• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan SMS Gateway sebagai Media Komunikasi dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa: Studi Kasus SMA N 1 Juwana T1 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__Full text Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pemanfaatan SMS Gateway sebagai Media Komunikasi dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa: Studi Kasus SMA N 1 Juwana T1 Full text"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN SMS GATEWAY SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

(Studi Kasus: SMA N 1 Juwana)

Artikel Ilmiah

Peneliti :

Ardo Brian Valentino (702011122)

Program Studi Pendidikan Teknologi Dan Komputer Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

1

PEMANFAATAN SMS GATEWAY SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA

(Studi Kasus: SMA N 1 Juwana)

Ardo Brian Valentino(1), Yuliana Tien Bhayangkari Tacoh S.PAK., M.Pd(2) Program Studi Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer

Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52-60, Salatiga 50711, Indonesia

Email : (1)702011122@student.uksw.edu_(2)Yuliana.tacoh@staff.uksw.edu

Abstract

This research aims to determine the improve students' learning activeness by using SMS Gateway as a communication media. In this research, using descriptive method with quantitative approach. The learning model is emplemented in the form of implementing a delivery system and accessing learning support content by utilizing SMS (Short Message Services) service on the cellphone by using SMS Gateway application. The research instrument used to know students’ learning activity consisted of questionnaires and unstructured interviews. The results showed no increase students' learning activeness but not significantly, because to the increase from questionnaire 1 to questionnaire 2 is less than 20%. The result of the research showed that the student learning activity of studying public senior high school students 1 juwana class X5 ips in this case is said to be good, because the average level of student learning activity from the research into the category of being, although the result of questionnaire of student learning at beginning of meeting and of meeting only shows less than 20%.

Keyword: SMS Gateway, activity of learning, communication media

Abstrak

(7)

2

gateway. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengetahui keaktifan belajar siswa terdiri atas data kuesioner dan wawancara tidak terstruktur. Hasil penelitian menunjukan Keaktifan belajar siswa SMA Negeri 1 Juwana kelas X5 dalam hal ini dikatakan baik, karena rata-rata tingkatan keaktifan belajar siswa masuk dalam kategori sedang, walaupun hasil angket keaktifan belajar siswa pada awal pertemuan dan akhir pertemuan hanya menunjukkan peningkatan kurang dari 20%.

Kata Kunci: SMS Gateway, Keaktifan Belajar, Media Komunikasi

1. Pendahuluan

Berkembangnya teknologi informasi yang sangat berperan di segala bidang, sangat membantu dan mempermudah berbagai kegiatan manusia. Kebutuhan akan informasi kini menjadi hal yang sangat diperlukan oleh semua orang. Terlebih, kebutuhan informasi kini juga harus akurat, cepat, dan tepat sehingga dapat dijadikan dasar dalam mengambil keputusan. Perkembangan teknologi informasi kini berperan sangat penting dalam dunia pendidikan. Teknologi informasi menjadi hal yang sering dimanfaatkan dalam meningkatkan kualitas suatu lembaga pendidikan, dari proses kegiatan pembelajaran hingga mengelola manajemen informasi sekolah untuk mendukung pendidikan [1]. Perkembangan teknologi informasi membuat teknologi komunikasipun berkembang secara pesat, sehingga beberapa alat komunikasi mengalami perkembangan pula. Seperti telepon rumah yang mungkin sekarang mulai banyak ditinggalkan, karena sudah banyak orang yang beralih ke telepon genggam. Hampir seluruh lapisan masyarakat memanfaatkan gawai tersebut sebagai alat untuk memperlancar komunikasi mereka. Salah satu metode komunikasi yang terdapat pada perangkat tersebut adalah SMS (Short Message Services).

Saat ini teknologi SMS sudah tidak bisa lagi dilepaskan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua orang, baik itu pekerja, pelajar, mahasiswa, pebisnis, atau orang biasa pun pasti pernah menggunakan layanan SMS. SMS merupakan salah satu media komunikasi teks melalui telepon seluler yang paling banyak digunakan saat ini. Selain murah, prosesnya juga berjalan cepat dan langsung sampai pada tujuan. Akan tetapi selama ini SMS baru digunakan sebatas untuk mengirim dan menerima pesan antara sesama pemilik telepon seluler. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kreativitas operator dan service provider, layanan SMS yang mulanya hanya untuk saling kirim pesan antara subscriber, kini berkembang dan lebih variatif, seperti layanan jejak pendapat, ringtone, SMS premium, mobile banking, ticketing dan layanan pendidikan. Kenyataan ini merupakan peluang bagi institusi pendidikan untuk menyelenggarakan proses transfer informasi dengan memanfaatan Teknologi SMS Gateway sebagai media komunikasi penyampaian informasi sehingga dapat membantu dalam menginformasikan segala sesuatu yang berhubungan dengan guru murid dan pihak sekolah lainnya [2].

(8)

3

Keaktifan siswa dalam pembelajaran di kelas maupun pemanfaatan HP untuk mencari sumber belajar lainnya sangat rendah. Pemakaian Handphone seringkali hanya sebagai sarana hiburan, chating dengan teman atau untuk melihat media sosial. Permasalahan lain juga adalah mengenai interaksi belajar antara pihak guru dan siswa yang kurang intensif, kurangnya intensivitas pemanfaatan materi pendukung pembelajaran yang ada. Juga masih terdapat kurang maksimalnya penggunaan alat ataupun media pembelajaran yang menjadi pendukung di dalam aktivitas belajar mengajar dan tidak adanya upaya para pendidik untuk memulai cara pembelajaran yang baru supaya para peserta didik dapat lebih aktif di dalam lingkup pembelajaran. Permasalahan seperti yang dijelaskan sebelumnya juga dialami di SMA Negeri 1 Juwana khususnya di kelas X5. Permasalahan itu adalah (1) Siswa kurang aktif dalam pembelajaran, dikarenakan kurangnya komunikasi antara guru dan siswa untuk lebih mengenal karakter dan kebutuhan siswa (2) Pemilihan penyampaian materi dengan metode ceramah yang membuat siswa cenderung bosan dan malas untuk belajar, dan siswa tidak termotivasi untuk mencari sumber belajar di luar kelas (3) Minimnya pemanfaatan multimedia interaktif dalam penyampaian materi (4) Peran pengajar yang tidak bisa full time untuk mengisi kegiatan belajar mengajar. Dari permasalahan tersebut, cenderung membuat siswa kurang mempunyai motivasi untuk mengeksplor topik pelajaran, kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran dikelas serta kurangnya kreativitas untuk mengembangkan pemikiran atau ide-ide.

Dengan latar belakang permasalahan di atas, perlu adanya sebuah komunikasi yang baik antara guru dan siswa yang bisa dilakukan dimanapun, untuk menstimulasi siswa lebih aktif dalam pembelajaran di kelas maupun dalam mencari sumber belajar di luar kelas. Dibutuhkan adanya sebuah konten pendukung pembelajaran sebagai sarana komunikasi dan informasi yang bisa mendukung interaksi antara guru dan murid yang intensif tidak terbatas ruang dan waktu, bisa diakses kapanpun dimanapun, murah, dan praktis untuk diterapkan. Interaksi dan komunikasi itu di harapkan dapat membangun motivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran. Diharapkan dengan memanfaatkan salah satu media komunikasi seperti SMS Gateway untuk menjadi sarana komunikasi dapat meningkatkan keaktifitan belajar siswa di SMA Negeri 1 Juwana. Dengan memanfaatkan SMS Gateway sebagai media komunikasi dimana siswa dapat mengakses informasi yang memberi petunjuk untuk mencari sumber belajar secara mandiri, maka diharapkan setelah mereka kembali ke kelas mereka akan lebih aktif, termotivasi, mengeksplor topik pembelajaran dan kreatif mengembangkan pikiran, sehingga pembelajaran tidak berpusat pada guru.

Proses komunikasi seperti ini bisa saja dilakukan melalui email, namun bila dibandingkan dengan layanan email, layanan SMS merupakan layanan yang termasuk murah dan mudah dalam penggunaannya, layanan email masih memiliki kekurangan dalam hal kepraktisan, layanan email ini hanya bisa diakses di tempat tertentu yang memiliki akses internet, hal ini akan menyebabkan penyampaian informasi/konten pembelajaran masih berjalan lambat. (Syaikhuddin, 2007) [3].

(9)

4

sebuah aplikasi pengelolaan pesan yang diintegrasikan dengan sebuah aplikasi SMS Gateway. Aplikasi pengelolaan pesan ini digunakan untuk mempermudah pengiriman pesan untuk konten pendukung pembelajaran yang akan dikirimkan kepada para siswa sedangkan aplikasi SMS Gateway disini berperan untuk berkomunikasi dengan database yang ada dan mengeksekusi fungsi-fungsi pengiriman SMS yang telah dimilikinya. Dalam penelitian ini, aplikasi manajemen pengelolaan pesan yang akan dibuat merupakan aplikasi SMS Gateway bernama GAMMU dan meggunakan sistem manajemen SMS Kalkun.

Perumusan masalah yang sesuai dengan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka dapat dirumuskan sebuah pokok permasalahan, yaitu : “Apakah pemanfaatan media komunikasi sebagai konten pendukung pembelajaran dapat membantu meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran ?” Kemudian dari pokok permasalahan tersebut, ditentukan rumusan masalah yang lebih khusus, antara lain: 1.) Bagaimana bentuk layanan dan jenis konten/informasi yang akan disampaikan kepada peserta didik? 2.) Apakah pemanfaatan SMS Gateway sebagai konten pendukung pembelajaran pada peserta didik dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa?

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui apakah pemanfaatan sms gateway sebagai media komunikasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa di kelas X5 SMA Negeri 1 Juwana.

2. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian.

Erlian Eka (2010) dalam penelitiannya mengenai penerapan SMS pada Sistem Informasi Kesiswaan SMPN 1 Katon dengan menggunakan SMS Gateway, dimana perancangan sistem dengan menggunakan Use Case Diagram. Hasil dari penelitian tersebut adalah adanya sistem tersebut membantu pihak sekolah untuk menginformasikan hasil sekolah murid serta mempermudah sekolah dalam menerima saran dan kritik dari orang tua murid [4].

Vimal, dkk (2008) menyajikan penelitian mengenai penerapan teknologi SMS pada perpustakaan Kerala, dengan metode studi literatur. Penelitian ini menemukan bahwa dengan adanya penerapan teknologi SMS pada perpustakaan maka pelayanan lebih optimal karena terjadi interaksi antar [5].

Simon So (2009) dimana melalukan penelitian mengenai penggunaan SMS untuk keperluan pengajaran dan pembelajaran. Penerapan pengajaran dan pembelajaran pada Hongkong Institute of Education menggunakan SMS dengan implementasi brainstroming, voting dan assesment pada suatu kelas, dimana dalam implementasinya terjadi input dan feedback. Hasilnya menunjukkan bahwa pengajaran dan pembelajaran di kelas dapat lebih interaktif dengan menggunakan SMS [6].

(10)

5

Gateway sebagai media komunikasi dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas X5 SMA Negeri 1 Juwana.

Media Komunikasi merupakan pemanfaatan sebuah media sebagai proses penyampaian pesan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Kata media adalah kata jamak dari medium ,yang artinya perantara. Dalam proses komunikasi, media merupakan satu dari empat komponen yang harus ada. Komponen yang lain yaitu: sumber informasi, informasi, dan penerima informasi. Seandainya satu dari empat komponen tersebut tidak ada, maka proses komunikasi tidak mungkin terjadi. Komunikasi memegang peranan penting dalam pengajaran. Agar komunikasi antara guru dan siswa berlangsung baik dan informasi yang disampaikan guru dapat diterima siswa, guru perlu menggunakan media pembelajaran [7]. Media komunikasi dalam pendidikan dan pembelajaran diantaranya, media berbasis manusia, media berbasis cetakan, media berbasis visual, media berbasis komputer dan pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber belajar. Manfaat media komunikasi dalam pendidikan dan pembelajaran diantaranya; membantu proses belajar untuk mencapai tujuan belajar, memotivasi siswa, menyajikan informasi yang mudah, merangsang diskusi, menguatkan belajar, memberikan pengalaman simulasi (Azhar Arsyad, 2002:3) [8]. Dengan melihat betapa pentingnya posisi media komunikasi dalam dunia pendidikan, maka tuntutan untuk menindak lanjuti pengetahuan dalam aspek manfaatnya sangat banyak diantaranya melalui penelitian, artikel, makalah, paper.

Sistem Penyampaian dan Pengaksesan Konten Pendukung Pembelajaran merupakan suatu intruksi penyampaian bahan ajar untuk melakukan aktivitas belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik. Dalam pemanfaatan SMS Gateway sebagai media komunikasi, harus mencakup sejumlah komponen (pendidik, peserta didik dan media pembelejaran). Sistem pembelajaran yang akan diterapkan memanfaatkan teknologi informasi multimedia SMS Gateway. Sistem ini merupakan media perantara bagi interaksi antara pengajar dan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran. Pengajar berkomunikasi tanpa harus langsung bertemu dengan peserta didik, tetapi memberikan informasi disampaikan langsung melalui media SMS Gateway. Selain itu, pelajar mendapatkan konten bahan ajar yang telah dikirimkan oleh pengajar. Kemudian untuk efisiensi dalam proses pembelajaran ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan : kesesuaian teknologi untuk peserta didik, kemudahan penggunaan dan keandalan serta biaya, pendekatan pengajaran dan pembelajaran, interaktivitas, kecepatan yaitu seberapa cepat material dapat dikembangkan.

(11)

6

komponen Hardware ( Server/Komputer yang dilengkapi dengan perangkat jaringan) dan Software (Aplikasi yang digunakan untuk pengolahan pesan). Dan untuk sebuah sistem yang besar umumnya menggunakan Database untuk penyimpanan data.

Gambar 1. Alur Sistem SMS Gateway

(Gecko, 2012)

Gammu adalah aplikasi yang digunakan dalam penelitian ini, diintegrasikan dengan aplikasi yang memanajemen database yang diberikan oleh gammu yaitu kalkun. Menurut Acho (2008) Gammu merupakan salah satu tool untuk mengembangkan aplikasi SMS Gateway yang cukup mudah diimplementasikan dan gratis [10]. Gammu berfungsi untuk menghubungkan antara komputer dengan ponsel. Gammu bisa dikoneksikan dengan berbagai macam handphone seperti Nokia, Siemens, dll. Gammu menggunakan bahasa C, dimana gammu bersifat open source sehingga source code dari gammu dapat dianalisa bagaimana gammu memparsing SMS atau memberi perintah kepada telepon genggam.

Kalkun merupakan SMS Gateway open source berbasis web yang tinggal pakai. Tidak seperti pada Gammu, pada Kalkun pengguna tidak perlu melakukan coding. Pengaturan parameter SMS Gateway, yang meliputi jenis modem, nomor port, dan sebagainya dapat dilakukan melalui GUI (Graphical User Interface) yang sudah disediakan.

Dengan menggunakan aplikasi gammu yang diintegrasikan dengan kalkun, diharapkan memberi manfaat bagi siswa yang digunakan untuk melakukan proses belajar dengan guru. Aplikasi ini diharapkan memberikan kemudahan bagi guru untuk menyampaikan konten pembelajaran yang dibutuhkan dan sebagai sarana komunikasi bagi pihak guru dengan para siswanya dalam proses interaksi pembelajaran.

Keaktifan Belajar merupakan proses yang aktif, apabila tidak dilibatkan dalam berbagai kegiatan belajar sebagai responsi siswa terhadap stimulus guru, tidak mungkin siswa dapat mencapai hasil yang dikehendaki.

(12)

7

Keaktifan belajar dapat dilihat dari antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran. Meliputi keaktifan dalam memperhatikan penjelasan guru, tidak mengerjakan pekerjaan lain, spontan bekerja apabila diberi tugas, tidak terpengaruh situasi di luar kelas.

Interaksi siswa dengan guru meliputi keaktifan bertanya kepada guru, menjawab pertanyaan guru, memanfaatkan guru sebagai narasumber dan memanfaatkan guru sebagai fasilitator.

Kerjasama kelompok meliputi keaktifan membantu teman dalam kelompok yang menjumpai masalah, meminta bantuan kepada teman jika mengalami masalah, mencocokan jawaban/ konsepsinya dalam satu kelompok dan pembagian tugas dalam kelompok.

Keaktifan siswa dalam kelompok meliputi keaktifan mengemukakan pendapatnya, menanggapi pertanyaan/ pendapat teman dalam kelompoknya, mengerjakan tugas kelompok dan menjelaskan pendapat/ pekerjaannya.

Partisipasi siswa dalam menyimpulkan hasil pembahasan meliputi: keaktifan siswa untuk ikut menyimpulkan, merespon pertanyaan/ simpulan teman, menyempurnakan simpulan yang dikemukakan oleh temannya dan menghargai pendapat temannya.

3. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Rancangan pembelajaran untuk pemanfaatan SMS gateway sbb : Pada pertemuan 1, memberikan arahan kepada peserta didik bagaimana cara menggunakan SMS gateway sebagai media komunikasi antara pengajar dengan peserta didik. Setelah itu diadakan simulasi penggunaan SMS gateway ini sebagai media komunikasi antara guru dengan peserta didik. Kemudian siswa diberi waktu untuk pengisian angket keaktifan belajar yang ke 1.

Pada tahap pelaksanaan, pemanfaatan sms gateway dilaksanakan di luar kelas. SMS gateway dipakai untuk mengkomunikasikan bahan pembelajaran selanjutnya dengan siswa. Kemudian menyiapkan suatu konten pendukung pembelajaran yang akan di simulasikan. Pada tahap ini siswa mendapatkan informasi mengenai konten yang diberikan lewat SMS.

Pada pertemuan 2, membahas secara singkat mengenai konten pembelajaran yang diinformasikan lewat SMS dengan siswa. Dari pembahasan singkat tersebut, lalu dievaluasi pelaksanaan pemanfaatan SMS gateway sebagai media komunikasi. Kemudian Siswa mengisi mengisi angket keaktifan belajar yang ke 2. Dan diakhir pertemuan, menanyakan tanggapan siswa mengenai pemanfaatan SMS gateway sebagai media komunikasi dengan menggunakan metode wawancara.

(13)

8

Lembar pengamatan keaktifan belajar siswa mencatat secara manual dengan poin-poin indikator tentang keaktifan siswa yang diharapkan muncul selama proses pembelajaran berlangsung. Lembar pengamatan yang dibuat adalah dengan menggunakan skala Likert (Wijaya Kusumah, 2012:80), artinya data pengamatan yang diperoleh, dibagi menjadi empat tingkatan, yaitu 3 = selalu, 2 = sering, 1 = jarang, 0 = tidak pernah. Setiap pernyataan positif diberi bobot 3, 2, 1 dan 0, sedangkan pernyataan negatif diberi bobot sebaliknya, yaitu 0, 1, 2 dan 3 [14].

Analisis Data Angket digunakan untuk mendukung data utama. Angket yang peneliti buat adalah angket berstruktur yang alternatif jawabannya sudah tersedia. Angket ini dilakukan setelah pembelajaran selesai. Angket ini bertujuan untuk mendukung hasil pengamatan keaktifan belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti. Adapun perhitungan data yang digunakan nantinya adalah sebagai berikut:

� = � 100 %

Keterangan: P = persentase

a = jumlah skor yang diperoleh

b = jumlah skor keaktifan belajar keseluruhan

Penilaian keaktifan belajar menurut Dimyati dan Mudjono (2002:125) adalah [15]:

1% - 25% : sangat rendah

26% - 50% : rendah

51% - 75% : sedang

76% - 100% : tinggi

Rata-rata persentase keaktifan belajar dari satu angket yang terdiri dari dua pertemuan, dibandingkan dengan rata persentase pada angket berikutnya. Jika rata-rata persentase tersebut telah meningkat 20% maka baru dikatakan keaktifan belajar siswa meningkat. Hasil persentase angket ini kemudian digunakan sebagai pendukung data keaktifan belajar dari pengamatan keaktifan belajar.

Analisis Data Wawancara dilakukan dengan tindakan konfirmasi atas data yang sudah diperoleh. Wawancara yang dilakukan tidak terstruktur, artinya hanya menanyakan keabsahan data-data yang sudah diperoleh dilapangan. Hasil wawancara akan dijabarkan secara deskriptif.

4. Hasil dan Pembahasan

(14)

9

menyampaikan tujuan penelitian yang akan dicapai. Kegiatan inti antara lain: 1. Menjelaskan mengenai pemanfaatan SMS gateway sebagai media komunikasi dalam pembelajaran antara guru dan siswa. 2. Menyebarkan angket yang ke 1 untuk diisi oleh siswa. 3. Menjelaskan mengenai aplikasi yang dipakai dalam pembelajaran. 4. Peneliti mensimulasikan penggunaan SMS gateway terhadap siswa. 5. Melaksanakan kegiatan dengan menyiapkan suatu konten bahan ajar pembelajaran dengan menggunakan media komunikasi SMS gateway.

Berikut ini adalah tampilan layar dari pemakaian SMS gateway :

Gambar 3. Screenshot Simulasi Pada Pertemuan 1.

Gambar 4. Screenshot Simulasi Pada Pertemuan 2.

(15)

10

belajar yang ke 2. 4. Melakukan wawancara kepada siswa dengan menanyakan tanggapan siswa pada pemanfaatan SMS gateway sebagai media komunikasi.

Berikut merupakan hasil data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di SMA Negeri 1 Juwana dengan mengambil responden seluruh siswa kelas X5 ips.

Hasil Wawancara dilakukan dengan tujuan untuk mengcrosscheck data hasil temuan di lapangan dengan pendapat siswa sebagai responden yang dapat digunakan sebagai acuan untuk keabsahan data.

Hasil dari wawancara dengan siswa pada akhir pertemuan, dapat disimpulkan bahwa siswa tertarik dengan media komunikasi SMS Gateway untuk membantu dalam pembelajaran. Siswa berpendapat bahwa memanfaatkan media SMS gateway sebagai media komunikasi dapat membantu dalam pembelajaran karena bisa diakses kapan saja dan dimana saja.

Hasil Penelitian keaktifan belajar dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan. Berikut adalah hasil pengamatan keaktifan belajar dilihat dari setiap indikator dan setiap siswa.

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Keakifan Belajar Setiap Indikator

(16)

11

Diagram Angket 1

Diagram 1. Hasil Angket Pertemuan 1.

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa rata-rata keaktifan belajar siswa pada angket 1 dalam kategori sedang begitupun pada angket 2 yang masih dalam kategori sedang. Pada angket 1 siswa yang memliki keaktifan belajar dalam kategori rendah sebanyak 15 siswa, 14 siswa dalam kategori sedang dan 3 siswa dalam kategori tinggi. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa masih banyak yang siswa yang memliliki keaktifan belajar dalam kategori rendah.

Diagram Angket 2

Diagram 2. Hasil Angket Pertemuan 2.

(17)

12

5. Diskusi

SMS gateway dalam penelitian ini dipakai sebagai media komunikasi antara guru dan siswa saat di luar jam pembelajaran. Komunikasi dilakukan dengan cara, guru mengirimkan pesan singkat dengan aplikasi SMS Gateway kepada semua siswa untuk meminta mereka mencari sumber belajar di luar kelas, dan dapat belajar secara mandiri. Saat siswa bisa belajar mandiri di lur kelas pembelajaran, maka mereka akan siap mengikuti pembelajaran di kelas dan ikut terlibat secara aktif.

Hasil penelitian menunjukkan, bahwa setelah pemanfaatan sms gate way sebagai sebagai media komunikasi yang berisi konten pendukung pembelajaran, keaktifan belajar siswa di kelas dapat meningkat walaupun dalam kategori sedang.

Dengan melihat betapa pentingnya posisi media komunikasi dalam dunia pendidikan, maka guru dapat memanfaatkan media ini untuk membangun komunikasi yang efektiv dengan siswa, walaupun bukan dalam kelas dengan bertatap muka langsung. Sehingga siswa dapat terus termotivasi karena mengalami bantuan dan dukungan dalam mencari materi pembelajaran di luar kelas.

Pemanfaatan SMS Gateway dapat membantu guru untuk mempermudah komunikasi kepada siswa dan membantu siswa belajar mandiri dan meningkatkan keaktifan belajar di kelas. Sehingga terjadi proses belajar yang aktif, baik di dalam kelas maupun diluar. Penelitian ini lebih mempertegas penelitian sebelumnya, tentang pemanfaatan sms dalam menstimulasi kegiatan pembelajaran menjadi lebih efektif.

Hasil penelitian menunjukan keaktifan belajar siswa kelas X5 ips SMA negeri 1 Juwana semester genap tahun ajaran 2016/2017 berdasarkan hasil penelitian di kelas, belum semua siswa memiliki keaktifan belajar yang tinggi, terdapat hanya 3 siswa saja yang masuk dalam kategori tinggi, keaktifan belajar masih masuk di kategori sedang, keaktifan belajar memang mengalami peningkatan tetapi kurang dari 20%. Dari hasil wawancara pemanfaatan media komunikasi SMS gateway cukup diminati siswa, namun pada kegiatan pembelajaran, saat simulasi pemakaian SMS Gateway siswa belum dapat melakukan dengan baik, terbukti keaktifan belajar tidak meningkat signifikan. Hal ini dapat terjadi karena siswa masih cukup asing dengan sistem pembelajaran memakai media komunikasi tersebut.

Dengan Pemanfaatan SMS gateway guru dapat menumbuhkan minat dan motivasi siswa untuk aktif. Pada penelitian ini peneliti sudah menyertakan diri siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Martinis (2007:84) bahwa faktor yang dapat menumbuhkan timbulnya keaktifan siswa dengan memberikan motivasi atau menarik perhatian siswa, sehingga mereka berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran [16].

6. Kesimpulan

(18)

13

ini dapat dikatakan secara umum adalah baik, karena rata-rata tingkatan keaktifan belajar siswa dari hasil penelitian masuk dalam kategori sedang.

7. Saran

Saran untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya melakukan pengembangan dari penelitian sekarang dengan focus penelitian yang berbeda, tentang pemanfaatan SMS Gateway dan tentang keaktifan belajar.

8. Daftar Pustaka

[1] Sugiyono. 2013. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

[2] Abdul, Rhokim. 2016. Pemanfaatan SMS Gateway Sebagai Media Alternatif

Penyampaian Informasi Pada STMIK Yadika Bangil.

http://ic.unira.ac.id/paper/1%20Abdul%20Rokhim.pdf. Diakses 11 juli 2017.

[3] Syaikhuddin. (2007). Pengembangan Infrastruktur Komunikasi Untuk Apikasi Berbasis Messaging. Skripsi pada Teknik Elektro dan Informatika ITB Bandung :

tidak diterbitkan. Diakses 25 april 2017.

[4] Eka Damayanti Erlian, Analisa dan Perancangan Sistem Informasi Kesiswaan Berbasis SMS Gateway dengan GAMMU SMPN 1 Negeri Katon Kab

Pesawaran Menggunakan Case Model , Konferensi Nasional Sistem dan Informatika 2010; Bali, KNS&I10-044 , November 13, 2010. Diakses 20 april 2017.

[5] Kumar V. Vimal, S. Chitra, Innovative use of SMS technology for the excellence in library services in Kerala, IASLIC 23rd National Seminar On “Library Profession

in Search of a New Paradigm”, Bose Institute, Kolakata, December 10-13, 2008.

[6] So Simon, 2009. The Development of a SMS-based Teaching and Learning System, Journal of Educational Technology Development and Exchange, 2(1),

113-124

[7] Jamaludin. 2016. Manfaat Media Komunikasi Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran.

http://jurnal.um.palembang.ac.id/index.php/attabligh/article/download/135/107.pdf.

Diakses 10 agustus 2017.

[8]Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. [9] Yunianto, T, 2006, Mengukur Kepuasan Pelanggan. Diakses 15 april 2017.

(19)

14

[11] Sintha Muning Salasih, (2013). Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa Menggunakan Model Quantum Teaching Pada Materi Bangun Ruang Di Kelas V SD Negeri Sangon Kokap Kulon Progo. Diakses 5 april 2017.

[12] Suharsimi Arikunto,dkk. (2008). Penelitian indakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara [13] Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

[14] Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, (2012). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Indeks.

Gambar

Gambar 1. Alur Sistem SMS Gateway  ()
Gambar 3. Screenshot Simulasi Pada Pertemuan 1.
Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Keakifan Belajar Setiap Indikator

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kondisi diatas maka kebutuhan penanganan drainase perkotaan di Kabupaten Pelalawan adalah melalui pengembangan dan peningkatan kualitas saluran drainase perkotaan

Scheinders (dalam Desmita, 2011) juga menyebut penyesuaian diri (adjusment) pada prinsipnya adalah suatu proses yang mencakup respons mental dan tingkah laku, dengan mana

Penelitian ini bertujuan untuk melakukan optimalisasi query data pada aplikasi Penerimaan Mahasiswa Baru Online STMIK AKBA, sehingga proses pencarian dan menampilkan

Color development formed by condensation of reducing sugar and amino groups to form the carbonyl compound, in line with heating time, carbonyl compound will accumulate

Kajian-kajian meta analisis di Barat kebanyakanan para pakar psikologi transfortasi belum menunjukan kesamaan hasil kajian tentang faktor personaliti big five apa

perkembangan selanjutnya, kegiatan operasional perbankan berkembang lagi menjadi tempat penitipan uang atau yang disebut sekarang ini kegiatan simpanan.

Pembuatan Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Objek Wisata Bahari yang ditujukan untuk memberikan masukan pada wisatawan dalam mengambil keputusan pemilihan objek

Persoalan  masyarakat  plural  sangat  berkaitrapat  dengan  latar  belakang  dan  sejarah  bermulanya  pembentukan  identiti  etnik  ( identity  formation)   di