0813 9797 4910 / (061) 7954 811
[email protected] http://kualanamu.sumut.bmkg.go.id Stasiun Meteorologi Kualanamu
Jl. Tengku Heran No. 119,
Desa V Kebun Kelapa, Kec. Beringin Kabupaten Deli Serdang - 20552
KATA PENGANTAR
TIM REDAKSI❑
PELINDUNG BAMBANG SETIAJID, M.T. (Kepala Stasiun)❑
PENASEHAT MEGA SIRAIT, S.P.(Kasie. Data dan Informasi) DARUL ANWAR, S.T. (Kasie. Observasi) EKA YUDIANA, M.AP. (Ka. Subbag Tata Usaha)
❑
PEMIMPIN REDAKSI M. FACHRY, S.Tr.❑
ANGGOTA REDAKSI ANDI SYAFRIZAL, S.SosNENSY NINDY TAMBUNAN, S.S.T. ELLYA V. I. MANURUNG, S.Tr OCTO M. PASARIBU, S.Tr
YOLANDA M. TONDANG, S.Kom JAMHARI, S.T.
ASTRI P. ARSA, S.Tr
CRISTINE W. SIMANUNGKALIT, S.Tr DEASSY E. D. DOLOK SARIBU, S.Si RAPTAMA SIBURIAN, S.Tr
FITRIANA LUBIS, M.Si
❑
EDITORM. NOVAL RAMBE, S.Kom IMMANUEL J. A. SARAGIH, S.Tr
P
uji syukur kami panjatkankehadirat Tuhan YME atas berkat dan rahmat-Nya kami Tim Buletin Stasiun Meteorologi Kualanamu dapat menyelesaikan Buletin cuaca ini. Buletin ini dibuat mengingat pentingnya informasi cuaca dalam kehidupan masyarakat sekarang ini, terkhusus yang berkaitan langsung dengan bidang penerbangan. Informasi cuaca pada saat ini sudah tidak dapat dipisahkan lagi dengan bidang penerbangan. Keadaan cuaca sudah menjadi faktor penting dalam menjamin keselamatan penerbangan. Buletin cuaca ini diharapkan dalam membantu semua pihak yang terkait bidang penerbangan untuk lebih dekat dan mengetahui lagi tentang informasi cuaca khusiusnya di Bandara Kualanamu Deli Serdang.
Akhir kata, kami tim buletin Stasiun Meteorologi Kualanamu berharap agar buletin ini bermanfaaat bagi kita semua khususnya pengguna jasa penerbangan dalam mendukung keselamatan penerbangan.
Deli Serdang, Juli 2020 Kepala Stasiun Meteorologi Kualanamu
BAMBANG SETIAJID, M.T. NIP. 19630203 198503 1 001
DAFTAR ISI
FENOMENA ANGIN
KENCANG DI MUSIM
PERALIHAN
IKHTISAR DAN PROSPEK
KONDISI CUACA BANDARA
KUALANAMU
DAFTAR KEJADIAN
BENCANA DI SUMATERA
UTARA - JUNI 2020
KEGIATAN KANTOR
JUNI 2020
WAKTU TERBIT DAN
TERBENAM MATAHARI
JUNI 2020
SENJATA OPERSIONAL :
“ANEMOMETER”
ARTIKEL :
“HUJAN LOKAL”
Beberapa waktu belakang ini, banyak terjadi angin kencang di wilayah Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan sekitarnya. Mengapa sih banyak terjadi angin kencang, padahal menurut
data prakiraan, untuk Kota Medan dan Kabupaten Deliserdang di Bulan Juni mulai memasuki musim kemarau. Yuk simak penjelasannya ya sob.
Gambar 1. Kutipan berita tentang bencana yang diakibatkan oleh angin kencang
Fenomena Angin kencang tidak hanya bisa terjadi di musim hujan saja. Justru saat musim peralihan, peluang adanya angin kencang bisa lebih banyak terjadi. Bahkan saat musim kemarau angin kencang pun bisa saja terjadi. Umumnya kejadian angin kencang terbagi menjadi dua jenis. Jenis pertama adalah angin kencang secara tiba-tiba dengan durasi singkat dan area yang tidak begitu luas, kemudian jenis kedua angin kencang yang terjadi hampir sepanjang hari dengan area yang cukup luas.
Angin kencang yang terjadi secara tiba-tiba dengan durasi singkat biasanya disebabkan oleh awan Cumulonimbus atau biasa disebut awan
CB. Awan CB yang tumbuh cukup besar, akan menghasilkan arus udara, baik arus udara naik menuju awan ataupun arus udara turun dari awan ke permukaan bumi. Kuatnya arus udara naik dan turun inilah yang kerap menyebabkan bencana angin kencang beberapa waktu terakhir. Pada umumnya, awan CB justru semakin sering terbentuk di musim peralihan. Saat musim peralihan udara cenderung masih lembap, sedangkan saat siang hari kondisi langit cerah. Kondisi langit yang cerah mengakibatkan pemanasan yang intensif oleh matahari pada udara lembap dipermukaan bumi, sehingga udara terangkat naik atau disebut proses konveksi.
Berbeda dengan angin kencang saat musim hujan dan peralihan yang bersifat lokal dan singkat, angin kencang saat musim kemarau biasanya berlangsung lama dan areanya cukup luas, namun biasanya angin yang berhembus tidak se-ekstrem angin kencang yang disebabkan oleh awan CB, atau bisa dikatakan peluang untuk merusaknya lebih kecil. Angin kencang pada musim kemarau lebih disebabkan oleh faktor regional. Faktor tersebut yang dimaksud adalah adanya daerah bertekanan tinggi dan faktor pola angin lapisan udara atas. Saat musim kemarau kondisi suhu permukaan bumi cukup panas dengan udaranya yang kering. Daerah permukaan bumi yang bersuhu panas memiliki tekanan udara
yang lebih rendah, sehingga aliran udara akan mengalir menuju wilayah yang bertekanan rendah tersebut, semakin tinggi perbedaan tekanan udara suatu wilayah dengan wilayah lainnya, akan menyebabkan hembusan angin yang semakin kencang pula.
Nah, begitu kira-kira penjelasan singkat kenapa angin kencang juga bisa sering terjadi walaupun bukan diwaktu musim hujan ya sob. Untuk itu, tetap waspada kapanpun dan dimanapun kita berada ya, kenali dan jaga alam kita agar kita bisa bersahabat dengan alam. Selalu pantau informasi-informasi terkini yang diberikan oleh BMKG, salah satunya dapat diperoleh dari aplikasi info BMKG yang tersedia di Play Store dan App Store.
ANALISIS CUACA JUNI 2020
1. KONDISI ANGIN PERMUKAANa b
Arah angin pada bulan Juni tahun 2020 di wilayah Kualanamu paling banyak bergerak dari arah Timur dan Tenggara dengan persentase masing-masing sebesar 19% dan 16%.
Gambar 1. Windrose (a) dan Diagram Distribusi Kecepatan Angin (b) bulan Juni 2020 Kecepatan angin paling tinggi yaitu berkisar 15-20 Knot dengan persentase sebesar 0,4%, kecepatan angin rata-rata paling banyak terjadi adalah 1-6 Knot sekitar 48.6% dan Angin Calm terjadi sebesar 7,1%.
2. KONDISI VISIBILITY
Gambar 2 menunjukkan grafik jarak pandang mendatar (visibility) pada bulan Juni 2020. Grafik tersebut menunjukkan dimana selama bulan Juni jarak pandang mendatar rata-rata berkisar antara 6 – 9 Km. Untuk kejadian jarak pandang mendatar paling
tinggi yang terjadi adalah 10 km, jarang pandang terendah terjadi pada tanggal 29 sebesar 0,8 Km pada jam 00.00 UTC (07.00 WIB). Kejadian jarak pandang terendah tersebut diakibatkan karena kondisi cuaca kabut (Fog).
Gambar 2. Grafik Jarak Pandang Mendatar bulan Juni 2020
Dilihat dari satelit cuaca untuk keadaan tutupan awan selama bulan Juni 2020 di wilayah Kualanamu, rata-rata jumlah awan berkisar antara SCATTERED hingga
4. KEADAAN CUACA
Gambar 4. Distribusi Curah Hujan bulan Juni 2020
KONDISI TUTUPAN AWAN STAMET KUALANAMU BULAN JUNI 2020
JUMLAH AWAN TINGGI DASAR AWAN LAMA PENYINARAN MATAHARI RATA -RATA SCT -
BROKEN 1500-1800 FEET 4,6 JAM
BROKEN dengan tinggi dasar awan 1500 hingga 1800 feet dan rata – rata lama penyinaran matahari sebanyak 5.0 jam. Gambar 2. Tabel Kondisi Tutupan Awan Stasiun Meteorologi Kualanamu Juni 2020
Berdasarkan Gambar 4, terlihat pada bulan Juni terjadi 11 hari hujan. Pada dasarian I terjadi 3 hari hujan, dasarian II terjadi 4 hari hujan, dan dasarian III terjadi 4 hari hujan. Curah hujan paling tinggi
terjadi pada tanggal 24 yaitu sebesar 67,0 mm, tanggal 3 sebesar 42,1, dan tanggal 7 sebesar 40,1 mm.
5. SUHU UDARA
Gambar 5. Distribusi Suhu Udara Permukaan bulan Juni 2020 Pada bulan Juni 2020 Suhu udara yang
terjadi di wilayah Kualanamu berkisar antara 22,3– 32,8°C. Suhu udara tertinggi terjadi pada tanggal 9 yaitu sebesar 32,8oC dan paling rendah terjadi pada
tanggal 24 yaitu sebesar 22,4oC.
Rata-rata suhu udara harian yang terjadi selama bulan Juni
berkisar 26,0-28,9oC. Jika dibandingkan
dengan bulan Juli, kondisi suhu di wilayah Kualanamu tidak mengalami perubahan yang signifikan dan memiliki kondisi yang hampir sama.
6. TEKANAN UDARA
Gambar 6. Distribusi Tekanan Udara Permukaan bulan Juni 2020 Pada bulan Juni tahun 2020 kondisi
tekanan udara rata-rata per jam di Stasiun Kualanamu menunjukkan bahwa tekanan udara maksimum terjadi pada tanggal 02 dngan nilai sebesar 1012,2 mb yang terjadi pada saat pagi hari dan rata-rata tekanan
udara terendah terjadi pada tanggal 21 Juni 2020 dengan nilai sebesar 1004,8 mb terjadi pada saat siang hari. Secara umum kondisi tekanan udara harian memiliki pola fluktuasi yang sangat bervariasi.
PROSPEK CUACA JULI 2020
Setelah mengetahui kondisi atmosfer daribeberapa parameter pada bulan Juni lalu, tentunya kita juga ingin mengetahui bagaimana prakiraan cuaca
bulan Juli di wilayah Kualanamu. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa parameter yang dapat menentukan prakiraan cuaca Juli 2020 seperti berikut.
MJO (Madden-Julian Oscillation)
Gambar 7. Penjalaran prakiraan MJO
(Sumber :
https://www.cpc.ncep.noaa.gov/products/preci p/CWlink/MJO/mjo.shtml)
Berdasarkan diagram MJO diatas, diprakirakan pada bulan Juli mendatang, posisi MJO berada di kuadran 1 dan 2, sehingga diprakirakan tidak memberikan dampak terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
IOD (Indian Ocean Dipole)
Gambar 8. Prakiraan IOD Juli 2020
(Sumber : bom.gov.au)
IOD dinyatakan dalam nilai indeks netral, positif dan negatif. Nah, untuk wilayah Indonesia sendiri IOD aktif jika indeksnya bernilai negatif, yang menandakan pergerakan massa udara menuju wilayah Indonesia sehingga mengakibatkan peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. Dari gambar diatas terlihat bahwa prakiraan IOD berada pada nilai -0,8 hingga +4.0 sehingga diprakirakan untuk bulan Juli IOD cukup memberikan pengaruh dalam peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian barat.
IOD adalah fenomena pergerakan massa udara di wilayah Samudera Hindia yang disebabkan oleh perbedaan anomali suhu permukaan laut antara Samudera Hindia bagian barat (sekitar wilayah Afrika) dan timur (sekitar wilayah Indonesia).
Streamline
Gambar 9. Normal angin 3000 ft (kiri) dan prakiraan angin 3000 ft (kanan) bulan Juli 2020
Untuk kondisi angin pada bulan Juli diprakirakan gangguan-gangguan tropis terjadi di perairan sebelah timur Filipina. Konvergensi angin di perkirakan terjadi di wilayah Laut Cina Selatan hingga utara Kalimantan.
Berdasarkan gambar normal angin bulan Juli, di wilayah Sumatera Utara pesisir timur angin dominan bergerak dari arah selatan dan barat daya. Gangguan tropis diperkirakan terjadi di perairan sebelah tenggara Filipina, utara Maluku dan perairan sebelah utara Papua.
Kesimpulan
Secara umum untuk wilayah Sumatera Utara secara keseluruhan masih terjadi hujan, namun akan mengalami penurunan jika dibandingkan dengan bulan Juni. Berdasarkan analisis beberapa parameter
cuaca pada bulan Juni 2020 dan prakiraan beberapa parameter cuaca untuk bulan Juli 2020, maka diambil kesimpulan untuk bulan Juli diprakirakan Monsun Barat Daya sudah aktif.
Tgl Jenis
Bencana Wilayah Keterangan Sumber Berits
03/06/ 2020 Angin puting beliung Kab. Dairi, Sumatera Utara
Musibah angin puting beliung melanda rumah warga kecamatan Sumbul, Rabu (03-06-2020). Lokasi bencana angin puting beliung tepatnya terjadi di Dusun Sonsang Desa pegagan Julu VII, Kecamatan Sumbul, Kabupaten Dairi dan merusak satu unit rumah warga. Kapolres Dairi AKBP Leonardo Simatupang SIK melalui Kabag Humas Polres Dairi Iptu Donny Saleh menyampaikan,bencana alam angin puting beliung terjadi sekira pukul 16.00 WIB dan merusak satu unit rumah warga di Desa Pegagan Julu VII,Kecamatan Sumbul.
https://radarmeda n.com/
Tgl Jenis
Bencana Wilayah Keterangan Sumber Berits
10/06/ 2020 Angin puting beliung Kab. Serdang Bedagai, Sumatera Utara
Sebanyak 22 rumah di Dusun IV Desa Kota Tengah Kec. Dolok Masihul Kab. Serdangbedagai (Sergai) rusak berat dan ringan, Rabu (10/6) malam, sekira pukul 23:00, akibat dihantam angin puting beliung disertai hujan deras. Wakil Bupati Sergai H Darma Wijaya, Kamis (11/6), usai meninjau sekaligus memberikan bantuan menyatakan, sebanyak 22 rumah warga di Desa Kota Tengah Kec. Dolok Masihul yang terkena dampak bencana alam angin puting beliung pada Rabu malam. Dalam kesempatan tersebut, Wabup mengimbau kepada masyarakat Sergai untuk meningkatkan kewaspadaan di masa ini, mengingat beberapa minggu ke depan cuaca diprediksi masih buruk disertai angin kencang menerpa Tanah Bertuah Negeri Beradat.
Tgl Jenis
Bencana Wilayah Keterangan Sumber Berits
10/06/ 2020 Angin puting beliung Kab. Langkat, Sumatera Utara
Sebanyak 104 rumah warga dan dua masjid di Kecamatan Stabat serta Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara rusak diterjang angin puting beliung. Kondisi bangunan yang terdampak mengalami kerusakan ringan, sedang hingga berat. Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Langkat Irwan Sahri mengatakan, terjangan angin puting beliung yang melanda dua kecamatan itu terjadi pada Rabu (10/6/2020) pukul 23.00 WIB. Peristiwa ini diawali dengan hujan deras yang disertai angin kencang sejak pukul 22.00 WIB sampai pukul 00.30 WIB. Akibatnya hasil pengecekan lapangan, ada 104 rumah dan dua fasilitas umum berupa masjid yang terdampak.
https://sumut.inew s.id/
Tgl Jenis
Bencana Wilayah Keterangan Sumber Berits
18/06/ 2020 Banjir Kota Medan, Sumatera Utara
Selain di kawasan Kampung Aur Kecamatan Medan Maimun, banjir juga merendam rumah warga di kawasan Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Sunggal. Data diperoleh dari BPBD Medan, adapun sejumlah lokasi yang dilanda banjir yakni sebanyak 70 unit rumah di Jalan Luku, 70 unit rumah Jalan Sari
Rejo Kecamatan Medan
Selayang. Kemudian, 50 unit rumah di Jalan Sei Asahan dan 50 unit rumah di Jalan Dr Mansyur Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal. Banjir yang melanda diperkirakan mencapai 1 meter lebih. Diberitakan sebelumnya, hujan deras yang melanda Kota Medan sekitarnya sejak Rabu (17/6/2020) tengah malam hingga Kamis
(18/6/2020) dinihari
mengakibatkan debit air Sungai Deli naik.
https://www.jurnalasi a.com/
Tgl Jenis
Bencana Wilayah Keterangan Sumber Berits
18/06/ 2020 Banjir Kab. Asahan, Sumatera Utara
Banjir melanda tiga kecamatan yang ada di Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Banjir dipicu hujan deras yang mengguyur sejak kemarin malam. "Wilayah terdampak di tiga kecamatan yang tersebar di 12 desa se-Kabupaten Asahan," kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Asahan, Khaidir Sinaga, Kamis (18/6/2020). Dia mengatakan hujan deras mengguyur hampir seluruh wilayah Asahan sejak Rabu (17/6) malam hingga Kamis (18/6) pagi. Hal tersebut menyebabkan debit air naik dan meluap. Ada 2.112 keluarga yang terdampak banjir ini. Perkebunan warga juga terendam air.
https://news.detik. com/
Tgl Jenis
Bencana Wilayah Keterangan Sumber Berits
24/06/ 2020
Banjir Kab. Deli Serdang, Sumatera Utara
Intensitas curah hujan yang cukup tinggi beberapa hari belakangan diwilayah Kab. Deli Serdang khususnya diseputaran Kecamatan Tanjung Morawa, mengakibatkan genangan air memasuki perumahan warga yang menyebabkan banjir hingga sampai mata kaki orang dewasa. Menyikapi hal tersebut, personil Bhabinkamtibmas Desa Tanjung Morawa B Polsek Tanjung Morawa Polresta Deli Serdang AIPTU Joni Harto pada Desa Tanjung Morawa B Kecamatan Tanjung Morawa kabupaten Deli Serdang hadir ditengah masyarakat untuk memberi rasa aman kepada warga masyarakat yang terdampak genangan banjir. Kamis (25/06/2020).
https://topiknews.c om/
Menindaklanjuti Surat Edaran Sekretaris Utama BMKG No. SE.01/SU/V/2020 tanggal 29 Mei 2020 tentang Pembinaan dan Pengawasan Disiplin dan Kode Etik SDM BMKG, pada hari Jumat (05/06/2020) Stasiun Meteorologi Kualanamu melaksanakan Apel Pagi di halaman Kantor Stamet Kualanamu. Apel
Pagi dilaksanakan dengan
memperhatikan protokol kesehatan dalam menghadapi Pandemi Covid-19 saat ini.
APEL PAGI
Pak Bambang Setiajid, MT selaku Kepala Stamet Kualanamu memimpin kegiatan apel pagi tersebut dan diikuti oleh seluruh pejabat dan pegawai Stamet Kualanamu. Pak Bambang menekankan kepada seluruh pegawai untuk selalu menjaga kedisiplinan dalam tindakan dan pekerjaan sehari-hari serta meningkatkan pelayanan prima selaku ASN kepada user, stakeholder dan masyarakat.
Pada hari Selasa (02/06/2020 Stasiun Meteorologi Kualanamu melaksanakan kegiatan Rapat Pelaksanaan Konsultasi dan Sertifikasi ISO 9001:2015 melalui online. Rapat dipimpin oleh Bapak Bambang Setiajid,MT selaku Kepala Stamet Kualanamu dan diikuti oleh
RAPAT KONSULTASI SERTIFIKASI ISO 9001:2015
perwakilan Konsultan ISO (Bapak Bambang Heru), perwakilan dari Pusat Meteorologi Penerbangan BMKG (Bapak Bambang Wijayanto dkk), dan tim auditor internal Stamet Kualanamu. Peserta yang hadir dalam rapat (langsung) tetap menerapkan Protokol Kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
Pada hari Jumat (12/06/2020) Tim Buletin Stamet Kualanamu telah melaksanakan diseminasi Buletin Cuaca “Meteonet-Magz” Edisi Juni 2020. Edisi kali ini membahas Musim Kemarau Tahun 2020 di Sumatera Utara yang diprakirakan akan
DISEMINASI BULETIN CUACA EDISI JUNI 2020
dimulai pada bulan Juni 2020 bersamaan dengan dimulainya Penerapan New Normal dalam Pandemi Covid-19. Buletin tersebut telah diberikan kepada User dan Stakeholder komunitas Bandara Kualanamu juga UPT BMKG se-Medan.
Pada hari Selasa (16/06/2020) dilakanakan Kegiatan Coffee Morning dan Halal Bihalal Pimpinan Komunitas Bandara Kualanamu yang bertempat di Ruang Jupiter , KPPBC TMP B Kualanamu (Bea Cukai Kualanamu).
Kegiatan ini dimulai dengan Perkenalan Pimpinan Komunitas Bandara dan selanjutnya dilakukan diskusi Pembangunan Zona Integritas, diskusi
COFFEE MORNING DAN HALAL BIHALAL PIMPINAN KOMUNITAS BANDARA KNO
FAL, dan ramah tamah. Denagn tetap menerapkan protokol kesehatan, seluruh rangkaian acara dapat berjalan dengan baik. Dalam kesempatan ini Kepala Stamet Kualanamu, Bapak Bambang Setiajid, MT hadir didampingi oleh staf Immanuel J. A Saragih, S.Tr. Seluruh Pimpinan Komunitas Bandara Kualanamu siap bersinergi untuk pelayanan prima di Bandara Kualanamu.
Oleh : Cristine, Astri
Readers sependapat atau tidak nihdengan fenomena waktu terasa cepat berlalu? Karena tidak terasa selama tahun 2020 ini ternyata kita sudah mengupas tuntas 7 senjata operasional loh. Hebat kan?
Wawasan kita tentang dunia meteorologi semakin lama jadi semakin luas dong. Nah biar semakin keren kita tambah wawasan lagi yuk. Kali ini kita kenalan dengan sahabat angin, yaitu anemometer.
Anemometer merupakan suatu alat yang berfungsi untuk mengukur arah dan kecepatan angin. Perancang pertama dari alat ini oleh seorang arsitek Italia yang bernama Leon Battista Alberti pada tahun 1450. Wah sudah lama sekali ya. Di awal penemuannya, anemometer hanya dapat mengukur kecepatan angin. Kemudian pada tahun 1991 anemometer telah mengalami perkembangan sehingga dapat digunakan juga untuk mengukur arah angin.
A p a i t u A n e m o m e t e r ? ?
Terdapat beberapa jenis anemometer, antara lain:
1. Anemometer Cup 2. Anemometer Windmill 3. Anemometer Laser Doppler 4. Anemometer Sonic
5. Anemometer Hot Wire 6. Anemometer Digital
Stasiun Meterologi Kualanamu memiliki 2 jenis anemometer cup, yaitu anemometer cup 10 m dan anemometer cup counter (½ m). Anemometer cup counter digunakan untuk mengukur kecepatan angin rata-rata dalam sehari di permukaan air panci penguapan. Sedangkan yang digunakan untuk mengukur arah dan kecepatan angin permukaan adalah anemometer cup 10 m. Anemometer ini terdiri dari beberapa komponen, antara lain:
1. Tiga buah cup atau mangkok sebagai baling-baling yang dibatasi sudut 123⁰ dan yang akan berputar bila tertiup angin
2. Wind vane untuk mengukur arah angin
3. Tiang pipa besi setinggi 10 m dari permukaan tanah yang digunakan untuk memasang alat tersebut. Pemasangan tiang ini perlu memperhatikan daerah sekitarnya agar tidak ada penghalang angin seperti pohon atau gedung.
B a g a i m a n a c a r a a n e m o m e t e r m e n g u k u r a r a h
d a n k e c e p a t a n a n g i n ?
Pada saat angin berhembus, cup dan wind vane yang terdapat pada anemometer akan bergerak sesuai dengan arah datangnya angin. Semakin besar kecepatan angin yang berhembus, maka semakin cepat pula perputaran dari cup tersebut. Berdasarkan jumlah perputaran per detiknya, maka akan diketahui jumlah dari kecepatan anginnya. Wind vane akan menunjukkan arah angin dalam satuan derajat dan kecepatan angin dalam satuan knot. Pembacaan anemometer menggunakan metode digital sehingga lebih cepat, tepat dan akurat.
Data angin permukaan yang diperoleh anemometer sangat diperlukan untuk kepentingan sinoptik dan penerbangan. Di dalam penerbangan dikenal tiga tahapan yaitu take off (lepas landas), cruising (menjelajah) dan landing (mendarat). Ketiga tahapan ini berhubungan langsung dengan unsur cuaca. Angin merupakan salah satu faktor penting dari unsur cuaca tersebut, baik dari segi arah maupun kecepatannya, dimana angin memiliki pengaruh besar dalam segi kestabilan pesawat. METAR, SPECI, Met Report dan Special Report merupakan informasi cuaca penerbangan yang mencakup unsur angin. Berikut adalah contoh penggunaan unsur angin di salah satu METAR Bandara Kualanamu.
K e g u n a a n d a t a a r a h d a n k e c e p a t a n a n g i n
Gambar 1. Display Digital Anemometer
A k u r a t k a h d a t a A n e m o m e t e r ? ?
Sesuai Undang-Undang No. 31 Tahun 2015 dan Undang-Undang No. 1 tahun 2009, BMKG yang berperan dalam memberikan pelayanan informasi meteorologi penerbangan harus memiliki peralatan pengamatan yang layak operasi agar menghasilkan informasi yang cepat, tepat dan akurat. Oleh karena itu, peralatan meteorologi seperti anemometer pastinya selalu dikalibrasi oleh teknisi ya readers. So, jangan pernah ragu akan data-data BMKG ya guys. See you soon!HUJAN LOKAL??
Oleh: Octo
H
ujan lokal? Apa itu hujan lokal? Pasti kita semua sering mendengar bahkan menyebutkan istilah “hujan lokal”. Tetapi apakah kita tahu apa itu hujan lokal, perbedaan hujan lokal dan hujan biasa (bukan lokal)? Lalu, kalau ada hujan lokal apakah ada hujan nasional, atau hujan internasional? He..he..Mari kita lihat dan simak. Menurut KBBI, hujan lokal adalah hujan yang jatuh di daerah tertentu, tidak merata. Sebelum kita membahas lebih jauh pengertian dan penyebab hujan lokal, ada baiknya kita review kembali apa defenisi hujan dan apa yang menyebabkan terjadinya hujan.
Secara umum, hujan adalah salah satu wujud peristiwa presipitasi yakni jatuhnya air (H2O) dari atmosfer bumi, baik dalam bentuk cair ataupun padat (hujan es atau hujan salju) ke permukaan bumi.
Selain itu hujan juga bisa di artikan dalam wujud suatu proses kondensasi, yakni adanya perubahan wujud dari benda cair menjadi benda padat yang membentuk awan, yang mana memiliki massa cukup berat sehingga jatuh ke atas bumi. Keadaan udara yang dingin atau bersuhu rendah juga berperan penting dalam penjatuhan hujan di atas bumi. Selain itu adanya keadaan uap air yang terus bertambah tidak menentu menjadikan bentuk tetesan air hujan menjadi bervariasi, ada tetesan besar ada pula tetesan kecil.
Nah, setelah kita tahu apa itu pengertian hujan sekarang mari kita lihat macam-macam pola curah hujan serta kaitannya dengan hujan lokal.
Menurut Aldrian dan Susanto (2003), iklim dan pola curah hujan di Indonesia dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
▪ Curah Hujan Pola Monsunal
Pola ini monsun dicirikan oleh tipe curah hujan yang bersifat unimodial (satu puncak musim hujan) dimana pada bulan Juni, Juli dan Agustus terjadi musim kering, sedangkan untuk bulan Desember, Januari dan Februari merupakan bulan basah. Sedangkan enam bulan sisanya merupakan periode peralihan atau pancaroba (tiga bulan peralihan musim kemarau ke musim hujan dan tiga bulan peralihan musim hujan ke musim kemarau). Daerah yang didominasi oleh pola monsun ini berada didaerah Sumatra bagian Selatan, Kalimantan Tengah dan Selatan, Jawa, Bali, Nusa Tenggara dan sebagian Papua.
.
▪ Curah Hujan Pola Ekuatorial
Pola ekuatorial dicirikan oleh tipe curah hujan dengan bentuk bimodial (dua puncak hujan) yang biasanya terjadi sekitar bulan Maret dan Oktober atau pada saat terjadi ekinoks. Daerahnya meliputi pulau Sumatra bagian tengah dan Utara serta pulau Kalimantan bagian Utara.
• Curah Hujan Pola Lokal
Pola lokal dicirikan oleh bentuk pola hujan unimodial (satu puncak hujan), tetapi bentuknya berlawanan dengan tipe hujan monsun. Pola hujan ini dipengaruhi oleh sifat lokal seperti kondisi geografi dan topografi setempat
Faktor Hujan Lokal
Pola curah hujan lokal dan terjadinya fenomena hujan lokal, dipengaruhi oleh keadaan dan kondisi lokal setempat, dimana faktor-faktor pembentukannya secara umum dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu:
• Naiknya udara lembab secara paksa dari aliran udara yang menuju ke dataran tinggi atau pegunungan
Seperti yang telah dijelaskan di atas pada klasifikasi pola curah hujan, pola curah hujan lokal memiliki ciri yang berkebalikan dengan pola hujan monsunal, yaitu saat wilayah pola hujan monsunal mengalami musim hujan, maka wilayah dengan pola hujan lokal mengalami musim kemarau.
Jenis dan Proses Terbentuknya Hujan Lokal
Sama seperti hujan biasa, hujan lokal juga terbentuk oleh suatu rangkaian proses. Berdasarkan proses terbentuknya, hujan lokal dibagi menjadi tiga jenis proses pembentukan, yaitu Conventional Precipitation, Orographic Precipitation dan Artificial Rain.
✓ Hujan Konveksi
(Convectional Precipitation)
Hujan konveksi juga disebut hujan zenithal. Hujan jenis ini terjadi akibat dari pemanasan radiasi matahari di siang hari yang menyebabkan udara di permukaan bumi akan dipaksa naik ke atas secara cepat dan terus-menerus. Pada kondisi atmosfer yang lembab, udara panas yang baru saja naik akan mengalami penurunan suhu. Hingga pada akhirnya
mengalami proses kondensasi sehingga membentuk butir-butir awan. Jika udara yang berkondensasi terlampau banyak ditambah dengan faktor kondisi atmosfer yang kurang stabil, maka akan terbentuk awan jenis cumulonimbus yang dapat menyebabkan hujan yang sangat lebat dengan waktu berlangsung relatif singkat. Hujan konveksi biasanya terjadi di wilayah iklim tropis dan turun ke daerah yang sama sekitar dua kali setahun. Hujan jenis ini juga sering terjadi di wilayah perkotaan, terutama kota-kota besar seperti Jakarta dan Medan.
✓ Hujan Orografik
(Orographic Precipititation)
Sedangkan proses kedua disebut hujan orografik. Hujan ini biasanya terjadi di wilayah dataran tinggi. Proses hujan jenis ini terjadi akibat udara bergerak melewati pegunungan atau bukit yang tinggi, sehingga udara akan di paksa naik mengikuti kondisi gunung atau bukit. Udara yang naik mengalami penurunan suhu di ketinggian tertentu, sehingga mengalami proses kondensasi dan terbentuk titik-titik air. Selanjutnya, titik-titik air tersebut akan bertambah dan semakin.
banyak dan membentuk awan hujan di lereng atas angin yang disebut windward. Sedangkan awan hujan di bagian lereng bawah angin yang disebut leeward.
Awan tersebut kemudian tidak bisa menahan beratnya air dan turunlah hujan.Karena pengaruh lokasi, awan akan segera bergerak secara horizontal dan angin akan terus bertiup ke arah puncak tertinggi pegunungan sehingga hujan hanya akan turun di daerah lereng.
Berdasarkan pengamatan proses terjadinya hujan, kita dapat menyimpulkan hujan orografis cenderung terjadi di puncak atau lereng gunung. Sedangkan daerah yang lebih rendah di sekitarnya tidak mengalami hujan orografik, apabila mengalami hujan pun cenderung sangat sedikit. Hujan orografik merupakan salah satu alasan mengapa puncak gunung, bukit atau wilayah dataran tinggi lebih sering turun hujan.
✓ Hujan Buatan (Artificial Rain)
Jenis hujan lokal yang terakhir adalah artificial rain atau biasa kita sebut hujan buatan. Sesuai namanya, hujan ini tidak
terjadi karena proses alami, melainkan direncanakan oleh manusia untuk keperluan tertentu di wilayah tertentu. Biasanya hujan buatan dilakukan untuk mengisi waduk dan danau, keperluan air bersih, irigasi, mempermudah kerja PLTA dan untuk membantu daerah yang mengalami kekeringan.
Seperti halnya hujan alami, hujan buatan juga memiliki proses pembentukan. Setelah perhitungan faktor-faktor keberhasilan hujan buatan dengan bantuan pesawat, pilot menebarkan serbuk Natrium Klorida (NaCl) di awan potensial, yaitu awan Cumulus. Biasanya awan Cumulus berbentuk bunga kol. Serbuk ini bersifat higroskopis seperti garam dapur, urea atau Kalsium Diklorida (CaCl2). Higroskopis adalah kemampuan suatu zat untuk menyerap air di sekitarnya baik dengan cara absorbsi. Sehingga tinggal masalah waktu, menunggu efek higroskopis selesai. Rekayasa hujan buatan umumnya dilakukan untuk mengatasi bencana-bencana ekstrem, seperti kebakaran hutan, kekeringan serta menekan tingkat polusi udara suatu wilayah.