Optimizing the Utilization
of Renewable Energy for
National Energy Security
FORUM ENERGIZING INDONESIA (ILUNI DTGPK FTUI) dan PetroGas Days UI 2017
Sahid Hotel – Jakarta, 16 Maret 2017
Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia
(The Indonesian Renewable Energy Society)
Gedung BPSDM Lantai 5
Jl. Gatot Subroto Kav.49, Jakarta 10340
Ph: 021-38901106,38901107 ; Fax : 021-38901108 E-mail:meti.ires@gmail.com ; http: //www.meti.or.id
Dr. Surya Darma
Outline
•
Apa Itu METI?
•
Overview kondisi Energi Indonesia
•
Ketahanan & Kemandirian Energi
•
Pemenuhan Penyediaan Listrik
melalui program 35 GW
•
Pokok Pokok Persoalan Energi
•
Potensi Energi Terbarukan
•
Debottlenecking dan Lessons
Masyarakat Energi Terbarukan
Indonesia (METI)
METI: sebuah forum komunikasi, advocacy, konsultasi dan kerjasama antar
Pelaku ET, yang bertujuan mempercepat peningkatan fungsi ET dalam rangka penyediaan kebutuhan energi nasional.
VISI: Menjadi wahana yang efektif dalam rangka terus-menerus mengusahakan
pengembangan dan pemanfaatan ET untuk memenuhi kebutuhan energi nasional secara berkelanjutan dan berkontribusi pada usaha mengatasi dampak pemanasan iklim global.
MISI: Berperan aktif dan efektif dalam mengadvokasi, mempromosikan dan
mensosialisasikan manfaat ET, terkait dengan pengembangan dan pemanfaatan teknologi, konsep-konsep sosial ekonomi, serta peningkatan kemampuan sumber daya manusia yang mendukung pemanfaatan ET.
TUJUAN: Mendorong, memfasilitasi pelaksanaan Kebijakan Energi Nasional,
KEN 2014 melalui kerjasama dan koordinasi yang erat dengan asosiasi ET, pengembang dan pemerintah dalam menciptakan kebijakan yang dapat mendorong investasi dan pengembangan ET.
Masyarakat Energi Terbarukan
Indonesia (METI)
Forum advokasi, komunikasi, konsultasi, dan menjalin kerja sama antara para pakar, pegiat dan pengusaha Energi Terbarukan (ET). Didirikan 11 Mei 1999.
Pengurus saat ini: 2015- 2018 adalah generasi ke 5.
Tujuan: Sebagai salah satu Mitra Pemerintah, untuk mengupayakan percepatan pemanfaatan ET, demi menjamin Ketahanan Energi
Nasional, serta berkontribusi mengatasi masalah Perubahan Iklim.
Lebih dari 600 anggota dari berbagai kalangan (Para pakar, pemerintah, industri, konsultan, perusahaan pemerintah dan swasta, akademisi,
NGO, dan perusahaan lainnya dari dalam dan luar negeri).
Tempat berhimpunnya semua asosiasi ET (API, Asosiasi Biogas, Masyarakat Biogas Indonesia, Ahli Bioenergi, Biomasa, Mini Hidro, Hidro Bandung, APAMSI & AESI, AEAI & MEAI, ASELI, APROBI, APLIBI, dll)
Ada dua Badan Hukum yang sudah didirikan untuk mendukung pengembangan ET
Yayasan Energi Lestari (YEL)
Struktur Organisasi METI
MUNAS Dewan Pembina (Ketua: Supramu Santosa) Dewan Pakar (Ketua: Herman DarnelIbrahim) Keuangan Ketua Bidang Pendanaa n Ketua Bidang Kerjasam a Luar Negeri Ketua Bidang Pengenda lian Emisi & Pasar Karbon
Adm & Humas
Sekretariat Direktur Eksekutif
Wakil Direktur Eksekutif
Dewan Asosiasi Ketua Bidang Legal, Advokasi Kebijakan dan Regulasi Ketua Bidang Hubunga n Antar Lembaga Ketua Bidang Pengkajian Teknologi dan Edukasi Focus Group
Ketua Umum (Surya Darma)
Wkl Ketua Umum (Sujana Sulaiman) Ketua Bidang Bisnis, Investasi & Promosi Ketua Bidang Pengemb angan Listrik Swasta Bendahara Umum
Overview Kondisi
Energi Indonesia
Primary
Energy Supply
498 MBOE 34,16% 271 MBOE 18,62% 545 MBOE 43,03% 143 MBOE 9,83% Incl biofuelTotal Primary Energy Supply : 1457 MBOE
Import: 324 MBOE (59,51%) Export : - Oil : 143 MBOE - Gas (LNG+NG) : 211 MBOE - Coal : 1604 MBOE - Total Export : 1959 MBOE
Import (LPG): 31 MBOE (11,32%) Import : 11 MBOE (2,14%) • 90% of Energy Supply by Fossil Energy
• 25 % of Energy Supply met by Import (Total Import 365 MBOE)
• Total Installed Capacity: 53.585 MW
• Limited fund and Human Resources to support energy development. • National Commitment to reduce emission 26% by 2020;
• Electrification Ratio: 84.35%
Year 2014
Diesel 11.7% Coal 52.8% Gas 24.2% Geothermal 4.4% Hydro 6.5% Others 0.4%
*) Hanya PLN dan IPP
Energy Mix on March 2015
Total System Indonesia = 24 System
(5 Normal; 14 Emergency; and 5 Deficit)
Note: Normal = Reserve > 20%; Emergency = Reserve < 1 the Biggest Unit ; Deficit = Black out partially
Power Condition
Penggunaan energi sektor industri dan
transportasi
Sektor industri Sektor transportasi
Penggunaan biodiesel di sektor industri relatif masih sangat kecil,
sementara untuk sektor transportasi semakin meningkat seiring dengan penerapan kebijakan B20. Disisi lain, penggunaan bioetanol sangat minim
Ketahanan &
Aspek Ketahanan Energi
Ketersediaan
Bukan berarti harus diproduksi sendiri
Energy security ≠ self-sufficiency
Keterjangkauan harga
Apa indikator keterjangkauan?
Perlukah subsidi
Harga yang terlalu rendah tidak mendorong
investasi dan inovasi
Stabilitas harga
Jarang ditinjau
Memberi
jaminan
kepastian
jumlah
kebutuhan
energi
masyarakat
untuk
kehidupan,
sosial
dan
ekonomi,
pertahanan dan tujuan lainnya pada harga
yang dapat dijangkau. Berkaitan erat
dengan aspek: availability, affordability,
and price stability
Tidak dipengaruhi oleh issue regional dan
international
Peran Pemda menjadi parameter kunci
dalam memenuhi kemandirian energi
daerah.
Pengembangan Kemandirian
Energi Daerah - ET
Indonesia menjadi net importir gas dan batubara jika…..
Indonesia akan
menjadi net importir gas tahun 2027 dan net importir batubara tahun 2046 apabila tidak ada upaya signifikan untuk menemukan cadangan baru, mengurangi pola konsumsi gas dan batubara, mengurangi ekspor, dan terutama meningkatkan secara signifikan peran ET
Pemenuhan
Penyediaan Listrik
melalui program 35
Coal; 50%
Gas, 25% NRE; 25%
RE Portion is about 25%, or
8.750 MW
, compose of:
Geothermal (1,751 MW, 20%), Hydro (2,438 MW, 28%),
Bioenergy (1,156 MW, 13%),
Solar, wind, Ocean and others (3,405 MW, 39%).
Total investment is USD 29.8 Billion or about IDR 402 Triliun.
16
The Portion of RE in the 35
GW acceleration project
Pokok Pokok
Pokok Pokok Persoalan
Energi
Belum optimalnya pengelolaan energi
nasional.
Adanya ego sektoral dan konflik
kepentingan.
Regulasi yang belum mendorong
kesinambungan ketersediaan energi
untuk keperluan domestik.
Beberapa tantangan di sektor energi:
1. Ketergantungan terhadap bahan bakar fosil, emisi
gas rumah kaca
2. Rasio elektrifikasi
3. Ketahanan energi, kemandirian energi
4. Keterbatasan dana pemerintah
5. Harga teknologi
6. Kebijakan harga energi
7. Human resources
Potensi Energi
Terbarukan
Energi Fosil
Cadangan terbukti:
• Minyak Bumi : 3,6 miliar barel • Gas Bumi : 100,3 TSCF
Produksi:
• Minyak Bumi : 288 Juta barel • Gas Bumi : 2,97 TSCF
Diperkirakan akan habis:
• Minyak Bumi : 13 tahun • Gas Bumi : 34 tahun
Kapasitas terpasang Pembangkit saat ini
Rencana Pembangunan Pembangkit
53.585 MW
35.000 MW
+7.500 MW New project On going project
Potensi EBT – Masa Depan (yang masih terabaikan)
5,25 GW (28%) 0,07 GWp (0,013%) 1,44 GW (5%)
3,61 MW (0,0034%) 1,74 GW (5,1%) 0,28 MW (0,0005%)
810 GW 8,78 GW 1,1% Pemanfaatan EBT belum
optimal
PLTA/Hydro (75 GW) Surya (560 GWp) Panas Bumi (29 GW)
Kenapa ET
Tersedia di semua daerah (pembangunan daerah, dan
mendukung kemandirian daerah).
Energi fosil akan terus berkurang (import), tentu harga akan lebih
mahal. Subsidi BBM yang salah arah akan semakin tinggi.
Mengurangi emisi GRK.
Pemanfaatan ET akan menjamin pembangunan secara
berkelanjutan.
Pemanfaatan ET akan meningkatkan ekonomi lokal
Strategi pemenuhan suplai
untuk ketahanan energi
Aspek Regulasi : Pembinaan, Pengawasan &
Insentif Fiskal dan perlu adanya konsistensi
Aspek Bisnis : Harga berdasarkan
Keekonomian
Aspek Legal : Perlu adanya UU ET
Aspek Tekonologi : Transfer of Technology &
Local Content
Aspek SDM : Strategi Penyiapan SDM untuk
Leaf Frog
So, don’t Lets
Indonesia suffer for
energy. Please use
RE for the better
Indonesia
Thank you
Dr. Surya Darma
Suryadarma.za@gmail.com