• Tidak ada hasil yang ditemukan

80 Penerbitan Surat Paksa dan Pemberitahuan Piutang Pajak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "80 Penerbitan Surat Paksa dan Pemberitahuan Piutang Pajak"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor : 016/SOP-BC/KPP MP/2011 Tanggal : 28 Desember 2011

Revisi : Tanggal :

DASAR HUKUM:

1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006.

2. Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007.

3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 51/PMK.04/2008 tentang Tata Cara Penetapan Tarif, Nilai Pabean, dan Sanksi Administrasi, serta Penetapan Direktur Jenderal Bea dan Cukai atau Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.04/2011.

4. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 25/BC/2009 tentang Bentuk dan Isi Surat Penetapan, Surat Keputusan, Surat Teguran, dan Surat Paksa.

DESKRIPSI :

1. SOP ini menggambarkan proses penerbitan surat paksa, dimulai sejak adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya sampai dengan penerbitan Surat Paksa.

2. Apabila orang yang berutang sebagaimana tercantum dalam surat penetapan atau surat keputusan tidak melunasi kewajibannya dalam jangka waktu 7(tujuh) hari setelah tanggal jatuh tempo pembayaran dan tidak mengajukan keberatan atau tidak mengajukan banding, Kepala Kantor Pabean menerbitkan Surat Teguran.

3. Apabila dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu) hari sejak dikeluarkan Surat Teguran orang yang berutang belum melunasi kewajibannya, Kepala Kantor Pabean pada hari kerja berikutnya harus menerbitkan Surat Paksa untuk penagihan piutang bea masuk, cukai dan/atau sanksi administrasi berupa denda dan/ atau bunga kepada orang yang berutang dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak Dalam Rangka Impor berupa Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan Barang Mewah, dan Pajak Penghasilan Pasal 22, kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah orang yang berutang.

4. Unit pelaksana SOP ini adalah Seksi Perbendaharaan.

PERSYARATAN :

Adanya Surat Teguran yang jatuh tempo dan Penanggung Pajak belum melunasi Kewajibannya

BIAYA :

Tidak dipungut biaya.

NORMA WAKTU :

Norma waktu layanan SOP ini adalah 1 (Satu) hari kerja sejak Surat Teguran jatuh tempo.

Mengetahui :

Sekretaris Direktorat Jenderal,

-ttd-

Azhar Rasyidi

NIP 19630321 199103 1 002

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KANTOR PELAYANAN UTAMA BEA DAN CUKAI TIPE B

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

(2)

1 a. Pelaksana Sub Seksi Penagihan meneliti Surat Teguran yang telah melewati jangka waktu 21 hari sejak tanggal Surat Teguran dan Penanggung Pajak belum melunasinya.

b. Pelaksana membuatkan konsep Surat Paksa (SP) dan konsep Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP). Selanjutnya mengajukan konsep Surat Paksa (yang dilampiri Surat Teguran (ST) dan SPTNP/SPP/SPSA/SPKTNP/Keputusan Direktur Jenderal) dan konsep Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepada Kasubsi Penagihan dengan.

2 Kasubsi Penagihan meneliti dan memaraf konsep Surat Paksa (SP) dan konsep Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

3 Kepala Seksi Perbendaharaan meneliti dan memaraf konsep Surat Paksa (SP) dan konsep Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

4 Kepala Kantor meneliti dan menandatangani Surat Paksa (SP) dan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

5 a. Pelaksana mengarsip copy Surat Paksa (SP) dan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP).

b. Pelaksana mengirimkan asli Surat Paksa kepada Juru Sita, tembusan Surat Paksa dikirimkan kepada Direktur Jenderal, Eselon II yang menerbitkan Surat Penetapan dan Kepala Kantor Wilayah.

c. Pelaksana mengirimkan asli Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di wilayah domisili Penanggung Pajak, tembusan Surat Pemberitahuan Piutang Pajak (SPPP) dikirimkan kepada Direktur Jenderal, Eselon II yang menerbitkan Surat Penetapan dan Kepala Kantor Wilayah.

Mengetahui

Sekretaris Direktorat Jenderal

-ttd-Azhar Rasyidi

NIP 19630321 199103 1 002

KEPALA KANTOR PELAKSANA

KANTOR PELAYANAN

PAJAK

JURU SITA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KPPBC TIPE MADYA PABEAN

STANDAR PROSEDUR OPERASI

PENERBITAN SURAT PAKSA DAN SURAT PEMBERITAHUAN PIUTANG PAJAK

KEPALA SEKSI DILAMPIRI ST & SPTNP/SPP/SPSA/

SPPP

SURAT PAKSA

SURAT PAKSA

NOMOR : 016/SOP-BC/KPP MP/2011

TANGGAL : 28 Desember 2011

REVISI :

Referensi

Dokumen terkait

judul “ Mekanisme Penagihan Utang Pajak Dengan Surat Paksa Pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam”... 1.2

Tabel 4.8: Perbandingan Pencairan Tunggakan Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Timur Tahun 2012 dan Tahun

Pemberitahuan (SPT) Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Lubuk Pakam”.. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri

Jangka waktu surat paksa ke tindakan penyitaan adalah 2 x 24 jam sesudah tanggal pemberitahuan surat paksa kepada penanggung pajak. Sesuai dengan Penjelasan atas

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui tingkat kepatuhan penyampaian Surat Pemberitahuan oleh Wajib Pajak, khususnya Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP

struktur organisasi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Petisah adalah :.. Kepala KPP (

Upaya Kantor Pelayanan Pajak dalam melakukan Penagihan Utang Pajak dengan Surat Paksa terhadap Penanggung Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sidoarjo Selatan telah sesuai

skripsi ini dengan judul “Evaluasi Keefektifan Penerbitan Surat Paksa Dan Pasca Penerbitan Surat Paksa Sebagai Upaya Penagihan Tunggakan Pajak Pada Kantor