PENGANTAR REDAKSI
Puji syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Waca/Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat-Nya Buletin Udayana Mengabdi Volume 18 Nomor 3 Juli 2019 telah diterbitkan. Mulai tahun 2018, Buletin Udayana Mengabdi terbit 4 (empat) kali setahun, yaitu bulan Januari, April, Juli dan Oktober. Edisi ini memuat 30 artikel di bidang pengabdian kepada masyarakat khususnya dalam penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) berupa implementasi, penyuluhan dan sosialisasi konsep, model/prototipe, dan alat, yang merupakan hasil pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Desain konsep, model/prototipe dan alat merupakan hasil pemikiran/ide ataupun hasil dari penelitian yang kemudian diimplementasikan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan.
Penghargaan setinggi-tingginya kami haturkan kepada Penyunting, Penulis dan semua pihak yang terlibat dalam penyusunan dan penerbitan Buletin Udayana Mengabdi Volume 18 Nomor 3 Juli 2019. Semoga Buletin ini dapat menambah wawasan dibidang keilmuan dan teknologi, dan penerapannya di masyarakat. Untuk meningkatkan mutu baik dari segi isi maupun tampilan, kami harapkan saran dan kritik untuk perbaikan di edisi berikutnya.
Juli 2019 Redaktur
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 3, Juli 2019
D A F T A R I S I
Pengembangan Teknologi Terintegrasi pada Kelompok Tani Mattirowalie dan Sipakainge di Kecamatan Kahu Kabupaten Bone
1-6 St. Rohani, M.I. Saiddan A. Kasirang
Air Terjun Jaga Satru Sebagai Salah Satu Destinasi Wisata Alternative di Wilayah Bali Timur
7-14 I Gusti Ketut Sukadana, I Made Astika, I Gusti Ngurah Dwijana
Pelatihan Budidaya Kaktus Mini bagi Ibu-Ibu Anggota PKK Banjar Kerthabuana Kaja Denpasar Utara
15-20 Rindang Dwiyani, Hestin Yuswanti, I Nyoman Gede Astawa, Ni Nyoman Ari
Mayadewi
Peningkatan Pengetahuan Tentang Sejarah bagi Siswa-Siswi SMP Negeri 2 Kelapa Dua Tangerang Melalui Wisata Edukasi
21-26 Yustisia Kristiana
Program Penyuluhan Teknologi Fermentasi Dedak Padi dengan Mengunakan Probiotik di Desa Ayunan Kecamatan Abiasemal Badung
27-32 I.K.H.Valentino, I.D.N.A.Purnata, H.Daniel, L.Jasa
Program Sosial Budaya Pengembangan Objek Wisata Museum Tjok Agung Tresna di Desa Ayunan Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung
33-37 L.G.M. Karisma, A.N Marhaeni, I.P. Kuswara A P, Y. Lapian, A. Andriani, I.G.N.S.
Bramantha P , L. Jasa
Penataan Keindahan Lingkungan Desa Ayunan melalui Perencanaan Pembuatan Telajakan di Jalan Desa Ayunan
38-42 I. K. A. Sukariawan, P. A. S. Cempaka, I. K. A. Handayana, L.Jasa
Pemberdayaan Petani Jagung melalui Pengembangan Usaha Diversifikasi Produk Olahan Jagung di Labuapi Kabupaten Lombok Barat
43-48 Yeti Kurniasih, Citra Ayu Dewi
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 3, Juli 2019
Upaya Peningkatan Produktivitas dan Keuntungan Hasil Tangkap dengan Mengubah Nelayan Buruh Menjadi Nelayan Pemilik
49-54
Yuliana Anastasia Ngamel, Wellem Anselmus Teniwut
Peningkatan Keamanan Pangan dalam Proses Produksi Keripik Singkong Pedas
55-60 Mardiana, Intan Z
Penyuluhan Jajanan, Makanan dan Kantin Sehat di Sekolah SMA 2 Batang Anai Kecamatan Batang Anai Kabupaten Padang Pariaman
61-67 I Ketut Budaraga, Ramaiyulis ,Ellyza Nurdin, Rosnita Rauf
Literasi Penyusunan Laporan Keuangan Dana Desa pada Desa Sanrobone Kabupaten Takalar
68-71 Andika Pramukti
Program Pemberdayaan Masyarakat Kota Denpasar melalui Kader PAUD untuk Meningkatkan Ketrampilan Pengasuhan Berdasar Perkembangan Psikologis Anak
72-77
L. K. P. A. Susilawati, N. M. A. Wilani
Penyuluhan dan Vaksinasi Ayam Buras di Desa Nyambu Kecamatan Kediri Kabupaten Tabanan
78-84 G.A.Y Kencana, In.Suartha, I.A.P.Apsari, Anak Agung Sagung Kendran, Ida Bagus
Kade Suardana
Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, dan Cavus Foot) dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, dan Speed) pada Anak di SDN 8 Dauh Puri Denpasar
85-92
Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi
Peran Kader Genjek Promosi Kesehatan untuk Mencegah Resistensi Mikroba
93-99 Lentar Aditya Djinu, Ni Putu Aprilia Eka Susanti, I Putu Wily Anggara Wijaya,
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 3, Juli 2019
Pelatihan Pemanfaatan Limbah Kelapa (Lidi) Menjadi Kerajinan Tangan di Nagari IV Koto Mudik Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan
100-105
I Ketut Budaraga,Syafrudin, Gusriati,Wawan Sumarno
Optimalisasi Pengelolaan Perpustakaan Desa Melalui Pelatihan
Perbaikan Desain Interior dan Variatif Kegiatan Layanan Perpustakaan
106-111 T. Domai, N.L.V. Anggraeni, A.T. Widiyawati, A.P. Galih
(Asinan Gule) Anak Siaga Bencana Gunung Meletus Melalui Metode Permainan Tradisional
112-117
N.K.Sutiasih, N.N.Binarht, N.P. R.Pradnyadewi, D.M.P.Gayatri
Program Pelalianan “Kedas” (Kegiatan Sehat Diare Tuntas) sebagai Sarana Edukasi Anak Dalam Upaya Penanggulangan Penyakit Diare di SD Negeri 1 Ubud
118-123
P.K.P. Wirtarandita, P.P.T. Saraswati, C.I.D.Y. Dewi, T.B.A.A. Prawira, A.I.Y.D. Putra, D.P.Y. Kurniati
Konservasi Plasma Nutfah Salak sebagai Kebun Botani untuk Mendukung Desa Sibetan Sebagai Desa Sentra Agrowisata Berbasis Salak
124-132 I N. Rai, I P. Sudana, W. Wiraatmaja, Dan Made Sukewijaya
Pengenalan dan Praktik Konservasi Sumber Daya Genetik bagi Remaja di Lingkungan Kampus Unilak
133-138 E.Mutryarny, T.Wulantika, Endriani
Konservasi Tumbuhan Obat di Kebun Raya Bali 139-146
Dyan M.S. Putri
IbM Pengolahan Kakao di Kabupaten Manokwari 147-153
S. N.P. Paiki, M. K. Roreng, Murtiningrum, A. Kurniawan
Pembuatan Lulur dari Virgin Coconut Oil (VCO) oleh Ibu PKK Desa Saba-Gianyar
154-158 Ngurah Indra Pradhana
Buletin Udayana Mengabdi, E-ISSN: 2654-9964 P-ISSN: 1412-0925
Volume 18 Nomor 3, Juli 2019
Pengenalan E-Commerce pada Pengerajin Tangan di Desa Sambirenteng
Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng 159-164
I. M. S. Putra I. M. S. Raharja, N. P. Sutramiani, A. A. N. H. Susila
Praktik Cara Budidaya Cacing Lumbricus Rubellus dalam Menunjang Budidaya Ikan Lele di Desa Keramas Kabupaten Gianyar
165-169
N.M. Ernawati, I.W. Arthana, G.R.A. Kartika, P.G.S. Julyantoro, Dan A.P.W.K. Dewi
Penerapan Teknologi Biofermentasi Untuk Pembuatan Pakan
Ternak pada Kelompok Tani Ternak Tulus Nadi di Desa Buahan 170-174 D.N.K.P Negara, T.G.T. Nindhia, I.P. Ariastawa
Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang PAP SMEAR sebagai
Upaya Deteksi Dini Kanker Serviks di Desa Tihingan 175-180 A.B.S. Satyarsa, L.H. Wirahartato, L.P.D. Virayanti, K.W.M. Kenwa, P.A.T.
Adiputra, dan I.N.G. Budiana
Usaha Manisan Aneka Rasa Melalui Pemanfaatan Kulit Jeruk Pamelo di
Desa Padanglampe Kabupaten Pangkep 181-185
85 VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019
PELAYANAN FISIOTERAPI PEMERIKSAAN BENTUK ARKUS PEDIS (NORMAL
FOOT, FLAT FOOT, DAN CAVUS FOOT) DAN PEMERIKSAAN POLA BERJALAN
(STRIDE LENGTH, STEP LENGTH, CADENCE, DAN SPEED) PADA ANAK DI SDN 8 DAUH PURI DENPASAR
Ni Komang Ayu Juni Antar1, Made Hendra Satria Nugraha2, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi3
ABSTRAK
Masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan. Hal tersebut dapat meminimalisir adanya kelainan pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat permanen. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melakukan pemeriksaan bentuk arkus pedis dan pola berjalan pada anak. Pengabdian dilakukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 8 Dauh Puri. Pengklasifikasian tipe arkus dalam penelitian ini menggunakan Clarke’s Angle, sehingga didapatkan jumlah masing-masing kelompok yaitu
normal foot berjumlah 40 orang, flat foot berjumlah 40 orang, dan cavus foot berjumlah 33 orang.
Berdasarkan hasil pemeriksaan dapat disimpulkan bahwa tipe normal foot memiliki nilai cadence (jumlah langkah), stride length, step length, dan speed yang lebih besar dari pada flat foot dan
cavus foot.
Kata kunci: arkus pedis, stride length, step length, cadence, speed
ABSTRACT
Childhood is a very important period to pay attention to growth and development. This can minimize the existence of permanent growth and development abnormalities. The purpose of this service is to examine the pedis arch shape and walking patterns in children. Dedication is done to students at Dauh Puri 8 Elementary School. Archival type classification in this study used Clarke 'Angle, so that the number of each group that is normal foot was 40 people, flat foot was 40 people, and cavus foot was 33 people. Based on the results of the examination it can be concluded that the normal foot type has a cadence value (number of steps), stride length, step length, and speed that is greater than the flat foot and cavus foot.
Keywords: plantar arch, stride length, step length, cadence, speed 1. PENDAHULUAN
Masa anak-anak merupakan masa yang sangat penting untuk memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan. Hal tersebut dapat meminimalisir adanya kelainan pertumbuhan dan
1Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 2Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana 3Departemen Fisioterapi, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana
Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar
86 | BULETIN UDAYANA MENGABDI
perkembangan yang bersifat permanen. Aspek-aspek perkembangan anak meliputi fisik-motorik, intelektual, moral, emosional, sosial, bahasa dan kreativitas. Kemampuan motorik merupakan kemampuan yang berhubungan dengan gerakan-gerakan tubuh. Salah satu perkembangan motorik anak yang paling penting ialah berjalan. Berjalan sering dianggap sebagai pencapaian puncak dari aktivitas motorik kasar anak. Berjalan merupakan salah satu keterampilan motorik yang paling jelas menandai kemandirian pada anak (Suhartini, 2005). Beberapa orang tua kerap merasa khawatir apabila pola berjalan anak dilihat seperti tidak normal. Hal ini dapat mengindikasikan adanya kelainan pada struktur kaki. Gerak dasar jalan merupakan salah satu gerak dasar lokomotor yang merupakan salah satu bagian dari gerak dasar fundamental (fundamental basic movement). Gerak lokomotor merupakan jenis gerakan yang ditandai dengan pergerakan seluruh tubuh, proses perpindahan tempat atau titik berat badan dari satu bidang tumpu ke bidang tumpu lainnya (Nugroho, 2012). Berjalan terlihat sederhana namun melibatkan mekanisme yang kompleks.
Arkus pedis memiliki fungsi untuk membantu efisien fungsi kaki. Struktur pedis ini juga terdiri dari dua fungsi, yaitu menahan berat badan dan pergerakan berjalan atau berlari (Zulham, 2016). Secara umum bentuk arkus longitudinal medial terbagi menjadi tiga jenis yaitu normal foot,
flat foot, dan cavus foot. Normal foot adalah kondisi pedis memiliki lengkungan atau arkus pedis
yang normal. Flat foot atau biasa disebut dengan pes planus atau kaki datar memiliki kondisi pedis dimana lengkung kaki menghilang yang ditandai dengan bentuk kaki yang rata. Cavus foot atau biasa disebut dengan pes cavus ialah kondisi lengkungan pedis yang tinggi (Nurohman et al., 2017). Saat berjalan jauh, kelompok dengan flat foot akan lebih mudah merasakan lelah pada kakinya dibandingkan kelompok dengan cavus foot yang dapat berjalan lebih jauh dan tidak lebih mudah merasakan lelah pada kakinya. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan tekanan dan tension pada plantar antara kedua kelompok. Melihat hal tersebut, dirasa penting untuk melakukan pemeriksaan secara dini mengenai tipe arkus pedis dan pemeriksaan pola berjalan pada anak usia sekolah dasar untuk dapat memberikan wawasan kepada anak, orang tua dan lingkungan sekitar, serta sebagai edukasi tindak lanjut dalam rangka melakukan pencegahan munculnya dampak lebih lanjut sehingga tercapainya kemampuan gerak fungsional yang maksimal.
Fisioterapi sebagai salah satu cabang ilmu kesehatan yang sangat erat kaitannya terhadap kemampuan gerak dan fungsional individu tentunya memiliki peran yang sangat penting dalam situasi ini yaitu dapat berkontribusi dalam melakukan pelayanan fisioterapi berupa pemeriksaan arkus pedis dengan menggunakan footprint test yang selanjutnya menilai kategori tipe arkus menggunakan Clarke’s angle. Pada pemeriksaan pola berjalan menggunakan spatial gait
parameters dan temporal gait parameters yang terdiri dari : (1). Stride Length dan Step Length:
Pengukuran parameter ini ialah kaki subjek akan menapak pada matras spons yang telah berisi tinta lalu berjalan di atas kertas panjang dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin. Sidik pedis yang akan diukur ialah setelah 3 langkah (Permatasari & Winarni, 2017). Pengukuran ini akan dinilai dari sidik pedis berisikan tinta yang menempel pada kertas (Neumann, 2010). (2). Cadence: Cadence merupakan jumlah langkah dalam waktu tertentu. Pengukuran untuk menilai cadence ialah subjek diminta untuk berjalan selama satu menit lalu hitung jumlah langkah dalam satu menit. Subjek berjalan dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin (Kharb et al., 2011). (3). Speed: Speed atau kecepatan ialah jarak yang dapat ditempuh dalam waktu tertentu. Kecepatan sesaat bervariasi selama siklus berjalan namun kecepatan rata-rata adalah hasil dari irama (cadence) dan stride length. Cadence dapat dihitung dengan jumlah langkah (step) dalam satu menit atau 60 detik, sehingga sesuai dengan half
Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi
VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019 | 87
stride length per 60 detik atau full stride length per 120 detik. Kecepatan dapat dihitung dengan: Speed (m/s) = stride length (m) x cadence (step/min) / 120 (Kharb et al., 2011)
Berdasarkan data studi pendahuluan yang dilakukan anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat, pihak sekolah mengatakan bahwa belum pernah dilaksanakan pemeriksaan atau pelayanan fisioterapi terkait dengan pemeriksaan arkus pedis dan pemeriksaan pola berjalan pada siswa dan siswi mereka. Berdasarkan permasalahan di atas, maka penting dilakukan pelayanan kesehatan berupa pemeriksaan tipe arkus pedis (normal foot, flat foot, dan cavus foot) dan pemeriksaan pola berjalan pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat.
2. METODE PELAKSANAAN
Pelaksanan pelayanan kesehatan fisioterapi pada masyarakat dimulai pada tahap persiapan dengan melakukan kunjungan SDN 8 Dauh Puri Denpasar untuk melakukan perijinan, serta survey terkait dengan informasi awal yang diperlukan. Pada tahap ini, melibatkan beberapa staff dosen dan juga mahasiswa di Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud. Pada tahap ini, luaran yang diharapkan adalah terjalinnya kerja sama antara Program Studi Sarjana Fisioterapi dan Profesi Fisioterapi FK Unud dengan pihak SDN 8 Dauh Puri Denpasar serta terciptanya strategi pemecahan masalah terhadap tujuan pengabdian masyarakat yang akan dilakukan.
Pada tahap pelaksanaan, sebelum pemeriksaan arkus pedis dan pemeriksaan pola jalan dilakukan, terlebih dahulu dilakukan sosialisasi mengenai kegiatan yang akan berlangsung, dari tujuan, manfaat, peran fisioterapi dalam memberikan pelayanan kesehatan serta mekanisme pelaksanaan pemeriksaan. Setelah sosialisasi selesai barulah dilanjutkan dengan pemeriksaan arkus pedis dan pemeriksaan pola jalan.
Setelah selesai pemeriksaan dan didapatkan hasil maka selanjutnya akan diberikan sosialisasi kembali berupa edukasi serta masukan kepada anak-anak beserta orang tua tentang gait
parameter pada anak dengan masing-masing tipe arkus pedis khususnya tipe flat foot dan cavus foot sehingga dapat memberikan informasi dini untuk modifikasi gaya hidup serta menanggulangi
lebih awal jika terdapat perbedaan gait parameter pada flat foot dan cavus foot dengan melakukan
exercise dan terapi yang tepat.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengabdian ini bertujuan untuk menambah wawasan dan sebagai edukasi serta masukan kepada anak-anak beserta orang tua tentang gait parameter pada anak dengan masing-masing tipe arkus pedis khususnya tipe flat foot dan cavus foot sehingga dapat memberikan informasi dini untuk modifikasi gaya hidup serta menanggulangi lebih awal jika terdapat perbedaan gait
parameter pada flat foot dan cavus foot dengan melakukan exercise dan terapi yang tepat.
Melihat permasalahan yang didapat dari studi pendahuluan yang dilakukan pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat, maka pemecahan masalah yang dapat dilakukan yaitu dengan memberikan pelayanan kesehatan fisioterapi berupa pemeriksaan tipe arkus pedis dan pemeriksaan pola berjalan pada anak usia sekolah dasar di Kecamatan Denpasar Barat, sehingga menambah wawasan dan sebagai edukasi serta masukan kepada anak-anak beserta orang tua tentang gait parameter pada anak dengan masing-masing tipe arkus pedis khususnya tipe flat foot dan cavus foot sehingga dapat memberikan informasi dini untuk modifikasi gaya hidup serta menanggulangi lebih awal jika terdapat perbedaan gait parameter pada flat foot dan cavus foot dengan melakukan exercise dan terapi yang tepat.
Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar
88 | BULETIN UDAYANA MENGABDI 3.1 Pemeriksaan Tipe Arkus Pedis
Tipe arkus pedis ialah tipe lengkungan arkus pada pedis yang terdiri dari tipe normal foot,
flat foot, dan cavus foot. Arkus pedis kedua kaki diperiksa dengan footprint test. Pengukuran
kategori normal foot, flat foot dan cavus foot menggunakan Clarke’s angle. Clarke’s angle diperoleh dari meghitung sudut dari garis singgung yang dibentuk oleh garis pertama yang menghubungkan tepi medial caput metatarsal pertama dan tumit serta garis kedua yang menghubungkan caput metatarsal pertama dengan puncak lengkungan arkus longitudinal medial (Pita-Fernández et al., 2015), dapat dilihat pada gambar 3.1. Pengkategorian tipe arkus berdasarkan Clarke’s angle ialah sebagai berikut:
a. Normal foot memiliki rentangan 31° - < 45° b. Flat foot memiliki rentangan < 31°
c. Cavus foot memiliki rentangan > 45°
Gambar 3.1 Penilaian pedis dengan Clarke’s angle (Pita-Fernández et al., 2015)
Pengukuran tipe arkus pedis dengan melakukan footprint, footprint test dengan cara kedua kaki subjek menapak matras spons yang telah berisikan tinta lalu menapakkan kedua kakinya pada kertas polos sehingga akan terlihat sidik pedis subjek. Pengukuran tipe arkus selanjutnya diperiksa dengan Clarke’s angle.
3.2 Pemeriksaan Gait Parameter 1. Stride Length dan Step length
Stride length diukur pada jarak linear dari garis yang dibentuk oleh dua kaki sisi yang sama. Step length diukur pada jarak linear dari garis yang dibentuk oleh dua kaki sisi berbeda. Stride length dan step length dihasilkan oleh sidik pedis pada kertas polos setelah 3 langkah
yang diukur dalam meter
Pengukuran parameter ini, kaki subjek diminta kembali menapak pada matras spons yang telah berisi tinta lalu berjalan di atas kertas panjang dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin. Sidik pedis hasil footprint test yang akan diukur ialah sidik
pedis setelah 3 langkah. Kaki subjek lalu dibersihkan dari tinta foot print untuk mengukur
parameter selanjutnya. 2. Cadence
Cadence merupakan jumlah langkah dalam waktu tertentu. Pada penelitian ini akan dihitung
jumlah langkah saat subjek berjalan dalam jarak 10 meter selama satu menit yang diukur menggunakan stopwatch. Pengukuran cadence dilakukan pada permukaan yang rata.
Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi
VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019 | 89 Peneliti lalu menghitung jumlah langkah subjek. Pengukuran untuk menilai cadence ialah subjek diminta untuk berjalan selama satu menit tanpa menggunakan alas kaki lalu akan dihitung jumlah langkah dalam satu menit. Subjek berjalan dengan tatapan menghadap ke depan serta berjalan senyaman mungkin pada permukaan yang rata.
3. Speed
Speed atau kecepatan ialah jarak yang dapat ditempuh dalam waktu tertentu. Speed atau
kecepatan akan dinilai dengan hasil dari pengukuran stride length dikali dengan hasil dari pengukuran cadence pada tiap subjek. Hasil speed dalam meter perdetik (m/s). Sesuai dengan rumus:
Speed (m/s) = stride length (m) x cadence (step/min) / 120
Pengukuran untuk menilai speed akan didapatkan setelah mendapat hasil dari parameter
stride length dan parameter cadence dari subjek lalu peneliti memasukan ke dalam rumus speed.
Gambar 3.2 Pemeriksaan Gait Parameter 3.3 Hasil Pemeriksaan Arkus Pedis dan Gait Parameter
Responden dalam pengabdian ini adalah siswa-siswi Sekolah Dasar Negeri 8 Dauh Puri. Sampel yang telah mengikuti pengabdian ini berjumlah 113 orang yang dibagi ke dalam 3 kelompok berdasarkan tipe arkus. Pengklasifikasian tipe arkus dalam penelitian ini menggunakan
Clarke’s Angle, sehingga didapatkan jumlah masing-masing kelompok yaitu normal foot
berjumlah 40 orang, flat foot berjumlah 40 orang, dan cavus foot berjumlah 33 orang. Karakteristik yang diamati dalam pengabdian ini adalah usia, berat badan, tinggi badan, IMT/usia, panjang tungkai, jenis kelamin, cadence, stride length, step length, dan speed, pada setiap tipe arkus pedis, dapat dilihat pada Tabel 5.3.
Tabel 3.1 Karakteristik Responden Karakteristik
Nilai Rerata ± Simpang Baku
Normal Foot Flat Foot Cavus Foot
Usia (tahun) 10,80±0,65 10,95±0,68 10,88±0,74 Berat Badan (kg) 35,53±6,53 37,05±6,11 36,22±6,68 Tinggi Badan (m) 1,43±0,09 1,43±0,07 1,45±0,12
IMT/usia 17,31±1,79 17,96±1,79 17,43±1,99 Panjang Tungkai (cm) 74,86±4,58 75,67±3,87 76,00±4,26
Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar
90 | BULETIN UDAYANA MENGABDI
Laki-laki 24 (60%) 16 (40%) 18 (55,5%)
Perempuan 16 (40%) 24 (60%) 15 (45,5%)
Tabel 3.1 menunjukan bahwa responden pada kelompok normal foot memiliki nilai rerata usia dan simpang baku (10,80±0,65), kelompok flat foot (10,95±0,68), dan kelompok cavus foot (10,88±0,74). Pada kelompok normal foot responden memiliki nilai rerata berat badan dan simpang baku (35,53±6,53), kelompok flat foot (37,05±6,11), dan kelompok cavus foot (36,22±6,68). Pada kelompok flat foot, responden memiliki rata-rata berat badan yang paling besar dibandingkan kelompok cavus foot dan kelompok normal foot. Berdasarkan tinggi badan didapatkan rerata dan simpang baku pada kelompok normal foot (1,43±0,09), kelompok flat foot (1,43±0,07), kelompok cavus foot (1,45±0,12). Rata-rata tinggi badan tertinggi dimiliki oleh kelompok cavus foot dan kelompok normal foot dan flat foot memiliki nilai yang sama. Rerata dan simpang baku IMT/usia pada kelompok normal foot (17,31±1,79), kelompok flat foot (17,96±1,79), dan kelompok cavus foot (17,43±1,99). Rata-rata IMT tertinggi dimiliki oleh kelompok flat foot dan terendah dimiliki oleh kelompok normal foot. Panjang tungkai pada kelompok normal foot memiliki nilai rerata dan simpang baku (74,86±4,58), kelompok flat foot (75,67±3,87), dan kelompok cavus foot (76,00±4,26).
Jumlah dan persentase jenis kelamin pada kelompok normal foot ialah laki-laki sebanyak 24 orang (60%) dan perempuan 16 orang (40%), pada kelompok flat foot dengan laki-laki sebanyak 16 orang (40%) dan perempuan 24 orang (60%), sedangkan kelompok cavus foot jumlah laki-laki 18 orang (55,5%) dan perempuan 15 orang (44,5%).
Tabel 3.2 Hasil Rerata dan Simpang Baku Gait Parameter Karakteristik
Nilai Rerata ± Simpang Baku
Normal Foot Flat Foot Cavus Foot Cadence 104,05±8,69 96,82±5,67 95,21±7,24
Stride Length 0,97±0,18 0,85±0,13 0,84±0,12
Step Length 0,48±0,08 0,42±0,07 0,42±0,06
Speed 0,84±0,18 0,69±0,12 0,66±0,11
Berdasarkan Tabel 3.2 dapat dilihat gambaran nilai rerata dan simpang baku gait parameter yang terdiri dari cadence, stride length, step length dan speed. Nilai rerata cadence dan simpang baku pada kelompok normal foot (104,5±8,69), kelompok flat foot (96,82±5,66), dan kelompok
cavus foot (95,21±7,24). Nilai rerata dan simpang baku stride length pada kelompok normal foot
(0,97±0,18), kelompok flat foot (0,85±0,13), dan kelompok cavus foot (0,84±0,12). Pada variabel step length, kelompok normal foot memiliki rerata (0,48±0,08), kelompok flat foot (0,42±0,07), dan kelompok cavus foot (0,42±0,64). Variabel gait parameter yang terakhir ialah speed. Speed pada diketiga kelompok memiliki nilai rerata dan simpang baku seperti berikut normal foot (0,84±0,11), kelompok flat foot (0,68±0,12), dan kelompok cavus foot (0,66±0,11).
Ni Komang Ayu Juni Antar, Made Hendra Satria Nugraha, Anak Ayu Nyoman Trisna Narta Dewi
VOLUME 18 NOMOR 3, JULI 2019 | 91 Gambar 3.3 Pemeriksaan tipe arkus pedis di SDN 8 Dauh Puri
Gambar 3.4 Pemeriksaan gait parameter di SDN 8 Dauh Puri 4. KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Sampel mengikuti pengabdian ini berjumlah 113 orang yang terdiri atas: normal foot berjumlah 40 orang, flat foot berjumlah 40 orang, dan cavus foot berjumlah 33 orang.
2) Tipe normal foot memiliki nilai cadence (jumlah langkah), stride length, step length, dan
speed yang lebih besar dari pada flat foot dan cavus foot.
UCAPAN TERIMA KASIH
Terima kasih penulis ucapkan kepada Unit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (UPPM) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas hilirisasi hasil penelitian untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan.
Pelayanan Fisioterapi Pemeriksaan Bentuk Arkus Pedis (Normal Foot, Flat Foot, Dan Cavus Foot) Dan Pemeriksaan Pola Berjalan (Stride Length, Step Length, Cadence, Dan Speed) Pada Anak Di Sdn 8 Dauh Puri Denpasar
92 | BULETIN UDAYANA MENGABDI DAFTAR PUSTAKA
Kharb, A., Saini, V., Jain, Y., & Dhiman, S. (2011). A Review Of Gait Cycle And Its Parameters.
Ijcem Int J Comput Eng Manag, 13(July), 78–83. Https://Doi.Org/10.1007/3-540-49384-0_1
Neumann, D. A. (2010). Kinesiology Of The Musculoskeletal System (2 Ed.).
Nishimura, H., Endo, K., Suzuki, H., Tanaka, H., Shishido, T., & Yamamoto, K. (2015). Gait
Analysis In Cervical Spondylotic Myelopathy. Asian Spine Journal, 9(3), 321–326.
Https://Doi.Org/10.4184/Asj.2015.9.3.321
Nugroho, D. A. (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Gerak Dasar Lokomotor Melalui
Aplikasi Permainan Beregu Pada Siswa Kelas Iii Sd Negeri 1 Gancang Kecamatan Gumelar Kabupaten Banyumas Tahun Pelajaran 2011/2012. Diambil Dari Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/13899-Id-Upaya Meningkatkan-Kemampuan-Gerak-Dasar-Lokomotor-Melalui-Aplikasi-Permainan-Be.Pdf
Nurohman, M. A., Moerjono, S., & Basuki, R. (2017). Hubungan Tinggi Lompatan Dan Bentuk
Arcus Pedis Dengan Kejadian Sprain Pergelangan Kaki Pada Atlet Bulutangkis Yang Melakukan Jumping Smash. Diambil Dari Http://Repository.Unimus.Ac.Id
Permatasari, G. A., & Winarni, T. I. (2017). Perbedaan Pengaruh Sepatu Berhak Wedge Dan
Non-Wedge Terhadap Gait Dan Keseimbangan. Jurnal Kedokteran Diponegoro, 6(2), 576–582.
Pita-Fernández, S. González-Martín, C. Seoane-Pillado, T. López-Calviño, B. Pértega-Díaz, S. dan Gil-Guillén, V. (2015). Validity of Footprint Analysis to Determine Flatfoot Using Clinical Diagnosis as the Gold Standard in a Random Sample Aged 40 Years and Older. J Epidemiol 2015;25(2):148-154
Suhartini, B. (2005). Deteksi Dini Keterlambatan Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak.
Medikora, 1(2), 177–185. Diambil Dari
Https://Journal.Uny.Ac.Id/Index.Php/Medikora/Article/Viewfile/4770/4128
Zulham, M. (2016). Hubungan Struktur Pedis Dengan Kecepatan Lari 60 Meter Pada Siswa SMA