PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap MahasiswaTingkat 3
Program Studi Pendidikan Matematika
Pada Salah Satu Perguruan Tinggi Swasta di Tangerang)
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika
Disusun Oleh:
SUWARNO
NIM: 1202231
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
SEKOLAH PASCASARJANA
Tesis dengan judul:
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN
DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap MahasiswaTingkat 3
Program Studi Pendidikan Matematika
Pada Salah Satu Perguruan Tinggi Swasta Di Tangerang)
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing,
Turmudi, M.Ed., M.Sc., Ph.D NIP. 196101121987031003
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Matematika
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS MAHASISWA
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat 3 Program Studi Pendidikan Matematika
Pada Salah Satu Perguruan Tinggi Swasta di Tangerang)
Oleh Suwarno
S.Si. InstitutPertanian Bogor, 2010
SebuahTesis yang diajukan untuk memenuhi salahsatu syarat memperoleh gelar Magister
Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan Matematika
© Suwarno 2015
Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang.
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
Penerapan Model Tutorial Berbantuan Mathematica
untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman
dan Pemecahan Masalah Matematis Mahasiswa
(Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat 3
Program Studi Pendidikan Matematika
Pada Salah Satu Perguruan Tinggi Swasta Di Tangerang)
Suwarno
Universitas Pendidikan Indonesia
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa yang menggunakan pembelajaran model tutorial berbantuan Mathematica dan mahasiswa yang menggunakan pembelajaran tanpa berbantuan Mathematicabila ditinjau secara keseluruhan dan ditinjau dari kategori pengetahuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah). Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada mahasiswa yang mengikuti perkuliahan Kalkulus 1 pada salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Tangerang. Perkuliahan Kalkulus 1 terdiri atas 4 kelas dengan jumlah mahasiswa sebanyak 120 orang. Dua kelas dipilih secara Purposive Samplinguntuk dijadikan kelas kontrol dan kelas eksperimen. Kedua kelas (60 orang) diberikan pretes dan postes yang berkaitan dengan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah. Pada kelas eksperimen diberikan instrument non-tes berupa angket untuk mengetahui respon mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang menggunakan pembelajaran integral berbantuan Mathematicapeningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah mahasiswa secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memperoleh pembelajaran integral tanpa berbantuan Mathematica. Selain itu, penggunaan Mathematica dalam proses pembelajaran dapat menciptakan pembelajaran matematika yang interaktif sehingga mahasiswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran matematika.
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah ... 1
B. RumusanMasalah ... 12
C. TujuanPenelitian ... 13
D. ManfaatPenelitian ... 14
BAB II LANDASAN TEORI A. KemampuanPemahaman ... 15
B. KemampuanPemecahanMasalah ... 16
C. PembelajaranBerbantuanKomputer ... 19
D. Pembelajaran Model Tutorial ... 22
E. Software Mathematica ... 25
F. Penelitian yang Relevan ... 28
G. Hipotesis Penelitian ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. DesainPenelitian... 32
B. PopulasidanSampelPenelitian ... 32
Suwarno, 2015
D. Definisi Operasional ... 33
E. InstrumenPenelitian ... 35
F. Teknik Pengumpulan Data ... 42
G. Tahapan Penelitian ... 43
H. Prosedur Penelitian ... 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 52
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 111
B. Saran ... 112
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 AnalisisSoalPretesBerdasarkanPertanyaan ... 3
Tabel1.2 KlasifikasiKesalahanSiswa ... 5
Tabel3.1 InterpretasiKoefisienKorelasiValiditas ... 37
Tabel3.2 Data HasilKorelasiValiditasInstrumenTesKemampuan Pemahaman ... 37
Tabel3.3 Data HasilKorelasiValiditasInstrumenTesKemampuan PemecahanMasalah ... 37
Tabel3.4 Interpretasi Tingkat Reabilitas ... 38
Tabel3.5 Data HasilReliabilitas ... 38
Tabel3.6 InterpretasiDayaPembeda ... 39
Tabel 3.7 Data HasilUjiDayaPembedaInstrumenTesKemampuan Pemahaman ... 39
Tabel 3.8 Data HasilUjiDayaPembedaInstrumenTesKemampuan PemecahanMasalah ... 40
Tabel 3.9 Interpretasi Tingkat Kesukaran ... 41
Tabel 3.10 Data Tingkat KesukaranHasilUjiInstrumenTesKemampuan Pemahaman ... 41
Tabel 3.11 Data Tingkat KesukaranHasilUjiInstrumenTes KemampuanPemecahanMasalah ... 41
Tabel 3.12 Kriteria Skor ... 42
Tabel 3.13 Kategori Nilai Gain Ternormalisai ... 44
Tabel 3.14 Kriteria Skor ... 50
Tabel 4.1 Deskripsi Kemampuan Pemahaman Matematis ... 53
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Matematis 55
Tabel 4.3 Hasil Uji Dua Rerata Skor Pretes Kemampuan Pemahaman
Suwarno, 2015
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis 58
Tabel 4.5 Hasil Uji Homogenitas Skor Postes Kemampuan Pemahaman
Matematis 59
Tabel 4.6 Hasil Uji t Skor Postes ... 60
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemahaman
Matematis 61
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Skor N-gain Kemampuan Pemahaman
Matematis 62
Tabel 4.9 Hasil Uji t Skor N-gain ... 63
Tabel 4.10 Deskripsi Pretes, Postes, dan Skor N-gain Kemampuan Pemahaman
Berdasarkan KAM ... 63
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Skor N-gainKemampuan Pemahaman
Berdasarkan KAM ... 64
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor N-gain Kemampuan Pemahaman
Berdasarkan KAM ... 65
Tabel 4.13 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor N-gain Kemampuan Pemahaman
Berdasarkan KAM ... 66
Tabel 4.14 Deskripsi Kemampuan Pemecahan Masalah ... 67
Tabel 4.15 Hasil Uji Normalitas Skor Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah 69
Tabel 4.16 Hasil Uji Dua Rerata Skor Pretes Kemampuan Pemecahan
Masalah 70
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Skor Postes Kemampuan Pemecahan
Masalah 71
Tabel 4.18 Hasil Uji Mann-Whitney Skor Postes... 73
Tabel 4.19 Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Matematis ... 74
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pemecahan Masalah Matematis... 74
Tabel 4.21 Hasil Uji t Skor N-gain ... 75
Tabel 4.22 Deskripsi Pretes, Postes, dan Skor N-gain Kemampuan
Pemecahan Masalah Berdasarkan KAM ... 76
Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Berdasarkan KAM ... 77
Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Varians Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Berdasarkan KAM ... 78
Tabel 4.25 Hasil Uji Perbedaan Rerata Skor N-gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Berdasarkan KAM ... 79
Tabel 4.26 Hasil Pengamatan Aktivitas Dosen Selama Pembelajaran Integral
dengan Mathematica ... 80
Tabel 4.27 Hasil Pengamatan Aktivitas Mahasiswa Selama Pembelajaran
Integral dengan Mathematica ... 83
Tabel 4.28 Distribusi Sikap Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Integral
Suwarno, 2015
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kesalahan struktural dalam mencari luas daerah ... 6
Gambar 1.2 Kesalahan dalam melakukan manipulasi ... 7
Gambar 1.3 Kesalahan dalam pemahaman instrumental ... 8
Gambar 1.4 Kesalahan dalam pemahaman relasional ... 9
Gambar 1.5 Kesalahan dalam memahami masalah ... 10
Gambar 2.1 Integral tak tentu dengan Mathematica ... 26
Gambar 2.2 Tampilan Wolfram Programming Cloud ... 27
Gambar 2.3 Penggunaan Mathematica Untuk Mengetahui Kandungan Nutrisi Dalam Makanan ... 28
Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Analisis Data Pretes dan Postes ... 47
Gambar 3.2 Diagram Alir Proses Analisis Data Skor N-gain Berdasarkan Kemampuan Awal Matematis ... 49
Gambar 3.3 Diagram Alir Penelitian ... 51
Gambar 4.1 Grafik Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas Eksperimen ... 53
Gambar 4.2 Grafik Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Pemahaman Matematis Kelas Kontrol ... 54
Gambar 4.3 Penentuan Daerah Penolakan Uji Mann-Whitney ... 57
Gambar 4.4 Grafik Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen ... 68
Gambar 4.5 Grafik Nilai Pretes dan Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol... 68
Gambar 4.6 Diagram Perkembangan Aktivitas Dosen ... 82
Gambar 4.7 Diagram Perkembangan Aktivitas Mahasiswa ... 84
Gambar 4.8Persentase Mahasiswa Menjawab Benar Pada Setiap Butir Soal Kemampuan Pemahaman ... 87
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 4.10 Skor Mahasiswa Pada Butir Soal Nomor 2 ... 98
Gambar 4.11 Skor Mahasiswa Pada Butir Soal Nomor 3 ... 100
Gambar 4.12 Skor Mahasiswa Pada Butir Soal Nomor 4 ... 103
Suwarno, 2015
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A.1 Silabus Mata Kuliah Kalkulus Materi Integral ... 117
Lampiran A.2 Kisi-kisi Soal Pemahaman Matematis ... 120
Lampiran A.3 Kisi-kisi Soal Pemecahan Masalah ... 121
Lampiran A.4 Modul Pembelajaran ... 122
Lampiran B.1 Alternatif Jawaban dan Penskoran Tes Kemampuan Pemahaman 196 Lampiran B.2 Alternatif Jawaban dan Penskoran Tes Kemampuan Pemecahan Masalah ... 200
Lampiran B.3 Skala Sikap Mahasiswa ... 210
Lampiran B.4 Lembar Observasi ... 212
Lampiran C.1 Daftar Nilai Awal Mahasiswa Kelas Eksperimen ... 214
Lampiran C.2 Daftar Nilai Awal Mahasiswa Kelas Kontrol ... 215
Lampiran C.3 Hasil Pretes Kemampuan Pemahaman Kelas Eksperimen ... 216
Lampiran C.4 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 217 Lampiran C.5 Hasil Pretes Kemampuan Pemahaman Kelas Kontrol ... 218
Lampiran C.6 Hasil Pretes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol 219 Lampiran C.7 Hasil Postes Kemampuan Pemahaman Kelas Eksperimen ... 220
Lampiran C.8 Hasil Postes Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Eksperimen 221 Lampiran C.9 Hasil Postes Kemampuan Pemahaman Kelas Kontrol ... 222
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kontrol 223
Lampiran C.11 Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemahaman
Kelas Eksperimen 224
Lampiran C.12 Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan
Masalah Kelas Eksperimen ... 225
Lampiran C.13 Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemahaman Kelas Kontrol 226 Lampiran C.14 Hasil Pretes, Postes, dan N-Gain Kemampuan Pemecahan Masalah Kelas Kontrol... 227
Lampiran C.15 Data Sikap Mahasiswa Terhadap Pembelajaran Integral dengan Software Mathematica ... 228
Lampiran C.16 Data Aktivasi Dosen Selama Pembelajaran ... 229
Lampiran C.17 Data Aktivitas Mahasiswa Selama Pembelajaran ... 230
Suwarno, 2015
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada tahun pertama mahasiswa STKIP Surya memulai perkuliahan,
mahasiswa wajib mengikuti suatu program perkuliahan yang diadakan oleh
universitas. Program perkuliahan ini dikenal dengan sebutan Program Matrikulasi.
Pada program ini, mahasiswa belajar kembali konsep matematika yang telah
dipelajari saat belajar di Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah. Pada tahun
kedua, mata kuliah keahlian yang wajib diikuti oleh mahasiswa yaitu mata kuliah
Pra Kalkulus 1 dan Pra Kalkulus 2. Mata kuliah Pra kalkulus 1 membekali
mahasiswa dengan pengetahuan tentang dasar-dasar pengetahuan matematika
untuk mata kuliah kalkulus. Mata kuliah ini membahas tentang himpunan dan
sistim bilangan, persamaan dan pertidaksamaan, fungsi, jenis-jenis fungsi, Fungsi
logaritma dan fungsi eksponensial, fungsi trigonometri, Fungsi invers
trigonometri, serta persamaan dan pertidaksamaan trigonometri.
Dasar-dasar pengetahuan matematika yang telah dibekali selama dua tahun
masa perkuliahan seharusnya membuat mahasiswa semakin terampil dalam
memahami konsep-konsep matematika. Namun, hasil belajar mahasiswa pada
mata kuliah Kalkulus 1 pada tahun akademik 2013/2014 ternyata belum
memuaskan. Hal ini terlihat dari nilai akhir yang diperoleh mahasiswa pada mata
kuliah tersebut. Selain hasil belajar yang belum memuaskan, mahasiswa juga
belum menguasai konsep matematika yang telah dipelajari selama dua tahun masa
perkuliahan. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas hasil pembelajaran mata kuliah
Kalkulus 1 belum optimal. Berdasarkan fakta di atas, muncul pertanyaan
“mengapa kondisi tersebut bisa terjadi?”, serta upaya apa yang dapat dilakukan agar kondisi tersebut tidak berkelanjutan?” Oleh karena itu, perlu dicari akar dari
2
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa fakta yang peneliti temukan terkait dengan proses pembelajaran
mata kuliah Kalkulus 1 yaitu adanya kecenderungan mahasiswa yang hanya
menghafal konsep dan contoh-contoh yang diberikan oleh dosen. Hal ini berakibat
terjadinya miskonsepsi yang dapat menghambat pemahaman konsep matematika
selanjutnya. Selain itu, mahasiswa kurang memperoleh pengalaman baru yang
dapat meningkatkan motivasi dan aktivitas dalam belajar.
Miskonsepsi dalam pembelajaran kalkulus ternyata juga terjadi di beberapa
Negara. Sebagai contoh, Muzangwa dan Chifamba (2012) melakukan penelitian
terhadap mahasiswa matematika di Great Zimbabwe University.Pada penelitian
tersebut, Muzangwa dan Chifamba melakukan analisis kesalahan dan miskonsepsi
dalam mata kuliah kalkulus pada jenjang pendidikan strata 1.Kedua peneliti
tersebut merujuk pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Radatz.Menurut Radatz (1979), kesalahan dan miskonsepsi yang dilakukan oleh
mahasiswa dalam pembelajaran kalkulus disebabkan oleh beberapa kondisi
sebagai berikut.
1. Kesulitan berbahasa.
Kesalahan dalam menerjemahkan teks ke dalam istilah matematika
mengakibatkan kesalahan dalam menyelesaikan permasalahan matematika.
2. Kesulitan dalam mencapai informasi spasial
Kesalahan yang terjadi akibat kesulitan mahasiswa dalam merepresentasikan
secara visual dari pengetahuan matematis.
3. Kekurangan dalam pemahaman konsep
Kesalahan yang terjadi akibat kesulitan mahasiswa dalam menggunakan
konsep-konsep matematika yang saling berhubungan untuk menyelesaikan
permasalahan.
4. Penggunaan aturanyang tidak relevan
Kesalahan yang terjadi akibat penggunaan algoritma yang tidak benar, serta
penggunaannya yang tidak sesuai prosedural dalam mengerjakan
Suwarno, 2015
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Radatz, Orton (dalam Jonatan,
2012) mengklasifikasikan ke dalam tiga kategori kesalahan yaitu kesalahan
struktural (structural error), kesalahan sewenang-wenang (arbitrary error), dan
kesalahan eksekutif (executive error). Orton memberikan penjelasan
masing-masing kesalahan sebagai berikut:
1. Kesalahan struktural (structural error), yaitu kesalahan yang terjadi akibat
ketidaksesuaianantara konsep-konsep yang saling terkait dalam masalah atau
ketidaksesuaian dalam memahami beberapa konsep penting untuk mencari
solusi.
2. Kesalahan sewenang-wenang (arbitrary error), yaitu kesalahan yang terjadi
karena siswa berperilaku sewenang-wenang dan tidak mampu untuk
memperhitungkan kendala yang ditetapkan.
3. Kesalahan eksekutif (executive error), yaitu kesalahan yang terjadi karena
siswa tidak mampu melakukan manipulasi, meskipun konsep-konsep yang
diperlukan telah dipahami.
Metode penelitian yang dilakukan oleh Muzangwa dan Chifamba yaitu
mengeksplorasi kesalahan, miskonsepsi dan penyebabnya dalam mata kuliah
kalkulus yang ditawarkan kepada mahasiswa matematika. Tes akan digunakan
untuk mengumpulkan data dari peserta didik. Tes yang digunakan mencakup
semua topik utama dalam kalkulus yaitu limit, kekontinuan, fungsi dari beberapa
variabel, turunan parsial, integral multivariabel dan aplikasinya. Pretes diberikan
pada awal perkuliahan untuk menilai tingkat kemampuan peserta didik dan
memeriksa apakah miskonsepsi tertentu karena latar belakang peserta didik.
Adapun temuan yang diperoleh pada penelitian Muzangwa dan Chifamba
setelah dilakukan pemberian soal pretest yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.1
Analisis Soal Pretes Berdasarkan Pertanyaan
Question Option 1 Option 2 Error Category
1 Whai is the domain and range of the given
Domain: x is defined for all real
Domain: x is defined for all real numbers.
4
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Question Option 1 Option 2 Error Category
function? f x( ) x
x
Range: y = 1 numbers.
Range: y = 1 and -1
2
Draw/Sketch the graph of the function?
( ) x
f x x
3 sketch y 1 x
3 sketch yx 3 sketch y x
Executive
3
Classify the following functions as (a) even; (b) odd; (c) periodic :
2
yx , 3
yx , sin
y x, ycosx,
All filled to identify that cosx is even and sinx is
odd
Structural
4
What is the correct expanded form of
cos(xy)?
cos( ) cos cos x y x y
cos( ) cos .
cos sin .sin
x y x
y x y
Option 1 6 chose Misconception of distributive law
5
Prove by induction that
1 2 3 ... ( 1)
2
n n n
4 failed to show all the
steps
Executive
6 Find 0
sin 3 limx x x A common answer was sin5 found after dividing by x throughout Misconceptio n of relating to limits of
rational functions
7 What is the derivative of yxx
1 . x
x x xx(xln )x
All students chose Option
1 and filed
Misconceptio n of xn
8 What is the derivative
of 2
sin
y x
2
2 .cosx x 2
cos x 6 chose Option 2
Structural & Executive
9 Identify u and dv on ln xdx
(a)dvulndxx,(b)u1, ln
dv xdx None N/A
10 Evaluate 1 1 1 dx x
Arbitrary & StructuralPenelitian serupa juga dilakukan oleh Kiat (2005).Kiat melakukan penelitian
terhadap siswa sekolah menengah di Singapura untuk menganalisis kesulitan
siswa dalam menyelesaikan permasalahan integral.Pada penelitian tersebut, Kiat
merujuk pada penelitian yang dilakukan oleh Orton (1983a).Kiat membagi
Suwarno, 2015
1. Kesalahan konseptual, yaitu kesalahan yang terjadi karena siswa tidak
memahami konsep-konsep yang terlibat dalam masalah atau kesalahan yang
timbul dari ketidakmampuan siswa untuk menentukan hubungan yang terlibat
dalam masalah.
2. Kesalahan prosedural, yaitu kesalahan yang terjadi karena ketidakmampuan
siswa untuk melakukan manipulasi atau algoritma meskipun telah memahami
konsep dibalik masalah.
3. Kesalahan teknis, yaitu kesalahan yang terjadi karena kurangnya pengetahuan
konten matematika dalam topik lain atau kesalahan karena kecerobohan.
Adapun temuan yang diperoleh pada penelitianKiat yaitu sebagai berikut.
Tabel 1.2
Klasifikasi Kesalahan Siswa
Types of Errors Description
Conceptual Errors Failure to grasp the concepts in problem
Errors from failure to appreciate the relationships in problem
Example: Area between the curve yx x
4
and the x-axis from x=0 to x=5 is:
5 5 2 0 0 2 4 4 1 8 3x x dx x x dx
units
Students fail to realize that the part of curve
4
yx x from x=0 to x=4 is below the x-axis whereas the part from x=4 to x=5 is above the x-axis. Procedural Errors Errors from failure to carry out manipulations or
algoritms although concepts in problem are understood
Example:
2 2
tan 2 sec 2 1
tan 2
x dx x dx
x x c
Students fail to put a coefficient of 1
2 in front of tan 2x .
6
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
knowledge in other topics
Errors due to carelessness Example:
4 4
5
5
2 3 4 6 8
6 8 5 8
6 8 40
x dx x dx
x c
x c
Students wrongly multiplied the constant of 2 into the binomial before integrating.
Ternyata kesalahan-kesalahan seperti yang telah dipaparkan juga peneliti
temukan pada mahasiswa program studi pendidikan matematika STKIP Surya
yang telah mengikuti perkuliahan matrikulasi, Pra Kalkulus 1, dan Pra Kalkulus
2.Berikut ini kesalahan-kesalahan mahasiswa yang peneliti temukan dalam
menyelesaikan permasalahan integral.
1. Kesalahan struktural
Kesalahan ini timbul karena mahasiswa tidak mampu memahami beberapa
konsep penting untuk mencari luas daerah integral.
Contoh soal:
Tentukan luas daerah yang dibatasi kurva yx x
2
, sumbu-X, x0dan 5.x
Suwarno, 2015
Gambar 1.1
Kesalahan struktural dalam mencari luas daerah
Pada kasus tersebut, mahasiswa tidak menyadari bahwa daerah yang dibatasi
oleh kurva yx x
2
, sumbu-X , x = 0 dan x = 5 akan terbentuk 2 daerah, yaitu1) Daerah berada di bawah sumbu-X dari x = 0 sampai x = 2
2) Daerah berada di atas sumbu-X dari x = 2 sampai x = 5
2. Kesalahan eksekutif
Kesalahan ini timbul karena mahasiswa tidak mampu melakukan manipulasi
aljabar.
Contoh soal:
Jika
3 1
( ) 5
f x dx
maka
3 1
3
f x dx
adalah …Berikut ini salah satu jawaban mahasiswa.
Gambar 1.2
Kesalahan dalam melakukan manipulasi
Pada kasus tersebut, mahasiswa langsung mengganti fungsi f x dengan nilai
5. Seharusnya diuraikan terlebih dahulu menjadi
3 3
1 1
3
f x dx dx
.Selain kesalahan di atas, peneliti juga menemukan
8
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan Pollatsek (dalam Sumarmo, 1987) terdapat dua jenis pemahaman konsep,
yaitu pemahaman instrumental dan pemahaman relasional. Pemahaman
instrumental dapat diartikan sebagai pemahaman atas konsep yang saling terpisah
dan hanya rumus yang dihafal dalam melakukan perhitungan sederhana,
sedangkan pemahaman relasional termuat satu skema atau strukstur yang dapat
digunakan pada penyelesaian masalah yang lebih luas. Suatu ide, fakta, atau
prosedur matematika dapat dipahami sepenuhnya jika dikaitkan dengan jaringan
dari sejumlah kekuatan koneksi. Berikut ini kesalahan-kesalahan mahasiswa
dalam pemahaman konsep.
1. Kesalahan dalam pemahaman instrumental
Kesalahan ini terjadi karena mahasiswa tidak memahami konsep integral
dengan baik.
Contoh soal:
Tentukan 1 12 . 2t tdt
Berikut ini salah satu jawaban mahasiswa.
Gambar 1.3
Kesalahan dalam pemahaman instrumental
Pada kasus tersebut, mahasiswa melakukan perhitungan dengan cara
mengintegralkan masing-masing fungsi pada bagian pembilang dan
Suwarno, 2015 2 2 2 1 1 .
2 2 2
t dt t
t dt dt
t t t dt
Seharusnya fungsi tersebut disederhanakan terlebih dahulu menjadi
2 2
1 1 1
.
2 2 2
t
t dt dt t dt
t t
2. Kesalahan dalam pemahaman relasional
Kesalahan ini terjadi karena mahasiswa tidak mampu menghubungkan suatu
konsep dengan konsep yang lain.
Contoh soal:
Tentukan
5
2 3
3 .
x dx
Berikut ini salah satu jawaban mahasiswa.
Gambar 1.4
Kesalahan dalam pemahaman relasional
Pada kasus tersebut, mahasiswa melakukan perhitungan dengan cara
menguraikan fungsi tersebut tanpa mengintegralkannya. Seharusnya setelah
fungsi tersebut diuraikan kemudian diintegralkan seperti berikut.
55 5 3
2 2 2
3 3 3
3 6 9 3 9 .
3 x
x dx x x dx x x
Selain kesalahan-kesalahan terkait kemampuan pemahaman matematis,
peneliti juga menemukan kesalahan-kesalahan terkait dengan kemampuan
pemecahan masalah.Menurut Polya (1985), terdapat empat prinsip-prinsip dasar
10
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemecahan, melaksanakan rencana, dan memeriksa kembali. Gambar 1.5
menunjukkan bahwa mahasiswa tidak mampu memahami masalah yang
diberikan. Pada pertanyaan pertama, jawaban banyaknya sel N t pada waktu t jam seharusya berupa fungsi N t tetapi mahasiswa memberikan jawaban berupa
nilai. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa tidak memahami masalah.
Gambar 1.5
Kesalahan dalam memahami masalah
Berdasarkan fakta-fakta di atas, diperlukan suatu alternatif pembelajaran
yang lebih inovatif sehingga kesalahan-kesalahan tersebut dapat dihilangkan atau
dikurangi. Salah satu alternatif pembelajaran yang dapat digunakan yaitu dengan
memanfaatkan Computer Algebra System(CAS) dalam proses pembelajaran.
Ruthven, Rousham dan Chaplin (dalam Tolga, 2009) memberikan kesimpulan
pada akhir penelitiannya, yaitu:
1. CAS memiliki peran positif sebagai alat kognitif.
2. CAS dapat memberikan kesempatan untuk berjuang dengan masalah non-rutin.
3. CAS dapat menyediakan lingkungan belajar yang interaktif.
4. CAS memiliki kapasitas dalam memperbesar batasan pikiran.
Sejalan dengan yang dikatakan oleh Ruthven, Rousham dan Chaplin,
Aspestberger (dalam Tolga, 2009) telah menyarankan menggunakan CAS sebagai
Suwarno, 2015
1. Ketika para guru diminta untuk memilih sebuah frase untuk konsep integrasi,
sebagian besar dari mereka memilih frase “kebalikan dari turunan” bukan
“jumlah Riemann”.
2. Guru telah menghabiskan banyak waktu untuk menetapkan aturan dalam
menemukan fungsi invers dari fungsi turunan.
3. Kesulitan dalam pengoperasian kertas dan pensil yang terbatas pada masalah
sederhana.
Sejalan dengan yang dikemukakan oleh Aspestberger, Barker (2004) juga
menyarankan penggunaan teknologi komputer untuk mendukung pemecahan
masalah dan untuk meningkatkan pemahaman. Mahasiswa jurusan matematika
harus dapat mengembangkan keterampilan dengan berbagai alat teknologi. Semua
jurusan harus memiliki pengalaman dengan berbagai alat teknologi seperti sistem
aljabar komputer, software visualisasi, paket statistik, dan bahasa pemrograman
komputer. Selain itu, Barker juga menyatakan bahwa program di semua tingkatan
harus: 1) memasukkan kegiatan yang akan membantu siswa belajar untuk
menggunakan teknologi sebagai alat untuk memecahkan masalah, dan 2)
memanfaatkan teknologi sebagai bantuan untuk pemahaman ide-ide matematika.
Mathematica merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang termasuk dalam Computer Algebra System (CAS).PenggunaanMathematica
dalam pembelajaran matematika telah dilakukan oleh para peneliti.Salah satunya,
penelitian yang dilakukan oleh Rübenkönig dan Korvink (2007).
Mathematica menyediakan kemampuan unik untuk pembelajaran interaktif.Kemungkinan untuk menggabungkan kode program dan penjelasan
dalam lingkungan yang interaktif ini juga cocok dalam pengajaran.Rübenkönig
dan Korvink menggunakan Mathematica untuk memvisualisasikan topik
matematika meliputi Derivatives Recovery, Finite Difference, Finite Volume,
Finite Elements, Iterative Solvers, Multigrid Methods, Norm in Analysis, Partial Differential Equations, Shape Functions, dan Sparse Matrices.
Selain itu, Smith, Wood dan Nicorovici (1998) mengatakan bahwa mereka
12
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antararepresentasi yang berbedadarikonsep yang sama(verbal,grafis danaljabar).
Mathematicatelah terbukti menjadialat yang sangat baikkarenakemampuan komputasidanprinsip-prinsipyang telah kami gunakandapat diterapkan
dalambanyak bidangmatematika. Penelitian ini dilakukan pada materi diagram
Venn, relasi dan fungsi.
Kim (2003) merepresentasikan cara seseorang menggunakan Mathematica
untuk memvisualisasikan konsep-konsep matematika yang abstrak sehingga
memungkinkan siswa untuk memahami masalah matematika secara efektif di
kelas. Pengembangan jenis-jenis pengajaran dan model pembelajaran dapat
merangsang keingintahuan siswa tentang matematika dan meningkatkan minat
mereka.Kim juga mengatakan bahwa softwarematematika dan teknologi lainnya
dapat merangsang pendidikan matematika yang lebih baik.Kimmenggunakan
Mathematica pada materi transformasi linear, trigonometri, dan kalkulus integral yang meliputi jumlahan Riemann dan volum benda putar.
Berdasarkan penjelasan di atas, penulis mengajukan sebuah penelitian yang
berjudul “Penerapan Model Tutorial Berbantuan Mathematica untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan MasalahMatematis
Mahasiswa (Penelitian Kuasi Eksperimen Terhadap Mahasiswa Tingkat 3
Program Studi Pendidikan Matematika Pada Salah Satu Perguruan Tinggi Swasta
Di Tangerang)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkanuraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam penelitian
ini dapat dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah peningkatan kemampuan pemahamanmahasiswadengan pembelajaran
model tutorial berbantuan software Mathematica lebih baik secara signifikan
daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran tanpa berbantuan
software Mathematica?
2. Apakah peningkatan kemampuan pemahaman mahasiswa dengan
Suwarno, 2015
secara signifikan daripadamahasiswa yang memperoleh pembelajaran tanpa
berbantuan software Mathematica ditinjau dari kategori KAM mahasiswa?
3. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dengan
pembelajaran model tutorial berbantuan software Mathematica lebih
baiksecara signifikan daripada mahasiswa yang memperoleh pembelajaran
tanpa berbantuan software Mathematica?
4. Apakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dengan
pembelajaran model tutorial berbantuan software Mathematicalebih baik
secara signifikan daripadamahasiswa yang memperoleh pembelajaran tanpa
berbantuan software Mathematicaditinjau dari kategori KAM mahasiswa?
5. Apakah sikap mahasiswa memberikan respon yang baik terhadap
pembelajaran model tutorial berbantuan Mathematica?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun tujuan penelitian ini yaitu:
1. Menganalisis peningkatan kemampuan pemahaman mahasiswa dengan
pembelajaran model tutorial berbantuan software Mathematicadenganmahasiswa yang memperoleh pembelajarantanpa berbantuan software Mathematica.
2. Menganalisispeningkatan kemampuan pemahaman mahasiswa dengan
pembelajaran model tutorial berbantuan software Mathematicadenganmahasiswa yang memperoleh pembelajaran tanpa berbantuan software Mathematicaditinjau dari kategori KAM mahasiswa.
3. Menganalisis peningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa
dengan pembelajaran model tutorial berbantuan software Mathematicadenganmahasiswa yang memperoleh pembelajarantanpa berbantuan software Mathematica.
4. Menganalisispeningkatan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa dengan
14
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Mathematicadenganmahasiswa yang memperoleh pembelajaran tanpa berbantuan software Mathematicaditinjau dari kategori KAM mahasiswa.
5. Menganalisis sikap mahasiswa memberikan respon yang baik terhadap
pembelajaran model tutorial berbantuan software Mathematica.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis
maupun praktis dalam pendidikan, sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu, khususnya
dalam bidang pendidikan mengenai kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah matematis mahasiswa serta model tutorial berbantuan
softwareMathematica pada mahasiswa. 2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menjawab keingintahuan peneliti tentangpengaruh model tutorial
berbantuan softwareMathematicaterhadap kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah matematis mahasiswa.
b. Memberikan informasi tentang pengaruh pembelajaran model
tutorialberbantuan softwareMathematicaterhadap kemampuan pemahaman
dan pemecahan masalah matematis mahasiswa.
c. Jika ternyata pengaruhnya signifikan, maka pembelajaran model
tutorialberbantuan softwareMathematicaini dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif atau pilihan yang dapat digunakan dalam pembelajaran
matematika.
d. Membantu pengajar dalam membina dan mengembangkan kemampuan
kognisi (pemahamandan pemecahan masalah matematis)melalui
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kuasi-eksperimen.Menurut
Sugiyono (2012) dalam penelitian kuasi, mempunyai kelompok kontrol, tetapi
tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.Dalam penelitian ini diambil sampel dua
kelas dengan pembelajaran yang berbeda.Kelompok pertama diberikan
pembelajaran berbantuan software Mathematica sedangkan kelompok kedua
diberikan perlakuan dengan pembelajaran konvensional sebagai kelas
kontrol.Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pretest-Postest
Control Group Design (Desain Kelompok Pretes-Postes). Tes statistik dilakukan dua kali yaitu sebelum proses pembelajaran (pretes) dan setelah proses
pembelajaran (postes). Desain penelitian tersebut direpresentasikan sebagai
berikut:
O X O
O O
keterangan:
O = Pretes, postes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
X = Perlakuan pembelajaran menggunakan model tutorial
berbantuanMathematica.
B. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa pada salah satu
Perguruan Tinggi Swasta di Tangerang yang mengikuti mata kuliah Kalkulus 1
yang terdiri atas 4 kelas dengan jumlah mahasiswa sebanyak 120 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan Sampling Purposive, yaitu
33
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tujuan dilakukan pengambilan sampel dengan teknik ini adalah agar penelitian
yang akan dilakukan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien terutama dalam
hal kondisi subyek penelitian dan waktu penelitian. Berdasarkan teknik
pengambilan sampel tersebut akan diambil sampel dua kelas yang terdiri atas 60
orang. Kedua kelas yang terpilih merupakan dua kelompok penelitian yang akan
mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan yang berbeda. Satu kelas
merupakan kelompok eksperimen dan kelas lainnya sebagai kelompok kelas
kontrol.
C. Variabel Penelitian
Penelitian ini mengkaji tentang implementasi pembelajaran integralpada
salah satu Perguruan Tinggi Swasta di Tangerang dengan model tutorial
berbantuan Mathematica untuk melihat pengaruhnya terhadap peningkatan
kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematis. Penelitian ini juga
membandingkan perlakuan antara pembelajaran model tutorial
berbantuanMathematica dan pembelajaran biasa.
Variabel kontrol yang juga menjadi perhatian dalam penelitian ini adalah
kategori kemampuan awal matematis (KAM) mahasiswa yaitu kategori rendah,
sedang, dan tinggi.Kelompok KAM mahasiswa adalah tingkat kedudukan
mahasiswa yang didasarkan pada hasil skor Ujian Tengah Semester.
Berdasarkan uraian di atas, maka variabel penelitian melibatkan tiga jenis
variabel yakni variabel bebas yaitu pembelajaran model tutorial berbantuan
Mathematica dan pembelajaran biasa, sedangkan variabel terikat yaitu kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah matematismahasiswa serta
variabel kontrol yaitu kategori kemampuan awal matematis mahasiswa (tinggi dan
rendah).
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
Pengembangan instrument dilakukan melalui beberapa cara, yaitu (a)
mendefinisikan operasional variabel penelitian, (b) menyusun indikator variabel
penelitian, (c) menyusun kisi-kisi instrument, (d) melakukan uji coba instrument,
dan (e) melakukan pengujian validitas dan reliabilitas instrument.
Definisi operasional bertujuan untuk menjelaskan makna variabel yang
sedang diteliti. Singarimbun (dalam Riduwan, 2013) memberikan pengertian
tentang definisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan cara
mengukur suatu variabel. Berikut ini definisi operasional variabel penelitian.
1. Kemampuan Pemahaman
Kemampuan pemahaman konsep matematika merupakan kemampuan yang
harus dimiliki mahasiswa (calon guru) dalam memahami suatu konsep
matematika sehingga dapat menguraikan konsep tersebut dengan
perkataannya sendiri.
2. Kemampuan Pemecahan Masalah
Kemampuan pemecahan masalah merupakan proses berpikir yang
mengarahkan pada usaha mencari cara-cara yang sesuai untuk menyelesaikan
suatu permasalahan. Pada penelitian ini, penilaian kemampuan pemecahan
masalah menggunakan metode tes (pencil paper test), yaitu berupa tes
pemecahan masalah yang meliputi aspek pemahaman masalah, perencanaan
cara penyelesaian, pelaksanaan rencana, dan penafsiran hasilnya.
3. Pembelajaran Model Tutorial
Tutorial merupakan pelajaran yang diterima oleh siswa atau kelompok kecil
siswa yang membahas informasi (materi) bersama seorang tutor
(pembimbing), terutama di tingkat universitas atau perguruan tinggi. Tutorial
dapat diartikan juga sebagai buku atau program komputer yang memberikan
petunjuk tentang cara untuk melakukan sesuatu.
4. Pembelajaran Model Tutorial Berbantuan Mathematica
Pembelajaran model tutorial berbantuan Mathematica merupakan program
35
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menggunakan software Matematicayang berisi materi pelajaran dan soal-soal
latihan. Tujuan pembelajaran ini yaitu untuk meningkatkan penguasaan
pengetahuan para mahasiswa sesuai dengan yang dimuat dalam software
pembelajaran.
5. Pembelajaran Konvensional
Pembelajaran konvensional merupakan semua aktivitas pembelajaran yang
berpusat pada guru (teacher centered). Guru menyampaikan materi/konsep
matematika dengan model ceramah tanpa berbantuan software komputer.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini berupa tes dan
non-tes.Intrumen tes terdiri dari tes kemampuan pemahaman berupa jawaban singkat
dan pemecahan masalah berupa uraian.Sedangkan instrumen non-tes yaitu skala
sikap mahasiswa dan lembar observasi.Masing-masing instrumen dijelaskan
secara rinci sebagai berikut.
1. Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan Masalah
Mahasiswa diberikan tes untuk mengukur kemampuan pemahaman dan
pemecahan masalah sebelum dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol.Materi yang diujikan adalah materi integral meliputi Integral
Tak Tentu, Integral Tertentu, Luas Daerah, dan Volum Benda Putar.Instrument tes
kemampuan pemahaman matematis terdiri dari Sembilan soal berbentuk essay
sedangkan instrument tes kemampuan pemecahan masalah terdiri dari empat soal
uraian.
Langkah-langkah penyusunan pembuatan instrumen yaitu pembuatan
kisi-kisi soal, penyusunan soal, membuat alternative jawaban, serta membuat skor
untuk masing-masing butir soal.Sebelum digunakan, instrumen terlebih dahulu
dikonsultasikan validitas isi dan validitas mukanya kepada rekan dosen senior
untuk medapatkan saran, kemudian dikonsultasikan kepada pembimbimg.
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
keabsahan susunan kalimat atau kata-kata dalam soal sehingga jelas
pengertiannya atau tidak menimbulkan tafsiran lain.
Setelah mendapatkan saran tentang validitas teoritik tes, kemudian
dilakukan revisi pada beberapa butir soal.Selanjutnya tes diujicobakan dan
dianalisis validitas empiriknya, reliabilitas, daya pembeda dan tingkat
kesukarannya.Instrument tes diujicobakan pada mahasiswa STKIP Surya yang
sedang menempuh mata kuliah Kalkulus 1.Setelah dilakukan pemeriksaan dan
pemberian skor terhadap jawaban mahasiswa selanjutnya dilakukan analisa tes
sebagai berikut.
a. Validitas Butir Soal
Arikunto (2012) mengatakan bahwa suatu instrumen dikatakan valid apabila
mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.Jika
ujicoba dilaksanakan satu kali (single test) maka validasi instrumen tes dilakukan
dengan menghitung korelasi antara skor item dengan skor total butir tes.
Kemudian, rumus yang digunakan adalah rumus Koefisien Korelasi Pearson:
2 2
2
2
XYN XY X Y
r
N X X N Y Y
dengan :
XY
r
:koefisien korelasi antara variabel X dan Y37
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun langkah-langkah dalam menganalisis validitas butir soal yaitu
sebagai berikut.
a) Menghitung skor total
b) Menghitung korelasi skor butir soal dengan rumus Product Moment dari
Pearson.
c) Melakukan perhitungan dengan uji t
d) Mencari
r
tabel denganr
tabel
r
( 0, 05 , dk = n-2)e) Membuat kesimpulan dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
Jika rhitung rtabel berarti valid, atau
Jika rhitung rtabel berarti tidak valid
[image:33.595.151.470.415.532.2]Koefisien validitas butir soal dalam penelitian ini dinyatakan pada tabel berikut.
Tabel 3.1
Interpretasi Koefisien Korelasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
00 , 1 80
,
0 r Sangat tinggi
80 , 0 60
,
0 r Tinggi
60 , 0 40 ,
0 r Cukup
40 , 0 20 ,
0 r Rendah
20 , 0 00
,
0 r Kurang
Rangkuman uji validitas tes kemampuan pemahaman siswa dapat disajikan
pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.2
Data HasilKorelasi Validitas Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman
No Soal Koefisien Korelasi
r Tabel
Pearson Kriteria Interpretasi
1 0,510 0,361 Valid Cukup
2 0,468 0,361 Valid Cukup
[image:33.595.130.492.615.720.2]Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
4 0,698 0,361 Valid Tinggi
5 0,412 0,361 Valid Cukup
6 0,563 0,361 Valid Cukup
7 0,413 0,361 Valid Cukup
8 0,365 0,361 Valid Rendah
9 0,734 0,361 Valid Tinggi
Rangkuman uji validitas tes kemampuan pemecahan masalah siswa dapat
[image:34.595.134.491.112.230.2]disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3
Data Hasil Korelasi Validitas Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No Soal Koefisien Korelasi r Tabel
Pearson Kriteria Interpretasi
1 0,938 0,361 Valid Sangat Tinggi
2 0,366 0,361 Valid Rendah
3 0,515 0,361 Valid Cukup
4 0,578 0,361 Valid Cukup
b. Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas instrumen penelitian adalah suatu alat yang memberikan hasil
yang tetap sama (ajeg). Suatu alat evaluasi (tes dan nontes) disebut reliabel jika
hasil evaluasi tersebut relatif tetap jika digunakan untuk subjek yang sama. Rumus
yang digunakan untuk menghitungreliabilitas tes ini menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha (), yaitu:
2 2
1 1
i
t
n r
n
dengan:
r : koefisien reliabilitas soal n :banyak butir soal
2 i
:jumlah varians skor tiap-tiap item 2t
39
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Koefisien reliabilitas yang dihasilkan selanjutkan diinterpretasikan dengan
[image:35.595.206.422.167.297.2]menggunakan kriteria sebagai berikut.
Tabel 3.4
Interpretasi Tingkat Reliabilitas
r Interpretasi
0, 00 r 0, 20 Kecil
0, 20 r 0, 40 Rendah
0, 40 r 0, 60 Sedang
0, 60 r 0,80 Tinggi
0,80 r 1, 00 Sangat tinggi
Rangkuman uji reabilitas tes kemampuan pemahaman dan pemecahan
[image:35.595.116.441.368.436.2]masalah siswa dapat disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.5 Data Hasil Reliabilitas
Kemampuan r Interpretasi
Pemahaman 0,70 Tinggi
Pemecahan Masalah 0,44 Sedang c. Daya Pembeda
Daya pembeda soal merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah.Daya pembeda dari tiap butir soal ditentukan dengan menggunakan teknik
belah dua yaitu Kelompok Atas dan Kelompok Bawah. Indeks Daya Pembeda
yang dihasilkan selanjutkan diinterpretasikan dengan menggunakan rumus
(Arikunto, 2012) sebagai berikut:
mean Kelompok atas - mean kelompok bawah skor maksimum soal
DP
Tabel 3.6
Interpretasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Interpretasi
0, 00
DP Sangat jelek
0, 00DP0, 20 Jelek
[image:35.595.154.442.589.728.2]Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN 0, 40DP0, 70 Baik
0, 70DP1, 00 Sangat baik
Pada penelitian ini, sebanyak 25% siswa dengan skor tertinggi dikategorikan
ke dalam kelompok atas dan sebanyak 25% siswa dengan skor terendah
dikategorikan ke dalam kelompok bawah. Hasil uji daya pembeda tes kemampuan
[image:36.595.167.462.261.505.2]pemahaman ditampilkan pada table berikut:
Tabel 3.7
Data Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman
No. Soal Daya Pembeda (%) Interpretasi
1 40,63 Cukup
2 59,38 Baik
3 65,63 Baik
4 60,94 Baik
5 28,13 Cukup
6 68,75 Baik
7 31,25 Cukup
8 28,13 Cukup
9 59,38 Baik
Hasil uji daya pembeda tes kemampuan pemecahan masalah ditampilkan
[image:36.595.164.455.573.724.2]pada table berikut.
Tabel 3.8
Data Hasil Uji Daya Pembeda Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No. Soal Daya Pembeda (%) Interpretasi
1 96,15 Sangat Baik
2 29,81 Cukup
3 48,08 Baik
41
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Tingkat kesukaran
Tingkat kesukaran digunakan untuk mengelompokkan setiap item
instrumen tes menjadi tiga tingkatan yaitu mudah, sedang, atau sukar.Tingkat
kesukaran tes dihitung dengan rumus:
A B
A B
S S
TK
J J
Keterangan:
TK : tingkat kesukaran.
A
S
:jumlah skor kelompok atas.B
S
:jumlah skor kelompok bawah.A
J
:jumlah skor ideal kelompok atas.B
J
:jumlah skor ideal kelompok bawah.Setelah Tingkat kesukaran pada masing-masing soal dihitung,selanjutkan
diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria dari Galton (Arikunto, 2012),
[image:37.595.180.433.522.646.2]seperti pada Tabel 3.9.
Tabel 3.9
InterpretasiTingkat Kesukaran
Rangkuman tingkat kesukaran tes kemampuan pemahaman siswa dapat
disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.10
Tingkat Kesukaran Interpretasi
0, 00
TK Terlalu sukar
0, 00TK0,30 Sukar
0,30TK0, 70 Sedang
0, 70TK1, 00 Mudah
1, 00
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
Data Tingkat Kesukaran Hasil Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemahaman
No Soal Tingkat Kesukaran (%) Interpretasi
1 51,56 Sedang
2 48,44 Sedang
3 45,31 Sedang
4 39,84 Sedang
5 17,19 Sukar
6 59,38 Sedang
7 18,75 Sukar
8 26,56 Sukar
9 29,69 Sukar
Rangkuman tingkat kesukaran tes kemampuan pemecahan masalah siswa
[image:38.595.168.455.123.309.2]dapat disajikan pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.11
Data Tingkat Kesukaran Hasil Uji Instrumen Tes Kemampuan Pemecahan Masalah
No Soal Tingkat Kesukaran (%) Interpretasi
1 42,79 Sedang
2 8,65 Sangat Sukar
3 15,87 Sukar
4 8,65 Sangat Sukar
2. Skala Sikap
Skala sikap terdiri dari pernyataan-pernyataan untuk mengetahui respon
mahasiswa terhadap pembelajaran integral dengan software Mathematica.Skala
sikap ini terdiri dari 17 butir pernyataan positif dan 7 butir pernyataan
negatif.Skala sikap ini disusun berdasarkan bentuk Skala Likert yang terdiri dari
empat pilihan respon, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan
Sangat Tidak Setuju (STS). Pernyataan positif diberikan skor berturut-turut yaitu
43
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2, 3, dan 4.Pemberian skor tersebut bertujuan untuk menghindari respon
mahasiswa yang ragu-ragu. Kemudian skor dianalisis dengan menghitung total
skor setiap item pernyataan berdasarkan rumus berikut.
100%
Jumlah Skor Item P
Jumlah Skor Ideal
[image:39.595.175.446.177.354.2]
Tabel 3.12 Kriteria Skor
Persentase Interpretasi
0
P
20%
Sangat Rendah20
P
40%
Rendah40
P
60%
Cukup60
P
80%
Tinggi80
P
100%
Sangat Tinggi3. Lembar Observasi
Observasi dilakukan pada saat pembelajaran dengan tujuan untuk
mengamati aktivitas mahasiswa dan peneliti selama pembelajaran menggunakan
strategi pembelajaran model tutorial berbantuan Mathematica sehingga
pembelajaran yang berlangsung dapat dievaluasi untuk kemudian dilakukan
perbaikan. Observasi ini dilakukan oleh seorang pengamat yaitu rekan dosen di
prodi matematika.
F. Teknik Pengumpulan Data
Data pada penelitian ini diperoleh melalui tes dan angket.Hal ini bertujuan
untuk melihat adanya peningkatan kemampuan pemahaman dan pemecahan
masalah mahasiswa.Kelas eksperimen maupun kelas kontrol diberi pretes dan
postes. Kemudian dilakukan analisis angket skala sikap dan lembar observasi
untuk mengetahui sikap positif mahasiswa selama proses pembelajaran.
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
Prosedur penelitian dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu: tahap persiapan,
tahap pelaksanaan, dan tahap pengolahan data.Ketiga tahapan tersebut dijelaskan
secara rinci sebagai berikut.
1. Tahap Persiapan
Pada tahapan ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan, yaitu:
a. Studi kepustakaan mengenai pembelajaran berbantuan komputer,
pengenalan software Mathematica, kemampuan pemahaman matematis, dan kemampuan pemecahan masalah.
b. Penyusunan instrument penelitian serta menguji dan mengolah data
hasil uji coba instrument tersebut.
c. Pengurusan surat perizinan untuk melakukan penelitian.
d. Melakukan observasi pembelajaran di universitas yang akan dijadikan
tempat penelitian, serta berdiskusi dengan dosen pengajar kalkulus dan
meminta data hasil ujian tengah semester untuk mengelompokkan
mahasiswa berdasarkan kemampuan awal matematis.
2. Tahap Pelaksanaan
Penelitian dimulai dengan memberikan soal pretes kepada kelas
eksperimen dan kelas kontrol untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman
matematis dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.Selanjutnya,
pelaksanaan pembelajaran materi integral pada mata kuliah kalkulis
1.Pembelajaran ini dilakukan selama 3 minggu (6 pertemuan).Pada kelas
eksperimen, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan bantuan software
Mathematica yang dilengkapi dengan Modul Integral Berbantuan Mathematica.Sedangkan pada kelas kontrol pembelajaran dilakukan tanpa menggunakan bantuan komputer.
Setelah kegiatan pembelajaran berakhir, kelas eksperimen dan kelas
kontrol diberikan soal postes.Pertanyaan yang diberikan dalam soal postes
45
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN PEMAHAMAN DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA (PENELITIAN KUASI EKSPERIMEN TERHADAP MAHASISWA TINGKAT 3 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA PADA SALAH SATU PERGURUAN TINGGI SWASTA DI TANGERANG)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mengetahui besarnya peningkatan kemampuan pemahaman matematis dan
kemampuan pemecahan masalah mahasiswa.
3. Tahap Pengolahan Data
Data hasil dari pretes dan postes akan diolah secara kuantitatif
menggunakan software Minitabversi 17 dan software SPSS versi 22
a. Pengolahan Data Hasil Tes Kemampuan Pemahaman dan Pemecahan
Masalah Matematis
Data yang diolah pada penelitian ini adalah data dari hasil tes yang
dilakukan untuk mengukur kemampuan pemahaman dan pemecahan masalah
matematismahasiswa.Data pada pretes menunjukkan kemampuan awal yang
dimiliki siswa sebelum dilakukan pembelajaran.Sedangkan, data dari postes
menunjukkan kemampuan siswa setelah dilakukan pembelajaran. Berdasarkan
data pretes dan postes, peningkatan kemampuan masing-masing mahasiswa
dapat dilihat dari nilai gain ternormalisasi. Besarnya peningkatan sebelum dan
sesudah pembelajaran dihitung berdasarkan rumus gain ternormalisasi
(normalized gain) yang dikembangkan oleh Hake (1999), yaitu:
skor skor
skor skor
postest pretest g
ideal pretest
Kemudian hasilnya akan dianalisis melalui kriteria nilai gain
[image:41.595.176.455.540.649.2]ternormalisasi pada tabel berikut:
Tabel 3.13
Kategori Nilai Gain Ternormalisasi
Batasan Kategori
0, 7
g Tinggi
0,3 g 0, 7 Sedang
0,3
g Rendah
Data nilai pretes, nilai postes dan nilai gain ternormalisasi selanjutnya
Suwarno, 2015
PENERAPAN MODEL TUTORIAL BERBANTUAN MATHEMATICA UNTUK MENINGKATKAN
matematis dan kemampuan pemecahan masalah mahasiswa. Sebelum menguji
berbagai hipotesis,akan dilakukan uji normalitas dan homogenitas terhadap
ketiga data tersebut.
Uji normalitas dilakukan untuk melihat data yang diperoleh berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak.Uji normalitas tersebut
dilakukan dengan memeriksa hipotesis berikut:
H0: Data berdistribusi normal
H1: Data berdistribusi tidak normal
Tes yang digunakan untuk melakukan uji normalitas dengan menggunakan
tes Kolmogorov-Smirnov (Lilliefors) Dua Sampel.Kriteria keputusan yang
diambil berdasakan nilai probabilitas, yaitu:
1. Jika probabilitas (sig) maka data berdistribusi normal.
2. Jika probabilitas (sig)< maka data berdistribusi tidak normal.
Selanjutnya, pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians
dari ketiga sampel sama atau berbeda.Pengujian homogenitas yang akan
dilakukan adalah uji variansi dua peubah bebas. Uji homogenitas tersebut
dilakukan dengan memeriksa hipotesis berikut:
H0: Skor pretes, postes, dan N-gain kedua kelas bervariansi homogen
H1: Skor pretes, postes, dan N-gain kedua kelas bervariansi tidak homogen
Uji statistik yang digunakan adalah uji Levene dengan taraf signifikan
0,05.Kriteria keputusan yang diambil berdasakan nilai Probabilitas, yaitu:
1. Jika probabilitas (sig) maka H0 ditolak.
2. Jika probabilitas (sig) < maka H0 diterima.
Setelah melakukan uji normalitas dan uji homogenitas data, kondisi yang
mungkin terjadi adalah data berasal dari populasi yang berdistribusi normal
serta mempunyai variansi yang homogen, maka pro