• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah T1 462008027 BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perilaku Pencegahan Rehipertensi: Studi pada Warga Desa Poleganyara Sulawesi Tengah T1 462008027 BAB I"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hipertensi merupakan penyakit yang menjadi perhatian global

karena konsekuensi-konsekuensi yang diakibatkannya memberikan

beban yang luar biasa secara global pula.Menurut Lawes et al.,

(2008)13,5% (7,6 juta) kematian prematur dan 6,0% (92 juta)

disability-adjusted life years (DALY) terkait dengan tekanan darah

tinggi. Demikian pula, 54% strok dan 47% penyakit jantung iskemia

terkait dengan tekanan darah tinggi.

Walaupun demikian, prevalensi global hipertensi bervariasi

satu dengan lain tempat (Kearneya et al.,2004). Prevalensi terendah

ditemukan di pedesaan India (3.4% pada pria dan 6.8% pada

perempuan) dan tertinggi di Polandia (68.9% pada pria dan 72.5%

pada perempuan). Prevalensi hipertensi pada orang dewasa

dinegara-negara berpendapatan rendah dan menengah memiliki

kesamaan dengan prevalensi di negara maju. Di negara berkembang

dimaksudkan prevalensi hipertensi ± 52,9%, di mana India memiliki

prevalensi terendah (32,3%) dan Afrika Selatan tertinggi (77,9%)

(2)

2

Di Indonesia, prevalensi hipertensi sangat mengkuatirkan.

Pada tahun 2007 prevalensinya sebesar 29,8% dan tahun 2013

sebesar 26,5% (Riskesdas, 2007, 2013). Menariknya bahwa, di

Indonesia tingkat kejadian hipertensi antar daerah cukup bervariasi.

Riskesdas (2007) melaporkan prevalensi hipertensi di tingkat

propinsi, tertinggi berada di Kalimantan Selatan (39,6%) dan terendah

di Papua Barat (20,1%). Studi epidemiologi hipertensi oleh Setiawan

(2006) di Pulau Jawa menggunakan data sekunder Survei Kesehatan

Rumah Tangga (SKRT; Balitbangkes) tahun 2004 didapati prevalensi

sebesar 41,9%, dengan kisaran di masing-masing provinsi

36,6%-47,7%. Di perkotaan prevalensinya 39,9% (37,0%-45,8%) dan di

perdesaan 44,1% (36,2%-51,7%).

Peningkatan prevalensi hipertensi nampaknya terkait dengan

pembangunan, urbanisasi, dan perubahan gaya hidup (Yach et al.,

2004; Depkes RI, 2006;WHO, 2010; Diamond, 2012). Urbanisasi

mempengaruhi gaya hidup yang dapat memunculkan sejumlah faktor

risiko yang dapat meningkatkan angka kesakitan hipertensi melalui

kondisi perumahan, risiko kerja, perilaku diet, aktivitas fisik, konsumsi

alkohol dan perilaku mencari pengobatan (Depkes RI, 2006; WHO

dalam Setiawan, 2006).

Pada tataran individu, gejala makro hipertensi dipengaruhi

(3)

3

Sirenchi et al, 2005), berat badan berlebihan, jenis kelamin, kondisi

sosial ekonomi yang rendah, stress (Kulkarni., et al, 1998), dan

perilaku mengkonsumsi alkohol secara berlebihan,serta gaya hidup

(Depkes RI, 2006; Adib, 2009). Faktor lingkungan sosiodemografi

seperti sosial ekonomi, penuaan populasi, tingkat urban, dan luaran

sosial juga berperan penting terhadap kejadian hipertensi melalui pola

diet, aktifitas fisik, stres, dan akses pada pelayanan kesehatan

(Kodim, 2004). Kebiasaan-kebiasaan mengkonsumsi lemak, garam

serta merokok dan alkohol merupakan faktor konsumsi penting dalam

hipertensi (Huang et al. 2008; Sugiharto, 2007).

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas maka pokok

persoalan yang ingin diteliti adalah, bagaimana perilaku masyarakat

mencegah rehipertensi? Perilaku ini meliputi bagaimana

pengetahuan dan sikap masyarakat tentang hipertensi serta tindakan

apa saja yang dilakukan dalam mencegah rehipertensi.

Walaupun hampir sebagian besar propinsi menunjukkan

jumlah yang signifikan penyakit hipertensi dan penyakit lain terkait

yaitu penyakit kardiovaskular meliputi stroke dan penyakit jantung

koroner (Riskesdas, 2013), namun kejadian di propinsi-propinsi di

Sulawesi menunjukkan fenomena menarik yakni tingginya prevalensi

hipertensi dengan persentase 29% - 36% (Riskedas, 2007). Oleh

(4)

4

pencegahan rehipertensi, dilakukan di salah satu desa di Sulawesi

Tengah, yakni di desa Poleganyara, Poso. Studi terhadap perilaku ini

didasarkan pada pengetahuan dan pengalaman pribadi dari warga

desa dalam melakukan penanganan hipertensi.

Di desa Poleganyara, berdasarkan data Puskesmas

kecamatan Pamona Timur tahun 2011, tercatat 408 penderita

hipertensi di desa Poleganyara. Pada tahun yang sama, kunjungan

pasien hipertensi di Puskesmas Pembantu (Pustu) desa Poleganyara

berjumlah 23 orang. Jumlah kunjungan ini berbanding jauh dengan

total jumlah penderita hipertensi di desa tersebut. Studi pendahuluan

melalui wawancara selintas dengan beberapa penderita hipertensi

tentang kurangnya kunjungan untuk mengontrol tekanan darah di

tempat layanan kesehatan, karena keterbatasan biaya sehingga

mereka memiliki alternatif sendiri untuk menangani hipertensi jika

kambuh, yaitu dengan memanfaatkan ramuan tradisional yang

berasal dari buah maupun jenis tumbuhan, sehingga riset ini ingin

mendalami dugaan yang ditemukan dalam studi pendahuluan.

1.2 Rumusan masalah

Bagaimana perilaku klien dengan riwayat hipertensi dalam mencegah

(5)

5

1.3 Tujuan Penelitian

Untuk menganalisa perilaku klien dengan riwayat hipertensi dalam

mencegah rehipertensi

1.4 Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritik

Untuk memperoleh pemahaman mengenaipengelolaan

rehipertensioleh masyarakat desa di Sulawesi Tengah.

b. Manfaat Praktis

Bagi masyarakat pada umumnya, diharapkan penelitian ini dapat

memberikan tambahan informasi tentang cara masyarakat

Referensi

Dokumen terkait

perilaku seksual yang pernah dilakukan siswi SMK Widya Praja Ungaran, dapat. dikatakan perilaku seksual siswi SMK Widya Praja Ungaran masih

Akan tetapi, perilaku merokok dipersepsikan sebagai perilaku yang sulit untuk dihilangkan karena telah menjadi kebiasaan sejak kecil, sehingga dibutuhkan pengendalian diri

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi kepada individu, keluarga atau kelompok (klien) secara terus-menerus dan berkesinambungan mengikuti perkembangan klien,

Faktor Penyebab Perilaku Beresiko Penularan HIV/AIDS Dalam kaitannya dengan penularan HIV/AIDS, dikenal. adanya perilaku seksual beresiko dan perilaku seksual

Tujuan kedatangan saya kesini mau mendapatkan informasi tentang bagaimana perilaku kesehatan ibu selama hamil dengan malaria, terkait judul skripsi saya yaitu

Dalam penelitian ini penulis mengacu pada pengertian Galassi & Galassi (dalam Westbrook, 1979) perilaku asertif didefinisikan sebagai perilaku kompleks yang dipancarkan

Berdasarkah latar belakang tersebut, tulisan ber fokus pada permasalahan „Bagaimana kearifan lokal ini menjadi dasar bagi masyarakat di desa Colombo dan desa

Dengan adanya modul pengembangan bimbingan kelompok untuk mencegah perilaku seks bebas pada peserta didik, diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan