• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING PERMAINAN SEPAKBOLA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP KETERAMPILAN SHOOTING

PERMAINAN SEPAKBOLA

(Eksperimen pada Siswa Kelas VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis)

Malik Ismail 1) Iis Marwan 2)

1) Mahasiswa PJKR FKIP Universitas Siliwangi: malikismail@yahoo.com 2) Dosen PJKR FKIP Universitas Siliwangi: iismarwan@yahoo.com

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pembelajaran shooting menggunakan audio visual terhadap keterampilan shooting pada permainan sepakbola yang dilakukan oleh siswa kelas VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis

.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen. Kegiatan proses pepembelajaran dilakukan selama 16 kali pertemuan. Populasi penelitian adalah siswa kelas VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin

Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis

. Sampel ditetapkan sebanyak 20 orang dipilih secara random (acak) sederhana. Instrumen penelitian menggunakan tes keterampilan shooting bola yang sudah baku dilakukan pada tes awal dan tes akhir.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran shooting menggunakan audio visual berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan shooting sepakbola.

Untuk meningkatkan keterampilan shooting sepakbola dianjurkan menggunakan media audio visual sebagai upaya untuk meningkatkan keterampilan shooting sepakbola.

(2)

EFFECT OF AUDIO VISUAL LEARNING TO USE THE SHOOTING SKILLS FOOTBALL

( Experiments in Class VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Distrik Ciamis)

1) Students PJKR FKIP Siliwangi University: malikismail@yahoo.com 2) Lecturer PJKR FKIP Siliwangi University : iismarwan@yahoo.com

ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of using audio-visual learning shooting skills on shooting at football games conducted by the eighth grade students of MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin village Paloerang Lakbok Distriks Ciamis.

This study used an experimental method . Activities carried out during the process learning 16 sessions . The study population was 17 students of class VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin village Paloerang Lakbok Distriks Ciamis. Sample set of 20 people chosen at random ( random ) simple .

The research instrument using a ball shooting skills tests that have been done on the raw initial test and final test.

The results showed that the use of audio-visual learning shooting significantly affect football shooting skills.

To improve the shooting skills of soccer are encouraged to use audio-visual media as an attempt to improve the shooting skills of football.

(3)

PENDAHULUAN

Di negara Indonesia laju perkembangan sepakbola pada saat ini mulai mengalami perkembangan yang makin mantap dan menjanjikan. Sebagaimana kita ketahui bahwa permainan sepakbola di Indonesia merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari masyarakat. Berbagai pertandingan di gelar baik skala nasional, regional, maupun lokal.

Permainan sepak bola untuk termasuk dalam kelompok permainan olahraga bola besar lanjutan. Dikatakan lanjutan karena pada pertiode jenjang sebelumnya permainan sepakbola ini telah diajarkan.

Untuk dapat bermain sepakbola yang baik perlu menguasai teknik dasar permainan, memahami peraturan dan memiliki kondisi fisik yang prima. Permainan sepakbola terdiri atas beberapa teknik dasar yang harus dikuasai dengan baik oleh pemain. Soedjarwo, Iwan dan Nurdin (2007:1) menjelaskan bahwa “Sepakbola adalah olahraga beregu yang didasari atas teknik, pengolahan bola, dan pengertian dari setiap pemain”.

Dengan penguasaan teknik yang baik dan benar, maka seorang pemain dapat bermain dengan baik. Teknik-teknik dasar tersebut antara lain: (1) teknik dasar mengoper dan menghentikan bola (passing and stoping); (2) teknik dasar (dribbling); (3) teknik dasar menyundul bola (heading); dan (4) teknik dasar menendang bola (shooting).

Teknik shooting adalah teknik dasar yang perlu dikuasai dengan baik oleh pesepakbola. Husni (2008:4) menjelaskan, “Menggiring adalah gerak membawa bola dengan menggunakan kaki atau bagian dari kaki.” Karena itu, shooting bertujuan agar bola dapat dikuasai oleh pesepakbola untuk selanjutnya dapat dioperkan atau ditendang ke arah gawang, dengan kata lain tujuan shooting adalah mendekatkan bola kesasaran yang dituju.

Teknik Shooting dapat dilakukan oleh beberapa bagian kaki, menurut Husni (2008:4) bahwa, “Shooting dapat dilakukan diantaranya dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, dan punggung kaki.” Untuk menguasai keterampilan shooting perlu pelatihan yang teratur dan kontinyu.

(4)

Pengalaman penulis sebagai guru praktikan (Pendidikan Profesi Lapangan) di MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis.

para siswa antusias dalam menerima bahan ajar sepakbola, kegiatan kelas VIII berjalan dengan baik dan tingkat kehadirannya sangat baik. Para siswa sangat menggemari siaran tayang sepak bola baik siaran langsung maupun siaran ulang seperti kegiatan piala dunia, maupun liga Indonesia, mereka sering mendiskusikan permainan yang telah ditontonnya.

Fasilitas sekolah sangat refresentatif media audio visual adalah media instruksional modern yang sesuai dengan perkembangan zaman (kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi), meliputi media yang dapat dilihat dan didengar” (Rohani, 1997: 97-98). Media audio visual adalah merupakan media perantara atau penggunaan materi dan penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran sehingga membangun kondisi yang dapat membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap.

Siswa masih lemah dalam menguasai teknik dasar shooting (menendang bola) hal ini terbukti siswa melakukan tendangan ke gawang, bolanya meleset keluar gawang atau bolanya menggelinding (tidak melambung), selain itu kaki sering menyentuh tanah saat menendang bola sehingga laju bola tidak keras.

Untuk mengatasi hal tersebut dan ditunjang kelengkapan fasilitas belajar di sekolah penulis meneliti mengenai pengaruh pembelajaran dengan menggunakan audio visual terhadap keterampilan shooting sepak bola. Cara ini dimaksudkan agar siswa mampu dan mahir dalam melakukan shooting, dimana bola didapat dilakukan dalam keadaan bola diam maupun bola bergerak.

Untuk mengungkap permasalahan tersebut penulis menggunakan metode penelitian eksperimen. Populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas VIII SMPN 17 Kota Tasikmalaya. Sampel penelitian diambil secara total sampling sebanyak 20 orang. Instrumen penelitian menggunakan tes baku untuk mengukur keterampilan shooting yang penulis ambil dari buku “Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani” yang disusun oleh Nurhasan (1999:160-162).

(5)

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Digunakan metode eksperimen atas dasar pertimbangan pada permasalahan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh pembelajaran shooting menggunakan media audio visual terhadap keterampilan shootingpada permainan sepak bola siswa kelas VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis.

Mengenai kegiatan eksperimen, Surakhmad, (2007:148) menjelaskan sebagai berikut, “Dalam arti luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil”. Lebih jelasnya Surakhmad, (2007:149) menjelaskan:

Bereksperiman ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang di selidiki. Tujuan eksperiman bukanlah pada pengumpulan dan deskripsi data melainkan pada penemuan faktor-faktor penyebab dan faktor-faktor akibat

Kutipan tesebut menjelaskan bahwa kegiatan eksperimen adalah suatu kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil sebagaimana yang dicobakannya. Jadi dengan digunakannya metode eksperimen dalam penelitian ini berarti peneliti harus mengadakan percobaan pada sebuah subyek yang akan menerima perlakuan tertentu dalam waktu tertentu, kemudian setelah masa percobaan itu selesai selanjutnya dilihat hasil dari perlakuan tersebut.

Dalam suatu eksperimen terdapat beberapa variabel yang akan dilihat hubungan sebab akibatnya. Variabel inilah faktor-faktor yang terjadi obyek penelitian. Sehubungan dengan hal ini Nazir, (2002:74) menjelaskan sebagai berikut, “Eksperimen adalah observasi di bawah kondisi buatan (artifical condition), di mana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya kontrol.”

(6)

Kutipan tersebut menjelaskan bahwa penelitian eksperimen adalah suatu penelitian percobaan yang dilakukan peneliti terhadap variabel-variabel penelitian dalam suatu eksperimen biasanya dilakukan kontrol terhadap variabel penelitian.

Dalam penelitian ini terdapat kelompok yang disebut kelompok ekperimen, yaitu kelompok yang sengaja diberi program uji coba berupa pembelajaran shooting dengan menggunakan media audio visual sebagai kelompok eksperimen.

PEMBAHASAN

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus-rumus statistik didapatkan gambaran data nilai Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians dari tes awal dan tes akhir. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1

Hasil Penghitungan Rata-rata, Standar Deviasi, dan Varians

Variabel Tes Rata-rata Simpangan Baku Varians

1. Tes Awal 2. Tes Akhir 6 15,0 1,76 3,1 3,09 9,61

Setelah diketahui nilai rata-rata, standar deviasi, dan varians dari setiap tes, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian analisis untuk menentukan langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan dan analisis data.

Pengujian Normalitas data menggunakan uji chi-kuadrat. Hasil pengujian tersebut akan menentukan pendekatan mana yang akan dipergunakan dalam analisis data, apakah hasil tes tersebut normal, sedangkan pendekatan non-parametrik digunakan apabila hasil tes tersebut tidak normal.

Setelah dilakukan penghitungan, maka diperoleh hasil seperti dalam Tabel 2 di bawah ini:

(7)

Tabel 2

Hasil Pengujian Normalitas Data

Variabel Tes Nilai chi-kuadrat hitung Nilai chi-kuadrat tabel (α = 0,05) Kesimpulan 1. Tes Awal 2. Tes Akhir 2,05 2,50 12,6 5,99 Normal Normal

Berdasarkan Tabel 2 di atas, nilai χ2hitung lebih kecil dari χ2tabel pada taraf

nyata (α) = 0,05 dan derajat kebebasan (dk) = k – 3. Dengan demikian, data penelitian dari setiap tes berdistribusi normal, karena itu pengujian secara statistik dapat dilakukan dengan menggunakan uji t’.

Pengujian homogenitas data menggunakan rumus homogenitas (uji F). Untuk lebih jelasnya, hasil pengujian homogenitas data dapat dilihat pada Tabel 4.3 berikut ini:

Tabel 3

Hasil Pengujian Homogenitas Data

Variabel Tes Nilai Fhitung

Nilai Fhitung pada

(α = 0,05) (30;30) Kesimpulan 1. Tes Awal

2. Tes Akhir 3,10 2,12 Homogen

Berdasarkan Tabel 3 tersebut, ternyata nilai Fhitung (3,10) lebih kecil dari

Ftabel (2,12). Dengan demikian, data dari setiap tes tersebut berasal dari distribusi

yang homogen.

Karena data dari penelitian ini berdistribusi normal dan tidak homogen, maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik. Dengan demikian, untuk keperluan pengujian hipotesis ditempuh analisis statistik dengan menggunakan uji t’.

Perlu dirumuskan terlebih dahulu hipotesis nol (Ho) penelitian ini, yaitu: “Pembelajaran shooting dengan menggunakan audio visual berpengaruh secara

(8)

siswa kelas VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis”. Adapun hasil pengujian hipotesis dapat dilihat pada Tabel 4 di bawah ini:

Tabel 4

Hasil Pengujian Hipotesis

Variabel Tes Nilai t’hitung

Nilai t’hitung dengan

(α = 0,05) dan dk=19 Kesimpulan 1. Tes Awal

2. Tes Akhir 11,25 1,73 Signifikan

Kriteria pengujian hipotesis adalah terima hipotesis (Ho) apabila t’hitung <

t’tabel dan tolak hipotesis jika t’hitung > t’tabel. Berdasarkan Tabel 4 di atas, dapat

dilihat bahwa nilai t’hitung sebesar 11,25 sehingga t’hitung lebih besar dari t’tabel dan

berada di luar daerah penerimaan hipotesis (t’tabel sebesar 1,73).

Dengan demikian, pembelajaran shooting dengan menggunakan audio visual berpengaruh secara signifikan terhadap keterampilan shooting dalam permainan sepakbola pada siswa ekstrakurikuler sepkabola SMPN MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, dan hipotesis yang diajukan diterima atau terbukti.

Berdasarkan hasil pengolahan dan analisis data, menunjukkan bahwa pembelajaran shooting dengan menggunakan audio visual berpengaruh secara berarti terhadap keterampilan shooting permainan sepakbola pada siswa kelas VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis, maka dapat penulis bahas hasil penelitian ini sebagai berikut:

Terdapatnya peningkatan hasil belajar shooting dengan menggunakan audio visual karena dapat meningkatkan motivasi berlatih, dapat menimbulkan rasa senang, dapat bergaul dan tukar informasi sambil melihat tayangan (tontonan) teknik shooting sepak bola. Pembelajaran dilakukan secara sistematis dalam bentuk media yang digunakan, jumlah tugas gerak yang harus dilakukan dan variasi kegiatan. Hal ini memperkuat konsep Badriah, (2002:47) sebagai berikut,

(9)

“Latihan merupakan upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga sesuai dengan tuntutan cabang olahraga itu.” Berdasarkan konsep tersebut, maka belajar shooting dengan menggunakan media audio visual dengan tahapan-tahapan belajar gerak yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dan dengan jeda waktu kerja kerja dan istirahat yang seimbang.

Terdapatnya peningkatan hasil belajar shooting dengan menggunakan audio visual diduga karena pentahapan mempelajari tugas-tugas gerak dari (dari tontontan melalui audio visual) masing-masing tahapan cukup waktunya sehingga setiap tahapnya sudah dikuasai dengan baik. Dengan cukup waktu untuk menguasai setiap tahapan gerak, maka dengan menambah jumlah tugas gerak tidak menghilangkan tugas gerak yang telah dipelajari menjadi hilang.

Hal ini dapat memperkuat konsep Badriah, (2002:48) sebagai berikut, “Latihan keterampilan teknik adalah proses belajar gerak, proses menghafal gerak, proses pembentukan gerakan refleks bersyarat untuk menghasilkan keterampilan teknik sesuatu cabang olahraga.” Dengan demikian setelah tugas gerak yang diberikan dirasakan atlet sudah perlu ditambah, maka tugas latih bertambah secara periodik.

Selanjutnya karena proses pembelajaran dapat divariasikan salah satunya dengan menggunakan pendekatan teknik sehingga siswa dapat mempelajari secara deatil teknik dasar yang dipelajarinya. Hasil ini dapat memperkuat konsep Mahendra, dan Ma’mun (1998:4) sebagai berikut, “Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku yang merupakan hasil dari pengalaman dan tidak dicirikan oleh keadaan-keadaan diri yang sifatnya sementara seperti yang disebabkan oleh sakit, kelelahan, atau obat-obatan.” Dengan belajar atau berlatih keterampilan shooting dengan menggunakan audio visual, maka fase setiap tugas gerak dipelajari dengan baik sehingga diduga dapat dikuasai secara permanen, karena waktu yang dibutuhkan untuk mempelajarinya cukup lama dan berulang-ulang.

(10)

secara baik. Mereka dapat lebih memahami setiap fase gerak yang harus dilakukannya. Setelah tugas gerak pertama dikuasai dengan baik, maka materi berikutnya diberikan dengan tetap memberikan dan mengumpan balik materi yang telah diberikan sebelumnya. Dengan cara ini akan memperkuat memori siswa terhadap penguasaan tugas gerak yang harus dilakukannya.

Dengan mengulang-ulang materi yang dipelajari, maka akan terjadi penguatan terhadap impuls syaraf sehingga tugas gerak yang dilakukan dapat secara permanen dan otomatis. Lutan, (1988:101) menjelaskan bahwa, “belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan; perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan pada suasana emosi, motivasi, atau keadaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.” Badriah, (2002:47) menjelaskan bahwa, “Keterampilan teknik merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih gerak yang secara khusus ditujukan untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu.”

Terjadinya peningkatan hasil belajar shooting dengan audio visual siswa mampu mengontrol tugas gerak yang harus dilakukannya melalui tontonan (pada fase kognitif). Hal ini memperkuat konsep Badriah, (2002:47) sebagai berikut, “Latihan merupakan upaya sadar yang dilakukan secara berkelanjutan dan sistematis untuk meningkatkan kemampuan fungsional raga sesuai dengan tuntutan cabang olahraga itu.”

Berdasarkan konsep tersebut, maka pembelajaran shooting yang dilakukan dengan melihat tayangan (audio visual) jelas dilakukan dengan tahapan-tahapan berlatih yang dilakukan secara sistematis dalam waktu yang relatif lama dan dengan jeda waktu kerja kerja dan istirahat yang seimbang.

Dengan cukup waktu untuk menguasai setiap tahapan gerak, maka dengan menambah jumlah tugas gerak tidak menghilangkan tugas gerak yang telah dipelajari menjadi hilang. Hal ini dapat memperkuat konsep Badriah, (2002:48) sebagai berikut, “Latihan keterampilan teknik adalah proses belajar gerak, proses menghafal gerak, proses pembentukan gerakan refleks bersyarat untuk menghasilkan keterampilan teknik sesuatu cabang olahraga.”

(11)

Lutan, (1988:101) menjelaskan bahwa, “belajar dipandang sebagai proses yang menghasilkan perubahan relatif permanen dalam keterampilan; perubahan dalam perilaku yang menyebabkan perubahan pada suasana emosi, motivasi, atau keadaan internal tidak dianggap sebagai akibat belajar.” Badriah (2002:47) menjelaskan bahwa, “Keterampilan teknik merupakan hasil dari proses belajar dan berlatih gerak yang secara khusus ditujukan untuk dapat menampilkan mutu tinggi cabang olahraga itu.”

Badriah, (2002:49) menjelaskan sebagai berikut, “Ciri dasar keterampilan teknik mutu tinggi adalah ketepatan dan kecermatan gerakan dan atau skill hasil gerakan.”

Belajar shooting yang dilakukan dengan melihat tayangan audio visual dapat dilakukan baik secara individual maupun secara berpasangan sehingga antara siswa dapat saling mengisi (elaborasi) untuk mempelajari fase-fase gerak shooting setelah melihat tayangan, sehingga dapat menambah motivasi untuk belajar.

Motivasi merupakan suatu istilah yang berkembang dari kata motif, seperti yang dikemukakan Asep (1987 : 14) yang menjelaskan sebagai berikut : “Motif merupakan suatu kesatuan yang komplek dalam diri individu yang mendorong individu untuk melakukan kegiatan untuk mencapai suatu tujuan.” Individu dalam melakukan suatu kegiatan tersebut adalah karena adanya dorongan, sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Karenanya, para ahli psikologis menjelaskan mengenai motif tersebut, diantaranya Yusup dkk, (1993 : 14) menjelaskan sebagai berikut : ”Motif adalah suatu yang menyebabkan seseorang bertindak (bertingkahlaku) dengan sesuatu.” Setyobroto (2001 : 24) menjelaskan sebagai berikut : ”Motif adalah suatu penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan sesuatu.” Sedangkan Somantri dan Syaodih (2003 : 325) menjelaskan sebagai berikut :”Motif merupakan keadaan di dalam diri pribadi seseorang yang merupakan pemicu dalam melakukan suatu perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.”

(12)

Dari kutipan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa motif adalah suatu dorongan tingkah laku individu untuk melakukan kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dalam mencapai suatu tujuan tertentu.

Motivasi sering didefinisikan sebagai suatu keadaan internal yang mendorong, menggerakkkan, dan mempertahankan perilaku. Crowl, dkk. (1997 : 360) memberi pengertian sebagai berikut : ”Motivasi sebagai suatu keadaan internal yang mengingatkan dan mengadakan pemikiran, perasaan, dan perilaku.”

Konsep motivasi secara umum yang dikemukakan para ahli psikologi, seperti Suciati, dkk. (2003 : 34) menjelaskan sebagai berikut :”Motivasi menunjukkan suatu keadaan bertenaga dalamdiri siswa yang mengarahkan perilaku siswa untuk mencapai suatu tujuan dengan kekuatan yang sebanding dengan kekuatan motivasi siswa. Intensitas motivasi yang terlalu rendah, memadai atau terlalu berat akan mempengaruhi intensitas usaha. “Sedangkan Thompson yang pendapatnya dikutip Mulyani dan Nana (2003 : 325) mendefinisikan sebagai berikut : ”Motivasi adalah suatu kekuatan yang bersifat mendorong terbentuknya suatu ketegangan dalam diri makhluk hidup karena adanya kekurangan-kekurangan tertentu.” Selanjutnya Ibrahim (2001 : 23) menjelaskan sebagai berikut : ”Motivasi dapat diartikan sebagai suatu tenaga atau kekuatan dalam diri individu, yang mendorong perilaku seseorang untuk mencapai tujuan tertentu,” Suatu dorongan kekuatan yang bersifat fisik dan mendasar merupakan kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi dan bersifat psikologis. Setyobroto (2001 : 24) menjelaskan :”Motivasi adalah proses aktualitas sumber penggerak dan pendorong tingkah laku individu memenuhi kebutuhan untuk mencapai tujuan tertentu.”

Dari beberapa pendapat tersebut di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa motivasi ini muncul karena adanya yang mendorong perilaku seseorang (individu) untuk bertindak dalam mencapai suatu tujuan yang belum tercapai, sehingga tercapai rasa puas. Motivasi tersebut muncul karena adanya kebutuhan sebagai akibat dari adanya kekurangan dalam diri individu.

Pembelajaran shooting dengan melihat tayangan melalui perangkat audio visual teknik-teknik gerak dapat dipelajari setahap demi setahap atau adanya

(13)

pengulangan tayangan, sehingga siswa dapat lebih memahami tugas-tugas gerak yang harus dilakukannya.

PENUTUP

Dengan mempertimbangkan beberapa temuan berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis serta pembahasan hasil penelitian sebagaimana diungkapkan pada Bab IV, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: Pembelajaran shooting dengan menggunakan media audio visual adalah perolehan t’-hitung sebesar 11,25 lebih besar dari t’-tabel sebesar 1,73. Ini berarti t-hitung berada di luar daerah penerimaan hipotesis (H0). Dengan

demikian belajar shooting dengan media audio visual dapat meningkatkan keterampilan shooting permainan sepakbola siswa kelas VIII SMPN MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis.

Jawaban terhadap hipotesis penelitian yang diajukan adalah sebagai berikut: “Pembelajaran menggunakan media audio visual secara signifikan berpengaruh terhadap keterampilan shooting permainan sepakbola siswa kelas VIII MTs Al-Fatah Mambaus Sholihin Desa Paloerang Kecamatan Lakbok Kabupaten Ciamis.”

Berdasarkan kesimpulan penelitian tersebut di atas, maka penulis mengajukan beberapa saran sebagai berikut:

l. Untuk meningkatkan efektivitas peningkatan keterampilan shooting dalam permainan sepakbola supaya menggunakan media audio visual sebagai variasi-variasi pembelajaran atau latihan.

2. Bagi guru pendidikan jasmani, pelatih olahraga, pemain sepakbola, dan pembina olahraga maupun pihak lain yang terkait dengan sepakbola agar hasil penelitian ini bisa disebarluaskan kepada para pelaksana kegiatan khususnya bagi guru-guru di SD, SLTP dan SLTA, maupun pelatih di klub-klub olahraga sepakbola.

3. Bagi pihak lain yang tertarik terhadap permasalahan yang sama, dianjurkan untuk mengadakan penelitian pada klub sepakbola atau sekolah sepakbola (SSB)

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Badriah, Dewi, L., 2002, Fisiologi Olahraga: Dalam Persepektif Teoritis dan Praktik, Bandung, Pustaka Ramadhan.

Arsyad,2002,methode penelitian,Bandung,Rosdakarya

Harsono, l988, Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta, Tambak Kusuma.

Hurlock ,1978, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen.

Husni ,2008, Pendidikan Jasmani, Teori dan Praktek, Jakarta, Gelira Aksara Pratama.

Kiram, Yanuar ,2000, -aspek Psikologis dalam Coaching, Jakarta, Tambak Kusuma.

Luxbacher ,2004, Pengantar Teori dan Metode, Jakarta, Depdikbud

Lutan, Rusli , l988, Belajar Keterampilan Motorik: Pengantar Teori dan Metode, Jakarta, Depdikbud

Marwan, Iis, 2008, ”Metode-Metode Latihan”, Diktat, Tasikmalaya, PJKR-FKIP. Nasution, 2002, Didaktik Asas-asas Mengajar, Tarsito, Bandung.

Nurhasan, 1999, "Tes dan Pengukuran", Diktat, Bandung, FPOK-IKIP

Suherman, Adang, dan Mahendra, Agus, 2001, Menuju Perkembangan Menyeluruh: Menyiasati Pendidikan Jasmani di Sekolah Umum, Jakarta, Depdiknas, Dirjen Dikdasmen.

Supandi dan Seba, Lauren, l986, "Teori Belajar Mengajar Motorik," Diktat, Bandung, FPOK-IKIP.

Surakhmad, Winarno, 2007, Pengantar Penelitian Ilmiah Metode Tehnik, Bandung, Tarsito,

Slameto ,1995, -dasar Tehnik Sepak Bola Kursus Penatar Pelatih, Jakarta Soedjarwo, Iwan dan Nurdin ,2007,pengertian sepak bola,Diktat, Soegiyanto, 2004, Sepak Bola, Yogyakarta, Sastra Hudaya,

Soekatamsi, 2006, Permainan Besar I (Sepak Bola), Jakarta, Universitas Terbuka. Richard A Magill. Motor Learning” Concepts and Application

http://onopirododo.wordpress.com/2010/12/09/klasifikasi-dan-karakteristik-keterampilan-gerak/

Referensi

Dokumen terkait

Proses yang dimaksud adalah segala kegiatan akademik dan non akademik yang diselenggarakan oleh pihak sekolah yang antara lain meliputi proses penerimaan siswa baru, interaksi

Sangatlah jelas/ bahwa Perppu penetapan pimpinan sementara KPK/ semakin mengarah pada penggantian permanen/ 2 pimpinan yang kini berstatus tahanan tersebut// Dugaan

yang ditempuh adalah dengan memberikan bantuan tunai bersyarat kepada Rumah Tangga Sangat Miskin (RTSM) yang terdapat ibu hamil, balita, anak usia SD dan SMP. Perolehan

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) memperoleh gambaran tentang kemampuan literasi sains siswa aspek konten kimia, proses sains, konteks sains, dan sikap terhadap

(Jakarta) perbaikan kapal dan alat apung lainnya serta sarana lepas

Oleh karena itu, hipotesis awal yang menyatakan bahwa faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis secara simultan/bersama-sama berpengaruh

Dengan pengukuran perilaku agresif yang bersifat tidak langsung, penelitian ini juga. menemukan perempuan lebih agresif

Demikian Pengumuman ini dibuat dengan sebenarnya bagi peserta yang merasa keberatan dapat mengajukan sanggahan melalui LPSE Kabupaten Tapanuli Tengah yang ditujukan