• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian tentang kemiskinan telah dilakukan berbagai daerah oleh sejumlah peneliti diantaranya :

Penlitian (Rohani, 2016) yang berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, pengangguran dan Inflasi terhadap tingkat kemsikinan di Provinsi Sulawesi Selatan”. Variabel yang digunakan dalam penelitian adalah Pertumbuhan Penduduk, Pertumbuhan Ekonomi, pengangguran dan Inflasiserta tingkat kemiskinan. Hasil dalam penelitian yaitu menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi, pengangguran dan tingkat inflasi berpengaurh signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sulawesi Selatan.

Selanjtunya penelitian yang dilakukan oleh (Dwi, 2017) yang berjudul

“Analisi Jumlah Penduduk, Tingkat Pendidikan dan Tingkat Pengangguan terhadap Kemiskinan di DIY periode 2006-2013”. Variabel yang di pakai dalam penelitian ini ialah jumlah penduduk, tingkat Pendidikan dan tingkat pengangguran. Dengan hasil menunjukan bahwa nilai koefisien determinasi diperoleh sebesar 82,10 persen, hal ini menandakan bahwa variabel indepeden mampu menjelaskan variabel dependen

Penelitian (Kusuma, 2018) dengan judul “Pengaruh Pendidikan, Pendapatan Perkapita dan Jumlah Penduduk terhadap Kemiskinan di Provinsi Jawa Timur”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah

(2)

Pendidikan, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk. Hasil dari peneiltian menunjukan bahwa Pendidikan berpengaruh negative dan signifikan terhadap kemiskinan Kabupaten dan Kota Provinsi Jawa Timur.

Dan untuk Peneliti (Agustina, 2018) dengan judul penelitian “Pengaurh Jumlah Penduduk, Tingkat Pengangguran dan Tingkat Pendidikan terhadap Kemiskinan di Provinsi Aceh. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah penduduk, tingkat pengangguran dan tingkat Pendidikan. Hasil untuk penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengangguran dan tingkat Pendidikan terhadap kemiskinan berpengaruh positif dan signifikan.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian saat ini yaitu perbedaan kurun waktu penelitian, dan variabel yang digunakan dalam penelitian.

B. Landasan Teori A. Kemiskinan

Menurut Badan Pusat Statistik (2010) kemiskinan adalah ketidak mampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan. Sedangkan Hall dan Midgley (2004) mengartikan bahwa kemiskinan adalah sebagai kondisi deprivasi materi dan soisal yang menyebabkan individu hidup dibawah satandar kehidupan yang layak atau kondisi dimana individu mengalami deprovasi relative dibandingkan indivisu yang lainnya dalam masyarakat.

Menurut (Suparlan, 2004) mendefinisikan bahwa sekurang-kurangnya ada dua pendeketan untuk memberikan pengertian tentang kemiskinan.

Pendekatan yang pertama adalah pendekatan absolut yang menekankan pada pemenuhan kebutuhan fisik minimum yang harus dipenuhi seseorang

(3)

atau keluarga agar dapat melangsungkan hidupnya pada taraf yang lebih layak. Pendekatan yang kedua ialah pendekatan relatif domana kemiskinan ditentukan berdasarkan taraf hidup relative dalam masyarakat.

Lebih rinci, (Todaro, 2006) untuk mengukur kemiskinan bisa dilihat dari dua sisi, yaitu :

a. Kemskinan absolut (absolute poverty) yaitu kemiskinan yang dikaitkan dengan keadaan jumlal penduduk yang tidak mampu mendapatkan sumber daya yang cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar dan mereka hidup dibawah tingkat pendapatan riil tertentu atau dibawah garis kemiskinan. Dengan demikian kemiskinan absolut diukur dengan membandingkan tingkat pendapatan yang diterima dengan tingkat pendapatan yang dibuthkan untuk memperoleh kebutuhan dasar, yakni makanan, pakaian dan perumahan agar dapat menjamin kelangsungan hidupnya.

b. Kemiskinan relative (relative poverty) adalah kemiskinan yang dilihat dari aspek ketimpangan social, karena ada orang yang sudah dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum tetapi masih jauh lebih rendah dibbanding masyarakat sekitarnya. Semakin besar ketimpangan antara tingkat penghidupan golongan atas dan golongan bawah maka akan semakin besar pula jumlah penduduk yang dapat dikategorikan miskin, sehingga kemiskinan relative erat hubungannya dengan masalah distribusi pendapatan.

(4)

Berdasarkan (Suryawarti, 2005) kemiskinan bisa dibagi dalam empat bentuk yaitu;

a. Kemiskinan absolute yaitu kondisi dimana seseorang memiliki pendapatan dibawah garis kemiskinan atau tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, perumahan dan Pendidikan yang dibutuhkan untuk bisa hidup dan bekerja.

b. Kemiskinan relative yaitu kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum menjangkau seluruh masyarakat, sehingga menyebabkan ketimpangan pada pendapatan.

c. Kemiskinan kultural yaitu mengacu pada persoalan sikap seseorang atau masyarakat yang disebabkan oleh faktor budaya, seperti tidak mau berusaha memperbaiki tingkat kehidupan, malas, pemboros, tidak kreatf meskipun ada bantuan dari pihak luar.

d. Kemiskinan structural yaitu situasi miskin yang disebabkan oleh rendahnya akses terhadap sumber daya yang terjadi dalam sisetm sosial budaya dan sosial politik yang tidak mendukung pembebasan kemiskinan, tetapi seringkali menyebabkan suburnya kemiskinan.

Menurut (Kuncoro, 2006) membedekan tiga penyebab terjadinya kemiskinan yang dipandang dari sisi ekonomi, yaitu: pertama kemiskinan muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Kedua, kemiskinan muncul akbiat perbedaan dalam sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah yang pada giliriannya tingkat upahnya rendah.

(5)

Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam kepemilikan modal.

(Todaro, 2006) berpendapat bahwa penduduk miskin pada umumnya bertempat tinggal di daerah-daerah pedesaan dengan mata pencarian pokok dibidang pertanian dan kegiatan-kegiatan lainnya ynag berhubungan dengan sektor ekonomi tradisional yang biasanya dilakukan secara Bersama-sama.

(Sukirno, 2006) berpendapat yang mengutip pendapat Nelson dan Leibstein yang mengemukakan bahwa terdapat pengaruh langsung antara pertumbuhan penduduk terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat.

Kemudian Nelson dan Leibstein menunjukan bahwa pertumbuhan penduduk yang pesat dinegara berkembang menyebabkan tingkat kesejahteraan masyarakat tidak mengalami perbaikan yang berarti dan dalam jangka Panjang akan mengalami penurunan kesejahteraan serta meningkatkan jumlah penduduk miskin.

Oleh karenanya, hubungan antara jumlah penduduk dan tingkat kemiskinan bisa berpengaruh positif ataupun berpengaruh negatif, hal ini bisa dilihat dari sudut kualitas pertumbuhan penduduk yang mana pertumbuhan penduduk yang berdampak positif jika pertumbuhannya mampu mendorong pembangunan ekonomi. Maksudnya kenaikan jumlah penduduk mampu meningkatkan jumlah tenaga kerja yang mampu mendorong sektor produksi untuk meningkatkan kegiatan ekonomi.

(6)

Sedangkan pertumbuhan penduduk yang mampu berdampak negatif apabila pertumbuhannya dapat menghambat pembangunan ekonomi. Artinya pertumbuhan penduduk tidak mampu untuk meningkatkan produksi sehingga dapat menurunkan kebutuhan konsumsi hasil produksi. Oleh karenanya, pembangunan ekonomi yang baik adalah pembangunan yang pertumbuhan penduduknya lebih kecil dibandingkan pertumbuhan ekonominya.

B. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi adalah syarat penting dalam mengentaskan masyarakat dari kemiskinan, meskipun pertumbuhan ekonomi tidak bisa berdiri senidiri dalam mengentaskan kemiskinan. Menurut (Sukirno, 2008) mendefinisikan bahwa pertumbuhan ekonomi adalah pertumbuhan produksi baik berupa barang dan jasa yang berlaku disuatu Negara. Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator untuk melakukan penilaian terhadap kinerja pemerintah dalam melakukan pembangunan.

(Sukirno, 2008) mengemukakan bahwa faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah tanah dan kekayaan alam.

Jumlah serta mutu penduduk dan tenaga kerja, barang-barang modal dan tingkat teknologi, system sosial, serta siap masyarakat luas sebagai sumber pertumbuhan.

(Asfia, 2006) berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang sangat penting. Kesejahteraan masyarakat bisa meningkat paling tidak dengan meningkatkan pendapatan nasional perkapita. Oleh

(7)

karena itu, untuk membuat masyarakat lebih sejahtera maka ekonomi harus mempunyai pertumbuhan yang lebih besar daripada pertumbuhan jumlah penduduk.

Adanya pertumbuhan ekonomi menandakan bahwa semakin banyak orang atau masyarakat yang bekerja. Masyarakat yang berstatus pengangguran akan mendapat peluang bekerja yang lebih besar, selain itu para pekerja yang sudah bekerja dengan upah yang rendah dapat mencari pekerjaan yang lian dengan tingkat upah yang lebih besar. Pada akhirnya, penduduk miskin dengan pendapatan yang rendah akan berkurang jumlahnya (Siregar, 2008).

C. Jumlah Penduduk

Pada umumnya perkembangan jumlah penduduk di negara berkembang sangat tinggi dan besar jumlahnya. Penduduk adalah unsur yang penting dalam kegiatan ekonomi karena menyediakan tenaga kerja, tenaga usahawan dan tenaga ahli yang diperlukan untuk menciptakan kegiatan ekonomi. Sebab akibat dari beberapa fungsi ini maka penduduk merupakan unsur menciptakan dan mengembangkan teknologi untuk penggunaan berbagai faktor produksi.

Menurut Badan Pusat Statistik (2013) penduduk adalah semua orang yang berdomisili diwilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan atau mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan tetapi bertujuan untuk menetap. Sedangkan menurut (Said, 2012) yang dimaksud dengan penduduk ialah jumlah orang yang bertempat tinggal disuatu

(8)

wilayah pada waktu tertentu dan merupakan hasil dari proses-proses demografi yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi.

Oleh karena itu jumlah penduduk dipengaruhi oleh tiga hal pokok, yaitu fertilitas, mortalitas dan migrasi. Masing-masing hal pokok yang mempengaruhi jumlah penduduk akan dijelaskan sebagai berikut:

a. Fertilitas (kelahiran) adalah kemampuan seorang perempuan atau sekelompok perempuan yang secara rill untuk melahirkan atau hasil reproduksi nyata dari seorang perempuan serta sebuah tindakan reproduksi yang menghasilkan kelahiran hidup.

b. Mortalitas (kematian) adalah salah satu diantara tiga komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan jumlah penduduk.

c. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Migrasi mampu merubah pandangan dan perilaku orang, menambah keterampilan dan dapat membuat seseorang lebih mempunyai inovasi.

Reverend Thomas Maltus pada tahun 1798 (dikutip dari Arsyad, 2004) mengemukakan teorinya mengenai hubungan pertumbuhan penduduk dengan pembangunan ekonomi. Dalam bukunya yang berjudul Essay on the Principle of Population, maltus menggambarkan konsep hasil yang

menurun (concept of dimihing return). Ia menjelaskan kecenderungan umum penduduk suatu negara untuk tumbuh menurut deret ukur yaitu dua kali lipat setiap 30-40 tahun. Dilain sisi disaat yang sama, karena hasil yang menurun dari faktor produksi tanah, persediaan pangan hanya tumbuh menurut deret hitung. Karenanya pertumbuhan persediaan pangan tidak bisa

(9)

mengimbangi pertumbuhan penduduk yang sangat cepat dan tinggi, oleh karenanya pendapatan perkapita (dalam masyarakat tani didefinisikan sebagai produksi pangan perkapita) akan cenderung turun menjadi sangat rendah, yang menyebabkan jumlah penduduk tidak pernah stabil atau hanya sedikit diatas tingkat subsisten yaitu pendapatan yang hanya dapat untuk memenuhi kebutuhan sekedar untuk hidup.

Menurut (Kuncoro, 1997) dikalangan para pakar pembangunan telah ada consensus bahwa laju pertumbuhan penduduk yang tinggi tidak hanya berdampak buruk terhadap supply bahan pangan, namun semakin membuat kendala bagi pembangunan tabungan, cadangan devisa dan sumberdaya manusia. Terdapat tiga alasan kenapa pertumbuhan penduduk yang tinggi akan memperlambat pembangunan.

a. Pertumbuhan penduduk yang tinggi akan dibutuhkan untuk membuat konsumsi dimasa mendatang semakin tinggi. Rendahnya sumberdaya perkapita akan menyebabkan penduduk tumbuh lebih cepat sehingga berdampak investasi dalam “kualitas manusia”

semakin sulit.

b. Banyak negara yang penduduknya masih bergantung terhadap sektor pertanian, sehingga pertumbuhan penduduk dapat mengancam keseimbangan antara sumberdaya alam yang langka serta penduduk. Sebagian besar disebabkan karena pertumbuhan penduduk memperlambat perpindahan penduduk dari sektor

(10)

pertanian yang rendah produktifitasnya menuju sektor pertanian modern dan pekerjaan modern.

c. Pertumbuhan penduduk yang cepat membuat semakin sulit untuk melakukan perubahan yang dibutuhkan dalam meningkatkan perubahan ekonomi dan sosial. Tinginya tingkat kelahiran merupakan penyumbang utama pertumbuhan kota yang cepat.

Pendapat lain mengatakan bahwa penduduk mempunyai dua peranan dalam pembangunan ekonomi. Satu sisi dari sudut pandang permintaan dan satu lainnya dari sudut pandang penawaran. Dari sisi permintaan penduduk berperan sebagai konsumen dan dari sisi penawaran penduduk berperan sebagai produsen. Oleh karenanya, perkembangan penduduk yang cepat tidak melulu dijadikan sebagai penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi, jika penduduk ini memiliki kapasitas yang tinggi dalam menghasilkan dan menyerap hasil produksi. Ada alasan lain penduduk dianggap sebagai penghambat pembangunan ialah karena jumlah penduduk yang besar dan dengan pertumbuhan yang tinggi, dinilai hanya menambah beban pembangunan. Menurut (Dumairy, 1996) jumlah penduduk yang besar akan memperkecil pendapatan perkapita dan menimbulkan masalah ketenagakerjaan.

Bagi negara-negara berkembang tingkat pertumbuhan penduduk yang cepat justru akan membuat perkembangan ekonomi terhambat. Hal ini terjadi karena akan selalu ada persaingan antara perkembangan tingkat output (produksi) dengan tingkat perkembangan penduduk, yang kemudian

(11)

perkembangan penduduk akan lebih unggul. Penduduk yang selalu berkembang menuntut adanya perkembangan ekonomi secara terus menerus. Ini membuat negara memerlukan lebih banyak investasi.

Pertumbuhan penduduk dan pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan penduduk) secara tradisonal dianggap sebagai salah satu faktor yang meningkatkan pertumbuhan ekonomi (Todaro, 2004). Jumlah angkatan kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga produktif, sedangakn jumlah penduduk yang lebih besar akan meningkatkan jumlah konsumsi atau ukuran pasar domestiknya. Dengan kata lain, semakin banyak jumlah angkatan kerja yang digunakan dalam proses produksi maka output atau hasil produksi akan mengalami peningkatan.

D. Pengangguran

Menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) pengangguran adalah keadaan orang orang yang tidak memiliki pekerjaan.

Berdasarkan standar yang sudah ditentukan secara internasional, pengangguran adalah seseorang yang sudah digolongkan kedalam angkatan kerja, yang secara aktif sedang mencari pekerjaan dengan tingkat upah tertentu, tapi tidak memperoleh pekerjaan yang diinginkan.

Sedangkan menurut Sudono Sukirno pengangguran memiliki arti suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya (Sukirno, 2000). Penggangguran sering kali menjadi masalah dalam

(12)

perekonomian, karena pengangguran produktivitas serta pendapatan masayarakat akan berkurang, hal itu akan berdampak pada timbulnya permasalahan seperti kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.

Setiap tahunnya pengangguran memiliki kecenderungan untuk mengalami kenaikan. Masalah pengangguran menyebabkan tingkat penapatan nasional tidak maksimal.

Tingkat pengangguran adalah presentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapat pekerjaan. Berbicara mengenai pengangguran yang sering diperhatikan bukanlah mengenai jumlah pengangguran, tetapi tingkat pengangguran. Membandingkan jumlah pengangguran antara negara satu dengan negara lainnya tidak akan memberikan manfaat karena tidak akan memberikan gambaran yang tepat tentang masalah perbandingan masalah yang berlaku.

Menurut (Sukirno, 2000) pengangguran biasanya dibedakan menjadi 3 keadaan yang menyebabkannya, antara lain:

a. Pengangguran normal/friksional, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh tindakan seseorang pekerja untuk meninggalkan kerjanya dan mencari kerja yang lebih baik atau sesuai dengan keinginannya.

b. Pengangguran struktural, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh adanya perubahan struktur dalam perekonomian.

(13)

c. Pengangguran konjungtur, yaitu pengangguran yang disebabkan oleh kelebihan pengangguran alamiah dan berlaku sebagai akibat pengurangan dalalm permintaan agregat.

Pengangguran dapat dilihat dalam beberapa bentuk (Sukirno, 2000) diantaranya:

a. Pengangguran terbuka (open unemployment), merupakan mereka yang mampu dan sering kali sangat ingin bekerja tetapi tidak tersedia pekerjaan yang cocok untuk mereka.

b. Setengah menganggur (under unemployment), merupakan mereka yang secara nominal bekerja penuh namun produktivitasnya rendah sehingga pengurangan dalam jam kerjanya tidak mempunyai arti atas produksi secara keseluruhan.

c. Tenaga kerja yang lemah (impaired), merupakan mereka yang mungkin bekerja penuh atau full time tetapi intensitasnya lemah karena mereka kurang gizi atau berpenyakit.

d. Tenaga kerja yang tidak produktif, merupakan mereka yang mampu bekerja secara produktif tetapi tidak bisa menghasilkan sesuatu yang baik.

(14)

Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang terhitung cepat dan pertumbuhan lapangan kerja yang relative lambat berdampak terhadap masalah pengangguran yang ada di negara yang sedang berkembang.

Sehingga tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi memerlukan lapangan pekerjaan yang banyak,

Pengangguran menyebabkan berbagai masalah ekonomi dan sosial kepada yang mengalaminya. Ketiadakan pekerjaan menyebabkan pengangguran tidak memiliki pendapatan dan hal itu akan mengurangi pengeluaran konsumsinya. Selain itu ia dapat mengganggu taraf kesehatan keluarga. Karena pengangguran yang berkepanjangan dapat menyebabkan efek psikologi yang buruk.

E. Hubungan Variabel- variabel Dependen dan Independen 1) Hubungan pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan

Pertumbuhan ekonomi adalah salah satu indikator untuk melihat keberhasilan suatu pembangunan dan merupakan syarat bagi pengurangan tingkat kemiskinan. Menurut (Wahyuniarti, 2010) sayaratnya adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar secara merata disetiap golongan masyarakat, termasuk digolongan penduduk miskin.

Sedangkan dalam penelitiannya (Yudha, 2013), ditemukan bahwa terdapat hubungan yang negative antara pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan. Kenaikan pertumbuhan ekonomi membuat tingkat kemiskinan menurun.

2) Hubungan jumlah penduduk terhadap kemisikinan

(15)

Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi disuatu daerah merupakan permasalahan mendasar menurut (Kuncoro, 1997). Hal ini disebabkam karena pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi.

Mengenai pengaruh jumlah penduduk terhadap pembangunan terdapat dua pandangan yang berbeda. Pertama ialah pandangan pesimisitis, yang artinya pendapat ini menunjukan bahwa penduduk (pertumbuhan penduduk yang pesat) dapat mempengaruhi dan mendorong pengurasan sumberdaya manusia, kekurangan tabungan, kerusakan lingkungan, kehancuran ekologis, kemudian dapat memunculkan masalah-masalah sosial seperti kemiskinan, keterbelakangan dan kelaparan (Erlich, 1981).

Sedangkan yang kedua ialah pandangan optimis, yang artinya pendapat ini menunjukkan bahwa penduduk adalah asset yang memungkinkan untuk mendorong pengembangan ekonomi dan inovasi teknologi dan istitusional sehingga dapat mendorong perbaikkan kondisi sosial.

Selain itu, besarnya jumlah penduduk berpengaruh positif terhadap kemiskinan (Todaro, 2000). Dimana saat jumlah penduduk bertambah maka kemiskinan juga akan meningkat.

3) Hubungan pengangguran dan kemiskinan

Pengangguran dan kemiskinan memiliki hubungan yang sangat erat, hal ini bisa dilihat ketika suatu masyarakat atau orang memiliki pekerjaan makai ia akan mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan ketika suatu masyarakat atau orang tidak memiliki

(16)

pekerjaan (pengangguran) maka ia tidak akan memiliki penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, dan hal itu akan berdampak pada meningkatnya tingkat kemiskinan.

Menurut (Sukirno, 2010), efek buruk dari pengangguran adalah mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya akan mengurangi tingkat kemakmuran yang dicapai seseorang. Tentunya semakin turun kesejahteraan suatu masyarakat karena menganggur maka akan meningkatkan peluang mereka terjebak dalam kemiskinan dikarenakan tidak memiliki pendapatan.

C. Kerengka Berpikir

Kerangka pemikiran penelitian ini mengacu pada penelitian terdahulu, latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitin. Oleh karenanya penulis merumuskan kerangka pemikiran pada gambar berikut :

Pertumbuhan

Ekonomi Jumlah Penduduk Pengangguran Terbuka

Kemiskinan

(17)

Berdasarkan gambar kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan bahwa tingkat kemiskinan dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yaitu pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan tingkat pengangguran.

Kemudian variabel-variabel tersebut sebagai variabel bebas (indpenden) dan bersama-sama dengan variabel terikat (dependen) yaitu kemiskinan diukur menggunakan alat analisis regresi untuk mendapatkan tingkat signifikasinya. Dengan hasil regresi tersebut diharapkan mendapatkan tingkat tingkat signifikasi dari setiap variabel independent dalam mempengaruhi variabel dependen yaitu kemiskinan. Kemudian tingkat signifikasi setiap variabel indpenden tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran kepada pemerintah dan pihak yang terkait mengenai penyebab kemiskinan di Jawa Timur dalam rangka merumuskan suatu kebijakan yang relevan dalam upaya pengentasan kemiskinan.

D. Hipotesis

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam suatu penelitian yang sebenarrnya masih harus di uji secara empiris. Hipotesis merupakan pendapat sementara dan pedoman serta arah dalam penelitian yang disusun berdasarkan pada teori yang terkait, dimana suatu hipotesis selalu dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan dua variabel atau lebih (Supranto, 1997).

(18)

Mengacu pada dasar pemikiran yang bersifat teoritis dan berdasarkan penelitian sebelumnya yang pernah dilakukakn berkaitan dengan penelitian dibidang ini, maka hipotesis yang diajukan sebagai berikut;

1. Diduga pertumbuhan ekonomi, jumlah penduduk dan pengangguran terbuka berpengaruh terhadap kemiskinan.

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah kewajiban dalam rangka penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segaa bentuk kekayaan

Sumber daya manusia memiliki dua pengertian, yang pertama merupakan pengertian usaha kerja atau jasa yang dapat memberikan pada faktor produksi hal ini mencerminkan

Konsumen akan memiliki rasa loyalitas yang tinggi terhadap suatu perusahaan apabila perusahaan tersebut memiliki kualitas layanan yang berkualitas dan nyaman

Mdal berpengaruh positif terhadap pendapatan, dengan modal yang besar pedagang memiliki fasilitas usaha yang tentu lebih bagus dan menunjang usahanya sehingga konsumen

Sehingga dari pernyataan diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat keterkaitan antara dana pihak ketiga terhadap pertumbuhan aset karena DPK merupakan sumber dana

Meskipun demikian, perusahaan masih memiliki kemungkinan untuk mengubah jenis loyalitas ini ke dalam bentuk loyalitas yang lebih tinggi melalui pendekatan yang

Penelitian Sidarta (2002) tujuan dari penelitian ini adalah perubahan dalam hal 1) aspek sosial dan ekonomi meliputi perubahan pekerjaan dan pendapatan, pola pembagian kerja,

Salah satunya dengan menerapkan cashless (non tunai) dengan berbasis aplikasi OVO. Dengan adanya aplikasi OVO memungkinkan seseorang untuk melakukan pembayaran dengan cepat dan