;ASW DEl'II BANGSA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI KASIH RANGSA
( F-PDKB)
JL Jenderal Gatot Subroto - Jakarta 10270
Sekretariat : Gd. Nusantara I Lt. 22 Telp. (021) 575-5966 I 67
PANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI I<ASIH BANGSA MENGENAI
RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG
PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN I<ETENAGAKERJAAN DAN RANCANGAN UNDANG UNDANG TENTANG
PENYELESAIAN PERSELISIHAN "INDUSTRIAL"
Yth. Sdr. Pimpinan Dewan
Yth. Sdr. Menteri Tenaga Kerja/wakil Pemerintah danjajarannya Yth. Sdr. Para Anggota Dewan, dan
Para hadirin yang kami muliakan.
Salam sejahtera bagi kita semua, semoga Tuhan bersama kita
Pertama-tama marilah kita ucapkan syukur dan pujian kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena hanya berkat perkenanNya, rnaka kita sekalian dapat bersidang dalam ·keadaan sehat walufiat.
Sidang Dewan yang kami muliakan,
Penyampaian 2 ( dua) RUU dibidang ketenagakerjaan, yakni RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dan RUU tentang Penyelesaian Perselisihan "Industrial" oleh Pemerintah kepada Dewan untuk dibahas dalam rangka menjadikannya undang-undang, kami, Fraksi PDKB menyambutnya dengan sepenuh hati.
Soalnya setelah RUU tentang Serikat Pekerja yang sedang dibahas oleh Dewan telah hampir mendekati perampungannya, maka adalah hal yang paling wajar dan semestinya bilamana disusulkan dengan RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dan RUU tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial, karena ketiga RUU tersebut jelas merupakan satu paket yang integral, dimana RUU tentang Serikat Pekerja dapat dianggap sebagai "payung"nya.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Sidang Dewan yang kami inuliakan,
Fraksi PDKB juga memaha1ni sepenuhnya urgensinya target waktu rampungnya pembahasan ke-dua RUU tersebut untuk dapat di"undang"kan sebelum 1 Oktober 2000, mengingat bahwa UU No. 25 tahun 1997 tentang Ketenagakerjaan yang banyak disoroti oleh masyarakat umumnya maupun oleh kaum pekerjafburuh khususnya, akan mulai berlaku pada tanggal 1Oktober2000 berdasarkan UU No.
11tahun1998.
Sehubungan dengan tugas untuk penyampaian pendapat dalam rangka Pandangan Umum terhadap kedua
~UUtersebut, maka Fraksi PDKB ingin menyampaikan beberapa pandangan pokok sebagai berikut:
1. Mengenai No1nenclature (Judul) dari RUU Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan, berdasarkan masukkan hasil pembahasan sementara maupun masukkan dan umpan balik dari masyarakat dan kalangan pekerja/buruh yang berkesimpulan sementara bahwa istilah pekerja dan buruh dapat digunakan kedua-duanya dengan cara n1enulis pekerja/buruh, maka Fraksi PDKB cenderung mendukung pendapat balnva No1ne11clature yang lebih tepat digunakan untuk RUU Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan adalah RUU
Pe1nbi11aa11 dan Perlindungan Kete11agake1jaa11/Perburuhan.Hal penggunaan "garis miring" menurut para pakar hukum ternyata tidak melanggar ketentuan bahasa hukum.
2. Fraksi PDKB turut mendukung sepenuhnya segala upaya untuk secara sungguh-sungguh memperjuangkan hak dan kepentingan serta jaminan perlindungan bagi kau1n pekerja/kaum buruh dalam hubungannya dengan pihak Pengusaha sebagaimana tertuang dalam RUU Serikat Pekerja yang sementara dibahas maupun yang secara khusus tertuang dalam RUU Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan/Perburuhan.
Namum Fraksi PDKB merasa perlu untuk mengingatkan kita sekalian agar tetap diperhatikan dan dipelihara keseimbangan dalam memperjuangkan hak dan kebutuhan dasar pekerja/buruh dengan hak dan kebutuhan dasar Pengusaha demi terjaminnya
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
baik kebutuhan dasar pekerja/buruh disatu pihak dan kelangsungan clunia-usaha dipihak lain.
Adapun hal tersebut di atas, secara tegas dinyatakan dalam Konvensi ILO No. 87, 1948 mengenai "Kebebasan berserikat dan Perlindungan Hak Berorganisasi", inaupun clalam Konvensi ILO No. 98, 1949 mengenai "Hak Berorganisasi dan Beruncling Bersama", yang kedua-duanya telah diratifikasi.
Fraksi PDKB berpendapat bahwa pengabaian upaya memperjuangkan hak clan kebutuhan dasar yang seimbang bagi pengusaha disatu pihak dan pekerja/buruh dipihak lain akan bisa menimbulkan dampak yang tidak menguntungkan bagi iklim dan minat investasi clunia usaha baik clari dalam terutama clari luar Indonesia.
Sidang Dewan Yang kami muliakan/
3. Mengenai masalah penyelesaian perselisihan industrial F-PDKB ingin menggarisbawahi dan menclukung sepenuhnya pendapat . Pemerintah sebagaimana tertuang clalam Keterangan Pemerintah atas RUU tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial yang menilai bahwa selama ini telan terjacli banyak kelemahan clari proses penyelesaian perselisihan ini yang berpedoman pacla UU No. 22 tahun 1957 antara lain besarnya faktor peranan clan kesempatan campur tangan unsur Pemerintah dalam hal tersebut.
Kehadiran unsur pemerintah pacla lembaga Tripartit yang diwujukan dalam panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P) ditingkat Nasional dan P4D ditingkat Daerah sebagai lembaga penentu/ pemutus perselisihan Industrial memang tepat untuk dihilangkan.
Sehubungan dengan itu F-PDKB berpendapat bahwa semangat dan mekanisme tripartit ada baiknya tetap dipertahankan, namun unsur ketiga (dalam hal ini Pemerintah) sebaiknya disubstitusi oleh unsur yang mewakili public interest baik dari kalangan tokoh-tokoh sesepuh masyarakat ataupun dari kalangan akademisi n1isalnya.
Demikianlah beberapa pandangan pokok dari F-PDKB dalam babak Pemandangan Umum Fraksi-fraksi dalam rapat Dewan yang terhormat ini, mengenai RUU Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dan RUU Penyelesaian Perselisihan Industrial.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Sidang Dewan yang kami Muliakan
Fraksi PDKB dengan ini menyatakan menyetujui pembahasan lebih lanjut kedua RUU ini agar dapat menjadi UU "Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan/Perburuhan" dan UU tentang
"Penyelesaian Perselisihan Industrial".
Sekian dan terima kasih, se1noga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa memberkati kita sekalian.
KASIH DEMI BANGSA
@: f-pdkblppk& ppVsz.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
...
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PENYELESAIAN PERSELISIHAN INDUSTRIAL
JAKARTA, 29 JUNI 2000
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIAPERJUANGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Sekretariat : MPR/ DPR - RI, Nusantara I, Lantai VI, Ruang 0608, JI. Jend. Gato! Subroto, Jakarta 10270 tr (021) 575 6187, 575 6180, 575 6162, Fax. 575 6188, 575 6181
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN KETENAGA KERJAAN DAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG
PENYELESAIAN PERSELISIHAN INDUSTRIAL
Kamis, 29 Juni 2000
Disampaikan oleh: Ors. Hadi Wasikoen Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Salam Sejahtera bagi kita semua
Yang terhormat Saudara Ketua dan Para Wakil Ketua
Yang terhormat Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta jajarannya Yang terhormat Anggota Dewan dan hadirin yang berbahagia
Mer de k a !!!
Marilah kita memanjatkan puja dan puji syukur kehadirat Tuhan YME, yang telah dan senantiasa memberi rahmat dan perlindungan kepada kita bersama segenap masyarakat dan bangsa Indonesia.
Terlebih lagi kita diberi kesehatan yang baik dan kesempatan yang strategis sehingga kita bisa bertemu dnn melaksanakan Sidang Paripurna Dewan yang mulia ini.
Kami Fraksi POI Perjuangan pada dasarnya menyambut baik dan positif dengan sungguh-sungguh, jujur, dan tulus atas pengajuan rancangan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Pembinaan Dan Perlindungan Ketenagakerjaan Dan Rancangan Undang-Undang Tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial.
Penyambutan ini ditandai dengan penyampaian pemandangan umum berupa sejumlah pikiran-pikiran dasar yang kritis antisipasi secara mendalam, menyeluruh, dan mendasar menuju masa depan bersama sebagai sebuah bangsa yang bersatu, kuat, mandiri, demokratis dan beradab.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
..
2
Sehubungan dengan itu, dengan perkenan forum Sidang Paripurna Dewan yang mulia ini, melalui dan dalam sidang ini, kami akan menyampaikan pemandangan umum atas RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dan RUU tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial.
Yang terhormat Saudara ketua dan para wakil ketua
Yang terhormat Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta jajarannya Yang terhormat anggota Dewan dan hadirin yang berbahagia
Pembangunan nasional dalam konsep reformasi merupakan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu tenaga kerja merupakan potensi utama dalam penggerak pembangunan nasional. Untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil serta mandiri maka diperlukan aturan-aturan hukum yang mampu mendukung pembinaan dan perlindungan tenaga kerja. Aturan-aturan hukum harus dilandasi hak dasar warga negara sebagaimana yang termuat dalam UUD 1945 yaitu:
• Hak dan kesamaan yang sama di depan hukum sebagai dasar perwujudan negara hukum Indonesia.
• Kemerdekaan ben;erikat berkumpul, mengeluarkan pendapat sebagai upaya penegakkan kedaulatan rakyat.
• Perekonomian Indonesia yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan merupakan tolok ukur pembangunan nasional dalam konsep reformasi memberi gambaran bahwa pekerja dan pemberi kerja serta pemerintah merupakan suatu kesatuan komponen utama dalam membangun masyarakat bangsa dan negara menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.
Oleh karena itu dalam rangka membangun sistem ketenagarakerjaan yang memadai yang mampu menjadi potensi dasar pembangunan dalam era reformasi, Fraksi POI Perjuangan menyambut baik usulan RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dan Rancangan Undang- Undang tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial dengan beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh sidang.
Khusus terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan, kami dari Fraksi POI Perjuangan memberikan pemandangan sebagai berikut ini.
Berdasarkan pemahaman akan didirikannya negara ini yang dalam RUU pada bagian konsideran mencantumkan Pasal 27 ayat 2, Pasal 28 dan Pasal 33 ayat 1 UUD 1945, maka .di bidang ketenagakerjaan negara memandang tenaga kerja adalah subyek atau pribadi yang memiliki harkat dan martabat untuk hidup bersama di dalam kebersamaan yang memiliki
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
3
kemampuan untuk mengembangkan dirinya kearah kehidupan bersama yang lebih baik dalam kondisi yang lebih sejahtera.
Beranj'ak dar'i dasar pemikiran yang demikian itu merupakan kewajiban negara untuk melindungi serta membina tenaga kerja dalam menjalankan pekerjaannya serta memperoleh suasana kerja yang layak untuk dapat hidup secara layak sebagaimana tuntutan yang harus dipenuhi oleh manusia sebagai pribadi. Oleh karena itu di dalam menjalankan pekerjaannya merupakan sesuatu keharusan adanya keterlibatan pekerja dalam menyusun berbagai peraturan.
Salah satu proses dalam meningkatkan dan mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan, produktivitas dan kesejahteraan adalah melalui pelatihan kerja. Persoalan ini telah diangkat dalam RUU yang diajukan oleh Pemerintah. Kami dari Fraksi POI Perjuangan menyambut baik pengaturan tersebut. Pada sisi lain sejalan dengan otonomi daerah, Kepala Daerah diberi wewenang untuk menghentikan pelaksanaan penyelenggaraan pelatihan kerja apabila dipandang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Kewenangan Kepala Daerah yang sangat besar ini dapat mengakibatkan tergesernya prinsip demokrasi yang kita anut. Oleh karena itu sesuai dengan prinsip demokrasi dalam menyelenggarakan kehidupan bernegara, pembuatan keputusan oleh Kepala Daerah harus melibatkan atau paling tidak sepengetahuan rakyat melalui wakil-wakilnya. Berdasarkan pemikiran yang demikian ini maka kewenangan yang dimiliki oleh Kepala Daerah tersebut harus melibatkan DPRD setempat.
Sejalan dengan Otonomi Daerah sebagaimana dikemukakan di atas, merupakan tuntutan yang harus kita penuhi bahwa setiap daerah dapat meningkatkan dan mengembangkan produktivitasnya. Terjadinya proses peningkatan dan pengembangan produktivitas daerah secara merata akan membawa negara ini semakin kokoh di bidang ekonomi. Oleh karena itu dipandang perlu Daerah memiliki kesempatan untuk mempunyai badan produktivitas daerah.
Merupakan suatu fakta yang tidak dapat diingkari bahwa dengan terjadinya kemajuan teknologi seringknl1 bcrbagai perusahaan di Indonesia memerlukan tenaga kerja warga negara asing. Namun demikian merupakan fakta pula bahwa terdapat kcsenjangan yang besar antara tenaga kerja warga negara asing dengan tenaga kerja warga negara Indonesia di bidang pengupahan dan kesejahteraan.
Keseluruhan fakta yang demikian ini mencerminkan keadaan yang tragis bahwa tenaga kerja Indonesia di negaranya sendiri, di rumahnya sendiri menjadi warga kelas dua. Situasi yang demikian harus diakhiri. Oleh karena itu merupakan suatu tuntutan apabila kita ingin menjadi tuan di
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
..
4
negara sendiri dengan cara menyamakan pengupahan serta kesejahteraan yang diterima oleh tenaga kerja warga negara asing dengan tenaga kerja warga negara Indonesia. ·
Satu hal yang perlu dicermati bahwa RUU yang diajukan oleh pemerintah ini masih memerlukan demikian banyak peraturan pelaksana yang sebagian terbesar adalah Keputusan Menteri ( . Sehingga menurut hemat kami peraturan pelaksana yang demikian banyak akan menghambat waktu pelaksanaan undang-undang.
Oleh karena itu kami mengusulkan agar semua Keputusan Menteri menjadi satu Keppres sehingga tidak merugikan pekerja. Pilihan kepada Keppres karena kami pandang lebih tepat mengingat sistem pemerintahan menurut UUD 1945 adalah Presidentil sehingga menteri tetap bertanggung jawab kepada presiden
Khusus · mengenai Rancangan Undang-Undang Tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial, kami dari Fraksi POI Perjungan memberikan pemandangan sebagai berikut ini.
Kami sangat bergembira sekali bahwa Pemerintah dalam Rancangan Undang-Undang ini telah menghapuskan Quasi Peradilan yang didominasi pihak oksekutif. Sebagai ganli11j1:1 clnl.1m Rancangan Undang-Undang ini diajukan pilihan institusi dalam penyelesaian perselisihan industrial.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, kiranya Mediator dan Arbiter adalah para pihak yang benar-benar independen serta mampu menjalankan tugasnya secara profesional.
lndependensi tersebut baru dapat dilaksanakan apabila keberadaan para Mediator dan Arbiter berada dalam lembaga yang independen p~la.
Sebagai konsekuensi dari pilihan terhadap lembaga penyelesaian perselisihan industrial adalah hak para pihak untuk memilih arbiter dalam penyelesaian perselisihan industrial. Hak untuk memilih arbiter tidak hanya sebatas pada awal proses penyelesaian sengketa, tetapi juga ketika proses tersebut sedang berlangsung.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
..
Yang terhormat Saudara Ketua dan Para Wakil Ketua
Yang terhormat Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta jajarannya Yang terhormat anggota Dewan dan hadirin yang berbahagia
5
Demikianlah pemandangan umum Fraksi POI Perjuangan terhadap Rancangan Undang-undang tentang ketenagara kerjaan dan Rancangan Undang-undang tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial yang disampaikan dalam forum parip11rnri rl0w;:in yang terhormat.
Atas nama Fraksi POI Perjuangan kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan tulus kepada. yang terhormat Pimpinan dan para anggota Dewan, dan kepada yang terhormat Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta jajarannya yang mengajukan RUU tentang ketenaga kerjaan dan RUU tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial ..
Wassalamualaikum Wr. Wb.
MERDEKA !!!
Jakarta, 29 Juni 2000
PIMPINAN FRAKSI
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA.
Ketua, Sekretaris,
::>
ARIFI PANIGORO HERi ACHMADI
-
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
' ' I
I
j
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA DPR RI TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENT ANG
PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN
PENYELESAIAN PERSELISIHAN INDUSTRIAL
Disampaikan oleh :
Ors. H. Agusman St. Basa Anggota FPG DPR RI No. A -289
Jakarta, 29 Juni 2000
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
, l
PEMANDANGAN UMUM FRAKSI PARTAI GOLKAR DPR-RI
TERHADAP
RANCANGANUNDANG-UNDANG TENTANG
PEJ\ilBINAAN DAN PERLINDUNGAN KETENAGA KERJAAN DAN
PENYELESAIAN PERSELISIHAN INDUSTRIAL
Dibacakan oleh : Ors. H. Agusman St Basa Anggota DPR RI Nomor: A- 289 Assalamu'alaikum \Vr.\Vb.,
Selamat 1>agi dan salam sejabtera bagi kita semua.
Yth. Sdr. Kehm /Pimpinan Rapat Paripurna,
Yth. Sdr. Menteri Tenaga Kerja yang mewakili Pemerintah,
Yth. Rekan-rekan Anggota Dewan, dan para hadirin yang
kart1i
muliakan, Yth. Sdr Rekan-rekan wartawan media cetak dan elektronika,Pertama sekali, izinkanlah saya selaku juri1 Bicara Fraksi Partai golkar DPR RI mengajak kita semua menyampaikan rasa syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan yang Maha Esa, karena berkat taufik dan hidayahNya memungkinkan kita dapat bertemu dalam keadaan sehat walafiat menghadiri Rapat Paripurna Dewan yang terhormat ini, dalam rangka penyampaian pemandangan umum Fraksi- Fraksi terhadap RUU tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagaketjaan dan Rancangan Undang-undang tentang Penyelesaian Perselisihan lndustrial.
1
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Selanjutnya, kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada saudara Ketua Rapat paripurna, yang telah memberikan kesempatan kepada Fraksi Pa11ai Golkar untuk menyampaikan Pemandangan Umum terhadap 2 (dua) Rancangan Undang-undang tersebut diatas. Ucapan terima kasih ini kami teruskan kepada Pemerintah yang dalam hal ini di wakili oleh Menteri Tenaga Ke1:ja Republik Indonesia, yang telah melaksanakan tugas-tugas konstitusionalnya yaitu dengan menyampaikan penjelasan-pettjeJasan
2
(dua) Rancangan Undang-undang tersebut dalam Rapat Paripurna Dewan . yang lalu.Yth. Saudara Ketua, Saudara Menteri dan Rapat Paripurna Dewan,
Sebelum kedua Rancangan Undang-undang tersebut kami tanggapi dalam Pemandangan Umum ini, kiranya perlu kita ingat kembali apa yang merupakan ~nakna dan hakekat dari ter!aga kerja dan pekerja dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Tenaga ketja adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan untuk mengerjakan sesuatu yang menghasilkan untuk dirinya dan orang lain secara benar dan syah, sedangkan pekerja adalah setiap tenaga kerja yang beke1ja pada pihak lain dengan mendapatkan upah atau imbalan.
Dalam kehidupan manusia sebagai mahluk individu, mahluk masyarakat dan mahluk Tuhan yang maha Esa mutlak membutuhkan hal-hal atau produk-produk baik yang bersipat material, maupun yang bersipat mental spiritual. Sedangkan yang dapat memproduk kebutuhan- kebutuhan tersebut adalah pemodal/pengusaha dan pekerja.
2
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Oleh karena itu, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bemegara, tenaga kerja dan pekerja adalah merupakan faktor yang dominan dalam mewujudkan kesejahteraan Jahir dan bathin bagi kita semua.
Yth.Saudara Ketua, saudara Menteri dan Rapat Paripunia Dewan,
Dari dominannya peran tenaga kerja dan pekerja dalam memenuhi kebutuhan hidup kita semua dalam berbagai sterata masyarakat, apakah dan bagaimanakah kenyataan yang dialami dan dirasakan oleh saudara-saudara kita para tenaga kerja dan pekerja itu.
Sejak diperjuangkan, dilahirkan dan diisinya Kemerdekaan Negeri kita oleh para pendahulu dan kita semua, bahwa mayoritas tenaga kerja dan pekerja kehidupannya sangat memilukan dan menyedihkan. Sedangkan sebaliknya sebagian para pemodal/ pengusaha dan kroni-kroninya hidup dalam kemegahan dan gemerlapan. Secara ekstrim perolehan kemegahan dan gemerlapan itu bersumber dari uangnya rakyat tennasuk tenaga kerja/
peke1ja dan dari hutang luar negeri, yang pengembaliannya dibebankan kepada rakyat, tenaga kerja dan pekerja.
Untuk mendapatkan pekerjaan berlaku diskriminasi, hak mengorgamslf dan mensistimatisir perJttangan dipasung dan hak menggunakan instrumen mogok dalam memperjuangkan nasibnya dicap sebagai tindakan subversi.
3
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
.
'Yth. Saudara Ketua, Saudara Menteri dan Rapat Paripurna Dewan,
Dengan menggelegarnya aspirasi rakyat, tenaga kerja dan pekerja menghancur Jeburkan pemasung-pemasung itu, yang dalam kamus politik disebut Reformasi totaJ. Maka tidak ada alasan yang dapat dikemukakan untuk membiarkan nasib tenaga kerja dan peke1ja itu dalam keadaan yang menyedihkan dan memilukan.
Yang ada hanyalah Pemerintah dan Dewan yang terhormat ini harus menetapkan Undang-undang, baik yang menyangkaut kelembagaan, maupun yang menyangkut manusia-manusianya, yang hakikinya menjamin sifat-sifat kebebasan, kemandirian, keadi1an yang manusiawi, demokratis dan bertanggung jawab dalam mewujudkan kesejahteraan bagi pekerja dan keluarganya dan diharapkan mampu menghadapi tantangan global yang akan muncul dalam benluk persaingan perdagangan bebas.
Dalam hubunga!! itu pemerintah dan Dewan yang terhonnat ini, di era reformasi telah meratifikasi konvensi ILO tentang larangan peke1jaan terbumk bagi anak-anak, dan dalam waktu yang bersamaan sekarang sedang memperoses tahap akhir Rancangan Undang-unadang tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh.
Apa yang telah dilakukan itu belumlah memadai, karena Undang- undang No. 25 Tahun 1997 ditunda pelaksanaannya oleh Undang-undang
CJ
k.'Co"'4.. .
No.11 tahun 1996ldan diberi waktu sampai dengan Septetneer 2000.t
4
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Bila tidak ditetapkan Unda.ng-undang yang lain, akan tei:jadilah kepakuman aturan dalam pembinaan dan penyelesaian masalah-masalah ketenagakerjaan.
Oleh karena itu hari ini Dewan yang terhonnat ini sedang menyampaikan Pemandangan Umum terhadap Rancangan Undang-undang tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dan Rancangan Undang-undang tentang Penyelesaian perselisihan lndustrial., yang telah diajukan oleh pemerintah pada rapat pJeno Dewan yang terhormat, beberapa waktu yang lalu.
Yth. Saudara Ketua, Saudara Menteri dan Rapat Paripun1a Dewan,
Terhadap Rancangan Undang-undang tentang Pembinaan dan PerJindungan Ketenagakerjaan, yang terdiri dari 17 Bab dan 203 pasal, Fraksi kami, Fraksi Partai Oolkar secar~ umum berpandangan sebagai berikut:
1. Secara steruktural telah memenuhi persyaratan.
2. Secara substansial telah meliputi makna dan hakekat pembinaan dan perlindungan, sejak yang bersipat filosofis, srategis maupun oprasional dalam mencapai tujuan, namun demikian ada beberapa hal yang kami pertanyakan dan sarankan sebagai berikut:
I. Pengelompokan, kecuali Bab I, Bab II, Bab XVI dan Bab .XVII.
a. Rancangan Undang-undang tersebut dari aspek proses kegiatan telah mendekati kebenaran.
b. Sedangkan dari aspek pembinaan dan Perlindungan letaknya bercerai.
5
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
.
'2. Substansi
Rancangan Undang-undang tersebut tidak mencantumkan instrumen perjuangan pekerja/ buruh yang berbentuk mogok, yang merupakan salah satu hak pekerja/ buruh.
3. Dalam perlindungan tenaga kerja di luar negen mengapa tidak dicantumkan komitmen dengan negara yang bersangkutan.
Berkenaan dengan pengelompokan dan substansi Rancangan Undang- undang tersebut, kami sarankan sebagai berikut:
1. Dari aspek pembinaan dan perlindungan sesuai dengan judul adalah:
a. Perencanaan tenaga kerja dan informasi ketenagakerjaan.
b. Kesempatan dan perlakuan yang sama.
c. Pelatihan kerja.
d. Penempatan tenaga kerja.
e. Hubungan kerja.
f
Penggui1aan tenaga kerja . g. Hubungan industrial.h. Pembinaan.
1. Perlindungan, pengupahan dan kesejahteraan.
J. Pemutusan hubungan kerja.
k. Pengawasan.
I. Penyidikan.
m. Ketentuan pidana dan sanksi administerasi.
6
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
2. Dari aspek substansi
a. Disarankan agar dimasukan hak mogok pekerja/buruh dalam mempe1juangkan nasibnya.
b. Disarankan agar dicantumkan komitmen dengan negara tempat pengiriman tenaga kerja tentang perlindungan tenaga kerja.
Yth. Saudara Ketua, Saudara Menteri dan Rapat Paripurna Dewan,
Terhadap Rancangan Undang-undang tentang penyelesaian PerseJisihan Industrial, yang terdiri dari 9 Bab dan 82 Pasal, Fraksi kami Fraksi Partai Golkar secara umum berpandangan sebagai berikut:
· 1. Secara struktural telah memenuhi persyaratan.
2. Secara substansial telah memenuhi makna dan bakekat penyelesaian perseJisihan industrial sejak dari yang bersipat filosofis, strategis maupun operasional dalam mencapai tujuan, namm1 demikian ada beberapa hal yang kami pertanyakan dan sarankan, sebagai berikut:
1. Dari aspek pengelompokan
Apakah tidak lebih tepat apabila tata cara Penyelesaian Perselisihan Industrial berada sesudah pengadilan perselisihan Industrial dan penyelesaian perselisihan Industrial melalui pengadilan perselisihan Industrial.
7
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
2. Dari aspek substansial
a. Mengapa tidak ada yang berkenaan dengan jenis perselisihan industrial dan faktor- faktor penyebabnya.
b. Tidak diberikan kesempatan kepada para pihak untuk
1#(.~
menentukan hakini'sendiri dalam menyeJesaikan perselisihannya.
Selanjutnya Fraksi kami menyarankan agar ditambah satu Bab tentang jenis-jenis perselisihan industrial dan faktor-faktor penyebabnya,
sehingga te1jadi pengelompokan sebagai berikut:
a. Pengelompokan, yaitu : BAB I Ketentuan Umum
BAB II Jenis-jenis perselisihan industrial BAB JU Pengadilan perseJisihan industrial
BAB IV Penyelesaian perselisihan industrial melalui pengadilan perselisihan industrial dan seterusnya sesuai Rancangan Undang-undang dimaksud.
b. Sedangkan dari aspek substansial dimasukkan kebebasan para pihak untuk menentukan
hakim~oc--
sendiri dalam menyelesaikan persel isihannya. · · ·Yth. Saudara Ketua, Saudara Menteri dan Rapat Paripurna Dewan,
Dari uraian tersebut diatas, bahwa dalam Pemandangan Umum ini, Fraksi Partai Golkar dengan mengucapkan Bismillahi Rahmannirrahim dapat menerima Rancangan Undang-unang tentang Pembinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan dan Rancangan Undang-undang tentang Penyelesaian Perselisihan lndustrial untuk dibahas selanjutnya sesuai dengan Tata tertib dan mekanisme Dewan, yang terhormat ini.
8
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Yth. Saudara Ketua, Saudara Menteri dan Rapat Paripunia Dewan .
Sebelum kami mengakhiri Pemandangamn Umum Fraksi Partai Golkar ada beberapa masalah aktual yang kami kemukakan sebagai berikut:
• Sejauh mana upaya Pemerintah memecahkan masalah-masalah pekerja/
buruh dan keluarganya yang mengungsi dari daerah konflik di daerah islimewa Aceh dan maluku.
• Pendekatan apa yang diJakukan oleh Pemerintah dalam melindungi pekerja/buruh di luar Negeri.
• Strategi apa yang telah disiapkan oleh Pemerintah agar pekerja/ buruh dapat memiliki saham diperusahaan tempat mereka bekerja.
• Apa faktor utama penyebab, sehingga kelompok pekerja/ buruh langsung ke Dewan Pe1wakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) mengadukan nasibnya.
• Apakah Pemerintah telah melakukan penelitian tentang latar belakang maraknya unjuk rasa pekei:_ja/buruh sekarang ini.
Saran kami untuk dipertimbangkan dalam mengatasi masalah-masalah pekerja/bun1h sebelum Undang-undangnya lebih lengkap sesuai dengan kebutuhan pekerja/buruh agar di bentuk forum atau badan oprasionalnya dalam bentuk Satuan tugas (Satgas ).
9
•
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Akhirnya, Fraksi kami Fraksi Partai Golkar menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Rapat Paripurna Dewan yang terhormat ini yang dengan sabar mengikuti Pemandangan Umum ini dan mo hon maaf atas kekurangan dalam cara penyampaiannya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera bagi kita semua.
Jakarta,29' Juni 2000
Fraksi Partai Golkar DPR RI
IO
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
FRAKSI PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
MPR / DPR - RI, NUSANTARA I, JL. JENO. GATOT SUBROTO, JAKARTA l 02 70 ({) (021) 575 5562 - 575 5597 - 575 5561 - 575 5598 - 575 5487 - FAX. 575 5488
PEMANDANGAN UMUM
FRAKSI PERSATUAN PEMBANGUNAN DPR-RI TERI-IADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG
PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN DAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN INDUSTRIAL
=====================================~==================
OlehJuru Bicara FPPP DPR-RI: H.A. Syahrudji Tandjung,
BA
Anggota DPR-IU Nomor: A-9 Bismi!!ahirrahmanirrahim
Assalam11'a!aikt1m11/r. 11/b.
Yang terhornut Pimpinan Sidang,
Yang terhonnat Saudara Ivie.ntcri 'Tenaga Kerja RI beserta jajarannya, Yang terhormat Segenap Anggota DPR-lU,
Serta haridin yang ka1ni 111ulyakan.
Perta1na kali puji clan syukur kita panjatkan kehadirat A~lah SWT, atas rah1nat, karunia dan lindungan-Nya jua hari ini kita dapat hadir dalam ruangan terhormat ini untuk 1nengikuti Pcmbicaraan Tingkat II Rancangan Undang-undang tentang Pe1nbinaan clan Pcrlindungan Ketenagakerjaan serta Rancangan Undang- undang tentang Penyelcsaian Pcrsclisihan Industrial. Rancangan Undang-undang ini memiliki makna yang signifikan dala111 kerangka 1nen1bangun suatu sistem ketenagakejaan yang tangguh di alan1 reformasi ini secara lebih bermakna untuk n1endukung terselenggaranya pembangunan nasional.
Dan berkaitan dcngan kescmpatan yang diberikan kepada Fraksi Partai Persatuan Pe111bangunan untuk menyampaikan pandangannya terhadap Rancangan Undang-undang tentang Pcmbinaan dan pcrlin<lungan kctcnagakerjaan serta Rancangan Undang-undang tentang Pcnyelesaian Perselisihan Industrial yang diajukan pemerintah terscbut, sebelumnya perkenankan ka1ni n1engucapkan terii11a kasih yang sebesar-besarnya kcpada 1\1enteri 'Tenaga Kcrja IU bcscrta jajarannya
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
2
atas kerja kcrasnya mcnyiapkan kcdua Rancangan Undang-undang tersebut, yang draftnya sama-sama kit<l pcgang saat ini.
Pembangunan nasional dilaksanakan dalarn rangka metnbangun manusta Indonesia seutuhnya dan pcmbangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk 1newujudkan masyarakat yang sejahtcra lahir batin, adil, tnaktnur yang merata berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 dalam naungan clan ridha Allah S\VT.
Berbicara masalah tcnaga kcrja, ti<lak dapat dipisahkan dengan pembangunan ketenagakerjaan secara mcnycluruh, karcna tcnaga kerja itu sendiri memiliki peran dan kedudukan yang sangat pcnting dan strategis, scbagai pelaku pembangunan.
Pe1nbangunan ketcnagakerjaan harus didukung oleh, antara lain:
1. 'Tcrscdianya lapangan kcrja yang cukup, hal ini dikaitkan dengan iklim investasi yang kondusif.
2. Tenaga kerja yang tcrampil, profesional clan memiliki etos kerja yang handal.
3. Sarana clan prasarnna kcrja yang mcnclukung kcnyamanan dan keselamatan pekerja.
4. Kesejahteraan pekcrja clan kcluarganya, baik semasa tnaupun purna kerja (pensiun/hari tua).
Pimpinan Siclang yang terhormat,
Fraksi Partai Persatuan Pcmbangunan menyambut baik atas diajukannya dua Rancangan Undang-undang, yaitu:
1. Rancangan Undang-undang tcntang Pcmbinaan dan Perlindungan K.etenagaker- 1aan.
2. Rancangan Undang-undang tentang Penyclesaian Perselisihan Industrial.
Keduanya akan melcngkapi Rancangan Undang-undang tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh yang scbcntar lagi akan disahkan tnenjadi Undang-undang.
Ketiganya merupakan umbrella atau payung dalam pembangunan ketenagakerjaan
ru
Indonesia. M:udah-1nu<lahan setclah tiga Rancangan Un<lang-undang dimaksud
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
3
akan segera menyusul Rancangan Undang-undang tcntang Tenaga Kerja Migran, clan Rancangan Undang-undang ten tang
J
arnsostck.Dari ketiga Rancangan Undang-undang tersebut Fraksi Partai Persatuan Pe1nbangunan berharap banyak tcrhadap terwujudnya hubungan kerja yang harmonis, clinainis, clan bcrkeaclilan antara pengusaha dengan buruh/pekerja; di satu s1s1 pengusaha bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan pekerja/buruh clan keluarganya dapat memberi kesempatan untuk tnemiliki saham perusahaan; sedang di sisi Jain para pckcrja/buruh mcrasa menclapatkan tempat yang layak, manusiawi atau dimvongke schingga turut 111enjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Pi1npinan Sidang yang tcrhormat,
Fraksi Partai Persatuan Pe1nbangunan 1nenyadari pula betapa pentingnya pe1nbangu11an sektor kctenagakerjaan, sehingga pe1nbcnahan-pembenahan secara teknis clan substansif scnantiasa pcrlu dilakukan. :t\1aka dengan hadirnya Rancangan Unclang-undang tentang Pcrnbinaan dan pcrlin<lungan ketenagakerjaan serta Rancangan Undang-uudang tcntang Pcnyclcsaian Pcrsclisihan I1~dustrial ini, tak lepas dari upaya untuk menata kcmbali hal-hal substansif clan teknis dalam konteks ketenagakcrjaan yang kian komplcks pcrmasalahannya.
Sebagai111ana kita kctahui bahwa Rancangan Undang-Undang tentang Pen1binaan clan Perlindungan Kctcnagakerjaan ini men1bahas pelbagai persoalan ketenagakcrjaan climulai clcngan tiga pengcrtian komprchensif yakni, tenaga kerja sebelum n1e111asuki hubungan kcrja (pre emplqyment), selaina dalam hubungan kerja (dttring emplqymen~, sampai dcngan purna kerja (post emplq_yment). Dengan demikian, sesungguhnya, apa yang <licakup clalam Rancangan Un<lang-Undang tentang Pembinaan dan Perlindungan Kctcnagakcrjaan ini diharapkan secara ko111prehensif n1ampu n1cncakup seluruh aspck pcrsoalan ketcnagakcrjaan.
Iviasalah kctcnagakcrjaan mcrupakan salah satu masalah yang sangat kompleks dan runut. Ivfasalah kctcnagakcrjaan juga mcrupakan salah satu masalah
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
'·
4
krusial clan rnendasar, karena mcnyangkut hajat hidup orang banyak. Dan krisis ekonomi yang mclanda ncgeri kita sckarang ini membcrikan dampak yang besar bagi scktor kctcnagakcrjaan kita, antara lain banyak pcrusahaan yang terpaksa gulung tikar karena biaya opcrasinya sangat tinggi dan tak tcrkcjar lagi. Akibatnya tak dapat disangkal lagi, jurnlah pcng;mgguran dincgcri kita ini mclonjak tak terbendung.
Tetapi masalah ketenagakcrjaan hukan saja masalah-masalah yang berkaitan dcngan pcngangguran, pcmutusan hubungan kcrja (PHK.) dan pcngupahan.
Na1nun juga aspek-aspck lain yang bcrkaitan dcngan kondisi clan persoalan tenaga kerja scbclum mcmasuki hubungan kerja, selama dalain hubungan kerja, hingga masa purna kerja. Oleh scbab itulah kebcradaan UU yang sccara komprehensif mengatur semua itu amat signifikan sebagai landasan berpijak clan pecloman untuk menangani setiap pennasalahan ketcnagakcrjaan secara adil, proposional, dan tepat.
Pimpinan Sidang yang terhormat,
Dala1n konteks oricntasi pembangunan nasional yang 1ne1nfokuskan strategi otono1ni daerah, maka Fraksi Partai Pcrsatuan Pcmbangunan benar-benar mengharapkan agar Rancangan Unclang-undang ini mampu menjawab pelbagai persoalan yang muncul bcrkcnaan dcngan dibcrlakukannya otonorni claerah berclasar·Un<lang-un<lang yang tclah a<la. Pcrlu dipikirkan sccara mcndalan1 tentang bagaimana implementasi .dari Rancangan Undang-undang ini berkaitan clengan
·,
haclirnya era otono1ni dacrah, schingga dalam pelaksanaannya nanti ticlak justru menin1bulkan keruwctan-kcruwctan.
Dalan1 hal Rancangan U n<lang-undang ten tang Pcmbinaan dan Perlindungan K.etenagakerjaan, Fraksi Partai Persatuan Pcmbangunan 111engharapkan agar tidak sekeclar perubahan judul Undang-un<lang dengan 1n01nenklatur "tentang Petnbinaan clan Pcrlindungan Ketcnagakerjaan" se1nata, namun segala aspek yang acla, sebagaimana tcrlihat dari sistematika yang acla, benar-benar mampu diimplcn1entasikan sccara konkrct bagi sctiap upaya pcmbinaan <lan perlinclungan kc tcnagakcrj aan.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
•,
5
Fraksi Partai Pcrsatuan Pembangunan berpendapat bahwa beberapa pom krusial dalam Rancangan U ndang-undang ten tang Pembinaan clan Perlinclungan Ketenagakerjaan seperti Pcrsoalan tcnaga kerja clan infonnasi ketenagakerjaan, pelatihan kerja, penernpatan tenaga kerja, soal Tenaga Kerja Warga Negara Asing (TKWNA), perlindungan tenaga kerja anak clan pere1npuan, pengupahan clan kesejahteraan tenaga kerja, hubungan industrial, serta 1nogok kerja clan penutupan perusahaan, betul-betul kita cermati dan scnantiasa kita kritisi bersama, sehingga aspek keadilan benar-benar diterapkan di dalarnnya secara benar clan tepat.
Rancangan Un<lang-undang tentang Pernbinaan clan Perlindungan Ketenagakcrjaan ini diharapkan nantinya mampu scbagai sen1acarn landasan pijak induk dari segala peraturan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, benar-benar tidak menyisakan peluang bagi setiap kmnponen yang ada clalam clunia ketcnagakcrjaan mcncan kclcmalrnn untuk berlaku tidak adil sehingga 1ne1nerosotkan dunia ketcnagakcrjaan kita.
Pimpinan Sidang yang terhormat,
Masih bcrkaitan dcng~111 Rancangan Undang-un<lang tcntang_Pcmbinaan dan Perlindungan K.etenagakerjaan ini, Fraksi Partai Persatuan Pe1nbangunan ingin n1enegaskan clan 1nempertanyakan, serta mcnyampaikan pokok-pokok pikiran yaitu:
1. Rancangan U ndang-undang K.etenagakerj aan ini mes tilah
tcntang Pembinaan clan Perlinclungan bcnar-benar 1nemberikan pembinaan clan perlindungan kepada kaum buruh clan pckcrja yang sclan1a ini berada dalam posisi yang lernah dalam bcrbagai aspck sehingga sangat sulit untuk merubah nasibnya untuk 1ncningkatka11 kcscjahteraannya. Target apa yang akan dicapai dengan kedua Rancangan Undang-undang ini?
2. Berkenaan dengan Tenaga K.erja Warga Negara Asing yang bekerja di wilayah Indonesia, sering mcnimbulkan pcrrnasalahan dcngan . tenaga kerja kita, terutama 1nenyangkut pcrsoalan upah yang ti<lak a<lil. Pada jenis pekerjaan yang sama clan kcmampuan bckcrja yang sama, tcnaga kcrja asing memperoleh upah yang jauh lebih besar <lari upah yang diteri1na oleh tenaga kerja kita. Dalatn hal
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
6
ini, kenapa terjadi hal yang <lcrnikian, dan mohon penjelasan langkah-langkah apa yang telah dan akan Sau<lara lakukan dalam mclindungi tenaga kerja kita dari praktek ketidakadilan ini?
3. Perlindungan terhadap Tenaga Kcrja Wanita yang bckerja di luar negen, khususnya Pckcrja Rurnah Tangga sangat lcmah dan 1nemprihatinkan. Oleh katena itu; khusus untuk pckcrja Pcmbantu Rumah 'I'angga yang bekerja di luar negeri, sependapatkah Saudara Menteri dengan Fraksi ka1ni untuk sementara ini distop saja, karena kondisinya tidak saja mcrugikan pekerja yang bersangkutan, tetapi juga 1nerusak citra bangsa kita. Schubungan dengan itu, harap dijelaskan bagaimana bentuk clan pola perlindungan terhadap tenaga kerja kita yang bekerja di luar negeri khususnya 'Tenaga Kerja Wanita, di mana kendala clan apa kelen1ahannya selama ini? Selain itu 17raksi kanu juga 1nelihat bahwa perlakuan yang 1nerugikan T'enaga Kerja \'Vanita ini tidak saja di luar negeri tapi terjadi pula di Indonesia, tatkala n1creka pulang kc Indonesia clan ini disinyalir dilakukan oleh scbuah sindikat yang rnclibatkan oknum-oknum yang bergerak di bidang jasa kctcnagakcrjaan. Sejauh mana Saudara 1nelihat persoalan ini, clan bagai1nana Saudara mcngantisipasinya?
4. Pasar kerja luar ncgcri scbcnarnya cukup banyak untuk menflmpung tenaga kerja kita yang masih bcrstatus pcngangguran. Pcrmasalahan antara lain adalah karena tidak 1nengalirnya kepada mcrcka infonnasi pasar tenaga kerja. Padahal informasi ini sangat dibutuhkan olch pcncari kerja. Dalam hubungan ini harap dijelaskan tentang inforrnasi pasar tcnaga kerja yang di1naksud clan langkah- langkah apa yang ditcmpuh untuk sarnpainya dengan cepat clan baik informasi tersebut. Selain itu kan1i ingin mcngetahui bagaimana koordinasi Saudara dengan lc1nbaga pcmcrintahan lainnya di luar negeri untuk mendapatkan inforn1asi pasar kcrja di luar ncgcri.
5. Arus pekcrja ilegal kc luar ncgcri cukup dcras mcnuju beberapa negara tetangga, khususnya rnelalui Kalimantan Barat <lan Kalimantan Tirnur. Hal ini disebabkan cukup banyak jalan-jalan sctapak yang bisa dilalul di daerah perbatasan untuk n1asuk ke 1vlalaysia Timur. Palla satu sisi cukup membantu untuk mengatasi pengangguran, tapi pada sisi lain tdah menimbulkan berbagai permasalahan karena mereka berstatus pekcrja ilcgal. Dikaitkan dengan masalah perlindungan
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
7
tcrhadap pckcrja ikgal iui pcrlu mcnjadi pcrhatian scrius, karena persoalannya tnenyangkut nama bangsa. l'vfohon tanggapan dan komentar Saudara serta solusinva! J
6. Pada Bab V Rancangan U 11dang-u11clang ten tang Pcmbinaan dan Perlindungan Ketenagakerjaan tentang Pclatihan Tenaga Kcrja pasal 4 ayat 2 1nenyebutkan bahwa Lembaga Pelatihan Kcrja Swasta wajib mempcrolch izin Kepala daerah kabupaten atau Kepala daerah Kota. Kami n1elihat persoalan ini cukup 1nengganggu clan ccn<lcrung mcmpcrsulit. Padahal bcrpartisipasinya pihak swasta 1nendirikan Lcmbaga Pclatihan Kcrja patut disyukuri clan diucapkan teri1na kasih. Apa alasan Saudara mensyaratkan wajib 1ne1nperoleh izin tersebut?
Fraksi kanu mcngusulkan agar RUU ini mcndorong pihak swasta berperan serta n1endirikan Lembaga Pclatihan Kerja clengan 1nc1nberikan berbagai kemudahan clan keringanan tidak tcrkcsan mcmpcrsulit.
7. Fraksi Partai Pcrsatuan Pcmbangunan mcnggaris bawahi Rancangan Undang- undang tcntang Pcmbinaan clan Pcrlindungan Kctcnagakerjaan pasal 85 ayat 2 huruf a yaitu, pcngusaha yang mempckcrjakan pekerja wanita wajib 1nenyediakan angkutan antat-jcmput yang aman pcrgi pulang dari tempat kerja sainpai tcmpat tinggal. Hal itu hcndaknya dibcrlakukan pula pada perusahaan perkebunan yang mcngangkut pckcrja wanita dcngan angkutan truk bercampur dcngan pckcrja pria bcrdcsak-dcsakan ditcrpa panas atau disiram hujan sehingga kondisi ini kurang manusiawi. tvlohon tanggapan dan komcntar saudara!
8. Fraksi kami sangat rncndukung pasal 90 Rancangan Undang-undang tentang Pe1nbinaan clan Pcrlindungan Kctcnagakerjaan yang 111enegaskan, pengusaha wajib mcmbcrikan kcscmpatan sccukupnya kcpada pckcrja untuk melaksanakan ibadah sesuai dengan agamanya. Konsckucnsi logis dari bunyi pasal ini adalah pengadaan sarana clan prasarana yang 1nemadai untuk kelancaran pelaksanaan ibadah yang dimaksud. Untuk itu pcrlu dijclaskan bahwa pengusaha mempunyai tanggungjawab untuk mcnycdiakan tcmpat dan sarana ibadah lainnya. Mohan tanggapan dan pcndapat Pcmctintah!
9. l'vlcnyangkut Bab XII Rancangan Undang-undang tcntang Pcn1binaan dan Perlindungan Ketenagakcrjaan tcntang Pcmbinaan, mcnurut hemat fraksi kami perlu dipertimbangkan untuk diganti dcngan istilah lain. Istilah pembinaan
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
.,
8
selanu ini berkonotasi intcrvcnsi yang bcrlcbihan dari pemerintah terhadap
ka~tn buruh atau pckcrja. Bagairnana mcnurut Saudara?
Pi1npinan Sidang yang tcrhormat,
Kita juga membahas Rancangan U ndang-undang ten tang Penyelesaian Perselisihan Industrial, dalam rangka mclcngkapi pranata perundang-undangan di bidang tenaga kerja. Pelbagai pcrsoalan yang menyangkut dunia ketenagakerjaan yang melibatkan pengusaha atau gabungan pengusaha clan pekerja atau serikat pekerja, acapkali menemui ko1npleksitas permasalahan yang pelik.
Oleh sebab itulah Rancangan Undang-undang tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial ini diharapkan marnpu mcngurni dan 1nenjcmbatani secara proporsional, adil, clan tcpat, dalam setiap kasus perselisihan industrial yang bisa terjadi di dalam lingkup pcngusaha atau gabungan pengusaha dengan pekerja atau serikat pekcrja, n1aupun antar scrikat pckcrja <lalain perusahaan.
Fraksi Partai Pcrsatuan Pcmbangunan berpendapat bahwa penanganan permasalahan yang erat kaitannya dcngan persclisihan indus~ial, tidak bisa dilakukan sccara parsial clan sctcngah-sctengah, namun bagaimanapun harus diselesaikan sccara komprchcnsif dan tcrfokus. Olch scbab itulah, Rancangan Undang-undang tcntang Pcnyclcsaian Pcrsclisihan Industrial ini diharapkan mampu sccara rinci mcmbcrikan rarnbu-rarnbu yang deHgan mudah dapat dipahanu clan diimplcmcntasikan pclaksanaannya di lapangan, dengan tetap mengacu pada asas keadilan.
Fraksi Partai Pcrsatuan Pcmbangunan bcrpendapat bahwa penyelesaian perselisihan industrial perlu dilakukan sccara cermat clan hati-hati, sebab didalamnya terdapat nuansa perbcdaan kcpentingan terkait dengan ditnensi ketidakadilan dalam k.ontcks industrial. Pcnanganan kasus pcrsclisihan industrial bila tidak dilakukan sccara tcpat clan bcnar, justru akan rncni1nbulkan krisis clan gcjolak yang bcrlarut-larut. J\laka pcnyclsaian pcrsclisihan industrial sesungguhnya tidak saja n1endamaikan dan mcncmukan pclbagai titik-tcmu yang ada, tapi lebih
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
..
9 dari itu juga bagaimana potcnsi konflik yang ada mampu dikclola sccara bcnar clan baik, sehingga diharapkan pcrsclisihan-pcrsclisihan yang tidak substansif clalam kontcks pcrburuhan.
Aspek kea<lilan, bagaimanapun harus diutamakan dalatn konteks penyelesaian pcrsclisihan industrial, dalam arti tidak ada satu elctncn clalan1 perusahaan, apakah itu pihak pcngusaha atau gabungan pcngusaha, pekerja atau serikat pekerja, yang diist:imcwakan kcdudukannya, schingga yang satu dapat 1nenekan yang lain sccara sistcmatis. Dalam konteks perselisihan industrial, posisi sen1ua elemen yang ada sama, namun semua diharapkan mampu 1ne1naham.i clan konsisten dabm mcrncnuhi pclbagai kcwajiban clan hak-hak yang a<la.
Oleh karenanya Fraksi Partai Pcrsatuan Pembangunan berpenclapat bahwa batas-batas antara hak clan kcwajiban antara pclbagai clemcn baik itu pengusaha, gabungan pengusaha, pckcrja, maupun scrikat pckerja benar-benar transparan clan tegas, sehingga bisa mcmpcrmudah pcnyclcsaian pcrsclisihan perburuhan. Sebab, bagairnanapun Rancangan U ndang-undang ten tang Penyclesaian Perselisihan Industrial, dengan pclbagai pcdoman yang ada didalamnya dihar.apkan mampu mempermudah penyelcsaian pcrsclisihan pcrburuhan secara elegan, proporsional, adil, clan tepat, sehingga diharapkan pcrsclisihan perburuhan tak sarnpai berlarut- larut yang pada akhirnya mcrugikan scmua pihak, juga bcrdarnpak buruk bagi perkernbangan p-:rckonom.ian nasional.
Pi1npinan Siclang yang tcrhormat,
Fraksi Partai Pcrsatuan Pcmbangunan bcrpendapat bahwa Rancangan Undang-undang tcntang Pcrnbinaan clan pcrlindungan ketenagakerjaan serta Rancangan Undang-undang tentang Pcnyclcsaian Pcrselisihan Industrial ini mampu n1enegaska11 pcran dan fungsi pcmcrintah, sebagai pihak yang diharapkan 1narnpu mei1umbuhkan iklim kondusif bagi dunia kctcnagakerjaan, bukan rnalah 1nenjadi pihak yang scnantiasa mclakukan intcrvcnsi-intervensi yang justru merugikan dunia kctcnagakcrjaan itu scndiri.
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
. .
10
Oleh scbab itulah fungsi dan pcran pc1nerintah, dalam konteks ketenagakerjaan pcrlu diccrmati sccara scksama, sehingga dala1n Rancangan Undang-undang tcntang Pcmbinaan clan pcrlindungan ketenagakerjaan serta Rancangan Undang-undang tcntang Pcnyclesaian Perselisihan Industrial ini, tidak me1nberikan tempat bagi pcmcrintah untuk mcncuri pcluang 111elakukan intervensi berlebihan, sehingga justru dunia kctcnagakcrjaan kita tidak mandiri dan dewasa.
Selanjutnya, Fraksi Partai Pcrsatuan Pen1bangunan 1ne1npergunakan kese1npatan ini untuk mcnyampaikan saran, usul, pertanyaan clan pokok-pokok pikiran sebagai berikut:
1. Berkenaan dengan judul, kalau dikaitkan dengan judul Undang-undang No.22 Tahun 1957 a<lalah Pcnyclcsaian Pcrsclisihan Pcrburuhan sebuah judul yang telah 1nengakar dan pas di lingkungan kaun1 buruh. Kenapa judul rancangan Undang-undang tentang Pcnyclcsaian Persclisihan Industrial ini tidak memakai judul RUU tentang Pcnycksaian Pcrsclisihan Perburuhan? l\ilohon dijelaskan tentang dasar pemikiran dan argumcntasi Saudara 1nenyangkut persoalan yang kan1i kemukakan ini!
2. Pada waktu sekarang ini pcndcritaan dcnu penderitaan 1nasih 1ne1111npa clan mendera kaum buruh <lan pckcrja akibat belum bcrjalannya suprcmasi hukum, khususnya bagi kaurn buruh/ pckcrja. Di bcbcrapa pcrusahaan tertentu seperti Pertanuna penyelesaian pcrsclisihan pcrburuhan <lilakukan oleh sebuah lembaga khusus di luar P4D dan P4P yang tidak mcngikutscrtakan kalangan buruh/ pekerja, tetapi diwakili oleh Korpri, karena di pcrusahaan ini Serikat Buruh/Serikat Pekcrja tidak bisa dibcntuk. Akibatnya dala1n penyelesaian perselisihan perburuhan, kaum buruh/pckerja tetap berada dala1n posisi yang lemah dan dikalahkan. Kondisi ini dipcrburuk lagi dcngan kcluarnya Undang- undang No.5 Tahun 1986, di rnana kcputusan P4P belutn final dan 111asih bisa banding ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara clan Kasasi pada Mahkamah Agung. Fraksi kami sq?cndapat kc dcpan ini penyelesaian perselisihan pcrburuhan clan atau pcrsclisihan industrial tidak melalui proses pcradilan yang berlarut-larut, tctapi sudah final pada Pcnga<lilan Pcrs.elisihan Industrial, schingga tidak dipcrlukan lagi naik banding dan kasasi. Bcrkaitan dcngan adanya
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
11
lembaga lain di luar P4D dan P4P dalam pcnyclcsaian pcrselisihan perburuhan seperti PTK .l'viigas di PT Caltcx Pacifik Indonesia, mohon pcnjclasan saudara clan jika saudara scpendapat dengan fraksi ka1ni, lembaga tersebut segera dibubarkan!
3. Fraksi Partai Persatuan Pcmbangunan scpcndapat bahwa selama ini dirasakan adanya kesan pemerintah ikut campur tangan dalam penyelesaian perselisihan perburuhan/ perselisihan industrial. Pcmcrintah lebih terkesan keberpihakannya kepada pengusaha, sehingga citra pemerintah di 1nata pekerja/buruh demikian rendah. Kondisi ini harus diperbaiki dan tidak boleh dibiarkan. Pemerintah dan pengusaha mestilah mcmandang clan menempatkan kaum buruh/pekerja sebagai aset bangsa clan komponcn bangsa yang jutnlah dan potensinya sangat besar clan menentukan cksistcnsi bangsa dan ncgara. Khusus bagi perusahaan hendaknya mampu rnclihat dan mcncmpatkan buruh/ pekerja sebagai 1nitra pengusaha dalam mcmajukan dan mcningkatkan pro<luksi. Dengan clemikian scmua pihak harus bcrupaya mcrninimalisir sumbcr-sumbcr pcrsdisihan dcngan membangun silaturrahim. Fraksi kanu mcnginginkan adanya perubahan nasib clan kescjahtcraan yang la yak bagi kaum buruh/ pckerja sehingga buruh/pekerja tidak menjadi buruh/pckcrja bclaka.
Peman<langan yang kiLa saksikan di (~cdung DPR IU tia<la hari tanpa demonstrasi yang dilakukan okh buruh/ pckcrja scbagai ccnninan atau refleksi dari kelemahan pcraturan dan perundang-undangan tentang penyelesaian perselisihan perburuhan aLau pcrsclisihan industrial.
Pin1pinan Sida11g yang tcrhormat, Sidang yang kami mulyakan,
K01nitmen kita untuk scnanuasa mcmajukan dunia ketenagakerjaan, merupakan hal yang sudah scharusnya scnantiasa dilakukan. Fraksi Partai Persatuan Pe1nbanguna11 berharap pada Tahapan Pe1nbicaraan selanjutnya kita dapat bersama-sama mcnycmpurnakan Rancangan Undang-Undang tentang Pe1nbinaan clan perlindungan kctcnagakcrjaan scrta Rancangan Undang-undang tentang Penyelesaian Perselisihan Industrial ini sehingga benar-benar dapat menjadi Undang-Unclang yang cfcktif dan benar-benar mampu clijadikan lanclasan
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
12
pijak bagi segala pcrsoalan kctcnagakcrjaan kita, schingga dunia ketenagakerjaan yang ada 1ncngalami pcrkcmbangan yang signifikan.
Akhir kata, terima kasih kan1i ucapkan atas waktu yang diberikan kepada kami. Semoga Allah SWT membcrikan kemampuan clan kekuatan kepada kita agar dapat menunaikan tugas-tugas konstitusional ini dcngan sebaik-baiknya. Amien.
Bil/ahit ta1~fiq 1valhidcl)'cdJ, lf7assalam11 'alaik111n, 117 1: 117h.
Jakarta, 25 Rabiulawal 1420H 29
J
uni 2000I'v1 FllJ\KSI l'/\llT/\l l'EHSJ\TUJ\I'/ PEMBJ\NGUN/\N DE\Vfi'N l'ElnVJ\KI LAN HAJO'AT HEl'UBLIK JNJJONESJAIf"
Sckrctaris! {ft_' 1A-;
Dr~;i_ILl.!a111ka Ors. I J. Emlin AJ Sucfihara,.M.l\J
Pll-PAKt:T TENAG,\Kl:l!.JA
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT : GEDUNG MPR I DPR-RI, NUSANTARA I LANTAI XVII KAMAR 1709 JL. JENO. GATOT SUBROTO, JAKARTA 10270
TELP. 021·575 5623 • 575 5625 • 575 5626 • 575 5627 • 575 5628 FAX. 021·575 5614 • 575 5624
PEMANDANGAN UMUM
ANGGOTA FRAKSI KEBANGKITAN BANGSA DPR RI TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG·
PEMBINAAN DAN PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN
&RUU TENTANG PENYELESAIAN HUBUNGAN INDUSTRIAL
Dihacakan oleh Juru Bicara F-KB DPR RI: KH. Ahmad Muhasyir Mahfud BA Nomor Anggota: A-431
= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
- (--?JI rjJ>}I
a.-~I r'uJ
(~~ dJJ~A.Jl 1 - !:/_)\_,JI ~.J ~J .-l~I
~\ ~ _);J \~-~ l ~~, ___ _/-'~ JJ~ _)' ~
1cY
~\~\-1~\ a__;\~0·
· Saudara Pimpinan Sidang,
Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta jajarannya, Saudara-saudara Anggota Dewan,
Dan hadirin yang terhormat,
Syukur alhamdulillah segala puji kita haturkan kepada Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan hanya karena rahmat-Nya yang semata kita dapat melaksanakan berbagai kebajikan dan peribadatan, Juga berkat rahmat-Nya kita dapat melaksanakan tugas kenegaraan ini dalam rangka pembicaraan Tingkat II Pemandangan Umum Fraksi-fraksi atas Rancangan Undang-undang Tentang Pembinaan dan perlindungan Ketenagakerjaan. Semoga salawat dan salam selalu di limpahkan kepada Nabi besar Muhammad SAW, pembawa rahmat bagi alam semesta
1
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Saudara Pimpinan Sidang,
Saudara Menteri Tenaga Kerja beserta Staf, Saudara-saudarn Anggota Dewan,
Dan hadirin yang terhormat,
Menurut Fraksi Kebangkitan Bangsa Agama dan Pancasila selalu memandang bahwa hubungan buruh dan majikan merupakan hubungan kemitraan, sebab betapapun jumlah modal yang tersedia baik berupa gedung, mesin yang berteknologi canggih dan kemampuan menejemen yang hebat, tetapi tanpa pekerja/buruh yang terampil, di siplin, jujur dan bekerja dengan loyalitas yang tinggi. Maka tujuan usaha untuk memperoleh keuntungan akan sulit di wujudkan. Oleh karena itu kedua faktor atau unsur ini harus terjalin dengan baik dan hubungan lahir batin yang harmonis. Mereka bukan hanya dua kutub yang harus dipertentangkan, tetapi mereka merupakan dua unsur yang di sambung oleh dua misi yaitu bekerja dan mencari keuntungan.
Keuntungan itu di bagi sebagian untuk pengusaha dana sebagian bagi pekerja/ buruh sebagai wujud dari kerja keras, di siplin, loyalitas, dan kejujuran.
Pekerja/buruh merupakan potensi riil bangsa yang berfungsi sebagai kekuatan demokratis yang di namis dan selalu ingin berpihak kepada supremasi hukum dan keteraturan kehidupan, namun selama pemerintahan Orde Baru dengan sistim politik yang otoriter, mereka di jadikan mesin pencetak suara pada saat pemilu di laksanakan, dan di jadikan alat produksi untuk mengejar keuntungan pengusaha, sedangkan di kala terjadi krisis modalnya di tanam di luar negeri. Bukan salah pekerja atau buruh jika mereka selama ini tetap miskin tan pa daya tawar, tetapi sesungguhnya karena takdir pengusaha yang di dukung oleh policy penguasa. Dalil yang selalu mereka katakan Kue di besarkan lebih dahulu, nanti pada waktunya baru kita ratakan. Salah satu contoh yang jelas misalnya upah minimum di tentukan, tetapi upah maksimum tidak di atur. Perbandingan antara upah pekerjalburuh bawahan dengan upah buruh kelas atasan sulit diukur perbandingannya.
"
Dalam pandangan FKB realita kehidupan menunjukkan mereka pekerja/buruh rendahan hanya mampu mengkredit rumah sangat sederhana dan antri bus untuk setiap jam lima pagi menuju tempat kerja, baru jam enam sore mereka turun dari bus untuk jalan kaki menuju rumah kreditan yang kecil. Tetapi sebaliknya mereka pekerja /buruh atasan atau bahkan
2
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
pengusahanya menempati nunah mewah dengan segala fasilitasnya, dengan gaji besar dan mobil bagus, inilah realita; sebagai basil
polecy
ketentuan upah minimum tanpa di atur upah maksimum. Pengusaha selalu berdalih karena banyaknya pungutan liar dari penguasa, tetapi sesunguhnya di samping banyaknya pungli juga pembagian profit yang tidak adil antara pengusaha, pekerja/ buruh kelas atasan dan kelas bawahan. Menurut FKB dengan reformasi yang terjadi saat ini perlu di perbaiki bersama.Saudara Pimpinan Sidang Hadirin yang terhormat,
Keadaan pekerja/buruh sektor formal masih inenuntut penataan yang lebih baik, demikian pula nasib pekerja/buruh sektor informal, misalnya.pembantu rumah tangga dimana jam kerja berubah bukan 8 jam, tetapi mulai jam 5 (lima) pagi sampai dengan selesainya majikan makan malam. Yang menjadi masalah bukan jam kerja, tetapi lebih dari. itu adalah upah yang sangat murah tanpa tunjangan kehidupan lainya. Menurut FKB adalah bagaimana RUU ini menyatakan pembinaan dan perlindungan pembantu rumah tangga.
Pada siapa mereka mengadu baik kelebihan jam kerja, upah yang murah dan sering mendapatkan perlakuan yang kurang manusiawi dari tuan rumah mereka bekerja, karena itu perlu di atur dalam RUU ini sektor informal baik pembantu rumah tangga dan pekerja informal lainnya. Kiranya ada penjelasan dari pemerintah.
Dalam Pandangan FKB masalah pekerja/buruh ini memang sudah terlalu lama kurang memperoleh perhatian secara seksama dari kita bersama.
Sementara aturan ketenaga kerjaan/perburuhan masih seperti belum sepenuhnya memperjuangkan hak-hak buruh. Begitu juga dengan nasib pekerja/buruh warga negara Indonesia di luar negeri. Informasi kita tentang masalah ketenagakerjaan di luar negeri sangat minim sekali kecuali upah/gaji yang sangat tinggi, mereka hanya memperoleh infonnasi sepotong-sepotong dari pialang di desa dan kecamatan, tetapi karena tanggung jawab mereka terhadap keluarga dan masa depan kehidupanya, maka mereka memaksa pergi kcl uar negeri dengan berbagai kendala dan resiko yang meski di hadapi serentetan dengan kesulitan yang mereka hadapi dengan rasa tangguh, yaitu mulai dari
RT/
RW kecamatan, Depnaker, Kabupaten, PJTKI, majikan luar negeri sampai calo-calo dibandara waktu mereka pulang dari luar negeri.3
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
Bagi Fraksi Kebangkiatan Bangsa TKI/TKW adalah pahlawan keluarga yang tangguh dan ikhlas sebagai pembawa devisa yang cukup besar, sebagai contoh pada pelita kelima di targetkan devisa sebesar Rp 91 triliun. Resiko- resiko di dalam negeri masih jauh lebih kecil dibandingkan resiko diluar negeri, seperti hukum pancung, penganiayaan dan pemerkosaan serta perlakukan yang tidak manusiawi yang mereka alami hal ini disebabkan antara lain :
a. Waktu rekrutmen mereka kurang dibekali modal keterampilan, bahasa dan budaya dinegara dimana mereka ditemnpatkan, lebih-lebih hukum negara yang bersangkutan. Hal ini sungguh sering menjadi malapetaka bagi mereka karena itu Fraksi Kebangkitan Bangsa sangat memperihatikan terhadap hal tersebut.
b. Antara pemerintah Republik Indonesia dengan pemerintah di mana TKI/TKW di tempatkan belum memiliki MOU, yang antara lain mengatur hukum mana yang harus di terapkan terhadap TKI/TKW sebagai warga negara Indonesia di luar negeri. Hal ini memang masih menjadi perdebatan pakar hukum internasional, tetapi menurut FKB demi keselamatan mereka jika tidak ada
MOU
sebaiknya mereka tidak ditempatkan dinegara yang bersangkutan. ·c.
Ketetntuan yang mengharuskan kepada pelaksanaan penempatan tenaga kerja luar negeri baik instansi pemerintah maupun swasta memiliki tim pembela/ lawyer yang mengerti bahasa dimana TKI atau TKW ditempatkan, dan hal ini belum diatur dalam RUU ini, bagaimana pembelaan terhadap mereka, mohon dijelaskan.Saudara Pimpinan Sidang, Saudara Anggota Dewan Dan hadirin yang terhormat.
Bertitik tolak dari pemikiran tersebut, FKB sangat menghargai usaha pemerintah untuk memikirkan Draff
RUU
irri. Namun dalam pandangan Fraksi Kcbangkitan bangsa ada bebcrapa hal .yang ingin kami sampaikan pertanyaan berkaitan dengan materi RUU tentang Pembinaan dan perlindungan Ketenagakerjaan ini :4
BIDANG ARSIP DAN MUSEUM
1. Dipasal berapa pembinaan dan perlindngan ketenagakerjaan sektor informal diatur dalam RUU ini, kiranya ada penjelasan dari pemerintah?
2. Bab IV tentang Perencanaan Tenaga Kerja dan Infonnasi Ketenagakerjaan, merupakan pembangunan ketenagakerjaan terpadu.
Barangkali pemerintah perlu menjelaskan langkah-langkah reformasi dan orientasi yang akan dilakukan dilingkungan Depertemen tenaga kerja pusat, Propensi maupun Daerah.
3. Bab V tentang Pelatihan Kerja yang terdiri dari 21 pasal, kiranya perlu ada penjelasan lebih lanjut dari pemerintah atas realita program tersebut.
Dan Departemen mana saja yang terkait dengan program tersebut.
Dimana pada saat ini akan didialogkan, sehingga bukan merupakan pasal-pasal yang tidak ada realitanya.
4. Harap dijelskan oleh pemerintah tentang bentuk perlindungan TKI di luar negeri sebagai mana diatur dalam pasal 42, baik oleh pemerintah, pelaksana penempatan tenaga kerja swasta dan pihak terkait dih.iar negeri. Misalnya apabila terjadi kasus Kartini, Nasiroh, Siti Zainab dan pada saat ini Warni. Bagaimana posisi masing-masing lembaga tersebut dalam melindungi tenaga kerja diluar negeri.
5. Mohon dijelaskan dengan negara mana saja pemerintah melakukan MOU dibidang penempatan tenaga kerja luar negeri. Sejauhmana kewajiban- kewajiban negara dimana tenaga kerja lndoneisia berada, melindm1ginya dan hukum mana yang diterapkan terhadap warganegara Indonesia diluar negen.
6. Calon tenaga kerja keluar negeri sebagian besar berasal dari desa yang polos, jujur dan rata-rata berpendidikan SLTP serta dari kalangan ekonomi lemah. Sedangkan yang mgm kami pertanyakan adalah mengapa?
a. Pasal 49 yang sangat sumer "tidak jelas" dimana mereka selama ini menjadi korban calo-calo penempatan tenaga kerja luar negeri kenapa tidak wajib memperoleh bantuan kredit bank.
b. Apa sanksi pelanggaran yang dilakukan lembaga penempatan tenaga kerja luar negeri terhadap pasal 50
RUU
ini mengapa sanksinya hanya administrasi ?5