• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori."

Copied!
280
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya serta kebutuhan media pembelajaran untuk pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakan pada sampel SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan konsep media pembelajaran Montessori yang sudah ada serta mengembangkan media pembelajaran dengan kualitas baik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Borg dan Gall (1983) dan Sugiyono (2014). Model tersebut dimodifikasi kedalam lima langkah pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dikembangkan dengan konsep media pembelajaran Montessori dan memiliki komponen kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu, replika tumbuhan mangga, dan kartu tumbuhan. Validasi media pembelajaran oleh ahli IPA dan Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian 3,89. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi daripada pre-test dengan selisih rerata nilai 46. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya merupakan media pembelajaran dengan kualitas baik dan membantu siswa dalam mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media pembelajaran,

(2)

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA FOR PRIMARY SCHOOL MATERIAL FOR PLANTS’ EXTERIOR PARTS AND ITS FUNCTIONS BASED

ON MONTESSORI METHOD

Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma

2017

The background of this study was unavailable and lack of using learning media for the material about the plants’ exterior parts and its functions; the needed of learning media in the class. The research conducted in the fourth grade of Pangudi Luhur Yogyakarta primary school year 2016/2017. The purpose of this research was to develop learning media about plants’ exterior parts and its function by using Montessori learning media concept which has been existed and developed good quality of learning media.

The research method which was used in the research was research and development (R&D). The models used were Borg and Gall (1983) and Sugiyono (2014). Those models were modificated into five stages of development, there are 1) potensial and problem, 2) planning, 3) the development of early product, validation of product, and 5) limited trial field.

The data showed that learning media about plants’ exterior parts and its functions which was developed with Montessori learning media, had plants ‘box component, bamboo replica, mango replica, plants’ cards. The validation of learning media by Science expertise and Montessori, teacher of fourth grade, and 10 students of fourth grade showed that the quality was very good with average 3,89. Limited trial field showed that the students’ score in post-test is higher than pre-test and the range score was 46. The researcher concluded that learning media about plants’ exterior parts and its functions was categorized as good quality of learning media and helped students in learning the plants’ exteriors and its functions.

(3)

i

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

BERBASIS METODE MONTESSORI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Oleh:

Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

Agnes Herlina Dwi H., S.Si., M.T., M.Sc. Tanggal 13 Februari 2017

Pembimbing II

(5)

iii

SKRIPSI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD

MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Yohanes Sigit Tri Wahyudi NIM: 131134036

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 21 Februari 2017

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ………

Sekretaris : Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. ……… Anggota : Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. ……… Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S. Psi., M.A. ………

Anggota :Laurensia Aptik Evanjeli, S. Psi., M.A. ………

Yogyakarta, 21 Februari 2017

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan untuk:

 Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria atas kasihNya yang menuntunku dalam segala proses hidup ini.

 Bapakku Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan Ibuku Cornelia Tuminah atas kebaikan dan kasih dalam semangat dalam setiap hembusan nafas,

lantunan doa untukku sampai saat ini.

 Kakakku tersayang Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani atas setiap doa dan semangat yang pernah terucap.

 Untuk segenap keluargaku, Simbok, Pak Lik Jan, Bulik, Budhe dan Pakdhe atas segala doa, dukungan, keceriaan, dan semangat yang

mengalir untukku.

 Sepupuku Julius yang selalu mendukung, memberikan semangat, dan bantuan yang sangat berguna.

 Sofia Putri Wahyu Utami yang selalu mendukung dalam proses penelitian hingga selesai.

 Para sahabat dan temanku atas segala tawa dalam kesedihan, tangisan dalam kebahagiaan, kebersamaan dalam kersederhanaan, yang terus

berjalan dan menjadi pengalaman yang berharga dan tak pernah akan

ku lupa dalam hidupku.

 Teman payung R&D Montessori yang memberikan motivasi untuk menyelesaikan segala tugas.

 Almamater Universitas Sanata Dharma.

 Segala pihak yang mendukung dan membantu dalam setiap proses penelitian dan penyusunan skripsi ini yang tidak bisa diucapkan satu

(7)

v

MOTTO

“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menerima orang yang

Kuutus, ia menerima Aku, dan barangsiapa menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku”

(Yohanes 13:20)

Dan apa saja yang kamu minta dalam doa dengan penuh kepercayaan, kamu akan menerimanya”

(Matius 18:22)

Pengalaman adalah Guru Terbaik

(8)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 13 Februari 2017

Penulis

(9)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yohanes Sigit Tri Wahyudi

Nomor Mahasiswa : 131134036

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul:

“PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA BERBASIS METODE MONTESSORI”

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya,

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 13 Februari 2017

Yang menyatakan

(10)

viii

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN IPA SD MATERI BAGIAN LUAR TUMBUHAN DAN FUNGSINYA

BERBASIS METODE MONTESSORI

Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma

2017

Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya ketersediaan dan penggunaan media pembelajaran untuk materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya serta kebutuhan media pembelajaran untuk pembelajaran di kelas. Penelitian dilaksanakan pada sampel SD Pangudi Luhur Yogyakarta pada siswa kelas IV tahun ajaran 2016/2017. Tujuan penelitian adalah untuk mengembangkan media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dengan konsep media pembelajaran Montessori yang sudah ada serta mengembangkan media pembelajaran dengan kualitas baik.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan (R&D). Model yang digunakan adalah model Borg dan Gall (1983) dan Sugiyono (2014). Model tersebut dimodifikasi kedalam lima langkah pengembangan, yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3) pengembangan bentuk awal produk, 4) validasi produk, dan 5) uji coba lapangan terbatas.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya dikembangkan dengan konsep media pembelajaran Montessori dan memiliki komponen kotak tumbuhan, replika tumbuhan bambu, replika tumbuhan mangga, dan kartu tumbuhan. Validasi media pembelajaran oleh ahli IPA dan Montessori, guru kelas IV, dan 10 siswa kelas IV menunjukkan kualitas sangat baik dengan rerata penilaian 3,89. Uji coba lapangan terbatas menunjukkan bahwa nilai yang diperoleh siswa pada post-test lebih tinggi daripada pre-test dengan selisih rerata nilai 46. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan bahwa media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan fungsinya merupakan media pembelajaran dengan kualitas baik dan membantu siswa dalam mempelajari bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

Kata kunci: penelitian dan pengembangan, metode Montessori, media

(11)

ix

ABSTRACT

DEVELOPMENT OF SCIENCE LEARNING MEDIA FOR PRIMARY SCHOOL MATERIAL FOR PLANTS’ EXTERIOR PARTS AND ITS

FUNCTIONS BASED ON MONTESSORI METHOD

Yohanes Sigit Tri Wahyudi Universitas Sanata Dharma

2017

The background of this study was unavailable and lack of using learning media for the material about the plants‟ exterior parts and its functions; the needed of learning media in the class. The research conducted in the fourth grade of Pangudi Luhur Yogyakarta primary school year 2016/2017. The purpose of this research was to develop learning media about plants‟ exterior parts and its function by using Montessori learning media concept which has been existed and developed good quality of learning media.

The research method which was used in the research was research and development (R&D). The models used were Borg and Gall (1983) and Sugiyono (2014). Those models were modificated into five stages of development, there are 1) potensial and problem, 2) planning, 3) the development of early product, validation of product, and 5) limited trial field.

The data showed that learning media about plants‟ exterior parts and its functions which was developed with Montessori learning media, had plants „box component, bamboo replica, mango replica, plants‟ cards. The validation of learning media by Science expertise and Montessori, teacher of fourth grade, and 10 students of fourth grade showed that the quality was very good with average 3,89. Limited trial field showed that the students‟ score in post-test is higher than pre-test and the range score was 46. The researcher concluded that learning media about plants‟ exterior parts and its functions was categorized as good quality of learning media and helped students in learning the plants‟ exteriors and its functions.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat-Nya untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul Pengembangan Media Pembelajaran IPA SD Materi Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori dengan tepat pada waktunya. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Dalam kesempatan ini, perkenankanlah peneliti mengucapkan terimakasih kepada beberapa pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terimakasih tersebut disampaikan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan rahmat kesehatan dan kelancaran selama kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini.

2. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD yang

menginspirasi saya.

4. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd. selaku Wakaprodi yang juga menginspirasi saya.

5. Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing akademik yang telah mendampingi saya selama satu semester ini.

6. Agnes Herlina Dwi Hadiyanti., S.Si., M.T., M.Sc. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A., selaku dosen pembimbing skripsi yang mendampingi dan memotivasi saya selama proses penelitian dan penulisan.

7. Drs. Br. Petrus I Wayan Parsa, FIC., M.A. selaku Kepala SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk melaksanakan penelitian.

8. Agnes Era Rosita, S.E. selaku Wali kelas IV PL 4 beserta keluarga besar SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang telah membantu selama proses penelitian.

(13)

xi 10.Siswa kelas IV PL 1 dan IV PL 4 SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang

telah bersedia membantu selama proses penelitian.

11.Kedua orangtuaku tercinta, Bapak Fransiscus Xaverius Puji Sutrisna dan Cornelia Tuminah yang mendukung dalam doa dan semangat.

12.Kakakku Margareta Sri Utami dan Fransiska Suryani yang telah memberikan semangat.

13.Keluarga besar Paklik Andreas Tugiyanto yang selalu mendukung dan mendoakan sampai saat ini.

14.Sepupuku sekaligus sahabatku Julius, yang mendukungku selama proses penyusunan hingga selesai.

15.Romo Michael Windyatmaka, S.J. yang selalu memberikan dukungan sejak awal penyusunan hingga selesainya tugas akhir ini.

16.Teman-teman kelas VIIA yang mendukung, menyemangati, dan mendoakan peneliti.

17.Teman-teman payung Montessori, Julius, Agus, Nunik, Siska, Agnes, Dita, Joni, Achici, Novi, Tika, Vera, dan Yosi yang membantu dan bekerjasama selama penyusunan sampai selesainya skripsi ini.

18.Teman-teman PPL SD Pangudi Luhur Yogyakarta yang membantu selama proses berlangsungnya penelitian ini.

19.Teman-teman kontrakan Elite, Budi, Dian, Aji, Toro, Andi, Tian yang menciptakan kondisi yang kondusif selama penyusunan.

20.Bapak Muhibat, yang membantu peneliti dalam menyelesaikan pembuatan media pembelajaran.

21.Segenap pihak, sahabat, teman yang telah membantu dan tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu.

Dalam kegiatan penelitian dan penyusunan skripsi ini ada beberapa kendala baik dari faktor dalam diri maupun dari luar. Namun, kendala tersebut tidak menjadi hambatan dalam diri kami melainkan menjadi semangat untuk terus maju dan menyelesaikannya tepat waktu.

(14)

xii dan sebagainya, dan peneliti berharap meminta kritik dan saran sebagai perkembangan dan kemajuan pendidikan di Indonesia.

Peneliti

(15)

xiii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(16)

xiv

2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)... 11

2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun) ... 11

2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas) ... 12

2.1.2 Media Pembelajaran ... 13

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran ... 13

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran ... 15

2.1.3 Metode Montessori ... 16

2.1.3.1 Sejarah Montessori ... 16

2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori ... 19

2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori ... 20

2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 21

2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori... 21

2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori ... 23

2.1.5Ilmu Pengetahuan Alam ... 23

2.1.5.1 Hakikat IPA ... 23

2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan ... 25

2.2Penelitian yang Relevan ... 34

2.3Kerangka Berpikir ... 36

2.4Pertanyaan Penelitian ... 37

(17)

xv

3.4.1 Potensi dan Masalah ... 46

3.4.2 Perencanaan... 47

3.4.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 48

3.4.4 Validasi Produk ... 48

3.4.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 48

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 49

3.5.1 Observasi ... 49

3.6.2.1 Wawancara Kepala Sekolah ... 53

3.6.2.2 Wawancara Guru Kelas IV ... 54

3.6.2.3 Wawancara dengan Siswa Kelas IV ... 54

3.6.3Kuesioner ... 55

3.6.3.1Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 55

3.6.3.2Kuesioner Validasi Produk ... 56

3.6.4 Soal Tes ... 59

3.7Triangulasi ... 62

3.8Teknik Analisis Data ... 63

3.8.1Analisis Data Kuantitatif ... 64

3.8.2 Analisis Data Kualitatif ... 68

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 70

4.1.1 Potensi dan Masalah ... 70

4.1.1.1 Identifikasi Masalah ... 70

(18)

xvi

A. Analisis Karakteristik Siswa ... 78

B. Analisis karakteristik Media Pembelajaran Montessori ... 79

C. Uji Validitas Instrumen Analisis Kebutuhan ... 79

D. Data Analisis Kebutuhan ... 82

4.1.2 Perencanaan... 97

4.1.2.1 Desain Media Pembelajaran ... 97

4.1.2.2 Desain Album Media Pembelajaran... 104

4.1.2.3 Instrumen Tes dan Validasi Produk ... 104

4.1.2.3.1 Tes ... 104

4.1.2.3.2 Kuesioner Validasi Produk ... 109

4.1.3 Pengembangan Bentuk Awal Produk... 112

4.1.3.1 Pengumpulan Bahan... 113

4.1.3.2 Pembuatan Media Pembelajaran ... 113

4.1.3.3 Pembuatan Album Media Pembelajaran ... 117

4.1.4 Validasi Produk ... 118

4.1.4.1 Validasi Produk Media Pembelajaran ... 118

4.1.4.2 Validasi Produk Album Media Pembelajaran ... 118

4.1.5 Uji Coba Lapangan Terbatas ... 119

4.1.5.1 Data dan Analisis Tes... 120

4.1.5.2 Data dan Analisis Kuesioner Tanggapan mengenai Produk Media ... 122

(19)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Observasi Pembelajaran IPA kelas IV PL 4... 52

Tabel 3.2 Rencana Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 54

Tabel 3.3 Rencana Wawancara dengan Guru Kelas IV ... 54

Tabel 3.4 Rencana Wawancara dengan Siswa Kelas IV... 54

Tabel 3.5 Kisi-Kisi Kuesioner Analisis Kebutuhan ... 56

Tabel 3.6 Kisi-kisi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 57

Tabel 3.7 Aspek Penilaian Album Media Pembelajaran ... 57

Tabel 3.8 Kisi-kisi Soal Tes ... 59

Tabel 3.9 Aspek Penilaian Validitas Isi Instrumen Tes ... 60

Tabel 3.10 Tabel Konversi Data kuantitatif ke Kualitatif ... 67

Tabel 3.11 Kategorisasi Skor Rerata Hasil Penilaian Instrumen ... 67

Tabel 4.1 Hasil Validasi Instrumen Pedoman Observasi oleh Ahli…..………..71

Tabel 4.2 Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 71

Tabel 4.3 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah ... 73

Tabel 4.4 Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 73

Tabel 4.5 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru ... 74

Tabel 4.6 Hasil Wawancara dengan Guru... 75

Tabel 4.7 Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa ... 76

Tabel 4.8 Hasil Wawancara dengan Siswa ... 76

Tabel 4.9 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru oleh Ahli 80 Tabel 4.10 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 81

Tabel 4.11 Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa oleh Ahli...81

Tabel 4.12 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Siswa . 82 Tabel 4.13 Rekapitulasi Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan untuk Guru ... 83

Tabel 4.14 Rekapitulasi Deskripsi Jawaban Guru dalam Kuesioner Analisis Kebutuhan………...85

(20)

xviii

Tabel 4.16 Rekapitulilasi Deskripsi Jawaban Siswa dalam ... 90

Tabel 4.17 Hasil Uji Validitas Isi oleh Ahli ... 105

Tabel 4.18 Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes ... 105

Tabel 4.19 Rekapitulasi Komentar Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli………... 106

Tabel 4.20 Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 107

Tabel 4.21 Hasil Perhitungan Reliabilitas Instrumen Tes dengan SPSS ... 108

Tabel 4.22 Kisi-kisi Instrumen pretest dan posttest ... 108

Tabel 4.23 Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 109

Tabel 4.24 Hasil Validasi Kuesioner Validasi Produk oleh Ahli... 110

Tabel 4.25 Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Produk oleh Siswa 111 Tabel 4.26 Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan ... 112

Tabel 4.27 Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 118

Tabel 4.28 Hasil Validasi Album Penggunaan Media Pembelajaran oleh Ahli 119 Tabel 4.29 Rekapitulasi Hasil Pretest dan Posttest Siswa ... 120

Tabel 4.30 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Ahli ... 123

Tabel 4.31 Tanggapan mengenai Produk Media Pembelajaran oleh Siswa ... 123

Tabel 4.32 Hasil Penilaian Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya Berbasis Metode Montessori ... 129

(21)

xix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan ... 8

Gambar 2.1 Struktur Akar …...……… 25

Gambar 2.2 Struktur Batang ... 28

Gambar 2.3 Jenis Batang; (a) batang kayu, (b) batang rumput, (c) batang basah 29 Gambar 2.4 Struktur Daun ... 31

Gambar 2.5 Beberapa jenis daun (a) menyirip, (b) melengkung, (c) menjari dan (d) sejajar……….. 32

Gambar 2.6 Struktur Bunga ... 32

Bagan 2.1 Literatur Map.……….. 36

Bagan 3.1 Model Pengembangan Menurut Sugiyono (2014: 409) ... 41

Bagan 3.2 Modifikasi model penelitian dan pengembangan ... 44

Bagan 3.3 Prosedur Penelitian ... 45

Bagan 3.4 Triangulasi Teknik Pengumpulan Data Analisis Kebutuhan ... 62

Bagan 3.5 Triangulasi Sumber Data Wawancara ... 63

Rumus 3.1 Rumus perhitungan rerata hasil penilaian dengan skala Linkert...66

Rumus 3.2 Rumus perhitungan persentase jawaban pada kuesioner ... 68

Rumus 3.3 Perhitungan Nilai Pretest dan Posttest ... 68

Bagan 4.1 Triangulasi data Wawancara ... 77

Bagan 4.2 Bagan Teknik Triangulasi Pengumpulan Data ... 95

Gambar 4.1 Desain Kotak Tumbuhan………... 97

Gambar 4.2 Desain kartu gambar bagian luar tumbuhan ... 100

Gambar 4.3 Desain kartu nama bagian luar tumbuhan ... 101

Gambar 4.4 Desain kartu fungsi bagian luar tumbuhan ... 101

Gambar 4.5 Desain kartu control of error ... 102

Gambar 4.6 Desain kotak penyimpanan kartu gambar, kartu nama, kartu fungsi bagian luar tumbuhan dan control of error. ... 103

Gambar 4.7 Kotak Tumbuhan ... 114

(22)

xx Gambar 4.9 Kartu gambar (a), kartu nama (b) dan kartu fungsi bagian luar

tumbuhan ... 116 Gambar 4.10 Kartu control of error atau pengendali kesalahan ... 117 Grafik 4.1 Perbedaan Nilai Pretest dan Posttest pada masing-masing

(23)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen Identifikasi Masalah

Lampiran 1.1 Lembar Hasil Validasi Pedoman Observasi ... 137 Lampiran 1.2 Lembar Hasil Observasi Pembelajaran IPA ... 141 Lampiran 1.3 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Kepala Sekolah oleh Ahli………..………… ...142 Lampiran 1.4 Transkip Wawancara dengan Kepala Sekolah ... 148 Lampiran 1.5 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Guru oleh Ahli ... 151 Lampiran 1.6 Transkip Wawancara dengan Guru ... 157 Lampiran 1.7 Lembar Hasil Validasi Pedoman Wawancara Siswa oleh Ahli .. 162 Lampiran 1.8 Transkip Wawancara dengan Siswa ... 166

Lampiran 2 Instrumen Analisis Kebutuhan

Lampiran 2.1 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru ... 168 Lampiran 2.2 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Guru ... 176 Lampiran 2.3 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ... 180 Lampiran 2.4 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Analisis Kebutuhan Siswa ... 188 Lampiran 2.5 Lembar Hasil Pengisian Kuesioner Analisis Kebutuhan Guru .. 193 Lampiran 2.6 Lembar Hasil Pengisisan Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa 199

Lampiran 3 Instrumen Tes

Lampiran 3.1 Lembar Hasil Validasi Isi Instrumen Tes oleh Ahli ... 202 Lampiran 3.2 Lembar Hasil Validasi Konstruk Instrumen Tes oleh Ahli ... 205 Lampiran 3.3 Lembar Hasil Pengerjaan Soal Tes oleh Siswa dalam

Uji Empiris ... 208 Lampiran 3.4 Output SPSS untuk Perhitungan Validitas Instrumen Tes ... 209 Lampiran 3.5 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Instrumen Tes ... 210 Lampiran 3.6 Lembar Hasil Pengerjaan Pre-Test ... 213 Lampiran 3.7 Lembar Hasil Pengerjaan Post-Test ... 214

Lampiran 4 Validasi Produk

(24)

xxii Lampiran 4.2 Lembar Hasil Validasi Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 219 Lampiran 4.3 Lembar Hasil Uji Keterbacaan Kuesioner Tanggapan mengenai Media Pembelajaran oleh Siswa ... 223 Lampiran 4.4 Lembar Hasil Validasi Produk Media Pembelajaran oleh Ahli . 225 Lampiran 4.5 Lembar Hasil Validasi Produk Album Penggunaan Media

Pembelajaran oleh Ahli ... 229 Lampiran 4.6 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media

Pembelajaran oleh Guru ... 233 Lampiran 4.7 Lembar Hasil Kuesioner Tanggapan mengenai Media

Pembelajaran oleh Siswa... 235

Lampiran 5 Surat Penelitian

Lampiran 5.1 Surat Izin Penelitian... 236 Lampiran 5.2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian ... 237

Lampiran 6 Album Media Pembelajaran Bagian Luar Tumbuhan dan Fungsinya ………...238 Lampiran 7 Gambar Produk Media Pembelajaran Bagian Luar

Tumbuhan dan Fungsinya ………..….250

Lampiran 8 Dokumentasi ………..………254

(25)

1

BAB I PENDAHULUAN

Uraian dalam bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk pengembangan dan

definisi operasional.

1.1Latar Belakang

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran pokok

dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar

(SD). Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap

sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai

sekolah menengah. Hal tersebut terjadi karena sebagian besar materi dalam

pembelajaran IPA adalah materi yang abstrak. Hal itu juga terbukti dari hasil

wawancara yang peneliti lakukan pada tanggal 12 September 2016 kepada dua

siswa kelas IV PL 4 di SD Pangudi Luhur Yogyakarta mengungkapkan bahwa

pelajaran IPA memang sulit untuk dipelajari karena banyak sekali materi yang

sifatnya abstrak.

Hal lain yang mendukung, berdasarkan hasil observasi yang peneliti

lakukan di SD Pangudi Luhur Yogyakarta yaitu pada 17 September 2016 di Kelas

IV PL 4, guru pada saat proses pembelajaran IPA tidak menggunakan media

pembelajaran. Hal ini kurang mendukung hasil belajar yang optimal dikarenakan

siswa dalam memahami hanya membayangkan suatu hal yang abstrak. Dengan

demikian, pembelajaran IPA di sekolah dasar diperlukan suatu hal yang konkret

(26)

2 karena mereka dapat memegang bendanya langsung dan mengalami langsung

tidak hanya membayangkan saja. Alasan lain yang mendukung adalah pada saat

memberikan kuesioner analisis kebutuhan kepada guru dan siswa kelas IV pada

16 September 2016 menghasilkan data yaitu sebanyak 100% guru menyetujui

bahwa penggunaan media pembelajaran dapat membantu siswa dalam memahami

konsep dalam mata pelajaran IPA. Selain itu, sebanyak 100% siswa juga setuju

bahwa penggunaan media pembelajaran dalam pelajaran IPA dapat membantu

dalam memahami konsep-konsep IPA. Hal tersebut sesuai dengan teori

perkembangan kognitif yang dikemukakan oleh Jean Piaget. Piaget (dalam Nur,

1998: 32) juga mengemukakan bahwa siswa usia 7 sampai 11 tahun berada pada

tahap operasional konkret dengan kemampuan berpikir secara logis serta

pemecahan masalah sudah tidak dibatasi oleh keegosentrisan. Hal ini mendukung

bahwa siswa di sekolah dasar memerlukan hal yang konkret dan nyata agar dapat

mengalami secara langsung materi yang sedang dipelajari.

Lemahnya pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan oleh guru di sekolah

juga menjadi salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan saat ini. Proses

pembelajaran selama ini kurang dapat mengembangkan kemampuan berpikir

peserta didik dengan optimal. Peneliti pada waktu observasi di kelas IV PL 4

menemukan bahwa, pelaksanaan pembelajaran yang berlangsung di kelas hanya

diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi yang secara tidak

langsung meminta siswa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi

tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk

(27)

3 Daryanto dan Rahardjo (2012: 1) mengungkapkan bahwa guru memiliki

peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas pengajaran

yang dilaksanakannya. Oleh sebab itu, guru harus memikirkan dan membuat

perencanaan secara seksama dalam meningkatkan kesempatan belajar siswa dan

kualitas pembelajaran. Hasil kajian teori mengungkapkan bahwa salah satu cara

memperbaiki kualitas pembelajaran adalah dengan menggunakan media

pembelajaran. Media pembelajaran adalah salah satu contoh hal yang bersifat

konkret dan nyata. Siswa dapat menggunakan media pembelajaran untuk

membantu dalam memahami materi pembelajaran. Media pembelajaran yang

efektif adalah media yang mampu membuat proses pembelajaran berjalan secara

optimal.

Media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah salah satu media

pembelajaran yang memiliki ciri-ciri spesifik yaitu menarik, bergradasi,

auto-correction, dan auto-education (Montessori, 2002:170-176) . Dalam penelitian ini

peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual, karena peneliti menggunakan

bahan yang berasal dari lingkungan sekitar. Media pembelajaran berbasis metode

Montessori mempunyai kelebihan yang memungkinkan tercapainya proses

pembelajaran yang optimal. Kelebihan tersebut berada dalam ciri-ciri spesifik

yang terdapat dalam media pembelajaran berbasis metode Montessori. Misalnya

pada ciri auto-correction, siswa dapat mengetahui kesalahan yang dilakukan

ketika menggunakan media pembelajaran, sehingga siswa dapat mengetahui

jawaban yang benar. Dalam mata pelajaran IPA, masih sedikit jumlah media

(28)

4 Media pembelajaran perlu dirancang dan dipersiapkan agar memenuhi

kebutuhan belajar dan kemampuan siswa, sehingga siswa dapat berpartisipasi

dalam proses belajar mengajar. Peneliti tertarik untuk mengembangkan media

pembelajaran berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA, karena

banyak materi IPA kelas IV yang sulit dan asbtrak bagi siswa, sehingga

dibutuhkan benda yang sifatnya konkret agar mempermudah siswa dalam

memahami konsep dalam mata pelajaran IPA. Materi yang digunakan dalam

mengembangkan media pembelajaran berbasis metode Montessori adalah materi

IPA kelas IV tentang bagian luar tumbuhan dan fungsinya. Kekhasan dalam

penelitian ini adalah belum ada sebelumnya penelitian yang mengembangkan

media pembelajaran IPA SD materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis

metode Montessori.

1.2Rumusan Masalah

1.2.1 Bagaimana prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori sesuai

dengan ciri-ciri spesifik yang ditetapkan?

1.2.2 Bagaimana kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Mendeskripsikan prosedur pengembangan media pembelajaran IPA SD

materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori

(29)

5 1.3.2 Mengetahui kualitas media pembelajaran IPA SD materi bagian luar

tumbuhan dan fungsinya berbasis metode Montessori dengan kualitas

baik.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1Bagi Mahasiswa

a. Penelitian ini membuka wawasan mahasiswa bahwa adanya media

pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam memahami materi

bagian luar tumbuhan dan fungsinya

b. Penelitian ini memberikan pemikiran baru kepada mahasiswa akan

pentingnya pengembangan media pembelajaran SD yang inovatif

sehingga dapat membantu kelangsungan proses pembelajaran.

c. Penelitian ini memberi wawasan dan bekal kepada mahasiswa untuk

mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran inovatif yang lain

berbasis Metode Montessori berdasarkan proses pengembangan dan

validasi produk yang telah dilakukan.

1.4.2Bagi Guru

a. Guru dapat memiliki pemahaman akan pentingnya media pembelajaran

inovatif yang lain untuk mengatasi berbagai kesulitan yang dialami oleh

siswa pada mata pelajaran IPA.

b. Guru dapat memiliki pengalaman tentang cara mengembangkan media

pembelajaran IPA SD yang inovatif berbasis metode Montessori yang

memanfaatkan potensi lokal atau sumber daya yang ada di lingkungan

(30)

6 c. Guru dapat mengembangkan sendiri berbagai media pembelajaran yang

lain dengan menggunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis metode

Montessori.

1.4.3Bagi Siswa

a. Siswa memperoleh pengalaman langsung menggunakan media

pembelajaran dalam mengatasi permasalahan yang dihadapi berkaitan

dengan materi bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

b. Siswa mendapatkan pengalaman belajar yang dapat mengembangkan

kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik yang dimilikinya.

c. Siswa memiliki pengalamanan langsung terhadap pembelajaran IPA yang

aktif, kreatif, dan menyenangkan dengan adanya penggunakan media

pembelajaran IPA berbasis Montesssori.

1.4.4Bagi Sekolah

a. Sekolah memiliki wawasan yang luas tentang pengembangan media

pembelajaran SD berbasis metode Montessori untuk mata pelajaran IPA.

b. Sekolah memiliki pertimbangan untuk melakukan pengembangan media

pembelajaran IPA yang dapat membantu siswa dalam memahami materi

pembelajaran.

1.4.5Bagi Prodi PGSD

a. Prodi PGSD memiliki berbagai media pembelajaran berbasis metode

Montessori yang teruji, terukur, dan tervalidasi.

b. Prodi PGSD memiliki kesempatan untuk memproses HAKI terhadap

(31)

7 c. Prodi PGSD memiliki pengalaman dalam penelitian kolaboratif dengan

menggunakan metode research and development yang melibatkan dosen,

mahasiswa, guru, dan siswa di SD mitra.

1.5 Definisi Operasional

1.5.1 Media Pembelajaran adalah seperangkat alat yang dirancang dan digunakan

untuk memudahkan dalam penyampaian materi pembelajaran kepada siswa.

1.5.2 Metode Montessori adalah cara belajar yang menekankan prinsip dasar

pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan persiapan lingkungan.

1.5.3 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori adalah media yang memiliki

ciri gradasi, menarik, auto-education, auto-correction, dan kontekstual.

1.5.4 IPA merupakan ilmu yang mempelajari kondisi alam sekitar dengan berbagai

hubungan yang membutuhkan penalaran.

1.6Spesifikasi Produk

Produk yang akan dikembangkan dan dihasilkan dari penelitian ini adalah

media pembelajaran berupa “Kotak Tumbuhan”. Dalam kotak tersebut berisikan

replika tumbuhan dan kartu bergambar bagian-bagian tumbuhan beserta dengan

album penggunaannya. Media pembelajaran ini berfungsi untuk membantu siswa

mengenal dan memahami konsep bagian-bagian luar tumbuhan dan fungsinya.

Produk media pembelajaran yang dikembangkan dalam penelitian ini terdiri dari

(32)

8

1.6.1 Kotak Tumbuhan

Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan

Kotak Tumbuhan ini berbentuk balok dengan ukuran 40 cm x 40 cm dan

tinggi 28 cm. Pada bagian dalam Kotak, terdapat 3 bagian (seperti rak) yaitu

dengan 1 bagian rak adalah tempat replika tumbuhan monokotil (tumbuhan

bambu), 1 bagian lagi adalah rak tempat replika tumbuhan dikotil (tumbuhan

mangga), dan 1 rak bagian terakhir yang merupakan tempat kartu gambar, kartu

bagian tumbuhan, kartu fungsi dan kartu control of error. Peneliti memilih

tumbuhan mangga dan bambu sebagai model replika tumbuhan, karena tumbuhan

tersebut mudah ditemukan di lingkungan sekitar anak. Kotak tumbuhan ini terbuat

dari bahan triplek.

1.6.2 Replika Tumbuhan

Replika tumbuhan terdiri dari dua bagian yaitu replika tumbuhan dikotil

dan monokotil. Pada bagian tumbuhan dikotil berupa replika tumbuhan mangga

yang terdiri dari akar, batang, daun, bunga, dan buah. Masing-masing bagian

tumbuhan tersebut dapat dipisah atau dilepas per bagiannya dan kemudian dapat

dirangkai menjadi tumbuhan dikotil. Pada bagian tumbuhan monokotil berupa 40 cm

40 cm

(33)

9 replika tumbuhan bambu yang terdiri dari bagian akar, batang, dan daun. Seperti

halnya dengan replika tumbuhan dikotil, tumbuhan monokotil ini dapat pula di

pisah atau dilepaskan per bagian tumbuhan. Selain replika tumbuhan dikotil dan

monokotil, komponen lain dari media pembelajaran ini adalah kartu tumbuhan.

1.6.3 Kartu Tumbuhan

Kartu tumbuhan ini terdiri dari empat jenis kartu yaitu kartu gambar

bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar

tumbuhan, dan kartu control of error. Kartu gambar bagian luar tumbuhan

memuat gambar-gambar bagian luar tumbuhan, kartu nama bagian luar tumbuhan

memuat nama-nama bagian luar tumbuhan, kartu fungsi bagian luar tumbuhan

memuat keterangan tentang fungsi masing-masing bagian luar tumbuhan, dan

kartu control of error memuat keterangan tentang gambar, nama, dan fungsi

bagian tumbuhan yang menjadi satu kesatuan dalam sebuah kartu. Setiap kartu

gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar

tumbuhan dan fungsi bagian luar tumbuhan. Pada sisi kartu, peneliti memberikan

bingkai warna untuk membedakan setiap kartu. Bingkai warna biru untuk gambar

bagian luar tumbuhan, warna kuning untuk nama bagian luar tumbuhan, warna

merah untuk fungsi bagian luar tumbuhan, dan warna biru, kuning, dan merah

(34)

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Uraian dalam bab ini terdiri dari kajian pustaka, penelitian yang relevan,

kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian.

2.1Kajian Pustaka

Uraian dalam subbab ini terdiri dari beberapa teori pendukung penelitian.

Adapun beberapa hal yang menjadi pembahasan peneliti adalah perkembangan

anak, media pembelajaran, metode Montessori, media pembelajaran berbasis

metode Montessori, dan ilmu pengetahuan alam.

2.1.1 Perkembangan Anak

Perkembangan dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan dalam diri

individu atau organisme, baik fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah) menuju

tingkat kedewasaan atau kematangan yang berlangsung secara sistematis,

progresif, dan berkesinambungan (Yusuf dan Sugandhi, 2011: 1). Perkembangan

mengacu pada proses di mana seorang anak tumbuh dan mengalami berbagai

perubahan sepanjang hidupnya baik ditentukan secara genetik maupun yang

dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Meggitt, 2012: 1). Piaget (dalam Susanto,

2013: 77) mengatakan bahwa setiap tahapan perkembangan kognitif mempunyai

karakteristik yang berbeda-beda. Tahap-tahap perkembangan tersebut saling

berkaitan dan urutan tahap-tahap tidak dapat ditukar atau dibalik tetapi tahun

terbentuknya tahun tersebut dapat berubah-ubah menurut situasi seseorang

(Suparno, 2001: 25). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti perkembangan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah proses perubahan yang terjadi secara

(35)

11 Piaget mengelompokkan tahap-tahap perkembangan kognitif seorang anak

menjadi empat tahap yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasi, tahap operasi

konkret, dan tahap operasi formal (Suparno, 2001: 24).

2.1.1.1 Tahap Sensorimotor (umur 0-2 tahun)

Pada tahap ini pemikiran anak lebih didasarkan pada tindakan inderawi anak

terhadap lingkungannya, seperti melihat, meraba, menjamah, mendengar,

membau, dan lain-lain. Pada tahap ini, anak belum dapat berbicara dengan bahasa

dan belum mempunyai bahasa simbol untuk mengungkapkan adanya suatu benda

yang tidak berada di dekatnya (Suparno, 2001: 26)

Tahap perkembangan awal sensorimotor sangat penting karena menjadi

dasar perkembangan persepsi dan intelegensi anak pada tahap-tahap berikutnya

(Suparno, 2001: 27).

2.1.1.2 Tahap Praoperasi (umur 2-7 tahun)

Tahap pemikiran praoperasi dicirikan dengan adanya penggunaan simbol

atau tanda untuk menyatakan atau menjelaskan suatu objek. Cara berpikir

simbolik tersebut diungkapkan dengan penggunaan bahasa. Dengan adanya

penggunaan simbol tersebut, seorang anak dapa mengungkapkan dan

membicarakan sutau hal yang sudah terjadi tanpa terikat ruang dan waktu. Selain

itu, tahap ini juga dicirikan denga pemikiran intuitif yang tidak logis (Suparno,

2001: 49).

2.1.1.3 Tahap Operasi Konkret (umur 7-11 tahun)

Tahap operasi konkret dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran

yang didasarkan pada aturan-aturan tertentu yang logis dengan sifat reversibilitas

(36)

12 memecahkan persoalan-persoalan konkret yang dihadapi. Pada tahap ini anak juga

sudah mampu untuk mengurutkan dan mengklasifikasikan objek. Meskipun

demikian, cara berpikir anak tetap terbatas karena masih berdasarkan sesuatu yang

kelihatan nyata/konkret. Maka, anak pada tahap ini masih tetap kesulitan untuk

memecahkan persoalan-persoalan yang bersifat abstrak (Suparno, 2001: 69-70).

2.1.1.4 Tahap Operasi Formal (umur 11 tahun ke atas)

Tahap operasi formal merupakan tahap terakhir dalam perkembangan

kognitif menurut Piaget. Pada tahap ini, seseorang remaja sudah dapat berpikir

logis dan pemikirannya teoretis formal berdasarkan proposisi dan hipotesis, dan

dapat mengambil kesimpulan tanpa mengamati terlebih dahhulu (Piaget dalam

Suparno, 2001: 88).

Target pengguna media pembelajaran IPA materi bagian luar tumbuhan dan

fungsinya berbasis metode Montessori adalah siswa kelas IV SD. Usia anak pada

jenjang tersebut pada kisaran 10 tahun. Berdasarkan teori perkembangan kognitif

anak yang dikemukakan oleh Piaget. Piaget (dalam Suparno, 2001: 70)

menyatakan bahwa siswa usia 8 sampai 11 tahun masuk pada tahap operasional

konkret yang ditandai dengan adanya system operasi berdasarkan apa-apa yang

kelihatan nyata atau konkret. Anak masih menerapkan logika berpikir pada

barang-baramh yang konkret, belum bersidat abstrak apalagi hipotesis. Piaget

(dalam Suparno, 2001: 70) juga mengungkapkan inteligensi pada tahap ini sudah

sangat maju, namun cara berpikir seorang anak tetap terbatas karena masih

berdasarkan sesuatu yang konkret. Pada fase ini siswa menunjukkan

(37)

13

2.1.2 Media Pembelajaran

2.1.2.1 Pengertian Media Pembelajaran

Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari

kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Gagne (1970)

menyatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Briggs (1970) juga

mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah segala alat fisik yang dapat

menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Asosiasi Pendidikan

Nasional (National Education Association/ NEA) merumuskan pengertian yang

berbeda, media pembelajaran adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak

maupun audiovisual serta peralatannya. Berdasarkan pengertian yang sudah ada,

arti media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat

alat yang dirancang dan digunakan untuk memudahkan dalam penyampaian materi

pembelajaran kepada siswa.

2.1.2.2 Manfaat Media Pembelajaran

Media mengandung dan membawa pesan atau informasi kepada penerima

yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81). Menurut Sadiman, dkk (2008), secara umum

media pembelajaran memiliki manfaat sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian peran agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).

2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:

a. objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film,

atau model

b. objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film,

(38)

14 c. gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan

timelapse atau highspeed photography

d. kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditampilkan lagi

lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal

e. objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model, diagram, dan lain-lain, dan

f. konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan

lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan

lain-lain.

3. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi

sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:

a. Menimbulkan kegairahan belajar

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antaraanak didik dengan

lingkungan dan kenyataan

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan

minatnya.

4. Dengan sifat yang unik pada setiap siswa ditambah lagi dengan

lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan

materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak

mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Masalah

itu dapat diatasi dengan manfaat media pendidikan yaitu dalam:

a. memberikan perangsang yang sama.

b. mempersamakan pengalaman.

(39)

15

2.1.2.3 Klasifikasi Media Pembelajaran

Salah satu ciri media pembelajaran adalah bahwa media mengandung dan

membawa pesan atau informasi kepada penerima yaitu siswa (Arsyad, 2010: 81).

Berikut klasifikasi media pembelajaran menurut Heinich, Molenda, dan Russel

(dalam Sanjaya, 2012: 125-126) yang dapat digunakan dalam kegiatan

pembelajaran yaitu:

1. Media yang tidak diproyeksikan

a. Realita: Benda nyata yang digunakan sebagai bahan belajar atau biasa

disebut benda yang sebenarnya. Misalkan kalau guru ingin

menjelaskan tentang cara kerja pesawat telepon atau cara kerja mesin

tertentu, maka telepon atau mesin itu sendiri yang digunakan sebagai

media.

b. Model: benda tiga dimensi yang merupakan representasi dari benda

sesungguhnya. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa tidak setiap

materi pembelajaran dapat diajarkan melalui benda yang sebenarnya.

Guru dalam mengajarkan tentang gajah misalnya, tidak mungkin

membawa gajah ke ruang kelas, selain berbahaya juga bentuk gajah itu

sendiri yang besar. Dengan demikian, guru cukup membawa model

atau benda tiruan ke dalam kelas, ketika mengajarkan tentang gajah.

c. Grafis: Gambar atau visual yang penampilannya tidak diproyeksikan

(grafik, chart, poster, kartun).

d. Display: Medium yang penggunaannya dipasang di tempat tertentu

sehingga dapat dilihat informasi dan pengetahuan di dalamnya.

(40)

16 sebagainya. Display dengan berbagai bentuknya sangat berguna untuk

menyampaikan informasi dan memamerkan berbagai karya siswa.

2. Media yang diproyeksikan (projected media),

a. OHP (Over Head Projektor) berguna untuk memproyeksikan media

transparan kearah layar, dengan hasil gambar yang cukup besar.

b. Slide: media semacam ini diperlukan layar khusus untuk

Computer assisted instructional (pembelajaran berbasis komputer).

6. Multimedia kit: perangkat praktikum.

Media yang akan dikembangkan oleh peneliti adalah media yang tidak

diproyeksikan dengan jenis model, karena bentuknya berupa tiruan pohon yaitu

berupa replika tumbuhan. Media pembelajaran bagian luar tumbuhan dan

fungsinya memiliki bentuk tiga dimensi. Komponen media pembelajaran yang

dikembangkan berupa kotak tumbuhan, replika tumbuhan, dan kartu tumbuhan.

2.1.3 Metode Montessori 2.1.3.1 Sejarah Montessori

Maria Montessori adalah seorang wanita yang lahir di Chiaravalle, Italia

Utara pada tahun 1870. Montessori lahir dari keluarga yang berada dan memiliki

(41)

17 konservatif, yang memegang nilai-nilai tradisional tentang peran wanita,

sedangkan ibunya, Renilde Stoppani, adalah sosok yang mendampingi dan

mendorong Montessori dalam mencapai cita-citanya. Montessori lahir pada saat

Italia masih mengalami keterbelakangan karena tingkat buta huruf yang cukup

besar. Keadaan ini membuat orang tua Montessori memutuskan untuk pindah ke

Roma demi memberikan pendidikan yang lebih baik bagi Montessori (Magini,

2013:7-11). Maria Montessori adalah salah satu tokoh yang mengembangkan

suatu sistem pendidikan yang berfokus dengan anak usia dini (Morrison,

2012:67).

Seperti anak-anak pada umumnya, Montessori menempuh pendidikan

yang dimulai dari Sekolah Dasar di Via di San Nicolo. Sejak Sekolah Dasar,

Montessori mulai memiliki ketertarikan terhadap ilmu matematika. Setelah

menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar, Montessori melanjutkan sekolah

jurusan teknik di Regia Scuola Tecnica Michelangelo Buonarroti pada tahun

ajaran 1882/ 1883. Pada tahun 1886 sampai 1889, Montessori melanjutkan di

akademi kejuruan teknik dengan mengambil jurusan Ilmu Fisika dan Matematika.

Setelah menyelesaikan pendidikan di akademi, Montessori menempuh kuliah di

Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas La Sapienza Roma paada tahun

1890. Namun, pada tahun 1892, Montessori beralih ke Fakultas Kedokteran dan

menyelesailan studinya (Magini, 2013:13-14).

Selama menempuh perkuliahan di universitas, Montessori juga

menjalankan penelitian di klinik psikiatri sebagai asisten dokter. Hal ini membuat

Montessori tertarik pada anak-anak yang mempunyai kelemahan dalam berpikir

(42)

18 membaca beberapa penelitian yang juga meneliti mengenai anak-anak yang

feeble-minded children (Magini, 2013: 7-11). Beberapa ahli yang tulisannya

dipelajari oleh Montessori adalah Jean Itard, Edward Seguin, dan dua orang

dokter dan psikolog yang berasal dari Perancis. Itard melakukan eksperimen tentang “anak liar”. Menurut Itard, anak-anak mengalami tahap perkembangan

dengan melibatkan beberapa aktivitas yang sesuai dengan periode usia tertentu.

Akan tetapi, anak yang mengalami gangguan fisik dan mental akan mengalami

kehilangan potensi dari tahap perkembangan yang menganggu pertumbuhannya

(Gutek, 2013:10-11). Edward Seguin melakukan penelitian lebih lanjut dari teori

Itard dengan mencetuskan “pedagogia ortofrencia” yaitu pendidikan bagi anak

tunagrahita. Menurut Seguin, cacat mental adalah akibat dari kelemahan sistem

saraf yang berdampak pada tidak berfungsinya saraf sebagai semestinya. Hal

tersebut membuat Seguin melakukan pendekatan mekanis untuk melatih otot-otot

tubuh dan sensorial melalui latihan hidup sehari-hari (Magini, 2013:26).

Berdasarkan kedua penelitian di atas, Montessori mengembangkan dua prinsip

dalam pendekatannya yaitu (1) keterbelakangan mental membutuhkan suatu jenis

pendidikan khusus dan tidak hanya melalui penanganan medis dan (2) jenis

pendidikan khusus tersebut dilakukan dengan menggunakan bahan dan media

pembelajaran (Gutek, 2013:12).

Maria Montessori terus menerus mengembangkan beberapa sekolah

berdasarkan metode penelitiannya. Montessori mulai menjalankan perannya

sebagai pendidik. Lingkungan sekolah diciptakan selayaknya lingkungan rumah

anak. Montessori juga menyiapkan beberapa perabotan yang ukurannya

(43)

19 media yang bisa digunakan oleh anak-anak seperti balok silinder. Ia mengamati

anak-anak dengan aktivitasnya. Salah satunya, Montessori mengamati anak yang

sedang mencoba memasangkan balok silinder ke tempatnya. Walaupun anak

tersebut berulang kali tidak berhasil untuk memasangkannya, tetapi anak tersebut

tetap mencoba hingga berhasil. Hal lain yang dilakukan Montessori adalah

mencoba menganggu dengan beberapa keramaian, namun anak tersebut tetap

berkonsentrasi memasangkan balok. Pengalaman tersebut menarik minat

Montessori bahwa konsentrasi akan membuahkan kepuasan batin yang tidak

ternilai ketika ia berhasil (Magini, 2013:48-49).

Keberhasilannya dalam mendidik anak-anak menggunakan media dan

observasinya mengembangkan ide-ide mengenai pendidikan membawa

Montessori menjadi tokoh terkenal pada kala itu. Selain itu, penelitian dan

pengembangannya dalam dunia pendidikan membawanya pada sebuah

penghargaan. Montessori juga menjadi nominasi Nobel Perdamaian sebanyak tiga

kali. Montessori terus mengembangkan metode pendidikannya ini dengan

beberapa seminar yang diselenggarakan. Montessori pun juga mendemostrasikan

penggunaan medianya hingga menjelaskan perubahan sikap anak dan lingkungan

masyarakat sekitar melalui pendekatannya (Magini, 2013:63). Beberapa hal terus

Montessori kembangkan hingga pada bulan Mei 1952. Montessori meninggal di

usia ke-82 pada tanggal 6 Mei 1952 di Noordwijk, Belanda (Magini, 2013:97).

2.1.3.2 Pengertian Metode Montessori

Metode Montessori adalah metode pembelajaran yang dilakukan sambil

bermain dan menggunakan panca indera secara maksimal selama pembelajaran,

(44)

20 33). Sudono (2002:2) mengungkapkan metode Montessori adalah cara

mempelajari dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di lingkungannya. Pada

dasarnya ada 5 prinsip dasat dalam metode Montessori yaitu menghormati anak,

pikiran penyerap, periode sensitif, swadidik, dan menyiapkan lingkungan

(Bradley, 2013:7-9). Berdasarkan pengertian yang sudah ada, arti metode

Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah cara belajar yang

menekankan prinsip dasar pembelajaran pada kebebasan dan kemandirian dengan

persiapan lingkungan.

2.1.3.3 Prinsip-prinsip Pendidikan dalam Metode Montessori

Pembelajaran Montessori menggunakan delapan prinsip, sebagaimana

yang telah dikemukakan oleh Lillard (2005:30-33), yaitu:

1. Keleluasan dalam beraktivitas, Anak-anak mendapat keleluasan untuk

bergerak bebas bekerja di meja maupun di lantai dengan beralaskan karpet

kecil.

2. Kemerdekaan dalam memilih, Anak-anak diberi kebebasan dalam memiliih

sendiri apa yang hendak dipelajari, seberapa lama akan beraktivitas, dan

dengan siapa akan bekerja.

3. Pentingnya minat.

4. Pentingnya motivasi intrinsik dengan menghapus hadiah dan hukuman.

5. Pentingnya kolaborasi antar teman.

6. Pentingnya konteks dalam pembelajaran.

7. Pentingnya gaya interaksi autoritatif dari orang dewasa.

(45)

21

2.1.4 Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Montessori mengartikan media pembelajaran adalah sebagai material yang

didesain untuk menarik perhatian anak-anak dan dapat mengajarkan berbagai

konsep dengan menggunakan alat tersebut secara berulang-ulang (Lillard, 2005:

21).

2.1.4.3 Syarat Media Pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Setiap media pembelajaran yang dibuat Montessori memiliki ciri tersendiri

atau khusus, jika dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Ciri-ciri

khusus tersebut adalah sebagai berikut, sebagaimana dibahas dalam Montessori

(2002:170-176).

1) Menarik

Setiap media pembelajaran Montessori harus mampu menarik perhatian anak,

sehingga secara spontan atau tidak sadar anak ingin menyentuh, meraba,

memegang, merasakan, dan menggunakannya untuk belajar (Montessori,

(2002:174-175).

2) Bergradasi

Gradasi yang dimaksudkan adalah rangsangan yang rasional tentang suatu

gradasi (Montessori, 2002:175). Media pembelajaran yang baik seharusnya

memuat gradasi. Unsur gradasi pada umumnya tampak dari segi warna dan

bentuk.

3) Auto-correction (Memiliki Pengendali Kesalahan)

Media pembelajaran harus memiliki pengendali kesalahan, maksudnya

adalah melalui media pembelajaran tersebut anak dapat mengetahui sendiri setiap

kesalahan yang dilakukan sehingga dengan sendirinya anak tahu jika mereka

(46)

22 4) Auto-education (Pembelajaran Mandiri)

Seluruh media pembelajaran Montessori dibuat sedemikian rupa sehingga

memungkinkan anak melakukan pendidikan diri (auto-education). Hal tersebut

secara tidak langsung akan meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar,

karena peran pendidik dalam Montessori adalah sebagai pengamat.

5) Kontekstual

Montessori telah menyebutkan keempat ciri media pembelajaran, pada

penelitian ini peneliti menambahkan satu ciri yaitu kontekstual. Kontekstual

merupakan sistem pengajaran yang cocok dengan otak karena menghubungkan

muatan akademis dengan konteks kehidupan sehari-hari anak sehingga dapat

merangsang otak untuk menyusun pola-pola yang mewujudkan makna.

Berdasarkan paparan yang sudah ada, pengertian media berbasis metode

Montessori yang digunakan dalam penelitian ini adalah media yang memiliki ciri

menarik, bergradasi, auto-education, auto-correction, dan kontekstual. Peneliti

mengembangkan media pembelajaran dengan memperhatikan ciri-ciri media

pembelajaran Montessori. Media pembelajaran yang dikembangkan menarik,

dengan memberikan warna dan cara penggunaan yang menyenangkan. Media

pembelajaran yang dikembangkan juga memiliki ciri bergradasi yaitu terdapat

pada berbagai warna, bentuk dan tekstur. ciri auto-correction membantu siswa

dapat mengetahui kesalahannya sendiri ketika belajar. Siswa juga dapat belajar

secara mandiri tanpa didampingi oleh guru (auto-education) melalui media

pembelajaran ini. Media pembelajaran yang dikembangkan juga dibuat dengan

menggunakan bahan-bahan yang dapat ditemukan dengan mudah di lingkungan

(47)

23 Montessori untuk mata pelajaran IPA pada materi bagian luar tumbuhan dan

fungsinya.

2.1.4.4 Keunggulan Media pembelajaran Berbasis Metode Montessori

Media pembelajaran berbasis metode Montessori memiliki keunggulan

daripada media pembelajaran yang lainnya. Hal ini terjadi karena media

pembelajaran berbasis metode Montessori dirancang dengan memperhatikan

karakteristik pembelajaran Montessori yaitu menarik, bergradasi, auto-correction,

auto-education, dan kontekstual. Gutek (2013:240) mengemukakan bahwa ada

beberapa keunggulan media pembelajaran berbasis metode Montessori yaitu: 1)

bahan pembelajaran dari Montessori memungkinkan terjadinya pembelajaran

sendiri sehingga dapat melatih anak untuk belajar secara mandiri, 2) material yang

digunakan dalam pembelajaran Montessori dapat menghasilkan sebuah

pemdidikan indra, 3) menyajikan benda-benda yang dapat menarik perhatian

spontan dari anak, 4) mengandung rangsangan-rangsangan yang rasional. Gutek

(2013:236) juga menambahkan bahwa bahan pembelajaran Montessori dapat

mengontrol setiap kesalahan yang akan membuat anak berproses dan fokus untuk

memperbaiki kesalahannya dan melakukan perbaikan dengan berbagai cara.

2.1.5 Ilmu Pengetahuan Alam 2.1.5.1 Hakikat IPA

1. Pengertian IPA

Hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam

yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat

(48)

24 proses, dan sikap. Sutrisno (dalam Susanto, 2007) menambahkan bahwa dalam

IPA juga sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Penambahan tersebut

merupakan pengembangan dari ketiga komponen di atas, yaitu pengembangan

prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari aplikasi konsep dan prinsip-prinsip

IPA sebagai produk. Sikap yang dimaksud dalam pembelajaran IPA adalah sikap

ilmiah. Dengan pembelajaran IPA di sekolah, siswa diharapkan dapat

menumbuhkan sikap ilmiah seperti seorang ilmuan. Jenis-jenis sikap yang

dimaksud ialah sikap ingin tahu, percaya diri, jujur, tidak tergesa-gesa, dan

objektif terhadap fakta. Berdasarkan paparan yang sudah ada, arti pembelajaran

IPA yang digunakan dalam penelitian ini adalah ilmu yang mempelajari kondisi

alam sekitar dengan berbagai hubungan yang membutuhkan penalaran.

2. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Susanto (2012) menyebutkan bahwa konsep IPA di sekolah dasar

merupakan konsep yang terpadu, karena belum dipisahkan secara tersendiri,

seperti mata pelajaran kimia, biologi dan fisika. Badan Nasional Standar

Pendidikan (BNSP, 2006) merumuskan tujuan pembelajaran sains disekolah dasar

adalah sebagai berikut:

a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaap-Nya.

b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang bermanfaat

dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan saling memengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan

(49)

25 d. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

2.1.5.2 Materi Bagian-bagian Tumbuhan

Tumbuhan tersusun dari beberapa bagian, yaitu akar, batang, daun, bunga,

dan biji.

1. Akar

a. Struktur Akar

Secara umum, akar memiliki beberapa bagian utama. Bagian-bagian

tersebut adalah inti akar, rambut akar, dan tudung akar (Wahyono dan

Nurachmandani, 2008: 30). Perhatikan gambar berikut!

(50)

26 1) Inti Akar

Inti akar terdiri atas pembuluh kayu dan pembuluh tapis. Pembuluh kayu

berfungsi mengangkut air dari akar ke daun. Pembuluh tapis berfungsi

mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tumbuhan.

2) Rambut Akar

(Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 30-31).

a) Akar Serabut

Akar serabut berbentuk seperti serabut. Ukuran akar serabut relatif kecil,

tumbuh di pangkal batang, dan besarnya hampir sama Akar semacam ini

dimiliki oleh tumbuhan berkeping satu (monokotil). Misalnya kelapa, rumput,

padi, jagung, dan tumbuhan hasil mencangkok.

b) Akar Tunggang

Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang

merupakan kelanjutan batang, sedangkan akar-akar yang lain merupakan

(51)

27 nyata. Jenis akar ini dimiliki oleh tumbuhan berkeping dua (dikotil). Misalnya,

kedelai, mangga, jeruk, dan melinjo. Ada beberapa akar khusus yang hanya

terdapat pada tumbuhan tertentu, antara lain, akar isap, contohnya akar benalu;

akar tunjang, contohnya akar pandan; akar lekat, contohnya akar sirih; akar

gantung, contohnya akar pohon beringin; akar napas, contohnya akar pohon

kayu api.

b. Fungsi Akar

Bagi tumbuhan akar memiliki beberapa kegunaan, antara lain, untuk

menyerap air dan zat hara, untuk menunjang berdirinya tumbuhan, serta untuk

menyimpan cadangan makanan (Wahyono dan Nurachmandani, 2008: 31).

1. Menyerap air dan zat hara (mineral). Tumbuhan memerlukan air dan zat

hara untuk kelangsungan hidupnya. Untuk memperoleh kebutuhannya

tersebut, tumbuhan menyerapnya dari dalam tanah dengan menggunakan

akar. Oleh karena itu, sering dijumpai akar tumbuh memanjang menuju

sumber yang banyak mengandung air.

2. Menunjang berdirinya tumbuhan. Akar yang tertancap ke dalam tanah

berfungsi seperti pondasi bangunan. Akar membuat tumbuhan dapat

berdiri kokoh di atas tanah.

3. Sebagai alat pernapasan. Selain menyerap air dan zat hara, akar juga

menyerap udara dari dalam tanah. Hal ini mungkin dilakukan karena pada

tanah terdapat pori-pori. Melalui pori-pori tersebut akar tumbuhan

memperoleh udara dari dalam tanah.

4. Sebagai penyimpan makanan cadangan. Pada tumbuhan tertentu, seperti

Gambar

Gambar 1.1 Desain Kotak Tumbuhan
gambar bagian luar tumbuhan memiliki pasangan kartu nama bagian luar
Gambar 2.1 Struktur Akar
Gambar 2.2 Struktur Batang
+7

Referensi

Dokumen terkait

a. Financial distress bisa disebabkan oleh beberapa hal, antara lain: 1) kesalahan dalam alokasi sumber daya, 2) struktur keuangan yang salah; 3) tata kelola yang

Dari hasil penelitian juga diketahui determinan yang memberikan pengaruh paling besar terhadap intention untuk hadir tepat waktu di perkuliahan pagi pada mahasiswa semester

Penelitian ini menganalisa keberhasilan inseminsi buatan dengan gertak birahi pada ternak kerbau lumpur ( swamp buffalo ) di Kecamatan Siborongborong Kabupaten

Berdasarkan hasil evaluasi penawaran dan berakhirnya masa sanggah pada pekerjaan Jasa Konsultan Perencaaan Renovasi Gedung Kantor Samping Kanan Pengadilan Negeri Jombang

3.Variabel CKPN Atas Kredit secara parsial mempunyai pengaruh negatif yang tidak signifikan terhadap Skor Kesehatan Bank Umum Swasta Nasional Devisa di

tidak diketahui dengan pasti, semua merasa masih kekurangan china grass. Situasi pasar serat rami kelihatannya belum jelas benar karena sampai saat ini belum ada

Penelitian ini dapat memberikan bukti ilmiah tentang efek larvasida dari ekstrak etanol daun sirsak ( Annona muricata L.) terhadap larva Aedes aegypti dan meningkatkan

Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka penelitian ingin mengadakan suatu penelitian yang berjudul “ Estimasi Potensi Limpasan Permukaan menggunakan Penginderaan