• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Konseptual 1. Strategi pembelajaran

Strategi pembelajaran merupakan cara pengorganisasian isi pelajaran, penyampaian pelajaran dan pengelolaan kegiatan belajar dengan menggunakan berbagai sumber belajar yang dapat dilakukan guru untuk mendukung terciptanya efektivitas dan efisiensi proses pembelajaran. Strategi pembelajaran terkait dengan bagaimana materi disiapkan, metode apa yang terbaik untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut dan bagaimana bentuk evaluasi yang tepat

digunakan untuk mendapatkan umpan balik pembelajaran

(Darmasyah:2010).

Menurut Suprihatiningrum (2014) strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai rancangan prosedular yang memuat tindakan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan. Strategi pembelajaran dapat dikatakan sebagai implementasi dari model pembelajaran. Strategi pembelajaran meliputi : (a). Tujuan pembelajaran, (b). Materi/bahan pelajaran, (c). Kegiatan pembelajaran (metode/taktik), (d). Media pembelajaran, (e). Pengelolaan kelas, (f). Penilaian.

(2)

Jadi dengan kata lain strategi pembelajaran dapat diartikan bahwa taktik yang harus direncanakan oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Strategi pembelajaran aktif tipe the power of two

Aktivitas pembelajaran ini digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting serta manfaat sinergi dua orang (Zaini, 2008).Menurut Hamruni (2012) Strategi ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa belajar secara berpasangan akan lebih baik hasilnya dibanding belajar secara sendiri-sendiri.

Seperti strategi pembelajaran aktif lainnya, praktik pembelajaran dengan strategithe power of two diawali dengan mengajukan pertanyaan. Diharapkan pertanyaan yang dikembangkan adalah pertanyaan yang membutuhkan pemikiran kritis dan kreatif. Mintalah kepada peserta didik secara perseorangan untuk menjawab pertanyaan yang diterimanya. Setelah semua menyelesaikan jawabannya, mintalah kepada peserta didik mencari pasangan. (Suprijono, 2013)

Individu-individu yang berpasangan diwajibkan saling menjelaskan jawaban masing-masing, kemudian menyusun jawaban baru yang disepakati bersama. Setelah masing-masing pasangan menulis jawaban mereka, mintalah mereka membandingkan jawaban tersebut dengan pasangan lain, demikian seterusnya. Berikan waktu yang cukup agar peserta didik dapat mengembangkan pengetahuan yang lebih integratif. Di akhir pelajaran buatlah rumusan-rumusan rangkuman sebagai

(3)

jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah diajukan. Rumusan tersebut merupakan konstruksi atas keseluruhan pengetahuan yang telah dikembangkan selama diskusi.

Langkah-langkah strategi pembelajaran aktif tipe the power of two (Zaini, dkk, 2008)

a. Ajukan satu atau lebih pertanyaan yang menuntut perenungan dan pemikiran.

b. Peserta didik diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut secara individual.

c. Setelah semua peserta didik menjawab dengan lengkap semua pertanyaan, mintalah mereka untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban satu sama lain dan membahasnya.

d. Mintalah pasangan-pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan, sekaligus memperbaiki jawaban individual mereka. e. Ketika semua pasangan telah menulis jawaban-jawaban bandingkan

jawaban setiap pasangan di dalam kelas.

3. Strategi Pembelajaran Ekspositori

Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasi materi pelajaran secara optimal. Strategi pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach). Fokus utama strategi ini adalah

(4)

kemampuan akademik (academic achievement). Ada beberapa langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu :

a. Persiapan (preparation)

Langkah persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Langkah persiapan merupakan langkah yang sangat penting karena keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan strategi ekspositori sangat tergantung pada langkah persiapan.

b. Penyajian (presentation)

Langkah penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh guru yaitu bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa.

c. Menghubungkan (correlation)

Langkah korelasi adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan pengalaman siswa. Langkah korelasi dilakukan tidak lain untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran.

d. Menyimpulkan (generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti materi pelajaran yang telah disajikan. Melalui langkah menyimpulkan siswa akan dapat mengambil intisari dari proses penyajian. Dengan demikian diharapkan siswa dapat mengingat kembali keseluruhan materi pelajaran yang telah dibahas.

(5)

e. Penerapan (aplication)

Langkah aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, pertama, dengan membuat tugas yang relevan dengan materi yang telah disajikan. Kedua, dengan memberikan tes yang sesuai dengan materi pelajaran yang telah disajikan.

(Sanjaya, 2006)

4. Model Pembelajaran Langsung

Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Pembelajaran langsung tersebut berpusat pada guru, dan harus menjamin terjadinya keterlibatan siswa. Dalam hal ini, guru menyampaikan isi/materi akademik dalam format yang terstruktur, mengarahkan kegiatan para siswa, dan menguji keterampilan siswa melalui latihan-latihan di bawah bimbingan dan arahan guru. Jadi lingkunganya harus diciptakan yang berorientasi pada tugas-tugas yang diberikan pada siswa. (Majid, 2014)

Menurut Arends ( Trianto, 2009) pembelajaran langsung adalah salah satu pendekatan mengajar yang dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang berkaitan dengan pengetahuan deklaratif dan pengetahuan prosedural yang terstruktur dengan baik yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah.

(6)

Ciri-ciri pembelajaran langsung (direct instruction) adalah sebagai berikut :

a. Adanya tujuan pembelajaran dan pengaruh model pada siswa termasuk prosedur penilaian belajar.

b. Sintaks atau pola keseluruhan dan alur kegiatan pembelajaran.

c. Sistem pengelolaan dan lingkungan belajar model yang diperlukan agar kegiatan pembelajaran tertentu dapat berlangsung dengan berhasil.

Menurut Suprihatiningrum (2014) tahapan-tahapan pembelajaran langsung adalah sebagai berikut :

a. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

b. Mendemonstrasikan keterampilan dan menyajikan informasi atau materi tahap demi tahap

c. Membimbing pelatihan

d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

e. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep pada kehidupan sehari-hari

(7)

5. Pembelajaran langsung dengan strategi the power of two

Pembelajaran langsung dengan strategi the power of two merupakan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran langsung dan pada tahap memberikan pelatihan guru menggunakan strategi the power of two.

a. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Pada tahap ini guru mempersiapkan siswa seperti memberikan apersepsi, motivasi agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik dan menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai.

b. Mendemonstrasikan keterampilan dan menyajikan informasi atau materi tahap demi tahap

Pada tahap ini guru menyampaikan materi pelajaran c. Membimbing pelatihan

Pada tahap ini hal pertama yang dilakukan guru adalah memberikan pertanyaan yang menuntut perenungan dan pemikiran dengan cara membagikan LKS secara individu. Kedua, setelah semua peserta didik menjawab dengan lengkap, guru meminta siswa berpasangan dan saling bertukar jawaban untuk membuat jawaban baru. Ketiga, guru meminta siswa membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan lain

d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Pada tahap ini guru meminta salah satu kelompok untuk menyampaikan jawaban mereka didepan kelompok lain

(8)

e. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep pada kehidupan sehari-hari

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi dan bersama-sama membuat rangkuman.

6. Pembelajaran langsung dengan strategi ekspositori

Pembelajaran langsung dengan strategi ekspositorimerupakan pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pembelajaran langsung menggunakan strategi ekspositori.

a. Guru menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

Pada tahap ini guru mempersiapkan siswa seperti memberikan apersepsi, motivasi agar siswa mengikuti pelajaran dengan baik dan menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai.

b. Mendemonstrasikan keterampilan dan menyajikan informasi atau materi tahap demi tahap

Pada tahap ini melalui kegiatan ceramah, guru menyampaikan materi dan mengolerasikan materi pelajaran dengan pengalaman siswa maupun dengan pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.

c. Membimbing pelatihan

Pada tahap ini guru mengaplikasikan materi yang disampaikan dengan memberikan siswa latihan soal yang relevan dengan materi yang sudah didapat.

(9)

d. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempresentasikan pekerjaannya dan guru memberikan penghargaaan. e. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan dan penerapan konsep

pada kehidupan sehari-hari

Pada tahap ini guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan kesulitan yang dihadapi dan menuntun siswa membuat

mapping melalui pemetaan keterkaitan atar pokok-pokok materi. 7. Kemampuan berpikir kreatif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:872) , berpikir adalah menggunakan akal budi untuk mempertimbangkan dan memutuskan sesuatu, menimbang-nimbang (baik buruknya, untung ruginya, dll). Berpikir adalah memanipulasi dan mengubah informasi dalam memori sebagai contoh membentuk konsep, alasan, berpikir kritis, membuat keputusan, berpikir kreatif, dan memecahkan masalah (Santrock : 2014). Proses berpikir adalah kecakapan menggunakan akal untuk menjalankan proses pemikiran atau kemahiran berfikir. Untuk memecahkan soal yang dihadapi sebagai upaya untuk mencapai kemajuan memerlukan kemampuan kreatif.

Proses berpikir kreatif berhubungan dengan kreativitas. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, melihat hubungan-hubungan baru antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.Menurut Munandar (2012) berpikir kreatif merupakan

(10)

kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Adair (2007 : 8) memandang kreativitas adalah kemampuan pikiran dan usaha (jiwa) yang membawa kita pada eksistensi, sesuatu yang berguna dan keindahan, sebagaimana dikemukakannya bahwa :

Creativity is faculty of mind and spirit that enables us bring into existence, ostensibly out of nothing, something of use, order, beauty or significance. You will be creative when you start seeing or making connections between ideas that appear to others to be far apart : the wider the apparent distance the greater the degree of creative thinking involved.

Pembahasan mengenai kreativitas dalam matematika lebih ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Berpikir kreatif melibatkan kemampuan untuk memproduksi ide-ide orisinil, merasakan hubungan-hubungan baru dan membangun sebuah rangkaian unik dan baik diantara faktor-faktor yang nampaknya saling berkaitan. Berpikir kreatif berada pada berbagai bidang usaha manusia. Mungkin saja semua orang memiliki daya berpikir kreatif, tetapi pada tingkatan yang berbeda-beda.

Dari uraian definisi kreativitas diatas, dapat disimpulkan bahwa kreativitas merupakan kemampuan seseorang untuk berpikir dengan cara-cara yang baru dalam mengamati suatu masalah untuk menghasilkan sesuatu yang baru, orisinal, dan bermakna, baik dalam karya baru

(11)

maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada. Sedangkan kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan seseorang menggunakan pemikiran dalam menyelesaikan masalah sehingga mendapatkan ide-ide baru, kemungkinan yang baru, sesuatu yang baru berdasarkan keaslian dalam penghasilannya.

Menurut Suryosubroto (2009) kemampuan berpikir kreatif dapat dicerminkan melalui lima macam perilaku, yaitu : Fluency (Kelancaran) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan, Fleksibility (Keluwesan) adalah kemampuan menggunakan bermacam-macam pendekatan dalam mengatasi persoalan, Originality (Keaslian) adalah kemampuan mencetuskan gagasan-gagasan asli, Elaboration (Elaborasi) adalah kemampuan menyatakan gagasan secara terperinci, Sensitivity (Kepekaan) adalah kepekaan menangkap dan menghasilkan gagasan sebagai tanggapan terhadap suatu situasi.

Dalam penelitian ini indikator kemampuan berfikir kreatif matematis yang digunakan yaitu :

a. Kelancaran (Fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

Siswa dapat berpikir lancar memberikan banyak ide atau gagasan untuk menyelesaikan suatu masalah seperti dapat memberikan jawaban yang benar lebih dari satu.

(12)

b. Keluwesan (Flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam, pemecahan atau pendekatan terhadap masalah secara variasi.

Siswa dapat menerapkan konsep untuk menyelesaikan masalah dengan beberapa cara.

c. Keaslian (Originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli dan jarang diberikan kebanyakan orang. Siswa dapat memunculkan ide yang tidak lazim seperti mampu mengkombinasi konsep untuk mendapatkan jawaban baru dan dapat menemukan penyelesaian dari masalah dengan caranya sendiri.

d. Elaborasi (Elaboration) adalah kemampuan menambah dan mengembangkan situasi atau masalah sehingga menjadi lengkap, dan merincinya secara detail.

Siswa dapat mengembangkan ide atau pendapatnya dan memecahkan masalah dengan melakukan langkah-langkah yang terperinci.

8. Tanggung Jawab Belajar siswa

Bertanggung jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan (Mustari, 2014). Menurut Zuriah (2008) Memiliki rasa tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya ia lakukan

(13)

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial), negara, dan Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu Paul Suparno, dkk dalam Zuriah (2008:98) mendeskripsikan “Perilaku tanggung jawab adalah mengerjakan tugas-tugas dengan semestinya, menghindarkan diri dari sikap menyalahkan orang lain, memahami dan menerima resiko atau akibat dari suatu tindakan terhadap diri sendiri dan orang lain”. Tanggung jawab merupakan nilai moral penting dalam kehidupan bermasyarakat dan mempertanggungkan perbuatan sendiri.

Menurut Mustari (2014:20) macam – macam tanggung jawab adalah sebagai berikut :

a. Tanggung jawab personal

Orang yang bertanggung jawab itu sepenuhnya tindakan sukarela. Bertanggung jawab adalah disebabkan seseorang itu memilih untuk bertindak atau berbicara atau mengambil posisi tertentu sehingga ia harus bertanggung jawab.Adapun ciri-ciri orang yang bertanggung jawab adalah :

1) Memilih jalan yang lurus 2) Selalu menunjukkan diri sendiri 3) Selalu waspada

4) Memiliki komitmen pada tugas

5) Melakukan tugas dengan standar yang baik 6) Mengakui semua perbuatannya

(14)

7) Melakukan tugas dengan standar baik 8) Menepati janji

9) Berani menanggung resiko atas tindakan dan ucapannya b. Tanggung jawab moral

Tanggung jawab moral biasanya merujuk pada pemikiran bahwa seseorang mempunyai kewajiban moral kemudian menjadi alasan untuk diberi hukuman.

c. Tanggung jawab sosial

Tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab dimana manusia saling memberi dan tidak membuat kerugian kepada orang lain, selain itu tanggung jawab sosial adalah tanggung jawab yang merupakan sifat-sifat yang perlu dikendalikan dalam hubungannya dengan orang lain.

Dari uraian definisi tanggung jawab diatas, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab belajar siswa adalah adalah perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran dikelas dengan serius dan komitmen serta berani menangung resiko atas perbuatannya.

Menurut Fitri (2012) Indikator keberhasilan pendidikan karakter nilai tanggungjawab adalah (1) mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik (2) bertanggungjawab terhadap setiap perbuatan (3) melakukan piket sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan (4) mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama (5) dapat dipercaya dan dapat diandalkan atas suatu perbuatan atau tindakan (6)

(15)

dapat mempertanggungjawabkan semua perbuatan dan tindakan yang dilakukan.

Selain itu Mulyasa (2013) mendeskripsikan indikator perilaku tanggungjawab adalah (1) melaksanakan kewajiban (2) melaksanakan tugas sesuai dengan kemampuan (3) menaati tata tertib sekolah (4) memelihara fasilitas sekolah (5) menjaga keberhasilan lingkungan.

Dalam penelitian ini indikator tanggung jawab yang digunakan adalah sebagai berikut :

1) Bersungguh-sungguh terhadap setiap kegiatan

2) Mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dengan baik 3) Mengerjakan tugas kelompok secara bersama-sama 4) Menerima konsekuensi atas perbuatan

B. Penelitian Relevan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini adalah :

Menurut penelitian Fatmawati ( 2014) menunjukkan bahwa nilai rata-rata siswa yang mengikuti pembelajaran penemuan terbimbing dengan pendekatan

open-ended lebih tinggi daripada nilai rata-rata siswa yang mengikuti

pembelajaran konvensional.Hasil penelitian dari Laeli ( 2014 ) menunjukkan bahwa nilai tanggung jawab tidak berpengaruh terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Jipang.

Berdasarkan kajian penelitian terdahulu, belum pernah dilakukan penelitian mengenai kemampuan berpikir kreatif matematis dan tanggung

(16)

jawab belajar siswa dengan strategi the power of two maka peneliti mengangkat judul Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktiv The Power Of Two Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dan Tanggung Jawab Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Padamara.

C. Kerangka Pikir

Kerangka berpikir yang dapat dirumuskan berdasarkan landasan teori adalah sebagai berikut :

Kemampuan berpikir kreatif adalah menemukan dan menentukan solusi dari masalah yang dapat memberikan ide atau gagasan-gagasan baru dalam memecahkan masalah yang sedang dihadapinya serta peserta didik dapat aktif dalam proses pembelajaran dimana siswa tidak selalu bertanggungjawab pada guru. Dengan kemampuan berpikir kreatif siswa akan memiliki kecakapan pada proses berpikir untuk menyelesaikan masalah matematika dalam kehidupan belajar dan dalam keadaan lain serta siswa dapat membuat strategi-strategi penyelesaian untuk masalah-masalah lain yang dipandang lebih kreatif dan aktif.

Dalam hal ini, maka peneliti mencoba menerapkan strategi the power of

two guna menunjang kemampuan berpikir kreatif siswa. Strategi the power of two pada tahap membimbing pelatihan dimulai dari guru memberikan

pertanyaan secara individu yang menuntut pemikiran dan perenungan, pada saat menjawab pertanyaan siswa memiliki tanggung jawab belajar untuk menyelesaikan tugas individu dengan baik. Selanjutnya, guru meminta siswa berpasangan dalam kelompok kecil untuk membandingkan gagasan-gagasan

(17)

dari setiap individu dan membuat jawaban baru serta siswa memiliki tanggung jawab belajar untuk menyelesaikan tugas kelompok secara bersama-sama. Hal tersebut bertujuan agar siswa dapat mengembangkan kemampuan kreativitas dan tanggung jawab belajar siswa.

Strategi ekspositori merupakan pembelajaran yang menekankan kepada penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi secara optimal. Strategi ekspositori dimulai dari guru mengaplikasikan materi yang telah disampaikan dengan memberikan siswa latihan soal yang relevan dengan materi yang sudah didapat, biasanya siswa tidak bersungguh-sungguh terhadap setiap kegiatan. Tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan kemampuan kreativitasnya dan tanggung jawab belajar siswanya kurang baik.

Berdasarkan uraian tersebut strategi pembelajaran aktif tipe the power

of two lebih baik daripada strategi ekspositori dalam mendorong kemampuan

berpikir kreatif matematis dan tanggung jawab belajar siswa, sehingga diduga kemampuan berpikir kreatif matematis dan tanggung jawab belajar siswa yang mengikuti pembelajaran langsung dengan strategi the power of two lebih baik daripada pembelajaran langsung dengan strategi ekspositori.Hal ini dapat dirumuskan dengan skema gambar sebagai berikut :

Strategi pembelajaran aktif tipe the power of two

(X)

Kemampuan berpikir kreatif matematis dan tanggung jawab

(18)

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat di rumuskan sebagai berikut :

1. Kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mengikuti pembelajaran langsung dengan strategi the power of two lebih baik daripada kemampuan berpikir kreatif matematis siswa yang mengikuti pembelajaran langsung dengan strategi ekspositori.

2. Tanggungjawab belajar siswa yang mengikuti pembelajaran langsung

dengan strategi the power of two lebih baik daripada tanggungjawab belajar siswa yang mengikuti pembelajaran langsung dengan strategi ekspositori.

Referensi

Dokumen terkait

Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pairs-Share memiiki kelbihan dan kelemahan.. yaitu 1) TPS memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan

2 PERMENLH 12/2010 dalam bagian lampirannya memuat Pedoman Teknis Penetapan Baku Mutu Udara Ambien Daerah, Pedoman Inventarisasi Data Mutu Udara Ambien dan Sumber Pencemar

Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memeroleh, menganalisis dan menafsirkan proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan secara sistematis dan

(2011) Measurement of Forces on A Cutterhead Using a Laboratory Model Cutter Suction Dredge, Journal of Dredging Engineering, Western Dredging Association (WEDA)

Dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan produk pembelajaran matematika di SLB, model pembelajaran kooperatif TAPPS berbantuan LKS dapat

Untuk itu, penelitian ini dilakukan guna mencari tahu risiko tinggi terjadinya OSA berdasarkan IMT, lingkar leher dan usia pada sopir angkutan umum.. Metode : Penelitian

Karena nantinya akan dilakukan pengeboran menggunakan system RCD (Reserve Circullate Drill) maka pada saat pemancangan casing perlu dinaikkan 2 meter lebih tinggi dari HWL air

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi yang