• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kodisi Hasil Pemetaan Ketersediaan Pangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Kodisi Hasil Pemetaan Ketersediaan Pangan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kodisi Hasil Pemetaan Ketersediaan Pangan

Ketersediaan bahan pangan untuk konsumsi penduduk Provinsi Jambi bersumber dari produksi daerah (lokal), pasokan dari luar Provinsi serta stock/cadangan pangan. Ketersediaan bahan pangan tersebut harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat baik dalam hal jumlah maupun mutu pangan untuk dikonsumsi seluruh penduduk di setiap wilayah dan waktu. Besarnya jumlah bahan pangan yang dibutuhkan untuk konsumsi diperoleh dengan pendekatan jumlah penduduk dikalikan dengan angka konsumsi (Susenas Tahun 2021) untuk Provinsi Jambi. Menurut (Suryana, 2003) Ketersediaan pangan yang cukup berarti terpenihinya pangan yang cukup, bukan hanya beras melainkan juga mencakup pangan yang berasal dari tanaman, ternak lainnya untuk kebutuhan pangan. Kebutuhan pangan untuk konsumsi ditentukan oleh pola konsumsi masyarakat dan sejalan dengan laju pertumbuhan penduduk.

Rasio luas lahan pertanian terhadap jumlah penduduk adalah perbandingan antara luas lahan pertanian dengan jumlah penduduk di wilayah desa tersebut.

Rasio luas lahan pertanian terhadap jumlah penduduk digunakan sebagai salah satu indikator dalam aspek ketersediaan pangan karena lahan pertanian memiliki korelasi yang positif terhadap tingkat ketersediaan pangan dengan mempengaruhi kapasitas produksi pangan1. Oleh sebab itu, semakin tinggi rasio luas lahan

1

(2)

pertanian terhadap jumlah penduduk maka diasumsikan ketersediaan pangan juga akan semakin baik, begitu pula sebaliknya.

Tahun 2021 berdasarkan angka tetap data produksi tanaman pangan Provinsi Jambi untuk produksi padi di Provinsi Jambi masih sebesar 298.149 Ton, , jagung 47.171 ton, kedelai sebesar 6.504 ton, kacang tanah 1.617 ton, kacang hijau sebesar 71 ton, ubi kayu 52.792 ton dan ubi jalar dengan jumlah produksi sebesar 34.574 ton Menurut Aak (1999;67) , mendefiniskan bahwa produksi tanaman sebagai kegiatan atau system budidaya tanaman yang melibatkan beberapa faktor produksi seperti tanah, iklim, varietas, kultur Teknik, pengolahan serta alat-alat agar di peroleh hasil yang maksimum secara berkesinambungan, untuk lebih rinci nya dapat dilihat dari Tabel 4.1. dibawah ini :

Tabel 4.1. Data Produksi Tanaman Pangan Provinsi Jambi berdasarkan angka tetap Tahun 2021

NO. WILAYAH

LUAS PANEN PRODUKTIVITAS PRODUKSI

(HA) (KU/HA) (TON)

1. Padi 64,412.26 46.29 298.149

2. Jagung 7,547.30 62.50 47.171

3. Kedelai 3,282.60 19.81 6.504

4. Kacang Tanah 1,006.90 16.06 1.617

5. Kacang Hijau 39.00 18.26 71

6. Ubi Kayu 1,503.50 351.13 52.792

7. Ubi Jalar 1,155,70 299.16 34.574

komoditas produksi dalam

1. Padi Sawah GKG

2. Padi Ladang GKG

3. Jagung Pipilan Kering

4. Kedelai Biji Kering

5. Kacang Tanah Biji Kering

6. Ubi Kayu Umbi Basah Berkulit 7. Ubi Jalar Umbi Basah Berkulit

(3)

4.1.1. Komoditas Padi (Oryza sativa)

Beras adalah bulir padi yang sudah dipisahkan dari sekam. Beras mengandung karbohidrat yang kaya akan zat gula atau glukosa. Rasa manis dari kandungan glukosa merupakan sumber energi yang bermanfaat bagi tubuh untuk melakukan berbagai aktifitas. Dilihat dari Tabel 4.2. data produksi padi sawah dan padi ladang Provinsi Jambi tahun 2021, untuk produksi padi yang tertinggi di Kabupaten tanjung Jabung timur, Kabupaten Merangin, Kabupaten Kerinci, untuk produksi padi dengan komoditas paling rendah di Kabupaten Muara Jambi, Kota Jambi dan Kabupaten Batanghari. Untuk Lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel di bawah ini :

Tabel 4.2 Data Produksi Padi Sawah dan Padi Ladang berdasarkan angka tetap Tahun 2021

Kab/kota

Jan-Des 2021 Luas Panen (ha) Produktivitas

(ku/ha)

Produksi GKG (ton)

(1) (2) (3) (4)

[1501] Kerinci 16,928.03 53.91 91,260.58

[1502] Merangin 5,176.94 38.84 20,105.89

[1503] Sarolangun 4,090.81 36.85 15,075.80 [1504] Batang Hari 5,268.49 41.38 21,801.36 [1505] Muaro Jambi 4,316.60 38.36 16,559.55 [1506] Tanjung Jabung Timur 7,399.22 41.41 30,642.71 [1507] Tanjung Jabung Barat 6,861.18 43.68 29,971.59

[1508] Tebo 4,543.11 50.00 22,717.17

[1509] Bungo 4,175.56 36.48 15,233.70

[1571] Kota Jambi 357.92 38.22 1,367.93 [1572] Sungai Penuh 5,294.40 63.11 33,412.97 Provinsi Jambi 64,412.26 46.29 298,149.25

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi berdasarkan Angka Tetap Tahun 2021

(4)
(5)
(6)

4.1.2. Koomoditas Jagung (Zea Mays)

Jagung merupakan salah satu komoditas utama pertanian sebagai bahan pangan penting selain padi yang kaya akan karbohidrat pada bagian bijinya.

Sebagian besar karbohidrat berada pada endospermia. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin dan Jagung merupakan menu makanan yang bersifat substitusi atau suplemen bagi manusia yang dapat dijadikan makanan pengganti nasi dilihat dari produksi jagung di provinsi jambi berdasarkan angka tetap (Atap 2021), Kabupaten Bungo, Merangin dan Tanjung Jabung Timur yang memiliki Produksi jagung tertinggi dibandingkan dengan Kabupaten lain dan produksi jagung yang terrendah di Kota sungai Penuh dikarnakan keterbatasan lahan hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.3 di bawah ini : Tabel 4.3. Data Produksi Jagung berdasarkan angka tetap Tahun 2021

Kab/kota

Jan-Des 2021 Luas Panen (ha) Produktivitas

(ku/ha) Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4)

[1501] Kerinci 719.10 76.37 5,491.96

[1502] Merangin 1,980.00 55.36 10,961.01

[1503] Sarolangun 104.40 68.94 719.76

[1504] Batang Hari 272.00 52.25 1,421.21

[1505] Muaro Jambi 842.20 65.57 5,522.13

[1506] Tanjung Jabung Timur 1,568.30 66.40 10,414.25

[1507] Tanjung Jabung Barat 218.30 48.87 1,066.89

[1508] Tebo 744.00 67.95 5,055.49

[1509] Bungo 1,054.00 59.49 6,270.26

[1571] Kota Jambi 32.00 53.89 172.46

[1572] Sungai Penuh 13.00 58.46 76.00

Provinsi Jambi 7,547.30 62.50 47,171.42

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi berdasarkan Angka Tetap tahun 2021

(7)
(8)

4.1.3. Komoditas Kedelai (Glycine max)

Kacang-kacangan adalah sebutan untuk biji yang berukuran relatif lebih besar dibandingkan serealia dan digunakan untuk bahan pangan bagi manusia dan hewan ternak. Walau ukurannya kecil, tapi kacang-kacangan adalah bahan makanan yang memiliki ragam nutrisi yang membuatnya layak disebut sebagai sahabat tubuh. Kedelai termasuk jenis kacang-kacangan untuk produksi kedelai Provinsi Jambi Tahun 2021 sebesar 6.503,75 ton, tingkat kebutuhan 28.562 ton, dengan demikian Provinsi Jambi masih defisit kedelai sebesar 22.059 ton. Dari produksi lokal kedelai Provinsi Jambi belum dapat memenuhi kebutuhan masyarakat kabupaten/ kota.dilihat pada Table 4.4. sebagai berikut :

Tabel 4.4. Data Produksi Kedelai berdasarkan angka tetap Tahun 2021

Kab/kota

Jan-Des 2021 Luas Panen (ha) Produktivitas

(ku/ha) Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4)

[1501] Kerinci 8.00 19.49 15.59

[1502] Merangin 87.00 20.54 178.70

[1503] Sarolangun 10.00 20.12 20.12

[1504] Batang Hari 113.00 19.24 217.38

[1505] Muaro Jambi 7.00 19.33 13.53

[1506] Tanjung Jabung Timur 123.60 19.24 237.81

[1507] Tanjung Jabung Barat - - -

[1508] Tebo 2,823.00 19.86 5,607.08

[1509] Bungo 111.00 19.24 213.53

[1571] Kota Jambi - - -

[1572] Sungai Penuh - - -

Provinsi Jambi 3,282.60 19.81 6,503.75

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi berdasarkan Angka Tetap Tahun 2021

(9)
(10)

4.1.4. Komoditas Kacang Tanah (Arachis hypogaea)

Berdasarkan Sejarah kacang tanah dulu dianggap sebagai makanan untuk ternak dan miskin. Kacang tanah sulit untuk tumbuh dan panen, sehingga tidak banyak ditanam. Peningkatan penting pertama dalam konsumsi kacang tanah pada tahun 1860 Amerika Serikat datang dengan pecahnya Perang Saudara. Untuk Provinsi Jambi produksi kacang tanah tahun 2021 sebanyak 1,617.17 dengan jumlah penyumbang terbesar dari Kabupaten Kerinci sebesar 681.97 ton, Merangin sebesar 315 ton dan Bungo sebesar 198.68 ton.hal ini dapat dilihat dari table 4.5. di bawah ini :

Tabel 4.5. Data Produksi Kacang Tanah berdasarkan angka tetap Tahun 2021

Kab/kota

Jan-Des 2021 Luas Panen (ha) Produktivitas

(ku/ha) Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4)

[1501] Kerinci 318.90 21.39 681.97

[1502] Merangin 257.00 12.26 315.00

[1503] Sarolangun 67.70 16.07 108.79

[1504] Batang Hari 77.00 13.72 105.61

[1505] Muaro Jambi 19.00 14.11 26.80

[1506] Tanjung Jabung Timur 32.00 15.71 50.29

[1507] Tanjung Jabung Barat 30.00 11.95 35.85

[1508] Tebo 39.00 13.99 54.55

[1509] Bungo 141.00 14.09 198.68

[1571] Kota Jambi 16.30 15.74 25.65

[1572] Sungai Penuh 9.00 15.52 13.97

Provinsi Jambi 1,006.90 16.06 1,617.17

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi berdasarkan Angka Tetap Tahun 2021

(11)
(12)

4.1.5. Komoditas Kacang Hijau (Vigna Radiata)

Kacang hijau adalah palwija yang sudah dimkenal luas di daerah tropika . Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki manfaat sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi, Permintaan kacang hijaun makin meningkat dari tahun ketahun dengan semakin beragamnya produk olahan berbahan baku kacang hijau yang di hasilkan oleh industri rumah tangga skala kecil maupun industry besar (Ditjen Tanaman Pangan, 2013). Untuk produksi kacang hijau di Provinsi Jambi masih sangat rendah, luas panen kacang hijau masih rendah, penggunaan benih bermutu masih rendah, teknologi budidaya, anggapan petani terhadap kacamg hijau sebagai tanaman kedua membuat produksi kacang hijau sangat rendah. Dapat jelas Dilihat dari Table 4.6. di bawah ini :

Tabel 4.6. Data Produksi Kacang Hijau berdasarkan angka tetap Tahun 2021

Kab/kota

Jan-Des 2021 Luas Panen (ha) Produktivitas

(ku/ha) Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4)

[1501] Kerinci 3.00 10.33 3.10

[1502] Merangin 14.00 11.71 16.40

[1503] Sarolangun 12.00 15.67 18.80

[1504] Batang Hari 1.00 40.00 4.00

[1505] Muaro Jambi 0.00 0.00 2.00

[1506] Tanjung Jabung Timur 2.00 10.00 2.00

[1507] Tanjung Jabung Barat 0.00 0.00 0.00

[1508] Tebo 3.00 26.33 7.90

[1509] Bungo 4.00 42.50 17.00

[1571] Kota Jambi 0.00 0.00 0.00

[1572] Sungai Penuh 0.00 0.00 0.00

Provinsi Jambi 39.00 18.26 71.20

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi berdasarkan Angka Tetap Tahun 2021

(13)
(14)

4.1.6. Komoditas Ubi Kayu (Manihot esculenta)

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki jenis umbi-umbian paling banyak, khususnya di daerah indonesia bagian timur,menurut ahli gizi masyarakat DR.dr.Tan Shot Yen, M.Hum salah satu sumber karbohidrat yang tinggi dan yang cocok di jadikan makanan pokok salah satu nya ubi kayu. Sebagian masyarakat papua masih menjadikan umbi sebagai makanan pokok mereka. Sebagai pengganti beras umbi umbian juga sangat baik karna mengandung karbohidrat sebesar 98% dari 100 gram ubi kayu atau singkong yang mengandung glikemik yang cenderung aman. Untuk Provinsi Jambi berdasarkan angka tetap tahun 2021 produksi ubi kayu sebanyak 52,791.85 ton, penyumbang terbesar untuk produksi ubi kayu ada di Kabupaten Tebo sebanyak 6.247.05, Kabupaten Merangin sebanyak 10,018.31 ton dan Kabupaten Kerinci sebanyak 9,251.01 ton rincian produksi ubi kayu di Provinsi Jambi dapat di lihat dari table 4.7. di bawah ini : Tabel 4.7. Data Produksi Ubi Kayu berdasarkan angka tetap Tahun 2021

Kab/kota

Jan-Des 2021 Luas Panen (ha) Produktivitas

(ku/ha) Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4)

[1501] Kerinci 268.10 345.06 9,251.01

[1502] Merangin 327.00 306.37 10,018.31

[1503] Sarolangun 124.00 395.63 4,905.84

[1504] Batang Hari 156.00 289.22 4,511.79

[1505] Muaro Jambi 99.00 328.39 3,251.09

[1506] Tanjung Jabung Timur 93.00 277.19 2,577.83

[1507] Tanjung Jabung Barat 117.90 447.72 5,278.67

[1508] Tebo 116.00 538.54 6,247.05

[1509] Bungo 73.00 315.70 2,304.58

[1571] Kota Jambi 88.00 337.38 2,968.92

[1572] Sungai Penuh 41.50 355.84 1,476.75

Provinsi Jambi 1,503.50 351.13 52,791.85

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi berdasarkan Angka Tetap Tahun 2021

(15)
(16)

4.1.7. Komoditas Ubi Jalar (Ipomoea batatas)

Potensi ekonomi dan sosial ubi jalar cukup tinggi, diantaranya sebagai bahan pangan yang sangat efesien pada masa mendatang, bahan pakan ternak dan bahan baku berbagai industry. Ubi jalar juga memiliki potensi pengolahan dengan inovasi teknologi sekitar 13 jenis produk turunan. Umbinya bisa dibuat menjadi pasta macaroni, dibuat menjadi tepung yang menjadi bahan dasar pembuatan snackbar, bihun, kue basah, kue kering, mie dan roti serta daunnya dapat dibuat sayur dan pakan ternak. Kita lihat produksi ubi jalar untuk Provinsi Jambi sekitar 34,573.62 ton dengan penyumbang produksi terbesar adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 728.59 ton, Kabupaten Muara Jambi sebesar 323,48 ton dan Kabupaten Batanghari sebesar 696.78 ton untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari Tabel 4.8 di bawah ini :

Tabel 4.8. Data Produksi Ubi Jalar berdasarkan angka tetap Tahun 2021

Kab/kota

Jan-Des 2021 Luas Panen (ha) Produktivitas

(ku/ha) Produksi (ton)

(1) (2) (3) (4)

[1501] Kerinci 665.90 342.38 22,798.99

[1502] Merangin 310.00 240.35 7,450.94

[1503] Sarolangun 39.60 266.24 1,054.32

[1504] Batang Hari 27.00 258.07 696.78

[1505] Muaro Jambi 20.00 161.74 323.48

[1506] Tanjung Jabung Timur 36.90 197.45 728.59

[1507] Tanjung Jabung Barat 7.90 228.67 180.65

[1508] Tebo 11.00 262.54 288.80

[1509] Bungo 7.00 255.67 178.97

[1571] Kota Jambi 12.40 175.18 217.22

[1572] Sungai Penuh 18.00 363.83 654.89

Provinsi Jambi 1,155.70 299.16 34,573.62

Sumber : Dinas Pertanian Tanaman Pangan Hortikultura dan Peternakan Provinsi Jambi berdasarkan Angka Tetap Tahun 2021

(17)
(18)

4.2. Berbagi Pengalaman Menyelesaikan Masalah

Secara khusus permasalahan pangan telah menjadi fokus nasional bahkan sejak tahun 1960 yang salah satunya dengan mewujudkan swasembada beras, Upaya perwujudan ketahanan pangan di provinsi jambi perlu dilaksanakan pemetaan pangan strategis yang dapat dijadikan informasi awal mengenai situasi ketahanan pangan pada berbagai daerah di provinsi jambi.

Dilihat dari isu isu yang merebak saat ini yaitu ketidakstabilan harga dan konversi lahan pertanian menjadi perumahan merupakan hal yang sangat krusial di era saat ini, adapun penyebab-penyebab isu tersebut adalah belum adanya pemetaan pangan strategis di suatu wilayah, belum dilakukannnya Identifikasi pangan strategis, Lemahnya koordinasi, belum dilakukannya survey dan rendahnya kemampuan sumber daya manusia dari penyebab diatas didapatlah masalah yang muncul yaitu belum tersedianya informasi ketersediaan pangan strategis yang akurat dapat dilihat dari bukti yaitu data yang belum valid serta akibat masalah diatas terkadang kondisi reall di lapangan sering bergeser dari kebijakan yang ditetapkan.

Melihat adanya masalah yang dihadapi maka dari itu kita membuat sebuah solusi inovatif yaitu menyiapkan infoormasi ketersediaan pangan strategis berupa pemetaan wilayah di Provinsi Jambi yang memiliki manfaat Tersedianya data dalam penyusunan pengembangan pangan strategis yaitu : tersedianya bahan penyusunan program /kegiatan ketahanan pangan dan gizi, sebagai dasar intervensi program untuk peningkatan produksi pangan wilayahn tersedianya bahan rekomendasi kebijakan pangan dan gizi. Dan tersedianya bahan

(19)

penyusunan program /kegiatan ketahanan pangan dan gizi dengan manfaat diatas maka kondisi yang diharapkan adalah tercapainya kebijakan ketersediaan pangan strategis yang akurat berbasis pemetaan sebaran sumberdaya pangan.

4.3. Strategi Pengembangan Informasi Hasil Pemetaan Ketersediaan Pangan Alternativ strategi pengembangan ketahanan pangan dengan berbagai komoditas dapat di gunakan untuk pengembangan informasi hasil pemetaan ketersediaan pangan dapat berupa :

4.3.1. Web Site

Membuat website tentang Peta Ketersediaan pangan dari berbagai komoditas yang ada sehingga masyarakat umum dapat melihat hasil dari ketersediaan pangan dengan jumlah produksi yang rendah dan mana produksi yang tinggi dari komoditas yang ada. Karna keuntungan dengan membuat website adalah sebagai sarana informasi dan memudahkan komunikasi, sebagai sarana promosi, hemat biaya dan waktu serta mudah diakses, praktis dan cepat. Untuk keutamaan yang paling umum sebagai media penyampaian informasi kepada pengguna secara lebih cepat dan tepat.

4.3.2. Pembuatan Buku

Membuat buku pemetaan ketersediaan pangan yang dapat di baca oleh pemangku kepentingan agar produksi dari masing masing komoditas dapat di berikan interpensi yang produksi nya rendah hal ini juga masuk dalam solusi pengendalian inflasi di berbagai daerah. Dan ada istilah dalam pengendalian inflasi adalah gerakan tanam pangan cepat panen, gerakan yang dapat

(20)

dilakukan diantaranya menanam tanaman pangan cepat panen seperti cabai, bawang dll sebagai upaya mencukupi ketersediaan pangan rumah tangga . 4.3.3. FGD (Focus Group Discussion)

Fgd yang dilakukan adalah untuk memperoleh data kualitatif bermutu dalam waktu yang singkat, menciptakan ide – ide yang mendalam, dam cros-check data dari metode lain. Sehingga dapat mengindentifikasi dan mengali informasi dari berbagai pihak terkait. Fgd yang di hadiri oleh leading sektor dari berbagai pihak yang terkait dalam pembahasan tentang peta ketersediaan pangan di Provinsi Jambi.

4.3.4. Koordinasi dan Konsultasi

Untuk Koordinasi dan konsultasi yang kita tetapkan adalah dapat menciptakan suatu proses hubungan kerjasama yang ditandai adanya komunikasi yang terbuka dan kita dapat mengindentifikasi setiap kesalahan.

Sementara melalui koordinasi dengan masing masing instansi kita dapat arahan dan petunjuk bagaimana cara strategi yang memungkinkan dapat digunakan dalam penyelesaian masalah tersebut, koordinasi dan konsultasi dapat dilakukan pada masing masing instansi untu mendapatkan data yang akurat berbasis pemetaan yang dapat menjadi pedoman bagi pengambil kebijakan.

4.3.5. Leaplet dan Banner

Leaflet (Brosur) di buat untuk memberikan informasi dan memberikan keterangan secara singkat, sederhana, mudah di pahami tentang pemetaan ketersediaan pangan sehingga masyarakat dapat dengan mudah melihat

(21)

informasi yang disediakan, serta komoditas apa yang surplus dan yang minus.

Referensi

Dokumen terkait

Penentuan umur simpan dari suatu produk pangan atau yang sering disebut sebagai Shelf Life, merupakan rentang waktu dari proses produksi, distribusi hingga konsumsi dimana produk

Hasil analisis korelasi antara aliran permukaan dengan produksi tanaman jagung pada berbagai perlakuan mulsa vertikal disajikan pada Gambar 4. Korelasi yang ditunjukkan

Hasil skor perolehan dari penyebaran angket kepada Program manajemen pembinaan bola voli Atema Merangin Provinsi Jambi menunjukkan bahwa dari empat aspek CIPP

b) Dari perkiraan ketersediaan bahan pangan dari kemampuan produksi daerah komoditi yaitu padi, Jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi jalar, Ubi rambat kemampuan

Lahan di antara tanaman karet belum menghasilkan (TBM) berpotensi untuk peningkatan produksi pangan seperti padi gogo, jagung, dan kedelai. Lahan tersebut sebagai

Sedangkan untuk mencegah timbulnya sarang hama di ruang produksi dapat dilakukan dengan cara menyimpan produk pangan dengan baik (tidak bersentuhan langsung dengan lantai,

Untuk dapat menaikkan levelnya dari andalan ke unggulan, komoditas padi yang terdapat di 10 kecamatan ini harus bisa meningkatkan jumlah produksi yang

Pada hasil perhitungan yang ditampilkan gambar 4.14 menunjukkan dari data yang di input kedalam aplikasi, untuk daya dukung vertikal yang dipikul untuk satu tiang sebesar 137,15 ton,