I. Judul
Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Korosi
II. Tanggal Pratikum
Kamis, 23 September 2015 - Senin, 28 September 2015 III. Tujuan Pratikum
Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi. IV. Dasar Teori
Korosi berasal dari bahasa latin “Corrodere” yang artinya perusakan logam atau berkarat. Korosi adalah suatu reaksi redoks antara logam dengan berbagai zat yang ada di linkungannya, sehingga menghasilkan senyawa-senyawa yang tidak dikehendaki. Dalam kehidupan sehari-hari korosi kita dengan istilah perkaratan. Proses korosi pada logam besi disebabkan permukaan logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda. Besi yang lebih reaktif akan mengalami reaksi oksidasi membentuk ion Fe2+ dan
elektron. Reaksi terjadi di anode. Elektron yang dihasilkan pada reaksi oksidasi akan bergerak menuju bagian logam yang kurang reaktif yaitu bagian katode. Sementara itu, ion yang terbentuk akan bergerak melalui lapisan H2O. Di katode, oksigen akan
tereduksi. Reaksinya sebagai berikut :
Anode (oksidasi) : Fe(s) → Fe2+ + 2e- x 2
Katode (reduksi) : O2 +4H+ + 4e- → 2H2O x 1
Reaksi sel (redoks) : 2Fe + O2 + 4H+ → 2Fe2+ 2H2O
Selanjutnya, ion Fe2+ akan mengalami oksidasi lebih lanjut membentuk ion Fe3+.
Ion Fe3+ lalu membentuk senyawa oksida terhidrasi berupa Fe
2O3.xH2O (karat besi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses korosi adalah uap air atau air dan oksigen. Larutan elektrolit (H2SO4 dan HCl serta garam misalnya NaCl), kontak dengan logam
lain yang kurang aktif, serta zat terlarut yang dapat membentuk asam merupakan faktor-faktor yang mempercepat terjadinya korosi. Korosi dapat diperlambat dengan beberapa perlakuan. Misalnya dengan memasukkan besi dalam minyak, memasukkan besi ke dalam air yang telah dididihkan, dan pemberian kristal garam atau basa anhidrat. Minyak dapat memperlambar korosi besi karena minyak dapat mencegah besi bereaksi dengan udara dan air atau uap air. Air yang telah dididihkan dapat memperlambat korosi karena air yang telah dididihkan memiliki kandungan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan air yang tidak dididihkan. Kristal garam atau anhidrat dapat digunakan untuk memperlambat korosi besi karena dapat mengikat uap air di udara sehingga udara menjadi kering (udara tidak mengandung air).
1. Lima gelas plastik
2. Tiga plastik (sebagai penutup) 3. Tiga Karet
4. Label (untuk memberi tanda pada masing-masing gelas plastik) Bahan
1. Kapas
2. Lima buah paku besi baru (tidak mengkarat) dengan ukuran yang sama 3. Satu bungkus silica gel
4. Air PAM sebanyak 200 mL
5. Air didihan PAM sebanyak 200 mL 6. Minyak goreng sebanyak 200 mL
7. Campuran air PAM dengan garam dapur (NaCl) sebanyak 200 mL
VI. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Masing-masing gelas plastik diberi label.
3. Lima buah gelas plastik diambil, dan diberi perlakuan : a. Gelas pertama ditambahkan 200 mL air PAM.
b. Gelas plastik kedua ditambahkan 200 mL air PAM yang sudah di didihkan. c. Gelas plastik ketiga ditambahkan 200 mL campuran Air PAM dengan garam
dapur (NaCl).
d. Gelas plastik keempat ditambahkan 200 mL minyak goreng. e. Gelas plastik kelima dimasukkan satu bungkus silica gel.
4. Kelima buah gelas plastik dimasukkan masing masing 1 buah paku besi. 5. Gelas plastik kelima yang berisikan satu bungkus silica gel dan paku besi
dimasukkan dan ditutup dengan kapas.
6. Gelas plastik kedua, keempat, dan kelima ditutup dengan plastik kemudian diikat dengan karet.
7. Diamkan 5 hari, kemudian amati perubahannya.
VII. Hasil dan Pembahasan Hasil Praktikum
Hari
1.
2.
3.
4.
5.
Pembahasan
Pada hari pertama percobaan, paku besi yang direndam dalam minyak goreng belum menunjukan tanda-tanda pengkaratan. Paku besi yang direndam dalam air
2 1
4
2 5
1 3
4 3 5
2 1
5 3
4
2 1
5 3
4
campuran garam dapur (NaCl) belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan. Paku yang diletakkan dengan silica gel belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan. Paku yang direndam dengan air didihan PAM belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan. Paku yang direndam dengan air PAM belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan.
Pada hari kedua percobaan, paku besi yang direndam dalam minyak goreng belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan. Paku besi yang direndam dalam air campuran garam dapur (NaCl) sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air campuran garam dapur (NaCl) menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi. Paku besi yang diletakkan dengan silica gel belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan.Paku besi yang direndam dengan air didihan PAM sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air air didihan PAM menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi .Paku yang direndam dengan air PAM juga sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air PAM menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi.
Pada hari ketiga percobaan, paku besi yang direndam dalam minyak goreng belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan. Paku besi yang direndam dalam air campuran garam dapur (NaCl) sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air campuran garam dapur (NaCl) menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi. Paku besi yang diletakkan dengan silica gel belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan.Paku besi yang direndam dengan air didihan PAM sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air air didihan PAM menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi. Paku yang direndam dengan air PAM juga sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air PAM menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi.
Pada hari kelima, paku besi yang direndam dalam minyak goreng belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan. Paku besi yang direndam dalam air campuran garam dapur (NaCl) sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air campuran garam dapur (NaCl) menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi. Paku besi yang diletakkan dengan silica gel belum menunjukkan tanda-tanda pengkaratan.Paku besi yang direndam dengan air didihan PAM sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air air didihan PAM menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi .Paku yang direndam dengan air PAM juga sudah mulai menunjukkan tanda-tanda pengkaratan, ini dilihat dari mulainya terjadi perubahan warna pada air PAM menjadi kemerah-merahan, dan karat juga sudah mulai menempel pada paku besi.
Berikut adalah gambar kelima buah paku besi yang telah mendapatkan perlakuan masing-masing selama 5 hari.
Gambar 1. Paku yang telah diberi perlakuan selama 5 hari
Jadi, paku besi yang direndam dalam rendaman air didihan PAM, rendaman air PAM, dan rendaman air campuran garam dapur (NaCl) bisa terjadi pengkaratan karena permukaan logam mempunyai kereaktifan yang berbeda-beda. Besi yang lebih reaktif akan mengalami reaksi oksidasi membentuk ion Fe2+ dan elektron. Reaksi terjadi di
bergerak melalui lapisan H2O. Di katode, oksigen akan tereduksi. Reaksinya sebagai
berikut :
Anode (oksidasi) : Fe(s) → Fe2+ + 2e- x 2
Katode (reduksi) : O2 +4H+ + 4e- → 2H2O x 1
Reaksi sel (redoks) : 2Fe + O2 + 4H+ → 2Fe2+ 2H2O
Selanjutnya, ion Fe2+ akan mengalami oksidasi lebih lanjut membentuk ion Fe3+.
Ion Fe3+ lalu membentuk senyawa oksida terhidrasi berupa Fe
2O3.xH2O (karat besi).
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses korosi adalah uap air atau air dan oksigen. Larutan elektrolit (H2SO4 dan HCl serta garam misalnya NaCl), kontak dengan
logam lain yang kurang aktif, serta zat terlarut yang dapat membentuk asam merupakan faktor-faktor yang mempercepat terjadinya korosi. Korosi dapat diperlambat dengan beberapa perlakuan. Misalnya dengan memasukkan besi dalam minyak, memasukkan besi ke dalam air yang telah dididihkan, dan pemberian kristal garam atau basa anhidrat. Minyak dapat memperlambar korosi besi karena minyak dapat mencegah besi bereaksi dengan udara dan air atau uap air. Air yang telah dididihkan dapat memperlambat korosi karena air yang telah dididihkan memiliki kandungan oksigen yang lebih sedikit dibandingkan air yang tidak dididihkan. Silica gel dapat digunakan untuk memperlambat korosi besi karena dapat mengikat uap air di udara sehingga udara menjadi kering (udara tidak mengandung air).
VIII. Pertanyaan dan Jawaban
1. Pada tabung reaksi nomor berapa paku mengalami reaksi? Jawab : Pada gelas plastik nomor 1, 2 dan 3
2. Paku pada tabung reaksi mana yang paling cepat mengalami korosi? Jawab : Pada gelas plastik nomor 3
3. Paku pada tabung reaksi mana yang paling lama mengalami reaksi? Jawab : Pada gelas plastik nomor 4
4. Berdasarkan percobaan, faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terjadinya korosi? Jawab : Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi adalah adalah uap air atau air dan oksigen serta larutan elektrolit seperti larutan asam dan garam (H2SO4,
HCl, garam misalnya NaCl).
IX. Simpulan
Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya korosi adalah adalah uap air atau air dan oksigen. Larutan elektrolit (H2SO4 dan HCl serta garam misalnya NaCl), kontak
dengan logam lain yang kurang aktif, serta zat terlarut yang dapat membentuk asam merupakan faktor-faktor yang mempercepat terjadinya korosi.
Fatoni, Indah dkk. 2015. Kimia Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Klaten: Intan Pariwara.