• Tidak ada hasil yang ditemukan

Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Petunjuk Praktikum. Entomologi Dasar. ditulis oleh: Nugroho Susetya Putra Suputa Witjaksono"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Petunjuk Praktikum

Entomologi Dasar

ditulis oleh:

Nugroho Susetya Putra

Suputa

Witjaksono

Laboratorium Entomologi Dasar

Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan

Fakultas Pertanian

Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta

(2)

Tata tertib praktikum

Praktikum Entomologi Dasar adalah wajib untuk semua mahasiswa yang

1.

mengambil mata kuliah Entomologi Dasar, tak terkecuali untuk mahasiswa

yang mengulang.

Praktikum dimulai pada waktu yang sudah ditentukan pada hari yang sudah

2.

ditentukan. Praktikan diwajibkan untuk tidak terlambat. Keterlambatan lebih

dari 10 menit pada setiap praktikum akan mengakibatkan praktikan ditolak

untuk ikut serta dalam praktikum hari tersebut.

Praktikan diwajibkan berpakaian rapi, tidak memakai kaos tidak berkrah,

3.

mengenakan sepatu dan bukan sandal.

Praktikum adalah sebuah proses belajar, sehingga pada waktu praktikum,

4.

praktikan tidak dibenarkan untuk melakukan kegiatan lain yang tidak

berhubungan dengan proses belajar. Gunakan waktu praktikum seefisien

mungkin, lakukan diskusi mendalam dengan teman atau asisten/ dosen.

Sebelum dan sesudah praktikum, pada acara tertentu, pengampu akan

5.

memberikan tes atau tugas. Tugas harus dikerjakan.

Praktikum adalah wajib, dan praktikan tidak dibenarkan untuk tidak mengikuti

6.

tanpa alasan jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. Jika sakit, praktikan

harus menyerahkan bukti yang menerangkan hal tersebut paling lambat 1 hari

setelah hari pelaksanaan praktikum. Praktikan yang tidak mengikuti praktikum

tanpa alasan yang dapat diterima, dinyatakan gagal, dan harus mengambil

ulang semua komponen mata kuliah Entomologi Dasar pada tahun berikutnya.

Keputusan pemberian ulangan mata praktikum yang ditinggalkan praktikan

7.

(3)

Menu praktikum

Acara 7. Pengenalan habitat serangga

Melakukan kegiatan lapangan untuk mempelajari kehidupan serangga di

lingkungannya [

halaman 10

]

Acara 6. Koleksi serangga

Membahas tentang cara mengumpulkan, mengawetkan, dan membuat

spesimen voucher serangga [

halaman 9

]

Acara 5. Identifikasi dan taksonomi

Membahas tentang cara identifikasi serangga dan pengelompokkannya ke

dalam taksa-taksa [

halaman 8

]

Acara 4. Metamorfosis

Membahas tentang perubahan bentuk tubuh serangga, tipe larva, dan pupa

serangga [

halaman 7

]

Acara 3. Anatomi dan fisiologi

Membahas tentang pengertian ciri anatomi serangga, alat tubuh, dan

proses-proses fisiologi di dalam kehidupan serangga [

halaman 6

]

Acara 2. Morfologi serangga

Membahas tentang pengertian morfologi, ciri-ciri morfologi, dan

penting-nya pemahaman morfologi untuk mempelajari identifikasi dan taksonomi

serangga [

halaman 5

]

Acara 1. Serangga dan artropoda

Membahas tentang pengertian artropoda, heksapoda, dan serangga, serta

persamaan dan perbedaan morfologi-anatomi [

halaman 4

]

(4)

Acara 1

. Serangga dan artropoda

A. Tujuan

Memahami keragaman artropoda dan perbedaan prinsip antara serangga dan artropoda lain.

B. Pengantar

Artropoda berarti binatang yang bertubuh beruas (kata Yunani: arthro- berarti ruas, dan -podos berarti kaki), yang merupakan ciri utama, selain ciri lain, yaitu (1) tubuh terbagi dua belahan yang sama bentuk dan ukuran (bilateral simetris), dan (2) anggota tubuhnya hampir selalu terdapat berpasangan.

Secara morfologis, meskipun sekilas tampak sama, sesungguhnya serangga mempunyai ciri morfologi yang khas, yang berbeda dengan individu artropoda yang lain, misalnya laba-laba, lipan, dan lain-lain. Sayap adalah salah satu ciri khas serangga yang tidak ditemukan pada artropoda lain. Dalam kaitannya dengan fungsi serangga di alam, yang juga ditempati oleh artropoda yang lain, maka pengenalan ciri-ciri bioekologi, terutama morfologi se-rangga dan kerabatnya menjadi sangat penting. Perlu diketahui, bahwa mereka mempunyai hubungan yang sangat erat di alam, misalnya hubungan mangsa dan pemangsa. Lipan misalnya, merupakan predator beberapa jenis serangga tanah. Secara umum, anggota filum Artropoda dapat dibedakan satu dengan lainnya dengan memperhatikan ciri (1) jumlah bagian tubuh, (2) jumlah pasang kaki, (3) keberadaan antena dan jumlahnya, (4) keberadaan sayap, dan (5) keberadaan alat tambahan yang terkadang berfungsi sangat khusus, seperti uropoda pada lobster.

C. Metode

Pada spesimen serangga dan artropoda (serangga, tungau, laba-laba, kelabang, udang, kepiting) yang sudah disediakan, silakan amati perbedaan-perbedaan morfologi yang dapat Anda identifikasi yang meliputi:

Pembagian tubuh (dua atau tiga bagian) 1.

Alat tambahan yang tumbuh pada kepala (ada atau tidak) 2.

Jumlah pasang kaki (sebutkan) 3.

(5)

Acara 2

. Morfologi serangga

A. Tujuan

Memahami morfologi umum dan khusus pada serangga yang dapat digunakan sebagai pembeda ordo.

B. Pengantar

Morfologi diartikan sebagai “Ilmu tentang bentuk”, dan pada organisme, pengenalan morfologi merujuk pada pemahaman ciri khas bentuk yang terdapat pada satu kelompok organisme. Misalnya, famili kumbang koksi (Coccinellidae, Coleoptera) dicirikan oleh bentuk tubuh yang membulat, dengan dua sayap depan (disebut elitra) yang tertangkup mem-bentuk perisai. Dengan demikian, pemahaman terhadap ciri morfologi atau mem-bentuk satu kelompok serangga dapat dimanfaatkan untuk mengidentifikasi atau mengenali kelompok tersebut, selain untuk memahami perikehidupan khasnya.

Pada praktikum ini, pengamatan morfologi difokuskan pada (1) morfologi umum yang meliputi rongga kepala (kaput), rongga dada (toraks), dan rongga perut (abdomen), serta (2) morfologi khusus, misalnya meliputi bentuk dan tipe kepala, antena, dan alat mulut, bentuk dan tekstur sayap, dan bentuk khas kaki.

C. Metode

Pada masing-masing bahan yang sudah disediakan (belalang kayu, belalang sembah, tong-geret, kumbang ampal, kumbang air, kepik predator reduviid, kepik hijau, kupu-kupu atau ngengat, rayap, dan lalat), amatilah dengan cermat dan tuliskan hasil pengamatan Anda.

(6)

Acara 3

. Anatomi dan fisiologi

A. Tujuan

Mengetahui dan memahami bentuk dan susunan alat tubuh serangga, serta fungsinya secara umum.

B. Pengantar

Seperti halnya morfologi serangga yang khas pada setiap kelompok serangga sesuai dengan kebutuhan hidup serangga, anatomi tubuh seranggapun khas pada setiap kelom-pok serangga. Misalnya, pada kelomkelom-pok serangga pencucuk pengisap, terutama dari ordo Hemiptera, pada bagian tertentu pada sistem pencernaannya berkembang sistem khusus yang disebut Filter Chamber. Atau pada serangga peterbang kuat, sistem perototan pada bagian toraks berkembang lebih besar dibandingkan sistem serupa pada serangga bukan peterbang kuat.

C. Metode

Pada belalang kayu yang sudah disediakan, silakan membedahnya baik pada bagian ventral (untuk mempelajari sistem pernapasan, otot, dan pencernaan), maupun dorsal (un-tuk mempelajari sistem saraf) dengan cara sebagai berikut. Pingsankan belalang dengan

kloroform (hati-hati, zat ini beracun!), kemudian bentangkan di atas papan lilin, dan pasak

kaki-kaki belalang tersebut dengan jarum pentul. Bedahlah eksoskeleton belalang dengan hati-hati menggunakan gunting atau pisau bedah kecil. Berilah catatan nama bagian pada masing-masing sistem yang Anda amati.

(7)

Acara 4

. Metamorfosis

A. Tujuan

Memahami arti, jenis, dan peranan metamorfosis pada kelangsungan hidup serangga.

B. Pengantar

Metamorfosis merupakan salah satu keunggulan serangga dibandingkan dengan bi-natang yang lain, dan merupakan salah satu mekanisme pembagian pekerjaan dalam satu siklus hidup. Seekor imago (serangga dewasa) akan menjalankan tugasnya untuk kawin dan mempersiapkan keturunan serta makanannya, sedangkan serangga pradewasa (larva atau nimfa) akan melakukan tugasnya untuk menimbun energi yang dibutuhkan pada tahap dewasanya. Metamorfosis pada beberapa jenis serangga dapat dijalani di dua dunia yang berbeda, misalnya capung yang menjalani tahap kehidupan pradewasanya di dalam air, sementara dewasanya adalah penerbang yang memangsa serangga lain. Sementara pada jenis serangga yang lain, baik serangga pradewasa maupun dewasa hidup pada habitat yang sama, misalnya wereng coklat yang nimfa dan serangga dewasanya hidup pada habitat yang sama, yaitu tanaman padi.

C. Metode

Siapkan mikroskop dan kaca pembesar untuk mengamati spesimen larva dan pupa, serta serangga dewasa yang disediakan. Sebutkan tipe metamorfosis masing-masing spesimen dewasa yang ada dan juga sebutkan stadium hidupnya dengan mengisi Lembar Kerja yang tersedia. Kemudian amati spesimen larva dan pupa yang disediakan, kemudian tentukan jenis larva dan pupanya. Jelaskan ciri-ciri masing-masing larva dan pupa dengan detil.

(8)

Acara 5

. Identifikasi dan taksonomi

A. Tujuan

Memahami arti identifikasi serangga serta mengetahui cara-cara identifikasi secara mor-fologi dengan menggunakan kunci identifikasi baik secara manual maupun multimedia.

B. Pengantar

Identifikasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui ciri khas satu kelompok organisme, dalam hal ini serangga, menggunakan alat bantu yang tersedia. Identifikasi umumnya dilakukan secara morfologis, meskipun pada perkembangannya, teknik sidik DNA dan enzim juga sudah lazim digunakan. Hal yang penting pada identifikasi serangga secara morfologis adalah pemahaman terhadap arti istilah-istilah morfologi yang umum digunakan pada kunci identifikasi (morfologi).

Identifikasi serangga secara morfologi dapat menggunakan bantuan buku kunci iden-tifikasi, mencocokkan dengan spesimen voucher, atau menanyakan kepada ahlinya. Pada perkembangannya, internet juga menjadi wahana yang cukup baik dalam membantu upaya identifikasi, atau juga menggunakan program komputer, misalnya CABI Keys, BioLink, dan LUCID Key.

C. Metode

Amati spesimen serangga yang sudah Anda koleksi, kemudian cocokkan dengan kara-kter morfologis yang ditunjukkan pada buku identifikasi manual, minimal sampai tingkat famili. Pada tahap selanjutnya, silakan Anda menggunakan beberapa program identifikasi, misalnya LUCID Key, untuk mencoba mengidentifikasi sampai tingkat genus.

(9)

Acara 6

. Koleksi serangga

A. Tujuan

Memahami arti penting koleksi serangga dan mengetahui tata cara koleksi serangga secara standar.

B. Pengantar

Koleksi (atau mengumpulkan) serangga adalah kegiatan menangkap, mengawetkan, dan membuat spesimen awetan. Spesimen tersebut dapat digunakan sebagai voucher atau contoh spesimen, dan setelah diidentifikasi menjadi sangat berguna sebagai patokan identi-fikasi untuk melakukan pengamatan di lapangan. Oleh karena itu, tata cara koleksi yang benar harus diperhatikan, agar spesimen yang dikoleksi bernilai keilmuan tinggi.

C. Metode

Silakan Anda memperhatikan alat-alat koleksi yang sudah disediakan, kemudian gambarlah. Berilah keterangan mekanisme kerja dari masing-masing alat koleksi tersebut, berikut cara memasangnya di lapangan.

D. Laman rekomendasi

Beberapa laman dapat Anda gunakan sebagai rujukan. Dua di antaranya adalah http:// mississippientomologicalmuseum.org.msstate.edu//collecting.preparation.methods/Col-lecting.methods.htm dan http://www.biologyjunction.com/insect_collection.htm.

(10)

Acara 7

. Pengenalan habitat serangga

A. Tujuan

Memahami hubungan serangga dan lingkungannya, termasuk mekanisme yang berlang-sung dalam hubungan tersebut. Aspek-aspek entomologi yang akan dipelajari adalah (a) bioekologi umum, (b) koleksi, dan (c) identifikasi secara umum.

B. Pengantar

Pengenalan serangga harus dilakukan dengan memahami bioekologi serangga, yaitu hubungan antara kehidupan serangga dengan lingkungan di sekitarnya. Sebagai contoh, pada serangga herbivora, keberhasilan sebuah populasi untuk berkembang tergantung pada ketersediaan pakan (tumbuhan) dan pengendali alami (musuh alami), di samping faktor abiotik (suhu, kelembaban, kelengasan tanah, dan sebagainya). Oleh karena itu, pengenalan habitat dan bioekologi serangga dapat digunakan sebagai sebuah titik tolak untuk mengenal aspek-aspek serangga secara lengkap, misalnya aspek morfologi, anatomi, taksonomi, fisiologi, perilaku, dan ekologi.

C. Metode

Praktikum akan dilaksanakan di salah satu lokasi terpilih, yaitu KP4 Kalitirto, Bangunta-pan, atau Wanagama-UGM. Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi:

1. Pengenalan habitat serangga

Kegiatan dilakukan dengan mengamati serangga-serangga yang hidup di habitat perai-ran (sungai dan sawah), dan darat (kering, misalnya di tegalan). Pengamatan dititikberat-kan pada jenis serangga yang ditemudititikberat-kan, perilaku khas (misalnya, jenis padititikberat-kan, cara kawin, meletakkan telur, dan sebagainya), dan faktor-faktor abiotik dan biotik yang ada di sekitar serangga-serangga tersebut (jenis tanah, ada tidaknya bahan organik, dan sebagainya). Pengamatan langsung dilakukan pada habitat terpilih, yaitu sungai, sawah, dan tegalan menggunakan bantuan tali yang dibentuk bujursangkar berukuran 1 x 1 meter persegi. Catatlah jenis dan jumlah individu serangga yang ditemukan pada habitat yang Anda amati tersebut.

2. Pengenalan pola hidup serangga (diurnal, krepuskuler, dan nokturnal)

(11)

turnal, dan pit-fall trap untuk serangga-serangga tanah yang aktif pada siang, sore, maupun malam hari. Serangga yang tertangkap oleh alat-alat perangkap tersebut digolong-golong-kan, kemudian dicatat sebagai serangga diurnal, krepuskuler, atau nokturnal.

3. Koleksi serangga

Pada kegiatan ini, Anda akan dikenalkan pada teknik-teknik koleksi serangga lanjut, mulai dari (1) mencari habitat berdasarkan serangga yang akan dikoleksi, (2) pemilihan alat koleksi yang tepat, (3) pengambilan serangga, (4) pengawetan, dan (5) identifikasi.

(12)

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana mengubah kesadaran menjadi karakter bangsa yang positif, dapat dilakukan melalui pendidikan sekolah, dengan modal pengalaman langsung para pemuda dalam berbagai

Penelitian tugas akhir ini memiliki tujuan agar terciptanya sistem pendukung keputusan untuk menilai kelayakan perencanaan pembangunan drainase yang dapat mengklasifikasi

Dasar pertimbangan dari berbagai putusan majelis hakim yang menyatakan para terdakwa bersalah secara sah dan meyakinkan telah melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan

Data mengenai timbulan,densitas, komposisi, dan kadar air sampah merupakan hal yang sangat menunjang dalam menyusun sistem pengelolaan persampahan di PPNS.. Data

Baikdalam memahami dan menganalisis struktur dan kaidah teks anekdot mengenai permasalahan sosial, ingkungan, dan kebijakan publik serta teks laporan hasil observasi, baik melalui

Pada dasarnya kata kerja –te iku dan –te kuru memiliki cara penggunaan dalam arti yang berlawanan, yaitu kata kerja –te iku digunakan untuk menunjukan aktivitas perpindahan

Peningkatan kualitas dalam konsep SPC adalah bagaimana baiknya suatu output memenuhi spesifikasi dan toleransi yang telah ditetapkan oleh bagian design dari suatu