• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Bekerja Sama Menjaga Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengembangan perangkat pembelajaran subtema Bekerja Sama Menjaga Kebersihan Dan Kesehatan Lingkungan mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas 1 Sekolah Dasar."

Copied!
156
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

Elsa Prasetyani, Hertina. 2014. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema bekerja sama menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar”Skripsi. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

Latar belakang penelitian ini dilihat berdasarkan kenyataan yang terjadi di masa kini. Kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Suatu kurikulum tidak lepas dari adanya perangkat pembelajaran.Kurikulum dan perangkat pembelajaran merupakan satu kesatuan .Namun, pada kenyataan sering ditemui guru yang masih kesulitan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Oleh karena itu peneliti ingin membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru melalui pengembangan produk perangkat pembelajaran ini.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan..Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam peneliti an ini meliputi 5 langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk (prototipe), 4) validasi, 5) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas I semester II.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan dan kuesioner digunakan untuk validasi produk. Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari pakar kurikulum 2013 diperoleh nilai produk dengan skor rata-rata 3,92 dengan kategori “baik”. Berdasarkan hasil validasi terhadap guru pelaksana kurikulum SD kelas 1 diperoleh nilai dengan skor rata-rata 3,95 terhadap perangkat pembelajaran dengan kategori “baik”. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh skor rata-rata 3.94 dan termasuk dalam kategori “baik”. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan dalamproses pembelajaran dengan subtema Bekerja Sama Menjaga Kebersihan Dan kesehatan Lingkungan kelas 1 SD semester II. Kata kunci: metode penelitian pengembangan, perangkat pembelajaran, pendidikan karakter, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Pendekatan tematik integratif, Pendekatan saintifik , Penilaian otentik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(2)

ABSTRACT

Elsa Prasetyani, Hertina. 2014. "Learning Software Development Subtheme cooperate hygieneand environmental health curriculum Referring 2013 For Primary School Grade One" Thesis. Yogyakarta: Studies Program Elementary School Teacher Sanata Dharma

The background of this research seen by the fact that the case in the present . Curriculum that is applicable in Indonesia today is the Curriculum 2013. A curriculum is inseparable from the learning device. Curriculum and learning tools is an integral However, the reality is often encountered teachers who are still difficulties in the development of learning tools. Therefore, researchers wanted to help the difficulties faced by teachers through this learning device product development.

This research is research pengembangan..Pengembangan learning device uses material development procedure Jerold E Kemp and development research procedure proposed by Borg and Gall. Both the development procedure was adapted into a simpler model of development, which is used as a basis in research. Development procedures used in this study includes five steps: 1) the potential and problems, 2) data collection, 3) product design (prototyping), 4) validation, 5) design revisions. Such measures are implemented to produce products such as learning device refers to the curriculum in 2013 for elementary students first class second semester.

The instrument used in this study is a list of interview questions and questionnaires. The list of questions is used to conduct a needs analysis and the questionnaire used for product validation. Based on the results obtained validation of curriculum specialists in 2013 that the value of the product with an average score of 3.92 with the "good" category. Based on the results of the validation of the teachers implementing the curriculum grade 1 values obtained with an average score of 3.95 on learning device with a "good" category. The learning device to obtain an average score of 3.94 and included in the category of "good". Thus the developed learning tools already fit for use in the learning process with the sub-theme Working Together Maintaining Health And Environmental Health 1st grade, second semester.

Keywords: development of research methods, the learning, character education, Higher Level Thinking Skills, integrated thematic approach, scientific approach, authentic assessment.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(3)

HALAMAN JUDUL

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN SUBTEMA

BEKERJA SAMA MENJAGA KEBERSIHAN DAN KESEHATAN

LINGKUNGAN MENGACU KURIKULUM 2013

UNTUK SISWA KELAS I SEKOLAH DASAR

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh: Hertina Elsa Prasetyani

NIM : 111134071

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

i

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(4)

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(5)

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(6)

MOTTO

Saat ini yang dibutuhkan hanya kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya, leher yang akan sering melihat ke atas,

lapisan tekat yang seribu kali lebih kuat dari baja, hati yang bekerja lebih keras dari biasanya serta mulut yang

selalu berdoa. (Film 5 cm)

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(7)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Saya persembahkan karya sederhana ini kepada:

1. Tuhan Yang Maha Easa yang telah memberikan kelancaran dan kesehatan dalam nafas kehidupan ini

2. Kedua orang tua saya, Bapak Caraka Hudi Pramono, dan Ibu Tatik Heri susanti yang telah memberikan dukungan moril serta materiil.

3. Teman terdekat saya Yohanes Erwin Setiawan yang selama ini selalu memberikan dukungan moril yang tak henti-hentinya kepada saya. 4. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. dan Bapak Galih Kusumo, S.Pd. , M.Pd.

yang telah membimbing saya selama ini.

5. Safitri Eka Ambarwati dan Yachinta Fery Kurniadewi yang selalu berjuang bersama dalam penyusunan karya ini.

6. Teman-teman payung yang selalu memberikan dukungan dan semangat. 7. Teman- teman kelas E yang selalu memberikan dukungan kepada saya. 8. Semua orang yang ada di sekitar saya: kakak, teman dekat, sahabat, dan

teman-teman, terimakasih atas doa dan dukungannya.

v

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(8)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Desember 2014 Penulis

Hertina Elsa Prasetyani

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(9)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Hertina Elsa Prasetyani

Nomor Mahasiswa : 111134071

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema bekerja sama menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa

Kelas Satu Sekolah Dasar.”

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk apa saja, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 8 Desember 2014 Yang membuat

Hertina Elsa Prasetyani

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(10)

ABSTRAK

Elsa Prasetyani, Hertina. 2014. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema bekerja sama menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa Kelas Satu Sekolah Dasar”Skripsi.

Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma

Latar belakang penelitian ini dilihat berdasarkan kenyataan yang terjadi di masa kini. Kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia saat ini adalah Kurikulum 2013. Suatu kurikulum tidak lepas dari adanya perangkat pembelajaran.Kurikulum dan perangkat pembelajaran merupakan satu kesatuan .Namun, pada kenyataan sering ditemui guru yang masih kesulitan dalam pengembangan perangkat pembelajaran. Oleh karena itu peneliti ingin membantu kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh guru melalui pengembangan produk perangkat pembelajaran ini.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian pengembangan..Pengembangan perangkat pembelajaran ini menggunakan prosedur pengembangan bahan ajar Jerold E Kemp dan prosedur penelitan pengembangan yang dikemukakan oleh Borg and Gall. Kedua prosedur pengembangan tersebut diadaptasi menjadi sebuah model pengembangan yang lebih sederhana, yang dijadikan landasan dalam penelitian. Prosedur pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi 5 langkah yaitu 1) potensi dan masalah, 2) pengumpulan data, 3) desain produk (prototipe), 4) validasi, 5) revisi desain. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013 untuk siswa SD kelas I semester II.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan digunakan untuk melakukan analisis kebutuhan dan kuesioner digunakan untuk validasi produk. Berdasarkan hasil validasi yang diperoleh dari pakar kurikulum 2013 diperoleh nilai produk dengan skor rata- rata 3,92 dengan kategori “baik”. Berdasarkan hasil validasi terhadap guru pelaksana kurikulum SD kelas 1 diperoleh nilai dengan skor rata-rata 3,95 terhadap perangkat pembelajaran dengan kategori “baik”. Perangkat pembelajaran tersebut memperoleh skor rata-rata 3.94 dan termasuk dalam kategori “baik”. Dengan demikian perangkat pembelajaran yang dikembangkan sudah layak digunakan dalam proses pembelajaran dengan subtema Bekerja Sama Menjaga Kebersihan Dan kesehatan Lingkungan kelas 1 SD semester II.

Kata kunci: metode penelitian pengembangan, perangkat pembelajaran, pendidikan

karakter, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi, Pendekatan tematik integratif, Pendekatan saintifik , Penilaian otentik

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(11)

ABSTRACT

Elsa Prasetyani, Hertina. 2014. "Learning Software Development Subtheme cooperate hygiene and environmental health curriculum Referring 2013 For Primary School Grade One" Thesis. Yogyakarta: Studies Program Elementary School Teacher Sanata Dharma

The background of this research seen by the fact that the case in the present. Curriculum that is applicable in Indonesia today is the Curriculum 2013. A curriculum is inseparable from the learning device. Curriculum and learning tools is an integral However, the reality is often encountered teachers who are still difficulties in the development of learning tools. Therefore, researchers wanted to help the difficulties faced by teachers through this learning device product development.

This research is research pengembangan..Pengembangan learning device uses material development procedure Jerold E Kemp and development research procedure proposed by Borg and Gall. Both the development procedure was adapted into a simpler model of development, which is used as a basis in research. Development procedures used in this study includes five steps: 1) the potential and problems, 2) data collection, 3) product design (prototyping), 4) validation, 5) design revisions. Such measures are implemented to produce products such as learning device refers to the curriculum in 2013 for elementary students first class second semester.

The instrument used in this study is a list of interview questions and questionnaires. The list of questions is used to conduct a needs analysis and the questionnaire used for product validation. Based on the results obtained validation of curriculum specialists in 2013 that the value of the product with an average score of 3.92 with the "good" category. Based on the results of the validation of the teachers implementing the curriculum grade 1 values obtained with an average score of 3.95 on learning device with a "good" category. The learning device to obtain an average score of 3.94 and included in the category of "good". Thus the developed learning tools already fit for use in the learning process with the sub-theme Working Together Maintaining Health And Environmental Health 1st grade, second semester.

Keywords: development of research methods, the learning, character education,

Higher Level Thinking Skills, integrated thematic approach, scientific approach, authentic assessment.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(12)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat dan berkah-Nya, sehingga skripsi yang berjudul

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema bekerja sama menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan Mengacu Kurikulum 2013 Untuk Siswa

Kelas Satu Sekolah Dasar”dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung sehingga skripsi dapat terselesaikan dengan baik. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku Ketua Program Studi PGSD.

3. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(13)

4. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberi dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Para dosen dan Staf PGSD yang telah melayani penulis dengan baik.

6. Kepala Sekolah SD Kalam Kudus Yogyakarta yang telah memberikan ijin untuk melakukan wawancara

8. Guru SD N Percobaan 4 Wates Selaku validator perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013

9. Guru SD N 2 Wates Selaku validator perangkat pembelajaran mengacu kurikulum 2013

10. Bapak Caraka Hudi Pramono dan Ibu Tatik Heri Susanti selaku orang tua yang setia memberikan doa dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

11. Teman terdekat saya Yohanes Erwin Setiawan yang selama ini selalu memberikan dukungan moril yang tak henti-hentinya kepada saya.

12. Teman-teman kelas E PGSD 2011 yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

13. Segenap pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terimakasih untuk bantuan dan dukungannya selama ini.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(14)

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak keterbatasan dan kekurangannya, maka penulis sangat membutuhkan kritik dan saran dari berbagai pihak. Akhirnya penulis mengucapkan selamat membaca semoga bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, 8 Desember 2014

Penulis

Hertina Elsa Prasetyani

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ...ii

HALAMAN PENGESAHAN ...iii

MOTO ...iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ...v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ...vii

ABSTRAK... viii

ABSTRACT ...ix

KATA PENGANTAR... x

DAFTAR ISI ...xiii

DAFTAR GAMBAR...xv

DAFTAR TABEL ...xvii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(16)

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Batasan Istilah... 7

F. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Kurikulum SD 2013... 10

a. Rasional dan elemen perubahan Kurikulum SD 2013... 12

b. Penguatan pendidikan karakter Dan kemampuan berpikir tingkat tinggi ...17

c. Pendekatan tematik integratif ... 20

d. Pendekatan saintifik ... 23

e. Penilaian otentik ... 24

B. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran ...29

a. Penelitian Yang Relevan... 32

b. Kerangka Pikir ... 34

c. Pertanyaan Penelitian ... 36

BAB III METODE PENELITIAN ... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Prrosedur Pengembangan ...40

C. Jadwal pelaksanaan Penelitian ... 43

D. Validasi ahli Kurikulum 2013 ... 44

E. Validasi Guru Pelaksana Kurikulum 2013 ... 45

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(17)

F. Instrument Peneliitian ... 45

G. Teknik Pengumpulan Data... 46

H. Teknik Analisis Data ... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN... 50

A. Analisis Kebutuhan... 50

B. Deskripsi Produk Awal... 55

C. Data Hasil Validasi Pakar Kurikilum SD 2013 dan Revisi Produk ... 59

D. Data Hasil Validasi Guru SD Kelas 1 Pelaksana Kurikulum SD 2013...61

E. Kajian Produk Akhir dan pembahasan ... 62

BAB V KESIMPULAN KETERBATASAN PENGEMBANGAN DAN SARAN ... 73

A. Kesimpulan ... 73

B. Keterbatasan Pengembangan ... 74

C. Saran ... 74

DAFTAR PUSTAKA ... 76 LAMPIRAN

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(18)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Tingkatan Taksonomi Bloom... 19

Gambar 2. Model Pengembangan Pembelajaran Kemp ... 29

Gambar 3. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Menurut Borg and Gall ... 39

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(19)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 14

Tabel 2. Identifikasi Kesenjangan Kurikulum 2013... 15

Tabel 3. Penyempurnaan Pola Pikir ... 16

Tabel 4. Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 42

Tabel 5. Konversi Nilai Skala Lima ... 45

Tabel 6. Kriteria Skor Skala Lima... 47

Tabel 7. Komentar Pakar Kurikulum 2013 dan Revisi... 58

Tabel 8. Komentar Guru Kelas 1 SD dan Revisi ... 60

Tabel 9. Rekapitilasi Vilidasi Pakar Kurikulum SD 2013 dan Guru SD Kelas 1 ... 62

Tabel 10. Pembahasan produk ... 63

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(20)

LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Ijin Melakukan Wawancara ... 78

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Wawancara... 79

Lampiran 3. Data Hasil Wawancara... 80

Lampiran 4. Silabus ... 82

Lampiran 5. Hasil Validasi ... 109 Lampiran 6. Biodata penulis

Lampiran 7. Produk Perangkat Pembelajaran (Dicetak Terpisah) ..

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(21)

1

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Di Indonesia, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia yang ada. Pendidikan bisa diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan pengetahuan serta keterampilan yang diperlukan dirinya dalam masyarakat, bangsa dan negara.

Indonesia pada saat ini sudah semakin maju dan persaingan di era globalisasi sudah pesat. Masyarakat pada saat ini dihadapkan pada perubahan- perubahan yang semakin sulit. Beradasarkan perubahan yang terjadi tersebut kurikulum pendidikan di indonesia juga mengalami perubahan –perubahan untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan tantangan jaman. Bukan hanya kurikulum pendidikan saja yang mengalami perubahan-perubahan akan tetapi metode pembelajaran juga harus dirubah sehingga siswa lebih aktif, lebih tertatarik dan materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik serta yang paling penting adalah sumber ilmu tidak hanya bersumber pada guru kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(22)

2

Kurikulum yang berlaku tidak lepas dari adanya perangkat pembelajaran (Mulyasa 2013 : 64). Perangkat pembelajaran berisi rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam satu pertemuan. Pada perangkat pembelajaran juga terdapat LKS untuk siswa serta instrumen penilaian yang akan digunakan. Perangkat pembelajaran yang baik akan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Pada saat ini kurikulum yang sedang digunakan di Indonesia adalah Kurikulum SD 2013. Keberhasilan suatu kurikulum tidak lepas dari kemampuan guru dalam menyusun suatu perangkat pembelajaran. Dalam pendidikan guru harus mampu menyusun suatu perangkat pembelajaran karena pada perangkat pembelajaran sudah tersusun langkah-langkah pembelajaran serta penilaian yang akan digunakan. Jika guru belum mampu menyusun perangkat pembelajaran maka guru akan merasa kebingungan dalam menyampaikan pembelajaran di kelas sehingga tidak tercapai indikator yang diharapkan secara maksimal. Namun pada kenyataan yang terjadi di lapangan, masih sering ditemui guru yang mengalami kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.

Menanggapi kenyataan yang ada pada saat ini, peneliti mencoba melakukan wawancara terhadap guru yang telah melaksanakan Kurikulum SD 2013. Peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(23)

3

Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada hari Senin 21 April 2014 di SD Kristen Kalam Kudus bersama guru kelas I A pada pukul 07.30 diperoleh informasi bahwa guru mengetahui Kurikulum SD 2013 adalah proses penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya yaitu kurikulum KTSP. Indikator yang harus dikembangkan dalam RPP Kurikulum SD 2013 harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Namun, terkadang ditemui kesulitan bagi guru dalam merumuskan indikator. Guru mengatakan bahwa keadaan siswa yang bersekolah di SD Swasta dengan siswa yang sekolah di SD Negeri mempunyai karakter dan kebutuhan yang berbeda. Perbedaan tersebut dapat dipengeruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor ekonomi dan faktor sosial. Guru yang berada di sekolah swasta biasanya sulit menentukan indikator karena guru harus meningkatkan indikator dari yang ditetapkan oleh pemerintah. Jika guru menggunakan indikator seperti yang ditetapkan oleh pemerintah maka semua siswa sudah dapat melakukan dengan baik. Oleh karena itu Indikator dan tujuan disusun sesuai dengan karakteristik agar pada saat proses pembelajaran berlangsung siswa sungguh-sungguh belajar dan melakukan pengalaman baru bagi mereka.

Tematik integratif menurut beliau adalah pada saat proses pembelajaran berlangsung anak tidak melihat adanya pembedaan mata pelajaran. Pada pembelajaran tematik integrative pembelajaran hanya berangkat dari satu tema kemudian bisa dikaitkan untuk beberapa mata pelajaran. Guru mengetahui bahwa pendekatan yang digunakan pada Kurikulum SD 2013 adalah scientific. Pendekatan scientific menurut beliau sangat baik dterapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(24)

4

untuk siswa SD karena pengetahuan yang mereka dapat berangkat dari pengalaman mereka masing-masing sehingga memunculkan rasa ingin tahu siswa yang dalam, jadi pengetahuan bukan hanya didapat dari guru saja. Selain itu, dalam Kurikulum SD 2013 menggunakan penilaian otentik. Penilaian otentik menurut beliau merupakan penilaian yang obyektif dan menggambarkan keadaan siswa sebenarnya. Dalam penilaian otentik tidak ada sistem katrol nilai.

Guru masih sering mengalami kesulitan pada saat mengembangkan perangkat pembelajaran dan mengembangkan kriteria penilaian, karena kebutuhan siswa di tiap SD berbeda. Hal tersebut dipengaruhi karena adanya perbedaan status ekonomi, sosial, dll. Jika guru menggunakan kriteria peniaian sesuai dengan standar pemerintah, siswa di SD Kalam Kudus sudah mampu melaksanakan dengan baik sehingga kriteria penilaian harus dinaikkan dari standar yang telah ditetapkan. Guru juga mengatakan bahwa pada Kurikulum SD 2013 ini juga memberikan ruang yang lebih luas untuk mengembangkan karakter siswa. Pendidikan karekter mempunyai arti yaitu mengajarkan nilai- nilai kebaikan kepada siswa dalam bentuk tindakan yang dimasukkan kedalam mata pelajaran. Tujuan dari pendidikan karakter pada Kurikulum SD 2013 ini adalah untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang melibatkan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Karakter yang dikembangkan oleh pemerintah pada saat ini lebih ke karakter umum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(25)

5

Kesulitan yang dialami oleh guru dalam penyusunan RPPTH adalah guru harus mengerjakan RPPTH setiap hari karena sangat berat jika dikerjakan seminggu sekali. Kesulitan juga masih sering dialami ketika melakukan penilaian karena, ketika mengajar guru juga harus sekaligus menilai. Guru juga mengatakan bahwa masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan Kurikulum SD 2013 karena masih mengalami kebingungan pada saat menentukan indikator dan penilaian. Saran yang diberikan oleh guru terkait dengan kurikulum 2013 ini adalah jika memungkinkan 1 kelas dapat diampu oleh 2 guru karena jika hanya diampu oleh 1 guru, guru merasa kesusahan saat harus memberikan materi dan memberikan penilaian. RPPTH Kurikulum SD 2013 harus disusun setiap hari sehingga guru merasa keberatan jika harus melaksanakan segala sesuatu hanya sendiri. Guru juga masih membutuhkan contoh perangkat pembelajaran sesuai tuntutan Kurikulum SD 2013 karena guru masih sering merasa kesulitan dalam menentukan indikator dan penilaian yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Menganggapi permasalahan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa guru masih kesulitan dalam menyusun perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Guru juga masih membutuhkan contoh-contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013. Oleh karena itu, peneliti ingin membantu kesulitan-kesulitan yang masih sering dihadapi oleh guru melalui produk yang akan peneliti kembangkan yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(26)

6

“Pengembangan Perangkat Pembelajaran Subtema lingkungan bersih, Sehat dan Asri Mengacu Kurikulum SD 2013 Untuk Siswa Kelas Satu (1) Sekolah Dasar Kristen Kalam Kudus Yogyakarta”.

B. Rumusan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti merumuskan penelitiannya sebagai berikut :

a. Bagaimana prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar?

b. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum SD 2013?

c. Bagaimana kualitas produk perangkat pembelajaran subtema Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru pelaksana Kurikulum SD 2013?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas peneliti merumuskan tujuan penelitiannya sebagai berikut :

a. Untuk memaparkan prosedur pengembangan perangkat pembelajaran subtema 4. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(27)

7

b. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema 4. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut pakar Kurikulum SD 2013.

c. Untuk mendeskripsikan kualitas produk prosedur perangkat pembelajaran subtema 4. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas satu (1) Sekolah Dasar menurut guru pelaksana Kurikulum SD 2013.

D. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Praktis(kehidupan) a) Bagi guru

฀ Membantu kesulitan guru untuk mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013 dalam rangka mengembangkan karakter siswa.

b) Bagi siswa

฀ Memiliki kesempatan untuk mengembangkan karakter.

฀ Memiliki pengalaman belajar yang menarik sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013.

c) Bagi Sekolah

฀ Memiliki contoh perangkat pembelajaran mengacu Kurikulum SD 2013 untuk mendukung proses pembelajaran di kelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(28)

8

b. Manfaat Teoritis(teori)

฀ Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi guna

penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan perangkat pembelajaran kurikulum 2013.

E. Batasan Istilah

a. Penguatan Pendidikan karakter

Penguatan pendidikan karakter adalah suatu konsep dasar yang diajarkan kepada pemikiran seseorang mengenai nilai-nilai kebaikan dalam bentuk tindakan.

b. Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi

Kemampuan berpikir tingkat tinggi adalah operasi kognitif yang banyak dibutuhkan pada proses-proses berpikir yang terjadi pada short-term ketrampilan berpikir tingkat tinggi.

c. Pendekatan tematik integratif

Pendekatan tematik integratif adalah pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran kedalam berbagai tema.

d. Pendekatan saintifik

Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengkonstruk konsep, tahapan-tahapan mengamati, menemukan, mengmpulkan data, menganalisis data dan menarik kesimpulan yang ditemukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(29)

9

e. Penilaian otentik

Penilaian otentik adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.

f. Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran adalah Rencana Pembelajaran Tematik Harian (RPPTH) beserta lampirannya yang terdiri dari LKS, media pembelajaran, Instrumen penilaian yang berupa soal dan kunci jawaban serta tugas dan rubrik penilaian.

F. Spesifikasi Produk yang dikembangkan

a. Komponen RPPTH yang disusun lengkap.

b. RPPTH disusun dengan memperhatikan keutuhan perkembangan pribadi siswa (intelektual, keterampilan, sikap sosial, dan sikap spiritual) yang nampak dalam perumusan indikator dan tujuan pembelajaran.

c. RPPTH disusun dengan pendekatan tematik integratif. d. RPPTH disusun berbasis aktivitas siswa dengan menerapkan

pendekatan saintifik.

e. Penilaian dalam RPPTH menggunakan penilaian otentik. f. RPPTH disusun sesuai dengan ketentuan EYD.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(30)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kurikulum 2013

Pendidikan dan kurikulum merupakan 2 hal yang saling berhubungan. Hubungan antara kurikulum dan pendidikan terletak pada tujuan dan isi pendidikan. Kurikulum sendiri berasal dari istilah yang digunakan dalam dunia atletik “curere” yang berarti “berlari” (Nurgiyantoro 1988:2). Menurut Nurgiyantoro (1988:2) Istilah tersebut erat huungannya dengan kata curier atau kurir yang berarti penghubung atau seseorang yang bertugas menyampaikan sesuatu kepada orang atau tempat lain. Istilah kurikulum tersebut pertama kali digunakan pada dunia olah raga di zaman Yunani kuno. Menurut Nugiyantoro (1988:2) kurikulum diartikan sebagai sejumah mata pelajaran atau ilmu pengetahuan yang ditempuh atau dikuasai untuk mencapai suatu tingkat tertentu atau ijazah. Disamping itu, kurikulum juga diartikan sebagai suatu recana yang sengaja dirancang untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan..

Dalam bukunya, Hamalik (2007:3) mengatakan pandangan lama atau sering disebut dengan pandangan tradisional, merumuskan bahwa kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh murid untuk memperoleh ijazah.

Fungsi kurikulum dapat ditinjau dari tiga segi, yaitu : fungsi bagi sekolah yang bersangkutan, bagi sekolah pada tingkat diatasnya, dan fungsi bagi masyarakat (Nurgiyantoro 1988 : 6).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(31)

11

1. Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan

Fungsi bagi sekolah yang bersangkutan ada dua macam : Pertama, sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan yang diinginkan. Kedua, kurikulum dijadikan pedoman untuk mengatur kegiatan-kegiatan pendidikan yang dilaksanakan disekolah.

2. Fungsi bagi Sekolah Tingkat di atasnya

Dengan mengetahui kurkulum sekolah pada tingkat tertentu, maka kurikulum pada tingkat di atasnya dapat mengadakan penyesuaian. Penyesuaian pemilihan bahan tersebut dimaksudkan untuk menghindari keterulangan penyampaian yang bisa berakibat pemborosan waktu dan yang lebih penting lagi adalah untuk menjaga kesinambungan bahan pengajaran itu.

3. Fungsi bagi Masyarakat

Kurikulum di sekolah haruslah mengetahui atau mencerminkan hal-hal yang menjadi kebutuhan masyarakat atau para pemakai keluaran sekolah. Untuk keperluan itu perlu ada kerjasama antara pihak sekolah dengan “pihak luar” dalam hal pembenahan kurikulum yang diharapkan. Dengan demikian, masyarakat atau pemakai lulusan sekolah dapat memberikan bantuan, kritik atau saran-saran yang berguna bagi penyempurnaan program pendidikan di sekolah.

Pada saat ini kurikulum yang sedang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum SD 2013. Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan dari kurikulum yang telah berlaku sebelumnya yaitu kurikulum KTSP. Menurut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(32)

12

peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 67 tahun 2013 menyatakan karakteristik kurikulum 2013 sebagai berikut :

1. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan psikomotorik;

2. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar; 3. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

4. Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

5. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar matapelajaran

Tujuan Kurikulum SD 2013 adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

a. Rasional dan elemen perubahan kurikulum SD 2013

Pengembangan kurikulum 2013 tidak hanya menuntut ketrampilan teknis dari pihak pengembang terhadap pengembangan berbagai komponen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(33)

13

kurikulum, tetapi harus pula dipahami berbagai komponnen yang mempengaruhinya (Mulyasa : 2013). Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dalam berbagai kesempatan menegaskan perlunya perubahan dan pengembangan kurikulum 2013. Mendikbud mengungkapkan bahwa perubahan dan pengembangan kurikulum merupakan persoalan yang sangat penting, karena kurikulum harus senantiasa sesuai dengan tuntutan zaman.

[image:33.595.131.493.692.751.2]

Penerapan Kurikulum SD 2013 berdampak membawa konsekuensi perubahan. Pergeseran utama menyangkut 4 komponen standar, yaitu satandar kompetensi lulusan, isi, proses, dan penilaian. Pada standar kompetensi lulusan, semua jenjang pendidikan mulai dari SD sampai SMA menuntut adanya peningkatan dan keseimbangan soft skill dan hard skill yang meliputi aspek kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan. Pada standar isi kedudukan mata pelajaran kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Pada elemen standar proses semua siswa harus memiliki kemampuan untuk mengamati, menanya, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, bahkan sampai mencipta. Pada elemen standar penilaian jika biasanya nilai diambil dari sebuah test maka diubah menjadi penilaian yang otentik dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil kerja. Elemen perubahan tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 (Mulyasa, 2013: 77-79).

Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN DESKRIPSI SD

Kompetensi Lulusan

Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(34)

14

sikap, keterampilan, dan pengetahuan Kedudukan mata

pelajaran (ISI)

Kompetensi yang semula diturunkan dari matapelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi.

Pendekatan (ISI) Kompetensi dikembangkan melalui:

Tematik terpadu dalam semua mata pelajaran Struktur

Kurikulum (Mata Pelajaran dan alokasi waktu) ISI

a. Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial dan budaya

b. Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan sains

c. Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6 d. Jumlah jam bertambah 4 JP/minggu akibat

perubahan pendekatan pembelajaran

Proses

pembelajar-an

a. Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah,

menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta.

b. Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat c. Guru bukan satu-satunya sumber belajar. d. Sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi

melalui contoh dan teladan Tematik dan terpadu

Penilaian

a. Penilaian berbasis kompetensi

b. Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian otentik (mengukur semua kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil) c. Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan)

yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperolehnya terhadap skor ideal (maksimal)

d. Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

e. Mendorong pemanfaatan portofolio yang dibuat siswa sebagai instrumen utama penilaian

Ekstrakurikuler

a. Pramuka (wajib) b. UKS

c. PMR

d. Bahasa Inggris

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(35)

15

[image:35.595.102.499.197.754.2]

Hal lain yang perlu dihadapi adalah kesenjangan kurikulum yang berlaku pada saat ini dan dapat dilihat pada tabel di bawah ini (Mulyasa, 2013: 61-63).

Tabel. 2 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL A. KOMPETENSI LULUSAN

1 Belum sepenuhnya menekankan pendidikan karakter

1 Berkarakter mulia

2 Belum menghasilkan

keterampilan sesuai kebutuhan

2 Keterampilan yang relevan 3 Pengetahuan-pengetahuan lepas 3 Pengetahuan-pengetahuan

terkait

B. MATERI PEMBELAJARAN

1 Belum relevan dengan kompetensi yang dibutuhkan

1 Relevan dengan materi yang dibutuhkan

2 Beban belajar terlalu berat 2 Materi esensial 3 Terlalu luas, kurang mendalam 3 Sesuai dengan tingkat

perkembangan anak

KONDISI SAAT INI KONSEP IDEAL C. PROSES PEMBELAJARAN

1 Berpusat pada guru 1 Berpusat pada peserta didik 2 Proses pembelajaran

berorientasi pada pada buku teks

2 Sifat pembelajaran yang kontekstual

3 Buku teks hanya memuat materi bahasan

3 Buku teks memuat materi dan proses pembelajaran, sistem penilaian serta kompetensi yang diharapkan

D. PENILAIAN

1 Menekankan aspek kognitif 1 Menekankan aspek kognitif, afektif, psikomotorik secara proposional

2 Tes menjadi cara penilaian yang dominan

2 Penilaian tes pada portofolio saling melengkapi

E. PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

1 Memenuhi kompetensi profesi saja

1 Memenuhi kompetensi profesi, pedagogi, sosial, dan personal 2 Fokus pada ukuran kinerja PTK 2 Motivasi mengajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(36)

16

[image:36.595.99.505.109.596.2]

Berdasarkan kesenjangan yang dihadapi pada saat ini, perlu adanya dilakukan penyempurnaan pola pikir. Pola pikir berpengaruh terhadap pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan. Perubahan pola berfikir dalam pembelajaran, sebagai contoh dari berpusat dari guru menuju berpusat pada siswa, dari satu arah menjadi interaktif dan lain-lain. Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru dalam perumusan Standar Kompetensi Lulusan. Perumusan SKL di dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari Standar Isi (SI) harus diubah menjadi perumusan yang diturunkan dari kebutuhan. Penyempurnaan pola pikir perumusan kurikulum dapat dilihat di Tabel 2 (Mulyasa, 2013: 63).

Tabel 3. Penyempurnaan Pola Pkir

No. KBK 2004 KTSP 2006 Kurikulum 2013

1. Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari Standar Isi

Standar Kompetensi Lulusan diturunkan dari kebutuhan 2. Standar Isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan Mata Pelajaran (Standar Kompetensi

Standar Isi diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan melalui Kompetensi Inti yang

F.PENGELOLAANKURIKULUM

1 Satuan pendidikan mempunyai pembebasan dalam pengelolaan kurikulum

1 Pemerintah pusat dan daerah memiliki kendali kualitas dalam pelaksanaan kurikulum di tingkat satuan pendidikan 2 Masih terdapat kecenderungan

satuan pendidikan menyususn kurikulum tanpa

mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah.

2 Satuan pendidikan mampu menyusun kurikulum dengan mempertimbangkan kondisi satuan pendidikan, kebutuhan peserta didik, dan potensi daerah

3 Pemerintah hanya menyiapkan sampai standar isi mata

pelajaran

3 Pemerintah menyiapkan semua komponen kurikulum sampai buku teks dan pedoman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(37)

17

Berdasarkan elemen perubahan di atas dapat disimpulkan bahwa Kurikulum 2013 menata ulang SNP yang telah berlaku sehingga menjadi penyempurnaan bagi pendidikan Nasional.

b. Penguatan Pendidikan karakter dan Kemampuan Berpikir Tingkat

Tinggi

Menurut Zubaedi (2011:1) mengatakan penguatan pendidikan karakter dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang terjadi di Negara kita. Dalam buku Suryadi (2013:5) secara etimologis, kata karakter (inggris:character) berasal dari bahasa yunani, eharassein yang berarti

“toengrave” (Ryan and Bohlin, 1999:5).

Menurut Megawangi (2004:95) (Dalam Kesuma, Dkk:2011:5) pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk mendidik anak–anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktikannya dalam kehidupan sehari – hari, sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada lingkungannya. Menurut Gaffar (2010:1) (Dalam Kesuma,

Lulusan Mata Pelajaran) yang dirinci menjadi Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

bebas mata pelajaran

3. Pemisahan antara mata pelajaran pembentukan sikap, pembentukan keterampilan, dan pembentukan pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap

pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

4. Kompetensi diturunkan dari mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai 5. Mata pelajaran lepas satu

dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh Kompetensi Inti (tiap kelas)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(38)

18

Dkk:2011) mengatakan pendidikan karakter merupakan sebuah proses untuk dikembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang tersebut. Menurut Kesuma, Dkk (2011:5) pendidikan karakter merupakan pembelajaran yang mengarah pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh yang didasarkan pada suatu nilai tertentu yang dirujuk oleh sekolah. Dari pendapat beberapa tokoh diatas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan karakter merupakan pendidikan yang terintegrasi dengan pembelajaran yang terjadi pada semua mata pelajaran serta diarahkan pada penguatan dan pengembangan perilaku anak secara utuh kemudian ditumbuh kembangkan dalam kepribadian. Tujuan pendidikan Karakter dalam pendidikan yaitu :

1. Menguatkan dan mengembangkan nilai–nilai kehidupan yang dianggap penting dan perlu sehingga menjadi kepribadian atau kepemilikan peserta didik yang khas sebagaimana nilai-nilai yang dikembangkan.

2. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilai- nilai yang dikembangkan oleh sekolah.

3. Membangun koneksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersamat (Suryadi: 2013 :6 )

Selain mengembangkan karakter pada diri siswa, Kurikulum SD 2013 juga menuntut agar siswa dapat berpikir tingkat tinggi sehingga dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya sekedar menghafal. Kemampuan berfikir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(39)

19

[image:39.595.101.523.262.552.2]

tingkat tinggi menurut Lorin (2010:99) adalah proses berfikir yang dilakukan oleh individu mulai dari tahap mengingat sampai pada tahap individu tersebut mampu mencipta atau membuat suatu karya hasil dari pemikirannya. Benyamin S. Bloom mengkonsentrasikan ranah kognitif dalam taksonominya. Ranah kognitif(Hamzah.2012:61) adalah ranah atau kawasan yang membahas tujuan pembelajaran berkaitan dengan proses berfikir peserta didik mulai dari tingkat yang paling sederhana yaitu mengingat sampai pada tahap yang paling tinggi yaitu mencipta. Dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi tingkatan kognitif dalam Bloom terbagi menjadi seperti bagan di bawah ini :

Gambar 1. Tingkatan Taksonomi Bloom

Dalam rasional Kurikulum SD 2013 siswa dituntut untuk dapat berpikir tingkat tinggi. Pada tahap berpikir tinkat tinggi yang diharapkan oleh

pemerintah siswa mampu sampai pada tahap menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

a) Tahap Menganalisis

Pada tahap ini peserta didik mampu untuk menganalisis suatu masalah yang di dapat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(40)

20

b) Tahap Mengevaluasi

Pada tahap ini peserta didik diminta untuk mengevaluasi antar teman atau mengevaluasi dirirnya sendiri terhadap hasil proses belajarnya. c) Tahap Mencipta

Dalam tahap ini peserta didik diminta untuk menciptakan sesuatu dari apa yang telah dipelajari selama proses pembelajaran.

Dari beberapa penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa dalam proses belajar peserta didik bukan hanya mengingat dan memahami namun peserta didik juga mampu untuk menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Hal tersebut berguna agar pengetahuan yang didapat dapat diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Pendekatan Tematik Integratif

Kurikulum 2013 memiliki ciri khas pembelajaran yang menggunakan pendekatan tematik integratif. Melihat penyempurnaan pola pikir pada pembahasan sebelumnya dapat diketahui bahwa pola pikir pada Kurikulum SD 2013 merujuk pada perubahan yang memiliki karakteristik hampir sama dengan konsep pembelajaran kontekstual. Istilah kontekstual lebih pada keadaan nyata yang dialami seseorang. Kaitannya dengan pembelajaran yang dialami siswa, maka kontekstual fokus pada keadaan atau kondisi nyata yang diciptakan bagi siswa dalam proses pembelajaran. Suprijono (2011:79) mengungkapkan pembelajaran kontekstual merupakan pembelajaran yang digunakan oleh guru untuk mengaitkan pengetahuan atau materi dengan kondisi dunia nyata yang terjadi pada saat ini, hingga siswa berusaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(41)

21

menemukan sendiri hubungan antara materi tersebut dengan kehidupannya. Hubungan dengan kehidupannya bisa berupa cara bagi siswa untuk menerapkan pengetahuannya pada kehidupan mereka.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi terbaru “tematik” diartikan sebagai “berkenaan dengan tema”, dan “tema” sendiri berarti pokok pikiran, dasar cerita yang dipercakapkan, dipakai sebagai dasar mengarang, mengubah sajak, dsb)” (Prastowo, 2014). Menurut (Prastowo:2014) Model pembelajaran tematik adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan tematik yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Departemen Pendidikan Nasional (2006:4) mengatakan pendidikan tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

Menurut Majid (2014:80) pendidikan tematik adalah pembelajaran terpadu yang mempergunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada murid. Menurut Majid (2014:85) mengatakan konsep pembelajaran tematik merupakan pengembangan dari pemikiran dua orang tokoh pendidikan yakni Jacob tahun 1989 dengan konsep pembelajaran interdisipliner dan fogarty pada tahun 1991 dengan konsep terpadu. Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antar-mata pelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(42)

22

Dalam bukunya, Majid (2014:86) mengatakan kurikulum 2013 menggunakan pendekatan pembelajaran tematik integratif dari kelas 1 sampai kelas VI. Pembelajaran tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke dalam berbagai tema.

Menurut Ahmadi (2014:221) metode tematik integratif adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa materi ajar sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna pada siswa.

Dalam buku, Majid (2014:89) mengemukakan prinsip-prinsip dalam pembelajaran tematik integratif :

a) Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.

b) Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi- materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. Mungkin terjadi, ada materi pengayaan horizontal dalam bentuk contoh aaplikasi yang tidak termuat dalam standar isi.

c) Pembelajaran tematik integratif tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tetapi sebailiknya pembelajaran tematik integrative harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(43)

23

d) Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa seperti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.

e) Materi pembelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan. Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak perlu dipadukan.

Berdasarkan teori-teori yang sudah diuraikan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang dilakukan secara terpadu dan terdapat keterkaitan antar bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan, antar tema bahkan antar topik melalui pengalaman langsung sehingga pembelajaran dapat bermakna bagi siswa.

d. Pendekatan Saintifik

Kurikulum SD 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah (Kemendikbud, 2013a:233). Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran meliputi mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran. Akan tetapi tidak semua mata pelajaran, materi atau situasi tertentu dapat diaplikasikan secara prosedural menggunakan pendekatan ilmiah. Pada kondisi seperti ini, tentu saja pembelajaran harus tetap menerapkan nilai-nilai dan sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai dan sifat-sifat nonilmiah. Langkah-langkah pokok dalam pembelajaran menggunakan pendekatan ilmiah meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Pada pembelajaran tematik integratif langkah-langkah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(44)

24

pembelajaran tidak harus dilakukan secara berurutan, di mana pembelajaran menggunakan tema sebagai pemersatu. Sementara setiap mata pelajaran memiliki karakteristik keilmuan yang satu dengan yang lainnya tidak sama.

Kemendikbud (2013a:211) juga menyatakan bahwa hasil pembelajaran dengan pendekatan ilmiah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran tradisional. Sedangkan langkah-langkah pembelajaran ilmiah adalah sebagai berikut, pertama mengamati yaitu dengan menyajikan media obyek secara nyata sehingga peserta didik akan ditantang rasa ingin tahunya; kedua menanya yaitu dengan memberikan kesempatan pada siswa untuk meningkatkan dan mengambangkan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya dengan cara mengajukan suatu pertanyaan selama proses pembelajaran; ketiga, menalar dengan merujuk pada kemampuan mengelompokkan beragam ide dan mengasosiasikan beragam peristiwa untuk kemudian memasukannya menjadi penggalan memori yang dimiliki siswa; keempat adalah hubungan antar fenomena untuk mempertajam daya nalar peserta didik; lalu kelima, mencoba dengan mengajak siswa melakukan suatu percobaan selama proses pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan siswa.

Berdasarkan uraian di atas pendekatan saintifik yang diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan Kurikulum SD 2013 merupakan suatu proses yang dilakukan siswa dengan mengedepankan ide-ide kreatif. Kemampuan siswa dapat dikembangkan mulai dari ranah pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(45)

25

e. Penilaian Otentik

Dalam bukunya, Nurgiyantoro (2011:22) mengatakan bahwa penilaian otentik sebenarnya sudah lama dikenal dalam dunia pendidikan walau di Indonesia hal itu terkesan baru. Hal itu baru naik daun dan ramai-ramai dibicarakan setelah pelaksanaan KTSP menyarankan penggunaan pembelajaran kontek stual, dan dipihak lain, penggunaan strategi pembelajaran itu menunjuk penggunaan penilaian otentik dalam pengukuran hasil pembelajaran peserta didik.

Penilaian otentik juga menekankan kemampuan peserta didik untuk mendemonstrasikan pengetahuan yang dimilikinya secara nyata dan bermakna. Menurut Nurgiyantoro (2011:23) penilaian otentik merupakan penilaian terhadap tugas-tugas yang menyerupai kegiatan membaca dan menulis sebagaimana halnya di dunia nyata dan di sekolah. Tujuan penilaian itu adalah untuk mengukur berbagai ketrampilan dalam berbagai konteks yang mencerminkan situasi di dunia nyata dimana ketrampilan-ketrampilan tersebut digunakan.

Penilaian otentik menuntut pembelajar mendemonstrasikan pengetahuan, ketrampilan dan strategi dengan mengkreasikan jawaban atau produk. Penilaian otentik mementingkan penilaian proses dan penilaian hasil sekaligus. Dengan demikian, seluruh tampilan peserta didik dalam rangkaian kegiatan pembelajaran dapat dinilai secara objektif, apa adanya, dan tidak semata-mata hanya berdasarkan hasil akhir (produk) saja. Sebagaimana dikatakan oleh Calison dalam (Nurgiyantoro 2011:29) penilaian otentik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(46)

26

merupakan sebuah penilaian proses yang didalamnya melibatkan berbagai kinerja yang mencerminkan bagaimana peserta didik belajar, capaian hasil, motivasi, dan sikap yang terkait dengan aktivitas pembelajaran. Penilaian otentik berasumsi bahwa ada sekian banya unjuk kerja yang dapat ditampilakan peserta didik selama berlangsungnya kegiatan pembelajaran yang kesemuanya itu lebih luas dari sekedar ujian tertulis dengan jawaban singkat sebagaimana dalam tes tradisional. Hasil penilaian otentik juga dapat digunakan sebagai umpan balik untuk pembelajaran selanjutnya.

1. Pengembangan penilaian Otentik

Muler dalam (Nurgiyantoro 2011:30) mengemukakan sejumlah langkah yang perlu ditempuh dalam pengembangan asesmen otentik, yaitu meliputi i) penentuan standar, ii) penentuan tugas otentik, iii) pembuatan kriteria, dan iv) pembuatan rubric.

a. Penentuan Standar

Standar dimaksudkan sebagai sebuah pernyataan tentang apa yang harus diketahui dan dilakukan pembelajar. Standar dapat diobservasi dan diukur ketercapaiannya.

b. Penentuan Tugas Otentik

Tugas otentik adalah tugas-tugas yang secara nyata dibebankan atau harus dilakukan oleh pembelajar untuk mengukur ketercapaian kompetensi yang dibelajarkan, baik ketika kegiatan pembelajaran masih berlangsung maupun ketika sudah berakhir. Pemilihan tugas otentik pertama-tama harus merujuk pada kompetensi mana yang akan diukur. Kedua, pemilihan haruslah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(47)

27

mencerminkan keadaan atau kebutuhan yang sesungguhnya di dunia nyata. Jadi, dalam penilaian otentik mesti terkandung dua hal sekaligus : sesuai dengan standar kompetensi dan relevan dengan kehidupan nyata.

c. Pembuatan Kriteria

Kriteria merupakan pernyataan yang menggambarkan tingkat capaian dan bukti-bukti nyata capaian belajar subjek belajar dengan kualitas tertentu ang diinginkan. Kriteria lazimnya juga telah dirumuskan sebelum pelaksanaan pembelajaran. Selain itu pembuatan kriteria haruslah mengacu pada ketentuan-ketentuan yang selama ini dinyatakan baik, baik dalam arti efektif untuk keperluan penilaian hasil belajar. Ketentuan-ketentuan itu antara lain i) tugas harus drumuskan secara jelas, ii) singkat padat, iii0 dapat diukur, iv) menunjuk pada tingkah laku hasil belajar, v) ditulis dalam bahasa yang dipahami oleh subjek didik.

d. Pembuatan rubrik

Rubrik dapat dipahami sebagai sebuah skala penyekoran yang dipergunakan untuk menilai subyek didik untuk tiap kriteria terhadap tugas- tugas tertentu. Rubric dipergunakan untuk menentukan tinggi rendahnya capaian kinerja peserta didik. Dalam sebuah rubrik terdapat dua hal pokok yang harus dibuat yaitu kriteria dan tingkat capaian tiap kriteria. Kriteria berisi hal-hal esensial yang ingin diukur tingkat capaian kinerjanya yang secara esensian dan konkret mewakili kompetensi yang diukur capaiannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(48)

28

2. Macam Penilaian Otentik

Depdiknas (2006) menunjukkan sejumlah jenis penilaian otentik yang dapat dilakukan, yaitu penilaian kinerja, observasi sitematik, pertanyaan tebuka, portofolio, penilaian pribadi, dan jurnal. Di pihak lain, O’Malley dan pierce (Callison, 2009) dalam Nurgiyantoro (2011:34) mengemukakan berbagai jenis penilaian otentik adalah wawancara lisan, menceritakan kembali teks atau cerita, contoh karya tulis, proyek, eksperimen/demonstrasi, pertanyaan terbuka dan menjawab soal dengan uraian, pengamatan oleh guru, dan portofolio.

a. Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja dimaksudkan untuk menguji kemampuan peserta didik dalam mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan, menguji apa yang mereka ketahui dan dapat dilakukan, sebagaimana ditemukan dalam situasi nyata dan konteks tertentu.

b. Wawancara lisan.

Wawancara lisan dapat juga disebut sebagai penilaian kinerja kebahasaan. Sesuai dengan namanya, dalam aktivitas ini terjadi Tanya jawab antara pihak yang diwawancarai (peserta didik) dengn pewawancara (guru) tentang apa saja yang diinginkan informasinya oleh pewawancara. Namun dalam konteks penilaian hasil pembelajaran bahasa tujuan utama kegiatan itu adalah untuk menilai kompetensi peserta didik membahasakan secara lisan informasi yang ditanyakan pewawancara dengan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(49)

29

c. Pertanyaan terbuka

Penilaian dilakukan dengan memberikan pertanyaan (stimulus) atau tugas yang harus dijawab atau dilakukan oleh siswa secara tertulis atau lisan.pertanyaan bukan hanya sekedar pertanyaan yang hanya membutuhkan jawaban singkat dengan satu atau beberapa kata atau ya/tidak. Pertanyaan haruslah yang memaksa peserta didik untuk mengreasikan jawaban yang sekaligus mencerminkan penguasaannya terhadap pengetahuan tertentu.

d. Menceritakan kembali Teks atau Cerita

Pemberian tugas menceritakan kembali biasanya dilakukan untuk mengukur pemahaman wacana yang didengar atau dibaca secara lisan atau tertulis. Pada prinsipnya terjadi integrasi antara beberapa kemampuan berbahasa.

e. Portofolio

Portofolio merupakan kmpulan karya peserta didik yang dikumpulkan secara sengaja , terencana dan sistematik yang kemudian dianalisis secara cermat untuk menunjukkan perkembangan dan kemajuan mereka setiap waktu.

Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian tidak hanya merupakan hasil produk akhir siswa saja melainkan proses dalam mengerjakan segala sesuatu turut serta untuk dinilai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(50)

30

B. Model Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Menurut Sudjana (2001:92) dalam Trianto (2010:81) untuk melaksanakan pengembangan perangkat pengajaran diperlukan model-model pengembangan yang sesuai dengan system pendidikan.

a) Model Pengembangan Sistem Pembelajaran Menurut Kemp

Menurut Kemp pengembangan perangkat merupakan suatu lingkaran yang kontinum. Pengembangan perangkat model kemp memberi kesempatan kepada para pengembang untuk dapat memulai dari komponen manapun. Unsur-unsur pernagkat pembelajaran seprti gambar dan penjelasan di bawah ini

gambar 2. Model pengembangan pembelajaran menurut Kemp a. Identifikasi Masalah Pembelajaran(InstructionalProblem)

Tujuan dari tahap ini adalah mengidentifikasi adanya kesenjangan antara tujuan menurut kurikulum yang berlaku dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(51)

31

fakta yang terjadi di lapangan, baik yang menyangkut model, pendeketan, metode, teknik, maupun strategi yang digunakan guru untuk mencapai pembelajaran.

b. Analisis siswa(LearnerCharacteristics)

Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui tingkah laku awal dan karakteristik siswa yang meliputi ciri, kemampuan, dan pengalaman, baik individu maupun kelompok.

c. Analisis Tugas(TaskAnalysis)

Manurut Kemp (Dalam Trianto 2010:83) analisis tugas adalah kumpulan prosedur untuk menentukan isi suatu pengajaran. Sedangkan menurut Nur (2002:3) (Dalam Trianto 2010:83) analisis tugas adalah alat yang digunakan oleh guru untuk mengidentifikasi dengan presisi yang tinggi hakikatnya yang setepatnya dari pengetahuan procedural dan pengetahuan deklaratif yang diajarkan. Jadi, analisis tugas atau tujuan tidak lain dari analisis isi pelajaran, analisis konsep, analisis pemrosesan informasi, dan analisis prosedural yang digunakan untuk memudahkan pemahaman atau penguasaan tentang tugas-tugas belajar dan tujuan pembelajar yang dituangkan dalam bentuk rencana pelajaran (RP) dan lembar kegiatan siswa (LKS).

d. Merumuskan Indikator(instructionalObjective)

Indikator adalah tujuan pembelajaran yang diperoleh dari hasil analisis tujuan pada tahap 1. Sedangkan menurut Kardi (2003a:2) dalam (Trianto 2010:85) mengatakan perumusan indikator didasarkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(52)

32

analisis pembelajaran dan identifikasi tingkah laku awal siswa, tentang pernyataan-pernyataan apa yang dapat dilakukan siswa setelah selesai melakukan pembalajaran.

e. Penyusunan Instrumen Evaluasi(ContentSequencing)

Penyusunan tes hasil belajar merupakan alat evaluasi untuk mengukur ketuntasan indikatir dan ketuntasan penguasaan siswa setelah berlangsungnya proses pemelajaran yang didasarkan pada jumlah soal yang dijawab secara benar.

f. Strategi Pembelajaran(InstructionalStrategies)

Pada tahap ini dilakukan pemilihan strategi belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan. Kegiatan ini meliputi pemilihan model, pendekatan, metode, pemilihan format, yang dipandang mampu memberikan pengalaman yang berguna untuk mencapai tujuan pembelajaran

g. Pemilihan media atau sumber pembelajaran.(DesigningtheMessage) Pemilihan media dan sumber pmbelajaran berdasarkan hasil analisis tujuan, analisis karakteristik siswa, dan analisis tugas seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, maka memilih alat dan bahan disesuaikan dengan tuntutan tujuan pembelajaran yang terdapat rencana pelajaran dan lembar kerja siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(53)

33

h. Pelayanan Pendukung(InstructionalDelivery)

Pelayanan pendukung sebenarnya tidak berhubungan langsung dengan substansi pengembangan perangkat, namun sangat menentukan keberhasilan pengembangan perangkat.

i. Evaluasi Sumatif (EvaluationInstrument)

Evaluasi sumatif secara langsung mengukur tingkat pencapaian tujuan-tujuan utama pada akhir pembelajaran.

j. Revisi Perangkat Pembelajaran.(Revision)

Kegiatan revisi dilakukan secara terus-menerus pada setiap langkah pengembangan. Revisi dilakukan berdasarkan masukan dan penilaian yang diperoleh dari kegiatan validasi perangkat pembelajar oleh pakar.

C. PenelitianyangRelevan

Peneliti menemukan dua penelitian yang cukup relevan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, yaitu:

1. Penelitian Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum

2013 pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 yang ditulis oleh Deden Cahaya Kusuma (1103500). Dalam jurnalnya Deden Cahaya Kusuma Meneliti “Analisis Komponen-Komponen Pengembangan Kurikulum 2013 Pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013” mengatakan bahwa tugas dari komponen evaluasi terhadap sebuah kurikulum, antara lain mempertahankan SK-KD lama yang sesuai dengan SKL baru, merevisi SK-KD lama dan disesuaikan dengan SKL baru, dan menyusun SK-KD

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(54)

34

baru. Namun dalam aplikasinya, peranan dan tugas dari komponen evaluasi tersebut belum dilaksanakan secara optimal. Hal tersebut dapat dilihat dari daftar permasalahan yang terjadi pada kurikulum 2006, yang masih banyak permasalahan yang belum diperbaiki di kurikulum 2013 ini. Dari delapan permasalahan yang terjadi, hanya tiga yang telah diperbaiki yaitu aspek standar kompetensi lulusan yang diharapkan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor, serta aspek penilaian dari kompetensi lulusan yang diharapkan. Selain itu, yang telah diperbaiki adalah kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) telah terakomodasi di dalam kurikulum, tetapi itupun hanya terdapat pada kurikulum SMK saja.

Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa rancangan kurikulum yang terdapat pada Bahan Uji Publik Kurikulum 2013 memiliki komponen-komponen pengembangan kurikulum yang terdiri dari komponen tujuan, komponen isi, komponen metode, dan komponen evaluasi. Untuk komponen tujuan, isi, dan metode sudah dapat dikatakan baik, namun uuntuk komponen evaluasi masih belum berperan secara maksimal. Hal ini dapat terlihat dari beberapa permasalahan kurikulum 2006 yang masih belum diselesaikan. 2. Penelitian Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Sains yang ditulis

oleh Mundilarto. Dalam jurnalnya Munlarto meneliti “Penelitian Membangun Karakter Melalui Pembelajaran Sains”. Pada Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

(55)

35

tersebut beliau mengatakan Dalam pengembangan pendidikan karakter,seharusnya mengikuti urutan langkah-langkah, yaitu pengenalan nilai secara kognitif, pemahaman dan penghayatan nilai secara afektif, pembentukan tekad secara konatif, dan akhirnya pengamalan nilai secara nyata. Guru sains harus memberi ke

Gambar

Gambar 1. Tingkatan Taksonomi Bloom.................................................   19
Tabel 1. Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Tabel. 2 Identifikasi Kesenjangan Kurikulum
Tabel 3. Penyempurnaan Pola Pkir
+2

Referensi

Dokumen terkait

The study was based on utility national scale database of energy consumption of commercial building (DECC). The results of this study form a roadmap into hospitality sector and

Pemegang Saham dengan Kepemilikan < 5% Shares Ownership < 5% Bulan ini This Month Total sampai dengan Bulan ini Total up to this Month Dasar (Jumlah Saham)

Salah satu mata diklat yang diajarkan di Jurusan Teknik Pemesinan adalah mata diklat gambar teknik. Mata diklat gambar teknik ini sangat penting untuk membekali

Agar dapat lebih terarah, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada minat dan motivasi umat menjadi pemain gamelan pada perayaan ekaristi di Gereja Hati

yang telah berkenan menjadi ahli media dan juga memberikan penilaian, kritik, serta saran berharga dalam pengembangan multimedia interaktif ini. Bapak Andhika Brahmantara

[r]

oooo This research pervades with the report of the sources and uses of working capital regarding to the financial statement of PT Semen Padang in 2010-2011.