KEHIDUPAN BURUH PERKEBUNAN TEH DI BAH BUTONG
PNP VIII TAHUN 1967-1982
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
OLEH: NURHASANAH NIM. 3103121063
JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ABSTRAK
Nurhasanah “Kehidupan Buruh Perkebunan Teh di Bah Butong PNP VIII
Tahun 1967 -1982”, skripsi, Medan, Fakultas Ilmu Sosial, Jurusan Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Medan.
Penulisan ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982. 2. Menguraikan kondisi kehidupan sosial ekonomi buruh di perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982. 3. Menguraikan perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982.
Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif deskriftif. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan objek yang akan digambarkan berdasarkan data dan fakta yang diperoleh. Untuk memperoleh data-data yang diperlukan untuk menjawab penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode Field Research (penelitian lapangan) dengan mengadakan observasi, wawancara serta angket. Selain itu penulis juga menggunakan metode studi dokumen dan metode studi kepustakaan untuk mencari perbandingan informasi dari berbagai buku.
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim,
Alhamdulilahhirabbila’laminsegala puji hanya milik Allah SWT semoga
shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah azza wa jalla kepada segala nabi
dan rasul nabi Muhammad SAW kepada para keluarganya, para sahabatnya, dan
pengikutnya hingga akhir zaman nanti. Berkat rahmat dan pertolongan-Nya yang
dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Kehidupan Buruh Perkebunan Teh di Bah Butong PNP VIII Tahun 1967-1982”.
Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat
kekurangan baik dari segi bahasa, penulisan maupun dalam penyajian karena
keterbatasan pengalaman dan pengetahuan. Oleh sebab itu dengan kerendahan
hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaaan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini banyak bantuan yang penulis terima, dari
berbagai pihak baik berupa moril maupun materil. Pada kesempatan ini penulis
dengan segala ketulusan dan kerendahan hati mengucapkan terimah kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang sangat aku sayangi, Ayahanda dan Ibundaku
“Irvansyah / ummi kalsum”, yang selalu menyayangiku dengan segenap
menghadapi setiap permasalahan di dalam perkuliahanku, sehingga
penulis bisa menyelesaikan studi sarjana dan skripsi ini dengan baik.
2. Adinda tersayang Ipan Ali syahbana, Liliasisura, Afip maulana, terima
kasih untuk semangat yang selalu ditorehkan dengan kata-kata yang
memicu penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.
3. Terimakasih kepada Bapak Prof. DR Ibnu Hajar Damanik M.Si selaku
rektor Unimed dan seluruh stafnya.
4. Bapak Dr. Restu, Ms selaku Dekan Fakultas, serta Pembantu Dekan I Ibu
Dra Nurmala Berutu, M.Pd serta semua staf di Fakultas Ilmu Sosial.
Terima kasih untuk kemudahan yang telah diberikan selama proses
penyusunan berkas.
5. Ibu Dra. Lukitaningsih, M.Hum, selaku ketua jurusan Pendidikan Sejarah
dan dosen penguji. Terima kasih untuk nasehat, bimbingan serta arahan
bapak selama ini kepada saya.
6. Ibu Dra. Hafnita SD Lubis, MSi selaku Dosen Pembimbing skripsi dan
sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah. Terima kasih atas berbagai
kemudahan serta ilmu yang ibu berikan kepada saya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
7. Bapak Yushar Tanjung M.Siselaku Dosen Pembimbing Akademik. Terima
kasih untuk nasehat, bimbingan serta arahan bapak selama ini kepada saya.
8. Bapak Drs. Ponirin, M.Si selaku dosen penguji. Terimakasih atas masukan
9. Seluruh Bapak/Ibu dosen dilingkungan program studi Pendidikan sejarah.
Terima kasih atas ilmu, bimbingan serta arahan yang diberikan selama
peneliti mengenyam pendidikan
10.Kepada sahabat kesayangan peneliti, Ahmad Faisal, Dwita Angriani, Jefri
Duan Sinulingga, Elviyanto Ermida. Terima kasih karena dari awal hingga
sekarang masih tetap menjadi sahabat yang telah banyak membantu,
memotivasi. mendukung, menerima, memaklumi segala kekurangan
peneliti serta mau berbagai dalam suka dan duka.
11.Kepada teman-teman Reguler B Stambuk 2010, Dini Astri Suci, Noviani
Soraya, Sisjayanti Astrini, Rini Suryani Lumbantobing, Dewi Rahayu, Ika
Safitri, Julianita Tanjung, dan semuanya. Terima kasih kepada kalian telah
menjadi teman yang saling membantu selama di perkuliahan, saya sangat
sayang kalian.
12. Kepada teman rumah kos Shaumi Azani Syahfitri, Halimatusa’diah, serta
teman sekampung Desi Salvitya, Voni. Terima kasih telah menjadi teman
yang mau berbagi kisah baik suka maupun duka.
13.Kepada teman-teman PPLT SMP N 1 Sipispis, Nita Sari, Tasya Hutajulu,
Susi Simamora, Handoko, Muhammad Fahrizal, Roni Marwi, Lili
Indriyani. Terima kasih atas pertemanan selama 3 bulan ini semoga kita
semua menjadi orang sukses.
14.Semua narasumber yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan
serta kerja sama dengan berbagai pihak, skripsi ini tidak akan dapat
terselesaikan.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi pembaca
terutama adik-adik di Jurusan Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan, khususnya bagi penulis sendiri sekarang maupun yang
akan datang.
Medan, 2014
NURHASANAH
DAFTAR ISI
BAB III METODOPENELITIAN ... 20
A. Metode Penelitian ... 20
B. Lokasi Penelitian ... 20
D. Teknik Pengumpulan Data ... 21
E. Teknik Pengolahan Data ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 24
A. Kondisi Geografis ... 24
B. Latar Belakang Berdirinya Perkebunan ... 28
C. Perkebunan Teh Tahun 1967-1982 ... 32
D. Situasi dan Perkembangan Perkebunan ... 62
E. Dampak Pembukaan Perkebunan ... 68
1. Dampak di Bidang Sosial ... 68
a. Pembangunan Sekolah ... 68
b. Tempat Ibadah ... 69
c. Kemitraan dengan Masyarakat ... 70
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Luas Areal Unit Usaha Teh PTPN IV ... 30
Tabel 2. Daftar Gaji Buruh Tetap ... 41
Tabel 3. Uraian pekerjaan ... 43
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkebunan Indonesia sudah diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda sejak
datang ke Indonesia dengan keuntungan yang melimpah. Hal tersebut merupakan salah satu sisi
sejarah yang mempunyai pengaruh cukup luas bagi bangsa Indonesia dalam waktu yang cukup
panjang. Belanda sebagai salah satu negara penjajah mempunyai peran dalam sejarah
Perkebunan terutama yang telah meletakkan dasar bagi Perkebunan di Indonesia.Pada dasarnya
tujuan dari kebijaksanaan perkebunan adalah meningkatkan penghasilan devisa. Pendapatan
petani perkebunan, memperluas lapangan kerja dan meningkatkan hasil-hasil Perkebunan bagi
sektor-sektor lain terutama sektor industri.
Perkebunan hadir sebagai kepanjangan dari perkembangan kapitalisme agraris barat yang
diperkenalkan melalui sistem perekonomian kolonial. Perkebunan mulai masuk ke Indonesia
sebagai sistem perekonomian pertanian komersial bercorak kolonial. Istilah ini berbeda dengan
istilah sistem kebun pada negara jajahan sebelum masa pra kolonial. Sistem kebun dipahami
sebagai bagian dari sistem pertanian tradisional yang merupakan usaha tambahan / pelengkap,
Dalam kerangka ekonomiskapitalis sistem Perkebunan dipahami sebagai bentuk usaha pertanian
skala besar dan kompleks. Kartodirdjo (1991:5).
Perkebunan merupakan aspek penting dalam pengembangan ekonomi pribumi pada masa
kolonial hingga saat ini. Usaha perkebunan yang semula diadakan di pulau jawa, menjelang awal
abad ke-20 mulai dikembangkan dan meluas di luar pulau jawa, khususnya sumatera. Usaha
kolonial belanda dalam rangka menerapkan kebijakan politik pax neerlamdica-nya yang sukses.
Sementara itu wilayah perkebunan di tanah Deli hingga ke Simalungun mengalami
perkembangan yang pesat. Selain tanahnya yang cocok juga dikarenakan tanaman seperti
tembakau, karet, kopi, teh dan kelapa sawit memiliki prospek yang sangat menguntungkan di
pasaran dunia.
Menurut Breman (1997 : 16), “Orang pertama yang perlu disebut dalam hubungan ini
adalah J. Nienhuys. Ia tiba di deli pada 1863 dengan niat khusus untuk menetap sebagai
pengusaha di daerah yang pada waktu itu hampir tidak dikenal oleh orang Belanda.” Dialah
peletak dasar budaya tembakau yang dikemudian hari bakal memasyhurkan pesisir timur
sumatera ke seluruh dunia. Usaha perkebunan di sumatera timur dirintis pertama kali oleh
Jacobs Nienhuys, seorang pengusaha belanda yang mengatakan bahwa tanah ini sangat cocok
untuk usaha perkebunan. Ia memperoleh tanah dari Sultan Mahmud, penguasa deli saat itu untuk
membuka usaha perkebunan tembakau.Usaha Jacobus Niensuysterus berkembang mulai pada
saat hasil perkebunan yang dibukanya sudah mulai menampakkan hasil dan tidak banyak telah
masuk kepasaran perdagangan Eropa yang dibuktikan sejak pada tahun 1869 Jacobus Nienhuys
mendirikanperusahaan Deli Maatschappij yaitu suatu perseroan terbatas yang beroperasi di
Hindia Belanda. Breman (1997: 26).
Memasuki tahun 1870-an, komoditas perkebunan tidak lagi berfokus pada tembakau
tetapi telah merambah ke komoditas lain seperti karet, coklat, teh, dan kelapa sawit. Demikian
pula daerah perkebunan tidak lagi terkonsentrasi di Deli, tetapi sudah memasuki daerah lain
seperti Binjai, Langkat Serdang, Padang, Siantar dan Simalungun.
Pada tahun 1908 perkebunan dibuka di daerah pematang siantar. Dan setelah itu sejumlah
(kopi dan teh). Tetapi sejak tahun 1911 muncul tanaman teh di naga huta yang merupakan
perkebunan teh pertama. Ketika membuka perkebunan ini kesulitan besar dialami sebagai akibat
munculnya dan penyebaran tanaman penduduk dan pohon-pohon liar. Tideman (2009:184).
Pada tahun 1924 benih-benih tanaman teh yang berasal dari biji-bijian tanaman teh mulai
ditanam. Dua tahun kemudian yakni tahun 1926 tanaman ini mulai menghasilkan pucuk-pucuk
daun teh yang telah siap untuk diolah. Sehingga pada tahun 1926 ini belanda membangun pabrik
pengolahan teh di wilayah Bah Butong dan beroperasi sejak tahun 1927. Dan sejak saat itu
perkebunan teh dan pabrik pengolahannya mulai beroperasi hingga saat ini.
Selama periode 1957-1960 telah terjadi beberapa perubahan penting dalam kehidupan
politik yang mempengaruhi kebijaksanaan pemerintah dalam sector perekonomian, antara lain
ialah terjadinya perubahan struktur politik dari system demokrasi liberal ke sistem demokrasi
terpimpin. Kebijaksanaan politik demokrasi terpimpin dan ekonomi terpimpin, besar
pengaruhnya terhadap perubahan kebijaksanaan di sektor perekonomian. Kartodirjo (1991:173).
Pada awal jaman Orde Baru program pemerintah semata-mata diarahkan kepada usaha
penyelamatan ekonomi nasional terutama berupa memberantas inflasi,penyelamatan keuangan
Negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang
menunjukkan tingkat inflasi sekitar 650% setahun tidak memungkinkan pemerintah untuk
melaksanakan pembangunan dengan segera, tetapi harus melakukan stabilitas dan rehabilitas
ekonomi terlebih dahulu. Djoened (1984:430). Hal ini sangat berpengaruh terhadap perubahan
kebijaksanaan perkebunan pada masa ini.
Dengan adanya perubahan politik yang terjadi di Indonesia khusunya pada masa Orde
Baru, tentu menimbulkan pengaruh bagi sector perekonomian khususnya dalam bidang
bagi Buruh yang pada masa itu bekerja di perkebunan teh. Maka dalam hal ini peneliti tertarik
mengkaji bagaimana kehidupan sosial dan ekonomi buruh perkebunan teh di Bah Butongpada
masa orde baru. Berdasarkan hal ini peneliti tertarik untuk meneliti “Kehidupan Buruh
Perkebunan Teh di Bah Butong PNP VIII Tahun 1967 -1982. B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan dalam latar belakang, maka identifikasi
masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
2. Menguraikan kondisi kehidupan sosial ekonomi buruh di perkebunan teh Bah Butong
tahun 1967-1982
3. Menguraikan perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong tahun
1967-1982
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah yang akan diteliti, yaitu Buruh
Perkebunan Teh di Bah Butong PNP VIII dari kurun waktu 1967-1982.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan masalah diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982 ?
2. Bagaimana kondisi sosial ekonomi buruh di perkebunan teh Bah Butong tahun
3. Bagaimana perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong tahun
1967-1982?
E. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan yang dilaksanakan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Situasi dan kondisi Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
2. Untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi buruh di perkebunan teh Bah Butong tahun
1967-1982
3. Untuk mengetahui perubahan sosial yang dihadapi buruh perkebunan teh Bah Butong
tahun 1967-1982
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui bagaimana Situasi dan kondisi
Perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
2. Menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui kondisi sosial ekonomi buruh di
perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
3. Menambah wawasan bagi peneliti untuk mengetahui perubahan sosial yang dihadapi
buruh perkebunan teh Bah Butong tahun 1967-1982
4. Sebagai bahan masukan untuk sejarah lokal di Indonesia pada umumnya dan secara khusus
untuk Sumatera Utara
5. Hasil penelitian ini menjadi gambaran untuk menambah perbendaharaan ilmu untuk bahan
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Unit usaha Perkebunan Teh Bah Butong bergerak dibidang komoditi teh sejak tahun
1917, dengan pemilik Nederland Handel Matschappay (NHM), pabrik pertama didirikan
pada tahun 1927 dan mulai beroperasi sejak tahun 1931.
2. Tahun 1968 terjadi perubahan menjadi Perusahaan Negara Perkebunan VIII (PNP VIII).
Tahun 1974 menjadi Persero yaitu PT. Perkebunan VIII (PTP VIII). Tahun 1996 pada
tanggal 11 maret 1996 terjadi restrukturisasi kembali dimana perkebunan Bah Butong
termasuk dalam lingkup PTP Nusantara IV yakni peleburan PTP VI, VII, VIII menjadi
PT Perkebunan Nusantara IV (Persero)
3. Ledakan minyak pada tahun 1970-1980an tidak berpengaruh sangat besar terhadap
perkebunan teh. Hal ini dikarenakan pemerintah lebih fokus terhadap peningkatan ekspor
pangan yakni beras juga pemberian kredit kepada perusahaan-perusahaan besar yang
menhasilkan minyak sawit dan kelapa.
4. Keberadaan Perkebunan ini berpengaruh terhadap kehidupan Buruh yang pada saat itu
bekerja di Perkebunan.
5. Pengaruh terhadap perekonomian dapat dilihat dari tingkat pendapatan yang pas-pasan
namun kebutuhan pokokdapat terpenuhi dengan adanya catu yang dilakukan oleh
perusahaan setiap bulannya, yang terdiri dari kebutuhan pokok yang dibutuhkan oleh para
6. Pengaruh terhadap kehidupan sosial dapat dilihat dari peningkatan kualitas kehidupan
buruh yang dapat dilihat dari pembangunan sekolah, tempat ibadah, serta organisasi
perwiritan yang terdapat di lingkungan para buruh.
7. Keberadaan perkebunan ini juga memberi dampak positif kepada masyarakat di luar
perkebunan, sebab keberadaannya mampu menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingat
pengangguran hingga saat ini.
8. Perubahan sosial yang dialami para buruh perkebunan tidak berbeda jauh pada masa
kolonial belanda yang terkenal dengan sistem feodalinya. Hanya saja para pemimpin
perusahaan tidak sekejam masa belanda, hal ini dikarenakan para pemimpin perusahaan
umumnya orang-orang pribumi.
B. SARAN
Hasil penulisan skripsi yang telah dilakukan akan menjadi sia-sia bila tidak ada tindak
lanjut dari pihak-pihak yang terlibat, karena itu penulis mengusulkan:
1. Diharapkan kepada pihak pemimpin perkebunan tetap mempertahankan areal luas
perkebunan Teh Bah Butong agar tetap bisa menjaga hasil produksi ke arah yang
lebih baik. Karena perkebunan merupakan salah satu aset BUMN. Apalagi
perkebunan merupakan peninggalan kolonial Belanda maka sebaiknya dilestarikan
untuk dipergunakan sebaik-baiknya.
2. Diharapkan nantinya kepada pemimpin perkebunan pusat dan cabang agar dapat
kiranya memberikan perhatian khusus terhadap seluruh keadaan ekonomi karyawan
dan non karyawan di perkebunan PT.Perkebunan Nusantara IV (Persero) agar tetap
3. Kepada masyarakat juga sangat diharapkan untuk ikut membantu pihak perkebunan
dengan cara menjaga kebersihan di sekeliling perkebunan agar tetap terlihat indah
dan rapi. Masyarakat juga diharapkan bisa menjaga fasilitas yang sudah diberikan
DAFTAR PUSTAKA
Breman, Jan. 1997. Menjinakkan sang kuli, politik kolonial, tuan kebun dan
kuli di Sumatera Timur pada awal abad ke-20. Jakarta
Booth, Anne. 1979. Ekonomi Orde Baru. LP3ES
Booth, Anne. 1992. Ledakan Harga Minyak dan Dampaknya. UI Presss
Dahlan. 2012. Transformasi Revolusioner Bisnis Perkebunan. IPB Press
Gunadi, Tom. 1985. Sistem Perekonomian Menurut Pancasila dan UUD 45.
Bandung : Angkasa
Kartodirdjo. Sartono. 1991. Sejarah Perkebunan di Indonesia Kajian Sosial -
Ekonomi. Yogyakarta : Aditya Media
Pelzer, Karl J. 1985. Toean keboen dan petani, politik kolonial dan perjuangan
agrarian di sumatera timur 1863-1947. Jakarta, Sinar Harapan
Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta : Ombak
Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers
Soepomo, Iman. 1994. Hukum Perburuhan Bidang Hubungan Kerja. Jakarta :
Djambatan
Soepomo, Iman. 2003. Pengantar Hukum Perburuhan. Jakarta : Djambatan
Suroto. 1992. Strategi Pembangunan dan Perencanaan Kesempatan Kerja.
Jakarta : Gadjah Mada Universiti Press
Sumardi, Mulyanto dkk. 1985. Kemiskinan dan Kebutuhan Pokok. Jakarta :
Rajawali
Taneko, Soleman. 1993. Struktur dan Proses Sosial, Suatu Pengantar Sosiologi
Pembangunan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada
Tideman, J. 2009. Simalungun tanah batak dalam keterasingan dan
perkembangannya menjadi bagian dari daerah perkebunan pantai timur