PERANCANGAN FILM DOKUMENTER KESENIAN WAYANG TOPENG MALANG NURUL FATKHURROKHIM M
3406100707 3406100707
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
TOPENG MALANGAN
o Kesenian Wayang Topeng Malangan memiliki unsur – yang terdiri atas cerita, karakter tokoh, ilustrasi musik, gerak tari serta nilai nilai yang terkandung di gerak tari serta nilai – nilai yang terkandung di dalamnya
o Cerita lakon yang diangkat dalam drama tari topeng o Cerita lakon yang diangkat dalam drama tari topeng (wayang topeng) merupakan cerita Panji, berbeda dengan wayang purwa (ringgit, prawa) yang mengangkat lakon cerita Ramayana dan Mahabarata o Cerita Panji menjadi pertunjukan drama tari topeng
yang sekarang disebut wayang topeng yang sekarang disebut wayang topeng
o Dalam perkembanganya Kesenian Wayang Topeng Malangan sebagai salah satu produk turunan darig g p lakon Cerita Panji masih harus berbenturan dengan seni dan budaya modern yang juga terus mengalami perkembangan
o adanya kecenderungan masyarakat untuk memilih menonton televisi dari pada pertunjukan kesenian turut menghambat eksistensi kesenian Wayang Topeng Malangan, Hal ini menuntut kesenian
W T M l t t h k
Wayang Topeng Malangan terus mempertahankan eksistensinya
o Kesenian Wayang Topeng Malangan yang ada saat o Kesenian Wayang Topeng Malangan yang ada saat ini berpusat di dua padepokan , yaitu Kecamatan Tumpang dan wilayah Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji
o Kesenian Wayang Topeng Malangan di wilayah Kedungmonggo Kecamatan Pakisaji dikembangkan Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji dikembangkan oleh seorang maestro bernama Mbah Karimoen (90 tahun)
(90 tahun)
o Eksistensi kesenian wayang topeng di wilayah Malang menunjukkan masih belum pudarnya induk dari lakon yang dimainkan dalam Wayang topeng yaitu Cerita Panji.
BUDAYA PANJI
BUDAYA PANJI
Dewan Kesenian Jawa Timur Mencanangkan Program Konservasi Budaya Panji. Program ini bertujuan mengangkat Budaya Panji sebagai ikon budaya asli Jawa Timur Budaya Panji ikon budaya asli Jawa Timur. Budaya Panji merupakan cerita sastra berlatar belakang Kerajaan Kediri – Jenggolo yang berkembangj gg y g g menjadi akar budaya dan menghasilkan berbagai macam kesenian, baik kesenian panji secara utuh, maupun yang berupa bagian – bagian dari sastra panji. Beberapa kesenian yang bersumber dari sastra panji antara lain yang bersumber dari sastra panji antara lain, seni ukir pada relief Candi Penataran, Seni Barongan / Reog, Jathilan / Kuda Lumping,g / g, / p g, Wayang Beber, Wayang Topeng.
Dewan Kesenian Jawa Timur berusaha mengangkat kesenian yang merupakan produk
d b l l
turunan dari sastra panji tersebut melalui Program Konservasi Budaya Panji. Salah satu yang diwujudkan dalam program tersebut yang diwujudkan dalam program tersebut adalah Film Dokumenter tentang produk – produk budaya panji. Melalui berbagai media
p y p j g
program tersebut diharapkan dapat mewujudkan upaya DKJT dalam revitalisasi
d ji b i ik b d i
•Diagram Alir Program Konservasi Budaya Panji
Diagram Alir Program Konservasi Budaya Panji Diagram Alir Program Konservasi Budaya Panji
Buku Film
Literatur In – Docs
Fenomena film dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri karena menyajikan fakta yang otentik. Struktur bertutur film dokumenter umumnya
Literatur In Docs
Trend Film Dokumenter Wawancara
Struktur bertutur film dokumenter umumnya sederhana dengan tujuan agar memudahkan penonton untuk memahami fakta‐fakta yang disajikan
Film dokumenter banyak digunakan untuk menyajikan informasi maupun pengetahuan di bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi maupun seni dan budaya memiliki teknologi maupun seni dan budaya memiliki kekuatan tersendiri dalam mengkomunikasikan subjek permasalahan secara audio visual. Sehingga, secara umum film dokumenter mampu merepresentasikan kompleksitas dan problematika yang terjadi pada kesenian Wayang Topeng yang terjadi pada kesenian Wayang Topeng Malangan kepada masyarakat secara komprehensive berdasarkan realitas yang adap y g
Secara garis besar, permasalahan yang dialami i d k b d t di i l di I d i seni dan kebudayaan tradisional di Indonesia khususnya Malang memiliki kesamaan, yaitu adanya benturan kesenian tradisional di adanya benturan kesenian tradisional di tengah derasnya arus globalisasi yang membuka kebudayaan dan kesenian asing untuk masuk ke Indonesia.
Masih rendahnya minat pemuda Kabupaten Malang terhadap kesenian daerah Kabupaten Malang.
Masih rendahn a kegiatan Masih rendahnya kegiatan
menonton/melakukan peretunjukan kesenian drama / pedalangan di Jawa Timur maupun di drama / pedalangan di Jawa Timur maupun di Indonesia
Grafik Minat Remaja Kabupaten Malang terhadap
Masih rendahnya minat pemuda
Kabupaten Malang terhadap
Kesenian Tradisional
Kabupaten Malang terhadap
kesenian daerah Kabupaten Malang.
Sangat Tidak Beminat; 13 250% Sangat Berminat; 17,625% 13,250% , Tidak Beminat; Berminat; 42,750% Beminat; 26,375% Masih rendahnya kegiatan
Kesenian Wayang Topeng Malangan merupakan salah satu seni pertunjukan yang masih eksis yang
k d k d
Masih rendahnya kegiatan
menonton/melakukan peretunjukan
merupakan produk seni turunan dari sastra Panji (Budaya Panji). Budaya panji merupakan sebuah induk budaya yang menghasilkan produk turunan
kesenian drama / pedalangan di Jawa
Timur maupun di Indonesia
induk budaya yang menghasilkan produk turunan berupa, seni pertunjukan, seni rupa maupun sastra. Budaya panji merupakan induk budaya
Timur maupun di Indonesia
y p j p y yang berlatar belakang kerajaan di jawa timur, yaitu masa kerajaan Kadiri (kediri) dan Singosari.i i b d d i i i i
Dimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur melalui Dewan Kesenian Jawa Timur sedang melaksanakan Konservasi Budaya Panji sedang melaksanakan Konservasi Budaya Panji yang nantinya Budaya Panji akan diangkat sebagai icon budaya Jawa Timur
Kesenian Wayang Topeng Malangan merupakan salah
satu seni pertunjukan yang masih eksis yang merupakan
Kesenian Wayang Topeng Merupakan keseniansatu seni pertunjukan yang masih eksis yang merupakan
produk seni turunan dari sastra Panji (Budaya Panji).
Budaya panji merupakan sebuah induk budaya yang
khas wilayah Malang
Hanya ada satu padepokan yang memiliki d ti t j k k i W
Budaya panji merupakan sebuah induk budaya yang
menghasilkan produk turunan berupa, seni pertunjukan,
seni rupa maupun sastra. Budaya panji merupakan
agenda pasti pertunjukan kesenian Wayang Topeng Malangan, yaitu padepokan Asmoro
Bangun di Kedung Monggo Kec. Pakisaji
seni rupa maupun sastra. Budaya panji merupakan
induk budaya yang berlatar belakang kerajaan di jawa
timur, yaitu masa kerajaan Kadiri (kediri) dan Singosari.
Bangun di Kedung Monggo Kec. Pakisaji.
Kegiatan pertunjukan dilaksanakan setiap hari minggu malam senin legi (pada kalender jawa)
timur, yaitu masa kerajaan Kadiri (kediri) dan Singosari.
Dimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa
Timur melalui Dewan Kesenian Jawa Timur sedang
pada setiap bulanya. Kegiatan Pementasan tersebut baru dilaksanakan dalam satu tahun t khi
Timur melalui Dewan Kesenian Jawa Timur sedang
melaksanakan Konservasi Budaya Panji yang nantinya
Budaya Panji akan diangkat sebagai icon budaya Jawa
terakhir
Budaya Panji akan diangkat sebagai icon budaya Jawa
Timur
Pertunjukan kesenian Wayang Topeng Malangan hanya diselenggarakan pada tempat‐tempat tertentu dan tidak mudah dijangkau oleh semua tertentu dan tidak mudah dijangkau oleh semua golongan peminat.
Kesenian Wayang Topeng Malangan memiliki makna dan filosofi dari segi cerita, karakter tokoh, gending, maupun gerak tari serta perkembanganya. Makna yang terkandung
d l ti l d l
Pertunjukan kesenian Wayang Topeng Malangan hanya diselenggarakan pada
dalam setiap elemen yang ada perlu diterjemahkan agar peminat kesenian Wayang Topeng Malangan dapat memahami secara utuh
tempat‐tempat tertentu dan tidak mudah dijangkau oleh semua golongan peminat.
Topeng Malangan dapat memahami secara utuh dan proporsional
Kesenian Wayang Topeng Malangan
memiliki makna dan filosofi dari segi
BATASAN MASALAH
memiliki makna dan filosofi dari segi
cerita, karakter tokoh, gending, maupun
gerak tari serta perkembanganya. Makna
yang terkandung dalam setiap elemen
Analisa kesenian topeng Malangan sebagai isi film dokumenter
l d l d f l
yang terkandung dalam setiap elemen
yang ada perlu diterjemahkan agar
Analisa audiens, analisa media film dokumenter yang sesuai dengan audiens
peminat kesenian Wayang Topeng
Malangan dapat memahami secara utuh
Malangan dapat memahami secara utuh
dan proporsional
RUMUSAN MASALAH
RUMUSAN MASALAH
“ Bagaimana merancang sebuah media berupa film dokumenter yang mampu menggambarkan semangat dan k k l “ eksistensi kesenian Wayang Topeng Malang “
Sebagai media audio visual yang mampu
memperkenalkan
kembali
Kesenian
memperkenalkan
kembali
Kesenian
Topeng Malangan sebagai salah satu
warisan budaya, sekaligus untuk menjaga
warisan budaya, sekaligus untuk menjaga
kesenian tradisonal yang ada
Meningkatkan minat target audience
terhadap kesenian wayang topeng
terhadap kesenian wayang topeng
malangan
Secara teoritis Film Dokumenter ini akan
berfungsi untuk
g
mengkomunikasikan
g
kompleksitas yang ada pada kesenian
Wayang
y g
Topeng
p
g
Malangan
g
sehingga
gg
mampu memperluas proses regenerasi
Kesenian Topeng Malangan.
p
g
g
Secara akademis penelitian ini dapat
Secara akademis penelitian ini dapat
digunakan sebagai bahan kajian tentang
perancangan
film
dokumenter
yang
perancangan
film
dokumenter
yang
bertema budaya, khususnya Kesenian
Topeng Malangan
Pada praktiknya, media film
dokumenter dapat digunakan
sumber pembelajaran dan di
distribusikan kepada stakeholder
distribusikan kepada stakeholder
yang membutuhkan.
Bagi pemerintah di wilayah Malang
Bagi pemerintah di wilayah Malang
Raya penelitian ini dapat digunakan
sebagai
media
informasi
dalam
sebagai
media
informasi
dalam
pelestarian
Kesenian
Topeng
Malangan
Malangan
Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi
Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi
Visual penelitian ini dapat digunakan
sebagai
bahan
acuan
tugas
sebagai
bahan
acuan
tugas
perancangan film dokumenter dan
perancangan film dokumenter tentang
perancangan film dokumenter tentang
Kesenian Topeng Malangan.
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
FILM DOKUMENTER
Sejarah Film Dokumenter I il h "d k " d (b h o Istilah "dokumenter" atau documentary (bahasa
Inggris), merupakan turunan dari kata Perancis,
documentaire Yang berarti sebuah film atau documentaire. Yang berarti, sebuah film atau
pembicaraan yang menggambarkan perjalanan di suatu negeri tertentu.
o Dokumenter merupakan sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang b i i t t j l (t l )
berisi tentang perjalanan (trevelogueas) yang dibuat pada tahun 1890an.
o Istilah lain film dokumenter adalah film non fiksi o Istilah lain film dokumenter adalah film non fiksi yang mengacu pada istilah John Grierson (1898 ‐ 1972)
PENDEKATAN FILM DOKUMENTER
Pendekatan Exspositoryp y
o Dokumenter dengan pendekatan exspositoryg p p y menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter maupun melalui narasi.
o Gambar yang ditampilkan disusun untuk menunjang argumentasi yang disampaikan oleh menunjang argumentasi yang disampaikan oleh narasi, gambar telah disusun berdasarkan narasi yang sudah dibuat dengan prioritas tertentu.
o Argumentasi yang dibangun dalam exspository b if did k ik b d i umumnya bersifat didaktik, bertendensi memaparkan informasi secara langsung kepada penonton bahkan mampu mempertanyakan penonton, bahkan mampu mempertanyakan baik‐buruk suatu fenomena berdasarkan pijakan moral tertentu, umumnya mengarahkan penonton pada satu kesimpulan secara langsung.
Observatory / Direct cinema Observatory / Direct cinema
o Aliran ini muncul sebagai bentuk ketidakpuasan para pembuat film dokumenter terhadap model pendekatan expository, dan pendekatan yang bersifat observasi ini utamanya ingin merekam bersifat observasi ini utamanya ingin merekam kejadian secara spontan, natural dan tidak dibuat‐ buat.
o Pendekatan direct cinema menekankan pada kegiatan shooting yang informal tanpa tata lampu khusus ataupun persiapan persiapan yang telah khusus ataupun persiapan‐persiapan yang telah dirancang sebelumnya.
o Kekuatan mereka adalah kesabaran untuk k j di k j di i ifik menunggu kejadian‐kejadian yang signifikan berlangsung di hadapan kamera, sehingga menuntut persiapan yang matang serta analisis menuntut persiapan yang matang serta analisis dan perhitungan waktu yang tepat.
o Dalam produksinya cenderung pasif dan menunggu apa yang akan terjadi terhadap peristiwa yang akan direkam.
Cinema Verite o Pendekatan ini sangat menyadari adanya proses representasi yang terbangun antara pembuat
fil d t ti h l b t
film dengan penonton, seperti halnya pembuat film dengan subjeknya.
o Pembuat film justru tampil menempatkan diri o Pembuat film justru tampil menempatkan diri sebagai orang pertama sebagai penyampai issue, tidak jarang tampil in‐frame untuk mengingatkan penonton bahwa pembuat film juga bagian dari film tersebut.
RAGAM DOKUMENTER
Sejarah dan Biografij g
Dokumenter selalu melihat kedalam peristiwa‐peristiwa bersejarah dan biografi tokoh tokoh menjadi sebuah hal bersejarah dan biografi tokoh‐tokoh menjadi sebuah hal yang penting dan menarik.
Contohnya adalah:y
• Maestro, program di Metro TV, yang memprofilkan
tokoh‐tokoh yang unik, hebat, dan berprestasi di
bid i i T k h R d
bidang masing‐masing. Tokoh semacam Rudy Hartono (pemain bulu tangkis), Rosihan Anwar (wartawan senior), Teguh Karya (sutradara
( ), g y (
kawakan), Bing Slamet (penyanyi, pengarang lagu, dan komedian), layak dijadikan profil.
• Perjalanan Islam di Indonesia, program di Trans
TV, yang menggambarkan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan berbagai Islam ke Indonesia, dengan berbagai peninggalan budaya dan sejarahnya yang unik di berbagai daerah.
Docudrama Dokudrama tidak sama dengan dokumenter, karena film‐film ini yang dibuat adalah karya fiksi yang diturunkan dari kehidupan atau manusia nyata dan diturunkan dari kehidupan atau manusia nyata, dan sejarah peristiwa‐peristiwa nyata
Dokumenter perilaku (documentaries of behavior) Dokumenter perilaku (documentaries of behavior)
Menjadikan perilaku manusia sebagai obyeknya
K d l t k i t
Kamera dan peralatan perekam yang ringan, serta mudah dibawa kemana saja. Memungkinkan bagi pembuat dokumenter untuk mengikuti orang dan pembuat dokumenter untuk mengikuti orang dan mengamati perilaku mereka dalam film atau videotape.
PROSES PEMBUATAN
PROSES PEMBUATAN
FILM DOKUMENTER
Judul Film : The Last Royals Produser : Susan Todd & Andrew L Youngg Sutradata : Susan Todd & Andrew L Young Tahun Pembuatan : 2004 Channel : National Geographic Tema : Kebudayaan Genre : Ekspostory Genre : Ekspostory Durasi : 50 menit
Judul Film : Lost Tample to The Gods Produser : Jane Amstrongg Sutradata : Jane Amstrong Tahun Pembuatan : 2003 Channel : Discovery Channel Tema : Sejarah Mesir Kuno Genre : Ekspostory Genre : Ekspostory Durasi : 50 menit
KONSEP DESAIN
KONSEP DESAIN
TARGET AUDIENCE
Gambaran audience adalah dewasa dengan jarak t 19 50 t h d di i umur antara 19‐50 tahun dan dianggap mempunyai potensi besar untuk mendapatkan reaksi terhadap hal yang berkaitan dengan seni dan budaya
SEGMENTASI DEMOGRAFI
SEGMENTASI DEMOGRAFI
Usia : 19 – 24 tahun ( dewasa awal ) 25 – 35 tahun ( dewasa lanjut ) h ( h b ) 36 – 50 tahun ( separuh baya ) Jenis Kelamin : L & PSES : kelas menengah SES : kelas menengah
: kelas atas
Pengeluaran : > Rp.1.500.000,‐g p
Geografis : Urban khususnya kota‐kota di Jawa Timur
bid i l i b d
Interest : bidang sosial, seni budaya, jurnalistik dan dokumenter
K
kt i tik
Karakteristik
B d k t t k kt i tik l i t Berdasarkan target karakteristik golongan peminat kesenian tradisional, maka Target audien yang akan disasar akan dikelompokkan menjadi target audience disasar akan dikelompokkan menjadi target audience primer dan sekunder.
o Target Primer, adapun target primer ini memiliki karekteristik sebagai berikut :
‐ Budayawan dan atau praktisi seni budaya P liti i b d t di i l
‐ Peneliti seni budaya tradisional ‐ Pecinta wayang topeng
‐ Mahasiswa seni tariMahasiswa seni tari
T S k d o Target Sekunder
Segmen lebih luas dibanding dengan Target Primer, bersifat lebih umum dan cenderung tidak memiliki keterkaitan langsung dengan media maupun konten film dokumenter, namun tetap memiliki potensi. Kriterianya:
1. Mereka adalah kelompok yang kerap tampil padap y g p p p berbagaig acara untuk memperluas networking
2. Kelompok yang peduli terhadap perkembangan lingkungan sekitar
sekitar
3. Memiliki aktifitas tinggi
4. Biasanya bersinggungan dengan dunia jurnalistik
5 Mengamati isu – isu yang berkembang di masyarakat 5. Mengamati isu – isu yang berkembang di masyarakat 6. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi
7. Memiliki ketertarikan tersendiri terhadap seni dan budaya
8 S i b d d l h b h b t k i i k
8. Seni budaya adalah sebuah bentuk apresiasi yang merupakan bagian dari kebutuhan diri.
9. Seni tradisional adalah perwujudan budaya bangsa dan perlu dilestarikan.
KONSEP DESAIN
Konsep desain pada perancangan film dokumenter kesenian wayang topeng malangan ini adalah “spirit of
l l id i ” d dij b k d l d k i
local identity” dan dijabarkan dalam dua makna, yaitu:
o Makna Denotatif
Spririt : semangat , kegairahan Spririt : semangat , kegairahan Local identity : identitas (budaya) lokal
Sehingga bila digabungkan, maka secara denotatif “spririt of local identity” diartikan sebagai gairah identitas (budaya lokal)
o Makna Konotatif
Kesenian wayang topeng malangan merupakany g p g g p kesenian khas wilayah malang yang merupakan produk turunan dari budaya (sastra) Panji,
di t ji t b t k b d
dimana sastra panji tersebut merupakan budaya asli Indonesia. Dengan semangat yang dimiliki, kesenian wayang topeng malangan tetap hidupy g p g g p p dan berkembang sebagai sebuah identitas budaya lokal.
KRITERIA DESAIN
Dalam penyusunan kriteria desain dipelajari kebutuhan – kebutuhan dalam film dokumenter yang kebutuhan kebutuhan dalam film dokumenter yang disesuaikan dengan konsep yang telah disusun yang meliputi :
(1) unsur cerita,
Mise – En ‐ Scene
Dalam hal ini Mise – En – Scene terdiri dari : o Setting ( Latar)g ( )
Setting dalam film dokumenter adalah lokasi asli dimana pengambilan gambar itu akan dilaksanakan, dimana setting tersebut tidak dilakukan manipulasi untuk membentuk suasana tertentu.
Gambar 4.2 Contoh lokasi pengambilan gambar
o Kostum dan tata rias (make‐up), tidak digunakan saat produksi film melainkan hanya saat pementasan Wayang Topeng Malangan.
o Pencahayaan (lighting) o Pencahayaan (lighting)
Unsur Sinematografi
Merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah film, penggambaran cerita ditampilkan secara visual. Berdasarkan
t i d t bil b dib i j di ti it
teori, sudut pengambilan gambar dibagi menjadi tiga yaitu: high angel (sudut pandang tinggi),
normal (sudut pandang normal) dan normal (sudut pandang normal) dan low angel (sudut pandang rendah)
Sedangkan dalam pembingkaian gambar atau framing terdiri atas beberapa macam, berikut adalah teknik framing yang akan digunakan:
1. Frammingg
A. Dimensi Frame
Dalam film dokumenter tentang wayang topeng malang ini aspect ratio yang digunakan adalah wide malang ini, aspect ratio yang digunakan adalah wide screen 16:9 dengan resolusi HDV 920 25fps. Pada proses pengambilan gambar, framing berfungsi
p p g g , g g
menampilkan suatu citra pada objek yang mencakup lanscape, potrait, maupun detail objek.
B. Jarak Pengambilan Gambar
NO J i Vi l K t
NO Jenis Visual Ket
1 Extreme Long Shoot (XLS) Digunakan untuk menggambarkan (XLS) menggambarkan panorama, atau objek
yang jaraknya sangat jauh.
2 Long Shoot (LS) digunakan untuk establis
shoot, untuk mengawali shoot dengan jarak yang shoot dengan jarak yang lebih pendek.
3 Medium Long Shoot Digunakan untuk
(MLS) menggambarkan suasana
yang relatif seimbang.
4 Medium Shoot (MS) Digunakan untuk mengawali 4 Medium Shoot (MS) Digunakan untuk mengawali shoot wawancara, dan menguatkan subjek utama dalam frame
5 Medium Close Up (MCU) Digunakan untuk penekanan subjek pada saat wawancara
6 Close Up (CU) Digunakan untuk menangkap detai subjek, baik ekspresi maupun karakteristik subjek
7 Extreme Close Up (XCU) Digunakan untuk menangkap 7 Extreme Close Up (XCU) Digunakan untuk menangkap hal yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin ditekankan
NO Jenis Visual Ket
C. Sudut Pengambilan Gambar
NO Jenis Visual Ket
1 High angle Untuk menguatka
suatu kesan tertekan, atau hal yang
dianggap lebih kecil
2 Low angle Digunakan untuk
2 Low angle Digunakan untuk
menguatkan kesan dominan,keagungan, dan segala sesuatu yang lebih besar
3 N l l S d t d t
3 Normal angle Sudut pandang mata
normal, menampilkan estblis suasana
tertentu secara normal.
1. Tonalitas
Warna dan tone yang muncul pada film yang diciptakan untuk menampilkan kesan tersendiri, agar sesuai dengan konsep desain Pengaturan tone agar sesuai dengan konsep desain. Pengaturan tone warna berupa brightness dan contras digunakan untuk mendapatkan kesamaan warna antar scene.p Untuk menguatkan kesan spirit yang ada dalam konsep, maka tingkat saturasi pada gambar di i k k S hi b k l bih k ditingkatkan. Sehingga gambar terkesan lebih kuat dan dinamis.
No Jenis Visual Ket No Jenis Visual Ket 1 Kontras &
Brightness
perbandingan brightness lebih begitu tajam disbanding kondisi Brightness begitu tajam disbanding kondisi
normal, namun kesan tetap natural.
2 warna Untuk objek yang diabil secara close up Warna cenderung tidak begitu tajam, namun tetap natural Sedangkan untuk objek dengan pengambilan long shoot warna lebih ditingkatkan karena
bil b umumnya pengambilan gambar dilakukan diluar ruangan dengan pencahayaan yang relatif besar pencahayaan yang relatif besar, khususnya di siang hari
3. Tipografi
Tipografi yang digunakan disesuaikan denganp g y g g g karakter kesenian wayang topeng, yaitu luwes namun tetap lugas. Font jenis Yellowtail yang bergaya hand
writing dipilih karena mewakili sifat luwes dan lugas
tersebut. Untuk keperluan bodytext jenis font yang digunakan adalah Tin Doghouse dimana masih memiliki digunakan adalah Tin Doghouse dimana masih memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tetap dapat mewakili kesan luwes dan lugas. Selain digunakang g sebagai judul pada film, juga dugunakan untuk material desain yang lain, seperti cover DVD dan material promosi lainya.
4. Elemen Grafis
o Warna elemen Grafis
W di k d l l fi o Warna yang digunakan pada elemen – elemen grafis
diambil dari warna karakter dalam Wayang Topeng. Hal ini untuk merepresentasikan spirit yang ada dalam wayang topeng.
KONTEN CERITA
Gambaran umum tentang konten cerita yang Gambaran umum tentang konten cerita yang terkait dengan wayang topeng di kedung monggo meliputi :p
o Sejarah & Isi Wayang Topeng
‐ Sejarah wayang topeng di kedung monggo ‐ Budaya panji
‐ Lakon dalam Wayang topeng di Kedungmonggo Maestro Wang Topeng dari Kedungmonggo
‐ Maestro Wang Topeng dari Kedungmonggo
o Kondisi Kekinian Wayang Topeng Kedungmonggo ‐ Upaya memperkenalkan kembalip y p
o Ritual
di i b k l i l i ‐ Tradisi Gebyak Malam senin legi ‐ Suguh
o Artefak (karya) o Artefak (karya)
‐ Seni Pertunjukan Wayang Topeng Malang ‐ Karakter tokoh wayang topeng
IDE CERITA
IDE CERITA
Seperti halnya kesenian tradisional yang lain, kesenian ini juga mulai terpinggirkan. Namun para penggiat seni wayang topeng di kedung monggo penggiat seni wayang topeng di kedung monggo tidak tinggal diam. Mereka tetap menyimpan semangat bahwa mereka harus terus berkarya. semangat bahwa mereka harus terus berkarya. Dengan dilatarbelakangi keteguhan dalam melestarikan tradisi warisan leluhur penggiat seni di sanggar Asmoro Bangun bertekad mementaskan lagi kesenian yang telah vacuum.
FILM STATEMENT
“ Sekelompok warga kedungmonggo yang Sekelompok warga kedungmonggo yang terus berupaya menjaga tradisi dengan terus berupaya mementaskan kesenian khas wayang topeng malang secara rutin untuk mempertahankanya sebagai sebuah id tit b d ” identitas budaya ”
Pada perancangan film dokumenter tentang
Film Dokumenter
Pada perancangan film dokumenter tentang kesenian wayang topeng malang ini, menghasilkan sebuah film yang bercerita tentang bagaimana sebuah film yang bercerita tentang bagaimana upaya Sanggar Asmoro bangun dalam menjaga tradisi ditengah jaman modern seperti saat ini. Dalam tahap ini film dokumenter yang dihasilkan dikemas dalam format DVD.
Sinopsis Cerita
“ Ketika banyak seni tradisi yang telah mati suri, wayang topeng di kedungmonggo justru ingin mengembalikan
Sinopsis Cerita
topeng di kedungmonggo justru ingin mengembalikan kejayaan yang pernah mereka raih. Dengan semangat melestarikan tradisi mereka bangkit. Segala upaya mereka kerahkan ditengah keterbatasan. Kreatifitas dan darah seni yang mengalir menuntun mereka menemukan jalan untuk ter s melestaikan tradisi pementasan a ang topeng setiap terus melestaikan tradisi pementasan wayang topeng setiap malam senin legi. Mereka giatkan industri kerajinan yang tidak hanya menghasilkan topeng untuk pertunjukan tetapiy g p g p j p juga topeng – topeng untuk keperluan souvenir yang berupa hiasan dinding hingga gantungan kunci. Meski tak ada
k d i i i di d
pemasukan dari setiap pementasan rutin di pendopo Asmoro Bangun, hasil penjualan topeng – topeng mereka dapat menjaga tradisi agar tetap hidup.”
Format Film
Kemasan Film Dokumeneter tentang kesenian wayang topeng malang di Kedungmonggo adalah format DVD d ifik i dengan spesifikasi : Format : HD Video 720p Resolusi : 960 X 720 Resolusi : 960 X 720 Frame Rate : 25 fps Durasi : max 24 menit
Treatment Visual
Treatment Visual adalah sebuah ilustrasi untuk membentuk cerita secara
i l S hi d t j di b it t h d l
Treatment Visual
visual. Sehingga dapat menjadi gambaran cerita yang utuh dalam membuat film dokumeneter.
Judul : Walik ing Topeng (dibalik topeng)
Tema : Sosial Budaya
Cerita : Semangat untuk mempertahankan warisan tradisi
pertunjukan wayang topeng setiap malam senin legi dengan
pertunjukan wayang topeng setiap malam senin legi dengan
menggiatkan industri kerajinan topeng sebagai penopang operasional kegiatan.
Potensi Konflik : Benturan budaya untuk tetap bertahan di era modern
Elemen : Footage kegiatan sanggar Asmoro Bangun
Footage pementasan wayang topeng di Kedungmonggo Footage pementasan wayang topeng di Kedungmonggo Footage pembuatan topeng
Footage keseharian warga Kedungmonggo
Wawancara dengan pelaku seni di kedung monggo
Poster Film
Poster film digunakan sebagai sarana publikasi film Poster tersebut berisi tentang informasi mengenai
Poster Film
film.Poster tersebut berisi tentang informasi mengenai konten film.
Kemasan CD / DVD Kemasan CD / DVD
Kemasan DC / DVD merupakan bagian yang tak terpisahakan publikasi film dan merupakan kemasan dari terpisahakan publikasi film dan merupakan kemasan dari film itu sendiri.
Slug & Title Slug & Title
Desain slug & title adalah desain judul yang dirancang untuk nama karakter yang sedang tampil Tujuan dari untuk nama karakter yang sedang tampil. Tujuan dari desain ini adalah untuk memberikan keterangan tentang identitas subjek kepada pemirsa.
Catatan akhir Catatan akhir
Sebuah keterangan yang diberikan pada akhir pembahasan Catatan ini berfungsi memperjelas pembahasan. Catatan ini berfungsi memperjelas keterangan yang telah disampaikan.
Keterangan Penjelas Keterangan Penjelas
Keterangan ini muncul pada saat subjek sedang menjelaskan suatu hal. Dengan adanya keterangan ini diharapkan pemirsa dapat lebih menarik perhatian dan sehingga pemirsa dapat menangkap informasi yang disampaikan secara lebih jelas.
KESIMPULAN dan SARAN
Kesimpulan
Dalam Perancangan Film Dokumenter Kesenian Wayang Dalam Perancangan Film Dokumenter Kesenian Wayang Topeng Malang dibuat untuk menyajikan fakta‐fakta menarik seputar Wayang topeng Malang. Media audio
visual berupa film dokumenter dipilih karena dianggap visual berupa film dokumenter dipilih karena dianggap
memiliki keunggulan tersendiri dalam menyajikan fakta‐ fakta dan menangkap realita.
Film dokumenter memiliki segmen tersendiri dan umumnya berkaitan dengan hal akademis
KESIMPULAN dan SARAN
Saran
• Dalam Perancangan Film Dokumenter perlu sebuahDalam Perancangan Film Dokumenter perlu sebuah komunikasi yang intensif khususnya dengan subjek
• Terbuka dengan bidang ilmu yang lain yang bersinggungan.
• Perlu adanya media – media lain yang mengangkat tema tentang seni tradisi yang berkasis kearifan lokal