• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA IAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS KOMPETENSI KEISLAMAN MAHASISWA IAIN SALATIGA ANGKATAN TAHUN 2012"

Copied!
212
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KOMPETENSI KEISLAMAN

MAHASISWA IAIN SALATIGA

ANGKATAN TAHUN 2012

Disusun Oleh :

Hijri Adi Ridwan

NIM: M1-13-024

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)

SALATIGA

Disusun Oleh :

Hijri Adi Ridwan

NIM: M1.13.024

Tesis diajukan kepada Program Pascasarjana

Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga

sebagai pelengkap persyaratanuntuk

gelar Magister Pendidikan Islam

Salatiga, 17 September 2015

ttd

Dr. Imam Sutomo, M. Ag

(3)

PROGAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Hijri Adi Ridwan, S. PdI

NIM : M1-13-024

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Tanggal Ujian : 30 September 2015

Judul Tesis : Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan

Tahun 2012 IAIN Salatiga

Panitia Munaqosah Tesis

1. Ketua Penguji : Dr. H. Zakiyuddin, M. Ag

2. Sekertaris : Dr. Winarno, M. Pd

3. Penguji I : Prof. Dr. H. Mansur, M. Ag

4. Penguji II : Dr. H. Sa‟adi, M. Ag

(4)

Jangalah takut untuk melangkah, karena jarak 1000 mil dimulai

dengan langkap pertama

(Fima Agatha)

Janganlah takut jatuh

Karena yang tak pernah memanjatlah yang tak pernah jatuh

Janganlah takut gagal

Karena yang tak pernah gagal yang tak pernah mencoba

melangkah

Janganlah takut salah

Karena dengan kesalahan yang pertama kita dapat menambah

pengetahuan untuk mencari jalan yang benar pada langkah yang

kedua

(5)

PERSEMBAHAN

Seperti motto di atas, tesis ini lebih saya persembahkan untuk saya pribadi

sebagai pengetahuan dan perjuangan untuk menambah khasanah ilmu. Semoga

bisa bermanfaat untuk orang banyak dan bisa bermanfaat untuk IAIN Salatiga.

Harapan lebih, semoga tesis ini bisa menjadi wawasan publik untuk mengetahui

realitas keislaman mahasiswa di Perguruan Tinggi Islam. Kesalahan dalam tesis

ini supaya bisa disempurnakan dalam penelitian selanjutnya, dan kebenaran dalam

tesis ini semoga bisa menjadi kritik bagus untuk memajukan pendidikan Islam di

(6)

ABSTRAK

Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga pada tahun 2012 melalui ujian Komdais dan mengetahui perkembangan kompetensi keislamannya setelah mahasiswa mengikuti empat mata kuliah keislaman (mata kuliah yang mengandung materi-materi Komdais).

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif, karena menggambarkan keadaan yang sesungguhnya kompetensi keislaman pada mahasiswa IAIN Salatiga yang diteliti. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi yaitu mengambil hasil nilai Komdais dan nilai dari empat mata kuliah keislaman yang dipilih serta mangadakan wawancara langsung terhadap mahasiswa. Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis diskriptif kualitatif dengan langkah reduksi data, display (penyajian) data dan verifikasi (menarik) kesimpulan. Data yang dihasilkan dalam observasi digunakan untuk interpretasi data. Kemudian kesimpulan ditarik setelah diadakan cross chek terhadap sumber lain melalui wawancara dan pengamatan di lapangan tempat penelitian.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa profil kompetensi keislaman mahasiswa IAIN dipengaruhi besar pada latar belakang pendidikan dan lingkungan pergaulan sebelumnya. Mahasiswa yang memiliki kualitas kompetensi cumlaude mayoritas memiliki faktor pengaruh latar belakang sekolah yang linear di sekolah Islam seperti MI, MTS dan MA. Kemudian sebagian besar dari mereka didukung ajaran agama yang intens di pondok pesantren, sehingga profil kompetensi keislaman mereka memiliki kulitas cumlaude sebelum menjadi mahasiswa sampai pada saat mereka mendapat empat mata kuliah keislaman di IAIN Salatiga. Bagi mahasiswa yang memiliki kompetensi keislaman sangat memuaskan, mereka memiliki profil tidak jauh berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kompetensi cumlaude. Mahasiswa dengan kualitas nilai memuaskan dan cukup mayoritas memiliki faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kompetensi keislaman mereka. Faktor tersebut seperti minat, pergaulan dan lingkungan.

(7)

ABSTRACT

Analysis of the competence of Islamic Student Force in 2012 IAIN Salatiga

This research aims to know the competence of Islamic Student IAIN Salatiga in 2012 through the test Komdais and knowing the development competence of Islamic after the students following four Islamic courses (courses thatcontain Komdais materials).

This research is qualitative research, because it describes the State of the real Islamic Student competency IAIN Salatiga researched. Document collection was done with documentation that is taking the results of the Komdais value and the valueof the four Islamic subjects are chosen as well as the hold live interview against the student. Document analysis was done using qualitative descriptif analysis with data reduction steps, the display (presentation) document and verification (interesting) the conclusion. The resulting document in the observation is used for interpretation of the data. Then the conclusions drawn after held cross chek against other sources through interviews and observations in the field the place of research.

The results of this study indicate that Islamic Student competency profile IAIN influenced on educational background and Environment Association earlier. Students who have the competence of quality majority have cumlaude factors influence the linear school background in Islamic schools like MI, MTS and MA. Then most of them supported the intense religious teachings in boarding schools, so that they have more competencies profile of quality honors before a student until such time as they got four Islamic courses at IAIN Salatiga. For students who have the competence of Islamic deeply satisfying, they have a profile is not much different with students who have the competence of honors. Students with satisfactory grades and qualities of the majority have enough internal and external factors that affect their Islamic competence. Such factors like interest, socialization and environment.

(8)

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat,

Taufik, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis

yang berjudul: “Kompetensi Keislaman Mahasiswa Perguruan Tinggi

Keagamaan Islam (Studi Diskriptif Analisis pada Mahasiswa Angkatan

Tahun 2012 IAIN Salatiga)” yang secara akademis menjadi syarat untuk

memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.

Disamping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan

berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN

Salatiga yang telah memberikan semangat untuk menyelesaikan tesis.

3. Dr. Imam Sutomo, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini terselesaikan.

4. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan

banyak bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu

menyelesaikan penyusunan tesis ini.

5. Kepada seluruh pihak, yang bersedia memberikan berbagai informasi

untuk terselesaikannya penyusunan tesis ini.

6. Kepada semua keluarga saya yang memberikan dukungan dan doa

sehingga tesis bisa selesai.

(9)

Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do‟a

semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang besar atas amal kebaikan

yang telah diberikan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan

ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu

diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena

hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk

kritik dan saran kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang

lebih lanjut.

Salatiga, 17 September 2015

Penulis,

Hijri Adi Ridwan, S. PdI

(10)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERNYATAAN ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

PRAKATA ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I: PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 10

C.Signifikansi Penelitian ... 11

D.Manfaat Penelitian ... 11

E.Kajian Pustaka ... 12

F. Metode Penelitian ... 14

1.Jenis Penelitian ... 14

2.Pendekatan Penelitian ... 15

3.Sumber Data ... 16

4.Subjek Penelitian ... 16

5.Teknik Pengumpulan Data ... 17

6.Teknik Analisis Data ... 20

G.Sistematika Penulisan ... 22

BAB II: TINJAUAN TEORI A.Pengertian Kompetensi Keislaman ... 24

(11)

3. Pengertian Keislaman Mahasiswa ... 32

B.Faktor Kompetensi Keislaman Mahasiswa ... . 34

BAB III: HASIL LAPANGAN A.Profil IAIN Salatiga ... 43

B.Upaya Lembaga Membentuk Kompetensi Keislaman Mahasiswa ... 54

C.Realitas Bekal Kompetensi Keislaman Mahasiswa Angkatan Tahun 2012 IAIN Salatiga ... 56

D.Proses Mahasiswa Meraih Kompetensi Keislaman ... 89

BAB IV: ANALISIS DATA A.Hasil Nilai Kompetensi Keislaman Mahasiswa ... 96

B.Realitas Faktor Pengaruh Kompetensi Keislaman Mahasiswa ... 103

A.Harapan Mahasiswa Terhadap IAIN Salatiga tentang Kompetensi Keislaman Mahasiswa ... 148

BAB V: PENUTUP B.Kesimpulan ... 149

C.Saran ... 152

DAFTAR PUSTAKA ... 153

LAMPIRAN ... 157

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Panduan Pengelompokan Tingkat Kualitas Nilai Komdais... 58

4.1 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat

Nilai Komdais Cumlaude ... 97

4.2 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat

Nilai Komdais Sangat Memuaskan ... 98

4.3 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat

Nilai Komdais Memuaskan ... 100

4.4 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Nilai Komdais Pendidikan Agama Islam (PAI) ... 157

2. Nilai Komdais Pendidikan Bahasa Arab (PBA) ... 162

3. Nilai Komdais Tadris Bahasa Inggris (TBI) ... 164

4. Nilai Komdais Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) ... 167

5. Nilai Komdais Ahwalul Syahsiyah (AS) ... 170

6. Nilai Komdais Hukum Ekonomi Syari‟ah (HES) ... 171

7. Nilai Komdais Perbankan Syari‟ah S1 (PS S1) ... 172

8. Nilai Komdais Perbankan Syari‟ah D3 (PS D3) ... 174

9. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PAI ... 176

10. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PBA ... 181

11. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan TBI ... 183

12. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PGMI ... 186

13. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan AS ... 188

14. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan HES ... 190

15. Nilai Rata-rata Matakuliah Keislaman Jurusan PS S1 ... 191

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kompetensi pendidikan merupakan pilar penting dalam menopang

pencapaian mutu pendidikan secara menyeluruh. Hal ini telah digariskan

dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan bahwa pendidikan mutlak memiliki kompetensi yang

meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi

professional, dan kompetensi sosial.1

Pendidikan agama juga memiliki standar kompetensi pada dunia

pendidikan yang akan menjadi modal dasar bagi manusia untuk mendapatkan

nilai-nilai keislaman dan ketuhanan, karena dalam pendidikan agama Islam

diberikan ajaran tentang muamalah, ibadah dan syariah yang merupakan

dasar ajaran agama. Hal ini yang menjadikan pendidikan agama sebagai titik

awal perkembangan nilai-nilai agama pada manusia.2

Menyadari nilai strategis tersebut, maka pendidikan agama perlu

memberikan pengayaan nuansa-nuansa keagamaan. Suatu upaya pengayaan

yang menyentuh aspek formal agama maupun dimensi etik, moral, dan

spiritual agama. Dengan demikian, pendidikan agama tidak hanya sebagai

lembaga yang hanya dapat mempertahankan kemapanan dogmatika agama.

1

Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan.

2

Umiarso, Haris FM, Pendidikan Islam Dan Krisis Moralisme Masyarakat Modern,

(15)

Untuk mewujudkan lembaga pendidikan bermutu maka dituntut

adanya pengelolaan lembaga yang efektif dan efisien dalam segala aspeknya,

baik aspek SDM, administrasi, serta sarana pra sarana.3 Dalam konteks

tersebut PTAI seyogyanya dapat merespon perkembangan yang terjadi dan

menjadikan lembaga panutan dan sumber lahirnya SDM yang menjunjung

moral ke depan.4 Secara singkat dapat dikatakan bahwa tugas pokok PTAI

adalah untuk menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran agama tingkat

lanjut.

PTAI adalah lembaga pendidikan tinggi yang mengkhususkan

kegiatannya pada pendalaman, pengembangan dan penyebaran ilmu-ilmu

agama Islam, dan secara ilmiah memberikan pendidikan, pengajaran,

penelitian dan pengabdian pada masyarakat dibidang ilmu-ilmu agama

Islam.5 Mempersiapkan kader-kader masa depan yang memiliki bekal

keagamaan yang bisa diaplikasikan pada kehidupan bermasyarakat juga

menjadi tujuan yang harus bisa dicapai oleh PTAI.

IAIN Salatiga sebagai lembaga tinggi pendidikan agama Islam/PTAI

menjadi tempat dalam penyelenggaraan pendidikan agama bagi mahasiswa.

IAIN memiliki kebutuhan dasar kompetensi yang harus dicapai mahasiswa

secara lebih utuh, seperti yang terdapat pada misinya yaitu mengantarkan

mahasiswa memiliki kemantapan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran

3

Philip V. Lewis, Organizational Communication: The Essence of Management, dalam Syafaruddin, Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan (Jakarta: Grasindo, 2002), 93.

4

Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral, Pamekasan”: Tadris jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 66-67.

5

Zainul Hasan Rifai, Filsafat Ilmu Pendidikan Tinggi Islam, dalam Munir Mulkhan (ed.),

(16)

akhlak, dan keluasan ilmu pengetahuan.6 Untuk mencapai misi-misi tersebut,

kebutuhan atau capaian yang diharapkan dalam membekali kompetensi

keislaman seharusnya mendapat banyak dukungan yang baik.

Dalam mencetak kader-kader mahasiswa berkompetensi keislaman

baik tersebut, memerlukan kerisauan dan solusi untuk melengkapi setiap

kekurangan yang ditemukan pada program-program pendukung

pencapaiannya. Seperti yang berada pada tujuan lembaga STAIN Salatiga

yaitu mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu-ilmu keislaman dan/atau

teknologi serta seni yang bernafaskan Islam dan mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan

memperkaya kebudayaan nasional.7

Dari mulai seleksi penerimaan calon mahasiswa baru dengan

memperhatikan kualitas modal/bekal pengetahuan keislaman, karena

sebelumnya calon mahasiswa pastinya memiliki warna pendidikan dari latar

perpaduan lembaga pendidikan umum dan lembaga Islam. Kemudian proses

mentoring bagi mahasiswa baru untuk membimbing mahasiswa memiliki

dasar keislaman, sampai pada metode/langkah dalam pendekatan pada

mahasiswa yang memiliki background keislaman yang kurang.

IAIN Salatiga menjadikan kompetensi keislaman sebagai acuan

penting bagi intelektual seluruh mahasiswa. Karena IAIN sebagai Perguruan

Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) merupakan salah satu institusi

pendidikan tinggi yang memiliki ciri khas keislaman, yang membedakannya

6

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan,

(17)

dengan perguruan tinggi umum lain.8 Ciri keislamannya tidak hanya

menjadikan Islam sebagai objek kajian ilmiah, melainkan lebih dari itu,

diharapkan suasana kampus PTKIN dan para civitas akademikanya juga

mencerminkan kualitas akhlak dan perilaku Islami.9

Sudah menjadi rahasia umum bahwa mahasiswa IAIN dianggap

memiliki kemampuan lebih dalam urusan agama dibanding dengan

masyarakat umumnya. Serta mampu mengaplikasikan dalam kehidupan

sehari-hari, bukan hanya menjadi hafalan dalam ingatan teori saja.10

Minat dan kemauan pada masing mahasiswa akan memberikan andil

besar terhadap penerimaan materi hingga tercapainya kompetensi keislaman

yang diharapkan, dan peran program pendukung dari lembaga akan

melengkapi kompetensi keislaman mahasiswa agar lebih matang.

Mahasiswa IAIN untuk masa depannya diproyeksikan bisa menjadi

lulusan yang berkompeten dan menjadi komponen yang penting dalam

meningkatkan mutu pendidikan keislaman.11 Pastinya menjadi asessmen atau

kebutuhan bagi sekolah-sekolah dan lembaga yang akan menggunakan jasa

lulusan mereka. Bentuk nilai yang diinternalisasikan paling tidak meliputi:

nilai etika (akhlak) dan nilai ilahiyyah.12

8

Siswanto., “PTAI sebagai Basis Perkembangan Moral, Pamekasan”: Tadris jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1 (2007): 60.

9

Said Agil Husin Al-Munawwar, Aktualisasi Nilai-nilai Qur’ani dalam Sistem Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2003, 58.

10

Pandangan umum pada masyarakat yang menempatkan mahasiswa pada PTKIN lebih memiliki kompetensi keislaman dibandingkan dengan mahasiswa PTU lain.

11

http://iainsalatiga.ac.id/about/visi-dan-misi.html, [30/07/2015], 15:46.

12

(18)

Seperti hasil cuplikan/kutipan wawancara penulis terhadap kerisauan

beberapa kepala sekolah sebagai alumni IAIN Salatiga dari sekolah berlabel

pada asas Islam terhadap assessment capaian yang harus dimiliki para

mahasiswa. Dari kepala sekolah MI Grabag, dia memiliki pendapat untuk

menjadi mahasiswa IAIN Salatiga yang berkompeten keislamannya, mereka

harus memiliki bekal pendidikan keagamaan yang setidaknya lancar dalam

membaca dan menulis Al-Qur‟an dan memiliki pengamalan tertib ibadah

dalam kesehariannya. Sama halnya dengan kepala sekolah MI Al-Falah

Kaliangkrik yang juga berpendapat untuk menjadi mahasiswa IAIN dengan

kompetensi keislaman memuaskan diharapkan memiliki pandangan luas dan

memiliki penguasaan ideal terhadap dasar-dasar ajaran agama Islam.13

Tidak jauh berbeda juga dengan harapan pada lembaga atau

kantor-kantor yang membutuhkan jasa lulusan mahasiswa IAIN, diharapkan lulusan

yang dibutuhkan memiliki kemampuan layak dan bekal keislaman yang

membawa loyalitas, kejujuran dan etos kerja yang baik.

IAIN Salatiga sesuai dalam Peraturan Menteri Agama Republik

Indonesia Nomor 7 tahun 2015 Pasal 11, terdiri dari lima Fakultas yaitu

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, Syari‟ah, Dakwah, Ushuluddin, dan

ekonomi Bisnis Islam.14 Mahasiswanya terdiri dari berbagai kualitas bekal

kompetensi keislaman yang bermacam. Karena secara umum realitas

background mahasiswa saat ini hidup dalam kalangan/lingkungan yang masih

kurang perhatian dalam bidang studi keislamannya. Suasana global yang

13

(19)

sudah jauh dengan nilai-nilai keislaman menjadi persentase tertinggi iklim

umum yang berlangsung saat ini dalam masyarakat.15 Manusia semakin

membanggakan diri dengan kemampuan teknologi empiris tanpa

memperdulikan aspek mental spiritual dan nilai moral.16 Suasana tersebut

masih menjadi faktor pengaruh terbesar sampai saat ini, namun seharusnya

keadaan ini bisa dijadikan motor besar dalam usaha membangun bekal

kompetensi keislaman mahasiswa yang tinggi, bukan dibiarkan untuk terus

menjadi benang kusut yang tidak pernah dicoba untuk diuraikan.

Keadaan ini banyak memberikan tantangan, tidak terhindar pula

pada komitmen lembaga IAIN Salatiga dalam mencetak

kompetensi-kompetensi keislaman mahasiswa. Kompetisi/perlombaan diantara Perguruan

tinggi untuk menjadikan lembaganya terus maju salah satunya juga dengan

berlomba untuk mencari mahasiswa sebanyak-banyaknya.17 Alhasil, resiko

juga harus dirasakan dalam perlombaan pencarian calon mahasiswa tersebut.

Tingkat selektivitas penyaringan pasti kualitasnya akan berkurang, sehingga

kuantitas mengalahkan kualitas perekutan calon mahasiswa. Jadi dalam

realitasnya, keadaan tersebut banyak ditemukan pada calon mahasiswa yang

15

Karena kehidupan manusia modern dipolakan oleh ilmu pengetahuan yang coraknya kering nilai-nilai spiritual dan terkotak-kotak itu, maka manusianya menjadi pribadi yang terpecah kehidupan manusia modern diatur menurut ilmu yang eksak dan kering. Akibatnya kini telah menggelinding proses hilangnya kekayaan rohaniah. Maryatin, http://atin.staff.iainsalatiga.ac.id,

Problematika Masyarakat Modern dan Perlunya Akhlak Tasawuf, [03/07 /2015, 13:56.

16

Jamali, Kaum Santri dan Tantangan Kontemporer, dalam Pesantren Masa Depan, ed. Marzuki Wahid, et.al, Bandung: Pustaka Hidayah, 1999, 143.

17

(20)

memiliki background keislaman kurang dan tetap diterima menjadi

mahasiswa di IAIN Salatiga.

Memang benar kualitas beberapa mahasiswa IAIN Salatiga ternyata

masih ditemukan ada yang kurang memuaskan. Dalam bidang kompetensi

keislaman, masih ada beberapa mahasiswa yang belum lancar dalam

membaca Al-Qur‟an, masih lupa bacaan shalat atau lebih parahnya ada

beberapa bacaan shalat yang belum hafal, serta kurang dalam pemahaman

ajaran-ajaran syari‟ah Islam. Surat Al-Fatehah yang semestinya dikuasi umat

islam setingkat mahasiswa, ternyata tidak seperti tersebut keadaannya.18

Maka masih dibutuhkan dukungan besar untuk menjawab permasalahan

kompetensi keislaman tersebut.

Bekal kompetensi keislaman yang masih dinilai kurang, ditemukan

pada mahasiswa jurusan selain Pendidikan Agama Islam (PAI) dan

Pendidikan Bahasa Arab (PBA). Jurusan yang masih banyak unsur umum

dalam ajaran perkuliahannya memberikan pilihan yang realistis untuk

ditempuh bagi calon mahasiswa. Hasilnya banyak mahasiswa pada jurusan

tersebut memilki kompetensi keislaman yang kurang sebanding dengan

mahasiswa jurusan PAI dan PBA.19

Analisis awal penelitian, ternyata permasalahan di atas sudah

diantisipasi untuk dicarikan jalan penyelesaiannya. Lembaga IAIN Salatiga

sebagai objek lokasi penelitian, mencoba memberikan bekal kompetensi

18

Observasi pada pertemuan ujian diagnostik Keislaman mahasiswa IAIN Salatiga, 03,08,2014

19

(21)

keislaman yang cukup baik dengan jalan melalui program-program

akademika. Lembaga melalui unit penjaminan mutu mahasiswa, memberikan

sejenis tes diagnostik, program mentoring perkembangan keislaman

mahasiswa, praktek ibadah. IAIN menerapkan pula pendukung lain untuk

bisa membekali mahasiswa dengan berbagai macam hasanah keilmuan Islam,

misal dari kuliah umum, mata kuliah SIBA-SIBI yang berkosentrasi pada

bahasa, serta beberapa seminar nasional dan lainnya.

Melalui program mentoring, mahasiswa dengan masa lalu

pendidikan yang berwarna akan terlihat. Pengaruh yang tidak bisa dipungkiri

yaitu warna pendidikan yang pernah ditempuh sebelumnya oleh mahasiswa.

Dari tingkat SD, SMP, SMA atau yang setara, serta kultur lingkungan

keseharian dalam masyarakat seperti yang dijelaskan sebelumnya justru bisa

membawa andil besar pula dalam memberikan bekal kompetensi keislaman

setiap mahasiswanya.

Langkah mentoring diberikan oleh dosen-dosen kepada mahasiswa

setelah ujian diagnostik dilaksanakan atau saat calon mahasiswa sudah

dinyatakan menjadi mahasiswa IAIN Salatiga yaitu pada semester I.

Sebelumnya melalui unit Komdais, program mentoring diharapkan bisa di

berikan kepada mahasiswa selama semester 1 dan 2. Kondisi nyatanya setelah

mahasiswa menempuh semester 2, mahasiswa sudah berhak memilih jam

perkuliahan yang diinginkan. Maka sulit untuk mempertemukan kelompok

(22)

Kompetensi keislaman mahasiswa pada konsentrasi penelitian ini

adalah terhadap pengamalan ibadahnya seperti penguasaan Al-Qur‟an,

menghafal bacaan dan gerakan shalat. Karena pengamalan ibadah mahasiswa

bisa menjadi tolak ukur kompetensi keislaman mahasiswa berada dalam

tingkatannya.

Analisis realitas keislaman mahasiswa IAIN Salatiga secara akurat

merupakan titik tolak dilakukannya penelitian ini. Diharapkan, analisis

tersebut bermanfaat dalam merumuskan model kebijakan, regulasi, dan

pendekatan yang relevan dan efektif dalam menanamkan nilai-nilai keislaman

dan meningkatkan kompetensi keislaman pada kalangan mahasiswa.

Permasalahan mengapa masih banyak anggapan negatif yang timbul

dari kalangan umum tentang masih kurang memuaskannya kompetensi

lulusan mahasiswa IAIN Salatiga bisa menjadi salah satu tujuan yang ingin

dicapai dalam penelitian ini. Untuk lembaga IAIN Salatiga, apakah

permasalahan timbul dari awal seleksi mahasiswa yang kurang selektif

ataukah pembelajaran dalam perkuliahan yang kurang diterima menyeluruh

oleh mahasiswa. Kurang pro-aktifnya mahasiswa dalam mengikuti segala

bentuk proses di dalam maupun di luar pembelajaran, background dari

lingkungan mahasiswa yang baru mengenal pendidikan agama di perguruan

tinggi, ataukah faktor lain.

Penulis menemukan hampir semua pihak yang ada di IAIN Salatiga

punya kerisauan terhadap permasalahan di atas. Salah satu sumber besar

(23)

mahasiswa itu sendiri.20 Kultur lingkungan yang kurang mendukung mereka

dari kecil sampai pada status mahasiswa untuk mengenyam serius bangku

pendidikan agama formal maupun nonformal. Bekal pendidikan agama yang

hanya dirasakan diwaktu usia dini dan menjauh dimasa remajanya.

Tidak jarang beberapa program yang ada untuk mendukung kualitas

kompetensi mahasiswa di IAIN Salatiga terasa masih kurang maksimal.

Namun penulis juga tidak menampik, bahwa masih ada dosen yang memakai

metode pembelajaran yang sudah seharusnya ditinggalkan karena dirasa

kurang maksimal digunakan untuk menyampaikan materi kepada mahasiswa.

Kemudian tidak ketinggalan gema kompetisi yang kurang terasa

dikumandangkan oleh sebagian dosen sehingga terkesan tidak ada bedanya

dengan pembelajaran dibangku SMA juga dirasa membawa pengaruh besar.

Keadaan umum tersebut menarik sekali untuk menjadi penelitian agar

ditemukan minimal arah jawaban dalam penelitian ini, dengan judul

penelitian “Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa IAIN Salatiga

Angkatan Tahun 2012”.

B. Rumusan Masalah

Seperti telah dijelaskan di atas bahwa penelitian ini berkonsentrasi pada

analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Oleh karena itu,

permasalahan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

20

(24)

1. Bagaimanakah profil kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga

angkatan tahun 2012?

2. Bagaimana hasil analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga

angkatan tahun 2012?

C. Signifikansi Penelitian

Penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mendeskripsikan realitas kompetensi keislaman mahasiswa IAIN

Salatiga angkatan tahun 2012,

2. Untuk menjelaskan hasil analisis kompetensi keislaman mahasiswa IAIN

Salatiga angkatan tahun 2012.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan turut serta memberikan kontribusi secara teoretis

dan praktis. Secara teoritis penelitian ini dapat bermanfaat antara lain :

1. Hasil temuan dari penelitian ini bisa dijadikan dasar nyata ilmiah untuk

kemudian menemukan korelasi-korelasi fenomena yang bisa diangkat dan

diteliti secara detail dalam penelitian berikutnya.

2. Memberikan kontribusi yang berdaya guna secara teoretis dan

metodologis bagi kepentingan akademis IAIN Salatiga dalam bidang

pengkajian dan perkembangan pencapaian kompetensi keislaman

(25)

3. Dapat dijadikan acuan dan strategi bagi civitas akademika IAIN Salatiga

dalam meningkatkan segala aspek pendukung perkembangan kompetensi

keislaman mahasiswa.

Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk

dijadikan:

1. Informasi bagi semua pihak yang berkompeten untuk mencetak

mahasiswanya menjadi lulusan yang unggul.

2. Bahan masukan bagi dosen dalam merencanakan, melaksanakan, dan

pengawasan serta mengevaluasi semua konsep kegiatan yang

direncanakan untuk perkembangan kompetensi keislaman mahasiswa.

3. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk

mengetahui tingkat kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.

E. Kajian Pustaka

Banyak data yang bisa menunjukkan bahwa mahasiswa menjadi objek yang

diteliti. Dan bisa menjadi kajian pustaka untuk penulisan penelitian ini.

Termasuk dari pihak dosen IAIN Salatiga ada yang meneliti tentang

mahasiswanya. Hampir serupa dilakukan oleh Muh. Saerozi pada tahun 2014

dengan penelitian yang berjudul “Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan

Salat dan Artinya”. Menggunakan analisis data kuantitatif-eksploratif dalam

kesimpulannya menyebutkan:

(26)

berjumlah 39,7%. Mahasiswa yang dapat menulis bacaan salat dengan huruf Arab seadanya tanpa syakal berjumlah 26%. Mahasiswa yang mampu menulis sebagian besar bacaan salat berjumlah 31%. Masih ada 2,3% mahasiswa yang hanya mampu menulis sebagian kecil dari bacaan salat (iftitah, al-fatihah, dan tasyahud).21

Penelitian yang akan dilaksanakan ini setidaknya memiliki kesamaan

dengan penelitian yang telah disebutkan di atas. Pertama, lembaga yang

diteliti adalah IAIN Salatiga. Kedua, aspek yang diteliti adalah kemampuan

mahasiswa. Sedangkan aspek pembeda dengan penelitian-penelitian tersebut

adalah fokus konsentrasi, khusus tentang kompetensi keislaman mahasiswa.

Kemudian penelitian dalam jurnal Al-Azhar oleh kelompok

Abdullah Hakam Shah, Nur Hizbullah dan M. Risman dengan judul “Potret

Keislaman Mahasiswa Universitas Al-Azhar Indonesia”. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kuantitatif-deskriptif dengan kesimpulan berikut:

Dalam penelitian ini terungkap bahwa ketiga aspek keislaman (akidah, ibadah dan akhlak) dikalangan mahasiswa UAI angkatan 2008, 2009 dan 2010 tidaklah paralel. Aspek akidah mereka relatif baik dengan prosentase kategori tinggi mencapai 23% dan yang rendah “hanya” 14,3%. Namun dalam aspek ibadah perbandingannya terbalik, dan semakin memprihatinkan dalam aspek akhlak. Menariknya, dalam aspek akidah, item-item dengan poin rendah justru yang terkait dengan isu-isu aktual.22

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Pramudi Utomo dengan

judul “Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui Peran

Sivitas Akademika”.

Tujuan mulia pedampingan Agama Islam adalah membantu proses transfer nilai-nilai keislaman kepada mahasiswa agar nilai-nilai itu dapat

21

Muhammad Saerozi, Pemahaman Mahasiswa terhadap Bacaan Salat dan Artinya,

Salatiga: Penelitian STAIN Salatiga, 2014.

22

(27)

diserapkan dan diamalkan untuk kemudian mereka menjadi insan kamil. Karena itulah strategi pembinaan perlu dilakukan.23

Beberapa penelitian di atas dirasa cukup untuk bisa saling

melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Akan tetapi penulis sejauh ini

belum menemukan penelitian tentang kompetensi keislaman fokus pada

mahasiswa. Maka dari itu penulis mencoba meneliti hal tersebut dengan

subjek mahasiswa di IAIN Salatiga.

F. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini bisa dimasukkan dalam kategori penelitian lapangan (field

research) yaitu mengadakan penelitian terhadap objek yang dituju untuk

memperoleh data yang benar dan terpercaya tentang analisis kompetensi

keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.

Penelitian yang dilaksanakan di lapangan adalah meneliti

masalah yang sifatnya kualitatif, yakni prosedur data penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.24

Mahasiswa dari perwakilan yang dipilih acak oleh peneliti akan

menjadi objek penelitian. Kompetensi keislaman pada masing mahasiswa

yang dipilih akan dianalisis untuk bisa dijadikan data temuan kondisi

realitas kompetensi keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.

23

Pramudi Utomo, Memantapkan Pembinaan Keislaman Mahasiswa Melalui Peran Sivitas Akademika, Yogyakarta: disampaikan pada acara Workshop Pengembangan PAI UNY, 30/11/2008.

24

(28)

2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini memiliki tujuan eksploratif, yaitu berusaha menemukan

masalah-masalah terhadap tingkat kompetensi keislaman mahasiswa

IAIN Salatiga. Misalnya masih banyak ditemukan lulusan yang masih

lemah terhadap penguasaan ilmu keislaman, padahal masyarakat pada

umumnya mengharapkan lulusan IAIN yang unggul.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat

deskriptif analisis yaitu suatu bentuk penelitian yang paling dasar.

Ditujukan untuk mendiskripsikan atau menggambarkan

fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena-fenomena yang bersifat alamiah ataupun

rekayasa manusia.25 Menurut beberapa ahli, metode deskriptif analitis

dapat diartikan sebagai berikut:

a. Whitney menjelaskan metode deskriptif analitis merupakan metode pengumpulan fakta melalui interprestasi yang tepat. Metode ini ditujukan untuk mempelajari permasalahan yang timbul dalam masyarakat pada situasi tertentu, termasuk di dalamnya hubungan masyarakat, kegiatan, sikap, opini, serta proses tengah berlangsung dan pengaruhnya terhadap fenomena tertentu dalam masyarakat.

b. Soegiyono, menjelaskan metode deskriptif analitis merupakan metode yang bertujuan mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap suatu objek penelitian yang diteliti melalui sampel atau data yang telah terkumpul dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.26

Dalam studi ini peneliti berusaha untuk tidak melakukan

manipulasi atau memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap

subjek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa

25

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, 72.

26

(29)

adanya.27 Dengan sumber penelitian dari pengalaman atau cerita secara

terperinci, pengumpulan data melalui wawancara atau cerita fakta yang

dikumpulkan serta data pendukung fakta di lapangan. Sehingga

penelitian deskriptif ini termasuk dalam jenis studi perkembangan

tahapan dan studi tindak lanjut. Dimana penelitian ini menggunakan

periode waktu dalam tahapan meneliti tingkat kecapaian kompetensi

keislaman mahasiswa IAIN Salatiga.

3. Sumber Data

Maksud dari sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data

diperoleh. Maka yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah

tempat, informan dan pelaku atau subjek penelitian. Sumber data primer

(utama) dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data sekunder (tambahan) seperti dokumen dan foto.28

Berhubungan dengan tempat, peneliti melakukan penelitian

langsung pada IAIN Salatiga. Sedangkan informan adalah orang dalam

pada latar penelitian, dan orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian.29

4. Subjek Penelitian

Subjek penelitian atau responden adalah orang yang diminta

untuk memberikan keterangan tentang suatu fakta atau pendapat.

27

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode…..…., 18.

28

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007,157.

29

(30)

Sebagaimana dijelaskan oleh Arikunto subjek penelitian adalah subjek

yang dituju untuk diteliti oleh peneliti.30

Penentuan subjek penelitian dalam penelitian ini digunakan

untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan secara jelas dan

mendalam. Penentuan subjek penelitian atau responden dalam penelitian

ini dilakukan dengan cara proportionate stratified random sampling,

adalah teknik sampling yang digunakan bila populasi mempunyai

anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional.31

Jadi dari keterangan di atas, subjek penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah cuplikan/sampel dari populasi dengan

mengambil 2 mahasiswa nilai tertinggi pada setiap kelompok kualitas

nilai keislaman masing-masing jurusan.

5. Teknik Pengumpulan data

Teknik pengumpula data pada penelitian kualitatif lebih diintensifkan

dengan wawancara yang lebih mendalam, observasi dan pengumpulan

dokumen (dokumentasi) yang lebih intensif.32

Teknik yang pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah observasi lapangan, wawancara serta dokumentasi.

Analisa data dilakukan dengan menjabarkan dan menganalisa segala

fenomena yang ditentukan di lapangan, mencari informasi dengan

wawancara pihak yang terkait sebagai pendukung informasi penelitian

30

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 145.

31

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: ALFABETA, 2012, 93.

32

(31)

sehingga menghasilkan kesimpulan objektif. Selanjutnya menelaah data

dan menyusun dalam satu kesatuan yang terimplementasi data.

Karenanya langkah-langkah yang akan ditempuh penulis sebagai berikut:

a. Mencari dan mengumpulkan data dari penulusuran observasi lapangan

melalui wawancara yang dilakukan secara terpimpin. Oleh karena itu,

peneliti menyiapkan pertanyaan sesuai dengan masalah-masalah yang

ditemukan dalam data.33 Wawancara langsung dengan sumber utama

(para dosen, mahasiswa, serta komponen yang mendukung lainnya)

berkenaan apa saja yang berhubungan dengan kompetensi keislaman

mahasiswa IAIN Salatiga.

Proses wawacara dalam hal ini dilakukan secara semi struktur,

dilakukan agar proses wawancara dapat berlangsung secara tepat, tidak

kaku dan terarah, untuk menggali informasi yang dibutuhkan berkaitan

dengan materi penelitian sesuai dengan kebutuhan. Melalui wawancara

diharapkan untuk mendapatkan data berupa tulisan/dokumen maupun

informasi yang diinginkan berbentuk percakapan.

b. Metode observasi digunakan untuk menggali informasi melalui

pengamatan secara langsung terhadap kondisi obyek penelitian.

Observasi sebagai metode ilmiah yang biasa diartikan suatu

pengamatan dan pencatatan secara sistematis tentang

venomena-venomena yang diselidiki. Observasi sebagai alat pengumpulan data

banyak digunakan untuk mengukur tingkah laku individu ataupun

33

(32)

proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi

yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan.34

Observasi dilakukan untuk memperoleh informasi real tentang

keislaman mahasiswa. Dalam observasi diusahakan untuk mengamati

keadaan yang sebenarnya tanpa usaha mempengaruhi, mengatur dan

memanipulasinya. Observasi juga dilakukan bila belum banyak

keterangan dimiliki tentang masalah yang kita selidiki.

c. Dokumentasi merupakan metode untuk mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya.35 Metode dokumentasi

ini penulis gunakan untuk memperoleh data-data yang ada sebagai

pelengkap dan pendukung penelitian.

d. Melakukan sejumlah langkah metodologis terhadap data yang telah

terkumpul, antara lain analisis, komposisi, klasifikasi dan deskripsi

masalah dalam kerangka pembahasan yang telah ditentukan.

e. Melengkapinya dengan beberapa teori yang bisa menjadi pendukung

atau bersangkutan dengan pokok pembahasan.

f. Mencoba memberikan kesimpulan yang diharap bisa menjadi sedikit

sumbangsih saran dalam permasalahan pokok pembahasan.

34

Nana Sudjana, Ibrahim, Penelitian dan Panduan Pendidikan, Bandung: Sinar Baru, 1989, 109.

35

(33)

6. Teknik Analisis Data

Proses analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

data kualitatif. Seperti menurut Bodgan & Biklen yang dikutip Lexy J.

Moleong bahwa teknik analisis data kualitatif merupakan upaya yang

dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasi data,

memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistensisnya,

mencari dan menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.36

Proses pengumpulan data dan analisis data pada praktiknya

tidak mutlak dipisahkan. Kegiatan itu kadang-kadang berjalan secara

serempak, artinya hasil pengumpulan data kemudian ditindak lanjuti

dengan menganalisis data, kemudian hasil analisis data ini ditindak

lanjuti dengan pengumpulan data ulang. Proses analisis data dalam

penelitian ini mengandung tiga komponen utama yaitu:37

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak

perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga

kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. Maka

dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari sumber data utama,

yaitu hasil data perolehan nilai tes diagnostik yang digunakan untuk

36

Lexy J. Moloeng, Metodologi ……….248.

37

(34)

menentukan tingkat kompetensi keislaman mahsiswa IAIN Salatiga

disusun secara sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai

dengan tujuan penelitian.

Begitupun data yang diperoleh dari hasil wawancara dosen

(yang pernah menjadi kepala unit KOMDAIS) disusun secara

sistematis agar memperoleh gambaran yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Diperkuat hasil wawancara dari mahsiswa yang sudah

dipilih untuk menjadi objek penelitian.

b. Penyajian Data (Display Data)

Dalam hal ini, Matthew B. Miles dan A. M. Huberman

membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Jadi data yang sudah direduksi dan

diklasifikasi berdasarkan kelompok masalah yang diteliti sehingga

memungkinkan adanya penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Data yang sudah disusun secara sistematis pada tahapan

reduksi data, kemudian dikelompokkan berdasarkan pokok

permasalahannya. Hasil tes diagnostik, mentoring yang diberikan

mahasiswa dan hasil wawancara dikumpulkan sehingga peneliti dapat

mengambil kesimpulan terhadap analisis kompetensi keislaman

mahasiswa IAIN Salatiga.

c. Verifikasi (Menarik Kesimpulan)

(35)

berdasarkan tema yang diteliti, untuk menemukan makna dari data

yang dikumpulkan. Beberapa data hasil observasi lapangan akan

memberikan gambaran penuh untuk peneliti bisa memberikan

kesimpulan data. Kemudian kesimpulan diverifikasi selama penelitian

berlangsung hingga mencapai kesimpulan yang lebih mendalam.

Ketiga komponen analisa tersebut terlibat dalam proses

observasi lapangan akan saling berkaitan, sehingga menentukan hasil

akhir dari penelitian data yang disajikan secara sistematis berdasarkan

tema-tema yang dirumuskan. Data yang dihasilkan dalam observasi

digunakan untuk interpretasi data. Kemudian kesimpulan ditarik setelah

diadakan cross chek terhadap sumber lain melalui wawancara dan

pengamatan dilapangan tempat penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dimaksudkan untuk memudahkan dalam memahami

permasalahan dan pembahasan, maka penulisan penelitian ini menggunakan

dengan sistematika sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini dikemukakan Latar Bekang Masalah, Perumusan

Masalah, Signifikansi Masalah, Manfaat Penelitian, Metode

Penelitian, Kajian Pustaka, Penelitian Terdahulu yang relevan dan

(36)

Bab II Tinjauan Teori

Bab ini menguraikan teori-teori tentang kompetesi dasar keislaman

mahasiswa antara lain: pengertian kompetensi; komponen

kompetensi; keislaman mahasiswa, dan pentingnya kompetensi

keislaman bagi mahasiswa IAIN Salatiga.

Bab III Proses yang Dilalui Mahasiswa IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012

dalam Pencapaian Kompetensi Keislaman.

Bab ini memaparkan profil IAIN Salatiga, realitas nilai Komdais

mahasiswa, dan nilai 4 matakuliah keislaman mahasiswa IAIN

Salatiga angkatan Tahun 2012.

Bab IV Hasil Analisis Kompetensi Keislaman Mahasiswa IAIN Salatiga

Angkatan Tahun 2012.

Bab ini menjelaskan data perkembangan mahasiswa tentang kualitas

keislaman dari perolehan hasil uji Komdais mahasiswa dengan 4

matakuliah keislaman; hasil beberapa wawancara pada mahasiswa

IAIN Salatiga.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan yang diperoleh dari hasil

analisis dan pembahasan, serta saran-saran yang diharapkan dapat

(37)

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.Pengertian Kompetensi Keislaman

1. Pengertian Kompetensi

Kompetensi memiliki beberapa arti, secara etimologis kompetensi berasal

dari Bahasa Inggris yaitu competence yang artinya well-qualified atau

capabily. Dalam bahasa Indonesia bisa diterjemahkan menjadi

berkualifikasi atau mempunyai kualifikasi atau mampu atau mempunyai

kemampuan.38 William D. Powel dalam aplikasi Linguist Version

berpendapat kompetensi berasal dari kata “competency” merupakan kata

benda yang diartikan sebagai kecakapan (kemampuan dan kompetensi)

dan wewenang. Kata sifat dari kompetensi adalah competent yang berarti

cakap, mampu dan tangkas.39 Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia

kompetensi adalah kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu

hal. Pengertian dasar kompetensi adalah kemampuan atau kecakapan.40

Beberapa ahli berpendapat tentang kompetensi. Seperti halnya

Usman yang dikutip oleh Kusnandar mengatakan bahwa kompetensi

merupakan suatu hal yang menggambarkan kualifikasi atau kemampuan

38

Frederick C. Mish, Merriam-Webster’s Collegiate Dictionary, Springfield, MA: Merriam Webster, Inc. 2003, 257.

39

William D. Powel, Linguist Version 1.0, PT. Atlantis Programma Prima, 1997, 142.

40

(38)

seseorang, baik yang kualitatif.41 Susana menyebutkan pengertian

kompetensi adalah pengetahuan ketrampilan dan nilai-nilai yang

direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Suatu kompetensi

dapat berupa pernyataan tentang apa yang dilakukan siswa secara terus

menerus atau menetap dalam suatu rumpun mata pelajaran pada suatu

tingkat tertentu.42

Menurut pendapat Vendien C. Lynn, bahwa “competence my range

from recall and understanding of fact and concepts, to advanced motor

skill, to teaching behaviours and professional values”. Kompetensi dapat

meliputi pengulangan kembali fakta-fakta dan konsep-konsep sampai pada

ketrampilan motor lanjut hingga pada perilaku-perilaku pembelajaran dan

nilai-nilai profesional.43

Asmani juga memberikan pengertian kompetensi adalah

merupakan suatu kesatuan yang utuh yang menggambarkan potensi,

pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dinilai terkait dengan profesi

tertentu berkenaan dengan bagian yang dapat diaktualisasikan dan

diwujudkan dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi

tertentu.44 Menurut Hall dan Jones, kompetensi adalah pernyataan yang

menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang

41

Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi Sertifikasi, 2007, 51.

42

Tjipto Susana, PR dan Pelajaran Sulit Bisa Menyenangkan, Yogyakarta: Kanisius, 2006, 55.

43

C. Lynn Vendien, Physical Education Teacher Education, Newyork: Chichester Brisbone Toronto Singapura, 1985, 33.

44

Asmani, Jamal Ma‟ruf, 7 Kompetensi Guru Menyenangkan dan Profesional,

(39)

merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat

diamati dan diukur. Selanjutnya Richards menyebutkan bahwa istilah

kompetensi mengacu kepada perilaku yang dapat diamati, yang diperlukan

untuk menuntaskan kegiatan sehari-hari.45

Spencer dan Spencer dalam Hamzah B. Uno menjelaskan bahwa

kompetensi merupakan karakteristik yang menonjol bagi seseorang dan

menjadi cara-cara berperilaku dan berfikir dalam segala situasi, dan

berlangsung dalam periode waktu yang lama. Dari pendapat tersebut

dapat dipahami bahwa kompetensi menunjuk pada kinerja seseorang

dalam suatu pekerjaan yang bisa dilihat dari pikiran, sikap, dan perilaku.46

Menurut E. Mulyasa, kompetensi merupakan perpaduan dari

pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap yang direfleksikan dalam

kebiasaan berpikir dan bertindak. Pada sistem pengajaran, kompetensi

digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan profesional yaitu

kemampuan untuk menunjukkan pengetahuan dan konseptualisasi pada

tingkat yang lebih tinggi. Kompetensi ini dapat diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan dan pengalaman lain sesuai tingkat kompetensinya.47

Catano menjelaskan pengertian kompetensi dari berbagai sumber.

Beberapa diantaranya adalah:48

45

Masnur Muslich, KTSPPembelajaran Berbasis Kompetensi dan Konstektual: Panduan Bagi Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 15.

46

Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukuran Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, 63.

47

E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004, 37-38.

48

(40)

a. Boyatzis menjelaskan bahwa kompetensi adalah kombinasi dari motif,

sifat, keterampilan, aspek citra diri seseorang atau peran sosial, atau

suatu bagian dari pengetahuan yang relevan. Dengan katalain,

kompetensi adalah setiap karakteristik individu yang mungkin terkait

dengan kesuksesan kinerja.

b. Linkage menjelaskan bahwa pola karakteristik dan terukur pengetahuan,

keterampilan, perilaku, keyakinan, nilai-nilai, sifat dan motif yang

mendasari, dan kemampuan kerja cepat mengaplikasikan pekerjaan.

c. Manisfield menjelaskan bahwa keterampilan dan sifat-sifat yang

dibutuhkan oleh karyawan untuk menjadi efektif dalam pekerjaan.

d. Mirabile menjelaskan bahwa keterampilan, pengetahuan, kemampuan

dan perilaku yang diperlukan untuk terlaksananya tugas pekerjaan.

e. Miyawaki menjelaskan bahwa perilaku yang diperlukan untuk

meningkatkan kemampuan dasar dan untuk meningkatkan prestasi

kerja lebih tinggi.

f. Spencer & Spencer menjelaskan bahwa kompetensi adalah

karakteristik yang mendasari individu yang kausal berkaitan dengan

kinerja yang efektif dan/atau superior kriteria direferensikan dalam

pekerjaan atau situasi.

Dari beberapa pengertian di atas, kompetensi adalah pengetahuan,

keterampilan dan kemampuan yang diperoleh seseorang untuk dapat

melakukan sesuatu dengan baik. Dengan demikian kompetensi merupakan

(41)

keterampilan, maupun nilai dan sikap dorongan untuk untuk mempunyai

prestasi dan keinginan berusaha agar melaksanakan tugas dengan efektif.

Pada dasarnya kompetensi itu muncul dan berkembang melalui proses

belajar (learning process) dan melibatkan tiga domain yaitu: domain

kognitif, domain afektif, dan domain psikomotor. Kompetensi itu sendiri

termasuk dalam domain kognitif.49 Kognitif menurut Nasser dapat diartikan

sebagai proses melalui mana informasi yang berasal dari indera manusia

ditransformasikan, direduksi, dielaborasi, dikembangkan dan digunakan.

Informasi dalam hal ini berarti masukan sensoris (sensory input) yang

berasal dari lingkungan yang menginformasikan tentang hal-hal yang sedang

terjadi pada Individu.50

Bloom mengemukakan juga bahwa kompetensi sebagai hasil

belajar termasuk ke dalam arah kognitif yang aspeknya terdiri dari:

a. Pengertian, dapat diartikan sebagai kegiatan mengingat:

1) Fakta-fakta dan istilah-istilah,

2) Cara atau alat yang digunakan untuk membuat spesifikasi, dan

3) Melakukan abstraksi melalui pembuatan prinsip-prinsip,

generalisasi, teori, dan struktur.

b. Pemahaman, didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengerti lebih

dalam mengenai materi yang telah dipelajari melalui kegiatan:

1) Menterjemahkan,

2) Menafsirkan,

49

Benjamin Samuel Bloom, Taxonomy of Educational Objective: Handbook 7, New York: Cognative Domain, 2003, 18

50

(42)

3) Mengekstrapolasi informasi.

c. Penerapan, merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari dalam situasi tertentu.

d. Analisis, didefinisikan sebagai kemampuan merinci materi yang ada ke

dalam bagian-bagian dan membedakan:

1) Elemen-elemennya,

2) Hubungan-hubungannya, dan

3) Prinsip-prinsip organisasinya.

e. Sintesis, didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggabungkan

beberapa bagian menjadi satu kesatuan yang baru dalam bentuk:

1) Komunikasi yang unik,

2) Rencana operasi, dan

3) Seperangkat hubungan-hubungan yang abstrak.51

Dari definisi-definisi tersebut di atas, terdapat tiga hal pokok yang

tercakup dalam pengertian kompetensi, yaitu:

a. Kompetensi merupakan gabungan dari pengetahuan, keterampilan,

sikap, dan karakteristik dasar lainnya dari individu.

b. Kompetensi selalu berkaitan dengan perilaku.

c. Kompetensi merupakan kriteria yang mampu membedakan mereka

yang memiliki kinerja yang unggul dan yang rata-rata.

Jadi kompetensi adalah kemampuan untuk mencapai kompetensi

layak yang harus dimiliki oleh mahasiswa sesuai dengan status

51

(43)

pendidikannya. Kompetensi dasar mahasiswa merupakan seperangkat

penguasaan kemampuan, ketrampilan, nilai, dan sikap yang sudah dimiliki,

dihayati, dan dikuasai mahasiswa yang bersumber dari pendidikan,

pelatihan dan pengalamannya sehingga dapat menjalankan kecakapannya

serta lebih mengembangkannya kembali secara profesional.

2. Komponen Kompetensi

Penetapan makna kompetensi dalam Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional No. 232/U/2002 adalah seperangkat tindakan cerdas, penuh

tanggung jawab, yang dimiliki seseorang sebagai syarat kemampuan untuk

mengerjakan tugas-tugas dibidang pekerjaan tertentu. Dalam Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002, Seorang yang kompeten

harus dapat memenuhi persyaratan:

a. Landasan kemampuan pengembangan kepribadian,

b. Kemampuan penguasaan dan ketrampilan (know how and know why),

c. Kemampuan berkarya (know to do),

d. Kemampuan mensikapi dan berperilaku dalam berkarya dapat mandiri,

menilai dan mengambil keputusan secara bertanggungjawab (to be),

e. Dapat hidup bermasyarakat dengan bekerjasama, saling menghormati

dan menghargai nilai-nilai pluralisme, dan kedamaian (to live together).

Seseorang akan dikatakan kompeten pada suatu bidang, jika telah

(44)

Skill (Ketrampilan/ Psikomotorik), domain Knowledge (Pengetahuan/

Kognitif) serta domain Attitude (Sikap/Afektif).52

Menurut Spencer dan Palan, kompetensi terdiri dari 5 tipe

karakteristik yaitu:

a. Motif (kemauan konsisten sekaligus menjadi sebab dari tindakan),

b. Faktor bawaan (karakter dan respon yang konsisten),

c. Konsep diri (gambaran diri/Self-concept), semua ide, pikiran,

kepercayaan dan pendirian yang diketahui tentang dirinya dan

mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain.

d. Pengetahuan (informasi yang dimiliki seseorang dalam bidang tertentu),

e. Keterampilan (kemampuan melaksanakan tugas fisik atau mental).53

Gordon menjelaskan beberapa aspek atau ranah yang terkandung

dalam konsep kompetensi sebagai berikut:54

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu kesadaran dalam bidang kognitif.

b. Pemahaman (understanding), yaitu kedalaman kognitif.

c. Kemampuan (skill), yaitu sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk

melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.

d. Nilai (value), yaitu suatu standar perilaku yang diyakini dan secara

psikologis telah menyatu dalam diri seseorang.

52

Sugiyanto, dkk, “Penentuan Kompetensi Mahasiswa Berdasarkan Prestasi Akademik,

Sertifikat Kompetensi, Minat, dan Kegiatan Pendukung”, Jurnal Teknlogi Informasi, Volume 5, Nomor 2, 2009, 768.

53

Ronen Palan, Competence Management-A Practicionser’s Guide (Competency Management, teknik Mengimplementasikan Manajemen SDM Berbasis Kompetensi untuk Meningkatkan Daya Saing Organisasi). Terjemahan: Octa Melia Jalal. Jakarta: PPM. 2007.

54

(45)

e. Sikap (attitude), yaitu perasaan (senang-tidak senang, suka-tidak suka)

atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang dating dari luar.

f. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang melakukan sesuatu.

Kompetensi terkait dengan segala yang diketahui manusia tentang

dirinya maupun lingkungan. Asumantri berpendapat bahwa kompetensi

merupakan khasanah kekayaan mental langsung atau tidak langsung

dapat memperkaya kehidupan manusia. Kompetensi manusia dapat

memecahkan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya sehingga

kompetensi memiliki arti yang sangat penting dalam kehidupan manusia.55

Hal ini relevan dengan pendapat pakar di atas yang mengatakan

bahwa kompetensi sangat penting dalam kehidupan manusia karena

kompetensi pada hakikatnya merupakan produk kegiatan berpikir, artinya

kompetensi yang diwujudkan dalam pikiran manusia merupakan hasil

kegiatan berpikir, tentang informasi yang diterima.56

3. Pengertian Keislaman Mahasiswa

Menurut Kamus Arti Kata, keislaman adalah segala sesuatu yang

bertalian dengan Agama Islam.57 John L. Esposito menyatakan, “While we

commonly speak of ‘Islam’, in fact many Islams or interpretations of Islam

exist. The images and realities of Islam and of muslims are multiple and

diverse…” Garis besar pernyataan Esposito menggambarkan bahwa

realitas keislaman umat muslim beragam. Keadaan tersebut juga dapat

55

A Sumantri Suri, Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer, Jakarta: Sinar Harapan, 1990, 104.

56

A Sumantri Suri, Filsafat………105.

57

(46)

ditemukan dalam realitas keislaman mahasiswa IAIN Salatiga. Dengan

latar kultur keluarga, lingkungan, serta pendidikan yang mereka alami

sebelum menjadi mahasiswa, keragaman keislaman tersebut sangat wajar.

Dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan Muslim dari Umar

bin Khattab RA, Rasulullah SAW bersabda bahwa risalah yang

diembannya terdiri dari tiga unsur pokok, yaitu: akidah (iman), ibadah

(Islam), dan akhlak (ihsan). Ketiga unsur pokok inilah yang menjadi pilar

keislaman seseorang. Tiga aspek keislaman seseorang (akidah, ibadah dan

akhlak) tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.58

Unsur pokok keislaman mahasiswa dalam penelitian ini lebih

dikonsentrasikan pada profil wawasan ilmu-ilmu Islam yang dimiliki oleh

mahasiswa. Wawasan keislaman tersebut berupa pengalaman ibadah

mahasiswa dalam kesehariannya, seperti penguasaan Al-Qur‟an dan

menghafal bacaannya serta gerakan shalat. Karena keislaman mahasiswa

dalam penelitian ini mengikuti hasil uji Komdais berupa pengamalan

ibadah dilihat dari penguasaan Al-Qur‟an (kemampuan baca, tulis) dan

Fiqh (praktek ibadah dan aplikasi pengetahuannya) yang menjadi tolak

ukur bekal wawasan keislaman mahasiswa dalam penelitian.

Kemudian yang dimaksud kompetensi keislaman mahasiswa dalam

penelitian ini adalah kemampuan dan kecakapan yang dimiliki mahasiswa

IAIN Salatiga dari modal pengetahuan pendidikan dan pengamalan

ibadahnya dalam keseharian mereka. Penelitian dalam kompetensi dasar

58

(47)

keislaman ini difokuskan pada pengamalan ibadah keseharian mahasiswa,

seperti: penguasaan Al-Qur‟an, pengetahuan dan pengamalan ilmu Fiqh

dalam keseharian. Dan data bisa penulis dapat dari hasil ujian Komdais

yang diselenggarakan oleh IAIN Salatiga. Kemudian nilai hasil Komdais

tersebut dilihat perkembangannya dari hasil perkuliahan empat mata kuliah

yang mengandung ajaran Al-Qur‟an dan Fiqh.

B.Faktor Kompetensi Keislaman Mahasiswa

Kompetensi keislaman tersebut menjadi perhatian dalam penelitian ini karena

penulis melihat dalam realitanya opini masyarakat menilai bahwa mereka

mahasiswa IAIN Salatiga memiliki kompetensi keislaman memuaskan.

Namun menjadi kerisauan karena dalam faktanya penulis masih banyak

melihat pemandangan yang bisa menjadi nilai bahwa mahasiswa masih

banyak memiliki kompetensi kesilaman kurang.

Michael Zwell mengungkapkan bahwa terdapat beberapa faktor yang

dapat mempengaruhi kecakapan kompetensi seseorang adalah59:

1. Keyakinan dan nilai-nilai

Keyakinan orang tentang dirinya maupun terhadap orang lain akan

sangat mempengaruhi perilaku. Apabila orang percaya bahwa mereka

tidak kreatif dan inovatif, mereka tidak akan berusaha berpikir tentang cara

baru atau berbeda dalam melakukan sesuatu. Untuk itu setiap orang harus

59

(48)

berpikir positif tentang dirinya, maupun terhadap orang lain dan

menunjukkan ciri orang yang berpikir kedepan.

2. Keterampilan

Dengan memperbaiki ketrampilan, individu akan meningkat

kecakapannya dalam kompetensinya.

3. Pengalaman

Keahlian dari banyak kompetensi memerlukan pengalaman,

pengalaman dalam menyelesaikan masalah, dan sebagainya.

4. Karakteristik kepribadian

Kepribadian bukanlah sesuatu yang tidak dapat berubah.

Kepribadian seseorang dapat berubah sepanjang waktu. Orang merespon

dan berinteraksi dengan kekuatan dan lingkungan sekitar. Walupun

berubah, kepribadian cenderung berubah dengan tidak mudah.

5. Motivasi

Memiliki dorongan, apresiasi, memberikan pengakuan dan

perhatian individual dapat memberikan pengaruh baik pada motifasi.

6. Isu Emosional

Hambatan emosional membatasi penguasaan kompetensi. Misal

takut membuat kesalahan, menjadi malu, merasa tidak disukai atau tidak

(49)

7. Kemampuan Intelektual

Kompetensi tergantung pada pemikiran kognitif seperti, pemikiran

analitis, dan pemikiran konseptual.

Kemudian faktor pengaruh kompetensi keislaman mahasiswa IAIN

Salatiga dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor intern dan faktor ekstern.60

1. Faktor Intern

Faktor intern di sini adalah faktor yang berasal dari dalam diri

individu yang sedang belajar. Faktor intern ini terdiri dari dua yaitu faktor

fisiologis dan faktor psikologis.

a. Faktor Fisiologis (Kesehatan)

Faktor intern berupa kesehatan ini terbagi menjadi dua, yaitu

kesehatan jasmani dan rohani.61 Hal ini dapat dilihat ketika seorang

belajar dengan kondisi fisik yang terganggu, seperti sakit dan lainnya,

mengakibatkan tidak bersemangat melaksanakan proses pembelajaran,

sehingga hasil yang hendak dicapai tidak maksimal. Begitu juga dengan

kesehatan rohani (jiwa). Ketika seorang mengalami gangguan jiwanya,

seperti rasa kecewa, sedih, pikirannya terganggu atau lainnya, maka

semangat belajar berkurang sehingga pembelajaran pun terganggu.

b. Faktor Psikologis

Banyak faktor yang termasuk dalam faktor psikologis yang

dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan belajar (hasil

60

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1997, 144.

61

Gambar

Tabel 3.1 Panduan Pengelompokan Tingkat Kualitas Nilai Komdais93
Tabel 4.1 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Cumlaude
Tabel 4.2 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang Mendapat Nilai Komdais Sangat memuaskan
Tabel 4.3 Perkembangan Kompetensi Keislaman Mahasiswa yang
+2

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data dimaksudkan untuk mendapatkan kondisi rona lingkungan baik fisik, klimatologis maupun ekosistem/ lingkungan di bandara Hasanuddin saat ini serta kondisi

Összességében a nappali és levelező képzés esetében is elmondható, hogy a Debreceni Egyetem gyógypedagógiai képzésének beindításával az ELTE veszítette a

Program ini dilaksanakan dan dimasukkan dalam mata kuliah yang wajib di tempuh bagi mahasiswa yang akan mengambil PPL pada semester berikutnya. Persyaratan yang

10 Di dalam pengertian lain menurut Nazir (1988) adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penenlitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara si

Berdasarkan data produksi pada Mesin Press Jalur 5A Line , maka didapatkan bahwa jumlah Gross Stroke per Hour (GSPH) untuk pembuatan produk Y – 4001 tidak optimum,

Hal tersebut menjadi dasar penulis untuk melakukan penelitian agar penulis dapat menghasilkan sebuah desain karakter yang terlihat menarik, unik, serta sesuai dengan cerita yang

impulse buying memiliki kecenderungan pada level yang tinggi, berarti responden tertarik untuk melakukan pembelian produk secara tidak direncanakan atau impulse

Complete course of 0.5% tetracaine corneal anesthesia in rats and effect of pentadecapeptide BPC 157 (0.4 µg/eye), L-NAME (0.1 mg/eye) and/or L-arginine (2 mg/eye) administered