• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkaian Listrik II TRANSIEN RLC PADA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rangkaian Listrik II TRANSIEN RLC PADA (1)"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PADA ARUS AC

Kelompok 6 :

Arief Rachman Rida A. (5115122623)

Cut Zarmayra Zahra (5115120353)

Fajar Muttaqin (5115122606)

Inggih Piany Syanita (5115122568)

Moh. Syamsul Nur (5115122604)

Reza Irhamsyah (5115122572)

Siti Mardiah (5115122581)

Yusup Fawzi Yahya (5115122591)

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO REGULER 2012 FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

1. Mahasiswa dapat memahami gejala dan konsep transien pada rangkaian RLC pada arus DC

2. Mahasiswa dapat memahami gejala dan konsep transien pada rangkaian RL pada arus AC.

(3)

Pada pembahasan rangkaian listrik, arus maupun tegangan yang dibahas adalahuntuk kondisi steady state/mantap. Akan tetapi sebenarnya sebelum rangkaianmencapai keadaan steady state, arus maupun tegangan pada rangkaian mengalamitransisi (transient), dan apabila transisi ini berakhir maka dikatakanlah arus maupuntegangan pada rangkaian tersebut telah mencapai keadaan steady state.

Pada resume kali ini akan dibahas mengenai memahami gejala dankonsep transien pada rangkaian RLC pada arus DC, memahami gejala dan konsep transien pada rangkaian RL pada arus AC.untuk menambah pemahaman kita tentang rangkaian listrik.

(4)

Transien ialah gejala peralihan yang terjadi pada rangkaian listrik. Baik tegangan, arus, maupun waktu. Gejala transien terjadi pada rangkaian-rangkaian yang mengandung komponen penyimpan energi seperti inductor dan/atau kapasitor. Gejala ini timbul karena energi yang diterima atau dilepaskan oleh komponen tersebut tidak dapat berubah seketika (arus pada induktor dan tegangan pada kapasitor).

III. PENGISIAN PADA RLC

Rangkaian RLC adalah rangkaian yang terdiri dari resistor, induktor dan kapasitor yang dapat dihubungkan secara seri maupun paralel.

Perhatikan gambar di bawah ini.

Saat rangkaian dihubungkan ke posisi 2, maka akan terjadi proses pengisian. Berikut adalah persamaan rangkaian pada saat saklar di on-kan (pengisian),:

Ldi

dt+R . I+ q C=V

Karenai=dq

dt , makadq=i .dt sehingga q=

i dt

Persamaannya menjadi : Ldi

dt+RI+ 1

C

i .dt=V

Dimana V adalah sumber tegangan.

(5)

Ld

Kemudian kalikan dengan 1

L , sehingga :

Maka akar –akar persamaannya adalah ,

(6)

Dalam hal ini ada 3 kasus yang mungkin akan terjadi : 1.

R 2L

¿ ¿ ¿

Akar-akar D1 dan D2 riil dan berbeda.

Rangkaian tersebut di sebut dengan OVER DAMPED (keadaan teredam lebih)

Dari persamaan 2 dapat ditulis dalam bentuk faktor

[

D−(α+β)] [D−(αβ)]=0

Dan persamaan arusnya adalah : I=C1e(α+β

).t

+C2e(α−β).t

Atau I=eα .t

(7)

2. R 2L

¿ ¿ ¿

Akar-akar D1 dan D2 adalah sama

Maka rangkaian di sebut CRITICALLY DAMPED (kritis teredam)

Dari persamaan 1 dapat ditulis dalam bentuk faktor D−¿i=0

D−¿ ¿ ¿

Dan persamaan arusnya adalah I=et

(C1+C2t)

3. R 2L

¿ ¿ ¿

(8)

Rangkaian di sebut dengan UNDER DAMPED (dibawah teredam) Persamaan arusnya adalah:

i=eα .t(C1cosβ+C2sinβ . t)

IV. TRANSIEN RL PADA ARUS AC

Dimana pada VS atau VAC pada gambar di atas dituliskan dalam persamaan :

t+¿ V=V0sin¿

Maka persamaan tegangan rangkaiannya dapat kita tuliskan; V=VL+VR

t+¿ ¿ V=Ldi

dt+R . I=V0sin¿

(9)

Hubungannya ialah:

HASIL PERSAMAAN = HASIL PERSAMAAN HOMOGEN + HASIL ISTIMEWA

1.

Hasil Persamaan Homogen

:

Ldi

dt+RI=0

di dt=

R L dt

di t =

R L dt

lnI=−R L t+K

I=e – Rt

L +K

I=e – Rt

L . ek

Misalkan K’

=e

k

, maka:

2.

Persamaan Tidak Homogen:

I=K'eLRt+HASIL ISTIMEWA

Untuk t= , Rangkaian dikatakan mencapai keadaan Stasioner

I=K'e

L

+HASIL ISTIMEWA Apabila :

t+¿ ¿

I=V Z=

V0 Z sin¿

I=K'. e – Rt

(10)

Maka : t+¿

¿ ¿ V0

Z sin¿

Untuk perhitungan HASIL ISTIMEWA :

t+¿ ¿

Hasilistimewa=V0 Z sin¿ Sehingga ,

t+¿ ¿

I=K ' e

L

+V0 Z sin¿  jika t=0, I=0

Masukkan ke persamaan menjadi : t+¿

¿

0=K'e0+V0 Z sin¿

K'=−V0 Z sin❑

Kemudian substitusikan ke persamaan awal :

I=K'eLRt+HASIL ISTIMEWA

t+¿ ¿ ¿ . e– Rt

L + V0

Z sin¿ I=−V0

Z sin¿

(11)

ωL¿2

Substitusikan lagi ke persamaan : ωt+¿

Kemudian masukkan ke persamaan menjadi :

I= −V0

Maka dapat kita tuliskan;

(12)

IP=0 I=IP+IS

Jika I=ISmakadisebut KEADAAN STASIONER

Tetapan waktu TC dapat dicari dengan TC=L R

Contoh soal :

Tentukan :

a) Persamaan arus

b) Tetapan waktu (TC)

Jawab :

a)

Xl=ω x L

Xl=100x0.6=60Ω

θ=arc tgωL

R =arc tg 60

80=36,78

=

π2=180

2 =¿

90

0

IP= −200

802+(100)2sin(90−36.87)e

−400t

3

IP=−2 sin 53.13e

−400t

3

IP=−2e

−400t

(13)

IS= 200

802+(60)2sin(ωt+53.13) IS=2 sin(ωt+53.13)

I=IP+IS

I=−1.59e

−400t

3 +2 sin(ωt+53.13)

b) Tetapan Waktu

Tc = RL=0.6

80 = 7.5 x 10-3

V. TRANSIEN RC PADA ARUS AC

Dimana pada VS atau VAC pada gambar di atas dituliskan dalam persamaan:

t+¿ V=V0sin¿

(14)

ωt+¿ IR+ q

C=V0sin ¿

Merupakan Persamaan Deferensial derajat satu yang tidak homogen.

Hubungannya ialah:

HASIL PERSAMAAN = HASIL PERSAMAAN HOMOGEN + HASIL ISTIMEWA

1.

Hasil Persamaan Homogen:

V=0

IR+ q C=0 Maka,

R . I=−q C

Jika kedua ruas didiferensialkan terhadap d

dt , maka persamaannya menjadi : R ∙di

dt= −1

C dq

dt

R ∙di dt=

−1 C

dI I =

−1 RCdt

dII =−1 RC

dt lnI=−1

RC t+K

dimana K adalah konstanta

I=e

t

RC+K=eRCt∙ eK

jika K'=eK , maka :

(15)

2. Hasil Persamaan Tidak Homogen:

I=K'∙ e

t

RC+HASIL ISTIMEW A

Untuk t= rangkaian dikatakan mencapai keadaan Stasioner.

I=K'∙ e

RC+HASIL ISTIMEW A

Apabila,

Untuk perhitungan HASIL ISTIMEWA :

ωt+¿ ¿ ¿

HASIL ISTIMEWA=VO Z sin¿

(16)

0+¿

Bila disubstitusikan pada persamaan awal, maka akan menjadi; ωt+¿

Maka, kita dapatkan persamaan umumnya,

(¿+θ)e

Maka dapat kita tuliskan :

ARUS PERALIHAN IP

(17)

(¿+θ)e

t RC

IP=

(

VO

RVO

Z

)

sin¿

IS=VO

Z sin(ωt++θ) Untuk t=

IP=0

I=IP+IS

I=0+IS

Jika I=ISmakadisebut Keadaan STASIONER .

VI. SOAL DAN JAWABAN

1.

Jawab:

a . I= −V0

R2+(ωL)2sin

(

arctg ωL

R

)

e

Rt

L + V0

R2+(ωL)2sin

(

ωt+−arctg ωL

R

)

Dari gambar di samping, untuk R=40, L=0,2H, dan V=100 sin (100t + π2 ). Tentukan:

a. Persamaan arus. b. Tetapan waktu (TC).

ARUS PERALIHAN IP

(18)

θ=arctgωL

R Z=

R

2

+(ωL)2

¿arctg100.0,2 40 =

40 b. Tetapan waktu TC:

TC=L R=

0,2

(19)

2.

¿arctg50.0,4 10 =

10

Dari gambar di samping, untuk R=10, L=0,4H, dan V=120 sin (50t + π4 ). Tentukan:

(20)

R C

I

S

Di samping adalah rangkaian RC seri, R=100, C=10F, dan dihubungkan dengan sumber tegangan V= 100 sin (100t+45O). kemudian sakelar ditutup. Tuliskan persamaan arusnya dan tetapan waktu (TC)!

IS= V0 b. Tetapan waktu TC:

(21)

ARUS PERALIHAN IP

ARUS STASIONER IS

R C

I

S

Di samping adalah rangkaian RC seri, R=300, C=30F, dan dihubungkan dengan sumber tegangan V= 300 sin (300t+30O). kemudian sakelar ditutup. Tuliskan persamaan arusnya dan tetapan waktu (TC)!

IP=(2−0,89)−sin3,43e

−1106

t

10020=1,11−0,05e−500t

=−0,06e−500t

IS=VO

Z sin(ωt++θ) IS= 200

223,60sin(250t+60°−63,43°) IS=0,89 sin(250t−3,43°)

Maka, persamaan umumnya adalah:

(¿+θ)e

t RC+VO

Z sin(ωt++θ) I=

(

VO

RVO

Z

)

sin¿

∴I=−0,06e−500t

+0,89 sin(250t−3,43°) KemudianTC=R ∙C=1002010−6=0,002

4.

Jawab:

XC=ωC1 = 1

3003010−6=

1106

9000=111,1

¿30°θ=arc tgxc

R=arc tg− 111,1

(22)

ARUS PERALIHAN IP

ARUS STASIONER IS

|Z|=

R2+( 1 ωC)

2

=

3002+111,12=√102343,21=319,9

(¿+θ)e

t RC

IP=

(

VO

RVO

Z

)

sin¿

(30°−¿20,32°)e

t RC

IP=

(

300300319,9300

)

sin¿

IP=(1−0,93)sin 9,68e

−1106t

30030=0,070,16e−111,1t=0,011e−111,1t

IS=VO

Z sin(ωt++θ) IS= 300

319,9sin(300t+30°−20,32°) IS=0,93 sin(300t+9,68°)

Maka, persamaan umumnya adalah:

(¿+θ)e

t RC+VO

Z sin(ωt++θ) I=

(

VO

RVO

Z

)

sin¿

∴I=0,011e−111,1t+0,93 sin(300t+9,68°) Kemudi anTC=R ∙ C=300∙3010−6

(23)

5. Sebuah rangkaian pada saat saklar di on kan dengan tahanan 2000 Ω dan kapasitor sebesar 20 μF dihubungkan pada sumber tegangan 200 V arus searah. Pada saat t = 0 dan t = RC, hitunglah :

a. I b. VR

c. Vc

Jawab : a. t = RC

= 2000 ×10−5 = 0,04

I = I

0. e

t RC

= V Re

t RC

= 200 2000e

−0,04 0,04

= 0,1. e−1 = 0,036

b. VR = V . eRCt

¿200. e

−0,04 0,04

= 200 e−1 = 73,57

c. VC = V

1−e (¿¿−t

RC) ¿

¿200

(

1−e

−0,04 0,04

)

= 200

(

1−e−1

)

= 126,42

6. Bagaimanakah fungsi ballast pada lampu TL?

(24)

7. Diketahui:

R = 20Ω L = 2 H C = 31250 µF (terhubung seri)

Ditanyakan : D1 dan D2sewaktu sakelar dihubungkan ke posisi (1)

Jawaban : D1

D1= −R

L +

(

R L

)

2

− 4 LC 2

D1=

−20 2 +

(

20 2

)

2

− 4

2.31250x10−6

2

D1=

−10+

(10)2−4x10

6

62500 2

D1=−10+

100−64 2

D1=−10+

√36

2 D1=−10+6

(25)

D1=−4

8. Keadaan apakah yang terjadi pada rangkaian soal nomor 2? Jawaban :

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dengan studi pustaka terhadap teori osilator harmonik dan penyelesaian persamaan differensial orde dua untuk rangkaian RLC yang disusun secara

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana bentuk karakteristik arus dan tegangan yang dihasilkan dari persamaan diferensial pada rangkaian seri RLC orde satu dan

Dalam penelitian ini akan ditentukan solusi penyelesaian persamaan diferensial orde kedua yang timbul dalam masalah rangkaian listrik RLC dengan menggunakan metode

Dalam hal ini dibahas pembentukan model sistem linear singular pada rangakian RLC, bentuk dekomposisi standar system linear yang terdiri dari dua subsistem yaitu

Pada percobaan ini dilakukan pengamatan terhadap gejala transien yang terjadi pada rangkaian yang memiliki komponen penyimpanan energi seperti induktor dan

Dua program untuk menghitung tanggapan arus dan tegangan pada rangkaian RLC dengan tegangan AC telah dibuat untuk penelitian ini, yaitu program menu dan program

Dari state matrix yang didapatkan pada rangkaian RL tiga dan empat tingkat, terbentuk suatu pola matriks simetris yang da­ pat diperumum untuk kasus rangkaian RL n tingkat..

Untuk mengetahui analisis yang terjadi pada rangkaian RLC seri, Anda dapat melihatnya fmulai dari ketika arus masuk ke resistor, induktor, hingga kapasitor.. Simak pembahasan mengenai