• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGANTAR REDAKSI. Juli Redaktur

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGANTAR REDAKSI. Juli Redaktur"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

PENGANTAR REDAKSI

Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 18 Nomor 3 Juli 2019 telah diterbitkan. Mulai tahun 2018, Buletin Udayana Mengabdi terbit 4 (empat) kali setahun, yaitu bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Edisi ini memuat 30 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.

Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana Mengabdi Volume 18 Nomor 3 Juli 2019. Semoga Buletin ini dapat menambah wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat. Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.

Juli 2019 Redaktur

(4)

Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925

Volume 18 Nomor 3, Juli 2019

D A F T A R I S I

Pengembangan Teknologi Terintegrasi pada Kelompok Tani Mattirowalie dan Sipakainge di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone

1-6 St. Rohani, M.I. Saiddan A. Kasirang

Air Terjun Jaga Satru Sebagai Salah Satu Destinasi Wisata Alternative di Wilayah Bali Timur

7-14 I Gusti Ketut Sukadana, I Made Astika, I Gusti Ngurah Dwijana

Pelatihan Budidaya Kaktus Mini bagi Ibu-Ibu Anggota PKK Banjar Kerthabuana Kaja Denpasar Utara

15-20 Rindang Dwiyani, Hestin Yuswanti, I Nyoman Gede Astawa, Ni Nyoman Ari

Mayadewi

Peningkatan Pengetahuan Tentang Sejarah bagi Siswa-Siswi SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang Melalui Wisata Edukasi

21-26 Yustisia Kristiana

Program Penyuluhan Teknologi Fermentasi Dedak Padi dengan Mengunakan Probiotik di Desa Ayunan Kecamatan Abiasemal Badung

27-32 I.K.H.Valentino, I.D.N.A.Purnata, H.Daniel, L.Jasa

Program Sosial Budaya Pengembangan Objek Wisata Museum Tjok Agung Tresna di Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung

33-37 L.G.M. Karisma, A.N Marhaeni, I.P. Kuswara A P, Y. Lapian, A. Andriani, I.G.N.S.

Bramantha P , L. Jasa

Penataan Keindahan Lingkungan Desa Ayunan melalui Perencanaan Pembuatan Telajakan di Jalan Desa Ayunan

38-42 I. K. A. Sukariawan, P. A. S. Cempaka, I. K. A. Handayana, L.Jasa

Pemberdayaan Petani Jagung melalui Pengembangan Usaha Diversifikasi Produk Olahan Jagung di Labuapi Kabupaten Lombok Barat

43-48 Yeti Kurniasih, Citra Ayu Dewi

(5)

Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925

Volume 18 Nomor 3, Juli 2019

Upaya Peningkatan Produktivitas dan Keuntungan Hasil Tangkap dengan Mengubah Nelayan Buruh Menjadi Nelayan Pemilik

49-54

Yuliana Anastasia Ngamel, Wellem Anselmus Teniwut

Peningkatan Keamanan Pangan dalam Proses Produksi Keripik Singkong Pedas

55-60 Mardiana, Intan Z

Penyuluhan Jajanan, Makanan dan Kantin Sehat di Sekolah SMA 2 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman

61-67 I Ketut Budaraga, Ramaiyulis ,Ellyza Nurdin, Rosnita Rauf

Literasi Penyusunan Laporan Keuangan Dana Desa pada Desa Sanrobone Kabupaten Takalar

68-71 Andika Pramukti

Program Pemberdayaan Masyarakat Kota Denpasar melalui Kader PAUD untuk Meningkatkan Ketrampilan Pengasuhan Berdasar Perkembangan Psikologis Anak

72-77

L. K. P. A. Susilawati, N. M. A. Wilani

Penyuluhan dan Vaksinasi Ayam Buras di Desa Nyambu Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan

78-84 G.A.Y Kencana, In.Suartha, I.A.P.Apsari, Anak Agung Sagung Kendran, Ida Bagus

Kade Suardana

Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, dan Cavus Foot) dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, dan Speed) pada Anak di SDN 8 Dauh Puri Denpasar

85-92

Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi

Peran Kader Genjek Promosi Kesehatan untuk Mencegah Resistensi Mikroba

93-99 Lentar Aditya Djinu, Ni Putu Aprilia Eka Susanti, I Putu Wily Anggara Wijaya,

(6)

Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925

Volume 18 Nomor 3, Juli 2019

Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kelapa (Lidi) Menjadi Kerajinan Tangan di Nagari IV Koto Mudik Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan

100-105

I Ketut Budaraga,Syafrudin, Gusriati,Wawan Sumarno

Optimalisasi Pengelolaan Perpustakaan Desa Melalui Pelatihan

Perbaikan Desain Interior dan Variatif Kegiatan Layanan Perpustakaan

106-111 T. Domai, N.L.V. Anggraeni, A.T. Widiyawati, A.P. Galih

(Asinan Gule) Anak Siaga Bencana Gunung Meletus Melalui Metode Permainan Tradisional

112-117

N.K.Sutiasih, N.N.Binarht, N.P. R.Pradnyadewi, D.M.P.Gayatri

Program Pelalianan “Kedas” (Kegiatan Sehat Diare Tuntas) sebagai Sarana Edukasi Anak Dalam Upaya Penanggulangan Penyakit Diare di SD Negeri 1 Ubud

118-123

P.K.P. Wirtarandita, P.P.T. Saraswati, C.I.D.Y. Dewi, T.B.A.A. Prawira, A.I.Y.D. Putra, D.P.Y. Kurniati

Konservasi Plasma Nutfah Salak sebagai Kebun Botani untuk Mendukung Desa Sibetan Sebagai Desa Sentra Agrowisata Berbasis Salak

124-132 I N. Rai, I P. Sudana, W. Wiraatmaja, Dan Made Sukewijaya

Pengenalan dan Praktik Konservasi Sumber Daya Genetik bagi Remaja di Lingkungan Kampus Unilak

133-138 E.Mutryarny, T.Wulantika, Endriani

Konservasi Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bali 139-146

Dyan M.S. Putri

IbM Pengolahan Kakao di Kabupaten Manokwari 147-153

S. N.P. Paiki, M. K. Roreng, Murtiningrum, A. Kurniawan

Pembuatan Lulur dari Virgin Coconut Oil (VCO) oleh Ibu PKK Desa Saba-Gianyar

154-158 Ngurah Indra Pradhana

(7)

Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925

Volume 18 Nomor 3, Juli 2019

Pengenalan E-Commerce pada Pengerajin Tangan di Desa Sambirenteng

Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng 159-164

I. M. S. Putra I. M. S. Raharja, N. P. Sutramiani, A. A. N. H. Susila

Praktik Cara Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus dalam Menunjang Budidaya Ikan Lele di Desa Keramas Kabupaten Gianyar

165-169

N.M. Ernawati, I.W. Arthana, G.R.A. Kartika, P.G.S. Julyantoro, Dan A.P.W.K. Dewi

Penerapan Teknologi Biofermentasi Untuk Pembuatan Pakan

Ternak pada Kelompok Tani Ternak Tulus Nadi di Desa Buahan 170-174 D.N.K.P Negara, T.G.T. Nindhia, I.P. Ariastawa

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang PAP SMEAR sebagai

Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Tihingan 175-180 A.B.S. Satyarsa, L.H. Wirahartato, L.P.D. Virayanti, K.W.M. Kenwa, P.A.T.

Adiputra, dan I.N.G. Budiana

Usaha Manisan Aneka Rasa Melalui Pemanfaatan Kulit Jeruk Pamelo di

Desa Padanglampe Kabupaten Pangkep 181-185

(8)
(9)
(10)

85 VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019

PELAYANAN FISIOTERAPI PEMERIKSAAN BENTUK ARKUS PEDIS (NORMAL

FOOT, FLAT FOOT, DAN CAVUS FOOT) DAN PEMERIKSAAN POLA BERJALAN

(STRIDE LENGTH, STEP LENGTH, CADENCE, DAN SPEED) PADA ANAK DI SDN 8 DAUH PURI DENPASAR

Ni Komang Ayu Juni Antar1, Made Hendra Satria Nugraha2, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi3

ABSTRAK

Masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan. Hal tersebut dapat meminimalisir adanya kelainan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melakukan pemeriksaan bentuk arkus pedis dan pola berjalan pada anak. Pengabdian dilakukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 8 Dauh Puri. Pengklasifikasian tipe arkus dalam penelitian ini menggunakan Clarke’s Angle, sehingga didapatkan jumlah masing-masing kelompok yaitu

normal foot berjumlah 40 orang, flat foot berjumlah 40 orang, dan cavus foot berjumlah 33 orang.

Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa tipe normal foot memiliki nilai cadence (jumlah langkah), stride length, step length, dan speed yang lebih besar dari pada flat foot dan

cavus foot.

Kata kunci: arkus pedis, stride length, step length, cadence, speed

ABSTRACT

Childhood is a very important period to pay attention to growth and development. This can minimize the existence of permanent growth and development abnormalities. The purpose of this service is to examine the pedis arch shape and walking patterns in children. Dedication is done to students at Dauh Puri 8 Elementary School. Archival type classification in this study used Clarke 'Angle, so that the number of each group that is normal foot was 40 people, flat foot was 40 people, and cavus foot was 33 people. Based on the results of the examination it can be concluded that the normal foot type has a cadence value (number of steps), stride length, step length, and speed that is greater than the flat foot and cavus foot.

Keywords: plantar arch, stride length, step length, cadence, speed 1. PENDAHULUAN

Masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan. Hal tersebut dapat meminimalisir adanya kelainan pertumbuhan dan

1Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 3Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

(11)

Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar

86 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

perkembangan yang bersifat permanen. Aspek-aspek perkembangan anak meliputi fisik-motorik, intelektual, moral, emosional, sosial, bahasa dan kreativitas. Kemampuan motorik merupakan kemampuan yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh. Salah satu perkembangan motorik anak yang paling penting ialah berjalan. Berjalan sering dianggap sebagai pencapaian puncak dari aktivitas motorik kasar anak. Berjalan merupakan salah satu keterampilan motorik yang paling jelas menandai kemandirian pada anak (Suhartini, 2005). Beberapa orang tua kerap merasa khawatir apabila pola berjalan anak dilihat seperti tidak normal. Hal ini dapat mengindikasikan adanya kelainan pada struktur kaki. Gerak dasar jalan merupakan salah satu gerak dasar lokomotor yang merupakan salah satu bagian dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement). Gerak lokomotor merupakan jenis gerakan yang ditandai dengan pergerakan seluruh tubuh, proses perpindahan tempat atau titik berat badan dari satu bidang tumpu ke bidang tumpu lainnya (Nugroho, 2012). Berjalan terlihat sederhana namun melibatkan mekanisme yang kompleks.

Arkus pedis memiliki fungsi untuk membantu efisien fungsi kaki. Struktur pedis ini juga terdiri dari dua fungsi, yaitu menahan berat badan dan pergerakan berjalan atau berlari (Zulham, 2016). Secara umum bentuk arkus longitudinal medial terbagi menjadi tiga jenis yaitu normal foot,

flat foot, dan cavus foot. Normal foot adalah kondisi pedis memiliki lengkungan atau arkus pedis

yang normal. Flat foot atau biasa disebut dengan pes planus atau kaki datar memiliki kondisi pedis dimana lengkung kaki menghilang yang ditandai dengan bentuk kaki yang rata. Cavus foot atau biasa disebut dengan pes cavus ialah kondisi lengkungan pedis yang tinggi (Nurohman et al., 2017). Saat berjalan jauh, kelompok dengan flat foot akan lebih mudah merasakan lelah pada kakinya dibandingkan kelompok dengan cavus foot yang dapat berjalan lebih jauh dan tidak lebih mudah merasakan lelah pada kakinya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tekanan dan tension pada plantar antara kedua kelompok. Melihat hal tersebut, dirasa penting untuk melakukan pemeriksaan secara dini mengenai tipe arkus pedis dan pemeriksaan pola berjalan pada anak usia sekolah dasar untuk dapat memberikan wawasan kepada anak, orang tua dan lingkungan sekitar, serta sebagai edukasi tindak lanjut dalam rangka melakukan pencegahan munculnya dampak lebih lanjut sehingga tercapainya kemampuan gerak fungsional yang maksimal.

Fisioterapi sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan yang sangat erat kaitannya terhadap kemampuan gerak dan fungsional individu tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam situasi ini yaitu dapat berkontribusi dalam melakukan pelayanan fisioterapi berupa pemeriksaan arkus pedis dengan menggunakan footprint test yang selanjutnya menilai kategori tipe arkus menggunakan Clarke’s angle. Pada pemeriksaan pola berjalan menggunakan spatial gait

parameters dan temporal gait parameters yang terdiri dari : (1). Stride Length dan Step Length:

Pengukuran parameter ini ialah kaki subjek akan menapak pada matras spons yang telah berisi tinta lalu berjalan di atas kertas panjang dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin. Sidik pedis yang akan diukur ialah setelah 3 langkah (Permatasari & Winarni, 2017). Pengukuran ini akan dinilai dari sidik pedis berisikan tinta yang menempel pada kertas (Neumann, 2010). (2). Cadence: Cadence merupakan jumlah langkah dalam waktu tertentu. Pengukuran untuk menilai cadence ialah subjek diminta untuk berjalan selama satu menit lalu hitung jumlah langkah dalam satu menit. Subjek berjalan dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin (Kharb et al., 2011). (3). Speed: Speed atau kecepatan ialah jarak yang dapat ditempuh dalam waktu tertentu. Kecepatan sesaat bervariasi selama siklus berjalan namun kecepatan rata-rata adalah hasil dari irama (cadence) dan stride length. Cadence dapat dihitung dengan jumlah langkah (step) dalam satu menit atau 60 detik, sehingga sesuai dengan half

(12)

Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi

VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019 | 87

stride length per 60 detik atau full stride length per 120 detik. Kecepatan dapat dihitung dengan: Speed (m/s) = stride length (m) x cadence (step/min) / 120 (Kharb et al., 2011)

Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat, pihak sekolah mengatakan bahwa belum pernah dilaksanakan pemeriksaan atau pelayanan fisioterapi terkait dengan pemeriksaan arkus pedis dan pemeriksaan pola berjalan pada siswa dan siswi mereka. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penting dilakukan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan tipe arkus pedis (normal foot, flat foot, dan cavus foot) dan pemeriksaan pola berjalan pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat.

2. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanan pelayanan kesehatan fisioterapi pada masyarakat dimulai pada tahap persiapan dengan melakukan kunjungan SDN 8 Dauh Puri Denpasar untuk melakukan perijinan, serta survey terkait dengan informasi awal yang diperlukan. Pada tahap ini, melibatkan beberapa staff dosen dan juga mahasiswa di Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud. Pada tahap ini, luaran yang diharapkan adalah terjalinnya kerja sama antara Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud dengan pihak SDN 8 Dauh Puri Denpasar serta terciptanya strategi pemecahan masalah terhadap tujuan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan.

Pada tahap pelaksanaan, sebelum pemeriksaan arkus pedis dan pemeriksaan pola jalan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi mengenai kegiatan yang akan berlangsung, dari tujuan, manfaat, peran fisioterapi dalam memberikan pelayanan kesehatan serta mekanisme pelaksanaan pemeriksaan. Setelah sosialisasi selesai barulah dilanjutkan dengan pemeriksaan arkus pedis dan pemeriksaan pola jalan.

Setelah selesai pemeriksaan dan didapatkan hasil maka selanjutnya akan diberikan sosialisasi kembali berupa edukasi serta masukan kepada anak-anak beserta orang tua tentang gait

parameter pada anak dengan masing-masing tipe arkus pedis khususnya tipe flat foot dan cavus foot sehingga dapat memberikan informasi dini untuk modifikasi gaya hidup serta menanggulangi

lebih awal jika terdapat perbedaan gait parameter pada flat foot dan cavus foot dengan melakukan

exercise dan terapi yang tepat.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengabdian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan sebagai edukasi serta masukan kepada anak-anak beserta orang tua tentang gait parameter pada anak dengan masing-masing tipe arkus pedis khususnya tipe flat foot dan cavus foot sehingga dapat memberikan informasi dini untuk modifikasi gaya hidup serta menanggulangi lebih awal jika terdapat perbedaan gait

parameter pada flat foot dan cavus foot dengan melakukan exercise dan terapi yang tepat.

Melihat permasalahan yang didapat dari studi pendahuluan yang dilakukan pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat, maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan fisioterapi berupa pemeriksaan tipe arkus pedis dan pemeriksaan pola berjalan pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat, sehingga menambah wawasan dan sebagai edukasi serta masukan kepada anak-anak beserta orang tua tentang gait parameter pada anak dengan masing-masing tipe arkus pedis khususnya tipe flat foot dan cavus foot sehingga dapat memberikan informasi dini untuk modifikasi gaya hidup serta menanggulangi lebih awal jika terdapat perbedaan gait parameter pada flat foot dan cavus foot dengan melakukan exercise dan terapi yang tepat.

(13)

Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar

88 | BULETIN UDAYANA MENGABDI 3.1 Pemeriksaan Tipe Arkus Pedis

Tipe arkus pedis ialah tipe lengkungan arkus pada pedis yang terdiri dari tipe normal foot,

flat foot, dan cavus foot. Arkus pedis kedua kaki diperiksa dengan footprint test. Pengukuran

kategori normal foot, flat foot dan cavus foot menggunakan Clarke’s angle. Clarke’s angle diperoleh dari meghitung sudut dari garis singgung yang dibentuk oleh garis pertama yang menghubungkan tepi medial caput metatarsal pertama dan tumit serta garis kedua yang menghubungkan caput metatarsal pertama dengan puncak lengkungan arkus longitudinal medial (Pita-Fernández et al., 2015), dapat dilihat pada gambar 3.1. Pengkategorian tipe arkus berdasarkan Clarke’s angle ialah sebagai berikut:

a. Normal foot memiliki rentangan 31° - < 45° b. Flat foot memiliki rentangan < 31°

c. Cavus foot memiliki rentangan > 45°

Gambar 3.1 Penilaian pedis dengan Clarke’s angle (Pita-Fernández et al., 2015)

Pengukuran tipe arkus pedis dengan melakukan footprint, footprint test dengan cara kedua kaki subjek menapak matras spons yang telah berisikan tinta lalu menapakkan kedua kakinya pada kertas polos sehingga akan terlihat sidik pedis subjek. Pengukuran tipe arkus selanjutnya diperiksa dengan Clarke’s angle.

3.2 Pemeriksaan Gait Parameter 1. Stride Length dan Step length

Stride length diukur pada jarak linear dari garis yang dibentuk oleh dua kaki sisi yang sama. Step length diukur pada jarak linear dari garis yang dibentuk oleh dua kaki sisi berbeda. Stride length dan step length dihasilkan oleh sidik pedis pada kertas polos setelah 3 langkah

yang diukur dalam meter

Pengukuran parameter ini, kaki subjek diminta kembali menapak pada matras spons yang telah berisi tinta lalu berjalan di atas kertas panjang dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin. Sidik pedis hasil footprint test yang akan diukur ialah sidik

pedis setelah 3 langkah. Kaki subjek lalu dibersihkan dari tinta foot print untuk mengukur

parameter selanjutnya. 2. Cadence

Cadence merupakan jumlah langkah dalam waktu tertentu. Pada penelitian ini akan dihitung

jumlah langkah saat subjek berjalan dalam jarak 10 meter selama satu menit yang diukur menggunakan stopwatch. Pengukuran cadence dilakukan pada permukaan yang rata.

(14)

Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi

VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019 | 89 Peneliti lalu menghitung jumlah langkah subjek. Pengukuran untuk menilai cadence ialah subjek diminta untuk berjalan selama satu menit tanpa menggunakan alas kaki lalu akan dihitung jumlah langkah dalam satu menit. Subjek berjalan dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin pada permukaan yang rata.

3. Speed

Speed atau kecepatan ialah jarak yang dapat ditempuh dalam waktu tertentu. Speed atau

kecepatan akan dinilai dengan hasil dari pengukuran stride length dikali dengan hasil dari pengukuran cadence pada tiap subjek. Hasil speed dalam meter perdetik (m/s). Sesuai dengan rumus:

Speed (m/s) = stride length (m) x cadence (step/min) / 120

Pengukuran untuk menilai speed akan didapatkan setelah mendapat hasil dari parameter

stride length dan parameter cadence dari subjek lalu peneliti memasukan ke dalam rumus speed.

Gambar 3.2 Pemeriksaan Gait Parameter 3.3 Hasil Pemeriksaan Arkus Pedis dan Gait Parameter

Responden dalam pengabdian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 8 Dauh Puri. Sampel yang telah mengikuti pengabdian ini berjumlah 113 orang yang dibagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan tipe arkus. Pengklasifikasian tipe arkus dalam penelitian ini menggunakan

Clarke’s Angle, sehingga didapatkan jumlah masing-masing kelompok yaitu normal foot

berjumlah 40 orang, flat foot berjumlah 40 orang, dan cavus foot berjumlah 33 orang. Karakteristik yang diamati dalam pengabdian ini adalah usia, berat badan, tinggi badan, IMT/usia, panjang tungkai, jenis kelamin, cadence, stride length, step length, dan speed, pada setiap tipe arkus pedis, dapat dilihat pada Tabel 5.3.

Tabel 3.1 Karakteristik Responden Karakteristik

Nilai Rerata ± Simpang Baku

Normal Foot Flat Foot Cavus Foot

Usia (tahun) 10,80±0,65 10,95±0,68 10,88±0,74 Berat Badan (kg) 35,53±6,53 37,05±6,11 36,22±6,68 Tinggi Badan (m) 1,43±0,09 1,43±0,07 1,45±0,12

IMT/usia 17,31±1,79 17,96±1,79 17,43±1,99 Panjang Tungkai (cm) 74,86±4,58 75,67±3,87 76,00±4,26

(15)

Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar

90 | BULETIN UDAYANA MENGABDI

Laki-laki 24 (60%) 16 (40%) 18 (55,5%)

Perempuan 16 (40%) 24 (60%) 15 (45,5%)

Tabel 3.1 menunjukan bahwa responden pada kelompok normal foot memiliki nilai rerata usia dan simpang baku (10,80±0,65), kelompok flat foot (10,95±0,68), dan kelompok cavus foot (10,88±0,74). Pada kelompok normal foot responden memiliki nilai rerata berat badan dan simpang baku (35,53±6,53), kelompok flat foot (37,05±6,11), dan kelompok cavus foot (36,22±6,68). Pada kelompok flat foot, responden memiliki rata-rata berat badan yang paling besar dibandingkan kelompok cavus foot dan kelompok normal foot. Berdasarkan tinggi badan didapatkan rerata dan simpang baku pada kelompok normal foot (1,43±0,09), kelompok flat foot (1,43±0,07), kelompok cavus foot (1,45±0,12). Rata-rata tinggi badan tertinggi dimiliki oleh kelompok cavus foot dan kelompok normal foot dan flat foot memiliki nilai yang sama. Rerata dan simpang baku IMT/usia pada kelompok normal foot (17,31±1,79), kelompok flat foot (17,96±1,79), dan kelompok cavus foot (17,43±1,99). Rata-rata IMT tertinggi dimiliki oleh kelompok flat foot dan terendah dimiliki oleh kelompok normal foot. Panjang tungkai pada kelompok normal foot memiliki nilai rerata dan simpang baku (74,86±4,58), kelompok flat foot (75,67±3,87), dan kelompok cavus foot (76,00±4,26).

Jumlah dan persentase jenis kelamin pada kelompok normal foot ialah laki-laki sebanyak 24 orang (60%) dan perempuan 16 orang (40%), pada kelompok flat foot dengan laki-laki sebanyak 16 orang (40%) dan perempuan 24 orang (60%), sedangkan kelompok cavus foot jumlah laki-laki 18 orang (55,5%) dan perempuan 15 orang (44,5%).

Tabel 3.2 Hasil Rerata dan Simpang Baku Gait Parameter Karakteristik

Nilai Rerata ± Simpang Baku

Normal Foot Flat Foot Cavus Foot Cadence 104,05±8,69 96,82±5,67 95,21±7,24

Stride Length 0,97±0,18 0,85±0,13 0,84±0,12

Step Length 0,48±0,08 0,42±0,07 0,42±0,06

Speed 0,84±0,18 0,69±0,12 0,66±0,11

Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat gambaran nilai rerata dan simpang baku gait parameter yang terdiri dari cadence, stride length, step length dan speed. Nilai rerata cadence dan simpang baku pada kelompok normal foot (104,5±8,69), kelompok flat foot (96,82±5,66), dan kelompok

cavus foot (95,21±7,24). Nilai rerata dan simpang baku stride length pada kelompok normal foot

(0,97±0,18), kelompok flat foot (0,85±0,13), dan kelompok cavus foot (0,84±0,12). Pada variabel step length, kelompok normal foot memiliki rerata (0,48±0,08), kelompok flat foot (0,42±0,07), dan kelompok cavus foot (0,42±0,64). Variabel gait parameter yang terakhir ialah speed. Speed pada diketiga kelompok memiliki nilai rerata dan simpang baku seperti berikut normal foot (0,84±0,11), kelompok flat foot (0,68±0,12), dan kelompok cavus foot (0,66±0,11).

(16)

Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi

VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019 | 91 Gambar 3.3 Pemeriksaan tipe arkus pedis di SDN 8 Dauh Puri

Gambar 3.4 Pemeriksaan gait parameter di SDN 8 Dauh Puri 4. KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:

1) Sampel mengikuti pengabdian ini berjumlah 113 orang yang terdiri atas: normal foot berjumlah 40 orang, flat foot berjumlah 40 orang, dan cavus foot berjumlah 33 orang.

2) Tipe normal foot memiliki nilai cadence (jumlah langkah), stride length, step length, dan

speed yang lebih besar dari pada flat foot dan cavus foot.

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (UPPM) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas hilirisasi hasil penelitian untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan.

(17)

Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar

92 | BULETIN UDAYANA MENGABDI DAFTAR PUSTAKA

Kharb, A., Saini, V., Jain, Y., & Dhiman, S. (2011). A Review Of Gait Cycle And Its Parameters.

Ijcem Int J Comput Eng Manag, 13(July), 78–83. Https://Doi.Org/10.1007/3-540-49384-0_1

Neumann, D. A. (2010). Kinesiology Of The Musculoskeletal System (2 Ed.).

Nishimura, H., Endo, K., Suzuki, H., Tanaka, H., Shishido, T., & Yamamoto, K. (2015). Gait

Analysis In Cervical Spondylotic Myelopathy. Asian Spine Journal, 9(3), 321–326.

Https://Doi.Org/10.4184/Asj.2015.9.3.321

Nugroho, D. A. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor Melalui

Aplikasi Permainan Beregu Pada Siswa Kelas Iii Sd Negeri 1 Gancang Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012. Diambil Dari Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/13899-Id-Upaya Meningkatkan-Kemampuan-Gerak-Dasar-Lokomotor-Melalui-Aplikasi-Permainan-Be.Pdf

Nurohman, M. A., Moerjono, S., & Basuki, R. (2017). Hubungan Tinggi Lompatan Dan Bentuk

Arcus Pedis Dengan Kejadian Sprain Pergelangan Kaki Pada Atlet Bulutangkis Yang Melakukan Jumping Smash. Diambil Dari Http://Repository.Unimus.Ac.Id

Permatasari, G. A., & Winarni, T. I. (2017). Perbedaan Pengaruh Sepatu Berhak Wedge Dan

Non-Wedge Terhadap Gait Dan Keseimbangan. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 576–582.

Pita-Fernández, S. González-Martín, C. Seoane-Pillado, T. López-Calviño, B. Pértega-Díaz, S. dan Gil-Guillén, V. (2015). Validity of Footprint Analysis to Determine Flatfoot Using Clinical Diagnosis as the Gold Standard in a Random Sample Aged 40 Years and Older. J Epidemiol 2015;25(2):148-154

Suhartini, B. (2005). Deteksi Dini Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak.

Medikora, 1(2), 177–185. Diambil Dari

Https://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Medikora/Article/Viewfile/4770/4128

Zulham, M. (2016). Hubungan Struktur Pedis Dengan Kecepatan Lari 60 Meter Pada Siswa SMA

Gambar

Gambar 3.1 Penilaian pedis dengan Clarke’s angle (Pita-Fernández et al., 2015)
Gambar 3.2 Pemeriksaan Gait Parameter   3.3 Hasil Pemeriksaan Arkus Pedis dan Gait Parameter
Gambar 3.4 Pemeriksaan gait parameter di SDN 8 Dauh Puri  4.  KESIMPULAN DAN SARAN

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Sosial Lanjut Usia Wilayah Binjai yang berjumlah 40 orang. Berhubung populasi dalam penelitian hanya berjumlah 40 orang, maka semua populasi diambil

Pengabdian kepada masyaraklr beriujuan untuk pengembangan porens; produksi gula merah di Desa Karyasari melalui peningkatan lendaparan masyarakal (kelompok Mutiara

Hasil dari kegiatan pengabdian di tahun pertama pada kelompok peternak lebah Minteng Sanda adalah Kelompok ini, sudah dapat membudidayakan lebah tigona dengan

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memproduksi virgin coconut oil (VCO) dan turunannya (sabun, lulur scrubb beras, dan hand body lotion) di

Metode pelaksanaan pengabdian melalui penyuluhan dan pelatihan yang mendukung kreativitas dan kemandirian masyarakat desa Tista, seperti penyuluhan metode SRI dalam penanaman padi,

Kegiatan pengabdian masyarakat “Sosialisasi Penyakit Zoonosis Escherichia coli O157:H7 serta Pelayanan Kesehatan Sapi di Dusun Lampu Desa Catur Kintamani Bangli

Tahapan dan teknis pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berupa ‘Penataan Bale Kulkul, Banjar Kerta Ampura, Desa Pakraman Perasi, Desa Pertima, Kecamatan

Untuk alasan tersebut telah dilakukan sosialisasi dan praktek langsung pemanfaatan limbah jerami sebagai pakan ternak dengan teknologi biofermentasi dengan melibatkan narasumber yang