ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI
Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya serta kebutuhan media pembelajaran untuk pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakan pada sampel SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan konsep media pembelajaran Montessori yang sudah ada serta mengembangkan media pembelajaran dengan kualitas baik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Borg dan Gall (1983) dan Sugiyono (2014). Model tersebut dimodifikasi kedalam lima langkah pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dikembangkan dengan konsep media pembelajaran Montessori dan memiliki komponen kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu, replika tumbuhan mangga, dan kartu tumbuhan. Validasi media pembelajaran oleh ahli IPA dan Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian 3,89. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi daripada pre-test dengan selisih rerata nilai 46. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya merupakan media pembelajaran dengan kualitas baik dan membantu siswa dalam mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media pembelajaran,
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA FOR PRIMARY SCHOOL MATERIAL FOR PLANTS’ EXTERIOR PARTS AND ITS FUNCTIONS BASED
ON MONTESSORI METHOD
Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma
2017
The background of this study was unavailable and lack of using learning media for the material about the plants’ exterior parts and its functions; the needed of learning media in the class. The research conducted in the fourth grade of Pangudi Luhur Yogyakarta primary school year 2016/2017. The purpose of this research was to develop learning media about plants’ exterior parts and its function by using Montessori learning media concept which has been existed and developed good quality of learning media.
The research method which was used in the research was research and development (R&D). The models used were Borg and Gall (1983) and Sugiyono (2014). Those models were modificated into five stages of development, there are 1) potensial and problem, 2) planning, 3) the development of early product, validation of product, and 5) limited trial field.
The data showed that learning media about plants’ exterior parts and its functions which was developed with Montessori learning media, had plants ‘box component, bamboo replica, mango replica, plants’ cards. The validation of learning media by Science expertise and Montessori, teacher of fourth grade, and 10 students of fourth grade showed that the quality was very good with average 3,89. Limited trial field showed that the students’ score in post-test is higher than pre-test and the range score was 46. The researcher concluded that learning media about plants’ exterior parts and its functions was categorized as good quality of learning media and helped students in learning the plants’ exteriors and its functions.
i
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI
Oleh:
Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 13 Februari 2017
Pembimbing II
iii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD
MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 21 Februari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………
Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ……… Anggota : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. ……… Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A. ………
Anggota :Laurensia Aptik Evanjeli, S. Psi., M.A. ………
Yogyakarta, 21 Februari 2017
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan untuk:
Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasihNya yang menuntunku dalam segala proses hidup ini.
Bapakku Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan Ibuku Cornelia Tuminah atas kebaikan dan kasih dalam semangat dalam setiap hembusan nafas,
lantunan doa untukku sampai saat ini.
Kakakku tersayang Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani atas setiap doa dan semangat yang pernah terucap.
Untuk segenap keluargaku, Simbok, Pak Lik Jan, Bulik, Budhe dan Pakdhe atas segala doa, dukungan, keceriaan, dan semangat yang
mengalir untukku.
Sepupuku Julius yang selalu mendukung, memberikan semangat, dan bantuan yang sangat berguna.
Sofia Putri Wahyu Utami yang selalu mendukung dalam proses penelitian hingga selesai.
Para sahabat dan temanku atas segala tawa dalam kesedihan, tangisan dalam kebahagiaan, kebersamaan dalam kersederhanaan, yang terus
berjalan dan menjadi pengalaman yang berharga dan tak pernah akan
ku lupa dalam hidupku.
Teman payung R&D Montessori yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan segala tugas.
Almamater Universitas Sanata Dharma.
Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu
v
MOTTO
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang
Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku”
(Yohanes 13:20)
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”
(Matius 18:22)
Pengalaman adalah Guru Terbaik
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 13 Februari 2017
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Yohanes Sigit Tri Wahyudi
Nomor Mahasiswa : 131134036
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:
“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE MONTESSORI”
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya,
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 13 Februari 2017
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA
BERBASIS METODE MONTESSORI
Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma
2017
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya serta kebutuhan media pembelajaran untuk pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakan pada sampel SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan konsep media pembelajaran Montessori yang sudah ada serta mengembangkan media pembelajaran dengan kualitas baik.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Borg dan Gall (1983) dan Sugiyono (2014). Model tersebut dimodifikasi kedalam lima langkah pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dikembangkan dengan konsep media pembelajaran Montessori dan memiliki komponen kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu, replika tumbuhan mangga, dan kartu tumbuhan. Validasi media pembelajaran oleh ahli IPA dan Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian 3,89. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi daripada pre-test dengan selisih rerata nilai 46. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya merupakan media pembelajaran dengan kualitas baik dan membantu siswa dalam mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya.
Kata kunci: penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media
ix
ABSTRACT
DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA FOR PRIMARY SCHOOL MATERIAL FOR PLANTS’ EXTERIOR PARTS AND ITS
FUNCTIONS BASED ON MONTESSORI METHOD
Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma
2017
The background of this study was unavailable and lack of using learning media for the material about the plants‟ exterior parts and its functions; the needed of learning media in the class. The research conducted in the fourth grade of Pangudi Luhur Yogyakarta primary school year 2016/2017. The purpose of this research was to develop learning media about plants‟ exterior parts and its function by using Montessori learning media concept which has been existed and developed good quality of learning media.
The research method which was used in the research was research and development (R&D). The models used were Borg and Gall (1983) and Sugiyono (2014). Those models were modificated into five stages of development, there are 1) potensial and problem, 2) planning, 3) the development of early product, validation of product, and 5) limited trial field.
The data showed that learning media about plants‟ exterior parts and its functions which was developed with Montessori learning media, had plants „box component, bamboo replica, mango replica, plants‟ cards. The validation of learning media by Science expertise and Montessori, teacher of fourth grade, and 10 students of fourth grade showed that the quality was very good with average 3,89. Limited trial field showed that the students‟ score in post-test is higher than pre-test and the range score was 46. The researcher concluded that learning media about plants‟ exterior parts and its functions was categorized as good quality of learning media and helped students in learning the plants‟ exteriors and its functions.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori dengan tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih tersebut disampaikan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini.
2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD yang
menginspirasi saya.
4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi yang juga menginspirasi saya.
5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing akademik yang telah mendampingi saya selama satu semester ini.
6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan.
7. Drs. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC., M.A. selaku Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.
8. Agnes Era Rosita, S.E. selaku Wali kelas IV PL 4 beserta keluarga besar SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu selama proses penelitian.
xi 10.Siswa kelas IV PL 1 dan IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang
telah bersedia membantu selama proses penelitian.
11.Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan Cornelia Tuminah yang mendukung dalam doa dan semangat.
12.Kakakku Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani yang telah memberikan semangat.
13.Keluarga besar Paklik Andreas Tugiyanto yang selalu mendukung dan mendoakan sampai saat ini.
14.Sepupuku sekaligus sahabatku Julius, yang mendukungku selama proses penyusunan hingga selesai.
15.Romo Michael Windyatmaka, S.J. yang selalu memberikan dukungan sejak awal penyusunan hingga selesainya tugas akhir ini.
16.Teman-teman kelas VIIA yang mendukung, menyemangati, dan mendoakan peneliti.
17.Teman-teman payung Montessori, Julius, Agus, Nunik, Siska, Agnes, Dita, Joni, Achici, Novi, Tika, Vera, dan Yosi yang membantu dan bekerjasama selama penyusunan sampai selesainya skripsi ini.
18.Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang membantu selama proses berlangsungnya penelitian ini.
19.Teman-teman kontrakan Elite, Budi, Dian, Aji, Toro, Andi, Tian yang menciptakan kondisi yang kondusif selama penyusunan.
20.Bapak Muhibat, yang membantu peneliti dalam menyelesaikan pembuatan media pembelajaran.
21.Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.
Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini ada beberapa kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri kami melainkan menjadi semangat untuk terus maju dan menyelesaikannya tepat waktu.
xii dan sebagainya, dan peneliti berharap meminta kritik dan saran sebagai perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.
Peneliti
xiii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii
xiv
2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)... 11
2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun) ... 11
2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas) ... 12
2.1.2 Media Pembelajaran ... 13
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 13
2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 13
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran ... 15
2.1.3 Metode Montessori ... 16
2.1.3.1 Sejarah Montessori ... 16
2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori ... 19
2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori ... 20
2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 21
2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori... 21
2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 23
2.1.5Ilmu Pengetahuan Alam ... 23
2.1.5.1 Hakikat IPA ... 23
2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan ... 25
2.2Penelitian yang Relevan ... 34
2.3Kerangka Berpikir ... 36
2.4Pertanyaan Penelitian ... 37
xv
3.4.1 Potensi dan Masalah ... 46
3.4.2 Perencanaan... 47
3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 48
3.4.4 Validasi Produk ... 48
3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 48
3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 49
3.5.1 Observasi ... 49
3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ... 53
3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ... 54
3.6.2.3 Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 54
3.6.3Kuesioner ... 55
3.6.3.1Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 55
3.6.3.2Kuesioner Validasi Produk ... 56
3.6.4 Soal Tes ... 59
3.7Triangulasi ... 62
3.8Teknik Analisis Data ... 63
3.8.1Analisis Data Kuantitatif ... 64
3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 68
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 70
4.1.1 Potensi dan Masalah ... 70
4.1.1.1 Identifikasi Masalah ... 70
xvi
A. Analisis Karakteristik Siswa ... 78
B. Analisis karakteristik Media Pembelajaran Montessori ... 79
C. Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan ... 79
D. Data Analisis Kebutuhan ... 82
4.1.2 Perencanaan... 97
4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran ... 97
4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran... 104
4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk ... 104
4.1.2.3.1 Tes ... 104
4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk ... 109
4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 112
4.1.3.1 Pengumpulan Bahan... 113
4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran ... 113
4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran ... 117
4.1.4 Validasi Produk ... 118
4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran ... 118
4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran ... 118
4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 119
4.1.5.1 Data dan Analisis Tes... 120
4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media ... 122
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV PL 4... 52
Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 54
Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 54
Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV... 54
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 56
Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 57
Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 57
Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes ... 59
Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 60
Tabel 3.10 Tabel Konversi Data kuantitatif ke Kualitatif ... 67
Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 67
Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli…..………..71
Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 71
Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 73
Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 73
Tabel 4.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 74
Tabel 4.6 Hasil Wawancara dengan Guru... 75
Tabel 4.7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 76
Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 76
Tabel 4.9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli 80 Tabel 4.10 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 81
Tabel 4.11 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli...81
Tabel 4.12 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa . 82 Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 83
Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan………...85
xviii
Tabel 4.16 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam ... 90
Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ... 105
Tabel 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes ... 105
Tabel 4.19 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli………... 106
Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 107
Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 108
Tabel 4.22 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 108
Tabel 4.23 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 109
Tabel 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 110
Tabel 4.25 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa 111 Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan ... 112
Tabel 4.27 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 118
Tabel 4.28 Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli 119 Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 120
Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 123
Tabel 4.31 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ... 123
Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori ... 129
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan ... 8
Gambar 2.1 Struktur Akar …...……… 25
Gambar 2.2 Struktur Batang ... 28
Gambar 2.3 Jenis Batang; (a) batang kayu, (b) batang rumput, (c) batang basah 29 Gambar 2.4 Struktur Daun ... 31
Gambar 2.5 Beberapa jenis daun (a) menyirip, (b) melengkung, (c) menjari dan (d) sejajar……….. 32
Gambar 2.6 Struktur Bunga ... 32
Bagan 2.1 Literatur Map.……….. 36
Bagan 3.1 Model Pengembangan Menurut Sugiyono (2014: 409) ... 41
Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ... 44
Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ... 45
Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 62
Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 63
Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Linkert...66
Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ... 68
Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ... 68
Bagan 4.1 Triangulasi data Wawancara ... 77
Bagan 4.2 Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data ... 95
Gambar 4.1 Desain Kotak Tumbuhan………... 97
Gambar 4.2 Desain kartu gambar bagian luar tumbuhan ... 100
Gambar 4.3 Desain kartu nama bagian luar tumbuhan ... 101
Gambar 4.4 Desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan ... 101
Gambar 4.5 Desain kartu control of error ... 102
Gambar 4.6 Desain kotak penyimpanan kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan control of error. ... 103
Gambar 4.7 Kotak Tumbuhan ... 114
xx Gambar 4.9 Kartu gambar (a), kartu nama (b) dan kartu fungsi bagian luar
tumbuhan ... 116 Gambar 4.10 Kartu control of error atau pengendali kesalahan ... 117 Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah
Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 137 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 141 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli………..………… ...142 Lampiran 1.4 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 148 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ... 151 Lampiran 1.6 Transkip Wawancara dengan Guru ... 157 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli .. 162 Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan Siswa ... 166
Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan
Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 168 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Guru ... 176 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 180 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa ... 188 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru .. 193 Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa 199
Lampiran 3 Instrumen Tes
Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ... 202 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ... 205 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam
Uji Empiris ... 208 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ... 209 Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 210 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pre-Test ... 213 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Post-Test ... 214
Lampiran 4 Validasi Produk
xxii Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 219 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 223 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli . 225 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media
Pembelajaran oleh Ahli ... 229 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Guru ... 233 Lampiran 4.7 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media
Pembelajaran oleh Siswa... 235
Lampiran 5 Surat Penelitian
Lampiran 5.1 Surat Izin Penelitian... 236 Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian ... 237
Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya ………...238 Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Bagian Luar
Tumbuhan dan Fungsinya ………..….250
Lampiran 8 Dokumentasi ………..………254
1
BAB I PENDAHULUAN
Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk pengembangan dan
definisi operasional.
1.1Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok
dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar
(SD). Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap
sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai
sekolah menengah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar materi dalam
pembelajaran IPA adalah materi yang abstrak. Hal itu juga terbukti dari hasil
wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 12 September 2016 kepada dua
siswa kelas IV PL 4 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta mengungkapkan bahwa
pelajaran IPA memang sulit untuk dipelajari karena banyak sekali materi yang
sifatnya abstrak.
Hal lain yang mendukung, berdasarkan hasil observasi yang peneliti
lakukan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta yaitu pada 17 September 2016 di Kelas
IV PL 4, guru pada saat proses pembelajaran IPA tidak menggunakan media
pembelajaran. Hal ini kurang mendukung hasil belajar yang optimal dikarenakan
siswa dalam memahami hanya membayangkan suatu hal yang abstrak. Dengan
demikian, pembelajaran IPA di sekolah dasar diperlukan suatu hal yang konkret
2 karena mereka dapat memegang bendanya langsung dan mengalami langsung
tidak hanya membayangkan saja. Alasan lain yang mendukung adalah pada saat
memberikan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan siswa kelas IV pada
16 September 2016 menghasilkan data yaitu sebanyak 100% guru menyetujui
bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami
konsep dalam mata pelajaran IPA. Selain itu, sebanyak 100% siswa juga setuju
bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat membantu
dalam memahami konsep-konsep IPA. Hal tersebut sesuai dengan teori
perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Piaget (dalam Nur,
1998: 32) juga mengemukakan bahwa siswa usia 7 sampai 11 tahun berada pada
tahap operasional konkret dengan kemampuan berpikir secara logis serta
pemecahan masalah sudah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Hal ini mendukung
bahwa siswa di sekolah dasar memerlukan hal yang konkret dan nyata agar dapat
mengalami secara langsung materi yang sedang dipelajari.
Lemahnya pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah
juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Proses
pembelajaran selama ini kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik dengan optimal. Peneliti pada waktu observasi di kelas IV PL 4
menemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya
diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi yang secara tidak
langsung meminta siswa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi
tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk
3 Daryanto dan Rahardjo (2012: 1) mengungkapkan bahwa guru memiliki
peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran
yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat
perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dan
kualitas pembelajaran. Hasil kajian teori mengungkapkan bahwa salah satu cara
memperbaiki kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan media
pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu contoh hal yang bersifat
konkret dan nyata. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran untuk
membantu dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran yang
efektif adalah media yang mampu membuat proses pembelajaran berjalan secara
optimal.
Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah salah satu media
pembelajaran yang memiliki ciri-ciri spesifik yaitu menarik, bergradasi,
auto-correction, dan auto-education (Montessori, 2002:170-176) . Dalam penelitian ini
peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual, karena peneliti menggunakan
bahan yang berasal dari lingkungan sekitar. Media pembelajaran berbasis metode
Montessori mempunyai kelebihan yang memungkinkan tercapainya proses
pembelajaran yang optimal. Kelebihan tersebut berada dalam ciri-ciri spesifik
yang terdapat dalam media pembelajaran berbasis metode Montessori. Misalnya
pada ciri auto-correction, siswa dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan
ketika menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui
jawaban yang benar. Dalam mata pelajaran IPA, masih sedikit jumlah media
4 Media pembelajaran perlu dirancang dan dipersiapkan agar memenuhi
kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi
dalam proses belajar mengajar. Peneliti tertarik untuk mengembangkan media
pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA, karena
banyak materi IPA kelas IV yang sulit dan asbtrak bagi siswa, sehingga
dibutuhkan benda yang sifatnya konkret agar mempermudah siswa dalam
memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Materi yang digunakan dalam
mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah materi
IPA kelas IV tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Kekhasan dalam
penelitian ini adalah belum ada sebelumnya penelitian yang mengembangkan
media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis
metode Montessori.
1.2Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi
bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori sesuai
dengan ciri-ciri spesifik yang ditetapkan?
1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar
tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori?
1.3Tujuan Penelitian
1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD
materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori
5 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar
tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dengan kualitas
baik.
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1Bagi Mahasiswa
a. Penelitian ini membuka wawasan mahasiswa bahwa adanya media
pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi
bagian luar tumbuhan dan fungsinya
b. Penelitian ini memberikan pemikiran baru kepada mahasiswa akan
pentingnya pengembangan media pembelajaran SD yang inovatif
sehingga dapat membantu kelangsungan proses pembelajaran.
c. Penelitian ini memberi wawasan dan bekal kepada mahasiswa untuk
mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran inovatif yang lain
berbasis Metode Montessori berdasarkan proses pengembangan dan
validasi produk yang telah dilakukan.
1.4.2Bagi Guru
a. Guru dapat memiliki pemahaman akan pentingnya media pembelajaran
inovatif yang lain untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh
siswa pada mata pelajaran IPA.
b. Guru dapat memiliki pengalaman tentang cara mengembangkan media
pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis metode Montessori yang
memanfaatkan potensi lokal atau sumber daya yang ada di lingkungan
6 c. Guru dapat mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran yang
lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis metode
Montessori.
1.4.3Bagi Siswa
a. Siswa memperoleh pengalaman langsung menggunakan media
pembelajaran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan
dengan materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya.
b. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang dapat mengembangkan
kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya.
c. Siswa memiliki pengalamanan langsung terhadap pembelajaran IPA yang
aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan adanya penggunakan media
pembelajaran IPA berbasis Montesssori.
1.4.4Bagi Sekolah
a. Sekolah memiliki wawasan yang luas tentang pengembangan media
pembelajaran SD berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA.
b. Sekolah memiliki pertimbangan untuk melakukan pengembangan media
pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi
pembelajaran.
1.4.5Bagi Prodi PGSD
a. Prodi PGSD memiliki berbagai media pembelajaran berbasis metode
Montessori yang teruji, terukur, dan tervalidasi.
b. Prodi PGSD memiliki kesempatan untuk memproses HAKI terhadap
7 c. Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan
menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen,
mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Media Pembelajaran adalah seperangkat alat yang dirancang dan digunakan
untuk memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa.
1.5.2 Metode Montessori adalah cara belajar yang menekankan prinsip dasar
pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan.
1.5.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori adalah media yang memiliki
ciri gradasi, menarik, auto-education, auto-correction, dan kontekstual.
1.5.4 IPA merupakan ilmu yang mempelajari kondisi alam sekitar dengan berbagai
hubungan yang membutuhkan penalaran.
1.6Spesifikasi Produk
Produk yang akan dikembangkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah
media pembelajaran berupa “Kotak Tumbuhan”. Dalam kotak tersebut berisikan
replika tumbuhan dan kartu bergambar bagian-bagian tumbuhan beserta dengan
album penggunaannya. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa
mengenal dan memahami konsep bagian-bagian luar tumbuhan dan fungsinya.
Produk media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari
8
1.6.1 Kotak Tumbuhan
Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan
Kotak Tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm dan
tinggi 28 cm. Pada bagian dalam Kotak, terdapat 3 bagian (seperti rak) yaitu
dengan 1 bagian rak adalah tempat replika tumbuhan monokotil (tumbuhan
bambu), 1 bagian lagi adalah rak tempat replika tumbuhan dikotil (tumbuhan
mangga), dan 1 rak bagian terakhir yang merupakan tempat kartu gambar, kartu
bagian tumbuhan, kartu fungsi dan kartu control of error. Peneliti memilih
tumbuhan mangga dan bambu sebagai model replika tumbuhan, karena tumbuhan
tersebut mudah ditemukan di lingkungan sekitar anak. Kotak tumbuhan ini terbuat
dari bahan triplek.
1.6.2 Replika Tumbuhan
Replika tumbuhan terdiri dari dua bagian yaitu replika tumbuhan dikotil
dan monokotil. Pada bagian tumbuhan dikotil berupa replika tumbuhan mangga
yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Masing-masing bagian
tumbuhan tersebut dapat dipisah atau dilepas per bagiannya dan kemudian dapat
dirangkai menjadi tumbuhan dikotil. Pada bagian tumbuhan monokotil berupa 40 cm
40 cm
9 replika tumbuhan bambu yang terdiri dari bagian akar, batang, dan daun. Seperti
halnya dengan replika tumbuhan dikotil, tumbuhan monokotil ini dapat pula di
pisah atau dilepaskan per bagian tumbuhan. Selain replika tumbuhan dikotil dan
monokotil, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu tumbuhan.
1.6.3 Kartu Tumbuhan
Kartu tumbuhan ini terdiri dari empat jenis kartu yaitu kartu gambar
bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar
tumbuhan, dan kartu control of error. Kartu gambar bagian luar tumbuhan
memuat gambar-gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan
memuat nama-nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan
memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan, dan
kartu control of error memuat keterangan tentang gambar, nama, dan fungsi
bagian tumbuhan yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah kartu. Setiap kartu
gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar
tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan
bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar
bagian luar tumbuhan, warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, warna
merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan warna biru, kuning, dan merah
10
BAB II
LANDASAN TEORI
Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,
kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.
2.1Kajian Pustaka
Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.
Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah perkembangan
anak, media pembelajaran, metode Montessori, media pembelajaran berbasis
metode Montessori, dan ilmu pengetahuan alam.
2.1.1 Perkembangan Anak
Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri
individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju
tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,
progresif, dan berkesinambungan (Yusuf dan Sugandhi, 2011: 1). Perkembangan
mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai
perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang
dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggitt, 2012: 1). Piaget (dalam Susanto,
2013: 77) mengatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif mempunyai
karakteristik yang berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling
berkaitan dan urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik tetapi tahun
terbentuknya tahun tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang
(Suparno, 2001: 25). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti perkembangan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses perubahan yang terjadi secara
11 Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak
menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi
konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2001: 24).
2.1.1.1 Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)
Pada tahap ini pemikiran anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak
terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,
membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa
dan belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda
yang tidak berada di dekatnya (Suparno, 2001: 26)
Tahap perkembangan awal sensorimotor sangat penting karena menjadi
dasar perkembangan persepsi dan intelegensi anak pada tahap-tahap berikutnya
(Suparno, 2001: 27).
2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)
Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya penggunaan simbol
atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Cara berpikir
simbolik tersebut diungkapkan dengan penggunaan bahasa. Dengan adanya
penggunaan simbol tersebut, seorang anak dapa mengungkapkan dan
membicarakan sutau hal yang sudah terjadi tanpa terikat ruang dan waktu. Selain
itu, tahap ini juga dicirikan denga pemikiran intuitif yang tidak logis (Suparno,
2001: 49).
2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun)
Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran
yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis dengan sifat reversibilitas
12 memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga
sudah mampu untuk mengurutkan dan mengklasifikasikan objek. Meskipun
demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang
kelihatan nyata/konkret. Maka, anak pada tahap ini masih tetap kesulitan untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat abstrak (Suparno, 2001: 69-70).
2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas)
Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan
kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seseorang remaja sudah dapat berpikir
logis dan pemikirannya teoretis formal berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan
dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahhulu (Piaget dalam
Suparno, 2001: 88).
Target pengguna media pembelajaran IPA materi bagian luar tumbuhan dan
fungsinya berbasis metode Montessori adalah siswa kelas IV SD. Usia anak pada
jenjang tersebut pada kisaran 10 tahun. Berdasarkan teori perkembangan kognitif
anak yang dikemukakan oleh Piaget. Piaget (dalam Suparno, 2001: 70)
menyatakan bahwa siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap operasional
konkret yang ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa-apa yang
kelihatan nyata atau konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada
barang-baramh yang konkret, belum bersidat abstrak apalagi hipotesis. Piaget
(dalam Suparno, 2001: 70) juga mengungkapkan inteligensi pada tahap ini sudah
sangat maju, namun cara berpikir seorang anak tetap terbatas karena masih
berdasarkan sesuatu yang konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan
13
2.1.2 Media Pembelajaran
2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gagne (1970)
menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970) juga
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat
menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan
Nasional (National Education Association/ NEA) merumuskan pengertian yang
berbeda, media pembelajaran adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak
maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasarkan pengertian yang sudah ada,
arti media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat
alat yang dirancang dan digunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi
pembelajaran kepada siswa.
2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran
Media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima
yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81). Menurut Sadiman, dkk (2008), secara umum
media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian peran agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film,
atau model
b. objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film,
14 c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan
timelapse atau highspeed photography
d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi
lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal
e. objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lain-lain, dan
f. konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan
lain-lain.
3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi
sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antaraanak didik dengan
lingkungan dan kenyataan
c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya.
4. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan
lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak
mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah
itu dapat diatasi dengan manfaat media pendidikan yaitu dalam:
a. memberikan perangsang yang sama.
b. mempersamakan pengalaman.
15
2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran
Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan
membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81).
Berikut klasifikasi media pembelajaran menurut Heinich, Molenda, dan Russel
(dalam Sanjaya, 2012: 125-126) yang dapat digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yaitu:
1. Media yang tidak diproyeksikan
a. Realita: Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa
disebut benda yang sebenarnya. Misalkan kalau guru ingin
menjelaskan tentang cara kerja pesawat telepon atau cara kerja mesin
tertentu, maka telepon atau mesin itu sendiri yang digunakan sebagai
media.
b. Model: benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda
sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak setiap
materi pembelajaran dapat diajarkan melalui benda yang sebenarnya.
Guru dalam mengajarkan tentang gajah misalnya, tidak mungkin
membawa gajah ke ruang kelas, selain berbahaya juga bentuk gajah itu
sendiri yang besar. Dengan demikian, guru cukup membawa model
atau benda tiruan ke dalam kelas, ketika mengajarkan tentang gajah.
c. Grafis: Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan
(grafik, chart, poster, kartun).
d. Display: Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu
sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.
16 sebagainya. Display dengan berbagai bentuknya sangat berguna untuk
menyampaikan informasi dan memamerkan berbagai karya siswa.
2. Media yang diproyeksikan (projected media),
a. OHP (Over Head Projektor) berguna untuk memproyeksikan media
transparan kearah layar, dengan hasil gambar yang cukup besar.
b. Slide: media semacam ini diperlukan layar khusus untuk
Computer assisted instructional (pembelajaran berbasis komputer).
6. Multimedia kit: perangkat praktikum.
Media yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah media yang tidak
diproyeksikan dengan jenis model, karena bentuknya berupa tiruan pohon yaitu
berupa replika tumbuhan. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan
fungsinya memiliki bentuk tiga dimensi. Komponen media pembelajaran yang
dikembangkan berupa kotak tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan.
2.1.3 Metode Montessori 2.1.3.1 Sejarah Montessori
Maria Montessori adalah seorang wanita yang lahir di Chiaravalle, Italia
Utara pada tahun 1870. Montessori lahir dari keluarga yang berada dan memiliki
17 konservatif, yang memegang nilai-nilai tradisional tentang peran wanita,
sedangkan ibunya, Renilde Stoppani, adalah sosok yang mendampingi dan
mendorong Montessori dalam mencapai cita-citanya. Montessori lahir pada saat
Italia masih mengalami keterbelakangan karena tingkat buta huruf yang cukup
besar. Keadaan ini membuat orang tua Montessori memutuskan untuk pindah ke
Roma demi memberikan pendidikan yang lebih baik bagi Montessori (Magini,
2013:7-11). Maria Montessori adalah salah satu tokoh yang mengembangkan
suatu sistem pendidikan yang berfokus dengan anak usia dini (Morrison,
2012:67).
Seperti anak-anak pada umumnya, Montessori menempuh pendidikan
yang dimulai dari Sekolah Dasar di Via di San Nicolo. Sejak Sekolah Dasar,
Montessori mulai memiliki ketertarikan terhadap ilmu matematika. Setelah
menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, Montessori melanjutkan sekolah
jurusan teknik di Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti pada tahun
ajaran 1882/ 1883. Pada tahun 1886 sampai 1889, Montessori melanjutkan di
akademi kejuruan teknik dengan mengambil jurusan Ilmu Fisika dan Matematika.
Setelah menyelesaikan pendidikan di akademi, Montessori menempuh kuliah di
Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas La Sapienza Roma paada tahun
1890. Namun, pada tahun 1892, Montessori beralih ke Fakultas Kedokteran dan
menyelesailan studinya (Magini, 2013:13-14).
Selama menempuh perkuliahan di universitas, Montessori juga
menjalankan penelitian di klinik psikiatri sebagai asisten dokter. Hal ini membuat
Montessori tertarik pada anak-anak yang mempunyai kelemahan dalam berpikir
18 membaca beberapa penelitian yang juga meneliti mengenai anak-anak yang
feeble-minded children (Magini, 2013: 7-11). Beberapa ahli yang tulisannya
dipelajari oleh Montessori adalah Jean Itard, Edward Seguin, dan dua orang
dokter dan psikolog yang berasal dari Perancis. Itard melakukan eksperimen tentang “anak liar”. Menurut Itard, anak-anak mengalami tahap perkembangan
dengan melibatkan beberapa aktivitas yang sesuai dengan periode usia tertentu.
Akan tetapi, anak yang mengalami gangguan fisik dan mental akan mengalami
kehilangan potensi dari tahap perkembangan yang menganggu pertumbuhannya
(Gutek, 2013:10-11). Edward Seguin melakukan penelitian lebih lanjut dari teori
Itard dengan mencetuskan “pedagogia ortofrencia” yaitu pendidikan bagi anak
tunagrahita. Menurut Seguin, cacat mental adalah akibat dari kelemahan sistem
saraf yang berdampak pada tidak berfungsinya saraf sebagai semestinya. Hal
tersebut membuat Seguin melakukan pendekatan mekanis untuk melatih otot-otot
tubuh dan sensorial melalui latihan hidup sehari-hari (Magini, 2013:26).
Berdasarkan kedua penelitian di atas, Montessori mengembangkan dua prinsip
dalam pendekatannya yaitu (1) keterbelakangan mental membutuhkan suatu jenis
pendidikan khusus dan tidak hanya melalui penanganan medis dan (2) jenis
pendidikan khusus tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan dan media
pembelajaran (Gutek, 2013:12).
Maria Montessori terus menerus mengembangkan beberapa sekolah
berdasarkan metode penelitiannya. Montessori mulai menjalankan perannya
sebagai pendidik. Lingkungan sekolah diciptakan selayaknya lingkungan rumah
anak. Montessori juga menyiapkan beberapa perabotan yang ukurannya
19 media yang bisa digunakan oleh anak-anak seperti balok silinder. Ia mengamati
anak-anak dengan aktivitasnya. Salah satunya, Montessori mengamati anak yang
sedang mencoba memasangkan balok silinder ke tempatnya. Walaupun anak
tersebut berulang kali tidak berhasil untuk memasangkannya, tetapi anak tersebut
tetap mencoba hingga berhasil. Hal lain yang dilakukan Montessori adalah
mencoba menganggu dengan beberapa keramaian, namun anak tersebut tetap
berkonsentrasi memasangkan balok. Pengalaman tersebut menarik minat
Montessori bahwa konsentrasi akan membuahkan kepuasan batin yang tidak
ternilai ketika ia berhasil (Magini, 2013:48-49).
Keberhasilannya dalam mendidik anak-anak menggunakan media dan
observasinya mengembangkan ide-ide mengenai pendidikan membawa
Montessori menjadi tokoh terkenal pada kala itu. Selain itu, penelitian dan
pengembangannya dalam dunia pendidikan membawanya pada sebuah
penghargaan. Montessori juga menjadi nominasi Nobel Perdamaian sebanyak tiga
kali. Montessori terus mengembangkan metode pendidikannya ini dengan
beberapa seminar yang diselenggarakan. Montessori pun juga mendemostrasikan
penggunaan medianya hingga menjelaskan perubahan sikap anak dan lingkungan
masyarakat sekitar melalui pendekatannya (Magini, 2013:63). Beberapa hal terus
Montessori kembangkan hingga pada bulan Mei 1952. Montessori meninggal di
usia ke-82 pada tanggal 6 Mei 1952 di Noordwijk, Belanda (Magini, 2013:97).
2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori
Metode Montessori adalah metode pembelajaran yang dilakukan sambil
bermain dan menggunakan panca indera secara maksimal selama pembelajaran,
20 33). Sudono (2002:2) mengungkapkan metode Montessori adalah cara
mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Pada
dasarnya ada 5 prinsip dasat dalam metode Montessori yaitu menghormati anak,
pikiran penyerap, periode sensitif, swadidik, dan menyiapkan lingkungan
(Bradley, 2013:7-9). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti metode
Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara belajar yang
menekankan prinsip dasar pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan
persiapan lingkungan.
2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori
Pembelajaran Montessori menggunakan delapan prinsip, sebagaimana
yang telah dikemukakan oleh Lillard (2005:30-33), yaitu:
1. Keleluasan dalam beraktivitas, Anak-anak mendapat keleluasan untuk
bergerak bebas bekerja di meja maupun di lantai dengan beralaskan karpet
kecil.
2. Kemerdekaan dalam memilih, Anak-anak diberi kebebasan dalam memiliih
sendiri apa yang hendak dipelajari, seberapa lama akan beraktivitas, dan
dengan siapa akan bekerja.
3. Pentingnya minat.
4. Pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman.
5. Pentingnya kolaborasi antar teman.
6. Pentingnya konteks dalam pembelajaran.
7. Pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa.
21
2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Montessori mengartikan media pembelajaran adalah sebagai material yang
didesain untuk menarik perhatian anak-anak dan dapat mengajarkan berbagai
konsep dengan menggunakan alat tersebut secara berulang-ulang (Lillard, 2005:
21).
2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Setiap media pembelajaran yang dibuat Montessori memiliki ciri tersendiri
atau khusus, jika dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Ciri-ciri
khusus tersebut adalah sebagai berikut, sebagaimana dibahas dalam Montessori
(2002:170-176).
1) Menarik
Setiap media pembelajaran Montessori harus mampu menarik perhatian anak,
sehingga secara spontan atau tidak sadar anak ingin menyentuh, meraba,
memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar (Montessori,
(2002:174-175).
2) Bergradasi
Gradasi yang dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu
gradasi (Montessori, 2002:175). Media pembelajaran yang baik seharusnya
memuat gradasi. Unsur gradasi pada umumnya tampak dari segi warna dan
bentuk.
3) Auto-correction (Memiliki Pengendali Kesalahan)
Media pembelajaran harus memiliki pengendali kesalahan, maksudnya
adalah melalui media pembelajaran tersebut anak dapat mengetahui sendiri setiap
kesalahan yang dilakukan sehingga dengan sendirinya anak tahu jika mereka
22 4) Auto-education (Pembelajaran Mandiri)
Seluruh media pembelajaran Montessori dibuat sedemikian rupa sehingga
memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education). Hal tersebut
secara tidak langsung akan meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar,
karena peran pendidik dalam Montessori adalah sebagai pengamat.
5) Kontekstual
Montessori telah menyebutkan keempat ciri media pembelajaran, pada
penelitian ini peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Kontekstual
merupakan sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena menghubungkan
muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari anak sehingga dapat
merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.
Berdasarkan paparan yang sudah ada, pengertian media berbasis metode
Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah media yang memiliki ciri
menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. Peneliti
mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri media
pembelajaran Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan menarik,
dengan memberikan warna dan cara penggunaan yang menyenangkan. Media
pembelajaran yang dikembangkan juga memiliki ciri bergradasi yaitu terdapat
pada berbagai warna, bentuk dan tekstur. ciri auto-correction membantu siswa
dapat mengetahui kesalahannya sendiri ketika belajar. Siswa juga dapat belajar
secara mandiri tanpa didampingi oleh guru (auto-education) melalui media
pembelajaran ini. Media pembelajaran yang dikembangkan juga dibuat dengan
menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan
23 Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi bagian luar tumbuhan dan
fungsinya.
2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori
Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan
daripada media pembelajaran yang lainnya. Hal ini terjadi karena media
pembelajaran berbasis metode Montessori dirancang dengan memperhatikan
karakteristik pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,
auto-education, dan kontekstual. Gutek (2013:240) mengemukakan bahwa ada
beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1)
bahan pembelajaran dari Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran
sendiri sehingga dapat melatih anak untuk belajar secara mandiri, 2) material yang
digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah
pemdidikan indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian
spontan dari anak, 4) mengandung rangsangan-rangsangan yang rasional. Gutek
(2013:236) juga menambahkan bahwa bahan pembelajaran Montessori dapat
mengontrol setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk
memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.
2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.5.1 Hakikat IPA
1. Pengertian IPA
Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam
yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat
24 proses, dan sikap. Sutrisno (dalam Susanto, 2007) menambahkan bahwa dalam
IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Penambahan tersebut
merupakan pengembangan dari ketiga komponen di atas, yaitu pengembangan
prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip
IPA sebagai produk. Sikap yang dimaksud dalam pembelajaran IPA adalah sikap
ilmiah. Dengan pembelajaran IPA di sekolah, siswa diharapkan dapat
menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuan. Jenis-jenis sikap yang
dimaksud ialah sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan
objektif terhadap fakta. Berdasarkan paparan yang sudah ada, arti pembelajaran
IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari kondisi
alam sekitar dengan berbagai hubungan yang membutuhkan penalaran.
2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar
Susanto (2012) menyebutkan bahwa konsep IPA di sekolah dasar
merupakan konsep yang terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri,
seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Badan Nasional Standar
Pendidikan (BNSP, 2006) merumuskan tujuan pembelajaran sains disekolah dasar
adalah sebagai berikut:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaap-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
25 d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.
2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan
Tumbuhan tersusun dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga,
dan biji.
1. Akar
a. Struktur Akar
Secara umum, akar memiliki beberapa bagian utama. Bagian-bagian
tersebut adalah inti akar, rambut akar, dan tudung akar (Wahyono dan
Nurachmandani, 2008: 30). Perhatikan gambar berikut!
26 1) Inti Akar
Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu
berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi
mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.
2) Rambut Akar
(Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 30-31).
a) Akar Serabut
Akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil,
tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama Akar semacam ini
dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil). Misalnya kelapa, rumput,
padi, jagung, dan tumbuhan hasil mencangkok.
b) Akar Tunggang
Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang
merupakan kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan
27 nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil). Misalnya,
kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada beberapa akar khusus yang hanya
terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap, contohnya akar benalu;
akar tunjang, contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar
gantung, contohnya akar pohon beringin; akar napas, contohnya akar pohon
kayu api.
b. Fungsi Akar
Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk
menyerap air dan zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk
menyimpan cadangan makanan (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 31).
1. Menyerap air dan zat hara (mineral). Tumbuhan memerlukan air dan zat
hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh kebutuhannya
tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan
akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju
sumber yang banyak mengandung air.
2. Menunjang berdirinya tumbuhan. Akar yang tertancap ke dalam tanah
berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat
berdiri kokoh di atas tanah.
3. Sebagai alat pernapasan. Selain menyerap air dan zat hara, akar juga
menyerap udara dari dalam tanah. Hal ini mungkin dilakukan karena pada
tanah terdapat pori-pori. Melalui pori-pori tersebut akar tumbuhan
memperoleh udara dari dalam tanah.
4. Sebagai penyimpan makanan cadangan. Pada tumbuhan tertentu, seperti