• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wonogiri, 11 Pebruari 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Wonogiri, 11 Pebruari 2014"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

 

luas wilayah 182.236,02 Hektar atau 5.59% dari luas wilayah Provinsi Jawa Tengah, dan secara geogarafis terletak antara 7032’ dan 8015’ Lintang

Selatan (LS) dan 110041 ’ dan 111018 ’ Bujur Timur (BT) Kabupaten ini

berada 32 km di sebelah selatan Kota Solo, 17 km Kab. Sukoharjo, 67 km Kabupaten Klaten dan berjarak 133 km Kota Semarang serta berbatasan dengan Provinsi Jawa Timur di sebelah timur dan Samudera Indonesia di sebelah barat dengan batas sebagai berikut :

 

Sebalah Utara :Berbatasan dengan Kab. Sukoharjo dan Kab. Karanganyar. Sebalah Timur :Berbatasan dengan Kab magetan dan Kab Ponorogo

Prov Jawa Timur.

Sebalah Selatan :Berbatasan dengan Kab. Pacitan Prov. Jatim dan Samudra Indonesia.

Sebelah Barat :Berbatasan dengan Kab. Gunungkidul Prov DIY  

Secara administrasi, terbagi dalam 25 kecamatan, 251 desa dan 43 kelurahan serta 2.306 dusun/lingkungan. Topografi Kab Wonogiri sebagian tanahnya berupa perbukitan, dengan ± 20% bagian wilayah merupakan perbukitan kapur, terutama yang berada di wilayah selatan Wonogiri. Sebagian besar topografi tidak rata dengan kemiringan rata-rata 300, sehingga terdapat perbedaan antara kawasan yang satu dengan

kawasan lainnya yang membuat kondisi sumberdaya alam yang saling berbeda

(3)
(4)

Kualitas lingkungan rendah, cakupan sanitasi dasar seperti

cakupan air bersih, cakupan jamban keluarga, cakupan sarana

pembuangan air limbah rendah, serta proporsi rumah tangga

sehat rendah.

Penerapan perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat

masih rendah, kebiasaan cuci tangan dengan sabun, sebelum

makan dan sesudah Buang Air Besar (BAB) belum membudaya

dan kebiasaan merokok di masyarakat masih tinggi.

(5)

Dibentuk POKJA AMPL / SANITASI dengan SK

Bupati

Dilaksanakannya Keg. Koordinasi Program

AMPL BM mulai 2008

Sosialisasi terkait Program AMPL kepada

stake holder

Menyusun RAD AMPL 2011-2015 dengan

Perbub No 44 tahun 2011

Menyusun BPS, SSK dan MPS (dalam proses)

(6)

Penyelarasan program AMPL dengan Target

MDGs dan program program SKPD pada

setiap tahun.

Pembentukan PAKEM untuk pelaksanaan

(7)

Meningkatkan cakupan akses air minum yang

layak dan berkelanjutan

Meningkatkan cakupan akses sanitasi yang

layak dan berkelanjutan

Meningkatkan kinerja teknis dan pengelolaan

PDAM

Menjamin ketersediaan sumber pasokan air

yang sustainable dan dapat diandalkan

Meningkatkan cakupan penduduk yang

(8)
(9)

Tujuan dan Sasaran Pelayanan AMPL Jangka Menengah Kabupaten Wonogiri Tahun 2011 - 2015

N

O. TUJUAN SASARAN INDIKATOR KINERJA

TARGET KINERJA PADA TAHUN KE-1 2 3 4 5 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) 1. Meningkatkan cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan Meningkatnya cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan dari 61% menjadi 80% Cakupan penduduk yang mengakses air minum yang layak dan berkelanjutan 62.19% 66.39% 70.60% 74.80% 79.00% 799,686 (jiwa) 876,862 (jiwa) 954,037 (jiwa) 1,031,213 (jiwa) 1,108,388 (jiwa) Tambahan cakupan di perkotaan 188,616 (jiwa) 198,838 (jiwa) 209,061 (jiwa) 219,283 (jiwa) 229,506 (jiwa) Tambahan cakupan di perdesaan 611,034 (jiwa) 677,991 (jiwa) 744,947 (jiwa) 811,904 (jiwa) 878,860 (jiwa) Meningkatkan cakupan akses sanitasi yang layak dan berkelanjutan Meningkatnya cakupan akses sanitasi yang layak dan berkelanjutan dari 71% menjadi 85% Cakupan penduduk yang mengakses sanitasi yang layak dan berkelanjutan 69.80% 73.15% 76.51% 79.86% 83.22% 718,614 (jiwa) 830,878 (jiwa) 943,142 (jiwa) 1,055,406 (jiwa) 1,167,670 (jiwa) Tambahan cakupan di perkotaan (jiwa) 192,288 (jiwa) 202,159 (jiwa) 212,030 (jiwa) 221,901 (jiwa) 231,772 (jiwa) Tambahan cakupan di perdesaan 701,849 (jiwa) 760,110 (jiwa) 818,371 (jiwa) 876,631 (jiwa) 934,892 (jiwa) Meningkatnya kualitas lingkungan & sanitasi dasar di tk. Keluarga & masyarakat Cakupan keluarga dengan jamban sehat (%) 78 81 84 87 90 Cakupan SPAL (%) 22 28 31 35 40 Cakupan rumah sehat memenuhi syarat kesehatan(%) 65 67 70 72 75

(10)

Desa ODF (% desa) 20 30 50 70 90 Kecamatan ODF( %kec) 5 15 25 35 50 Rumah dengan tempat sampah (% rumah) yang sehat 78 82 85 87 90 Penerapan CTPS di Masyarakat (% penduduk) 30 40 60 80 90 Cakupan rumah sehat memenuhi syarat kesehatan (%) 65 67 70 Meningkatnya kualitas lingkungan (TTU, TPM, industri/ institusi) Cakupan TTU memenuhi syarat Hotel Sehat (% hotel) 100 100 100 100 100 Restoran/RM sehat (% Restoran) 67 70 75 82 90 IRT-P Sehat (% IRT-P) 60 65 72 80 85 Pasar Sehat (% Pasar) 48 55 65 72 80 Tempat Ibadah Sehat (%TI) 50 55 70 80 90 3. Meningkat kan kinerja teknis dan pengelolaan PDAM Pasokan air meningkat dari 365.93 ltr/detik menjadi 547.55 ltr/detik Debit pasokan air 400.60 ltr/detik 436.09 ltr/detik 472.40 ltr/detik 509.55 ltr/detik 547.55 ltr/detik

(11)

 Memprioritaskan perluasan cakupan pelayanan PDAM pada kawasan

perkotaan dan kawasan pengembangan pelayanan PDAM (kawasan potensial PDAM)

 Menerapkan pendekatan berbasis masyarakat untuk perluasan

cakupan akses air minum yang layak dan berkelanjutan di kawasan perdesaan dan kawasan yang tidak terjangkau pelayanan PDAM.

 Menggalang kerjasama pendanaan dengan dunia usaha bagi

perluasan akses air minum dan sanitasi pada kawasan-kawasan komersil

Menggalakkan program STBM bagi desa/kawasan dengan

tingkat cakupan akses sanitasi rendah/di bawah rata-rata

kabupaten/kota

 Menggalakkan kampanye PHBS melalui mobilisasi tenaga promosi

kesehatan, tokoh masyarakat, kelompok masyarakat, dan media massa

(12)

Meningkatkan pengelolaan dan pengawasan sumber daya

air untuk menjamin kuantitas, kualitas, dan kontinuitas

pasokan air baku

Meningkatkan koordinasi lintas program dan lintas

pelaku pembangunan air minum dan sanitasi melalui

penguatan peran Bappeda

Meningkatkan alokasi APBD untuk memenuhi minimal

40% kebutuhan investasi AMPL Kabupaten Wonogiri

dalam rangka pencapaian target 7C MDGs. Adapun

sisanya (60%) diupayakan melalui pendanaan APBD

provinsi, APBN, CSR, dunia usaha, dan lembaga

(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)

Permasalahan di Sektor Air Minum Permasalahan di Sektor Penyehatan Lingkungan

1. Masih banyak penduduk

yang belum terlayani air bersih (21%).

2. Sumber – sumber air di

daerah atas belum dimanfaatkan secara optimal.

3. Keberlanjutan sarana

prasarana air minum yang telah terbangun

1. Masih banyak masyarakat

yang belum terakses terhadap sanitasi dasar (48%) seperti: jamban, saluran limbah, CTPS

2. Masih relatif rendahnya

PHBS masyarakat dan belum terwujudnya Stop BABS di semua wilayah

(20)
(21)

Terwujudnya Kabupaten Wonogiri yang bersih

dan sehat melalui pembangunan dan

peningkatan layanan sanitasi yang berkualitas

dan ramah lingkungan pada tahun 2018

(22)

Meningkatkan kuantitas dan kualitas sarana dan

prasarana pengelolaan air limbah

Misi ini bertujuan :

Membuat peraturan Daerah (Perda) tentang

pengelolaan sektor air limbah

Menyusun master plan pengelolaan air limbah;

Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam

pengelolaan Air Limbah

Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan air

limbah;;

Meningkatan dan mengembangkan sumber

pendanaan dalam penyelenggaraan sistem

pengelolaan air limbah permukiman;

Menyiapkan kerangka regulasi dalam

(23)

Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana prasarana

pengelolaan persampahan.

Menyelenggarakan pengelolaan persampahan melalui

system 3R (Reuse, Reduce, Recycle) yang berbasis

masyarakat;

 Misi ini bertujuan :

 Meningkatkan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan;  Menyediakan Lokasi TPA lengkap dengan sarana dan prasarana

pendukung;

 Meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di Bidang Persampahan.  Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan

persampahan;

 Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan sistem pengelolaan

persampahan.

 Mengurangi timbulan sampah dalam rangka Pengelolaan sampah

berkelanjutan

 Membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan sektor

(24)

Meningkatkan kualitas dan kuantitas

prasarana dan sarana drainase lingkungan

Misi ini bertujuan :

 Menyusun Master plan pembangunan drainase lingkungan;  Meningkatkan peran masyarakat dan swasta dalam pengelolaan

Drainase;

 Meningkatkan sumberdaya lokal dalam pengelolaan Drainase  Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan bagi

pembangunan drainase menuju kearah kemandirian daerah;

 Mendorong peningkatan peran dunia usaha melalui penciptaan iklim

yang kondusif bagi pengembangan sarana dan prasarana penyehatan Lingkungan Permukiman;

 Mendorong terciptanya pengaturan berdasarkan hukum yang dapat

diterapkan Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam pembangunan penyehatan lingkungan Permukiman;

 Membuat Peraturan Daerah (Perda) yang terkait dengan pengelolaan

(25)

Meningkatkan promosi kesehatan.

Meningkatkan pembinaan masyarakat

dalam rangka perilaku hidup bersih dan

sehat,

Misi ini bertujuan ::

Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam

berprilaku Hidup Bersih dan Sehat melalui

promosi kesehatan dan pemberdayaan

masyarakat;

Mendorong peningkatan peran masyarakat dan

swasta dalam peningkatan PHBS;

Mendorong peningkatan kemampuan pembiayaan

untuk peningkatan kegiatan PHBS;

Membuat Peraturan Daerah (Perda) tentang

(26)

:

Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

(PHBS) dan Promosi Higiene di masyarakat

Peningkatan Pengelolaan Air Limbah domestik

Peningkatan kualitas pengelolaan

persampahan

Peningkatan pengelolaan drainase lingkungan

Penyusunan dokumen perencanaan dan

penganggaran Sanitasi

Peningkatan peran CSR pada Program

Sanitasi

Peningkatan peran masyarakat dalam investasi

(27)

PPSP

PNPM MP /Perkotaan

Pamsimas

Sanimas

SAB

SLBM

STBM

Sanitasi Swadaya Masyarakat

PROHISAN

CSR air minum dan Sanitasi

(28)

DATA SANITASI PERKOTAAN

(SANIMAS

DAN

SLBM)

NO TH JML LOKASI KEGIATA N JML KK TERLAYANI JUMLAH DANA ( Rp ) KETERANGAN 1 2009 2 SANIMAS 81 672.506.000 IPAL KOMUNAL &PERPIPAAN 2 2010 2 SLBM 118 726.437.800 IPAL KOMUNAL &PERPIPAAN 3 2011 7 SLBM 271 2.349.710.000 IPAL KOMUNAL &PERPIPAAN 4 2012 5 SLBM 308 1.551.055.000 IPAL KOMUNAL &PERPIPAAN 5 2013 3 SANIMAS 58 1.231.956.000 IPAL KOMUNAL &PERPIPAAN 19 836 6.531.664.800

(29)
(30)
(31)

(PROSENTASE DESA DENGAN SAM YANG LAYAK YANG DIKELOLA DAN DIBIAYAI SECARA EFEKTIF )

KABUPATEN WONOGIRI (PROGRAM PAMSIMAS)

TAHUN

BP SPMAS MEKANISME IURAN

ADA TIDAK ADA TIDAK

1 2 3 4 5 2008 100% 0% 78% 22% 2009 100% 0% 88% 13% 2010 100% 0% 100% 0% 2011 100% 0% 100% 0% 2012 100% 0% 100% 0%

(32)
(33)

APBN

- DAK

- TP

APBD Kab.

- DDUB

- Bantuan Keuangan kepada Desa/Perorangan

- ADD

- Keg. di SKPD terkait

Swadaya Masyarakat (

in cash, in kind

)

CSR

- PT Deltomed

- PKBL Pertamina

(34)

1. Organisasi masyarakat pengelola sarana air bersih dan

sanitasi telah dibentuk di hampir semua desa penerima

bantuan sarana & prasarana air bersih maupun sanitasi dan

telah menjalankan fungsinya dengan baik.

2. Untuk sinergisitas diperlukan koordinasi intern

antar tim

pengelola Kabupaten, fasilitator serta pengelola dan warga

masyarakat dan dilakukan secara berkesinambungan.

3. Warga masyarakat telah merasakan manfaat yang diterima

melalui program di bidang AMPL, yaitu tersedianya air

bersih dan sanitasi yang layak

4. Meningkatnya kemandirian masyarakat dalam pengelolaan

dan penyediaan air bersih dan sanitasi

5. Meningkatnya pemahaman sanitasi yang bersih dan layak

pada siswa

(35)

Dengan adanya regulasi akan memudahkan

mengarahkan pimpinan daerah dalam

memprioritaskan Pembangunan sektor air bersih

dan sanitasi.

Keterlibatan POKJA AMPL dalam berbagai kegiatan

akan mempermudah koordinasi antar anggota

POKJA AMPL.

Audiensi POKJA AMPL kepada Legislatif dan

Pimpinan daerah juga memegang peran penting.

Dukungan dari pihak luar (donor dll) dalam ikut

menginisiasi Pimpinan daerah dan Legislatif juga

memegang peran penting dalam peningkatan

(36)

 Perlunya dukungan Pemerintah Pusat Untuk membantu Advokasi

Kepala Daerah dan Legislatif agar memprioritaskan kegiatan AMPL

 Pokja AMPL merupakan lembaga koordinasi satu satunya terkait

AMPL sehingga tidak terjadi dualisme informasi yang dituangkan dalam PP atau Permen.

 Perlunya dukungan penetapan anggaran pada 4 SKPD terkait

seperti BAPPEDA, PU, DINKES dan BAPPERMAS untuk memperkuat kegiatan AMPL sesuai tupoksi Masing-masing seperti yang telah dilakukan dalam Program PAMSIMAS, SANIMAS dll

 Perlunya pengaktifan kembali Tim Teknis Pembangunan Sanitasi

(TTPS) dalam membantu Program Memorandum dan Pelaksanaan Program.

 Perlunya Komitmen alokasi anggaran APBD sebesar minimal 2 %

untuk sektor AMPL.

 Perlunya capaian Sesuai Target MDGs Tahun 2015 Kota sektor

(37)
(38)

POKJA AMPL MERUPAKAN WADAH YANG SANGAT EFEKTIF

MENGKOORDINASIKAN PELAKSANAAN PROGRAM AMPL

KEARIFAN LOKAL MERUPAKAN ASET UTAMA UNTUK

MENGATASI MASALAH/KENDALA DI LAPANGAN

KOMITMEN DARI KEPEMIMPINAN DAERAH YG KAPABEL

DAN DEMOKRATIS DLM PENGELOLAAN AMPL

KONSISTENSI DLM KEBIJAKAN DAERAH

PERAN SERTA AKTIF SELURUH STAKEHOLDERS DLM

PENGELOLAAN AMPL, DG MENGGUGAH PERAN MASYARAKAT

BERKESINAMBUNGAN (BERORIENTASI PROGRAM JANGKA

(39)
(40)

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan5. Membentuk komunitas peduli lingkungan

Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan (2014) Ibu Kota Kec.. Pembangunan Saluran Drainase Lingkungan (2014) Ibu

Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran

Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkotaan yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran

Sekolah Menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dengan berbagai pihak (masyarakat, pemerintah, swasta, media, sekolah lain)... PENGELOLAAN

Dengan disusunnya Master Plan Drainase Kawasan Pemukiman yang rawan genangan ini diharapkan yang terlibat dalam pembangunan Drainase khususnya dan pembangunan Kabupaten

Strategi Sanitasi Kabupaten Bima Page 106 2 Meningkatkan Peran serta masyarakat dalam pembanguna n sistim drainase Minimnya peran aktif masyarakat dalam pengelolaan

Disamping kelompok masyarakat yang memiliki peran dalam pengelolaan lingkungan adalah swasta, pada tahun 2014 ada keterlibatan swasta dalam rehalilitasi lahan kritis