, program pengembangan masyarakat, program keamanan berbasis masyarakat, forum dana abadi, sistem ekonomi berbasis masyarakat, dan pemukiman kembali kampung tanah merah. (Tabura Newsletter, edisi keempat, Oktober 2003)

(28)

ISS perusahaan BP LNG Tangguh ini sebagian telah direalisasikan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang telah dikomunikasikan kepada masyarakat. Kegiatan-kegiatan tersebut antara lain program community development, berupa memberikan pelatihan SDM, memberikan dana pengembangan masyarakat, kegiatan pengendalian malaria, memberikan dana pengembangan hutan, membangun perumahan masyarakat yang desanya terkena perencanaan pembangunan kilang, pembangunan jalan kampung, pengadaan peralatan perikanan, pengadaan sarana air bersih, pembangunan toilet kampung dan melakukan berbagai macam pelatihan, seperti pelatihan pemeliharaan mesin kapal nelayan, penyadaran dan pencegahan HIV, pemberdayaan perempuan dan pelatihan yang terkait dengan masalah pemberdayaan ekonomi dan sosial masyarakat.

Menurut Agustinus Poluakan, senior officer Tangguh ISS yang bertangungjawab mengelola pengembangan program ISS sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan dilapangan mengatakan bahwa semua kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan dengan pendekatan komunikasi yaitu menggunakan Participatory Rural Appraisal (Tabura Newsletter, edisi keenam, Juli 2004). Hal ini berarti, semua program yang telah dan akan dilaksanakan telah dikomunikasikan atau dikonsultasikan dengan masyarakat. Dengan demikian, program-program tersebut merupakan keinginan dan kebutuhan masyarakat yang tentunya apabila diterapkan dengan baik dapat memberikan rasa kepuasan karena tercapainya kebutuhan yang diinginkan masyarakat tersebut.

Pendekatan partisipatori ini dalam istilah populer dikenal sebagai model komunikasi konvergen. Pendekatan partisipatori yang bertumpu pada model

(29)

konvergen berarti berusaha menuju pengertian yang bersifat timbal balik diantara partisipan komunikasi dalam perhatian, pengertian dan kebutuhan (Dilla, 2007). Apabila pendekatan komunikasi yang dilakukan perusahaan BP LNG Tangguh dapat menghasilkan pengertian yang konvergen antara perusahaan dengan masyarakat sekitar maka akan mempercepat tercapainya tujuan yang diinginkan yaitu menciptakan hubungan baik dengan masyarakat adat sehingga dapat menumbuhkan citra positif perusahaan, meningkatkan kredibilitas perusahaan dimata masyarat adat sekitar tanpa ada rasa ketidakpuasan atau konflik antara perusahaan dengan masyarakat adat.

Namun berdasarkan laporan Panel Penasehat Independen Proyek Tangguh tahun 2005, masih saja ditemukan potensi-potensi konflik bahkan juga terjadi konflik antara masyarakat adat dengan perusahaan di beberapa desa khususnya desa-desa di bagian utara Teluk Bintuni yang merasa kurang puas akibat lemahnya pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat adat. Bahkan terdapat pula beberapa desa yang melarang beroperasinya perusahaan PB LNG Tangguh di daerahnya. Rasa ketidakpuasan ini selanjutnya disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi Papua Barat dalam bentuk demonstrasi yang dilakukan pada akhir maret 2007.

Hamijoyo (2001) menyatakan bahwa adanya konflik dalam aktivitas komunikasi adalah bukti bahwa adanya kemacetan komunikasi. Hal ini lebih diperjelas lagi oleh Usman (2001), suatu proses komunikasi untuk memberikan informasi yang benar akan menimbulkan suatu ketenangan dalam kehidupan masyarakat, tetapi apabila isu atau informasi yang dikembangkan orang dalam berinteraksi tidak seirama dengan apa yang terjadi maka timbullah konflik dalam

(30)

setiap pertukaran pesan, baik yang bersifat individu, kelompok maupun masyarakat. Akibatnya benturan sosial tidak dapat dihindari, baik dalam bentuk fisik maupun penekanan setiap ide yang berkembang dalam setiap komponen kehidupan masyarakat.

Berdasarkan permasalah yang telah dikemukakan, dirumuskan beberapa pertanyaan permasalahan pada penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan LNG Tangguh dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dengan kepuasan publik? 2. Bagaimana hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan LNG Tangguh

dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dengan perilaku konflik masyarakat adat?

3. Bagaimana hubungan kepuasan publik terhadap program tanggung jawab sosial perusahaan dengan perilaku konflik.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis:

1. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dengan kepuasan publik.

2. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh dalam program tanggung jawab sosial perusahaan dengan perilaku konflik masyarakat adat.

(31)

3. Hubungan kepuasan publik dalam program tanggung jawab sosial perusahaan yang dilakukan perusahaan BP LNG Tangguh dengan perilaku konflik masyarakat adat.

Secara khusus tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kompensasi tanah adat dengan kepuasan publik.

2. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kesehatan masyarakat dengan kepuasan publik.

3. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang pendidikan dan pelatihan dengan kepuasan publik.

4. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang demand tenaga kerja dengan kepuasan publik.

5. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang pembangunan sarana prasarana dengan kepuasan publik.

6. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kompensasi tanah adat dengan perilaku konflik.

7. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang kesehatan masyarakat dengan perilaku konflik.

8. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang pendidikan dan pelatihan dengan perilaku konflik.

9. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang demand tenaga kerja dengan perilaku konflik.

10. Hubungan aktivitas komunikasi publik perusahaan BP LNG Tangguh di bidang pembangunan sarana prasarana dengan perilaku konflik.

(32)

1.4. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menimbulkan beberapa kegunaan bagi beberapa pihak yang terkait, seperti:

Bagi pengembangan ilmu

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pengembangan khazanah keilmuan di bidang komunikasi publik khususnya yang terkait dengan aktivitas komunikasi publik perusahaan dan hubungannya terhadap kepuasan publik dan perilaku konflik

Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi perusahaan dalam merancang kebiijakan komunikasi publik bagi masyarakat adat di sekitar kawasan pertambangan yang saling menguntungkan kedua belah pihak.

Bagi masyarakat adat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi masyarakat adat dalam hal mengangkat kebutuhan, keinginan-keinginan masyarakat adat bagi perusahaaan guna mengambil suatu kebijakan komunikasi publik yang sesuai dengan harapan masyarakat serta tidak merugikan kedua belah pihak.

Bagi Pembangunan daerah

Kehadiran perusahaan PB LNG Tangguh secara langsung dapat memberikan kontribusi bagi APBD kabupaten Teluk Bintuni maupun provinsi Papua Barat. Namun salah satu penghalangnya ialah apabila terjadi konflik masyarakat adat dengan perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai pihak ketiga atau penengah

(33)

untuk mengambil kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan penyelesaikan konflik antara masyarakat adat dengan perusahaaan PB LNG Tangguh sehingga menguntungkan kedua belah pihak.

(34)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komunikasi

Secara entimologis komunikasi, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin communicatio atau communis yang berarti kesamaan makna tentang suatu hal. Sehingga komunikasi diartikan sebagai proses sosial dari orang-orang yang terlibat dalam hubungan sosial dan memiliki kesamaan makna mengenai sesuatu hal. Sedangkan jika ditinjau dari sudut terminologis, komunikasi diartikan sebagai suatu proses berbagi pesan melalui kegiatan penyampaian pesan dan penerimaan pesan (simbol-simbol yang bermakna) baik secara verbal (lisan dan tulisan) maupun non verbal (gerakan tubuh, wajah, dan mata), sehingga orang-orang yang berperan sebagai pengirim dan penerima pesan memperoleh makna yang timbal balik atau sama terhadap pesan yang dipertukarkan (Effendy, 2002)

Thomas M.Scheidel dalam Mulyana (2005), mengemukakan bahwa berkomunikasi terutama untuk menyatakan dan mendukung identitas diri, untuk membangun kontak sosial dengan orang di sekitar kita dan untuk mempengaruhi orang lain untuk merasa, berpikir, atau berperilaku seperti yang kita inginkan. Hovland dalam Effendi (1998) memberikan pengertian bahwa komunikasi adalah proses seseorang insan (komunikator) menyampaikan pesan, biasanya berupa lambang-lambang kata-kata atau kalimat, untuk mengubah sikap atau tingkah laku insan lainnya. Proses ini akan terjadi apabila hubungan antara komunikator dan komunikan terdapat hubungan yang dekat, langsung dan kontinyu atau

(35)

berkesinambungan, tetapi tidak akan terjadi kalau komunikator dan komunikannya terdapat kesenjangan dan tidak terdapat kesinambungan

Williams (1984) dalam Yuhana, dkk (2008) menguraikan adanya lima karakteristik dasar komunikasi, dimana dengan mengetahuinya akan memudahkan kita menganalisis peristiwa komunikasi, yaitu (1) Komunikasi adalah pertukaran simbol-simbol yang bermakna; Komunikasi merupakan tindakan yang dilakukan dengan mengunakan lambang-lambang yaitu bahasa verbal dan lambang non verbal, (2) Komunikasi adalah suatu proses; Yang berarti komunikasi bukan sesuatu yang statis dan sepenggal-sepenggal tetapi berjalan secara continue dan lengkap. Komunikasi merupakan suatu rangkaian proses teori dari tahapan-tahapan yang tersusun secara kronologis sehingga tahapan yang satu akan menentukan tahapan lain yang terjadi berikutnya. Dalam komunikasi terdapat unsur-unsur atau komponen yang membentuknya, yang merupakan suatu kesatuan, (3) Komunikasi memerlukan media, (4) Komunikasi bersifat transaksional, yaitu komunikasi menuntut tindakan memberi atau menerima, yang dilakukan secara seimbang oleh masing-masing perilaku yang terlibat dalam komunikasi. Komunikasi akan berhasil apabila kedua belah pihak yang terlibat mempunyai kesepakatan tentang hal-hal yang dikomunikasikan dan (5) komunikasi dilakukan untuk memuaskan kebutuhan insan.

Setiap komunikasi yang dilakukan pasti memiliki tujuan. Oleh karena itu tujuan komunikasi menurut Effendy (2006) ada empat, yaitu : (1) mengubah sikap, (2) mengubah opini pendapat atau pandangan, (3) mengubah perilaku dan (4) mengubah masyarakat. Selain itu, Berlo (1960) merumuskan tujuan

(36)

komunikasi terdiri dari tiga macam, yaitu: (a) bersifat informatif, yaitu dengan menyampaikan ide, gagasan, sesuatu hal dan lain-lain dengan pendekatan pikiran; (b) persuasif, yaitu bertujuan untuk menggugah perasaan orang, dengan pendekatan emosional, dan (c) hiburan, yaitu komunikasi yang bertujuan menghibur atau menyenangkan seseorang melalui peragaan-peragaan tertentu. Gordon L Zimmerman et al dalam Mulyana (2005), mengatakan kita dapat membagi tujuan komunikasi menjadi dua kategori besar. Pertama kita berkomunikasi untuk menyelesaikan tugas - tugas yang penting bagi kebutuhan kita, untuk memberi makan dan pakaian kepada diri sendiri, memuaskan kepenasaran kita akan lingkungan dan menikmati hidup. Kedua, kita berkomunikasi untuk menciptakan dan memupuk hubungan dengan orang lain. Dengan demikian komunikasi mempunyai dua fungsi isi, yang melibatkan pertukaran informasi yang kita perlukan untuk menyelesaikan tugas, dan fungsi hubungan yang melibatkan pertukaran informasi mengenai bagaimana hubungan kita dengan orang lain.

Liliweri (2004) menyatakan bahwa komunikasi secara otomatis mempunyai fungsi sosial karena proses komunikasi beroperasi dalam konteks sosial yang orang orangnya berinteraksi satu sama lain. Dengan demikian fungsi komunikasi sosial mengandung aspek aspek :

a. Manusia berkomunikasi untuk mempertemukan kebutuhan biologis (makan dan minum) dan psikologis (rasa aman dan kepastian). Kedua kebutuhan tersebut harus seimbang, dan melalui komunikasi antar pribadi (interaksi sosial) maka manusia berusaha mencari dan melengkapi kebutuhannya.

b. Manusia berkomunikasi untuk memenuhi kewajiban sosial. Setiap orang terikat dalam suatu sistem sosial dan norma yang berlaku dalam

(37)

masyarakatnya. Misalnya nilai dan norma yang telah mengatur kewajiban kewajiban tertentu secara sosial dalam berkomunikasi sebagai suatu keharusan yang tidak dapat dielakkan.

c. Manusia berkomunikasi untuk mengembangkan hubungan timbal balik. Kali pertama ketika berkenalan dengan orang lain bentuk tindakan sosial yang terjadi biasanya adalah interaksi biasa yang terjadi akibat basa-basi pergaulan. Baru kemudian meningkat dalam suatu relasi sosial, ekonomi, bisnis di antara mereka sehingga menghasilkan transaksi yang saling menguntungkan diantara keduanya. Terjadi pertukaran kepentingan tertentu dalam hubungan timbal balik itu.

d. Manusia berkomunikasi untuk meningkatkan dan merawat mutu sendiri. Dengan komunikasi kita mampu menilai, melihat mutu komunikasi orang lain dan kemudian mengubah diri sendiri, meningkatkannya sehingga dapat berdampak pada usaha untuk merawat kesehatan jiwa.

e. Manusia berkomunikasi untuk mengatasi konflik, pertentangan antar manusia kadang tidak dapat dielakkan, melalui komunikasi konflik dapat dihindari karena telah terjadi pertukaran pesan dan mungkin saja kesamaan makna mengenai sesuatu makna tertentu.

Berdasarkan pengertian, tujuan dan fungsi komunikasi, ternyata komunikasi memiliki peranan penting dalam membentuk sikap dan perilaku seseorang. Dengan kata lain, komunikasi menentukan baik dan buruknya sikap dan perilaku seseorang. Demikian pula dalam melakukan tanggung jawab sosial perusahaan, komunikasi yang dilakukan melalui program ini juga akan membentuk sikap dan perilaku masyarakat di sekitar perusahaan. Jika

(38)

komunikasi yang dilakukan perusahaan efektif maka tentu akan mempengaruhi rasa kepuasan terhadap program tersebut, dan jika masyarakat puas, maka dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan sehingga memberikan perilaku yang baik tanpa ada konflik antara perusahaan dengan masyarakat sekitar.

2.2. Efektifitas komunikasi

Efektifitas berasal dari kata efektif yang berarti tercapai keberhasilan yang telah ditetapkan. Menurut Suganda (1988) bahwa prinsip efektif itu adalah kemampuan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan akhir melalui kerjasama orang-orang dengan memanfaatkan sumber-sumber yang ada seefisien mungkin.

Dalam kaitannya dengan efektifitas komunikasi, selama lebih dari 2.500 tahun para dosen dan ahli teori komunikasi manusia telah membahas masalah-masalah yang berhubungan dengan keefektifan komunikasi. Setelah usaha yang berabad-abad untuk memecahkan masalah ini, hasilnya tetap belum terpecahkan.

Fisher (1986), mengemukakan bahwa sepanjang sejarah, konsep komunikasi yang efektif telah berkembang, baik dalam arti untuk menggambarkan keefektifan komunikasi maupun dalam menetapkan kriteria untuk menentukan komunikasi yang efektif. Ada empat tahap perkembangan konsep komunikasi yang efektif. (1) pengukuran keefektifan komunikasi dalam arti efek yang ditimbulkan. Kriteria ini mengajukan pertanyaan, ”Berhasilkah?” Jika ia berhasil maka ia efektif. (2) pendekatan keefektifan komunikasi yang memberi penekanan pada teknik komunikasi. (3) pendekatan konsep keefektifan yang memberikan penekanan pada menyesuaikan diri dengan orang lain yang berkomunikasi sehingga dapat mengidentifikasi serta menyesuaikan pesan menjadi searah

(39)

(kongruen) dengan internalisasi orang lain. (4) Pendekatan pada keefektifan komunikasi yang terakhir adalah mengevaluasi keefektifan sistem komunikasi secara keseluruhannya dari pada hanya dari seorang individu saja.

Mulyana (2005) menyatakan bahwa komunikasi efektif adalah komunikasi yang hasilnya sesuai dengan harapan para komunikan. Tubbs dan Moss (2001) mengatakan bahwa ada lima hal yang dijadikan ukuran dalam komunikasi efektif yaitu: (1) pemahaman, artinya penerima cermat mencermati isi pesan yang disampaikan oleh komunikator, sehingga tidak terjadi salah penafsiran pesan oleh komunikan, (2) kesenangan, artinya suasana yang menjadikan hubungan menjadi hangat, akrab dan menyenangkan, (3) pengaruh pada sikap, artinya kemampuan persuasif komunikator dalam menyampaikan pesan yang menimbulkan efek pada diri komunikan, (4) hubungan yang membaik, artinya tumbuh perasaan ingin bergabung dengan orang lain, ingin mengendalikan dan dikendalikan, serta ingin mencintai dan dicintai, serta (5) tindakan, artinya tindakan yang nyata yang dilakukan komunikan setelah terjadi pengertian, pembentukan dan perubahan sikap serta tumbuhnya hubungan baik. Selanjutnya Effendy (2002) menyatakan bahwa komunikasi untuk dapat dikatakan efektif, jika dapat menimbulkan dampak : 1) kognitif, yakni meningkatnya pengetahuan komunikan. 2) Afektif, yaitu perubahan pandangan komunikan, karena hatinya tergerak akibat komunikasi dan 3) Behavioral yaitu; perubahan perilaku atau tindakan yang terjadi pada komunikan.

Komunikasi yang efektif dapat terjadi secara sederhana jika orang berhasil menyampaikan apa yang dimaksudnya. Secara umum komunikasi dinilai efektif jika rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksud oleh komunikator berkait

(40)

erat dengan rangsangan yang ditangkap dan dipahami oleh komunikan. Semakin besar kaitan antara yang dimaksud oleh komunikator dapat direspon oleh komunikan, maka semakin efektif pula komunikasi yang dilaksanakan. Jika S adalah pengirim pesan (sumber) dan R adalah penerima pesan, maka komunikasi disebut mulus dan lengkap bila respons yang diinginkan S dan respons yang diberikan R identik (Goyer dalam Tubbs dan Moss, 2001).

        1 dim tan pengirim aksud yang makna penerima gkap di yang makna S R

Nilai 1, yang menunjukkan kesempurnaan. Penyampaian dan penerimaan pesan jarang diperoleh nilai 1, paling-paling hanya mendekati saja. Semakin besar kaitan antara yang dimaksud dengan respons yang diterima, semakin efektif pula komunikasi yang terjadi. Bila R/S bernilai 0, berarti tidak ada kaiatan sama sekali antara respons yang diinginkan dengan respons yang diperoleh.

Menurut Effendy (2002), komponen-komponen komunikasi yang perlu diperhatikan supaya komunikasi efektif adalah mulai dari komunikator, pesan, saluran dan komunikan sebagai sasaran komunikasi. Unsur-unsur komunikasi tersebut harus dapat memenuhi kriteria sebagai beruikut :

(1) Komunikator

Faktor penting pada diri komunikator bila ia melakukan komunikasi adalah daya tarik dan kredibilitas. Seorang komunikator akan mampu mengubah sikap, opini, dan perilaku komunikan melalui mekanisme daya tarik. Apabila komunikan merasa ada kesamaan dengan komunikator

(41)

maka komunikan bersedia taat pada isi pesan yang disampaikan oleh komunikator. Sedangkan kredibilitas berhubungan dengan profesi atau keahlian yang dimiliki seorang komunikator. Dengan kata lain seorang komunikator akan mendapat kepercayaan bila ia membahas suatu persoalan dengan profesi atau keahliannya.

(2) Pesan

Pesan komunikasi terdiri dari isi pesan dan lambang. Isi pesan komunikasi bisa satu, tetapi lambang yang dipergunakan bisa bermacam macam, lambang yang paling banyak digunakan dalam komunikasi ialah bahasa. Dalam komunikasi, bahasa memegang peranan yang sangat penting. Tanpa penggunaan bahasa, hasil pemikiran yang bagaimanapun baiknya tidak akan dapat dikomunikasikan kepada orang lain secara tepat. Wibur schram melihat pesan sebagai tanda esensial yang harus dikenal oleh komunikan. Dalam hal ini komunikator pertama- tama harus mengerti tujuan pesan komunikasi, sehingga seorang komunikator harus mampu menyandi dan mengemas pesan dengan baik agar tidak terjadi kegagalan komunikasi.

(3) Saluran

Saluran komunikasi adalah alat melalui nara sumber komunikasi menyampaikan pesan-pesan kepada penerima. Saluran komunikasi terdiri dari berbagai macam, tetapi untuk mecapai sasaran komunikasi yang diinginkan maka dapat dipilih salah satu atau gabungan dari beberapa saluran. Pemilihan saluran tergantung pada tujuan yang akan dicapai, pesan yang akan disampaikan, dan teknik yang akan dipergunakan.

(42)

Masing masing saluran komunikasi mempunyai kelebihan dan kekurangan.

(4) Komunikan

Komunikan adalah anggota suatu sistem sosial yang disebut sebagai kumpulan unit yang berada secara fungsional dan terkait dalam kerjasama untuk memecahkan serta dalam rangka mencapai tujuan bersama. Menurut Bernard dalam Effendi (2001) menyebutkan bahwa komunikan akan menerima sebuah pesan hanya jika terdapat kondisi sebagai berikut : (a) komunikan dapat benar-benar mengerti pesan komunikasi, (b) pada saat mengambil keputusan komunikan sadar, bahwa keputusannya akan sesuai dengan tujuannya dan bersangkutan dengan kepentingan pribadinya, (c) komunikan mampu menepatinya, baik secara mental maupun secara fisik.

2.3. Komunikasi Publik

2.3.1. Definisi,Tujuan dan Fungsi Komunikasi Publik

Pengertian publik adalah suatu kelompok yang memiliki minat atau kepentingan yang sama dan ikut serta dalam pembicaraan suatu isu supaya melakukan sesuatu tentang isu tersebut (Blumer dan Dewey, dalam Wilson : 1986). Blumer menyebutkan bahwa publik adalah kelompok orang yang: 1) dihadapkan pada suatu isu-isu, 2) dipisahkan oleh ide-ide mereka seperti bagaimana untuk melihat isu, 3) ikut serta membicarakan isu. John Dewey mendefinisikan pubiik adalah suatu kelompok orang yang menghadapi masalah yang sama, 2) mengakui masalah itu ada, 3) melakukan sesuatu untuk masalah tersebut. Sedangkan publik organisasi dapat diberikan pengertian adalah orang-orang yang berada di dalam dan di luar organisasi yang mempunyai minat dan

(43)

kepentingan yang sama dengan minat dan kepentingan organisasi.

Menurut Muhammad (2004) yang dimaksud dengan komunikasi publik adalah pertukaran pesan dengan sejumlah orang yang berada dalam organisasi atau yang di luar organisasi, secara tatap muka atau melalui media. Tetapi dalam bagian ini yang akan dibicarakan hanyalah kontak tatap muka di antara organisasi dengan lingkungan eksternal organisasi.

Tujuan umum dari komunikasi publik terutama sekali adalah untuk memberikan informasi kepada sejumlah besar orang mengenai organisasi misalnya mengenai aktivitas-aktivitas atau program-program organisasi baik di dalam lingkungan organisasi mapun di luar lingkungan organisasi. Selain dari itu komunikasi publik juga bertujuan untuk menjalin hubungan baik antara organisasi dengan masyarakat luar organisasi, menciptakan kredibilitas perusahaan di mata masyarakat luar organisasi, komunikasi publik juga dapat digunakan untuk memberikan hiburan kepada sejumlah orang.

Komunikasi publik berfungsi menumbuhkan semangat kebersamaan (solidaritas), mempengaruhi orang lain, memberi informasi, mendidik dan menghibur dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

Pengertian-pengertian tersebut paling tidak mempunyai makna sebagai berikut:

1. Setiap aktivitas satu orang atau lebih, baik sebagai pengirim maupun penerima pesan yang mempunyai tujuan, harapan, dan efek tertentu terhadap pesan yang disampaikan.

2. Komunikasi dapat berlangsung secara antar personal karena adanya kerjasama dan mempunyai tujuan dan harapan tertentu dalam konteks kelompok kecil

(44)

maupun kelompok besar yang terorganisir dalam bentuk formal maupun karena kepentingan sesaat.

3. Suatu kelompok orang yang karena memiliki kepentingan yang sama, serta ikut serta terlibat didalamnya.

4. Membangun image organisasi.

5. Upaya mendapatkan persepsi yang sama untuk tercapainya tujuan-tujuan organisasi.

6. Efek dari gangguan komunikasi dalam organisasi ini bisa memberikan dampak terhadap pandangan lingkungan di luar organisasi.

7. Pandangan obyektif (Pace & Faules, 2006) bahwa lingkungan merupakan kekuatan pendorong di belakang perilaku organisasi, sehingga organisasi harus mengurus lingkungan eksternal dan menggunakan strategi adaptifnya yang terbaik untuk tumbuh dan terus hidup.

2.3.2. Model Komunikasi Publik Organisasi

Grunig (1992) dalam Ruslan (2006), mengemukakan bahwa ada empat model komunikasi publik yang digunakan dalam organisasi atau perusahaan, yaitu: 1) Model publisitas, 2) Model informasi publik, 3) Model asimetri dua arah, 4) Model Simetris dua arah.

1. Model Publiksitas / Model Press Agentry

Model ini, komunikator melakukan propaganda atau kampanye melalui proses komunikasi satu arah (one way process). Kegiatan melalui proses komunikasi searah untuk tujuan publisitas yang menguntungkan dan khususnya dalam menghadapi media massa. Dalam model ini, komunikator terkadang

(45)

mengabaikan kebenaran informasi sebagai upaya memanipulasi (menutup-nutupi) unsur-unsur negatif dari organisasinya.

Persuasive

Propagandistic

(One way communication)

Dalam komunikasi publik organisasi, inisiatif selalu berada di pihak pengirim (source of sender). Model ini kerap kali digunakan oleh organisasi-organisasi dalam proses komunikasi periklanan atau bentuk aktivitas komunikasi promosi bersifat persuasiv lainnya. Seperti menyampaikan pesan pada khalayak (publik) baik dalam bentuk berita-berita yang menghiasi koran maupun majalah, melalui radio, dan televisi. Aplikasi dari model ini biasanya oleh CEO pada organisasi bisnis menggunakan juru bicaranya atau bagian humas untuk menyampaikan pesan kepada publik. Hal ini oleh Hahn dan Mangun (1999) dimaksudkan untuk mencegah orang lain menunjuk seseorang seolah-olah memiliki semua fakta, padahal kenyataannya sejumlah fakta masih diragukan, sebab kebenaran tidaklah esensial.

Hal-hal yang mendasarinya adalah ketika berhadapan dengan publik, impuls pertama adalah merasa sangat penting sehingga yang dibicarakan melebihi yang diketahui. Impuls kedua adalah merasa takut salah mengucapkan sesuatu atau takut tidak sanggup mengatakan apa-apa sama sekali.

(Sources) Organization

Receiver (Public)

Gambar 1. Model Komunikasi Publiksitas Sumber : Ruslan 2006

(46)

2. Model Informasi Publik

Model informasi publik berdasarkan pada pentingnya kebenaran suatu informasi. Model ini memandang publik sebagai sesuatu yang rasional yang jika diberi informasi yang cukup maka akan mendatangkan keputusan yang benar pada suatu isu tertentu. Oleh karena itu komunikasi publik bertugas menyediakan informasi yang lengkap dan akurat, serta berdasarkan fakta yang ada.

Model ini juga menggambarkan bahwa kehumasan bertindak seolah-olah sebagai “Journalist in residence”, artinya bertindak sebagai wartawan dalam menyebarkan informasi kepada publik dan mengendalikan berita atau informasinya kepada media massa. Bentuk ini lebih baik dan mengandung lebih banyak kebenaran karena penyebarannya dilakukan melalui news letter, brosur dan surat langsung. Unsur kebenaran dan objektivitas pesan atau informasi selalu diperhatikan oleh sumber informan. Namun penyampaian pesannya tidak berdasarkan riset atau perencanaan. Seperti model publisitas, model ini juga menggunakan model satu arah dan dapat digambarkan sebagai berikut:

Moor or Less Objective

Truthfull (One way communication) (Source

(Organizaton)

Receiver (Public)

Gambar 2. Model Komunikasi Informasi Publik Sumber : Ruslan, 2006

(47)

3. Model Asimetris Dua Arah (Two way Asymmetrical Model)

Tahapan model ini, komunikator menyampaikan pesan dengan komunikasinya dua arah dan penyampaian pesannya berdasarkan hasil riset serta strategi persuasif secara ilmiah (scientific persuasive). Dalam model ini, unsur kebenaran informasi diperhatikan untuk membujuk publik agar mau bekerja sama, bersikap terbuka serta berpikir sesuai dengan harapan organisasi. Dalam hal ini, feedback dan feedforward dari publiknya selalu diperhatikan, serta berkaitan dengan informasi mengenai khalayak sangat diperlukan sebelum melaksanakan komunikasi. Maka kekuatan membangun hubungan (relationship) dan pengambilan inisiatif selalu didominasi oleh komunikator (source)

Komunikasi publik mencakup gagasan bahwa manajemen perlu mengetahui posisi publik pada suatu isu. Hal ini merupakan salah satu tugas spesialis komunikasi publik untuk memelihara manajemen dalam menyampaikan pandangan organisasi pada publik, dengan memakai prinsip persuasi (meyakinkan) sehingga diperoleh dukungan publik. Model ini diciptakan oleh Grunig dan Hunt, dan dapat digambarkan sebagai berikut :

Communication with Persuasive aim

Feedback from or

Feedforward about receiver (public)

Source (Organizati)

Receiver (Public)

Gambar 3. Model Komunikasi Asimetris Dua Arah Sumber : Ruslan, 2006

(48)

4. Model Simetris Dua Arah (Two way Symmetrical Model)

Model simetris dua arah menggambarkan suatu komunikasi propaganda atau kampanye dua arah timbal balik yang berimbang. Model ini menggunakan teknik komunikasi untuk dapat memecahkan atau menghindari terjadinya suatu konflik dan memperbaiki pemahaman publik secara strategis. Model ini dapat diterima dan dianggap lebih etis dalam penyampaian pesan atau informasi melalui teknik komunikasi yang dapat membujuk (persuasive communication) untuk membangun saling pengertian (konvergen), pemahaman, dan mempercayai antara kedua belah pihak sehingga saling menguntungkan bagi kedua belah pihak juga.

Balanced Communication

Flow

Model publiksitas dan model informasi publik merupakan tujuan utama organisasi atau perusahaan yang selalu berorientasi pada model komunikasi satu arah dengan publik sebagai khalayak sasarannya. Konsep pokok yang mendasari penggunaan model ini adalah dimana pihak organisasi tidak memerlukan perubahan sikap dan nilai-nilai atau tindakan-tindakan tertentu tetapi tugas dan kewajiban pihak source adalah untuk menciptakan pemenuhan kepatuhan dan persuasif dari pihak publik sebagai khalayak sasaran.

Source

Organization Receiver Public

Gambar 4. Model Komunikasi Simetris Dua Arah Sumber : Ruslan, 2006

(49)

Sebaliknya, dua model lain yaitu model asimetris dua arah dan simetris dua arah sebagaimana digambarkan oleh Grunig yang meliputi model komunikasi dua arah dan khalayaknya yang saling beradaptasi satu sama lainnya. Para ahli komunikasi berpendapat bahwa koorientasi model komunikasi dua arah adalah bertujuan untuk membangun saling beradaptasi. Model asimetris dua arah bertujuan membujuk secara ilmiah (scientific persuasive) dan model simetris dua arah bertujuan untuk membangun saling pengertian (mutual understanding) antara pihak organisasi dengan khalayak.

Model-model komunikasi diatas, dalam komunikasi publik dapat digunakan dengan model yang berbeda untuk tujuan yang berbeda dan dalam situasi yang berbeda pula secara tepat serta efektif baik tujuan penelitian maupun kegiatan secara praktikal.

2.4. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility)

2.4.1. Pengertian Konsep

Sebenarnya konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah ada sejak puluhan tahun lalu. Di dasawarsa 90-an, konsep ini makin menguat dan menyita perhatian banyak kalangan. Tetapi apakah sebenarnya tanggung jawab sosial perusahaan itu? Berikut ini beberapa defenisi tentang tanggung jawab sosial perusahaan yang dikutip dalam Majalah Bisnis dan CSR, edisi Oktober, 2007. 1. Komitmen dan kemampuan dunia usaha untuk memberi kepedulian,

melaksanakan kewajiban sosial, membangun kebersamaan, melakukan program/kegiatan kesejahteraan sosial/pembangunan sosial/kesejahteraan masyarakat sebagai wujud kesetiakawanan sosial dan menjaga keseimbangan

(50)

ekosistem di sekelilingnya. (Departemen Sosial RI, 2007)

2. Komitmen bisnis yang memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan dan perwakilan mereka, keluarga mereka, baik masyarakat setempat maupun umum, untuk meningkatkan kualitas hidup dengan cara-cara yang bermanfaat baik bagi bisnis itu sendiri maupun pembangunan. (BankDunia)

3. Komitmen yang berkesinambungan dari kalangan bisnis, untuk berperilaku secara etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, seraya meningkatkan kualitas kehidupan dari karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat luas padaumumya. (World Business Council for Sustainable Development)

4. Kegiatan usaha yang mengintegrasikan ekonomi, lingkungan dan sosial ke dalam nilai, budaya, pengambilan keputusan, strategi, dan operasi perusahaan, yang dilakukan secara transparan dan bertanggung jawab untuk menciptakan masyarakat yang sehat dan berkembang. (Pemerintah Kanada)

5. Komitmen dunia usaha untuk bertindak secara etis, beroperasi secara legal, dan memberikan kontribusi untuk peningkatan ekonomi wiring dengan peningkatan kualitas hidup dari karyawan dan keluarga, komunitas, dan masyarakat secara lebih luas. (Trinidad and Tobacco Bureau Standard)

6. Tanggung jawab perusahaan untuk menyesuaikan diri terhadap kebutuhan dan harapan stakeholders sehubungan dengan isu-isu etika, sosial dan lingkungan, di samping ekonomi. (Pertamina, 2004)

Gambar

Gambar 6. Dimensi Ruang dan Sumber Konflik
Gambar 7.   Kerangka Hubungan Aktivitas Komunikasi Publik dalam Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dengan  Kepuasan Publik dan Perilaku Konflik
Tabel 1. Operasional Variabel Kepuasan Publik
Tabel 2.   Komposisi Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama di Kampung Weriagar  dan Mogotira tahun 2005
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bahwa Terdakwa dalam pelaksanaan pada tahun 2007 Pekerjaan Pembangunan Jaringan Listrik di Desa Muara Ketalo tidak ada pekerjaan Tambah Kurang (CCO) maupun

Kesalahan yang terjadi karena m iskom unikasi, penyim pa ngan baik terjadi karena kesengajaan dalam m engguna kan se bagian dana pelaksanaan pem ba ngunan untuk

Perbedaan karakteristik angket dan survei menyebabkan perlunya beberapa hal untuk mendasari cara membaca hasil angket pembaca SM 2011, yaitu: pengisi angket merupakan

Petrokimia Gresik yang berlokasi di Gresik, Jawa Timur, dengan kapasitas produksi asam fosfat sebesar 200.000 ton/tahun dan natrium klorida diperoleh dari PT.. Toya Indo Manunggal

and conflicts faced when fulfilling them of the main character of the story, the writer hopes.. that this study will help the readers in resolve towards needs and conflicts not only

1. Untuk mengetahui bagaimana proses yang dilakukan dalam pembelajaran materi himpunan dengan metode kooperatif tipe TAI. siswa kelas VII A SMP

Pinjaman akan dikombinasi dengan kas internal perseroan yang mencapai US$ 600 juta.. Tahun ini, fasilitas pinjaman siaga perseroan bertambah jumlahnya dari US$ 567 juta menjadi

Penelitian merupaltan salah satu karya ilmiah di perguruan tinggi. Karya ilmiall ini harus dilnksnnakan ole11 Dosen IKIP Padnng dalam rangka.. meningltatkan mutu,