• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK."

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian

Syarat untuk Memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

NURAIDAH MUSAROPAH NIM 1004104

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA 2014

(2)

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK

Oleh

Nuraidah Musaropah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

© Nuraidah Musaropah Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

NURAIDAH MUSAROPAH

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK

Disetujui dan disahkan oleh pembimbing :

Pembimbing I

Drs. Asep Saepulrohman, M. Pd. NIP. 19610909 198503 1 006

Pembimbing II

Drs. Akhmad Nugraha, M. Si. NIP. 19591027 198611 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi PGSD UPI Kampus Tasikmalaya

(4)

i

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK” ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika ilmu yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan tersebut, saya siap menanggung resiko/sanksi apabila di kemudian hari ditemukan adanya pelanggaran etika keilmuan atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Tasikmalaya, Juni 2014 Yang membuat pernyataan,

(5)

ii

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK

ABSTRAK

Kurikulum merupakan pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran yaitu menggunakan pendekatan scientific dan pembelajaran tematik-integratif. Berdasarkan tuntutan kurikulum tersebut, guru harus dapat menerapkan pendekatan scientific dan pembelajaran tematik-integratif dalam proses pembelajaran. Realitasnya guru mengalami kesulitan dalam mengembangkan bahan ajar yang berbasis pendekatan scientific dan pembelajaran tematik-integratif. Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru untuk memfasilitasi siswa mengembangkan konsep dan keterampilan ilmiah melalui berbagai interaksi dalam proses pembelajaran. Realitasnya Lembar Kerja Siswa Di Sekolah Dasar berupa buku yang didalamnya berisi soal-soal latihan yang hanya bersifat mengukur penguasaan konsep materi tanpa mengembangkan aspek keterampilan akibatnya siswa mengalami hambatan belajar yang bersifat epistemologi. Dengan demikian diperlukan Lembar Kerja Siswa yang mampu memfasilitasi siswa untuk menemukan suatu konsep dan mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah siswa pada proses pembelajaran serta mampu mengatasi hambatan belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak; (2) mendeskripsikan desain Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak; serta (3) mendeskripsikan implementasi desain Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode penelitian Didactical Design Research (DDR). Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah triangulasi. Hasil penelitian diperoleh beberapa learning obstacle siswa dan desain Lembar Kerja Siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar.

(6)

iii

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA SUB TEMA GAYA DAN GERAK

Abstract

The curriculum is a guideline for implementation of learn to achieve educational goals. 2013 curriculum emphasizes modern pedagogical dimension of learning use a scientific approach and thematic-integrative learning. Based on the demands of the curriculum, teacher must be able to apply a scientific approach and thematic-integrative learning in learning process. The fact teachers have a difficulty in develop teaching materials based on scientific approaches and thematic-integrative learning. Student Worksheet is one of the teaching materials that can be developed by teachers to facilitate students to develop scientific concepts and skills through a variety of interactions in the learning process. The fact Worksheet Elementary Students In a book which contains exercises that merely measure mastery of the concept of matter without developing the skills aspect of the consequences of students experiencing barriers to learning that is epistemology. Thus it is necessary Worksheet Students who are able to facilitate the students to find a concept and develop scientific skills of students in the learning process and is able to overcome the barriers to student learning. This study aims to: (1) identify barriers to learning (learning obstacle) student learning styles and sub-themes of the motion; (2) describe the design of Student Worksheet based on a scientific approach to learning a sub-theme of force and motion; and (3) describe the implementation of the Student Worksheet design a scientific approach based on learning styles and sub-themes of the motion in fourth grade elementary school. The approach used is a qualitative approach to research methods didactical Design Research (DDR). The data collection technique used was triangulation. The result showed some obstacle student learning and design learning Student Worksheet on the sub-theme of force and motion in fourth grade elementary school.

(7)

Puji dan syukur ia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi in embar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scie

erak”. Shalawat dan salam semoga dilimpahk beserta keluarga, sahabat-sahabat, dan kita s ut kepada ajarannya.

jukan untuk memenuhi sebagian dari syarat unt dikan program S1 PGSD dari Universitas Pendi ya. Penulis menyampaikan ucapan terimakasih embantu dalam proses pembuatan skripsi ini. S tuan berbagai pihak yang telah memberika ngga skripsi ini selesai tepat pada waktunya. adari bahwa skripsi ini belum sempurna,

ada gading yang tak retak”, begitu pula den anyak kekurangan. Hal ini dikarenakan pe

(8)

v

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yaitu kepada:

1. Prof. Dr. H. Cece Rakhmat, M. Pd., selaku Direktur Universitas Pendidikan bersedia memberikan arahan dan bimbingannya dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

5. Drs. Akhmad Nugraha, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II dan sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah tulus memberikan bimbingan, nasehat dan motivasi dengan penuh kesabaran, sehingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Kepala Sekolah beserta seluruh guru SD Negeri 3 Benteng dan SD Negeri 1 Cijeungjing Kabupaten Ciamis.

7. Orang tua tercinta Ayahanda Sumitra dan Ibunda Kurniasih, nenek tercinta Ibu Ijem, serta adik Tina Muplihah yang telah memberikan dorongan secara moral maupun material.

8. Saudara tercinta Bapak Muhtar, Tati Sugiarti, Anggit Fitrian Munggaran, Bani Ambara, Rosmawati, Nunung Sugandi, Asep Solihin, Gita Yuliani, Edi Wiganda, dan Arry Wedhasmara.

9. Rekan-rekan seperjuangan Tim penelitian DDR yaitu Rina Kurnia Novianty, Dita Puspita Khoirunnisa, dan Iir Iryanti yang telah banyak membantu memberikan kontribusi dalam menyelesaikan skripsi ini.

(9)

v

B. Penelitian Desain Didaktis (Didactical Design Research) ... 18

C. Hypothetical Learning Trajectory (HLT) ... 20

D. Hambatan Belajar (Learning Obstacle) ... 22

E. Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 24

1. Pengertian Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 24

2. Pentingnya Lembar Kerja Siswa (LKS) bagi Kegiatan Pembelajaran ... 25

3. Unsur-Unsur Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai Bahan Ajar ... 27

(10)

vi

5. Langkah-Langkah Penyusunan dan Pengembangan

Lembar Kerja Siswa ... 29

6. Cara Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) yang Baik ... 31

7. Desain Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 35

F. Pendekatan Scientific dalam Pembelajaran ... 36

1. Pengertian Pendekatan Scientific ... 36

2. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Ilmiah (Scientific) ... 38

D. Definisi Operasional dan Konseptual ... 63

(11)

vii

H. Teknik Analisis Data ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 77

b. Implementasi Desain I (Metapedadidaktik Analysis) ... 109

c. Refleksi Desain I (Retrospective Analysis) ... 129

3. Desain II ... 131

a. Rancangan Desain II (Prospective Analysis) ... 132

b. Implementasi Desain II (Metapedadidaktik Analysis) ... 162

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar dan Indikator Pembelajaran

Satu Sub Tema Gaya dan Gerak ... 46

Tabel 3.1 Interval Kategori Validitas ... 67

Tabel 3.2 Kategori Daya Pembeda ... 69

Tabel 3.3 Kategori Tingkat Kesukaran ... 70

Tabel 3.4 Interval Kategori Pemahaman Siswa dan Learning Obstacle Siswa ... 72

Tabel 4.1 Jenis Hambatan Belajar yang Diatasi ... 80

Tabel 4.2 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran Satu Sub Tema Gaya dan Gerak ... 82

Tabel 4.3 Prediksi Respon Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis ... 104

Tabel 4.4 Klasifikasi Learning Obstacle Siswa Berdasarkan Implementasi I . 126

Tabel 4.5 Klasifikasi Perbandingan Learning Obstacle Siswa ... 130

Tabel 4.6 Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, dan Indikator Pembelajaran Satu Sub Tema Gaya dan Gerak ... 133

Tabel 4.7 Prediksi Respon Siswa dan Antisipasi Didaktis Pedagogis ... 152

Tabel 4.8 Learning Obstacle Siswa Berdasarkan Implementasi II ... 178

(13)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Metapedadidaktik ... 15

Gambar 2. 2 Metapedadidaktik Dilihat dari sisi ADP, HD, dan HP ... 15

Gambar 2. 3 Langkah-Langkah Penyusunan Lembar Kerja Siswa ... 29

Gambar 2. 4 Tiga Ranah Pembelajaran ... 38

Gambar 3. 2 Alur Penelitian Desain Didaktis ... 62

(14)
(15)

xi

Gambar 4.40 Tampilan LKS 40 ... 143

Gambar 4.41 Tampilan LKS 41 ... 145

Gambar 4.42 Tampilan LKS 42 ... 146

Gambar 4.43 Tampilan LKS 43 ... 146

Gambar 4.44 Tampilan LKS 44 ... 147

Gambar 4.46 Tampilan LKS 45 ... 148

Gambar 4.46 Tampilan LKS 46 ... 149

Gambar 4.47 Tampilan LKS 47 ... 149

Gambar 4.48 Tampilan LKS 48 ... 150

Gambar 4.49 Tampilan LKS 49 ... 151

Gambar 4.50 Tampilan LKS 50 ... 163

Gambar 4.51 Tampilan LKS 51 ... 164

Gambar 4.52 Tampilan LKS 52 ... 165

Gambar 4.53 Tampilan LKS 53 ... 166

Gambar 4.54 Tampilan LKS 54 ... 167

Gambar 4.55 Tampilan LKS 55 ... 168

Gambar 4.56 Tampilan LKS 56 ... 169

Gambar 4.57 Tampilan LKS 57 ... 171

Gambar 4.58 Tampilan LKS 58 ... 171

Gambar 4.59 Tampilan LKS 59 ... 172

Gambar 4.60 Tampilan LKS 60 ... 172

Gambar 4.61 Tampilan LKS 61 ... 174

Gambar 4.62 Tampilan LKS 62 ... 176

Gambar 4.63 Tampilan LKS 63 ... 176

Gambar 4.64 Tampilan LKS 64 ... 177

(16)

xii

DAFTAR GRAFIK

(17)

xiii

Lampiran A. 6 Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 215

Lampiran A. 7 Seleksi Butir Soal Instrumen Tes ... 216

Lampiran A. 8 Format Kuesioner ... 217

Lampiran A. 9 Format Observasi ... 221

Lampiran A. 10 Pedoman Wawancara... 223

Lampiran B Studi Pendahuluan ... 232

Lampiran B. 1 Kisi-kisi Instrumen Mengungkap Learning Obstacle Siswa ... 233

Lampiran B. 2 Instrumen Tes Mengungkap Learning Obstacle Siswa ... 235

Lampiran B. 3 Hasil Kuesioner ... 239

Lampiran B. 4 Hasil Observasi ... 244

Lampiran B. 5 Hasil Wawancara ... 246

Lampiran B. 6 Hasil Analisis Studi Pendahuluan ... 254

(18)

xiv

Lampiran F. 1 SK Dosen Pembimbing Skripsi ... 402 Lampiran F. 2 Surat Izin Penelitian dari Lembaga UPI ... 403 Lampiran F. 3 Surat Izin Penelitian dari KESBANG Kabupaten Ciamis... 404 Lampiran F. 4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis 405 Lampiran F. 5 Surat Rekomendasi dari UPTD Pendidikan Kecamatan

Ciamis ... 406 Lampiran F. 6 Surat Rekomendasi dari UPTD Pendidikan Kecamatan

Cijeungjing ... 407 Lampiran F. 7 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 3

Benteng ... 408 Lampiran F. 8 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 1

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kurikulum merupakan salah satu alat untuk mencapai tujuan pendidikan, sekaligus sebagai pedoman dalam pelaksanaan pembelajaran. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional “kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu” (Arifin, 2012, hlm. 6). Hal serupa diungkapkan oleh Arifin (2012, hlm. 5) bahwa:

Kurikulum secara luas yaitu semua kegiatan dan pengalaman belajar serta segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah atas tanggung jawab sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan.

Berdasarkan pengertian tersebut, implikasinya bahwa guru sebelum melaksanakan proses pembelajaran harus merencanakan, merancang, dan mengorganisasikan suatu rencana pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan, isi, dan materi pelajaran yang akan digunakan pada proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Guru harus menciptakan lingkungan belajar yang dapat memfasilitasi siswa untuk berinteraksi menggali berbagai pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang bermakna pada proses pembelajaran, sehingga melalui pengalaman belajar tersebut dapat mempengaruhi terhadap pembentukan pribadi siswa baik itu dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Seiring perkembangan zaman, kurikulum senantiasan mengalami perubahan dan penyempurnaan. Berdasarkan perubahan kurikulum 2006 (KTSP) menjadi kurikulum 2013, Kurikulum 2013 lebih menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan scientific dan pembelajaran tematik-integratif. Menurut Prof Sudarwan (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013, hlm. 205) mengemukakan bahwa:

(20)

2

tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah yang meliputi berbagai keterampilan yang harus dikembangkan guru meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan.

Menurut Akbar (2013, hlm. 69) mengemukakan bahwa:

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individual atau kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep atau prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik melalui tema tertentu. Pembelajaran tematik merupakan usaha mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap, dan pemikiran kreatif dalam pembelajaran dengan menggunakan tema sebagai pokok kajian. Tema dikaji secara mendalam.

Berdasarkan tuntutan kurikulum tersebut, maka guru harus dapat menerapkan pendekatan scientific dan pembelajaran tematik-integratif dalam kegiatan pembelajaran. Guru harus memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah yang meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan pada kegiatan pembelajaran, sehingga siswa dapat menemukan sendiri pengetahuannya melalui interaksi dalam belajar dengan menggunakan berbagai kegiatan ilmiah. Selain itu, guru dalam pembelajaran harus memberikan makna yang utuh kepada siswa yang tercermin dalam berbagai tema yang mengintegrasikan berbagai mata pelajaran tertentu yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran tematik-integratif. Dengan demikian konsep yang dipahami oleh siswa akan utuh, menyeluruh dan bermakna.

(21)

3

mata pelajaran tertentu yang harus disampaikan secara utuh kepada siswa. Hal ini dikarenakan kebiasaan guru menyampaikan materi pelajaran secara terpisah-pisah, kemudian karena tuntutan kurikulum 2013 yang menuntut semua pembelajaran dilaksanakan secara tematik, maka guru merasa sulit untuk memadukan berbagai mata pelajaran yang didalamnya terdapat tahapan-tahapan pendekatan scientific yang saling keterkaitan satu sama lain.

Pernyataan tersebut diperkuat berdasarkan hasil wawancara kepada guru kelas IV SD Negeri 3 Benteng yang telah menerapkan kurikulum 2013 yaitu dengan ibu Sri Hastuti, menyebutkan bahwa beliau mengalami kesulitan mengembangkan pembelajaran tematik dalam mengaitkan suatu tema dengan berbagai mata pelajaran lain pada proses pembelajaran, sehingga pada pelaksanaannya kebanyakan konsep materi yang disampaikan masih terkesan parsial atau terpisah-pisah. Hal ini mengingat juga bahwa dalam kurikulum tidak semua Kompetensi Dasar dan Indikator dalam setiap mata pelajaran dapat dipadukan dengan baik. Selain itu, melalui hadirnya buku ajar untuk guru dan siswa di kelas I dan IV yang sudah tersedia dari pemerintah, guru tetap saja masih mengalami kesulitan dalam mengembangkan dan menerapkan bahan ajar tematik tersebut. Guru mengalami kesulitan untuk mengembangkannya kedalam bentuk Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang didalamnya terdapat tahapan pendekatan scientific yang cukup kompleks. Maka dari itu dengan adanya kurikulum 2013 sangat memerlukan guru yang kreatif dan inovatif dalam mengembangkan dan melaksanakan bahan ajar yang dapat diimplementasikan pada proses pembelajaran.

(22)

4

maupun teks yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari kompetensi yang akan dikuasai siswa dan digunakan dalam proses pembelajaran dengan tujuan perencanaan dan implementasi pembelajaran.

Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu bagian dari bahan ajar yang dapat dikembangkan oleh guru untuk memfasilitasi siswa dalam proses belajar. Menurut Prastowo (2011, hlm. 204) bahwa:

Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

Melalui Lembar kerja Siswa yang dirancang oleh guru, diharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam menggali suatu konsep melalui serangkaian kegiatan-kegiatan dalam proses pembelajaran. Lembar Kerja Siswa berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 harus dapat mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah siswa pada proses pembelajaran yaitu berdasarkan pendekatan scientific yang terintegrasi dalam pembelajaran tematik. Lembar Kerja Siswa yang dirancang oleh guru, didalamnya harus terdapat tahapan-tahapan pendekatan scientific yaitu meliputi kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan untuk semua mata pelajaran yang dipadukan dan terintegrasi dalam pembelajaran tematik. Maka dari itu Lembar Kerja Siswa yang disusun oleh guru harus dapat memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah yang siswa miliki. Melalui fasilitas Lembar Kerja Siswa yang diberikan oleh guru, diharapkan aktivitas yang dilakukan oleh siswa saat belajar akan terarah dan sesuai dengan esensi pendekatan ilmiah dan karakteristik siswa, sehingga siswa dapat menggali dan menemukan pengetahuannya secara nyata berdasarkan kegiatan-kegiatan atau tahapan–tahapan ilmiah yang telah dilakukannya.

(23)

5

tanpa ada serangkaian aktivitas-aktivitas yang harus dilakukan oleh siswa pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk siswa dapat menggali dan menemukan sendiri suatu konsep pengetahuannya, sehingga soal-soal latihan tersebut hanya sebatas aspek pengetahuan saja yaitu pada tahap mengingat dan memahami tanpa ada tahap penerapan dan mengembangkan aspek keterampilan siswa. Penggunaan Lembar Kerja Siswa yang ada dalam buku tersebut kenyataannya sangat membantu guru dalam melaksanakan pembelajaran karena terdapat soal-soal yang dapat langsung dikerjakan oleh siswa. Selain itu ketika guru telah selesai memberikan materi pelajaran kepada siswa, maka siswa dapat memantapkan materi tersebut dengan mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat pada Lembar Kerja Siswa.

Namun jika dicermati lebih lanjut, pemanfaatan Lembar Kerja Siswa tersebut kurang efektif karena terkadang Lembar Kerja Siswa sering tidak sesuai dengan kurikulum dan materi yang diajarkan kepada siswa, tetapi siswa dituntut harus tetap mengerjakan tanpa ada evaluasi soal-soal dari guru mata pelajaran yang bersangkutan. Hal ini akan membuat siswa bingung dengan soal-soal yang tidak ada kecocokan antara materi yang diajarkan dengan soal-soal yang ada. Selain itu soal-soal latihan tersebut kurang memfasilitasi siswa untuk mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah dalam proses pembelajaran sesuai pendekatan scientific yaitu melalui kegiatan mengamati, menanya, menalar, mencoba,

mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan. Hal ini disebabkan guru hanya mengandalkan Lembar Kerja Siswa yang terdapat pada buku saja tanpa dimodifikasi dan dikembangkan lebih lanjut. Akibatnya guru tidak bisa mengembangkan materi secara luas dan hanya berpatokan pada Lembar Kerja Siswa yang terdapat pada buku, sehingga siswa mengalami hambatan belajar.

(24)

6

Guru secara langsung dapat memberikan buku ajar untuk siswa untuk diisi oleh setiap siswa atau dapat dikerjakan oleh siswa secara berkelompok. Dengan demikian, guru tidak lagi direpotkan untuk membuat Lembar Kerja Siswa secara terpisah. Kalaupun membuat Lembar Kerja Siswa secara terpisah hanya berisi soal-soal latihan yang harus dikerjakan oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut, guru jelas sekali hanya mengandalkan Lembar Kerja Siswa yang terdapat pada buku siswa saja tanpa adanya modifikasi dan inovasi. Dengan demikian, dikarenakan guru kurang mempersiapkan bahan ajar yang mencakup didalamnya Lembar Kerja Siswa (LKS) disertai Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa soal-soal latihan yang hanya mengukur aspek mengingat dan memahami tanpa ada tahap penerapan dan mengembangkan aspek keterampilan siswa, maka banyak siswa mengalami beberapa kesulitan atau hambatan dalam belajar.

Hal ini terbukti berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di kelas IV SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis dengan jumlah siswa sebanyak 28 orang, khususnya pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak yang terdiri atas mata pelajaran IPA mengenai jenis gaya (tarikan dan dorongan), Matematika mengenai KPK, Seni Budaya dan Prakarya mengenai menyanyikan lagu, dan Bahasa Indonesia mengenai menceritakan pengalaman, terbukti bahwa sebagian siswa mengalami beberapa hambatan belajar. Peneliti memberikan tes pemahaman yang telah dipelajari oleh siswa terkait pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak yang terdiri dari mata pelajaran IPA, Matematika, Seni Budaya dan Prakarya, serta Bahasa Indonesia. Hasil studi pendahuluan menunjukkan adanya hambatan belajar pada beberapa indikator pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak.

(25)

7

dan kegiatan menarik mobil-mobilan dengan tarikan yang semakin kuat merupakan gaya dapat mempengaruhi kecepatan benda, dari 28 siswa yang menjawab benar hanya 35,71%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa masih belum memahami dengan benar mengenai gaya dapat mempengaruhi arah dan kecepatan benda. Siswa dalam Matematika mengalami hambatan belajar yang paling tinggi yaitu indikator menjelaskan konsep yang berhubungan dengan KPK sebanyak 87,50%. Siswa masih belum memahami dengan benar pengertian KPK dan cara mencari nilai KPK. Dari 28 siswa yang menjawab benar hanya 12,50%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa masih belum memahami dengan benar mengenai pengertian KPK dan cara mencari nilai KPK. Seni Budaya dan Prakarya sebanyak 64,28% siswa mengalami hambatan belajar dalam indikator menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendahnya nada, sebagian siswa dalam memperagakan lagu dengan gerak tangan dan badan masih ada yang belum tepat. Dari 28 siswa yang menjawab benar hanya 35,72%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa masih belum memahami dengan benar mengenai memperagakan lagu dengan gerak tangan dan badan. Bahasa Indonesia sebanyak 57,14% siswa mengalami hambatan belajar untuk indikator menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya dan gerak secara tertulis menggunakan kosakata baku. Siswa kurang memahami hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyajikan teks laporan percobaan dengan baik. Dari 28 siswa yang menjawab benar hanya 42,86%. Hal ini membuktikan bahwa sebagian siswa masih belum memahami dengan benar mengenai menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya dan gerak secara tertulis menggunakan kosakata baku.

Maka dari itu berdasarkan tuntutan kurikulum 2013 yang berbasis pendekatan scientific dan pembelajaran tematik-integratif, diperlukan suatu Lembar Kerja

(26)

8

Siswa yang berbasis pendekatan ilmiah (scientific) akan memberikan kesempatan kepada siswa seluas-luasnya untuk menggali berbagai pengetahuannya melalui serangkaian kegiatan yang terintegrasi dalam pembelajaran tematik, sehingga pembelajaran akan lebih utuh dan bermakna kepada siswa.

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti mengembangkan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap dan mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa yang muncul serta untuk mengembangkan hubungan segitiga didaktis dalam pembelajaran, yang terdiri atas Hubungan Pedagogis (HP) antara guru dan siswa, Hubungan Didaktis (HD) antara siswa dan materi, dan Antisipasi Didaktis Pedagogis (ADP) antara guru dan materi. Ketiga komponen tersebut membentuk satu kesatuan utuh yang saling berkaitan satu sama lain dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, penelitian ini dilakukan secara berkolaborasi bersama tiga orang rekan membentuk suatu Tim yang masing-masing mempunyai titik fokus pengembangan yang berbeda-beda yaitu mengembangkan model, media, dan assesment pembelajaran. Penelitian yang dilakukan secara Tim ini diharapkan dapat menyatukan semua komponen yang terdapat dalam segitiga didaktis pada proses pembelajaran. Peneliti dalam hal ini mengembangkan salah satu komponen yang terdapat pada segitiga didaktis yaitu hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi berupa Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang dirancang dan diimplemetasikan sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Maka dari itu peneliti mengangkat judul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa Berbasis Pendekatan Scientific pada Sub Tema Gaya dan Gerak”.

B. Perumusan Masalah

1. Identifikasi dan Analisis Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka masalah penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

(27)

9

b. Lembar Kerja Siswa yang berkembang di Sekolah Dasar berupa buku yang berisi soal-soal latihan, sehingga kurang memfasilitasi siswa mengembangkan konsep dan keterampilan ilmiah dalam proses pembelajaran.

c. Siswa mengalami hambatan belajar (learning obstacle) dalam memahami suatu konsep yang terdapat pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar.

2. Perumusan masalah a. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1) Bagaimana hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar?

2) Bagaimana desain Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar? 3) Bagaimana implementasi desain Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan

scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV

Sekolah Dasar? b. Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah lebih terfokus dan terarah, maka permasalahan dibatasi sebagai berikut:

1) Subyek penelitian adalah siswa kelas 1V SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis dan SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2013/2014. 2) Desain Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific didasarkan pada

hambatan belajar (learning obstacle) siswa kelas IV Sekolah Dasar.

3) Desain Lembar Kerja Siswa difokuskan pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar.

(28)

10

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang dikemukakan, sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar.

2. Mendeskripsikan desain Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar. 3. Mendeskripsikan implementasi desain Lembar Kerja Siswa berbasis

pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Bagi Siswa

Siswa diharapkan dapat memahami suatu konsep yang terdapat dalam pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak; siswa dapat terampil dalam melakukan kegiatan percobaan pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak sesuai dengan panduan Lembar Kerja Siswa; siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang terdapat dalam pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak; siswa dapat mengembangkan berbagai keterampilan ilmiah dalam pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru dalam meningkatkan pembelajaran tematik pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak; membantu guru dalam merancang, mengembangkan, dan menyajikan Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific sehingga dapat mengimplementasikannya pada proses pembelajaran.

3. Bagi Peneliti

(29)

11

gaya dan gerak; menambah pengalaman dalam merancang, mengembangkan, dan mengimplementasikan desain Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV

Sekolah Dasar. 4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan penjelasan mengenai Lembar Kerja Siswa berbasis pendekatan scientific yang dapat dikembangkan pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak, sehingga dapat dijadikan sebagai acuan dalam melaksanakan penelitian selanjutnya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Adapun struktur organisasi penulisan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan

(30)

12

atau hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilaksanakan. Penulisan tujuan penelitian harus selaras dengan rumusan masalah yang telah dibuat dan harus mencerminkan proses dalam pelaksanaan penelitian. Tujuan penelitian dirumuskan dalam bentuk kata-kata kerja operasional. Manfaat penelitian mengurakan nilai kebermanfaatan dari suatu penelitian baik secara teoritis maupun praktis. Penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, peneliti dan bagi peneliti lain. Struktur organisasi skripsi yaitu menguraikan tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi.

2. Bab II Kajian Pustaka

Bab ini berisi landasan teori yang menjadi acuan atau landasan suatu penelitian. Kajian pustaka menguraikan konsep-konsep, teori-teori berdasarkan hasil kepustakaan, penelitian yang relevan, dan posisi teoritis peneliti yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Peneliti dalam hal ini membandingkan, mengontraskan dan memposisikan kedudukan berbagai teori atau penelitian yang relevan dengan masalah yang sedang diteliti. Berdasarkan hal tersebut, peneliti menjelaskan keberadaan posisi peneliti beserta alasan-alasannya. Adapun bab II ini berisi teori Metapedadidaktik, penelitian Desain Didaktis (Didactical Design research), Hypothetical Learning Trajectory (HLT), hambatan belajar (Learning Obstacle), Lembar Kerja Siswa (LKS), pendekatan scientific, pembelajaran tematik, dan sub tema Gaya dan Gerak.

3. Bab III Metode Penelitian

Bab ini menguraikan secara rinci mengenai metode penelitian termasuk beberapa komponen lainnya. Komponen metode penelitian terdiri atas lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional dan konseptual variabel, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data penelitian.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

(31)

13

hipotesis penelitian, dan tujuan penelitian. Selain itu menguraikan pembahasan atau analisis temuan yang dikaitkan dengan landasan teoritis yang dibahas dalam kajian pustaka dan temuan-temuan sebelumnya.

5. Bab V Simpulan dan Saran

(32)

59 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian DDR (didactical Design Research) ini dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pengambilan data dan tahap implementasi. Tahap pengambilan data melalui studi pendahuluan yaitu di laksanakan di SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, implementasi desain I dilaksanakan di SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis, dan implementasi desain II dilaksanakan di SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis.

Teknik pengambilan sampling dalam penelitian ini yaitu sesuai dengan penelitian kualitatif bahwa sampel sumber data dipilih secara purposive sampling dan snowball sampling. “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2008, hlm. 218). “Snowball sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data yang pada awal jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi besar” (Sugiyono, 2008, hlm. 219).

Adapun pertimbangan peneliti dalam menentukan sampel, diantaranya: 1. Informasi mengenai kriteria sekolah dari UPTD Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan Ciamis dan Cijeungjing Kabupaten Ciamis. Peneliti menentukan dua SD yang telah menerapkan kurikulum 2013 disesuaikan dengan kajian penelitian.

2. Narasumber yang memiliki pengetahuan dan wawasan luas sesuai dengan kajian penelitian yaitu guru yang sudah memiliki pengalaman mengajar dengan menggunakan kurikulum 2013 dan siswa yang sudah pernah belajar pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar.

3. Kesedian narasumber terlibat dalam penelitian. 4. Kesesuaian materi dengan kurikulum 2013.

(33)

60

mengimplementasikan rancangan Lembar Kerja Siswa tersebut pada siswa kelas IV Sekolah Dasar. Rancangan Lembar Kerja Siswa dibuat berdasarkan hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar. Dengan demikian peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV Sekolah Dasar untuk menambah informasi mengenai hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami oleh siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak. Melalui informasi hambatan belajar tersebut, peneliti jadikan sebagai landasan dalam merancang Lembar Kerja Siswa sehingga dapat mengatasi hambatan belajar siswa yang muncul.

B. Desain Penelitian

Desain penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian. Desain penelitian dijadikan sebagai pedoman dalam proses pelaksanaan penelitian. Adapun desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini, sebagai berikut:

(34)

61

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bertujuan untuk merancang Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu bagian dari bahan ajar yang bertujuan untuk menemukan hambatan belajar siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak serta dapat mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa yang muncul.

C. Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 2) mengemukakan bahwa “metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu”. Berdasarkan hal tersebut, cara ilmiah berarti kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis, data yang diperoleh melalui penelitian adalah data empiris yang mempunyai kriteria valid, dan setiap penelitian memiliki tujuan dan kegunaan tertentu.

Pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian DDR (Didactical Design Research). DDR (Didacical Design Research) adalah penelitian yang bertujuan untuk mengungkap dan mengatasi hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada proses pembelajaran. Penelitian ini merancang Lembar Kerja Siswa sebagai salah satu bagain dari bahan ajar yang di aplikasikan pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak. Penelitian ini dilakukan untuk membuat suatu rancangan Lembar Kerja Siswa berdasarkan hambatan belajar yang di alami oleh siswa kelas IV Sekolah Dasar.

Menurut Suryadi (2011, hlm. 12), Penelitian Desain Didaktis atau Didactical Design Research (DDR), pada dasarnya terdiri atas tiga tahapan, yaitu:

(35)

Berdasarkan papa

aparan tersebut dapat disimpulkan bahwa prose fase, yaitu fase sebelum pembelajaran, saat pe

n. Adapun alur Penelitian Desain Didaktis seba

Gambar 3.2.

Alur Penelitian Desain Didaktis

alysis, meliputi:

dari berbagai sumber yang relevan mengenai pe dan gerak yang menjadi kajian penelitian. kontekstualisasi dan repersonalisasi terhadap

gan dosen pembimbing.

umen penelitian yang bertujuan untuk mengun ng obstacle) siswa pada pembelajaran satu sub

angan Lembar Kerja Siswa berdasarkan Hypoth T).

ktik analysis, meliputi:

ntasikan rancangan Lembar Kerja Siswa yan erhatikan sisi-sisi segitiga didaktis yaitu Hubu

(36)

63

b. Melakukan observasi atau pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran untuk mengungkap hambatan belajar (learning obstacle) siswa.

c. Memberikan instrumen tes untuk dapat membandingkan antara learning obstacle siswa pada studi pendahuluan dangan learning obstacle siswa hasil

implementasi desain Lembar Kerja Siswa. 3. Retrospective analysis, meliputi:

a. Mengaitkan antara hasil metapedadidaktik analysis dengan prospective analysis, yaitu mengaitkan antara hasil implementasi Lembar Kerja Siswa

pada proses pembelajaran dengan desain rancangan awal.

b. Mengkategorikan jenis hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak.

c. Melakukan perbaikan terhadap rancangan Lembar Kerja Siswa.

D. Definisi Operasional dan Konseptual

Adapun beberapa variabel dalam penelitian ini, yaitu:

1. Lembar Kerja Siswa merupakan suatu bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh peserta didik, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai.

Lembar Kerja Siswa yang dirancang adalah Lembar kerja Siswa berbasis pendekatan scientific pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak yang terdiri atas mata pelajaran IPA mengenai jenis gaya (tarikan dan dorongan), Matematika mengenai KPK, Seni Budaya dan Prakarya mengenai menyanyikan lagu, dan Bahasa Indonesia mengenai menceritakan pengalaman. Desain ini diimplementasikan di Sekolah Dasar kelas IV SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis dan SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing UPTD pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2013/2014.

(37)

64

tentang suatu kebenaran. Dengan demikian, proses pembelajaran harus dilaksanakan dengan dipandu nilai-nilai, prinsip-prinsip, atau kriteria ilmiah. Pendekatan scientific yang dikembangkan dalam rancangan Lembar Kerja Siswa meliputi keterampilan mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyimpulkan, menyajikan, dan mengkomunikasikan pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak yang terdiri atas mata pelajaran IPA mengenai jenis gaya (tarikan dan dorongan), Matematika mengenai KPK, Seni Budaya dan Prakarya mengenai menyanyikan lagu, dan Bahasa Indonesia mengenai menceritakan pengalaman. Pendekatan scientific ini diimplementasikan di Sekolah Dasar kelas IV SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis dan SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing UPTD pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2013/2014.

3. Sub tema yang dijadikan variabel penelitian adalah sub tema gaya dan gerak pada pembelajaran satu dikelas IV SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis dan SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing UPTD pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2013/2014. Pada pembelajaran satu terdiri atas mata pelajaran IPA mengenai jenis gaya (tarikan dan dorongan), Matematika mengenai KPK, Seni Budaya dan Prakarya mengenai menyanyikan lagu, dan Bahasa Indonesia mengenai menceritakan pengalaman.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi instrumen penelitian utama adalah peneliti sendiri. Sugiyono (2008, hlm. 222) mengemukakan bahwa:

Peneliti kualitatif sebagai human instrument, berfungsi menetapkan fokus penelitian. memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

(38)

65

mengungkap learning obstacle siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak.

F. Pengembangan Instrumen 1. Uji Keabsahan Data Kualitatif

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 270) terdapat uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif yaitu:

a. Uji Credibility

Uji Credibility data dilaksanakan untuk meningkatkan kepercayaan terhadap data hasil penelitian. Uji kredibilitas terhadap data hasil penelitian dapat dilakukan dengan cara perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif, dan membercheck.

b. Uji Transferability

Uji transferability (keteralihan) dilaksanakan untuk menunjukkan derajat ketepatan atau dapat diterapkannya hasil penelitian ke populasi dimana sampel tersebut diambil. Hal ini bertujuan untuk menunjukkan bisa atau tidaknya hasil penelitian diterapkan di tempat lain. Maka dari itu peneliti dalam membuat laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya sehingga pembaca mendapatkan gambaran dan kejelasan dari hasil penelitian.

c. Uji Depenability

Uji depenability (kebergantungan) dilaksanakan dengan cara melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian, dilakukan oleh auditor independen atau pembimbing untuk mengaudit keseluruhan aktivitas peneliti dalam melakukan penelitian. Hal ini dilakukan dengan cara memperlihatkan dokumentasi dari seluruh rangkaian proses penelitian.

d. Uji Confirmability

(39)

66

yang dilakukan. Penelitian dikatakan objektif bila hasil penelitian telah disepakati benyak orang. Uji confirmability dapat dilakukan secara bersamaan dengan uji depenability.

2. Hasil Uji Instrumen Tes

Instrumen tes yang digunakan untuk mengungkap learning obstacle siswa dilakukan uji instrumen terlebih dahulu. Uji instrumen dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Cibeureum 2 sebanyak dua kali dengan jumlah responden 32 orang. Adapun pertimbangan peneliti memilih sekolah tersebut, karena diasumsikan memiliki karakteristik yang sama dengan sekolah tempat dilaksanakannya penelitian yaitu telah menerapkan kurikulum 2013. Pengujian instrumen ini bertujuan untuk memperoleh instrumen tes yang valid dan reliabel sehingga diharapkan akan mendapatkan hasil penelitian yang valid dan reliabel. Hasil pengujian instrumen tes sebagai berikut:

a. Pengujian Validitas

Menurut Sugiyono (2008, hlm. 121) “Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Pengujian validitas instrumen pada penelitian ini menggunakan korelasi Pearson Product Moment yang dibantu oleh program aplikasi Microsoft Excel 2007.

Adapun rumus uji validitas korelasi Pearson Product Moment sebagai berikut:

Sumber: Arikunto (2008, hlm. 170)

Keterangan:

Rxy = Koefisien korelasi suatu butir/item N = Jumlah siswa

X = Skor suatu butir/item Y = Skor total

rxy =

− ∑

(40)

67

Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). Jika r hitung < r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid). Adapun penentuan kategori validitas instrumen yaitu mengacu pada pengklasifikasian validitas yang dikemukakan oleh Guilford (Nurcahyanto, 2011, hlm. 9) sebagai berikut:

Tabel 3.1

Interval Kategori Validitas

No. Interval Kategori

1. 0,80-1,00 Validitas sangat tinggi (sangat baik) 2. 0,60-0,80 Validitas tinggi (baik)

3. 0,40-0,60 Validitas sedang (cukup) 4. 0,20-0,40 Validitas rendah (kurang) 5. 0,00-0,20 Validitas sangat rendah (jelek) 6. rxy < 0,00 Tidak valid

Sumber: Nurcahyanto (2011, hlm. 9)

Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas, dari 30 item soal diperoleh sebanyak 21 item soal tes yang memenuhi kriteria validitas (valid) dan 9 soal tes yang tidak memenuhi kriteria validitas (tidak valid). Soal tes yang tidak valid adalah soal nomor 2, 6, 7, 18, 23, 24, 25, 26 dan 29. Nomor soal yang tidak valid tersebut ada yang direvisi dan ada yang dihilangkan. Nomor soal yang direvisi yaitu nomor 2, 6, 7, 24, sedangkan nomor soal yang dihilangkan yaitu nomor 18, 23, 25, 26, 29 artinya tidak digunakan pada penelitian. Hasil validitas tersebut didapatkan kategori sangat rendah sebanyak 2, kategori rendah sebanyak 9, kategori sedang sebanyak 9, kategori tinggi sebanyak 10, dan kategori sangat tinggi sebanyak 0. Adapun uji validitas instrumen penelitian dapat dilihat pada lampiran A. 3.

(41)

68

Cibeureum 2 kepada 32 responden. Berdasarkan hasil uji coba ke-2, dari 26 soal diperoleh jumlah soal yang valid sebanyak 23 soal dan jumlah soal yang tidak valid sebanyak 3 soal. Nomor soal yang tidak valid yaitu nomor 1, 11, dan 16. Hasil validitas tersebut didapatkan kategori sangat rendah sebanyak 0, kategori rendah sebanyak 12, kategori sedang sebanyak 10, kategori tinggi sebanyak 2, dan kategori sangat tinggi sebanyak 0. 86) “Pengertian reliabel tes berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes atau apabila hasil berubah-ubah, perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti”. Uji reliabilitas ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha yang perhitungannya dilakukan menggunakan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences) versi 16.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas dapat dibuat kesimpulan dengan membandingkan antara Alpha Cronbach dengan Alpha if Item Deleted. Apabila nilai soal tes Alpha if Item Deleted lebih kecil dari nilai Alpha Cronbach keseluruhan, maka soal tes tersebut reliabel. Sebaliknya, apabila nilai soal tes Alpha if Item Deleted lebih besar atau sama dengan nilai Alpha Cronbach

keseluruhan, maka soal tes tersebut tidak reliabel.

Adapun hasil perhitungan uji reliabilitas butir soal, dari 30 item soal diperoleh 21 soal yang reliabel dan 9 soal yang tidak reliabel. Soal yang tidak reliabel yaitu soal nomor 2, 6, 7, 14, 18, 24, 25, 26, dan 29. Soal yang tidak reliabel tersebut ada yang direvisi dan ada yang dihilangkan atau tidak digunakan pada penelitian. Adapun hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada lampiran A. 4.

c. Daya Pembeda

(42)

69

dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah)”. Pengujian daya pembeda soal pada penelitian ini dilakukan melalui bantuan program Microsoft Excel 2007.

Adapun untuk menghitung besarnya indeks daya pembeda butir soal dapat dilakukan menggunakan rumus sebagai berikut:

Sumber: Nurcahyanto (2011, hlm. 14)

Keterangan:

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar PA = = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar

Kategori daya pembeda butir soal dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. 2

Kategori Daya Pembeda

Daya Pembeda Kategori

0,71 – 1,00 Baik Sekali (excellent) 0,41 – 0,70 Baik (good)

0,21 – 0,40 Cukup (satisfatory) > 0,01 – 0,20 Kurang (poor)

Sumber: Arikunto (2008, hlm. 218)

Berdasarkan hasil perhitungan uji daya pembeda, dari 30 item soal diperoleh 13 soal yang memiliki karegori daya pembeda kurang, 11 soal dengan kategori daya pembeda cukup, 6 soal dengan kategori daya pembeda baik, dan 0 untuk kategori daya pembeda baik sekali. Soal tes yang memiliki kategori daya pembeda kurang, ada yang direvisi dan ada yang dihilangkan atau tidak digunakan pada penelitian. Adapun hasil uji daya pembeda butir soal dapat dilihat pada lampiran A. 5.

D = BA - BB = PA - PB

(43)

70

d. Tingkat Kesukaran

“Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar” (Arikunto, 2006, hlm. 207). Pengujian tingkat atau indeks kesukaran butir soal pada penelitian ini dilakukan melalui bantuan program Microsoft Excel 2007. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,00 menunjukkan bahwa soal terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,00 menunjukkan bahwa soal terlalu mudah.

Adapun rumus mencari indeks kesukaran (P) menurut Arikunto (2008, hlm. 208) sebagai berikut:

Keterangan:

P = Indeks kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Indeks kesukaran dapat dikategorikan sebagai berikut: Tabel 3. 3

Berdasarkan hasil perhitungan tingkat kesukaran, dari 30 item soal diperoleh 24 soal yang memiliki karegori tingkat kesukaran mudah, 6 soal dengan kategori tingkat kesukaran sedang, dan 0 soal dengan kategori tingkat kesukaran sukar. Soal tes yang memiliki kategori tingkat kesukaran mudah, ada yang direvisi dan ada yang dihilangkan atau tidak digunakan pada penelitian. Adapun hasil analisis tingkat kesukaran butir soal dapat dilihat pada lampiran A. 6.

= B

(44)

71

e. Hasil Seleksi Butir Soal Instrumen Penelitian

Berdasarkan hasil uji validitas, uji reliabilitas, uji daya pembeda, dan uji tingkat kesukaran, peneliti menetapkan sebanyak 20 soal yang dijadikan instrumen tes untuk mengungkap hambatan belajar (learning obstacle) siswa pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis tahun ajaran 2013/2014. Adapun hasil seleksi butir soal yang dipilih oleh peneliti pada studi pendahuluan dapat dilihat pada lampiran A. 7.

3. Analisis Hasil Studi Pendahuluan dan Implementasi

Berdasarkan studi pendahuluan dan implementasi pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar, peneliti menganalisis respon siswa berdasarkan hasil tes pada studi pendahuluan dan implementasi dengan cara menghitung persentase respon siswa.

Adapun rumus mencari persentase respon siswa sebagai berikut :

Sumber: Aisyah (2013, hlm. 72)

Keterangan:

R = Persentase respon siswa

S = Banyaknya siswa yang memberikan respon JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Perhitungan tersebut dilakukan untuk mengklasifikasikan kategori pemahaman siswa dan learning obstacle siswa yang dilihat berdasarkan kompetensi dasar dan indikator pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak di kelas IV Sekolah Dasar. Pemahaman siswa adalah suatu proses atau cara yang dilakukan oleh siswa untuk memahami suatu konsep dengan benar. Sedangkan learning obstacle siswa adalah hambatan belajar yang dialami oleh siswa pada

proses pembelajaran. Hal tersebut dapat terjadi apabila siswa kurang memahami atau salah memahami suatu konsep.

=

(45)

72

Adapun rumus mencari persentase pemahaman siswa sebagai berikut:

Sumber: Aisyah (2013, hlm. 72) Keterangan:

P = Persentase pemahaman siswa

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun rumus mencari learning obstacle siswa sebagai berikut :

Sumber: Aisyah (2013, hlm. 72) Keterangan:

L = Persentase learning obstacle siswa

S = Banyak siswa yang menjawab soal dengan salah JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Adapun interval kategori pemahaman siswa dan learning obstacle siswa sebagai berikut:

Tabel 3. 4

Interval Kategori Pemahaman Siswa dan Learning Obstacle Siswa

No. Interval Kategori

1. 67 % - 100 % Tinggi

2. 34 % - 66 % Sedang

3. 0% – 33 % Rendah

Sumber: Mulyana (Aisyah, 2013, hlm.73)

Siswa dinyatakan memiliki pemahaman yang tinggi terhadap suatu konsep apabila pemahaman siswa berada pada kategori tinggi sedangkan learning obstacle siswa berada pada kategori rendah. Siswa dinyatakan memiliki

pemahaman yang sedang terhadap suatu konsep apabila pemahaman siswa berada pada kategori sedang dan learning obstacle siswa berada pada kategori sedang. Siswa dinyatakan memiliki pemahaman yang rendah terhadap suatu konsep apabila pemahaman siswa berada pada kategori rendah sedangkan learning

= B

JS X 100 %

=

(46)

73

obstacle siswa berada pada kategori tinggi. Adapun hasil analisis studi

pendahuluan dapat dilihat pada lampiran B. 6. Hasil Analisis implementasi desain I dan II dapat dilihat pada lampiran C. 2 dan D. 2.

G. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian dengan didukung oleh seperangkat instrumen pengumpulan data yang sesuai. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi. “triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada” (Sugiyono, 2008, hlm. 241).

Adapun langkah-langkah pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu melaksanakan kegiatan wawancara terhadap guru kelas IV Sekolah Dasar menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan kajian penelitian. Adapun pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran A. 10. Setelah itu, peneliti menggunakan tes yang diberikan kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar yang bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai konsep pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak, sehingga dapat diketahui hambatan belajar (learning obstacle) siswa yang muncul pada proses pembelajaran. Instrumen soal tes dapat dilihat pada lampiran A. 2.

Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam pengumpulan data melalui tes sebagai berikut:

1. Menganalisis kurikulum yang memuat Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, Indikator, dan ruang lingkup materi pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak yang akan dibuat menjadi instrumen soal tes.

2. Membuat kisi-kisi instrumen soal tes yang disesuikan dengan Kompetensi Dasar dan Indikator.

(47)

74

4. Melakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu terhadap instrumen soal tes sebelum diberikan kepada siswa.

5. Mengujikan instrumen soal tes kepada siswa kelas IV Sekolah Dasar. 6. Menganalisis hasil pengujian instrumen soal tes.

Setelah siswa mengerjakan instrumen soal tes, peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada siswa yang bertujuan untuk mengetahui hambatan belajar (learning obstacle) yang dialami oleh siswa pada proses pembelajaran. Selain itu peneliti memberikan kuesioner kepada guru dan siswa serta melaksanakan observasi partisifasi aktif pada pembelajaran satu sub tema gaya dan gerak yang dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar untuk menambah informasi mengenai hambatan belajar dan proses pembelajaran yang biasa dilaksanakan oleh guru. Format kuesioner dapat dilihat pada lampiran A. 8. dan format observasi dapat dilihat pada lampiran A. 9.

Peneliti dalam hal ini melakukan studi dokumentasi dengan mengumpulkan dokumen-dokumen tertulis, gambar, foto dan video dengan bantuan berbagai alat perekam, catatan, kamera, dan sebagainya. Studi dokumentasi ini dilakukan untuk melengkapi data-data penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Menurut sugiyono (2008, hlm. 244) mengemukakan bahwa:

analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada model Miles and Huberman (Sugiyono, 2008, hlm. 246) bahwa:

(48)

75

a. Data Reduction (Reduksi Data)

Data yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan menghasilkan data yang banyak dan komplek, maka dari itu data-data tersebut perlu dicatat dan ditulis secara jelas dan rinci agar mudah dipahami, sehingga harus dilakukan analisis data melalui reduksi data. “Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya” (Sugiyono, 2008, hlm. 247). Dengan demikian data-data yang sudah direduksi tersebut akan memberikan gambaran yang lebih jelas untuk peneliti melakukan pengumpulan data berikutnya.

b. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data-data direduksi, selanjutnya data tersebut supaya dapat lebih mudah untuk dipahami maka dapat disajikan kedalam bentuk tabel, grafik, dan sebagainya sehingga data tersebut tersusun dalam pola hubungan yang jelas dan memiliki makna. Menurut Sugiyono (2008, hlm. 249) “dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya”.

c. Conclusion Drawing/Verification

Penarikan kesimpulan dalam penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan selalu berubah selama data-data yang didapatkan masih belum memiliki bukti yang kuat. Tetapi apabila kesimpulan tersebut didukung dengan bukti-bukti yang kuat, maka kesimpulan yang dikemukakan bersifat kredibel. Sugiyono (2008, hlm. 253) mengemukakan:

Kesimpulan dalam penelitian kualitatif adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif.

(49)

76

1. Mengorganisir berbagai data atau informasi yang diperoleh dari hasil temuan di lapangan baik itu melalui wawancara, kuesioner, observasi, maupun dokumentasi yang telah dilakukan.

2. Membaca keseluruhan data atau informasi yang diperoleh dari hasil temuan di lapangan, kemudian mencatat dan memfokuskan pada hal-hal pokok yang dapat dijadikan data untuk penelitian sehingga data tersebut menjadi jelas. 3. Menyajikan data-data yang ditemukan di lapangan kedalam bentuk naratif,

menetapkan pola serta mencari hubungan antara beberapa kategori sehingga dapat memudahkan peneliti untuk memahami data-data tersebut.

(50)

194

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, N. A. (2013). Desain Didaktis Pembelajaran IPA pada Materi Cahaya di Sekolah Dasar. (Skripsi). Sekolah Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Akbar, S. (2013). Instrumen Perangkat Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arifin, Z. (2012). Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. (2006a). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Arikunto, S. (2008b). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Darmodjo, H. & Kaligis, J. (1992). Pendidikan IPA II. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan.

Devi K. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Indradi, A. (2013). Buku Pendamping Tematik Terpadu untuk SD/MI Kelas IV Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2013a). Selalu Berhemat Energi Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013 Buku Guru SD/MI Kelas IV. Jakarta: Kemendikbud.

(51)

195

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2013). Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 SD Kelas 4. Jakarta: Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.

Lidinillah, D. A. M. (2011a). Educational Design Research: a Theoretical

Framework for Action. [Online]. Tersedia di:

http://file.upi.edu/Direktori/KD-TASIKMALAYA/DINDIN_ABDUL_MUIZ_LIDINILLAH_(KD TASIKMALAYA). Diakses 17 Desember 2013.

Lidinillah, D. A. M. (2012b). Design Research Sebagai Model Penelitian Pendidikan. Tasikmalaya: UPI.

Nurcahyanto, G. (2011). Uji Instrumen Penelitian. Jakarta: Tidak Diterbitkan.

Prastowo, A. (2011). Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva Press.

Setiawati, E. (2011). Hambatan Epistemologi (Epistemological Obstacles) Dalam Persamaan Kuadrat Pada Siswa Madrasah Aliyah. International Seminar and the Fourth National Conference on Mathematics Education 2011 Department of Mathematics Education, Yogyakarta State University. 1 (5), hlm. 739-799.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sulistyanto, H. dkk. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam Untuk SD dan MI Kelas IV. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

(52)

401 Lampiran F. 1 SK Dosen Pembimbing Skripsi

Lampiran F. 2 Surat Izin Penelitian dari Lembaga UPI

Lampiran F. 3 Surat Izin Penelitian dari KESBANG Kabupaten Ciamis Lampiran F. 4 Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis Lampiran F. 5 Surat Rekomendasi dari UPTD Pendidikan dan Kebudayaan

Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis

Lampiran F. 6 Surat Rekomendasi dari UPTD Pendidikan dan Kebudayaan Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis

Lampiran F. 7 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 3 Benteng Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis

Lampiran F. 8 Surat Keterangan Penelitian dari Kepala Sekolah SD Negeri 1 Cijeungjing Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis Lampiran F. 9 Foto-foto Penelitian

(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)

409 Lampiran F. 7

(61)

410 Lampiran F. 9

(62)
(63)

412

(64)

413

(65)
(66)

Gambar

Tabel 3.1 Interval Kategori Validitas

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan proses penyusunan LKS berbasis inkuiri terbimbing mengikuti tahap pengembangan sistem instruksional

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) SMA Berbasis Learning Cycle untuk mengatasi Miskonsepsi Siswa terhadap Konsep Biologi.. Medan:

c) Melatih siswa untuk menemukan dan mengembangkan proses belajar mengajar. d) Membantu guru dalam menyusun pelajaran. e) Sebagai pedoman guru dan siswa dalam melaksanakan

Studi lapangan merupakan analisis kebutuhan belajar siswa berupa sumber belajar terkait sarana dan prasarana yang mendukung proses pembelajaran. Studi lapa- ngan dilakukan di enam

Rata-rata nilai hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih besar dari pada kelas kon- trol.Terdapat peningkatan hasil belajar siswa setelah pembelajaran menggunakan

Hal ini berarti aspek kesesuaian materi dengan pendekatan scientific memiliki kualitas sangat baik dengan kriteria antara lain: materi pembelajaran berbasis pada fakta

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsipkan pengembangan lembar kerja siswa matematika materi prisma kelas VIII dengan pendekatan scientific serta respon peserta

Hasil dari analisis kebutuhan yang dilakukan pada tanggal 18 Januari 2019 menunjukkan bahwa guru tidak menggunakan LKS dalam proses pembelajaran dan hanya