• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PREMENOPAUSE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN CAMBAHAN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PREMENOPAUSE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PREMENOPAUSE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN CAMBAHAN NOGOTIRTO GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PREMENOPAUSE TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG

PREMENOPAUSE

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

PADA IBU

PREMENOPAUSE

DI DUSUN

CAMBAHAN NOGOTIRTO GAMPING

SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh: Nirwana Laeli

1610104240

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH YOGYAKARTA

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG

PREMENOPAUSE

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

PADA IBU

PREMENOPAUSE

DI DUSUN

CAMBAHAN NOGOTIRTO GAMPING

SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh: Nirwana Laeli

1610104240

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui untuk Mengikuti Ujian Skripsi Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV

Fakultas Ilmu Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta

Oleh:

Pembimbing : Ismarwati, S.KM., S.ST., MPH Tanggal :

(3)

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG

PREMENOPAUSE

TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP

PADA IBU

PREMENOPAUSE

DI DUSUN

CAMBAHAN NOGOTIRTO GAMPING

SLEMAN YOGYAKARTA

1

Nirwana Laeli2 Ismarwati3 Eka Fitriyanti4

INTISARI

Intisari: Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan seorang wanita dalam menghadapi premenopause. Salah satu diantaranya yaitu faktor pengetahuan, hal yang

paling buruk tentang premenopause adalah rasa takut akan sesuatu yang tidak diketahui.

Kurangnya informasi yang di dapatkan sehingga dapat menyebabkan rendahnya pengetahuan perempuan premenopause yang berdampak juga pada sikap yang akan

diambil serta dapat mempengaruhi derajat kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh penyuluhan tentang premenopause terhadap tingkat pengetahuan dan

sikap pada ibu premenopause. Metode Penelitian menggunakan eksperimen semu (quasi

experiment) dengan rancangan One Group Pretest-Posttest. Teknik pengambilan sampel

dengan total sampling dan didapatkan sampel berjumlah 31 orang. Analisis data menggunakan uji wilcoxon dengan confidence interval 95%. Hasil penelitian sebelum

diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan dan sikap dalam kategori cukup (71%) dan (38,7%). Setelah diberikan penyuluhan, tingkat pengetahuan premenopause dan sikap

meningkat menjadi kategori baik sebanyak (61,3%) dan (80,6%). Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada ibu premenopause. Peningkatan

sikap lebih baik dari pada tingkat pengetahuan diperoleh nilai p value = .000 dan .002

lebih kecil dari 0,05.

Kata kunci : Penyuluhan, Tingkat Pengetahuan, Sikap, Premenopuase

Abstrac: There are many factors affecting women’s health in facing premenopause. One of the factors is knowledge. The worst thing about premenopause is the fear of something unknown. Lack of information on get so could lead to a lack of knowledgewomen

premenopausal whose impact also on the attitude to be taken and can affect the health

status. The study is to investigate the effect of counseling about premenopause to the knowledge level and attitude on premenopausal women. Method: The study used quasi

experiment with one group pretest-posttest approach. The samples were 31 people selected by total sampling technique. The data analysis used wilcoxon test with 95% confident interval. Result: Before counseling, the knowledge level was in moderate category (71%), and attitude was 38.7%. After counseling, the knowledge level of premenopause increased to good category (61.3%) and attitude was 80.6%. There was an effect of counseling to knowledge level with p value of 0.002 and attitude with p value of 0.000, it means p<0.05.

(4)

PENDAHULUAN

Semua perempuan akan mengalami proses alamiah yang tidak dapat dihindari yang terbagi dalam empat kurun waktu yaitu masa kanak-kanak, remaja, reproduksi, dan pasca reproduksi. Pasca reproduksi terbagi masa klimakterium (perimenopause), menopause dan pascamenopause (Proverawati, 2010). Fase yang mengawali menopause disebut dengan tahap premenopause. Premenopause adalah tubuh mulai

memasuki masa peralihan menuju menopause dan akan terjadi perubahan, yaitu

mulai menurunnya fungsi reproduksi, perubahan hormon, perubahan fisik, maupun perubahan psikis seorang perempuan (Nugroho, 2008).

Peristiwa premenopause sering tidak menjadi perhatian bagi kebanyakan

wanita karena dianggapnya sebagai peristiwa alami, sebagian kecil mengganggapnya sebagai sesuatu yang buruk, menopause juga dianggap sebagai hal yang tabu untuk

dibicarakan secara terbuka. Hal ini dikarenakan dasar pengetahuan wanita tentang

menopause masih sedikit sehingga wanita premenopause enggan untuk mencaritahu

tentang informasi tentang premnopause. Kurangnya informasi yang di dapatkan

sehingga dapat menyebabakan rendahnya pengetahuan perempuan premenopause

yang berdampak juga pada sikap yang akan diambil serta dapat mempengaruhi derajat kesehatannya. Perlu dilakukan upaya untuk memperbaiki pengetahuan masyarakat tentang premenopause, salah satunya dengan memberikan penyuluhan

kesehatan tentang premenopause.

Banyak perempuan premenopause mengeluh bahwa dengan datangnya

premenopause mereka akan menjadi pencemas, mereka cemas menjelang

berakhirnya masa reproduksinya dan menyadari dirinya akan menjadi tua yang berarti kecantikannya akan memudar dan fungsi organ tubuhnya akan menurun sehingga menghilangkan kebanggaanya sebagai perempuan. Selain itu juga perempuan premenopause yang tidak mendapatkan informasi yang benar sehingga

yang dibayangkannya adalah efek negatif yang akan dialami setelah memasuki masa

pre menopause dan menopause (Proverawati A dan Sulistyawati E, 2010).

Dibutuhkan pengetahuan sejak dini untuk dapat mengubah persepsi, meningkatkan pengetahuan, serta sikap masyarakat tentang premenopause.

Pengetahuan tentang premenopause merupakan faktor yang menentukan

seseorang tersebut dapat menerima terjadinya masa premenopause sebagai

perubahan yang wajar yang akan dialami setiap perempuan dan tidak perlu melakukan pengobatan atau harus menimbulkan rasa kecemasan yang berlebihan dan dengan pengetahuan tentang premenopause yang cukup maka ibu dapat mengenal

perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri mereka sehingga dapat mempersiapkan diri lebih awal dan dapat menentukan sikap yang positif dalam menghadapi masa

menopause, semakin bertambahnya pengetahuan tentang premenopause maka

semakin baik pula sikap yang dilakukan dalam menghadapi masa premenopause

sehingga dapat mengurangi dampak dari sindrome menopause (Wawan dan Dewi,

2010).

Peraturan yang mengatur mengenai kesehatan pada usia lanjut di Indonesia yaitu pada Undang – Undang Republik Indonesia no. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 7 yang berisi setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Peran bidan dalam masa premenopause adalah memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya

usia dewasa tentang premenopause/ klimakterium untuk menyiapkan diri dalam

(5)

Hasil wawacara yang dilakukan di Dusun Cambahan bahwa dari 10 orang ibu

premenopause di dapatkan informasi bahwa 30% orang mengetahui tentang premenopause dan 70% orang lainnya tidak mengetahui tentang premenopause dan

tidak mengetahui bagai mana cara menyikapinya. Berdasarkan data tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang premenopause pada ibu pre menopause

di dusun Cambahan Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta untuk dapat meningkatkan pengetahuan dan sikap pada ibu premenopause.

METODE PENELITIAN

Penelitian Ini menggunakan metode eksperimen quasi dengan design penelitian One Group Pretest-Posttest Design. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

ibu-ibu yang berada dalam masa pre menopause di dusun Cambahan Nogotirto Sleman

Yogyakarta. Jumlah populasi ibu premenopause di dusun Cambahan sebanyak 34

orang dan sampel dalam penelitian ini berjumlah 31 orang. Tekhnik pengambilan sampel dengan non probability sampel menggunakan sampel jenuh dimana semua

anggota populasi dijadikan sampel dan dihitung berdasarkan rumus Slovin.

Analisa data yang di gunakan untuk uji hipotesis adalah wilcoxon-test.

HASIL PENELITIAN

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perempuan Premenopause Berdasarkan Usia Di

Dusun Cambahan Nogotirto Sleman Tahun 2017

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Perempuan Premenopause Berdasarkan Tingkat

Pendidikan Di Dusun Cambahan Nogotirto

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Perempuan Premenopause

Sebelum Dan Setelah Diberikan Penyuluhan

Di Dusun Cambahan Nogotirto Sleman Tahun 2017 Tingkat

pengetahuan f Pre test % Post tes f %

Baik 5 16.1 19 61.3

Cukup 22 71.0 12 38.7

(6)

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Premenopause Sebelum Dan Setelah Diberikan

Penyuluhan Di Dusun Cambahan Nogotirto Sleman Tahun 2017

Sikap Pre test Post tes

Tabel 4.5 Pengaruh Penyuluhan Tentang Premenopause Terhadap Tingkat

Pengetahuan Di Dusun Cambahan Nogotirto Sleman Tahun 2017

No Wilcoxon Tingkat Pengetahuan

1. Z score -3.168a

2. Asymp.Sig(2.tailed) .002

Tabel 4.6 Pengaruh Penyuluhan Tentang Premenopause Terhadap Sikap Di Dusun Cambahan Nogotirto Sleman Tahun 2017

No Wilcoxon Sikap

1. Z skore -3.870a

2. Asymp.Sig(2.tailed) .000

PEMBAHASAN

Tingkat pengetahuan ibu premenopause sebelum dilakukan penyuluhan

Sebelum diberikan penyuluhan tentang premenopause sebagian besar

responden mempunyai pengetahuan yang cukup yaitu 22 orang (71%), dan yang paling sedikit mempunyai tingkat pengetahuan kurang tentang premenopause yaitu 4

orang (12,9%).

Sejalan dengan penelitian Mastuti Putri P. (2015) bahwa pengetahuan responden pada pre test sebagian besar berpengetahuan cukup yaitu sebesar 73,2%.

Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan dan usia ibu premenopause. Usia ibu premenopause dalam penelitian ini paling banyak berusia 50-55 tahun yaitu 20 orang

(64,5%) mempunyai pengetahuan cukup. Penelitian yang dilakukan oleh Ningtyas (2011) di Desa Karang Kepoh II Salatiga tahun 2011 terdapat ibu usia 40-55 tahun (62,5%) yang memiliki berpengetahuan cukup 77,5%. Berdasarkan data diatas bahwa usia mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Semakin bertambahnya usia seseorang maka semakin bijaksana, banyak pengalaman/banyak hal yang telah dijumpai dan dikerjakan untuk memiliki pengetahuan. Irmayanti (2007) mengatakan bahwa dengan mengembangkan pengetahuan akan mudah dalam mengambil keputusan.

Sebelum diberikan penyuluhan responden menjawab kuesioner tentang pengetahuan premenopause dengan jawaban yang salah tentang

perubahan-perubahan pada premenopause sekitar 9,7% menyatakan bahwa premenopause

terjadi 2-5 tahun sebelum menopause. Menurut Proverawati A dan Sulistyawati E

(2010) bahwa masa pramenopause/klimakterium adalah masa sebelum berhentinya

menstruasi yaitu 2-5 tahun sebelum menopause yang ditandai dengan timbulnya

(7)

Tingkat pengetahuan ibu premenopause setelah dilakukan penyuluhan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah mendapatkan penyuluhan tentang premenopause responden yang mempunyai pengetahuan baik tentang premenopause sebanyak 19 orang (61,3%) dan telah mengalami peningkatan sebanyak 1,32% dari sebelum penyuluhan.

Sejalan dengan penelititan yang dilakukan oleh Hidayati (2011) menunjukan hasil sebagian besar responden setelah dilakukan penyuluhan mempunyai tingkat pengetahuan dalam kategori baik yaitu 66,7% dan telah mengalami peningkatan sebanyak 1,62% dari sebelum penyuluhan.

Peningkatan pengetahuan sekitar 1,32% terjadi karena penambahan informasi baru yang didapatkan melalui penyuluhan dari tidak tau menjadi tau, sehingga informasi yang diperoleh dapat dijadikan sebagai bekal dalam menjalani masa tersebut dan dapat mengenal lebih dini perubahan yang dialami. Sejalan dengan hasil penelitian Buzadurina, dkk (2013) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan responden setelah diberikan penyuluhan.

Pengaruh penyuluhan tentang premenopause terhadap Tingkat pengetahuan ibu premenopause

Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa dalam tingkat pengetahuan dengan Z score -3.168 dengan p value sebesar .002 lebih kecil dari alpha 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh penyuluhan yang bermakna tentang premenopause terhadap tingkat pengetahuan pada ibu premenopause.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Makahanap, M. dkk (2014) bahwa dari uji wilcoxon didapatkan bahwa nilai means sebelum dilakukan penyuluhan mengenai menopause yaitu 13,9 dan setelah dilakukan penyuluhan nilai mean meningkat menjadi 18,3. Nilai p value 0,000 yang artinya nilai p value lebih kecil dari < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh penyuluhan tentang premenopause terhadap peningkatan pengetahuan pada ibu usia 45 – 55 tahun.

Terdapat pengaruh pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah terhadap pengetahuan wanita dalam menghadapi premenopause. Sejalan dengan penelitian Lubis (2013) dengan hasil penelitian terdapat peningkatan pengetahuan pada responden setelah dilakukan intervensi melalui penyuluhan dengan metode ceramah. Proses pemberian pendidikan kesehatan dengan metode ceramah memungkinkan adanya komunikasi dua arah yaitu antara pemberi pendidikan kesehatan dan adanya pertanyaan dari responden, menjadikan pengetahuan yang diberikan mudah dicerna. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pulungan (2011) yang membuktikan bahwa metode pendidikan kesehatan dengan ceramah dapat meningkatkan pengetahuan setelah dilakukan post test dibandingkan dengan pre test. Penyuluhan yang telah dilakukan sangat

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan ibu premenopause dapat dilihat dari prosedur

(8)

Sikap ibu terhadap masa premenopause di Dusun Cambahan Nogotirto Gamping Sleman sebelum dilakukan penyuluhan

Penelitian ini didapatkan hasil bahwa sikap premenopause sebelum diberikan

penyuluhan paling banyak dalam kategori cukup yaitu sebanyak 18 orang (38,7%) dan yang paling sedikit mengalami sikap dalam kategori kurang sebanyak 3 orang (9,7%). Sebelum dibarikan penyuluhan ibu premenopause rata-rata memiliki tingkat

pengetahuan tentang premenopause dengan kategori cukup.

Penelitian ini tidak sejalan yang dilakukan oleh Surbakti, (2014) tentang pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang menopause terhadap sikap dalam

menghadapi menopause menyatakan bahwa sikap dalam menghadapi menopause

sebelum diberikan penyuluhan kesehatan adalah tidak baik sebanyak (58,3%). Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa sikap seseorang sebelum diberikan intervensi sangat dipengaruhi oleh pengetahuan sebelumnya, sehingga semakin bertambahnya pengetahuan seseorang maka respon atau reaksi dalam menyikapi masa premenopause semakin baik. Sikap jika tidak didasari oleh

pengetahuan dan kesadaran maka tidak akan berlangsung lama. Sebelum seseorang mengadopsi sikap harus tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat sikap tersebut bagi dirinya. Sesuai dengan hasil penelitian Rahmayanti, E (2005) bahwa tingkat pengetahuan dan sikap ibu tentang klimakterium akan mempengaruhi tindakan sikap preventif perempuan menjelang menopause.

Sikap ibu terhadap masa premenopause di Dusun Cambahan Nogotirto Gamping Sleman setelah dilakukan penyuluhan

Setelah diberikan penyuluhan sikap responden mengalami peningkatan sebesar (4,97%), sebagian besar responden memiliki sikap dalam kategori baik dalam menghadapi premenopause sebanyak 25 orang (80,6%). Sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh Surbakti (2014) tentang pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang menopause terhadap sikap dalam menghadapi menopause diperoleh bahwa sikap ibu dalam menghadapi menopause pada ibu klimakterium setelah diberikan penyuluhan kesehatan tentang menopause mayoritas

bersikap baik sebanyak 23 orang (63,9%).

Peningkatan rata-rata sikap responden dipengaruhi oleh media yang digunakan seperti LCD, leaflet, powerpoint, serta metode yang digunakan yaitu

metode ceramah dan tanya jawab, sehingga dengan memberikan penyuluhan dapat mempengaruhi sikap ibu premenopause menjadi lebih baik dari sebelumnya. Sejalan

dengan penelitian Warsita (2008) yang menyatakan bahwa proses dalam kegiatan penyuluhan ini dapat berjalan dengan lancar karena didukung dengan media dan metode yang sama.

Pengaruh penyuluhan tentang premenopause terhadap sikap ibu premenopause di Dusun Cambahan Nogotirto Gamping Sleman Yogyakarta

Berdasarkan dari hasil analisis yang dilakukan dengan wilcoxon bahwa

terdapat pengaruh penyuluhan tentang premenopause terhadap sikap ibu dalam

menjalani masa premenopause. Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Surbakti (2014) tentang pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang

menopause terhadap sikap dalam menghadapi menopause pada ibu klimakterium ada

pengaruh yang signifikan terhadap sikap dalam menghadapi menopause sebelum dan

sesudah diberikan penyuluhan kesehatan.

(9)

sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang tepat, dan ditunjang juga dengan sarana prasarana pada saat melakukan penyuluhan. Hal ini sesuai dengan teori Harvey dan Smith dalam Arifah Siti (2010) terdapat 3 golongan variabel yang berpengaruh dalam perubahan sikap yaitu komunikator, sumber pesan (modul) dan sasaran.

SIMPULAN

Sebelum diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan ibu premenopause dalam

kategori cukup sebanyak 22 orang (71,0%), sedangkan sikap ibu premenopause

sebanyak 18 orang (38,7%). Setelah diberikan penyuluhan tingkat pengetahuan ibu premenopause meningkat menjadi kategori baik sebanyak 19 orang (61,3%), sedangkan sikap ibu sebanyak 25 orang (80,6%). Ada pengaruh penyuluhan terhadap tingkat pengetahuan dan sikap. Peningkatan sikap lebih baik dari pada tingkat pengetahuan diperoleh nilai p value = .000 dan .002 lebih kecil dari 0,05.

SARAN

Bagi ibu premenopause diharapkan ibu premenopause harus bisa mengatur waktu

dengan baik dalam mengikuti penyuluhan supaya ilmu/penyerapan informasi yang didapatkan lebih banyak dan Leaflet yang dimiliki hendaknya dipahami dan

diaplikasikan dalam menjani masa premenopause. Bagi petugas kesehatan

diharapkan bagi tenaga kesehatan yang berada di Puskesmas Gamping 2 khususnya bidan untuk dapat meningkatkan pemberian penyuluhan tentang premenopause dan

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Arifah Siti (2010). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Modul Dan Media Visual Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikapwanita Dalam Menghadapi Menopause. Tesis. Surakarta

Buzarudina, Frisa. (2013). Efektivitas Penyuluhan Kesehatan Reproduksi Remaja Terhadap Tingkat Pengetahuan Sisiwa SMAN 6 Kecamatan Pontianak Timur.

Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

Hidayat. (2007). Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data. Surabaya:

Salemba Medika

Hidayati, A. (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Melalui Metode Ceramah Dan Demonstrasi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Tentang Kanker Payudara Dan Praktik SADARI pada Siswi kelas XII SMA Fatuhiyyah Mranggen

Irmayanti. (2007). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Menopause Terhadap Tingkat Pengetahuan Dan Kecemasan Wanita Premenopause Dalam Menghadapi Menopause Diwilayah Kerja Puskesmas Kalikah Jembrana Bali. Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan. UNRIYO. Yogyakarta

Lubis, Z. (2013). Pengaruh Penyuluhan dengan Metode Ceramah dan Diskusi terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak tentang PHBS di Sekolah Dasar Negeri 065014 Kelurahan Namogajah Kecamatan medan Tuntungan. http://jurnal.usu.ac.id.

Makahanap Manuru Pusirumang, Rina Kundre, Yolanda Bataha. (2014). Pengaruh

Penyuluhan Kesehatan Mengenai Menopause Terhadap Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 45-55 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Tonsea Lama . Skripsi.

Tondano Utara

Mastuti Putri P. (2015). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Wanita Dalam Menghadapi Menopause.Skripsi: Surakarta

Mubarak, I. (2009). Promosi Kesehata Sebuah Pengantar Proses Mengajar Dalam Pendidikan. Yogyakarta.Graha Ilmu

Ningtyas Ayu, Arie Wuryanto dan Hanna Yuanita. (2011). Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Usia 40-55 tahun mengenai Masa Menopause di Desa Karang Kepoh II. Salatiga. Jurnal Kebidanan Panti Wilasa, Vol. 2. Diakses

tanggal 9 Mei 2017

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

(2012.) Promosi kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

(11)

Nugroho Wahjudi. (2008). Keperawatan Gerontik dan Geriatrik (edisi 3). Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Prawirohardjo, Soekidjo. (2010). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

Proverawati. A dan Sulistyawati. E. (2010). Menopause dan sindrome Premenopause. Yogyakarta: Nuha Medika

Pulungan. (2011). Pengaruh Metode Penyuluhan terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Dokter Kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSN DBD) di Kecamatan Helvetia.http://repository.usu.ac.id.

Rahmayanti, E. (2005). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap tentang Klimakterium dengan Tindakan Preventif Wanita Menjelang Menopause di Kelurahan Selomartani Kecamatan Kalasan tahun 2005. Skripsi. Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro, Semarang

Surbakti Dewi Rahmadhani BR. (2014). Pengaruh Pemberian Penyuluhan Kesehatan Tentang Menopause Terhadap Sikap Dalam Menghadapi Menopause Pada Ibu Klimakterium Di Desa Gunung Kelawas. Skripsi. Deli

Serdang

Warsita, Bambang. (2008). Teknologi Pembelajaran: Landasan &Aplikasinya.

Jakarta: Rineka

Wawan dan dewi. (2010). Pengatahuan sikap dan perilaku Manusia. Yogyakarta:

Gambar

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Perempuan Premenopause Berdasarkan Usia Di
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Sikap Premenopause Sebelum Dan Setelah Diberikan Penyuluhan Di Dusun Cambahan Nogotirto Sleman Tahun 2017

Referensi

Dokumen terkait

pertanyaan bagaimana kewajiban developer dalam penyediaan makam sebagai fasilitas umum di Perumahan Jade Ville Sidoarjo dan bagaimana analisis hukum Islam dan

Hanya saja ketersediaan dan fluktuasi yang berbeda pada produksi rumput gajah sebagai hijauan makanan ternak khususnya pada musim kemarau belum dapat memenuhi

Menikah, mempunyai anak adalah dambaan bagi setiap wanita. Namun semua itu mengandung konsekuensi logis. Pasangan suami istri tidak hanya cukup bahagia menyambut kehadiran

Kajian ini sangat perlu dijalankan kerana melalui kajian yang dijalankan oleh pengkaji mendapati pelajar-pelajar sangat memerlukan satu modul asas bahasa Arab untuk digunakan

Tiga kategori aturan praktis (dikenal dalam literatur sebagai 'heuristics') telah diidentifikasi dalam literatur psikologi: keterwakilan, ketersediaan, dan penahan. Seperti disebutkan

Jika Anda memuat ukuran dan jenis kertas yang berbeda ke baki, Anda juga harus mengubah pengaturan Ukuran Kertas dan Jenis Kertas di mesin, atau pada komputer Anda.. Buka

students said Agree because they felt nervous when practicing English in

Untuk mengetahui pengaruh Kompetensi, Kompensasi, Iklim Organisasi dan Penempatan Pegawai secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Dinas Kesehatan