• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kesulitan siswa SMP Kanisius Pakem kelas VIII dalam menyelesaikan tes uraian fisika pada materi bunyi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kesulitan siswa SMP Kanisius Pakem kelas VIII dalam menyelesaikan tes uraian fisika pada materi bunyi."

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

Yohanes, 2016. Kesulitan Siswa SMP Kanisius Pakem Kelas VIII dalam Menyelesaikan Tes Uraian Fisika pada Materi Bunyi. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan tes uraian fisika yang berkaitan dengan bunyi pada siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta kelas VIII pada tahun ajaran 2015/2016. Terdapat 29 siswa yang mengikuti tes dan 5 siswa yang dipilih sebagai subyek wawancara. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan cara memberikan tes uraian kepada 29 siswa dan melakukan wawancara pada 5 siswa sesuai dengan ragam kesulitan yang di alami siswa tersebut.

(2)

viii

ABSTRACT

Yohanes, 2016. The Difficulty Faced by VIII Grade Students of SMP Kanisius Pakem in Solving Essay Tests of Physics in the Material of Sound

Undergraduate Thesis Physics Education Study Program, Department of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta

This research aims at figuring out the difficulties faced by the VIII grade students of SMP Kanisius Pakem Yogyakarta academic year 2015/2016 in solving essay tests of Physics related with sound.

The subjects of this research are the VIII grade students of SMP Kanisius Pakem Yogyakarta academic year 2015/2016. 29 students joined the test and 5 of them were selected as the subjects of interview. This research belongs to descriptive qualitative research. The data gathering of this research was conducted by distributing essay tests to 29 students and conducting interviews with 5 students about the varieties of difficulty experienced by the students.

(3)

KESULITAN SISWA SMP KANISIUS PAKEM KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN TES URAIAN FISIKA PADA MATERI BUNYI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

DISUSUN OLEH :

YOHANES 091424014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

KESULITAN SISWA SMP KANISIUS PAKEM KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN TES URAIAN FISIKA PADA MATERI BUNYI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

DISUSUN OLEH :

YOHANES 091424014

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(5)
(6)
(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

“Berusahalah untuk tidak hanya menjadi manusia

yang sukses, tetapi

berusahalah untuk menjadi manusia yang memiliki nilai”

(Albert Einstein)

“Ketika kamu berpikir jalan untuk pergi, ingat lah dari mana kamu

berasal”

(Yohanes/john)

Karya ini kupersembahkan untuk:

Tuhan Yesus

Ayahku Mateus Maladi

Ibuku Katharina Rusmini

(8)
(9)
(10)

vii

ABSTRAK

Yohanes, 2016. Kesulitan Siswa SMP Kanisius Pakem Kelas VIII dalam Menyelesaikan Tes Uraian Fisika pada Materi Bunyi. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakrta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesulitan yang dialami siswa dalam mengerjakan tes uraian fisika yang berkaitan dengan bunyi pada siswa kelas VIII SMP Kanisius Pakem Yogyakarta tahun ajaran 2015/2016.

Subyek penelitian ini adalah siswa SMP Kanisius Pakem Yogyakarta kelas VIII pada tahun ajaran 2015/2016. Terdapat 29 siswa yang mengikuti tes dan 5 siswa yang dipilih sebagai subyek wawancara. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskripsi kualitatif. Pengumpulan data pada penelitian ini diperoleh dengan cara memberikan tes uraian kepada 29 siswa dan melakukan wawancara pada 5 siswa sesuai dengan ragam kesulitan yang di alami siswa tersebut.

(11)

viii

ABSTRACT

Yohanes, 2016. The Difficulty Faced by VIII Grade Students of SMP Kanisius Pakem in Solving Essay Tests of Physics in the Material of Sound

Undergraduate Thesis Physics Education Study Program, Department of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta

This research aims at figuring out the difficulties faced by the VIII grade students of SMP Kanisius Pakem Yogyakarta academic year 2015/2016 in solving essay tests of Physics related with sound.

The subjects of this research are the VIII grade students of SMP Kanisius Pakem Yogyakarta academic year 2015/2016. 29 students joined the test and 5 of them were selected as the subjects of interview. This research belongs to descriptive qualitative research. The data gathering of this research was conducted by distributing essay tests to 29 students and conducting interviews with 5 students about the varieties of difficulty experienced by the students.

(12)

ix

KATA PENGATAR

Puji Tuhan atas rahmat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari selama proses penyusunan skripsi banyak hambatan dan kesulitan yang ada. Akan tetapi, semua masalah itu dapat teratasi berkat bantuan, bimbingan, dan semangat dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2. Bapak Dr. Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Kaprodi Pendidikan Fisika.

3. Bapak Drs. Aufridus Atmadi, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan waktu, pikiran, dan tenaga untuk membimbing serta memberikan nasehat.

4. Dosen penguji yang telah memberikan masukan demi perbaikan skripsi ini menjadi lebih baik.

5. SMP Kanisius Pakem Yogyakarta yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di kelas VIII.

6. Ibu Fransiska Charuniawati, S.Pd yang telah mengijinkan penulis untuk meneliti siswa didiknya.

7. Segenap dosen dan seluruh staf sekretariat Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Terima kasih atas informasi dan pelayanan yang diberikan.

8. Bapak dan Ibuku, serta kak Yustina mardiani, bang Aloisius Alexander, dek Tiotimus yang selalu setia mendukung dan mendoakan.

(13)

x

10. Berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis baik berupa bantuan nyata , dukungan, serta bimbingan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan di masa mendatang. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

(14)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... iv

(15)

xii

B. Pengertian Kesulitan ... 9

C. Pengertian Tes: Tes Uraian Terbatas ... 11

D. Materi ... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian ... 19

2. Analisis hasil wawancara siswa ... 32

BAB IV ANALISIS DATA A.Penyajian Data ... 33

1. Data Hasil Tes Siswa ... 33

2. Data Hasil Wawancara ... 35

B. Analisis Data ... 37

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 51

(16)

xiii DAFTAR LAMPIRAN

SUARAT IZIN PENELITIAN ... 53

LEMBAR VALIDITAS SOAL ... 54

HASIL PEKERJAAN SISWA ... 66

(17)

xiv DAFTAR TABEL

Tabel 1. Cepat Rambat Bunyi ... 13

Tabel 2. Standar Kompetensi ... 23

Tabel 3. Kisi-kisi Soal Tes Uraian ... 23

Tabel 4. Lembar Validitas Soal Tes Uraian ... 24

Tabel 5. Kisi-kisi Pedoman Wawancara ... 27

Tabel 6. Teknik Penskoran Soal Nomor 1 ... 29

Tabel 7. Teknik Penskoran Soal Nomor 2 ... 29

Tabel 8. Teknik Penskoran Soal Nomor 3 ... 30

Tabel 9. Teknik Penskoran Soal Nomor 4 ... 30

Tabel 10. Teknik Penskoran Soal Nomor 5 ... 31

Tabel 11. Hasil Tes Siswa Nomor 1-14 ... 33

Tabel 12. Hasil Tes Siswa Nomor 15-29 ... 34

Tabel 13. Analisis Tiap Siswa ... 37

Tabel 14. Kesulitan Informasi dan Masalah ... 44

Tabel 15. Kesulitan Persamaan ... 45

Tabel 16. Kesulitan Memasukan Data ... 46

Tabel 17. Kesulitan Perhitungan ... 47

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar di dalam dunia pendidikan memang tidak bisa dilepaskan dari harapan bahwa pengetahuan yang diberikan kepada peserta didik dapat diterima dan dipahami dengan baik. Begitu juga dalam bidang fisika, diharapkan peserta didik mempunyai pemahaman konsep yang baik terhadap materi yang disampaikan oleh guru, agar tujuan proses belajar mengajar dapat tercapai.

Menurut Zainal Arifin (2009; hal 11) dalam bukunya yang berjudul Evaluasi Pembelajaran: Prinsip-Teknik-Prosedur, setelah pembelajaran

berproses, tentu guru perlu mengetahui keefektifan dan efisiensi semua komponen yang ada dalam proses pembelajaran. Untuk itu, guru harus melakukan evaluasi pembelajaran. Begitu juga ketika peserta didik selesai mengikuti proses pembelajaran, tentu mereka ingin mengetahui sejauh mana hasil yang dicapai. Untuk itu, guru harus melakukan penilaian hasil belajar. Peneliti juga menganggap penilaian hasil belajar sangat penting untuk mengetahui apakah standar kompetensi dari materi pembelajaran tercapai atau tidak.

(19)

yang bersifat terbatas. Pemilihan jenis tes ini, tentunya memiliki alasan tersediri dari peneliti. Anthony J. Nitko (1996) dalam Zainal Arifin (2009 : 126) menjelaskan bentuk uraian terbatas dapat digunakan untuk menilai hasil belajar yang kompleks, yaitu berupa kemampuan : menjelaskan hubungan sebab-akibat, melukiskan pengaplikasian prinsip-prinsip, mengajukan argumentasi yang relevan, merumuskan hipotesi dengan tepat, menyajikan data, melukis grafik, merumuskan kesimpulan secara tepat, menjelaskan metode dan prosedur, dan hal-hal sejenis yang menuntut kemampuan peserta didik untuk melengkapi jawabannya.

Dalam bidang fisika, untuk mengetahui pemahaman kosep siswa tentang materi ajar, tes jenis uraian terbatas sesuai untuk proses evaluasi hasil belajar siswa karena siswa dituntut dapat memahami soal secara benar, menentukan persamaan yang digunakan, menggunakan persamaan tersebut dengan benar, dan menyimpulkan jawaban sesuai dengan tujuan dari soal tersebut.

Dalam proses penyelesaian tes uraian, siswa dituntut untuk bisa menyelesaikan soal tahap demi tahap. Hal ini memudahkan guru untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan mendeteksi kesulitan siswa dalam menyelesaikan tes tersebut.

Dengan demikian, penelitian ini diberi judul “KESULITAN SISWA SMP KANISIUS PAKEM KELAS VIII DALAM MENYELESAIKAN

(20)

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VIII SMP Kanisius Pakem.

2. Obyek Penelitian

Obyek dalam penelitian ini adalah kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes uraian pada materi bunyi.

3. Pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bunyi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan pembatasan masalah, peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Apakah siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes uraian? 2. Kesulitan apa saja yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes uraian? 3. Apa yang menyebabkan siswa kesulitan dalam menyelesaikan tes uraian?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

(21)

2. Mengetahui kesulitan siswa dalam menyelesaikan tes uraian.

3. Mengetahui yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes uraian.

E. Hipotesis:

1. Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tes uraian.

2. Tiap siswa mengalami kesulitan yang beragam dalam menyelesaikan tes uraian.

3. Kesulitan yang dialami tergantung pada pemahaman konsep siswa terhadap materi ajar.

F. Manfaat Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat di antaranya:

1. Bagi Guru:

- Guru dapat mengetahui sejauh mana siswa memahami konsep dari materi yang diajarkan

- Guru dapat mengetahui kesulitan yang dialami masing-masing siswa. - Guru dapat menentukan cara yang tepat untuk membantu siswa

mengatasi kesulitannya. 2. Bagi Siswa:

(22)

- Siswa dapat mengetahui kekurangan mereka dalam menyelesaikan tes uraian.

3. Bagi peneliti:

(23)

6 BAB II DASAR TEORI

A. Evaluasi Hasil Belajar 1. Pengertian Evaluasi

Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses perencanaan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5, dalam M. Ngalim Purwanto : 3). Sesuai dengan pengertian tersebut, setiap kegiatan evaluasi atau penilaian merupakan suatu proses yang disengaja direncanakan untuk memperoleh informasi atau data; berdasarkan data tersebut kemudian dicoba membuat suatu keputusan.

Dalam penelitian ini evaluasi diartikan sebagai proses penilaian yang dilakukan oleh guru; di mana guru sebagai pemberi informasi (materi ajar) yang tentunya ingin mengetahui apakah informasi tersebut diterima dengan baik oleh peserta didik, dan hal ini berarti bahwa proses belajar-mengajar berjalan dengan baik dan tujuan pengajaran telah dicapai oleh peserta didik.

2. Pengertian Hasil Belajar

(24)

aspek kognitif, di mana aspek ini memiliki enam jenjang kemampuan, yaitu:

a. Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokan, menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan.

b. Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkanya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain. Kemampuan ini dijabarkan menjadi tiga, yakni menerjemahkan, menafsirkan dan mengekstrapolasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya mengubah, mempertahankan, membedakan, memprakirakan, menjelaskan, menyatakan secara luas, menyimpulkan, memberi contoh, melukiskan kata-kata sendiri, meramalkan, menuliskan kembali, meningkatkan.

(25)

menghitung, mendemostrasikan, mengungkapkan menunjukan, memecahkan, menggunakan.

d. Analisis (analysis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam komponen-komponen pembentuknya. Kemampuan analisis dikelompokkan menjadi tiga, yaitu analisis unsur, analisis hubungan, dan analisis prinsip-prinsip yang terorganisasi. Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya mengurai, membuat diagram, memisah-misahkan, menggambarkan kesimpulan, membuat garis besar, menghubungkan, merinci.

e. Sintesis (synthesis), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara menggabungkan dua faktor. Hasil yang diperoleh dapat berupa tulisan, rencana atau mekanisme. Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya menggolongkan, menggabungkan, memodifikasi, menghimpun, menciptakan, merencanakan, merekonstruksi, menyusun, membangkitkan, mengorganisasi, merevisi, menyimpulkan, menceritakan.

(26)

untuk mengevaluasi sesuatu. Kata kerja operasional yang dapat digunakan di antaranya menilai, membandingkan, mempertentangkan, mengkritik, membeda-bedakan, mempertimbangkan kebenaran, menyokong, menafsirkan, menduga.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti mendefinisikan hasil belajar sebagai nilai yang dapat diukur dengan sebuah tes, yang dilakukan oleh guru terhadap siswa setelah mereka mengalami proses belajar-mengajar. Hasil dari tes tersebut berupa skor yang diharapkan dapat menggambarkan pemahaman konsep siswa tentang materi yang telah diajarkan.

3. Pengertian Evaluasi Hasil Belajar

Peneliti mendefinisikan evaluasi hasil belajar siswa sebagai proses penilaian terhadap skor yang diperoleh siswa pada tes, guna mengetahui maksud dari skor tersebut, dalam tujuan untuk mengidentifikasi kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal tes.

B. Pengertian Kesulitan

Dalam penelitian ini, peneliti menitikberatkan kesulitan peserta didik dalam penyelesaian soal tes uraian fisika. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Widiyanti (2009:72), jenis-jenis kesulitan yang ditemukan meliputi : 1. Kesulitan memaknai soal.

Kesulitan ini meliputi kesulitan dalam menggambar sketsa permasalahan, menggambar grafik dan membaca grafik.

(27)

Kesulitan yang dimaksud yaitu kesulitan dalam memahami dan menerapkan besaran-besaran fisika yang sesuai dengan data / informasi yang terdapat pada rumusan soal.

3. Kesulitan menggunakan definisi / konsep dan persamaan (rumus).

Kesulitan ini meliputi kesulitan dalam memahami konsep, menerapkan konsep untuk menyelesaikan masalah, menerapkan konsep untuk merumuskan persamaan, serta salah dalam mengutip rumus.

4. Kesulitan dalam melakukan perhitungan.

Kesulitan yang dimaksud adalah kesulitan melakukan secara matematik. Menurut Widiyanti (2009:73) faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal adalah :

1. Siswa kurang menguasai dan memahami materi pembelajaran. 2. Siswa tidak dapat memahami soal dan membaca grafik.

3. Siswa kurang teliti dan kurang cermat dalam mengutip soal, memperhatikan lambang atau simbol dan satuan, mengutip persamaan, melakukan perhitungan, dan melakukan pengerjaan.

4. Siswa tidak tahu langkah yang harus digunakan untuk menyelesaikan suatu masalah fisika.

(28)

kesulitan yang baru dan penyebab yang belum ditemukan oleh peneliti sebelumnya.

C. Pengertian Tes : Tes Uraian Terbatas

Menurut Zainal Arifin (2009 : 118), tes merupakan suatu teknik atau cara yang digunakan dalam rangka melaksanakan kegiatan pengukuran, yang di dalamnya terdapat berbagai pertanyaan, pernyataan, atau serangkaian tugas yang harus dikerjakan atau dijawab oleh peserta didik untuk mengukur aspek perilaku peserta didik.

Dalam penelitian ini, peneliti menggnakan jenis tes uraian terbatas, maksudnya perta didik harus mengemukakan hal-hal tersebut sebagai bats-batasnya.Walaupun kalimat jawaban peserta didik itu beraneka ragam.Dalam bidang fisika, tes uraian terbatas ini menuntut siswa untuk dapat memahami soal secara benar, menentukan persamaan yang digunakan, menggunakan persamaan tersebut dengan benar, dan menyimpulkan jawaban sesuai dengan tujuan dari soal tersebut.

D. Materi

1. Pengertian bunyi

(29)

Bunyi merupakan gelombang. Bunyi merambat ke segala arah, melalui udara sekitarnya. Kita dapat mendengar suara lonceng pada jarak tertentu karena lonceng menggetarkan udara di sekitarnya. Getaran membentuk pola rapatan dan renggangan pada udara.

Pola rapatan dan renggangan ini menggetarkan udara di dekatnya dan menjalar ke segala arah. Ketika getaran udara sampai di gendang telinga, informasi akan disampaikan ke otak. Hal itulah yang menyebabkan kita dapat mendengar bunyi.

Berdasarkan arah getarnya, gelombang dibedakan menjadi dua, yaitu gelombang transversal dan gelombang longitudinal. Bunyi termasuk gelombang longitudinal.

a. Bunyi merambat melalui zat perantara

Bunyi hanya dapat merambat jika ada udara. Selain dapat merambat melalui udara (zat gas), gelombang bunyi juga dapat merambat melalui zat padat dan zat cair. Denngan kata lain, gelombang bunyi merambat melalui zat perantara atau medium

b. Cepat rambat bunyi

(30)

dengan:

v = cepat rambat gelombang bunyi (m/s)

s = jarak yang ditempuh (m)

t = waktu tempuh (s)

Oleh karena bunyi merupakan bentuk gelombang, dapat dituliskan:

dengan:

T = periode bunyi (s)

λ = panjang gelombang bunyi (m)

Dengan dua persamaan di atas kita dapat menghitung cepat rambat bunyi pada suatu tempat atau menentukan jarak jika cepat rambat bunyi diketahui.

Tabel 1. Cepat Rambat Bunyi pada Beberapa Material dengan Suhu 20oC dan Tekanan 1 atm

No. Material Kecepatan (m/s)

(31)

Zat padat merambatkan bunyi lebih cepat daripada zat cair dan zat cair lebih cepat merambatkan bunyi daripada gas.

c. Frekuensi gelombang bunyi

Sayap nyamuk dapat bergetar kurang lebih 1.000 kali setiap sekon sehingga menghasilkan suara yang unik. Jadi, setiap sekon terjadi 1.000 gelombang bunyi merambat di udara. Banyaknya gelombang bunyi setiap sekon disebut frekuensi.

Semakin besar frekuensi gelombang bunyi, berarti semakin banyak pola rapatan dan renggangan, sehingga bunyi akan terdengar semakin tinggi nadanya.

Bedasarkan hasil penelitian para ahli, pendengaran telinga manusia normal berada pada frekuensi 20 Hz sampai 20.000 Hz. Daerah ini disebut daerah audiosonik, frekuensi di bawah 20 Hz disebut daerah infrasonik, sedangkan daerah di atas frekuensi 20.000 Hz disebut daerah ultrasonik.

2. Nada

(32)

Pada nada dikenal nada tinggi dan nada rendah. Semakin besar frekuensi maka semakin tinggi nadanya. Begitu pula sebaliknya, semakin rendah frekuensi maka semakin rendah pula nadanya. Dengan kata lain, tinggi rendahnya nada ditentukan oleh frekuensi.

a. Frekuensi nada pada senar

Jika kita sedang memetik gitar, jari kita tidak pernah diam untuk mendapatkan suatu nada yang diharapkan. Kita sudah mengetahui setiap kunci nada memiliki frekuensi yang berbeda-beda. Jadi, perpindahan jari tangan adalah untuk mendapatkan frekuensi yang diharapkan. Misalnya, salah satu senar dipetik tanpa ditekan mendapatkan nada A yang berfrekuensi 440 Hz, jika senar ditekan pada jarak 8 cm dari ujung papan pegangan, berarti kita sudah mengurangi panjang tali dan bagian masa tali yang bergetar. Akibatnya, frekuensi akan naik.

b. Keras lemah bunyi bergantung pada amplitudo

Ketika seseorang memukul garputala dengan lemah, simpangan maksimum getarannya hanya kecil sehingga bunyinya lemah. Jika dipukul dengan kuat, simpangan maksimum getarannya juga besar dan bunyi pun terdengar lebih keras. Simpangan maksimum disebut amplitudo. Jadi, keras lemahnya bunyi ditentukan oleh amplitudo.

c. Desah

(33)

disebut desah. Contoh lain dari desah adalah bunyi angin, bunyi kendaraan bermotor, dan suara mesin.

3. Resonansi kolom udara

Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain. Syarat terjadinya resonansi adalah frekuensi yang sama dengan sumber getarnya.

Karena panjang gelombang λ = 0,8 m dan frekuensi sumber bunyi f = 400 Hz, maka

besar cepat rambat bunyi di udara di tempat adalah

v = λf = 0,8 x 400 Hz = 320 m/s

Jadi, dengan percobaan resonansi udara kamu dapat menentukan cepat rambat bunyi

di udara. Resonansi pada contoh di atas adalah resonansi pertama (L1). Resonansi

pertama, kedua, ketiga, dan seterusnya dapat terjadi dengan syarat sebagai berikut.

Syarat agar terjadi resonansi pertama : panjang kolom udara =

Syarat agar terjadi resonansi kedua : panjang kolom udara =

(34)

4. Pemantulan gelombang bunyi

a. Pemantulan bunyi pada kehidupan sehari-hari

Pemantulan gelombang bunyi digunakan manusia untuk mengukur panjang gua dan kedalaman lautan atau danau. Dengan cara mengirimkan bunyi datang dan mengukur waktu perjalanan bunyi datang dan bunyi pantul, panjang suatu gua atau kedalaman suatu tempat di bawah permukaan air dapat ditentukan.

Bunyi pantul yang diterima telah menempuh dua kali perjalanan,

s = jarak yang akan ditentukan (m)

v = cepat rambat bunyi (m/s)

t = waktu yang digunakan untuk menempuh dua kali perjalan (s)

b. Gaung atau Kerdam

Gaung atau kerdam adalah bunyi pantul yang hanya terdengar sebagian bersamaan dengan bunyi asli.

(35)
(36)

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metodologi Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang memandang realitas social sebagai suatu yang holistik/utuh, kompleks, dinamis dan penuh makna, yang digunakan untuk penelitian pada kondisi objek yang alamiah, di mana peneliti sebagai instrumen kunci, analisis data, bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian yang lebih menekankan makna dari pada generalisasi (dalam Sugiono, 2010 : 9).

(37)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April tahun ajaran 2015/2016 di SMP Kanisius Pakem

C. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah siswa SMP Kanisius Pakem kelas VIII pada tahun ajaran 2015/2016. Peneliti mengambil satu kelas fisika yang telah mempelajari materi pelajaran fisika pada pokok bahasan bunyi. Peneliti memberi soal pemahaman mengenai materi pokok bahasan bunyi yang pernah dipelajari oleh siswa sebelumnya, dan siswa diminta untuk mengerjakan soal tersebut.

D. Desain Penelitian

(38)

Berikut ini adalah desain penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti (diagram 1) :

Diagram Desain Penelitian

Dari diagram 1 di atas, hal pertama yang dilakukan adalah menyusun instrument penelitian. Instrument ini berupa test sebanyak 5 butir soal uraian. Kemudian tes ini di ujikan ke siswa.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa seperangkat soal esai fisika dari yang sederhana sampai yang kompleks yang disusun dan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan indikator-indikator kemampuan kognitif

Pembahasan dan Kesimpulan Melakukan Wawancara

Data Kesulitan Analisis Jawaban Tes

(39)

siswa terhadap konsep, hukum, teori, dan penerapannya pada pelajaran fisika, panduan identifikasi kesulitan siswa dalam mengerjakan soal uraian fisika, serta wawancara terhadap kesulitan siswa dalam mengerjakan soal tersebut.

1. Soal esai (uraian)

Soal esai (uraian) adalah soal di mana siswa harus mengungkapkan sendiri, menyusun sendiri, dan menulis sendiri jawabannya. Dengan melihat jawaban siswa akan diperoleh gambaran pemahaman siswa secara menyeluruh. Menurut Djemari Mardapi (2008:73) ada beberapa kelemahan soal uraian, antara lain : (1) penskoran sering dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, (2) memerlukan waktu yang lama untuk memeriksa lembar jawaban, (3) cakupan materi yang diujikan sangat terbatas, dan (4) adanya efek bluffing. Untuk menghindari kelemahan tersebut cara yang dapat ditempuh adalah : (1) jawaban tiap soal tidak panjang, (2) tidak melihat nama peserta ujian, (3) memeriksa tiap butir soal secara keseluruhan, dan (4) menyiapkan pedoman penskoran.

Soal esai disusun melalui langkah-langkah sebagai berikut (dalam Djemari Mardapi, 2008:73-74):

a. Menyusun soal berdasarkan kisi-kisi pada indikator.

(40)

Tabel 2. Standar kompetensi

Standar kompetensi Materi pelajaran Indikator pencapaian

6.2 Mendeskripsikan

konsep bunyi

dalam kehidupan

sehari-hari.

Bunyi  Membedakan infrasonic,

ultrasonik, dan audiosonik.

Tabel 3. Kisi-kisi soal tes uraian

No. Masalah Tujuan Bentuk pertanyaan

1 Membedakan infrasonik,

Bunyi dengan panjang gelombang 4 meter memiliki kecepatan rambat sebesar 340 m/s. Dapatkah bunyi tersebut didengar oleh telinga manusia normal?

2 Menunjukan gejala

Jika kolom udara beresonansi dengan garpu tala, maka resonansi pertama terjadi pada kolom udara dalam tabung setinggi 0,5 m. cepat rambat bunyi di udara pada saat itu adalah 340 m/s. berapa frekuensi garpu tala?

3 Mengukur laju bunyi. Siswa dapat mengukur laju bunyi di berbagai medium

Tes uraian terbatas

Butir Soal

(41)

kehidupan sehari-hari. kehidupan sehari-hari.

Butir Soal

 Sebuah sumber bunyi dirambatkan dari sebuah kapal diatas permukaan laut. Bunyi tersebut dipantulkan kembali dari dasar laut. Jika bunyi pantul tersebut diterima kembali 3 sekon setelah bunyi asli dirambatkan, berapa kilometer jarak kapal dari dasar laut, jika cepat rambat bunyi didalam air 1.800 m/s?

 Seseorang yang berdiri di antara dua batu karang berteriak dengan kuat. Ia mendengar dua bunyi pantul, pertama setelah 1 sekon dan berikutnya setelah 1,5 sekon. Cepat ranbat bunyi di udara 340 m/s. Berapa jarak kedua batu karang tersebut?

b. Validitas soal tes uraian

Menurut Zainal Arifin (2009:132), untuk melakukan validitas soal uraian dapat dilakukan secara rasional, yaitu dilakukan sebelum soal uraian itu digunakan/diujicobakan seperti menggunakan lembar validasi di bawah ini.

Tabel 4. Lembar Validasi Soal Tes Uraian

Soal Nomor :

No. ASPEK YANG DITELAAH Ya Tidak

A. Materi 1 Soal sesuai dengan indikator.

2 Batasan pertanyaan dan jawaban yang diharapkan jelas.

3 Isi materi sesuai dengan tujuan tes.

4 Isi materi sesuai dengan jenjang, jenis sekolah, dan kelas.

(42)

menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban terurai.

6 Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

7 Ada pedoman penskoran.

8 Gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya disajikan dengan jelas dan terbaca.

C. Bahasa 9 Rumusan kalimat soal komunikatif.

10 Butiran soal menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

11 Rumusan soal tidak menggunakan kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda atau salah

pengertian.

12 Tidak menggunakan bahasa lokal/daerah. 13 Rumusan soal tidak mengandung kata-kata yang

dapat menyinggung perasaan peserta didik. Catatan :

2. Wawancara

Menurut Zainal Arifin (2009:159), wawancara merupakan salah satu bentuk alat evaluasi jenis non-tes yang dilakukan melalui percakapan dan tanya jawab, baik langsung maupun tidak langsung dengan peserta didik. Wawancara langsung adalah wawancara yang dilakukan secara langsung antara pewawancara dengan orang yang diwawancarai, dan jenis wawancara inilah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini.

(43)

1. Untuk memperoleh informasi secara langsung guna menjelaskan seuatu hal atau situasi dan kondisi tertentu.

2. Untuk melengkapi suatu penyelidikan ilmiah.

3. Untuk memperoleh data agar dapat memengaruhi situasi atau orang tertentu.

Dalam penelitian ini, peneliti menganggap tujuan pada poin 1 sangat cocok dengan tujuan wawancara demi mendapatkan informasi tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi penyebab siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal tes.

Pertanyaan wawancara dapat menggunakan bentuk sebagai berikut:

1. Bentuk pertanyaan berstruktur, yaitu pertanyaan yang menuntut jawaban agar sesuai dengan apa yang terkandung dalam pertanyaan tersebut.

2. Bentuk pertanyaan tak berstruktur, yaitu pertanyaan yang bersifat terbuka, peserta didik secara bebas menjawab pertanyaan tersebut. 3. Bentuk pertanyaan campuran, yaitu pertanyaan yang menuntut

(44)

Tabel 5. Kisi-kisi pedoman wawancara

No. Masalah Tujuan Pertanyaan Bentuk

pertanyaan

1 Informasi dan tujuan soal

Mengetahui penyebab kesulitan siswa untuk mengumpulkan kesulitan siswa untuk menentukan persamaan kesulitan siswa untuk memasukan data ke

4 Perhitungan Mengetahui penyebab kesulitan siswa untuk melakukan perhitungan

5 Kesimpulan Mengetahui penyebab kesulitan siswa untuk menentukan jawaban yang memenuhi tujuan dari soal

Kisi-kisi pedoman wawancara di atas dibuat berdasarkan instrumen berupa soal tes yang telah disusun peneliti dengan melampirkan jenis-jenis kesulitan yang mungkin dialami siswa dalam menyelesaikan soal tersebut.

F. Teknik Analisis Data 1. Analisis hasil tes siswa

(45)

Penskoran diberikan dengan cara menganalisis jawaban siswa dari kelengkapan dan kesesuaian dalam menyelesaikan soal dengan strategi penyelesaian soal. Adapun indikator yang digunakan untuk menilai hasil test siswa adalah sebagai berikut.

 Identifikasi masalah.

 Mendeskripsikan soal.

 Langkah-langkah penyelesaian.

 Perhitungan matematika.

Dalam penelitian ini penskoran dimaksudkan untuk melihat kesulitan yang dialami siswa pada tahap-tahap penyelesaian di tiap soal. Berbeda dengan teknik penilaian pada umumnya, di mana skor mewakili jumlah benar yang diperoleh siswa untuk tahap-tahap penyelesaian pada masing-masing soal, dalam penelitian ini peneliti menggunakan skor sebagai jumlah kesulitan, yang diperoleh dari kesalahan siswa pada tahap-tahap penyelesaian untuk setiap soal. Dengan demikian, semakin tinggi skor yang diperoleh siswa maka semakin besar pula kesulitan yang dialami.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 soal dengan tahap-tahap penyelesaian yang memungkinkan siswa mengalami kesulitan yang beragam saat mengerjakannya.

(46)

1) Bunyi dengan panjang gelombang 4 meter memiliki kecepatan rambat sebesar 340 m/s. Dapatkah bunyi tersebut didengar oleh telinga manusia normal?

Tabel 6. Teknik penskoran soal nomor 1

Kunci Jawaban Jenis Kesulitan Skor

Diketahui : λ=4 m

Bunyi dengan frekuensi antara 20 hingga 20000 Hz tergolong audiosonik, bisa didengar oleh manusia.

Kesimpulan 1

Skor maksimal 5

2) Jika kolom udara beresonansi dengan garpu tala, maka resonansi pertama terjadi pada kolom udara dalam tabung setinggi 0,5 m. Cepat rambat bunyi di udara pada saat itu adalah 340 m/s. Berapa frekuensi garpu tala?

Tabel 7. Teknik penskoran soal nomor 2

Kunci Jawaban Jenis Kesulitan Skor

(47)

f =

Memasukan data 1

f = 170 Hz Perhitungan 1

Skor maksimal 6

3) Saat sedang memancing, Budi mendengar bunyi letusan gunung merapi 4 sekon setelah letusan itu terjadi. Jika cepat rambat bunyi di udara 340 m/s, berapakah jarak Budi dari sumber letusan?

Tabel 8. Teknik penskoran soal nomor 3

Kunci Jawaban Jenis Kesulitan Skor

Diketahui : t = 4 s

4) Sebuah sumber bunyi dirambatkan dari sebuah kapal di atas permukaan laut. Bunyi tersebut dipantulkan kembali dari dasar laut. Jika bunyi pantul tersebut diterima kembali 3 sekon setelah bunyi asli dirambatkan, berapa kilometer jarak kapal dari dasar laut, jika cepat rambat bunyi didalam air 1.800 m/s?

Tabel 9. Teknik penskoran soal nomor 4

Kunci Jawaban Jenis Kesulitan Skor

(48)

v =

5) Seseorang yang berdiri di antara dua batu karang berteriak dengan kuat. Ia mendengar dua bunyi pantul, pertama setelah 1 sekon dan berikutnya setelah 1,5 sekon. Cepat ranbat bunyi di udara 340 m/s. Berapa jarak kedua batu karang tersebut?

Tabel 10. Teknik penskoran soal nomor 5

Kunci Jawaban Jenis Kesulitan Skor

Misal jarak P dengan batu karang A lebih jauh dari pada batu karang B (PA>PB) Jarak PA = sA dan PB = sB

(49)

Jarak A-B

Berdasarkan teknik penskoran di atas, skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa adalah 29 poin. Dengan berpedoman pada tabel di atas, peneliti juga dapat mengidentifikasi kesulitan yang dialami siswa saat meyelesaikan soal, dengan menyesuaikan data pada kolom jenis kesulitan dan kemampuan siswa dalam mengerjakan langkah-langkah yang tiap tahapnya memiliki skor masing-masing. Hasil tes siswa akan diberi skor sesuai dengan teknik penskoran. Kemudian dihitung total skor setiap jenis kesulitan.

Untuk mencari prosentase tiap jenis kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal, digunakan rumus berikut :

2. Analisis hasil wawancara siswa

(50)
(51)

33 BAB IV

ANALISIS DATA

Setelah melakukan penelitian bulan pada Mei 2016 di SMP Kanisius Pakem Yogyakarta, dengan subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas VII, maka peneliti melakukan analisis data sebagai berikut:

A. Penyajian data

Data penelitian disajikan dalam dua tahap, yaitu data hasil tes siswa yang telah terlebih dahulu dikoreksi oleh peneliti (validitas soal dan kunci jawaban terlampir), dan transkrip hasil wawancara terhadap siswa yang terlebih dahulu dipilih oleh peneliti berdasarkan macam kesulitan yang diperoleh setelah peneliti mengoreksi tes soal uraian.

1. Data hasil tes siswa

Hasil tes untuk keseluruhan siswa seperti tabel di bawah ini.

Tabel 11. Hasil tes siswa nomor 1-14

Soal Kesulitan

(52)

E √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ 10

Tabel 12. Hasil tes siswa nomor 15-29

Soal Kesulitan

(53)

2. Wawancara siswa

Wawancara siswa bertujuan untuk mengetahui penyebab dari kesulitan yang dialami siswa, oleh karena itu dipilihlah 5 orang siswa untuk mewakili setiap kesulitan dan 2 orang siswa, yang setelah dilakukan analisis ternyata tidak dapat menyelesaikan soal sama sekali, dengan demikian peneliti mewawancarai 7 orang siswa.

Di bawah ini disajikan transkrip wawancara untuk kelima siswa sesuai jenis kesulitan yang dialaminya.

a. Informasi dan masalah

Peneliti : Dari hasil tes yang anda kerjakan saya melihat ada

kesalahan dalam memberi lambang, contohnya pada

nomor 1 anda saalah memberikan lambang pada panjang

gelombang. Kendalanya apa?

Siswa : Saya lupa dengan materinya pak.

b. Persamaan

Peneliti : Dari hasil tes yang anda kerjakan saya melihat ada

kesalahan dalam menggunakan persamaan. Kendalanya

apa?

Siswa : Saya tidak tau rumus yang harus digunakan pak.

Peneliti : Apakah ada kendala lain?

Siswa : Tidak ada pak.

c. Memasukan data

(54)

kesalahan dalam memasukan data, Kendalanya apa?

Siswa : Saya kurang teliti pak.

d. Perhitungan

Peneliti : Dari hasil tes yang anda kerjakan saya melihat banyak

kesalahan dalam perhitungan. Kendalanya apa?

Siswa : Saya malas mengerjakan pak.

Peneliti : Apakah ada kendala lain?

Siswa : Ada pak. Saya kesulitan dalam berhitung.

e. Kesimpulan

Peneliti : Dari hasil tes yang anda kerjakan saya melihat pada soal

nomor 1 anda menjawab suara dengan frekuensi 85 Hz

dapat didengar, apa alasannya?

Siswa : Karena suara dengan frekuensi 20-20000 Hz dapat

didengar manusia pak.

Peneliti : Soal nomor 4, apakah anda kesulitan dalam

mengkonversi satuan?

Siswa : Iya pak, saya kesulitan dalam mengkonversi satuan.

Peneliti : Apakah pernah diajarkan?

(55)

B. Analisis data

1. Analisis tiap siswa

Tabel 13. Analisis tiap siswa

Nomor siswa Skor kesulitan Ragam kesulitan

Siswa 1 15 A, B, C, D, E

A = informasi dan masalah B = persamaan

C = memasukan data

(56)

2. Analisis ragam kesulitan a. Informasi dan masalah

Kesulitan menyangkut informasi dan masalah diukur sebanyak 5 kali dengan jumlah siswa 29 orang. Skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa untuk kesulitan informasi dan masalah adalah: 5 x 29 = 145

Tabel 14. Kesulitan informasi dan masalah

(57)

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diperoleh presentase dengan perhitungan sebagai berikut:

b. Persamaan

Kesulitan menyangkut persamaan diukur sebanyak 7 kali dengan jumlah siswa 29 orang. Skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa untuk kesulitan persamaan adalah: 7 x 29 = 203

Tabel 15. Kesulitan persamaan

(58)

Siswa 26 7

Siswa 27 4

Siswa 28 6

Siswa 29 7

Jumlah skor 159

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diperoleh presentase dengan perhitungan sebagai berikut:

c. Memasukkan data

Kesulitan memasukkan data diukur sebanyak 6 kali dengan jumlah siswa 29 orang. Skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa untuk kesulitan memasukkan data adalah: 6 x 29 = 174

Tabel 16. Kesulitan memasukan data

(59)

Siswa 20 0

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diperoleh presentase dengan perhitungan sebagai berikut:

d. Perhitungan

Kesulitan perhitungan diukur sebanyak 8 kali dengan jumlah siswa 29 orang. Skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa untuk kesulitan perhitungan adalah: 8 x 29 = 332

Tabel 17. Kesulitan perhitungan

(60)

Siswa 14 4

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diperoleh presentase dengan perhitungan sebagai berikut:

e. Kesimpulan

Kesulitan menyangkut kesimpulan diukur sebanyak 3 kali dengan jumlah siswa 29 orang. Skor maksimal yang mungkin diperoleh siswa untuk kesulitan perhitungan adalah: 3 x 29 = 87

Tabel 18. Kesulitan kesimpulan

(61)

Siswa 6 1

Berdasarkan data pada tabel di atas maka diperoleh presentase dengan perhitungan sebagai berikut:

(62)

50

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data terhadap hasil tes tertulis dengan bentuk uraian dan wawancara pada pokok bahasan bunyi dapat disimpulkan bahwa:

1. Pada penelitian ini ditemukan beberapa kesulitan yang dialami siswa saat menyelesaikan tes uraian yaitu, kesulitan informasi dan masalah, kesulitan persamaan, kesulitan memasukan data, kesulitan perhitungan, dan kesulitan kesimpulan.

2. Sebanyak 33.10% siswa mengalami kesulitan pada tahap informasi dan masalah, 77.83% siswa mengalami kesulitan tahap menentukan persamaan, 35.90% siswa mengalami kesulitan pada tahap memasukan data, 57.76% siswa mengalami kesulitan pada tahap memasukan data, dan 82.76% siswa mengalami kesulitan pada tahap kesimpulan.

3. Dari hasil wawancara dapat diketahui penyebab siswa mengalami kesulitan pada penyelesaiaan soal.

a. Kesulitan pada tahap informasi dan masalah penyebabnya adalah kurang memahami materi.

b. Kesulitan pada tahap menentukan persamaan penyebabnya adalah pemahaman konsep

(63)

d. Kesulitan pada tahap perhitungan penyebabnya adalah malas belajar. e. Kesulitan pada tahap kesimpulan penyebabnya adalah daya ingat.

B. Saran

Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini jumlah siswa yang diwawancara terlalu sedikit sehingga hasil wawancara belum mewakili keseluruh kelas.

(64)

52

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2009. Evaluasi Pembelajaran (Prinsip-Teknik-Prosedur). Bandung: Rosda.

Karim, Saeful dkk. 2008. Belajar IPA (Membuka Cakrawala Alam Sekitar) Fisika untuk SMP kelas VIII. Jakarta: Pusat Perbukuan.

Mardapi, Djemari. 2008. Teknik Penyusunan Instrumen Tes dan Nontes. Yogyakarta: Mitra Cendikia.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Purwanto, M. Ngalim. 2009. Evaluasi Pengajaran (prinsip-prinsip dan teknik). Bandung: Rosda.

Widiyanti, Niken. 2009. Identifikasi Kesulitan Siswa Menyelesaikan Soal-Soal Fisika Pokok Bahasan Gerak Lurus pada Siswa Kelas XA dan Kelas XB

SMA Santa Maria Yogyakarta. Skripsi S1. Program Studi Pendidikan

(65)
(66)

Lembar Validitas Soal

(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)

DOKUMENTASI 1. Tes uraian

Gambar

Tabel 1. Cepat Rambat Bunyi pada Beberapa Material dengan Suhu 20dan Tekanan 1 atm No
Tabel 2. Standar kompetensi
Tabel 4. Lembar Validasi Soal Tes Uraian
Tabel 5. Kisi-kisi pedoman wawancara
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dan profil kesulitan siswa dalam memecahkan masalah fisika yang

Hal yang akan di deskriptifkan pada penelitian ini adalah hasil penilaian prestasi belajar siswa yang diukur dengan peta konsep dan tes uraian.. Mulai dari hasil setiap

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa rancangan tes dan evaluasi fisika yang informatif dan komunikatif yang dikembangkan untuk

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun instrumen tes diagnostik yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi miskonsepsi Fisika siswa kelas XI SMA pada materi

Pemahaman siswa pada materi getaran dan gelombang diukur dengan menggunakan soal tes. Soal tes yang digunakan beragam macamnya, seperti soal pilihan ganda,

Penelitian ini terbatas pada penerapan 2-tier multiple choice format untuk tes diagnosis kognitif fisika pada materi Gelombang dan Optik, yang sesuai dengan Standar

Tes ini dapat digunakan oleh guru untuk mengukur pemahaman siswa pada konsep gelombang bunyi dan meningkatkan metode pembelajaran yang lebih efektif dalam pelajaran fisika khususnya

Dari kendala ini sehingga dikembangkanlah Media Pembelajaran Ular Tangga Fisika Pada Materi Gerak Benda untuk Siswa SMP/MTs Kelas VIII yang dapat menunjang buku utama dalam proses