• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

3.1.

ARAHAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA DAN ARAHAN

PENATAAN RUANG

3.1.1.

ARAHAN PEMBANGUNAN CIPTA KARYA

A.

ARAHAN PEMBANGUNAN BERDASARKAN PERPRES NO. 2 TAHUN

2015 TENTANG RPJMN 2015-2019

Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019 mengamanatkan beberapa

hal terkait dengan pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya, antara lain: tercapainya

pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0%, tercapainya 100% pelayanan air

minum bagi seluruh penduduk Indonesia, serta meningkatnya akses penduduk terhadap

sanitasi layak (air limbah domestik, sampah, dan drainase lingkungan) menjadi 100% pada

tingkat kebutuhan dasar.

RPJMN 2015-2019 merupakan dokumen perencanaan nasional jangka menengah

hasil penjabaran tahapan ketiga dari RPJPN 2005-2025 yang kemudian disandingkan

dengan Visi, Misi, dan Agenda Presiden/Wakil Presiden (Nawa Cita).

Dalam rangka mewujudkan cita-cita dan visi pembangunan jangka panjang,

periode 2015-2019 menjadi sangat penting karena merupakan titik kritis untuk meletakkan

landasan yang kokoh untuk mendorong ekonomi Indonesia agar dapat maju lebih cepat

dan bertransformasi dari kondisi saat ini sebagai negara berpenghasilan menengah

menjadi negara maju dengan penghasilan per kapita yang cukup tinggi. Meskipun

demikian, upaya peningkatan kinerja perekonomian Indonesia perlu memperhatikan

kondisi peningkatan kesejahteraan yang berkelanjutan, warga yang berkepribadian dan

berjiwa gotong royong, dan masyarakat memiliki keharmonisan antar kelompok sosial,

serta postur perekonomian yang semakin mencerminkan pertumbuhan yang berkualitas,

yakni bersifat inklusif, berbasis luas, berlandaskan keunggulan sumber daya manusia serta

kemampuan IPTEK dan bergerak menuju kepada keseimbangan antar sektor ekonomi dan

antar wilayah, serta makin mencerminkan keharmonisan antara manusia dan lingkungan.

Maka dari itu, ditetapkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2015-2019 adalah: “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.

3

BAB

ARAHAN KEBIJAKAN DAN RENCANA STRATEGIS

(2)

Salah satu tantangan pokok dalam mewujudkan visi pembangunan 2015-2019

adalah terbatasnya ketersediaan infrastruktur untuk mendukung peningkatan kemajuan

ekonomi. Untuk itu, ketersediaan infrastruktur permukiman harus ditingkatkan untuk

mendukung agenda pembangunan nasional yang tercantum dalam Nawacita seperti

membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam

kerangka negara kesatuan, serta meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing

ekonomi. Maka dari itu, salah satu arahan kebijakan umum RPJMN 2015-2019 adalah

mempercepat pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan dan pemerataan.

Pembangunan infrastruktur diarahkan untuk memperkuat konektivitas nasional

untuk mencapai keseimbangan pembangunan, mempercepat penyediaan infrastruktur

dasar (perumahan, air bersih, sanitasi, dan listrik), menjamin ketahanan air, pangan dan

energi untuk mendukung ketahanan nasional, dan mengembangkan sistem transportasi

massal perkotaan, yang seluruhnya dilaksanakan secara terintegrasi dan dengan

meningkatkan peran kerjasama Pemerintah-Swasta. Adapun sasaran pokok yang ingin

dicapai pada tahun 2019 terkait pembangunan perumahan dan kawasan permukiman

adalah terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat untuk bertempat tinggal pada hunian

yang layak yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas yang memadai, meliputi

akses terhadap air minum dan sanitasi yang layak dan terjangkau dan diprioritaskan dalam

rangka meningkatkan standar hidup penduduk 40 persen terbawah.

Sasaran pembangunan kawasan permukiman yang tercantum dalam RPJMN

2015-2019 adalah sebagai berikut:

1. Tercapainya pengentasan permukiman kumuh perkotaan menjadi 0 persen;

2. Tercapainya 100 persen pelayanan air minum bagi seluruh penduduk Indonesia;

3. Optimalisasi penyediaan layanan air minum;

4. Peningkatan efisiensi layanan air minum dilakukan melalui penerapan prinsip jaga air,

hemat air dan simpan air secara nasional;

5. Penciptaan dokumen perencanaan infrastruktur permukiman yang mendukung;

6. Meningkatnya akses penduduk terhadap sanitasi layak (air limbah domestik, sampah

dan drainase lingkungan) menjadi 100 persen pada tingkat kebutuhan dasar;

7. Meningkatnya keamanan dan keselamatan bangunan gedung termasuk keserasiannya

terhadap lingkungan.

B.

RENSTRA DITJEN CIPTA KARYA 2015-2019

Pembangunan infrastruktur permukiman juga diarahkan untuk mendukung

pencapaian sasaran pembangunan nasional lainnya seperti penanggulangan kemiskinan,

(3)

kemiskinan, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dengan melaksanakan program

pemberdayaan masyarakat (P2KP, PPIP, Pamsimas, dan Sanimas), serta program pro

rakyat klaster 4 sesuai dengan Direktif Presiden RI. Dalam hal pengembangan kota hijau,

Ditjen Cipta Karya turut berperan dengan menginisasi penyelenggaraan green waste (TPA

Sanitary landfill dan TPST 3R), green water (IPA Reverse Osmosis dan Pamsimas), green

building dan green open space (revitalisasi kawasan). Ditjen Cipta Karya juga mendapatkan

mandat membangun infrastruktur permukiman pada kawasan strategis seperti daerah

perbatasan dan pulau-pulau kecil terluar. Pada kawasan tersebut telah dilaksanakan

peningkatan kualitas lingkungan permukiman serta pembangunan prasarana air minum

dan sanitasi.

Dalam mendukung pembangunan infrastruktur permukiman, telah dilakukan

upaya pengaturan, pembinaan dan pengawasan dalam pengelolaan infrastruktur

permukiman untuk memastikan keterpaduan dan keberlanjutan infrastruktur terbangun.

Dalam periode 2010-2014, Ditjen Cipta Karya turut berkontribusi dalam perumusan UU No

1/2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, dan UU No 20/2011 tentang

Rumah Susun dan peraturan pelaksananya, serta terlibat dalam perumusan berbagai

peraturan turunan UU No 18/2008 tentang Pengelolaan Persampahan, dan UU No 28/2002

tentang Bangunan Gedung. Upaya pembinaan dilakukan melalui pendampingan

pemerintah daerah dalam merumuskan NSPK daerah serta menyusun dokumen

perencanaan seperti RPI2JM, RPKPP, SSK, RISPAM dan RTBL. Untuk fungsi pengawasan,

Ditjen Cipta Karya terus melakukan monitoring secara berkala melalui pengembangan

sistem informasi (e-Monitoring) dan melakukan evaluasi tahunan dengan menyusun LAKIP.

Setelah mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015,

target SDGs adalah memastikan ketersediaan dan pengelolaan air serta sanitasi

berkelanjutan bagi semua orang, juga membangun kota dan permukiman warga yang

inklusif, aman, dan kukuh. Target tersebut merupakan tantangan berat Indonesia di bidang

infrastruktur permukiman adalah memberikan akses air minum 100%, mengurangi

kawasan kumuh hingga 0%, dan menyediakan akses sanitasi layak 100% untuk

masyarakat Indonesia. Target tersebut lebih dikenal sebagai Gerakan Nasional 100-0-100

sebagai aktualisasi visi Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat dalam mewujudkan permukiman layak huni dan berkelanjutan. Ditjen

Cipta Karya bertekad bekerja tidak sekedar business as usual, tidak bisa hanya bekerja

berbasis output tanpa penyempurnaan perangkat dan melakukan terobosan. Perlu

dilakukan perbaikan baik dari segi fungsi, teknis, kualitas/mutu, administrasi, dan

(4)

penyelenggaraan gerakan 100-0-100, Ditjen Cipta Karya akan melibatkan semua

pemangku kepentingan, baik pemerintah daerah, dunia usaha, maupun masyarakat,

mengingat target yang sangat tinggi dan kebutuhan dana yang sangat besar.

Berdasarkan Renstra Kementerian PU-PR 2015-2019, sasaran strategis yang fokus

perhatian Ditjen Cipta Karya adalah meningkatnya kualitas dan cakupan pelayanan

infrastruktur permukiman di perkotaan dan perdesaan. Adapun indikator kinerja outcome

Direktorat Jenderal Cipta Karya meliputi:

1. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan air minum bagi masyarakat.

2. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan hunian dan permukiman

yang layak.

3. Meningkatnya kontribusi terhadap pemenuhan akses sanitasi bagi masyarakat.

Tabel 3.1

Pendekatan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Pendekatan Strategi Pelaksanaan

Membangun Sistem 1 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Skala Regional (TPA Regional atau SPAM Regional)

2 Pembangunan Infrastruktur Permukiman pada kawasan strategis (kawasan perbatasan, KSN, PKN, WPS) atau kawasan khusus (kawasan kumuh perkotaan, kawasan nelayan, kawasan rawan air/perbatasan/pulau terluar)

3 Mendorong penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan sebagai alat sinergisasi seluruh sektor dalam menata kawasan

Fasilitasi Pemda 1 Pendampingan penyusunan NSPK daerah antara lain Perda Bangunan

Gedung, SK Kumuh, dsb.

2 Penyusunan Rencana Penanganan Kawasan/Induk Sektoral seperti Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), dan Rencana Penataan Bangunan dan Lingkungan (RTBL).

3 Pembangunan Indrastruktur Permukiman Skala kawsan seperti fasilitasi PDAM, fasilitasi kota hijau dan kota pusaka, penanganan kumuh perkotaan, serta penataan bangunan dan lingkungan.

Pemberdayaan Masyarakat

1 Pembangunan Infrastruktur Permukiman Berbasis Masyarakt melalui kegiatan Pamsimas, Sanimas, dan P2KP.

2 Bantuan Penyusunan Rencana Kerja Masyarakat

3.1.2.

ARAHAN PENATAAN RUANG

Dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 menjelaskan RTRWN

memadukan dan menyerasikan tata guna tanah, tata guna udara, tata guna air, dan tata

guna sumber daya alam lainnya dalam satu kesatuan tata lingkungan yang harmonis dan

dinamis serta ditunjang oleh pengelolaan perkembangan kependudukan yang serasi dan

disusun melalui pendekatan wilayah dengan memperhatikan sifat lingkungan alam dan

(5)

mewujudkan tujuan penataan ruang wilayah nasional, antara lain, meliputi perwujudan

ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan serta

perwujudan keseimbangan dan keserasian perkembangan antarwilayah, yang

diterjemahkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang dan pola ruang

wilayah nasional. Struktur ruang wilayah nasional mencakup sistem pusat perkotaan

nasional, sistem jaringan transportasi nasional, sistem jaringan energi nasional, sistem

jaringan telekomunikasi nasional, dan sistem jaringan sumber daya air nasional. Pola ruang

wilayah nasional mencakup kawasan lindung dan kawasan budi daya termasuk kawasan

andalan dengan sektor unggulan yang prospektif dikembangkan serta kawasan strategis

nasional.

A.

AMANAT PP NO. 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG

WILAYAH NASIONAL (RTRWN)

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui Peraturan

Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)

yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

1. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional;

2. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional;

3. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di wilayah nasional;

4. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan antarwilayah

provinsi, serta keserasian antarsektor;

5. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi;

6. Penataan ruang kawasan strategis nasional; dan

7. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Sesuai dengan amanat dalam Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN), bahwa:

a. Ibukota Kabupaten Banjar, Martapura, dalam Sistem Perkotaan Nasional ditunjuk

sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) (Lampiran II PP. No. 26 Tahun 2008);

b. Jalan Bebas Hambatan di Pulau Kalimantan ditetapkan salah satunya di ruas jalan

Liang Anggang-Martapura(Lampiran III PP. No. 26 Tahun 2008); dan

c. Taman Hutan Raya Sultan Adam di Kabupaten Banjar ditetapkan sebagai Kawasan

Pelastarian Alam dan Kawasan Lindung Nasional (Lampiran VIIdan VIII PP. No. 26

Tahun 2008).

Arahan yang harus diperhatikan dari RTRWN untuk ditindaklanjuti ke dalam RPIJM

kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

(6)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Nasional (PKN) adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa

provinsi. Penetapan PKN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada

pasal 14, yaitu sebagai berikut:

1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpulutama kegiatan

ekspor-impor atau pintu gerbang menuju kawasaninternasional;

2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusatkegiatan industri

dan jasa skala nasional atau yang melayanibeberapa provinsi;

3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpulutama

transportasi skala nasional atau melayani beberapa provinsi.

PKN suatu wilayah dapat berupa kawasan megapolitan, kawasan metropolitan,

kawasan perkotaan besar, kawasan perkotaan sedang, atau kawasan perkotaan kecil.

2 Penetapan Pusat Kegiatan Wilayah (PKW)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) adalah kawasan perkotaan yang

berfungsi untuk melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota.

Penetapan PKW dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada pasal 14,

yaitu sebagai berikut:

1. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua kegiatan

ekspor-impor yang mendukung PKN;

2. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri

dan jasa yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten; dan/atau

3. Kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul transportasi

yang melayani skala provinsi atau beberapa kabupaten.

3 Penetapan Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN)

Sesuai dengan arahan pada PP Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional, Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN) adalah kawasan

perkotaan yang ditetapkan untuk mendorong pengembangan kawasan perbatasan

negara. Penetapan PKSN dilakukan berdasarkan beberapa kriteria yang terdapat pada

pasal 15, yaitu sebagai berikut:

1. Pusat perkotaan yang berpotensi sebagai pos pemeriksaan lintas batas dengan

negara tetangga;

2. Pusat perkotaan yang berfungsi sebagai pintu gerbang internasional yang

(7)

3. Pusat perkotaan yang merupakan simpul utama transportasi yang menghubungkan

wilayah sekitarnya;

4. Pusat perkotaan yang merupakan pusat pertumbuhan ekonomi yang dapat

mendorong perkembangan kawasan di sekitarnya.

4 Penetapan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

Sesuai arahan Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Nasional, Kawasan Strategis Nasional (KSN) adalah wilayah yang

penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting secara

nasional terhadap kedaulatan negara, pertahanan dan keamanan negara, ekonomi,

sosial, budaya, dan/atau lingkungan, termasuk wilayah yang telah ditetapkan sebagai

warisan dunia. Penetapan Kawasan Strategis Nasional dilakukan berdasarkan beberapa

kepentingan, yaitu:

1 Pertahanan dan keamanan;

2 Pertumbuhan ekonomi;

3 Sosial dan budaya;

4 Pendayagunaan sumber daya alam dan/atau teknologi tinggi;

5 Fungsi dan daya dukung lingkungan hidup.

Dalam PP No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional

(RTRWN), arahan yang terkait dengan Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan

adalah:

1. Sistem Perkotaan Nasionaldi Provinsi Kal-Sel terdiri dari Amuntai, Martapura,

Marabahan dan Kotabaru sebagai Pusat Kegiatan Wilayah:

i) Amuntai, Martapura dan Marabahan, dengan Tahap Pengembangan Periode II:

2015 – 2019 dan Sifat Pengembangan: Mendorong Pengembangan Kota-Kota

Sentra Produksi;

ii) Kotabaru, dengan Tahap Pengembangan Periode I: 2008 – 2014 dan Sifat

Pengembangan: Pengembangan/Peningkatan Fungsi;

2. Sistem Jalan Bebas Hambatan di Provinsi Kal-Sel, terdiri dari Kuala Kapuas –

Banjarmasin, Marabahan – Banjarmasin, Liang Anggang – Martapura, Pelaihari –

Pagatan, Pagatan – Batulicin, Batulicin – Tanah Grogot (Kuaro) dengan Tahap

Pengembangan Periode III: 2020 – 2024 dan Sifat Pengembangan: Pengembangan

Jaringan Jalan Bebas Hambatan.

3. Aspek Kawasan Lindung Nasional; di Kabupaten Banjar, Provinsi Kal-Sel terdapat

(8)

a. Suaka Margasatwa Pleihari Martapura, dengan Tahap Pengembangan Periode I:

2008 – 2014 dan Sifat Pengembangan: Pengembangan Pengelolaan Kawasan

Lindung Nasional (Suaka Margasatwa dan Suaka Margasatwa Laut);

b. Taman Hutan Raya Sultan Adam, dengan Tahap Pengembangan Periode II: 2015 –

2019 dan Sifat Pengembangan: Pengembangan Pengelolaan Kawasan Lindung

Nasional (Taman Hutan Raya)

4. Beberapa hal terkait dengan Pulau Kalimantan yang terdapat dalam Indikasi Program

Utama Lima Tahunan adalah:

a. Revitalisasi dan percepatan pengembangan kota-kota pusat pertumbuhan nasonal,

dengan Tahap Pengembangan: Periode I (2008 – 2014) dan Periode II (2015 –

2019);

b. Pemantapan dan pengembangan jaringan jalan Arteri Primer:

 Pemantapan jaringan jalan Arteri Primer (jaringan jalan lintas Selatan Pulau

Kalimantan), dengan Tahap Pengembangan: Periode I (2008 – 2014);

 Pengembangan jaringan jalan Arteri Primer menghubungkan antar wilayah di

pulau (jaringan lintas Tengah dan Utara Pulau Kalimantan), dengan Tahap

Pengembangan: Periode II (2015 – 2019), Periode III (2020 – 2024), Periode IV

(2025 – 2027);

c. Pengembangan jalan Kolektor Primer menghubungkan antar wilayah di pulau

(jaringan jalan pengumpan Pulau Kalimantan), dengan Tahap Pengembangan:

Periode I s/d Periode III (2010 – 2024);

d. Pengembangan jalur kereta api antar kota (jaringan jalur kereta api lintas selatan

Pulau Kalimantan bagian Barat dan Timur), dengan Tahap Pengembangan: Periode

I s/d Periode III (2008 – 2019);

e. Konservasi Sumber Daya Air, Pendayagunaan Sumber Daya Air dan Pengendalian

Daya Rusak Air dengan Tahap Pengembangan: Periode I s/d Periode IV (2008 –

2027);

f. Pengembangan jaringan transmisi tenaga listrik pedalaman Kalimantan, dengan

Tahap Pengembangan: Periode II s/d Periode III (2015 – 2024);

g. Pengembangan sistem jaringan telekomunikasi terestrial (jaringan pelayanan pusat

pertumbuhan di Pantai Selatan Kalimantan – Tahap Pengembangan: Periode I

(2008 s/d 2014) – dan Wilayah Utara Kalimantan – Tahap Pengembangan: Periode

(9)

B.

PERDA KABUPATEN BANJAR NO. 3 TAHUN 2013 TENTANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN BANJAR

TAHUN 2013-2032

RTRW Kabupaten Banjar disusun sebagai alat operasionalisasi pelaksanaan

pembangunan di wilayah Kabupaten Banjar dan penyelaras kebijakan penataan ruang

Nasional, Provinsi, dan Kabupaten. RTRW Kabupaten Banjar menjadi pedoman untuk

Acuan dalam penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD); Acuan dalam pemanfaatan

ruang; Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan; Acuan lokasi investasi

dalam wilayah yang dilakukan pemerintah, masyarakat dan swasta; Pedoman untuk

penyusunan rencana rinci tata ruang; Dasar pengendalian pemanfaatan ruang meliputi

penetapan peraturan zonasi, perijinan, pemberian insentif dan disinsentif, serta pengenaan

sanksi; dan acuan dalam administrasi pertanahan; dan Pedoman pelestarian lingkungan

alami dan keanekaragaman hayati. Kebijakan Penataan Ruang pada RTRW Kabupaten

Banjar Tahun 2013-2032 meliputi:

1. Pemerataan seluruh kecamatan dengan cara menyeimbangkan usaha pembangunan;

2. Pengembangan pariwisata yang berbasis pada alam dan lingkungan buatan;

3. Pengembangan sektor pertanian yang dapat merangsang ke arahberkembangnya

agropolitan dan perluasan areal pertanian (ekstensifikasi dan intensifikasi);

4. Perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan untuk menjaga keseimbangan

ekosistem;

5. Pengembangan jaringan perdagangan lokal, regional, nasional dan internasional;

6. Pengembangan kawasan perikanan budidaya dan tangkap dalam mewujudkan

terbentuknya kawasan minapolitan;

7. Pengembangan ekonomi lokal daerah berbasis potensi sumber daya alam dan

komoditas unggulan;

8. Pengembangan wilayah transmigrasi untuk pemerataan pengembangan wilayah baik

melalui pembukaan permukiman perdesaan baru dan/atau pengelolaan kawasan

peruntukan pertanian dengan pembukaan lahan pertanian baru;

9. Perlindungan daerah nipah dan rambai konservasi kawasan lindung pesisir berupa

ekosistem mangrove dan pengembangan potensi perikanan pesisir;

10. Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara;

11. Pengelolaan kawasan hutan produksi dengan memperhatikan aspek keberlanjutan

dan dikelola secara optimal;

(10)

13. Peningkatan penyediaan prasarana dan sarana secara terpadu yang berwawasan

lingkungan.

Untuk mewujudkan kebijakan penataan ruang wilayah Kabupaten Banjar, disusun

strategi penataan ruang wilayah. Adapun strategi penataan ruang wilayah di Kabupaten

Banjar yang terkait dengan Bidang Cipta Karya terdiri dari:

1. Strategi untuk pembentukan dan pengembangan kawasan pusat-pusat kegiatan

utama:

a. Mengembangkan beberapa sub pusat pelayanan untuk pelayanan skala kota

dan kawasan guna mengurangi beban pusat primer;

b. Menetapkan fungsi utama dan pendukung masing-masing pusat pelayanan kota

dan sub pusat pelayanan kota sesuai karakteristik, potensi kawasan dan

kecenderungan pengembangan di masa mendatang;

c. Mengembangkan pusat kegiatan terpadu pada simpul angkutan umum massal

melalui konsep Transit Oriented Development (TOD).

2. Strategi untuk peningkatan penyediaan prasarana dan sarana secara terpadu yang

berwawasan lingkungan:

a. Meningkatkan kualitas jaringan eksisting, pengembangan jalan baru yang

menghubungkan dengan jaringan jalan yang mengelilingi, membagi pergerakan

kendaraan di pusat kota ke wilayah sekitarnya serta pengembangan sistem

terminal;

b. Membangun sistem transportasi massal yang terstruktur mulai dari pelayanan

regional, metropolitan, antar kabupaten, antar bagian wilayah kota hingga

lingkungan;

c. Mengembangkan sistem transportasi perkotaan menggunakan system Transit

Oriented Development (TOD) serta penyediaan Bus Rapid Transit (BRT) yang

berimplikasi pada penyediaan fasilitas bagi pejalan kaki;

d. Menerapkan teknologi tepat guna dalam pengelolaan limbah dan persampahan;

e. Melakukan kerjasama dalam pengembangan TPA regional kawasan dengan

metode sanitary landfill;

f. Melakukan kerjasama dalam pengelolaan air limbah terpusat regional dan sistem

komunal.

g. Mengembangkan konsep pembangunan ramah lingkungan dan pembangunan

(11)

h. Mengembangkan energi kelistrikan, telekomunikasi dan prasarana wilayah lainnya

secara terpadu yang dapat memenuhi kebutuhan penduduk serta aktivitas

pembangunan;

i. Mengembangkan prasarana dan sarana olah raga berupa sport center;

j. Mengembangkan konsep pembangunan ramah lingkungan dan pembangunan ke

atas; dan

k. Menata kawasan permukiman kumuh dan merevitalisasi kawasan bernilai

budaya/sejarah.

1.

RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN BANJAR

Rencana struktur ruang wilayah Kabupaten Banjar, meliputi pusat-pusat kegiatan,

sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya.

A. Pusat - Pusat Kegiatan dan Fungsinya

1. Pusat Kegiatan Nasional promosi (PKNp):

a. Perkotaan Martapura.

2. Pusat Kegiatan Lokal promosi (PKLp ):

a. Perkotaan Gambut-Kertak Hanyar

b. Perkotaan Simpang Empat

c. Perkotaan Sungai Tabuk

d. Perkotaan Aluh - Aluh.

3. Pusat Pelayanan Kawasan (PPK):

a. Perkotaan Mataraman di Kecamatan Mataraman;

b. Perkotaan Astambul di Kecamatan Astambul;

c. Perkotaan Kampung Baru di Kecamatan Beruntung Baru;

d. Perkotaan Mekar di Kecamatan Martapura Timur;

e. Perkotaan Sungai Rangas di Kecamatan Martapura Barat;

f. Perkotaan Karang Intan di Kecamatan Karang Intan;

g. Perkotaan Aranio di Kecamatan Aranio;

h. Perkotaan Sungai Pinang di Kecamatan Sungai Pinang;

i. Perkotaan Paramasan Bawah di Kecamatan Paramasan;

j. Perkotaan Madurejo di Kecamatan Sambung Makmur;

k. Perkotaan Tampang Awang di Kecamatan Tatah Makmur;

l. Perkotaan Rantau Bujur di Kecamatan Telaga Bauntung;

(12)

n. Perkotaan Cintapuri Darussalam di Kecamatan Cintapuri Darussalam.

4. Pusat Pelayanan Lokal (PPL):

a. Desa Melintang di Kecamatan Gambut;

b. Desa Lok Baintan di Kecamatan Sungai Tabuk

c. Desa Tiwingan di Kecamatan Aranio.

d. Desa Belangian di Kecamatan Aranio.

e. Desa Cindai Alus di Kecamatan Martapura.

f. Desa Tungkaran di Kecamatan Martapura Barat.

Gambar 3.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banjar

(13)

 Jaringan jalan tol: Banjarmasin–Martapura, Martapura–Binuang Pelaihari-Bati Bati-

Gambut/Liang Anggang-Sungai Tabuk-Alalak-Anjir Pasar (batas Provinsi Kalteng).  Jaringan jalan bebas hambatan (arteri primer): jaringan jalan lintas Kalimantan yang

menghubungkan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin-Jalan Lingkar Selatan (Jalan Gubernur

Soebardjo)- Liang Anggang - Bati Bati.

 Jaringan jalan arteri primer terdiri atas ruas:

1). Ruas Liang Anggang - Martapura;

2). Ruas Jalan A. Yani (Martapura);

3). Ruas Martapura -Desa Tungkap (Batas Kabupaten Tapin);

4). Ruas Jalan Lingkar Selatan - Jalan A. Yani Km. 17

5). Ruas Jalan Lingkar Utara (Jalan Gubernur Syarkawi)- Sungai Tabuk.  Jaringan jalan kolektor primer K2 dan K3 terdiri atas ruas:

1). Ruas Jalan Paramasan;

2). Ruas Jalan Martapura lama (Martapura – Sungai Lulut);

3). Ruas Teluk Selong-Dalam Pagar-Melayu Hilir-Kelampayan Tengah-Tambak

Danau-Danau Salak;

4). Ruas Jalan P. M . Noor (Sungai Ulin -Desa Tiwingan Aranio);

5). Ruas Gambut - Beruntung Baru (Batas Kabupaten Tanah Laut);

6). Ruas Sungai Tabuk - Gambut;

7). Ruas Mataraman - Karang Intan - Sungai Ulin;

8). Ruas Jalan Desa Mandiangin Timur-Bendungan Irigasi Desa Mandi Kapau Karang

Intan;

9). Ruas Jalan Lingkar Selatan (Desa Melintang)- Aluh Aluh;

10). Ruas Banjarmasin - Kuin Kecil - Aluh Aluh- Sungai Musang;

11). Ruas Jalan Mahligai - Manarap - Jalan Lingkar Utara (Jalan Gubernur Syarkawi);

12). Ruas Jalan Pengaron - Karang Intan;

13). Ruas Jalan Benteng – Pengaron;

14). Ruas Jalan Kuin Kecil - Handil Bujur.

 Jaringan jalan lokal primer terdiri atas ruas jalan di Kabupaten Banjar

 Jaringan jalan dan jembatan yang menghubungkan antara bagian tengah dengan

bagian timur - tenggara Kalimantan Selatan terdiri atas ruas:

1). Ruas Simpang Empat Pengaron - Sungai Loban - Pagatan

2). Ruas Martapura - Batulicin.

 Rencana pembangunan dan/atau peningkatan jalan lingkar dalam dan lingkar luar

(14)

1). Pembangunan ruas jalan lingkar Kecamatan Simpang Empat - Karang Intan -

Cempaka - Banjar Baru - Liang Anggang - Trisakti;

2). Pembangunan ruas jalan lingkar Mataraman - Sungai Ulin;

3). Pembangunan ruas jalan Sungai Kitano - Kelampayan;

4). Pembangunan ruas jalan Kampung Melayu - Kelampayan;

5). Pembangunan ruas jalan penghubung Martapura - Kawasan Minapolitan

6). Pembangunan ruas jalan Martapura - Kawasan Perkantoran Baru;

7). Pembangunan ruas jalan Karang Intan - Pengaron;

8). Peningkatan ruas jalan Astambul - Kelampayan;

9). Peningkatan ruas jalan Astambul - Bincau;

10). Peningkatan ruas jalan Martapura Lama – Banjarmasin;

11). Peningkatan ruas jalan Angkipih - Remo - Paramasan Bawah.

 Rencana peningkatan dan pengembangan jalan pada ruas-ruas jalan khusus angkutan

komoditas yang mendukung kelancaran arus distribusi dari sentra-sentra produksi

sumberdaya mineral dan perkebunan yang dikelola oleh pihak swasta/investor menuju

pelabuhan khusus terdiri atas ruas:

1). Rencana jalan khusus untuk angkutan hasil tambang mulai dari underpass (Jalan A.

Yani Km 71), Desa Simpang Empat, Desa Cintapuri, Desa Banua Anyar, Desa Alalak

Padang, Desa Batik sampai pada pelabuhan khusus yang terletak di Sungai Barito;

2). Daerah pertambangan/daerah perkebunan di Desa Lok Cantung Kecamatan.

Simpang Empat Kabupaten Banjar -underpass pada jalan nasional kurang lebih

pada kilometer 71 (tujuh satu) di Desa Lokcantung Kecamatan Simpang Empat

Kabupaten Banjar -flyover pada jalan provinsi Margasari - Marabahan Desa Batik

Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito Kuala arah Jembatan Rumpiang -

pelabuhan khusus Desa Banua Anyar Kecamatan Bakumpai Kabupaten Barito

Kuala;

3). Daerah pertambangan/daerah perkebunan di Kecamatan Simpang Empat

Kabupaten Banjar -underpass pada jalan nasional kurang lebih pada kilometer 94

(sembilan empat) di Desa Pulau Pinang Utara Kecamatan Pulau Pinang Kabupaten

Tapin - pelabuhan khusus Sungai Puting Kabupaten Tapin.

 Jaringan prasarana lalu lintas terdiri atas:

1) Terminal Penumpang Tipe A di Jalan A. Yani Km 17, Kecamatan Gambut;

2) Terminal Penumpang Tipe C di Pusat Perbelanjaan Sekumpul Kecamatan Martapura

(15)

1) AKAP menghubungkan Kabupaten Banjar - Kalimantan Tengah- Kalimantan Timur;

2) AKDP menghubungkan Banjarmasin - Banjarbaru - Martapura - Rantau -

Kandangan - Barabai - Amuntai- Tanjung Martapura - Pelaihari - Batulicin - Kota

Baru

3) Angkutan Kota, Perkotaan dan Perdesaan: Martapura-Astambul-Kelampayan;

Martapura-Aranio; Martapura-Pengaron-Sungai Pinang; Martapura–SungaiTabuk.  Jaringan sungai, danau dan penyeberangan terdiri atas:

1) Jaringan sungai, terdiri atas:

a) Sungai Martapura;

b) Sungai Riam Kanan;

c) Sungai Riam Kiwa.

2) Alur pelayaran sungai dan danau berupa Sungai Martapura, melintasi Martapura -

Banjarmasin

3) Pelabuhan sungai dan danau, terdiri atas:

a) Dermaga Simpang Warga I di Kecamatan Aluh-Aluh;

b) Dermaga Simpang Warga II di Kecamatan Aluh-Aluh;

c) Dermaga Aluh-Aluh Besar di Kecamatan Aluh-Aluh;

d) Dermaga Depan Kantor Camat di Kecamatan Aluh-Aluh;

e) Dermaga Kuin Kecil di Kecamatan Aluh-Aluh;

f) Dermaga Kuin Besar di Kecamatan Aluh-Aluh;

g) Dermaga Tanipah di Kecamatan Aluh-Aluh;

h) Dermaga Bakambat di Kecamatan Aluh-Aluh;

i) Dermaga Sungai Musang di Kecamatan Aluh-Aluh;

j) Dermaga Sungai Lulut di Kecamatan Sungai Tabuk;

k) Dermaga Sungai Tabuk di Kecamatan Sungai Tabuk;

l) Dermaga Keliling Benteng di Kecamatan Sungai Tabuk;

m) Dermaga Lok Baintan di Kecamatan Sungai Tabuk;

n) Dermaga Riam Kanan di Kecamatan Aranio;

o) Dermaga Belangian di Kecamatan Aranio;

p) Dermaga Murung Kenanga di Kecamatan Martapura;

q) Dermaga Astambul di Kecamatan Astambul;

(16)

1) Rencana pembangunan jalan kereta api angkutan penumpang dan barang antar

kota PKN dengan PKW dan PKL yaitu ruas:

Tanjung-Barabai-Rantau-Martapura-Banjarmasin.

2) Rencana angkutan barang sentra-sentra produksi untuk komoditas sumberdaya

mineral dan komoditas perkebunan pada sebelah barat Pegunungan Meratus yaitu

ruas Batas Kalimantan Tengah di Kab. Barito Timur–Kab. Tabalong–Kab. Hulu

Sungai Utara–Kab. Hulu Sungai Tengah–Kab. Hulu Sungai Selatan–Kab. Tapin–Kab.

Banjar–Kab. Tanah Laut.

3) Rencana Lokasi pengembangan Stasiun Kereta Api, terdapat di Desa Mekar

Kecamatan Martapura Timur dan Desa Simpang Empat Kecamatan Simpang Empat

dan Kelurahan Gambut Kecamatan Gambut.

C. Sistem Jaringan Prasarana Lainnya Sistem Jaringan Energi

1) Pembangkit tenaga listrik:

a. PLTA Ir. Pangeran Mohammad Noor di Kecamatan Aranio;

b. Rencana PLTA Riam Kiwa di Kecamatan Aranio;

c. Rencana PLTU;

d. Rencana Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH).

2) Jaringan prasarana energi terdiri atas:

a. Gardu Induk (GI) Mantuil terdapat di Mantuil Kecamatan Gambut;

b. SUTT Mantuil 150 KV Cempaka, menghubungkan GI Mantuil ke GI Cempaka

(Kota Banjar Baru);

c. SUTT 70 KV PLTA PM. Noor - GI Cempaka, menghubungkan PLTA PM. Noor

dengan GI Cempaka;

d. SUTT 150 KV Mantuil - Trisakti (Kota Banjarmasin), menghubungkan GI Mantuil

- GI Trisakti (Kota Banjarmasin);

e. SUTM 20 KV yang menyuplai kebutuhan energi listrik di Kabupaten Banjar.  Sistem Jaringan Telekomunikasi

1) Sistem jaringan kabel, berupa rencana pengembangan STO Martapura.

2) Sistem jaringan nirkabel berupa Jaringan Stasiun Penguatan Daya Pancar/Terima

seluler (Base Trasciever Station/BTS).  Sistem Jaringan Sumber Daya Air

1) Prasarana sumber daya air terdiri atas:

(17)

b. Bendung Karang Intan, Bendung Sungkai, Bendung Mandiangin, Bendung

Takuti

c. Rencana Check Dam Madurejo.

2) Cekungan Air Tanah adalah CAT Palangkaraya - Banjarmasin.

3) Jaringan Irigasi terdiri atas:

a. Daerah Irigasi (DI) dan Daerah Rawa (DR) Kewenangan Nasional : DI Riam

Kanan seluas kurang lebih 5.000 Ha dan DR Belanti;

b. DR Kewenangan Provinsi: DR Folder Liang, DR Folder Tambak Hanyar, DR

Antasan Sutun, DR Antasan Bawah Ringin, DR Antasan Kiayi, DR Antasan

Tanipah, DR Tanggul Martapura;

c. Rehabilitasi, pemeliharaan, dan peningkatan jaringan irigasi yang ada;

d. Pengembangan DI pada seluruh daerah potensial yang memiliki lahan pertanian

yang ditujukan untuk mendukung ketahanan pangan dan pengelolaan lahan

pertanian berkelanjutan;

e. Membatasi konversi alih fungsi sawah irigasi teknis dan setengah teknis menjadi

kegiatan budidaya lokal lainnya.

4) Jaringan air baku untuk air bersih terdiri atas:

a. Sumber air baku: Saluran Air Baku PDAM Intan Banjar, Sungai Martapura,

Bendungan Riam Kanan, Air tanah, Mata air Pegunungan Meratus danAir

Gambut;

b. Rencana pengembangan jaringan sumber air baku mengutamakan air

permukaan dengan prinsip keterpaduan air tanah;

c. SPAM di Kabupaten dipadukan dengan sistem jaringan sumber daya air untuk

menjamin ketersediaan air baku;

d. Prasarana jaringan air minum meliputi intake air baku, jaringan perpipaan air

baku dan instalasi pengolahan air minum yang dikembangkan pada lokasi air

baku potensial serta pusat-pusat permukiman di seluruh kecamatan dan

pembangunan rehabilitasi serta operasi pemeliharaan sarana dan prasarana

pengelolaan air baku untuk air minum.

5) Sistem Pengendalian Banjir terdiri atas:

a. Bendungan Riam Kanan di Kecamatan Aranio;

b. Pembangunan, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan bangunan-bangunan

pengendali banjir di seluruh sungai rawan banjir;

c. Normalisasi sungai-sungai di Kabupaten Banjar;

(18)

Sistem Prasarana Pengelolaan Lingkungan

1) Sistem pengelolaan persampahan terdiri atas:

a. Penampungan sementara secara terpusat pada tiap unit-unit lingkungan dan

pusat kegiatan pelayanan yang terintegrasi dengan TPS;

b. TPS tersebar pada setiap desa yang terintegrasi dengan penyediaan sarana dan

prasarana transportasi persampahan;

c. Pengolahan sampah menggunakan teknologi tepat guna yang ramah lingkungan

oleh masyarakat di sekitar lokasi TPS berbasis sistem 3R dan Sanitary Landfill;

d. TPA terdapat di Desa Padang Panjang, Kecamatan Karang Intan.

2) Sistem jaringan drainase terdiri atas:

a. Sistem drainase primer adalah seluruh jaringan sungai;

b. Sistem drainase sekunder di sepanjang kolektor primer dan lokal primer yang

terdapat pada desa-desa pusat perkotaan dan pada kompleks perumahan;

c. Wilayah–wilayah yang merupakan daerah genangan perlu disediakan pompa air

yang sesuai dengan luasan yang tergenang.

3) Sistem jaringan air limbah terdiri atas:

a. Penggunaan septik tank dan peresapan air dengan memperhatikan desain

peresapan;

b. Kewajibanmenyediakan sistem pembuangan air limbah terpusat dan

pengorganisasian bagi pengelola kawasan industri dan pusat kegiatan

perdagangan kapasitas besar;

c. Penggunaan sistem pembuangan secara komunal untuk pusat kegiatan fasilitas

umum;

d. Pengembangan pengolahan air limbah dengan menggunakan teknologi tepat

guna yang ramah lingkungan;

e. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) terdapat di Kecamatan Martapura.

4) Sistem jaringan air minum terdiri atas:

a. Pelayanan air minum dengan menggunakan PDAM di seluruh kecamatan;

b. Rencana jaringan pipa transmisi, reservoir distribusi, jaringan pipa distribusi dan

sambungan pelayanan dan meter air tersebar pada daerah pelayanan PDAM

Intan Banjar yaitu pada Kec. Aluh-Aluh, Kec.Beruntung Baru, Kec.Gambut,

Kec.Tatah Makmur, Kec.Kertak Hanyar, Kec.Sungai Tabuk, Kec.Martapura Barat,

Kec.Martapura Timur, Kec.Martapura, Kec.Karang Intan, Kec.Astambul,

(19)

5) Evakuasi bencana/mitigasi bencana, meliputi jalur utama dari lokasi bencana ke

ruang terbuka hijau dan fasilitas umum yang dapat digunakan untuk pengungsian

sementara, yang ada pada setiap kecamatan.

2.

RENCANA POLA RUANG KABUPATEN BANJAR

A.Kawasan Lindung

 Kawasan hutan lindung tersebar di Kec.Gambut, Telaga Bauntung, Sungai Pinang,

Sambung Makmur, Aranio, Karang Intan, Paramasan dan Beruntung Baru

 Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya adalah

Kawasan resapan air, meliputi Taman Hutan Raya, kawasan lindung di Pegunungan

Meratus termasuk kawasan lindung geologi sekitar kawasan mata air.  Kawasan perlindungan setempat terdiri atas:

a. Kawasan sempadan pantai di sepanjang tepian pantai di Kecamatan Aluh-Aluh,

b. Kawasan sempadan sungai terdapat di Kecamatan Aranio dan Kecamatan pengaron

sepanjang sungai Martapura, sungai Alalak, sungai Riam Kanan dan sungai Riam

Kiwa;

c. Kawasan sekitar danau/waduk terdapat di Kecamatan Karang Intan dan Aranio;

d. Kawasan sekitar mata air Pegunungan Meratus tersebar di Kabupaten Banjar;

e. Kawasan sempadan bendungan terdapat di Kecamatan Karang Intan dan Aranio;

f. Kawasan Ruang terbuka Hijau perkotaan tersebar di seluruh kecamatan;

g. Jalur hijau sepanjang sungai dan pantai tersebar di Ibukota Kabupaten dan pusat

kecamatan;

h. Kawasan lindung keagamaan tersebar di Ibukota Kabupaten dan pusat kecamatan.  Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya terdiri atas:

a. Kawasan Pelestarian Alam berupa kawasan Taman Hutan Raya Sultan Adam

terdapat di Kecamatan Aranio dan Kecamatan Karang Intan;

b. Kawasan pantai berhutan bakau (mangrove) terdapat di Kecamatan Aluh-Aluh;

c. Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan terdiri atas:

1) Budaya Suku Dayak Bukit di Kawasan Pegunungan Meratus Kecamatan

Paramasan;

2) Rumah adat Banjar di Desa Telok Selong;

3) Rumah tradisional Banjar di Pesayangan;

4) Hutan pendidikan di Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam;

5) Kawasan hutan dengan tujuan khusus penelitian kehutanan di Kecamatan

Pengaron.

(20)

a. Kawasan rawan tanah longsor terdapat di Kec.Aranio, Kec.Karang Intan,

Kec.Paramasan, Kec.Pengaron, Kec.Sambung Makmur dan Kec. Sungai Pinang;

b. Kawasan rawan banjir terdapat di Kec.Karang Intan, Kec.Astambul, Kec.Pengaron,

Kec.Martapura Timur dan Kec.Martapura Barat;

c. Kawasan rawan kebakaran terdapat di Kec.Martapura, Kec.Martapura Timur,

Kec.Astambul, Kec.Sungai Tabuk, Kec.Kertak Hanyar dan Kec.Gambut.

d. Kawasan angin puting beliung terdapat di Kec.Gambut, Aluh-Aluh, Kertak Hanyar,

Mataraman, Martapura Barat, Martapura Timur dan Sungai Tabuk.

B.Kawasan Budidaya

 Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas:

a. Kawasan hutan produksi terbatas terdapat di Kecamatan Paramasan, Telaga

Bauntung, Pengaron, Sungai Pinang, Sambung Makmur dan Aranio.

b. Kawasan hutan produksi tetap terdapat di Kecamatan Paramasan, Telaga

Bauntung, Pengaron, Mataraman, Sungai Pinang, Sambung Makmur dan Aranio.

c. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi terdapat di Kecamatan Pengaron,

Mataraman dan Karang Intan.

 Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas:

a. Kawasan budidaya tanaman pangan tersebar di seluruh kecamatan

b. Kawasan budidaya hortikultura terdiri atas dan tersebar di:

1) tanaman sayuran di Kec.Mataraman, Kec.Simpang Empat Kec.Astambul,

Kec.Martapura Barat, Kec.Sungai Tabuk, Kec.Martapura Timur dan

Kec.Martapura;

2) tanaman buah-buahan di Kec.Astambul, Kec.Karang Intan, Kec.Mataraman,

Kec.Pengaron, Kec.Simpang Empat, Kec.Sungai Tabuk dan Kec.Sambung

Makmur.

3) Kawasan budidaya perkebunan memiliki komoditas utama karet, sawit dan

kawasan tanaman perkebunan lainnya di Kec.Karang Intan, Kec.Astambul,

Kec.Mataraman, Kec.Simpang Empat, Kec.Pengaron, Kec.Sambung Makmur

dan Kec.Martapura Barat.

 Kawasan budidaya peternakan memiliki komoditas ternak unggulan meliputi:

a. Ternak besar terdiri dari:

1) Sapi potong tersebar di Kecamatan Sungai Pinang, Pengaron, Sambung

Makmur, Simpang Empat, Mataraman, Astambul dan Karang Intan.

2) Sapi perah di Kecamatan Martapura, Mataraman dan Karang Intan;

(21)

b. Ternak kecil (kambing dan domba) tersebar di Kecamatan Martapura, Mataraman,

Astambul, Sambung Makmur, Pengaron, Sambung Makmur dan Karang Intan.

c. Ternak Unggas terdiri dari:

1) Ayam Bukan Ras (Buras) tersebar di seluruh kecamatan di Kabupaten Banjar

2) Ayam Ras Pedaging (Broiler) di Kecamatan Martapura, Karang Intan,

Mataraman, Astambul, Sambung Makmur, Pengaron dan Sambung Makmur.

3) Ayam Ras Petelur (layer) di Kecamatan Martapura, Karang Intan, Astambul,

Kertak Hanyar, Gambut, Mataraman, Pengaron, Sungai Tabuk dan Sambung

Makmur.

4) Itik Pedaging dan Petelur di Kecamatan Aluh-aluh, Gambut, Beruntung Baru,

Tatah Makmur, Sungai Tabuk, Astambul, Kertak Hanyar dan Karang Intan.

d. Aneka Ternak (Kelinci, Puyuh dan lainnya) di seluruh Kecamatan di Kabupaten

Banjar.

e. Kawasan budidaya peternakan perlu didukung dengan rumah potong hewan, yang

terdiri dari Rumah Potong Hewan (RPH) dan Rumah Potong Unggas (RPU) terdapat

di Kecamatan Martapura dan Karang Intan.

 Kawasan lindung pertanian pangan berkelanjutan di kecamatan Aluh-Aluh, Gambut,

Kertak Hanyar, Beruntung Baru, Sungai Tabuk, Martapura Barat, Astambul, Karang

Intan, Simpang Empat, Martapura Timur dan Tatah Makmur sesuai dengan potensi dan

fungsional yang diperuntukan bagi padi pada lahan basah.

 Lahan yang dicadangkan sebagai lahan pertanian pangan berkelanjutan di Kecamatan

Martapura Barat, Sungai Tabuk, Astambul, Mataraman, Simpang Empat dan Karang

Intan.

 Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas:

a. Kawasan budidaya peruntukan perikanan tangkap terdapat di Kecamatan Aranio,

Martapura, Martapura Timur, Martapura Barat, Sungai Tabuk, Astambul, Simpang

Empat dan Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) di Kecamatan

Aluh-Aluh.

b. Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas:

1) kawasan peruntukan perikanan kolam tersebar di Kecamatan Karang Intan,

Martapura, Martapura Barat, Sungai Tabuk dan Astambul.

2) kawasan peruntukan perikanan keramba dan jaring apung tersebar di

Kecamatan Aranio, Karang Intan, Martapura, Martapura Barat, Sungai Tabuk

dan Astambul.

(22)

4) kawasan peruntukan perikanan mina padi tersebar di Kecamatan Gambut,

Sungai Tabuk, Martapura Barat, Martapura, Beruntung Baru dan Tatah

Makmur.

c. Kawasan industri pengolahan hasil perikanan adalah kawasan minapolitan dengan

wilayah pengembangannya mencakup Kecamatan Martapura dan Martapura Barat

seluas kurang lebih 4.200,99 hektar.

d. Kawasan konservasi sumberdaya perikanan di seluruh kecamatan, yang berpotensi

untuk dijaga kelestarian sumberdaya perikanannya  Kawasan peruntukan pertambangan terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan pertambangan mineral

1) Batubara terdapat di Kecamatan Karang Intan, Pengaron, Simpang Empat,

Cintapuri Darussalam, Astambul, Paramasan, Mataraman, Sungai Pinang,

Sambung Makmur dan Telaga Bauntung;

2) Mineral Bukan Logam, terdapat di Kecamatan Simpang Empat, Cintapuri

Darussalam, Mataraman, Astambul, Pengaron, Aranio dan Sungai Pinang;

3) Mineral logam terdapat di Kecamatan Karang Intan, Pengaron, Sungai Pinang,

CintapuriDarussalam, Simpang Empat, Mataraman, Aranio, Astambul dan

Paramasan;

4) Batuan terdapat di seluruh wilayah Kabupaten Banjar.

b. Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi terdapat di Kecamatan

Sungai Tabuk, Beruntung Baru, Gambut, Astambul, Mataraman, Kertak Hanyar,

Martapura Barat, Martapura, Cintapuri Darussalam dan Simpang Empat.  Kawasan peruntukan industri dan pergudangan terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan industri besar dan pergudangan

1) Industri Air Minum Dalam Kemasan di Kecamatan Karang Intan;

2) Industri Rubber Sheet Smoked (RSS) di Kecamatan Mataraman, Karang Intan,

Astambul, Simpang Empat, Pengaron dan Sungai Pinang;

3) Industri Barang dari Semen di Kecamatan Astambul;

4) Industri Lampit Rotan di Kecamatan Martapura (Sekumpul);

5) Industri Perbengkelan di Kecamatan Gambut, Kertak Hanyar dan Astambul.

b. Kawasan peruntukan industri sedang terdiri atas

1) Industri Sasirangan di Kecamatan Kertak Hanyar dan Gambut;

2) Industri Permata/Batu Mulia di Desa Keramat Kecamatan Pasayangan, Desa

Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur dan Desa Telok Selong di Kecamatan

(23)

3) Industri Emas dan Perak di Desa Keramat, Desa Melayu, Desa Keramat Baru,

Desa Dalam Pagar, Desa Pekauman di Kecamatan Martapura Timur, Desa Telok

Selong di Kecamatan Martapura Barat;

4) Industri Tahu dan Tempe di Kec. Kota Martapura dan Sungai Tabuk (Gudang

Hirang);

5) Industri Makanan dan Minuman di Martapura;

6) Industri Batu Bata di Kecamatan Sungai Tabuk;

7) Industri Bokor/Lum di Kecamatan Mataraman, Astambul, Pengaron, Sungai

Pinang, Sambung Makmur, Simpang Empat dan Karang Intan;

8) Industri Percetakan di Kecamatan Martapura;

9) Industri Minyak Atsiri di Kecamatan Gambut;

10) Industri Moulding, Meubel, Kusen, Daun Pintu dan Jendela di Kecamatan

Gambut, Sungai Tabuk, Kertak Hanyar, dan Martapura;

11) Industri Pembungkusan Teh di Kecamatan Kertak Hanyar, Martapura;

12) Industri Jukung di Kecamatan Aluh-Aluh, Sungai Tabuk.

c. Kawasan peruntukan industri kecil/rumah tangga terdiri atas:

1) Industri Kerajinan Airguci di Desa Melayu, Desa Melayu Ilir, Desa Melayu Ulu,

Desa Mekar di Kec. Martapura Timur;

2) Industri Manik di Desa Pekauman, Desa Keramat, Desa Sungai Batang, Desa

Sungai Rangas di Kec. Martapura Timur, Desa Telok Selong di Kec. Martapura

Barat;

3) Industri Batu Aji di Desa Keraton Kecamatan Martapura;

4) Industri Sulaman Sugul di Desa Pesayangan Kecamatan Martapura, Desa

Sungai Kitano Kecamatan Martapura Barat, Desa Pesayangan Selatan, Desa

Pesayangan Barat, Desa Dalam Pagar, Desa Sungai Batang di Kecamatan

Martapura Timur;

5) Industri Makanan dan Minuman (Agro) di Kecamatan Martapura, Martapura

Timur, Martapura Barat, Gambut, Aluh-Aluh, Kertak Hanyar, Tatah Makmur dan

Sungai Tabuk;

6) Industri Barang dari Semen di Kecamatan Martapura;

7) Industri Kosmetik di Kecamatan Kertak Hanyar;

8) Industri Kerajinan dari Rotan di Kecamatan Aluh-Aluh, Tatah Makmur;

9) Industri Anyaman Purun/Atap Rumbia di Kecamatan Martapura, Sungai Tabuk,

(24)

a. Kawasan peruntukan wisata alam terdiri atas:

1) Air Terjun Batu Lumut di Desa Maniapun Kecamatan Pengaron;

2) Air Terjun Lembah Kahung di Kecamatan Aranio;

3) Air Terjun Panayar di Kecamatan Aranio;

4) Air Terjun Riam Paku Parasung di Kecamatan Sungai Pinang;

5) Air Terjun Limpahu di Kecamatan Sungai Pinang;

6) Air Terjun Dusun Niwak di Kecamatan Paramasan;

7) Sungai Mandin Perahu Dusun Mendukuan di Kecamatan Paramasan;

8) Arus Alam Sungai Kambang dan Sungai Aranio di Kecamatan Aranio;

9) Kawasan Hutan dan Waduk PLTA Ir.P.M.Noor di Kecamatan Aranio;

10) Pulau Pinus di Kecamatan Aranio;

11) Taman Hutan Raya (TAHURA) Sultan Adam di Kecamatan Aranio dan Gunung

Pamaton Desa Kiram di Kecamatan Karang Intan;

12) Waduk Irigasi dan Kawasan Agrowisata Bincau di Martapura/Kec. Karang Intan;

13) Kolam Belanda di Kecamatan Karang Intan;

14) Kawasan Wisata Bahari di Kecamatan Aluh-Aluh;

15) Agro minapolitan di Desa Tungkaran Kecamatan Astambul;

16) Air Terjun dan Goa (terowongan) tambang batubara/Benteng Desa Pengaron

Kecamatan Pengaron;

17) Wisata alam/ Historis Kebun Danau Salak di Kecamatan Astambul dan

Mataraman.

b. Kawasan peruntukan pariwisata belanjaterdiri atas:

1) Penggosokan Intan Modern di Martapura Ko;

2) Pusat Pertokoan Permata “Cahaya Bumi Selamat” dan Pasar Wadai Tradisional

di Martapura.

c. Kawasan peruntukan pariwisata budaya dan cagar budaya terdiri atas:

1) Rumah Balai Adat di Kecamatan Paramasan;

2) Rumah Tradisional Banjar di Telok Selong di Kecamatan Martapura Barat;

3) Rumah Tradisional Banjar di Pasayangan di Martapura;

4) Kerajinan Air Guci di Kecamatan Martapura Timur;

5) Kerajinan Sasirangan di Kecamatan Gambut;

6) Pasar Terapung di Desa Lok Baintan dan Agrowisata Sungai Madang di

Kecamatan Sungai Tabuk;

7) Kawasan Keraton Kesultanan Banjar di Kelurahan Jawas Kecamatan Martapura

(25)

8) Makam Syech Muhammad Arsyad Al Banjari di Kecamatan Astambul;

9) Makam Syech Abdullah Lok Gabang di Kecamatan Astambul;

10) Makam Syech Abdul Hamid Abulung Desa Sungai Batang di Kec. Martapura

Barat;

11) Makam Keluarga Besar K.H. Badaruddin di Martapura;

12) Makam Guru Sekumpul di Martapura;

13) Makam Aminullah di Martapura;

14) Makam Datu Fatimah dan Abdullah Bugis di Martapura;

15) Makam Datu Panjang di Martapura;

16) Makam Datu Ma’ad bin Ali (Datu Panjang Rambut) di Kecamatan Martapura

Barat;

17) Makam K.H. Kasful Anwar di Kecamatan Martapura Timur;

18) Makam Menteri Empat di Kecamatan Sungai Tabuk;

19) Makam Sultan Adam di Martapura;

20) Makam Tamjidillah di Kecamatan Martapura Timur;

21) Makam Sultan Muda Abdurrahman di Martapura;

22) Makam Sultan Inayatullah di Desa Dalam Pagar Kecamatan Martapura Timur;

23) Makam Sultan Mustainbillah di Desa Sungai Kitano Kecamatan Martapura

Timur;

24) Makam Sultan Sulaiman Rahmatullah di Kecamatan Karang Intan;

25) Makam Syech Abdul Qodir di Kecamatan Astambul;

26) Makam Sultan Tahlillullah di Kelurahan Keraton Kecamatan Martapura;

27) Makam Datu Bangkala di Desa Cinta Puri Kecamatan Simpang Empat;

28) Makam Sultan Saidillah (Ratu Anom) di Kelurahan Keraton Kecamatan

Martapura;

29) Makam Tuan Guru H. Anang Sya’rani di Desa Melayu Kecamatan Martapura

Timur;

30) Masjid Kelampaian di Kecamatan Astambul;

31) Mesjid Datu Abulung Desa Sungai Batang di Kecamatan Martapura Barat;

32) Mesjid Al Karomah Martapura di Martapura;

33) Rumah Banjar Bubungan Tinggi milik Tuan Guru H. Kasyful Anwar di Desa

Melayu Tengah Kecamatan Martapura Timur;

34) Prasasti Gunung Pamaton di Kecamatan Karang Intan;

35) Tugu Divisi IV ALRI Pertahanan Kalimantan (Alam Roh) di Desa Paku Alam

(26)

 Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas:

a. Kawasan peruntukan permukiman perkotaan di Kecamatan Kertak Hanyar, Gambut,

Sungai Tabuk, Martapura, Martapura Timur, Tatah Makmur, Beruntung Baru,

Karang Intan, Simpang Empat, Desa Kuin Besar dan Desa Kuin.

a. Kawasan peruntukan permukiman perdesaan di Kecamatan Aluh-Aluh, Martapura

Barat, Astambul, Aranio,Sungai Tabuk, Sungai Pinang, Paramasan, Pengaron,

Sambung Makmur, Mataraman dan Telaga Bauntung.  Kawasan peruntukan lainnya meliputi:

a. Kawasan peruntukan pesisir berupa zona konservasi dan zona budidaya di

Kecamatan Aluh-Aluh, terdiri atas:

1) Kawasan konservasi, meliputi konservasi perairan, mitigasi bencana;

2) Perikanan budidaya air laut;

3) Kawasan permukiman desa nelayan;

4) Industri pengolahan hasil perikanan;

5) Pelestarian hutan mangrove;

6) Alur pelayaran meliputi pelayaran nasional dan pelayaran lokal;

7) Kawasan PPI (Pelabuhan Pendaratan Ikan).

b. Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan terdiri atas:

1) Markas Komando Distrik Militer (Makodim) 1006 di Martapura;

2) Markas Komando Rayon Militer yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten

Banjar;

3) Markas Polisi Resort (Mapolres) di Martapura;

(27)

Gambar 3.2. Rencana Pola Ruang Kabupaten Banjar

3.

RENCANA KAWASAN STRATEGIS KABUPATEN BANJAR

 Kawasan Strategis Provinsi terdiri atas:

a. Kawasan strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas :

1) Kawasan Metropolitan Banjar Bakula yang meliputi sebagian Kabupaten Banjar

di Kecamatan Kertak Hanyar, Kecamatan Gambut, Kecamatan Sungai Tabuk,

Kecamatan Aluh-Aluh, Kecamatan Martapura, Kecamatan Martapura Timur,

Kecamatan Martapura Barat, Kecamatan Astambul, Kecamatan Mataraman dan

Kecamatan Karang Intan

2) Kawasan Rawa Batang Banyu, sebagian Kabupaten Banjar di Kecamatan

Simpang Empat.

b. Kawasan strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya lingkungan terdiri atas:

1) Kawasan Pegunungan Meratus yaitu kawasan hutan lindung yang memanjang

dari Kabupaten Kota Baru sampai dengan Kabupaten Banjar termasuk Taman

Hutan Rakyat Sultan Adam di Desa Mandiangin Kecamatan Karang Intan;

2) Kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil, kawasan terbuka sepanjang pantai

timur - tenggara wilayah Provinsi Kalimantan Selatan dengan berbagai pola

pemanfaatan ruang baik lindung maupun budidaya di Kabupaten Banjar.

c. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Pertahanan dan Keamanan Negara:

1) Kawasan tertentu di sepanjang sungai, pesisir pantai, laut dan pulau-pulau kecil

sebagai daerah pertahanan laut, daerah pendaratan, daerah basis militer,

daerah latihan militer, daerah pembuangan amunisi, gudang amunisi dan

(28)

2) Kawasan tertentu di pegunungan meratus sebagai daerah pertahanan darat

dan pertahanan udara, daerah basis militer, daerah latihan militer, daerah

pembuangan amunisi, gudang amunisi dan daerah uji coba persenjataan.  Kawasan Strategis Kabupaten terdiri atas:

a. Kawasan Strategis dari sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi, terdiri atas:

1) Kawasan Perikanan Budidaya Minapolitan di Cindai Alus Kecamatan Martapura

dan Martapura Barat;

2) Kawasan Pesisir di Kecamatan Aluh-Aluh;

3) Kawasan Pengembangan Ekonomi Lokal Perkebunan Karet Rakyat di

Kecamatan Karang Intan, Mataraman, Astambul, Martapura Barat;

4) Kawasan Perlindungan Pertanian Tanaman Pangan Berkelanjutan

(pengembangan Padi) di Kecamatan Gambut dan Sekitarnya;

5) Kawasan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KKPHP);

6) Kawasan Komersial dan Pergudangan Jalan A. Yani dan Jalan Lingkar Selatan;

7) Kawasan Perkantoran di Kec. Martapura, dan sebagian Kec. Karang Intan;

8) Kawasan Perkotaan PKLp:

a) Kawasan Perkotaan PKLp Kertak Hanyar-Gambut

b) Kawasan Perkotaan PKLp Simpang Empat

c) Kawasan Perkotaan PKLp Sungai Tabuk

d) Kawasan Perkotaan PKLp Aluh-Aluh

9) Kawasan Perkotaan Martapura.

b. .Kawasan Strategis dari sudut kepentingan Sosial Budaya berupa kawasan

tradisional, religius dan bersejarah Martapura - Teluk Selong - Kalampaian.

c. Kawasan Strategis dari sudut Kepentingan fungsi dan daya dukung Lingkungan

(29)

Gambar 3.3. Rencana Kawasan Strategis Kabupaten Banjar

4.

KETENTUAN ZONASI PRASARANA DAN SARANA CIPTA KARYA

A. Ketentuan peraturan zonasi kawasan permukiman dan lahan terbangun:

1. Diperbolehkan melakukan alih fungsi peruntukan kawasan permukiman dan lahan

terbangun untuk kegiatan lain sesuai ketentuan peraturan perundangan yang berlaku;

2. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman dan lahan terbangun

di sepanjang Jalan A. Yani (Arteri Primer) maksimal 750 meter kanan dan kiri dari as

jalan pada lahan pertanian lahan basah dan pertanian pangan berkelanjutan, kecuali

untuk Kawasan Kecamatan Kertak Hanyar dan Gambut maksimal 1.250 meter kanan

dan kiri dari as jalan pada lahan pertanian lahan basah dan pertanian pangan

berkelanjutan;

3. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman dan lahan terbangun

di sepanjang Jalan Gubernur Soebardjo (Arteri Sekunder) maksimal 500 meter kanan

dan kiri dari as jalan pada lahan pertanian lahan basah dan pertanian pangan

berkelanjutan;

4. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman dan lahan terbangun

di sepanjang kolektor primer maksimal 250 meter kanan dan kiri dari as jalan pada

lahan pertanian lahan basah dan pertanian pangan berkelanjutan;

5. Diperbolehkan pemanfaatan ruang pada kawasan permukiman untuk kegiatan sarana

dan prasarana pendukung fasilitas permukiman sesuai dengan petunjuk teknis dan

peraturan yang berlaku;

6. Diperbolehkan pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman untuk kegiatan

(30)

7. Diperbolehkan pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman untuk kegiatan

fasilitas sosial termasuk Ruang Terbuka Hijau (RTH) perkotaan;

8. Diperbolehkan pemanfaatan ruang dalam kawasan permukiman untuk kegiatan

industri skala rumah tangga dan fasilitas sosial ekonomi lainnya dengan skala

pelayanan lingkungan

9. Dilarang pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman pada kawasan

lindung/konservasi dan lahan pertanian dengan irigasi teknis;

10. Dilarang pemanfaatan ruang atau kegiatan-kegiatan yang mengganggu fungsi

permukiman dan kelangsungan kehidupan sosial masyarakat;

11. Diperbolehkan kegiatan penyediaan sarana pendidikan, kesehatan, sarana

perdagangan dan niaga, kebutuhan sarana ruang terbuka, taman dan lapangan

olahraga sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

12. Diperbolehkan kegiatan pembangunan perumahan dengan ketentuan menyediakan

lahan kuburan minimal 5% dari luas areal;

13. Diperbolehkan memanfaatkan air tanah dalam/sumur bor tetapi harus memperoleh izin

dari pejabat berwenang;

14. Diperbolehkan mendirikan bangunan akomodasi pariwisata perkotaan serta sarana

sosial ekonomi sesuai kebutuhan;

15. Kawasan permukiman harus dilengkapi sistem pembuangan limbah, sistem

pembuangan air hujan dan prasarana air minum, dan sistem pembuangan sampah

terpadu;

16. Pemenuhan ketentuan persyaratan bangunan sesuai dengan rencana rinci tata ruang;

17. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk kawasan permukiman pada lahan bergambut

dan/atau rawa dengan persyaratan jenis konstruksi panggung;

18. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk pembangunan hunian dan kegiatan lainnya

di kawasan permukiman perkotaan harus sesuai dengan peraturan teknis dan

peraturan lainnya yang berlaku atau dengan memperhatikan:

a. Koefisien Daerah Hijau (KDH) minimal sebesar 30%;

b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 60%;

c. Ketinggian Bangunan diperbolehkan 4 lantai;

d. Ketentuan lain berdasarkan rencana rinci dan peraturan zonasi pada rencana rinci.

19. Diperbolehkan pemanfaatan ruang untuk pembangunan hunian dan kegiatan lainnya

di kawasan permukiman perdesaan harus sesuai dengan peraturan teknis dan

peraturan lainnya yang berlaku atau dengan memperhatikan :

(31)

b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimal sebesar 60%;

c. Ketinggian Bangunan maksimal 3 lantai;

d. Ketentuan lain berdasarkan rencana rinci dan peraturan zonasi pada rencana rinci.

20. Pengembangan kawasan permukiman harus dilakukan sesuai ketentuan peraturan

yang berlaku di bidang perumahan dan permukiman.

B. Ketentuan peraturan zonasi pada sistem jaringan sumber daya air daerah:

1. Jaringan sumber daya air dapat menjamin ketersediaan air baku secara terus menerus

untuk kepentingan pertanian serta perikanan darat terutama pada musim kemarau;

2. Jaringan sumber daya air dapat menjamin ketersedian air baku untuk kebutuhan air

minum dengan membentuk sistem penyediaan air minum regional melalui pola

pipanisasi dari sumber airnya dengan difasilitasi Pemerintah Daerah serta kerja sama

antardaerah kabupaten/kota terutama daerah perkotaan maupun perdesaan;

3. Jaringan sumber daya air dapat mengurangi frekuensi, sebaran dan luasan kejadian

banjir melalui kanalisasi, sodetan dan normalisasi sungai terutama pada musim

penghujan;

4. Ketersediaan air tanah pada daerah pertambangan melalui pengadaan sumur-sumur

bor dan void bekas tambang dengan melakukan pola perlakuan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku;

5. Mempertahankan dan menambah Kawasan Lindung untuk menjamin ketersedian air

pada daerah yang memiliki bendungan, bendung dan saluran irigasi;

6. Mempertahankan tanaman spesifik daerah rawa dan fisik lahan rawa untuk menjamin

ketersediaan air pada daerah pengairan;

7. Pembatasan pemanfaatan ruang pada kawasan di sekitar wilayah sungai dengan tetap

menjaga kelestarian lingkungan dan fungsi lindung kawasan;

8. Ketentuan pelarangan pendirian bangunan kecuali bangunan yang dimaksud untuk

pengelolaan badan air atau pemanfaatan air;

9. Pendirian bangunan dibatasi hanya untuk menunjang fungsi taman rekreasi;

10.Penetapan lebar sempadan sungai sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

C. Ketentuan peraturan zonasi pada sistem tempat pemrosesan akhir:

1. Pada kawasan tempat pemrosesan akhir hanya diperbolehkan bangunan atau kegiatan

untuk mendukung pengelolaan sampah;

2. Pada kawasan penyangga (0 - 500) meter dari garis terluar Tempat Pemrosesan Akhir

(TPA) hanya diperbolehkan untuk ruang terbuka hijau, kawasan pertanian dan jalur

(32)

3. Bangunan atau kegiatan sesuai tata ruang hanya diperbolehkan setelah 500 meter dari

garis atau batas terluar tempat pemrosesan akhir (TPA);

4. TPA tidak diperkenankan terletak berdekatan dengan kawasan permukiman;

5. Lokasi TPA harus didukung oleh studi AMDAL yang telah disepakati oleh instansi yang

berwenang;

6. Pengelolaan sampah dalam TPA dilakukan dengan sistem sanitary landfill sesuai

ketentuan peraturan yang berlaku;

7. Dalam lingkungan TPA disediakan prasarana penunjang pengelolaan sampah.

5.

INDIKASI PROGRAM

Indikasi program pembangunan sebagaimana yang tertuang dalam RTRW

Kabupaten Banjar terkait dengan pembangunan sarana dan prasarana Bidang Cipta Karya

(33)

Indikasi Program RTRW Kabupaten Banjar Tahun 2013-2032

No. DESKRIPSI PROGRAM UTAMA LOKASI SUMBER

DANA PELAKSANA

WAKTU A. PERWUJUDAN STRUKTUR RUANG

A.1 PERWUJUDAN PUSAT-PUSAT KEGIATAN 1. Sistem Perkotaan

a.Pengembangan Orde Perkotaan.

Pengembangan Ibukota kabupaten sebagai perkotaan PKNp Kota Martapura

openingkatan penyelenggaraan penataan ruang

openingkatan dan pengembangan konsolidasi tanah perkotaan pada daerah pertumbuhan cepat dan cendrung tidak terkendali; openingkatan sarana dan prasarana angkutan

sungai, darat, laut dan udara sesuai dengan kapasitas dan jangkauan pelayanan; openingkatan distribusi, kapasitas dan

kualitas layanan air bersih dan air minum; openingkatan pelayanan sarana kesehatan, pendidikan, sarana & prasarana angkutan umum.

openingkatan fasilitas & utilitas skala nasional 1. peningkatan dan pengembangan sarana, prasarana dan layanan mutu pendidikan pondok pasantren terpadu, modern dan terkemuka

2. peningkatan dan pengemb.

pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan dermaga sungai di Martapura untuk layanan angkutan sungai dan pariwisata pada Sungai Martapura 3. peningkatan dan pengemb. Pasar Batuah

Martapura sbg pasar induk , Pertokoan Bumi Slamet Martapura sbg pusat perdagangan batu permata & cendramata.

4. peningkatan dan pengemb. sarana dan prasarana serta kapasitas dan kualitas

oprogram penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

oprogram perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

oprogram perencanaan tata ruang oprogram pemanfaatan ruang

oprogram pengendalian pemanfaatan ruang oProgram Pemb & Pengemb. infrastruktur air

minum, drainase, dan sanitasi.

oProgram Pemb & Pengemb. sarana dan prasarana transportasi dan telekomunikasi

oProgram Pemb & Pengem. jar. jalan

oProgram Pemb & Pengem. jar. sumber daya air oProgram Pemb & Pengemb. perumahan dan

kawasan permukiman

oProgram Pemb & Pengemb. prasarana dan sarana perumahan dan kawasan permukiman

oProgram Pemb & Pengemb. prasarana dan sarana pendidikan

oProgram Pemb & Pengemb. prasarana dan sarana kesehatan

oProgram Peingkatan & Pengemb. sumber energi oprogram peningkatan bangunan & kaw. cagar

budaya

oprogram peningkatan bangunan & kaw. regilius oprogram peningkatan bangunan & kaw.

bersejarah

oprogram peningkatan promosi dan kerjasama investasi

oprogram penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah

oprogram perencanaan pengembangan wilayah strategis dan cepat tumbuh

PKNp : Kota

Kementerian pu

Kemenpera.

Dinas Pendidikan

Dinas Budparpora

Dinas Kesehatan

Dinastamben

Disperindag.

Dinas Koperasi dan UMKM.

Gambar

Gambar 3.1. Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banjar
Tabel 3.2 Indikasi Program RTRW Kabupaten Banjar Tahun 2013-2032
Tabel 3.2 Sasaran Pengembangan Wilayah Kabupaten Banjar
Tabel 3.3 Strategi dan Arah Kebijakan Pengembangan Wilayah Kabupaten Banjar
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan

SISTEM DTMF SEBAGAI PENGENDALI JARAK JAUH PADA RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS ALAT PENGHANCUR SAMPAH ORGANIK PENGHASIL PUPUK PADAT.. (2016 : xvii + 65halaman + 46gambar

Pada lansia hal yang menjadi sumber stres bisa berupa : kondisi fisik yang semakin menurun sehingga tidak sekuat pada masa muda dulu dan seringkali diikuti dengan

Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi atau untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang psikologi pendidikan terutama yang menyangkut

Mengingat magang sebagai jembatan anta- ra pendidikan dan dunia kerja serta terdapat ma- salah yaitu tiga soft skills yang masih dirasa ku- rang oleh para pembimbing magang, maka

Madiun memberi ijin kepada Pemohon untuk mengucapkan ikrar talak terhadap Termohon oleh karena rumah tangga Pemohon dan Termohon sejak tahun 2006 telah tidak harmonis sering

Fluktuasi harga saham yang terjadi disekitar hari pengumuman penerbitan obligasi memberikan peluang bagi investor untuk dapat memperoleh return baik dibawah atau diatas return

Sidang Dewan Yang Terhormat, Hadirin Para Sahabat Yang Berbahagia Terhadap 3 Rancangan Peraturan Daerah yang menjadi tugas dari Pansus 2 DPRD Kabupaten Sumbawa, dapat