25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di kota Ambarawa-Bawen dengan
pertimbangan pemilihan lokasi penelitian tersebut adalah:
1. Sekolah Pendidikan Guru Mendut berdiri pertama kali di
Ambarawa tepatnya di jalan Mgr. Soegiopranoto Ambarawa
2. Kota Bawen karena pada perkembangannya Sekolah Pendidikan
Guru Mendut dipindah di Bawen
Cakupan waktu penelitian dari Tahun 1961-1989. Cakupan waktu
tersebut dipilih atas pertimbangan:
1. Pada tahun 1961 Sekolah Pendidikan Guru Mendut berdiri dan
masih disebut sebagai Sekolah Pendidikan Guru Virgo Fidelis.
2. Pada tahun 1989 Sekolah Pendidikan Guru ditutup karena
adanya kebijakan pemerintah, sehingga penelitian ini bertujuan
untuk mendapat cerita sejarah yang ilmiah tentang Sekolah
Pendidikan Guru Medut Ambarawa tahun 1961-1989.
B. Waktu Penelitian
Penulis melakukan penelitian tentang Sekolah Pendidikan Guru
Mendut Ambarawa tahun 1961-1989 selama bulan Juli 2012 sampai
26 C. Bentuk dan Strategi Penelitian
Mengacu pada permasalahan yang dirumuskan, maka bentuk
penelitian ini adalah deskriptif naratif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
menggambarkan latar belakang berdiri dan ditutupnya Sekolah Pendidikan
Guru di Ambarawa dan sejarah pendidikan khususnya Sekolah Pendidikan
Guru Ambarawa tahun 1961-1989.
D. Sumber Data
1. Sumber Primer
Sumber primer dari penelitian ini adalah sejarah lisan (oral
history) berdasarkan keterangan Kepala Sekolah, mantan pegawai
Tata Usaha atau Administrasi, guru - guru serta lulusan Sekolah
Pendidikan Guru Mendut Ambarawa. Arsip dan dokumen yang
didapat dari lulusan Sekolah Pendidikan Guru dan perpustakaan
daerah Ambarawa yang menunjang penelitian.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder berupa arsip dan buku-buku yang relevan yang
ada di perpustakaan pusat UKSW serta Arsip dan perpustakaan
Kabupaten Semarang.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yaitu
27
1. Heuristik
Dalam penelitian ini untuk menemukan sumber-sumber sejarah
digunakan teknik studi pustaka dan wawancara dengan narasumber. Di
dalam perpustakaan bisa ditemukan arsip, buku, majalah dan surat kabar
yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
2. Kritik
Kritik dilakukan setelah data-data sejarah terkumpul. Dalam
penelitian ini dilakukan melalui kritik sumber, yaitu:
a. Kritik Ekstern
Dalam penelitian ini kritik ekstern dilakukan dengan
melihat tanggal, bulan, tahun serta siapa pengarang sumber tersebut
dengan mengidentifikasi sikap serta latar belakang pendidikan dari
pengarang.
b. Kritik intern
Kritik intern dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
membandingkan sumber yang satu dengan sumber yang lain
sehingga didapatkan fakta sejarah yang benar-benar relevan dengan
tema penelitian.
3. Interpretasi
Dalam penelitian ini dilakukan dengan menafsirkan dan
menetapkan makna serta hubungan dari fakta-fakta yang ada.
28
lain sehingga muncul fakta yang relevan yang akan menjadi suatu
kisah sejarah.
4. Historiografi
Langkah terakhir ini merupakan langkah menulis jejak-jejak
sejarah berdasarkan data yang telah dikumpulkan, dianalisis, dan
ditafsirkan sehingga tersusun sebuah karya sejarah.
F. Analisis Data
Langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam kegiatan analisis
data adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan sumber-sumber sejarah yang saling mendukung
penelitian yang memadai, sehingga mempermudah proses
perbandingan antar sumber.
2. Menggunakan pendekatan yang berupa kerangka teori yang
didapat dari teori ilmu-ilmu pendidikan dengan konsep dan
metodologi yang berfungsi sebagai kriteria penyelesaian,
identifikasi dan pengklasifikasian.
Penelitian ini menggunakan Teknik Trianggulasi Data. Siklus
Trianggulasi Data yang digunakan adalah sebagai berikut:
Sumber: Dudung Abdurahman, 2007:22 dalam Dian Lukitaningtyas
Narasumber
29 G. Kerangka Berpikir
Keterangan :
a. Setelah bangsa Indonesia merdeka pemerintah mulai memajukan
pendidikan. Pendidikan mulai diberikan untuk semua golongan
sebagaimana merupakan hak-hak warga negaranya pada setiap bidang
dalam kehidupan, salah satunya yaitu bidang pendidikan.
b. Setiap warga negara berhak menempuh pendidikan dalam suatu wadah
yang formal. Masyarakat mulai menyadari akan pentingnya pendidikan,
Indonesia Merdeka
Adanya kesempatan belajar untuk semua
golongan
Sekolah Pendidikan Guru
Sekolah Pendidikan Guru Mendut
1. Sejarah SPG Mendut 2. Sarana dan prasarana
pendidikan
30
sehingga terjadi peningkatan jumlah siswa pada sekolah-sekolah yang
didirikan oleh pemerintah guna memajukan anak bangsa.
c. Pemerintah sendiri mulai memperbanyak pendidikan guru untuk
mengatasi kekurangan guru di sekolah yang didirikan. Pendidikan guru
yang didirikan pemerintah yaitu Sekolah Guru Atas (SGA) dengan masa
pendidikan 6 tahun, Sekolah Guru Bawah dengan masa pendidikan 4
tahun, Sekolah Pendidikan Guru (SPG) dengan masa pendidikan 3 tahun.
d. Sekolah Pendidikan Guru didirikan diberbagai daerah, termasuk kota
Ambarawa yaitu Sekolah Pendidikan Guru Mendut untuk mengatasi
kekurangan guru di sekolah yang didirikan oleh pemerintah. Sekolah
Pendidikan Guru didirikan oleh masing-masing yayasan. Sekolah
Pendidikan Guru Mendut ini sudah tidak ada lagi pada tahun pelajaran
1991/1992 karena tuntutan pemerintah untuk syarat calon guru harus
menempuh pendidikan kembali minimal D3.
e. Sekolah Pendidikan Guru Mendut Ambarawa dapat memenuhi kebutuhan
pengajar di sekolah-sekolah yang didirikan pemerintah sehingga dapat