PROSIDING PENELITIAN LAPANGAN III
PENULIS :
DOSEN DAN MAHASISWA
PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA
PROGRAM STUDI S1 INDUSTRI PERJALANAN WISATA
FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA
2018
Dosen dan Mahasiswa Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata
ISBN : 978-602-294-330-3
Editor :
Putu Agus Wikanatha Sagita, S.ST.Par., M.Par. W. Citra JuwitaSari,S.H.,M.Par.
Gusti Ayu Susrami Dewi, SST.Par.,M.Par.
Penyunting :
I Made Kusuma Negara, S.E., M.Par.
Luh Gede Leli Kusuma Dewi, S.Psi., M.Par.
Desain sampul dan Tata letak
Putu Agus Wikanatha Sagita, S.ST.Par., M.Par.
Penerbit :
Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
Redaksi : Jl. DR.R. Goris No. 7 Denpasar, Bali Tel/Fax +62361 223798 Email : [email protected] Distributor Tunggal :
Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana
Cetakan pertama, 20 Juli 2018
Hak cipta dilindungi undang-undang
Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Universitas Udayana dapat menerbitkan Prosiding Penelitian Lapangan III Tahun 2018.
Buku Prosiding Penelitian Lapangan III Tahun 2018 memuat sejumlah artikel penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata Universitas Udayana bersama-sama Bapak/Ibu dosen. Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya kepada :
1. Rektor Universitas Udayana, Ibu Prof. Dr. dr. AA. Raka Sudewi, Sp.S (K).
2. Dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana, Bapak Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si. 3. Bapak/Ibu dosen dan mahasiswa penyumbang artikel hasil penelitian lapangan dalam
kegiatan ini.
Semoga buku prosiding ini dapat memberi manfaat bagi civitas akademika untuk pengembangan ilmu kepariwisataan serta sebagai referensi bagi upaya pengembangan kepariwisataan nasional. Kami menyadari buku prosiding ini jauh dari sempurna, untuk itu saran dan kritik yang membangun kami buka untuk khalayak pembaca demi kesempurnaan buku prosiding ini.
Denpasar, 11 Juli 2018 Ketua,
I Ketut Suwena NIP. 19601231 198601 1 002
DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG TERHADAP PENURUNAN PENDAPATAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG BALI
Mutiara Firdausy Hakim, I Nyoman Sudiarta, I Made Kusuma Negara ... 1-6 STRATEGI PENANGANAN DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG
TERHADAP OPERASIONAL GROUD HANDLING OLEH GAPURA ANGKASA DENPASAR
Benediktus Pangga-Lino Mahdi, I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda, Ni
Made Sofia Wijaya ... 7-10 DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG TERHADAP PRODUKSI DAN
PENDAPATAN (Studi Kasus Di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee Di Tenganan Karangasem)
Ni Made Ayu Diah Utari, I Putu Sudana, I Nyoman Sudiarta ... 11-17
EKSISTENSI DAN MOTIVASI BERTAHAN PEMANDU WISATA
FREELANCE DI BALI PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
Putu Yolanda Yuniari, Ni Gusti Ayu Susrami Dewi, Ni Made Oka Karini ... 18-25 STRATEGI PENGHIDUPAN PELAKU USAHA PARIWISATA PASCA
ERUPSI GUNUNG AGUNG DI KAWASAN PURA BESAKIH DESA BESAKIH, RENDANG KABUPATEN KARANGASEM
Ehtropia Veademia Bramandati, Ni Made Oka Karini, I Ketut Suwena ... 26-32 PERENCANAAN DAN REALISASI DISASTER RECOVERY PASCA ERUPSI
OLEH BALI TOURISM HOSPITALITY (Studi Kasus Erupsi Gunung Agung, Karangasem)
Vinna, Luh Gede Leli Kusuma Dewi, W. Citra Juwita Sari... 33-38 PERANAN SOSIAL MEDIA INSTAGRAM DALAM PENGEMBANGAN
BRAND IMAGE PARIWISATA BALI PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
Deandra Kusuma, I Made Kusuma Negara, Yohanes Kristianto ... 39-43 DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG TERHADAP SIKAP DAN PERSEPSI
WISATAWAN BERKUNJUNG KE PANTAI AMED
Fatimah Azzahra Suhardi, I Ketut Suwena, I Made Sendra ... 44-51 PENGARUH SOCIAL MEDIA INSTAGRAM @toyadevasya TERHADAP
KEPUTUSAN BERKUNJUNG WISATAWAN KE TOYA DEVASYA PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
Dan Pariwisata Kabupaten Bangli)
I Putu Angga Pratama, I Made Sendra, W. Citra Juwita Sari ... 60-67
PERAN DINAS PARIWISATA PROVINSI BALI DALAM
MENINGKATKAN TINGKAT KUNJUNGAN WISATAWAN PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
Nani Eunike Manoach, Ni Putu Eka Mahadewi, I Wayan Darsana ... 68-74 STRATEGI PEMASARAN WISATA RAFTING DI ALAM AMAZING
ADVENTURE PASCA ERUPSI GUNUNG AGUNG
I Putu Saiban Sugiartawan, Putu Agus Wikanatha Sagita, I Gusti Putu Bagus
DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG TERHADAP PENURUNAN
PENDAPATAN HOTEL DI KABUPATEN BADUNG BALI
Mutiara Firdausy Hakim1), I Nyoman Sudiarta2), I Made Kusuma Negara3)
1,2,3
Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana JL. DR. R. Goris No. 7 Denpasar, Bali
E – mail : [email protected]
Abstrak
Penelitian mengenai Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Penurunan Pendapatan Hotel di Kabupaten Bali dilatarbelakangi oleh pemikiran bahwa kawasan Badung adalah salah satu kawasan yang ramai dikunjungi oleh wisatawan karena sungguh menarik. Tidak hanya menarik dari segi keindahan objek wisata di Kabupaten Badung, tetapi dilengkapi dengan akomodasi yang lengkap. Namun, sebuah peristiwa erupsi Gunung Agung menyebabkan penurunan jumlah wisatawan mengunjungi Bali dan berdampak ke penurunan pendapatan hotel di Kabupaten Badung Bali. Berbagai upaya untuk meningkatkan tingkat hunian hotel telah dilakukan oleh pihak hotel. Hal tersebut menjadikan penelitian ini menarik untuk dilakukan, mengingat dampak erupsi Gunung Agung yang menjadikan menurunnya pendapatan hotel di Kabupaten Badung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) dampak erupsi Gunung Agung terhadap jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali; (2) mengetahui perubahan tingkat hunian hotel dan pendapatan hotel di Kabupaten Badung, Bali. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah bagian Assisten Manager Personel di Hotel J4, Human Capital Manager di Hotel Grand Inna Kuta, Operasional di Hotel Rivavi dan Human Resources Administrator di Hotel Swiss-Belexpress Kuta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Bali mengalami penurunan terhadap jumlah kunjungan wisatawan mancanegara selama adanya isu erupsi Gunung Agung; (2) Terdapat penurunan dari tingkat hunian dan pendapatan hotel selama adanya isu erupsi Gunung Agung. Dalam mengatasi penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali selama adanya isu erupsi Gunung Agung, pihak hotel melakukan cara untuk mengantisipasi hal tersebut, yaitu dengan melakukan promosi hotel mereka melalui media sosial maupun melalui offline.
Kata kunci: dampak, pendapatan, hotel, erupsi
Abstract
Research on the Impact of Mount Agung Eruption on Hotel Income Decline in Regency of Bali is motivated by the thought that Badung area is one of the busiest areas visited by tourists because it is interesting. Not only interesting in terms of the beauty of the tourist attraction in Badung regency, but equipped with complete accommodation. However, an eruption of Mount Agung caused a decrease in the number of tourists visiting Bali and impacted the decrease of hotel revenue in Badung regency of Bali. Various efforts to increase the hotel occupancy rate have been done by the hotel. It makes this research interesting to do, considering the impact of Mount Agung eruption that makes the decline in hotel revenue in Badung regency. This study aims to determine: (1) the impact of Mount Agung eruption on the number of foreign tourists visiting Bali; (2) to know the change of hotel occupancy rate and hotel revenue in Badung Regency, Bali. This research is descriptive research using qualitative approach. The subject of this research is the Assistant Manager of Personnel at J4 Hotel, Human Capital Manager at Hotel Grand Inna Kuta, Operation at Hotel Rivavi and Human Resources Administrator at Hotel Swiss-Belexpress Kuta. Data collection was done by observation, interview, literature and documentation. The results of this study indicate that: (1) Bali experienced a decrease in the number of tourist arrivals during the eruption of Mount Agung; (2) There is a decrease in occupancy rate and hotel revenue during the eruption of Mount Agung. In order to overcome the decrease in the number of foreign tourist visiting Bali during the eruption of Mount Agung, the hotel did a way to anticipate by promoting their hotel through sicoal media or offline.
1. PENDAHULUAN
Hotel adalah salah satu bentuk usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan jasa kepada para tamu hotel baik secara fisik, psikologi maupun keamanan selama tamu mempergunakan fasilitas atau menikmati pelayanan dihotel (Agusnawar, 2000 : 1). Menurut Sulistyono, (2006:11) hotel merupakan bagian integral dari usaha pariwisata yang menurut keputusan Menparposetel disebutkan sebagai usaha akomodasi yang dikomersialkan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yaitu kamar tidur atau kamar tamu, makanan dan minuman, pelayanan- pelayanan penunjang lain seperti: fasilitas olahraga, fasilitas laundry, dan sebagainya. Maka dari beberapa pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa hotel adalah suatu akomodasi yang menyediakan jasa penginapa, makan, minum dan bersifat umum serta fasilitas lainnya yang memenuhi syarat kenyamanan dan dikelola secara komersil.
Salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi alam yang beranekaragam adalah Provinsi Bali. Bali dibagi menjadi 8 kabupaten dan 1 kotamadya dengan ibukota Denpasar. Kabupaten-kabupaten yang berada di Bali antara lain: Kabupaten Badung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Tabanan, Kabupaten Buleleng, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Jembrana dan Kotamadya Denpasar.
Kabupaten Badung merupakan salah satu kabupaten yang termasuk dalam regional Provinsi Bali. Kabupaten Badung secara geografis terletak pada 8°14’20” - 8°50’48” Lintang Selatan dan 115°05’00” - 115°26’16” Bujur Timur dengan wilayah seluas 418,52 km2 atau sekitar 7,43 persen dari daratan Pulau Bali. Wilayah Kabupaten Badung terdiri dari enam wilayah kecamatan dan 62 desa/keluruhan. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dalam kurun waktu enam tahun terakhir mengalami peningkatan tiap tahunnya, tetapi terlihat jelas pada bulan September 2017 mulai mengalami penurunan, dalam enam tahun terakhir tingkat kunjungan wisatawan ke Provinsi Bali mengalami peningkatan. Namun, pada bulan September sampai Desember 2017 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Provinsi Bali mengalami penurunan diakibatkan oleh adanya isu erupsi Gunung Agung.
Secara geografis dan geologis Indonesia sebenernya rawan terhadap bencana, seperti gempa bumi, tanah longsor, tsunami, banjir, angina kencang, kebakaran hutan bahkan letusan gunung berapi. Bencana alam adalah suatu peristiwa alam yang mengakibatkan dampak besar bagi populasi manusia. Di Bali terdapat beberapa Gunung yaitu Gunung Batur dengan ketinggian 1.717 mdpl yang memiliki status aktif, Gunung Abang dengan ketinggian 2.252 yang memiliki status tidak aktif, da nada Gunung Agung dengan ketinggian 3.031 mdpl dengan status aktif.
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau Bali dengan ketinggian 3.031 mdpl. Gunung ini terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Indonesia. Gunung berapi ini bertipe stratovolcano, gunung ini memiliki kawah yang sangat besar dan sangat dalam yang kadang-kadang mengeluarkan asap dan uap air. Pada bulan September 2017, peningkatan aktivitas gemuruh dan seismic di sekitar gunung berapi menaikkan status normal menjadi waspada dan sekitar 122.500 orang dievakuasi dari rumah mereka di sekitar gunung berapi. Dengan adanya peningkatan status Gunung Agung tersebut, menyebabkan sempat ditutupnya Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai di Bal dari tanggal 27 November 2017 sampai 29 November 2019 yang menyebabkan banyaknya wisatawan terhambat untuk pulang ke tempat asal mereka maupun yang ingin berkunjung ke Bali. Hal ini berdampak ke sektor pariwisata di Bali karena kunjungan wisatawan terhambat dengan adanya penutupan bandaranya, dan banyak wisatawan yang mengunjungi Bali dikarenakan status Gunung Agung. Dengan menurunnya jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali, maka berpengaruh juga dengan adanya perubahan tingkat hunian kamar di Bali yang difokuskan di Kabupaten Badung.
Berdasarkan hal tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang “Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Penurunan Pendapatan Hotel di Kabupaten Badung Bali”.
2. METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Adapun subjek penelitian ini adalah bagian Assisten Manager Personel di Hotel J4, Human Capital Manager di Hotel Grand Inna Kuta, Operasional di Hotel Rivavi dan Human Resources Administrator di Hotel Swiss-Belexpress Kuta. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, studi pustaka dan dokumentasi.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Hasil
Bali merasakan besarnya dampak dari erupsi Gunung Agung terhadap jumlah wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bali karena menyebabkan penurunan jumlah kunjungan. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, penurunan wisman yang datang pada bulan November 2017 ada pengaruh terkait Gunung Agung yang mulai berstatus awas pada tanggal 21 September 2017 kemudian diikuti dengan adanya travel warning oleh beberapa negara serta penutupan bandara Ngurah Rai selama dua setengah hari yang berpengaruh pada kunjungan wisman ke Bali. Beberpa negara yang mengeluarkan travel warning yaitu Tiongkok, Australia, Inggris, Singapura, Irlandia dan Selandia Baru. Menurut Badan Pusat Statistik Provinsi Bali, terdapat penurunan dari Tingkat
Penghunian Kamar pada bulan November 2017 yang dikarenakan adanya isu erupsi Gunung Agung dan menyebabkan sedikitnya wiisatawan yang berkunjung ke Bali. Kabupaten Karangasem menduduki peringkat pertama untuk tingkat penghunian kamar yang paling sedikit pada bulan November 2017. Lalu, peringkat edua diduduki oleh Kabupaten Gianyar dan disusul oleh Kabupaten Buleleng. Kabupaten Denpasar dan Kabupaten Badung pun mengalami penurunan tingkat penghunian kamar akan tetapi tidak terlalu signifikan.
3.2. Pembahasan
1. Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Perubahan Tingkat Hunian Hotel dan Pendapatan di Hotel J4 Hasil penelitian menunjukan bahwa Hotel J4 mengalami penurunan selama adanya erupsi Gunung Agung. Penurunan yang dirasakan oleh Hotel J4 dimulai pada bulan September. Yang bisa terlihat jelas adalah adanya minus dari budget, banyaknya rombongan yang membatalkan pesanan. Namun, di hotel J4 tidak ada sistem pengembalian uang. Jadi, penurunan pendapatan yang berlanjut hingga bulan Desember ini dapat diantisipasi oleh pihak Hotel J4 yaitu dengan adanya modify. Modify yaitu perubahan jadwal tamu untuk berkunjung ke hotel J4. Untuk rombongan yang akan berkunjung ke Hotel J4 namun terkendala dengan adanya erupsi Gunung Agung, pihak Hotel J4 pun tidak membatalkan pesanan, tetapi menyimpan deposit yang sudah ada dari rombongan tersebut. Jadi, Ketika rombongan tersebut ingin datang ke Hotel J4, mereka hanya tinggal menggunakan depositnya saja. Tingkat hunian kamar di Hotel J4 juga otomatis mengalami penurunan dengan adanya erupsi Gunung Agung. Tingkat hunian hotel paling buruk menurun ada di bulan Oktober 2017. Hotel J4 mengalami penurunan tingkat hunian hotel sejak September.Adapun dampak dari erupsi Gunung Agung ke Hotel J4 selain dari penurunan pendapatan dan penurunan tingkat hunian kamar adalah adanya pengurangan jam kerja dari pekerja harian. Selain itu, apabila ada event atau suatu acara, pihak Hotel J4 mengurangi pekerja harian agar dapat menekan budget yang kurang akibat adanya dampak dari erupsi Gunung Agung. Namun, untuk pegawai tetap tidak ada perubahan dan pengurangan pegawai (Hasil wawancara, 2018). Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Hotel J4 selama terjadinya erupsi Gunung Agung, Hotel J4 memiliki beberapa cara untuk mengantisipasinya. Cara yang pertama adalah mengubah segmen pasar, yaitu dengan mempromosikan paket- paket lain selain dari kamar, yaitu mempromosikan paket berenang, paket barbeque dan dipublikasikan ke media sosial. Dan juga dihimbau kepada setiap karyawan agar tidak memancing atau memperkeruh suasana dengan mengunggah foto-foto tentang erupsi Gunung Agung (Hasil wawancara, 2018).
2. Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Perubahan Tingkat Hunian Hotel danPendapatan di HotelBerdasarkan dari penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara ke Hotel Grand Inna Kuta maka dapat dijelaskan bahwa Hotel Grand Inna Kuta mengalami penurunan selama adanya erupsi Gunung Agung. Tingkat hunian kamar di Hotel Grand Inna Kuta pun ikut mengalami penurunan dengan adanya erupsi Gunung Agung. Tingkat hunian hotel yang paling buruk menurun ada di bulan Oktober 2017. Selain dari adanya penurunan pendapatan dan penurunan tingkat hunian kamar, terdapat juga dampak lain yang dirasakan oleh Hotel Grand Inna Kuta pada saat erupsi Gunung Agung, yaitu pihak Hotel Grand Inna Kuta melakukan pemutusan pekerja paruh waktu selama erupsi Gunung Agung. Namun, untuk karyawan tetap tidak berpengaruh apapun dalam adanya erupsi Gunung Agung. Kondisi Hotel Grand Inna Kuta mulai membaik dan stabil pada bulan Februari 2018 (Hasil wawancara, 2018). Upaya Hotel Grand Inna Kuta agar dapat meningatkan kunjungan wisatawan selama adanya erupsi Gunung Agung dengan cara melakukan promosi media sosial da melakukan promosi via offline. Lalu, Hotel Grand Inna Kuta menargetkan untuk memperbanyak kunjungan wisatawan domestik, karena wisatawan yang berkurang banyak adalah wisatawan mancanegara karena adanya beberapa negara yang mengeluarkan travel warning untuk tidak mengunjungi Bali.
3. Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Perubahan Tingkat Hunian Hotel dan Pendapatan di Hotel Rivavi Berdasarkan dari penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara ke Hotel Rivavi, maa dapat diketahui bahwa Hotel Rivavi mengalami penurunan yang sangat pesat selama erupsi Gunung Agung. Penurunan sangat pesat terjadi karena banyak wisatawan berpandangan yang lain terhadap Bali karena merasa kurang aman berada di Bali akibat adanya erupsi Gunung Agung. Untuk tingkat hunian kamar pun tentunya Hotel Rivavi mengalam penurunan yang sangat drastic akibat adanya erupsi Gunung Agung. Disebabkan oleh sedikitnya wisatawan yang mengunjungi Bali dan untuk berkunjung ke Hotel Rivavi. Penurunan tingkat hunian kamar baru mulai membaik setelah dua bulan terjadinya erupsi Gunung Agung. Dan situasi lebih membaik ketika adanya instruksi dari pemerintah jika Bali sudah aman untuk dikunjungi kembali. Namun, situasi membaiknya pun bertahap, tidak langsung membaik total. Selain penurunan pendapatan dan penurunan tingkat hunian kamar yang dirasakan oleh Hotel Rivavi, tidak ada lagi dampak yang dirasakan oleh Hotel Rivavi. Hotel Rivavi tidak memberlakukan pengurangan pegawai, pengurangan jam kerja, atau pemutusan pegawai (Hasil wawancara, 2018). Untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan selama adanya erupsi Gunung Agung, Hotel Rivavi memiliki cara yang hamper sama seperti hotel lainnya. Yaitu Hotel Rivavi melakukan promosi online dan offline. Selama adanya erupsi Gunung Agung, Hotel Rivavi tidak membuat program apapun untuk meningkatkan kunjungan ke hotel.
4. Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Perubahan Tingkat Hunian Hotel dan Pendapatan di Hotel Swiss-Belexpress Kuta Berdasarkan dari penelitian yang peneliti lakukan melalui wawancara ke Hotel Swiss-Belexpress Kuta, maka dapat dijelaskan bahwa Hotel Swiss-Belexpress Kuta mengalami penurunan pendapatan selama adanya erupsi Gunung Agung. Dari adanya erupsi Gunung Agung yang menyebabkan penurunan pendapatan, maa berpengaruh juga ke penurunan tingkat hunian Hotel Swiss-Belexpress Kuta. Hotel Swiss-Belexpress Kuta pun melakukan banting harga pada saat erupsi Gunung Agung. Selain adanya penurunan pendapatan dan tingkat hunian kamar, Hotel Swiss- Belexpress Kuta pun melakukan pengurangan pekerja paruh waktu selama erupsi Gunung Agung ini, namun untuk karyawan tetap tidak ada perubahan. Tetapi, Hotel Swiss-Belexpress Kuta mengeluarkan cuti untuk karyawan-karyawan namun tetap dibayar. Untuk mengantisipasi dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Hotel Swiss-Belexpress Kuta selama erupsi Gunung Agung, maka Hotel Swiss-Belexpress Kuta melakukan promosi melalui media sosial dan offline, selain itu pihak Hotel Swiss-Belexpress Kuta menghimbau untuk seluruh karyawan agar tidak memperkeruh berita tentang erupsi Gunung Agung dan Hotel Swiss-Belexpress Kuta memasang papan di depan
ruang tunggu hotel, di papan itu terpaparkan informasi tentang pembaharuan tentang berita erupsi Gunung Agung (Hasil wawancara,, 2018)
4. KESIMPULAN
Kesimpulan dari penelitian ini adalah (1) adanya erupsi Gunung Agung membawa dampak yang cukup dirasakan oleh Bali yaitu dengan berkurangnya kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali dan menyebabkan menurunnya pendapatan hotel di Kabupaten Badung, Bali. (2) Dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan selama adanya erupsi Gunung Agung, cara yang dilakukan dari pihak Hotel J4, Hotel Grand Inna Kuta, Hotel Rivavi dan Hotel Swiss-Belexpress Kuta hamper sama, yaitu dengan melakukan promosi hotel mereka melalui online (dengan media sosial) maupun offline. Dan ada juga hotel yang merubah segmen pasar mereka, dan mempromosikan paket-paket lain selain dari paket kamar mereka, contohnya adalah Hotel J4.
Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu menyelesaikan laporan hingga pembuatan jurnal Penelitian Lapangan III ini yakni Bapak Dr. I Nyoman Sudiarta, SE., M.Par selaku dosen pembimbing, Bapak I Made Kusuma Negara, SE., M.Par selaku dosen penguji, pihak hotel dari Hotel J4, Hotel Grand Inna Kuta, Hotel Rivavi dan Hotel Swis-Belexpress Kuta, Koordinator Penelitian Lapangan III Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata dan segenap pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang sudah memberikan bantuan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung selama menyelesaikan laporan penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Atien serta Ilham. 2011. Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Kerugian Ekonomi Pada
Usaha Peternakan. Bogor: WARTAZOA. Vol.21,No.4:153-160.
Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Putra Grafika.
Febriaty, Hastina. 2015. Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Pendapatan Dari Sektor Pariwisata di Kabupaten Karo. Medan: Jurnal Ekonomikawan. Vol.15,No.1:53-68.
Kurniawan, Wawan. 2015. Dampak Sosial Ekonomi Pembangun Pariwisata Umbul Sidomukti Kecamatan Bandungan Kabupaten Semarang. Semarang: Universitas Negeri Semarang.
Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: PT Pradya Paramita.
Pitana, I Gede dan Gayatri, Putu. 2005. Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta : Andi Yogyakarta.
Rahayu, Riane. 2013. Pengaruh Product Mix Pricing Strategy Terhadap Keputusan Menginap di Anggek Shopping Hotel Bandung. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Sari, Meassa Monikha. 2013. Studi Manajemen Resiko Erupsi Merapi Terhadap Pariwisata. Bandung: Proceeding PESAT. Vol.5, Hal: 187-194, Oktober 2016 ISSN 1858-2559.
Sukarsa, I Made. 1999. Pengantar Pariwisata. Denpasar: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Badan Kerjasama Perguruan Tinggi Indonesia Timur.
Surwiyanta, Ardi. 2010. Dampak Ekonomi, Lingkungan dan Sosial Budaya Masyarakat di Kawasan Kali Adem. Yogyakarta: Media Wisata.
Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: CV Andi Offset. Wahab, Salah. 2003. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT Pradnya Paramita
Wibowo. 2007. Dampak Pengembangan Ekowisata Kawasan Wisata Gunung Merapi-Merbabu Terhadap Perubahan Struktur Masyarakat. Skripsi S1. Surakarta: Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
https://www.bnpb.go.id/home/definisi.html. Diakses 17 April 2018, 16.00 WITA
https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Agung. Diakses tanggal 20 April 2018, 16.30 WITA
http://www.jerami.info/2017/11/30/gunung-berapi-antara-berkah-dan-bencana/. Diakses tanggal 20 April 2018, 15.30 WITA
STRATEGI PENANGANAN DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG
TERHADAP OPERASIONAL GROUND HANDLING OLEH
GAPURA ANGKASA DENPASAR
Benediktus Pangga Lino M1), I.G.P.B. Sasrawan Mananda 2) Ni Made Sofia Wijaya3)
1,2,3
Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana JL. DR. R. Goris No. 7 Denpasar, Bali
E-mail: [email protected]
Abstrak
Peristiwa erupsi Gunung Agung cukup menjadikan Bali menjadi sorotan dunia. Erupsi tersebut menyebabkan kegiatan yang ada di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai tertutup untuk sementara. Salah satu kegiatan ground handling, yang merupakan kegiatan pelayanan penumpang sebelum (pre-fight) dan setelah (post-flight) penerbangan (in-flight) memiliki peran yang sangat penting ketika terjadinya bencana erupsi. Penelitian ini bertujuan mengetahui penanganan operasional oleh ground handling di bandara serta dampak yang ditimbulkan ketika terjadi erupsi. Penelitian dilakukan dengan cara studi kepustakaan, observasi serta wawancara terhadap pihak terkait, kemudian diolah dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Gapura Angkasa cabang Denpasar dapat diketahui bahwa diketahui erupsi Gunung Agung mempengaruhi tingkat produksi dari Gapura Angkasa dan menyebabkan kerusakan terhadap pesawat serta tidak ada strategi khusus dalam menangani penumpang yang terlantar di Bandara. Namun pihak bandara memberikan alternatif bagi para penumpang yaitu dengan menyediakan sejumlah bus sehingga penumpang dapat terbang dari bandara terdekat, serta terdapat posko-posko yang telah disiagakan. Peristiwa erupsi Gunung Agung merupakan peristiwa bencana alam yang tidak dapat diprediksi sehingga tidak banyak yang dapat dilakukan. Pihak bandara yang bekerja sama dengan pihak-pihak tertentu untuk memberikan informasi serta pelayanan yang terbaik bagi penumpang.
Kata kunci: ground handling,pre-flight, gapura angkasa, dampak, penanganan Abstract
The eruption of Mount Agung is enough to make Bali into the world spotlight. The eruption caused the I Gusti Ngurah Rai International Airport was close temporary. One of the ground handling activities, which is pre-fighting and post-flight activities have a very important role when the eruption disaster. This study aims to determine the management of Ground handling at airports and the impacts after eruption. Research used of literature study, interview, then processed by qualitative descriptive method. Based on data obtained from PT. Gapura Angkasa Denpasar branch can find that Mount Agung eruption affects the production level of Gapura Angkasa and cause damage to the aircraft and there is no specific strategies in overcome the abandoned passengers at the Airport. But all parties provide an alternative for the passengers by providing various services. In addition, there are also posts that have been alerted. The eruption of Gunung Agung is an unpredictable natural disaster. The airlines that work with certain parties to provide the best information and services for passengers.
Keywords: ground handling, pre-flight, gapura angkasa, impacts, handling
1. PENDAHULUAN
Pada tahun 2017 Bali menjadi sorotan dunia, karena Gunung Agung yang berada di Karangasem, kembali bererupsi setelah sekian lamanya. Aktivitas. Pemberitaan di media tentang aktivitas Gunung Agung menjadi alasan beberapa wisatawan asing untuk tidak berkunjung ke Bali, sejumlah penerbangan internasional menjadi terhambat baik itu yang menuju Bali maupun yang melintasi jalur penerbangan diatas Bali. Abu vulkanik dari erupsi Gunung Agung, dapat mengganggu penglihatan, sehingga abu vulkanik yang berterbangan dapat membahayakan pesawat yang melintas. Akibat yang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Agung operasional bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai menjadi terhambat. Sehingga bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai harus menonaktifkan kegiatan di bandara, sehingga
sejumlah penumpang terlantar di bandara tersebut. Para calon penumpang tujuan domestik yang gagal berangkat diarahkan melalui jalur darat.
Dampak erupsi Gunung Agung tentu akan menghambat operasional di bandara. Salah satunya dibagian Ground Handling, yang merupakan salah satu bagian penting dari bandara, sehingga perlu pengkajian mengetahui strategi penanganan di bagian ground handling yang dilakukan oleh pihak Gapura Angkasa di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai.
Sebelumnya terdapat sejumlah penelitian yang meneliti strategi yang digunakan pihak bandara untuk menangani dampak abu vulkanik Gunung Kelud yang menyebar. Penelitian tersebut dilakukan di Bandara Adisutjipto Yogyakarta. Dan hasilnya pihak bandara Adisutjipto menggunakan manajemen krisis untuk mengatisipasi dampak tersebut.
2. METODE PENELITIAN
Peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif menggunakan teknik pengumpulan data denga cara wawancara dengan pihak Gapura Angkasa. Dengan menggunakan dampak erupsi Gunung Agung operasional ground handlimg dan penanganan yang dilakukan Gapura Angkasa pada fase pre-flight sebagai batasan penelitian ini.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Tabel 1
Data hasil rekapitulasi realisasi produksi ground handling PT. Gapura Angkasa bulan Oktober-Desember 2017 (maskapai penerbangan asing)
Jumlah produksi penerbangan
Bulan
Oktober November Desember
667 566 553
Berdasarkan tabel 1, produksi yang dilakukan PT. Gapura Angkasa mengalami penurunan pada bulan November hingga Desember, tepat setelah erupsi Gunung Agung.
Tabel 2
Data hasil rekapitulasi realisasi produksi ground handling PT. Gapura Angkasa bulan Oktober-Desember 2017 (maskapai penerbangan domestik)
Jumlah produksi penerbangan
Bulan
Oktober November Desember
1462 1264 1325
Sedangkan pada tabel 2 mengalami penurunan pada bulan November saja yang disebabkan oleh erupsi Gunung Agung. Namun meningkat kembali pada bulan Desember.
Selain menurunnya jumlah produksi oleh Gapura Angkasa, ketika erupsi Gunung Agung menyebabkan ternonaktifnya penerbangan, yang mengakibatkan terjadi kepadatan penumpang yang terlantar. Serta abu vulkanik yang menyebar dapat merusak bagian-bagian penting pesawat yang daoat memungkinkan pesawat mati ketika dalam penerbangan, abu vulkanik juga dapat menghalau penglihatan awak pesawat.
3.2. Pembahasan
a. Penanganan penumpang yang terlantar
Bagi penumpang yang terlantar ini merupakan kebijakan dari pihak maskapai, pihak Gapura Angkasa dan Angkasa Pura hanya menyediakan fasilitas-fasiltas tertentu yang mungkin bisa menjadi soluis bagi penumpang seperti bus untuk mengantarkan penumpang ke bandara Internasional Juanda di Surabaya, untuk harga tiket bus ini bisa
mencapai Rp.600.000. dan ditanggung oleh penumpang itu sendiri namun ada juga maskapai penerbangan asing (MPA) yang akan menanggung biaya tiket bus ini dengan sistem reimburse atau mengganti biaya tiket setelah dilakukan perjalanan atau setelah diterima nota/bukti pembayaran tiket bus tersebut.
Sehingga pesawat yang dijawdal akan melakukan penerbangan di bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dialihkan (divert) ke bandara Internasional Juanda di Surabaya.
Mengenai visa dan passport penumpang yang bermasalah akan ditangani oleh pihak imigrasi yang akan bekerja sama dengan Konsulat atau duta besar dari masing-masing negara penumpang.
Pada saat terjadi bencana alam, kejadian terorisme, atau kejadian atauperistiwa seperti mudik lebaran, natal dan tahun baru dan lain-lain akan selalu ada posko yang akan melayani dan memberikan informasi kepada penumpang. Ketika terjadi erupsi Gunung Agung maka disediakan Posko Gunung Agung yang terdiri dari anggota TNI, Basarnas, Polisi Militer, BMKG, BNPB serta otoritas bandara. Posko ini disiapkan guna melayani dan memberikan informasi terkait mengenai kenyamanan, keamanan penumpang serta informasi-informasi penting bagi penumpang.
b. Penangangan pesawat ketika di apron
Dalam menangani pesawat yang berada di apron pesawat pihak ground handling serta pihak bandara memberikan penutup pada bagian mesin baling-baling pesawat, untuk menghindari masuknya debu vulkanik ke mesin-mesin baling-baling pesawat yang dapat berpotensi merusak mesin pesawat. Serta menonaktifkan bandara/kegiatan penerbangan guna menghindari kecelakaan pesawat.
4. KESIMPULAN
Peristiwa bencana alam seperti halnya erupsi Gunung Agung merupakan hal masih sulit untuk diprediksi. Sehingga tak banyak yang dapat dilakukan baik oleh pihak bandara dan pihak
ground handling maupun pihak maskapai. Menonaktifkan bandara/kegiatan penerbangan
merupakan hal yang sangat perlu dilakukan karena jika kegiatan penerbangan tetap dilaksanakan akan sangat membahayakan keselamatan penumpang dan petugas. Tidak banyak yang dapat dilakukan, penumpang yang terlantar hanya bisa diberikan informasi serta alternatif-alternatif sebagai pilihan bagi penumpang yang membuthkan perjalanan cepat. Posko-posko yang dibentuk berguna mempermudah memberikan infomasi penting kepada penumpang. Dan untuk pesawat yang berada di apron bandara diberi penutup (cover) untuk melindungi baling-baling pesawat serta mesin-mesin yang riskan terkena dampak abu vulkanik Gunung Agung. Profesionalitas dari petugas Gapura Angkasa juga tetap dipertahankan meskipun bandara dinonaktifkan, petugas tetap bertugas (on duty) untuk berjaga (stand by) jika sewaktunya bandara akan aktif kembali.
Ucapan Terimakasih
Dalam penyusunan dan penulisan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari berbagi pihak baik dalam wujud material maupun nonmaterial, karena itu dalam kesempatan ini perkenankanlah penulis untuk mengaturkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., selaku dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
2. Bapak Drs. I Ketut Suwena, M.Hum., selaku ketua program studi S1 Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata Universitas Udayana.
3. Bapak I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda., SST.Par., MM., M.Par., selaku pembimbing yang telah meluangkan waktunya, memberikan arahan, ilmu, nasehat dan motivasi selama proses penulisan sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Ni Made Sofia Wijaya, SST.Par., M.Par., Ph.D., selaku penguji Penelitian Lapangan III ini.
5. Ibu Ni Gusti Ayu Susrami Dewi, S.ST.Par., M.Par., dan Ibu W. Citra JuwitaSari, S.H., M.Par., selaku dosen koordinator mata kuliah Penelitian Lapangan III.
6. PT. Gapura Angkasa yang sedianya telah memberikan informasi guna menyusun Laporan Penelitian Lapangan III ini.
7. Orang tua dan keluarga atas doa, kesabaran dan motivasi kepada penulis dari awal hingga akhir penulisan laporan Penelitian Lapangan III.
8. Teman-teman seperjuangan atas kebersamaan dan bantuan yang berarti bagi penulis. 9. Seluruh informan yang telah bersedia meluangkan waktunya dan membantu penulis
selama proses pengumpulan data.
10. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan kerjasamanya.
Penulis menyadari bahwa yang penulis sajikan dalam laporan Penelitian Lapangan III ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca guna penyempurnaan laporan ini lebih lanjut.
5. DAFTAR PUSTAKA
BNPB. Gunung Agung Erupsi Lagi, Bandara Ngurah Rai Aman (online), https://www.bnpb.go.id/gunung-agung-erupsi-lagi-bandara-ngurah-rai-aman
diaksespada tanggal 1 Maret 2018
Cnnindonesia.com. Erupsi Gunung Agung Batalkan 19 Penerbangan di Dua Bandara (online), https://www.cnnindonesia.com/nasional/20171126182633-20- 258193/erupsi-gunung-agung-batalkan-19-penerbangan-di-dua-bandara diakses tanggal 1 Maret 2018
Detik.com. Gunung Agung Erupsi, Penutupan Bandara Bali diperpanjang 24 Jam (online), https://news.detik.com/berita/d-3745933/gunung-agung-erupsi-penutupan- bandara-bali-diperpanjang-24-jam diakses tanggal 1 Maret 2018
Detik.com. Bandara Ngurah rai Ditutup Karena Gunung Agung, 100 Bus Disiapkan (online), https://news.detik.com/berita/d-3745078/bandara-ngurah-rai-ditutup-karena-gunung-agung-100-bus-disiapkan diakses tanggal 1 Maret 2018
Mananda, I.G.P. Bagus Sastrawan dan Luh Gede Leli Kusuma Dewi. 2017. Manajemen Tata Operasi Darat. Cakra Press: Bali. Laporan Tahunan PT. Gapura Angkasa, 2016.
Poerwanto, Eko dan Gunawan. 2015. Analisis Beban Kerja Mental Pekerja Bagian Ground
Handling Bandara Adisutjipto Untuk Mendukung Keselamatan Penerbangan. Yogyakarta. Jurnal Angkasa. Vol VII, No. 2:115-126.
Republika.co.id. Bahaya Abu Vulkanik Untuk Pesawat Terbang (online), https://trendtek.republika.co.id/berita/trendtek/sains-trendtek/17/11/27/p02ft8328-bahaya-abu-vulkanis-untuk-pesawat-terbang diakses tanggal 7 Juni 2018
Tamara, Kadek Tania. 2017. Responitas Negara Terhadap Standar Pre-Flight Dalam Penerbangan Domestik Di Bandar Udara Internasional Ngurah Rai (Studi Kasus: Penanganan Manajemen Bencana Gunung Rinjani Angkasa Pura I Tahun 2015). Denpasar.
Yustinsani, Annisa Ihtiarina. 2016. Manajemen Krisis PT. Angkasa Pura I Cabagn Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta Dalam Mengatasi Abu Kelud. Yogyakarta
Wikipedia. Bandara Udara Internasional Ngurah Rai (online),
https://id.wikipedia.org/wiki/Bandar_Udara_Internasional_Ngurah_Rai diakses tanggal 1 Maret 2018
DAMPAK ERUPSI GUNUNG AGUNG TERHADAP
PRODUKSI DAN PENDAPATAN
(
Studi Kasus Di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee Di Tenganan, Karangasem)Ni Made Ayu Diah Utari1) , I Putu Sudana2) , I Nyoman Sudiarta3)
1,2,3
Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana JL. DR. R. Goris No. 7 Denpasar, Bali
E-mail : [email protected]
Abstrak
Pariwisata dan bencana alam merupakan suatu hal yang negatif. Pariwisata seringkali diasosiasikan dengan kesenangan, dan wisatawan melihat keamanan dan kenyamanan sebagai suatu hal yang esensil dalam berwisata. Bencana merupakan salah satu faktor yang sangat rentan mempengaruhi naik turunnya permintaan dalam industri pariwisatan dan secara otomatis berpengaruh terhadap pendapatan. Seperti halnya penurunan jumlah kunjungan wisatawan akibat terjadinya Erupsi Gunung Agung merupakan salah satu bentuk pengaruh dari bencana alam terhadap kegiatan pariwisata. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Produksi Dan Pendapatan Di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee Di Tenganan, Karangasem. Metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif Kulitatif yaitu suatu metode analisis dengan menguraikan atau menjelaskan data secara lebih rinci sehingga memberikan paparan yang jelas. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan Observasi, wawancara dan Studi Pustaka. Adapun hasil penelitian ini adalah penurunan pendapatan dan produksi berkurang diakibatkan kunjungan wisatawan yang datang ke agrotourism berkurang akibat adanya dampak dari erupsi gunung Agung. Namun cara menyikapinya adalah dengan melakukan promosi yang lebih aktif agar dapat mengembalikan kunjungan wisatawan dan meningkatkan pendapatan.
Kata Kunci : pariwisata, bencana alam, produksi, pendapatan. Abstract
Tourism and natural disasters are a negative thing. Tourism is often associated with pleasure, and tourists see safety and comfort as an essential thing in traveling. Disasters are one of the most vulnerable factors affecting the ups and downs of demand in the tourism industry and automatically affect income. As well as the decline in tourist arrivals due to the eruption of Mount Agung is one form of influence from natural disasters on tourism activities. This study was conducted with the aim of knowing the Impact of Mount Agung Eruption on Production And Revenue At Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee In Tenganan, Karangasem. Data analysis method used is descriptive Leather is a method of analysis by describing or explaining data in more detail so as to give clear exposure. The data collection technique is done by observation, interview and literature study. The results of this study is the decrease in income and production is reduced due to tourist arrivals coming to agrotourism reduced due to the impact of Mount Agung eruption. But the way to react is to do a more active campaign in order to restore tourist visits and increase revenue.
Keywords : tourism, natural disasters, production, revenue.
1. PENDAHULUAN
Pariwisata memiliki posisi strategis dalam perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut Undang Undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah daerah. Indonesia merupakan Negara yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman budaya, sehingga perlu adanya peningkatan sektor pariwisata. Dewasa ini, pariwisata merupakan salah satu sektor penyumbang ekonomi tertinggi di dunia yang terus berkembang dan merupakan andalan utama dalam meningkatkan perekonomian suatu daerah ataupun suatu Negara. Melihat
pentingnya peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai Negara, pariwisata sering disebut regiona development, invisible export, non-polluting industry, dan sebagainya (Pitana dan Gayatri, 2005:4).
Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang mampu menarik minat wisatawan. Pulau Bali terkenal di mancanegara dan nusantara, sehingga banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan asing maupun nusantara karena daya tarik wisata pulau Bali yang memukau wistawan baik karena budaya, adat istiadat, kesenian dan kerajinan yang beraneka ragam serta keindahan alam yang mempesona. Salah satu daerah di Bali yang memiliki berbagai macam tradisi budaya dan kerajinan tangan dan wisatanya, baik wisata alam, wisata minat khusus dan wisata Buatan adalah Karangasem. Di Karangasem juga terdapat wisata Alam yaitu berupa Pantai, perbukitan, dan Gunung, salah satu Gunung yang terdapat di Karangasem adalah gunung Agung. Gunung Agung Terbentang di bagian tengah sampai timur dari Pulau Bali, berlokasi di Kabupaten Karangasem. Gunung Agung sangat Populer dengan pendaki gunung atau trekking. Secara Geografis Gunung Agung adalah sebuah
Stratovolkano aktif dan telah memiliki letusan besar di masa lalu, yang paling signifikan adalah
pada tahun 1963. Namun pada tahun 2017 pada penghujung tahun 2017, gunung Agung kembali mengalami erupsi meskipun walaupun tidak sekeras pada tahun 1963. Peristiwa tersebut menimbulkan banyak permasalahan baik fisik maupun non fisik. Permasalahan tersebut dapat berupa kerusakan alam, sarana dan prasarana penunjang pariwisata dan banyak tempat-tempat wisata yang rusak akibat erupsi gunung Agung. Tidak hanya hal tersebut, adanya semburan abu vulkanik yang tebal mengakibatkan sejumlah Bandara di tutup yaitu Bandar Udara Internasioanal Lombok dan bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai yang berdampak pada jumlah kunjungan wisatawan yang datang ke Lombok maupun ke Bali.
Penurunan tingkat kunjungan wisatawan tersebut disebabkan karena adanya “Travel
Warning “ yang sudah tersebar diberbagai Negara dan penutupan Bandara I Gusti Ngurah Rai
selama periode dua hari. Hal tersebut membuat membuat wisatawan menjadi takut untuk berwisata ke Bali. Dengan adanya isu-isu tersebut, sebagain besar daya tarik wisata menjadi sepi pengunjung sehingga mengakibatkan para pelaku indutri pariwisata mengalami penurunan terhadap pendapatan ekonomi. Salah satu industri pariwisata yang terkena dampak akibat erupsi adalah Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee yang berlokasi di Desa Tenganan Dauh Tukad, Karangasem. Menurut wawancara yang dilakukan dengan bapak Wayan Sukardana selaku sekretaris agrotourism , salah satu penurunan produksi dan pendapatan yang terjadi adalah sekitar 50% penurunan yang terjadi yaitu baik dalam hal pendapatan ekonomi masyarakat, maupun produksi produk dari masyarakat.
Berdasarkan hal tersebut penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui dampak erupsi gunung agung terhadap pendapatan dan produksi yang ada di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui produksi yang dihasilkan di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee dan untuk mengetahui pendapatan dari agrotourism sebelum terjadi erupsi dan setelah terjadi erupsi
2. METODE PENELITIAN
Penelitian Lapangan III ini dilaksanakan di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak
Coffee di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan
memiliki Dampak akibat dari Erupsi Gunung Agung. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif yang sifatnya menerangkan atau menjelaskan dan tidak berupa angka-angka yang digunakan dalam perhitungan. Sumber data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dan studi pustaka. Penentuan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan purposive sampling, yakni untuk mencari data yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan serta maksud dan tujuan penelitian.
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan teknik analisis data berupa deskriptif kualitatif yaitu suatu metode analisis dengan menguraikan atau menjelaskan data secara lebih rinci sehingga memberikan paparan yang jelas mengenai Dampak Erupsi Gunung Agung Terhadap Produksi dan Pendapatan di Agrotourism
Honeybee Farm & Luwak Coffee. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam
tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Berdirinya Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee
Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee merupakan Agrotourism yang terletak
di Desa Tenganan Dauh Tukad, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Luas wilayahnya adalah 90 Are. Desa Adat Tenganan Dauh Tukad terletak di kaki bukit Pegilihan, Tenganan Dauh Tukad dapat ditempuh lewat jalan mulus berhotmix sekitar 2,5 Km dari jalan raya menuju desa Bali aga Tenganan Pagringsingan atau sekitar 23 Km dari Kota Amlapura. Awal berdirinya Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee adalah pada tanggal 30 Mei 2017 , sebelum diresmikan sebagai agrotourism sudah ada rencana tiga Tahun sebelumnya untuk mengembangkannya seiring berjalannya waktu segala bentuk persiapan dari produksi dan lain sebagainya sudah disiapkan mulai dari produksi yaitu persiapan dari rumah lebah dan mencari lebah di hutan untuk bisa tinggal di dalam sarang. Persiapan lain yang dilakukan yaitu penanaman dari kopi dan perawatannya supaya cepat berbuah. Agrotourism ini merupakan home industri yang dalam pengelolaannya agrotourism ini bekerjasama dengan 5 orang diantaranya adalah Bapak Kadek Ardita, Wayan Sukardana, komang Mardik, Putu Ardana, Gede Suryanta. Adapun struktur organisasi pengelolaannya yaitu :
Bagan 4.1
Struktur Organisasi Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee
(Sumber : Pengelola Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee)
Awal pemikiran agrotourism ini adalah sebagian besar masyarakat Desa Tenganan Dauh Tukad adalah peternak lebah, dimana lebahnya terdiri dari 2 macam lebah yaitu lebah local (Apis Cerana) dan lebah hitam (Apis Trigona). Dengan ide awal membuat agrotourism ini adalah sebagai pusat penjualan madu di Bali. Dimana dibali sendiri belum ada penjualan madu yang spesifik hanya penjualan dari orang ke orang lain. Di agrotourism ini sudah dibangun beberapa bangunan untuk menunjang Fasilitas yang ada, diantaranya adalah tempat dari registrasi tamu yang datang, bangunan dari proses produksi Kopi dan Madu, Toilet, bangunan Bale yang bisa difungsikan sebagai tempat melihat pemandangan perbukitan, karena agrotourism ini terletak di antara perbukitan. Selain Bangunan tersebut juga akan dibangun fasilitas lain yaitu rumah pohon, ayunan khas dari Tenganan yang terbuat dari kayu. Agrotourism ini tidak hanya menjual atau memasarkan madu dari hasil produksi sendiri melainnya juga memfasilitasi dari masyarakat local desa Tenganan Dauh Tukad untuk menjual hasil produksinya ke Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee.
Pemerintah setempat dan instansi seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga memberi apresiasi terhadap Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee karena dapat menunjang dari perekonomian masyarakat setempat, dan juga berdampak dalam menambah pendapatan dari Pemerintah dengan membayar Pajak.
3.2 Produksi Produk Yang Dihasilkan Dari Agrotiurism.
1. Madu hitam atau madu kelo, sebagaimana orang Bali menyebutnya, adalah sejenis lebah madu yang tidak menyengat dan tidak agresif. Nama ilmiahnya adalah Apis Trigona, dan itu di tempat lain di Indonesia sebagai "klanceng". Tidak seperti lebah biasa, lebah madu sangat kecil dan hidup di dalam hutan, membuat sarang mereka di pepohonan dan di bawah tanah. Selain madu, kelo lebah juga menghasilkan lilin berkualitas tinggi yang sering digunakan untuk membuat batik. Karena populasinya yang kecil, lebah ini sangat sulit untuk berkembang biak dan sangat istimewa. Sulit untuk mendapatkannya. Populasi lebah ini hanya panen hanya setahun sekali. Madu dari lebah ini mengandung campuran eksotis gula, mineral, vitamin, protein, enzim dan asam amino dan ini bermanfaat bagi kesehatan. Juga sangat cocok sebagai pengganti insulin, dapat membantu menurunkan tekanan darah, menyeimbangkan metabolisme, memberi energi, dan sebagainya. Setiap koloni lebah dapat menghasilkan 1-2 kg madu setiap tahun. Madu dari lebah kelo ini lebih cair dari pada madu biasa. Lebih asam, dan kadang-kadang bahkan pahit. Rasanya dari madu ini adalah tergantung dari makanan yang mereka makan. Harga yang ditawarkan dari lebah kelo ini adalah Rp. 450.000 – Rp. 1.250.000, harga yang ditawarkan ini berdasarkan ukuran dari pengemasan madu. Adapun cara memanen madu kelo ini adalah dengan menggunakan spait, agar mudah dalam memanennya.
2. Lebah madu yang umum atau madu lokal, yang secara ilmiah bernama Apis Cerana. Lebah ini adalah lebah yang paling umum di Indonesia, mudah ditemukan bersarang di sekitar rumah atau bahkan di bawah atap. Lebah madu Asia asli telah menyebar dari afganistan, china, dan jepang. Lebah ini jinak namun agresif, ketika terpojok ia akan menyengat. Tidak seperti lebah kelo yang sulit berkembang biak, lebah madu biasa relatif mudah berkembang biak dan mereka menghasilkan lebih banyak madu, hingga 10 kg madu setiap tahun. Madu dari lebah ini mengandung berbagai nutrisi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Biasanya mengandung gula dalam bentuk glukosa dan fruktosa, yang dapat langsung diserap oleh darah. Harga yang ditawarkan dari madu ini adalah mulai dari Rp. 250.000 – Rp. 1.250.000, harga yang ditawarkan tergantung dari ukuran pengeasannya. Cara memanen dari lebah ini adalah biasanya dipanen ketika menjelang pagi dengan menggunakan asap pembakaran dan pengambilan madunya yaitu dengan bantuan penjepit dari bahan bambu.
3. Kopi Luwak adalah kopi paling eksotis, halus, & luar biasa dari Bali. Paradoxurus yang merupakan nama ilmiahnya, dimana orang lokal menyebutnya dengan Luwak. Hewan kecil ini hidup di pepohonan dan salah satu makanan mereka adalah kopi chery merah. Mereka makan kopi chery merah, sementara kopi tersebut mengalami proses kimia dan fermentasi melalui sistem pencernaannya dan keluar masih utuh kemudian dikumpulkan, dibersihkan dan dikeringkan dipanggang dan digiling dengan pengolahan tradisional Bali di dapur tempat pengolahannya. Kopi Luwak di agrotourism kami adalah pilihan khusus dari kebun kopi yang ada. Selain kopi Luwak adapun produk yang di produksi adalah kopi hitam Bali, Kopi Ginseng, Kopi Kelapa, Vanilla Kopi, Bali Pure Cocoa, Sweat Potatoes, Safron Tea, Lemon Grass Tea, Ginger Tea, Rosela Tea, Red Rice Tea, Mangoesteen Peel dan lain-lain.
3.3 Kendala Produksi Pasca Erupsi Gunung Agung
Kendala Utama dalam dalam produksi Pasca Erupsi Gunung Agung adalah yang paling utama menurunnya kualitas dari kopi yang dihasilkan, dimana pasca erupsi Gunung Agung debu vulkanik menyebabkan kopi tersebut menjadi kurang bagus. Namun ada juga dampak positif yaitu tanaman dari Agrotourism menjadi subur diakibatkan abu dari erupsi tersebut membuat tanaman menjadi subur, jadi dari segi kesuburan tanaman itu
menguntungkan. Dan kendala yang lain adalah sulit memasarkan ke wisatawan yang datang, karena kunjungan dari wisatawan menurun semenjak ada erupsi Gunung Agung.
3.4 Faktor Yang Mempengaruhi Dalam Produksi
Faktor produksi terdiri atas alam (natural resources), tenaga kerja (labor), modal (capital), dan keahlian (skill) atau sumber daya pengusaha (enterpreneurship). Faktor produksi alam dan tenaga kerja disebut faktor produksi asli (utama), sedangkan modal dan tenaga kerja disebut faktor produksi turunan. Berikut adalah factor-faktor yang mempengaruhi produksi :
1. Faktor Produksi Alam: Faktor produksi alam yang dimaksud dalam penelitian adalah Faktor produksi alam terdiri atas tanah, sinar matahari, udara,. Dimana alam itu sendiri sangat berpengaruh terhadap produksi, karena sempat terjadi erupsi gunung Agung maka berdampak dalam proses produksi, karena faktor alam juga menentukan bagaimana baiknya kualitas dari produksi.
2. Faktor Produksi Tenaga Kerja: Faktor produksi tenaga kerja ialah faktor produksi yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja dikategorikan sebagai faktor produksi asli. Meskipun mesin-mesin telah banyak menggantikan manusia sebagai pelaksana proses produksi, namun keberadaan manusia mutlak diperlukan. Factor produksi tenaga kerja yang dimaksud dalam penelitian adalah karyawan yang bekerja di agrotourism. Karyawan yang bekerja adalah sejumlah 9 orang, diantaranya adalah masyarakat local dari Desa Tenganan Dauh Tukad sebanyak 5 orang, dan sisanya dari luar desa Tenganan yaitu Desa Nyuh Tebel sebanyak 2 orang, Desa Samuh 1 orang dan Desa Pesedahan 1 orang. Dikarenakan di Tenganan adatnya sangat padat maka, diambillah karyawan dari luar desa supaya Adat mereka juga tidak terganggu (Menurut bapak Wayan Sukardana) 3. Faktor Produksi Modal: Faktor produksi modal adalah faktor penunjang dalam
mempercepat atau menambah kemampuan dalam memproduksi. Faktor produksi modal dapat berupa mesin-mesin, alat pengangkutan, sarana pengangkutan, atau bangunan. Dalam penelitian ini faktor produksi modal yang ada adalah mesin press untuk madu, sarana pengangkutn berupa motor, mobil , dan bangunan berupa bale tempat untuk menikmati pemandangan, bangunan penunjang dalam memproduksi hasil produk madu ataupun kopi seperti dapur tempat pengolahan kopi, dan masih ada beberapa bangunan yang masih akan direncanakan untuk dibangun.
4. Faktor Produksi Keahlian: Faktor produksi keahlian adalah keahlian atau keterampilan yang digunakan seseorang dalam mengkoordinasikan dan mengelola faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Faktor produksi keahliaan yang dimaksud dalam penelitian adalah keahlian berupa berbahasa asing dalam melakukan interaksi dengan wisatawan, keahlian dalam memproduksi kopi secara tradisional, dan keahlian dalam produksi madu yang dalam proses awalnya yaitu pembuatan rumah untuk madu, pengambilan madu dari sarang, dan pengolahannya.
3.5 Upaya Promosi yang Dilakukan Pasca Erupsi Gunung Agung
Sebelum Erupsi Gunung Agung terjadi Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee tentunya sudah melakukan promosi dalam memasarkan produknya, yaitu bukan hanya mempromosikan ke orang lokal juga mempromosikannya ke orang Asing yaitu wisatawan yang datang. Begitu Erupsi terjadi dari pihak pengelola lebih gencar dalam melakukan promosi yaitu Lebih Aktif dalam mempromisikan di media sosial, seperti Facebook dan Website, Melakukan kunjungan ke travel-travel untuk mempromosikan produk dari agrotourism, Mempromosikan dari mulut ke mulut dan mempromosikan juga ke pihak guid yang mengantarkan tamu ke Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee, Melakukan kunjungan ke Objek Wisata, salah satunya adalah objek wisata Tenganan pegringsingan, Candidasa dan lain-lain.
3.6 Pendapatan Di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee akibat Dampak Erupsi Gunung Agung
Dalam penelitian yang dilakukan di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee pendapatan yang dihasilkan adalah pendapatan dari penjualan Produk berupa Kopi, Madu dan lain-lain. Menurut bapak Wayan Sukardana selaku sekretris dari agrotourism menjelaskan bahwa pendapatan yang dihasilakan sebelum terjadinya erupsi adalah berkisar Rp. 15.000.000 per bulan. Semenjak terjadinya erupsi secara otomatis sangat berpengaruh besar terhadap pendapatan yang dihasilkan dari agrotourism yaitu berkisar Rp. 7.000.000 per bulan. Otomatis penurunan pendapatan ini menyebabkan pengaruh terhadap faktor produksi. Pendapatan yang dihasilkan belum termasuk dari gajih karyawan yaitu sebesar Rp. 700.000 per bulan, ditambah uang makan setiap hari sebesar Rp. 5000 dan ditambah uang service tiap bulan, uang serice yang diberikan setiap bulan itu tidak menentu, tergantung dari jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke agrotourism. Jadi secara otomatis service dari karyawan juga berkurang semenjak erupsi gunung Agung terjadi.
4. KESIMPULAN
Berdasarkn hasil dan pembahasan di atas dapat di tarik beberapa simpulan sebgai berikut. 1. Dalam produkksinya, Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee menghasilkn produk
berupa madu hitam (madu kela), madu local, kopi Luwak, dan lain-lain. Sebelum terjadinya erupsi selain dari agrotourism, petani local Madu dan kopi Luwak merupakan penghasilan yang menjadikan nilai ekonomi mereka menjadi meningkat. Namun semenjak terjadi erupsi gunung Agung menyebabkan menurunnya kualitas yang dihasilkan. Sebagai contoh menurunnya kualitas dari kopi. Dimana Faktor yang pengaruh dalam produksi yaitu faktor produksi alam, faktor tenaga kerja, factor produksi modal dan factor produksi keahlian. Semenjak terjadi erupsi gunung Agung, adapun upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan promosi lebih aktif di media sosial, maupun promosi yang disampaikan secara langsung dari agrotourism.
2. Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pendapatan di Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee pasca Erupsi Gunung Agung yaitu dapat disimpulkan pendapatannya berkurang sekitar 50% dari pendapatan sebelum erupsi. Berkurangnya pendapatan yaitu diakibatkan karena berkurangnya kunjungan wisatawan yang datang ke Agrotourism
Honeybee Farm & Luwak Coffee. Ucapan Terimakasih
Penulis mengucapkaan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penyelesaian laporan hingga pembuatan jurnal Penelitian Lapangan III ini yaitu
1) Bapak Dr. Drs. I Nyoman Sunarta, M.Si., sebagai dekan Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah memberikan pengarahan dan izin dalam penyelenggaraan kegiatan Penelitian Lapangan III.
2) Bapak Drs. I Ketut Suwena, M.Hum., sebagai ketua program studi Industri Perjalanan Wisata Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana yang telah memberikan kelancaran pelayanan dan berbagai urusan akademik.
3) Ibu Ni Gusti Ayu Susrami Dewi SST.Par., M.Par., sebagai dosen pengampu mata kuliah Penelitian Lapangan III yang telah memberikan materi Penelitian Lapangan dan pengarahan selama kegiatan penelitian berlangsung.
4) Ibu W. Citra Juwita Sari, S.H., M.Par., sebagai dosen pengampu mata kuliah Penelitian Lapangan III yang telah memberikan materi Penelitian Lapangan dan pengarahan selama kegiatan penelitian berlangsung.
5) Bapak I Putu Sudana, SST.Par.,M.Par., sebagai dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu untuk membimbing, memeriksa, dan memberikan petunjuk-petunjuk serta saran dalam penyusunan laporan ini.
6) Bapak Dr. I Nyoman Sudiarta, SE,M.Par, sebagai dosen penguji yang bersedia menguji dan memberikan petunjuk serta pengarahan dalam proses perbaikan laporan penelitian ini.
7) Seluruh staf pengajar Fakultas Pariwisata Universitas Udayana yang telah membimbing dan memberikan materi perkuliahan kepada penulis.
8) Seluruh staf Perpustakaan Universitas Udayana yang telah membantu penulis dalam peminjaman buku.
9) Orang tua tercinta yang telah memberikan, doa dan dorongan baik moril maupun materil kepada penulis.
10) Bapak Wayan Sukardana selaku Sekretaris dari pengelola yang telah bersedia memberikan informasi mengenai Agrotourism Honeybee Farm & Luwak Coffee .
11) I Kadek Dwi Sukarja Pradnyana yang telah membantu saya melakukan penelitian ke Tenganan dan membantu dalam dokumentasi.
5. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. “Pengertian Produksi dan Faktor Produksi”.
http://www.pengertianahli.com/2013/12 tentang Pengertian Produksi dan Faktor Produksi diakses pada pukul 23.25 WITA pada tanggal 28 Februari 2018.
Anonim. 2012 “Pengertian Produksi Secara Luas Menurut Para Ahli” http://www.sarjanaku.com/2012/12 Pengertian Produksi Secara Luas Menurut Para Ahli diakses pada pukul 19.45 WITA pada tanggal 5 Maret 2018.
Anonim. “Tenganan Dauh Tukad” https://www.google.co.id/maps tentang Tenganan Dauh Tukad diakses pada pukul 21.24 WITA pada tanggal 23 Mei 2018.
Ariyanto, Dwi Priyo. 2014. “Dampak Erupsi Gunung Merapi Terhadap Lahan Dan Upaya-Upaya Pemulihannya” Jurnal Ilmu Ilmu Pertanian Vol. XXIX No. 1 Maret 2014. Universitas
Sebelas Maret.
Devi, Sthefani Geby Arsita dan dkk. 2014. “Pengembangan Pariwisata Gunung Kelud Pasca Erupsi Tahun 2014”. Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol, No. 1, Hal.2077-2083. Universitas
Brawijaya.
Nirwandar, Sapta. (2014) WOW : Indonesia Tourism and Creative Industry. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Niswonger. 1992. Prinsip-prinsip Akutansi 1. Jakarta: Erlangga.
Pitana, I Gede. 2009. Pengantar Ilmu Pariwisata. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Reksohadiprodjo dan Gitosudarmo. 1993. Manajemen Produksi. Yogyakarta: BPFE UGM.
Boediono. 2002. Ekonomi Mikro Seri Sinopsis: Pengantar Ilmu Ekonomi No 1. Yogyakarta: BPFE.
Sumiarti, Murti.1987 Dasar-dasar Ekonomi Perusahaan, Edisi II. Yogyakarta: Penerbit Liberty.
Sugiyono.2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi (Mixed Method). Bandung :Alfabet.
Sukirno. 2006. Makroekonomi: Teori Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
EKSISTENSI DAN MOTIVASI BERTAHAN PEMANDU WISATA
FREELANCE DI BALI PASCA ERUPSI
GUNUNG AGUNG
Putu Yolanda Yuniari1) , Ni Gusti Ayu Susrami Dewi2) , Ni Made Oka Karini3)
1,2,3
Program Studi S1 Industri Perjalanan Wisata, Fakultas Pariwisata, Universitas Udayana JL. DR. R. Goris No. 7 Denpasar, Bali
Email :[email protected]
Abstrak
Fokus dari penelitian ini adalah eksistensi dan motivasi bertahan pemandu wisata freelance di Bali pasca erupsi Gunung Agung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana eksistensi pemandu wisata freelance di Bali pasca erupsi Gunung Agung dan apa motivasi bertahan pemandu wisata freelance di Bali pasca erupsi Gunung Agung. Pemandu wisata freelance merupakan pramuwisata yang hanya bekerja pada saat dibutuhkan oleh biro perjalanan wisata saja. Metode penelitian dalam penentuan dan pengambilan sampel dilakukan menggunakan teknik accidental sampling dengan menyebar 80 kuesioner kepada pemandu wisata freelance yang sedang melakukan kegiatan kepemanduan di daya tarik wisata wisata (1)Pura Taman Ayun, (2)Barong Dance Batubulan, (3)Penglipuran Village, (4)Tanah Lot Temple, dan (5)Tirta Gangga. Dengan 10 sub indikator pernyataan dari indikator push factor dan pull factor. Dalam analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan bantuan skala likert dan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara mendalam, studi kepustakaan serta kuesioner. Hasil akhir dalam penelitian menunjukkan bahwa dari 10 pernyataan tertinggi dalam push factor yaitu “Untuk memenuhi kebutuhan ekonomi” memiliki rata – rata tertinggi dengan kategori sangat setuju yaitu sebesar 4,37. Dan pernyataan terendah “Tidak adanya keterampilan lain selain menjadi guide” dengan kategori setuju dengan rata – rata 3,35. Sedangkan dalam pull factor dengan pernyataan tertinggi sangat setuju yaitu “Banyaknya lowongan pemandu wisata freelance terutama pada high season” dengan rata – rata sebesar 4,57. Dan pernyataan terendah yaitu “Pendapatan atau penghasilan diterima setiap kali tour” dengan rata – rata 4,32
.
Kata kunci : eksistensi, motivasi bertahan, erupsi gunung agung dan pemandu wisata freelance. Abstract
The focus of this research is existence and surviving motivation of freelance tour guides in Bali after the eruption of Mount Agung. This study aims to determine how the existence of freelance tour guides in Bali after the eruption of Mount Agung and what is the motivation to survive for freelance tour guides in Bali after the eruption of Mount Agung. Freelance tour guides are guides that only work when needed by travel agencies only. The method of research in determining and sampling by accidental sampling technique, spreading 80 questionnaires to freelance tour guides who are conducting the activities of tourist destinaions (1) Taman Ayun Temple, (2) Barong Dance Batubulan, 3) Penglipuran Village, (4) Tanah Lot Temple, and (5) Tirta Gangga. With 10 sub indicator statements of push factor and pull factor. In data analysis using qualitative descriptive analysis with likert scale and data collection techniques using observation, in-depth interview, literature study and questionnaire. The final results showed that of the 10 highest statements in the push factor "To needs of the economy purpose" has the highest average with category strongly agree that equal to 4.37. And the lowest statement "Doesn’t has of skills other than a guide" with the category agreed with an average of 3.35. While in the pull factor with the highest statement strongly agree "The number of vacancy freelance tour guides especially in high season" with an average of 4.57. And the lowest statement is "Income are received every time the tour" with an average 4.32.