• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DI DESA GURUBENUA 2.1. Letak dan Luas Desa Gurubenua - Strategi Adaptasi Petani Jeruk dalam Pememenuhan Kebutuhan Hidup Pasca Serangan Hama Lalat Buah (Studi di Desa Gurubenua, Kecamatan. Munthe, Kabupaten. Karo)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DI DESA GURUBENUA 2.1. Letak dan Luas Desa Gurubenua - Strategi Adaptasi Petani Jeruk dalam Pememenuhan Kebutuhan Hidup Pasca Serangan Hama Lalat Buah (Studi di Desa Gurubenua, Kecamatan. Munthe, Kabupaten. Karo)"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

GAMBARAN UMUM MASYARAKAT DI DESA GURUBENUA

2.1. Letak dan Luas Desa Gurubenua

Desa Gurubenua berada di Kecamatan Munte Kabupaten Karo Propinsi Sumatra Utara.

Dari 22 desa yang terdapat di Kecamatan Munte, Desa Gurubenua memiliki luas daerah sekitar

1000 Hektar atau berkisar 1 Km2, walaupun tidak begitu luas tetapi mayoritas penduduk desa

memiliki lahan sendiri untuk dikelola.

Jarak Desa dengan kota Kecamatan 23 km, sedangkan jarak Desa kengan ibukota

Kabupaten berjarak 12 Km dan jarak Desa dengan ibukota Propinsi berjarak sekitar 89 Km.

Dengan batas-batas wilayah yakni :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Lausimomo, Desa Kutagearat

- Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kutambelin, Desa Kacinambun, Desa Singa

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kaban tua, dan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Barungkersap

Susunan pemukiman Desa Gurubenua terpusat dan melingkar, yang dimana pemukiman

penduduk dikelilingi oleh perladangan masiarakat. Tata ruang Desa Gurubenua lumayan rapi

yang dimana rumah-rumah penduduk dibangun berbaris rapi dan berbentuk gang yang dimana

jalan di gang tersebut sebagian dapat dilalui oleh kendaraan roda empat sebagian lagi kendaraan

roda dua. Bentuk jalanya sebagian sudah menjadi jalan permanen yang dimana jalan tersebut

(2)

2.2. Sejarah Singkat Desa Gurubenua

Desa Gurubenua merupakan salah satu desa dari 22 desa yang ada di Kecamatan Munte

Kabupaten Karo. Desa ini merupakan desa yang memiliki mayoritas suku bangsa Karo yang

berasal dari Tanah Karo. Simantek kuta Desa Gurubenua adalah marga Ginting suka, yang

dimana kalimbubunya bermarga Sinuraya. Desa Gurubenua juga dihuni oleh sangkap geluh11

Sejak tahun 1975 sistem pemerintahannya di pimpin oleh seorang kepala desa, untuk

menjadi kepala desa memiliki perjuangan yang sangat besar,dimana setiap calon kepala desa

harus mendapat simpati dari masiarakat, dari tingkah laku dan sumbangsinya terhadap Desa

Gurubenua, karena system pemilihan kepala desa dilakukan dengan cara memungutan suata.

Selama periodenya telah lima kali melakukan pergantian kepala desa yang diantaranya adalah: Marga Ginting suka dengan seninanya. Begitujuga dengan sangkep geluh yang lainnya yang

terdiri dari anak beru yaitu marga Sembiring Milala.

Kehidupan sosial didesa Guarubenua cukup mengesankan, karena pada dasarnya kondisi

geografis yang cukup dekat dari Ibukota Kabupaten yaitu Kabanjahe. Namun, dari sektor

pendidikan daerah ini cukup baik dari segi infrastruktur maupun secara structural walaupun

hanya terdapat satu sekolah dasar negeri yang ada di desa ini. Hal ini tampak pada tingkat

pendidikan mayoritas penduduknya yang masih tinggi. Menurut data menunjukkan bahwa

rat-rata penduduk Gurubenua masih memiliki tingkat pendidikan sampai

Desa Gurubenua dibagi dua Kesain (wilayah) yaitu Kesain Milala dan Kesain Kenjulu adanya pembagian wilayah ini didasari karena letak geografis dan bentuk masuarakat yang

tinggal di wilayah tersebut.

11

(3)

1. Torong Ginting (1975-1982) pada masa ini kepala desa memimpin selama 7 tahun

2. Gambo Ginting (1982-1987) pada masa ini juga masih 7 tahun namun karena

meninggalnya kepala desa tersebut digantikan sementara oleh sekertaris desa

3. Mulihi Sinulingga (1987-1989) ini adalah kepala desa pengganti yang di angkat olek

masiarakat.

4. Karlim Prangin-angin (1989-2003) pasa masa ini kepala desa memiliki masa jabatan

selama 5 tahun karena sudah keluarnua peraturan daerah yang menyatakan massa

kepemimpinan kepala desa dalam 1 priode adalah 5 tahun.

5. Kincar Sinuraya (2003- Sekarang) kepala desa tersebud sudah 3 priode menjabat sebagai

kepala desa di Desa Gurubenua.

Adapun susunan pemerintahan Desa Gurubenua pada tahun 2013-2018 adalah sebagai

berikut:

Kepala Desa : Kincar Sinuraya

Sekertaris Desa : Lsrid Sinursys

Bendahara Desa : Sinar Ginting

Kepala urusan Pemerintahan : Sue Ginting

Kepala urusan Pembangunan : Bejeng Ginting

Kepala urusan Umum : Helpian Sinuraya

2.3 Kelembagaan Desa Gurubenua

Kelembagaan di Desa Gurubenua dapat dibagi menjadi dua yaitu kelembabaan formal

(4)

(Badan Perwakilan Desa), koprasi, Kelompok Tani, Karang Taruna, Puskesmas. Lembaga non

formal seperti kelembagaan yang berlandaskan agama dan klan marga. Lembaga formal dan non

formal dapat kita lihat dalam tanel berikut:

Tabel 2.1 Lembaga formal dan non formal yang ada di Desa Gurubenua

DESA GURUBENUA

Lembaga formal Lembaga non formal Tiga prioritas utama

1. Pemerintahan Desa

Jumlah penduduk Desa Gurubenua Kecamatan Munte Kabupaten Karo pada pada

february 2014 adalah 1992 jiwa. Terdiri dari laki-laki 1006 orang dan perempuan berjumlah 986

orang. Jumlah kepala keluarga (KK) 473 KK. Seluruh penduduk di Desa Gurubenua ini adalah

warga Negara Indonesia atau penduduk peribumi.

Penduduk Desa Gurubenua sebagian besar menganut agama Keristen protestan 58%

(GBKP 38%, GSRI 9%, GPDS 11% ) Katolik 26% dan beragama Islam 16%. Mayoritas

(5)

72 jiwa. Alasan kelompok pendatang ke Desa Gurubenua bermacam-macam, sebagian karena

menikah dengan warga desa, sedangkan sebagian datang sebagai pekerja atau disebut aron.

2.5 Sistem Kekerabatan Masyarakat Desa Gurubenua

Sistem kekerabatan adalah bentuk awal dari organisasi manusia sebelum berkembang

menjadi organisasi sosial, politik dan internasional. Kekerabatan didasarkan ikatan perkawinan,

dari perkawinan akan lahir anak, cucu, lalu berkembang menjadi organisasi manusia dan

didasarkan kepada pertalian darah. Sistem kekerabatan dan pertalian darah ini akan berkembang

menjadi suku (clan) dan suku bangsa yang kemudian membentuk organisasi didasarkan kepada

persamaan kebudayaan (Paz, 1997:7). Sistem kekerabatan pada masyarakat Desa Gurubenua

bersifat patrilineal yang mengambil garis keturunan dari ayah. Sistem kekerabatan tersebut masih

berlaku bagi mereka sampai sekarang ini. Sistem kekerabatan ini sudah berlangsung sejak lama,

yang menyebabkan masyarakat di Desa Gurubenua menjadi keluarga yang luas yang tidak hanya

terdiri dari satu suku bangsa saja. Dalam sistem perkawinan, mereka juga tidak mewajibkan

keturunan-keturunannya harus menikah dengan satu suku bangsa saja yang mayoritas dari

mereka bersuku bangsa Karo tetapi mereka memberikan kebebasan kepada anak-anaknya yang

telah dewasa untuk memilih dan menentukan pasangannya sendiri. Bagi mereka semua suku itu

sama, asalkan mereka itu seiman dan saling suka. Sementara itu, kebanyakan dari masyarakat

yang tinggal di Desa Gurubenua umumnya adalah beragama Keristen.

Sistem kekerabatan yang terjalin pada masyarakat Desa Gurubenua adalah berdasarkan

sistem kekeluargaan. Oleh karena itu, setiap mengambil keputusan baik dalam hal apapun

keluarga mempunyai peranan yang sangat penting, khususnya dalam hal perkawinan anak-anak

(6)

sakral dan dalam proses pelaksanaannya harus sesuai dengan adat-istiadat yang berlaku dalam

tatanan kehidupan masyarakat Karo. Kebanyakan dari masyarakat Desa Gurubenua menikah

dengan perempuan atau laki-laki di luar wilayahnya, misalnya kaum laki-laki dari Desa

Gurubenua yang kebanyakan mendapatkan jodohnya diluar dari Desa Gurubenua. Oleh karena

itu, masyarakat yang tinggal di Desa Gurubenua masih mempunyai hubungan persaudaraan satu

sama lainnya meskipun terdiri dari beberapa daerah yang berbeda.

Dalam sistem perekonomiannya, mereka menyangkut-pautkan hubungan kekerabatan

dengan sistem mata pencaharian. Misalnya saja, dalam pemilikan kebun ataupun lahan pertanian,

setiap orang dalam keluarganya terutama kaum laki-laki mendapatkan warisan dari orang tuanya,

begitu juga seterusnya dengan keturunan-keturunanya dalam memiliki lahan/kebun yang

nantinya akan mereka kelola sendiri, namun setiap anggota keluarga dapat menambah usaha

yang ingin dikelolanya dari hasil jerih payahnya sendiri baik itu dalam bentuk lahan, sektor

usaha maupun yang lainnya. Dengan demikian, pemilikan lahan/kebun di Desa Gurubenua

merupakan kepemilikan yang bersifat kekeluargaan dan berorientasi pada hubungan

kekerabatan.

Sementara itu, mata pencaharian utama penduduk Desa Gurubenua adalah bertani. Para

petani di Desa Gurubenua juga masih memiliki hubungan persaudaraan yang erat, tetapi dalam

hal ekonomi mereka tidak pernah memandang hubungan tersebut. Misalnya dalam hal

kepemilikan lahan dan peralatan pertanian, jika ada petani yang tidak memiliki lahan mereka

harus bekerja sebagai pekerja upahan. Petani yang tidak memiliki lahan dapat bekerja pada

petani yang memiliki lahan yang luas sebagai aron12

12

Aron adalah buruh tani yang bekerja di ladang

. Untuk aron yang bekerja di ladang akan

(7)

pukul 17-30. Demi untuk kelangsungan hidup keluarga aron tersebut, biasanya mereka harus

menyanggupi sistem pembagian upah seperti itu, meskipun hubungan antara aron kepada tauke

terkadang masih ada hubungan saudara sekalipun. Walaupun demikian, mereka tidak pernah

mengeluh dan tidak pernah merasa dirugikan oleh para tauke yang juga dianggap sebagai

pemilik ladang, karena bagi mereka pekerjaan adalah pekerjaan, yang tidak boleh dikaitkan

dengan sistem kekerabatan. Hal inilah yang membuat sistem kekerabatan yang terjalin selama ini

tidak pernah terjadi konflik, jika pun terjadi konflik selalu dapat menyelesaikannya dengan jalan

kekeluargaan atau musyawarah.

2.6 Hubungan Sosial Masyarakat Desa Gurubenua

Manusia sebagai makhluk sosial harus dapat mempergunakan pikiran, perasaan dan

kehendak agar dapat menyesuaikan diri serta berhadapan dengan lingkungan hidupnya. Untuk itu

ia harus berhubungan dengan individu lain, baik didalam keluarga maupun dengan

kelompoknya. Hubungan yang terjadi antara individu dengan individu atau antara individu

dengan kelompok yang menyangkut hubungan timbal balik dan saling mempengaruhi dan juga

mempunyai kesadaran untuk menimbulkan sikap tolong menolong sesama manusia. Dengan

demikian hubungan sosial merupakan hubungan antara dua individu atau lebih yang melibatkan

sikap, nilai maupun harapan di dalam mencapai kebutuhan sehari-hari.

Hubungan sosial pada masyarakat Desa Gurubenua terjadi berdasarkan sistem

kekerabatan dan sistem kekeluargaan. Sistem kekerabatan yang terjalin selama ini membuat

hubungan sosial mereka bertambah erat dan sangat mengutamakan nilai-nilai yang terdapat

didalamnya, seperti nilai gotong royong dan rasa tolong menolong yang sangat tinggi meski pun,

(8)

mayoritas menanam jeruk, diantara mereka tidak pernah terjadi konflik dan sangat senang

menjalani hidupnya yang mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Hubungan sosial yang

terjalin diantara mereka didasarkan pada hubungan kerja sama dalam meningkatkan dan

mengembangkan desa. Hal tersebut juga ditunjukkan oleh kepala desa yang memberikan

kontribusi dalam membantu pengembangan desa dan juga tahu bagaimana kondisi dari

masyarakatnya. Tingginya partisipasi kepala desa terhadap lingkungan desa ini menuntut

masyarakat yang tinggal di Desa Gurubenua untuk saling membantu guna mengembangkan dan

merawat desa agar dapat bertahan hidup dimasa yang akan datang.

Adanya interaksi sosial yang terjalin pada masyarakat Desa Gurubenua membuat

hubungan mereka menjadi sangat erat, meskipun kehidupan yang dijalani penuh dengan

kesulitan khususnya dalam hal pemenuhan kebutuhan keluarga. Seperti yang diketahui

kehidupan petani sangat diidentikkan dengan kesederhanaan. Namun, walaupun demikian

mereka tidak pernah berputus asa untuk terus dapat bertahan hidup, dengan memanfaatkan

sumber daya alam yang ada di Desa Gurubenua, demi dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

Dengan adanya usaha mereka untuk terus dapat bertahan hidup membuat hubungan sosial yang

terjalin semakin kuat. Mereka sadar hubungan yang terjalin selama ini memberikan manfaat

yang cukup besar bagi kelangsungan hidup keluarga para petani jeruk. Manfaat tersebut dapat

berupa hubungan yang bersifat timbal-balik, yang kesemuanya itu hanya mereka dapatkan

melalui hubungan sosial. Oleh karena itu, dalam menjalin suatu hubungan bermasyarakat di Desa

Gurubenua, tidak pernah memandang status maupun derajatnya. Hubungan sosial yang terjalin

pada masyarakat Desa Gurubenua juga termasuk pada hubungan antara keluarga yaitu hubungan

antara suami dengan isteri, hubungan antara orang tua dengan anak dan hubungan antara anak

(9)

yang bersifat ekonomis, mulai dari adanya sistem pembagian kerja dan mengurus anak

khususnya dalam pendidikan. Adanya hubungan antara suami dan isteri dalam pembagian kerja

melibatkan hubungan kerja sama sehingga membuat adanya hubungan yang harmonis dan saling

pengertian antara mereka.

Hubungan yang terjalin antara orang tua dan anak juga menimbulkan hubungan saling

keterbukaan di antara mereka khususnya dalam pendidikan, dimana keluarga petani yang ada di

Desa Gurubenua mewajipkan anaknya untuk mengenyam dunia pendidikan yang tinggi, karena

kelak anak-anak dari para petani tersebut diharapkan kelak mendapatkan pekerjaan yang lebih

layak tidak seperti pekerjaan orang tuanya yaitu sebagai petani. Oleh karena itu, sang orang tua

tetap berusaha agar kehidupan keluarganya dapat lebih baik dengan jalan mencari kehidupan

yang lebih layak lagi yaitu bekerja keras.

2.7. Sistem Mata Pencaharian Masyarakat di Desa Gurubenua

Mata pencaharian merupakan suatu kegiatan usaha yang dilakukan oleh kebanyakan

orang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Ada banyak bentuk yang dilakukan oleh orang

sebagai mata pencahariannya. Lingkungan dimana tempat mereka tinggal juga memberikan

pengaruh yang cukup besar mengenai karakteristik mata pencaharian yang dijalankan, seperti

pada daerah pedesaan dimana umumnya mereka hidup dengan mengandalkan hasil agraris

seperti bertani dan juga memanfaatkan sumber daya alam yang ada di lingkungannya seperti

petani yang memanfaatkan lahan untuk bercocok tanam guna memenuhi kebutuhan hidupnya.

Sistem mata pencaharian hidup masyarakat di Desa Gurubenua umumnya adalah petani,

adapun jenis tanaman yang ditanam oleh petani di Desa Gurubenua adalah bercocok tanam padi,

(10)

dan padi ladang yang memiliki luas berkisar 35 Ha, untuk jenis tananman sayuran, cabe, tomat,

terong, dan kol yang memiliki luas lahan berkisar 130 Ha merupakan jenis sayuran yang

mayoritas ditanam oleh petani di Desa Gurubenua, sedangkan untuk buah-buahan, jeruk yang

menjadi produksi pertanian terbesar Desa Gurubenua yang mencapai luas lebih dari 450 Ha yang

dapat menghasilkan rata-rata 36 ton/Ha. Binatang ternak yang paling banyak dipelihara di Desa

Gurubenua adalah kerbau, sapi, ayam, kambing, itik. Selain itu, di Desa Gurubenua juga

memiliki ikan air tawar seperti ikan mas, gurame, nila, dan lele.

2.7.1. Pertanian Jeruk Sebagai Mata Pencaharian

Bercocok tanam mengelola lahan/tanah atau yang biasa disebut dengan bertani

merupakan mata pencaharian utama yang dilakoni oleh penduduk Desa Gurubenua. Kegiatan

bertani dilakukan dengan peralatan-peralatan yang masih tradisional dan dengan luas lahan

perorangan yang tidak begitu luas yang rata-rata hanya mencapai 1-2 Ha. Dengan luas tanah

yang sedemikian para petani dapat menanam pohon jeruk 450-700 pokok, dengan jarak tanam

4x5 m. Untuk luas 1 ha biasanya mereka dapat memanen buah jeruk berkisar 20 ton sekali panen

(untuk kebun jeruk dengan perawatan yang baik), dalam durasi waktu panen 3 kali dalam 1 tahun

untuk panen besarnya. Terkadang adapula di antara petani yang melakukan 5-7 kali proses

pemanenan buah jeruk dalam setahun. Hal tersebut dilakukan karena keperluan konsumsi rumah

tangga yang mendesak. Akan tetapi, tidak semua kebun jeruk dapat menghasilkan jumlah

produksi jeruk perhektarnya sampai 20 ton, semuanya tergantung pada tingkat perawatan dan

pengelolaan dari kebun jeruk itu sendiri. Sementara itu, hasil yang didapatkan dari perkebunan

jeruk akan di jual dengan harga yang berbeda tergantung kualitas buah jeruk dan sewaktu-waktu

harga bisa saja berubah sesuai dengan keadaan pasar. Harga buah jeruk pada tahun 2013-2014

(11)

luas tanah 1 Ha dan produksi panennya sekitar 20 ton, maka para petani akan menerima

pendapatan minimal sebesar Rp.100.000.000,dan maksilam Rp. 180.000.000 per sekali panen.

Namun, kebanyakan para petani jeruk di Desa Gurubenua melakukan proses panen

produksi sebanyak 7 kali dalam setahun. Meskipun mereka memiliki luas tanah 1 Ha, tetapi

produksi panennya tidak akan mencapai 20 ton per hektarnya. Hal ini di karenakan biasanya

hanya 3 kali panen besar dan 4 kali itu hanya panen kecilnya.

Pekerjaan sebagai petani tidak hanya dilakukan oleh kepala keluarga ataupun yang

disebut sebagai suami (ayah), tetapi anak-anak mereka juga ikut berperan dan membantu orang

tuanya dalam bercocok tanam meskipun pengetahuan yang mereka miliki masih sangat terbatas.

Begitu juga dengan isteri mereka ikut membantu suaminya mengurus kebun jeruk mereka dan

juga mengurus kebutuhan rumah tangga.

Bertani juga merupakan salah satu mata pencaharian yang dilakukan oleh masyarakat

yang tinggal di wilayah daratan yang hidupnya hanya tergantung kepada alam. Hal tersebut juga

terjadi dikarena sulitnya bagi mereka mengentaskan kemiskinan yang dihadapi ditambah lagi

dengan serangan hama lalat buah. Kegiatan pertanian tersebut berlangsung sebagai kegiatan

rutinitas masyarakat petani untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Mayoritas Desa Gurubenua sendiri sudah berpuluh-puluh tahun hidup dari hasil

pertanian. Di mulai dari tahun 70han, sektor pertanian berkontribusi utama dalam memenuhi

kebutuhan hidup mereka. Adapun jenis pertanian yang mendominasi sistem mata pencaharian

mereka adalah tanaman jeruk. Menurut data dari Desa Gurubenua disebutkan bahwa luas

tanaman perkebunan rakyat di Desa Gurubenua pada tahun 2013 paling di dominasi oleh

(12)

Pekerjaan bertani jeruk ini dilakukan oleh masyarakat Desa Gurubenua dan hidupnya

hanya tergantung kepada hasil kebunnya, yang sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca, serangan

hama, penyakit jeruk, pupuk, pestisida serta sistem pengetahuan yang mereka miliki tentang

bagaimana cara mereka merawat kebunnya. Sistem pengelolaan yang mereka lakukan dengan

peralatan tersebut di atas merupakan sistem pengelolaan yang masih bersifat sederhana/

tradisional13

1. Aktivitas ekonomi adalah sebagai pekebun (farmer) .

Bahwa ekonomi subsisten meliputi tiga unit :

2. Tanah sebagai basis ekonomi

3. Pekerja berasal dari keluarga yang tidak dibayar

Meskipun dalam kenyataannya sistem perkebunan tergantung pada ekonomi pasar, akan tetapi

ketiga karakteristik masyarakat subsisten diatas masih tampak dalam kehidupan masyarakat Desa

Gurubenua khususnya bagi mereka yang bekerja sebagai petani jeruk.

2.7.1.1. Sistem Pengelolaan Kebun Jeruk di Desa Gurubenua

Sistem pengelolaan tanaman merupakan usaha yang dilakukan manusia untuk mengubah

atau memanipulasi lingkungan hidup tanaman menjadi suatu keadaan yang dapat memacu

pertumbuhan dan produksi agar lebih optimal dan berkesinambungan, termasuk teknik-teknik

dalam memberikan perlakuan yang tepat terhadap tanaman itu sendiri. Masyarakat petani di

Desa Gurubenua memiliki sistem pengelolaan terhadap lingkungan sumber daya alam yang

mereka miliki. Mereka mengelola ataupun memanfaatkan sumber daya yang tersedia menjadi

13

(13)

suatu kegiatan yang dapat memberikan penghidupan terhadap kebutuhan-kebutuhan yang

mereka perlukan. Dalam hal ini, bercocok tanam merupakan kegiatan yang telah menjadi sistem

mata pencaharian mereka untuk memenuhi kebutuhan ekonominya. Mereka bekerja keras

mengelola tanah dengan sistem pengetahuan yang telah ada yang mereka dapatkan dengan

proses belajar.

Para petani di Desa Gurubnua pada umunya mengelola tanah untuk bercocok tanam

dengan jenis tanaman yaitu jeruk sebagai tanaman utamanya. Menanam jeruk diyakini akan

memberikan penghasilan yang cukup bagi mereka untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial

ekonomis keluarga. Ada beberapa hal yang dilakukan oleh para petani jeruk di Desa Gurubenua

dalam mengelola kebunan jeruknya yaitu, penyedian lahan, pembibitan, penanaman bibit jeruk,

perawatan tanaman, panen, serta peralatan-peralatan yang digunakan..

Tanaman jeruk yang ditanam di areal kebun secara umum dikategorikan dalam dua

kelompok umur, yaitu kategori tanaman belum menghasilkan dan kategori tanaman

menghasilkan. Tanaman belum menghasilkan adalah kelompok umur dimana tanaman baru

ditanam hingga dipanen untuk pertama kali. Sedangkan tanaman menghasilkan meliputi

kelompok umur dimana tanaman mulai dipanen untuk pertama kali hingga secara ekonomis tidak

mampu berproduksi lagi. Jadi, perawatan tanaman belum menghasilkan pada jeruk dimulai sejak

bibit mulai ditanam hingga tanaman berumur kurang lebih 42 bulan. Namun, untuk sampai pada

tahap tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan, para petani terdahulu

(14)

Dalam pemilihan bibit, biasanya masyarakat petani jeruk di Desa Gurubenua

menggunakan dua teknik, yang pertama membeli bibit yang sudah siap tanam dari pembibit, dan

yang kedua membuat kecambah sendiri dan menempel sendiri bibit yang ingin disiapkan.

Gambar 3.1 foto bibit jeruk yang siap untuk di tanam

Di dalam perawatan jeruk tidak lepas dari peroses pemupukan. Berikut ini adalah tata cara

perawatan jeruk dalam hal pemupukan yang dilakukan oleh petani jeruk di Desa Gurubenua :

a. Dosis tersebut untuk 450 batang atau luas lahan 1 Ha.

b. Pupuk diberikan dengan cara ditabur mengelilingi batang.

c. Apabila pupuk kompos seperti kotoran sapi dia ditumpuk di satu tempat seperti di sebelah kiri

(15)

Kebanyakan pada tanaman jeruk usia 1-3,5 tahun petani memakai system pertanian tumpang

sari seperti dari lorong antara jeruk satu dengan yang lain ditanami tanaman cabai, sayuran, dan

juga padi agar pupuk yang diberi kepada cabai atau sayuran dapat dikonsumsi oleh jeruk juga.

Pada tanaman jeruk usia 3,5 tahun jeruk mulai berbuah, pada masa berbuah ini jenis pupuk yang

digunakan oleh para petani jeruk di Desa Gurubenua tidak lagi mengharapkan sepenuhnya dari

pukuk yang diberi kepada tanaman musiman tersebut, melainkan petani sudah member jenis

pupukyang khusus untuk jeruk saja seperti NPK, UREA, dan TSP dan pupuk lainnya untuk buah

dan batang. Sistem pemupukan yang mereka lakukan seperti diatas biasanya mengacu pada

aturan pakai atau dosis yang tertera pada kemasan pupuk tersebut, meskipun terkadang sering

juga mereka memiliki alternatif sendiri dalam memberikan dosis pupuknya. Keadaan seperti ini

biasanya dilakukan tergantung keadaan tanaman apakah itu sebelum panen ataupun sesudah

panen, dan biasanya pemupukan dilakukan 3 kali per tahun untuk pupuk kimia dan 1 kali setahun

untuk pupuk kompos.

Begitu juga dengan peroses pengendalian hama dan penyakit tanaman dilakukan rata-rata

setiap 10 hari sekali. Denagn cara penyemprotan pestisida, pestisida yang digunakan tergantung

kebutuhan tanaman dan dosis yang digunakan petani juga berdasarkan dosis yang sudah di

tentukan oleh pemilik toko pupuk dimana petani membeli pestisida atau para ahli yang ada di

Kabupaten Karo.

Dalam penanaman pohon jeruk proses penyiangan tergantung pada kondisi lahan dan

kondisi buah yang ada di batang. Apabila areal perkebunan terdapat jenis rumput yang tebal,

maka petani akan melakukan proses pembabatan dan pemeliharaan tanaman yang cukup

menghabiskan banyak tenaga. Hal yang terpenting dalam penyiangan ini adalah penyiangan

(16)

pertumbuhan tanaman jeruk. Proses penyiangan yang biasanya dilakukan oleh para petani rakyat

di Desa Gurubenua menggunakan peralatan lumayan moderen seperti mesin babat, parang, dan

cangkul.

2.7.1.2. Panen dan Sistem Pemasaran jeruk

Dalam budi daya pertanian, panen merupakan kegiatan puncak yang ditunggu-tunggu karena

dari panen itulah petani memperoleh keuntungan. Pada pertanian jeruk, panen merupakan tahap

akhir dari penggelolaan pertanian, tahap ini biasanya para pembeli darang kelahan jeruk untuk

melihat kondisi jeruk dan menyesuaikan harga dengan petani. Harga yang di dapat biasanya

tergantung harga pasaran dan pembeli memberi harga dan pemilik lahan menyesuaikannya

dengan keinginannya sendiri. Dari hasil kesepakatan antara dua belah pihak muncul harga yang

disepakati dan terjadilah transaksi.

2.7.1.3. Jam Kerja.

Para petani di Desa Gurubenua biasanya pergi ke ladang dari pukul 09.00 WIB, sekitar

pukul 12.00 WIB biasanya mereka pergunakan untuk beristirahat, adapun sebahagian dari

mereka yang pulang ke rumah untuk kembali berkumpul bersama keluarga dan makan bersama.

Setelah beristirahat, sekitar pukul 14.00 WIB, mereka kembali ke kebun untuk melanjutkan

pekerjaan yang dilaksanakanya tadi, dan pada pukul 17.30 WIB mereka kembali lagi ke rumah

untuk berkumpul dan melakukan aktivitas lainnya bersama-sama keluarganya.

Terkadang, jam kerja para petani jeruk di Desa Gurubenua juga tidak menentu, ada

sebahagian diantara mereka yang bekerja mulai pukul 10.00 WIB atau bahkan ada yang mulai

(17)

perawatan kebun jeruk tidak memerlukan rutinitas kerja yang seperti biasanya dilakukan oleh

petani-petani lainnya. Biasanya, hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan petani jeruk mencakup:

1. Penyemprotan,

2. Pemupukan,

3. Pembersihan piringan jeruk, dan

4. Pemangkasan.

Sistem perawatan yang demikian, berdasarkan keterangan dari beberapa informan hanya dalam

peruses pemompaan yang membutuhkan pengawasan ataupun jam kerja yang bersifat rutinitas.

2.8 Kebutuhan Keluarga Petani Jeruk.

Kebutuhan ekonomi masyarakat di Desa Gurubenua mengarah pada kebutuhan yang

bersifat primer (makan, minum, pakaian serta perumahan) dan juga kebutuhan yang bersifat

sekunder (alat-alat rumah tangga dan perabot). Selain kebutuhan ekonomi tersebut masyarakat

Desa Gurubenua juga memiliki kebutuhan lain yang lebih penting yaitu kebutuhan petani jeruk

dalam pemompaan dan membeli pupuk.

Dalam satu hektar rata-rata terdapat 450 pohon jeruk dan menurut keterangan mereka,

banyaknya pupuk yang terhabiskan mencapai 500 kg - 1ton itu tergantung kebutuhan pangan

jeruk terkadang lebih dari 1 ton pupuk yang di butuhkan. Petani menyebutkan biaya yang

dibutuhkan dalam sekali pemupukan Rp 7.000.000-Rp 10.000.000 tergantung kebutuhan pupuk

dan harga pasar pupuk yang ada di toko pupuk. Begitu juga dengan penyemprotan jeruk yang

rutin dilakukan 10 hari sekali yang dimana biaya pestisida ditambah dengan upah pemompa

(18)

member pupuk kompos seperti kotoran sapi ke batang jeruk yang biasanya dalam 1 batang di

beri 1 beko (sorong) pupuk kompos, biasanya dalam dalam 1 mobil kooldisel terdapat 80 beko,

jadi dalam 1 hektar jeruk biasanya di butuhkan sampai 6 mobil kooldisel yang harga 1 mobil

kooldisel Rp. 1.100.000 diantar sampai ke lokasi lahan, jadi dalam setahun petani harus

mengeluarkan dana sebesar Rp. 7.000.000 sudah termasuk ongkos pekerja yang membagikan

kompos ke batang jeruk.

Kebutuhan dalam keluarga juga harus diperhitungkan mulai dari biaya pendidikan anak,

listrik, peralatan mandi (sabun, sikat gigi, sampo dan odol), serta kebutuhan dalam membeli

peralatan rumah tangga. Kebutuhan esensial lainnya antara lain seperti makanan, pakaian,

perumahan, kesehatan, transportasi, perawatan pribadi dan rekreasi merupakan kebutuhan yang

juga mesti dipenuhi. Besarnya proporsi pendapatan yang dipergunakan untuk memenuhi

masing-masing kebutuhan pokok tersebut tergantung pada tingkat pendapatan suatu masyarakat. Pada

masyarakat yang sudah maju, menurut Singarimbun (dalam Mulyanto, 1985:82), “jumlahnya

kurang dari 50 persen”.

Untuk memenuhi semua kebutuhan-kebutuhan itu pada saat terjadinya serangan wabah

hama lalat buah mengubah secara drastic prekonomian petani jeruk yang ada di Desa Gurubenua

dimana tadinya para petani jeruk serba berkecukupan menjadi turun sangat drastic. Akibat

serangan hama lalat buah tersebut mau tidak mau para istri petani jeruk yang ada di Desa

Gurubenua pun ikut turut bekerja dalam membantu meringankan beban ekonomi keluarga,

karena mereka sadar dengan hanya mengandalkan hasil kebun jeruk mereka tidak akan mampu

(19)

Oleh karena itu, petani jeruk di Desa Gurubenua berusaha untuk menyeimbangkan

pendapatan yang dihasilkan dengan pengeluaran yang dibutuhkan untuk keperluan mereka

sehari-hari. Jika mereka tidak pandai dalam mengatur keuangan, maka kebutuhan ekonomi

mereka tidak akan terpenuhi. Hal tersebut lah yang membuat petani jeruk tidak pernah berputus

asa dalam menjalani profesi mereka sebagai petani jeruk, karena walaupun dikatakan serba

berkekurangan tetapi mereka masih mampu untuk bertahan hidup.

Ada yang membedakan antara kebutuhan primer dengan kebutuhan sekunder. Kebutuhan

primer adalah kebutuhan yang paling utama untuk dapat mempertahankan hidup seperti makan,

minum, pakaian dan perumahan, sedangkan kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang

diperlukan guna melengkapi kebutuhan primer, seperti alat-alat dan perabot. Mengingat hal-hal

tersebut diatas, maka perlu strategi yang lebih di arahkan pada tujuan pemenuhan kebutuhan

hidup manusia. Model kebutuhan dasar sebagai suatu strategi harus mampu memenuhi 5 (lima)

sasaran utama, yaitu:

1. Dipenuhinya kebutuhan pangan, sandang, papan, peralatan sederhana dan berbagai

kebutuhan yang secara luas dipandang oleh masyarakat yang bersangkutan.

2. Dibukanya kesempatan luas untuk memperoleh berbagai pelayanan umum, seperti

pendidikan, kesehatan, air minum, dan pemukiman yang sehat.

3. Dijaminnya hak untuk memperoleh kesempatan kerja yang produktif, termasuk

menciptakan sendiri, yang memungkinkan adanya balas jasa yang seimbang untuk dapat

(20)

4. Terbinanya prasarana yang memungkinkan produksi barang dan jasa dengan

kemampuan untuk menyisihkan tabungan bagi pembiayaan usaha selanjutnya, terutama

dalam sektor subsistensi.

5. Partisipasi masyarakat dalam pengambilan keputusan pelaksanaan proyek-proyek

pembangunan.

Munculnya basic human needs dengan 5 (lima) sasaran tersebut disebabkan karena growth-oriented approach yang telah dianggap memberi kemajuan dan pertumbuhan ekonomi

dibeberapa negara belum dapat memberi pembagian hasil yang merata diantara golongan

penduduk yang ada di berbagai daerah. Hal ini juga tidak terlepas dari berbagai kebudayaan yang

memiliki perbedaan masing-masing dalam pemenuhan kebutuhan ekonomi keluarga.

Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia selalu

berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang merupakan suatu kebiasaan yang

dilakukan oleh kelompok masyarakat tertentu, seperti adat atau cara hidup masyarakat dan

merujuk pada pengetahuan yang diperoleh dan digunakan untuk menginterpretasikan

pengalaman dan pola tingkah laku sosial yang bersifat dinamis sesuai dengan perkembangan

kebutuhan manusia.14

Dari ilustrasi sederhana dapat dilihat bagaimana kebutuhan hidup manusia itu menyatu

dengan nilai-nilai masyarakat pendukung kebudayaan itu. Selain pengaruh lingkungan hidup

baik yang berwujud lingkungan alam, sosial dan lingkungan buatan, menyatu kuat dalam

keputusan-keputusan yang diambil manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya itu. Dari

perspektif yang lebih luas, dalam kebutuhan hidupnya manusia itu dapat pula dilihat dari dimensi

14

(21)

yang menyangkut kebutuhanmanusia sebagai individual, social dan moral, dan ketiga dimensi itu

selalu kait mengait dalam memenuhi kebutuhan hidup. Secara sederhana Malinowski (dalam

Sairin, 2002:2) menyatakan bahwa kebutuhan hidup.

Manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan

kebutuhan biologis, sosial dan psikologis. Untuk memenuhi kebutuhan akan makanan dan

minuman yang merupakan salah satu dari kebutuhan biologis, manusia terikat dengan gagasan

makanan yang dapat dikonsumsi dan makanan mana pula yang diharamkan untuk di makan.

2.9 Hubungan Petani Jeruk dengan Sesama Petani

Setiap individu yang berada dalam suatu lingkungan kelompok atau masyarakat pasti

memerlukan individu lainnya untuk dapat bertahan hidup. Karena individu tersebut merupakan

makhluk sosial yang saling tergantung satu sama lainnya. Hubungan yang terjadi antara sesama

petani jeruk juga terjalin sangat baik. Petani jeruk di Desa Gurubenua memegang prinsip saling

menghargai, saling menghormati, menjunjung rasa solidaritas diantara sesama petani. Hubungan

yang harmonis tersebut bukan hanya terjalin dalam lingkungan tempat mereka bekerja, akan

tetapi diluar lingkungan kerja juga harus dijaga karena hamper semua petani yang ada di Desa

Gurubenua memiliki hubungan kekeluargaan yang dekat.

Oleh sebab itu, didalam lingkungan sosial mereka telah terbentuk sebuah hubungan

kekerabatan yang bersifat kekeluargaan. Dimana petani yang satu dengan petani yang lain bisa

saling bertukar pikiran mengenai pekerjaan mereka, ataupun masalah hidup mereka. Dengan

begini keakraban diantara sesama petani jeruk bisa terjalin dengan dekat.

Begitu juga dengan pergaulan mereka dengan para tetangga dilingkungan sekitar tempat

(22)

bahwa tetangga disekitar tempat tinggal mereka sangat ramah, kekeluargaan, saling menghargai

dan saling menghormati. Sebagian besar para petani jeruk di Desa Gurubenua berusaha untuk

selalu mengikuti segala bentuk kegiatan yang ada didaerah tempat tinggal mereka. Seperti

kegiatan perpulungan untuk penganut agama keristiani, perwiritan atau pengajian bagi penganut

agama muslim, arisan, acara pernikahan, acara orang kemalangan, gotong royong, dan pesta

tahunan. Hal tersebut terungkap dari pernyataan dengan para informan sebagai berikut :

“kerina anak kuta sisampat-sampaten guna kemajun kuta, si ku nen anak kuta kerina aktif baik I acara gereja si agama keristen, I acara mesjit si eragama islam, bage pe adi lit gotong royong si I laksanaken kepala desa kerina si sampat-sampaten, biasana acara gotong-royong ilakoken nandangi kerja tahun ”( Artinya : semua masiarakat desa saling tolong menolong demi kemajuan desa, yang saya lihat masiarakat desa semua aktif baik diacara gereja bagi yang beragama keristiani, diacara mesjit yang beragama islam, begitu juga apabila ada gotong-royong yang dilaksanakan kepala desa semua saling tolong-menolong, biasa acara gotong-royong dilakukan menjelang pesta tahunan. (Wawancara dengan informan Bpk Bejeng Ginting, 2014).

2.10 Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana merupakan suatu aspet yang sangat penting dalam kehidupan

bermasyarakat. Sarana fisik merupakan sarana umum yang digunakan oleh suatu masyarakat

untuk melakukan aktifitas sehari-hari, khususnya yang berhubungan dengan kepentingan umum.

Di Desa Gurubenua terdapat sarana-sarana fisik yaitu antara lain:

Sarana Kesehatan Di Desa Gurubenua, tersedia puskesmas, Adapun jumlah tenaga medis

yang bertugas di Desa Gurubenua yaitu 1 orang Bidan yang bernama Rosida Br Ginting. Sarana

kesehatan tersebut yang selalu dimanfaatkan oleh masyarakat Gurubenua untuk mengobati

(23)

masyarakat Gurubenua jika mereka mengalami keluhan-keluhan penyakit seperti demam, batuk,

flu, serta melahirkan. Jika tenaga kesehatan tersebut tidak mampu menangani penyakit mereka

yang tergolong cukup parah maka akan disarankan untuk dibawa ke rumah sakit yang letaknya di

pusat kota Kabanjahe yang berjarak dari desa gurubenua ± 12 km.

Sarana Pendidikan merupakan sarana yang paling penting untuk menunjang kemakmuran

dan kecerdasan bangsa. Sarana pendidikan di Desa Gurubenua di dukung oleh tersedianya

sekolah SD, tenaga guru, dan murid. Jumlah Sekolah Dasar Negeri (SDN) berjumlah 1, dengan

jumlah tenaga pengajar atau guru 10 orang dan jumlah muridnya 180 orang. Rata-rata anak-anak

setelah menyelesaikan pendidikan dasar mereka melanjut ketingkat SMP di Ibukota Kabupaten

yaitu Kabanjahe, dan ada juga ke Desa Singa. Begitu juga dengan para murid yang melanjud ke

tingkat SMA sederajat mereka kebanyakan melanjut ketingkat SMA sederajat di Kota

Kabanjahe.

Sarana Ibadah yaitu kehidupan sosial masyarakat yang penuh dengan suasana religi yang

sangat kental, tersirat pada berdiri kokoh beberapa tempat peribadatan seperti Masjid dan

bangunan Gereja yang selalu ramai dikunjungi masing-masing pemeluk agama penduduk Desa

Gurubenua. Disamping itu, tempat peribadatan tersebut juga dijadikan tempat untuk

memperingati hari-hari besar yang telah menjadi tradisi.

Jumlah sarana ibadah bagi umat beragama di Desa Gurubenua cukup memadai dengan

jumlah Gereja 4 unit yaitu Gereja Katolik 1 unit, Gereja GBKP 1 unit, Gereja GPDI 1 unit,

Gereja GKPS 1 unit dan Masjid 1 unit. Dengan sarana ibadah tersebut masyarakat Desa

Gurubenua menjalankan kegiatan rohani masing-masing pemeluk agama dengan rukun sesuai

(24)

Sarana Transportasi, Jumlah angkutan umum yang ada di Desa Gurubenua ada 3 unit

yaitu 2 unit Sinabung yang bernomor 30 dan 40, sedangkan satunya bermerek Selamat jalan

yang bernomor 64 masing-masing angkutan umum ini saling berganti jadwal untuk mengangkut

penumpang dari desa kekota dan dari kota kedesa.

Jadwal angkutan yang tersedia yaitu pada pukul 06-30, untuk anak sekolah dan pukul

07-00 untuk penumpang biasa, jadwal selanjutnya pukul 10-07-00, 13-07-00 dan 17-07-00 yang memiliki tarif

Rp 5 000 dan Rp 3 000 untuk barang, ditambah dengan becak motor yang berjumlah 13 unit

yang lalu-lalang dijalan desa yang bertarif Rp10.000 untuk orang dan Rp 5 000 untuk barang

khusus untuk becak motor dapat diantar sampai kebun. Panjang jalan di Desa Gurubenua

sepanjang 27 Km yang terdiri dari 7 Km jalan beraspal, 12 Km jalan diperkeras, 5 Km jalan

tanah dan 3 jalan setapak.

Sarana Perdagangan yang mereka miliki berupa kedai/toko kelontong untuk membaeli

keperluan sehari-hari masiarakat yang berjumlah 7 unit usaha yang merupakan milik peribadi,

kedai kopi untuk masiarakat minum dan bersosialisasi dengan yang lain pada pagi hingga malam

hari yang berjumlah 8 unit itu juga merupakan milik pribadi. Untuk pasar tradisional masiarakat

harus pergi ke kota Kabanjahe yang buka setiap harinya, dan ada pasat tradisional yang dibuat

setiap minggu yaitu hari senin yang berjarak hanya 10 km dari desa.

Sarana Umum, di suatu wilayah tidak lengkap rasanya bila di dalamnya tidak terdapat

sarana umum yang menunjang kebutukan masiarakat terlebih wilayah itu adalah tempat

bermukimnya masiarakat. Begitu juga dengan Desa Gurubenua, yang dimana memiliki sarana

umum yang lumayan lengkap seperti:

(25)

2. Tapin (kamarmandi umum), 1 unit 3. Lapangan bola voli, 2 unit

4. Lapangan bola kaki, 1 unit.

2.11 Pesta Tahunan (Kerja Tahun)

Setiap lembaga Desa ini keberadaannya sangat dibutuhkan karena keseluruhan

kelembagaan ini bertujuan memajukan Desa Gurubenua baik segi social dan ekonomi. Sehingga

berbagai kegiatan telah dilakukan salah satunya pesta tahunan (kerja tahun). Acara ini

merupakan acara rakyat yang dilakukan satu tahun sekali. Biasanya yang menyelenggarakan

acara ini adalak panitia dari karang taruna Desa Gurubenua serta didukung oleh setiap organisasi

baik non formal dan formal, dukungan baik tenaga dan dana. Sehingga acara tahunan seperti

kerja tahun ini biasa berlangsung setiap tahun. Kerja tahun ini merupakan salah satu ritual yang wajib dilakukan setiap tahunnya. Acara ini dibuat bertujuan agar setiap masiarakat menjadi lebih

harmonis dan keluarga yang ada diluar Desa Gurubenua ingat dengan kampung halaman dan

ingat kembali setidaknya sewaktu kerja tahun.

Sekarang ini landasan mengapa dilakukan acara kerja tahun hanya menjadi ajang anak

muda menari-nari dan mencari jodoh. Bagi orang tua kerja tahun berguna sebagai mbura ate

tedeh yang artinya bertemu dengan sanak saudara sehingga terobati rasa rindu. Karena pada saat kerja tahun ini biasanya keluarga berkumpul. Acara kerja tahun ini biasanya dilakukan setiap

Gambar

Tabel 2.1 Lembaga formal dan non formal yang ada di Desa Gurubenua
Gambar 3.1 foto bibit jeruk yang siap untuk di tanam

Referensi

Dokumen terkait

5.2 Hubungan Faktor Individu (Usia, Masa Kerja, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok dan Indeks Massa Tubuh) dengan Keluhan Low Back Pain pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan

5.2 Hubungan Faktor Individu (Usia, Masa Kerja, Jenis Kelamin, Kebiasaan Merokok dan Indeks Massa Tubuh) dengan Keluhan Low Back Pain pada Petani Jeruk di Desa Dokan Kecamatan

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,