81
4.1 PROFIL PERUSAHAAN
4.1.1 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN
4.1.1.1 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) DI DUNIA Berikut sejarah singkat Kentucky Fried Chicken (KFC) di dunia :
- 1930 : Kentucky Fried Chicken didirikan oleh Harland Sanders di Nicholas Ville and Corbin, Kentucky.
- 1939 : Terciptanya bumbu rahasia (11 Herbs & Spices) – ORIGINAL RECIPE CHICKEN dan Harland Sanders diberikan julukan “COLONEL” oleh Gubernur Kentucky, karena telah menjadi menciptakan bumbu rahasia tersebut .
- 1952 : Franchise I dijual kepada Pete Harmon, Salt Lake City, USA.
- 1964 : Franchise II dijual kepada Group Investor Jack Massey & John Y. Brown Jr.. - 1969 : KFC terdaftar pada bursa NEW YORK dan COLONEL SANDERS membeli 100
saham perdananya.
- 1971 : Heublein Incorporate merger dengan KFC International. Bersamaan dengan itu Colonel Sanders menciptakan bumbu CRISPY CHICKEN.
- 1982 : R. J. REYNOLDS (sekarang RJR – NIBISCO) merger dengan HEUBLEIN INDUSTRIES, INCORPORATE (industri makanan kaleng)
- 1986 : PEPSI CO (pemilik PIZZA HUT membeli KFC dari R.J REYNOLDS)
- 1997 : PEPSI CO melepas 3 Restoran yaitu : KFC, PIZZA HUT & TACOBELL kepada TRICON RESTAURANT INTERNATIONAL (TRI)
- Sekarang : YUM INTERNATIONAL mengambil alih KFC, AW, LONG JOHN SILVER, PIZZA HUT dan TACO BELL
4.1.1.2 SEJARAH SINGKAT KENTUCKY FRIED CHICKEN (KFC) DI INDONESIA Berikut sejarah singkat Kentucky Fried Chicken (KFC) di dunia :
- 1978 : PT FASTFOOD INDONESIA, didirikan oleh kelompok usaha Gelael, sebagai pemegang hak eksklusif usaha waralaba, yang kemudian hak franchise KFC di Indonesia diberikan oleh pemilik KFC; pada waktu itu Heublein, Inc. kepada PT.Fastfood Indonesia.
- 1979 : Restoran KFC pertama dibuka tgl 18 Oktober di jalan Melawai Raya 84 – 85 Jakarta Selatan
- 1990 : Maret, Group Gelael menjual 45 % saham perseroan kepada Salim Group - 1992 : Perseroan G0 Publik 20 % dari sahamnya
- 1993 : Perseroan adalah Perusahaan Publik terdaftar sebagai Emiten di Bursa Efek Jakarta (Mei), dengan proporsi kepemilikan saham sebagai berikut :
PT Gelael Pratama 43,5%, PT Megah Eraraharja 35,5%, PT Publik 20,0%, dan Koperasi – Koperasi 1,0%.
- 1996 : KFC mendapat Sertifikat Halal dari LPPOM MUI - Sekarang : KFC sudah membuka gerainya yang ke 300.
4.1.2 STRUKTUR ORGANISASI
4.1.2.1 STRUKTUR ORGANISASI PT.FASTFOOD INDONESIA, Tbk.
Sumber : PT.Fastfood Indonesia, Tbk.
BOD General Manager Business Development General Manager Finance & Administration General Manager Operation Assistant General Manager Operation Regional Operation Department Catering & Delivery Department Area Manager Restaurant Manager Assistant Restaurant Manager Bagian Back-Up Bagian Dining Bagian Cashier Bagian Kitchen Marketing Department Store Development Department Quality Assurance and R & D Department Human Resource Department Purchasing Department Warehousing & Distribution Department Personnel Department Human Resources Administration Department Training Department Employee Legal & Industrial Relation Department Financial Planning & Control Department Information Technology Department Finance & Accounting Department Regional Administration Department Chief Cashier Internal Audit Department
Gambar 4.01 STRUKTUR ORGANISASI PT.FASTFOOD INDONESIA, TBK. 4.1.2.2 URAIAN JABATAN
Setiap bagian organisasi memiliki tugas, wewenang dan tanggung jawabnya masing – masing. Berikut uraian jabatan masing – masing bagian :
1. Board of Director
a. Memimpin perusahaan dan membina jajarannya agar berdaya guna dan berhasil guna.
b. Menyusun rencana perusahaan jangka pendek, maupun jangka panjang serta visi, misi dan strategi dalam mencapai tujuan perusahaan.
c. Mengkoordinasikan dan mengawasi para manajer dalam melaksanakan tugasnya.
2. GM Operations
a. Merencanakan dan menetapkan target penjualan perusahaan. b. Mengembangkan SDM, sistem, prosedur dan sebagainya. c. Mengontrol seluruh biaya operasional.
d. Merencanakan visi, misi serta strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. e. Mengontrol jalannya operasional seluruh restoran.
f. Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya. g. Melakukan pengorganisasian wewenang atas perencanaan yang telah dibuat
selama tahun berjalan.
h. Menetapkan anggaran setiap departemen
3. Assistant GM Operation
b. Membantu mengontrol jalannya operasional seluruh restoran. 4. GM Business & Development
a. Merencanakan Business Plan perusahaan. b. Merencanakan pengembangan restoran.
c. Mengembangkan SDM, produk, marketing dan sebagainya.
d. Merencanakan visi, misi serta strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. e. Mengontrol anggaran setiap departemen.
f. Mengawasi dan mengontrol biaya setiap departemen.
g. Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
5. GM Finance & Administration
a. Menyusun rencana kerja dan anggaran pendapatan pengeluaran perusahaan. b. Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada perusahaan.
c. Menyusun laporan keuangan konsolidasi atas transaksi yang terjadi di setiap restoran.
d. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan administrasi perusahaan. e. Mengkoordinir setiap departemen yang ada di bawahnya.
f. Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
g. Mengawasi dan mengontrol departemen – departemen yang dibawahinya.
6. Catering & Delivery Manager
a. Mengelola perusahaan dalam jumlah besar.
b. Mengelola pelaksanaan setiap perayaan ulang tahun yang diadakan di restoran maupun di luar restoran.
d. Mengontrol seluruh biaya opersionalnya.
e. Mengembangkan perluasan daerah yang potensial untuk Pesan Antar.
7. Regional Operations Manager
a. Bertanggung jawab terhadap restoran yang ada dalam regionalnya. b. Merencanakan dan menetapkan target penjualan perusahaan. c. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan kerja di tingkat area. d. Mengontrol biaya – biaya operasional.
e. Merencanakan pengembangan di segala bidang.
f. Melakukan evaluasi dalam penilaian kinerja setiap restoran.
8. Area Manager
a. Bertanggung jawab terhadap restoran yang ada di dalam areanya. b. Mengawasi dan mengontrol jalannya kegiatan setiap restoran. c. Melakukan evaluasi dalam penilaian kinerja setiap restoran. d. Melaksanakan target penjualan perusahaan.
e. Memberikan lokakarya kepada Restoran Manager bila diperlukan.
9. Restaurant Manager
a. Melaksanakan pencapaian target penjualan.
b. Mengawasi dan mengontrol seluruh kegiatan kerja restoran. c. Memberikan pelatihan kepada karyawan.
d. Menjaga, memelihara, meningkatkan image perusahaan. e. Bertanggung jawab terhadap jalannya operasi restoran.
10. Assistant Restaurant Manager
a. Membantu melaksanakan pencapaian target penjualan tingkat restoran. b. Membantu, menjaga, memelihara, meningkatkan image perusahaan.
c. Membantu Restaurant Manager terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan kerja restoran.
d. Membantu mengawasi dan mengontrol operasi restoran. e. Membantu memberikan pelatihan kepada karyawan.
11. Chief Cashier
a. Mengawasi pelaksanaan setiap kegiatan kerja bagian penjualan. b. Membantu dalam jalannya operasional restoran.
c. Mendata setiap menu makanan yang dijual.
d. Melaksanakan penyetoran uang pendapatan restoran kepada bank.
12. Bagian Cashier
a. Melayani tamu yang memesan menu/produk makanan.
b. Melaksanakan penawaran menu/produk makanan untuk melengkapi. c. Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
13. Bagian Back-Up
a. Membantu cashier dalam persiapan setiap pesanan tamu. b. Melaksanakan pemasakan, menggoreng pesanan tamu.
c. Menghidupkan, mematikan dan membersihkan peralatan masak, simpan, pendingin.
14. Bagian Dining
a. Membersihkan meja makan tamu setelah selesai makan.
b. Menjaga dan memelihara kebersihan seluruh area restoran serta perlengkapan lainnya.
c. Membantu tamu membawakan pesanan ke meja, bila membutuhkan. d. Membantu tamu membawakan pesanan besar menuju kendaraan angkut.
15. Bagian Cook
a. Melaksanakan pemasakan/penggorengan menu makanan.
b. Mencatat setiap pemasakan, penggorengan menu makanan dan penerimaan bahan baku.
c. Menghidupkan dan membersihkan peralatan masak. d. Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
16. Bagian Kitchen
a. Membantu pekerjaan bagian cook.
b. Melaksanakan membersihkan peralatan masak dan peralatan makan tamu. c. Mempersiapkan bahan baku yang akan dimasak.
d. Menjaga dan memelihara kebersihan sekitarnya.
17. Quality Assurance and R&D Department Manager
a. Memeriksa seluruh bahan baku yang diterima sesuai dengan spesifikasi perusahaan.
b. Mengadakan audit standar prosedur – prosedur ke seluruh restoran. c. Melaksanakan pembuatan dan memperpanjang seritifikat HALAL.
d. Mengembangkan produk baru.
e. Mengontrol seluruh biaya operasionalnya.
18. Marketing Department Manager
a. Merencanakan pemasaran promosi produk baru. b. Merencanakan anggaran perusahaan.
c. Merencanakan, meningkatkan, membangun, memelihara image perusahaan dalam masyarakat.
d. Merencanakan pengembangan promosi tingkat lokal maupun nasional. e. Mengontrol seluruh biaya operasionalnya.
19. Store Development Department Manager
a. Merencanakan pengembangan bangunan beserta tata letak mesin serta peralatan restoran lainnya.
b. Merancang desain interior restoran.
c. Menyeleksi setiap kontraktor yang mengajukan proposal.
d. Bekerja sama dengan department yang terkait di dalam menetapkan desain interior dan tata letak mesin serta peralatan lainnya.
20. Human Resources Department Manager
a. Merencanakan pengembangan sumber daya manusia di perusahaan. b. Mengevaluasi dan menilai tenaga kerja di setiap departemen. c. Menetapkan sistem kesejahteraan karyawan.
21. Personnel Department Manager
a. Melaksanakan penyediaan kebutuhan karyawan di departemen. b. Melaksanakan perekrutan, penyeleksian karyawan.
22. Training Department Manager
a. Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan program pelatihan di perusahaan. b. Melaksanakan evaluasi dan penilaian kepada setiap karyawan yang telah
diberikan pelatihan.
c. Merencanakan pengembangan pelatihan.
23. Human Resources Administration Department Manager a. Melaksanakan pendataan seluruh karyawan perusahaan. b. Mengontrol dan merekap absensi karyawan.
c. Mengkoordinir baju seragam karyawan khususnya karyawan restoran. d. Menyalurkan baju seragam karyawan yang membutuhkan.
24. Employee Legal Industrial & General Relation Manager
a. Melaksanakan setiap pemutusan hubungan kerja karyawan.
b. Menghadiri sidang perselisihan dalam menghadapi persoalan yang serius. c. Bekerja sama dengan departemen terkait dalam perselisihan hukum.
25. Purchasing Manager
a. Melaksanakan pembelian seluruh bahan baku yang dibutuhkan perusahaan. b. Menjalin rekanan dengan para pemasok.
c. Memonitor persediaan seluruh bahan baku dengan bekerja sama bagian gudang.
26. Warehousing & Distribution Manager
a. Mengatur sistem distribusi seluruh bahan baku ke seluruh restoran. b. Mengatur dan mengawasi kegiatan kerja karyawan yang dibawahinya. c. Mengontrol biaya – biaya operasionalnya.
27. Finance & Accounting Department Manager
a. Melaksanakan rencana kerja dan anggaran pendapatan pengeluaran perusahaan.
b. Melakukan pencatatan atas transaksi yang terjadi pada perusahaan.
c. Menyusun laporan keuangan konsolidasi atas transaksi yang terjadi di setiap restoran.
d. Mengkoordinir dan mengawasi kegiatan administrasi perusahaan. e. Mengendalikan pendapatan dan pengeluaran perusahaan.
28. Financial & Planning Control Department Manager
a. Mengontrol pemakaian anggaran setiap departemen yang telah ditetapkan perusahaan.
b. Mencatat setiap anggaran yang ditetapkan perusahaan.
29. Information Technology Department Manager
a. Merencanakan dan menyajikan sistem informasi kepada departemen yang membutuhkannya.
b. Mengembangkan sistem insformasi perusahaan dalam menghadapi kemajuan teknologi.
c. Menyediakan perlengkapan yang berbasis komputer kepada departemen.
30. Regional Administration Department Manager
a. Melaksanakan dan mengembangkan sistem keuangan sesuai dengan kebijakan dari kantor pusat perusahaan.
b. Melaksanakan kontrol seluruh sistem perusahaan.
c. Bekerja sama dalam kegiatan/pelaksanaan kerja di perusahaan.
31. Internal Audit Department Manager
a. Melaksanakan audit keuangan ke setiap restoran serta ke seluruh restoran. b. Melaporkan kepada manajemen bila ada penyimpangan dalam setiap sistem /
prosedur.
4.1.3 JENIS PRODUK
Tabel 4.01
JENIS PRODUK KENTUCKY FRIED CHICKEN
No MENU JENIS
1 ORIGINAL RECIPE / HOT & CRISPY 1 Piece / 9 piece
2 BURGER / PASTA / BENTO OR Burger Twister
Spaghetti Deluxe / Supreme
KFC Bento
KFC Attack (Rice + Wing + Drink Regular)
Chicken Fillet
3 KOMBO HEMAT Kombo 1 – 2 – 3 – 4 – 5 – 6 – 7 – 8 4 CHAKI KIDS MEAL Chaki Rice / Chaki Fries
Chaki Spaghetti
5 SIDE ORDERS Rice
Perkedel
French Fries reg. /large
Corn Cob
KFC Soup / Corn Soup
Coleslaw
Fresh Garden Salad / + Crispy Strip
7 DESSERT Pepsi reg. / med. / large
Orange Juice
Teh Sosro
Air Mineral
Hot Coffee / Tea
8 FRESH ‘LITE KS.Rice (Ayam + Rice + Salad + Ades) KS.Fries (Ayam + Rice + Salad + Ades) Sumber : PT.Fastfood Indonesia Tbk.
4.1.4 ANALISIS 5 KEKUATAN PORTER (5PORTER FORCES)
Ancaman Pendatang Baru
Kekuatan tawar menawar pemasok Kekuatan tawar menawar pembeli
Ancaman Produk Pengganti
Sumber : Pearce&Robinson, 2004
Gambar 4.02 Lima Kekuatan Porter
Dalam penelitian ini akan terlihat kekuatan persaingan PT.Fastfood Indonesia Tbk., dengan melihat lima kekuatan Porter. Dimana kelima kekuatan tersebut berupa ancaman pendatang baru (The Threat of New Entrants), ancaman produk pengganti (The Threat of Substitute Products of Services), kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining Power of Suppliers), kekuatan tawar menawar pembeli (Barganing Power of Buyer/Customer), persaingan sesama industri (Rivalry Among Existing Competitors).
Maka sesuai dengan gambar 4.02, kondisi bisnis diuraikan sebagai berikut : 1. Ancaman pendatang baru (The Threat of New Entrants)
Persaingan dalam industri fastfood semakin berkembang. Hal ini terlihat dengan semakin bertambahnya banyak restoran fastfood yang semakin berdiri dan menyebabkan adanya perang harga dan promosi untuk menarik konsumen.
Pendatang Baru Potensial
Pembeli Pemasok Produk Pengganti Pesaing Industri Rivalry (Persaingan diantara Perusahaan yang ada)
Ditambah lagi, tren franchise sedang berkembang, sehingga menambah kemungkinan bermunculannya restoran cepat saji lainnya.
2. Ancaman produk pengganti (The Threat of Substitute Products of Services)
Dewasa ini dalam industri fastfood dengan core business ayam mulai banyak muncul ancaman dari produk pengganti, seperti ayam goring tepung yang banyak dijual di gerobak – gerobak pinggir jalan, dengan harga yang lebih murah (berkisar Rp.1.000 untuk kepala ayam tepung sampai Rp.3.000 untuk bagian dada ayam tepung). Bahkan tak sedikit dari mereka yang menggunakan nama ”Kentucky Fried Chicken” (baik itu dimodifikasi sedikit maupun tidak) yang sudah menjadi sebuah “image” tersendiri untuk produk ayam goreng tepung.
3. Kekuatan tawar menawar pemasok (Bargaining Power of Suppliers)
Bahan baku yang dipergunakan oleh produk perusahaan adalah ayam potong broiler, bumbu resep asli Chicken Patty, sayuran segar, kentang dingin, dan bumbu masak. Ayam potong broiler, sayuran segar dan bumbu masak diperoleh dari pemasar local di setiap wilayah restoran. Bumbu resep asli diimpor dari Amerika Serikat, sedangkan bahan baku yang belum bisa dihasilkan di Indonesia sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan oleh franchise, seperti kentang dingin, chicken patty dan nugget diimpor dari Singapura dan Malaysia. Terutama soal bumbu yang menjadi ciri khasnya, manajemen KFC akan selalu menggunakan original recipe from Colonel Sanders yang masih dipasok langsung dari prinsipalnya. Lain halnya dengan bahan baku utama, yakni daging ayam. Demi menjaga kualitas, KFC hanya mengandalkan pasokan dari 15 peternak besar seperti Charoen Phokphand dan Sierad. Setiap hari KFC mendapat pasokan ayam sebanyak 70 ribu ekor untuk semua gerai. Oleh karena itu kekuatan tawar menawar pemasok adalah kuat.
Permintaan akan makanan fastfood sangat tinggi. Mengingat banyaknya konsumen yang mulai bergaya hidup serba praktis. Dan PT.Fastfood Indonesia Tbk. jeli dalam merespon permintaan konsumen yang terus bertambah ini. Oleh karena itu PT.Fastfood Indonesia Tbk. membuka gerai baru secara berkala untuk menjangkau seluruh konsumen di Indonesia. Pembukaan gerai – gerai KFC yang baru juga dibarengi oleh pembukaan gerai – gerai restoran fastfood lainnya, baik pendatang baru maupun pemain lama. Dengan demikian akan semakin banyak pilihan restoran fastfood yang dapat dipilih oleh konsumen, yang dapat membuat konsumen berpindah merek dan menjadi loyal dengan restoran fastfood lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar bagi pembeli adalah kuat. Namun jika konsumen memiliki loyalitas terhadap KFC maka kekuatan tawar menawar pembeli menjadi rendah.
5. Persaingan sesama industri (Rivalry Among Existing Competitors)
Persaingan restoran fastfood sangat ketat, bukan hanya karena semakin banyaknya bermunculan para pemain baru, melainkan juga perang promosi, persaingan harga, diversifikasi produk, dan sebagainya. Berikut beberapa keunggulan KFC yang berbeda dibandingkan saingannya :
- Berbagai pilihan menu GOCENG
-
Program ATTACK 3-5pm. Seperti yang dikemukan oleh Pak Adi S.Tjahjadi, Head Executive Marketing Public Relation PT.Fastfood Indonesia Tbk., KFC Goceng dalam program ATTACK 3-5pm memberikan kontribusi yang cukup besar dalam penjualan KFC.-
Memiliki label music dan mensponsori band indie, yang juga membantu promosi KFC secara tidak langsung.4.2 PROFIL RESPONDEN
4.2.1 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan berdasarkan jenis kelaminnya :
TABEL 4.02
PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN WILAYAH JUMLAH RESPONDEN PRIA JUMLAH RESPONDEN WANITA TOTAL RESPONDEN
Jakarta Utara 41 responden 43 responden 84 responden Jakarta Barat 52 responden 32 responden 84 responden Jakarta Timur 26 responden 58 responden 84 responden Jakarta Selatan 36 responden 48 responden 84 responden Jakarta Pusat 39 responden 45 responden 84 responden
TOTAL 194 responden 226 responden 420 responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa :
- Untuk daerah Jakarta Utara, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 52% (43 responden), sedangkan sisanya 48% (41 responden) adalah responden pria.
- Untuk daerah Jakarta Barat, responden yang paling banyak adalah responden pria dengan jumlah 62% (52 responden) dan sisanya 38% (32 responden) adalah responden wanita.
- Untuk daerah Jakarta Timur, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 69% (58 responden), sedangkan sisanya 31% (26 responden) adalah responden pria.
- Untuk daerah Jakarta Selatan, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 57% (48 responden), sedangkan sisanya 43% (36 responden) adalah responden pria.
- Untuk daerah Jakarta Pusat, responden yang paling banyak adalah responden wanita dengan jumlah 54% (45 responden), sedangkan sisanya adalah 46% (39 responden) adalah responden pria.
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Responden Wanita 226 54% Responden Pria 194 46%
Responden Pria Responden Wanita
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berjenis kelamin wanita, yang berjumlah 226 responden, atau 54% dari 420 responden yang mengisi kuisioner. Sedangkan sisanya, 46% adalah responden berjenis kelamin pria yang berjumlah 194 responden.
4.2.2 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan berdasarkan usianya :
TABEL 4.03
PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA
WILAYAH USIA < 20 th USIA 20 - 26 th USIA 27 - 33 th USIA 34 - 40 th USIA > 40 th TOTAL RESPONDEN
Jakarta Utara 11 14 28 18 13 84 responden
Jakarta Barat 8 13 21 24 18 84 responden
Jakarta Timur 24 14 17 10 19 84 responden
Jakarta Selatan 7 22 14 33 8 84 responden
Jakarta Pusat 16 19 26 12 11 84 responden
TOTAL 66 82 106 97 69 420 responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari tabel berikut dapat disimpulkan bahwa :
- Untuk daerah Jakarta Utara, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 33,3% (28 responden), responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 21,4% (18
responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 15,5% (13 responden) dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 13,1% (11 responden).
- Untuk daerah Jakarta Barat, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 34 - 40 tahun dengan jumlah 28,6% (24 responden), responden berusia 27 - 33 tahun dengan jumlah 25% (21 responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 21,4% (18 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 15,5% (13 responden) dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 9,5% (8 responden).
- Untuk daerah Jakarta Timur, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 28,6% (24 responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 22,6% (19 responden), responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 20,2% (17 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden) dan yang terakhir responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 11,9% (10 responden).
- Untuk daerah Jakarta Selatan, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 34 - 40 tahun dengan jumlah 39,3% (33 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 26,2% (22 responden), responden berusia 27 - 33 tahun dengan jumlah 16,7% (14 responden), responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 9,5% (8 responden) dan yang terakhir responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 8,3% (7 responden).
- Untuk daerah Jakarta Pusat, jumlah responden dapat diuraikan secara urut dari jumlah yang tertinggi yaitu responden berusia 27 – 33 tahun dengan jumlah 30,9% (26 responden), responden berusia 20 – 26 tahun dengan jumlah 22,6% (19 responden), responden berusia kurang dari 20 tahun dengan jumlah 19,1% (16 responden), responden berusia 34 – 40 tahun dengan jumlah 14,3% (12 responden) dan yang terakhir responden berusia lebih dari 40 tahun dengan jumlah 13,1% (11 responden).
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Usia
Usia < 20 th 66 16% Usia 20 - 26 th 82 20% Usia > 40 th 69 16% Usia 34 - 40 th 97 23% Usia 27 -33 th 106 25%
Usia < 20th Usia 20 - 26 th Usia 27 -33 th Usia 34 - 40 th Usia > 40 th
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Gambar 4.04 DIAGRAM PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN USIA
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berusia 27 – 33 tahun, yang berjumlah 106 orang, atau 25% dari 420 responden yang mengisi kuisioner. Sedangkan
sisanya, 23% (97 orang) untuk responden berusia 34 – 40 tahun, 20% (82 orang) untuk responden berusia 20 – 26 tahun, 16% (69 orang) untuk responden berusia lebih dari 40 tahun , dan terakhir 16% (66 orang) untuk responden berusia kurang dari 20 tahun.
4.2.3 PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN
Berikut tabel profil responden yang mewakili lima wilayah, yang dibedakan berdasarkan jenis pekerjaannya :
TABEL 4.04
PROFIL RESPONDEN BERDASARKAN JENIS PEKERJAAN WILAYAH PELAJAR/ MAHASISWA IBU RUMAH TANGGA PEGAWAI NEGERI PEGAWAI SWASTA WIRA SWASTA LAIN – LAIN TOTAL RESPONDEN Jakarta Utara 22 15 5 9 31 2 84 responden Jakarta Barat 17 11 3 12 27 14 84 responden Jakarta Timur 29 16 7 19 13 0 84 responden Jakarta Selatan 24 14 4 12 22 8 84 responden Jakarta Pusat 18 19 6 11 13 17 84 responden TOTAL 110 75 25 63 106 41 420 responden
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
- Untuk daerah Jakarta Utara, responden yang berstatus sebagai wiraswasta adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 36,9% (31 responden). Kemudian responden yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 26,2% (22 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 17,9 (15 responden), pegawai swasta berjumlah 10,7% (9 responden), berstatus pegawai negeri berjumlah 5,9% (5 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 2,4% (2 responden).
- Untuk daerah Jakarta Barat, responden yang berstatus sebagai wiraswasta adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 32,1% (27 responden). Kemudian responden yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 20,2% (17 responden), berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 16,7% (14 responden), pegawai swasta berjumlah 14,3% (12 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 13,1% (11 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri berjumlah 3,6% (3 responden).
- Untuk daerah Jakarta Timur, responden yang berstatus pelajar/mahasiswa adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 34,5% (29 responden). Kemudian responden yang berstatus pegawai swasta berjumlah 22,6% (19 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 19,1% (16 responden), berstatus wiraswasta berjumlah 15,5% (13 responden), berstatus pegawai negeri berjumlah 8,3% (7 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus lain - lain berjumlah 0% (0 responden).
- Untuk daerah Jakarta Selatan, responden yang berstatus pelajar/mahasiswa adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 28,5% (24 responden). Kemudian responden yang berstatus wiraswasta berjumlah 26,2% (22 responden), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 16,7% (14 responden), berstatus pegawai swasta berjumlah
14,3% (12 responden), berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 9,5% (8 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri berjumlah 4,8% (4 responden).
- Untuk daerah Jakarta Pusat, responden yang berstatus ibu rumah tangga adalah yang paling banyak yaitu sebanyak 22,6% (19 responden). Kemudian responden yang berstatus pelajar/mahasiswa berjumlah 21,4% (18 responden), berstatus Sales Promotion dan Sales Promotion Boy (lain – lain) berjumlah 20,2% (17 responden), berstatus wiraswasta berjumlah 15,4% (13 responden), berstatus pegawai swasta berjumlah 13,1% (11 responden), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri berjumlah 7,1% (6 responden).
Dari data tabel diatas, dapat digambarkan dalam sebuah diagram seperti berikut ini :
Profil Responden Berdasarkan Usia
Lain - lain 41 10% Pelajar/Mah asiswa 110 26,2% Ibu Rumah Tangga 75 17,8% Wiraswasta 106 25% Pegawai Swasta 63 15% Pegawai Negeri 25 6%
Pelajar/Mahasiswa Ibu Rumah Tangga Pegawai Negeri
Pegawai Swasta Wiraswasta Lain - lain
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Data ini menunjukkan bahwa mayoritas responden adalah berstatus pelajar/mahasiswa yaitu sebanyak 110 responden (26,2%), kemudian yang berstatus wiraswasta berjumlah 106 responden (25%), berstatus ibu rumah tangga berjumlah 75 responden (17,8%), berstatus pegawai swasta berjumlah 63 responden (15%), berstatus lain – lain; yakni Sales Promotion Girl dan Sales Promotion Boy; berjumlah 41 responden (10%), dan yang terakhir adalah responden berstatus pegawai negeri yang berjumlah 25 responden (6%).
4.3 UJI VALIDITAS
4.3.1 UJI VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC TERKAIT FLU BURUNG”
TABEL 4.05
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC TERKAIT FLU BURUNG”
Pertanyaan R hitung R tabel Validitas Indeks Korelasi
Pertanyaan 1 0.703 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 2 0.681 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 3 0.348 0.306 Valid Rendah Pertanyaan 4 0.490 0.306 Valid Cukup Tinggi Pertanyaan 5 0.819 0.306 Valid Sangat Tinggi Pertanyaan 6 0.590 0.306 Valid Cukup Tinggi Pertanyaan 7 0.571 0.306 Valid Cukup Tinggi Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.3.2 UJI VALIDITAS VARIABEL “PERIKLANAN YANG EDUKATIF”
TABEL 4.06
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL “PERIKLANAN YANG EDUKATIF”
Pertanyaan R hitung R tabel Validitas Indeks Korelasi
Pertanyaan 8 0.629 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 9 0.813 0.306 Valid Sangat Tinggi Pertanyaan 10 0.859 0.306 Valid Sangat Tinggi Pertanyaan 11 0.593 0.306 Valid Cukup Tinggi Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.3.3 UJI VALIDITAS VARIABEL ”PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF”
TABEL 4.07
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF”
Pertanyaan R hitung R tabel Validitas Indeks Korelasi
Pertanyaan 12 0.827 0.306 Valid Sangat Tinggi Pertanyaan 13 0.727 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 14 0.489 0.306 Valid Cukup Tinggi Pertanyaan 15 0.737 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 16 0.732 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 17 0.672 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 18 0.735 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 19 0.807 0.306 Valid Sangat Tinggi Pertanyaan 20 0.722 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 21 0.745 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 22 0.566 0.306 Valid Cukup Tinggi Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.3.4 UJI VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC SETELAH IMAGE RECOVERY”
TABEL 4.08
OUTPUT VALIDITAS VARIABEL ”BRAND IMAGE KFC SETELAH IMAGE RECOVERY”
Pertanyaan R hitung R tabel Validitas Indeks Korelasi
Pertanyaan 23 0.805 0.306 Valid Sangat Tinggi Pertanyaan 24 0.785 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 25 0.688 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 26 0.757 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 27 0.668 0.306 Valid Tinggi Pertanyaan 28 0.594 0.306 Valid Cukup Tinggi Pertanyaan 29 0.770 0.306 Valid Tinggi
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
4.4 UJI RELIABILITAS
TABEL 4.09
OUTPUT RELIABILITY
Case Processing Summary
N %
Valid 420 100.0
Excluded(a) 0 0.0
Cases
Total 420 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.10
RELIABILITY STATISTICS Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
0.866 420 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berdasarkan penghitungan diatas dapat dinyatakan bahwa data reliabel karena cronbach’s alpha > 0,6 yaitu 0,866.
4.5 ANALISIS BRAND IMAGE KFC TERKAIT WABAH FLU BURUNG (T1)
4.5.1 PEMBAHASAN KUISIONER
Untuk menganalisa kuisioner yang sudah disebarkan, maka akan digunakan interval untuk melihat butir pertanyaan dari kuisioner yang memiliki pengaruh paling kuat. Adapun interval yang digunakan adalah diperoleh dari :
Interval = bobot tertinggi – bobot terendah Jumlah bobot Interval = 5 – 1 = 0,8 5 ¨ Indeks Interval : TABEL 4.11 TABEL INTERVAL
Interval Indeks Interval
1 – 1,79 Sangat Tidak Baik 1,8 – 2,59 Kurang Baik
2,6 – 3,39 Cukup
3,4 – 4,19 Baik
4,2 – 5 Sangat Baik
Sumber : Penulis
Berikut ini adalah analisis secara deskriptif. Untuk masing – masing subvariabel brand image KFC terkait wabah flu burung, dimana terdiri dari :
TABEL 4.12
DAFTAR PERTANYAAN BRAND IMAGE KFC TERKAIT WABAH FLU BURUNG
No Pertanyaan Dimensi Yang Diukur
1 Pertanyaan 1 Restoran Fastfood terenak dan memiliki banyak pilihan produk 2 Pertanyaan 2 Restoran ini memiliki atmosfir yang menyenangkan
3 Pertanyaan 3 Harga terjangkau 4 Pertanyaan 4 Layanan yang cepat 5 Pertanyaan 5 Karyawan sangat ramah
6 Pertanyaan 6 KFC aman dari berbagai wabah penyakit (flu burung, formalin, dsb) sehingga aman dikonsumsi
7 Pertanyaan 7 KFC memiliki kualitas tinggi Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.13
PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN
No Pertanyaan STS TS N S SS TOTAL RATA - RATA
1 Pertanyaan 1 4 32 315 820 450 1621 3,85 2 Pertanyaan 2 1 18 336 912 350 1617 3,85 3 Pertanyaan 3 4 32 252 964 375 1627 3,87
4 Pertanyaan 4 2 52 315 872 345 1585 3,78 5 Pertanyaan 5 2 58 429 784 250 1523 3,63 6 Pertanyaan 6 1 24 375 744 480 1624 3,87 7 Pertanyaan 7 2 28 318 744 560 1652 3,93 TOTAL 26,78 RATA - RATA 3,83
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Pertanyaan 1 – 7 berisi pertanyaan yang untuk mengukur brand image KFC di mata konsumen, tepatnya sebelum terjadi wabah flu burung. Oleh karena itu, pada saat responden mengisi kuisioner, penulis melakukan sedikit mengadakan perbincangan untuk mengingatkan kembali image KFC sebelum terjadi wabah flu burung. Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya :
1. Pertanyaan 1 : KFC merupakan restoran fastfood terenak dibandingkan restoran fastfood lainnya, seperti McDonald, Wendy’s, dll. Produk – produk KFC memiliki citra rasa khas dan sesuai dengan selera konsumen. Selain itu, KFC memiliki banyak jenis pilihan produk, seperti yang sudah dijabarkan pada halaman 92. Pertanyaan ini juga menjadi ukuran untuk melihat apakah visi KFC untuk menjadi restoran yang paling digemari dan selalu menjadi pemimpin dalam industri restoran cepat saji dalam berbagai aspek, telah tercapai. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC sebagai restoran fastfood terenak dan memiliki banyak jenis pilihan produk adalah BAIK. 2. Pertanyaan 2 : Restoran KFC memiliki atmosfir yang menyenangkan, dinilai dari tata letak meja, kursi yang teratur dan bersih, desain store yang modern, penempatan saus sambal dan sedotan yang teratur, suasana santai dengan alunan musik yang tidak terlalu keras, dan kenyamanan responden ketika mereka mengunjungi KFC. Jika dilihat dari rata
– rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC sebagai restoran yang memiliki atmosfir yang menyenangkan adalah BAIK.
3. Pertanyaan 3 : Harga KFC yang terjangkau sehingga menarik konsumen untuk membeli. Terlebih lagi, salah satu keunggulan KFC adalah program “ATTACK 3-5 pm” yakni paket makan Rp.6.500 mulai dari jam 3 siang sampai 5 sore. Menurut Head Marketing Executive Public Relation PT.Fasfood Indonesia Tbk., Bpk.Adi.S.Tjahjadi; paket “ATTACK 3-5 pm” bisa dikatakan berhasil karena terbukti banyak konsumen (terutama pelajar dan karyawan yang bekerja di sekitar KFC) yang makan di KFC pada jam – jam itu. Responden sekaligus konsumen KFC pun mengakuinya. Selain itu, KFC juga memiliki program “MENU GOCENG” yang juga banyak menarik konsumen. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image harga KFC yang terjangkau adalah BAIK.
4. Pertanyaan 4 : Layanan yang cepat dari para karyawan KFC. Mulai dari karyawan yang melayani pesanan customer, dan kesigapan karyawan KFC ketika membersihkan meja untuk konsumen selanjutnya, menyediakan sambal/saos atau sabun pencuci tangan ketika sudah habis ataupun ketika mengambilkan dan mengantarkan pesanan customer. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC dengan pelayanan yang cepat dari karyawan KFC adalah BAIK.
5. Pertanyaan 5 : Keramahan karyawan KFC dinilai baik oleh konsumen. Untuk menjamin keramahan karyawan KFC, di beberapa outlet KFC, terpasang poster yang berisi ”Jika Anda tidak mendapatkan layanan yang memuaskan dari kami, Anda berhak memperoleh 1pc pepsi dari kami, GRATIS”. Sesuai dengan misi PT.Fastfood Indonesia Tbk. untuk menjadi restoran cepat saji modern yang menawarkan suasana restoran yang ramah dan menyenangkan, KFC selalu men-training karyawan – karyawannya untuk menjadi ramah karena para karyawan juga mewakili kredibilitas KFC di mata konsumen. Jika dilihat dari
rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC dengan keramahan para pegawainya adalah BAIK.
6. Pertanyaan 6 : KFC aman dari berbagai wabah penyakit sehingga aman dikonsumsi. Inilah yang menjadi pertanyaan kunci dari pembahasan image recovery KFC akibat wabah flu burung yang menyerang Indonesia. Sebagian besar dari responden menjawab setuju bahwa KFC aman dikonsumsi. Sebagian dari mereka ada yang merasa tidak terganggu pada saat isu flu burung menyerang KFC, namun sebagian lagi sempat takut untuk mengkonsumsi ayam KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC aman dari berbagai wabah penyakit dan aman dikonsumsi adalah BAIK.
7. Pertanyaan 7 : KFC memiliki kualitas tinggi, dilihat dari ayam yang disajikan (mulai dari tingkat kematangan dan kegaringannya yang cukup, tidak terlalu garing (crispy) dan tidak keras, kebersihannya terjamin, bumbu – bumbunya pas dan gurih, selalu dihidangkan dalam bentuk fresh, aroma yang menggugah selera, dll), minuman soda yang, rasa saus dan sambalnya yang pas dengan lidah konsumen, salad sayur yang selalu fresh, dll. Bahan – bahan komposisi di setiap store selalu dipasok dengan kendali dari pusat, karena KFC memiliki standar tertentu untuk menjadikan produk – produk KFC berkualitas tinggi. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan brand image KFC memiliki kualitas tinggi adalah BAIK.
Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 7 indikator diatas, brand image KFC yang paling tinggi adalah bahwa KFC berkualitas tinggi.
Namun demikian, menurut data yang diperoleh dari KFC, penjualan KFC memang sempat mengalami penurunan antara 8 – 10% pada saat wabah flu burung merebak. Namun
penurunan penjualan yang dimaksud adalah karena KFC tidak mampu mencapai jumlah target penjualan yang sudah ditetapkan. Penurunan terjadi hanya di beberapa outlet KFC yang berwilayah di sekitar Tangerang, mengingat daerah Tangerang merupakan daerah suspect pertama dimana pasien flu burung meninggal.
Berikut data penjualan KFC selama tahun 2002 - 2006:
TABEL 4.14
TABEL PENJUALAN KFC TAHUN 2002 - 2006 SALES RP (MILYARD) TOTAL STORES PROMOTION and SELLING EXPENSIVE TOTAL EMPLOYEE 2002 586,904 192 58,916,059 8,930 2003 715,230 201 61,119,840 9,270 2004 795,300 208 70,604,154 9,040 2005 1,028,939 237 69,248,960 9,280 2006 1,276,416 270 86,483,311 10,293
Sumber : PT.Fastfood Indonesia Tbk., 2007
Dari data diatas bahwa biaya promosi pada tahun 2004 mengalami kenaikan dari tahun 2003. Karena pada tahun tersebut, KFC banyak melakukan kampanye untuk meyakinkan konsumen bahwa KFC bebas flu burung. Pada umumnya, KFC selalu menganggarkan 5% dari setiap pendapatannya per tahun untuk mengadakan kampanye dan promosi bebas flu burung.
4.5.2 ANALISIS FAKTOR
Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut :
TABEL 4.15
KMO AND BARTLETT'S TEST KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0.723
747.022 505.472
21 6 Bartlett's Test of
Sphericity
0.000 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.16 ANTI-IMAGE MATRICES
Anti-image Matrices
Image1 Image2 Image3 Image4 Image5 Image6 Image7 Image1 0.702a -0.184 0.003 -0.019 -0.056 -0.013 -0.153 Image2 -0.184 0.624a -0.158 -0.102 -0.022 -0.068 -0.098 Image3 0.003 -0.158 0.764a -0.193 -0.035 0.015 -0.008 Image4 -0.019 -0.102 -0.193 0.623a -0.291 -0.002 0.080 Image5 -0.056 -0.022 -0.035 -0.291 0.686a 0.019 -0.079 Image6 -0.013 -0.068 0.015 -0.002 0.019 0.612a -0.296 Anti-image Covariance Image7 -0.153 -0.098 -0.008 0.080 -0.079 -0.296 0.520a Image1 0.810a -0.278 0.004 -0.028 -0.081 -0.019 -0.252 Image2 -0.278 0.806a -0.230 -0.164 -0.034 -0.110 -0.173 Image3 0.004 -0.230 0.771a -0.279 -0.048 0.022 -0.013 Image4 -0.028 -0.164 -0.279 0.647a -0.445 -0.003 0.140 Image5 -0.081 -0.034 -0.048 -0.445 0.713a 0.029 -0.132 Image6 -0.019 -0.110 0.022 -0.003 0.029 0.681a -0.525 Anti-image Correlation Image7 -0.252 -0.173 -0.013 0.140 -0.132 -0.525 0.668a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
TABEL 4.17 COMMUNALITIES Communalities Initial Extraction Image1 1.000 0.498 Image2 1.000 0.577 Image3 1.000 0.497 Image4 1.000 0.720 Image5 1.000 0.548 Image6 1.000 0.664 Image7 1.000 0.756
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.18
TOTAL VARIANCE EXPLAINED Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Component Total Variance % of Cumulative % Total Variance % of Cumulative %
1 2.766 39.516 39.516 2.766 39.516 39.516 2 1.494 21.339 60.856 1.494 21.339 60.856 3 0.757 10.812 71.668 4 0.697 9.954 81.623 5 0.498 7.110 88.732 6 0.445 6.358 95.090 7 0.344 4.910 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.19 COMPONENT MATRIX(a) Component Matrix(a) Component 1 2 Image1 0.668 -0.228 Image2 0.759 -0.015 Image3 0.533 0.461
Image4 0.549 0.648
Image5 0.592 0.444
Image6 0.587 -0.565
Image7 0.680 -0.541
Extraction Method:Principal Component Analysis a. 2 components extracted.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh K-M-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,723 seperti diperlihatkan pada tabel KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan data – data diatas dapat diproses lebih lanjut.
Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA setiap indikator berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator tersebut dapat diproses lebih lanjut.
Dari tabel Total Variance Explained, terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,766 dan 1,494. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah faktor adalah berdasarkan Eigenvalues-nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam model.
Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor. Matrik ini berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara faktor – faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi mengindikasikan
bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan menunjukkan angka diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.6 ANALISIS IMAGE RECOVERY YANG DILAKUKAN KFC (T2)
4.6.1 PERIKLANAN YANG EDUKATIF 4.6.1.1 PEMBAHASAN KUISIONER
Berikut ini adalah analisis secara deskriptif. Untuk masing – masing subvariabel brand image KFC sebelum wabah flu burung, dimana terdiri dari :
TABEL 4.20 DIMENSI PERIKLANAN
No Pertanyaan Dimensi Yang Diukur
1 Pertanyaan 8 Anda mengetahui iklan layanan nasional yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar
2 Pertanyaan 9 Setelah ada iklan layanan nasional di TV, anda merasa aman untuk mengkonsumsi ayam di KFC
3 Pertanyaan 10 Iklan layanan nasional yang ditayangkan di TV membuat anda tertarik untuk makan di KFC
4 Pertanyaan 11 Iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media elektronik, menarik anda untuk melakukan pembelian
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.21
PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN
No Pertanyaan STS TS N S SS TOTAL RATA - RATA
1 Pertanyaan 8 17 120 282 768 285 1472 3,51 2 Pertanyaan 9 9 46 306 856 360 1577 3,75
3 Pertanyaan 10 11 74 450 700 235 1470 3,50 4 Pertanyaan 11 8 68 507 628 260 1471 3,50
TOTAL 14,26
RATA - RATA 3,57
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya :
1. Pertanyaan 1 : Responden mengetahui iklan layanan nasional yang diperankan H.Deddy Mizwar. Sesuai dengan indikator periklanan, yakni dimensi pengenalan iklan KFC, terutama iklan layanan nasional sebagai bentuk komunikasi KFC bahwa ayam KFC aman untuk dikonsumsi. Menurut Pak Adi S.Tjahjadi, pemilihan H.Deddy Mizwar sebagai endrosers karena beliau disegani oleh masyarakat dan memiliki image yang baik. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui iklan layanan masyarakat KFC yang diperankan H.Deddy Mizwar.
2. Pertanyaan 2 : Setelah ada iklan layanan nasional di TV, responden merasa aman untuk mengkonsumsi ayam di KFC. Pertanyaan ini untuk melihat pengaruh iklan terhadap konsumen, apakah responden mengerti bahwa iklan tersebut dibuat untuk meyakinkan mereka bahwa flu burung tidak tertular melalui makanan, jadi masyarakat aman untuk makan ayam yang telah diproses secara benar. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan setelah responden melihat iklan layanan nasional di TV, mereka merasa aman untuk mengkonsumsi ayam KFC.
3. Pertanyaan 3 : Iklan layanan nasional yang ditayangkan di TV membuat anda tertarik untuk makan di KFC. Pertanyaan ini merupakan lanjutan dari pertanyaan 2, yakni setelah responden percaya bahwa ayam KFC aman dikonsumsi, iklan tersebut juga dapat mempengaruhi konsumen untuk makan (lagi) di KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
konsumen menunjukkan setelah responden melihat iklan layanan nasional di TV, membuat mereka tertarik untuk makan di KFC.
4. Pertanyaan 4 : Iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media elektronik, menarik anda untuk melakukan pembelian. Pertanyaan ini untuk mengukur apakah iklan yang dibuat KFC membuat responden tertarik untuk membeli dan makan di KFC. setelah responden melihat iklan KFC yang berulang – ulang, baik di media cetak dan media elektronik, menarik mereka untuk melakukan pembelian.
Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 4 indikator diatas, indikator no.2 yakni setelah adanya iklan layanan masyakarat KFC membuat mereka merasa aman untuk makan ayam di KFC.
Iklan layanan nasional yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar dan Menteri Pertanian merupakan kerjasama antara beberapa restoran fastfood dengan Departemen Pertanian dan Peternakan, salah satunya KFC. Iklan layanan ini berisi himbauan bahwa masyarakat tidak perlu takut untuk mengkonsumsi ayam karena ayam yang dimasak secara benar; pada temperature tertentu; tidak akan menyebarkan virus flu burung. Dan menurut data yang diperoleh melalui kusioner, iklan layanan masyarakat yang diperankan oleh H.Deddy Mizwar dan Menteri Kesehatan, terbukti efektif untuk meyakinkan konsumen bahwa ayam KFC terbebas dari wabah flu burung dan aman untuk dikonsumsi.
Menurut wawancara yang dilakukan dengan Head Marketing Executive Public Relation PT.Fasfood Indonesia, Bpk.Adi.S.Tjahjadi; Iklan layanan masyarakat “Aman Makan Ayam” yang dibuat hasil kerjasama KFC dan beberapa restoran fastfood lainnya dengan Departemen Kesehatan dan Departemen Pertanian Negara, sangat membantu KFC untuk mengkomunikasikan keamanan makan ayam KFC. Sedangkan pemilihan H.Deddy Mizwar
sebagai model iklan adalah karena dianggap bahwa beliau merupakan salah satu artis dan tokoh Islam yang sudah mempunyai nama besar dan disegani oleh masyarakat. Selain itu, KFC juga menggandeng Menteri Pertanian sebagai endorsers untuk mengkomunikasikan standar pemasakan ayam yang benar agar terhindar dari wabah flu burung, dan salah satu contoh pemasakan ayam yang benar adalah seperti yang dilakukan oleh KFC. Pemilihan H.Deddy Mizwar terbukti sangat efektif untuk meyakinkan konsumen, dapat dilihat bahwa H.Deddy Mizwar mendapat beberapa peringkat teratas untuk beberapa kategori (seperti kategori religius, protagonis, kebapakan, intelek, sederhana dan peduli terhadap sesama) dalam Celebrity Marketing Image Survey 2007.
Iklan layanan nasional ditayangkan di seluruh stasiun televisi Indonesia; antara lain TV7, RCTI, Indosiar, Trans TV, SCTV, TPI dan TVRI. Iklan layanan nasional ini selalu ditayangkan pada siang hari dan malam hari; pada sian hari berkisar antara pukul 12.00 – 15.00), sedangkan untuk malam hari berkisar antara pukul 17.00 – 21.00); mengingat pada jam - jam itu, keluarga sudah berkumpul di rumah semua, dengan begitu setiap anggota keluarga dapat melihat iklan tersebut.
Dalam Koran Republika 04 Februari 2004, dijelaskan bahwa kampanye iklan KFC yang ada terus dilakukan sesuai rencana karena para pelanggan dianggap sudah mempercayai kualitas produk KFC. Menurut Asisten Manajer quality assurance dan R&D Department, Asep Rusman, dalam kampanye iklan KFC yang diekspos bukan flu burungnya tapi makan di KFC aman dan segar. KFC akan memanfaatkan berbagai media massa televisi dan cetak guna mensosialisasikan produknya tersebut. Menurut Asep, apa yang telah dilakukan sebelum dan sesudah isu flu burung ini sudah sesuai dengan kebijakan dari principal di AS. Pihak KFC akan tetap mengandalkan ayam sebagai produk utamanya di pasaran.
4.6.1.2 ANALISIS FAKTOR
Hasil perhitungan dengan SPSS 13.0 terlihat sebagai berikut :
TABEL 4.22
KMO AND BARTLETT'S TEST KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. 0.663
505.472 505.472
6 6 Bartlett's Test of
Sphericity
0.000 0.000 Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.23 ANTI-IMAGE MATRICES
Iklan1 Iklan2 Iklan3 Iklan4 Iklan1 0.652a -0.288 -0.008 -0.018 Iklan2 -0.288 0.504a -0.211 -0.006 Iklan3 -0.008 -0.211 0.517a -0.285 Anti-image Covariance Iklan4 -0.018 -0.006 -0.285 0.676a Iklan1 0.676a -0.502 -0.014 -0.027 Iklan2 -0.502 0.651a -0.414 -0.010 Iklan3 -0.014 -0.414 0.658a -0.482 Anti-image Correlation Iklan4 -0.027 -0.010 -0.482 0.679a a. Measures of Sampling Adequacy(MSA)
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.24 COMMUNALITIES Communalities Initial Extraction Iklan1 1.000 0.494 Iklan2 1.000 0.696 Iklan3 1.000 0.688 Iklan4 1.000 0.467
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.25
TOTAL VARIANCE EXPLAINED Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Component Total Variance % of Cumulative % Total Variance % of Cumulative %
1 2.345 58.620 58.620 2.345 58.620 58.620
2 0.884 22.104 80.724
3 0.457 11.436 92.160
4 0.314 7.840 100.000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.26 COMPONENT MATRIX(a) Component Matrix(a) Component 1 Iklan1 0.703 Iklan2 0.834 Iklan3 0.829 Iklan4 0.683
Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 1 components extracted.
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan analisis faktor, maka diperoleh K-M-O Measure of Sampling Adequacy (MSA) sebesar 0,663 seperti diperlihatkan pada tabel KMO and Barlett’s Test di atas. Oleh karena angka MSA berada diatas 0,5 maka kumpulan data – data diatas dapat diproses lebih lanjut.
Pada tabel Anti – Image Matrices, khususnya pada bagian Anti – Image Correlation dapat dilihat sejumlah angka yang membentuk diagonal, yang bertanda “a”, yang
menandakan besaran MSA (Measure Sampling Adequacy) yang menunjukkan derajat interkorelasi di antara variabel dan kecocokan masing – masing variabel untuk dianalisis faktor. Pada tabel tersebut, nilai MSA berada diatas angka 0,5 maka kumpulan indikator tersebut dapat diproses lebih lanjut.
Dari tabel Total Variance Explained, terlihat bahwa faktor yang terbentuk memiliki angka Eigenvalues di atas 1, yaitu 2,345. Angka Eigenvalues merepresentasikan besarnya varians dari masing – masing faktor. Salah satu pendekatan dalam menentukan jumlah faktor adalah berdasarkan Eigenvalues- nya, dimana hanya faktor dengan Eigenvalues lebih dari 1 yang akan dipertahankan, sementara faktor yang lain tidak diikutsertakan dalam model.
Dilihat dari presentase varian kumulatif 58,620 dibawah level memuaskan. Sedangkan pada Tabel Component Matrix merupakan output penting dari analisis faktor. Matrik ini berisi koefisien – koefisien (factor loading) yang menggambarkan korelasi antara faktor – faktor dengan variabel – variabel. Koefisien dengan nilai absolut tinggi mengindikasikan bahwa suatu faktor dan variabel sangat berhubungan. Hasil pengolahan menunjukkan angka diatas 0,5 sehingga dapat diuji lebih lanjut.
4.6.2 PUBLIC RELATION YANG EDUKATIF
4.6.2.1 PEMBAHASAN KUISIONER
TABEL 4.27
DIMENSI PUBLIC RELATION
No Pertanyaan Dimensi Yang Diukur
1 Pertanyaan 12 Anda mengetahui Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC” yang ditempel di setiap outlet KFC
2 Pertanyaan 13 Anda mengetahui ”Kampanye Sehat Makan Ayam dan Telur” yang diselenggarakan oleh KFC
3 Pertanyaan 14 Anda pernah melihat atau mendengar penjelasan KFC diberbagai media yang menyampaikan bahwa KFC bebas dari flu burung
4 Pertanyaan 15 Anda mengetahui bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk acara – acara kampanye bebas flu burung
5 Pertanyaan 16 Anda mengetahui bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal
6 Pertanyaan 17 Anda tidak terganggu dengan wabah flu burung dan tetap mengkonsumsi KFC
7 Pertanyaan 18 Anda mengetahui bahwa ayam di KFC bebas dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi
8 Pertanyaan 19 Anda mengetahui bahwa flu burung tidak akan tertular apabila ayam dimasak secara benar
9 Pertanyaan 20 Anda mengetahui bahwa proses produksi KFC mengikuti standar internasional
10 Pertanyaan 21 Anda suka merekomendasikan KFC kepada keluarga, saudara ataupun teman anda bahwa ayam KFC aman dikonsumsi
11 Pertanyaan 22 Anda menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran fastfood lainnya
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
TABEL 4.28
PEMBOBOTAN BUTIR JAWABAN
No Pertanyaan STS TS N S SS TOTAL RATA - RATA
1 Pertanyaan 12 13 120 309 744 290 1476 3,51 2 Pertanyaan 13 24 206 378 464 255 1327 3,16 3 Pertanyaan 14 90 302 429 124 25 970 2,31 4 Pertanyaan 15 14 36 318 856 335 1559 3,71
5 Pertanyaan 16 14 90 456 612 280 1452 3,46 6 Pertanyaan 17 3 26 294 832 490 1645 3,92 7 Pertanyaan 18 2 38 219 688 770 1717 4,09 8 Pertanyaan 19 9 60 366 740 370 1545 3,57 9 Pertanyaan 20 24 116 459 532 260 1391 3,31 10 Pertanyaan 21 3 28 126 732 890 1779 3,74 11 Pertanyaan 22 6 66 420 500 580 1572 3,74 TOTAL 38,52 RATA - RATA 3,50
Sumber : Hasil Pengolahan Data Penelitian
Berikut daftar pertanyaan dan pembahasannya :
1. Pertanyaan 12 : Pengetahuan dan kesadaran konsumen atas Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC” yang ditempel di setiap outlet KFC. Poster tersebut dipasang sebagai salah satu cara untuk mengkomunikasikan dan mengedukasi pasar bahwa virus flu burung tidak akan terjangkit pada ayam yang dimasak pada suhu tertentu. Selain itu dalam poster tersebut juga terdapat informasi yang menjelaskan bahwa KFC bebas dari flu burung karena telah diolah dengan standar yang benar dan telah memiliki sertifikat halal dari MUI. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”. 2. Pertanyaan 13 : Pengetahuan dan kesadaran konsumen atas ”Kampanye Sehat Makan
Ayam dan Telur” yang diselenggarakan oleh KFC, sebagai salah satu bentuk kampanye untuk tidak takut mengkonsumsi ayam yang sudah diolah dengan standarisasi yang
benar, salah satunya ayam KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui ”Kampanye Sehat Makan Ayam dan Telur”.
3. Pertanyaan 14 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden akan penjelasan KFC diberbagai media yang menyampaikan bahwa KFC bebas dari flu burung. Uraiannya akan dijelaskan lebih lanjut dalam program PR dibawah. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui penjelasan KFC diberbagai media.
4. Pertanyaan 15 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk acara – acara tertentu, terutama pada saat kampanye makan ayam yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan Peternakan. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui bahwa KFC sering mensponsori acara kampanye makan ayam.
5. Pertanyaan 16 : Pertanyaan mengenai pengetahuan dan kesadaran responden bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal sebagai salah satu bagian dari program public relation KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui bahwa KFC sering melakukan kegiatan amal.
6. Pertanyaan 17 : Pertanyaan ini untuk melihat perilaku responden pada saat wabah flu burung dan melihat tanggapan responden atas image recovery KFC pada saat flu burung, apakah mereka tidak terganggu dengan wabah flu burung dan tetap mengkonsumsi KFC. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden tidak terganggu dengan pemberitaan flu burung dan tetap mengkonsumsi ayam KFC.
7. Pertanyaan 18 : Pertanyaan ini untuk melihat tanggapan dan kesadaran konsumen atas image recovery yang dilakukan KFC untuk mengedukasi pasar bahwa ayam di KFC bebas dari flu burung dan aman untuk dikonsumsi. Jika dilihat dari rata – rata jawaban
konsumen menunjukkan responden menjadi tahu bahwa ayam KFC bebas flu burung dan aman untuk dikonsumsi.
8. Pertanyaan 19 : Pertanyaan mengenai pengetahuan responden bahwa flu burung tidak akan tertular apabila ayam dimasak secara benar. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden menjadi tahu bahwa flu burung tidak akan tertular apabila ayam dimasak secara benar.
9. Pertanyaan 20 : Pertanyaan mengenai pengetahuan responden apakah komunikasi yang dilakukan KFC bahwa proses produksi KFC telah mengikuti standar internasional telah sampai dan diterima oleh responden. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden mengetahui hal tersebut.
10. Pertanyaan 21 : Pertanyaan ini untuk melihat dimensi preferensi responden apakah mereka suka merekomendasikan KFC kepada keluarga, saudara ataupun teman anda bahwa ayam KFC aman dikonsumsi. Hal ini dapat membawa dampak baik bagi KFC, karena secara tidak langsung, responden membantu KFC untuk mempromosikan bahwa ayam KFC bebas flu burung. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden suka merekomendasikan hal ini kepada sanak saudara ataupun teman – temannya.
11. Pertanyaan 22 : Pertanyaan ini untuk melihat dimensi preferensi responden, apakah responden menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran fastfood lainnya. Jika dilihat dari rata – rata jawaban konsumen menunjukkan responden menjadikan KFC sebagai pilihan pertama.
Dari keseluruhan responden yang mengisi kuisioner, dapat dilihat bahwa rata – rata brand image KFC terkait flu burung adalah baik. Dan dari 11 indikator diatas, ada 3 indikator terbesar yakni responden mengetahui bahwa ayam KFC bebas dari flu burung dan aman
untuk dikonsumsi, KFC sering mensponsori acara kampanye aman makan ayam dan mereka menjadikan KFC sebagai pilihan pertama dibandingkan restoran fastfood lainnya.
Menurut data yang diperoleh dari kuisioner yang disebar ke lima wilayah Jakarta, mayoritas mengetahui dan sudah melihat poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC” yang ditempel di setiap outlet KFC yang tersebar di seluruh Indonesia (pada saat itu; tahun 2005; KFC mempunya 237 outlet yang di seluruh Indonesia). Selain itu, mayoritas jawaban juga menunjukkan bahwa responden mengetahui bahwa KFC sering menjadi sponsor untuk acara – acara tertentu.
Berikut rincian program Public Relation dalam rangka me-recovery image KFC dalam menanggapi wabah flu burung :
1. Program Public Relation dengan menggunakan Poster ”Standarisasi Keamanan Ayam Goreng KFC”. Informasi yang disampaikan itu bukan berasal dari KFC sendiri, melainkan mengutip dari WHO dan Media Center Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Lalu secara internal, KFC juga punya standar baik internasional maupun standar Depkes bahwa ayam yang masuk ke KFC punya sertifikat bebas Avian atau bebas lainnya.
a. Data dalam poster berisi : - Pemasok dan Bahan Baku
Dikontrol ketat sesuai standar KFC Internasional, keamanan pangan nasional,dan memiliki surat keterangan bebas virus flu burung dari Dinas Peternakan dan Pertanian.
- Higiene dan Sanitasi
- 171°C selama 13 menit
Ayam goreng dimasak dengan teknik komputerisasi pada suhu 171°C selama 13 menit untuk mematikan virus dan dan bakteri (lebih dari dua kali suhu dari lama pemasakan anjuran pemerintah 80°C selama 1 menit.
- Penyimpanan dan Penyajian Produk
Disimpan dalam khusus bersuhu 68°C dan memiliki batas waktu penyajian. - Halal MUI
Jaminan sertifikat halal MUI untuk seluruh produk KFC dan pemasok. - Bukan Food Borne Disease
Flu burung bukan penyakit yang ditularkan lewat makanan. b. Perencanaan Media :
- Description : Produk KFC adalah makanan unggulan berkualitas tinggi dengan kualitas daging yang jauh lebih tinggi dari jenis lainnya. Poster ini bertujuan untuk memberitahukan proses pengolahan ayam KFC secara garis besar, sehingga konsumen mengetahui bahwa ayam KFC bebas dari wabah flu burung. - Advertising Objective : Memberitahukan bahwa pemasok dan proses pemasakan
ayam KFC telah terkontrol dengan baik, sehingga konsumen tidak perlu khawatir dalam mengkonsumsi ayam KFC.
- Target Description : Adult dan Young Adult (Male/Female). - Targets Current Belief : Menjamin kualitas ayam yang baik. - Targets Desired Belief : Memenuhi kebutuhan
- Supports for Main Message : Giant Poster
- Timing/Deadline : Design diterima secepat mungkin - Creative Guidelines : Colour Picture
c. Biaya Pembuatan Giant Poster :
- 240 outlet KFC di Indonesia x Rp.12.500/lembar = Rp.3.000.000
- Poster terbagi atas 237 lembar untuk dipasang di seluruh outlet KFC di seluruh Indonesia, 3 lembar untuk dipasang di Kantor Pusat, di gedung Gelael.
2. Program Public Relation dengan mengadakan Kampanye ”Makan Ayam dan Telur”, bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Dinas Pertanian.
a. Perencanaan Media :
- Description : Produk KFC adalah makanan unggulan berkualitas tinggi dengan kualitas daging yang jauh lebih tinggi dari jenis lainnya. Kampanye ini bertujuan untuk mensosialisasikan ayam KFC yang bebas dari wabah flu burung dan memberikan kepercayaan kepada konsumen bahwa ayam KFC aman untuk dikonsumsi.
- Advertising Objective : Memberitahukan bahwa pemasok dan proses pemasakan ayam KFC telah terkontrol dengan baik, sehingga konsumen tidak perlu khawatir dalam mengkonsumsi ayam KFC.
- Target Description : Adult dan Young Adut (Male/Female). - Targets Current Belief : Menjamin kualitas ayam yang baik. - Targets Desired Belief : Memenuhi kebutuhan
- Supports for Main Message : Spanduk dan Umbul - Umbul - Timing/Deadline : Design diterima 20 Januari 2004 - Creative Guidelines : Colour Picture
- Budget : Rp.2.100.000
b. Waktu Pelaksanaan Kampanye ”Sehat Makan Ayam dan Telur”: - Jakarta : 25 Januari 2004
- Tangerang : 01 Februari 2004 - Medan : 15 Febuari 2004 - Pontianak : 07 Maret 2004 - Serang, Banten : 15 Maret 2004 - Surabaya : 28 Maret 2004
c. Biaya Pengadaan Kampanye ”Sehat Makan Ayam dan Telur”
- Jakarta : 5000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.37.000.000 - Tangerang : 3000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.22.200.000 - Medan : 2500 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.18.500.000 - Pontianak : 2000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp.14.800.000 - Serang, Banten : 1000 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp. 7.400.000 1000 org x Rp.3.600/bks nasi = Rp. 3.600.000 - Surabaya : 750 org x Rp.7.400/ptg ayam = Rp. 5.550.000
Jumlah 14250 org = Rp.109.050.000 - Spanduk : 4 x Rp.150.000 = Rp. 600.000 - Umbul – Umbul : 10 x Rp.150.000 = Rp. 1.500.000 - Media Cetak Kompas = Rp. 17.500.000
Jumlah Rp.128.650.000
3. Program Public Relation bekerjasama dengan Media Cetak 4. Program Public Relation bekerjasama dengan Media Elektronik
KFC bekerja sama dengan beberapa radio lokal, dengan melakukan wawancara langsung dengan Head Marketing Executive Public Relation KFC, Bpk.Adi.S.Tjahjadi; antara lain Radio Prambors Jakarta, Radio Lombok, Radio Makasar dan Radio Bali.
Selain itu Bpk.Adi.S.Tjahjadi juga melakukan wawancara live di beberapa stasiun TV untuk berita pagi seperti di Trans TV, TV7, RCTI, Indosiar, dan untuk berita sore, untuk berita pagi seperti di Trans TV, TV7, RCTI, Indosiar, dan untuk berita sore,
wawancara dengan pihak SCTV. Sedangkan secara global, KFC bekerja sama dengan stasiun TV CNN. Selain itu, KFC memiliki homesite (www.kfc-indonesia.co.id) dimana berisi uraian Jaminan Halal LPPOM – MUI.
5. Program Public Relation bekerjasama dengan Pemerintah
KFC bekerjasama dengan Departemen Pertanian dan Peternakan sebagai lembaga resmi pemerintahan untuk membuat iklan layanan masyarakat ”Aman Makan Ayam” dan kampanye – kampanye yang dilakukan lembaga pemerintahan dalam rangka mengedukasi pasar untuk tidak takut mengkonsumsi ayam dan penyampaian informasi mengenai penyebaran virus flu burung. Selain itu KFC juga ikut terlibat dalam mensponsori kegiatan demonstrasi para pejabat makan ayam di tengah-tengah isu flu burung. Kegiatan tersebut banyak menjadi pemberitaan media sehingga sedikit banyak mampu mengeliminir isu flu burung. Di sejumlah seminar pun, KFC ikut memberi support. KFC masih mau mensponsori seminar yang berkaitan dengan kampanye makan ayam. (Majalah Marketing, “Mengatasi Stigma Flu Burung”, 17 Oktober 2005)
6. Program Public Relation dengan mengadakan Perlombaan
KFC bekerjasama dengan ITC Permata Hijau menyelenggarakan Perlombaan Makan Ayam yang diikuti 200 peserta dengan batas usia 17 tahun ke atas.