• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KEMAMPUAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA TAHUN 2018 PADA MATERI KONSEP PECAHAN DAN UPAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PROFIL KEMAMPUAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA TAHUN 2018 PADA MATERI KONSEP PECAHAN DAN UPAYA"

Copied!
226
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KEMAMPUAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA

TAHUN 2018 PADA MATERI KONSEP PECAHAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Desi Agustina Siambaton NIM: 151414083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2021

(2)

i

PROFIL KEMAMPUAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA

TAHUN 2018 PADA MATERI KONSEP PECAHAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Disusun Oleh:

Desi Agustina Siambaton NIM: 151414083

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2021

HALAMAN JUDUL

(3)
(4)
(5)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan penuh rasa syukur atas terselesaikannya skripsi ini, saya persembahkan untuk:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan kesehatan, keselamatan, dan kekuatan kepadaku dalam menghadapi segala rintangan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kedua orang tuaku tercinta yang selalu memberikan dorongan semangat, kepercayaan, doa, dan segalanya.

3. Orang-orang yang selalu mendukung dan menyayangi saya dengan sepenuh hati.

(6)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Februari 2021 Penulis

Desi Agustina Siambaton

(7)

vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Desi Agustina Siambaton Nomor Mahasiswa : 1514140843

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PROFIL KEMAMPUAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA TAHUN 2018 PADA MATERI KONSEP PECAHAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan yang saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 17 Februari 2021 Yang menyatakan,

Desi Agustina Siambaton

(8)

vii ABSTRAK

Desi Agustina Siambaton. 2021. Profil Kemampuan Matematika Dasar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Asal Kabupaten Mappi Papua Tahun 2018 Pada Materi Konsep Pecahan Dan Upaya Peningkatannya. Skripsi.

Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan; (2) mendeskripsikan kesulitan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan; (3) mengidentifikasi faktor- faktor yang menyebabkan kesulitan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan; (4) mendeskripsikan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan matematika dasar mahasiswa pada materi konsep pecahan; dan (5) menghasilkan rekomendasi strategi pembelajaran selanjutnya agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah mahasiswa matrikulasi USD asal Kabupaten Mappi tahun 2018 yang berjumlah 48 mahasiswa.

Data penelitian yang digunakan terdiri dari data observasi, tes tertulis, isian kuesioner konteks, dan catatan refleksi tutor.

Hasil penelitian ini adalah (1) kemampuan yang dimiliki mahasiswa dalam mengerjakan soal materi konsep pecahan yaitu soal langsung dan soal cerita, (2) kesulitan yang dimiliki mahasiswa dalam mengerjakan soal materi konsep pecahan yaitu soal langsung dan soal cerita, (3) faktor-faktor penyebab kesulitan mahasiswa yaitu, (a) malas dan sering bolos pembelajaran, (b) kurang minat terhadap pelajaran matematika dan menjudge bahwa matematika sulit untuk dipahami, (c) mahasiswa belum lancar membaca, menulis, dan berhitung, (d) rendahnya daya ingat mahasiswa dalam mengingat kembali materi-materi yang sudah dipelajari, (e) menganggap materi pecahan sulit untuk dipelajari, (f) konsentrasi yang mudah terganggu, (g) mahasiswa belum terbiasa menyelesaikan soal cerita, (4) upaya- upaya yang sudah dilakukan tutor, (a) tutor memperkenalkan konsep pecahan secara kontekstual, (b) tutor memberikan motivasi kepada setiap mahasiswa, (c) tutor menggunakan bahasa dan intonasi yang sederhana dan baik, (d) tutor memberikan tugas tambahan kepada mahasiswa, (e) tutor menggunakan aplikasi kahoot, (5) rekomendasi pembelajaran selanjutnya yaitu, (a) menggunakan alat peraga untuk memberikan pengalaman nyata dalam memahami materi, (b) tutor mengadakan permainan, (c) tutor mengusulkan kepada mahasiswa untuk menggunakan buku berpetak dalam pembelajaran matematika.

Kata Kunci: Kemampuan, Kesulitan, Pecahan, Mahasiswa Mappi

(9)

viii ABSTRACT

Desi Agustina Siambaton. 2021. Profiles of Basic Mathematics Ability of Sanata Dharma University Students from Mappi Papua Regency in 2018 on the Concept of Fractions and Efforts to Improve. Essay. Mathematics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences Education. Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

This study aims to (1) describe the student's ability to master the fraction concept material; (2) to describe the students' difficulties in mastering the fraction concept material; (3) identify the factors that cause student difficulties in mastering the fraction concept material; (4) describe the efforts that have been made to improve students' basic mathematics skills in the fraction concept material; and (5) produce recommendations for further learning strategies so that learning can run more effectively and efficiently. The type of research used is descriptive qualitative.

The research subjects were USD matriculation students from Mappi Regency in 2018, totaling 48 students. The research data used consisted of observation data, written tests, filling in the context questionnaire, and notes on the tutor's reflection.

The results of this study were (1) the ability of students to work on fraction concept material problems, namely direct questions and story problems, (2) difficulties students had in working on fraction concept material problems, namely direct questions and story problems, (3) factors The causes of student difficulties are (a) lazy and often skipping learning, (b) lack of interest in mathematics and judging that mathematics is difficult to understand, (c) students are not fluent in reading, writing, and arithmetic, (d) low memory of students in recalling the material that has been studied, (e) considers fraction material difficult to learn, (f) concentration that is easily distracted, (g) students are not used to solving story problems, (4) the efforts that have been made by the tutor, ( a) the tutor introduces the concept of fractions contextually, (b) the tutor provides motivation to each student, (c) the tutor uses simple and good language and intonation, (d) the tutor gives additional assignments to students, (e) the tutor uses the kahoot application, (5) recommendations for further learning, namely, (a) uses props to provide real experience in understanding the material, (b) the tutor plays games, (c) the tutor proposes to students to use checkered books in mathematics learning.

Keywords: Ability, Difficulty, Fractions, Mappi Students

(10)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, atas segala anugerah, kasih karunia, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul

“Profil Kemampuan Matematika Dasar Mahasiswa Universitas Sanata Dharma Asal Kabupaten Mappi Papua Tahun 2018 Pada Materi Konsep Pecahan Dan Upaya Peningkatannya” yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis tidak bekerja sendirian karena banyak orang yang dengan sukarela membantu dan memberikan motivasi kepada peneliti. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd, M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen Pembimbing yang senantiasa membimbing, memotivasi, dan memberikan masukan dalam penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Beni Utomo, M.Sc. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Maria Suci Apriyani, S.Pd, M.Sc. selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

5. Para tutor program Matrikulasi Mappi yang telah membantu selama melakukan penelitian.

(11)

x

6. Seluruh mahasiswa asal Kabupaten Mappi yang telah bersedia membantu proses penelitian.

7. Keluarga yang selalu memberikan dorongan semangat, kepercayaan, doa, dan segalanya selama menyusun skripsi.

8. Teman-teman seperjuangan di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma angkatan 2015.

9. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak memiliki kekurangan baik dari segi penyusunan, isi, dan bahasa. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi perkembangan skripsi ini sehingga dapat berguna bagi pembaca.

Yogyakarta, 17 Februari 2021 Penulis

Desi Agustina Siambaton

(12)

xi DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .. vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Tujuan Penelitian ... 2

D. Manfaat Penelitian ... 2

E. Batasan Istilah ... 2

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Profil Pendidikan di Kabupaten Mappi... 7

B. Pendidikan untuk Orang Dewasa (Andragogi) ... 8

C. Analisis Kesalahan... 8

(13)

xii

D. Kesulitan Belajar Matematika ... 8

E. Penyebab Kesulitan Belajar ... 8

F. Pengertian Kemampuan ... 8

G. Konsep Pecahan ... 8

BAB III METODE PENELITIAN ... 17

A. Jenis Penelitian ... 17

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 17

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 18

D. Bentuk Data ... 18

E. Metode Pengumpulan Data ... 20

F. Teknik Analisis Data ... 21

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan ... 23

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN ... 24

A. Data Penelitian... 24

1. Hasil Pekerjaan Mahasiswa ... 24

2. Kuesioner Konteks Mahasiswa ... 29

3. Catatan dan Refleksi Mingguan Tutor ... 31

4. Hasil Pengamatan dan Interaksi dengan Mahasiswa dan Tutor ... 32

B. Analisis Data Penelitian ... 35

1. Analisis Hasil Pekerjaan Mahasiswa... 35

2. Analisis Kuesioner Konteks Mahasiswa Mappi USD... 40

3. Analisis Catatan dan Refleksi Mingguan Tutor ... 42 4. Analisis Hasil Pengamatan dan Interaksi dengan Mahasiswa dan Tutor 45

(14)

xiii

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

A. Hasil Penelitian ... 47

1. Kemampuan dan Kesulitan Mahasiswa ... 47

2. Penyebab Kesulitan Mahasiswa ... 53

3. Upaya-upaya yang sudah dilakukan tutor dan hasilnya ... 54

4. Rekomendasi Pembelajaran Selanjutnya ... 54

B. Pembahasan ... 55

1. Kemampuan dan Kesulitan Mahasiswa ... 55

2. Penyebab Kesulitan Mahasiswa ... 67

3. Upaya-upaya yang sudah dilakukan tutor dan hasilnya ... 71

4. Rekomendasi Pembelajaran Selanjutnya ... 73

C. Refleksi ... 75

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 77

A. Kesimpulan... 77

B. Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Skema Alur Klasifikasi ... 22

Gambar 4.1 Soal Tes II Kelas A Nomor 8... 25

Gambar 4.2 Soal Tes II Kelas A Nomor 9... 25

Gambar 4.3 Soal Tes II Kelas B Nomor 7 ... 25

Gambar 4.4 Soal Tes II Kelas A Nomor 10 ... 25

Gambar 4.5 Soal Tes II Kelas B Nomor 8 ... 25

Gambar 4.6 Soal Tes III Kelas B Nomor 5 ... 26

Gambar 4.7 Skema Alur Berfikir Tes II Kelas A Nomor 8 ... 39

Gambar 4.8 Skema Alur Berfikir Tes II Kelas A Nomor 10 ... 39

Gambar 5.1 Hasil Pekerjaan Tes II Kelas B Nomor 7 ... 58

Gambar 5.2 Hasil Pekerjaan Tes II Kelas A Nomor 8 ... 59

Gambar 5.3 Hasil Pekerjaan Tes II Kelas B Nomor 7 ... 61

Gambar 5.5 Hasil Pekerjaan Tes II Kelas B Nomor 8 ... 63

Gambar 5.6 Hasil Pekerjaan Tes II Kelas B Nomor 8 ... 65

Gambar 5.7 Hasil Pekerjaan Tes II Kelas A Nomor 10 ... 66

(16)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Letak Soal yang Dianalisis ... 21

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes II Kelas A Nomor 8 ... 27

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Tes II Kelas B Nomor 7 ... 28

Tabel 4.3 Klasifikasi Hasil Tes Berdasarkan Jawaban Akhir Mahasiswa ... 29

Tabel 4.4 Rangkuman Kuesioner Konteks Pemahaman Matematis Sederhana 30 Tabel 4.5 Klasifikasi dan Kode Jawaban Tes II Kelas A Nomor 8 ... 36

Tabel 4.6 Klasifikasi dan Kode Jawaban Tes II Kelas A Nomor 10 ... 37

Tabel 4.7 Klasifikasi dan Kode Jawaban Tes II Kelas B Nomor 7... 38

Tabel 5.1 Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Tes II kelas A Nomor 8 ... 47

Tabel 5.2 Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Tes II Kelas A Nomor 9 .... 47

Tabel 5.3 Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Tes II Kelas B Nomor 7 ... 48

Tabel 5.4 Rata-rata Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Soal Langsung .... 48

Tabel 5.5 Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Tes II Kelas A Nomor 10... 48

Tabel 5.6 Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Tes II Kelas B Nomor 8 ... 49

Tabel 5.7 Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Tes III Kelas B Nomor 5 ... 49

Tabel 5.8 Rata-rata Hasil Analisis Kemampuan Menjawab Soal Cerita ... 49

Tabel 5.9 Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Tes II Kelas A Nomor 8 ... 50

Tabel 5.10 Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Tes II Kelas A Nomor 9... 50

Tabel 5.11 Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Tes II Kelas B Nomor 7 ... 50

Tabel 5.12 Rata-rata Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Soal Langsung ... 51

Tabel 5.13 Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Tes II Kelas A Nomor 10 ... 51

Tabel 5.14 Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Tes II Kelas B Nomor 8 ... 52

Tabel 5.15 Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Tes III Kelas B Nomor 5 ... 52

Tabel 5.16 Rata-rata Hasil Analisis Kesulitan Menjawab Soal Cerita... 53

(17)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Daftar Mahasiswa ... 85

Lampiran 2: Soal Tes II dan III ... 87

Lampiran 3: Deskripsi Jawaban Pekerjaan Mahasiswa... 92

Lampiran 4: Klarifikasi Kode Berdasarkan Jawaban Mahasiswa ... 127

Lampiran 5: Skema Alur Klasifikasi Kode ... 134

Lampiran 6: Rangkuman Kuesioner Konteks Mahasiswa ... 139

Lampiran 7: Rangkuman Refleksi Mingguan Tutor ... 166

Lampiran 8: Dokumentasi ... 205

(18)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam perkembangan peradaban manusia khususnya di Negara Indonesia. Pentingnya pendidikan tercermin dalam UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (Depdiknas, 2003), yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sehat, berilmu, kreatif, mandiri, dan bertanggung jawab. Dalam pelaksanaannya, pendidikan di Indonesia tidak mengalami perkembangan secara merata. Menurut Modouw (dalam Ubayanti: 2016) mutu pendidikan siswa di tanah Papua masih tertinggal dibandingkan provinsi lainnya di Indonesia. Sehingga perlu adanya pembenahan terhadap pendidikan di seluruh daerah Indonesia.

Karena rendahnya perolehan pendidikan ditanah Papua dibandingkan dengan daerah yang lain di Indonesia, maka perlu adanya pembenahan proses pendidikan salah satunya dibidang matematika. Menurut Kline (1973), matematika bukanlah pengetahuan yang dapat menjadi sempurna karena matematika itu sendiri, melainkan dengan adanya matematika itu terutama agar dapat membantu manusia dalam mengatasi dan memahami permasalahan ekonomi, sosial dan juga alam. Oleh sebab itu, perlu adanya pembenahan pendidikan dibidang matematika untuk seluruh daerah di Indonesia sehingga dapat meningkatkan pola pikir dan membantu kehidupan sehari-hari.

(19)

Pendidikan di Kabupaten Mappi Papua masih jauh tertinggal dibandingkan daerah/ provinsi lainnya di Indonesia. Salah satu faktor penyebab rendahnya kualitas pendidikan mahasiswa asli Papua dibandingkan dengan mahasiswa dari daerah lain adalah karena minimnya tenaga guru yang berkompeten untuk mempersiapkan mahasiswa tersebut agar memiliki daya saing dengan mahasiswa dari daerah lainnya. Menyadari akan kebutuhan tenaga guru yang berkompeten, maka pemerintah daerah Kabupaten Mappi menyelenggarakan kerjasama dengan Universitas Sanata Dharma. Dalam rangka mewujudkan tujuan itu, pemerintah daerah Kabupaten Mappi mengirimkan 100 calon mahasiswa dari Kabupaten Mappi untuk studi disetiap program studi yang ada di fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universita Sanata Dharma.

Namun sebelum masuk ke setiap program studi, mahasiswa Kabupaten Mappi terlebih dahulu mengikuti perkuliahan bersama, sebagai masa persiapan berupa matrikulasi di kampus Universitas Sanata Dharma. Tujuan dari kegiatan matrikulasi ini adalah untuk meninjau kemampuan matematika dasar dan pemberian tutorial sehingga mahasiswa Kabupaten Mappi dapat lebih siap dalam mengikuti perkuliahan reguler nantinya.

Sebelum mengikuti kegiatan matrikulasi, tim matrikulasi melakukan pre- test sebagai tes awal untuk melihat profil kemampuan matematika dasar yang meliputi operasi dasar matematika, menulis lambang bilangan, menguraikan bilangan, menuliskan pecahan, dan operasi bilangan pecahan. Hasil pre-test mahasiswa Mappi menjunjukkan bahwa masih banyak yang merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal tersebut. Menurut catatan evaluasi dan refleksi tutor, pada saat pre-test ada mahasiswa yang terlihat resah selama melakukan ujian

(20)

dan banyak mahasiswa yang melakukan kesalahan selama menyelesaikan soal yang diberikan tutor khususnya mengenai konsep pecahan. Mahasiswa juga sering salah membedakan pembilang dan penyebut serta menentukan nilai pecahan ketika diberikan gambar pecahan.

Dari permasalahan yang dijelaskan di atas, peneliti akan lebih spesifik meneliti mengenai profil kemampuan matematika dasar mahasiswa Kabupaten Mappi khususnya pada materi konsep pecahan. Sehingga peneliti mencoba untuk melakukan penelitian dengan judul “PROFIL KEMAMPUAN MATEMATIKA DASAR MAHASISWA UNIVERSITAS SANATA DHARMA ASAL KABUPATEN MAPPI PAPUA TAHUN 2018 PADA MATERI KONSEP PECAHAN DAN UPAYA PENINGKATANNYA”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan?

2. Bagaimana kesulitan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan?

3. Faktor apa saja yang menyebabkan kesulitan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan?

4. Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan matematika dasar mahasiswa pada materi konsep pecahan?

5. Bagaimanakah rekomendasi strategi pembelajaran selanjutnya agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien?

(21)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan

2. Mendeskripsikan kesulitan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan

3. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan mahasiswa dalam menguasai materi konsep pecahan.

4. Mendeskripsikan upaya-upaya yang sudah dilakukan untuk meningkatkan kemampuan matematika dasar mahasiswa pada materi konsep pecahan.

5. Menghasilkan rekomendasi strategi pembelajaran selanjutnya agar pembelajaran dapat berjalan lebih efektif dan efisien.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan salah satu kewajiban peneliti untuk menyelesaikan jenjang S1 dan bermanfaat untuk menambah wawasan pengetahuan serta sebagai bekal bekerja kelak.

2. Bagi Mahasiswa Mappi Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini dapat membantu mahasiswa mengetahui dan mengatasi kesulitan belajar matematika dasar khususnya pada materi konsep pecahan.

(22)

3. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan atau refrensi, petunjuk, acuan, serta pertimbangan bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan hasil penelitian ini.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma (USD)

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan deskripsi yang cukup akurat mengenai profil kemampuan matematika dasar materi konsep pecahan mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi yang dapat digunakan untuk pengembangan program matrikulasi pada periode selanjutnya.

E. Batasan Istilah

1. Mappi merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua, Indonesia.

Ibukota dari kabupaten Mappi terletak di Kepi, kecamatan Obaa. Sebagian besar wilayah kabupaten Mappi merupakan daratan rendah yang memiliki ketinggian antara 0-100 m dpl.

2. Kemampuan adalah kapasitas individu untuk melaksanakan berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh kemampuan seseorang individu pada hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu dari kemampuan intelektual (menjalankan kegiatan mental) dan fisik (melaksanakan tugas yang menuntut stamina, kecekatan, kekuatan, dan keterampilan.

3. Kesulitan belajar adalah kurang berhasilnya siswa dalam menguasai konsep, prinsip, atau algoritma penyelesaian masalah, walaupun telah berusaha mempelajarinya.

(23)

4. Konsep matematika adalah suatu ide abstrak yang memungkinkan dapat mengklasifikasikan objek-objek atau peristiwa-peristiwa itu termasuk atau tidak termasuk kedalam ide abstrak tersebut.

5. Pecahan adalah suatu bilangan yang terdiri dari pembilang dan penyebut dengan penyebut tidak sama dengan nol. Pecahan ini bukan seperti serpihan kaca yang pecah namun merupakan potongan dari suatu bangun yang dibagi menjadi beberapa bagian yang sama besar.

6. Profil merupakan suatu gambaran atau pandangan secara garis besar yang menjelaskan suatu hal atau keadaan yang mengacu pada sebuah data.

(24)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Profil Pendidikan di Kabupaten Mappi

Dalam Term of Reference (ToR) “Pendidikan Untuk Kemajuan Papua”

Program Guru Penggerak Daerah Terpencil Kabupaten Mappi Tahun 2007, (https://gtpapua.wg.ugm.ac.id/gpdt/), disebutkan bahwa, Kabupaten Mappi merupakan salah satu wilayah di Provinsi Papua yang baru dimekarkan dari Kabupaten Merauke pada tahun 2002, akan tetapi dalam Peraturan Presiden nomor 131 tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015-2019.

Kabupaten Mappi termasuk ke dalam kategori daerah yang tertinggal. Hal ini disebabkan karena pembangunan wilayah belum menunjukkan peningkatan yang signifikan, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) masih tergolong rendah. Dalam dunia pendidikan ketiga unsur tersebut sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan di Kabupaten Mappi. Rendahnya IPM disebabkan oleh kurangnya akses masyarakat terhadap pelayanan pendidikan seperti penyediaan sarana dan prasarana. Menyoroti banyaknya guru yang tidak betah mengajar di pedalaman, Angwarmase menilai penyebabnya adalah karena kurangnya kesejahteraan.

Oleh sebab itu dia berharap agar pemerintah dapat memperhatikan kesejahteraan guru terutama memberi fasilitas penunjang seperti rumah dan penunjang lainnya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kondisi pembenahan pendidikan di daerah tersebut.

(25)

B. Pendidikan untuk Orang Dewasa (Andragogi)

Andragogi merupakan ilmu bagaimana membimbing orang dewasa.

Mahasiswa Mappi termasuk kategori orang dewasa bedasarkan rentang usianya yaitu antara 18 hingga 25 tahun. Oleh sebab itu, pendidikan untuk mahasiswa Mappi berbeda dengan pendidikan untuk anak-anak. Namun, materi matrikulasi yang dipelajari adalah materi matematika dasar.

Ada 4 konsep yang digunakan untuk membedakan antara orang dewasa dan anak-anak, (dalam Padmowihardjo Soedijanto: 2016), yaitu:

1. Konsep diri

a. Mengambil keputusan bagi dirinya

Kedewasaan seseorang tidak ditentukan oleh umurnya, tetapi lebih banyak oleh faktor kejiwaannya. Semakin dewasa seseorang maka kejiwaannya juga lebih baik dalam mengambil keputusan.

b. Kemampuan memikul tanggung jawab

Seseorang disebut dewasa jika mampu mempertanggungjawabkan seluruh perbuatannya termasuk kesalahannya. Oleh karena itu orang yang dewasa harus mampu mempertanggungjawabkan proses belajar yang dilakukannya.

c. Kesadaran terhadap tugas dan perannya

Kesadaran terhadap tugas dan perannya juga merupakan salah satu ciri kedewasaan seseorang ditinjau dari konsep diri.

Sehingga pada konsep diri ini umumnya orang dewasa secara psikologis lebih memerlukan pengarahan diri, walaupun dalam keadaan tertentu bersifat tergantung.

(26)

2. Konsep pengalaman

Dalam proses pendidikan orang dewasa, pengalaman pengajar maupun pelajar saling dipertukarkan untuk mendapatkan hasil belajar yang diinginkan. Semakin banyak pengalaman yang dipertukarkan dan semakin intens proses interaksinya maka semakin sempurna hasil belajar yang diperolehnya. Pengalaman nyata yang diberikan bisa melalui metode eksperimen, percobaan, diskusi praktek dengan problem solving atau lainnya.

3. Konsep kesiapan belajar

Dalam teori motivasi disebut bahwa tidak satu pun perbuatan manusia yang tidak memiliki motif (pendorong). Motif akan mendorong semua perbuatan seseorang, termasuk perbuatan untuk belajar dalam suatu program pendidikan. Sadarnya orang terhadap kebutuhan akan mendorong timbulnya motif untuk berbuat guna memenuhi kebutuhan tersebut, termasuk kesiapan dirinya untuk belajar. Program belajar disusun sesuai dengan kebutuhan kehidupan dan urutan penyajian sesuai dengan kesiapan peserta didik.

4. Perspektif atau orientasi belajar

Ditinjau dari perspektif waktu atau orientasi belajar pendidikan dalam andragogi adalah pendidikan yang dilaksanakan sekarang untuk dipergunakan sekarang juga. Dalam andragogi pelajar harus mengembangkan kemampuan yang dipergunakan untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sekarang juga. Belajar meningkatkan kemampuan diri untuk mengembangkan orientasinya oleh karena itu orientasi belajar berpusat pada kegiatan sesuai yang diharapkannya.

(27)

C. Analisis Kesalahan

Analisis kesalahan dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur Newman. Newman’s Error Analisis merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar dengan menganalisis kesalahan yang mungkin dilakukan dalam penyelesaian permasalahan. Menurut Newman (dalam Haryati: 2016) kesalahan-kesalahan yang mungkin dilakukan dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah dibagi dalam 5 kategori yaitu:

1. Reading errors (Kesalahan membaca)

Kesalahan membaca soal terjadi ketika siswa tidak mampu membaca kata- kata maupun simbol yang terdapat dalam soal.

2. Comprehension errors (Kesalahan memahami)

Kesalahan memahami masalah terjadi ketika siswa mampu membaca soal namun gagal memahami apa yang dimaksudkan/diperlukan dari soal sehingga siswa tersebut gagal dalam menyelesaikan permasalahannya.

3. Transformation errors (Kesalahan transformasi)

Kesalahan transformasi terjadi ketika siswa sudah memahami apa yang diketahui dan dibutuhkan dalam penyelesaian masalah namun tidak mampu mengidentifikasikan operasi matematika (rumus/strategi) yang tepat untuk menyelesaikan permasalahannya.

4. Process skill errors (Kesalahan keterampilan proses)

Kesalahan keterampilan proses terjadi ketika siswa telah mampu menentukan operasi matematika yang tepat namun siswa salah dalam mengemukakan prosedur pengerjaan yang benar. Kesalahan ini merupakan suatu kesalahan yang dilakukan siswa dalam proses perhitungan.

(28)

5. Encoding errors (Kesalahan penentuan jawaban)

Kesalahan penentuan jawaban terjadi walaupun siswa telah mampu mengerjakan dengan benar masalah matematika namun dengan kecerobohannya siswa tersebut menulis jawaban akhir yang salah.

Menurut Hadar, dkk (1987), terdapat 6 jenis kesalahan yang sering dilakukan siswa dalam menyelesaikan yaitu:

1. Kesalahan menggunakan data

Karakteristik kesalahan ini adalah kurang tepatnya dalam menyalin data dari soal, menambahkan data yang tidak sesuai, menyatakan suatu syarat yang tidak sesuai pada suatu permasalahan.

2. Kesalahan menggunakan bahasa

Karakteristik kesalahan ini adalah kesalahan siswa mengartikan simbol matematika ke dalam bahasa sehari-hari atau sebaliknya.

3. Kesalahan menggunakan logika untuk menarik kesimpulan

Jenis kesalahan ini merupakan kesalahan yang biasa dilakukan siswa pada saat menarik kesimpulan dari suatu masalah yang diberikan.

4. Kesalahan menggunakan teorema atau definisi

Siswa melakukan kesalahan ketika menggunakan rumus ataupun teorema yang tidak sesuai dengan permasalahan.

5. Penyelesaian yang tidak diperiksa lagi

Hal ini terjadi ketika siswa mengerjakan soal secara terburu-buru sehingga pekerjaannya tidak dikoreksi kembali.

6. Kesalahan teknis

Kesalahan ini merupakan kesalahan perhitungan.

(29)

D. Kesulitan Belajar Matematika

Kesulitan belajar matematika disebut juga diskalkulia (dyscalculia), istilah diskalkulia memiliki konotasi medis yang memandang adanya keterkaitan dengan gangguan system syaraf pusat. Menurut Jamaris (2014:188) Kesulitan belajar adalah suatu kelainan yang membuat individu yang bersangkutan sulit untuk melakukan kegiatan belajar secara efektif. Berikut kesulitan yang dialami oleh anak berkesulitan matematika adalah sebagai berikut:

1. Kelemahan dalam Menghitung

Banyak siswa yang memiliki pemahaman yang baik tentang berbagai konsep matematika, tetapi tidak dengan kemampuannya dalam berhitung. Siswa melakukan kesalahan karena salah dalam membaca simbol-simbol matematika dan mengoprasikan angka secara tidak benar.

2. Kesulitan dalam Mentransfer Pengetahuan

Siswa tidak mampu menghubungkan konsep-konsep matematika dengan kenyataan yang ada sehingga sering salah dalam menentukan yang diketahui dan ditanya pada soal.

3. Pemahaman Bahasa Matematika yang Kurang

Siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah perhitungan yang disajikan dalam bentuk soal cerita. Masalah ini disebabkan oleh masalah yang berkaitan dengan kemampuan membaca, menulis, dan berbicara.

4. Kesulitan dalam Persepsi Visual

Siswa yang mengalami masalah persepsi visual akan mengalami kesulitan dalam memvisualisasikan konsep-konsep matematika.

(30)

E. Penyebab Kesulitan Belajar

Pada dasarnya kesulitan belajar tidak hanya dialami oleh siswa yang berkemampuan rendah saja, tetapi juga dialami oleh siswa berkemampuan tinggi. Selain itu, kesulitan belajar juga dapat dialami oleh siswa yang berkemampuan rata-rata (normal) disebebkan oleh faktor-faktor tertentu yang menghambat tercapainya kinerja akademik sesuai dengan harapan. Menurut ahli Syah (2009:184) secara garis besar, faktor-faktor penyebab timbulnya kesulitan belajar terdiri dari dua macam, yakni:

1. Faktor intern siswa, meliputi gangguan atau kekurangmampuan psiko-fisik, yaitu bersifat kognitif seperti intelegensi siswa, bersifat afektif seperti lebihnya emosi dan sikap, dan bersifat psikomotor seperti terganggunya alat- alat indera penglihatan dan pendengaran. Pada faktor ini kesulitan yang dialami siswa berasal dari diri sendiri dan tidak dari pengaruh orang lain.

2. Faktor ekstern siswa, meliputi semua situasi dan kondisi lingkungan sekitar yang tidak mendukung aktivitas belajar siswa. Faktor lingkungan ini antara lain adalah lingkungan keluarga seperti ketidakharmonisan hubungan antara ayah dan ibu, lingkungan masyarakat seperti teman sepermainan yang nakal, lingkungan sekolah seperti kondisi guru dan alat-alat belajar yang berkualitas rendah. Pada faktor ini kesulitan yang dialami siswa berasal dari orang lain atau keadaan disekitarnya.

(31)

F. Kemampuan

Kemampuan berasal dari kata dasar mampu, yang berarti sanggup melakukan sesuatu. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemampuan merupakan kecakapan setiap individu untuk menyelesaikan pekerjaannya atau menguasai hal-hal yang ingin dikerjakan dalam suatu pekerjaan, dan kemampuan juga dapat dilihat dari tindakan tiap-tiap individu. Kemampuan merupakan hal yang ada dalam diri kita sejak lahir dan potensi yang bisa diasah.

Kemampuan juga terbagi menjadi beberapa kelompok antara lainnya:

1. Kemampuan intelektual, yaitu kemmpuan yang dimiliki seseorang untuk melakukan aktivitas yang membutuhkan kemampuan berfikir.

2. Kemampuan fisik merupakan kemampuan melakukan tugas-tugas yang menuntut tenaga atau stamina berupa keterampilan, kekuatan, atau karakteristik serupa.

G. Konsep Pecahan

Pecahan merupakan salah satu topik yang sulit diajarkan karena dalam pembelajarannya guru jarang sekali menggunakan media pembelajaran. Istilah pecahan dapat digunakan untuk merujuk suatu bilangan yang ditulis dalam 𝑎

𝑏 dan angka 𝑎

𝑏 dimana 𝑏 ≠ 0. Perlu diperhatikan penggunaan simbol tersebut sebagai bilangan atau angka. Misalnya, jika menyatakan bahwa bilangan yang terletak di atas disebut pembilang dan bilangan yang di bawah disebut penyebut, maka pecahan yang dimaksud adalah simbol atau angka. Akan tetapi jika mengatakan

”Jumlahkan 2

3 dan 5

6” maka yang dimaksud adalah pecahan sebagai suatu bilangan. Menurut Kennedy (dalam Rivai, 2015), makna dari pecahan dapat

(32)

muncul dari situasi-situasi seperti pecahan sebagai bagian yang berurutan sama dari yang utuh atau keseluruhan, pecahan sebagai bagian dari kelompok- kelompok yang beranggotakan sama banyak atau juga menyatakan pembagian, dan pecahan sebagai pembanding (rasio).

Menurut Supriyanto dan Purwaningsih (2011:34-68), terdapat kesalahan yang sering terjadi dalam menyelesaikan soal pecahan yaitu sebagai berikut:

1. Kesalahan dalam membedakan pembilang dan penyebut

Pada kesalahan ini siswa lupa membedakan mana pembilang dan penyebut sehingga sering terbalik jika menyebutkan atau menuliskannya.

Contoh:

Dari pecahan 4

5 siswa menyatakan pembilangnya 5 dan penyebutnya 4.

Seharusnya pembilangnya 4 dan penyebutnya 5.

2. Kesalahan dalam menentukan nilai pecahan Contoh:

a. Tentukan nilai pecahan dari bagian yang diarsir pada gambar berikut!

Jawaban siswa:

Bagian yang diarsir adalah 1 bagian. Seharusnya 1

4 bagian.

Pada kesalahan ini siswa memandang yang diarsir sebagai 1 kotak, bukan 1 kotak dari 4 kotak.

b. Tentukan nilai pecahan dari bagian yang diarsir pada gambar berikut!

Jawaban siswa:

Bagian yang diarsir adalah 1

3 bagian. Seharusnya 3

6 bagian.

Pada kesalahan ini siswa memandang karena yang diarsir ada 3 bagian maka dianggap 1 dari 3 bagian.

(33)

3. Kesalahan dalam menyederhanakan pecahan Contoh:

6 9 =6−3

9−3= 3

6 seharusnya 6

9 =6÷3

9÷3= 2

3

Pada kesalahan ini siswa menyederhanakan pecahan dengan mengurangi pembilang dan penyebut dengan bilangan yang sama.

4. Kesalahan dalam membandingkan dua pecahan Contoh:

4 5 <5

7 seharusnya 4

5> 5

7

Pada kesalahan ini siswa hanya membandingkan pembilangnya tanpa memerhatikan penyebutnya dan hanya melihat “4 kurang dari 5”.

5. Kesalahan dalam mengurutkan pecahan Contoh:

Urutkan pecahan-pecahan berikut mulai dari yang terkecil!

2 3,5

6,1 2,3

4, 7 12 Jawaban siswa: 1

2,2

3,3

4,5

6, 7

12. Seharusnya disamakan dahulu penyebutnya, barulah diurutkan pembilangnya seperti berikut:

2 3,5

6,1

2,3

4, 7

128

12,10

12, 6

12, 9

12, 7

12 , sehingga urutannya menjadi:

6 12, 7

12, 8

12, 9

12,10

12 atau 1

2, 7

12,2

3,3

4,5

6

Pada kesalahan ini siswa mengurutkan pecahan hanya dari angka-angka yang terlihat, baik pembilang maupun penyebut tanpa menyamakan penyebutnya terlebih dahulu.

(34)

17 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Menurut Gunawan, Imam (2013:82), penelitian kualitatif adalah jenis penelitian yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur kuantifikasi, perhitungan statistik, atau cara lainnya yang menggunakan ukuran angka. Menurut Trisliatanto, Dimas (2020:164), penelitian deskriptif adalah penelitian yang digunakan untuk menggambarkan, menjelaskan, dan menjawab persoalan- persoalan tentang fenomena yang terjadi saat ini. Karena peneliti langsung terjun ke lapangan untuk mengetahui tentang fenomena yang ada dan bukan termasuk eksperimen atau labolatoris menggunakan ukuran angka sehingga jenis penelitian kualitatif deskriptif kiranya lebih tepat untuk digunakan.

Pada penelitian ini, teori-teori yang ada dihubungkan berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis. Peneliti melihat kesalahan pada hasil jawaban tes berdasarkan topik yang diteliti dan akan digunakan untuk menganalisis kemampuan dan kesulitan yang dialami mahasiswa. Hasil analisis didukung oleh referensi yang relevan dan dengan menyertakan data konteks mahasiswa untuk memperkirakan penyebab kesulitan mahasiswa.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan dari bulan November 2018 sampai dengan bulan Mei 2019 dan berlokasi di lingkungan kampus Universitas Sanata Dharma.

(35)

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek merupakan mahasiswa USD asal Kabupaten Mappi, Papua yang mengikuti Program Matrikulasi Tahun Akademik 2018/2019. Berjumlah 48 mahasiswa yang terbagi dalam dua kelas yaitu kelas A terdiri dari 25 mahasiswa dan kelas B terdiri dari 23 mahasiswa.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kemampuan dan kesulitan mahasiswa Mappi USD dalam menyelesaikan soal materi konsep pecahan. Penelitian ini juga meneliti faktor-faktor penyebab kesulitan dan upaya-upaya yang sudah dilakukan serta rekomendasi pembelajaran untuk kegiatan selanjutnya.

D. Bentuk Data

Bentuk data pada penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu:

1. Data Primer

Menurut Trisliatanto, Dimas (2020:134) mengatakan bahwa data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya atau pihak yang bersangkutan. Pada penelitian ini data tersebut berupa:

a. Hasil tes mahasiswa

Data diperoleh dari hasil jawaban tes mahasiswa yang berbentuk ulangan sisipan yang tercantum pada tes II dan III.

(36)

b. Deskripsi hasil pengamatan (Observasi)

Pengamatan dilakukan untuk mengukur tingkah laku individu atau proses kegiatan belajar yang diamati secara langsung. Dari observasi tersebut dibuat sebuah catatan refleksi yang mendeskripsikan hasil yang biasa diambil untuk mendukung penelitian ini.

c. Kuesioner konteks mahasiswa Mappi

Kuesioner konteks dibuat untuk mengenal dan mengetahui informasi terkait kehidupan dan pemahaman matematika mahasiswa Mappi.

Kuesioner dibuat berdasarkan beberapa bagian, sebagai berikut:

1) Identitas mahasiswa

Mengetahui identitas mahasiswa beserta orang tua mahasiswa.

2) Konsep awal mahasiswa

Mengetahui semua nilai, pengertian, konsep yang dibawa sebelum proses pembelajaran matrikulasi berlangsung.

3) Konteks mahasiswa

Mengetahui informasi mengenai keluarga, teman, agama, lingkungan budaya, media, dan harapan kedepan.

4) Konteks sosial, politik, budaya

Mengetahui informasi mengenai kemiskinan, kebebasan, otoriter, dan korupsi yang ada dilingkungan mahasiswa.

5) Lingkungan belajar

Mengetahui konteks mahasiswa mengenai suasana belajar, nilai moral, kualitas, nilai yang diperjuangkan, dan kurikulum selama mahasiswa memperoleh pendidikan di kabupaten Mappi.

(37)

2. Data Sekunder

Menurut Trisliatanto, Dimas (2020:134), data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai sumber yang telah ada, seperti buku, jurnal, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini data sekunder yang digunakan berupa refleksi mingguan tutor yang telah dirangkum oleh peneliti dan tim bimbingan skripsi Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd. Data tersebut digunakan untuk menggali informasi mengenai dinamika proses pembelajaran, kesalahan-kesalahan yang sering muncul, penyebabnya dan upaya yang sudah tutor lakukan.

E. Metode Pengumpulan Data a. Tes tertulis

Tes tertulis dibuat berdasarkan materi yang telah dipelajari seperti konsep pecahan. Bentuk tes uraian dipilih karena setiap langkah penyelesaian dapat menunjukkan cara berfikir mahasiswa dalam menyelesaikan soal, sehingga dapat diketahui kemampuan dan kesulitan mahasiswa.

b. Observasi (Pengamatan langsung)

Observasi adalah proses pengamatan dan pencatatan secara sistematis mengenai kegiatan yang diteliti dengan cara melihat interaksi dan mendengar setiap penjelasan mahasiswa ketika menyelesaikan soal.

c. Refleksi dari tutor

Setiap minggunya, tutor akan membuat catatan refleksi terkait kemampuan, kesulitan, dan upaya yang dilakukan tutor dalam membimbing mahasiswa.

(38)

d. Kuesioner konteks mahasiswa

Kuesioner konteks diberikan kepada masing-masing mahasiswa Mappi berupa pertanyaan tertulis untuk memperoleh informasi terkait konteks- konteks yang mahasiswa pahami.

F. Teknik Analisis Data

Peneliti menggunakan teknik analisis yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Dimas Trisliatanto, 2020:379), yang menjelaskan bahwa terdapat tiga tahap dalam melakukan analisis data kualitatif, yaitu:

1. Reduksi Data

Reduksi data berarti merangkum, memilih hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, serta dicari pola dan temanya. Sehingga data dari lapangan sebagai bahan “mentah” diringkas, direduksi menjadi lebih sistematis, dan dipilih pokok-pokok pentingnya. Dalam mereduksi data, tujuan utama dari penelitian ini adalah mengetahui profil kemampuan matematika dasar topik konsep pecahan dari mahasiswa Mappi. Data hasil tes mahasiswa dikelompokkan sesuai kelas kemudian di pilih soal yang memuat materi konsep pecahan, lalu jawaban dari masing-masing mahasiswa dikelompokkan berdasarkan nomor soal. Berikut keterangan soal tes yang digunakan:

Tabel 3.1 Letak Soal yang Dianalisis

Tanggal Tes Kelas Jumlah Soal Nomor Soal yang Digunakan

21 November 2018 A 15 8, 9, 10

B 15 7, 8

19 Desember 2019 B 10 5

(39)

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan menyajikan data dalam bentuk uraian singkat, bagan, skema, struktur, hubungan antarkonsep, atau kategori, dan lain sebagainya. Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan berdasarkan hasil jawaban mahasiswa. Dari setiap nomor soal, hasil jawaban mahasiswa dikelompokkan berdasarkan kemampuan dan letak kesalahan yang mahasiswa lakukan dalam menjawab soal. Berikut contoh skema pengelompokan secara sederhana yang dilakukan:

Gambar 3.1 Skema Alur Klasifikasi

Setelah data hasil jawaban mahasiswa digolongkan seperti diatas, data kemudian diberi kode untuk dapat dianalisis lebih lanjut.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan merupakan langkah akhir dari penelitian dan dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal berdasarkan analisis dari data-data yang ada.

Soal

Mengerjakan Tidak

Mengerjakan

Konsep Pecahan Benar

Konsep Pecahan Salah

Selesai Tidak Selesai

Jawaban Benar

Jawaban Salah

Ada Kesalahan (Jawaban Salah)

Ada Kesalahan

(40)

Selain data hasil tes mahasiswa, peneliti juga melakukan analisis menggunakan data hasil pengamatan langsung, catatan refleksi tutor, dan kuesioner konteks, dimana analisis dilakukan seperti berikut:

1. Data pengamatan langsung/refleksi peneliti dan refleksi tutor dibuat menjadi sebuah rangkuman lalu dipelajari dan diambil poin-poin pentingnya sehingga di peroleh gambaran mengenai dinamika proses matrikulasi dan kesulitan yang secalalu muncul.

2. Data kuesioner konteks dibuat menjadi sebuah rangkuman, kemudian setiap jawaban yang sama dikelompokkan lalu dihitung total jumlah jawaban pada setiap kelompok.

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Secara Keseluruhan

Selama melakukan penelitian, penelitian melakukan beberapa hal yaitu mengamati langsung kegiatan matrikulasi, mempelajari data-data hasil kegiatan matrikulasi seperti hasil tes mahasiswa, refleksi dari para tutor, dan hasil isian konteks mahasiswa untuk menentukan masalah penelitian, konsultasi rencana penelitian dengan dosen pembimbing, mendeskripsi data hasil pekerjaan mahasiswa yang peneliti peroleh, menelaah data kuesioner konteks mahasiswa dan catatan serta refleksi tutor, menganalisis data, menyusun rekomendasi strategi pembelajaran, menyusun laporan hasil penelitian, dan penentuan jadwal ujian hasil penelitian.

(41)

24 BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Data Penelitian

Data yang ada dalam penelitian ini adalah data hasil pekerjaan mahasiswa (untuk mengidentifikasikan kemampuan matematika dasar mahasiswa terkait materi konsep pecahan), data kuesioner konteks mahasiswa, catatan dan refleksi mingguan tutor, hasil pengamatan dan interaksi dengan mahasiswa serta tutor (untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan matematika dasar mahasiswa).

1. Hasil Pekerjaan Mahasiswa

Hasil pekerjaan mahasiswa diperoleh dari hasil tes yang dilakukan oleh tutor sebagai evaluasi hasil belajar program matrikulasi, tes tersebut dilakukan sebanyak tiga kali. Tes I dilaksanakan pada tanggal 11 Oktober 2018, dimana soal tes tersebut terdiri dari 10 pertanyaan uraian. Pada tes I ini soal untuk materi konsep pecahan tidak ada karena mahasiswa belum mempelajarinya.

Selanjutnya, tes II dilaksanakan pada 21 November 2018, karena adanya perbedaan tingkat kecepatan tutor dalam menyampaikan materi maka soal yang diberikan untuk setiap kelas berbeda-beda. Soal di kelas A dan B terdiri dari 15 pertanyaan uraian sedangkan di kelas C dan D terdiri dari 10 pertanyaan uraian. Pada tes II ini soal untuk materi konsep pecahan hanya ada di kelas A dan B, soal tersebut dikelompokkan menjadi 2 jenis yaitu soal langsung dan soal cerita.

(42)

a. Soal Langsung

1) Tes II Kelas A Nomor 8

Gambar 4.1 Soal Tes II Kelas A Nomor 8 2) Tes II Kelas A Nomor 9

Gambar 4.2 Soal Tes II Kelas A Nomor 9 3) Tes II Kelas B Nomor 7

Gambar 4.3 Soal Tes II Kelas B Nomor 7 b. Soal cerita

1) Tes II Kelas A Nomor 10

Gambar 4.4 Soal Tes II Kelas A Nomor 10 2) Tes II Kelas B Nomor 8

Gambar 4.5 Soal Tes II Kelas B Nomor 8

(43)

Kemudian Tes III dilaksanakan pada tanggal 19 Desember 2018 dengan soal yang berbeda-beda di setiap kelas. Soal di kelas A terdiri dari 7 pertanyaan uraian, kelas B terdiri dari 10 pertanyaan uraian, kelas C terdiri dari 13 pertanyaan uraian, dan kelas D terdiri dari 12 pertanyaan uraian. Pada tes III ini soal untuk materi konsep pecahan hanya ada di kelas B, soal tersebut merupakan soal cerita.

Gambar 4.6 Soal Tes III Kelas B Nomor 5

Berdasarkan soal tes tersebut, terdapat 6 pertanyaan yang sesuai dengan materi konsep pecahan. Pertanyaan tersebut dikategorikan dalam dua kelompok yaitu soal langsung dan soal cerita. Lembar soal tes II dan III yang peneliti teliti dapat dilihat pada lampiran 2.

Dari hasil pekerjaan setiap soal tersebut peneliti dapat mengidentifikasikan kemampuan matematika dasar mahasiswa dan kesalahan-kesalahan yang dilakukan dalam mengerjakan soal konsep pecahan. Identifikasi kemampuan dan kesalahan dilakukan dengan cara mendeskripsikan hasil pekerjaan mahasiswa lalu memberikan kode deskripsi.

Mahasiswa yang hasil pekerjaan dan deskripsi sama akan diberikan kode deskripsi yang sama juga. Berikut beberapa jawaban mahasiswa yang telah dideskripsikan sesuai dengan nomor soal. Lembar deskripsi hasil jawaban mahasiswa seluruhnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

(44)

Tabel 4.1 Deskripsi Hasil Tes II Kelas A Nomor 8

No KM Deskripsi Penelitian KD

1. S16 A2

S16 mengerjakan hingga selesai tetapi hasil akhir salah. S16 mampu mengetahui informasi yang ditanyakan pada soal, tetapi belum mampu menyajikan nilai pecahan dan menggunakan pecahan senilai dengan benar. Penyebab S16 salah dalam mengerjakan adalah S16 belum memahami konsep pecahan dan mengubungkan konsep untuk menyelesaikan soal.

2. S27 A3

S27 mengerjakan hingga selesai tetapi hasil akhir salah. S27 mampu membaca soal dan memahami informasi pada soal tetapi belum mampu mengidentifikasikan strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal menggunakan konsep pecahan. S27 menganggap bahwa bentuk gambar 1

4 bagian adalah sehingga S27 hanya mengarsir satu daerah. Penyebab S27 salah dalam mengerjakan adalah S27 belum memahami konsep pecahan dan mengubungkan konsep untuk menyelesaikan soal.

3. S32 A6

S32 mengerjakan hingga selesai tetapi hasil akhir salah. S32 tidak memahami maksud soal. S32 hanya menggambar daerah yang menyatakan 1

4 bagian dan tidak dihubungkan pada gambar yang ada di soal. Penyebab S32 salah dalam mengerjakan adalah S32 tidak fokus, kurang mampu mengubungkan konsep pecahan dalam menyelesaikan soal

(menyederhanakan bilangan pecahan).

4. S40 A5

S40 tidak mengerjakan hingga selesai. S40 mampu menyalin gambar dengan tepat tetapi kehabisan waktu dalam

mengerjakan soal atau tidak memahami cara penyelesaian soal.

5. S41 A8

S41 mengerjakan hingga selesai tetapi hasil akhir salah. S41 mampu membaca soal dan memahami informasi pada soal tetapi kurang tepat menyalin gambar pada lembar jawaban dan belum mampu mengidentifikasikan strategi yang tepat untuk menyelesaikan soal menggunakan konsep pecahan. S41

menganggap 1 (pembilang) sebagai satu kotak seluruhnya dan 4 (penyebut) sebagai bagian yang diarsir. Penyebab S41 salah dalam mengerjakan adalah S41 tidak fokus, belum

memahami pecahan sebagai bagian dari sesuatu yang utuh (konsep pecahan) dan belum mampu mengubungkan konsep dalam menyelesaikan soal.

(45)

Tabel 4.2 Deskripsi Hasil Tes II Kelas B Nomor 7

No KD Deskripsi Penelitian KD

1. S7 D7

S7 mengerjakan hingga selesai tetapi hasil akhir salah. S7 tidak menyebutkan bagian yang tidak diarsir tetapi mengoprasikan daerah yang diarsir dan yang tidak diarsir. Penyebab S7 salah dalam mengerjakan adalah S7 tidak memahami maksud soal dan belum mampu melakukan operasi perhitungan.

2. S8 D1

S8 mengerjakan hingga selesai dan hasil akhir benar. S8 mampu memahami maksud soal dan dapat menentukan nilai pecahan dengan tepat.

3. S9 D2

S9 mengerjakan hingga selesai tetapi hasil akhir salah. S9 tidak memahami informasi pada soal dengan benar dan kurang tepat saat mengganggap 6

5=5

6 atau kedua pecahan tersebut memiliki nilai yang sama. Penyebab S9 salah dalam mengerjakan adalah S9 tidak memahami maksud soal, kurang teliti dan belum memahami konsep pecahan.

4. S25 D3

S25 mengerjakan hingga selesai tetapi hasil akhir salah.

S25 belum memahami pengertian bilangan pecahan dalam menyelesaikan soal, S25 menganggap 1 (pembilang) sebagai bagian yang tidak diarsir dan 5 (penyebut) sebagai bagian yang diarsir. Penyebab S25 salah dalam mengerjakan adalah S25 tidak memahami maksud soal dan belum memahami konsep pecahan.

5. S89 Tidak ada jawaban D1

S89 tidak mengerjakan soal. S89 kehabisan waktu atau tidak 0 memahami cara penyelesaian soal.

(46)

Tabel 4.3 Klasifikasi Hasil Tes Berdasarkan Jawaban Akhir Mahasiswa

No Soal Menjawab

Benar Menjawab Salah Belum Selesai Mengerjakan

Tidak Mengerjakan 1. Tes II

kelas A nomor 8

S23, S26, S30, S44, S48, S62, S72, S73

S16, S20, S46, S47, S27, S71, S74, S90, S49, S32, S38, S18, S65, S41, S42

S40 S56

2. Tes II kelas A nomor 9

S20, S26, S27, S30, S38, S47, S72

S40, S42, S49, S18, S44, S46, S71, S73, S74, S90, S65, S62

S16, S23, S48, S32, S41

S56

3. Tes II kelas A nomor 10

S26, S73, S49

S38, S90 S27, S40, S42, S44, S48, S62, S71, S72, S47, S65, S74

S16, S18, S20, S23, S30, S32, S41, S46, S56 4. Tes II

kelas B nomor 7

S8, S24, S29, S35, S45, S50, S94, S95, S100

S9, S67, S78, S82, S86, S25, S70, S88, S33, S77, S7, S61

- S89, S91

5. Tes II kelas B nomor 8

- S7, S8, S9, S50, S61, S70, S86, S88, S78, S82, S77, S94, S25, S35, S67, S29, S33, S100

S45, S95 S24, S89, S91

6. Tes III kelas B nomor 5

S35, S45, S88, S67

S7, S29, S94, S8, S33, S61, S78, S86, S100, S50, S77

S25, S91, S9, S24, S70, S82

S89, S95

2. Kuesioner Konteks Mahasiswa

Kuesioner konteks mahasiswa digunakan untuk mengetahui konteks- konteks yang mahasiswa pahami. Kuesioner ini terdiri dari identitas diri, identitas orang tua, lingkungan belajar, kegiatan sehari-hari, pemahaman matematis sederhana, dan harapan di masa depan. Hasil kuesioner konteks dirangkum oleh 6 orang bimbingan skripsi bapak Dr. Andy Rudhito, S.Pd dimana masing-masing merangkum 4 nomor yang nantinya akan digabungkan menjadi satu bagian. Hasil rangkuman secara keseluruhan dapat dilihat pada lampiran 6.

(47)

Tabel 4.4 Rangkuman Kuesioner Konteks Pemahaman Matematis Sederhana

No Jawaban Subjek Jumlah

1. Bola, Fungsinya: bermain dan olahraga S1, S16, S72, S46, S18, S44, S42, S45, S91, S86, S9, S94, S88, S53, S37, S81, S22, S2, S58, S12, S98, S28, S55, S80, S3, S11, S83, S63

28

2. Jam, Fungsi: mengetahui waktu S74, S65, S23, S15, S97 5 3. Bulan, Fungsi: memberi cahaya S90, S32, S71, S100, S17,

S59

6

4. Kaset, Fungsi: menonton film S56 1

5. Bulat, Fungsi: bola, jam, galon dan logam S47, S89 2 6. Bola Futsal, Bola bumi, Jam

Fungsi: - (tidak ditulis)

S48, S93, S13, S19, S14 5 7. Bola voli dan bola kaki

Fungsi: untuk bermain

S26, S49, S78, S99 4

8. Kelereng, Jeruk, Apel, Semangka, Anggur, Fungsi: - (tidak ditulis)

S27, S29 2

9. Sagu bakar, Fungsi: sebagai makanan sehari-hari

S20 1

10. Penutup botol, Fungsi: menutup botol S30 1

11. Piring, Fungsi: menaruh makanan S73, S95, S77, S57, S52 5

12. Bola mata, Fungsi: melihat S62 1

13. Loyang-loyang, Fungsi: cuci pakaian S70, S82 2

14. Piring, Fungsi: - (tidak ditulis) S7 1

15. Koin, Fungsi: bisa membaut cincin S50 1

16. Uang logam, Fungsi:(tidak ditulis) S33, S31 2

17. Telur, Fungsi: - (tidak ditulis) S35 1

18. Roda motor dan pelek motor Fungsi: - (tidak ditulis)

S25 1

19. Penutup drum, Fungsi: (tidak ditulis) S61 1

20. Busi. Fungsi: mengalirkan minyak dan mengatur pernapasan mobil

S67 1

21. Bola, Fungsi: - (tidak ditulis) S69 1

22. Kolam/sumur, Fungsi: membuat sumur air S76 1

23. Matahari. Fungsi: - (tidak ditulis) S79 1

24. Bola bumi. Fungsi: tempat tinggal semua makhluk hidup

S84 1

25. Bola atau logam, Fungsi: - (tidak ditulis) S96 1 26. Lingkaran

Fungsi: melingkar sebuah lingkaran bulat

S75 1

27. Tidak menjawab, Fungsi: bola bumi S87 1

28. Tidak menjawab, Fungsi: - (tidak ditulis) S41, S38, S24, S8, S39, S64, S6, S34, S85, S43, S54, S92

12

(48)

3. Catatan dan Refleksi Mingguan Tutor

Catatan dan refleksi ini selalu di ditulis oleh para tutor setiap minggu dimana setiap tutor pasti membimbing di satu kelas. Berikut ini contoh hasil rangkuman refleksi tutor menggu ke-9. Lembar hasil rangkuman refleksi tutor seluruhnya dapat dilihat pada Lampiran 7.

Minggu Kesembilan

Berdasarkan hasil pengamatan tutor, beberapa mahasiswa terbuka menyampaikan kesulitannya pada soal cerita untuk materi operasi pecahan.

Kemudian tutor mengajak mahasiswa mengerjakan soal cerita dan melatih mahasiswa dalam memahami soal cerita. Tutor membimbing dalam berdiskusi mengenai maksud soal dengan tujuan untuk memfokuskan bagaimana memahami soal tersebut dan menceritakan kembali menggunakan bahasa sendiri. Sebagian besar mahasiswa dapat menjelaskan arti dari masing-masing kata pada kalimat soal cerita. Tetapi pada saat proses pengerjaan mahasiswa kesulitan dalam menggunakan operasi untuk menyelesaikan soal, tutor memberikan penjelasan yang berkaitan dengan masalah tersebut. Dari proses bimbingan selama satu minggu terlihat bahwa mahasiswa mampu bekerjasama dan menyelesaikan soal. Walaupun masih ada sebagian mahasiswa yang mengalami kesulitan pada operasi pecahan.

Tutor menyadari bahwa dalam mengajar harus menggunakan ilustrasi, bahasa yang sederhana dan sesuai dengan konteks mereka. Tutor dituntut untuk memperkaya diri dengan metode yang berbeda maupun ilustrasi untuk membantu mahasiswa dalam memahami materi yang diajarkan agar pembelajaran yang dilaksanakan dapat lebih efektif dan efesien.

(49)

4. Hasil Pengamatan dan Interaksi dengan Mahasiswa dan Tutor a. Hasil Pengamatan dan Interaksi dengan Mahasiswa

Peneliti mendapat kesempatan melihat langsung proses kegiatan pembelajaran di kelas A bersama tutor Surya. Pada saat itu pembelajaran dimulai dengan membahas konsep pecahan, tutor menjelaskan konsep pecahan menggunakan ilustrasi gambar kue yang dipotong menjadi beberapa bagian yang sama banyak/besar. Beberapa mahasiswa mendengarkan dengan baik penjelasan tutor namun ada juga beberapa mahasiswa yang berbicara dengan teman sebelahnya ketika tutor menjelaskan. Hal ini mengganggu konsentrasi mahasiswa tersebut dan teman sekitarnya yang mendengar perbincangannya. Setelah itu tutor memberikan latihan soal, selama mengerjakan soal mahasiswa saling berdiskusi bersama teman sebelahnya dan ada beberapa mahasiswa yang bertanya langsung kepada peneliti.

Peneliti menjelaskan bagian yang tidak dipahami mahasiswa secara perlahan. Setelah mahasiswa selesai mengerjakan soal, kemudian tutor meminta beberapa mahasiswa untuk menulis dan menjelaskan hasil pekerjaannya. Mahasiswa yang peneliti bimbing secara sukarela menjelaskan hasil pekerjaannya, namun tiba-tiba mahasiswa kebingungan dan lupa bagaimana langkah-langkah pengerjaan soal tersebut. Kemudian tutor menyuruh mahasiswa untuk duduk kembali dan meminta mahasiswa lain untuk menjelaskan penyelesaian soal di depan kelas. Ketika selesai mahasiswa yang tidak bisa menerangkan tadi secara langsung meminta temannya untuk dapat mengajarkannya lagi. Berdasarkan hal tersebut

Gambar

Tabel 3.1 Letak Soal yang Dianalisis
Gambar 3.1 Skema Alur Klasifikasi
Gambar 4.2 Soal Tes II Kelas A Nomor 9  3) Tes II Kelas B Nomor 7
Gambar 4.6 Soal Tes III Kelas B Nomor 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

penitrasi berdasarkan data tabel Berikut data hasil titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH 0,1 MA. Percobaan Volume HCl

Dalam perkembangannya, Equity Crowdfunding tidak dapat memenuhi kebutuhan pembiayaan bagi usaha kecil dan menengah (UKM) dan pelaku usaha pemula ( start-up company )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Tingkat Cemaran Mikroba daging babi landrace persilangan yang diberi penambahan sekam padi pada ransum mengandung limbah hotel

Terima kasih kepada PT So Good Food Indonesia yang telah memfasilitasi kegiatan ini sehingga intervensi penyuluhan dan pendam- pingan peternak dalam rangka

Pada tahun 2017, Unit Pengembangan Penelitian, Pengabdian kepada masyarakat dan Publikasi Ilmiah (UP4I) menyelenggarakan program penelitian dengan skema yang lebih beragam

Bagian-bagian Kursi.. Tujuan pembuatan bantalan pada dasarnya adalah sebagai upaya penyebaran tekanan, sehubungan dengan berat badan pada titik. persinggungan antar permukaan dengan

Standar Kompetensi : Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian buah dan sayur, macam-macam buah dan sayur, fungsi, sifat, komposisi kimia dan zat gizi, kriteria buah/mutu

Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibilitysapu Lidi Cafe, Resort, And Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu