• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Penerapan Sistem E-Filing Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

BAB I

H.Latar Belakang

Pajak merupakan salah satu pendapatan negara yang mencapai 85,6% ,

sehingga pajak memiliki peranan yang sangat besar dalam pemenuhan

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN). Oleh karena itu pemerintah

terus berupaya dalam memaksimalkan potensi pajak untuk memenuhi APBN

melalui Kementerian Keuangan yang menaungi DJP untuk terus berusaha agar

rencana yang telah ditetapkan dapat terus tercapai tiap tahunnya. Peraturan

perundang-undangan perpajakan juga terus mengalami penyempurnaan agar

pajak lebih diterima oleh masyarakat.

Dalam pemungutan pajak terdapat 3 (tiga) sistem pemungutan pajak yaitu

official assesment system, self assesment system dan with holding system.

Di Indonesia pemungutan pajak dilakukan dengan self assesment system,

dimana sistem ini wajib pajak memiliki hak untuk menghitung, membayar,

dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang. Sistem tersebut

diterapkan agar dapat menumbuhkan rasa sadar, jujur, disiplin pada wajib

pajak dalam melakukan kewajiban perpajakannya sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku. Akan tetapi dalam kenyataannya kesadaran

(2)

Adapun kewajiban perpajakan wajib pajak yang sebelumnya telah

disinggung yaitu menghitung, membayar, dan melaporkan pajak terutang

dalam bentuk SPT (Surat Pemberitahuan). Apabila kewajiban perpajakan

tersebut tidak dilaksanakan maka akan ada sanksi yang diberikan kepada wajib

pajak terkait. Adapun pengertian SPT adalah surat yang oleh wajib pajak

digunakan untuk melaporkan perhitungan dan/atau pembayaran pajak, objek

pajak dan/atau bukan objek pajak, dan/atau harta dan kewajiban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Dalam hal meningkatkan kepatuhan wajib pajak untuk melakukan

kewajiban perpajakannya, DJP terus meningkatkan pelayanan dengan

mengeluarkan layanan berbentuk e-filling, dimana layanan ini dibuat untuk

memudahkan wajib pajak dalam melaporkan pajak terutangnya, menarik

perhatian masyarakat Indonesia untuk sadar akan melakukan kewajiban

perpajakannya dan mengurangi penggunaan kertas dalam bentuk dokumen agar

Indonesia lebih ramah lingkungan. E-filling diterapkan oleh DJP sejak tahun

2005 dengan adanya KEP-05/PJ/2005, namun pada saat itu e-filling harus

dilakukan melalui ASP (Aplication Service Provider) atau perusahaan penyedia

jasa aplikasi. Pada bulan februari 2012, DJP baru menyediakan layanan

e-filling gratis khusus SPT PPh orang pribadi 1770 S dan 1770 SS. Adapun

pengertian e-filling adalah suatu cara penyampaian SPT Tahunan PPh (Pajak

Penghasilan) secara elektronik yang dilakukan yang dilakukan secara online

dan real time melalui internet pada website DJP (Direktorat Jenderal Pajak)

(3)

SPT. E-filling juga merupakan produk yang diluncurkan sehubungan dengan

sistem pungutan pajak di Indonesia, dimana e-filling ini diluncurkan dengan

maksud agar masyarakat atau wajib pajak lebih mudah menyampaikan SPT

Tahunannya dengan tidak perlu datang dan mengantri ke kantor pajak untuk

menyampaikan SPT, hanya perlu menyampaikannya melalui e-filling di kantor

tempat bekerja atau dimanapun wajib pajak berada. Dengan adanya layanan

e-filling diharapkan dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak dalam

melaporkan atau menyampaikan SPT Tahunan dengan rutin, meskipun akan

ada kendala yang akan menjadi faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib

pajak, tetapi DJP akan berupaya maksimal mungkin untuk meminimalkan

kendala seperti melakukan sosialisasi mengenai e-filling. Dengan demikian

penerapan sistem e-filling akan memberikan pengaruh positif terhadap

kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan uraian tersebut penulis tertarik memutuskan judul:

“PENGARUH PENERAPAN SISTEM E-FILLING TERHADAP

KEPATUHAN WAJIB PAJAK DI KANTOR PELAYANAN PAJAK

(4)

I. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

Adapun tujuan penulisan laporan proposal tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

1) Mengetahui berapa persentase wajib pajak yang melapor pajaknya

melalui SPT Tahunan yang manual dan sistem yaitu e-filling.

2) Mengetahui pengaruh penerapan sistem e-filling terhadap kepatuhan

wajib pajak yang terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama

Medan Polonia.

3) Mengetahui berapa besar atau kecilnya persentase atas adanya

penerapan e-filling terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4) Mengetahui faktor dan upaya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Polonia dalam hal meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan adanya

(5)

2. Manfaat

Adapun tujuan penulisan laporan proposal tugas akhir ini adalah

sebagai berikut:

a. Bagi Mahasiswa

a) Memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada program

DIII Perpajakan FISIP USU.

b) Menambah wawasan dan meningkatkan kemampuan perpajakan

terutama mengenai pengaruh penerapan sistem e-filling terhadap

kepatuhan wajib pajak.

c) Membina hubungan yang baik antara pegawai kantor pajak dengan

mahasiswa yang bersangkutan.

b. Bagi Program Study Diploma III Adinistrasi Perpajakan FISIP USU

a) Membina kerjasama yang baik antara Kantor Pelayanan Pajak

Pratama Medan Polonia dengan perguruan tinggi.

c. Bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

a) Sarana untuk menerima saran yang bersifat membangun dalam

peningkatan kinerja pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan

Polonia pada masa yang akan datang.

b) Memberikan ilmu kepada mahasiswa

c) Membina kerjasama yang baik antara perguruan tinggi dengan Kantor

(6)

J. Kajian Teoritis

1. Perpajakan

Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan “pajak adalah kontribusi wajib kepada

negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara

langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya

kemakuran rakyat” (Abdul Halim, 2014:2). Berdasarkan definisi tersebut

dapat disimpulkan karakteristik pajak sebagai berikut:

1. Arus uang dari rakyat kekas negara.

2. Pajak dipungut berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan).

3. Tidak ada timbal balik khusus atau kontraprestasi secara langsung yang

dapat ditunjukkan.

4. Pajak yang digunakan untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran secara

umum demi kemakmuran rakyat.

Pajak memiliki beberapa fungsi, adapun fungsi tersebut adalah:

a. Fungsi Budgeter (Finansial) yaitu memasukkan uang

sebanyak-banyaknya ke kas negara, dengan tujuan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran negara. Contoh: penerimaan pajak sebagai salah satu sumber

(7)

b. Fungsi Regulere (Mengatur) yaitu pajak digunakan sebagai alat untuk

mengatur masyarakat baik di bidang ekonomi, sosial, maupun politik

dengan tujuan tertentu. Contoh: pengenaan pajak tertinggi terhadap

minuman keras untuk mengurangi konsumsi minuman keras.

2. Kepatuhan Wajib Pajak

Menurut Undang-Undang No. 16 Tahun 2009 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan “ wajib pajak adalah orang pribadi atau

badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak,

yang mempunyai kewajiban perpajakan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan perpajakan”.

Menurut UU No. 28 Tahun 2007 wajib pajak memiliki kewajiban

yang harus dilakukan yang diatur didalam undang-undang perpajakan yaitu

a. Mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan

kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak, apabila telah memenuhi

persyaratan subjektif dan objektif.

b. Melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang

wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan

Pengusaha dan tempat kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan

(8)

c. Mengisi Surat Pemberitahuan dengan benar, lengkap, dan jelas, dalam

bahasa Indonesia dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan

mata uang Rupiah, serta menandatangani dan menyampaikan ke kantor

Direktorat Jenderal Pajak tempat Wajib Pajak terdaftar atau dikukuhkan

atau tempa lain yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Pajak.

d. Menyampaikan Surat Pemberitahuan dalam bahasa Indonesia dengan

menggunakan satuan mata uang selain rupiah yang diizinkan, yang

pelaksanaannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan.

e. Membayar atau menyetor pajak yang terutang dengan menggunakan

Surat Setoran Pajak ke kas negara melalui tempat pembayaran yang

diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan.

f. Membayar pajak yang terutang sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan, dengan tidak menggantungkan pada

adanya surat ketetapan pajak.

g. Menyelenggarakan pembukuan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak baan,

dan melakukan pencatatan bagi Wajib Pajak orang pribadi yang

melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas.

h. Memperlihatkan dan/ atau meminjamkan buku atau catatan, dokumen

yang menjadi dasarnya, dan dokumen lain yang berhubungan dengan

penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib

(9)

i. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang

dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan;

dan/atau

j. Memberikan keterangan lain yang diperlukan apabila diperiksa

Kepatuhan wajib pajak merupakan pemenuhan kewajiban

perpajakan yang dilakukan oleh pembayar pajak dalam rangka memberikan

kontribusi bagi pembangunan bagi dewasa ini yang diharapkan

pemenuhannya diberikan secara sukarela.

Terdapat dua macam kepatuhan yaitu:

1. Kepatuhan Formal, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi

kewajiban perpajakan secara formal sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan perpajakan.

2. Kepatuhan Materian, yaitu suatu keadaan dimana wajib pajak secara

hakikat memenuhi semua ketentuan material perpajakan, yakni sesuai

dengan ketentuan perundang-undangan perpajakan. Kepatuhan material

juga memenuhi kepatuhan formal.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan

Nomor192/PMK.03/2007 tentang Wajib Pajak dengan Kriteria Tertentu

dalam Rangka Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak,

Wajib Pajak dengan kriteria tertentu disebut sebagai Wajib Pajak Patuh

apabila memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat Pemberitahuan; tepat waktu

dalam penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan dalam tiga tahun

(10)

2. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali

tunggakan pajak yang telah memperoleh izin menganggur atau

menunda pembayaran pajak. Tunggakan 21 pajak adalah angsuran

pajak yang belum dilunasi pada saat atau setelah tanggal pengenaan

denda.

3. Laporan keuangan harus diaudit oleh Akuntan Publik atau Lembaga

Pengawas Keuangan Pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian selama tiga tahun berturut-turut. Pendapat Wajar Tanpa

Pengecualian diberikan oleh auditor apabila tidak ditemukan

kesalahan material secara menyeluruh dalam laporan keuangan yang

disajikan, dengan kata lain laporan keuangan tersebut sudah sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

4. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang

perpajakan berdasarkan keputusan pengauditan yang mempunyai

kekuatan hukum tetap dalam jangkawaktu lima tahun terakhir.

3. Penerapan Sistem E-filling

(11)

wesite DJP online (http://djponline.pajak.go.id) atau website penyalur SPT elektronik yang ditunjuk oleh DJP sebagai pihak yang dapat menyalurkan

penyampaian spt adalah:

- www.pajakku.com

- www.laporpajak.com

- www.spt.co.id

- www.online-pajak.com

Berdasarkan Kep DJP No. Kep-88/PJ/2004 tentang Penyampaian

Surat Pemberitahuan secara Elektronik dalam pasal 1, Direktur Jenderal

Pajak memutuskan bahwa “Wajib Pajak dapat menyampaikan Surat

Pemberitahuan secara elektronik melalui perusahaan penyedia jasa aplikasi

(Apllication Service Provider) yang ditunjuk oleh Direktur Jenderal Pajak.”

Dalam pasal 2 dijelaskan persyaratan sebagai perusahaan penyedia jasa

aplikasi (ASP) yaitu:

1. Berbentuk badan.

Perusahaan penyedia jasa harus berbentuk badan, yaitu sekumpulan

orang ataupun modal yang melakukan usaha ataupun tidak melakukan

usaha yang berorientasi pada laba atau non laba.

(12)

Penyedia jasa aplikasi merupakan perusahaan yang sudah memiliki ijin

dari Direktorat Jenderal Pajak sebagai perusahaan yang dapat

menyalurkan penyampaian SPT secara online yang real time.

3. Mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak yang telah dikukuhkan sebagai

Pengusaha Kena Pajak Perusahaan penyedia jasa aplikasi harus

mengukuhkan Nomor Pokok Wajib Pajaknya sebagai Pengusaha Kena

Pajak.

4. Menandatangani perjanjian dengan Direktorat Jenderal Pajak. Perusahaan

yang ingin menjadi perusahaan penyedia jasa aplikasi harus

menandatangani perjanjuan dengan Direktorat Jenderal Pajak.

Berikut ini proses untuk melakukan e-filling dan tata cara penyampaian

SPT Tahunan secara e-filling:

1. Mengajukan permohonan Eletronik Filling IdentificationNumber (e-FIN)

secara tertulis. E-FIN merupakan nomor identitas Wajib Pajak bagi

pengguna e-filling. Pengajuan permohonan e-FIN dapat dilakukan

melalui situs DJP atau Kantor Pelayanan Pajak terdekat.

2. Mendaftarkan diri sebagai Wajib Pajak e-filling paling lambat 30 hari

setelah diterbitkannya e-FIN. Setelah mendaftarkan diri, Wajib Pajak

akan memperoleh username dan password, tautan aktivitas akun e-filling

melalui e-mail yang telah didaftarkan oleh Wajib Pajak, dan digital

certificate yang berfungsi sebagai pengaman data Wajib Pajak dalam

setiap proses e-filling.

(13)

a.Mengisi e-SPT pada aplikasi e-filling di situs DJP. E-SPT adalah Surat

Pemberitahuan Tahunan dalam bentuk formulir elektronik (Compact

Disk) yang merupakan pengganti lembar manual SPT.

b.Meminta kode verifikasi untuk pengiriman e-SPT, yang akan

dikirimkan melalui email atau SMS.

c.Mengirim SPT secara online dengan mengisikan kode verifikasi.

d.Notifikasi status e-SPT akan diberikan kepada Wajib Pajak melalui

email. Bukti Penerimaan ESPT terdiri dari NPWP (Nomor Pokok

Wajib Pajak), tanggal transaksi, jam transaksi, Nomor Transaksi

Penyampaian SPT (NTPS), Nomor Transaksi Pengiriman ASP

(NTPA), nama Penyedia Jasa Aplikasi (ASP). Sistem e-filling melalui

website Direktorat Jenderal pajak dapat digunakan untuk:

1) Melayani penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang

Pribadi formulir 1770S. SPT ini digunakan bagi Wajib Pajak Orang

Pribadi yang sumber penghasilannya diperoleh dari satu atau lebih

pemberi kerja dan memiliki penghasilan lainnya yang bukan dari

kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas.

2) Melayani penyampaian SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang

Pribadi Formulir 1770SS. SPT ini digunakan bagi orang pribadi

yang sumber penghasilannya dari satu pemberi kerja (sebagai

Karyawan) dan jumlah penghasilan brutonya tidak melebihi

Rp.60.000.000 (enam puluh juta rupiah) setahun serta tidak terdapat

penghasilan lainnya kecuali penghasilan dari bunga bank dan bunga

koperasi.(www.pajak.go.id)

(14)

Dalam proposal tugas akhir ini, yang menjadi ruang lingkup penulisan

adalah dalam hal pembahasan untuk lebih mengatahui tentang:

1. Data jumlah wajib pajak yang melapor pajaknya menggunakan SPT dan

layanan e-filling.

2. Pengaruh penerapan layanan e-filling terhadap kepatuhan wajib pajak

Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

3. Persentase pengaruh penerapan layanan e-filling terhadap kepatuhan wajib

pajak Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4. Faktor-faktor dan upaya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

dalam meningkatkan kepatuhan wajib pajak dengan adanya penerapan

e-filling.

L. Metode Proposal Tugas Akhir

Untuk memperoleh dan mengumpulkan data dan informasi yang

dibutuhkan metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini penulis melakukan berbagai persiapan yang dimulai dari

pengajuan judul, penentuan tempat Praktik Kerja Lapangan, mencari bahan

untuk pembuatan proposal, serta melakukan konsultasi dengan pihak dosen.

2. Studi literatur

Pada tahap ini penulis mencari dan mengumpulkan sumber-sumber

pustaka, seperti Undang-Undang Perpajakan, buku-buku pajak, dan

peraturan yang membahas tentang “Pengaruh Penerapan Sistem E-Filling

(15)

Pada tahap ini penulis melakukan observasi langsung di Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.

4. Pengumpulan Data

Pada tahap ini penulis menggunakan dua metode pengumpulan data

yaitu metode pengumpulan data primer dan data sekunder.

a. Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang

berkompeten memahami permasalahan yaitu fiskus.

b. Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari buku-buku yang

berhubungan dengan kepatuhan wajib pajak, SPT dan e-filling.

5. Analisis Data dan Evaluasi

Setelah data yang diperlukan telah terkumpul secara lengkap, penulis

melakukan analisa dan evaluasi sehingga mencapai suatu tujuan.

M.Metode Pengumpulan Data

Adapun cara pengumpulan data di atas adalah sebagai berikut:

1. Pengamatan

Yaitu kegiatan mengumpulkan dan mencari data dengan cara

langsung maupun tidak langsung terjun ke lapangan untuk melakukan

tinjauan untuk mengamati, mendengar dan bila perlu membantu

mengerjakan tugas yang diberikan oleh pihak instansi dengan petunjuk atau

arahan terdahulu yang diberikan dengan berpedoman kepada ketentuan yang

berlaku pada instansi dan tidak boleh melakukan pekerjaan yang menjadi

rahasia dan memiliki resiko yang tinggi.

(16)

Melalui ini penulis melakukan wawancara langsunng kepada

pihak-pihak yang berkompeten di bidangnya, serta pihak-pihak-pihak-pihak yang dianggap

memiliki pengetahuan tentanng permasalahan yang diajukan penulis.

3. Dokumentasi

Yaitu pengumpulan daftar-daftar dokumentasi yang diperlukan dalam

instansi yang bersangkutan untuk menambah objektifitas yang dibutuhkan

untuk melengkapi proposal laporan tugas akhir. Dokumen tersebut berupa

sejarah instansi, visi dan misi instansi, logo instansi, struktur organisasi,

serta tujuan pokok dan fungsi instansi.

N. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran secara garis besar dan memudahkan

pembaca memahami isi mengenai proposal tugas akhir ini, maka akan

diuraikan secara singkat sistematika penulisan proposal tugas akhir ini. Dimana

sistematika pembahasan ini memuat urutan-urutan penjelasan mengenai

bab-bab yang ada dalam penulisan proposal tugas akhir ini, yang mencakup:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Latar Belakang, Tujuan

Dan Manfaat,Kajian Teoritis, Ruang Lingkup, Metode Proposal Tugas

Akhir, Metode Pengumpulan Data, dan Sistematika Pembahasan.

BAB II GAMBARAN UMUM

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang Sejarah Kantor , Visi

Dan Misi, Logo, Struktur Organisasi, Dan Tujuan Pokok Dan Fungsi

(17)

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang cara pelaporan pajak

secara manual dengan menggunakan SPT dan secara online dengan

menggunakan layanan e-filling.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang jumlah data wajib

pajak yang melaporkan pajaknya secara manual dengan menggunakan

SPT dan secara online dengan menggunakan layanan e-filling,

pengaruh penerapan e-filling terhadap kepatuhan wajib pajak pada

Kantor Pelayan Pajak Pratama Medan Polonia, jumlah besar kecilnya

persentase kepatuhan wajib pajak atas adanya e-filling, dan Kantor

Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia dalam hal meningkatkan

kepatuhan wajib pajak dengan adanya sistem e-filling.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang simpulan yang

diperoleh berdasarkan hasil penulisan pada bab-bab sebelumnya dan

saran yang diberikan kepada instansi terkait atas masalah yang

dihadapi dalam penerapan layanan e-filling.

Referensi

Dokumen terkait

SIJIL PENDIDIKAN MAKTAB RENDAH SAINS MARA 2017.. INSTRUCTION

bukti empiris apakah dengan teori yang sama tetapi populasi, waktu dan tempat yang berbeda akan menunjukkan hasil yang sama. Dalam penelitian ini sampel diambil dari karyawan bagian

Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah buah.. kelapa sawit yang disebut “Tandan Buah Segar” (TBS) yang terdiri dari

Gambar 1menunjukkan bahwa tingkat ketuntasan hasil belajar siswa kelas sampel setelah menggunakan pendekatan model pembelajran berpikir induktif dari 33 orang siswa yang

Dari hasil penelitian ini yang berjudul “ Analisis dan Perancangan Sistem Informasi Kegiatan Santri Persada Berbasis Android” dapat disimpulkan sebagai berikut:.

“ Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi berbagai kegiatan tak terkecuali pada bidang pendidikan, di antaranya dalam bentuk teknologi komputasi

Kata mobu juga berkaitan dengan prakeselamatan karena pada konsep mobu ini orang mengalami keselamatan yang bersifat sementara, tidak kekal.. Disini naidi dimi (harapan) akan

karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Penggunaan gadget dengan perkembangan interaksi sosial anak usia pra sekolah berbasis