• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER KESENIAN WAYANG TOPENG MALANG NURUL FATKHURROKHIM M

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANCANGAN FILM DOKUMENTER KESENIAN WAYANG TOPENG MALANG NURUL FATKHURROKHIM M"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN FILM DOKUMENTER KESENIAN WAYANG TOPENG MALANG NURUL FATKHURROKHIM M

3406100707 3406100707

(2)

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

(3)

TOPENG MALANGAN

o Kesenian Wayang Topeng Malangan memiliki unsur – yang terdiri atas cerita, karakter tokoh, ilustrasi musik, gerak tari serta nilai nilai yang terkandung di gerak tari serta nilai – nilai yang terkandung di dalamnya

o Cerita lakon yang diangkat dalam drama tari topeng o Cerita lakon yang diangkat dalam drama tari topeng (wayang topeng) merupakan cerita Panji, berbeda dengan wayang purwa (ringgit, prawa) yang mengangkat lakon cerita Ramayana dan Mahabarata o Cerita Panji menjadi pertunjukan drama tari topeng

yang sekarang disebut wayang topeng yang sekarang disebut wayang topeng

o Dalam perkembanganya Kesenian Wayang Topeng Malangan sebagai salah satu produk turunan darig g p lakon Cerita Panji masih harus berbenturan dengan seni dan budaya modern yang juga terus mengalami perkembangan

(4)

o adanya kecenderungan masyarakat untuk memilih menonton televisi dari pada pertunjukan kesenian turut menghambat eksistensi kesenian Wayang Topeng Malangan, Hal ini menuntut kesenian

W T M l t t h k

Wayang Topeng Malangan terus mempertahankan eksistensinya

o Kesenian Wayang Topeng Malangan yang ada saat o Kesenian Wayang Topeng Malangan yang ada saat ini berpusat di dua padepokan , yaitu Kecamatan Tumpang dan wilayah Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji

o Kesenian Wayang Topeng Malangan di wilayah Kedungmonggo Kecamatan Pakisaji dikembangkan Kedungmonggo, Kecamatan Pakisaji dikembangkan oleh seorang maestro bernama Mbah Karimoen (90 tahun)

(90 tahun)

o Eksistensi kesenian wayang topeng di wilayah Malang menunjukkan masih belum pudarnya induk dari lakon yang dimainkan dalam Wayang topeng yaitu Cerita Panji.

(5)

BUDAYA PANJI

BUDAYA PANJI

 Dewan Kesenian Jawa Timur Mencanangkan Program Konservasi Budaya Panji. Program ini bertujuan mengangkat Budaya Panji sebagai ikon budaya asli Jawa Timur Budaya Panji ikon budaya asli Jawa Timur. Budaya Panji merupakan cerita sastra berlatar belakang Kerajaan Kediri – Jenggolo yang berkembangj gg y g g menjadi akar budaya dan menghasilkan berbagai macam kesenian, baik kesenian panji secara utuh, maupun yang berupa bagian – bagian dari sastra panji. Beberapa kesenian yang bersumber dari sastra panji antara lain yang bersumber dari sastra panji antara lain, seni ukir pada relief Candi Penataran, Seni Barongan / Reog, Jathilan / Kuda Lumping,g / g, / p g, Wayang Beber, Wayang Topeng.

(6)

 Dewan Kesenian Jawa Timur berusaha mengangkat kesenian yang merupakan produk

d b l l

turunan dari sastra panji tersebut melalui Program Konservasi Budaya Panji. Salah satu yang diwujudkan dalam program tersebut yang diwujudkan dalam program tersebut adalah Film Dokumenter tentang produk – produk budaya panji. Melalui berbagai media

p y p j g

program tersebut diharapkan dapat mewujudkan upaya DKJT dalam revitalisasi

d ji b i ik b d i

(7)

•Diagram Alir Program Konservasi Budaya Panji

Diagram Alir Program Konservasi Budaya Panji Diagram Alir Program Konservasi Budaya Panji

(8)

 Buku Film

 Literatur In – Docs

 Fenomena film dokumenter menjadi sebuah tren tersendiri karena menyajikan fakta yang otentik. Struktur bertutur film dokumenter umumnya

 Literatur In Docs

 Trend Film Dokumenter  Wawancara

Struktur bertutur film dokumenter umumnya sederhana dengan tujuan agar memudahkan penonton untuk memahami fakta‐fakta yang disajikan

(9)

 Film dokumenter banyak digunakan untuk menyajikan informasi maupun pengetahuan di bidang sosial, politik, ekonomi, pendidikan, teknologi maupun seni dan budaya memiliki teknologi maupun seni dan budaya memiliki kekuatan tersendiri dalam mengkomunikasikan subjek permasalahan secara audio visual. Sehingga, secara umum film dokumenter mampu merepresentasikan kompleksitas dan problematika yang terjadi pada kesenian Wayang Topeng yang terjadi pada kesenian Wayang Topeng Malangan kepada masyarakat secara komprehensive berdasarkan realitas yang adap y g

(10)
(11)

 Secara garis besar, permasalahan yang dialami i d k b d t di i l di I d i seni dan kebudayaan tradisional di Indonesia khususnya Malang memiliki kesamaan, yaitu adanya benturan kesenian tradisional di adanya benturan kesenian tradisional di tengah derasnya arus globalisasi yang membuka kebudayaan dan kesenian asing untuk masuk ke Indonesia.

(12)

 Masih rendahnya minat pemuda Kabupaten  Malang terhadap kesenian daerah Kabupaten  Malang.

 Masih rendahn a kegiatan  Masih rendahnya kegiatan 

menonton/melakukan peretunjukan kesenian  drama / pedalangan di Jawa Timur maupun di drama / pedalangan di Jawa Timur maupun di  Indonesia

(13)

Grafik Minat Remaja Kabupaten Malang terhadap

 Masih rendahnya minat pemuda

Kabupaten Malang terhadap

Kesenian Tradisional

Kabupaten Malang terhadap 

kesenian daerah Kabupaten Malang.

Sangat Tidak Beminat; 13 250% Sangat Berminat; 17,625% 13,250% , Tidak Beminat; Berminat; 42,750% Beminat; 26,375%

(14)

 Masih rendahnya kegiatan

 Kesenian Wayang Topeng Malangan merupakan salah satu seni pertunjukan yang masih eksis yang

k d k d

 Masih rendahnya kegiatan 

menonton/melakukan peretunjukan 

merupakan produk seni turunan dari sastra Panji (Budaya Panji). Budaya panji merupakan sebuah induk budaya yang menghasilkan produk turunan

kesenian drama / pedalangan di Jawa 

Timur maupun di Indonesia

induk budaya yang menghasilkan produk turunan berupa, seni pertunjukan, seni rupa maupun sastra. Budaya panji merupakan induk budaya

Timur maupun di Indonesia

y p j p y yang berlatar belakang kerajaan di jawa timur, yaitu masa kerajaan Kadiri (kediri) dan Singosari.

i i b d d i i i i

Dimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa Timur melalui Dewan Kesenian Jawa Timur sedang melaksanakan Konservasi Budaya Panji sedang melaksanakan Konservasi Budaya Panji yang nantinya Budaya Panji akan diangkat sebagai icon budaya Jawa Timur

(15)

 Kesenian Wayang Topeng Malangan merupakan salah 

satu seni pertunjukan yang masih eksis yang merupakan

 Kesenian Wayang Topeng Merupakan kesenian

satu seni pertunjukan yang masih eksis yang merupakan 

produk seni turunan dari sastra Panji (Budaya Panji). 

Budaya panji merupakan sebuah induk budaya yang

khas wilayah Malang

 Hanya ada satu padepokan yang memiliki d ti t j k k i W

Budaya panji merupakan sebuah induk budaya yang 

menghasilkan produk turunan berupa, seni pertunjukan, 

seni rupa maupun sastra. Budaya panji merupakan

agenda pasti pertunjukan kesenian Wayang Topeng Malangan, yaitu padepokan Asmoro

Bangun di Kedung Monggo Kec. Pakisaji

seni rupa maupun sastra. Budaya panji merupakan 

induk budaya yang berlatar belakang kerajaan di jawa 

timur, yaitu masa kerajaan Kadiri (kediri) dan Singosari.

Bangun di Kedung Monggo Kec. Pakisaji.

Kegiatan pertunjukan dilaksanakan setiap hari minggu malam senin legi (pada kalender jawa)

timur, yaitu masa kerajaan Kadiri (kediri) dan Singosari. 

Dimana Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Propinsi Jawa 

Timur melalui Dewan Kesenian Jawa Timur sedang

pada setiap bulanya. Kegiatan Pementasan tersebut baru dilaksanakan dalam satu tahun t khi

Timur melalui Dewan Kesenian Jawa Timur sedang 

melaksanakan Konservasi Budaya Panji yang nantinya 

Budaya Panji akan diangkat sebagai icon budaya Jawa

terakhir

Budaya Panji akan diangkat sebagai icon budaya Jawa 

Timur

(16)

 Pertunjukan kesenian Wayang Topeng Malangan hanya diselenggarakan pada tempat‐tempat tertentu dan tidak mudah dijangkau oleh semua tertentu dan tidak mudah dijangkau oleh semua golongan peminat.

(17)

 Kesenian Wayang Topeng Malangan memiliki makna dan filosofi dari segi cerita, karakter tokoh, gending, maupun gerak tari serta perkembanganya. Makna yang terkandung

d l ti l d l

 Pertunjukan kesenian Wayang Topeng  Malangan hanya diselenggarakan pada 

dalam setiap elemen yang ada perlu diterjemahkan agar peminat kesenian Wayang Topeng Malangan dapat memahami secara utuh

tempat‐tempat tertentu dan tidak mudah  dijangkau oleh semua golongan peminat.

Topeng Malangan dapat memahami secara utuh dan proporsional

(18)

 Kesenian Wayang Topeng Malangan 

memiliki makna dan filosofi dari segi

BATASAN MASALAH

memiliki makna dan filosofi dari segi 

cerita, karakter tokoh, gending, maupun 

gerak tari serta perkembanganya. Makna 

yang terkandung dalam setiap elemen

 Analisa kesenian topeng Malangan sebagai isi film dokumenter

 l d l d f l

yang terkandung dalam setiap  elemen 

yang ada perlu diterjemahkan agar 

 Analisa audiens, analisa media film dokumenter yang sesuai dengan audiens

peminat kesenian Wayang Topeng 

Malangan dapat memahami secara utuh

Malangan dapat memahami secara utuh 

dan proporsional

(19)

RUMUSAN MASALAH

RUMUSAN MASALAH

“ Bagaimana merancang sebuah media berupa film  dokumenter yang mampu menggambarkan semangat dan  k k l “ eksistensi kesenian Wayang Topeng Malang  “

(20)
(21)

Sebagai media audio visual yang mampu

memperkenalkan

kembali

Kesenian

memperkenalkan

kembali

Kesenian

Topeng Malangan sebagai salah satu

warisan budaya, sekaligus untuk menjaga

warisan budaya, sekaligus untuk menjaga

kesenian tradisonal yang ada

(22)

Meningkatkan minat target audience

terhadap kesenian wayang topeng

terhadap kesenian wayang topeng

malangan

(23)
(24)

Secara teoritis Film Dokumenter ini akan

berfungsi untuk

g

mengkomunikasikan

g

kompleksitas yang ada pada kesenian

Wayang

y g

Topeng

p

g

Malangan

g

sehingga

gg

mampu memperluas proses regenerasi

Kesenian Topeng Malangan.

p

g

g

(25)

Secara akademis penelitian ini dapat

Secara akademis penelitian ini dapat

digunakan sebagai bahan kajian tentang

perancangan

film

dokumenter

yang

perancangan

film

dokumenter

yang

bertema budaya, khususnya Kesenian

Topeng Malangan

(26)

 Pada praktiknya, media film

dokumenter dapat digunakan

sumber pembelajaran dan di

distribusikan kepada stakeholder

distribusikan kepada stakeholder

yang membutuhkan.

(27)

Bagi pemerintah di wilayah Malang

Bagi pemerintah di wilayah Malang

Raya penelitian ini dapat digunakan

sebagai

media

informasi

dalam

sebagai

media

informasi

dalam

pelestarian

Kesenian

Topeng

Malangan

Malangan

(28)

Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi

Bagi Mahasiswa Desain Komunikasi

Visual penelitian ini dapat digunakan

sebagai

bahan

acuan

tugas

sebagai

bahan

acuan

tugas

perancangan film dokumenter dan

perancangan film dokumenter tentang

perancangan film dokumenter tentang

Kesenian Topeng Malangan.

(29)

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

(30)

FILM DOKUMENTER

Sejarah Film Dokumenter I il h "d k " d (b h o Istilah "dokumenter" atau documentary (bahasa

Inggris), merupakan turunan dari kata Perancis,

documentaire Yang berarti sebuah film atau documentaire. Yang berarti, sebuah film atau

pembicaraan yang menggambarkan perjalanan di suatu negeri tertentu.

o Dokumenter merupakan sebutan yang diberikan untuk film pertama karya Lumiere bersaudara yang b i i t t j l (t l )

berisi tentang perjalanan (trevelogueas) yang dibuat pada tahun 1890an.

o Istilah lain film dokumenter adalah film non fiksi o Istilah lain film dokumenter adalah film non fiksi yang mengacu pada istilah John Grierson (1898 ‐ 1972)

(31)

PENDEKATAN FILM DOKUMENTER

Pendekatan Exspositoryp y

o Dokumenter dengan pendekatan exspositoryg p p y menampilkan pesannya kepada penonton secara langsung, baik melalui presenter maupun melalui narasi.

o Gambar yang ditampilkan disusun untuk menunjang argumentasi yang disampaikan oleh menunjang argumentasi yang disampaikan oleh narasi, gambar telah disusun berdasarkan narasi yang sudah dibuat dengan prioritas tertentu.

(32)

o Argumentasi yang dibangun dalam exspository b if did k ik b d i umumnya bersifat didaktik, bertendensi memaparkan informasi secara langsung kepada penonton bahkan mampu mempertanyakan penonton, bahkan mampu mempertanyakan baik‐buruk suatu fenomena berdasarkan pijakan moral tertentu, umumnya mengarahkan penonton pada satu kesimpulan secara langsung.

(33)

Observatory / Direct cinema Observatory / Direct cinema

o Aliran ini muncul sebagai bentuk ketidakpuasan para pembuat film dokumenter terhadap model pendekatan expository, dan pendekatan yang bersifat observasi ini utamanya ingin merekam bersifat observasi ini utamanya ingin merekam kejadian secara spontan, natural dan tidak dibuat‐ buat.

o Pendekatan direct cinema menekankan pada kegiatan shooting yang informal tanpa tata lampu khusus ataupun persiapan persiapan yang telah khusus ataupun persiapan‐persiapan yang telah dirancang sebelumnya.

(34)

o Kekuatan mereka adalah kesabaran untuk k j di k j di i ifik menunggu kejadian‐kejadian yang signifikan berlangsung di hadapan kamera, sehingga menuntut persiapan yang matang serta analisis menuntut persiapan yang matang serta analisis dan perhitungan waktu yang tepat.

o Dalam produksinya cenderung pasif dan menunggu apa yang akan terjadi terhadap peristiwa yang akan direkam.

(35)

Cinema Verite o Pendekatan ini sangat menyadari adanya proses representasi yang terbangun antara pembuat

fil d t ti h l b t

film dengan penonton, seperti halnya pembuat film dengan subjeknya.

o Pembuat film justru tampil menempatkan diri o Pembuat film justru tampil menempatkan diri sebagai orang pertama sebagai penyampai issue, tidak jarang tampil in‐frame untuk mengingatkan penonton bahwa pembuat film juga bagian dari film tersebut.

(36)

RAGAM DOKUMENTER

Sejarah dan Biografij g

Dokumenter selalu melihat kedalam peristiwa‐peristiwa bersejarah dan biografi tokoh tokoh menjadi sebuah hal bersejarah dan biografi tokoh‐tokoh menjadi sebuah hal yang penting dan menarik.

Contohnya adalah:y

Maestro, program di Metro TV, yang memprofilkan

tokoh‐tokoh yang unik, hebat, dan berprestasi di

bid i i T k h R d

bidang masing‐masing. Tokoh semacam Rudy Hartono (pemain bulu tangkis), Rosihan Anwar (wartawan senior), Teguh Karya (sutradara

( ), g y (

kawakan), Bing Slamet (penyanyi, pengarang lagu, dan komedian), layak dijadikan profil.

(37)

Perjalanan Islam di Indonesia, program di Trans

TV, yang menggambarkan sejarah masuknya Islam ke Indonesia dengan berbagai Islam ke Indonesia, dengan berbagai peninggalan budaya dan sejarahnya yang unik di berbagai daerah.

(38)

Docudrama Dokudrama tidak sama dengan dokumenter, karena film‐film ini yang dibuat adalah karya fiksi yang diturunkan dari kehidupan atau manusia nyata dan diturunkan dari kehidupan atau manusia nyata, dan sejarah peristiwa‐peristiwa nyata

(39)

Dokumenter perilaku (documentaries of behavior) Dokumenter perilaku (documentaries of behavior)

 Menjadikan perilaku manusia sebagai obyeknya

 K d l t k i t

 Kamera dan peralatan perekam yang ringan, serta mudah dibawa kemana saja. Memungkinkan bagi pembuat dokumenter untuk mengikuti orang dan pembuat dokumenter untuk mengikuti orang dan mengamati perilaku mereka dalam film atau videotape.

(40)

PROSES PEMBUATAN

PROSES PEMBUATAN

FILM DOKUMENTER

(41)
(42)

Judul Film : The Last Royals Produser : Susan Todd & Andrew L Youngg Sutradata : Susan Todd & Andrew L Young Tahun Pembuatan : 2004 Channel : National Geographic Tema : Kebudayaan Genre : Ekspostory Genre : Ekspostory Durasi : 50 menit

(43)

Judul Film : Lost Tample to The Gods Produser : Jane Amstrongg Sutradata : Jane Amstrong Tahun Pembuatan : 2003 Channel : Discovery Channel Tema : Sejarah Mesir Kuno Genre : Ekspostory Genre : Ekspostory Durasi : 50 menit

(44)

KONSEP DESAIN

KONSEP DESAIN

(45)

TARGET AUDIENCE

Gambaran audience adalah dewasa dengan jarak t 19 50 t h d di i umur antara 19‐50 tahun dan dianggap mempunyai potensi besar untuk mendapatkan reaksi terhadap hal yang berkaitan dengan seni dan budaya

(46)

SEGMENTASI DEMOGRAFI

SEGMENTASI DEMOGRAFI

Usia : 19 – 24 tahun ( dewasa awal ) 25 – 35 tahun ( dewasa lanjut ) h ( h b ) 36 – 50 tahun ( separuh baya ) Jenis Kelamin : L & P

SES : kelas menengah SES : kelas menengah

: kelas atas

Pengeluaran : > Rp.1.500.000,‐g p

Geografis : Urban khususnya kota‐kota di Jawa Timur

bid i l i b d

Interest : bidang sosial, seni budaya,  jurnalistik dan dokumenter

(47)

K

kt i tik

Karakteristik

B d k t t k kt i tik l i t Berdasarkan target karakteristik golongan peminat kesenian tradisional, maka Target audien yang akan disasar akan dikelompokkan menjadi target audience disasar akan dikelompokkan menjadi target audience primer dan sekunder.

o Target Primer, adapun target primer ini memiliki karekteristik sebagai berikut :

‐ Budayawan dan atau praktisi seni budaya P liti i b d t di i l

‐ Peneliti seni budaya tradisional ‐ Pecinta wayang topeng

‐ Mahasiswa seni tariMahasiswa seni tari

(48)

T S k d o Target Sekunder

Segmen lebih luas dibanding dengan Target Primer, bersifat lebih umum dan cenderung tidak memiliki keterkaitan langsung dengan media maupun konten film dokumenter, namun tetap memiliki potensi. Kriterianya:

1. Mereka adalah kelompok yang kerap tampil padap y g p p p berbagaig acara untuk memperluas networking

2. Kelompok yang peduli terhadap perkembangan lingkungan sekitar

sekitar

3. Memiliki aktifitas tinggi

4. Biasanya bersinggungan dengan dunia jurnalistik

5 Mengamati isu – isu yang berkembang di masyarakat 5. Mengamati isu – isu yang berkembang di masyarakat 6. Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi

7. Memiliki ketertarikan tersendiri terhadap seni dan budaya

8 S i b d d l h b h b t k i i k

8. Seni budaya adalah sebuah bentuk apresiasi yang merupakan bagian dari kebutuhan diri.

9. Seni tradisional adalah perwujudan budaya bangsa dan perlu dilestarikan.

(49)
(50)
(51)

KONSEP DESAIN

Konsep desain pada perancangan film dokumenter kesenian wayang topeng malangan ini adalah “spirit of

l l id i ” d dij b k d l d k i

local identity” dan dijabarkan dalam dua makna, yaitu:

o Makna Denotatif

Spririt : semangat , kegairahan Spririt : semangat , kegairahan Local identity : identitas (budaya) lokal

Sehingga bila digabungkan, maka secara denotatif “spririt of local identity” diartikan sebagai gairah identitas (budaya lokal)

(52)

o Makna Konotatif

Kesenian wayang topeng malangan merupakany g p g g p kesenian khas wilayah malang yang merupakan produk turunan dari budaya (sastra) Panji,

di t ji t b t k b d

dimana sastra panji tersebut merupakan budaya asli Indonesia. Dengan semangat yang dimiliki, kesenian wayang topeng malangan tetap hidupy g p g g p p dan berkembang sebagai sebuah identitas budaya lokal.

(53)

KRITERIA DESAIN

Dalam penyusunan kriteria desain dipelajari kebutuhan – kebutuhan dalam film dokumenter yang kebutuhan kebutuhan dalam film dokumenter yang disesuaikan dengan konsep yang telah disusun yang meliputi :

(1) unsur cerita,

(54)

Mise – En ‐ Scene

Dalam hal ini Mise – En – Scene terdiri dari : o Setting ( Latar)g ( )

Setting dalam film dokumenter adalah lokasi asli dimana pengambilan gambar itu akan dilaksanakan, dimana setting tersebut tidak dilakukan manipulasi untuk membentuk suasana tertentu.

Gambar 4.2 Contoh lokasi pengambilan gambar

o Kostum dan tata rias (make‐up), tidak digunakan saat produksi film melainkan hanya saat pementasan Wayang Topeng Malangan.

o Pencahayaan (lighting) o Pencahayaan (lighting)

(55)

Unsur Sinematografi

Merupakan salah satu komponen utama dalam sebuah film, penggambaran cerita ditampilkan secara visual. Berdasarkan

t i d t bil b dib i j di ti it

teori, sudut pengambilan gambar dibagi menjadi tiga yaitu:  high angel (sudut pandang tinggi),

 normal (sudut pandang normal) dan  normal (sudut pandang normal) dan  low angel (sudut pandang rendah)

Sedangkan dalam pembingkaian gambar atau framing terdiri atas beberapa macam, berikut adalah teknik framing yang akan digunakan:

(56)

1. Frammingg

A. Dimensi Frame

Dalam film dokumenter tentang wayang topeng malang ini aspect ratio yang digunakan adalah wide malang ini, aspect ratio yang digunakan adalah wide screen 16:9 dengan resolusi HDV 920 25fps. Pada proses pengambilan gambar, framing berfungsi

p p g g , g g

menampilkan suatu citra pada objek yang mencakup lanscape, potrait, maupun detail objek.

(57)

B.  Jarak Pengambilan Gambar

NO J i Vi l K t

NO Jenis Visual Ket

1 Extreme Long Shoot  (XLS) Digunakan untuk menggambarkan (XLS) menggambarkan panorama, atau objek

yang jaraknya sangat jauh.

2 Long Shoot (LS) digunakan untuk establis

shoot, untuk mengawali shoot dengan jarak yang shoot dengan jarak yang  lebih pendek.

3 Medium Long Shoot  Digunakan untuk

(MLS) menggambarkan suasana

yang relatif seimbang.

4 Medium Shoot (MS) Digunakan untuk mengawali 4 Medium Shoot (MS) Digunakan untuk mengawali shoot wawancara, dan menguatkan subjek utama dalam frame

(58)

5 Medium Close Up (MCU) Digunakan untuk penekanan subjek pada saat wawancara

6 Close Up (CU) Digunakan untuk menangkap detai subjek, baik ekspresi maupun karakteristik subjek

7 Extreme Close Up (XCU) Digunakan untuk menangkap 7 Extreme Close Up (XCU) Digunakan untuk menangkap hal yang memiliki karakteristik tertentu yang ingin ditekankan

(59)

NO Jenis Visual Ket

C. Sudut Pengambilan Gambar

NO Jenis Visual Ket

1 High angle Untuk menguatka

suatu kesan tertekan, atau hal yang

dianggap lebih kecil

2 Low angle Digunakan untuk

2 Low angle Digunakan untuk

menguatkan kesan dominan,keagungan, dan segala sesuatu yang lebih besar

3 N l l S d t d t

3 Normal angle Sudut pandang mata

normal, menampilkan estblis suasana

tertentu secara normal.

(60)

1. Tonalitas

Warna dan tone yang muncul pada film yang diciptakan untuk menampilkan kesan tersendiri, agar sesuai dengan konsep desain Pengaturan tone agar sesuai dengan konsep desain. Pengaturan tone warna berupa brightness dan contras digunakan untuk mendapatkan kesamaan warna antar scene.p Untuk menguatkan kesan spirit yang ada dalam konsep, maka tingkat saturasi pada gambar di i k k S hi b k l bih k ditingkatkan. Sehingga gambar terkesan lebih kuat dan dinamis.

(61)

No Jenis Visual Ket No Jenis Visual Ket 1 Kontras &

Brightness

perbandingan brightness lebih begitu tajam disbanding kondisi Brightness begitu tajam disbanding kondisi

normal, namun kesan tetap natural.

2 warna Untuk objek yang diabil secara close up Warna cenderung tidak begitu tajam, namun tetap natural Sedangkan untuk objek dengan pengambilan long shoot warna lebih ditingkatkan karena

bil b umumnya pengambilan gambar dilakukan diluar ruangan dengan pencahayaan yang relatif besar pencahayaan yang relatif besar, khususnya di siang hari

(62)

3. Tipografi

Tipografi yang digunakan disesuaikan denganp g y g g g karakter kesenian wayang topeng, yaitu luwes namun tetap lugas. Font jenis Yellowtail yang bergaya hand

writing dipilih karena mewakili sifat luwes dan lugas

tersebut. Untuk keperluan bodytext jenis font yang digunakan adalah Tin Doghouse dimana masih memiliki digunakan adalah Tin Doghouse dimana masih memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi dan tetap dapat mewakili kesan luwes dan lugas. Selain digunakang g sebagai judul pada film, juga dugunakan untuk material desain yang lain, seperti cover DVD dan material promosi lainya.

(63)
(64)

4. Elemen Grafis

o Warna elemen Grafis

W di k d l l fi o Warna yang digunakan pada elemen – elemen grafis

diambil dari warna karakter dalam Wayang Topeng. Hal ini untuk merepresentasikan spirit yang ada dalam wayang topeng.

(65)

KONTEN CERITA

Gambaran umum tentang konten cerita yang Gambaran umum tentang konten cerita yang terkait dengan wayang topeng di kedung monggo meliputi :p

o Sejarah & Isi Wayang Topeng

‐ Sejarah wayang topeng di kedung monggo ‐ Budaya panji

‐ Lakon dalam Wayang topeng di Kedungmonggo Maestro Wang Topeng dari Kedungmonggo

‐ Maestro Wang Topeng dari Kedungmonggo

o Kondisi Kekinian Wayang Topeng Kedungmonggo ‐ Upaya memperkenalkan kembalip y p

(66)

o Ritual

di i b k l i l i ‐ Tradisi Gebyak Malam senin legi ‐ Suguh

o Artefak (karya) o Artefak (karya)

‐ Seni Pertunjukan Wayang Topeng Malang ‐ Karakter tokoh wayang topeng

(67)
(68)

IDE CERITA

IDE CERITA

Seperti halnya kesenian tradisional yang lain, kesenian ini juga mulai terpinggirkan. Namun para penggiat seni wayang topeng di kedung monggo penggiat seni wayang topeng di kedung monggo tidak tinggal diam. Mereka tetap menyimpan semangat bahwa mereka harus terus berkarya. semangat bahwa mereka harus terus berkarya. Dengan dilatarbelakangi keteguhan dalam melestarikan tradisi warisan leluhur penggiat seni di sanggar Asmoro Bangun bertekad mementaskan lagi kesenian yang telah vacuum.

(69)

FILM STATEMENT

“ Sekelompok warga kedungmonggo yang Sekelompok warga kedungmonggo yang  terus berupaya menjaga tradisi dengan  terus berupaya mementaskan kesenian khas  wayang topeng malang secara rutin untuk  mempertahankanya sebagai  sebuah  id tit b d identitas budaya  ”

(70)
(71)

Pada perancangan film dokumenter tentang

Film Dokumenter

Pada perancangan film dokumenter tentang kesenian wayang topeng malang ini, menghasilkan sebuah film yang bercerita tentang bagaimana sebuah film yang bercerita tentang bagaimana upaya Sanggar Asmoro bangun dalam menjaga tradisi ditengah jaman modern seperti saat ini. Dalam tahap ini film dokumenter yang dihasilkan dikemas dalam format DVD.

(72)

Sinopsis Cerita

“ Ketika banyak seni tradisi yang telah mati suri, wayang topeng di kedungmonggo justru ingin mengembalikan

Sinopsis Cerita

topeng di kedungmonggo justru ingin mengembalikan kejayaan yang pernah mereka raih. Dengan semangat melestarikan tradisi mereka bangkit. Segala upaya mereka kerahkan ditengah keterbatasan. Kreatifitas dan darah seni yang mengalir menuntun mereka menemukan jalan untuk ter s melestaikan tradisi pementasan a ang topeng setiap terus melestaikan tradisi pementasan wayang topeng setiap malam senin legi. Mereka giatkan industri kerajinan yang tidak hanya menghasilkan topeng untuk pertunjukan tetapiy g p g p j p juga topeng – topeng untuk keperluan souvenir yang berupa hiasan dinding hingga gantungan kunci. Meski tak ada

k d i i i di d

pemasukan dari setiap pementasan rutin di pendopo Asmoro Bangun, hasil penjualan topeng – topeng mereka dapat menjaga tradisi agar tetap hidup.”

(73)

Format Film

Kemasan Film Dokumeneter tentang kesenian wayang topeng malang di Kedungmonggo adalah format DVD  d ifik i dengan spesifikasi : Format : HD Video 720p Resolusi : 960 X 720 Resolusi : 960 X 720 Frame Rate : 25 fps  Durasi : max 24 menit

(74)

Treatment Visual

Treatment Visual adalah sebuah ilustrasi untuk membentuk cerita secara

i l S hi d t j di b it t h d l

Treatment Visual

visual. Sehingga dapat menjadi gambaran cerita yang utuh dalam membuat film dokumeneter.

Judul : Walik ing Topeng (dibalik topeng)

Tema : Sosial Budaya

Cerita : Semangat untuk mempertahankan warisan tradisi

pertunjukan wayang topeng setiap malam senin legi dengan

pertunjukan wayang topeng setiap malam senin legi dengan

menggiatkan industri kerajinan topeng sebagai penopang operasional kegiatan.

Potensi Konflik : Benturan budaya untuk tetap bertahan di era modern

Elemen : Footage kegiatan sanggar Asmoro Bangun

Footage pementasan wayang topeng di Kedungmonggo Footage pementasan wayang topeng di Kedungmonggo Footage pembuatan topeng

Footage keseharian warga Kedungmonggo

Wawancara dengan pelaku seni di kedung monggo

(75)

Poster Film

Poster film digunakan sebagai sarana publikasi film Poster tersebut berisi tentang informasi mengenai

Poster Film

film.Poster tersebut berisi tentang informasi mengenai konten film.

(76)

Kemasan CD / DVD Kemasan CD / DVD

Kemasan DC / DVD merupakan bagian yang tak terpisahakan publikasi film dan merupakan kemasan dari terpisahakan publikasi film dan merupakan kemasan dari film itu sendiri.

(77)

Slug & Title Slug & Title

Desain slug & title adalah desain judul yang dirancang untuk nama karakter yang sedang tampil Tujuan dari untuk nama karakter yang sedang tampil. Tujuan dari desain ini adalah untuk memberikan keterangan tentang identitas subjek kepada pemirsa.

(78)

Catatan akhir Catatan akhir

Sebuah keterangan yang diberikan pada akhir pembahasan Catatan ini berfungsi memperjelas pembahasan. Catatan ini berfungsi memperjelas keterangan yang telah disampaikan.

(79)

Keterangan Penjelas Keterangan Penjelas

Keterangan ini muncul pada saat subjek sedang menjelaskan suatu hal. Dengan adanya keterangan ini diharapkan pemirsa dapat lebih menarik perhatian dan sehingga pemirsa dapat menangkap informasi yang disampaikan secara lebih jelas.

(80)

KESIMPULAN dan SARAN

Kesimpulan

Dalam Perancangan Film Dokumenter Kesenian Wayang Dalam Perancangan Film Dokumenter Kesenian Wayang Topeng Malang dibuat untuk menyajikan fakta‐fakta menarik seputar Wayang topeng Malang. Media audio

visual berupa film dokumenter dipilih karena dianggap visual berupa film dokumenter dipilih karena dianggap

memiliki keunggulan tersendiri dalam menyajikan fakta‐ fakta dan menangkap realita.

Film dokumenter memiliki segmen tersendiri dan umumnya berkaitan dengan hal akademis

(81)

KESIMPULAN dan SARAN

Saran

• Dalam Perancangan Film Dokumenter perlu sebuahDalam Perancangan Film Dokumenter perlu sebuah komunikasi yang intensif khususnya dengan subjek

• Terbuka dengan bidang ilmu yang lain yang bersinggungan.

• Perlu adanya media – media lain yang mengangkat tema tentang seni tradisi yang berkasis kearifan lokal

Referensi

Dokumen terkait

sendi, perubahan warna, perubahan bentuk, dan perubahan posisi struktur ekstremitas (dislokasi atau sublukasi). Disabilitas dan handicap, disabilitas terjadi apabila

Menurut penelitian yang telah dilakukan oleh Sidharta et al., (2014) mengatakan bahwa (perceived of usefulness) persepsi kegunaan berpengaruh signifikan terhadap

Pada roti tawar dengan penambahan tepung fermentasi umbi bentul dihasilkan tekstur elastis namun agak kasar, hal ini disebabkan karena pada proses pembuatan roti

Pantai Mandalika menerima gelombang yang lebih besar dari Samudra Hindia sehingga kawasan intertidal tidak berpasir melainkan berupa sustrat keras terumbu

Profesi guru merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip sebagai berikut: (a) memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme; (b)

1) Pelanggaran keempat dikenakan sanksi atas alasan sebagaimana dikenakan sanksi 6 (enam) bulan. 2) Pelanggaran kedua dikenakan sanksi atas alasan sebagaimana dikenakan

Setelah dilakukan pengolahan dan analisis data, maka penelitian tersebut dapat disimpulkan Aspek pasar pada penelitian ini dapat dinyatakan layak karena permintaan yang terjadi

Partnerships, dan Cost Structure 2 Robiatul Al Adawiyah dan Mohammad Iqbal Analisis Kondisi Existing dan Pengembangan Model Bisnis dalam Sektor Pariwisata Menggunakan