BAGIAN V KESIMPULAN
Pendidikan Agama Kristen yang menjadi acuan utama dalam visi dan misi setiap panti asuhan Kristen, juga menjadi visi dan misi dari Panti asuhan Yakobus untuk mengumpulkan
dan menghimpun anak-anak, dan anak remaja menjadikan mereka, anak-anak yang nantinya punya karakter Kristiani,bertumbuh dan berkembang dan menjadi manusia yang terbaik
dalam kehidupan dikemudian hari. Sesuai dengan pendidikan yang multikultural dalam panti asuhan Yakobus, diharapkan adanya paradigma baru, bagi remaja panti untuk saling memahami, mengenal, membangun, mengasihi satu dengan yang lainnya.
Pendidikan agama yang berbasis multikultural, dalam kultur, budaya yang beragam, akan memampukan remaja menghargai keragaman, kebhinekaan, yang akan memposisikan diri sebagai remaja yang demokratis, humanistis dan pluralis. Dengan berbasis pada multikultural akan membawa pola pikir dan pandangan mereka terhadap agama, suku, budaya, saling menghargai dalam kepelbagian status, ras, suku dan kebudayaan. Sehingga mempunya kekuatan untuk menghadapi isu-isu terjadi dalam masyarakat.Pendidikan agama dalam pendidikan yang multicultural inilah yang harus terus ditingkatkan, dikembangkan, dan menjadi ciri dan corak hidup masa kini.
Oleh sebab itu Panti asuhan harus mampu meningkatkan pemahaman tentang Pendidikan Agama Kristen yang multikultural, dengan menciptakan pola dan cara-cara yang terbaik ,baik dalam menata pola pendidikan yang lebih berkesinambungan, sesuai dengan
nilai-nilai Kristiani dan dapat meningkatkan pola dan cara pembinaan iman remaja,serta yang utama memperlakukan mereka sebagai benar-benar keluarga besar,seperti yang dilakukan
selama ini,dan meningkatkan program pembinaan iman sebagai dasar yang tidak dapat terlepaskan dengan tujuan yang dilalakukan oleh pendiri panti asuhan. Namun dalam melaksanakannya diperhadapkan dengan hal yang pada penulisan ini saya kemukakan beberapa hal yang menjadi kendala-kendala yang dihadapi oleh panti asuhan Yakobus.
dianggap sudah mencukupi. Kurangnya peran dan partisipasi gereja baik dalam lingkungan Sinode JKI maupun Gereja-gereja di Salatiga, adanya pemahaman dan prinsip aturan dalam panti yang tidak mengutamakan para remaja untuk ditampung/dibina karena keutamaan panti hanya pada anak-anak bukan anak remaja. Panti asuhan dianggap sudah menjadi keluarga besar, semua berjalan sebagai mana keluarga-keluarga yang ada selama ini. Panti asuhan tidak dianggap sebagai tempat pembinaan seperti panti asuhan yang lainnya. Keterlibatan
Sinode JKI selama ini hanya untuk pemenuhan kehidupan sehari-hari dan memfasilitasi semua keperluan dan kebutuhan pendidikan sekolah para remaja, dan masih kurangnya
keterlibatan mahasiswa-mahasiswi STT Sangkakala.
Sebagai kesimpulan akhir dari semua ini penulis dapat mengatakan bahwa, yang terpenting adanya kerjasama dengan Sinode, pengelola, mahasiswa dan Gereja-gereja sekitar Salatiga, karena pendidikan agama multikulturan tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya kerjasama, dalam memprogramkan metode-metode dan pola-pola yang terstruktur dalam panti asuhan Yakobus .Untuk itu pada bagian akhir ini penulis menyampaikan beberapa saran-saran yang diharapkan dapat membantu meningkatkan Pendidikan Agama Kristen di Panti Asuhan Yakobus.
5.1 Saran-saran
Penulis pada kesempatan akhir penulisan ini memberikan beberapa saran-saran atau usulan untuk dapat memberikan peningkatan bagi pendidikan agama Kristen di Pantia Asuhan Yakobus.
- Membuat Program yang terstruktur atau terjadwal sehingga memudahkan adanya
pembinaan yang berkesinambungan agar para remaja dapat terus belajar membenahi diri dalam kerangkan menjadi orang berguna, mampu, hidup dalam kebersamaan,dengan
saling memahami mengerti, toleran dan menampakan nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari.
- Pendidikan Agama Kristen yang harus terpola dan tidak hanya mengikuti atau meneruskan apa yang sudah diberikan disekolah. Tetapi pendidikan agama secara khusus diberikan agar mereka lebih mendalami Firman Tuhan dalam keragamaan, perilaku, asal usul, budaya. Dengan demikian akan melahirkan remaja yang baru, generasi yang baru sesuai dengan nilai Firman Tuhan.
memperkaya pengetahuan mereka. Dibuka kesempatan juga untuk remaja-remaja dapat diterima, ditampung dan dibina di panti asuhan Yakobus. Karena banyak juga para remaja yang memerlukan perhatian, perlindungan, pembinaan yang baik dari panti dikarena orang tugas yang tidak bertanggung jawab dan tidak memperhatikan mereka. Mereka punya masa depan yang cerah baik untuk masayarakat dan kbhusunya untuk kemuliaan Tuhan.
- Panti Asuhan Yakobus tetap menjadi tempat pembinaan keluarga besar dan sebaiknya dilaksanakan model dan pola seperti yang lainnya sehingga nantinya mereka
mempunyai ketrampilan yang khusus, dan dapat berbuat dan melayani bagi saudara-saudarinya yang lain yang ada di panti.
- Pengelola diharapkan dapat meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan gereja-gerja lokal bahkan melibatkan gereja-gereja dalam lingkungan Sinode JKI untuk berpartisipasi lebih lagi dalam Pendidikan Agama Kristen di Panti serta mahasiswa STT Sangkakala dapat dilibatkan guna peningkatan pembinaan dan Pendidikan Agama Kristen.
5.2 Penutup
Pada akhir penulisan ini penulis mencapkan keterima kasih atas perkenanan yang dberikan kepada saya untuk menyelesaikan tugas akhir saya di Universitas Kristen Satya Wacana. Lima bagian sudah saya sampaikan yang merupakan bagian penting tinjauan pendidikan multikultural terhadap pelaksanaan pendidikan agama Kristen di panti asuhan Yakobus. Ada banyak hal yang perlu diperbuat, dikembangkan, dan menjadi masukan yang sangat penting untuk pengembangan dan penataan yang lebih baik lagi bagi Panti Asuhan Yakobus. Keterlibatan semua pihak seperti yang sudah saya sampaikan diatas semoga dapat menjadi tolak ukur pengelola Panti Asuhan Yakobus untuk meningkatkan bentuk
pelayanannya dalam pendidikan agama Kristen.
Dengan demikian akan melahirkan remaja-remaja Kristiani yang dapat menjalani