• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank "X" di Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Deskriptif Mengenai Derajat Stres Kerja Pada Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank "X" di Bandung."

Copied!
0
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

i

ABSTRAK PENELITIAN

Oleh : Wina Triyana S

NRP: 0330043

Penelitian ini memiliki judul Studi Deskriptif mengenai Derajat Stres Kerja pada Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai derajat stres kerja dan sumber-sumber yang paling relevan pada Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung. Sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian, maka penelitian yang dilakukan dengan metode deskriptif.

Adapun populasi sasaran penelitian ini ialah seluruh Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung berukuran 30 orang.

Teknik Sampling yang digunakan pada penelitian ini diambil dengan

menggunakan metode purposive sampling. Alat ukur yang digunakan untuk mengetahui Derajat Stres Kerja adalah alat ukur yang dibuat oleh Rury Endrayana (0030119) berdasarkan teori Stephen Robbins yang dimodifikasi oleh peneliti, dengan validitas berkisar antara 0,095 hingga 0,834, serta reliabilitas 0,9739 dengan menggunakan program SPSS 11.5 dengan uji statistik rank spearman.

Berdasarkan hasil penelitian ini, diperoleh gambaran bahwa Derajat Stres Kerja pada Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung, yaitu sebagai berikut: 16 karyawan pemasaran (53,3%) berada pada kategori stres kerja tinggi dan 14 karyawan pemasaran (46,7%) berada pada kategori stres kerja rendah.

(2)

Universitas Kristen Maranatha

1.1. Latar Belakang Masalah

1.2. Identifikasi Masalah

1.3. Maksud, dan Tujuan Penelitian

(3)

Universitas Kristen Maranatha

iii BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Stres Kerja

2.1.1. Pengertian Stres Kerja

2.1.2. Sumber Potensial Stres

2.1.3. Dampak Dari Stres Kerja

2.2. Tinjauan Tentang Masa Dewasa

2.2.1. Masa Dewasa Awal (Early Adulthood)

2.2.2. Masa Dewasa Tengah (Middle Adulthood)

2.3. Tinjauan Tentang Karyawan Pemasaran

2.3.1. Pemasaran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian

3.2. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1. Variabel Penelitian

3.2.2. Definisi Operasional

3.3. Alat Ukur

3.3.1. Kuesioner Stres Kerja

3.3.2. Sistem Penilaian Kuesioner Stres Kerja

(4)

Universitas Kristen Maranatha

3.3.4. Pengujian Alat Ukur

3.3.4.1. Validitas Alat Ukur

3.3.4.2. Reliabilitas Alat Ukur

3.4. Populasi Sasaran, Karakteristik Sampel dan Teknik Sampling

3.4.1. Populasi Sasaran

3.4.2. Karakteristik Sampel

3.4.3. Teknik Sampling

3.5. Teknik Analisis Data

39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Responden

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

5.2. Saran

5.2.1. Saran Penelitian Lanjutan

(5)

Universitas Kristen Maranatha

v

DAFTAR TABEL

3.2. Tabel Gambaran Alat Ukur 37

4.1.1. Tabel Usia Responden 43

4.1.2. Tabel Jenis Kelamin Responden 44

4.2. Tabel Hasil Penelitian

4.2.1. Tabel Gambaran Derajat Stres Kerja Responden

4.2.2. Tabulasi Silang Derajat Stres Kerja Dengan Aspek-Aspeknya

4.2.2.1. Derajat Stres Kerja Tinggi Dengan Aspek yang Tinggi

4.2.2.2. Derajat Stres Kerja Rendah Dengan Aspek yang Tinggi

44

44

45

45

(6)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR SKEMA

1.1. Skema Kerangka Pikir 19

(7)

Universitas Kristen Maranatha

vii

DAFTAR LAMPIRAN

L.1. Uji Validitas Alat Ukur

L.2. Uji Reliabilitas Alat Ukur

L.3. Data Mentah

L.4.1. Kuesioner

L.4.2. Hasil Pengolahan Data

L.4. Hasil Tabulasi Silang Data Utama dan Data Penunjang

L.5. Hasil Data Penunjang

L.6. Profil Perusahaan PT. Bank “X”

L.6.1. Sejarah Singkat Pendirian PT. Bank “X”

L.6.2. Visi, Misi dan Fungsi PT. Bank “X”

(8)

LAMPIRAN 1

(9)

UJI VALIDITAS ALAT UKUR

No. Item Validitas Keterangan

(10)

44. 0,670 Diterima

Jumlah Item Keseluruhan : 72 Item

Jumlah Item Ditolak : 3 Item

(11)
(12)

ASPEK PSIKOLOGIS

Nomor Soal

(13)

ASPEK PERILAKU

Nomor Soal

(14)

LAMPIRAN 2

(15)

UJI RELIABILITAS ALAT UKUR

Berdasarkan hasil pengolahan data Try Out, maka didapatkan nilai reliabilitas dari alat ukut ini. Data diperoleh berdasarkan kuesioner yang berisi 72 item dan diberikan kepada 20 orang sampel penelitian. Adapun nilai Reliabilitas tersebut adalah:

Nilai Reliabilitas Kriteria

Alpha Cronbach :

(16)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 3 3 2 2 2

2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 3 3 2 2 2

3 2 1 4 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

4 3 2 1 2 4 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2

5 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2

6 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2

7 3 3 2 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 1 2 1 1 3 2 3 2 1 2 1 1 1 2 1

8 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 2 2 3 2 2

9 3 1 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

10 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 2 4 2 3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 2

11 3 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2

12 3 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 3 2 2 2

13 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2

14 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

15 3 2 2 2 4 3 2 1 1 1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 2 2

16 3 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

17 3 3 3 2 2 3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 2 3 2 3 2

18 3 1 2 1 1 2 4 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 1 1 2 2

19 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

20 3 2 4 2 2 3 4 4 2 2 2 3 1 3 3 4 3 2 3 4 2 1 2 2 4 4 2 2 3

SUBJEK

(17)

30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58

3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2

2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 1

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2

3 2 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 2 2 2

3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2

2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 4 1 1 1 1

1 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 1 2 3 2 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

2 1 2 1 2 2 2 3 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2

3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 1 4 2 2 3 3 2 2

(18)

59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72

2 2 2 2 2 2 1 4 2 1 1 2 3 2 153

2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 159

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 77

2 2 2 2 1 1 1 2 2 1 2 2 2 1 141

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 130

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 3 2 155

2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 136

2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 159

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 80

2 2 1 3 1 1 1 4 2 1 3 2 2 1 133

2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 155

2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 144

2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 152

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 145

2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 129

2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 148

2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 153

2 2 1 1 1 1 1 4 1 1 1 2 2 1 118

2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 144

(19)

LAMPIRAN 3

Data Mentah

(20)

KATA PENGANTAR

Saudara yang terhormat,

Kuesioner yang berisi daftar pertanyaan ini disusun untuk mengumpulkan data dalam rangka penyusunan tugas akhir pada program studi Sarjana Psikologi, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Tujuan penelitian tugas akhir ini adalah memperoleh gambaran secara rinci mengenai Derajat Stres Kerja pada Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung. Dengan kuesioner ini diharapkan dapat diketahui derajat Stres Kerja pada Karyawan Bagian Pemasaran Cabang Utama PT. Bank ”X” di Bandung.

Jawaban yang diberikan oleh Saudara tidak ada yang dikatakan salah atau benar. Oleh karena itu peneliti berharap, Saudara dapat mengisinya sesuai dengan keadaan Saudara yang sebenarnya, jangan terpengaruh oleh pihak manapun juga. Peneliti berharap Saudara dapat mengisi kuesioner ini dengan spontan, jujur, teliti dan lengkap. Ketidaklengakapan jawaban akan menyebabkan data tidak dapat diolah lebih lanjut.

Semua data akan dijamin kerahasiaannya dan tidak akan berpengaruh apa-apa terhadap pekerjaan Saudara karena data yang didapat hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian ini.

Atas kesediaan Saudara meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, peneliti mengucapkan terima kasih.

SELAMAT BEKERJA

Bandung, Agustus 2007

(21)

DATA PRIBADI

Nama (Inisial) :

Jenis Kelamin :

Usia :

Pendidikan Terakhir :

Status Pernikahan :

□ Menikah

□ Belum menikah

□ ...

Apakah saudara mempunyai anak ?

□ Ya,...orang

□ Tidak

Lama bekerja :...

Apakah saudara memiliki pekerjaan lain selain sebagai tenaga pemasaran ?

□ Ya, sebagai...

(22)

DATA PENUNJANG

Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (x) pada kotak pilihan dalam memilih

jawaban yang sesuai dengan keadaan diri saudara.

1. Menurut saudara, pekerjaan sebagai tenaga pemasaran

□ Sangat menyenangkan

□ Menyenangkan

□ Kurang menyenangkan

□ Tidak menyenangkan

2. Tuntutan saudara terhadap diri sendiri dalam bekerja

□ Sangat tinggi

□ Tinggi

□ Cukup

□ Rendah

3. Menurut saudara, perhatian dan penanganan yang diberikan oleh pihak perusahaan terhadap permasalahan (pekerjaan dan keluarga) yang sedang saudara hadapi

□ Sangat memuaskan

□ Memuaskan

□ Kurang memuaskan

□ Tidak memuaskan

4. Menurut saudara, relasi antara sesama tenaga pemasaran, operator dan atasan saudara di tempat saudara bekerja

□ Terjalin dengan baik

□ Terjalin dengan cukup baik

(23)

5. Menurut saudara, peran saudara sebagai tenaga pemasaran di perusahaan tempat saudara bekerja

□ Jelas fungsi dan tugasnya

□ Cukup jelas fungsi dan tugasnya

□ Kurang jelas fungsi dan tugasnya

□ Tidak jelas fungsi dan tugasnya

6. Menurut saudara, rekan-rekan tenaga pemasaran di tempat saudara bekerja

□ Sangat menyenangkan

□ Menyenangkan

□ Kurang menyenangkan

□ Tidak menyenangkan

7. Menurut penghayatan saudara, tuntutan tugas di perusahaan tempat saudara bekerja

□ Mudah dan sedikit tuntutan tugasnya

□ Sukar dan banyak tuntutan tugasnya

□ Mudah dan banyak tuntutan tugasnya

□ Sedikit dan sukar tuntutan tugasnya

8. Apakah dalam pekerjaan saudara dituntut untuk dapat menguasai teknologi yang semakin canggih ?

□ Ya

□ Tidak

9. Jika Ya, bagaimana penghayatan saudara terhadap tuntutan untuk menguasai teknologi tersebut

□ Merupakan ancaman

(24)

10. Apakah keluarga saudara mendukung pekerjaan saudara sebagai tenaga pemasaran ?

□ Ya

□ Tidak

11. Menurut saudara, dukungan dari keluarga saudara mempengaruhi pekerjaan saudara sebagai tenaga pemasaran

□ Ya

□ Tidak

Petunjuk pengisian : Berilah tanda silang (x) pada kotak pilihan yang sesuai dengan

keadaan diri saudara yang sebenarnya kemudian berilah alasan dari pilihan saudara

tersebut.

1. Menurut saudara, apakah keadaan politik yang tidak menentu sekarang ini menimbulkan tekanan dan berpengaruh pada pekerjaan saudara ?

□ Ya,

Alasannya...

□ Tidak,

Alasannya...

2. Menurut saudara, apakah keadaan ekonomi negara kita pada saat ini menimbulkan kecemasan dan berpengaruh pada pekerjaan saudara ?

□ Ya,

Alasannya...

□ Tidak,

(25)

3. Menurut penghayatan saudara, gaya kepemimpinan atasan saudara menimbulkan ketegangan, kecemasan atau rasa takut ?

□ Ya,

Alasannya...

□ Tidak,

Alasannya...

4. Dalam menangani permasalahan yang menyangkut proses pencairan dana kredit, apakah saudara dilibatkan/ berpartisipasi dalam pengambilan suatu keputusan ?

□ Ya,

Alasannya...

□ Tidak,

Alasannya...

5. Apakah kondisi keluarga (misalnya: kegagalan pernikahan, kesulitan menjaga anak, kesulitan keuangan) mempengaruhi pekerjaan saudara sebagai tenaga pemasaran ?

□ Ya,

Alasannya...

□ Tidak,

(26)

Petunjuk Pengisian :

Pada halaman berikut ini terdapat pernyataan-pernyataan mengenai keadaan saudara terhadap pekerjaan yang saudara lakukan sebagai Tenaga Pemasaran. Bacalah setiap pernyataan dengan seksama dan silakan saudara memberikan tanda silang (X) di kolom yang tersedia untuk setiap pernyataan sesuai dengan keadaan saudara yang sebenarnya,

STS = Sangat Tidak Sesuai

TS = Tidak Sesuai

S = Sesuai

SS = Sangat Sesuai

Jawablah dengan spontan, segera setelah saudara membaca setiap pernyataan, jangan terlalu lama dipikirkan. Jawablah dengan jujur sesuai dengan yang saudara alami atau rasakan. Kejujuran saudara dalam menjawab sangat berarti bagi penelitian ini.

NO Pernyataan STS TS S SS

1. Saya tidak merasakan sakit kepala ketika saya bekerja

2. Saya akan menyelesaikan pekerjaan saya tanpa mengeluh kepada siapa pun

3. Saya tidak merasa tersinggung terhadap tingkah laku dan ucapan atasan saya

4. Pada saat bekerja, saya lebih mudah merasa tidak nyaman

5. Saya tidak merasakan sakit maag pada saat bekerja

6. Saya biasa langsung mengerjakan pekerjaan yang harus saya kerjakan

7. Walaupun pekerjaan saya tidak banyak, tekanan darah saya meningkat

8. Saya sering merasa panik pada saat bekerja 9. Pada saat bekerja, saya sering melamun 10. Saya selalu antusias dalam menyelesaikan

(27)

11. Laju detak jantung saya terasa normal ketika bekerja

12. Produktivitas kerja saya mudah menurun 13. Selama bekerja, saya merasa lebih tenang 14. Suasana di dalam ruang kerja saya terasa

nyaman

15. Saya datang tepat waktu ke tempat kerja 16. Tulang persendian saya mudah terasa ngilu

selama bekerja

17. Saya ingin pindah ke perusahaan lain yang lebih nyaman

18. Pola makan saya tetap teratur selama bekerja 19. Saat bekerja, saya tidak merasakan sakit

kepala sebelah

20. Saya mudah merasa gelisah saat saya bekerja

21. Saya suka menunda-nunda pekerjaan

22. Tubuh saya terasa mudah lemas pada saat bekerja

23. Saya akan sabar untuk menghadapi rekan kerja saya walaupun pekerjaan saya sedang banyak.

24. Ketika bekerja, saya merasa sulit berkonsentrasi

25. Saya akan berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan saya

26. Saya sering berbicara dengan nada keras terhadap rekan kerja saya

27. Nafas saya terasa normal pada saat bekerja 28. Saya tidak pernah bolos bekerja

29. Saat harus menyelesaikan pekerjaan, saya tetap berselera untuk makan

(28)

32. Saya tidak merasakan pegal-pegal pada tubuh saya pada saat bekerja

33. Saya menggerutu di belakang atasan jika pekerjaan saya disalahkan

34. Ketika bekerja, tubuh saya terasa lebih mudah capek

35. Tekanan darah saya tetap normal walaupun pekerjaan sedang banyak

36. Ketika pekerjaan sedang banyak, saya tetap akan berbicara dengan nada ramah kepada rekan kerja saya

37. Ketika bekerja, perut saya terasa sakit

38. Saya merasa tidak bosan untuk mengerjakan pekerjaan yang sama setiap hari

39. Ketika bekerja, saya tidak merasa gelisah 40. Saya mudah merasa tegang pada saat

bekerja

41. Saya dapat berbicara dengan lancar walaupun pekerjaan sedang menumpuk 42. Semakin hari saya dapat meningkatkan

produktivitas kerja

43. Pada saat bekerja, tubuh saya menjadi terasa bertenaga

44. Saya merasa pola makan saya menjadi tidak teratur ketika bekerja

45. Semangat kerja saya bergantung pada perasaan saya saat ini

46. Saya sering mengeluhkan pekerjaan yang harus diselesaikan kepada rekan kerja saya 47. Meskipun pekerjaan di kantor banyak, saya

tetap dapat tidur dengan nyenyak

48. Saat bekerja, saya tidak mudah merasa cemas

49. Saya merasa bosan dengan suasana di dalam ruangan kerja saya

(29)

51. Rekan kerja mudah saya marahi tanpa alasan yang jelas

52. Lambung saya sering terasa perih selama jam kerja

53. Saya sering bermimpi buruk

54. Tulang persendian saya tidak terasa ngilu ketika bekerja

55. Saya sering terserang sakit kepala sebelah saat jam bekerja

56. Cara bicara saya menjadi gagap ketika pekerjaan sedang banyak

57. Saya selalu berkonsentrasi selama bekerja 58. Saya tidak merasa mudah lelah ketika

bekerja

59. Tubuh saya merasa pegal-pegal ketika bekerja

60. Karena pekerjaan, saya menjadi merasa sulit untuk tidur

61. Jantung saya terasa berdebar-debar pada saat bekerja

62. Saya akan konsentrasi dalam menyelesaikan pekerjaan

63. Saya sering bolos bekerja

64. Tingkah laku dan ucapan atasan, membuat saya menjadi mudah tersinggung

65. Saya merasa lebih tenang pada saat bekerja 66. Perut saya tidak terasa mulas ketika bekerja 67. Saya merasa bosan dengan atasan yang

selalu menentukan apa yang seharusnya saya kerjakan

68. Saya terpaksa bertahan bekerja karena sulit untuk mencari pekerjaan baru

(30)

LAMPIRAN 4

Hasil Tabulasi Silang Data Utama – Data

(31)

1. Jenis Kelamin

Laki-Laki % Perempuan % %

Rendah 8 26,7% 6 20,0% 14 46,7%

Belum Menikah % Menikah % %

(32)

5. Lama Bekerja

1-7 tahun % 8-14 tahun % 15-21 t ahun % %

Rendah 12 40,0% 1 3,3% 1 3,3% 14 46,7%

Tinggi 7 23,3% 3 10,0% 6 20,0% 16 53,3%

Tot al 19 63,3% 4 13,3% 7 23,3% 30 100%

6. Tuntutan Untuk Menguasai Teknologi

Ya % Tidak % %

Rendah 14 46,7% 0 0% 14 46,7%

Tinggi 14 46,7% 2 6,7% 16 53,3%

Tot al 28 93,3% 2 6,7% 30 100%

7. Penghayat an Terhadap Tuntutan Untuk Menguasai Teknologi

Merupakan

Penghayat an Terhadap Tuntutan Untuk Menguasai

Teknologi Total

Tuntutan Unt uk Menguasai Teknologi Total

Derajat Stres

8. Keadaan Polit ik Menimbulkan Tekanan dan Berpengaruh pada Pekerjaan

Berhubungan

Stabil % Takut untuk di-PHK % Ada

9. Keadaan Ekonomi Menimbulkan Kecemasan dan Berpengaruh pada Pekerjaan

Akan Memberi

Keadaan Politik Menimbulkan Tekanan dan Berpengaruh pada Pekerjaan

(33)

10. Perhatian dan Penanganan Perusahaan

Sangat

Memuaskan % Memuaskan %

Kurang

Memuaskan % Tidak Memuaskan % %

Rendah 3 10,0% 6 20,0% 5 16,7% 0 0% 14 46,7%

Tinggi 0 0% 7 23,3% 9 30,0% 0 0% 16 53,3%

Total 3 10,0% 13 43,3% 14 46,7% 0 0% 30 100%

11. Relasi Sesama Tenaga Pemasaran

Terjalin dengan

12. Peran Sebagai Tenaga Pemasaran

Jelas Fungsi dan

Perhatian dan Penanganan Perusahaan

Total Total

Relasi Sesama Tenaga Pemasaran dan Atasan Total Derajat

Peran Sebagai Tenaga Pemasaran

Tabel L.4.12

13. Rekan-Rekan Tenaga Pemasaran

Sangat

Menyenangkan % Menyenangkan %

Kurang

Menyenangkan % Tidak Menyenangkan % %

Rendah 3 10,0% 11 36,7% 0 0,0% 0 0% 14 46,7%

Tinggi 1 3,3% 10 33,3% 5 16,7% 0 0% 16 53,3%

Total 4 13,3% 21 70,0% 5 16,7% 0 0% 30 100%

14. Tuntutan Tugas Tenaga Pemasaran

Mudah dan

Tuntutan Tugasnya % %

Rendah 3 10,0% 1 3,3% 10 33,3% 0 0% 14 46,7%

Tinggi 1 3,3% 11 36,7% 4 13,3% 0 0% 16 53,3%

Total 4 13,3% 12 40,0% 14 46,7% 0 0% 30 100%

Tabel L.4.14

Tuntutan Tugas Tenaga Pemasaran Total

Derajat Stres Derajat Stres

Rekan-Rekan Tenaga Pemasaran Total

Tabel L.4.13

15. Gaya Kepemimpinan Atasan Menimbulkan Ketegangan, Kecemasan atau Rasa Takut

Atasan Banyak

Gaya Kepemimpinan Atasan Menimbulkan Ketegangan, Kecemasan atau Rasa Takut

Tabel L.4.15

(34)

16. Ikut Dilibatkan Dalam Pengambilan Keputusan yang Menyangkut Proses Pencairan Dana

17. Pekerjaan Sebagai Tenaga Pemasaran

Menyenangkan % Menyenangkan % Menyenangkan % Tidak Menyenangkan % %

Rendah 4 13,3% 7 23,3% 3 10,0% 0 0% 14 46,7%

Tinggi 2 6,7% 10 33,3% 4 13,3% 0 0% 16 53,3%

Total 6 20,0% 17 56,7% 7 23,3% 0 0% 30 100%

18. Tuntutan Terhadap Diri Sendiri

Sangat Tinggi % Tinggi % Cukup % Rendah % %

Rendah 6 20,0% 7 23,3% 1 3,3% 0 0% 14 46,7%

Tinggi 4 13,3% 10 33,3% 2 6,7% 0 0% 16 53,3%

Total 10 33,3% 17 56,7% 3 10,0% 0 0% 30 100%

Tabel L.4.17

Tuntutan Terhadap Diri Sendiri Total

Tabel L.4.18 Tabel L.4.16

Pekerjaan Sebagai Tenaga Pemasaran Total Tidak

(35)

19. Keluarga Mendukung Pekerjaan sebagai Tenaga Pemasaran

Ya % Tidak % %

Rendah 13 43,3% 1 3,3% 14 46,7%

Tinggi 14 46,7% 2 6,7% 16 53,3%

Tot al 27 90,0% 3 10,0% 30 100%

20. Dukungan Keluarga Mempengaruhi Pekerjaan

Ya % Tidak % %

Rendah 11 36,7% 3 10,0% 14 46,7%

Tinggi 15 50,0% 1 3,3% 16 53,3%

Tot al 26 86,7% 4 13,3% 30 100%

21. Kondisi Keluarga Mempengaruhi Pekerjaan Sebagai Tenaga Pemasaran

Lebih Rendah 14 orang 46,7% Tinggi 16 orang 53,3% Tot al 30 orang 100%

Tabel L.4.22

Tabel L.4.21

Kondisi Keluarga Mempengaruhi Pekerjaan Sebagai Tenaga Pemasaran Total

Ya Tidak

% Tabel L.4.19

Derajat Stres

Dukungan Keluarga Mempengaruhi Pekerjaan Total

Tabel L.4.20 Derajat

Stres

Keluarga Mendukung Pekerjaan sebagai Tenaga

Pemasaran Total

(36)

LAMPIRAN 5

(37)

jenis kelamin usia

pendidikan

terakhir st atus pernikahan lama bekerja

Pekerjaan sebagai Tenaga Pemasaran

Tunt ut an Terhadap Diri Sendiri

1 Perempuan 26-35 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Sangat Menyenangkan Sangat Tinggi

2 Perempuan 36-45 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

3 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

4 Perempuan 26-35 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

5 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Belum Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Sangat Tinggi

6 Perempuan 26-35 tahun D3 Belum Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Sangat Tinggi

7 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Belum Menikah 1-7 tahun Sangat Menyenangkan Sangat Tinggi

8 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

9 Laki-Laki 26-35 tahun D3 Belum Menikah 8-14 tahun Menyenangkan Tinggi

10 Laki-Laki 26-35 tahun D3 Belum Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Sangat Tinggi

11 Laki-Laki 36-45 tahun S1 Menikah 8-14 tahun Kurang Menyenangkan Tinggi

12 Laki-Laki 36-45 tahun S1 Menikah 15-21 tahun Sangat Menyenangkan Tinggi

13 Laki-Laki 36-45 tahun S1 Menikah 15-21 tahun Kurang Menyenangkan Cukup Tinggi

14 Perempuan 36-45 tahun S1 Menikah 8-14 tahun Menyenangkan Cukup Tinggi

15 Perempuan 36-45 tahun S1 Menikah 15-21 tahun Menyenangkan Tinggi

16 Laki-Laki 36-45 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

17 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Kurang Menyenangkan Sangat Tinggi

18 Laki-Laki 36-45 tahun S1 Menikah 15-21 tahun Sangat Menyenangkan Sangat Tinggi

19 Laki-Laki 36-45 tahun S1 Menikah 15-21 tahun Menyenangkan Tinggi

20 Perempuan 46-55 tahun S2 Menikah 15-21 tahun Menyenangkan Sangat Tinggi

21 Perempuan 26-35 tahun S1 Belum Menikah 1-7 tahun Kurang Menyenangkan Tinggi

22 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Kurang Menyenangkan Tinggi

23 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

24 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Belum Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

25 Perempuan 36-45 tahun S2 Menikah 1-7 tahun Kurang Menyenangkan Cukup Tinggi

26 Perempuan 36-45 tahun S1 Menikah 15-21 tahun Kurang Menyenangkan Tinggi

27 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Belum Menikah 1-7 tahun Sangat Menyenangkan Sangat Tinggi

28 Laki-Laki 36-45 tahun S1 Menikah 1-7 tahun Menyenangkan Tinggi

29 Laki-Laki 26-35 tahun S1 Belum Menikah 1-7 tahun Sangat Menyenangkan Sangat Tinggi

30 Perempuan 36-45 tahun S1 Menikah 8-14 tahun Menyenangkan Tinggi SUBJEK

(38)
(39)
(40)

Tuntuta n

Suka r d a n Ba nya k

Tuntuta n ya Buka n Anc a m a n ya ya

Mud a h d a n Ba nya k

Tuntuta n ya Buka n Anc a m a n ya tid a k

Suka r d a n Ba nya k

Tuntuta n ya Buka n Anc a m a n ya ya

Mud a h d a n Ba nya k

Tuntuta n ya

Me rup a ka n

Anc a m a n ya ya

Mud a h d a n Se d ikit

Tuntuta n ya Buka n Anc a m a n ya tid a k

Mud a h d a n Ba nya k

Tuntuta n ya Buka n Anc a m a n ya ya

Mud a h d a n Ba nya k

Tuntuta n ya

Me rup a ka n

(41)

Keadaan Politik Menimbulkan Tekanan dan Pengaruh terhadap Pekerjaan Keadaan Ekonomi Menimbulkan Kecemasan dan Berpengaruh pada Pekerjaan

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena perusahaan harus mengikuti perkembangan ekonomi

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Tidak, karena ada beberapa dampak positif bagi perubahan negara

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Ya, karena perusahaan harus mengikuti perkembangan ekonomi

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena perusahaan harus mengikuti perkembangan ekonomi

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

Tidak, karena tidak menimbulkan tekanan terhadap pekerjaan Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Tidak, karena ada beberapa dampak positif bagi perubahan negara

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena perusahaan harus mengikuti perkembangan ekonomi

Ya, karena takut untuk di-PHK ya, karena takut perusahaan akan tutup

Ya, karena perekonomian menjadi tidak stabil ya, karena takut perusahaan akan tutup

Ya, karena perekonomian menjadi tidak stabil Ya, karena perusahaan harus mengikuti perkembangan ekonomi

Ya, karena akan muncul kebijakan-kebijakan baru dalam perbankan Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

Ya, karena akan muncul kebijakan-kebijakan baru dalam perbankan Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Ya, karena perusahaan harus mengikuti perkembangan ekonomi

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Tidak, karena ada bidangnya masing-masing Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Ya, Berhubungan dengan perbankan ya, karena takut perusahaan akan tutup

Ya, Berhubungan dengan perbankan Ya, karena menjadi lebih sulit untuk mendekati pihak ke-3

Ya, karena akan muncul kebijakan-kebijakan baru dalam perbankan Ya, karena akan memberi dampak bagi bidang lainnya

(42)

Gaya Kepemimpinan Menimbulkan Ketegangan , Kecemasan atau Rasa Takut Ikut Berpartisipasi dalam Pengambilan Keputusan

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Ya, agar semua dapat bertanggunga jawab

Tidak, karena sudah ada aturan tertulis Tidak, karenaberbeda tingkatan pekerjaannya

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Tidak, karenaberbeda tingkatan pekerjaannya

Tidak, karena pekerjaan selalu dipantau Tidak, karenabukan haknya

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Ya, agar semua dapat bertanggunga jawab

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Tidak, karenaberbeda tingkatan pekerjaannya

Tidak, karena gaya kepemimpinannya demokratis Ya, agar semua dapat bertanggunga jawab

Tidak, karena pekerjaan selalu dipantau Tidak, karenabukan haknya

Ya, sehingga mempengaruhi pekerjaan Tidak, karenakeputusan diambil oleh atasan

Ya, karena atasan kurang memperhatikan karyawannya Tidak, karenabukan haknya

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Tidak, karenabukan haknya

Tidak, karena atasan dapat menyemangati karyawannya Tidak, karenakeputusan diambil oleh atasan

Tidak, karena gaya kepemimpinannya demokratis Tidak, karenaberbeda tingkatan pekerjaannya

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Ya, agar semua dapat bertanggunga jawab

Ya, karena atasan banyak menuntut Tidak, karenabukan haknya

Tidak, karena pekerjaan selalu dipantau Tidak, karenakeputusan diambil oleh atasan

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Tidak, karenabukan haknya

Ya, karena atasan banyak menuntut Tidak, karenakeputusan diambil oleh atasan

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Tidak, karenaberbeda tingkatan pekerjaannya

Tidak, karena pekerjaan selalu dipantau Tidak, karenabukan haknya

Ya, karena atasan banyak menuntut Tidak, karenakeputusan diambil oleh atasan

Ya, karena atasan banyak menuntut Tidak, karenabukan haknya

Tidak, karena sudah ada aturan tertulis Tidak, karenakeputusan diambil oleh atasan

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Ya, agar semua dapat bertanggunga jawab

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Tidak, karenabukan haknya

Ya, karena atasan banyak menuntut Ya, agar semua dapat bertanggunga jawab

Tidak, karena semua dapat dikomunikasikan dengan baik Tidak, karenabukan haknya

Tidak, karena atasan dapat menyemangati karyawannya Tidak, karenabukan haknya

Tidak, karena gaya kepemimpinannya demokratis Ya, agar semua dapat bertanggunga jawab

(43)

Kondisi Keluarga Mempengaruhi Pekerjaan

(44)

LAMPIRAN 6

Profil Perusahaan Cabang Utama PT. Bank “X”

(45)

Profil Perusahaan PT. Bank “X”

6.1. Sejarah Singkat Pendirian PT. Bank “X”

Bank “X” merupakan sebutan untuk Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat. Pendiriannya dilatarbelakangi oleh Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 33 tahun 1960 tentang Peraturan Perusahaan di Indonesia milik Belanda yang berkedudukan di Bandung, yaitu NV Denis (De Earste Nederlandsche Indische Spaarbank) terkena ketentuan ini, dinasionalisasi dan diserahkan kepada Pemerintah Provinsi Daerah Tingkat I Jawa Barat.

Sebagai tindak lanjut dari penyerahan tersebut, Pemerintah Daerah Jawa Barat mendirikan PT. Bank Karya Pembangunan dengan Akta Notaris nomor 152 tanggal 21 Maret 1961 dan nomor 184 tanggal 13 Mei 1961. Untuk pertama kalinya modal dasarnya ialah sebesar Rp. 2.500.000,00 (uang lama) yang berasal dari Kas Pemerintah Daerah. Satu-satunya Bank Pembangunan Daerah yang peresmian didirikannya dilakukan oleh Pj. Presiden Republik Indonesia waktu itu Bapak Ir. H. Djuanda Kartawidjaja. Sejak tahun 1992 aktivitas Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat ditingkatkan menjado Bank Umum Devisa berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 25/84/KEP/DIR tanggal 2 November 1992 serta berdasarkan Perda Nomor 11 Tahun 1995 mempunyai sebutan Bank “X” dengan logo baru. Berdasarkan Perda Nomor 9 Tahun 1996 modal tersebut menjadi Rp. 250.000.000.000,00, berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang diselenggarakan pada tanggal 16 April 2001, disetujui peningkatan modal dasar Bank “X” menjadi 1 triliun.

(46)

berikut Akta Perbaikan nomor 8 tanggal 15 April 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI tanggal 16 April 1999, bentuk hukum Bank “X” diubah dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT).

6.2. Visi, Misi dan Fungsi PT. Bank “X”

Visi Bank “X” ialah menjadi Bank terbesar yang berkantor pusat di Bandung.

Bank “X” sebagai salah satu alat kelengkapan Otonomi Daerah yang mempunyai misi dan fungsi sebagai:

a. Penggerak dan pendorong laju pembangunan di daerah b. Melaksanakan penyimpanan uang Daerah

c. Salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

6.3. Struktur Organisasi PT. Bank “X”

Manajemen Bank “X” terdiri dari unsur-unsur komponen sebagai berikut:

6.3.1. Rapat Umum Pemegang Saham

Pemegang Saham ialah Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Banten, Pemerintah Kabupaten/ Kota se Jawa Barat dan Banten, RUPS merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada Organisasi Bank “X”. RUPS tersebut dilaksanakan minimal sekali dalam setahun yakni pengesahan laporan keuangan.

6.3.2. Dewan Komisaris

(47)

Ketua dan 4 orang anggota termasuk komisaris independen yang dipilih oleh RUPS, setelah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dan ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

6.3.3. Direksi

Direksi Bank “X” terdiri dari 1 orang Direktur Utama dan 3 orang Direktur (Direktur Pemasaran, Direktur Umum dan Direktur Kepatuhan).

Direksi diangkat oleh Gubernur berdasarkan hasil RUPS untuk masa jabatan paling lama 4 tahun dan dapat diangkat kembali setelah masa jabatan tersebut berakhir.

6.3.4. Divisi, Pemimpin Bagian, Pemimpin Seksi

Direksi dibantu oleh 9 orang Divisi, yakni:

- Divisi Audit Intern

- Divisi Perencanaan dan Pengembangan - Divisi Sumber Daya Manusia

- Divisi Teknologi Informasi - Divisi Perkreditan

- Divisi Trisuri - Divisi Umum

- Divisi Pengendalian Keuangan - Divisi Usaha Syariah

(48)

6.3.5. Kantor Cabang

Sampai dengan saat ini Bank “X” telah memiliki kantor-kantor sebagai berikut:

- 1 Kantor Pusat

- 31 Kantor Cabang Konvensional terdiri dari:

2 Kantor Cabang Utama (Bandung, Jakarta), 5 Kantor Cabang Kelas 1,

22 Kantor Cabang Kelas 2, 2 Kantor Cabang Kelas 3; - 4 Kantor Cabang Syariah

- 34 Kantor Cabang Pembantu - 20 Kantor Kas

- 4Payment Point; dan

(49)

Universitas Kristen Maranatha

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Indonesia mengalami kondisi perekonomian yang belum stabil atau turun dan naik, semakin banyak perusahaan-perusahaan yang muncul baik dalam bidang produk maupun jasa. Perusahaan dalam bidang jasa perbankan pun mulai bermunculan sejak krisis moneter sehingga setiap perusahaan dituntut untuk bersaing dengan perusahaan lain agar perusahaan tersebut tetap bertahan dan pelayanan atau jasa dari perusahaan tersebut tetap memuaskan para nasabahnya. Kondisi tersebut merupakan suatu tantangan bagi masing-masing perusahaan untuk melakukan perbaikan dan pembenahan progresif sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak dalam bidang jasa perbankan.

(50)

Universitas Kristen Maranatha

2

sebagai sumber daya manusia yang dimiliki suatu organisasi, harus diperhatikan kesejahteraannya juga ditingkatkan kompetensi kerjanya melalui program-program yang sistematis dan terencana.

Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang jasa adalah perusahaan perbankan. Fungsi Bank adalah institusi yang mengurus penyimpanan dana, meminjamkan uang, dengan memperhitungkan bunga. (Kamus Bahasa

Indonesia Kontemporer). Bank menyediakan berbagai produk produk

perbankan, yaitu tabungan, kredit, deposito, giro serta memberikan jasa seperti pelayanan pembayaran rekening listrik, rekening telepon, pajak. Salah satu bank daerah yang hingga saat ini tetap eksis adalah PT. Bank ”X” yang berdiri pada tahun 1961 dalam bentuk Perseroan Terbatas, dan cakupan wilayahnya telah diperluas hingga ke Jakarta.

Faktor manusia dan faktor teknologi saling berhubungan timbal-balik, untuk mendukung keberhasilan fungsi dan tugas-tugasnya. Bila modal telah tersedia, peralatan pendukung yang memadai, tetapi tidak didukung oleh adanya sumber daya manusia yang handal, maka perusahaan tersebut tidak akan bisa berjalan secara optimal. Manusia merupakan sumber daya dan potensi yang tidak dimiliki dan tidak dapat digantikan oleh alat secanggih apapun. Begitu pula sebaliknya, manusia yang sangat pintar, namun tanpa didukung oleh keberadaan teknologi yang optimal, maka peran manusia sebagai sumber daya manusia akan menjadi kurang optimal.

(51)

Universitas Kristen Maranatha

3

kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Adanya perbedaan yang sifatnya individual ini akan mendasari perilaku kerja masing-masing karyawan. Misalnya, jika karyawan memiliki kemampuan dalam bidang pemasaran namun tanpa disertai oleh pengetahuan yang cukup mengenai pemasaran maka karyawan tersebut akan menampilkan perilaku kerja yang berbeda dengan karyawan yang memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memadai tentang bidang pemasaran.

Mengingat setiap karyawan akan menampilkan perilaku kerja yang berbeda, maka perusahaan memiliki aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh setiap karyawannya dan akan muncul pula tuntutan-tuntutan yang diberikan perusahaan terhadap karyawannya agar setiap karyawan dapat bekerja secara optimal. Apabila karyawan tidak dapat bekerja sesuai dengan tuntutan perusahaan maka sedikitnya dapat menimbulkan stres pada karyawan tersebut walaupun derajat stres tersebut dapat bervariasi dari rendah hingga tinggi. Stres merupakan salah satu faktor yang penting, yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dari seorang karyawan, yang nantinya dapat pula mempengaruhi pencapaian tujuan-tujuan perusahaan atau organisasi.

(52)

Universitas Kristen Maranatha

4

dengan distress. Namun, ada pula stres yang positif, biasanya disebabkan oleh hal-hal yang baik seperti karyawan dipromosikan pada pekerjaan yang lebih tinggi tingkatannya. Stres seperti ini disebut denganeustress(Luthans, 2002 : 399).

Apabila seorang karyawan memiliki tuntutan pekerjaan tinggi dalam suatu perusahaan seperti mencapai target untuk penjualan produk dan jasa kemudian tidak mampu menanganinya, maka karyawan menjadi gagal dalam mencapai tujuannya, hal inilah yang memungkinkan terjadinya stres. Begitu pula sebaliknya, apabila karyawan memiliki tuntutan pekerjaan yang tinggi namun karyawan tersebut masih mampu untuk menanganinya, maka karyawan dapat berhasil dalam mencapai tujuannya, hal ini akan memungkinkan karyawan memiliki stres yang rendah. Apabila derajat stres untuk karyawan cenderung rendah maka hasil kerja pun dapat menjadi optimal. Dengan begitu, produktivitas sebuah perusahaan dapat naik atau berkembang. Begitu pula sebaliknya, apabila derajat stres untuk karyawan cenderung tinggi maka hasil kerja pun menjadi kurang optimal, dengan demikian, produktivitas sebuah perusahaan dapat menurun.

(53)

Universitas Kristen Maranatha

5

Menurut Robbins (2001), stres dapat dikatakan tinggi apabila seorang karyawan belum mampu menghadapi suatu kendala, tuntutan dan kesempatan disaat yang bersamaan misalnya ketika karyawan tersebut memiliki kesempatan untuk mempromosikan jabatan oleh atasannya namun karyawan tersebut memiliki kendala untuk naik jabatan karena tuntutan yang diberikan perusahaan terlalu tinggi sehingga karyawan menjadi lebih sulit untuk beradaptasi. Sedangkan stres dapat dikatakan rendah apabila seorang karyawan masih mampu menghadapi tuntutan, kendala dan kesemptan disaat yang bersamaan dan sudah memiliki pengalaman yang cukup untuk mengatasi tuntutan dan kendala yang dihadapinya.

Selain itu, faktor yang mempengaruhi derajat stres karyawan bergantung pada pemaknaan atau penafsiran karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, apakah bersifat positif atau bersifat negatif. Apabila pekerjaan atau tugas yang dikerjakan dianggap positif oleh karyawan maka derajat stres cenderung rendah, sebaliknya bila pekerjaan atau tugas yang dikerjakan dianggap negatif oleh karyawan maka derajat stres cenderung tinggi. Salah satunya adalah PT. Bank ”X”.

(54)

Universitas Kristen Maranatha

6

baik yang diselenggarakan oleh pihak intern maupun pihak ekstern dalam negeri dan luar negeri, bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang profesional di bidang perbankan. (Laporan Tahunan PT. Bank ”X” tahun 2005).

Sejak tahun 2000, PT. Bank ”X” memperluas bentuk usahanya dengan menjalankan dual banking system yaitu memberikan layanan perbankan dengan sistem konvensional dan dengan sistem syariah. Namun sistem yang lebih banyak adalah bank konvensional. Sistem perbankan konvensional ini terdiri dari beberapa kantor cabang, dan cabang pembantu serta cabang utama. Tuntutan-tuntutan yang diberikan perusahaan kepada setiap cabang berbeda-beda sesuai dengan kelasnya. Khususnya di Cabang Utama, tuntutan-tuntutan yang diberikan perusahaan adalah meningkatkan pengumpulan dana pihak ketiga, meningkatkan penyebaran atau menyalurkan produk kredit lebih tepat sasaran. Selain itu, dalam satu bulan target kredit yang harus tercapai oleh cabang utama kurang lebih sebesar 4,5 miliar rupiah. Apabila karyawan tidak mencapai target, maka akan dikenakan sanksi biasanya berupa teguran tertulis kepada pelaku dan apabila tidak ada gejala maka karyawan tersebut dapat dikenakan sanksi berupa penurunan gaji atau perpindahan jabatan. Sedangkan jika karyawan dapat memenuhi target, maka karyawan tersebut mendapat kenaikan berkala atau jabatan yang dipercepat. Sampai saat ini, cabang utama dapat mencapai targetnya, walaupun terkadang masih terdapat beberapa target yang tidak terpenuhi dalam beberapa bulan.

(55)

Universitas Kristen Maranatha

7

atau bergantung pada kebutuhannya dan biasanya dilakukan sekitar 6-8 kali per tahunnya, berupa pendidikan atau pelatihan yang diadakan oleh pihak intern atau pihak ekstern yang sudah profesional di bidang perbankan sesuai dengan rekomendasi pemimpin cabang dan kantor pusat. Tuntutan dalam bidang pemasaran lebih banyak bertumpu pada pengumpulan dana pihak ketiga dan peningkatan penyebaran atau penyaluran produk kredit lebih tepat sasaran. Target kredit setiap bulannya di cabang utama ditentukan oleh pihak kantor pusat agar pihak pusat dapat memonitor gejala yang ada pada setiap cabang, termasuk cabang utama. Saat ini, cabang utama memasarkan kredit produktif dengan target sasarannya di bidang usaha dan kredit konsumtif dengan target sasarannya kepada masyarakat dengan penghasilan tetap misalnya PNS.

(56)

Universitas Kristen Maranatha

8

Untuk suasana kerja di cabang utama PT. Bank ”X”, tiga orang (60%) karyawan merasakan suasana kerja di kantornya masih terasa kurang nyaman karena terkadang AC dalam ruangan tidak menyala sehingga karyawan merasa panas sedangkan karyawan tersebut tidak dapat bekerja duduk terus menerus, karyawan perlu mendiskusikan masalah kredit kepada atasannya. Selain itu, karyawan menjadi mudah gelisah, sulit untuk konsentrasi dan sering menggerutu karena AC tidak menyala karyawan menjadi tidak dapat bekerja secara optimal. Sedangkan dua orang (40%) karyawan merasakan suasana kerja di kantornya masih terasa cukup nyaman karena walaupun terkadang AC dalam ruangan tidak menyala, karyawan masih dapat bekerja dengan baik meskipun karyawan menjadi merasa panas dalam ruangan.

(57)

Universitas Kristen Maranatha

9

Lalu tiga orang (60%) karyawan merasakan bahwa masih ada perbedaan antara karyawan senior dan junior, ketika istirahat karyawan senior bergabung dengan sesama karyawan senior dan karyawan junior bergabung dengan sesama karyawan junior. Terkadang ketika bekerja pun karyawan senior masih menganggap remeh terhadap karyawan junior (menganggap karyawan junior tidak mampu mengerjakan tugasnya) sehingga karyawan menjadi malas untuk bekerja jika harus bekerja dengan karyawan yang lebih senior dan menjdai lebih mudah cemas karena takut pekerjaannya dianggap salah oleh karyawan senior. Sedangkan dua orang (40%) karyawan merasakan bahwa tidak ada perbedaan antara karyawan senior dan junior. Semuanya dapat bekerja sama dan saling membantu satu sama lain.

(58)

Universitas Kristen Maranatha

10

baru dari Bank Indonesia, karyawan menjadi bingung untuk menjelaskannya karena belum tentu semua calon debitur dapat menerima alasan tersebut). Akibatnya karyawan menjadi suka menunda pekerjaan mereka karena aturan dalam perusahaan masih belum jelas dan karyawan menjadilebih mudah marah kepada rekan kerjanya.

Serta dua orang (40%) merasakan bahwa kegiatan lembur terkadang dapat menyita waktu karyawan, dan terkadang dampaknya adalah karyawan menjadi mudah lelah, batuk dan merasa menjadi menua. Walaupun kegiatan lembur sudah menjadi kebiasaan, namun terkadang karyawan juga ingin beristirahat dan berlibur dengan keluarga. Sedangkan tiga orang (60%) merasakan bahwa kegiatan lembur tidak menyita waktu, karena karyawan sudah terbiasa dengan kegiatan lembur dan dibawa santai saja supaya tidak menjadi beban bagi karyawan itu sendiri.

Dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan penghayatan sebagai konsekuensi stres kerja (gejala fisiologis, psikologis atau perilaku) dalam PT. Bank ”X”. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian studi deskriptif mengenai derajat stres pada karyawan bagian pemasaran Cabang Utama PT. Bank ”X” di Bandung.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH

(59)

Universitas Kristen Maranatha

11

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN PENELITIAN

1.3.1. MAKSUD PENELITIAN

Untuk mengetahui derajat stres kerja pada karyawan bagian pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung.

1.3.2. TUJUAN PENELITIAN

Untuk memperoleh gambaran secara rinci mengenai derajat stres kerja dan sumber-sumber konsekuensi stres kerja yang paling relevan pada karyawan bagian pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung.

1.4. KEGUNAAN PENELITIAN

1.4.1. KEGUNAAN TEORETIS

1. Memberikan informasi tambahan bagi ilmu Psikologi Industri dan Organisasi khususnya mengenai derajat stres kerja.

2. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi penelitian-penelitian selanjutnya dalam bidang Psikologi Industri dan Organisasi, khususnya yang berkaitan dengan derajat stres kerja.

1.4.2. KEGUNAAN PRAKTIS

Bagi Karyawan :

(60)

Universitas Kristen Maranatha

12

Bagi Perusahaan :

Diharapkan dapat memberikan informasi bagi PT. Bank ”X”, khususnya untuk bagian pemasaran mengenai gambaran derajat stres kerja yang dialami oleh karyawan dan faktor-faktor yang ada di lingkungan kerja yang berkaitan dengan stres kerja.

1.5. KERANGKA PEMIKIRAN

Perusahaan perbankan merupakan suatu perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan di dalamnya terdiri dari aktivitas menyimpan uang, meminjamkan uang dengan memperhitungkan bunga. Kegiatan meminjamkan uang (kredit) merupakan salah satu tugas karyawan bagian pemasaran dan bukan merupakan pekerjaan yang mudah, karena setiap karyawannya perlu memenuhi tuntutan-tuntutan dalam perusahaan seperti meningkatkan pengumpulan dana pihak ketiga, meningkatkan penyebaran atau penyaluran produk kredit lebih tepat sasaran. Untuk beberapa karyawan akan menemukan kendala-kendala dalam memenuhi tuntutan perusahaan seperti sulit mendapatkan debitur yang sesuai dengan kriteria yang diberikan oleh pihak Bank Indonesia, dan sulit untuk mendapatkan dana dari pihak ketiga. Walaupun terkadang terdapat kesempatan untuk karyawan pemasaran, misalnya mendapatkan debitur yang sesuai dengan kriteria Bank Indonesia, namun karyawan pemasaran perlu bersaing dengan perusahaan lain.

(61)

Universitas Kristen Maranatha

13

rendah hingga tinggi. Stres merupakan salah satu faktor yang penting, yang dapat mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dari seorang karyawan, yang akhirnya dapat pula mempengaruhi keberhasilan atau kegagalan dari suatu perusahaan.

Lebih lazim, menurut Stephen Robbins stres pada perusahaan dan organisasi dikaitkan dengan constraints (kendala) dan demand (tuntutan).

Constraints mengarah pada mencegah apa yang ingin seseorang dapatkan.

Apabila seorang karyawan pemasaran memiliki keinginan atau kebutuhan akan sesuatu namun kebutuhan tersebut belum dapat terpenuhi, maka hal ini menghambat karyawan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan atau dibutuhkan tersebut.

Demand mengarah pada hilangnya sesuatu yang sangat diinginkan oleh

seseorang. Apabila seorang karyawan bagian pemasaran memiliki kemampuan yang terbatas dalam bekerja sedangkan tuntutan dalam perusahaan tersebut terlalu tinggi maka karyawan menjadi merasa tidak dapat bekerja secara optimal karena kesulitan untuk beradaptasi dengan pekerjaan tersebut. Stres tidak selalu buruk atau negatif. Stres merupakan suatu kesempatan ketika stres ini menawarkan keuntungan yang berpotensial atau tinggi. Misalnya jika seorang karyawan bagian pemasaran mendapat promosi untuk naik jabatan, stres yang ada dalam diri karyawan tersebut dapat digunakan untuk memotivasi dirinya dalam mencapai promosi naik jabatan.

(62)

Universitas Kristen Maranatha

14

pekerjaan tersebut terlalu tinggi dan karyawan tersebut memiliki kemampuan yang masih terbatas dalam pekerjaan tersebut dan pengalaman dalam menghadapi pekerjaan ini terbatas, maka karyawan yang naik jabatan ini akan merasa terhambat dengan tuntutan pekerjaan seperti ini. Hal ini dapat menyebabkan seorang karyawan menjadi lebih mudah mendapat stres.

(63)

Universitas Kristen Maranatha

15

karyawan tersebut menjadi kurang dapat berkonsentrasi dengan pekerjaan yang sedang dihadapinya.

Stres muncul dalam beberapa gejala. Misalnya, seorang individu yang mengalami tingkat stres yang tinggi dapat menderita tekanan darah tinggi, ulcers, mudah marah, sulit membuat keputusan rutin, hilang selera makan, rawan kecelakaan, dan lain-lain. Semua ini dapat dibagi dalam tiga kategori umum. Yang pertama adalah gejala fisiologis. Seorang karyawan pemasaran yang mengalami stres tinggi akan lebih mudah mengalami gejala dalam metabolisme tubuh, laju detak jantung dan pernapasan yang meningkat, tekanan darah juga meningkat, sering mengalami sakit kepala dan terkena serangan jantung. Sedangkan pada karyawan yang derajat stresnya rendah, metabolisme tubuhnya cenderung stabil, tekanan darah normal, laju detak jantung dan pernapasan juga normal, jarang mengalami sakit kepala dan tidak terkena serangan jantung.

(64)

Universitas Kristen Maranatha

16

Dan gejala yang ketiga adalah perilaku. Karyawan yang mengalami stres tinggi akan memperlihatkan produktivitas yang menurun, sering absen dari pekerjaannya bahkan adanya turn over jabatan. Selain itu, akan muncul pula kebiasaan makan yang tidak teratur, menjadi perokok, mudah merasa gelisah dan mengalami gangguan tidur. Sedangkan bagi karyawan yang derajat stresnya rendah, akan memperlihatkan produktivitas yang cenderung stabil atau naik, rajin masuk kerja dan bekerja dengan baik, kebiasaan makan yang teratur, tidak mudah merasa gelisah dan tidak mengalami gangguan tidur.

Stephen Robbins juga menambahkan selain faktor lingkungan, organisasi

dan individual atau pribadi yang menjadi sumber potensial stres di lingkungan kerja, perbedaan individual pun dapat menentukan tingkat ketahanan karyawan pemasaran dalam menghadapi stres. Perbedaan individual ini terdiri dari lima variabel yang menentukan tingkat ketahanan karyawan pemasaran terhadap stres, yaitu persepsi, pengalaman kerja, dukungan sosial, kepercayaan pada locus of

control, dan hostility. Variabel yang pertama adalah persepsi. Persepsi setiap

(65)

Universitas Kristen Maranatha

17

stres kerja. Variabel yang ketiga adalah dukungan sosial. Bagi karyawan pemasaran apabila rekan kerjanya tidak banyak membantu bahkan cenderung menunjukkan sikap bermusuhan, dapat mencari dukungan sosial di luar lingkungan tempat kerjanya seperti keluarga dan teman. Dukungan di luar lingkungan tempat kerja ini dapat membuat penyebab stres kerja lebih dapat ditolerir. Variabel yang keempat adalah kepercayaan terhadap locus of control. Ruang (locus) adalah atribut kepribadian pada setiap individu. Karyawan pemasaran yang memiliki ruang kendali internal yakin bahwa mereka yang mengendalikan tujuan akhir mereka sendiri. Sedangkan bagi karyawan pemasaran yang memiliki ruang kendali eksternal yakin bahwa kehidupan mereka dikendalikan oleh paksaan-paksaan dari luar. Bila karyawan pemasaran yang memiliki ruang kendali internal dan eksternal dihadapkan pada situasi stres yang sama, kemungkinan besar karyawan yang memiliki ruang kendali internal yakin bahwa mereka dapat berpengaruh besar pada hasil, oleh karena itu mereka bertindak untuk mengendalikan peristiwa-peristiwa tersebut. Sedangkan karyawan yang memiliki ruang kendali eksternal memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk bersikap pasif dan defensif, daripada melakukan sesuatu untuk mengurangi stres, mereka akan diam dan mengalah. Variabel yang kelima adalah hostility. Karyawan yang secara kronis menunjukkan perilaku pencuriga, dan tidak percaya kepada orang lain akan lebih mudah mengalami stres kerja.

(66)

Universitas Kristen Maranatha

18

salah satu atau ketiga gejala di atas (gejala fisiologis, psikologis atau perilaku). Juga stres kerja dipengaruhi oleh perbedaan individual yang ada pada setiap karyawan pemasaran (persepsi, pengalaman kerja, dukungan sosial, kepercayaan terhadap locus of control, hostility). Derajat stres yang muncul dapat menjadi rendah atau menjadi tinggi bergantung pada penghayatan individu terhadap kendala, tuntutan serta kesempatan yang dialami karyawan permasaran.

(67)

Universitas Kristen Maranatha

19

Skema 1.1 Kerangka Pikir

- kesempatan 1. Faktor Lingkungan :

Economic Uncertainty

Political Uncertainty

Technological Uncertainty

2. Faktor Organisasi :

Task Demands

Role Demands

Interpersonal Demands

Organizational Structure

Organizational Leadership

Organization’s Life Stage

3. Faktor Individual :

(68)

Universitas Kristen Maranatha

20

Asumsi :

1. Job Description karyawan bagian pemasaran PT. Bank ”X” adalah

meningkatkan pengumpulan dana dari pihak ketiga, meningkatkan penyebaran atau penyaluran produk kredit secara tepat sasaran.

2. Setiap karyawan bagian pemasaran PT. Bank ”X” memiliki kesempatan, hambatan dan tuntutan yang dapat mempengaruhi penghayatan karyawannya mengenai stres kerja.

3. Sumber potensial dari stres kerja pada karyawan bagian pemasaran terdiri atas faktor lingkungan, organisasi dan individu.

4. Sumber potensial tersebut dapat mempengaruhi derajat stres kerja setiap karyawan bagian pemasaran di Cabang Utama PT. Bank ”X” Bandung.

(69)

Universitas Kristen Maranatha

55 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Pada bab ini, Peneliti akan menguraikan mengenai beberapa kesimpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap Derajat Stres Kerja pada karyawan bagian pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” di Bandung. Adapun kesimpulan tersebut adalah:

1. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa jumlah karyawan pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” dengan derajat stres kerja yang tinggi dan derajat stres kerja yang rendah memiliki komposisi yang hampir sama.

2. Karyawan pemasaran Cabang Utama PT. Bank “X” dengan derajat stres kerja yang tinggi lebih banyak mengalami gejala fisiologis, gejala psikologis dan gejala perilaku seperti tulang persendian terasa ngilu ketika bekerja, semangat kerja yang bergantung pada perasaan karyawan saat itu, keterpaksaan karyawan untuk bekerja karena sulit untuk mencari pekerjaan, dan keinginan karyawan untuk pindah ke perusahaan lain. 3. Derajat Stres Kerja yang dihayati oleh karyawan pemasaran Cabang

(70)

kesalahan-Universitas Kristen Maranatha

56

kesalahan yang berhubungan dengan lingkungan dalam pekerjaannya seperti waktu kerja yang berlebih atau hubungan dengan rekan kerja yang kurang baik), dan faktor individu (masalah-masalah yang ada dalam diri individu maupun dalam lingkungan keluarga karyawan pemasaran yang dapat menghambat maupun mendukung pekerjaan karyawan pemasaran). 4. Secara umum dapat terlihat bahwa ketiga faktor (lingkungan, organisasi,

dan individu) memiliki peran yang cenderung sama dalam menentukan derajat stres yang dimiliki oleh setiap karyawan pemasaran Cabang Utama PT. Bank ”X” .

5.2. Saran

5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan

a. Bagi peneliti lain yang ingin meneliti mengenai variabel yang sama, yaitu Derajat Stres Kerja, hendaknya menyusun data penunjang dengan lebih spesifik serta mendalam sehingga dapat menggali faktor-faktor yang mempengaruhi variabel penelitian dengan lebih spesifik. Hal ini dikarenakan pada Hasil Pembahasan masih terdapat kelemahan dengan kurang menyebarnya distribusi jawaban pada karyawan pemasaran.

(71)

Universitas Kristen Maranatha

57

c. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini, sebaiknya meneliti korelasi antara stres kerja dengan motivasi kerja. Dengan demikian peneliti akan memperoleh gambaran apakah stres kerja karyawan memiliki keterkaitan yang signifikan terhadap motivasi kerja karyawan pemasaran Cabang Utama PT. Bank ”X”. Hal ini disebabkan karena pada hasil pembahasan, ternyata motivasi karyawan pemasaran mempengaruhi derajat stres yang dimiliki.

5.2.2 Saran Praktis

a. Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan fakta bahwa masih banyak karyawan pemasaran yang belum memiliki motivasi yang kuat dalam pekerjaannya sebagai karyawan pemasaran. Oleh karena itu, perusahaan diminta agar mengadakan pelatihan motivasi untuk setiap karyawannya sehingga karyawan pemasaran dapat termotivasi dan bekerja lebih baik. b. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa sebagian besar karyawan

(72)

Universitas Kristen Maranatha

58

(73)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Friedenberg, Lisa. 1995. Psychological Testing. Massachussets, United States Of America: Allyn and Bacon

Gulö, W. 2002.Metodologi Penelitian. Jakarta : Penerbit Grasindo

Hawari, Dadang. 2001. Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta : Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Kotler, Philip. 2003. Manajemen Pemasaran. Edisi Indonesia Buku I, Edisi Kesebelas. Akarta : Indeks.

Luthans, Fred. 2002. Organizational Behavior 7th edition. New York : McGraw-Hill International Editions.

Marjo, YS. 1997.Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer. Surabaya: Bringin Jaya

Robbins, Stephen P. 2001. Organizational Behavior 9th edition. New Jersey: Prentice Hall International Editions.

Santrock, John W. 2002.Perkembangan Masa Hidup: Edisi 5, Jilid 1 dan Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Siegel, Sidney. 1997. Statistik Nonparametrik: Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta : Penerbit PT. Gramedia.

(74)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR RUJUKAN

Endrayana, Rury. Seminar Outline: Suatu Studi Deskriptif Mengenai Derajat

Stres Kerja Pada Supervisor Jahit Di Perusahaan Garment “X” Bandung.

2006.

Melani, Elan. Metodologi Penelitian Lanjutan: Studi Deskriptif Mengenai

Adversity Quetient Pada Tenaga Pemasaran Di PT. “X” Bandung.2006.

http:/ www. bankjabar.co.id

Gambar

TabelL.4.1
Tabel L.4.5
Tabel L.4.10
Tabel L.4.16
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada karyawan gudang PT “X” Bandung morale dapat dilihat ketika staff gudang mengetahui kapasitas karyawan dan memberikan coaching, sehingga karyawan puas

bekerja, juga lebih inovatif sehingga akan mengoptimalkan produktivitas perusahaan. Sedangkan, jika perusahaan memiliki karyawan yang hardiness rendah maka hal

Dalam kondisi pekerjaan, para karyawan bagian produksi CV ‘ X ’ memiliki harapan-harapan kepada pihak perusahaan, seperti mendapatkan gaji yang sesuai dengan jasa

Universitas Kristen Maranatha Mengenai aspek rekan kerja,ada karyawan yang mengatakan bahwa tidak senang atas kritikan dari karyawan lain yang diberikan kepadanya

Karyawan bagian produksi dengan affective commitment yang tinggi akan bertahan dalam organisasi karena mereka memang menginginkan hal. tersebut

1) Untuk meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada aspek pay , PT “X” disarankan untuk dapat memberikan sarana kepada karyawan untuk meningkatkan

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran mengenai derajat tinggi-rendahnya tipe technostress pada karyawan perusahaan “X” Bandung dengan melihat

Namun, karyawan akan merasa tidak puas jika ia menghayati upah yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja karena terdapat karyawan lain dengan masa kerja yang sama