• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT.TIRTA MULIA ABADI KABUPATEN TAKALAR ABD.HARIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT.TIRTA MULIA ABADI KABUPATEN TAKALAR ABD.HARIS"

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

PADA PT.TIRTA MULIA ABADI KABUPATEN TAKALAR

ABD.HARIS 10573 02705 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2015

(2)

PADA PT.TIRTA MULIA ABADI KABUPATEN TAKALAR

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh sarjana ekonomi (SE) pada jurusan akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

ABD.HARIS 10573 02705 11

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2015

(3)

HALAMAN PERSETEJUAN

Judul Skripsi : Analisis Alokasi Biaya Overhead Pabrik PT.Tirta Mulia Abadi

Nama Mahasiswa : Abd.Haris Stambuk : 10573 02705 11 Jurusan : Akuntansi

Faklultas : Ekonomi dan Bisnis

Perguruan tinggi : Universitas Muhammadiyah Makassar

Telah di seminar hasilkan pada tanggal 08 oktober 2015, dan layak diujikan pada ujian skripsi.

Makassar, Agustus 2015 Menyetujui:

Mengetahui : Pembimbing I

Dr.Hj.Ruliaty. MM

Dr. Hj. Ruliaty,MM

Pembimbing II

Abd. Salam HB,SE,M.Si.Ak,CA

Dekan

Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

Dr. H. Mahmud Nuhung,M.A KTM : 497794

Ketua Jurusan Program Studi Akuntansi

Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak CA NBM : 1073428

(4)

ABD.HARIS,

2015

, ANALISIS ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PT.TIRTA MULIA ABADI KABUPATEN TAKALAR, Dibimbing oleh Ibu Ruliaty dan Bapak Abd. Salam HB, Selaku pembimbing I dan II

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk Untuk mengetahui alokasi biaya overhead pabrik ke departemen produksi dan rencanan pembebanan biaya overhead pabrik dengan realisasi yang dibebankan pada proses produksi..

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif yang digunakan pada perusahaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau kejadian pada perusahaan yang diteliti, maka kemudian menganalisisnya lalu menyimpulkannya.

Data yang digunakan adalah data primer berupa hasil wawancara dengan pimpinan dan karyawan mengenai gambaran umum lokasi penelitian. dan data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui kepustakaan sebagai pendukung penelitian.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa biaya alokasi overhead pabrik sudah dialokasikan secara akurat oleh PT. Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

Kata Kunci : Biaya Alokasi Overhead Pabrik

(5)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil Alamin penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala limpahan Rahmat dan petunjuk nhya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Segala usaha dan upayah telah dilakukan oleh penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik mungkin. Namun, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Olehkarena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini.

Penyusunan skripsi ini disadari banyak kendala danr intangan yang dihadapi, baik dalam pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan skripsi ini.

Namun, berkat ketekunan dan ketabahan serta uluran tangan dari berbagai pihak utamanya Ridho Allah Swt maka hambatan itu dapat diatasi. Terimah kasih kepada kedua orang tuaku tercinta Ayahanda Sangkala dan Ibunda Bone atas segala pengorbanan mulia yang diberikan kepada penulis dan doa yang tiadahenti- hentinya beliau panjatkan kehadirat Allah Swt, demi kesuksesan dan penulis mencapai cita-cita.

Dan penuh kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terimahkasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada:

(6)

2. Bapak Dr. Mahmud Nuhung, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

3. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si, Ak,CA selaku ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Abd.Salam HB SE,M.Si.Ak,CA selaku Penasehat Akademik.

5. Ibu Dr.Hj.Ruliaty MM dan Bapak Abd.Salam HB SE,M.Si.Ak,CA, masing- masing selaku pembimbing I dan pembimbing II yang senangtiasa meluangkan waktu serta berusaha payah memberikan arahan dan bimbingan mulai dari tahapan persiapan sampai penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar atas bimbingan selama penulis tercatat sebagai Mahasiswa Jurusan Akuntansi.

7. Kepada Karyawan PT.Tirta Mulia Abadi yang telah memberikan pelayanan dan membantu memberikan data dan informasi yang penulis butuhkan dalam penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman Ak.8 11 yang selama ini bersama- sama penulis aktif dibangku kuliah.

9. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan semuanya karena keterbatasan waktu, tanpa mengurangi rasa hormat penuli sucapkan terimah kasih.

Akhirnya tak ada gading yang tak retak, tak ada ilmu yang memiliki kebenaran mutlak, tak ada kekuatan dan kesempurnaan hanya milik Allah Swt,

(7)

perbaikan skripsi ini senantiasa dinantikan dengan penuh keterbukaan.

Semoga Allah SWT akan senantiasa memberikan imbalan yang sebesar- besarnya atas bantuan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis. Akhirnya harapan penulis semoga laporan ini dapat bermanfaat terutama pada diri saya sendiri maupun orang lain. Semoga rahmat dan hidayah-Nya senantiasa bersama di segala perjuangan kita menyambut masa depan yang lebih baik. Amin.

Makassar, Mei 2015

Abd.Haris

(8)

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN………. ii

ABSTRAK……… iii

KATA PENGANTAR……….. iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR……… ix

DAFTAR TABEL……… x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ……… 1

B. Masalah Pokok ….……….. 3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian …………... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya ... 5

B. Pengertian Produksi………... 14

C. Sistem Pengumpulan Biaya Produksi ...….... 18

D. Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Departemen Pembantu... 23

E. Metode-Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik... 27

F. Kerangka Pikir... 31

G. Hipotesis………. 34

BAB III METODE PENELITIAN ...……….... 35

A. Tempat dan Waktu Penelitian... 35

(9)

C. Jenis dan Sumber Data ... 36

D. Populasi dan Sampel ... 37

E. Metode Analisis……….. 37

F. Defenisi Operasional... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN……… 40

A. Sejarah Singkat PT.Tirta Mulia Abadi………... 40

B. Struktur Organisasi……….... 42

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN……….. . 48

A. Analisis Biaya Overhead Pabrik……… 48

B. Pembebanan Biaya Overhead Pabrik Per Departemen ………... 54

C. Analisis Selisih Biaya Overhead Pabrik ………... 57

D. Hasil Analisis Penyelesaian Biaya Overhead Pabrik... 58

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………... 59

A. Kesimpulan……… 59

B. Saran……….. 60

DAFTAR PUSTAKA………... 62

(10)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1.Kerangka Pikir……… 33

2.Struktur Organsisasi PT.Tirta Mulia Abadi...………. 44

(11)

DAFTAR TABEL

No Halaman

1.Tabel 1 Standar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ……….... 50

2.Tabel II Realisasi Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ………. 52

3.Tabel III Anggaran Biaya Overhead Pabrik...……….. 55

4. Tabel IV Selisih Biaya Overhead Pabrik ………... 56

(12)
(13)
(14)

A. Latar Belakang

Negara kita yang dilanda krisis moneter yang berkepanjangan, sehinggga bagi perusahaan swasta memerlukan ketelitian dalam mengelolahnya agar aktivitas berkesinambungan, artinya dapat memberikan gambaran tentang keadaan suatu perusahaan. Biasanya gambaran keuangan pada setiap periode tertentu dilaporkan dalam suatu laporan keuangan sebagai produk akhir dari suatu kegiatan akuntansi. Laporan keuangan biasanya dalam bentuk neraca serta perhitungan laba rugi, di samping itu terdapat pula laporan laba yang ditahan dalam suatu periode tertentu.

Dalam proses perkembangan industri pabrik ini, maka diperlukan informasi-informasi yang cukup untuk dapat mengelolah perusahaan dengan baik.

Di antaranya berbagai macam informasi tersebut, maka masalah biaya perlu diperhatikan dan data biaya dalam overhead pabrik diperoleh melalui Sistem Akuntansi Biaya.

Penentuan biaya produksi adalah tugas akuntansi biaya yang harus mengikuti aliran fisik dari produksi, kemudian menetapkan pencatatan dan analisa dari informasi biaya yang diikutinya tersebut, secara efektif dan efisien. Selama proses produksi berlangsung biaya yang terjadi meliputi :

1. Biaya bahan baku 2. Biaya Tenaga Kerja

(15)

3. Biaya overhead pabrik 4. Biaya bahan pembantu

Penentuan biaya produksi yaitu apakah semua biaya yang merupakan unsur biaya produksi tersebut telah diperhatikan khususnya biaya overhead pabrik. Sehubungan dengan hal tersebut langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan informasi dari sumber biaya (bahan baku, upah langsung, biaya overhead pabrik) kemudian membebankan biaya-biaya tersebut kepada produk baik yang masih dalam proses maupun produk jadi. Kemudian untuk mengetahui besarnya upah tenaga kerja langsung bisa dilihat dari jumlah waktu kerja pekerja Dengan menjumlah gaji menurut kartu kerja bisa diketahui berapa upah langsung satu periode.

Masalah yang rumit terjadi dalam hal biaya overhead pabrik karena selain jumlah jenisnya banyak juga sukar diikuti jejaknya. Maka sangat penting untuk menentukan berapa besarnya biaya produk setiap saat. Biaya overhead pabrik tidak dapat dibebankan secara langsung terhadap setiap unit produksi, apabila biaya itu tidak jelas sumbernya.

Kemudian ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk menghitung tarif biaya overhead pabrik yaitu :

1. Menyusun anggaran biaya overhead pabrik 2. Memilih dasar pembebanan

3. Menghitung tarif biaya overhead pabrik

Dasar yang dapat dipakai sebagai dasar pembebanan biaya overhead pabrik kepada produk adalah satuan produk, biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

(16)

langsung jam kerja langsung dan jam mesin. Setelah tarif biaya overhead ditentukan produk yang diproduksi dalam tahun anggaran dibebani dengan biaya overhead pabrik tarif tersebut. Dalam tahun anggaran dikumpulkan biaya overhead pabrik yang sesunggunya terjadi.

Biaya overhead pabrik yang dibeban kan kepada produk berdasarkan tarif dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang seseungguhnya terjadi, kemudian analisa menjadi empat macam selisih. Selisih tersebut pada akhir tahun diperlukan sebagai penyesuai terhadap rekening-rekening persediaan dan harga pokok penjualan atau diperlukan sebagai penyesuaian perhitungan rugi laba.

Mengalolakasikan biaya overhead pabrik dalam proses prduksi maka seluruh jumlah yang digunakan dalam proses produksi tersebut sehingga dapat menghasilkan barang, kalau biaya produksi disini biasanya terbagi dua, yaitu tetap dan biaya variabel, jadi ada pengelompokkan sejumlah biaya untuk memudahkan dalam perhitungannya.

Berdasarkan uraian di atas, pada obyek penelitian dengan judul "Analisis Alokasi Biaya Overhead Pabrik Pada PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar".

B. Masalah Pokok

Sesuai dengan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka permasalahan yang dihadapi perusahaan, sebagai berikut

1. Bagaimana sistem alokasi biaya overhead pabrik yang diterapkan di PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

(17)

2. Apakah biaya overhead pabrik dari departemen pembantu telah dialokasikan secara akurat ke departemen produksi.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui sistem alokasi biaya overhead pabrik PT.Tirta Mulia

Abadi.

2. Untuk mengetahui rencanan pembebanan biaya overhead pabrik dengan realisasi biaya overhead pabrik yang dibebankan pada proses produksi.

Adapun kegunaan dari pada penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Memberikan informasi yang mungkin dapat diterapkan pada perusahaan

sehubungan dengan pembebanan biaya overhead pabrik.

2. Sebagai bahan referensi tambahan bagi pembaca yang berminat dengan masalah pembebanan biaya overhead PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

(18)

A. Pengertian dan Klasifikasi Biaya 1. Pengertian Biaya

Untuk menghasilkan sesuatu apakah itu barang atau jasa maka perlulah dihitung dan diketahui besarnya biaya yang dikeluarkan atau yang perlu dan kemungkinan memperoleh pendapatan yang mungkin diterima. Setiap pengorbanan biaya selalu diharapkan akan mendatangkan hasil yang lebih besar dari pada yang telah dikorbankan tersebut pada masa yang akan datang.

Seorang pengusaha hendaknya dapat mengetahui bagaimana besarnya pengorbanan dalam proses produksi dengan dasar itulah dapat memulai berhitung harga pada dasarnya setiap untuk yang merupakan komponen biaya peruhaan.

Dalam hal ini, total biaya selalu dapat dihitung dan dapat dibandingkan dengan total penerimaan yang mungkin dapat diperoleh.

Berbicara mengenai masalah biaya-biaya merupakan suatu masalah yang cukup luas, oleh karena di dalamnya terlihat dua pihak yang saling berhubungan satu yang lainnya dalam proses produksi. Oleh Winardi, (2002: 147), menyatakan bahwa bilamana kita memperhatikan biaya-biaya yang harus dikeluar kan untuk suatu proses produksi, maka dapat dibagi ke dalam dua sifat, yaitu yang merupakan biaya bagi produsen adalah mendapat bagi pihak yang memberikan faktor produksi yang bersangkutan.

(19)

Demikian halnya bagi konsumen, biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh alat pemuas kebutuhannya atau merupakan pendapatan bagi pihak

yang memberikan alat pemuas kebutuhan tersebut. D. Hartanto ( 2002:

89), memberikan pengertian tentang biaya (cost) dan ongkos (expense), sebagai berikut cost adalah biaya-biaya yang dianggap akan memberikan manfaat atau service potensial di waktu yang akan datang dan karenanya merupakan aktiva yang dicantumkan dalam neraca. Sebaliknya expense atau expred cost adalah biaya yang telah digunakan untuk menghasilkan prestasi. Karena jenis-jenis biaya ini tidak dapat memberikan manfaat lagi diwaktu yang akan datang, maka tempatnya adalah pada perkiraan laba rugi.

Ada empat fungsi pokok yang ada di perusahaan, yaitu:

a. Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk dijual.

Atas dasar fungsi produksi, maka biaya produksi dapat dikelompokkan menjadi:

a) Biaya bahan baku

b) Bahan baku adalah bahan yang akan diolah menjadi bagian produk selesai dan pemakaiannya dapat diidentifikasikan atau diikuti jejaknya atau merupakan bagian integral pada produk tertentu.

c) Biaya bahan baku adalah harga perolehan dari bahan baku yang dipakai di dalam pengolahan produk.

d) Biaya tenaga kerja langsung

(20)

e) Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan kepada karyawan pabrik yang manfaatnya dapat diidentifikasikan atau didiikuti jejaknya pada produk tertentu yang dihasilkan perusahaan.

f) Biaya overhead pabrik

g) Biaya overhead pabrik adalah biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, yang elemennya dapat digolongkan ke dalam:

· Biaya bahan penolong.

· Biaya tenaga kerja tidak langsung

· Biaya penyusutan dan amortisasi aktiva tetap pabrik

· Biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap pabrik

· Biaya listrik dan air pabrik

· Biaya asuransi pabrik

· Biaya overhead lain-lain.

b. Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang diinginkan perusahaan. Atas dasar fungsi pemasaran, maka biaya dapat digolongkan dalam biaya pemasaran.

Biaya pemasaran adalah biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran. Contoh biaya pemasaran, antara lain:

· Biaya iklan

· Biaya promosi

· Biaya angkut penjualan

· Biaya gaji bagian pemasaran

(21)

c. Fungsi administrasi dan umum, adalah fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijakan, pengarahan, dan pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat berjalan efisien dan efektif. Atas dasar fungsi administrasi dan umum, maka biaya dapat digolongkan dalam biaya administrasi dan umum.

Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengkoordinasi kegiatan produksi dan pemasaran produk. Cotoh dari biaya administrasi umum adalah:

· Biaya gaji karyawan bagian keuangan, akuntansi, personalia.

· Biaya pemeriksaan akuntan

d. Fungsi keuangan, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan perusahaan. Biaya yang terjadi dalam rangka menjalankan fungsi keuangan dinamakam biaya keuangan.

2. Klasifikasi Biaya

Pengelolaan keuangan perusahaan utamanya pada proses produksi tentunya memerlukan biaya, oleh karena akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang dibutuhkan manajemen agar mereka dapat mengelola perusahaan atau bagiannya secara efektif di dalam mencatat dan menggolongkan biaya harus selalu diperhatikan untuk tujuan apa manajemen memerlukan informasi biaya. Sebaiknya selalu dipakai konsep "different cost for different purposes”.

(22)

Kalfisikasi biaya tentu ada konsep biaya yang dapat memenuhi berbagai macam tujuan. Oleh karena itu di dalam akuntansi biaya terdapat berbagai macam cara penggolongan biaya sebagai berikut :

1. Penggolongan biaya atas dasar obyek pengeluaran

2. Penggolongan biaya atas dasar fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan.

3. Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai.

4. Penggolongan biaya atas dasar waktu.

Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran yang didasarkan nama obyek pengeluaran ini cocok digunakan dalam organisasi yang masih kecil.

Biasanya penggolongan ini bermanfaat untuk perencanaan perusahaan secara menyeluruh dan pada umumnya untuk kepentingan penyajian laporan pihak luar (eksternal).

Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan berarti biaya digolongkan berdasarkan fungsi-fungsi di mana biaya tersebut terjadi atau berhubungan. Adapun fungsi-fungsi pokok dalam perusahaan manufaktur adalah fungsi-fungsi: produksi, administrasi dan umum dan fungsi pemasaran. Oleh karena itu biaya-biaya dalam perusahaan manufaktur dapat digolongkan menjadi biaya produksi, biaya administrasi dan umum dan biaya pemasaran.

Biaya produksi adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Biaya produksi dibagi menjadi 3 elemen : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik.

Biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja disebut juga dengan prime cost, sedangkan biaya tenaga kerja dan biaya overhead pabrik disebut juga dengan

(23)

biaya konversi (Convertion Cost). Dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan biaya bahan baku adalah biaya yang membentuk bagian menyeluruh dari pada produk jadi dan biaya bahan baku adalah harga pokok bahan baku tersebut diolah dalam proses produksi. Sedangkan biaya tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang jasanya dapat diperhitungkan langsung dalam pembuatan produk tertentu. Biaya tenaga kerja langsung adalah biaya tenaga kerja yang dapat diidentifikasikan secara langsung terhadap produk tertentu. Adapun biaya overhead pabrik adalah semua biaya produksi, selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya ini bisa berupa dari biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya. Biaya administrasi dan umum dalam hal ini dimasudkan sebagai biayabiaya yang terjadi dalam hubungannya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak diidentifikasikan dengan aktifitas produksi maupun pemasaran. Biaya administrasi dan umum adalah biaya yang terjadi dalam hubungannya dengan penyusunan kebijakan dan pengarahan perusahaan secara keseluruhan. Contoh dari biaya administrasi dan umum adalah gaji direksi, biaya-biaya sumbangan- sumbangan, gaji eksekutip, biaya telepon dan lain-lain.

Ada dua macam perlakuan terhadap biaya administrasi dan umum:

1) Biaya administrasi dan umum dialokasikan kepada dua fungsi dalam pemasaran, yaitu fungsi produksi dan fungsi pemasaran 2) Memisahkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya ter- sendiri dan tidak mengalokasikannya ke dalam fungsi produksi dan pemasaran. Didalam prakteknya, terdapat kecenderungan untuk

(24)

mengelompokkan biaya administrasi dan umum sebagai kelompok biaya sendiri, yang terpisah dari biaya produksi dan pemasaran. Pengendalian biaya administrasi dan umum dapat lebih mudah dilakukan, jika biaya tersebut dikelompokkan dan disajikan secara terpisah.

Biaya pemasaran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam hubungannya dengan usaha untuk memperoleh pesanan dan memenuhi pesanan.

Sehingga untuk memperoleh pesanan, perusahaan mengeluarkan biaya-biaya untuk menarik minat pembeli dengan cara mengadakan promosi penjualan, advertensi dan lain-lain. Sedangkan untuk memenuhi pesanan perusahaan mengeluarkan biaya-biaya angkut, biaya asuransi dan lain-lain agar produk perusahaan sampai ketangan pemesan. Biaya pemasaran dan biaya administrasi umum disebut juga dengan istilah biaya komersial.

Penggolongan biaya atas dasar hubungan biaya dengan sesuatu yang dibiayai berkaitan dengan produk yang dihasilkan. Jika perusahaan mengolah bahan baku menjadi produk jadi, maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa produk, sedangkan jika perusahaan menghasilkan jasa maka sesuatu yang dibiayai adalah berupa penyerahan jasa tersebut.

Dalam hubungannya dengan sesuatu yang dibiayai, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena adanya sesuatu yang dibiayai. Jika sesuatu yang dibiayai tidak ada maka biaya langsung tidak akan terjadi. Biaya produksi langsung terdiri dari biaya bahan baku

(25)

dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai.

Perbedaan biaya langsung dan biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk sangat diperlukan apabila perusahaan menghasilkan lebih dari satu jenis produk dan manajemen menghendaki penentuan harga pokok perjenis produk tersebut jika perusahaan hanya memproduksi satu jenis produk saja (seperti perusahaan semen, perusahaan gula), maka semua jenis biaya produksi merupakan biaya langsung, sehingga didalam perusahaan tersebut tidak memerlukan adanya biaya tidak langsung dalam hubungannya dengan produk.

Penggolongan biaya menurut perilakunya adalah pembagian biaya yang terdiri dari biaya variabel, biaya semi variabel, dan biaya tetap. Pengertian biaya variabel adalah biaya yang jumlah totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatannya. Sedangkan biaya semi variabel adalah biaya jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertentu, dan biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah atau tidak ditentukan oleh volume produksi pada periode tertentu.

Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya berkaitan dengan pelaporan keuangan. Misalnya perhitungan laba atau rugi suatu perusahaan dilakukan dengan cara mempertemukan penghasilan yang diperoleh dalam satu periode akuntansi tertentu dengan biaya-biaya yang terjadi didalam periode yang sama. Agar perhitungan laba atau rugi dan penentuan harga pokok produk dapat dilakukan secara teliti, maka biaya-biaya dapat digolongkan dalam hubungannya dengan pembebanan kedalam periode akuntansi tertentu. Atas dasar waktu, biaya dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: 1) Pengeluaran modal (capital

(26)

expenditure) dan 2) Pengeluaran penghasilan (revenue expenditure). Pengeluaran modal adalah biaya-biaya yang dinikmati oleh lebih dari satu periode akuntansi.

Pengeluaran modal tidak seluruhnya dibebankan dalam periode akuntansi dimana pengeluaran tersebut terjadi, tetapi dibagikan kepada periode-periode yang menikmati manfaat pengeluaran tersebut. Sedangkan pengeluaran penghasilan adalah biaya-biaya yang hanya bermanfaat didalam periode akuntansi dimana biaya tesebut terjadi. Contoh dari pengeluaran penghasilan adalah biaya pemeliharaan mesin, biaya telepon, biaya komisi penjualan.

Penggolongan biaya dalam praktek tercermin dalam laporan laba rugi perusahaan. Bagaimana perusahaan menggolongkan biaya-biaya dalam sebuah laporan laba rugi, tergantung pada tujuan dari pembuatan laporan itu sendiri atau kepada siapa itu ditujukan. Jika ditujukan kepada pihak eksternal, maka ada ketentuan umum yang mungkin diatur pula secara khusus menurut Standar Akuntansi Keuangan tertentu. Namun jika laporan ditujukan kepada manajemen, tidak ada keharusan untuk mengikuti standar tersebut, melainkan berdasarkan pada prinsip: “Diffrentn costs for different porposes”. Secara umum, struktur laporan laba rugi perusahaan jasa mengandung tiga komponen utama, yaitu overhead cost, biaya pemasaran dan biaya admi- nistrasi dan umum, termasuk di dalamnya perusahaan.

(27)

B. Pengertian Produksi

Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada. Dalam menguraikan pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan Assauri (2002 : 7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.

Sedangkan menurut Mulyadi (2003 ; 12) yang diterjemahkan dalam pengertia produksi menyatakan bahwa produksi itu merupakan prosedur desaing barang dan jasa senagai output serta sebagai poduk terakhir input emelent.

Berdasarkan dari kedua definisi tersebut di atas, maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa produksi adalah suatu usaha untuk menambah nilai guna suatu barang dan jasa. Jadi barang yang diproduksi mengatalami tahapan tersendiri dengan mempunyai kegunaan tertentu sebagai berikut :

1. Azas efisiensi maksudnya dengan biaya yang kecil mungkin untuk mendapatkan hasil tertentu ataupun dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil yang semaksimal mungkin.

2. Azas kontinutas, adalah azas yang menghendaki agar dalam pemakaian alat-alat produksi terdapat perbandingan yang serasi.

Selanjutnya akan dikemukakan arti kualitas ( mutu ) oleh Sofyan Assauri, (2002 ; 221) mengemukakan bahwa mutu diartikan sebagai faktor-faktor

(28)

yang terdapat dalam suatu hasil yang menyebabkan barang atau hasil tersebut sesuai dengan tujuan untuk apa barang tersebut dibuat.

Sesuai dengan pengertian di atas ada beberapa faktor yang dapat menghasilkan barang. Faktor-faktor produksi tersebut yaitu :

1. Faktor produksi tanah 2. Faktor produksi modal

3. .Faktor produksi tenaga kerja

Sebagaimana sifatnya suatu perusahaan bisa bertahan lama untuk mempertahankan kontinuitas produksi dan mutu kwalitas, karena perusahaan memperhatikan selera harga dan kondisi konsumen dimana berada. Dalam menguraikan pengertian produksi oleh beberapa ahli ekonomi seperti Sofyan Assauri, dalam bukunya Manajemen Produksi, (2002 : 7), menyatakan bahwa produksi adalah segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) barang dan jasa pada suatu perusahaan.

Sesuai dengan definisi tersebut di atas, menyebutkan bahwa unsur keberhati-hatian dalam mempertahankan hasil produksi, karena hasil produksi inilah yang merupakan mutu untuk berperan serta dalam bersaing di pasar.

Dalam hubungannya dengan pengertian diatas, maka dapat dibagi dalam beberapa tahap yang mempunyai bagian dalam proses produksi untuk menghasilkan barang dan jasa sebagai berikut :

1. Grade yaitu sifat kelakuan, kemiripan, tingkat reabilitas singkat operasinya dan lain-lain.

(29)

2. Fitenss for use menunjukkan tingkat produk produk yang mana memberikan kepuasan.

3. Consistency in characteristic adalah suatu kumpulan spesifikasi untuk setiap komponen dari produk itu. Bilamana produk terakhir sesuai dengan spesifikasi design atau maka disebut consistency atau quality ofconformance (mutu sesuai dengan krakteristiknya).

Jadi setiap perusahaan pabrik/pengolahan dengan menetapkan suatu standard. Hal-hal yang perlu dipertimbang kan dalam pembentukan suatu standard dikemukakan oleh Harding (2001 ; 58), menyatakan bahwa :

1) Memenuhi syarat kegunaan yang ditetapkan 2) Memenuhi standard kualitas perusahaan

3) Diproduksi dengan peralatan yang ada sekarang.

Untuk itulah Baridwan,Zaki (2001 ; 121), menyatakan bahwa proses produksi memerlukan kehati-hatian terhadap variasi dari beberapa produksi barang dan jasa yang sama pada perusahaan.

Paul A. Samuelson Dasar-Dasar Penganggaran Eksekutif (2002 ; 357), membatasi diri dalam memberikan definisi proses produksi yang menyatakan bahwa produksi ini mempunyai fungsi untuk technical pada relasi diantara faktor- faktor produksi, sehingga out put dari proses produksi garus sepesifikasi produksi, agar barang yang telah diproduksi tetap menjadi pokus perhatian dari relasi.

Pengertian produksi yang telah dikemukakan diatas, maka dapatlah disimpulkan bahwa produksi merupakan suatu proses kegiatan dari berbagai faktor produksi yang dirubah bentuknya oleh perusahaan yang menggunakan

(30)

dalam bentuk barang/jasa atau produksi di mana beberapa barang dan jasa yang disebabkan input dirubah menjadi barang dan jasa lain yang disebut output.

Pengertian produksi dapat dikatakan bahwa dengan menggunakan faktor-faktor produksi sekaligus, maka akan diperoleh suatu faedah dalam memenuhi kebutuhan atau pemenuhan kebutuhan pertanian yang dihasilkan akibat bekerjanya faktor-faktor produksi sekaligus saling terkait dengan satu sama lainnya.

Sedangkan Soemitro Djoyohadikusumo, (2002 ; 136), memberikan definisi tentang produksi, berpendapat bahwa produksi pertanian adalah penggunaan unsur-unsur dengan maksud untuk menciptakan suatu faedah atau untuk memenuhi kebutuhan.

Pendapat di atas, bahwa dapat menggambarkan fungsi-fungsi dari produksi adalah merupakan hubungan fisik antara input dan output. Dengan kata lain bahwa faktor produksi yang digunakan sebagai masukan ke dalam proses produksi dan banyaknya hasil yang akan diperoleh. Misalnya dengan menggunakan input yang akan bisa menambah output atau produksi.

Dalam hubungan antara input dengan output berarti kita bicarakan mengenai masalah pendapatan dan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, sehingga dapat diketahui hasil yang telah diperoleh dapat memperoleh hasil atau tidak memperoleh keuntungan atau menderita rugi dan perlu kita memperhatikan biaya yang dikeluarkan selama proses produksi dalam satu periode tersebut.

(31)

C. Sistem Pengumpulan Biaya Produksi

Bagi perusahaan perdagangan R. Soemita Adikusumah (2001 : 177) mengemukakan bahwa penjualan merupakan kegiatan utama, oleh karena itu, sistem pengumpulan biaya produksi yang diterapkan oleh perusahaan ditetapkan sedemikian rupa sehingga dapat terperinci, sebagai berikut :

1. Semua biaya-biaya selama dalam proses produksi harus teliti dan dikumpulan untuk dilakukan pencatatan.

2. Semua pengeluaran biaya-biaya harus selama proses produksi dianggap sebagai termasuk keperluan lain harus diperiksa sedemikian rupa sehingga kemungkinan pemboson biaya produksi dikurangi sampai semimimun mungkin.

3. Pencatatan dan pengelompokan harus diklasifikasikan biaya, agar kelak perhitungan dalam proses produksi dapat diketahui melalui pembukuan dengan tepat.

4. Biaya administrasi dan penjualan masih termasuk biaya produksi.

5. Dengan meminimumkan biaya dalam proses produksi agar harga pokok penjualan seminimum, sehingga penjualan barang hasil produksi dapat bersaing.

6. Pengendalian biaya yang sesuai dengan tujuan harus dilakukan terhadap unsur-unsur biaya, sehingga biaya yang telah dianggarkan digunakan seefisien mungkin, karena efisien yang dapat meningkatkan keuntungan.

(32)

Untuk mencapai adanya di atas maka perlu organisasi yang baik didalam sistem pengumpulan biaya produksi barang agar terdapat pengendalian intern yang baik dalam proses produksi sebaiknya diadakan pemisahan fungsi antara lain 1. Bagian pesanan

Pelaksanaan bahan baku bagi perusahaan kecil dipegang satu orang saja, sedangkan bagi perusahaan besar dipegang oleh satu bagian produksi yang melibatkan beberapa personal fungsi dari bagian adalah :

a. Mengawasi semua pesanan yang diterima

b. Memeriksa surat pesanan yang diterima dari langganan dan melengkapi yang masih kurang.

c. Jika pesanan barang, harus diminta persetujuan dari bagian gudang.

d. Menentukan tanggal pengiriman, membuat surat perintah pengiriman serta tembusan-tembusannya.

e. Membuat catatan pesanan yang dikirim dan pesanan yang sudah diperhitungkan.

f. Melakukan hubungan dengan pembelian, apakah barang yang diterima sudah cocok dengan pesanan masih ada yang perlu dikemukakan.

2. Bagian gudang

Bagian gudang ini kredit berarti melibatkan bagian pesanan di mana setiap pengiriman barang yang dijual dengan pesanan harus mendapat persetujuan dari bagian gudang membuat catatan atau kartu piutang setiap langganan tentang identitas pembeli, jumlah order dan jangka waktu pembayaran. Faktur penjualan yang dibuat oleh bagian pesanan dan surat perintah pengiriman

(33)

atau di kirim ke bagian pesanan untuk mendapat persetujuan atau penolakan dan surat perintah pengiriman. Jika ada persetujuan maka faktur penjualan dan surat perintah pengiriman diberikan kepada bagian pengiriman, kemudian barang tersebut di kirim kepada yang bersangkutan.

3. Pengklasifikasian biaya-biaya

Bagian pengumpulan biaya bertugas sebagai berikut :

a. Mencatat sejumlah pengeluaran yang biasanya harus dilengkapi dengan data, pos-pos pengeluaran, misalnya pembelian barang dan jenis-jenis biaya lainnya.

b. Mencantumkan data biaya pengiriman dan pihak pertam bahan nilai yang dibebankan kepada pembeli.

c. Biaya-biaya yang telah dicatat itu dikirim pada bagian-bagian memerlukan

terlebih dahulu diperiksa kebenaran tulisan dan perhitungannya.

Kemudian untuk mengadakan pemisahan wewenang tersebut di atas tergantung dan besarnya perusahaan dan jumlah pegawai yang ada. Apabila organisasi sudah memisahkan fungsi-fungsi yang perlu ditetapkan adanya wewenang bahwa iniatif untuk menjadi barang datangnya dari satu inisiatif yang ditentukan semula misalnya bagian pesanan atau bagian-bagian lain yang memerlukan. Selain itu dimaksudkan pula agar semua pengeluaran-pengeluaran barang dari gudang baik melalui penjualan maupun untuk keperluan lainnya mendapat pengawasan sedemikian rupa, sehingga kemungkinan terjadinya kecurangan penyalagunaan dapat dihindarkan atau dikurangi sedapat mungkin.

(34)

Biaya pada umumnya dilaksanakan oleh bagian pesanan dan organisasi administrasi serta dipengaruhi oleh sistem penjualan yang dilakukan misalnya sistem penjualan kredit, tunai dan sebagainya.

Selanjutnya cara-cara yang biasa dipakai di dalam sistem pengumpulan biaya, sebagai berikut :

1. Pemisahan antara

a. Mencatat pengaluaran

Pencatatan pertama-tama dilakukan oleh petugas bagian pengeluaran yang membuat faktur penjualan. Faktur ini sedikitnyas dibuat rangkap 4 (empat) yang pertama (asli) untuk pembelian, lembar ke 2 dikirim ke bagian penyerahan barang, lembar ke 3 dikirim ke pemegang buku tambahan piutang dan lembar ke 4 ditahan untuk arsip.

Jika pembeli akan mengambil sendiri barang yang dibeli nya, maka faktur dibawa ke kasir dan jumlah uang yang tertera di situ dibayar. Kasir akan menghitung uang memutar register kas, mencap faktur pengembalikannya pada pembeli jika ditambah kwitansi. Faktur yang telah dicap oleh si pembeli dibawa ke bagian penyerahan barang dan

dikeluarkan dengan barang yang telah diserahkan lembaran kedua.

Kalau pembeli tidak mengambil sendiri barang yang dibeli, maka sesudah ia membayar kepada kasir diberi kwitansi si pembeli akan mendapat surat perintah pengeluaran atau delivery order. Satu tembusan DO dikirim kepada seksi gudang dan menerima barang-barang yang dinyatakan dalam DO tersebut.

(35)

b. Penyerahkan barang Bagian ini bertanggungjawab terhadap kehancuran distribusi barang kepada langganan sesuai dengan instruksi yang diberikan oleh bagian pengeluaran. Penyerahan barang sering terjadi secara langsung dari gudang dengan memakai DO dan biasa juga secara tidak langsung yaitu dengan pengiriman barang ke rumah langganan dimana karena adanya penyerahan barang secara tunai dan penyerahan barang secara kredit.

c. Menerima uang

Barang ini berada di bawah koordinasi bagian keuangan, atas

persetuajun pimpinan perusahaan dan bertugas sebagai berikut : 1) Mencatat semua penerimaan uang, baik tunai, cek,

maupun bilyet giro dalam suatu daftar.

2) Daftar penerimaan diserahkan kepada pemegang buku harian dan pemegang buku tambahan piutang.

3) Uang tunai, cek dan giro yang diterima diserahkan kepada kasir dan disetor ke bank seluruhnya, selambat-lambatnya ke esokan harinya.

4) Harus ada pemisahan antara kasir dan petugas yang memegang buku tambahan piutang dan hutang.

2. Penjualan secara kredit

(36)

Pada penjualan kredit ini maka setiap kali nilai kredit, pembeli harus dinilai.

Buku piutang harus setiap bulan dibandingkan dengan perkiraan piutang di buku besar.

Pengawasan intern atas piutang meliputi :

a. Pembagian tugas antara lain : 1) Penerimaan pesanan

2) Petugas yang harus menyetujui penjualan kredit 3) Petugas yang harus mengirim barang

4) Petugas yang mencatat buku tambahan piutang 5) Petugas yang menerima uang.

6) Petugas yang bagian arsip.

b. Pembayaran mengenai faktur-faktur yang tertentu.

c. Setiap bulan secara periodik dikirim daftar saldo pada para piutang.

D. Pengertian Biaya Overhead Pabrik dan Departemen Pembantu 1. Pengertian Biaya Overhead Pabrik

Semua biaya produksi selain biaya bahan baku langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Atau lebih tepatnya semua biaya produksi yang termasuk ke dalam biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung, dan biaya-biaya produksi lainnya yang tidak secara mudah di identifikasikan atau dibedakan langsung pada suatu proses produksi. Sehingga BOP ini sering juga disebut sebagai biaya produksi tidak langsung.

(37)

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, dan depresiasi.

Sebagaimana diketahui bahwa masalah biaya sangat di perlukan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tanpa biaya, maka perusahaan tidak akan dapat menjalankan kegiatan-kegiatan usahanya dengan baik, bahkan dapat menghambat pada perusahaan untuk memperoleh suatu produk jadi, guna dipasar kan kepada konsumen dengan sasaran laba yang malsimal.

Untuk mengatasi agar perusahaan dapat memperoleh suatu barang tidak mengalami hambatan dan bahkan dapat mempengeruhi pula kelangsungan hidup suatu perusahaan, maka diperlukan biaya produk yang digunakan untuk memperoduksi suatu produk jadi. Namun pada dasarnya biaya yang dikeluar kan perusahaan dalam memproduksi suatu produksi jadi dengan laba yang semaksimal mungkin juga seringkali mengalami kekurangan dan kelebihan terhadap biaya prroduksi yang digunakan dalam memproses produk.

Dengan demikian, maka diperlukan suatu standar cost dalam memperoduksi suatu produk dengan sasaran laba yang maksimal. Di mana standar cost adalah merupakan suatu alat pengendalian biaya dalam proses produksi barang jadi.

Sebab kita ketahui dalam memproduksi suatu produk dengan mengeluarkan biaya produksi yang relatif besar nilainya. Agar lebih menguntungkan

(38)

perusahaan maka diperlukan standar cost sehingga biaya yang dikeluarkan dapat lebih efisien.

Perkembangan produksi yang sangat pesat dengan sendirinya mempunyai peranan yang cukup besar sebagai penunjang terhadap kegiatan perusahaan bahkan dapat dikatakan bahwa sistem produksi produksi yang tepat akan memberikan dampak positif perkembangan serta kemajuan perusahaan sebagaimana kita ketahui bahwa tujuan dan setiap perusahaan adalah untuk merupakan produk guna dipasarkan kepada konsumen dengan sasaran laba yang semaksimal mungkin Dalam hubungannya dengan uraian tersebut di atas, maka masalah produksi dapat dikatakan masalah utama di dalam perusahaan industri yang hendaknya diperhatikan oleh setiap pimpinan perusahaan sebab kegagalan di dalam memproduksi bahan baku menjadi produk jadi akan mengakibatkan perusahaan tidak memperoleh sejumlah dana untuk membiayai operasinya sehingga menghambat masalah pemasaran pembelanjaan di dalam perusahaan yang bersangkutan dan selanjutnya masalah personil di dalam perusahaan.

Untuk menunjang pelaksanaan produksi dalam suatu perusahaan sehingga dapat menunjang kelangsungan hidup, maka diperlukan biaya produksi, mana merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk mengelolah bahan baku menjadi prodduk. Salah satu biaya yang menjadi titik pokok dalam pembahasan adalah biaya overhead pokok pabrik yang dikemukakan oleh Mulyadi (2003 : 12) yaitu semua produksi selain bahan baku dan biaya tenaga

(39)

kerja langsung. Biaya overad pabrik terdiri dari bahan penolong biaya tenaga kerja tak langsung dan biaya produksi tak langsung lainnya.

Definisi tersebut di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa biaya overhead adalah semua biaya produksi selain bahan baku tak langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung Biaya overhead pabrik terdiri dari biaya bahan penolong dan biaya tenaga kerja tak langsung serta biaya produksi tak langsung lainnya.

Selanjutnya, menurut Riyanto,Bambang (2003: 31) yang memberikan pengertian biaya overhead pabrik adalah biaya overhead pabrik adalah seluruh biaya yang digunakan untuk membuat suatu barang jadi selain bahan dasar langsung dan upah tenaga kerja langsung. Dalam artian ini biaya overhead pabrik termasuk biaya bahan dasar tak langsung dan biaya tenaga kerja tak langsung.

2. Deprtemen Pembantu

Pada umumnya tarif biaya overhead pabrik hanya dihitung untuk departemen- departemen produksi saja karena pengolahan bahan baku menjadi produk biasanya hanya terjadi di departemen produksi. Oleh karena biaya overhead pabrik tidak hanya terdiri dari di Departemen produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung saja, tetapi juga meliputi semua biaya yang terjadi di separtemen-departemen pembantu.

Dalam rangka penentuan tarif, biaya overhead departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.

(40)

E. Metode-Metode Alokasi Biaya Overhead Pabrik

Penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adaha mengalokasikan baya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa departemen pembantu. Pada umumnya tarif biaya overhead pabrik hanya dihitung untuk departemen-departemen produksi saja, karena pengelolaan bahan baku menjadi produk yang biasanya terjadi di departemen produksi. Oleh karena biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya terdiri dari biaya yang terjadi dalam departemen- departemen produksi saja, maka dalam rangka penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen, baya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.

Alokasi biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi dapat dilakukan dengan salah satu dari dua cara berikut ini :

1. Metode alokasi langsung (direct alokasi method)

2. Metode alokasi bertahap (step method) yang terdiri dari : 3. Metode alokasi kontinyu

4. Metode aljabar

Ad 1 Metode alokasi langsung

Dalam metode alokasi langsung, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya. Metode alokasi langsung digunakan apabila jasa yang dihasilkan oleh departemen pembantu hanya dinikmati oleh departemen

(41)

produksi saja. Tidak ada departemen-departemen pembantu yang memakai jasa departemen pemantu lainnya.

Ad 2 Metode alokasi bertahap

Metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. Oleh karena itu, sebelum biaya overhead pabrik didua departemen tersebut dialokasikan ke dapartemen produksi.

1 Metode alokasi kontinyu

Dalam metode ini biaya overhead pabrik departemen-departemen pembantu yang saling memberikan jasa, dialokasikan secara terus menerus, sehingga jumlah biaya overhead yang belum dialokasikan menjadi tidak berarti.

b. Metode aljabar

Ketidak lengkapan dalam hal pembagian timbul dalam menggunakan metode bertahap karena pendistribusian yang berturut sehingga departeemen yang ditutup terlebih dahulu tidak menerima pembagian biaya dari departemen yang ditutup kemudian.

c. Metode Pembebanan BOP

Pembebanan biaya pada produk atas dasar tarif yang ditentukan dimuka dan langkah- langkah penetuan tarif biaya overhead pabrik

(42)

Pembebanan biaya overhead pabrik atas dasar biaya yang sesungguhnya terjadi seringkali mengakibatkan berubahnya harga pokok per satuan produk yang dihasilkan dalam bulan satu kebulan lain . Yang berakibat penyajian harga poko persediaan dalam neraca dan besar kecilnya laba atau rugi yang disajikan dalam laporan laba rugi .apabila biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dibebankan kepada produk , maka harga pokok produksi per satuan mungkin akan berfluktuasi karena sebab

berikut :

Perubahan tingkat kegiatan produksi dari bulan kebulan karena diantara biaya overhead pabrik ada yang bersifat tetap dalam kisar kegiatan produksi tertentu, maka berdampak terhadap perhitungan harga

Pokok. .

Perubahan tingkat produksi dalam bulan tertentu karena tidak adanya pengawasan yang baik terhadap kegiatan produksi , terjadi kenaikan jumlah bahan penolong yang dipakai dan kelebihan pembayaran upah tenaga kerja tidak langsung sebagai akibatnya penaikan harga pokok produksi

Adanya biaya overhead pabrik yang tejadi secara sporadik , menyebar tidak merata selama jangka waktu setahun .Apabila pesana harus dibebani dengan biaya overhead pabrik yang sesungguhnya maka pesana yang dikerjakan pada saat jumlah reparasi mesin sedikit dan menerima beban biaya overhead pabrik yang relatif kecil dan sebaliknya. Terjadinya biaya overhead pabrik yang bersifat sporadik menyebabkaan penggunaan biaya

(43)

overhead pabrik sesungguhnya akan menimbulkan ketidakadilan pembebanan.

Biaya overhead pabrik tertentu sering terjadi secara teratur pada waktu- waktu tertentu . Seperti pada bulan terjadinya pembayaran pajak bumi dan bangunan , biaya overhead pabrik yang dibebankan kepada produk menjadi lebih besar dibanding bulan lain yang tidak terjadi pembayaran. Dalam perusahaan yang menghitung harga pokok produksinya dengan menggunakakn metode harga pokok.

(44)

F. Kerangka Pikir

Perusahaan industri PT.Tirta Mulia Abadi, sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang dikelola dengan tenaga kerja yang berpengalaman didukung oleh sarana prasarana kerja yang berlokasi di Kabupaten Takalar sebagai obyek penelitian. Untuk mengevaluasi biaya yang digunakan selama dalam proses produksi mulai dari departemen pembantu, alokasi biaya overhead pabrik dan departemen produksi sampai ke bagian umum.

PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar dalam pengelolaannya dengan menggunakan dana bersumber dari pemerintah, perusahaan ini setiap saat diadakan audit oleh BPK untuk mengetahui metode pengelolaan keuangan yang diserahkan pada pimpinan perusahaan.

Jika produk diolah melalui beberapa tahap proses produksi, biasanya perusahaan memebentuk departemen produksi. Di samping departemen produksi tersebut, perusahaan biasanya membentuk beberapa departemen pembantu untuk melayani berbagai kebutuhan departemen produksi tersebut, jadi keduanya sangat berkaiatan.

Setelah proses produksi dalam suatu departemen, maka disusun langkah selanjutnya dalam penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen adalah mengalokasikan biaya overhead pabrik departemen pembantu ke departemen produksi yang menikmati jasa departemen-departemen produksi saja, karena pengelolaan suatu bahan baku menjadi menjadi produk hanaya terjadi di departemen produksi.

(45)

Biaya overhead pabrik yang akan dibebankan kepada produk tidak hanya pada departemen produksi saja, melainkan meliputi pula biaya overhead pabrik yang terjadi di departemen-departemen pembantu. Dalam rangka penentuan tarif biaya overhead pabrik per departemen, biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke departemen produksi.

Penentuan biaya produksi adalah tugas akuntansi biaya yang harus mengikuti aliran fisik dan produksi, kemudian menetapkan pencatatan dan analisa dari informasi biaya yang diikutinya tersebut, secara efektif dan efisien. Selama proses produksi berlangsung biaya yang terjadi meliputi : biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, biaya overhead pabrik dan biaya bahan pembantu.

Adapun kerangka pemikiran yang telah diuraikan di atas, dapat digambarkan dalam bentuk skhema, sebagai berikut

(46)

Gambar:2.1 Kerangka Pikir Analisis Alokasi Biaya Overhead Pabrik PT.Tirta Mulia Abadi.

PT.TIRTA MULIA KAB.TAKALAR

DEPARTEMEN PEMBANTU

ALOKASI BIAYA OVERHEAD PABRIK

DEPARTEMEN PRODUKSI Analisis

Alokasi 1

Analisis Alokasi 2

(47)

G. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka hipotesis yang diajukan, sebagai berikut :

1. Diduga bahwa Biaya overhead dari departemen pembantu telah dialokasikan secara akurat ke departemen produksi oleh PT Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

2. Di duga bahwa biaya alokasi overhead pabrik sudah dialokasikan secara akurat oleh PT. Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data yang dibutuhkan untuk penulisan maka penulis memilih perusahaan industri PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

Pada waktu penelitian untuk memperoleh data, maka pengambilan data telah dilaksanakan selama kurang lebih dua bulan mulai dari bulan Maret sampai dengan Mei 2015.

B.Metode Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, penulis mengadakan studi kasus dan pengumpulan data melalui penelitian lapangan (field research) dan penelitian pustaka (library research), sebagai berikut :

1 Penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian lapangan, dimana penulis mencari data yang menjadi obyek penelitian, untuk itu penulis melakukan pengamatan setempat dan wawancara langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan perusahaan yang berkompeten dalam mengumpulkan data berupa laporan yang disajikan dan mengumpulkan informasi yang diperlukan.

2 Penelitian pustaka ( library research ), yaitu penulis mengumpulkan data yang berhubungan dengan teori tentang metode pencatatan penilaian persediaan barang dagangan pengendalian perluasan usaha dari buku

(49)

literatur dan catatan perkuliahan. Disamping itu penulis mengumpulkan yang ada kaitannya dengan permasalahan yang akan dibahas dan dapat mendukung penulisan skripsi ini.

Disamping itu penulis mengumpulkan data yang ada kaitannya dengan permasalahan dengan melalui cara sebagai berikut :

a. Observasi

Tehnik observasi dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dalam proses kegiatan pengolahan data berkaitannya dengan kebutuhan informasi pada Perusahaan.

b. Wawancara

Tehnik interview dilakukan dengan jalan wawancara secara langsung dengan Kepala Bagian Umum atau kepala bagian lainnya atau sejumlah personil yang berhubungan dengan penelitian ini.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil perusahaan baik dalam bentuk informasi secara lisan maupun secara tertulis.

b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan yang diteliti dalam bentuk angka-angka masih memerlukan pengelolaan kembali dan dapat digunakan untuk pembahasan lebih lanjut.

(50)

2. Sumber Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan langsung pada perusahaan industri PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan mengadakan wawancara langsung yang membidangi biaya dalam proses produksi khususnya mengenai alokasi biaya overhead pabrik yang ada kaitannya dengan penulisan skripsi ini.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan Industri PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar pada dokumen-dokumen dan buku literatur serta laporan tertulis dari luar yang ada hubungannya dengan penulisan skripsi ini.

D. Populasi dan Sampel

Populasi adalah seluruh biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan selama dalam proses produksi. Penentuan biaya tersebut akan nantinya akan terpisah antara biaya tetap dan biaya variabel agar nampak harga per liter dengan menganggap bahwa sampel dapat diketahui harga pokok produksi dan dapat pula ditentukan harga pokok penjualan per liter.

E. Metode Analisis

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis, sebagai berikut : 1. Metode analisis deskriptif adalah metode analisis yang digunakan pada

perusahaan secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta atau

(51)

kejadian pada perusahaan yang diteliti, maka kemudian menganalisisnya lalu menyimpulkannya.

2. Analisis kuantitatif yaitu sistem yang menggunakan perhitungan di dalam pencatatan mengenai alokasi biaya overhead pabrik atas penentuan biaya produksi.

F. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional berdasarkan kerangka pikir yang telah dikemukakan, sebagai berikut :

1) Allokasi biaya overhead pabrik dalam proses produksi perusahaan pemisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap dapat diartikan bahwa biaya yang tidak mengikuti perkembangan kegiatan atau biaya tidak terpengaruh terhadap biaya yang dikeluarkan selama proses produksi. Kalau biaya variabel setiap saat mengalami perubahan artinya mengikuti perkembangan kegiatan.

2) Dalam kalkulasi biaya overhead pabrik perusahaan menganalisa seluruh biaya yang digunakan selama proses produksi untuk menentukan biaya produksi per kilogram, agar dapat ditetapkan harga jual per liter.

3) Pembiayaan perusahaan dalam menjalankan kegiatan pabrik PT.Tirta Mulia Abadi Kabupaten Takalar.

4) Pendistribusian Air yang ditetapkan oleh pemerintah yaitu melalui pedagang atau pengusaha baru ke pengecer ke konsumen.

(52)

5) Metode alokasi langsung yaitu : dallam metode alokasi langsug biaya overhead pabrik departemen pembantu dialokasikan ke tiap-tiap departemen produksi yang menikmatinya.

6) Metode alokasi tertahap yaitu, metode ini digunakan apabila jasa yang dihasilkan departemen pembantu tidak hanya dipakai oleh departemen produksi saja, tetapi digunakan pula oleh departemen pembantu yang lain. Oleh karena itu, sebelum biaya overhead pabrik didua departemen tersebut dialokasikan ke departemen produksi.

7) Metode aljabar yaitu : ketidak lengkapan dalam hal pembagian timbul dalam menggunakan metode bertahap karena pendistribusian yang berurut sehingga departemen yang ditutup terlebih dahulu tidak menerima pembagian biaya dari departemen yang ditutup kemudian.

(53)

A. Sejarah Singkat Perusahaan

Gagasan terpilihnya jasirah selatan pulau Sulawesi Selatan untuk pendirian PT.Tirta Mulia Abadi, merupakan salah satu pemenuhan kebutuhan pada daerah ini, karena konsumen sangat merasakan akan kekurangan terhadap maka pemencaran pabrik yang ada di Indonesia terutama di Pulau Jawa. Adapun tahap- tahap berdirinya PT.Tirta Mulia Abadi adalah sebagai berikut : 1) Tahap persiapan pembangunan yang meliputi :

- Keputusan MPRS No. II tahun 1981 dengan "Agreement On The Economic Corporation Betwen The Coverment of the Cechslovakia The Sosialist Republic and Republik of Indonesia "tanggal 11 Agustus 1981 yang (Persero) untuk mengambil alih pengolahan proyek PT. Tirta Mulia Abadi dengan ganti rugi. Selanjutnya dengan SK. Gubernur KDH Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor : 102/2/1982. PT.Tirta Mulia Abadi memperoleh cadangan lahan seluas 11.500 Ha yang terletak Kabupaten Takalar.

Kontrak pembelian peralatan pabrik antara Departemen Pertanian dan Agraris Republik Indonesia dengan perusahaan Techino Eksport, praha Chekoslovakia ditanda tangani pada tanggal 10 Januari 2007.

- Surat Direksi BPU-PPN Gula/Karung goni Nomor 906/V/2006 tanggal 23 Agustus 2006 proyek dinyatakan dalam keadaan "slow dawn", karena kesulitan dana.

(54)

2) Tahap pelaksanaan pembangunan terdiri dari :

1 Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 133/ KPTS/

ORC/3/1982 tanggal 15 Maret 2007, disusul dengan surat keputusan No.277/KPTS/OR C/5/1982 tanggal 6 Juni 2007 yang menetapkan pengelolaan pabrik PT.Tirta Mulia Abadi.

2 Berdasarkan Surat penetapan Presiden Republik Indonesia dengan dasar peraturan pemerintah Negara Republik Indonesia No. 43 tahun 1982 tentang pembubaran perusahaan.

3) Tahap pelaksanaan pembangunan fisik

a. Memperhatikan keadaan perlatan pabrik yang telah tiba sejak tahun 2007 sehingga di pandang perlu untuk segera merealisasikan pabrik dengan pedoman studi kelayakan dan konsultan.

b. Pelaksanaan survey dan perencanaan berdasarkan kontrak antara perusahaan Negara Perkebunan XX dengan perusahaan dari London yang ditanda tangani pada tanggal 26 Agustus 2007.

c. Pembangunan pabrik PT. Tirta Mulia Abadi selesai pada tahun 2007 dan diresmikann pada tanggal 15 Oktober 2008 saat giling perdana.

3 Pemerintah telah memperhatikan kebutuhan konsumen terhadap Air minum di Pulau Sulawesi masih kekurangan walaupun telah ada pabrik PT.Tirta Mulia Abadi, masih jauh kekurangan konsumen.

(55)

4 Dalam rangka menghadapi era globalisasi di Kawasan Timur Indonesia terhadap mutu, kualitas sumber daya untuk ditingkatkan mutu dan disiplin kerja masyarakat.

B Struktur Organisasi

Dalam menunjang aktivitas suatu perusahaan, maka usaha dalam bentuk apapun tentu digerakkan oleh 2 (dua) orang atau selalu membutuhkan saling pengertian dan kerja sama antara mereka itu. Bila tidak demikian maka dapatlah dipastikan usaha akan mengalami kegagalan yang tidak mungkin memberikan hasil sesuai yang diharapkan. Untuk itu diperlukan adanya suatu bagan yang menggambarkan tentang hubungan tersebut termasuk hubungan antara masing- masing dalam perusahaan yang bersangkutan. Bagan yang dimaksud tidak lain adalah bagan organisasi yang lebih dikenal nama struktur organisasi perusahaan.

Struktur organisasi perusahaan merupakan salah satu syarat untuk menunjang suksesnya suatu perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Tanpa adanya struktur organisasi yang baik dan mantap, maka ada kemungkinan terjadi suatu kesimpang siuran dalam menjalankan tugasnya masing-masing bagian yang ada dalam perusahaan tersebut. Dalam hal ini diperlukan adanya struktur organisasi yang baik untuk dapat mengatur tugas dan tanggung jawab serta wewenang dari masing-masing bagian yang terdapat dalam lingkungan perusahaan.

Perusahaan ini dipimpin oleh seorang Direktur dan disamping itu kegiatan sehari-hari memimpin dan bertanggung jawab sepenunya atas aktivitas pada

(56)

perusahaan atas sukses tidaknya terhadap wewenang yang diberikan. Bagan struktur organisasi PT.Tirta Mulia Abadi, sebagai berikut :

(57)
(58)

Sesuai dengan bagan struktur organisasi perusahaan PT. Tirta Mulia Abadi, sebagai berikut :

1. Dewan Komisaris

a. Pucuk pimpinan tertinggi dari perusahaan dan bertindak atas pemegang saham.

4.1 Mengangkat direktur utama untuk menjalankan tugas sehari-hari.

2. Direktur Utama

Direktur utama sebagai pemegang kekuasan dalam kegiatan sehari-hari menyangkut kelancaran administrasi, dengan mempunyai tugas, sebagai berikut :

a. Membuat rencana dan realisasi kegiatan secara berkala

b. Membantu dalam hal tehnis dan administrasi keuangan, pembukuan serta pemeriksaan terhadap kegiatan perusahaan

c. Membantu manajemen dalam hal merencanakan keuangan

d. Menilai dan meninjau sistem internal control dan melindungi harta milik perusahaan

e. Mengadakan pemeriksaan secara sistimatis serta melaporkan kesimpulan dan rekomendasi internal.

f. Mengawasi pelaksanaan dari pada rencana yang telah disusun oleh Presiden Direktur

3. Direktur Produksi

Adapun tugas dan fungsinya, sebagai berikut :

(59)

a. Membantu Direktur Utama dalam memecahkan masalah tehnik dan

produksi proyek perumahan dan proyek-proyek lainnya.

b. Membantu dan bertanggung jawab atas masalah tehnik dan produksi proyek telah dilaksanakan oleh perusahaan.

c. Menangani masalah perencanaan usaha terhadap perusahaan.

d. Memikirkan pengembangan usaha terhadap perusahaan.

e. Membantu merifisi transaksi yang berkaitan dengan aspek tehnik dan produksi untuk diteruskan kepada Direktur Utama

f. Membuat laporan secara berkala untuk diperiksa oleh Direktur Utama 4. Direktur Sumber Daya Umum

Direktur Sumber Daya Umum, bagian ini bertanggung jawab atas dapat terlaksananya kebijaksanaan operasional untuk mencapai profit yang optimal dan efisien.

Adapun tugas dan fungsinya, sebagai berikut :

3 Merencanakan dan mencari sumber tenaga kerja yang kualitas sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.

4 Merencanakan dan melaksanakan latihan bagi seluruh karyawan.

5 Membuat surat-surat keputusan yang berhubungan dengan kepegawaian.

5. Bagian Perencanaan, berfungsi sebagai berikut : a. Membuat desain dari rumah yang dibangun

b. Membuat perhitungan serta menyusun anggaran biaya pembangunan perusahaan berikut saran lain.

c. Membuat time Schedule.

(60)

d. Menetapkan kebutuhan bahan-bahan yang diperlukan untuk pelaksanaan proses produksi.

e. Mengadakan pengawasan secara fisik atas pelaksanaan proses produksi f. Membuat progres report secara periodik mengenai kemajuan fisik

pekerjaan proses produksi

g. Mengajukan permintaan pembelian bahan kepada bagian pembelian.

6. Bagian Pelaksana

3 Melaksanakan pekerjaan menurut desaing dan time schedule yang telah di tetapkan oleh bagian perencanaan.

4 Mengawasi para pekerja dalam melakukan pekerjaan.

5 Secara periodik membuat laporan tentang pekerjaan.

7. Bagian Pembukuan

3 Mencatat semua transaksi yang berhubungan dengan perubahan akan harta, hutang serta modal perusahaan.

4 Bertanggung jawab terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh kepala bagian.

(61)

A. Biaya Overhead Pabrik PT.Tirta Mulia Abadi

Biaya overhead pabrik (BOP) adalah biaya produksi yang tidak langsung terhadap produk. BOP merupakan biaya produksi yang tidak masuk dalam biaya bahan baku maupun biaya tenaga kerja. contoh biaya BOP adalah biaya yang timbul dari pemakaian bahan penolong, pengawas mesin produksi, mandor,sewa,pajak, asuransi, dan depresiasi.

Sebagaimana diketahui bahwa masalah biaya sangat di perlukan untuk kelangsungan hidup suatu perusahaan. Tanpa biaya, maka perusahaan tidak akan dapat menjalankan kegiatan-kegiatan usahanya dengan baik, bahkan dapat menghambat pada perusahaan untuk memperoleh suatu produk jadi, guna dipasar kan kepada konsumen dengan sasaran laba yang malsimal.

Untuk mengatasi agar perusahaan dapat memperoleh suatu barang tidak mengalami hambatan dan bahkan dapat mempengeruhi pula kelangsungan hidup suatu perusahaan, maka diperlukan biaya produk yang digunakan untuk memperoduksi suatu produk jadi. Namun pada dasarnya biaya yang dikeluar kan perusahaan dalam memproduksi suatu produksi jadi dengan laba yang semaksimal mungkin juga seringkali mengalami kekurangan dan kelebihan terhadap biaya prroduksi yang digunakan dalam memproses produk.

Gambar

Tabel 1 Standar Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ( BOP) Menurut  Perusahaan ( kapasitas Kerja 2100 jam )
Tabel 2 Realisasi Pembebanan Biaya Overhead Pabrik ( BOP) Menurut  Perusahaan ( kapasitas Kerja 2100 jam )
Tabel 3 Anggaran Biaya Overhead Pabrik (BOP) tahun 2014
Tabel 4 Selisih Biaya Overhead Pabrik (BOP) Periode tahun 2014

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Data Pengendalian Biaya Tenaga Kerja Langsung dan Biaya Overhead Pabrik Menggunakan Biaya Standar .... Menganalisis Data Biaya Tenaga Kerja

Dari pengertian harga pokok diatas dapat disimpulkan bahwa harga pokok produksi merupakan suatu pengertian sumber pengorbanan dari sumber ekonomi yang diukur dengan

Dalam perusahaan CV. Citra Mandiri Makassar yang menggunakan metode harga pokok pesanan, sehingga biaya overhead Pabrik dibebankan kepada produk berdasarkan tarif

Analisis terhadap alokasi biaya bersama digunakan dalam menentukan laba bruto per jenis produk yang menghasilkan lebih dari satu jenis produk sehingga perlu

Dalam mengalokasikan biaya overhead pabrik, CV Usaha Musi Palembang menggunakan tarif biaya overhead pabrik yang telah ditentukan oleh perusahaan yaitu dengan menggunakan

melakukan penghitungan untuk melihat seberapa besar biaya yang dikeluarkan perusahaan diantaranya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik. Dari

Hutami Hasnau, Sulistia Suwondo biaya bahan baku tidak langsung penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan semua biaya pabrik lainnya yang yang tidak dapat secaara nyata

Selisih kapasitas yaitu perbedaan antara biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada kapasitas sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang dibebankan pada produk di kapasitas