• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOYOLALI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI IKAN LELE DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOYOLALI"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DALAM MEMBELI IKAN LELE

DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOYOLALI

Skripsi

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis

Oleh :

ELISABET ENDAH OKTAVIASTUTI

H 0307046

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN

DALAM MEMBELI IKAN LELE

DI PASAR TRADISIONAL KABUPATEN BOYOLALI

yang dipersiapkan dan disusun oleh ELISABET ENDAH OKTAVIASTUTI

H 0307046

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal : 20 Juli 2011

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua Anggota I Anggota II

Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS NIP. 19570104 198003 2 001

Ir. Rhina Uchyani F, MS NIP. 19570111 198503 2 001

Mei Tri Sundari, SP., MSi NIP. 19780503 200501 2 002

Surakarta, Juli 2011

Mengetahui,

Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian

Dekan

(3)

commit to user

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yesus Kristus

yang telah melimpahkan kasih, berkat dan damai sejahtera-Nya sehingga penulis

dapat menyusun skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku Konsumen Dalam

Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali”.

Penulis menyadari bahwa selama penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, M.S. selaku Dekan Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, M.S., selaku Ketua Jurusan/Program Studi Sosial

Ekonomi Pertanian/Agrobisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

3. Ibu Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah memberikan nasehat, bimbingan, arahan dan masukan yang sangat

berharga bagi Penulis.

4. Ibu Ir. Rhina Uchyani Fajarningsih, MS selaku Dosen Pembimbing

Pendamping dan juga Pembimbing Akademik yang telah begitu sabar

memberikan bimbingan, nasehat dan masukan dalam penulisan skripsi ini dan

selama Penulis belajar di Fakultas Pertanian.

5. Ibu Mei Tri Sundari, SP., MSi selaku dosen penguji yang telah memberikan

arahan dan masukan demi perbaikan skripsi ini.

6. Ibu Ir. Sugiharti Mulya Handayani, M.P., selaku Ketua Komisi Sarjana

Jurusan/Program Studi Sosial Ekonomi Pertanian/Agrobisnis.

7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

atas ilmu yang telah diberikan selama masa perkuliahan penulis di Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

8. Mbak Ira, Bapak Syamsuri dan Bapak Mandimin yang dengan sabar

membantu menyelesaikan segala urusan administrasi berkenaan dengan studi

(4)

commit to user

iv

9. Seluruh karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan bantuan.

10. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali beserta Staf.

11. Kepala Kantor Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali beserta

Staf.

12. Kepala Kantor Kesbangpol dan linmas Kabupaten Boyolali beserta Staf.

13. Kepala Kantor Disperindag Kabupaten Boyolali beserta Staf.

14. Kedua orangtuaku terkasih di dalam Tuhan, Bp. Petrus M. Adi Sutoto dan Ibu

Ester Yuni Purwanti, terimakasih atas perhatian, kasih sayang yang tulus,

dukungan, nasehat dan doa yang tidak pernah berhenti. Terimakasih telah

menjadi orangtua yang terbaik untuk penulis. God bless our family.

15. Adikku terkasih, Samuel Yery Adi Nugroho, terimakasih atas doa dan

dukungannya.

16. My beloved‘ndud’, Gabriel Terry Christian Yuda, terimakasih atas dukungan,

semangat, perhatian, kasih, kesabaran dan doa di tengah kesibukan dan

pekerjaanmu.

17. Keluarga besarku, yangti, semua om dan tante, adik-adik sepupu dan

keponakan-keponakan tercinta, terima kasih atas bantuan, dukungan serta doa

restunya.

18. Kakak-kakak terkasih, Mbak Tari, Mbak Ciput, Mas Obed dan Mbak Endang,

Mas Yefta dan keluarga, terimakasih atas dukungan, persaudaraan dan

doanya.

19. Youth Generation GPdI Kristus Ajaib Tambak, Dwi, Ratih, Maria, Budi,

Wahyu, Didik, Joko, Gun, Ika, Yosi, Endah, Mas Bagus dan Mbak Heni,

Mbak Rina dan semuanya, terimakasih atas persaudaraan, dukungan dan

doanya.

20. Guru-guru Sekolah Minggu, anak-anak Sekolah Minggu dan seluruh sidang

jemaat GPdI Kristus Ajaib Tambak, terimakasih atas dukungan doanya.

21. Persekutuan Ekklesia Youth Mojosongo, semua pengurus dan anggota

(5)

commit to user

v

22. Asrama Kinasih-Kana, Mbak Ester, Miss Jackie, Miss Julie (sangat

merindukan kakak-kakakku ini), Mbak Widya, Mbak Nora, Mbak Wiwid, Eli,

Wahyu, Ester, Mbak Vanny, Hana dan Teti, Evata dan Lorry, Panggih, Valen,

Mas Tendy, Mas Firman, Mang Edo, Mang Alam, terimakasih sudah menjadi

sahabat dan saudara setiap waktu, terimakasih atas dukungan doa dan

perhatiannya selama ini.

23. Bapak dan Ibu kos, Mas Gono dan Mbak Efi, terimakasih atas perhatian, kasih

sayang dan doanya selama ini.

24.Ten sisters, my beloved gank, Budhe (Dian), Agnes, Eni, Nian, Dini, Fahmi,

Nisa, Fina, dan Tante (Widy), terimakasih atas persahabatan yang terjalin

selama 4 tahun ini. Terimakasih atas dukungan, bantuan dan semangat yang

kalian berikan selama ini. I’ll miss u all so bad, girls.

25. Teman-temanku PMKers, Raras, Dina, Lani, Desi, Sendi, Sara, Mas Guruh,

Mas Nico, Mbak Ndani, Mas Barida, Mas Adit, Mbak Epi, Cik Tiva, Eby,

semua PMKers, alumnus dan Pendamping PMK Fakultas Pertanian,

terimakasih untuk doa dan dukungannya. God bless our fellowship, guys.

26. Teman-teman HIBITU, Alya, Echa, Pepi, Sukma, Dea, Yeni, Ida, Devi, Isti,

Herlina, Nofi, Linda, Riska, Sabila, Rochmad, Diki, Tio, Prima, Maman,

Adam, Bela, Dedy, Anthony, dan semua anggota HIBITU. Terimakasih atas

persahabatan kita selama ini. Jika tua nanti kita ‘kan hidup masing-masing,

ingatlah hari ini.

27. Temanku, Susan dan Purbo, terimakasih atas bantuannya selama penelitian.

28. Semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu persatu, terimakasih.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun di

kesempatan yang akan datang. Akhirnya Penulis berharap semoga skripsi ini

berguna bagi para pembaca.

Surakarta, Juli 2011

(6)

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

RINGKASAN ... xii

SUMMARY ... xiii

I. PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang ... 1

B.Perumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Kegunaan Penelitian ... 5

II. LANDASAN TEORI ... 6

A. Penelitian Terdahulu ... 6

B. Tinjauan Pustaka ... 10

1. Komoditi Ikan dan Ikan Lele ... 10

2. Pemasaran ... 11

3. Pasar dan Pasar Tradisional ... 13

4. Bauran Pemasaran ... 15

5. Perilaku Konsumen ... 16

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah ... 21

D. Pembatasan Masalah ... 25

E. Hipotesis ... 25

F. Asumsi ... 26

G. Definisi Operasional dan Konsep Pengukuran Variabel ... 26

III.METODE PENELITIAN ... 31

A.Metode Dasar Penelitian ... 31

B.Metode Pengumpulan Data ... 31

1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ... 31

2. Metode Penentuan Lokasi Penelitian ... 32

3. Metode Penentuan Sampel Responden ... 35

C.Jenis dan Sumber Data ... 37

D.Teknik Pengumpulan Data ... 38

(7)

commit to user

vii

IV.KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN... 41

A. Kabupaten Boyolali ... 41

1. Keadaan Alam ... 41

2. Keadaan Penduduk ... 43

3. Keadaan Perekonomian ... 47

4. Keadaan Perikanan ... 49

B. Pasar Kota Boyolali ... 51

1. Kondisi Umum Pasar Kota Boyolali ... 51

2. Letak dan Luas Pasar Kota Boyolali ... 52

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Pasar Kota Boyolali ... 52

4. Kebijakan Pemasaran Pasar Kota Boyolali ... 53

C. Pasar Sunggingan ... 54

1. Kondisi Umum Pasar Sunggingan ... 54

2. Letak dan Luas Pasar Sunggingan ... 55

3. Struktur Organisasi dan Tata Kerja Pengelola Pasar Sunggingan . 55 4. Kebijakan Pemasaran Pasar Sunggingan ... 56

V. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 58

A. Hasil Penelitian ... 58

1. Karakteristik Responden Ikan Lele ... 58

2. Perilaku Beli Konsumen dalam Proses Pengambilan Keputusan Pembelian Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali ... 62

3. Analisis Faktor ... 69

B. Pembahasan ... 85

VI.KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

B. Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93

(8)

commit to user

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

1. Kandungan Gizi Ikan Lele per 100 gr ... 2

2. Produksi Komoditi Utama Budidaya Perikanan pada Tahun 2005-2009 di Kabupaten Boyolali (dalam satuan ton) ... 3

3. Produksi Perikanan untuk Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 32

4. Jumlah Pedagang dan Pedagang Ikan Lele yang Berjualan di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali ... 34

5. Tempat Pembelian Ikan Lele, Jumlah Pedagang Ikan Lele, dan Jumlah Responden di Pasar Kota Boyolali dan Pasar Sunggingan... 37

6. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Boyolali Tahun 2003-2009 ... 43

7. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ... 44

8. Keadaan Penduduk Usia Lima Tahun ke Atas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ... 45

9. Penduduk Kabupaten Boyolali Usia 10 Tahun ke Atas Menurut Lapangan Pekerjaan Utama Tahun 2009 ... 46

10. Sarana Perhubungan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ... 48

11. Fasilitas Perdagangan di Kabupaten Boyolali Tahun 2009 ... 49

12. Jumlah Areal Budidaya Perikanan Air Tawar di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 49

13. Produksi dan Nilai Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 50

14. Jumlah Pedagang di Pasar Kota Boyolali ... 52

15. Jumlah Pedagang di Pasar Sunggingan ... 55

16. Karakteristik Responden menurut Jenis Kelamin ... 58

17. Karakteristik Responden menurut Kelompok Umur ... 59

18. Karakteristik Responden menurut Tingkat Pendidikan ... 59

19. Karakteristik Responden menurut Mata Pencaharian ... 60

(9)

commit to user

ix

21. Karakteristik Responden menurut Jumlah Anggota Keluarga ... 62

22. Perilaku Beli Konsumen menurut Alasan Responden Berbelanja di Pasar Tradisional ... 63

23. Perilaku Beli Konsumen menurut Frekuensi Pembelian Ikan Lele... 64

24. Perilaku Beli Konsumen menurut Jumlah Pembelian Ikan Lele ... 65

25. Perilaku Beli Konsumen menurut Kandungan Gizi Ikan Lele yang Dipertimbangkan ... 65

26. Perilaku Beli Konsumen menurut Harga Ikan Lele per Kilogram .... 67

27. Perilaku Beli Konsumen menurut Bentuk Promosi ... 68

28. Perilaku Beli Konsumen menurut Besarnya Potongan Harga ... 69

29. Summated Rating Scale Variabel Kandungan Gizi... 70

30. Summated Rating Scale Variabel Ukuran ... 71

31. Summated Rating Scale Variabel Warna ... 71

32. Summated Rating Scale Variabel Kebersihan Tubuh ... 72

33. Summated Rating Scale Variabel Harga ... 72

34. Summated Rating Scale Variabel Promosi... 73

35. Summated Rating Scale Variabel Potongan Harga ... 73

36. Summated Rating Scale Variabel Jarak Pasar ... 74

37. Summated Rating Scale Variabel Lokasi Pasar ... 75

38. Summated Rating Scale Variabel Kenyamanan Pasar ... 75

39. Summated Rating Scale Variabel Pelayanan Pasar ... 76

40. Summated Rating Scale Variabel Kebersihan Pasar ... 76

41. Summated Rating Scale Variabel Keamanan Pasar ... 77

42. KMO (Kaiser Meyer Olkin), Measures of Sampling Adequacy and Bartlett’s Test ... 77

43. Hasil Perhitungan Analisis Faktor ... 79

44. Communalities ... 80

45. Angka Eigenvalue dan Proporsi Varian dari Tiap Faktor ... 82

(10)

commit to user

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler ... 17

2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah ... 25

3. Produksi Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009 ... 50

4. Struktur Organisasi Pengelola Pasar Kota Boyolali ... 53

(11)

commit to user

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Karakteristik Responden

Lampiran 2. Profil Perilaku Konsumen

Lampiran 3. Identifikasi Faktor dalam Pembelian Ikan Lele

Lampiran 4. Hasil Analisis Faktor

Lampiran 5. Kuisioner Penelitian

Lampiran 6. Peta Kabupaten Boyolali

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian

(12)

commit to user

xii

RINGKASAN

Elisabet Endah Oktaviastuti, H0307046. 2011. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kabupaten Boyolali. Fakultas

Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Endang Siti Rahayu, MS. dan Ir. Rhina Uchyani F, MS.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele, mengkaji variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam keputusan membeli ikan lele dan mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

Metode dasar penelitian menggunakan metode deskriptif analitis. Daerah penelitian dilaksanakan di Kabupaten Boyolali. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara purposive. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah judgement sampling, di mana peneliti berada di tempat penelitian untuk melakukan penyebaran kuesioner ataupun wawancara. Jumlah sampel yang diambil adalah 96 orang pembeli yang didasarkan pada tingkat kepercayaan sebesar 95%. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data secara observasi, wawancara, dan pencatatan. Metode analisis data dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah suatu analisis yang digunakan untuk mereduksi, meringkas dari banyak variabel menjadi beberapa faktor. Analisis faktor menggunakan data yang berasal dari pendapat responden terhadap 13 variabel ikan lele yang diamati.

(13)

commit to user

xiii

SUMMARY

Elisabet Endah Oktaviastuti, H0307046. 2011. Analysis of Consumer Behavior to Buy Catfish At Traditional Market Boyolali Regency. Faculty of Agriculture, Sebelas Maret University. Under the guidance of Prof. Dr. Ir. Siti Rahayu Endang, MS. and Ir. Rhina Uchyani F, MS.

The aims of these reasearch to examine the factors considered by consumers in buying catfish, examines the dominant variables considered in the decision to buy catfish, and knowing the consumer behavior in making decision to buy catfish at traditional market Boyolali Regency.

The basic method of research used is analytical descriptive method. Area of research conducted in Boyolali Regency. Determination of the location of the research is done purposively. Sampling method used in this study is judgment sampling, where the researcher is in the place to make the distribution of research questionnaires or interviews. The number of samples taken was 96 buyers based on the confidence level of 95%. The types of data used in this study are the primary data and secondary data with observation data collection techniques, interviews, and recording. Method of data analysis used is factor analysis. Factor analysis is an analysis used to reduce, summarize the many variables into several factors. Factor analysis using data derived from the opinions of respondents on 13 variables observed catfish.

The results of factor analysis showing there are four factors to be considered by consumer in purchasing catfish at traditional markets Boyolali Regency. These four factors based on the priority are place factor (16.987%), product factor (13.427%), price factor (11.674%), and promotion factors (9.288%). Dominant variables considered by consumers in buying catfish at traditional market Boyolali Regency are place factor is safety of the market variable (factor loading 0.851), for product factor is size variable (factor loading 0.605), price factor is price variable (factor loading 0.757), and promotion factor is promotion variable (factor loading 0.794).

(14)

commit to user

(15)

commit to user

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh

pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama, baik dalam jumlah, mutu

maupun gizi. Kebutuhan gizi manusia harus dipenuhi agar pertumbuhan dan

perkembangan tubuh tidak terganggu. Tetapi saat ini, banyak masyarakat

Indonesia yang mengalami kekurangan pangan dan kebutuhan gizi tidak

tercukupi. Salah satu kebutuhan gizi masyarakat yang umumnya tidak

tercukupi adalah protein. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot

molekul tinggi yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino

yang dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida (Syamsul, 2010).

Protein berguna sebagai enzim, alat pengangkut dan penyimpan, penunjang

makanan dan pengendali pertumbuhan.

Protein merupakan salah satu gizi yang terdapat dalam tumbuhan

maupun hewan. WHO (World Health Organization) mengungkapkan bahwa

protein yang berasal dari hewan dapat memenuhi kebutuhan asam amino yang

diperlukan oleh tubuh manusia. Ikan sebagai salah satu bahan pangan,

memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Protein yang terkandung

dalam ikan dapat memenuhi dua pertiga kebutuhan protein manusia

(Anonim, 2010a). Jenis ikan sebagai sumber protein antara lain yaitu mujair,

tawes, bandeng, tengiri, karper, nila, kembung, meniran, dan termasuk di

dalamnya adalah ikan lele.

Ikan lele adalah ikan budidaya air tawar yang sangat populer. Lele

disukai konsumen karena rasanya enak, berdaging lunak, sedikit tulang dan

tidak berduri (Suyanto, 2002). Kandungan gizi di dalam ikan lele tergolong

tinggi dan dapat dilihat pada Tabel 1.

(16)

commit to user Tabel 1. Kandungan Gizi Ikan Lele per 100 gr

Kandungan Gizi Nilai Satuan

Kadar air

Sumber : Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, 2010

Tabel 1 menunjukkan bahwa kandungan gizi yang terdapat dalam ikan lele

cukup lengkap. Hal inilah yang menyebabkan ikan lele dikonsumsi oleh

masyarakat, termasuk di dalamnya masyarakat Kabupaten Boyolali.

Berdasarkan Laporan Pemerataan Pendapatan dan Pola Konsumsi

Penduduk Jawa Tengah di Kabupaten Boyolali, diketahui bahwa pola

konsumsi masyarakat Kabupaten Boyolali terhadap ikan lele semakin

meningkat. Hal ini ditunjukkan oleh data rata-rata pengeluaran per kapita

sebulan untuk bahan makanan daging dan ikan masyarakat Kabupaten

Boyolali. Pada tahun 2006, rata-rata pengeluaran per kapita sebulan untuk

bahan makanan daging dan ikan adalah sebesar Rp 12.902,45 dan pada tahun

2007 meningkat menjadi sebesar Rp 13.451,94. Peningkatan pengeluaran

tersebut menunjukkan gambaran umum tentang pola konsumsi masyarakat

Kabupaten Boyolali yang meningkat terhadap konsumsi daging dan ikan,

termasuk di dalamnya konsumsi ikan lele.

Pola konsumsi ikan lele yang meningkat di Kabupaten Boyolali

menyebabkan permintaan ikan lele di wilayah tersebut meningkat. Permintaan

ikan lele yang meningkat di wilayah tersebut mendorong produsen untuk

meningkatkan produksi, agar dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan

(17)

commit to user

dapat dilihat dari potensi perikanan di Kabupaten Boyolali yang ditunjukkan

oleh Tabel 2.

Tabel 2. Produksi Komoditi Utama Budidaya Perikanan pada Tahun 2005-2009 di Kabupaten Boyolali (dalam satuan ton)

Jenis Budidaya 2005 2006 2007 2008 2009

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali, 2010

Tabel 2 menunjukkan bahwa produksi untuk ikan lele menempati posisi

tertinggi di antara produksi jenis ikan lainnya yang dibudidayakan di

Kabupaten Boyolali. Dilihat dari perkembangannya, dapat dinyatakan bahwa

produksi ikan lele meningkat dari tahun 2005 hingga tahun 2009. Peningkatan

produksi ikan lele ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan permintaan

konsumen ikan lele yang semakin meningkat di Kabupaten Boyolali. Agar

kebutuhan dan permintaan konsumen dapat terpenuhi, produsen memasarkan

ikan lelenya kepada konsumen.

Kebiasaan konsumen di Kabupaten Boyolali dalam membeli ikan lele

dilakukan di pasar tradisional. Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya

penjual dan pembeli yang ditandai dengan adanya transaksi secara langsung,

dengan ciri khas adanya proses tawar-menawar. Bangunan pasar tradisional

terdiri dari kios atau gerai, los dan dasaran terbuka. Pasar tradisional menjual

kebutuhan sehari-hari, diantaranya adalah bahan makanan berupa ikan, buah,

sayur, telur, daging, kain, pakaian, jasa dan lain-lain (Anonim, 2010b). Pasar

tradisional berfungsi sebagai tempat jual-beli barang, wadah kegiatan ekonomi

di Kabupaten Boyolali, menciptakan interaksi sosial yang erat, dan sarana

rekreasi dengan suasana pasar yang khas.

Untuk mengantisipasi persaingan yang ketat di pasar tradisional, para

produsen dan pemasar diharapkan dapat menyediakan ikan lele yang sesuai

dengan kebutuhan konsumen dan dapat memasarkannya dengan strategi

pemasaran yang baik. Perubahan cara pemasaran yang semula berorientasi

(18)

commit to user

pemasar ikan lele untuk memahami perilaku konsumen sebaik mungkin,

sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan konsumen dan

menyusun strategi penyediaan ikan lele yang lebih baik dalam memenuhi

kebutuhan konsumen.

B. Perumusan Masalah

Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang memiliki

kandungan gizi yang penting untuk kesehatan tubuh manusia. Gizi yang

terkandung antara lain sumber energi, protein, lemak, kalsium, fosfor, zat besi,

natrium, tiamin, riboflavin dan niasin (Daniwara, 2010). Rasa dagingnya yang

khas dan harganya yang terjangkau menyebabkan semakin meningkatnya

peminat ikan lele.

Konsumen dalam mengkonsumsi suatu produk tidak menginginkan

produk tersebut secara langsung, tetapi menginginkan atribut (sifat) yang

dimiliki produk tersebut. Demikian pula halnya dalam mengkonsumsi ikan

lele, konsumen menginginkan atribut (sifat) yang dimiliki ikan lele. Sesuai

dengan konsep pemasaran, produsen atau pemasar akan berusaha memenuhi

keinginan dan kebutuhan konsumen.

Banyaknya faktor yang mempengaruhi seorang konsumen untuk

memutuskan produk yang akan dibelinya, akan mempengaruhi perilaku beli

konsumen tersebut. Pengetahuan yang baik mengenai perilaku keputusan

pembelian konsumen terhadap suatu produk berguna bagi upaya

pengembangan produk, agar lebih sesuai dengan keinginan dan kebutuhan

konsumen. Salah satu upaya untuk memahami perilaku tersebut adalah dengan

mengetahui faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam

keputusan pembelian ikan lele. Oleh sebab itu, perlu adanya penelitian tentang

perilaku konsumen ikan lele.

Berdasarkan uraian tersebut, permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor apa sajakah yang dipertimbangkan konsumen dalam

(19)

commit to user

2. Variabel-variabel apakah yang dominan dipertimbangkan dalam keputusan

membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali?

3. Bagaimanakah perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli

ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali.

2. Mengkaji variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam

keputusan membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali.

3. Mengetahui perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan

membeli ikan lele di pasar tradisional di Kabupaten Boyolali.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi produsen dan pemasar ikan lele, penelitian ini dapat bermanfaat

untuk memberikan wawasan yang berkaitan dengan perilaku konsumen

ikan lele dan sebagai dasar pertimbangan untuk menyusun strategi

pemasaran ikan lele di Kabupaten Boyolali.

2. Bagi akademisi dan peminat masalah pemasaran, penelitian ini dapat

menjadi sumber informasi dan referensi berkaitan dengan perilaku

konsumen.

3. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan

tentang perilaku konsumen ikan lele dan merupakan persyaratan untuk

menyelesaikan studi di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

(20)

commit to user

II. LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu merupakan landasan teori untuk penelitian

berikutnya. Hasil penelitian mengenai komoditi ikan sudah banyak dilakukan,

diantaranya adalah sebagai berikut :

Penelitian Samsundari (2007) mengenai Identifikasi Ikan Segar yang

Dipilih Konsumen beserta Kandungan Gizinya pada Beberapa Pasar

Tradisional di Kota Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

jenis-jenis ikan yang banyak dipilih konsumen dan untuk mengetahui

komposisi gizi dari beberapa jenis ikan segar yang paling disukai oleh

konsumen di pasar tradisional Kota Malang. Hasil yang didapatkan dari

penelitian ini adalah ikan-ikan segar yang paling banyak dipilih konsumen

adalah ikan mujair sebesar 510 kg (21,47%), ikan meniran 391 kg (16,46%)

dan ikan lele sebesar 340 kg (14,30%). Komposisi gizi ikan mujair adalah

bahan kering 20,49%, air 79,51%, protein kasar 10,05% dan lemak kasar

0,38%. Komposisi gizi ikan meniran adalah bahan kering 20,52, air 79,48%,

protein kasar 8,84% dan lemak kasar 4,95%. Sedangkan komposisi gizi ikan

lele adalah bahan kering 20,48%, air 79,52%, protein kasar 10,07% dan lemak

kasar 5,1%.

Penelitian Wijayanto (2007) mengenai Analisis Preferensi Konsumen

terhadap Ikan Bandeng Segar di Pasar Tradisional Kota Surakarta. Penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui atribut ikan bandeng segar yang menjadi

preferensi konsumen di pasar tradisional Kota Surakarta dan mengetahui

atribut yang dipertimbangkan konsumen dalam melakukan pembelian ikan

bandeng segar di pasar tradisional Kota Surakarta. Hasil analisis menunjukkan

bahwa ikan bandeng segar yang menjadi preferensi konsumen di pasar

tradisional Kota Surakarta adalah ikan bandeng dengan atribut keadaan mata

yang bersinar cerah/terang dan menonjol, kekenyalan daging ikan elastis,

kebersihan kulit sisik bersih dan ukuran ikan sedang (3-4 ekor per kilogram).

Sedangkan atribut ikan bandeng segar yang dipertimbangkan sampai kurang

(21)

commit to user

dipertimbangkan adalah keadaan mata, kekenyalan daging ikan, kebersihan

kulit sisik dan ukuran ikan.

Penelitian mengenai komoditi ikan dan sumber protein hewani lain di

atas dapat menjadi rujukan pada penelitian ini untuk meneliti ikan lele,

dikarenakan komoditi yang diteliti pada penelitian di atas memiliki

karakteristik yang hampir sama dengan ikan lele, yaitu merupakan produk dari

sektor perikanan yang mengandung sumber protein hewani yang penting bagi

tubuh. Penelitian ini meneliti ikan lele karena di antara jenis ikan lainnya

(mujair, kakap dan nila merah), ikan lele adalah ikan yang paling banyak

dijual dalam keadaan segar di pasar tradisional Kabupaten Boyolali. Hal ini

ditunjukkan dengan jumlah ikan segar yang paling banyak dibawa oleh

pedagang untuk dijual di pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah ikan

lele. Penelitian terdahulu memberikan gambaran mengenai preferensi dan

tingkat konsumsi masyarakat terhadap ikan.

Penelitian terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi

perilaku beli konsumen sudah banyak dilakukan, diantaranya adalah :

Penelitian Yusri dkk (2007) mengenai Analisis Konsumsi Pangan

Sumber Protein Hewani di Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui keragaan konsumsi pangan hewani di propinsi Sumatera

Barat dan perilaku permintaan pangan hewani yang ditunjukkan oleh nilai

elastisitas permintaan pangan hewani, mencakup elastisitas harga sendiri,

elastisitas silang dan elastisitas pendapatan. Hasil penelitian menunjukkan

telur dan ikan merupakan komoditi yang paling banyak dikonsumsi oleh

rumah tangga di Sumatera Barat untuk pemenuhan sumber protein hewani.

Permintaan rumah tangga di Sumatera Barat terhadap komoditi daging ternak

dan daging unggas lebih responsif terhadap perubahan pendapatan

dibandingkan dengan perubahan harga. Sedangkan permintaan untuk ikan dan

telur lebih responsif terhadap perubahan harga dari pada perubahan

pendapatan.

Penelitian Parlin (2010) mengenai Analisis Marketing Mix terhadap

(22)

commit to user

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh efektifitas marketing mix

yang meliputi kebijakan produk, harga, promosi dan distribusi terhadap

keputusan beli konsumen daging ayam dan ayam goreng di kota Jakarta. Hasil

penelitian menunjukkan efektifitas marketing mix yang terdiri dari faktor

produk, harga, promosi dan distribusi memiliki pengaruh terhadap keputusan

beli konsumen. Faktor produk, harga dan distribusi berpengaruh terhadap

keputusan beli konsumen secara bersama-sama, tetapi promosi memiliki

pengaruh terhadap keputusan beli konsumen secara parsial. Secara individu,

faktor yang berpengaruh adalah faktor harga dan distribusi, sedangkan faktor

produk dan promosi secara individu tidak memiliki pengaruh terhadap

keputusan beli konsumen.

Penelitian terdahulu tentang faktor yang mempengaruhi perilaku beli

konsumen memberikan gambaran pada penelitian ini tentang faktor yang

mempengaruhi konsumen dalam membeli suatu produk. Penelitian tersebut

menjadi rujukan pada penelitian ini, dalam menginspirasi dan memilih faktor

bauran pemasaran untuk diteliti sebagai faktor yang mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli ikan lele.

Penelitian terdahulu mengenai perilaku konsumen sudah banyak

dilakukan, baik perilaku konsumen di pasar modern maupun di pasar

tradisional dengan komoditi yang berbeda-beda, seperti perilaku konsumen

dalam membeli buah pisang, jeruk, ikan kakap merah, daging ayam, kopi, teh,

kecap dan lainnya. Namun, penelitian yang menggunakan analisis faktor

sebagai alat analisis hanya beberapa, antara lain :

Penelitian Andana Permanasari (2007) mengenai Analisis Perilaku

Konsumen Dalam Membeli Buah Pisang Ambon di Pasar Tradisional di Kota

Palembang. Penelitian ini menggunakan analisis faktor, dapat diketahui

bahwa faktor-faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam pembelian

pisang ambon di pasar tradisional di Kota Palembang dimulai dari faktor yang

memberikan pengaruh paling besar secara berurutan adalah faktor produk,

faktor harga, faktor tempat dan faktor penampilan. Variabel-variabel yang

(23)

commit to user

tradisional di Kota Palembang untuk tiap faktor produk yaitu variabel rasa;

faktor harga adalah variabel harga buah; faktor tempat adalah variabel jarak

pasar serta faktor penampilan yaitu variabel ketebalan daging buah.

Penelitian Diana (2008) mengenai Analisis Perilaku Konsumen dalam

Membeli Ikan Lele di Pasar Tradisional Kota Surakarta. Penelitian ini

bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen

dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kota Surakarta dan mengkaji

variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam keputusan membeli

ikan lele di pasar tradisional Kota Surakarta. Hasil analisis dengan

menggunakan analisis faktor menunjukkan bahwa faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele di Pasar Tradisional

Kota Surakarta secara berurutan adalah faktor tempat, faktor produk dan

faktor harga. Sedangkan variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan

konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional Kota Surakarta pada

masing-masing faktor adalah variabel kebersihan pada faktor tempat, variabel

ukuran pada faktor produk dan variabel harga ikan lele pada faktor harga.

Penelitian terdahulu tentang analisis faktor memberikan rujukan pada

penelitian ini untuk menggunakan analisis faktor sebagai alat analisis.

Penelitian terdahulu menginspirasi penelitian ini untuk menganalisis faktor

yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele dan variabel

dominan yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele dengan

menggunakan analisis faktor.

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas, dapat diketahui bahwa terdapat

persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada kesamaan

komoditi yang diteliti, yaitu ikan lele; pada faktor-faktor yang

dipertimbangkan konsumen yaitu faktor bauran pemasaran; dan pada metode

analisis data yang digunakan yaitu metode analisis faktor.

Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah

pada faktor bauran pemasaran yang diteliti dan variabel yang diteliti.

(24)

commit to user

yang mempengaruhi keputusan beli konsumen. Sedangkan dalam penelitian

ini, faktor yang diteliti adalah faktor promosi dan tempat. Penelitian ini tidak

meneliti faktor distribusi dan penampilan. Hal ini dikarenakan faktor distribusi

(proses penyaluran ikan lele dari produsen kepada konsumen) termasuk dalam

faktor tempat, sehingga tidak perlu diteliti. Penampilan fisik semua ikan lele

dianggap sama, sehingga konsumen tidak mempertimbangkan faktor

penampilan dalam membeli ikan lele dan faktor penampilan tidak perlu

diteliti. Faktor promosi dan tempat diteliti dalam penelitian ini karena

faktor-faktor ini kemungkinan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen

ikan lele.

Perbedaan lainnya pada penelitian ini adalah adanya variabel potongan

harga dalam faktor promosi dan variabel lokasi pasar dalam faktor tempat,

dimana variabel-variabel ini tidak diteliti dalam penelitian terdahulu. Variabel

potongan harga dan lokasi pasar kemungkinan dipertimbangkan oleh

konsumen dalam keputusan pembelian ikan lele, sehingga dimasukkan sebagai

variabel yang diteliti dalam penelitian ini. Berkaitan dengan pembelian di

pasar tradisional, pada penelitian terdahulu dinyatakan bahwa konsumen

umumnya membeli di pasar tradisional karena pasar tradisional menampung

banyak penjual yang mewakili golongan pedagang menengah ke bawah.

Sedangkan dalam penelitian ini, konsumen membeli di pasar tradisional

karena pasar modern di Kabupaten Boyolali tidak menyediakan ikan lele,

sehingga konsumen hanya dapat membeli ikan lele di pasar tradisional.

Berdasarkan perbedaan-perbedaan inilah, penelitian ini perlu dilakukan

sehingga hasilnya dapat membantu para produsen dan pemasar untuk

mengetahui perilaku konsumen dalam membeli ikan lele.

B. Tinjauan Pustaka

1. Komoditi Ikan dan Ikan Lele

Ikan adalah anggota vertebrata berdarah dingin yang hidup di air dan

bernafas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata paling

beranekaragam dengan jumlah spesies lebih dari 27.000 di seluruh dunia.

(25)

commit to user

baik air tawar, air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi.

Dalam tubuh ikan terdapat sumber makanan yang penting bagi manusia

(Anonim, 2010c).

Sebagai bahan pangan, ikan merupakan sumber protein, lemak,

vitamin dan mineral yang sangat baik dan prospektif. Tingginya

kandungan protein dan vitamin dalam ikan membantu pertumbuhan

anak-anak dan balita. Ikan yang hidup di air tawar sangat banyak jumlahnya.

Jenis ikan air tawar yang banyak dikonsumsi adalah sidat, gurame, jambal,

mas, nila merah, tawes, karper, nilem, tambakan, mujair, gabus, betok, dan

lele (Siswono, 2003).

Ikan lele adalah ikan air tawar yang sangat popular di Indonesia.

Menurut klasifikasi berdasar taksonomi, ikan lele digolongkan sebagai

berikut :

Filum : Chordata, ialah binatang bertulang belakang

Kelas : Pisces, ialah bangsa ikan yang mempunyai insang untuk

bernafas

Subkelas : Teleostei, ialah ikan yang bertulang keras

Ordo : Ostariophysi, ialah ikan yang di dalam rongga perutnya

sebelah atas memiliki tulang sebagai alat perlengkapan

keseimbangan disebut tulang weber

Subordo : Siluroidae, ialah ikan yang bentuk tubuhnya memanjang

berkulit licin (tak bersisik)

Famili : Clariidae, ialah kelompok ikan dengan ciri khas, yaitu

bentuk kepalanya pipih dengan lempeng tulang keras

sebagai batok kepala, bersungut, sirip dada ada patil dan

memiliki alat pernapasan tambahan di bagian depan rongga

insang.

Genus : Clarias (Suyanto, 2002).

2. Pemasaran

Proses yang mengakibatkan aliran produk melalui suatu sistem dari

(26)

commit to user

dapat didefinisikan sebagai telaah terhadap aliran produk secara fisis dan

ekonomik, dari produsen melalui pedagang perantara ke konsumen.

Pemasaran melibatkan banyak kegiatan yang berbeda, yang menambah

nilai produk pada saat produk bergerak melalui sistem tersebut

(Downey dan Erickson, 1992).

Pemasaran atau marketing adalah semua kegiatan usaha yang

diperlukan untuk mengakibatkan terjadinya pemindahan milik daripada

barang dan jasa dan untuk menyelenggarakan distribusi fisiknya. Sasaran

dari pemasaran adalah arus pemindahan baik fisik maupun kepemilikan

daripada barang atau jasa sejak dari produsen sampai kepada konsumen

terakhir (Sigit, 1982). Fungsi pemasaran adalah fungsi pembelian, fungsi

penjualan, transportasi, pergudangan, standarisasi, financing, pemikulan

resiko dan penerangan pasar.

Menurut Kotler (1996), pengertian pemasaran adalah suatu proses

sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan, dengan menciptakan dan mempertukarkan produk

dan nilai dengan individu dan kelompok lainnya. Definisi pemasaran

tersebut bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut: kebutuhan,

keinginan dan permintaan, produk, nilai (value) dan kepuasan, pertukaran

atau transaksi, pasar, serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran berarti

bekerja dengan pasar untuk mewujudkan pertukaran yang potensial

dengan maksud memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

Konsep pemasaran menurut Soekartawi (2002) beranggapan bahwa

produk yang dihasilkan harus berorientasi pada kebutuhan konsumen.

Karena selera dan kebutuhan konsumen terus berubah, maka macam dan

kualitas produk perlu pembaharuan sehingga muncul pengertian baru

dalam konsep pemasaran, yaitu konsep pemasaran strategis dan konsep

pemasaran kemasyarakatan. Pada konsep pemasaran strategis, konsumen

individu bukan satu-satunya sasaran. Sedangkan pada konsep pemasaran

kemasyarakatan, bukan saja kebutuhan pasar yang dipenuhi, tetapi juga

(27)

commit to user

konsumen dan masyarakat. Dalam mendesain konsep pemasaran, peranan

konsumen, masyarakat dan lingkungan perlu mendapatkan perhatian

khusus. Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain konsep

pemasaran, yaitu :

a. Identifikasi keinginan konsumen

b. Identifikasi terhadap produk yang dipasarkan

c. Identifikasi konsumen, sekaligus menciptakan dan membina

konsumen.

Pemasaran meliputi berbagai aspek keputusan dan kegiatan yang

ditujukan untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan guna

menghasilkan laba. Pemasaran harus berorientasi pada pelanggan dan

bukan pada produk karena kebutuhan dan selera pelanggan terus berubah,

sehingga program pemasaran juga harus selalu disesuaikan. Produsen dan

pemasar harus menentukan keputusan pemasaran yang tepat dalam

usahanya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen, karena

setiap keputusan pemasaran akan mempengaruhi daya beli konsumen.

Pemasaran mengakibatkan adanya pertemuan antara penjual dan

konsumen untuk bertransaksi dan terbentuklah pasar.

3. Pasar dan Pasar Tradisional

Pemasaran dimulai dengan adanya proses pemenuhan kebutuhan dan

keinginan manusia (Anonim, 2011d). Proses pemenuhan kebutuhan dan

keinginan ini mengakibatkan adanya pertemuan atau transaksi antara pihak

yang menjual kebutuhan dengan pihak yang membutuhkan. Proses inilah

yang akan menyebabkan terbentuknya pasar.

Pasar adalah tempat bertemunya calon penjual dan calon pembeli

barang dan jasa. Pasar terdiri dari semua pelanggan potensial yang

mempunyai kebutuhan atau keinginan tertentu yang mungkin bersedia dan

mampu melibatkan diri dalam suatu pertukaran guna memuaskan

kebutuhan dan keinginan tersebut (Kotler, 1999). Di pasar, antara penjual

dan pembeli akan melakukan transaksi/kesepakatan dalam kegiatan jual

(28)

commit to user

Pasar dibedakan menurut jenisnya, yaitu jenis pasar menurut wujud,

menurut barang yang diperjualbelikan, menurut hari, menurut luas

jangkauannya dan menurut cara transaksinya. Pasar menurut wujud yaitu

pasar nyata dan pasar abstrak. Pasar menurut barang yang diperjualbelikan

yaitu pasar hewan, pasar sayur, pasar buah, pasar ikan dan daging, serta

pasar loak. Pasar menurut hari misalnya pasar Senen, pasar Rebo, dan

lain-lain. Pasar menurut luas jangkauannya yaitu pasar lokal, pasar daerah,

pasar nasional dan pasar internasional. Pasar menurut cara transaksinya

dibedakan menjadi pasar modern dan pasar tradisional (Anonim, 2011d).

Pasar modern adalah pasar dimana penjual dan pembeli tidak

bertransaksi secara langsung, melainkan pembeli melihat label harga yang

tercantum dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan

pelayanannya dilakukan secara mandiri atau dilayani oleh pramuniaga.

Barang-barang yang dijual adalah bahan makanan dan sebagian besar

barang lainnya yang dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.

Contoh dari pasar modern adalah hypermarket, pasar swalayan

(supermarket), dan minimarket. Pasar modern di Kabupaten Boyolali tidak

menjual ikan lele, sehingga konsumen ikan lele di Kabupaten Boyolali

memperoleh ikan lele dari pasar tradisional.

Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli

yang ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung,

dengan ciri khas adanya proses tawar-menawar. Bangunan terdiri dari

kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual

maupun suatu pengelola pasar. Pasar tradisional menjual kebutuhan

sehari-hari seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur, telur,

daging, kain, pakaian, jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual

kue-kue dan barang-barang lainnya (Anonim, 2010b).

Menurut Indra (2007), pasar tradisional memiliki beberapa kelebihan

yang tidak dimiliki pasar modern. Masih adanya kontak sosial saat

tawar-menawar antara pedagang dan pembeli. Di pasar modern, harga

(29)

commit to user

perekonomian rakyat pada umumnya. Pasar tradisional menyediakan

barang-barang konsumsi masyarakat seperti sayuran, buah-buahan, beras,

daging ayam, berbagai jenis ikan dan lain-lain.

Di dalam pasar tradisional, terdapat persaingan antar pedagang

dalam menjual produknya kepada konsumen. Kondisi persaingan pasar

yang ketat mendorong para produsen dan pemasar bersaing untuk

menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Produsen

dan pemasar harus menentukan keputusan pemasaran yang tepat karena

setiap keputusan pemasaran akan mempengaruhi perilaku beli konsumen.

Bauran pemasaran adalah keputusan variabel pemasaran yang merupakan

bagian dari pemasaran, sehingga faktor-faktor dalam bauran pemasaran

tersebut akan mempengaruhi perilaku beli konsumen.

4. Bauran Pemasaran

Bauran pemasaran adalah kegiatan yang merupakan inti dari sistem

pemasaran, variabel mana yang dapat dikendalikan oleh perusahaan untuk

mempengaruhi reaksi para pembeli atau konsumen. Marketing mix (bauran

pemasaran) adalah serangkaian marketing decision variables (keputusan

variabel pemasaran) dari sebuah perusahaan pada suatu saat tertentu.

Marketing mix terdiri dari faktor-faktor yang disebut 4 P, yaitu Product

(produk), Price (harga), Promotion (promosi) dan Place (tempat)

(Sumawihardja dkk, 1991).

Rencana pemasaran strategik memadukan semua kegiatan dan

sumber daya bisnis secara logis guna memenuhi kebutuhan pelanggan dan

menghasilkan laba. Rencana tersebut terdiri dari keputusan-keputusan

pemasaran yang harus saling melengkapi. Bidang-bidang keputusan ini

sering disebut sebagai bauran pemasaran. Keputusan tersebut ialah :

a. Keputusan mengenai produk

b. Keputusan mengenai harga

c. Keputusan mengenai promosi

d. Keputusan mengenai tempat

(30)

commit to user

Kebijakan produk dilakukan untuk tujuan mengurangi resiko rugi.

Caranya dengan membuat produk baru dengan pasar yang ada atau pasar

baru, memasarkan produk lama dengan kombinasi produk baru yang

saling mendukung baik pada pasar lama maupun pasar baru dan

sebagainya. Kebijakan harga ditentukan pada imbangan input dan output.

Kebijaksanaan harga diperlukan untuk bermacam-macam tujuan agar

produsen tetap mendapatkan keuntungan dan konsumen tidak dirugikan.

Kebijakan distribusi adalah mengatur barang agar tersebar sesuai dengan

kebutuhan konsumen. Kebijaksanaan ini menjadi penting khususnya di

negara atau daerah yang lokasinya terpencar. Kebijakan promosi menjadi

penting sekali bila produk yang dihasilkan adalah produk baru dan daerah

pemasaran adalah daerah baru. Maksud dari kebijakan ini adalah untuk

memperluas pasar dan meningkatkan volume penjualan serta

meningkatkan laba. Di sisi lain, walaupun produk yang dihasilkan produk

lama, tetapi karena diinginkan adanya penetrasi pasar yang lebih intensif,

maka kebijaksanaan promosi perlu dilakukan (Soekartawi, 2002). Bauran

pemasaran akan mempengaruhi perilaku konsumen.

5. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen perlu dipelajari oleh produsen dan pemasar untuk

mengetahui apa yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan

pembeliannya. Salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen

adalah bauran pemasaran. Dengan kata lain, setiap keputusan variabel

pemasaran sangat mempengaruhi perilaku konsumen. Perilaku setiap

konsumen berbeda-beda, sehingga sangat penting untuk mempelajari

perilaku konsumen agar produsen dan pemasar dapat mengetahui dan

menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan

konsumen. Hal ini akan berpengaruh pada keuntungan atau laba yang

menjadi tujuan akhir dari pemasaran.

Perilaku konsumen adalah perilaku pembelian konsumen akhir, baik

(31)

commit to user

personal (Kotler dan Gary, 1997). Model perilaku konsumen menurut

Kotler adalah sebagai berikut :

Gambar 1. Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor lain yaitu

faktor intern individu konsumen itu sendiri dan faktor ekstern. Kedua

faktor ini membentuk faktor lingkungan yang beranekaragam sifatnya

sebagai anggota masyarakat dan masyarakat di antar kelompok masyarakat

yang lain. Perubahan tingkah laku konsumen disebabkan oleh adanya

pengaruh unsur kebudayaan, pengaruh sosial yang ada di masyarakat,

keluarga dan dan pengaruh psikologis (Soekartawi, 2002).

Perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dan rumah tangga,

menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan

dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi dan menghabiskan produk.

Mengetahui perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati

seperti jumlah yang dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa dan

bagaimana barang yang sudah dibeli dikonsumsi. Juga termasuk variabel

yang tidak dapat diamati seperti nilai yang dimiliki konsumen, kebutuhan

pribadi, persepsi, bagaimana mereka mengevaluasi alternatif dan apa yang

mereka rasakan tentang kepemilikan dan penggunaan produk yang

bermacam-macam. Perilaku konsumen (consumer behavior) adalah bagian

(32)

commit to user

Metode analisis perilaku konsumen ada empat macam, yaitu :

a. Analisis keterlibatan konsumen dan beda antar merek

Metode analisis keterlibatan konsumen digunakan untuk

mengukur keterlibatan konsumen dengan desain inventaris

keterlibatan. Desain inventaris keterlibatan ini akan menggambarkan

keterlibatan konsumen dalam proses pengambilan keputusan

pembelian tersebut tinggi atau rendah. Metode analisis beda antar

merek dianalisis berdasarkan persepsi kualitas (percieved quality)

masing-masing merek. Dalam persepsi kualitas terkandung keyakinan

performans suatu merek yang diwujudkan dengan penilaian terhadap

atribut produk masing-masing merek. Dari dua metode tersebut

(keterlibatan konsumen dan beda antar merek) akan dikembangkan

model tipe perilaku konsumen (Engel et al, 1994).

b. Analisis klaster

Metode analisis ini mengelompokkan entitas (individu atau

objek) ke dalam kelompok-kelompok perilaku konsumen yang terpisah

berdasarkan kesamaan di antara entitas tersebut, kemudian

diidentifikasi (Simamora, 2005).

c. Analisis MDS (Multidimension Scaling)

Analisis MDS mentransformasi penilaian (judgement) konsumen

tentang kesamaan ataupun preferensi ke dalam jarak pada ruang

multidimensi. Posisi setiap objek dapat dilihat dalam peta yang disebut

perceptual map sehingga perlu diketahui atribut-atribut yang dipakai

untuk memprediksi posisi setiap objek (Simamora, 2005).

d. Analisis faktor

Analisis faktor adalah analisis yang mencari hubungan

interdependensi antar variabel sehingga mampu mengidentifikasi

faktor yang menyusunnya. Tujuan dari analisis faktor adalah untuk

mendefinisikan struktur mendasar pada matriks data. Analisis faktor

(33)

commit to user

variabel-variabel atau responden-responden dengan menguji korelasi

antar variabel atau responden (Hair et al, 1998).

Dari metode-metode analisis di atas, terdapat kesamaan bahwa

kedudukan setiap variabel yang diteliti adalah sama, tidak ada variabel

dependen dan independen, dan yang dianalisis adalah interrelasi antar

variabel yang diteliti. Namun, metode analisis di atas tidak semuanya

dapat digunakan sebagai metode analisis yang tepat dalam penelitian ini.

Analisis keterlibatan konsumen dan beda antar merek tidak dapat

digunakan dalam penelitian ini karena komoditi yang diteliti dalam

penelitian ini adalah ikan lele yang tidak digolongkan menurut merek,

sehingga penelitian ini tidak dapat dianalisis dengan metode analisis

keterlibatan konsumen dan beda antar merek. Penggunaan analisis klaster

tidak sesuai dengan tujuan penelitian ini karena penelitian ini bertujuan

untuk mengkaji faktor dan variabel yang dominan dipertimbangkan oleh

konsumen dalam membeli ikan lele, tidak bertujuan untuk

mengelompokkan responden menjadi kelompok terpisah, sehingga analisis

klaster tidak dapat digunakan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga tidak

dapat menggunakan analisis MDS karena tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengkaji faktor dan variabel yang dominan dipertimbangkan

konsumen dalam membeli ikan lele, dan bukan menilai kesamaan yang

terdapat dalam setiap faktor dan variabel.

Analisis faktor dapat meringkas banyak variabel menjadi beberapa

faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen. Faktor merupakan

kumpulan variabel berkaitan yang akan menjelaskan faktor tersebut.

Dalam penelitian perilaku konsumen ini, peneliti memilih analisis faktor

sebagai metode analisis data karena penggunaan analisis faktor sesuai

dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu mengetahui faktor-faktor dan

variabel-variabel dominan yang dipertimbangkan dalam membeli ikan

lele, sehingga metode analisis faktor merupakan metode analisis data yang

(34)

commit to user

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen untuk

membeli suatu produk adalah faktor budaya, sosial, karakteristik pribadi

dan psikologis. Faktor budaya terdiri dari budaya, subbudaya dan kelas

sosial. Faktor sosial terdiri dari kelompok referensi, keluarga serta peran

dan status. Faktor karakteristik pribadi terdiri dari usia dan tahap siklus

hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan

konsep diri. Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran,

serta keyakinan dan sikap. Biasanya pemasar tidak dapat mengendalikan

faktor budaya, sosial, karakteristik pribadi dan psikologis karena

faktor-faktor tersebut bersifat intrinsik (pribadi) konsumen. Faktor lain yang

mempengaruhi perilaku beli konsumen dan dapat dikendalikan oleh

pemasar adalah faktor bauran pemasaran, yaitu terdiri dari faktor produk,

harga, tempat dan promosi (Kotler dan Gary, 2008).

Analisis faktor adalah nama generik dari metode statistik multivariat

yang bertujuan untuk mendefinisikan struktur mendasar pada matriks data.

Analisis faktor dapat mengidentifikasikan struktur dari hubungan antar

variabel-variabel atau responden dengan menguji korelasi antar variabel

atau responden. Dalam analisis faktor, variabel-variabel tidak

diklasifikasikan sebagai variabel dependen atau independen

(Hair et al, 1998).

Secara matematis, Maholtra (1993) mengemukakan model dari

analisis faktor adalah sebagai berikut :

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + ...+ WinXn

Dimana :

Fi = Estimasi faktor ke-i

Wi = Bobot atau koefisien skor faktor

Xn = Variabel dari setiap faktor yang diamati

Menurut Hair et al, dalam metode analisis faktor, untuk menentukan

sekelompok variabel layak sebagai faktor digunakan kriteria berdasarkan

eigenvalue yaitu yang lebih besar dari satu. Sedangkan sumbangan

(35)

commit to user

dari nilai total varian masing-masing faktor. Untuk melihat peran

masing-masing variabel dalam suatu faktor dilihat dari besarnya faktor

loading variabel yang bersangkutan.

Perilaku merupakan variabel kualitatif, maka pengukurannya

memerlukan penyekalaan (scaling) untuk mengurangi subjektivitas

responden. Salah satu skala ini adalah skala likert, yang juga disebut

summated ratings scale dan merupakan teknik pengukuran sikap yang

paling luas digunakan dalam riset pemasaran. Pertanyaan yang diberikan

pada responden adalah pertanyaan tertutup. Pilihan dibuat berjenjang

mulai dari intensitas paling tinggi sampai paling rendah

(Simamora, 2004).

C. Kerangka Teori Pendekatan Masalah

Masyarakat semakin menyadari arti pentingnya kesehatan dan hal ini

mengakibatkan terjadinya perubahan konsumsi bahan makanan menuju

pemenuhan gizi tinggi, yaitu protein hewani. Salah satu caranya yaitu dengan

mengkonsumsi ikan lele. Ikan lele cukup popular dan dikenal di masyarakat

luas. Kandungan gizi yang tinggi, rasa dagingnya khas dan mudah dalam

pengolahan menyebabkan ikan lele menjadi kegemaran bagi masyarakat luas,

termasuk masyarakat Kabupaten Boyolali.

Konsumen ikan lele di Kabupaten Boyolali memiliki pertimbangan yang

berbeda-beda dalam membeli ikan lele. Pertimbangan konsumen ini

dipengaruhi oleh beberapa faktor, faktor-faktor inilah yang akan

mempengaruhi konsumen ikan lele dalam keputusan belinya. Para pemasar

dan produsen ikan lele harus mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan

seorang konsumen dalam melakukan pembelian ikan lele. Alasan konsumen

dalam membeli suatu produk merupakan informasi yang penting bagi seorang

pemasar, agar pemasar dapat menentukan keputusan pemasaran ikan lele yang

tepat. Sedangkan bagi produsen, alasan konsumen dalam membeli suatu

produk penting untuk dipelajari, agar produsen dapat menyediakan ikan lele

yang sesuai dengan keinginan konsumen. Salah satu cara untuk memahami

(36)

commit to user

dalam faktor-faktor (dalam hal ini adalah faktor bauran pemasaran) yang

dipertimbangkan oleh konsumen dalam mengambil keputusan pembelian ikan

lele, khususnya di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

Perpaduan empat elemen pokok yang mencakup program pemasaran

disebut bauran pemasaran. Faktor bauran pemasaran tersebut adalah faktor

produk, harga, promosi dan tempat. Faktor-faktor tersebut sangat

dipertimbangkan oleh konsumen dan merupakan stimulus yang akan

mempengaruhi perilaku konsumen dalam proses keputusan pembeliannya.

Faktor bauran pemasaran diteliti karena peneliti mendapat gambaran dari

penelitian terdahulu yang meneliti faktor bauran pemasaran untuk mengetahui

faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ikan lele.

Faktor bauran pemasaran merupakan kumpulan variabel berkaitan yang

akan menjelaskan faktor tersebut. Variabel-variabel tersebut dapat

dikendalikan dan digunakan oleh pemasar untuk mempengaruhi tanggapan

konsumen dalam pasar tradisional. Faktor produk terdiri dari variabel

kandungan gizi, ukuran, warna dan kebersihan tubuh. Variabel-variabel dari

faktor produk ini merupakan bagian dari ikan lele itu sendiri yang sering

dipertimbangkan konsumen dalam memilih dan membeli ikan lele yang sesuai

dengan kebutuhan dan seleranya. Variabel kandungan gizi diteliti karena

konsumen sangat mempertimbangkan zat gizi yang terdapat pada ikan lele.

Variabel ukuran diteliti karena konsumen umumnya membeli ikan lele yang

ukurannya sesuai dengan selera konsumen itu sendiri. Variabel warna diteliti

karena konsumen umumnya memilih membeli ikan lele yang warnanya sesuai

dengan selera konsumen. Variabel kebersihan tubuh ikan lele diteliti karena

dalam membeli ikan lele, konsumen umumnya mempertimbangkan kebersihan

tubuh ikan lele yang nampak secara visual.

Faktor harga terdiri dari variabel harga itu sendiri dan konsumen sangat

mempertimbangkan variabel ini dalam membuat keputusan untuk membeli

ikan lele. Faktor promosi terdiri dari variabel promosi itu sendiri dan variabel

potongan harga. Variabel promosi diteliti dalam penelitian ini karena akan

(37)

commit to user

lele. Variabel potongan harga diteliti karena variabel ini mempengaruhi

ketertarikan konsumen untuk membeli ikan lele dan dipertimbangkan dalam

keputusan beli konsumen.

Faktor tempat terdiri dari variabel jarak pasar, lokasi pasar, kenyamanan,

pelayanan, kebersihan dan keamanan yang akan mempengaruhi keputusan

konsumen untuk membeli ikan lele. Variabel jarak pasar diteliti karena jarak

pasar tradisonal dengan tempat tinggal konsumen akan sangat mempengaruhi

konsumen untuk membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut. Variabel

lokasi pasar diteliti karena strategis atau tidaknya pasar akan mempengaruhi

keputusan konsumen untuk membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut.

Variabel kenyamanan diteliti karena variabel ini sangat mempengaruhi kesan

konsumen terhadap nyaman tidaknya konsumen itu sendiri dalam membeli

ikan lele di pasar tradisional tersebut. Variabel pelayanan diteliti karena

konsumen sangat mempertimbangkan pelayanan yang diberikan oleh pemasar

ikan lele dalam membeli ikan lele. Variabel kebersihan pasar diteliti karena

konsumen sangat dipertimbangkan variabel ini menurut kenampakan secara

visual oleh konsumen, dan mempengaruhi keputusan konsumen dalam

membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut. Variabel keamanan pasar juga

sangat dipertimbangkan oleh konsumen dan mempengaruhi keputusan

konsumen dalam membeli ikan lele di pasar tradisional tersebut, sehingga

perlu diteliti. Variabel-variabel tersebut diteliti dalam penelitian ini untuk

mengetahui variabel yang dominan dipertimbangkan oleh konsumen dalam

membeli ikan lele.

Selain faktor bauran pemasaran dan variabel-variabel yang ada di

dalamnya, faktor karakteristik pribadi juga dianalisis dalam penelitian ini,

karena berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan pembelian

konsumen. Sebelum memutuskan untuk membeli, konsumen akan melewati

beberapa tahap proses keputusan pembelian. Proses dimulai pada saat

konsumen ikan lele menyadari adanya kebutuhan dalam pemenuhan zat gizi,

yaitu protein. Salah satu cara memenuhi kebutuhan protein adalah dengan

(38)

commit to user

segala sumber tentang dimana konsumen dapat membeli ikan lele. Konsumen

akan mempertimbangkan dan mengevaluasi semua informasi yang telah

diperoleh, dan akhirnya memutuskan untuk membeli ikan lele. Perilaku

konsumen ikan lele menyoroti perilaku individu dan rumah tangga dalam

suatu proses sebelum pembelian hingga konsumen membuat keputusan dalam

membeli ikan lele.

Faktor bauran pemasaran dan variabel di dalamnya perlu diteliti dan

dianalisis untuk mengetahui faktor dan variabel yang paling mempengaruhi

perilaku konsumen dalam membeli ikan lele. Dalam penelitian ini, peneliti

memilih analisis faktor sebagai metode analisis data. Hal ini disebabkan

karena analisis faktor dapat meringkas banyak variabel yang diteliti menjadi

faktor bauran pemasaran yang mempengaruhi perilaku konsumen.

Penerapan model analisis faktor Maholtra (1993) dalam penelitian ini

secara matematis adalah sebagai berikut :

Fi = Wi1X1 + Wi2X2 + ...+ Wi13X13

Dimana :

Fi = Estimasi faktor ke-i

Wi = Bobot atau koefisien skor faktor

Xn = Variabel bauran pemasaran yang diamati, yaitu variabel kandungan gizi

(X1), ukuran (X2), warna (X3), kebersihan tubuh ikan lele (X4), harga (X5),

promosi (X6), potongan harga (X7), jarak pasar (X8), lokasi pasar (X9),

kenyamanan pasar (X10), pelayanan (X11), kebersihan pasar (X12), dan

keamanan pasar (X13).

Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert.

Pertanyaan yang diberikan kepada responden adalah pertanyaan tertutup, yaitu

pertanyaan yang pilihan (alternatif jawaban) telah disediakan, sehingga

responden hanya memilih salah satu pilihan yang paling sesuai menurut

responden. Pilihan dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling tinggi hingga

paling rendah. Dalam penelitian ini, dibuat lima pilihan jawaban, maka untuk

(39)

commit to user

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat dibuat skema kerangka

pemikiran pendekatan masalah, yang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah

D. Pembatasan Masalah

1. Dalam penelitian ini, yang dikaji adalah perilaku konsumen dalam

membeli ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali.

2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2011.

E. Hipotesis

1. Diduga faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli

ikan lele di pasar tradisional Kabupaten Boyolali adalah faktor produk,

faktor harga, faktor promosi dan faktor tempat.

Gambar

Gambar 1.  Model Perilaku Konsumen Menurut Kotler
Gambar 2. Skema Kerangka Pemikiran Pendekatan Masalah
Tabel 3. Produksi Perikanan untuk Ikan Lele di Kabupaten Boyolali Tahun 2005-2009
Tabel 4 menunjukkan jumlah pedagang dan pedagang ikan lele (di
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan variabel-variabel yang dominan dipertimbangkan konsumen dalam membeli buah jeruk pada pasar swalayan di Surakarta untuk tiap-tiap faktor adalah faktor produk

Mayoritas tingkat layanan pasar tradisional di Kabupaten Boyolali yaitu kategori sedang sejumlah 19 pasar (54,29%), sebanyak 9 pasar tradisional (25,71%) mempunyai

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen variabel yang paling dominan dipertimbangkan konsumen dalam keputusan pembelian

Tujuan penelitian ini adalah, (1) menganalisis keterlibatan konsumen ( consumer involvement ) dalam proses pengambilan keputusan pembelian beras di pasar tradisional

Tujuan penelitian ini adalah, (1) menganalisis keterlibatan konsumen ( consumer involvement ) dalam proses pengambilan keputusan pembelian beras di pasar tradisional

mendapatkan ikan lele tersebut tinggal mengambil tanpa harus membeli, seperti penyataan salah satu responden konsumen Ikan Lele yang telah diuraikan sebelumnya. Banyaknya

ANALISIS PERILAKU KONSUMEN DALAM PEMBELIAN IKAN SEGAR DI PASAR TRADISIONAL DAN PASAR MODERN (Studi Kasus Kecamatan Medan Sunggal, Kota Medan) TESIS OLEH ESRA AGUSTINA SIBURIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor sosial ekonomi dengan loyalitas konsumen di Pasar Tradisional Ampel, Kabupaten Boyolali.. Jenis