• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan didalam literatur penelitian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan didalam literatur penelitian"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didukung dari beberapa rujukan didalam literatur penelitian sebelumnya. Berikut ini akan disajikan penelitian terdahulu untuk mendukung penelitian ini diantaranya, yaitu :

1. Aditya Pramudita dan Imam Subekti (2014)

Penelitian ini berjudul tentang ”Ukuran Bank, Manajemen Aset Perusahaan, Kapitalisasi Pasar dan Profitabilitas terhadap Kredit Bermasalah pada Bank yang Terdaftar di BEI”. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh ukuran Bank, manajemen asset perusahaan, kapitalisasi pasar dan profitabilitas terhadap kredit bermasalah pada Bank yang terdaftar di BEI. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data rasio ukuran Bank, manajemen asset perusahaan, kredit bermasalah selama tahun 2008-2012 berupa data tahun Bank umum nasional yang diperoleh dari Bank Indonesia (www.bi.go.id) maupun website setiap Bank dan kapitalisasi pasar yang diperoleh dari ICMD (www.idx.co.id). Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistic yang dibantu dengan program SPSS. Alat analisis yang digunakan pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis. Variabel independen pada penelitian ini adalah Ukuran Bank (size Bank), Manajemen Aset Perusahaan (AMC), Profitabilitas (ROA), dan Kapitalisasi Pasar (Market

(2)

Capitalization). Sedangkan variable dependennya adalah Kredit Bermasalah (NPL). Hasil penelitian ROA dan AMC terbukti memepengaruhi NPL. Sedangkan Size Bank dan kapitalisasi pasar tidak terbukti mempengaruhi NPL.

Persamaan : sama-sama meneliti tentang profitabilitas pada suatu Bank.

Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel AMC, Market Capitalization dan NPL sedangkan penelitian ini menggunakan variabel NPF, BOPO, dan NPF.

2. Edhi Satriyo Wibowo dan Muhammad Syaichu ( 2013).

Penelitian ini berjudul tentang ”Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, CAR, BOPO, NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah”. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO, NPF terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu laporan keuangan triwulan pada periode 2008-2011 Dan telah dipublikasikan di Bank Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitungannya menggunakan metode statistic yang dibantu dengan program SPSS. Alat analisis yang digunakan pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis. Variabel independen pada penelitian ini adalah CAR, BOPO, NPF, suku bunga, dan Inflasi. Sedangkan variable dependennya adalah profitabilitas (ROA). Hasil penelitian adalah BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA. Sedangkan variable CAR, NPF, Inflasi dan Suku Bunga tidak berpengaruh.

(3)

Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel CAR, Suku bunga, dan Inflasi sedangkan penelitian ini menggunakan variabel Ukuran Bank.

3. Dhika Rahma Dewi (2010).

Penelitian ini berjudul tentang ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Bank Syariah di Indonesia”. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh CAR, FDR, NPF, REO terhadap ROA Bank Syariah di Indonesia. Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis yaitu laporan keuangan triwulan yang telah dilaporkan ke Bank Indonesia perioide triwulan terakhir dari tahun 2005-2008. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitingannya menggunakan metode statistic yang dibantu dengan program SPSS. Alat analisis yang digunakan pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis. Variabel independen pada penelitian ini adalah CAR, FDR, NPF, dan REO. Sedangkan variable dependennya adalah profitabilitas (ROA). Hasil penelitian adalah hasil uji hipotesis Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Non Performing Financing (NPF) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia, Rasio Efisiensi Operasional (REO) berpengaruh signifikan negatif terhadap ROA pada Bank Syariah di Indonesia.

Persamaan : menggunakan variabel NPF dan studinya pada Bank Syariah di Indonesia.

(4)

Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel CAR, FDR, dan REO sedangkan penelitian ini menggunakan variabel BOPO, Ukuran Bank, dan ROA. 4. Diah Aristya Hesti (2010)

Penelitian ini berjudul tentang ”Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kecukupan Modal, Kualitas Aktiva Produktif (KAP), dan Likuiditas Terhadap Kinerja Keuangan”. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh variabel ukuran perusahaan (LnSIZE), kecukupan modal (MODAL), kualitas aktiva produktif (KAP), dan likuiditas (LIQ) terhadap Return On Assets (ROA). Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang bersifat historis yaitu laporan keuangan triwulan Bank Umum Syariah Devisa dari tahun 2004-2009. Metode analisis yang digunakan adalah analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka dan perhitingannya menggunakan metode statistic yang dibantu dengan program SPSS. Alat analisis yang digunakan pengujian asumsi klasik, analisis regresi berganda, dan uji hipotesis. Variabel independen pada penelitian ini adalah ukuran perusahaan (LnSIZE), kecukupan modal (MODAL), kualitas aktiva produktif (KAP), dan likuiditas (LIQ) . Sedangkan variable dependennya adalah profitabilitas (ROA). Hasil penelitian adalah hasil uji t menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap ROA. Sedangkan kualitas aktiva produktif dan likuiditas berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Berdasarkan hasil perhitungan, likuiditas memiliki arah yang berbeda dengan hipotesis yang diajukan, yaitu negatif signifikan. Dan dari hasil pengujian statistik, variabel kecukupan modal terbukti berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ROA. Dari hasil perhitungan statistik diketahui bahwa

(5)

variabel ukuran perusahaan memberikan pengaruh terbesar terhadap Return On Assets (ROA).

Persamaan : menggunakan variabel ukuran perusahaan

Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel kecukupan modal (MODAL), kualitas aktiva produktif (KAP), dan likuiditas (LIQ). Sedangkan penelitian ini menggunakan variabel NPF dan BOPO.

5. Ahmad Buyung Nusantara (2009).

Penelitian ini berjudul “Analisis Pengaruh NPL, CAR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank (Perbandingan Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik di Indonesia Periode Tahun 2005-2007)”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh variabel Non Performing Loan (NPL), Capital Adequancy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR) dan BOPO terhadap Return on Asset (ROA). Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder dari laporan keuangan perBankan tahun 2005-2007 yang diperoleh dari Direktori PerBankan Indonesia. Metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu. Variabel independen pada penelitian ini adalah NPL, CAR, LDR, dan BOPO. Sedangkan variabel dependennya adalah Profitabilitas (ROA). Hasil penelitian adalah menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan Bank unttuk ketegori Bank go publik ( terutama NPL, CAR, LDR, dan BOPO) mampu memprediksi ROA pada Bank go publik di Indonesia periode 2005-2007. Sedangkan untuk kategori Bank non publik hanya LDR yang mampu memprediksi ROA.

(6)

Persamaan : meneliti tentang yang mempengaruhi profitabilitas dan menggunakan variabel NPL dan BOPO.

Perbedaan : studinya pada Bank Umum Go Publik dan Bank Umum Non Go Publik.

6. Rida Rahim, Yuma Irpa (2008).

Penelitian ini berjudul, ”Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah (Studi Kasus BSM dan BNI Syariah)”. Penelitian in bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara variable CAR, FDR, BOPO, dan NPL terhadap profitabilitas (ROE) Bank Syariah ( Bank Umum Syariah dan Unit Syariah). Sumber data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dengan cara mencari laporan BSM dan BNI Syariah periode Januari 2004 – 2008 yang diperoleh dari internet. Penelitian ini menggunakan alat uji regresi. Variabel independen pada penelitian ini adalah CAR, FDR, BOPO, dan NPL. Sedangkan variable dependennya adalah profitabilitas (ROE). Hasil penelitian uji t-statistik bahwa pada BSM variable CAR berpengaruh positif terhadap profitabilitas dan variable BOPO dan NPL berpengaruh positif terhadap profotabilitas. Sedangkan FDR tidak berpengaruh pada profitabilitas. Hasil penelitian pada BNI yaitu CAR berpengaruh positif dan FDR, BOPO, NPL berpengaruh negative terhadap profitabilitas. Berdasarkan uji F-statistik pada kedua Bank yaitu semua variable independen secara bersama-sama mempengaruhi variable dependen.

Persamaan : meneliti pengaruh faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas di Bank umum syariah.

(7)

Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel CAR, FDR, NPL dan ROE sedangkan penelitian ini menggunakan variabel NPF, Ukuran Bank, dan ROA.

2.2. Landasan Teori

2.2.1 Teori Pesinyalan (Signalling Theory)

Signalling Theory mengemukakan tentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut lebih baik daripada perusahaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerapkan kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate (Jama’an, 2008).

Hubungan Signalling Theory dengan penelitian ini adalah sudah di jelaskan di atas bahwa perusahaan Bank akan mengeluarkan sinyal yang berupa informasi laporan keuangan yang dimana jika laporan keuangan tersebut kurang baik maka akan mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan sehingga para investor atau para nasabah kurang tertarik untuk berinvestasi disana. Sebaliknya jika laporan keuangan perusahaan tersebut baik maka akan mempengaruhi kinerja

(8)

keuangan perusahaan sehingga para investor atau para nasabah tertarik untuk berinvestasi disana. Jadi, jika perusahaan Bank itu baik maka akan ada banyak investor atau nasabah yang tertarik berinvestasi disana. Dan jika perusahaan Bank itu jelek maka investor atau nasabah kurang tertarik berinvestasi disana.

2.2.2 Pengertian Bank

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai Banknote. Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan usaha perbankan meliputi tiga kegiatan, yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa Bank lainnya. Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok Bank sedangkan memberikan jasa Bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas jasa yang menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat. Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat. Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran kegiatan utama tersebut.

(9)

2.2.3 Fungsi Bank

Secara umum fungsi Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan Bank menyalurkan kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Secara lebih spesifik Bank dapat berfungsi sebagai berikut:

a. Agent of Trust

Fungsi Bank sebagai Agent of Trust adalah suatu lembaga yang berlandasakan pada kepercayaan. Dasar utama kegiatan perBankan ialah kepercayaan, baik sebagai penghimpun dana maupun penyaluran dana. Dalam hal ini Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di Bank jika dilandasi dengan kepercayaan. Dalam fungsi Bank ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana (nasabah) maupun dari pihak Bank dan kepercayaan ini juga akan terus berlanjut kepada pihak debitor. Kepercayaan ini sangatlah penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan, baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana ini.

b. Agent of Development

Fungsi Bank sebagai Agent of Development ialah suatu lembaga yang memobilisasi dana guna pembangunan ekonomi suatu negara. Kegiatan Bank berupa penghimpun dan penyalur dana sangatlah diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Dalam hal ini Bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan untuk investasi, distribusi, serta kegiatan

(10)

konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak terlepas dari adanya penggunaan uang.

c. Agent of Service

Fungsi Bank sebagai Agent of Service merupakan lembaga yang memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal ini Bank memberikan jasa pelayanan perBankan kepada masyarakat agar masyarakat merasa aman dan nyaman dalam menyimpan dananya tersebut. Jasa yang ditawarkan Bank ini sangat erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. 2.2.4 Jenis-Jenis Bank

Dilihat dari Segi Fungsinya a. Bank Sentral

Bank sentral adalah Bank yang didirikan berdasarkan undang-undang nomor 13 tahun 1968 yang memiliki tugas untuk mengatur peredaran uang, mengatur pengarahan dana-dana, mengatur perBankan, mengatur perkreditan, menjaga stabilitas mata uang, mengajukan percetakan / penambahan mata uang rupiah dan lain sebagainya. Bank sentral hanya ada satu sebagai pusat dari seluruh Bank yang ada di Indonesia. Contohnya adalah Bank Indonesia.

b. Bank Umum

Bank umum adalah lembaga keuangan yang menawarkan berbagai layanan produk dan jasa kepada masyarakat dengan fungsi seperti menghimpun dana secara langsung dari masyarakat dalam berbagai bentuk, memberi kredit pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan, jual beli valuta asing atau valas,

(11)

menjual jasa asuransi, jasa giro, jasa cek, menerima penitipan barang berharga,dan lain sebagainya.

c. Bank Perkreditan Rakyat / BPR

Bank perkreditan rakyat adalah Bank penunjang yang memiliki keterbatasan wilayah operasional dan dana yang dimiliki dengan layanan yang terbatas pula seperti memberikan kredit pinjaman dengan jumlah yang terbatas, menerima simpanan masyarakat umum, menyediakan pembiayaan dengan prinsip bagi hasil, penempatan dalam sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, sertifikat, tabungan, dan lain sebagainya.

Dilihat dari Segi Kepemilikannya a. Bank Milik Pemerintah

Bank pemerintah adalah Bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan Bank dimiliki oleh pemerintah pula. Contohnya Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri. Selain itu ada juga Bank milik pemerintah daerah yang terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II masing-masing provinsi. Sedangkan Bank milik pemerintah daerah (Pemda) terdapat di daerah tingkat I dan tingkat II. Contoh Bank pemerintah daerah adalah BPD DKI Jakarta, BPD Jawa Barat, BPD Jawa Tengah, BPD Jawa Timur, BPD Sumatera Utara, BPD Sumatra Selatan, BPD Sulawesi Selatan, dan BPD lainnya:

b. Bank Milik Swasta Nasional

Bank jenis ini, seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Akte pendiriannya menunjukkan kepemilikan swasta, begitu pula

(12)

pembagian keuntungannya untuk pihak swasta. Contoh Bank milik swasta nasional antara lain: Bank Muamalat, Bank Central Asia, Bank Bumi Putra, Bank Danamon, Bank Duta, Bank Nusa Internasional, Bank Niaga, Bank Universal, Bank Internasional Indonesia

c. Bank Milik Koperasi

Kepemilikan saham-saham Bank ini dimiliki oleh badan hukum koperasi, contohnya adalah Bank Umum Koperasi Indonesia;

d. Bank Milik Campuran

Kepemilikan saham Bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Saham Bank campuran secara mayoritas dimiliki oleh warga negara Indonesia. Contoh Bank campuran antara lain : Sumitono Niaga Bank, Bank Merincop, Bank Sakura Swadarma, Bank Finconesia, Mitsubishi Buana Bank, Inter Pacifik Bank, Paribas BBD Indonesia, Ing Bank, Sanwa Indonesia Bank, dan Bank PDFCI.

e. Bank Milik Asing

Bank jenis ini merupakan cabang dari Bank yang ada di luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya ABN AMRO Bank, City Bank, dan lain-lain.

Dilihat dari Segi Status a. Bank Devisa

Adalah Bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. Misalnya transfer keluar negeri, inkaso keluar negeri, traveller cheque, pembukaan dan pembayaran

(13)

Letter of Credit dan transaksi lainnya. Persyaratan untuk menjadi Bank devisa ini ditentukan oleh Bank Indonesia.

b. Bank Non-Devisa

Adalah Bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai Bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan kegiatan seperti halnya Bank devisa. Jadi Bank non-devisa hanya dapat melakukan transaksi dalam batas-batas negara.

Dilihat dari Segi Kegiatan Operasionalnya 1. Bank Konvensional

Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu, Bank konvensional adalah Bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.

Bank konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring, inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya seperti jual beli surat berharga, Bank draft, wali amanat, penjamin emisi, dan perdagangan efek.

(14)

Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan Bank yang paling besar. Pendapatan Bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya Bank umum dan BPR. Kedua jenis Bank tersebut telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya.

2. Bank Syariah

Sekarang ini banyak berkembang Bank syariah. Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian Bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990. Bank syariah adalah Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah Bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam.

Falsafah dasar beroperasinya Bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin.

Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas.

(15)

Kegiatan Bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan Bank konvensional. Penentuan harga bagi Bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara Bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada Bank syariah.

 Pembiayaan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah).

 Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).  Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).  Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).  Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak Bank

oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).

Dalam rangka menjalankan kegiatannya, Bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi Bank syariah, bunga Bank adalah riba. 2.2.5 Kinerja Keuangan Bank

Kinerja keuangan Bank merupakan gambaran prestasi yang dicapai Bank dalam kegiatan operasionalnya baik menyangkut aspek kuangan, aspek pemasaran, aspek penghimpunan dana dan penyaluran dana, aspek teknologi, maupun aspek sumber daya manusianya. Kinerja keuangan Bank merupakan gambaran kondisi keuangan Bank pada periode tertentu baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana yang biasanya diukur dengan

(16)

indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas Bank (Jumingan, 2006:239).

a. Pembiayaan Bermasalah (Non Performing Financing)

Pembiayaan bermasalah dapat diartikan sebagai pinjaman yang mengalami kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor eksternal di luar kemampuan debitur yang dapat diukur dengan kolektibilitasnya. Pembiayaan bermasalah adalah suatu keadaan dimana nasabah tidak sanggup membayar sebagian atau seluruh kewajibannya kepada LKS seperti yang telah diperjanjikan dalam perjanjian pembayaran. Pembiayaan bermasalah menurut ketentuan Bank Indonesia merupakan pembiayaan yang digolongkan kedalam kolektibilitas kurang lancar (KL), Diragukan (D), macet (M)

Non-Perfoming Financing (NPF) yaitu rasio untuk mengukur tingkat permasalahan pembiayaan yang dihadapi oleh Bank. Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa kualitas pembiayaan semakin tidak sehat. Berikut adalah rumus menghitung NPF :

Pembiayaan (Kurang Lancar, Diragukan, Macet)

NPF =

×

100% Total Pembiayaan

(Indikator ketentuan : Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DpbS)

b. Efisiensi Operasional (BOPO)

Efisiensi operasional merupakan efisiensi perusahaan dalam menggunakan seluruh aktivanya dalam menghasilkan penjualan, sehingga biaya dapat diminimalkan dan akan tercapai laba yang maksimum. Semakin efisien

(17)

perusahaan menggunakan total assetnya, maka total cost akan semakin kecil dan net profit semakin besar.

BOPO (Beban Operasional Pendapatan Operasional) adalah rasio perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan Bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa usaha utama Bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan selanjutnya menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit. Sehingga beban bunga dan hasil bunga merupakan porsi terbesar bagi Bank. Berikut adalah rumus untuk menghitung BOPO :

Biaya Operasional

OER/BOPO =

×

100 % Pendapatan Operasional

(Indikator ketentuan : Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DpbS)

c. Ukuran Bank (Size)

Ukuran perusahaan merupakan besarnya kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva maupun log size. Karena total aset perusahaan yang bernilai besar maka hal ini dapat disederhanakan dengan mentranformasikan ke dalam logaritma natural (Ghozali, 2006) . Semakin besarnya ukuran perusahaan perBankan juga memiliki peluang yang lebih besar dalam meningkatkan risiko yang harus ditanggung oleh pihak Bank. Hal itu terjadi apabila aset yang dimiliki Bank tersebut tidak dikelola dan digunakan secara maksimal untuk kegiatan operasional Bank, sehingga Bank akan

(18)

berpotensi mengeluarkan biaya pengelolaan aset yang lebih besar. Semakin besar aktiva perusahaan, maka semakin banyak modal yang ditanam dalam aktiva tersebut. Pada neraca Bank, aktiva menunjukkan posisi penggunaan dana. Berikut adalah rumus menghitung ukuran Bank :

Bank Size = Ln (Total Aset Bank)

(Aditya Pramudita dan Imam Subekti, 2014)

d. Profitabilitas (ROA)

Return on assets (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang digunakan. Return on assets merupakan perbandingan antara laba sebelum bunga dan pajak dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan untuk beroperasi, perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang dipergunakan, perusahaan mendapatkan kerugian. Jadi jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan. Tetapi jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak memberikan laba maka perusahaan akan mengalami kerugian dan akan menghambat pertumbuhan. Berikut adalah rumus menghitung ROA :

Laba sebelum pajak

ROA =

×

100% Rata-rata total asset

(19)

2.2.6 Pengaruh Antar Variabel

1. Pengaruh NPF terhadap Profitabilitas

NPF (Net Performing Financing) merupakan pembiayaan macet yang terjadi di perusahaan, hal tersebut dapat berpengaruh terhadap laba Bank Syariah. Sesuai dengan teori signaling, pembiayaan macet atau NPF merupakan hal yang akan membawa signal negatif terhadap investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Arah hubungan yang timbul antara NPF terhadap ROA adalah negatif, karena apabila NPF tinggi maka akan berakibat menurunnya pendapatan dan akan berpengaruh pada menurunnya ROA yang didapatkan oleh Bank Syariah.

Menurut Suhada (2009) Net Performing Financing berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas perusahaan, hal tersebut dikarenakan bertambahnya NPF akan mengakibatkan hilangnya kesempatan perusahaan untuk memperoleh pendapatan dari pembiayaan yang diberikan sehingga mempengaruhi perolehan laba dan berpengaruh buruk pada ROA. Sehingga NPF berpengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas Return On Assets (ROA). sedangkan menurut Ridha (2011) yang menyatakan bahwa NPF tidak memiliki pengaruh terhadap ROA, hal ini yang berarti bahwa kondisi NPF yang lebih besar tidak secara langsung memberikan penurunan laba periode yang sama sehingga dapat mengganggu perputaran modal kinerja Bank.

2. Pengaruh BOPO terhadap Profitabilitas

BOPO merupakan efisiensi Bank dalam menjalankan usaha pokoknya terutama kredit, dimana bunga kredit menjadi pendapatan terbesar perBankan. hal

(20)

tersebut sesuai dengan yang telah dijelaskan pada teori signaling, bahwa semakin kecil nilai BOPO maka akan semakin efisien Bank dalam menjalankan aktivitas usahanya dan hal tersebut akan mempengaruhi profitabilitas perusahaan, hal tersebut akan memberikan signal positif bagi para investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut.

Menurut Aulia (2011) yang menyatakan bahwa BOPO berpengaruh signifikan negatif terhadap Return On Assets (ROA). hal ini berarti semakin tinggi tingkat beban pembiayaan Bank maka laba yang di peroleh Bank akan semakin kecil. apabila kondisi biaya operasional semakin meningkat dan tidak diimbangi dengan pendapatan operasional, maka hal tersebut dapat mengurangi Return On Assets yang terdapat pada perusahaan.

3. Pengaruh Ukuran Bank (Size) terhadap Profitabilitas

Ukuran Bank (Firm Size) merupakan skala atau ukuran yang menentukan seberapa besar atau kecilnya sebuah perusahaan, tolok ukur yang menghasilkan besar kecilnya perusahaan dilihat dari total aktiva perusahaan tersebut dan akan berpengaruh pada profitabilitas perusahaan. Jika ukuran perusahaan dihubungkan dengan teori signaling yaitu dengan besarnya nilai aktiva yang didapatkan, maka perusahaan akan memberikan signal positif kepada calon investor yang ingin berinvestasi pada perusahaan.

Menurut penelitian yang dilakukan Ekawati (2004), Rasdjo (2007), dan Miyajima et al (2003) memberikan hasil bahwa ukuran perusahaan (perBankan) tersebut mempunyai dampak yang positif dan berpengaruh penting terhadap profitabilitas. William (1989) dalam Bardosa dan Louri (2003) dan Campbell

(21)

(2002) mempunyai pendapat yang sama bahwa antara ukuran dari Bank induk (pusat) mempunyai hubungan yang positif dan berpengaruh penting terhadap ukuran anak perusahaan (cabang di luar negeri). Sehingga Ukuran Bank berpengaruh terhadap Profitabilitas.

2.3. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan telaah pustaka serta beberapa penelitian terdahulu, maka peneliti mengindikasikan “Pengaruh Pembiayaan Bermasalah, Efisiensi Operasional, dan Ukuran Bank terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia”

Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan diatas, disusun hipotesis yang merupakan alur pemikiran dari peneliti, kemudian digambarkan dalam kerangka teoritis yang disusun sebagai berikut :

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Pembiayaan Bermasalah (NPF) (X1) Efisiensi Operasional (BOPO) (X2)

Ukuran Bank (LNTA) (X3)

Profitabilitas (ROA) ( Y )

(22)

2.4. Hipotesis Penelitian

Kerangka penelitian yang telah di gambarkan, maka dapat di bentuk hipotesisnya sebagai berikut :

H1 : Pembiayaan Bermasalah (NPF) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah.

H2 : Efisiensi Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada

Bank Umum Syariah.

H3 : Ukuran Bank (LNTA) berpengaruh terhadap Profitabilitas pada Bank

Gambar

Gambar 1.1  Kerangka Pemikiran Pembiayaan Bermasalah (NPF) (X1) Efisiensi Operasional (BOPO) (X2)

Referensi

Dokumen terkait

Dan untuk mengetahui jawaban dari pertanyan yang penulis ajukan kepada 5 keluarga Muallaf di Kelurahan Titi Papan Kecamatan Meda Deli dapat dilihat berdasarkan uraian

Tabel 1 menunjukkan bahwa terjadi perbedaan intensitas serangan CMV pada tanaman tomat hasil penularan virus dari empat gulma yang sakit sebagai sumber inokulum

INVESTMENTS (MAURITIUS) LIMITED, qualitate qua (q.q.) Saudara ROBERT BUDI HARTONO dan Saudara BAMBANG HARTONO, selaku pemegang saham mayoritas BCA pada saat ini, untuk

Gizi yang baik sangat penting untuk pertumbuhan sel-sel otak, terutama pada saat hamil dan juga pada waktu bayi, di mana sel-sel otak sedang tumbuh dengan pesatnya. Kekurangan

Kesimpulan dari data survey mengenai perancangan buku fotografi fashion batik Sumber Jambe khas Jember bahwa kurang adanya ketertarikan masyarakat Jember dan sekitar

Dalam suatu penyalahgunaan narkoba secara tidak langsung menimbulkan korban. Untuk mengatasi korban penyalahgunaan narkoba perlu dilakukan tindakan-tindakan yang baik agar

Kesimpulan yang dapat ditarik dari peneitian ini ialah akibatnya dari perubahan pengelolaan Museum Sangiran terjadinya perubahan kedudukan yang dulunya Museum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kedalaman gerusan dan pola gerusan yang terjadi di sekitar abutmen pada kondisi aliran jernih (clear-water scour) untuk saluran