• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP Melalui Pemberdayaan MGMP Kabupaten Kendal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP Melalui Pemberdayaan MGMP Kabupaten Kendal"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

53

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

Pelatihan merupakan hal yang sangat penting, tetapi tanpa didukung dengan program yang tepat maka pelatihan itu tidak akan berjalan sesuai dengan tujuan yang diinginkan, maka peneliti melakukan evaluasi terhadap Program Pelatihan Peningkatan

Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP melalui

Pemberdayaan MGMP di Kabupaten Kendal.

Evaluasi program pelatihan peningkatan

(2)

54 4.1.1 Deskripsi Context Program Pelatihan

Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP

(3)

55 pendidikan yang bervariasi serta pengalaman mengajar yang berbeda-beda menjadikan forum MGMP sebagai

sarana kegiatan pelatihan yang penting untuk

meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris. Dari hasil wawancara dengan seorang guru senior di SMP 1 Boja yang bernama Yustina Sri Rahayu mengatakan bahwa:

Sebagai anggota MGMP Bahasa Inggris yang sudah tergolong tua, saya itu merasa kompetensi mengajar saya masih sangat kurang bila dibandingkan dengan teman-teman guru yang masih muda. Sementara kalau saya harus mengikuti pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan oleh LPMP, saya agak kesulitan untuk mengatur waktunya. Sehingga pelatihan melalui MGMP itulah yang saya perlukan, karena pelaksanaannya tidak mengganggu jadwal mengajar saya (Wawancara pada tanggal 23 Desember 2014).

(4)

56

Terus terang setelah saya dan teman-teman mengikuti UKG dan hasilnya masih di bawah standar kompetensi, membuat saya harus banyak belajar lagi. Padahal saya tidak begitu menguasai IT, jadi saya menginginkan ada pelatihan yang dilaksanakan oleh MGMP yang memasukkan materi tentang Pengembangan Bahan Ajar. Selain itu saya juga ingin adanya pelatihan tentang penulisan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).

Hal senada ditegaskan juga oleh seorang guru

SMP 1 Limbangan yang bernama Suharno,

menyampaikan pernyataan sebagai berikut:

Menurut pendapat saya, pelatihan untuk guru Bahasa Inggris itu, akan lebih bagus kalau materi tatarnya seperti yang kami butuhkan yaitu tentang bahan ajar, pengembangan model dan perangkat pembelajaran. Karena ketiganya saling berkaitan dengan perkembangan kurikulum (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).

Dari hasil wawancara dengan sejumlah guru

lainnya, pada dasarnya mereka membutuhkan

pelatihan untuk penyegaran materi pembelajaran, penyusunan perangkat pembelajaran, pemilihan model pembelajaran dan pengembangan diri berupa penulisan karya ilmiah terutama Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Ditinjau dari dana Block Grant Tahun 2013 yang diterimakan ke masing-masing MGMP, termasuk MGMP Bahasa Inggris merupakan peluang bagi

pengurus MGMP untuk memenuhi kebutuhan

(5)

57 pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris mengatakan bahwa:

Kami sebagai pengurus MGMP menjadi tumpuan harapan dari seluruh anggota untuk memenuhi kebutuhan mereka akan peningkatan kompetensi dan ketrampilan mereka dalam melaksanakan tugas-tugas mereka sebagai guru Bahasa Inggris. Dengan adanya bantuan Block Grant yang kami terima ini, kami jadi terbantu untuk merealisasikan kebutuhan para teman-teman guru tersebut (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015)

Dari hasil wawancara dengan panitia

penyelenggara dan peserta pelatihan serta studi

dokumentasi diperoleh data bahwa dalam

penyelenggaraan pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP disesuaikan dengan kebutuhan peserta pelatihan. Sebelum dilaksanakannya kegiatan MGMP Bahasa Inggris Kabupaten Kendal telah menetapkan rencana operasional sesuai dana Block Grant yang diterima dari pemerintah. Adapun tujuan dari penyusunan rencana operasional kegiatan ini adalah sebagai panduan dalam penyelenggaraan pelatihan, sebagai acuan analisis dan penggunaan hasil penyelenggaraan pelatihan, sebagai pedoman dan pembelajaran standar penyelenggaraan pelatihan untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Kutipan hasil wawancara dengan seorang peserta pelatihan yang bernama Detty Yuniarsari menyatakan bahwa:

(6)

58

guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan sebagian besar guru Bahasa Inggris SMP akan pentingnya peningkatan kompetensi dan ketrampilan kami dalam melaksanakan tugas sebagai guru Bahasa Inggris (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).

Adapun tujuan umum dari penyelenggaraan pelatihan adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dan secara khusus untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan wawasan guru SMP mata pelajaran Bahasa Inggris dalam melaksanakan tugas

sehari-harinya. Hasil studi dokumen dan wawancara

ditemukan bahwa dasar hukum penyelenggaraan pelatihan yang digunakan sebagai rujukan adalah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dari hasil wawancara dengan panitia penyelenggara dan ditunjang dengan studi dokumen tersebut diperoleh data bahwa banyak pula peraturan pemerintah yang mendukung terhadap pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi guru. Pernyataan ini dipertegas oleh salah satu panitia penyelenggara pelatihan bernama Sri Raharjo, sebagai berikut:

Dasar yang kami gunakan dalam melaksanakan tugas sebagai pelaksana/pengelola pelatihan adalah UU Sisdikas dan buku pedoman yang diterbitkan direktorat pembinaan diklat dirjen PMPTK Depdiknas (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).

(7)

59

melalui pemberdayaan MGMP untuk memenuhi

kebutuhan guru-guru Bahasa Inggris SMP.

4.1.2. Deskripsi Input Program Pelatihan Peningkatan Kompetsensi Guru Bahasa Inggris

Hasil analisis input di MGMP Bahasa Inggris Sub

Rayon Boja menunjukkan di dalam pelatihan

peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP ditinjau dari dua hal yaitu program pelatihan, tim pelaksana, biaya dan sarana prasarana.

4.1.2.1 Program Pelatihan

(8)

60 Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan Pelatihan Peningkatan

(9)

61

Dalam kaitanya dengan materi pelatihan

peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP

melalui pemberdayaan MGMP, penulis telah

mengadakan wawancara dengan panitia penyelenggara pelatihan, mereka menyatakan bahwa yang menyusun deskripsi materi kegiatan adalah guru pemandu atau instruktur. Seperti dikatakan oleh Sri Raharjo, ketua pelaksana pelatihan sebagai berikut:

Untuk semua materi pelatihan kami serahkan sepenuhnya pada guru pemandu yang telah mendapatkan pelatihan di LPMP dalam kegiatan Training of Trainer (ToT). Seluruh deskripsi materi disusun oleh para guru pemandu, kami selaku panitia hanya mencetak handoutnya saja. Guru pemandu mengembangkan materi yang telah mereka peroleh dari Training of Trainer (ToT) di LPMP (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).

Untuk mengimplementasikan deskripsi materi seperti yang tercantum dalam jadwal kegiatan, setiap

guru pemandu diharuskan membuat persiapan

mengajar. Seperti ditegaskan oleh guru pemandu yang bernama Fandholi yang mengatakan bahwa:

(10)

62

dengan materi yang telah kami terima di kegiatan Training of Trainer (ToT) yang dilaksanakan oleh LPMP. Materi pelatihan juga kami sesuaikan dengan kompetensi guru sebagai peserta yang akan menerima materi pembelajaran (Wawancara pada tanggal 6 Januari 2915).

Desktripsi materi pelatihan yang telah

dikembangkan oleh guru pemandu diserahkan kepada panitia penyelenggara untuk dicetak dalam bentuk handout yang kemudian dibagikan kepada para peserta pelatihan.

4.1.2.2 Tim Pelaksana Pelatihan

Pengurus MGMP Bahasa Inggris Rayon Kendal merupakan forum kelompok guru-guru Bahasa Inggris yang terdiri dari ketua, wakil ketua, bendahara, sekretaris dan anggota yang terdiri dari semua ketua MGMP Bahasa Inggris Sub Rayon. Pengurus MGMP Rayon secara otomatis menjadi panitia penyelenggara pelatihan yang dibantu oleh pengurus MGMP Sub Rayon. Hal ini dipertegas oleh salah seorang pengurus MGMP Sub Rayon yang bernama Arif Fajar, yang mengatakan bahwa:

Meskipun kepanitiaan pelatihan ini secara otomatis dipegang oleh pengurus Rayon, tapi saya sebagai ketua Sub Rayon tetap diminta untuk membantu pelaksanaan pelatihan yang ada di wilayah Sub Rayon saya (Wawancara pada tanggal 5 Januari 2015).

Untuk guru pemandu dalam pelatihan

(11)

63

kriterianya adalah menguasai materi substansi,

menguasai metodologi pengajaran dan telah memiliki pengalaman mengajar, serta telah mengikuti Training of Trainer (ToT) sesuai latar belakang pendidikannya. Sedangkan dari hasil wawancara dengan salah satu guru pemandu, diperoleh data bahwa ada 6 guru pemandu yang telah lolos seleksi di LPMP, terbagi menjadi dua kelompok kerja. Tiga orang guru pemandu menjadi instruktur di kelompok kerja Sub Rayon Boja, sedangkan tiga lainnya menjadi instruktur di kelompok kerja Sub Rayon Weleri. Informasi ini ditegaskan oleh Retno Sulistyowati, salah satu instruktur dalam pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP Tahun 2013, yang mengatakan sebagai berikut:

Sebenarnya yang ikut seleksi guru pemandu itu ada 30 orang, tapi yang lolos hanya 6 orang. Oleh karena itu dalam pelaksanaan pelatihan kami hanya bertiga dalam satu kelompok kerja, karena tiga guru pemandu lainnya harus menjadi instruktur di kelompok kerja satunya (Wawancara pada tanggal 6 Januari 2015).

Dari hasil studi dokumen diperoleh data tentang guru Bahasa Inggris SMP Kabupaten Kendal yang lolos seleksi sebagai guru pemandu yaitu ada pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Daftar Guru Pemandu Tahun 2013

NO NAMA NIP GO 2. DYAH N, S.Pd 197303311998022001 IV/

A

(12)

64

S.Pd A Pemandu

4. ELLY N, S.Pd 197011242000122003 IV/ A

Guru Pemandu 5. RETNO S, S.Pd 197007051997022004 IV/

A

Hasil wawancara dengan pengelola pelaksanaan pelatihan dan studi dokumentasi menunjukkan bahwa

susunan kepanitiaan dalam kegiatan pelatihan

peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaaan MGMP ini terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, seksi penyelenggara dan seksi akademik. Hal ini dipertegas oleh Sri Raharjo selaku

ketua panitia penyelenggara pelatihan yang

mengatakan sebagai berikut:

Untuk kepanitiaan program pelatihan hanya terdiri dari ketua yaitu saya sendiri, sekretaris, bendahara, seksi penyelenggara pelatihan, dan 3 seksi akademik. Jadi kami para panitia inilah yang menyusun semua program pelatihan ini (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).

(13)

65 Dari hasil wawancara dan studi dokumen diperoleh data bahwa masing-masing kelompok kerja memiliki kepanitiaan sendiri. Hal ini ditegaskan oleh ketua MGMP Bahasa Inggris SMP Rayon Kendal yang bernama Sri Raharjo, mengatakan sebagai berikut:

Sesuai dengan program pelatihan, untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan melalui pemberdayaan MGMP ini, kami membentuk kepanitiaan di setiap kelompok kerja, yang susunannya sama seperti yang sudah saya katakan sebelumnya (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).

Dari hasil studi dokumen diperoleh data tentang susunan kepanitiaan pelatihan kelompok kerja I, Sub Rayon Boja yaitu seperti tabel berikut:

Tabel 4.3

Susunan Kepanitiaan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP Tahun 2013

NO NAMA JABATAN

1. Drs. Sri Raharjo Ketua 2. Drs. Ahmad Budi Susilo Sekretaris 3. Retno Sulistyowati, S.Pd Bendahara

4. Drs. Ahmad Budi Susilo Seksi Penyelenggara 5. Elly Nilawati, S.Pd Seksi Akademik 6. Retno Sulistyowati, S.Pd Seksi Akademik 7. Fandholi, S.Pd Seksi Akademik

4.1.2.3 Pembiayaan dan Sarana Prasarana

(14)

66 kelompok kerja (Pokja). Kelompok kerja I yang dilaksanakan di Sub Rayon Boja mendapat dana sebesar Rp 8.000.000,00 dan kelompok kerja II yang dilaksanakan di Sub Rayon Weleri mendapat dana Rp

8.000.000,00. Dari hasil wawancara dan studi

dokumen dengan panitia penyelenggara diperoleh data bahwa anggaran sebesar Rp 8.000.000,00 untuk satu kelompok kerja dengan tujuan pencapaian kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan dirasa kurang mencukupi. Hal ini dipertegas oleh Sri Raharjo selaku ketua panitia yang mengatakan sebagai berikut:

Memang bagi kami selaku pengelola pelatihan, anggaran sebesar itu masih kurang mencukupi. Karena kompetensi yang harus dicapai oleh peserta pelatihan memerlukan sarana dan media yang memadai, sehingga butuh biaya lebih besar untuk pencapaian kompetensi tersebut (Wawancara pada tanggal 6 Januari 2015).

Dengan terbatasnya anggaran dalam pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP ini berpengaruh pada ketersediaan sarana dan prasarana. Adapun untuk sarana dan prasarananya kelompok kerja I menggunakan Ruang Media di SMP 1 Boja sebagai tempat pelaksanaan pelatihan. Untuk sarana

pendukung lainnya yaitu berupa LCD, panitia

(15)

67 kami kutipkan wawancara dengan ketua penyelenggara Sri Raharjo yang mengatakan bahwa:

Untuk kelancaran pelaksanaan pelatihan, semua sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh peserta dan guru pemandu sudah kami usahakan untuk tersedia sebaik mungkin. Termasuk di dalamnya kebersihan ruangan, LCD, Laptop dan alat tulis menulis (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).

Berdasarkan uraian di atas bahwa dalam program pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP ini ada keterkaitan hubungan yang erat dan saling mempengaruhi antara anggaran yang ada dengan ketersediaan sarana prasarana.

4.1.3 Deskripsi Process Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP

Berdasarkan hasil analisis pada aspek process, pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP, untuk aspek proses tersebut diuraikan sebagai berikut:

4.1.3.1 Persiapan Pelatihan

Kegiatan yang perlu diperhatikan agar

(16)

68 Sebelum pelaksanaan pelatihan perlu ditentukan kriteria peserta pelatihan dan proses pemanggilannya.

Sesuai dengan Keputusan Kepala Lembaga

Administrasi Negara, Nomor: 193/XIII/10/6/2001, Bab V pasal 16 adalah:

Penetapan peserta pelatihan bersifat selektif dan merupakan penugasan instansi yang bersangkutan untuk memenuhi persyaratan kompetensi jabatan, persyaratan umum bagi calon peserta pelatihan adalah: memiliki potensi untuk dikembangkan, memiliki motivasi tinggi untuk pengembangan diri, mampu menjaga reputasi dan kredibilitas sebagai PNS, memiliki dedikasi dan loyalitas terhadap tugas dan organisasinya, berprestasi baik dalam melaksanakan tugas, dan sehat rohani serta jasmani.

Hasil wawancara dengan pengelola pelakasanaan pelatihan bernama Ahmad Budi Susilo mengatakan bahwa:

Kriteria input peserta secara khusus adalah setiap peserta dinyatakan sehat jasmani dan rohani yang dikuatkan dengan surat keterangan dari dokter, bertugas sebagai guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Inggris, mampu mengimbaskan hasil pelatihan baik untuk diri sendiri maupun untuk teman sejawat serta ditugaskan oleh kepala sekolah yang bersangkutan (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).

Persyaratan peserta pelatihan ditentukan

bersama antara pejabat Dinas Pendidikan Kabupaten

dengan pengurus MGMP Bahasa Inggris SMP

Kabupaten Kendal. Proses pemilihan peserta pelatihan melalui mekanisme yang ditempuh yaitu diawali dari rapat koordinasi Dinas Pendidikan Kabupaten dengan

pengurus MGMP yang menginformasikan akan

(17)

69

kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui

pemberdayaan MGMP, dalam rapat tersebut pengurus MGMP diminta mengusulkan calon peserta pelatihan, usulan dari pengurus MGMP tersebut hendaknya sesuai dengan kriteria peserta di atas, dan urutan prioritas untuk mengikuti pelatihan bagi guru-guru yang ditentukan oleh pengurus MGMP Bahasa Inggris di tingkat kabupaten .

Mekanisme pemanggilan peserta menempuh jalur, pertama pengurus MGMP mengusulkan calon peserta pelatihan ke Dinas Pendidikan Kabupaten, selanjutnya Dinas Pendidikan Kabupaten membuat draft pemanggilan untuk ditandatangani Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kendal. Setelah selesai surat

pemanggilan, Dinas Pendidikan Kabupaten

mengirimkan surat panggilan terhadap guru-guru yang akan mengikuti pelatihan dengan tembusan ke pengurus MGMP ke semua sekolah yang ada peserta pelatihannya. Sasaran peserta yang sudah melewati mekanisme pemanggilan ditetapkan dalam program kerja pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP.

Pada tahap persiapan pelatihan yang perlu dianalisis adalah persiapan mengajar para guru pemandu. Dibawah ini kutipan hasil wawancara dari peserta pelatihan bernama Kristina Wijayanti, yang mengatakan bahwa:

(18)

70

program, kegiatan media pelatihan mampu menunjang kompetensi yang akan dicapai. Namun ada juga kekurangan dalam tahap persiapan mengajar mereka yaitu LCD tidak dipersiapkan dengan baik (Wawancara pada tanggal 23 Desember 2014)

Hal senada dipertegas oleh panitia penyelenggara yang bernama Ahmad Budi Susilo, yang mengatakan bahwa:

Dari pengamatan kami terhadap kesiapan guru pemandu dalam memberikan materi pada para peserta sudah tersusun rapi yaitu mulai dari pemberian pre-test, dilanjutkan dengan materi umum dan materi pokok pelatihan.materi (Wawancara pada tanggal 6 Januari 2015).

Dari hasil wawancara dengan peserta pelatihan dan panitia penyelenggara pelatihan, 80% mengatakan bahwa persiapan mengajar guru pemandu sudah baik, terutama dalam materi pembelajaran yang mengacu pada struktur program dan 10% mengatakan cukup, khususnya dalam kegiatan media pelatihan menunjang kompetensi yang akan dicapai; dan 10% mengatakan kurang yaitu dalam hal kesiapan Laptop/LCD.

4.1.3.2 Proses Pelatihan

Di samping persiapan mengajar, dilakukan juga analisis terhadap penampilan mengajar guru pemandu

sebagai pengajar dalam pelatihan peningkatan

kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui

(19)

71

mengajar guru pemandu baik, yaitu tentang

penguasaan materi bidang studi. Ada 20% peserta pelatihan mengatakan cukup, yaitu pada pembelajaran yang berorientasi pada peserta, pengaturan ruangan dan strategi dalam bertanya terhadap peserta dan ketercapaian kompetensi. Hal ini dipertegas oleh peserta pelatihan yang bernama Kristina Wijayanti, yang mengatakan bahwa:

Menurut saya penampilan para guru pemandu sudah baik, terutama pada penguasaan materi yang disampaikan. Mereka sangat jelas dalam menyampaikan materi bidang studi tentang pembelajaran jenis-jenis teks, cuma ada satu materi yang saya rasa agak teoritis (Wawancara pada tanggal 23 Desember 2014).

Hal senada dipertegas oleh peserta lain yang bernama Lilik Budi Santoso, yang mengatakan bahwa:

Pada saat guru pemendu mengisi kegiatan pelatihan, penempilannya sudah baik, mereka bisa menguasai kelas, terutama dalam menjawab pertanyaan-pertanyan kami (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).

Pernyataan ini juga dipertegas oleh Roro Rujiati pada saat kami wawancarai, pada tanggal 5 Januari 2015, yang mengatakan sebagai berikut:

Bagi saya penampilan guru pemandu sudah baik, mereka sangat jelas dalam menyampaikan materi pelatihan dan selalu menjawab semua pertanyaan peserta dengan jelas pula (Wawancara pada tanggal 5 Januari 2015).

Evaluasi berikutnya adalah persepsi peserta

pelatihan terhadap keberhasilan pelaksanaan

(20)

72 pelatihan yang bernama Wasis, yang mengatakan bahwa:

Sebagai peserta saya menilai bahwa pelaksanaan pelatihan sudah berhasil baik, hal ini saya lihat dari segi persiapan sampai dengan penilaian akhirnya. Kalaupun ada sedikit masukan yaitu tentang materi ajarnya saja yang lebih cenderung teoritis. Tapi mayoritas baik kok (Wawancara pada tanggal 5 Januari 2015).

Pernyataan ini juga dipertegas oleh Niken Wulandari, rekan kerjanya Wasis yang mengatakan bahwa:

Materi pelatihan yang erat hubungannya dengan kompetensi guru Bahasa Inggris perlu ditingkatkan sehingga bahasa Inggris tidak menjadi mata pelajaran yang menakutkan dan dapat berperan dalam peningkatan kualitas peserta didik (Wawancara pada tanggal 5 Januari 2015).

Sedangkan hasil wawancara lainnya dengan Saudara Lilik Budi Santoso mengusulkan sebagai berikut:

Mohon untuk pelatihan yang akan datang materi lebih spesialisasi sesuai dengan perkembangan kurikulum yang ada, tidak terlalu teoritis khususnya Bahasa Inggris dalam implementasi KTSP (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).

Dari hasil wawancara tersebut menyatakan bahwa materi pelatihan sudah cukup baik tetapi perlu peningkatan agar lebih terspesialisasi dengan materi pembelajaran Bahasa Inggris dalam implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

4.1.4 Deskripsi Product Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris melalui Pemberdayaan MGMP

(21)

73

Secara ilmiah untuk mengukur suatu

keberhasilan pelatihan, alat yang paling tepat yaitu evaluasi. Evaluasi dimaksud adalah berupa tes atau non-tes. Tes ini meliputi tes lisan, tes tulisan, atau tes praktik, sedangkan non-tes bisa berupa pengamatan, cek list, dan lain-lain. Oleh karena itu, evaluasi merupakan bagian penting dalam kegiatan pelatihan

sebagai usaha pengumpulan informasi untuk

pertimbangan dan pengambilan keputusan.

Berdasarkan evaluasi dapat diketahui tingkat

keberhasilan pelaksanaan pelatihan. Kriteria

keberhasilan itu sendiri harus ditentukan dengan nilai minimum yang harus diperoleh peserta pelatihan. Untuk program pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP standar minimum keberhasilannya adalah 65, sesuai kriteria standar kelulusan dalam uji kompetensi guru.

Dari hasil wawancara dengan guru pemandu yang bernama Fandholi, diperoleh informasi sebagai berikut:

Dalam pelatihan ini kami menilai tingkat keberhasilan peserta pelatihan dengan memberikan test tertluis pada akhir kegiatan (post-test). Hasil post-test kami bandingkan dengan hasil pre-test sebelumnya. Ternyata 80% peserta mengalami peningkatan pada nilai post-test nya (Wawancara pada tanggal 6 Januari 2015).

Sistem penilaian yang diterapkan untuk

(22)

74

Kegiatan Pemberdayaan MGMP SMP dan tes

tertulis/praktek bagi mata tataran pokok. Adapun mata tataran pokok adalah Pengembangan Silabus dan Perangkat Pembelajaran, Landasan Filosofi/Teoritis

Pendidikan Bahasa Inggris, Telaah KTSP,

Pengembangan Model-model Pembelajaran,

Pengembangan Profesi, Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi, Pembelajaran Jenis-jenis Teks, dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan hasil wawancara dengan panitia penyelenggara pelatihan bernama Ahmad Budi Susilo diperoleh data bahwa:

Untuk mengukur keberhasilan pelatihan ini, kami menggunakan sistem evaluasi yang dipakai dalam mengukur kemampuan peserta pelatihan yaitu dengan sistem konvensional, dalam bentuk tes tulis yang dilakukan pada awal pelatihan (Pre-test) dan akhir pelatihan (Post-Test) (Wawancara pada tanggal 6 Januari 2015).

Dari hasil wawancara dan studi dokumen diperoleh

data bahwa prestasi hasil belajar yang diperoleh peserta pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP adalah nilai

tertinggi 90 dan nilai terendah 82. Rata-rata

penguasaan secara kuantitatif dikategorikan baik dan

sudah melampaui batas minimum ketuntasan

pelatihan.

4.1.4.2 Kinerja Lulusan

(23)

75 kerja oleh peserta pelatihan. Oleh karena itu, kinerja lulusan ini dapat dilihat dari penampilan mengajar di kelas atau peranannya dalam kegiatan ilmiah misalnya melalui kegiatan seminar, lokakarya dan lain-lain. Di

samping itu upaya lulusan pelatihan dalam

menindaklanjuti isu-isu pokok yang muncul dalam kegiatan pelatihan dalam bentuk pengembangan sekolah dan kegiatan lain yang relevan.

Dari observasi yang kami lakukan terhadap persiapan mengajar peserta pelatihan diperoleh data untuk peserta yang memilki kategori baik ada 70%, terutama tentang pemilihan materi pembelajaran yang mengacu pada RPP; kategori cukup ada 20% dan kategori kurang ada 10%.

Sedangkan hasil evaluasi terhadap penampilan mengajar peserta pelatihan diperoleh data untuk

kategori baik ada 80%, yaitu dalam kegiatan

memberikan contoh kalimat yang sudah sesuai materi dan untuk kategori cukup ada 20%.

Selanjutnya untuk hasil evaluasi terhadap kinerja peserta pelatihan di luar tugas rutin mengajar diperoleh data untuk kategori baik ada 70%, unsur yang paling baik adalah kedisiplinan; kategori cukup ada 20% dan untuk kategori kurang mendapat 10%. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan rekan sejawat dari peserta pelatihan pada SMP

Negeri 1 Singorojo Kabupaten Kendal, mereka

(24)

76

melalui pemberdayaan MGMP telah meningkat

kinerjanya. Untuk lebih jelasnya bisa kita lihat hasil wawancara dengan Kepala SMP Negeri 1 Singorojo bernama Bogi Purwandi yang menyatakan bahwa:

Dari beberapa guru yang pernah kami kirim untuk mengikuti pelatian, peserta pelatihan yang sangat menonjol dan sangat produktif dalam melaksanakan tugasnya yaitu saudara Detty Yuniarsari. Melalui keteladanan peserta ini dapat mempengaruhi teman-temannya yang lain sehingga guru dan peserta yang lainnya ikut terbawa aktif (Wawancara pada tanggal 3 Januari 2015).

Senada dengan pendapat di atas informan lain yaitu Kepala SMP Negeri 1 Boja bernama Agus Chrismoro menuturkan pendapatnya sebagai berikut:

Guru yang kami kirim untuk mengikuti pelatihan mayoritas membawa dampak positif pada rekan sejawatnya. Ia selalu menjadi contoh yang baik, sehingga berdampak baik pada kinerja guru lainnya yang belum punya kesempatan untuk mengikuti pelatihan sejenis (Wawancara pada tanggal 23 Desember 2014).

Pendapat sejenis juga disampaikan oleh Supardi sebagai Kepala SMP 1 Limbangan yang menuturkan penilaiannya terhadap anak buahnya yang bernama Lilik Budi Santoso salah satu peserta (lulusan) pelatihan sebagai berikut:

(25)

77 Hal senada juga disampaikan oleh Esti Setyorini

sebagai Kepala SMP 2 Limbangan yang

mengatakan sebagai berikut:

Memang ada peningkatan kinerja pada guru kami yang telah mengikuti pelatihan dalam pemberdayaan MGMP Bahasa Inggris ini. Mereka cenderung lebih kreatif dalam mengembangkan bahan ajar dan penilaian pembelajaran (Wawancara pada tanggal 8 Januari 2015).

Jadi pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP telah memberi dampak positif pada peserta pelatihan itu sendiri dan juga rekan sejawatnya, terutama dalam kinerjanya di sekolah, yang mana semakin membaik dalam teknik mengajarnya di dalam kelas, antara lain dalam mengembangkan bahan ajar, memilih dan menyusun alat evaluasi pembelajaran serta metode pembelajaran yang lebih kreatif.

Penularan hasil pelatihan oleh peserta pelatihan terhadap rekan sejawatnya tidaklah selalu sama, karena materi pelatihan yang diberikan oleh guru pemandu belum tentu terserap seutuhnya oleh para peserta. Seperti yang dikatakan oleh salah seorang peserta pelatihan yang bernama Abdurozi sebagai berikut:

(26)

78 Sehingga kalauu kita simpulkan bahwa tidak semua informasi atau materi yang diajarkan oleh guru pemandu terserap seluruhnya oleh para peserta, maka

dampaknya adalah ketika peserta berusaha

menularkan hasil pelatihan kepada rekan sejawatnya ada beberapa informasi yang berkurang dan dampak selanjutnya informasi yang diterima siswa makin berkurang pula. Secara lebih rincinya bisa kita gambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 Alur Penularan Materi Pelatihan

Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa penularan hasil pelatihan dari peserta ke rekan sejawatnya belum tentu utuh bahkan justru makin

Materi dari guru pemandu

Materi diterima oleh peserta

Materi diterima oleh rekan sejawat

(27)

79

menyempit atau berkurang, sehingga hal ini

berdampak pula pada prestasi belajar siswanya.

4. 2 Pembahasan

4.2.1 Evaluasi Context Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP

Berdasarkan pada hasil penelitian bahwa konteks pelatihan adalah unsur kegiatan yang berkenaan dengan program pelatihan yang meliputi latar belakang, tujuan atau hasil yang diharapkan, sumberdaya manusia dan materi kebutuhan para guru Bahasa Inggris di Sub Rayon Boja. Pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris melalui pemberdayaan MGMP telah memenuhi kebutuhan guru-guru Bahasa Inggris SMP di Sub Rayon Boja tentang pengetahuan dan ketrampilan mengajar mereka, meskipun para guru tersebut memiliki latar belakang usia, pengalaman kerja dan pendidikan yang berbeda-beda.

Latar belakang dan tujuan dari pelaksanaan pelatihan selalu berkaitan dengan kebutuhan peserta

akan peningkatan kompetensinya. Walaupun

(28)

80 belakang, tujuan, sasaran, sumber dana, waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan.

Penjelasan di atas, sejalan dengan pendapat Sudjana dan Ibrahim (2004) bahwa konteks suatu pelatihan meliputi situasi atau latar belakang yang

mempengaruhi jenis-jenis tujuan dan strategi

pendidikan yang akan dikembangkan. Pandangan Sugiyono (2014) melengkapi penjelasan di atas bahwa evaluasi konteks ini terkait dengan tujuan dari suatu

program yang disesuaikan dengan kebutuhan

lapangan, dalam hal ini program pelatihan sesuai dengan kebutuhan guru Bahasa Inggris SMP.

Dari hasil wawancara dengan pengurus MGMP sebagai pengelola pelatihan dan studi dokumen diperoleh data bahwa dalam penyelenggaraan pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP, sebelum dilaksanakan kegiatan MGMP Bahasa Inggris telah menetapkan rencana operasional kegiatan. Adapun tujuan penyusunan rencana operasional

kegiatan ini adalah sebagai panduan dalam

penyelenggaraan pelatihan, sebagai acuan analisis dan penggunaan hasil penyelenggaraan pelatihan, sebagai pedoman dan pembelajaran standar penyelenggaraan pelatihan untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.

Hasil wawancara dan studi dokumentasi

(29)

81 berdasarkan hasil tersebut diperoleh data bahwa masih banyak guru mata pelajaran Bahasa Inggris SMP yang nilainya kurang dari 65 sehingga membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kompetensi mereka. Dan tujuan umum dari penyelenggaraan pelatihan adalah untuk meningkatkan kompetensi guru dan secara khusus untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan wawasan guru Bahasa Inggris SMP dalam mengahadapi tugas sehari-harinya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Moekijat (2003) yang menjelaskan tentang tujuan pelatihan yaitu untuk mengembangkan ketrampilan sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif, untuk mengembangkan pengetahuan sehingga pekerjaan dapat dikerjakan secara rasional dan untuk mengembangkan sikap sehingga menimbulkan kemauan kerja sama dengan teman dan pimpinan. Pandangan Simamora (2006) yang memperjelas pendapat di atas bahwa tujuan pelatihan yaitu untuk memperbaiki kinerja guru, memutakhirkan keahlian guru, mengurangi waktu pembelajaran guru agar kompeten dalam pekerjaan dan membantu memecahkan masalah operasional.

(30)

82

diperoleh data bahwa ada beberapa peraturan

pemerintah yang mendukung terhadap pelaksanaan pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayan MGMP.

4.2.2. Evaluasi Input Program Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP

Berdasarkan hasil evaluasi input, dua aspek yaitu Program Pelatihan, Tim Pengelola Pelatihan dan

Pembiayaan serta sarana prasarana. Aspek input

tersebut diuraikan sebagai berikut:

1.2.2.1 Program Pelatihan

Salah satu faktor utama yang menjadi penunjang dalam pelatihan adalah program pelatihan yang meliputi kepanitiaan, materi pelatihan, jadwal kegiatan dan juga pembiayaan. Hasil wawancara dengan panitia penyelenggara dan studi dokumentasi diperoleh data bahwa pengelola pelatihan telah menyusun rencana pelatihan sesuai dengan struktur program yang telah ditetapkan. Penyusunan materi pelatihan yang terdiri dari materi umum yaitu tentang Kebijakan Umum Kegiatan Pemberdayaan MGMP Bahasa Inggris SMP dan materi pokok yang terdiri dari Pengembangan

Silabus dan Perangkat Pembelajaran, Landasan

Filosofi/Teoritis Pendidikan Bahasa Inggris, Telaah

KTSP, Pengembangan Model-model Pembelajaran,

(31)

83 dan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), telah disusun dengan baik oleh para guru pemandu. Semua deskripsi materi pelatihan tersebut oleh guru pemandu telah disiapkan untuk memenuhi kebutuhan para peserta.

Dari hasil studi dokumentasi diperoleh data bahwa jadwal kegiatan pelatihan yang disusun sebanyak delapan kali pertemuan sudah disesuaikan dengan materi pelatihan yang telah dipersiapkan oleh guru pemandu. Dan jadwal kegiatan pelatihan dibuat pelaksanaannya sesuai dengan hari MGMP, yaitu setiap hari Selasa sehingga tidak mengganggu tugas utama para peserta dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Hasil wawancara dengan salah seorang panitia penyelenggara dan diperkuat dengan hasil studi dokumentasi diperoleh data bahwa dana bantuan langsung (Block Grant) sebesar Rp 16.000.000,00 untuk dua kelompok kerja yang masing-masing kelompok kerja hanya menerima Rp 8.000.000,00 dikeluhkan oleh panitia penyelenggara. Karena jumlah dana tersebut dirasa kurang memadai dan tidak sesuai dengan kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta pelatihan, sehingga alat dan bahan yang diperlukan dalam pelatihan kurang mencukupi.

4.2.1.2 Tim Pengelola Pelatihan

(32)

84 pelatihan tersebut. Sehingga dari unsur personalia

yang menangani kegiatan pemberdayaan MGMP

Bahasa Inggris tahun 2013 telah memenuhi standar kriteria kepanitiaan, baik sebagai panitia inti dan juga panitia pelaksana kegiatan.

Berdasarkan hasil wawancara dan studi

dokumentasi 6 guru Bahasa Inggris yang oleh LPMP dinyatakan lolos seleksi sebagai guru pemandu ditetapkan sebagai instruktur yang harus menyiapkan semua deskripsi materi yang menjadi mata tataran pelatihan. Masing-masing kelompok kerja mendapat 3 orang guru pemandu untuk mengisi pelaksanaan pelatihan.

Dari hasil studi dokumentasi fasilitas pelatihan atau ketersediaan sarana prasarana dari panitia penyelenggara pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP ini, telah disiapkan seminggu sebelum pelatihan dimulai, namun yang menjadi kendala adalah ketidakcukupan dana yang tersedia untuk penyediaan fasilitas tersebut. Begitu juga dengan alat dan bahan telah disiapkan

seminggu sebelum pelatihan dimulai, namun

keterbatasan dana yang ada sehingga alat dan bahan juga kurang mencukupi.

(33)

85 Dari hasil evaluasi process yang terdiri dari

Persiapan Pelatihan dan Proses Pelaksanaan

Pembelajaran dapat diuraikan sebagai berikut:

4.2.3.1 Persiapan Pelatihan

Dari hasil wawancara dan studi dokumentasi diperoleh data bahwa sebelum melaksanakan pelatihan perlu menetapkan persiapan pelatihan yang diawali

dengan menentukan kriteria peserta pelatihan.

Sebelum pemanggilan peserta pelatihan terlebih dahulu ditentukan kriteria peserta meliputi: setiap peserta dinyatakan sehat jasmani dan rohani yang dikuatkan dengan surat keterangan dari dokter, bertugas sebagai

guru yang mengajar Bahasa Inggris, mampu

mengimbaskan hasil pelatihan baik untuk diri sendiri maupun teman sejawat serta ditugaskan oleh kepala sekolah yang bersangkutan. Peserta dalam hal ini adalah guru Bahasa Inggris SMP. Kriteria tersebut pada dasarnya tidak sulit bagi peserta maupun bagi sekolah yang menugaskannya dan dapat dipenuhi.

(34)

86 bertugas sebagai guru Bahasa Inggris, mampu mengimbaskan hasil pelatihan serta ditugaskan oleh kepala sekolah.

Dalam persiapan pelatihan peningkatan

kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui

pemberdayaan MGMP mengacu pada mekanisme yang telah ditetapkan dalam pedoman standar teknis penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan (diklat) Tahun 2007 Direktorat Pembinaan Diklat Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Depdiknas, yang menyatakan

dalam persiapan pembelajaran diawali dengan

identifikasi calon peserta pelatihan, penyusunan program kerja yang mencakup latar belakang, tujuan,

waktu dan tempat, strategi pelaksanaan, guru

pemandu, kepanitiaan, dan jadwal kegiatan. Dari hasil

analisis dalam persiapan pelatihan peningkatan

kompetensi guru Bahasa Inggris pada umumnya telah memenuhi kriteria yang ditetapkan.

Berdasarkan hasil evaluasi terhadap persiapan mengajar guru pemandu 80% peserta pelatihan mengatakan baik, terutama pada pemilihan materi pembelajaran mereka yang mengacu kepada struktur program, 10% peserta pelatihan mengatakan cukup, komponen yang menonjol untuk kategori ini adalah kegiatan media pelatihan menunjang kompetensi yang

akan dicapai dan dan 10% peserta pelatihan

(35)

87 4.2.3.2 Proses Pelatihan

Evaluasi proses pelaksanaan pelatihan pertama ditekankan pada pelaksanaan pelatihan secara nyata dan dibandingkan dengan jadwal yang ada di dalam rencana operasional. Di dalam rencana oprerasional pelaksanaan pelatihan dijadwalkan 8 kali pertemuan dan dilaksanakan setiap hari MGMP Bahasa Inggris yaitu setiap hari Selasa, dari bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan November 2013. Penyaji materi atau guru pemandu melaksanakan tugasnya sebagai instruktur juga sudah sesuai dengan jadwal kegiatan yang diberikan. Dalam hal ini pelaksanaan pelatihan dan penyajian materi pelatihan tidak menyimpang dari rencana operasional yang telah dibuat dan kedua aspek itu dinilai baik untuk kategori tertentu.

Berkaitan dengan hasil penelitian terdahulu, hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Adri Margono (2007) tentang evaluasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan peningkatan kompetensi guru SMK mata pelajaran Bimbingan Konseling di LPMP DIY, yang menyimpulkan bahwa “secara umum hasil evaluasi proses yang mencakup persiapan mengajar, penampilan guru pemandu dan keberhasilan pelaksanaan pelatihan dalam persentase kategori baik. Hanya pada hasil pre test belum tertangani dengan

(36)

88

kompetensi guru bahasa Inggris SMP melalui

pemberdayaan MGMP ini adalah salah satu materi pelatihan belum terspesialisasi dengan pembelajaran di kelas.

Evaluasi terhadap penampilan guru pemandu

dapat diuraikan bahwa 80% peserta pelatihan

mengatakan baik, menurut peserta pelatihan semua guru pemandu sangat menguasai materi pembelajaran dan metode yang dipilih sangat tepat. Sedangkan 20% peserta pelatihan mengatakan bahwa penampilan guru pemandu cukup baik, terutama dalam memilih startegi pembelajaran, startegi dalam bertanya terhadap peserta serta ketercapaian kompetensi.

(37)

89 4.2.4 Evaluasi Product Program Pelatihan

Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP

Berdasarkan hasil wawancara dan studi

dokumen dengan panitia penyelenggara pelatihan peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP di Kabupaten Kendal, mereka menyatakan bahwa pelatihan mengacu pada tujuan umum dari program pelatihan yaitu untuk meningkatkan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP dan secara khusus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan, ketrampilan dan wawasan guru Bahasa Inggris SMP dalam melaksanakan tugas sehari-harinya, seperti tersirat pada indikator-indikator meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan yang relevan dengan pelajaran bahasa Inggris, meningkatnya kemampuan teknik mengajar, meningkatnya pengetahuan tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, meningkatnya pengetahuan di bidang metodologi pembelajaran, dan

meningkatnya pengetahuan di bidang media

pembelajaran, serta meningkatnya pengetahuan di

bidang evaluasi pembelajaran yang berbasis

kompetensi.

(38)

90 didasarkan atas program-program atau mata tataran yang harus diberikan dan tercapai targetnya serta pelaksanaan pelatihan tersebut dimulai dari proses, pelaksanaan dan evaluasi dari setiap mata tataran diserahkan sepenuhnya kepada guru pemandu tanpa ada evaluasi dari pihak luar.

Peserta pelatihan dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan sekolah, menerapkan hasil pelatihan yang didapat dari MGMP dan menularkannya kepada teman sejawat serta memiliki sikap profesional sebagai guru Bahasa Inggris yang dicerminkan dalam etos kerja, sikap mental dan disiplin kerja yang baik dan benar.

Secara umum hasil pelatihan peningkatan

kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui

pemberdayaan MGMP telah sesuai rencana program, dimana peserta pelatihan telah mencapai standar kompetensi yang harus dimiliki. Alat yang dipakai untuk mengukur keberhasilan kompetensi yang telah distandarkan dalam suatu pelatihan yaitu melalui evaluasi atau melalui test akhir kegiatan (post-test). Oleh karena itu evaluasi merupakan bagian penting dalam kegiatan pelatihan sebagai dasar pencapaian tingkat keberhasilan pelaksanaan pelatihan.

(39)

91 menilai hasil yang dicapai. Pandangan Soebagio (2002) melengkapi penjelasan di atas bahwa salah satu manfaat evaluasi adalah untuk memperoleh informasi tentang kualitas pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan serta menentukan apakah program diklat itu perlu dilanjutkan atau tidak.

Untuk mengukur kinerja lulusan telah dilakukan

evaluasi terhadap persiapan mengajar peserta

pelatihan, penampilan mengajar peserta pelatihan, dan evaluasi terhadap kinerja peserta pelatihan di luar

tugas rutin mengajar. Hasil evaluasi terhadap

(40)

92 Meskipun dalam menularkan materi pelatihan yang diterima oleh peserta kepada rekan sejawatnya ada

sedikit penyusutan informasi, hal ini bukan

dikarenakan pelatihannya yang gagal tetapi karena faktor individu peserta tersebut.

Hasil evaluasi terhadap peserta pelatihan

peningkatan kompetensi guru Bahasa Inggris SMP melalui pemberdayaan MGMP secara umum kategori baik dan setelah dianalisis berdasarkan program kerja pemberdayaan MGMP Bahasa Inggris SMP tahun 2013,

tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana

Gambar

Tabel 4.1  Jadwal Kegiatan Pelatihan Peningkatan Kompetensi Guru Bahasa Inggris SMP Tahun 2013
Tabel 4.2 Daftar Guru Pemandu Tahun 2013
Tabel 4.3
gambarkan sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

yang terjadi pada kinerja mengajar guru Bahasa Inggris sekecamatan Nggaha Ori Angu dalam. merencanakan pembelajaran, guru belum mampu merancanakan rencana pembelajaran

Instrumen penelitan yang digunakan dalam penelitian evaluasi kinerja mengajar guru bahasa Inggris pasca sertifikasi ini adalah instrumen yang diambil dari Alat

Adapun hasil wawancara yang dipaparkan oleh informan dalam penelitian ini untuk meningkatkan mutu pendidikan di SMA N 1 Boja Kendal upaya yang dilakukan adalah

Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I, menunjukkan bahwa hasil pelatihan yang diperoleh cukup. Hal ini disebabkan hasil tes unjuk kerja

1) Menyusun Perencanakan program pelatihan. Dalam program perencanaan pelatihan dicantumkan sasaran kegiatan. Sasaran dalam kegiatan pelatihan adalah penyusunan program

Perencanaan Program pelatihan secara rinci dapat didesain sebagai berikut. Penentuan Ruang Lingkup. Dalam penentuan ruang lingkup ini, program yang akan dilaksanakan