commit to user
PENERAPAN METODE KOOPERATIF
DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DALAM MATA DIKLAT MENGGUNAKAN PERALATAN TANGAN DAN LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA
KELAS XI TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PERKAYUAN DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
Bambang Guntoro
K 1506011
Ditulis Dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Bangunan Jurusan Pendidikan
Teknik Dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA Mei 2012
commit to user
iicommit to user
iiicommit to user
ivcommit to user
vABSTRAK
Bambang Guntoro. PENERAPAN METODE KOOPERATIF DENGAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL DRILLING DALAM MATA DIKLAT MENGGUNAKAN PERALATAN TANGAN DAN LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PERKAYUAN DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Mei 2012.
Tujuan penelitian ini adalah untuk : (1) Mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan metode Snowball Drillimg pada mata pelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik ; (2) Mengetahui efektifitas penerapan metode Snowball Drillimg dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta pada mata pelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) yang dilaksanakan dalam dua siklus. Siklus I dimulai dengan identifikasi permasalahan yang ada didalam kelas, perencanaan berupa penyusunan langkah-langkah pembelajaran melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan metode Snowball Drillimg, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, analisis dan refleksi untuk memperbaiki tindakan pada siklus I. Subyek penelitian adalah siswa kelas XI Teknik kontruksi kayu SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012. Data diperoleh melalui observasi afektif dan psikomotor siswa, wawancara, tes kognitif siklus I dan tes kognitif siklus II. Teknik analisa data menggunakan teknik analisis interaktif.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif dengan metode Snowball Drillimg dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta tahun ajaran 2011 / 2012 pada kompetensi dasar Kemampuan mengidentifikasi peralatan tangan dan listrik pekerjaan konstruksi kayu. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian. Hasil belajar siswa ranah kognitif (Pra Siklus = 55% ; Siklus I = 60% ; Siklus II = 80%). Hasil belajar siswa pada ranah afektif (Pra Siklus = 58,33% ; Siklus I = 65% ; Siklus II = 75%). Hasil belajar siswa ranah psikomotor (Pra Siklus = 58,33% ; Siklus I = 70% ; 85%). Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan metode snowball drilling efektif dalam meningkatakan hasil belajar siswa, ini terlihat dari proses pembelajaran yang berkualitas.
commit to user
vi ABSTRACTBambang Guntoro. COOPERATIVE METHOD APPLYING WITH STUDY SNOWBALL DRILLING MODEL IN DIKLAT USE ELECTRICS AND HAND EQUIPMENTS TO INCREASE RESULT OF LEARNING the CLASS XI BUILDING TECHNIQUE STUDENT PROGRAM WOOD TECHNIQUE MEMBERSHIP IN SMK NEGERI 2 SURAKARTA. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University, Mei 2012.
The objectives of research are: (1) to find out the improvement of learning achivement of the TKK XI graders of SMK Negeri 2 Surakarta using the Snowball Drilling method of cooperative model application in using equipments of hand and electrics subject; and (2) to find out the effectiveness of Snowball Drilling method application in improving the learning achivement of the TKK XI graders of SMK Negeri 2 Surakarta in using equipments of hand and electrics subjects.
This study belongs to a classroom action research done in two cycles: Cycle I is started by identifying the problem existing in the class, planning in the form of learning procedure development through the use of Snowball Dilling method of cooperative model, implementing the action, observation, evaluation, analysis and reflection to improve the action in cycle I. The subject of research was TKK XI graders of SMK Negeri 2 Surakarta in the school year of 2011/2012. The file obtained through the observation on students affective and psychomotor, interview, cognitive test of cyle I and cognitive test of cycle II. Technique of analyzing file employed was an interactive analysis technique.
The result of research shows that the use cooperative learning model with Snowball Drilling method can improve the learning achievement of TKK XI graders of SMK Negeri 2 Surakarta in the school year of 2011/2012 in Ability identify equipments of hand and electrics of construction work wood basic competence. It can be seen from the result of research. The students learning achievement in cognitive aspect (Pre-cycle = 55%; Cycle I = 60%; Cycle II = 80%). The students learning achievement in affective aspect (Pre-cycle = 58,33%; Cycle I= 65%; Cycle II = 75%). The students learning achievement in psychomotor aspect (Pre-cycle = 58,33%; Cycle I 70%; Cycle II = 80%). The application of cooperative model study with effective method snowball drilling in improving result learn student, this [is] seen from study process which with quality.
commit to user
vii MOTTObersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai (dari suatu
~ (Terjemahan QS. A Insyiroh : 70-71) ~
Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak ~ (Albert Einstein) ~
-orang yang : atsbatuhum mauqiifan (yang paling kokoh atau sabar sikapnya), arhabuhum shadram (yang paling lapang dadanya),
(yang paling luas cara pandan
amal-amalnya), aslabuhum tanzhiman (yang paling solid penataan
~ (KH. Rahmat Abdullah) ~
commit to user
viiiPERSEMBAHAN
Allah SWT yang maha pengasih dan penyayang, syukurku untuk setiap titik rahmat dan ampunan serta kasih sayang-Mu yang selalu menyertai disetiap hela nafas ini...
Karya ini dipersambahkan kepada : 1. Bapak Suyanto dan Ibu Suparni, orang
tuaku yang kucintai, terima kasih atas
dan kesabaranmu, kalian mutiara kehidupanku...
2. Adikku tersayang (Hari Prasetyo dan Angga Setyawan) yang selalu memberi semangat dalam mengerjakan skripsi ini.
3. Nur Hasanah yang selalu mendampingiku.
4. kolega saya (Edo, Ibam, Afif, Adjie, Budi, Nanang, Bayu, dan Syarif), karena kalian adalah pelecut semangat ...
5. Teman-teman PTB Angkatan 2006, terima kasih atas kebersamaan ini, SEMANGAT...!!!
commit to user
ixKATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi Penerapan Model Pembelajaran Snowball Drilling Dalam Mata Diklat Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas XI Teknik Bangunan Program Keahlian Teknik Perkayuan di
SMK Negeri 2 Surakarta i persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan, Program Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis mengakui dan menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak memerlukan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
2. Bapak Drs. H. Sutrisno, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
3. Bapak Ida Nugroho, ST, M.eng, selaku Ketua Program Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin untuk menyusun skripsi.
4. Bapak Abdul Haris Setiawan,S.PD.,M.Pd, selaku Koordinator Skripsi Pendidikan Teknik Bangunan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
5. Bapak Drs. H. Suradji, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.
6. Ibu Ernawati Sri S, ST., M.Eng, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi.
7. Bapak Drs. Susanta, MM., selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta yang telah memberikan ijin untuk penelitian di SMK tersebut.
commit to user
x8. Bapak Drs. Bambang Dwi Santoso, S.H, selaku guru pada mata pelajaran MMKB pada Program Keahlian Bangunan.
9. Kedua orangtua penulis, yang telah memberikan doa, dorongan serta motivasi. 10. Teman teman seperjuangan PTB angkatan 2006, dan semua pihak yang telah
mendukung terlaksana dan selesainya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan-kekurangan didalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan dalam skripsi ini.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,16April 2012
commit to user
xi DAFTAR ISIHALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PENGAJUAN ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iii
HALAMAN PENGESAHAN ... iv
HALAMAN ABSTRAK ... v
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Indentifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR ... 6
A. TINJAUAN PUSTAKA ... 6
1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Kooperatif ... 6
2. Kajian Tentang Metode Snowball Drilling ... 12
3. Kajian Tentang Hasil Belajar ... 14
4. Hakekat Pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik ... 22
B. Kerangka Berpikir ... 23
C. Hipotesis Tindakan ... 25 Halaman
commit to user
xiiBAB III METODE PENELITIAN ... 26
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
1. Tempat Penelitian ... 26
2. Waktu Penelitian ... 26
B. Subyek Penelitian ... 26
C. Data dan Sumber Data ... 27
1. Data Penelitian ... 27
2. Sumber Data ... 27
D. Teknik Pengumpulan Data ... 28
E. Validitas Data ... 30
F. Teknik Analisis Data ... 31
G. Indikator Keberhasilan ... 33
H. Prosedur Penelitian ... 34
1. Siklus I ... 35
2. Siklus II ... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39
A. Data dan Deskripsi Tempat Penelitian ... 39
1. Data Sekolah ... 39
a. Profil Sekolah ... 39
b. Struktur Organisasi ... 41
c. Kurikulum yang pernah diberlakukan di SMK Negeri 2 Surakarta ... 43
d. Bidang Studi dan Program Keahlian di SMK Negeri 2 Surakarta ... 44
2. Data Siswa ... 45
B. Kondisi Awal Pembelajaran Kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta ... 46
C. Pelaksanaan Penelitian ... 51
1. Siklus I ... 51
2. Siklus II ... 62
commit to user
xiiiBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 74
A. Simpulan ... 74
B. Implikasi ... 74
C. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
commit to user
xiv DAFTAR TABELTabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif ... 11
Tabel 2. Jadwal Penelitian ... 26
Tabel 3. Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 29
Tabel 4. Indikator Keberhasilan Peningkatan Proses Belajar Siswa Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor ... 33
Tabel 5. Susunan Jabatan di SMK Negeri 2 Surakarta ... 41
Tabel 6. Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Pra siklus ... 47
Tabel 7. Hasil Belajar Afektif Siswa Pra Siklus ... 48
Tabel 8. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Pra Siklus ... 49
Tabel 9. Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Siklus I ... 54
Tabel 10. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ... 55
Tabel 11. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I ... 56
Tabel 12. Aktivitas Dalam Proses Pembelajaran Siklus II ... 65
Tabel 13. Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II ... 67
Tabel 14. Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II ... 68 Halaman
commit to user
xvDAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Berfikir ... 24
Gambar 2. Skema Triangulasi... 31
Gambar 3. Model Analisis Interaktif ... 32
Gambar 4. Skema Prosedur Penelitian ... 38
Gambar 5. Denah Lokasi SMK N 2 Surakarta ... 40
Gambar 6. Diagram Presentase Aktifitas dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus ... 47
Gambar 7. Diagram Presentase Ketuntasan Kognitif ... 48
Gambar 8. Diagram Presentase Ketuntasan Afektif ... 49
Gambar 9. Diagram Presentase Ketuntasan Psikomotorik ... 50
Gambar 10. Siswa Ramai dan Tidak Memperhatikan Pelajaran ... 53
Gambar 11. Diskusi Kelompok... 53
Gambar 12. Diagram Presentase Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Siklus I ... 54
Gambar 13. Diagram Presentase Aspek Kognitif pada Siklus I ... 55
Gambar 14. Diagram Presentase Aspek Afektif pada Siklus I ... 56
Gambar 15. Diagram Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Siklus I ... 58
Gambar 16. Diagram Ketuntasan Aspek Kognitif Siklus I... 59
Gambar 17. Diagram Ketuntasan Aspek Afektif Siklus I... 59
Gambar 18. Diagram Ketuntasan Aspek Psikomotor Siklus I ... 60
Gambar 19. Guru Memberikan Bahan Diskusi Kelompok . ... 63
Gambar 20. Diagram Presentase Aspek Aktifitas Positif dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II ... 64
Gambar 21. Diagram Presentase Aspek Kognitif dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II ... .64
Gambar 22. Diagram Presentase Aspek Afektif dalam Proses Pembelajaran Pada Siklus II ... 65
commit to user
xviGambar 23 Diagram Presentase Aspek Psikomotorik dalam Proses
Pembelajaran Pada Siklus II ... 66
Gambar 24 Diagram Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Siklus II ... 67
Gambar 25 Diagram Ketuntasan Aspek Kognitif Siklus II ... 67
Gambar 26 Diagram Ketuntasan Aspek Afektif Siklus II ... 68
Gambar 27 Diagram Ketuntasan Aspek Psikomotor Siklus II ... 68
Gambar 28 Grafik Ketuntasan Aktivitas Positif dalam Pembelajaran Siswa Pada Tiap Siklus... 70
Gambar 29 Grafik Ketuntasan Aspek Kognitif Siswa Pada Tiap Siklus ... 71
Gambar 30 Grafik Ketuntasan Aspek Afektif Siswa Pada Tiap Siklus ... 72
commit to user
xviiDAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Instrumen dan Data Nilai Penelitian
Lampiran 1. Daftar Nama Siswa Kelas Xi Teknik Perkayuan (Tkk) Smk
Negeri 2 Surakarta ... 78
Lampiran 2. Pedoman Wawancara Guru Terhadap Pembelajaran Pra Siklus ... 79
Lampiran 3. Pedoman Wawancara Siswa Terhadap Pembelajaran Pra Siklus ... 80
Lampiran 4. Hasil Wawancara Siswa Terhadap Pembelajaran Pra Siklus ... 81
Lampiran 5. Lembar Observasi Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 82
Lampiran 6. Indikator Penilaian Siswa Ranah Afektif Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 83
Lampiran 7. Lembar Observasi Penilaian Afektif Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 84
Lampiran 8. Indikator Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 85
Lampiran 9. Lembar Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2 ... 86
Lampiran 10. Pedoman Wawancara Guru Terhadap Pembelajaran Siklus 1 . 87 Lampiran 11. Pedoman Wawancara Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus 1 ... 89
Lampiran 12. Hasil Wawancara Terhadap Siswa Siklus 1 ... 90
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 ... 91
Lampiran 14. Daftar Kelompok Siswa Siklus 1 ... 93
Lampiran 15. Lembar Kerja Siswa Siklus 1 ... 94
Lampiran 16. Pedoman Wawancara Guru Terhadap Pembelajaran Siklus 2 . 96 Lampiran 17. Pedoman Wawancara Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Siklus 2 ... 97
Lampiran 18. Hasil Wawancara Terhadap Siswa Siklus II ... 98 Halaman
commit to user
xviiiLampiran 19. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 99
Lampiran 20. Daftar Kelompok Siswa Siklus II ... 101
Lampiran 21. Lembar Kerja Siswa Siklus II... 103
Lampiran 22. Daftar Perolehan Nilai Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Aktivitas Positif ... 105
Lampiran 23. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Aspek Kognitif Pra Siklus ... 106
Lampiran 24. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Aspek Kognitif Pra Siklus ... 108
Lampiran 25. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Aspek Psikomotor ... 109
Lampiran 26. Daftar Perolehan Nilai Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Aktivitas Positif ... 110
Lampiran 27. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Kognitif Siklus I 111 Lampiran 28. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Aspek Afektif Siklus I ... 112
Lampiran 29. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Aspek Psikomotor Siklus I ... 113
Lampiran 30. Daftar Perolehan Nilai Aktivitas dalam Proses Pembelajaran Aktivitas Positif ... 114
Lampiran 31. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Aspek Kognitif Siklus I ... 115
Lampiran 32. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Nilai Afektif Siswa Siklus II ... 116
Lampiran 33. Daftar Perolehan Nilai Hasil Observasi pada Aspek Psikomotor Siklus I ... 117
Lampiran 34. Hasil Observasi Penilaian Afektif Pra Siklus ... 118
Lampiran 35. Hasil Observasi Penilaian Afektif Pra Siklus ... 119
Lampiran 36. Hasil Observasi Penilaian Afektif Pra Siklus ... 120
Lampiran 37. Hasil Observasi Penilaian Afektif Pra Siklus ... 121
Lampiran 38. Hasil Observasi Penilaian Afektif Pra Siklus ... 122
commit to user
xixLampiran 40. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus I ... 124
Lampiran 41. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus I ... 125
Lampiran 42. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus I ... 126
Lampiran 43. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus I ... 127
Lampiran 44. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus II... 128
Lampiran 45. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus II... 129
Lampiran 46. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus II... 130
Lampiran 47 Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus II ... 131
Lampiran 48. Hasil Observasi Penilaian Afektif Siklus II... 132
Lampiran 49. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Pra Siklus ... 133
Lampiran 50. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Pra Siklus ... 134
Lampiran 51. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Pra Siklus ... 135
Lampiran 52. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Pra Siklus ... 136
Lampiran 53. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Pra Siklus ... 137
Lampiran 54. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus I 138 Lampiran 55. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus I 139 Lampiran 56. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus I 140 Lampiran 57. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus I 141 Lampiran 58. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus I 142 Lampiran 59. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus II 143 Lampiran 60. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus II 144 Lampiran 61. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus II 145 Lampiran 62. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus II 146 Lampiran 63. Hasil Observasi Penilaian Siswa Ranah Psikomotor Siklus II 147 Lampiran 64. Lampiran Foto ... 148
commit to user
xxLampiran Perijinan
Lampiran 62. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi (PA) ... 158
Lampiran 63. Surat Pengajuan Judul Sripsi ... 159
Lampiran 64. Surat Pengajuan Pembimbing I ... 160
Lampiran 65. Surat Pengajuan Pembimbing II ... 161
Lampiran 66. Daftar Hadir Kegiatan Seminar Skripsi ... 162
Lampiran 67. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Ketua Jurusan PTK... 163
Lampiran 68. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi Pembantu Dekan I ... 164
Lampiran 69. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out Kepsek ... 165
Lampiran 70. Surat Permohonan Ijin Research / Try Out DIKPORA ... 166
Lampiran 71. Surat Keterangan dari Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Surakarta ... 16
commit to user
1 BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan dan melatih peserta didik untuk menguasai kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan di masa yang akan datang. Menurut kurikulum SMK 2004 pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang produktif yang dapat langsung bekerja dibidangnya setelah melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi . (Kurikulum SMK 2004: 1).
Belajar berarti menumbuhkan kemampuan, pengertian, dan sikap sehingga terjadi perubahan kebiasaan dalam arti lain me-rewire otak, hati, dan otot kita. Di dalam peningkatan pembelajaran membutuhkan cara yang sistematis dalam mengidentifikasi, mengembangkan dan mengevaluasi seperangkat bahan dan strategi pembelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan. Hasil akhir pengembangan pembelajaran adalah diperolehnya sistem pembelajaran yang memudahkan guru dan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar di SMK Negeri 2 Surakarta Kelas XI Teknik Konstruksi Kayu mengalami permasalahan hasil belajar mata pelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik. Nilai rata-rata standar tuntas pelajaran produktif di SMK Negeri 2 surakarta adalah 75. Siswa kelas XI Teknik Konstruksi Kayu pada semester 1 masih banyak yang mendapatkan nilai kurang dari 75 atau belum tuntas. Dari data menunjukan bahwa dalam pelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik tersebut hanya 55% siswa yang mendapat nilai 75 keatas. Dalam proses kegiatan pembelajaran kondisi di kelas XI
commit to user
SMK N 2 tahun 2012 Surakarta nampak kurang kondusif. Kondisi ini dapat dilihat pada sikap dan tingkah laku siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Di dalam pembelajaran sebagian siswa menganggap pelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik sebagai pelajaran yang membosankan dan tidak menarik. Pengertian pelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik di sini berisi pengetahuan bertujuan agar siswa mampu mengetahui, memahami dan dapat mengoprasikan alat alat kerja kayu tangan dan listrik, mampu melakukan percobaan sederhana untuk memahami konsep dan cara penggunaan dari alat tersebut.
Sebanyak 12 siswa yang merasa tidak dapat menerima pelajaran saat guru menyampaikan pelajaran, ada 8 siswa yang sering membolos dan tidak menghiraukan tugas-tugas yang diberikan oleh guru sehingga hasil belajar peserta didik masih kurang dari yang diharapkan dengan data sebagai berikut .
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka perlu dicarikan model pembelajaran yang tepat, sehingga dapat meningkatkan keaktifan dan pemahaman konsep siswa dalam pembelajaran. Para guru terus berusaha menyusun dan menerapkan berbagai metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tertarik dan lebih aktif dalam belajar. Salah satunya adalah melalui pendekatan Snowball drilling.
Pembelajaran Snowball drilling merupakan suatu cara penyajian pelajaran dengan cara siswa mendapatkan jawaban dari diskusi yang tersistematis dan menyelesaikan soal yang telah dibuat oleh guru dengan sebaik-baiknya. Penerapan Snowball drilling ini dalam pembelajaran peralatan tangan dan listrik melibatkan siswa untuk dapat berperan aktif dengan bimbingan guru, agar peningkatan kemampuan siswa dalam memahami konsep dapat terarah lebih baik. Berdasarkan uraian diatas tentang permasalahan dalam pembelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik, penulis menyimpulkan bahwa penerapan pembelajaran Snowball drilling merupakan salah satu upaya meningkatkan hasil belajar siswa.
commit to user
Berkaitan dengan uraian dan fakta di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN METODE SNOWBALL DRILLING DALAM MATA DIKLAT MENGGUNAKAN PERALATAN TANGAN DAN LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI TEKNIK BANGUNAN PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PERKAYUAN DI SMK NEGERI 2 SURAKARTA
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut :
1. Dalam proses belajar mengajar ada kemungkinan guru kurang memperhatikan metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dan dapat diterima oleh siswa.
2. Rendahnya hasil belajar siswa, ada kemungkinan disebabkan pemilihan metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan suatu mata pelajaran tertentu yaitu aktivitas positif dalam proses pembelajaran siswa pada prasiklus 30%, Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa prasiklus 55%, ranah afektif siswa prasiklus sebesar 58,33%, ranah psikomotorik siswa prasiklus 58,33%.
3. Metode pembelajaran snowball drilling dimungkinkan dapat meningkatkan hasil belajar secara maksimal pada mata pelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik.
C. Pembatasan masalah
Pada Penelitian ini peneliti membatasi masalah penelitian pada beberapa hal sebagai berikut:
1. Kondisi persiapan pendidik dan peserta didik sekolah dalam penyusunan program pembelajaran metode snowball drilling yang meliputi penyusunan program semester dan jadwal pelajaran.
commit to user
2. Penelitian ini mengambil studi kasus peserta didik kelas XI teknik perkayuan (TP) program keahlain bangunan SMK N 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012.
3. Tahapan pembelajaran yang meliputi penyampaian praktek,teori, dan evaluasi.
4. Peninjauan sumber dan media pembelajaran yang digunakan dalam melakukan metode pembelajaran snowball drilling .
D. Rumusan Masalah
Penelitian ini difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep Peralatan Tangan Dan Listrik melalui model pembelajaran snowball drilling. Fokus penelitian ini diuraikan menjadi dua rumusan masalah :
1. Apakah proses pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik melalui model pembelajaran snowball drilling diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada Peralatan Tangan dan Listrik?
2. Apakah proses pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik melalui model pembelajaran snowball drilling diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian merupakan jawaban dari rumusan masalah agar suatu penelitian dapat lebih terarah dan ada batasannya tentang objek yang diteliti. Adapun tujuan penelitiaan ini adalah :
1. Untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep Menggunakan Peralatan Tangan Dan Listrik melalui model pembelajaran snowball drilling
2. Untuk mengetahui keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik melalui model pembelajaraan Snowball drilling.
commit to user
F. Manfaat Hasil Penelitian 1. Manfaat TeoritisSecara teoritis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan pemahaman dalam
pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik melalui pembelajaran Snowball drilling.
b. Bagi siswa agar dapat meningkatkan hasil belajar Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan pengalaman mengenai pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik dengan model pembelajaran snowball drilling.
b. Bagi guru, agar dapat digunakan untuk memperbaiki pembelajaran khususnya bagi guru SMK dengan melalui model pembelajaran snowbal drilling.
c. Bagi sekolah, penelitian ini memberikan sumbangan dalam rangka perbaikan metode pembelajaran Peralatan Tangan dan Listrik.
commit to user
BAB IILANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Kajian Tentang Model Pembelajaran Snowball Drilling a. Model Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengutamakan kerjasama diantara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Pembelajaran kooperatif atau cooperative learning mengutamakan pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Pembelajaran kooperatif dikenal dengan pembelajaran secara berkelompok. Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan yang bersifat interdepedensi efektif diantara anggota kelompok (Anita Lie, 2005).
Pembelajaran kooperatif telah dikembangkan secara intensif melalui berbagai penelitian, tujuannya untuk meningkatkan kerjasama akademik antar siswa, membentuk hubungan positif, mengembangkan rasa percaya diri, serta meningkatkan kemampuan akademik melalui aktivitas kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif di antara siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Melalui interaksi belajar yang efektif, siswa lebih termotivasi, percaya diri, mampu menggunakan strategi berpikir, serta mampu membangun hubungan interpersonal.
commit to user
Model pembelajaran kooperatif memungkinkan semua siswa dapat menguasai materi pada tingkat penguasaan yang relatif sama atau sejajar. Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif tentang apa yang dapat dilakukan siswa untuk mencapai keberhasilan belajar berdasarkan kemampuan dirinya secara individu dan andil dari anggota kelompok lain selama belajar bersama dalam kelompok. Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi akademis; anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang, dan tinggi; jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin; sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
Terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada dalam model pembelajaran kooperatif yaitu :
1) Forming (pembentukan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma. 2) Functioning (pengaturan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk mengatur
aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina hubungan kerja sama diantara anggota kelompok.
3) Formating (perumusan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.
4) Fermenting (penyerapan) yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif, mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk memperoleh kesimpulan.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang didasarkan pada paham konstruktivisme. Menurut paham konstruktivisme, pengetahuan seseorang mengenai suatu benda, bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang mengenai benda itu. Tanpa keaktifan
commit to user
seseorang untuk mencerna dan membentuknya maka seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Model kooperatif dapat digunakan dalam pengajaran dengan adanya pengelompokan. Pengelompokan itu didasarkan pada:
1) Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi. 2) Kemampuan belajar siswa tidak sama. 3) Adanya perbedaan minat setiap siswa. 4) Memperbesar partisipasi siswa. 5) Pembagian tugas atau pekerjaan. 6) Kerjasama yang efektif.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi dalam menerima keragaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Untuk mencapai hasil belajar tersebut model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan interpendensi dari peserta didik dalam struktur tugas dan tujuan. Kooperatif berarti bekerjasama atau melakukan sesuatu bersama dengan saling membantu dan bekerja sebagai kelompok. Sedangkan pembelajaran kooperatif berarti belajar bersama, saling membantu dalam pembelajaran agar setiap kelompok dapat mencapai tujuan atau menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik. Pembelajaran kooperatif adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerjasama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai suatu.
Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pengajaran atau pembelajaran yang didasarkan pada pandangan konstruktivisme. Hakikat teori konstruktivisme adalah bahwa siswa harus menjadikan informasi-informasi baru yang berbeda dengan skemata lama dan memperbaiki skema yang dimilikinya jika tidak sesuai lagi. Teori konstrukstivisme menuntut siswa berperan aktif dalam pembelajaran mereka sendiri, karena penekanannya pada siswa yang aktif maka strategi pembelajarannya sering disebut pengajaran yang terpusat pada siswa (student centered instruction). Di dalam kelas yang pengajarannya terpusat pada siswa, peran guru adalah membantu siswa menemukan fakta, konsep atau prinsip bagi diri mereka sendiri bukan memberikan ceramah atau mengendalikan seluruh kegiatan di kelas.
commit to user
Pengalaman belajar secara kooperatif menghasilkan keyakinan yang lebih kuat bahwa seseorang merasa disukai, diterima oleh siswa lain, dan menaruh perhatian tentang bagaimana kawannya belajar dan ingin membantu kawannya belajar. Siswa sebagai subyek yang belajar merupakan sumber belajar bagi siswa lainnya yang dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya dua tujuan pembelajaran penting, yaitu: hasil belajar akademik, dan penerimaan terhadap perbedaan individu. Dalam pembelajaran kooperatif meskipun mencangkup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep sulit. Para pengembang model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik yang berhubungan dengan hasil belajar.
Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, dan kelas sosial. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang bagi siswa dari latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif mengenai belajar saling menghargai satu sama lain. Disamping meningkatkan nilai siswa yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat membuat siswa terbiasa untuk bekerja bersama. Pada pembelajaran kooperatif, kerja sama merupakan hal yang sangat penting. Model pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar kelompok.
commit to user
Tidak semua kerja kelompok bisa dianggap cooperative learning. Menurut Anita lie (2005) ada 5 unsur yang harus diterapkan dalam pembelajaran kooperatif Untuk mencapai hasil yang maksimal, yaitu:
1) Saling Ketergantungan Positif
Tiap anggota dalam kelompok harus ikut serta dalam kegiatan kelompoknya untuk mencapai tujuan kelompok. Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung pada usaha setiap anggotanya.
2) Tanggung Jawab Perseorangan
Setiap anggota dalam kelompok bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Setiap anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan.
3) Tatap Muka
Setiap anggota kelompok dalam kelompoknya, harus diberikan kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan ini akan menguntungkan baik bagi anggota maupun kelompoknya. Hasil pemikiran beberapa orang akan lebih baik daripada hasil pemikiran satu orang saja.
4) Komunikasi Antar Anggota
Keberhasilan suatu kelompok sangat tergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka.
5) Evaluasi Proses Kelompok
Evaluasi proses kelompok dalam pembelajaran kooperatif diadakan oleh guru agar siswa selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih baik. Ada beberapa alasan yang mendasari dikembangkannya pembelajaran kooperatif, antara lain:
a) Meningkatnya kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b) Para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan.
c) Mempermudah siswa melakukan penyesuaian sosial.
d) Terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen. e) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau sifat egois. f) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga masa dewasa.
commit to user
g) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk menjaga hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan. h) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
i) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasa lebih baik.
j) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasinya (Nurhadi, 2004: 116).
Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Agus Suprijono (2009: 50) adalah sebagaimana terlihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Sintaks Pembelajaran Kooperatif
Fase Tingkah Laku Guru
Fase 1: Present goals and set
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.
Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
Fase 2: Present information Menyajikan informasi.
Guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
Fase 3: Organize students info learning teams
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4: Assist team work and study Membimbing kelompok bekerja dan belajar.
Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
Fase 5: Test on the materials Evaluasi.
Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 : Periode recognition Memberikan Penghargaan.
Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok.
commit to user
b. Pembelajaran Snowball DrillingModel Pembelajaran Snowball drilling merupakan salah satu metode cooperative learning. Menurut Saminanto (2010:37). Snowball drilling artinya yaitu snowball adalah bola salju sedangkan drilling artinya mengelindingkan. Maka dapat disimpulkan, Snowball drilling secara keseluruhan dapat diartikan mengelindingkan bola salju. Pembelajaran Snowball drilling melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari orang lain, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Lemparan pertanyaan dimulai dari dari guru yang mempersiapkan paket pertanyaan dan menggelindingkan pertanyaan berupa soal latihan dengan menunjuk salah seorang siswa yang akan menjawab pertanyaan nomor satu dan siswa tersebut mewakili kelompoknya. jika siswa tersebut dapat langsung menjawab pertanyaan dengan benar, maka siswa tersbut diberi kesempatan untuk menunjuk temannya perwakilan kelompok lain untuk menjawab soal berikutnya yaitu soal nomor dua. Seandainya siswa yang pertama gagal dalam menjawab soal tersebut maka diberi kesempatan yang lain yaitu untuk menjawab soal beriutnya dan seterusnya sampai siswa tersebut berhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor tertentu. Jika pada gelindingan pertama bola salju masih terdapat item item soal yang belum terjawab, maka soal- soal itu dijawab oleh siswa lainya yang mendapat giliran.mekanisme giliran menjawab sama seperti yang telah diuraikan.di akhir pelajaran guru memberikan ulasan terhadap hal yang telah dipelajari siswa.
Langkah-langkah pembelajarannya menurut Suprijono (2009:128) :
1) Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2) Guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya 3) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
4) Guru memanggil salah satu perwakilan kelompok siswa dan nomor yang dipanggil melaporkan hasil kerjasama mereka
5) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian siswa menunjuk siswa yang lain 6) Evaluasi
7) Kesimpulan 8) Penutup
commit to user
Berdasarkan penjelasan di atas, maka pelaksanaan proses pembelajaran peralatan tangan dan listrik siswa kelas XI TP SMK Negeri 2 Surakarta melalui penggunaan pembelajaran Snowball drilling dapat digambarkan sebagai berikut: a) Guru menyampaikan pengantar materi yang akan disajikan dan kompetensi
dasar yang akan dicapai.
b) Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk diberikan pertanyaan.
c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya kemudian mengerjakan soal yang diberikan guru.
d) Masing-masing kelompok diberikan satu lembar kertas kerja untuk menuliskan jawaban yang sudah didiskusikan tersebut
e) Kemudian siswa menjelaskan kepada kelompok lain tentang jawaban tersebut kurang lebih lima belas menit lalu setelah itu guru mengevaluasi jawaban siswa sudah benar atau belum. Bila belum benar siswa mendapat kesempatan lagi untuk menjawab pertanyaan berikutnya sampai siswa tersebut berhasil menjawab benar item soal pada suatu nomor tertentu. Bila sudah benar siswa menunjuk temanya dari kelompok lain untuk menjawab soal berikutnya. f) Guru dan siswa menarik kesimpulan bersama.
g) Guru melakukan evaluasi.
commit to user
2. Hakekat Pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik
a. Pengertian Belajar
Menurut Dimyati & Mudjiono, dalam bukunya mengemukakan tentang pandangan para ahli yang berbeda tentang teori belajar.Berikut akan dibahas beberapa teori belajar yang berhubungan dengan belajar diantaranya (2009:10): 1) Gagne
Belajar adalah perubahan disposisi atau kemampuan yang dicapai seseorang melalui aktifitas.Perubahan disposisi tersebut bukan diperoleh langsung dari proses pertumbuhan seseorang secara ilmiah.
2) Travers
Belajar adalah proses menghasilkan penyesuaian tingkah laku. 3) Geoch
Learning is change in performance as a result of practice. (belajar adalah perubahan performance sebagai hasil latihan).
Menurut Thursan Hakim adalah proses perubahan di dalam kepribadian manusia , dan perubahan - perubahan tersebut ditampakan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantintas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan , ketrampilan , daya pikir , dan kemapuan lain lain (2005:1),
Peneliti mencoba menerapkan model pembelajaran snowball drilling dalam pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan Dan Listrik, karena model ini merupakan salah satu pandangan tentang proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses belajar diawali dengan terjadinya konflik kognitif. Konflik kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur kognitif untuk mencapai kesimbangan.
Dalam teori humanistik, setiap orang yang belajar diberi kebebasan untuk memilih sesuai dengan kebutuhannya, menentukan sendiri tingkah lakunya serta tidak terikat pada lingkungan. Hal ini selaras dengan pendapat Wasty Sumanto seperti dikutip oleh Darsono bahwa tujuan pendidikan adalah membantu
masing-commit to user
masing individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai manusia unik dan membantunya dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri masing-masing (2000 : 18).
Menurut pandangan dan teori konstruktivisme A. M. Sardiman elajar merupakan proses aktif dari siswa untuk merekonstruksi makna sesuatu, baik itu teks, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki sehingga menjadi berkembang 37).
b. Pembelajaran
Pembelajaran merupakan terjemahan dari learning. Pembelajaran berdasarkan makna leksikal berarti proses, cara, perbuatan mempelajari. Tindak ajar pada pembelajaran guru mengajar diartikan sebagai upaya guru mengorganisir lingkungan terjadinya pembelajaran. Guru mengajar dalam perspektif pembelajaran adalah guru menyediakan fasilitas belajar bagi peserta didiknya untuk mempelajarinya. Subyek pembelajaran adalah peserta didik. Pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pembelajaran adalah dialog interaktif. Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruksi, bukan mekanis seperti halnya pengajaran.
Dalam buku Gagne yang dikutip oleh Benny A. Pribadi, menyatakan bahwa: Pembelajaran adalah serangkaian aktivitas yang sengaja diciptkana (2005 : 15). Dalam buku Patricia L. Smith dan Tillman J. Ragan yang dikutip oleh Benny A. Pribadi, menyatakan bahwa Pembelajaran adalah pengembangan cara penyampaian informasi dan kegiatan yang diciptakan untuk memfasilitasi pencapaian tujuan spesifik (2005 : 15).
Sedan elajaran bukan suatu tujuan tetapi
merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan (2010:10). Jadi, merupakan langkah-langkah atau prosedur yang ditempuh. Proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
commit to user
belajar. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan .
Hal ini mengandung arti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh peserta didik. Menurut pendapat Lisna dalam proses belajar dapat dibedakan tiga fase (2010:11), yakni: 1) informasi, 2) transformasi, 3) evaluasi
c. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah pola pola perbuatan, nilai nilai, pengertian pengertian, sikap sikap, apresiasi dan keterampilan.
Hasil pekerjaan tim ini dikenal dengan Taksonomi Bloom (Ella Yulaelawati, 2004 : 59) menggolongkan tiga kategori perilaku belajar yang berkaitan dan saling melengkapi. Ketiga kategori ini disebut ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
1) Ranah Kognitif
Bloom menggolongkan enam tingkatan pada ranah kognitif dari pengetahuan sederhana atau penyadaran terhadap fakta-fakta sebagai tingkatan yang paling rendah ke penilaian (evaluasi) yang lebih kompleks dan abstrak sebagai tingkatan yang paling tinggi. Keenam tingkatan tersebut yaitu :
a) Pengetahuan
Pengetahuan didefinisikan sebagai ingatan terhadap hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya. Kemampuan ini merupakan kemampuan awal meliputi kemampuan mengetahui sekaligus menyampaikan ingatannya apabila diperlukan. Hal ini termasuk mengingat bahan-bahan, benda, fakta, gejala, dan teori. Hasil belajar dari pengetahuan merupakan tingkatan rendah.
b) Pemahaman
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami materi/bahan. Proses pemahaman terjadi karena adanya kemampuan menjabarkan suatu materi/bahan ke materi/bahan lain. Pemahaman juga dapat ditunjukan dengan kemampuan memperkirakan kecenderungan, kemampuan meramalkan akibat-akibat dari berbagai penyebab suatu gejala. Hasil belajar dari pemahaman lebih maju dari ingatan sederhana, hafalan, atau pengetahuan tingkat rendah.
commit to user
c) PenerapanMerupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari dan dipahami ke dalam situasi konkret, nyata, atau baru. Kemampuan ini mencankup penggunaan pengetahuan, aturan, rumus, konsep, prinsip, hukum, dan teori. Hasil belajar untuk kemampuan menerapkan ini tingkatannya lebih tinggi dari pemahaman.
d) Analisis
Merupakan kemampuan untuk menguraikan materi ke bagian-bagian atau komponen-komponen yang lebih terstruktur dan mudah dimengerti.kemampuan menganalisis termasuk mengidentifikasi bagian-bagian, menganalisis kaitan antar bagian, serta mengenali atau mengemukakan organisasi dan hubungan antar bagian tersebut. Hasil belajar analisis merupakan tingkatan kognitif yang lebih tinggi dari kemampuan memahami dan menerapkan, karena untuk memiliki kemampuan menganalisis, mampu memahami isi/substansi sekaligus struktur organisasinya.
e) Sintesis
Merupakan kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian menjadi suatu bentuk yang utuh dan menyeluruh. Kemampuan ini meliputi memproduksi bentuk komunikasi yang unik dari segi tema dan cara mengkomunikasikannya, mengajukan proposal penelitian, membuat model atau pola yang mencerminkan struktur yang utuh dan menyeluruh dari keterkaitan pengertian atau informasi abstrak. Hasil belajar sintesis menekankan pada perilaku kreatif dengan mengutamakan perumusan pola atau struktur yang baru dan unik.
f) Penilaian
Merupakan kemampuan untuk memperkirakan dan menguji nilai suatu materi untuk tujuan tertentu. Penilaian didasari dengan kriteria yang terdefinisikan. Kriteria terdefinisi ini mencakup kriteria internal dan kriteria eksternal. Peserta didik dapat menentukan kriteria sendiri atau dari nara sumber. Hasil belajar penilaian merupakan tingkatan kognitif paling tinggi sebab berisi unsur-unsur dari semua kategori, termasuk kesadarn untuk melakukan pengujian yang sarat nilai dan kejelasan kriteria.
commit to user
Pada penelitian ini, untuk mengukur hasil belajar siswa hanya digunakan tiga tahap pada aspek kognitif yaitu tahap pengetahuan, pemahaman, dan penerapan. Pengukuran hasil belajar kognitif menggunakan tes tertulis pada tiap siklus.
2) Ranah Afektif
Aspek afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, apresiasi (penghargaan) dan penyesuaian perasaan sosial. Tujuan pengajaran yang diarahkan pada kawasan afektif ini berorientasi pada faktor-faktor emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya.
Kratwohl (Ella Yulaelawati, 2004 : 61) memberikan batasan orientasi dan penggolongan aspek afektif sebagai berikut :
a) Penerimaan
Merupakan kesadaran atau kepekaan yang disertai keinginan untuk menenggang atau bertoleransi terhadap suatu gagasan, benda, atau gejala.
Hasil belajar penerimaan merupakan pemilikan kemampuan untuk membedakan dan menerima perbedaan.
b) Penanggapan
merupakan kemampuan memberikan tanggapan atau respon terhadap suatu gagasan, benda, bahan, atau gejala tertentu. Hasil belajar penanggapan merupakan suatu komitmen untuk berperan serta berdasarkan penerimaan.
c) Perhitungan Atau Penilaian
Merupakan kemampuan memberi penilaian atau perhitungan terhadap gagasan, bahan, benda, atau gejala. Hasil belajar perhitungan atau penilaian merupakan keinginan untuk diterima, diperhitungkan, dan dinilai orang lain.
d) Pengaturan Atau Pengelolaan
Merupakan kemampuan mengatur atau mengelola berhubungan dengan tindakan penilaian dan perhitungan yang telah dimiliki.
Hasil belajarnya merupakan kemampuan mengatur dan mengelola sesuatu secara harmonisdan konsisten berdasarkan pemilikan filosofi yang dihayati.
commit to user
e) Bermuatan NilaiMerupakan tindakan puncak dalam perwujudan perilaku seseorang yang secara konsisten sejalan dengan nilai atau seperangkat nilai-nilai yang dihayatinya secara mendalam. Hasil belajarnya merupakan perilaku seimbang, harmonis, dan bertanggung jawab dengan standar nilai yang tinggi.
3) Ranah Psikomotor
Menurut W. S. Winkel (2010 : 249) membagi 7 klasifikasi yaitu : a) Persepsi
Mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi yang tepat antara dua perangsang atau lebih,berdasarkan pembedaan antara ciri-ciri yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukan kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan-perbedaan antara rangsangan-rangsangan yang ada.
b) Kesiapan
Mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental.
c) Gerakan Terbimbing
Merupakan kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik, sesuai dengan contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dengan menggerakan anggota tubuh, menurut contoh yang diperlihatkan atau diperdengarkan.
d) Gerakan yang Terbiasa
Mencakup kemampuan untuk melakukan suatu rangkaian gerak-gerik dengan lancar, kerana sudah dilatih secukupnya, tanpa memperhatikan lagi contoh yang diberikan. Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan prosedur yang tepat.
e) Gerakan Kompleks
Mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu ketrampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat dan efisien.
commit to user
Suatu rangkaian perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa sub ketrampilanmenjadi suatu ketrampilan gerak-gerik yang teratur.
f) Penyesuaian Pola Gerakan
Kemampuan untuk mengadakan perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat atau dengan menunjukan suatu taraf ketrampilan yang telah mencapai kemahiran.
g) Kreativitas
Kemampuan untuk melakukan pola-pola gerak-gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif diri sendiri.
Menurut lindgren, hasil belajar meliputi kecakapan, informasi, pengertian, dan sikap. Perlu diingat hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorisasi oleh pakar pendidikan sebagaimana tersebut tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah melainkan komprehensif.
Hasil belajar adalah segala kemampuan yang dapat dicapai siswa melalui proses belajar yang berupa pemahaman dan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang berguna bagi siswa dalam kehidupannya sehari-hari serta sikap dan cara berpikir kritis dan kreatif dalam rangka mewujudkan manusia yang berkualitas, bertanggung jawab bagi diri sendiri, masyarakat, bangsa dan negara serta bertanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa.
d. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Muhibbin syah (2009: 145-156) mendeskripsikan secara global, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:
1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/ kondisi jasmani dan rohani siswa
a) Aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
commit to user
b) Aspek psikologis (yang bersifat rohaniah)
Faktor-faktor rohaniah siswa pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah sebagai berikut: (1) tingkat kecerdasan/intelegensi siswa; (2) sikap siswa; (3) bakat siswa; (4) minat siswa; (5) motivasi siswa
2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan disekitar siswa
a) Lingkungan social
Lingkungan sosial di bagi menjadi tiga lingkungan yaitu: (1) Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. (2) Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. (3) Lingkungan sosial orang tua dan keluarga sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga dan demografi keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang di capai oleh siswa.
b) Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
e) Menggunakan Peralatan Tangan dan Listrik
Menggunakan Peralatan Tangan Dan Listrik adalah salah satu mata pelajaran keahlian teknik perkayuan. Mata pelajaran ini diajarkan di kelas XI Teknik kontruksi kayu (TKK). Penerapan mata pelajaran ini banyak sekali dalam kehidupan sehari hari terutama dalam pekerjaan konstruksi bangunan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran snowball drilling yang berakar pada masalah autentik yang didesain untuk memudahkan siswa dalam penguasaan konsep.
Proses pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan Dan Listrik lebih menekankan pada pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan yaitu daya fikir dan daya kreasi. Sementara daya pikir kreasi sebagai indikator dari perkembangan kognitif itu sendiri bukan merupakan akumulasi kepentingan perubahan perilaku terpisah melainkan merupakan pembentukan oleh anak, suatu kerangka teori belajar terhadap usaha seseorang dalam mengkonstruksi pengetahuannya.
commit to user
Pada setiap kesempatan pembelajaran Menggunakan Peralatan Tangan Dan Listrik hendaknya dimulai dengan pengenalan masalah yang sesuai dengan situasi nyata (Contextual Problem). Dengan demikian tujuan yang diharapkan dapat dicapai.
B. Kerangka Berpikir
Sebagian siswa beranggapan bahwa pelajaran peralatan tangan dan listrik adalah pelajaran yang membosankan dan kurang menarik. Melihat kenyataan seperti itu menjadi tanggung jawab bersama untuk menepis semua anggapan negatif tentang pelajaran menggunakan peralatan tangan dan listrik. Selain itu guru dalam peralatan tangan dan listrik banyak mengalami kesulitan, salah satu kesulitan guru dalam peralatan tangan dan listrik adalah kesulitan dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 2 Surakarta banyak ditemukan keragaman masalah yang berhubungan dengan hasil belajar siswa, seperti masih rendahnya antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran yaitu 12 siswa 60 %, masih rendahnya siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru 8 siswa 40 %, masih rendahnya siswa dalam memberi tanggapan dari guru atau siswa lain. Para siswa jarang mengajukan pertanyaan walaupun guru sering meminta agar siswa bertanya jika ada hal-hal yang belum atau kurang paham sebanyak 10 siswa 50 % dan masih rendahnya nilai belajar peralatan tangan dan listrik sebanyak 10 50 % siswa.
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah dengan pembelajaran Snowball drilling yang artinya Snowball adalah bola salju sedangkan drilling artinya mengelindingkan. Secara keseluruhan Snowball drilling dapat diartikan mengelindingkan bola salju.
Dengan menggunakan pembelajaran Snowball drilling diharapkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat, meningkatnya siswa dalam mendengarkan penjelasan dari guru, siswa mulai berani dalam memberi tanggapan dari guru atau siswa lainnya, para siswa mulai berani mengajukan pertanyaan yang belum dipahami dan hasil belajar para siswa dapat meningkat.
commit to user
Secara skematis kerangka pemikiran dapat ditunjukan sebagai berikut :
Gambar 1. Kerangka Berpikir KONDISI AWAL TINDAKAN EVALUASI REVISI KURANG EFEKTIF EFEKTIF HASIL MENINGKAT
Siswa Kurang Memperhatikan Guru
Hasil belajar siswa kelas XI TKK SMK Negeri 2 Surakarta yang masih rendah
Kondisi Kelas Tidak Kondusif
Siswa dikelompokan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 atau 5 orang.
Pemberian Nomor pada setiap anggota kelompok.
Guru menyampaikan
pertanyaan/tugas (questioning). Guru menyebutkan salah satu
nomor dari tiap kelompok dan siswa dengan nomor yang disebut harus menjawab
Tiap kelompok harus menjawab pertanyaan yang telah disediakan Bila berhasil maka beralih pada
kelompok lain
Bila gagal maka harus menjawab
pertanyaan berikutnya sampai
commit to user
C. Hipotesis TindakanHipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Dengan menggunakan pembelajaran Snowball drilling diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran Menggunakan peralatan tangan dan listrik.
2. Melalui pembelajaran Snowball drilling diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Menggunakan peralatan tangan dan listrik.
commit to user
BAB IIIMETODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian
Lokasi tempat melaksanakan penelitian adalah SMK Negeri 2 Surakarta yang beralamatkan di Jln. LU. Adi Sucipto no 33, Telp (0271) 714901, Surakarata 57139. Lokasi ini dipilih sebagai tempat penelitian karena di lokasi tersebut peneliti pernah melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL), ketika mengajar di lokasi tersebut ditemukan kualitas hasil pembelajaran peralatan tangan dan listrik yang masih jauh dari harapan yaitu aktivitas positif dalam proses pembelajaran siswa pada prasiklus 30%, Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa prasiklus 55%, ranah afektif siswa prasiklus sebesar 58,33%, ranah psikomotorik siswa prasiklus 58,33%.
2. Waktu Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini telah dilaksanakan dalam waktu 2 tahun mulai 30 Juli 2010 sampai 17 Maret 2012. Adapun perinciannya adalah sebagai berikut.
Tabel 2. Jadwal Penelitian
No Nama Kegiatan Waktu Kegiatan
1 Pengajuan Judul 30 Juli 2010
2 Pembuatan Proposal 30 Juli 2010-29 Juli 2011
3 Seminar Proposal 10 Agustus 2011
4 Perijinan Penelitian 10 November 2011 - 31 Desember 2012 5 Pelaksanaan Penelitian 1 Januari 2012 - 1 Januari 2012 6 Penulisan Laporan Penelitian 30 Juli 2010 25 April 2012
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa SMK N 2 Surakarta tahun ajaran 2011/2012, dengan pertimbangan bahwa siswa pada sekolah ini dipilih satu kelas yaitu kelas XI, SMK N 2 Surakarta. Pemilihan dan penentuan subyek penelitian
commit to user
ini berdasarkan pada purposive sampling (sampel bertujuan), yaitu untuk mengetahui peningkatan hasil belajar pada siswa secara keseluruhan,karena menurut guru teknik perkayuan, siswa memiliki kemampuan akademik yang hetrogen dan secara keseluruhan berkemampuan sedang rata rata aktivitas positif dalam proses pembelajaran siswa pada prasiklus 30%, Ketuntasan hasil belajar kognitif siswa prasiklus 55%, ranah afektif siswa prasiklus sebesar 58,33%, ranah psikomotorik siswa prasiklus 58,33%.
C. Data dan Sumber Data
Semua butir (item) yang ditanyakan dalam semua metode pengumpulan data haruslah sejalan dengan rumusan masalah dan/atau hipotesis penelitian. Karenanya diperlukan proses dekomposisi variabel penelitian menjadi sub-variabel, dimensi dan butir penelitian merupakan pekerjaan yang harus dilakukan dengan hati-hati. Proses dekomposisi ini juga memudahkan proses pengukuran dan pengumpulan data. Proses dekomposisi ini dikenal sebagai proses operasionalisasi variabel penelitian.
Berdasarkan sumbernya, data dibagi menjadi:
a. Data Primer : Data yang diusahakan/didapat oleh peneliti b. Data Sekunder : Data yang didapat dari orang/instansi lain
dan dianalisis oleh penelitian. Pengumpulan data primer membutuhkan perancangan alat dan metode pengumpulan data. Di sini peneliti menggunakan pengumpulan data primer yang di dukung oleh data sekunder dimana data yang peneliti peroleh dari responden/ sumber lainnya dapat dikuatkan dengan data-data yang ada.
1. Data Penelitian
Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan tes yang dilakukan terhadap siswa kelas XI TP Program Keahlian Bangunan SMK N 2 Surakarta berkaitan dengan pembelajaran peralatan tangan dan listrik setelah diterapkan pembelajaran Snowball drilling.
2. Sumber Data
Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang disajikan sebagai sasaran penggalian dan pengumpulan data sertai nformasi. Sumber data tersebut meliputi: