ZURIYANTO 105730233810
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR 2015
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Penelitian ... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan keuangan ... 7
1. Pengertian Laporan Keuangan ... 7
2. Tujuan Laporan Keuangan ... 8
3. Pihak yang Memerlukan Laporan Keuangan ... 10
B. Laporan Arus Kas ... 15
1. Defenisi Arus Kas ... 15
2. Arus Kas dari Aktivasi Operasi ... 16
3. Arus Kas Aktivasi Investasi ... 16
4. Arus Kas dan Aktivasi Pendanaan ... 17
C. PSAK No.2 Arus Kas ... 17
1. Aktivasi Operasi ... 18
2. Aktivasi Investasi ... 20
3. Aktivasi Pendanaan ... 21
D. Kebijakan Akuntansi ... 22
1. Pengertian ... 22
E. Kerangka Pemikiran Teoritis... 24
F. Hipotesis ... 24
D. Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat... 27
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 28
C. Struktur Organisasi... 30
D. Job description ... 31
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
B. Pembahasan ... 58
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Hj. Ruliyatini dan Ismail Badollahi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Arus kas dan kepemilikan manajerial secara signifikan terhadap kebijakan hutang pada perusahaan.
Penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu menjelaskan secara menyeluruh mengenai laporan arus kas pada perusahaan sebagai alat penguji kebijakan akuntansi terhadap laporan arus kas. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, yaitu sampel dipilih dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah penelitian yang dikembangkan.1)Hasil penelitian ini berdasarkan data yang diperoleh maka dapat disimpulkan sebagai berikut: Aliran kas atau cash flow merupakan bagian dari laporan keuangan, dimana aliran kas atau cash flow memiliki komponen yang sangat penting untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya, karena laporan arus kas mengandung unsur-unsur dari laporan laba rugi (arus kas operasional) dan laporan neraca (arus kas keuangan);2)Perusahaan terus akan mengalami peningkatan untuk kemajuan perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari laba yang dicapai selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan demikian para investor akan percaya dengan perusahaan untuk menanamkan modalnya di peursahaan tersebut. ;3) Adapun yang berpengaruh terhadap arus kas adalah arus kas dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas investasi.
viii
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Pengesahan ... iii
Kata Pengantar ... iv
Abstrak ... vii
Daftar Isi…………... viii
Daftar Tabel ... x
BAB I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 5
E. Batasan Penelitian ... 6
BAB II.TINJAUAN PUSTAKA A. Laporan Keuangan ... 7
B. Laporan Arus Kas ... 15
C. Kepuasan Masyarakat/Pasien ... 17
D. Indeks Kepuasan Masyarakat/Pasien ... 22
E. Kerangka Pikir ... 24
F. Hipotesis Penelitian ... 25
BAB III.METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28
B. Jenis dan Tipe Penelitian ... 28
C. Populasi Dan Sampel ... 28
D. Teknik Analisis Data ... 29
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN A. Sejarah Singkat... 30
B. Visi dan Misi Perusahaan ... 31
C. Struktur Organisasi... 33
D. Job description ... 34
E. Kegiatan Perusahaan ... 41
ix
A. Kesimpulan ... 60 B. Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1 A. Latar Belakang
Pada dasarnya tujuan utama dari setiap perusahaan adalah selalu berusaha untuk memperoleh laba/keuntungan yang maksimal, yaitu baik yang berasal dari kegiatan operasionalnya maupun kegiatan non operasional pada perusahaan yang bersangkutan. Begitu pula bagi setiap usaha penjualan, keuntungan/laba juga merupakan hal yang mutlak untuk diperoleh, yaitu agar dapat mempertahankan kontinuitas operasional perusahaan atau dalam istilah akuntansi disebut dengan going concern.
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan maka setiap perusahaan mempunyai tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek. Adapaun tujuan jangka pendek adalah meningkatkan keuntungan hasil operasi, meningkatkan volume penjualan, serta mempertahankan posisi , sedangkan tujuan jangka panjangnya mencapai laba maksimum, mengadakan ekspansi, serta mempertahankan produk.
Dalam usaha mencapai tujuannya, maka pihak perusahaan melakukan aktivitas yang lazim disebut dengan aktivitas penjualan. Dari aktivitas penjualan ini memperoleh keuntungan yang digunakan demi kelangsungan hidup perusahaan dan pengembangan kegiatan operasional. Dari aktivitas penjualan, perusahaan memberikan potongan tunai pada yang membayar angsuran dengan tepat yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Sebagian besar modal usaha berupa piutang dagang sehingga perputaran dana dari usaha bisa terganggu apabila pengendalian internal dan pengelolaan piutang kurang baik. Bila suatu perusahaan mempunyai sebuah piutang maka suatu hal yang wajar bila ada kemungkinan dari piutangtersebut tidak tertagih, timbulnya piutang tidak tertagih, timbulnya piutang tidak tertagih bisa disebabkan dari duafaktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Dari pihak internal salah satu penyebab piutang tidak tertagih adalah managemen yang tidak memadai dalam menagih piutang tersebut serta kurang dalam dalam menentukan kebijakan dalam piutang. Dari pihak eksternal yaitu disebakan karena debitur yang tidak taat dalam melakukan pembayaran hutang, langganan yang bangkrut, meninggal dunia atau factor lainnya.
Frekuensi terjadinya piutang tidak tertagih bisa dikurangi dari sisi internal perusahaan bila managemen perusahaan dapat menerapkan pengawasan yang baik, sehinggakalau memang piutang itu tidak tertagih kemungkinan besar akibat dari pihak eksternal yang tidak bisa dipungkiri. Dengan demikian managemen harus melakukan tindakan atau kebijakan dalam pengelolaan data pelanggan termasuk piutang, penagihan piutang, perlakuan pencatatan piutang tak tertagih , sehingga besarnya piutang yang tidak dapat ditagih sesuai dengan catatan perusahaan.
Dalam transaksi bisnis perusahaan yang dilakukan dengan kredit mengakibatkan saldo piutang dalam laporan keuangan semakin meningkat.Dengan meningkatnya jumlah saldo piutang dalam laporan keuangan maka piutang dagang itu harus ditangani dengan seksama.
Oleh karena itu perusahaan perlu melakukan pengendalian internal yang lebih baik terhadap piutang dagang karena piutang tersebut sangat berpengaruh terhadap tingkat profitabilitas perusahaan.Kurangnya pengendalian intern terhadap piutang dagang dapat mengakibatkan piutang-piutang yang tidak tertagih menumpukdan mengakibatkan kerugian yang cukup besar.
Setiap usaha perusahaan dalam menjalankan aktivitasnyasudah pasti akan menemui masalah-masalah, dimana hal itu merupakan hambatan yang mengganggu kelancaran hidup perusahaan. Oleh karena itu setiap masalah yang timbul harus segera diatasi dengan mencarikan jalan keluar atau pemecahannya.
Salah satu jalan keluar agar castamor membayar hutang ke perusahaan yaitu memberikan potongan tunai.
Untuk dapat bertahan dalam mengembangkan usaha, maka suatu perusahaan harus mempunyai berbagai cara dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat. Salah cara yang biasanya dilakukan perusahaan adalah memberikan kebijakan potongan tunai yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Kebijakan potongan tunai merupakan salah satu hal yang penting bagi perusahaan dalam menghadapi persaingan yang ketat. Perusahaan dituntut dituntut untuk dapat melaksanakan kebijakan potongan tunai dengan baik agar dapat meningkatkan pelunasan piutang dagang.
Berdasarkan uraian tersebut maka pengendalian piutang sangat penting bagi setiap perusahaan untuk mencapai tujuannya maka hal yang menarik untuk membahas masalah tersebut dalam skripsi yang berjudul ”Pengaruh pemberian
potongan tunai, bonus penjualan terhadap tingkat pelunasan piutang dagang pada CV Sumaru.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis dapat mengemukakan suatu rumusan masalah sebagai berikut:
Bagaimanapengaruh pemberian potongan tunai, bonus penjualan terhadap tingkat pelunasan piutang dagang pada CV Sumaru?
C. Tujuan Peneltian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui besarnya pengaruh pemberian potongan tunai, bonus penjualan terhadap tingkat pelunasan piutang dagang pada CV Sumaru”.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Perusahaan
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi perusahaan mengenai manfaatpemberianpotongandanbonusnya.
b. Perusahaan dapat mengetahui bagaimana sebenarnya pengaruh pemberian potongan tunai.
2. Bagi Praktisi
Sebagai bahanrujukan untuk penelitian berikutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Akuntansi
Akuntansi menurut warren, reeve dan fees dalam bukunya accounting (2005 : 10) yang diterjemahkan oleh Farah Mitta dan Hendrawan sebagai berikut:
“Akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang menghasilkan laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai kinerja ekonomi dan kondisi perusahaan”.
Sedangkan menurut American Institute of certified public accountans (AICPA) dalam Baridwan (2005 : 1), mengemukakan bahwa “akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan”.
Definisi-definisi tersebut mengandung dua segi pengertian, yaitu segi aktivitas dan fungsi. Dalam segi aktivitas, akuntansi merupakan suatu proses kegiatan mengidentifikasikan data, mengumpulkan, menganalisis data yang relevan serta mengubah menjadi informasi ekonomi. Dari segi fungsi, akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin ilmu yang menyajikan informasi terutama yang bersifat keuangan dari suatu organisasi yang diharapkan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi segala aktivitas yang akan datang.
6
Dengan demikian, akuntansi adalah suatu kegiatan jasa yang fungsinya mengolah data keuangan suatu organisasi menjadi suatu informasi kuantitatif yang berupa laporan keuangan. Selanjutnya, laporan keuangan tersebut akan disampaikan kepada pihak-pihak sebagai bahan dalam pengambilan keputusan.
1. Penjualan
Uciha (2011) penjualan adalah suatu usaha yang terpadu untuk mengembangkan rencana-rencana strategis yang diarahkan pada usaha pemuasan kebutuhan dan keinginan pemebeli, guna mendapatkan penjualan yang menghasilkan laba (Marwan, 2005). Penjualan merupakan sumber hidup suatu perusahaan, karena dari penjualan dapat diperoleh laba serta suatu usaha memikat konsumen yang diusahakan untuk mengetahui daya tarik mereka sehingga dapat mengetahui hasil produk yang dihasikan.
Menurut Winardi (2006), penjualan adalah suatu transfer hak atas benda- benda. Dari penjelasan tersebut dalam memindahkan atau mentransfer barang dan jasa diperlukanorang-orang yang bekerja dibidang penjualan seperti pelaksnaan dagang, agen, wakil pelayanan dan wakil pemasaran.
a. Hubungan Promosi Dengan Penjualan
Dalam kegiatan pemasaran yang sangat kompleks dan saling berkaitan yang satu dengan yang lainnya, seperti promosi dan penjualan hendaknya dikelola dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu laba.Promosi berfungsi untuk meningkatkan volume penjualan juga sebagai strategi untuk menjangkau pembeli untuk melakukan pertukaran.Sedangkan penjualan adalah pemindahan barang dan jasa yang dilakukan oleh penjual. Pada
umumnya perusahaan yang ingin mempercepat proses peningkatan volume penjualan akan melakukan untuk mengadakan kegiatan promosi melalui iklan, personal selling, dan publisitas.
Apabila volume penjualan dirasakan cukup besar sesuai dengan yang diinginkan serta cukup mantap, maka umumnya perusahaan menurunkan kegiatan promosi atau sekedar mempertahankannya.Meskipun demikian seringkali perusahaan dalam menurunkan kegiatan promosi diikuti pula oleh penurunan penjualan. Hal ini disebabkan oleh karena beberapa kemungkinan, misalnya penurunan promosi tersebut perlu ditinjau kembali. Peninjauan tentang keputusan promosi tersebut hendaknya dilakukan dalam skop yang luas, dengan demikian penyajian penetapan kebijakan promosi yang kurang tepat dapat dihindarkan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Penjualan.
Dalam praktek, kegiatan penjualan itu dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (Swastha dan Irawan, 2006).
1) Kondisi dan Kemampuan Penjual.
Transaksi jual-beli atau pemindahan hak milik secara komersial atas barang dan jasa itu pada prinsipnya melibatkan dua pihak, yaitu penjual sebagai pihak pertama dan pembeli sebagai pihak kedua. Disini penjual harus dapat menyakinkan kepada pembelinya agar dapat berhasil mencapai sasaran penjualan yang diharapkan.untuk maksud tersebut penjual harus memahami beberapa masalah penting yang sangat berkaitan, yakni:
a) Jenis dan karakteristik barang yang di tawarkan.
b) Harga produk.
c) Syarat penjualan seperti: pembayaran, penghantaran, pelayanan sesudah penjualan, garansi dan sebagainya.
2) Kondisi Pasar.
Pasar, sebagai kelompok pembeli atau pihak yang menjadi sasaran dalam penjualan, dapat pula mempengaruhi kegiatan penjualannya. Adapun faktor-faktor kondisi pasar yang perlu di perhatikan adalah:
a) Jenis pasarnya.
b) Kelompok pembeli atau segmen pasarnya.
c) Daya belinya.
d) Frekuensi pembelian.
e) Keinginan dan kebutuhan 3) Modal.
Akan lebih sulit bagi penjualan barangnya apabila barang yang dijual tersebut belum dikenal oleh calon pembeli, atau apabila lokasi pembeli jauh dari tempat penjual.Dalam keadaan seperti ini, penjual harus memperkenalkan dulu membawa barangnya ketempat pembeli. Untuk melaksanakan maksud tersebut diperlukan adanya sarana serta usaha, seperti: alat transport, tempat peragaan baik didalam perusahaan maupun di luar perusahaan, usaha promosi, dan sebagainya. Semua ini hanya dapat dilakukan apabila penjualan memiliki sejumlah modal yang diperlukan untuk itu.
4) Kondisi Organisasi Perusahaan.
Pada perusahaan besar, biasanya masalah penjualan ini ditangani oleh bagian tersendiri (bagian penjualan) yang dipegang orang-orang tertentu/ahli di bidang penjualan.
5) Faktor lain.
Faktor-faktor lain, seperti: periklanan, peragaan, kampanye, pemberian hadiah, sering mempengaruhi penjualan. Namun untuk melaksanakannya, diperlukan sejumlah dana yang tidak sedikit. Bagi perusahaan yang bermodal kuat, kegiatan ini secara rutin dapat dilakukan.Sedangkan bagi perusahaan kecil yang mempunyai modal relatif kecil, kegiatan ini lebih jarang dilakukan.
Ada pengusaha yang berpegangan pada suatu prinsip bahwa "paling penting membuat barang yang baik". Bilamana prinsip tersebut dilaksanakan, maka diharapkan pembeli akan kembali membeli lagi barang yang sama. Namun, sebelum pembelian dilakukan, sering pembeli harus dirangsang daya tariknya, misalnya dengan memberikan bungkus yang menarik atau dengan cara promosi lainnya
2. Piutang Dagang
Piutang mengandung pengertian meliputi semua tuntutan atau klaim kepada pihak ketiga yang pada umumnya akan berakibat adanya penerimaan kas di masa yang akan datang.
Secara garis besar piutang dapat digolongkan berdasarkan : 1) Sumber terjadinya piutang.
2) Ada dan tidaknya dokumen tertulis yang berisikan tentang kesanggupan untuk melunasi.
3) Untuk kepentingan penyajian dalam laporan keuangan.
Piutang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa kepada pihak lain secara kredit. Piutang yang jangka waktunya pelunasannya kurang atau sama dengan satu tahun masuk ke dalam kelompok aktiva lancar. Piutang pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua yaitu piutang dagang dan piutang wesel.
Piutang dagang adalah piutang yang diakibatkan oleh penjualan yang dilakukan secara kredit sedangkan piutang wesel adalah piutang yang didukung dengan adanya pernyataan tertulis dari debitur yang berisikan janji untuk membayar.
Informasi yang Diperlukan oleh Manajemen.Informasi mengenai piutang yang dilaporkan kepada manajemen adalah :
1) Saldo piutang pada saat tertentu kepada debitur.
2) Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh tiap debitur.
3) Umur piutang kepada tiap debitur pada saat tertentu
Piutang yang masih ada atau belum terbayarkan oleh debitur harus segera dilunasi sebelum jatuh tempo maka mekanisme pelunasan piutang dibutuhkan.Hal-hal yang biasa ada dalam form pelunasan piutang adalah :
1) Kode Pelanggan
Kode Pelanggan adalah penomoran unik yang membedakan pelanggan yang satu dengan yang lainberisi data-data seperti nama pelanggan, alamat dan nomor telepon. Aturan dalam penomoran ini berbeda di tiap perusahaan.
2) Nama Pelanggan
3) Tanggal Transaksi
Menunjukkan tanggal transaksi piutang terjadi.
4) Kode Barang
Kode Pelanggan adalah penomoran unik yang membedakan barang yang satu dengan yang lain. Aturan dalam penomoran ini juga berbeda di tiap perusahaan.
5) Nama Barang 6) Piutang
Piutang berisikan nomor piutang yang unik yang membedakan form piutang yang satu dengan yang lain.
7) No. BuktiPelunasan
Nomor Bukti Pelunasan adalah penomoran unik yang bertujuan untuk membedakan form pelunasan piutang yang satu dengan yang lain.
8) Tanggal Pelunasan
Menunjukkan tanggal terjadinya pelunasan piutang.
9) Jumlah Pembayaran
Menunjukkan jumlah pembayaranya.Dilakukan untuk melunasi piutang.
10) Sisa Piutang
Menunjukkan jumlah sisa piutang yang masih ada.Dari hal-hal diatas maka kita dapat mengetahui apa saja data-data yang diperoleh dari form pelunasan piutang dan dapat merancang form aplikasi untuk menangkapdata-data tersebut.
Rudi (2013) piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rusdi Akbar (2004:199) menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.
Menurut Mohammad Muslich (2005:109) mengemukakan yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan”.
Sedangkan menurut M.Munandar (2006:77) yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak ain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”.
Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas,dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit.
a) Klasifikasi Piutang
Piutang merupakan aktiva lancar yang diharap[kan dapat dikonversi menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang
pada umumnya timbul dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang juga dapat ditimbulkan dari adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain sebagai berikut :
1) Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit.
Piutang tersebut dicatat dengan mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar.
2) Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk menyelesaikan piutang usaha pelanggan.
Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang (trade receivable)
3) Piutang lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika p[iutang ini diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain (other receivable) meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan perusahaan.
b) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Besarnya Piutang
Piutang merupakan aktiva yang penting dalam perusahaan dan dapat menjadi bagian yang besar dari likuiditas perusahaan. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut diantaranya adalah seperti yang dikemukakan oleh Bambang Riyanto (2005:85-87) sebagai berikut : 1) Volume Penjualan Kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari keseluruhan penjualan memperbesar jumlah investasi dalam piutang. Dengan makin besarnya volume penjualan kredit setiap tahunnya bahwa perusahaan itu harus menyediakan investasi yang lebih besar lagi dalam piutang. Makin besarnya jumlah piutang berarti makin besarnya resiko, tetapi bersamaan dengan iu juga memperbesar profitability.
2) Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat berarti bahwa perusahaan lebih mengutamakan keselamatan kredit daripada pertimbangan
profitabilitas. Syarat yang ketat misalnmya dalam bentuk batas waktu
pembayaran yang pendek, pembebanan bunga yang berat pada pembayaran piutang yang terlambat.
3) Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan kredit perusahaan dapat menetapkan batas maksimal atau plafond bagi kredit yang diberikan kepada para langganannya. Makin tinggi plafond yang ditetapkan bagi masing-masing langganan berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang. Sebaliknya, jika batas maksimal plafond lebih rendah, maka jumlah piutang pun akan lebih kecil.
4) Kebijaksanaan Dalam Mengumpulkan Piutang
Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang secara aktif atau pasif. Perusahaan yang menjalankan kebijaksanaan secara aktif, maka perusahaan harus mengeluarkan uang yang lebih besar untuk membiayai aktivitas pengumpulan piutang, tetapi dengan menggunakan cara ini, maka piutang yang ada akan lebih cepat tertagih, sehingga akan lebih memperkecil jumlah piutang perusahaan. Sebaliknya, jika perusahaan menggunakan kebijaksanaan secara pasif, maka pengumpulan piutang akan lebih lama, sehingga jumlah piutang perusahaan akan lebih besar.
5) Kebiasaan Membayar Dari Para Langganan
Kebiasaan para langganan untuk membayar dalam periode cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih kecil, sedangkan langganan membayar
periode setelah cash discount akan mengakibatkan jumlah piutang lebih besar karena jumlah dana yang tertanam dalam piutang lebih lama untuk menjadi kas.
c) Perputaran Piutang
Kelancaran penerimaan piutang dan pengukuran baik tidaknya investasi dalam piutang dapat diketahui dari tingkat perputarannya. Perputaran piutang adalah masa-masa penerimaan piutang dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Piutang yang terdapat dalam perusahaan akan selalu dalam keadaan berputar. Perputaran piutang akan menunjukkan berapa kali piutang yang timbul sampai piutang tersebut dapat tertagih kembali ke dalam kas perusahaan. Definisi perputaran piutang dikemukakan oleh beberapa ahli berikut ini :
Menurut Munawir (2009:75) memberikan keterangan bahwa posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan menghitung tingkat perputaran piutang tersebut (turn over receivable), yaitu dengan membagi total penjualan kredit (netto) dengan piutang rata-rata.
Sedangkan menurut Bambang Riyanto (2005:90) menyatakan bahwa tingkat perputaran piutang (receivable turn over) dapat diketahui dengan membagi jumlah credit sales selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivable).
Dari pengertian yang telah diuraikan diatas, dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang terdiri dari dua variabel yaitu total penjualan kredit dan rata- rata piutang.
d) Resiko Kerugian Piutang
Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara kredit disebut resiko kerugian piutang.
Menurut S.Munawir berpendapat bahwa : Semakin besar day’s receivable suatu perusahaan semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugia yang timbul karena tidak tertagihnya piutang (allowance for bad debt) berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu bear (overstated)
Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu : 1) Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi dan kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
2) Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual secara kredit.
3) Resiko keterlambatan pelunasan piutang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan.
Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai oleh pinjaman.
4) Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang semkin besar dan hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.
3. Pengaruh Pemberian Potongan Tunai a. Pengaruh
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005: 849), “Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang atau benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.” Sementara itu, Surakhmad (2006:7) menyatakan bahwa pengaruh adalah kekuatan yang muncul dari suatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat memberikan perubahan terhadap apa-apa yang ada di sekelilingnya. Jadi, dari pendapat-pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh merupakan suatu daya atau kekuatan yang timbul dari sesuatu, baik itu orang maupun benda serta segala sesuatu yang ada di alam sehingga mempengaruhi apa-apa yang ada di sekitarnya.
b. Potongan Tunai
Daryonoto Wonokerto (2014) potongan tunai (cash discount) adalah potongan harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari
jangka waktu kredit. Dari sudut penjual, potongan ini disebut potongan penjualan (sales discount), sedangkan dari segi pembeli disebut potongan pembelian (purchases discount).
Potongan tunai, misalnya dinyatakan dengan 2/14, n/20. Syarat ini berarti bahwa potongan sebesar 2% diberikan bila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 14 hari setelah tanggal transaksi, sementara jangka waktu kredit yang diberikan adalah 20 hari.
4. Dagang
Perdagangan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kegiatan perekonomian suatu negara.Giatnya aktivitas perdagangan suatu negara menjadi indikasi tingkat kemakmuran masyarakatnya serta menjadi tolok ukur tingkat perekonomian negara itu sendiri.Sehingga bisa dibilang perdagangan merupakan urat nadi perekonomian suatu negara.Melalui perdagangan pula suatu negara bisa menjalin hubungan diplomatik dengan negara tetangga sehingga secara tidak langsung perdagangan juga berhubungan erat dengan dunia politik.
Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang mengaitkan antara para produsen dan konsumen.Sebagai kegiatan distribusi, perdagangan menjamin peredaran, penyebaran, dan pemyediaan barang melalui mekanisme pasar.Perdagangan merupakan kegiatan ekonomi yang brhubungan dengan kegiatan menjual atau membeli barang. Kegiatan tersebut dilakukan dengan tujuan memperoleh laba
Penjualan kredit/Tunai
Piutang Potongan
bonus B. Kerangka Pikir
Berdasarkan permasalahan yang dibahas diatas, maka kerangka pemikiran dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1 : Bagan Kerangka Pikir
Setiap perusahaan mempunyai suatu system bagaimana cara pembayaran pelunasan piutang dari langganan.Sebenarnya antara perusahaan dengan para langganan sudah ada kesepakatan sebelum terjadinya transaksi.
Rudi (2013) piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rusdi Akbar (2004:199)
CV. Sumaru
Analisis
Hasil
menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.
Menurut Mohammad Muslich (2005:109) mengemukakan yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan”.
Sedangkan menurut M.Munandar (2006:77) yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak ain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”.
Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas,dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit.
a. Tunai
Alat pembayaran boleh dibilang berkembang sangat pesat dan maju. Kalau kita menengok kebelakang yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan adalah
kelaziman di era pra moderen. Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based), misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).
- Alat Pembayaran Tunai
Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam).Uang kartal masih memainkan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai kecil.Dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral. Pada tahun 2005, perbandingan uang kartal terhadap jumlah uang beredar sebesar 43,3 persen.
Namun patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi.Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal.Hal itu belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran.Misalnya, ketika Anda menunggu melakukan pembayaran di loket pembayaran yang relatif memakan waktu cukup lama karena antrian yang panjang.Sementara itu,
bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti pencurian, perampokan dan pemalsuan uang.
Menyadari ketidak-nyamanan dan inefisien memakai uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS).
b. Giro/Cek
Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek, berupa surat perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening seseorang kepada rekening lain yang ditunjuk surat tersebut. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka.
Perbedaan tersebut termasuk jenis perbedaan sistem 'dorong dan tarik' (push and pull). Suatu cek adalah transaksi 'tarik': menunjukkan cek akan menyebabkan bank penerima pembayaran mencari dana ke bank sang pembayar yang jika tersedia akan menarik uang tersebut. Jika tidak tersedia, cek akan "terpental" dan dikembalikan dengan pesan bahwa dana tak mencukupi. Sebaliknya, giro adalah transaksi 'dorong': pembayar memerintahkan banknya untuk mengambil dana dari akun yang ada dan mengirimkannya ke bank penerima pembayaran sehingga penerima
pembayaran dapat mengambil uang tersebut. Karenanya, suatu giro tidak dapat "terpental", karena bank hanya akan memproses perintah jika pihak pembayar memiliki daya yang cukup untuk melakukan pembayaran tersebut. Namun ini juga berarti pihak pembayar tidak mendapatkan keuntungan dari "float".
1. Faktor-fator yang mempengaruhi tingkat pelunasan piutang pada PT.
Cempaka Indah Murni a. Pemberian potongan tunai
Daryonoto Wonokerto (2014) potongan tunai (cash discount) adalah potongan harga yang diberikan apabila pembayaran dilakukan lebih cepat dari jangka waktu kredit. Dari sudut penjual, potongan ini disebut potongan penjualan (sales discount), sedangkan dari segi pembeli disebut potongan pembelian (purchases discount).
Potongan tunai, misalnya dinyatakan dengan 2/14, n/20. Syarat ini berarti bahwa potongan sebesar 2% diberikan bila pembayaran dilakukan dalam jangka waktu 14 hari setelah tanggal transaksi, sementara jangka waktu kredit yang diberikan adalah 20 hari.
b. Pemberian bonus penjualan
Pengertian bonus menurut Henry Simamora (2004:522) adalah :
“Pembayaran sekaligus yang diberikan karena memenuhi sasaran kinerja”.
Menurut Robert N. Anthony (2005 : 263) bonus insentif seorang manajer unit bisnis atau campuran keduanya. Salah satu argumen untuk mengaitkan bonus ke kinerja unit adalah bahwa keputusan dan tindakan manajer tersebut
lebih berdampak secara langsung pada unitnya sendiri dan bukan pada unit bisnis yang lain. Tetapi pendekatan semacam itu dapat sangat menghambat kerjasama antar unit.
Menurut Sondang P. Siagian (2010 : 269) bonus adalah sebagai berikut :
“Insentif dalam bentuk bonus yaitu imbalan yang diberikan pada karyawan yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produksi yang baku terlampaui”.
Secara umum tunjangan merupakan salah satu komponen yang diberikan oleh perusahaan atau organisasi kepada karyawannya. Dimana tunjangan merupakan kompensasi tidak langsung yang diberikan kepada karyawan dalam rangka menumbuhkan kepuasan dan ketenangan kerja.
Berikut penulis mengemukakan beberapa definisi tunjangan yang dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Moekijat (1999 : 173) tunjangan adalah : “Tunjangan adalah balas jasa tidak langsung yang diberikan perusahaan kepada tenaga kerjanya diluar upah dan gaji guna meningkatkan semangat kerja karyawan”.
Tunjangan sering juga disebut sebagai benefit seperti yang dikemukakan oleh Moekijat (1999 : 173). “Benefit dapat dipandang sebagai sumbangan - sumbangan yang berwujud uang kepada pegawai, misalnya pembayaran khusus kepada pegawai yang sakit, asuransi, perawatan rumah sakit, pensiun dan sebagainya”.
Menurut Malayu S. P Hasibuan (1997 : 133) tunjangan adalah sebagai berikut :
“Benefit adalah kompensasi tambahan (financial atau non financial) yang diberikan berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan dalam usaha untuk meningkatkan kesejahteraan mereka”.
Sedangkan tunjangan menurut Gary Dessler yang diterjemahkan oleh Agus Dharma (1993 : 444) adalah :
“Pembayaran tidak langsung yang diberikan kepada karyawan bisa mencakup misalnya, asuransi jiwa dan kesehatan, cuti, pensiun, rencana pendidikan dan rabat untuk produk-produk perusahaan”.
Produktivitas merupakan suatu perbandingan antara hasil dari suatu kegiatan dengan segala pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Sering diungkapkan jika hasil yang diperoleh suatu perusahaan tidak sesuai dengan harapan yang diinginkan disebut dengan produktivitas rendah.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai pengertian produktivitas, berikut ini kemukakan pengertian dari para ahli, diantaranya : Menurut Moekijat (1996 : 474) :
“Produktivitas adalah nilai output dalam hubungannya dengan suatu kesatuan input tertentu. Produktivitas biasanya sebagai imbangan dari pada hasil kerja rata-rata dalam hubungannya dengan jam orang rata -rata dari tenaga kerja yang diberikan dalam proses tertentu”.
Menurut Malayu SP. Hasibuan (1997 : 105) :“Produktivitas adalah perbandingan antara output (hasil) dengan input (masukan).
Dimana output-nya harus mempunyai nilai tambah dan teknik pengerjaannya yang lebih baik”.
Menurut Muchdarsyah Sinungan (2000 : 12) : “Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan output : input (masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bentuk dan nilai”.
Secara umum produktivitas mengandung pengertian perbandingan antara hasil yang dicapai (output) dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan (input). (Sedarmayanti, 2001 : 57)
Menurut J. Ravianto (2001 : 102) produktivitas tenaga kerja sebagai suatu konsep yang menunjukkan adanya kaitan antara output (hasil kerja) dengan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk dari seorang tenaga kerja, maksudnya bahwa produktivitas seorang tenaga kerja sangat berkaitan dengan hasil kerja yang diperoleh terhadap waktu yang diperlukan untuk menghasilkan.
Setiap perusahaan mempunyai suatu system bagaimana cara pembayaran pelunasan piutang dari langganan.Sebenarnya antara perusahaan dengan para langganan sudah ada kesepakatan sebelum terjadinya transaksi.
Rudi (2013) piutang merupakan harta perusahaan atau koperasi yang timbul karena terjadinya transaksi penjualan secara kredit atas barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan. Menurut Rusdi Akbar (2004:199)
menyatakan bahwa pengertian piutang meliputi semua hak atau klaim perusahaan pada organisasi lain untuk menerima sejumlah kas, barang, atau jasa di masa yang akan datang sebagai akibat kejadian pada masa yang lalu.
Menurut Warren Reeve dan Fess (2005:404) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan atau organisasi lainnya”.
Menurut Mohammad Muslich (2005:109) mengemukakan yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang terjadi karena penjualan barang dan jasa tersebut dilakukan secara kredit yang umumnya dilakukan untuk memperbesar penjualan”.
Sedangkan menurut M.Munandar (2006:77) yang dimaksud dengan piutang adalah sebagai berikut : ”Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak ain yang nantinya akan dimintakan pembayarannya bilamana telah sampai jatuh tempo”.
Dari beberapa definisi yang telah diungkapkan diatas,dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan piutang adalah semua tuntutan atau tagihan kepada pihak lain dalam bentuk uang atau barang yang timbul dari adanya penjualan secara kredit.
c. Tunai
Alat pembayaran boleh dibilang berkembang sangat pesat dan maju. Kalau kita menengok kebelakang yakni awal mula alat pembayaran itu dikenal, sistem barter antarbarang yang diperjualbelikan adalah
kelaziman di era pra moderen. Dalam perkembangannya, mulai dikenal satuan tertentu yang memiliki nilai pembayaran yang lebih dikenal dengan uang. Hingga saat ini uang masih menjadi salah satu alat pembayaran utama yang berlaku di masyarakat. Selanjutnya alat pembayaran terus berkembang dari alat pembayaran tunai (cash based) ke alat pembayaran nontunai (non cash) seperti alat pembayaran berbasis kertas (paper based), misalnya, cek dan bilyet giro. Selain itu dikenal juga alat pembayaran paperless seperti transfer dana elektronik dan alat pembayaran memakai kartu (card-based) (ATM, Kartu Kredit, Kartu Debit dan Kartu Prabayar).
- Alat Pembayaran Tunai
Alat pembayaran tunai lebih banyak memakai uang kartal (uang kertas dan logam).Uang kartal masih memainkan peran penting khususnya untuk transaksi bernilai kecil.Dalam masyarakat moderen seperti sekarang ini, pemakaian alat pembayaran tunai seperti uang kartal memang cenderung lebih kecil dibanding uang giral. Pada tahun 2005, perbandingan uang kartal terhadap jumlah uang beredar sebesar 43,3 persen.
Namun patut diketahui bahwa pemakaian uang kartal memiliki kendala dalam hal efisiensi.Hal itu bisa terjadi karena biaya pengadaan dan pengelolaan (cash handling) terbilang mahal.Hal itu belum lagi memperhitungkan inefisiensi dalam waktu pembayaran.Misalnya, ketika Anda menunggu melakukan pembayaran di loket pembayaran yang relatif memakan waktu cukup lama karena antrian yang panjang.Sementara itu,
bila melakukan transaksi dalam jumlah besar juga mengundang risiko seperti pencurian, perampokan dan pemalsuan uang.
Menyadari ketidak-nyamanan dan inefisien memakai uang kartal, BI berinisiatif dan akan terus mendorong untuk membangun masyarakat yang terbiasa memakai alat pembayaran nontunai atau Less Cash Society (LCS).
d. Giro/Cek
Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek, berupa surat perintah untuk memindahbukukan sejumlah uang dari rekening seseorang kepada rekening lain yang ditunjuk surat tersebut. Suatu cek diberikan kepada pihak penerima pembayaran (payee) yang menyimpannya di bank mereka, sedangkan giro diberikan oleh pihak pembayar (payer) ke banknya, yang selanjutnya akan mentransfer dana kepada bank pihak penerima, langsung ke akun mereka.
Perbedaan tersebut termasuk jenis perbedaan sistem 'dorong dan tarik' (push and pull). Suatu cek adalah transaksi 'tarik': menunjukkan cek akan menyebabkan bank penerima pembayaran mencari dana ke bank sang pembayar yang jika tersedia akan menarik uang tersebut. Jika tidak tersedia, cek akan "terpental" dan dikembalikan dengan pesan bahwa dana tak mencukupi. Sebaliknya, giro adalah transaksi 'dorong': pembayar memerintahkan banknya untuk mengambil dana dari akun yang ada dan mengirimkannya ke bank penerima pembayaran sehingga penerima
pembayaran dapat mengambil uang tersebut. Karenanya, suatu giro tidak dapat "terpental", karena bank hanya akan memproses perintah jika pihak pembayar memiliki daya yang cukup untuk melakukan pembayaran tersebut. Namun ini juga berarti pihak pembayar tidak mendapatkan keuntungan dari "float".
C. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan pembahasan di atas, maka hipotesis yang dapat disimpulkan oleh penulis yaitu “Diduga bahwa pemberian potongan tunai, bonus penjualan sangat berpengaruh terhadap tingkat pelunasan piutang dagang pada CV Sumaru.”
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Daerah dan Waktu Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada CV Sumaru, Jalan KH. Wahid Hasyim kav B No 16 sungguminasa (gowa). CV Sumaru bergerak dibidang distributor barang campuran dengan waktu penelitian di perkirakan sekitar kurang lebih 2 bulan.
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penyusunan proposal ini dapat dibagi atas 4 cara yaitu :
1. Observasi
Teknik ini dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara langsung dengan proses kegiatan pengolahan data mengenai pengaruh pemberian potongan tunai untuk meningkatkan pelunasan piutang dagang pada CV Sumaru 2. Wawancara
Teknik ini dilakukan dengan cara mewawancarai langsung dengan pimpinan perusahaan dan karyawan-karyawan yang kompeten sesuai dengan proposal ini.
3. Dokumentasi
Teknik ini dilakukan dengan mengumpulkan beberapa data tertulis baik yang berasal dari buku-buku, literature, dan catatan-catatan dalam perusahaan.
33
4. Kuisioner.
Teknik ini dilakukan dengan membuat pertanyaan yang relevan dengan apa yang menjadi ukuran untuk diteliti dengan pedoman secara konseptual untuk mendapatkan informasi dari perusahaan.
5. Analisis dokumen
Teknik pengumpulan data melalui dokumen-dokumen atau catatan perusahaan yang selanjutnya akan diolah terkait dengan masalah yang akan dibahas.
C. Jenis dan Sumber Data
Untuk menganalisa masalah dalam pembahasan proposal ini maka jenis data yang diperlukan :
1. Data kualitatif, yaitu data yang penulis peroleh bukan dalam bentuk angka- angka melainkan berupa informasi-informasi tentang rencana selanjutnya.
2. Data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka-angka yang penulis peroleh dari penelitian.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan selanjutnya menggunakan sumber-sumber sebagai berikut :
1. Data primer, yaitu data yang secara langsung diperoleh dari perusahaan melalui wawancara dan pertanyaan yang diajukan.
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan berupa dokumen dan informasi tertulis lainnya yang berhubungan dengan penulisan ini.
D. Metode Analisis
Pengandalian piutang dalam mengoptimalkan penerimaan kas yang di terapkan pada cv sumaru melalui pemberian potongan tunai berdasarkan teori yang telah di peroleh.untuk mengetahui hal tersebut maka langkah langkah yang dapat di lakukan sebagai berikut :Untuk dapat menguji kebenaran hipotesis yang dikemukakan di atas maka metode analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif dan model regresi linier sederhana yaitu : Y =
Membandingkan pengendalian piutang dalam mengoptimalkan penerimaan kas yang diterapkan pada PT. Cempaka Indah Murnimelalui pemberian potogan tunai.Berdasarkan teori yang telah diperoleh”. Untuk mengetahui hal tersebut maka langkah-langkah yang dapat dilakukan sebagai berikut : Untuk dapat menguji kebenaran hipotesis yang akan di kemukakan di atas maka metode analisis yang di gunakan adalah metode kuantitatif dan model regresi linier sederhana yaitu :
Y = a+bx
Y = Pelunasan Piutang X = Potongan tunai
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat
Cv sumaru cabang Makassar berdiri sejak tahun 2000 yang beralamat di jl KH.Wahid Hasyim Kav. No 16 Sungguminasa Gowa.
CV Sumaru merupakan bagian dari sumaru grup yang berkantor pusat di Jakarta.bergerak di bidang jasa perdagangan cat otomotife yang di produksi oleh Victorindo Kimiatama Jakarta.
PT. Cempaka Indah Murniadalah salah satu dari 2.600 yang bersaing untuk keuntungan di Indonesia cukup kecil tetapi berkembang pesat. didorong oleh pertumbuhan PDB dan peningkatan yang signifikan pada pengeluaran disebabkan pemakaian cat per kapita yang relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga, pertumbuhan pengeluaran pemerintah, pertumbuhan penduduk yang produktif, dan menumbuhkan kesadaran masyarakat.pasar otomotif Indonesia diperkirakan tumbuh sebesar13,3% antara tahun 2011 dan 2016 mencapai nilai USS7.825 juta pada tahun 2016.
Didorong oleh visi dan prinsip-prinsip kebangkitan PT. Cempaka Indah Murnimuncul sebagai sebuah perusahaan distribusi berukuran kecil yang tumbuh menghasilkan pendapatan yang signifikan dari penjualan.
Dengan sekitar USS12,5 Juta pendapatan pada tahun 2012PT. Cempaka Indah MurniSaat ini memilikistaf penjualan yang berdedikasi dan mendirikan kantor cabang yang tersebar di surabaya, semarang, denpasar, kupang, balikpapan,
36
makassar dan manado masing-masing dan menyediakan sekitar 1.240 untuk lebih dari 4.052 pelanggan.
PT. Cempaka Indah Murni berkomitmen untuk kode etik yang didasarkan pada etika pelayanan dan membanggakan diripada mengikuti semua hukum yang berlaku yang mengatur, menyediakan hanya produk berkualitas yang dikelola dan dijual berdasarkan pedoman yang ketat dan pengawasan, menumbuhkan hubungan yang saling menguntungkan dan memasok produk-produk dengan harga terbaik mutlak tersedia.
PT. Cempaka Indah Murnisaat ini menerapkan sistem komputer yang komprehensifdan berencana untuk memperluas dengan membangun jaringan distribusi nasional di Indonesia dalam waktu 3 tahun.
B. Visi dan Misi Perusahaan
1. Visi
Menjadi perusahaan distribusi yang luar biasa yang bekerja dengan martabat dan secara tegas berkomitmen untuk etika pelayanan.
2. Misi
Kami hanya menawarkan produk-produk berkualitas tinggi dengan adil, harga yang kompetitif kami menyediakan layanan pelanggan terbaik kepada pelanggan kami setiap saat kami mengembangkan memelihara dan membina pada akan hubungan dengan pelanggan kami didasarkan pada dasar profesionalisme serta filsafat peduli kita melakukan bisnis dengan bijaksana dan karenanya memberikan keuntungan dan pertumbuhan yang akan menjamin kesuksesan
utama perusahaan kami merekrut dan mempekerjakan personil yang sangat berbakat dan berdedikasi dengan menyediakan kondisi kerja yang baik, kepemimpinan yang unggul,kompensasi berbasis kinerja dan tingkat keamanan yang tinggi kerja kita mematuhi semua hukum yang berlaku yang mengatur kita bertanggung jawab untuk berkomunikasi dimana kita hidup dan bekerja.
Nilai-nilai dalam melakukan bisnis kita berkomitmen untuk sepuluh prinsip etika dasar yaitu:
1. Prinsip integritas . ini mengacu pada soliditas karakter , kejujuran , dan tanggung jawab trustworthiness
2. Prinsip kebenaran .ini melibatkan mengatakan kebenaran dalam segala situasi . juga termasuk akuntabilitas dan transparansi
3. prinsip keadilan . ini berarti keadilan , mengobati equals sama , memberikan kepada semua orang nya karena
4. prinsip martabat manusia . ini melibatkan mengakui sebuah orang senilai melekat , hormat mengakui nilai orang lain hanya untuk menjadi manusia 5. prinsip partisipasi . ini berarti menghormati lain yang hak untuk tidak
diabaikan pada pekerjaan atau menutup dari pengambilan keputusan dalam organisasi
6. prinsip komitmen ini berhubungan dengan karakteristik pribadi dariketergantungan , keandalan ,kesetiaan,dan loyalitas
7. prinsip tanggung jawab sosial . ini menunjuk ke sebuah kewajiban untuk memperhatikan kepentingan masyarakat yang lebih luas dan untuk melayani masyarakat sebagai stakeholder
8. prinsip kebaikan bersama . ini melibatkan menyelaraskan kepentingan pribadi seseorang dengan masyarakat kesejahteraan
9. prinsip subsidiaritas . ini berarti bahwa tidak ada keputusan harus diambil pada tingkat yang lebih tinggi yang dapat dibuat secara efektif dan efisien pada tingkat yang lebih rendah dalam organisasi
10. prinsip cinta . ini menunjukkan kesediaan untuk mengorbankan waktu seseorang , kenyamanan , dan bagian dari ide-ide seseorang dan barang- barang material untuk kebaikan orang lain .
C. Struktur Organisasi
ACCOUNTING Agneta
SUPERVISOR Wilson Masepy
SALES Max Tomosoa
MIXING Mustakim
KEP.GUDANG
Asdar KASIR
Asriani
ADM.PENJUALAN Hastika
EXPEDISI Ridwan
GUDANG Melvin
MANAGER
SHERLY WIJAYA
D. Job description BRANCH MANAGER
1. Bertanggung jawab untuk
a. Mengatur aktivitas di bagian penjualan b. Mengatur aktivitas di bagian keuangan c. Mengatur aktivitas di bagian gudang
2. Melakukan kontrol di semua bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
3. Membuat laporan penjualan & keuangan tahunan 4. Merancang sistem penjualan, keuangan, inventory
5. Menciptakan hubungan baik antara perusahaan dengan konsumen dan pihak external lainnya
SALES SUPERVISOR
1. Bertanggung jawab terhadap aktivitas penjualan di wilayahnya 2. Mengatur kinej a tun penjualan yang ada dibawahnya,
3. Melakukan fungsi kontrol terhadap kinerja sales
4. Mengkomunikasikan program marketing baik kepada sales maupun pelanggan
5. Membuat laporan penjualan bulanan kepada manajemen.
6. Menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan dengan pelanggan 7. Membangun sistem ker a dan melakukan fungsi pengawasan di bagian
mixing.
8. Memberikan input pada perusahaan terkait dengan a. Kondisi pasar
b. Perbaikan dan pengembangan produk c. Inovasi produk
d. Terobosan pemasaran yang sesuai dengan wilayah ker anya e. Efektifitas kinerja tim penjualan
9. Berkoordinasi dengan kepada gudang terkait dengan proses distribusi barang
10. Membuat surat rekomenclasi ke Manajer Cabang 11. Membantu penagihan ke konsumen
SALES
1. Bertanggung jawab untuk
a. Aktivitas penjualan sesuai dengan wilayah kedanya:
i. Menawarkan produk
ii. Melakukan promosi baik ke toko maupun pemakai
iii. Mengedukasi pelanggan bila ada produk baru ataupun lama yang belum dipahami pelanggan
iv. Mengkomunikasikan program penjualan yang dibuat perusahaan kepada konsumen
v. Melakukan penetrasi pasar di wilayah baru
b. Memenuhi target penjualan yang ditetapkan perusahaan c. Membuat sales order sesuai pesanan pelanggan
d. Membuat jadwal kunjungan
2. Menciptakan hubungan yang baik antara perusahaan dan konsumen.
3. Membantu perusahaan dalam menyelesaikan
i. Retur barang ii. Tagihan macet
iii. Kesalahan aplikasi produk 4. Membantu penagihan ke konsumen 5. Membantu mengirim barang ke konsumen
Point 4&5 apabila kunjungan sales searah KEPALA MIXING
1. Mengontrol dan mengevalunsi sistem keda bagian mixing 2. Menjadi quality control
3. Bertanggung jawab untuk melakukan proses pengembangan SDM 4. Mengatur jadwal dan posisi kerja tinter
5. Mengontrol aktivitas tinter yang ditugaskan di lapangan
6. Membangun komunikasi dengan pihak eksternal yang membutuhkan tinter
7. Mengontrol dan mengevaluasi sistem pelatihan
8. Membuat laporan basil pelatihan pada supervisor penjualan 9. Mengontrol dan mernbuat laporan stok barang mixing 10. Melakukan kunjungan ke bengkel-bengkel
TINTER
1. Membuat cat mixing sesuai Surat Perintah Kerja
2. Membuat formula cat dan melakukan dokumentasi formula 3. Membantu. Kepala mixing menjaga kebersihan lingkungan kerja.
4. Melakukan kunjungan ke bengkel-bengkel
KEPALA GUDANG
1. Bertanggung jawab kepada Manajer Cabang 2. Bertanggung jawab terhadap ketersediaan barang 3. Mengatur proses distribusi barang
4. Membuat pemesanan barang berkoordinasi dengan administrasi 5. Membuat laporan :
a. Stok barang b. Barang rusak c. Retur barang
6. Mengatur barang – barang pesanan pelanggan yang belum terkirim 7. Mengatur karyawan gudang dan sopir
8. Mengatur posisi barang sesuai layout gudang.
9. Menjaga kebersihan lingkungan gudang
10. Membuat surat rekomendasi ke Manajer Cabang PENGIRIMAN
1. Bertanggung jawab dalam proses pengiriman barang sampai ke konsumen 2. Bertanggung jawab terhadap perawatan kendaraan perusahaan
3. Mengambil dan mengirim dokumen/barang keperluan perusahaan.
KARYAWAN UMUM
1. Membantu Kepala Gudang untuk menyiapkan barang pesanan konsumen 2. Membantu penataan barang dan kebersihan lingkungan kantor
3. Mernbantu pengiriman barang jika diperlukan.
4. Membantu, perusahaan dalam pengurusan dokumen
ACCOUNTING
1. Bertanggung jawab kepada Manajer Cabang
2. Membuat Laporan Keuangan Bulanan Intern dan Extern (tax) 3. Membuat Laporan Komisi Sales dan Bonus Tahunan Customer 4. Mengontrol daftar piutang konsumen
5. Membuat memorial voucher
6. Memeriksa, mengisi HPP dan menandatangani PO ke supplier 7. Mengisi HPP retur beli
8. Membuat CN/DN pembelian
9. Membantu Manajer Cabang melakukan pengawasan stok gudang.
10. Membuat rekapitulasi dan pengajuan biaya
11. Menyediakan data penjualan untuk supervisor penjualan 12. Membantu Manajer Cabang dalam mengontrol biaya-biaya 13. Memeriksa rekapitulasi uang makan mingguan untuk diajukan
pada Manajer Cabang
14. Membuat rekapitulasi gaii bulanan
15. Pengurusan papas nama pelanggan dan asuransi
16. Membantu perusahaan dalam mengontrol aset perusahaari 17. Pengurusan & perpanjangan asuransi dan sews
18. Membuat surat rekomendasi ke Manajer Cabang 19. Filling dokumen
a. Surat Jalan dari Supplier b. Surat Per anjian
c. Kontrak karyawan d. PolisAsuransi e. CV.Karyawan
Point no.3 & 13 sementara dikcrjakan kasir
Point 6 sementara dikerjakan administrasi
Pernbuatan laporan pajak sementara dikerjakan administrasi dan Manajer Cabang
Untuk sementara membuat laporan penjualan supervisor
KASIR
1. Bertanggung jawab kepada Accounting
2. Mengelola kas kecil dan membuat laporan penggunaan dana kas kecil 3. Mengatur penagihan ke konsumen.
4. Membuat jurnal untuk penerimaan dan pengeluaran kas & bank 5. Membuat CN/DN penjualan
6. Membuat rekapitulasi absensi mingguan karyawan 7. Membagi uang makan mingguan
8. Membuat riwayat biaya kendaraan perusahaan 9. Membuat rekapitulasi absensi karyawan STAF ADMINISTRASI
1. Bertanggung jawab kepada Accounting 2. Menerima order per telepon dari konsumen 3. Membuat Sales Order (SO)
4. Membuat dan mencetak Surat Jalan dan Faktur Penjijalan rangkap 3
5. Membuat dan mencetak Surat Jalan Trial dan Promosi 6. Membuat Purchase Order ke Supplier
7. Menginput dan filling Bukti Penerimaan Barang (BPB) serta membuat revisi no surat jalan di BPB.
8. Membuat surat kontrak, keterangan, teguran, dan pemberitahuan 9. Membuat Surat Perintah Kerja Oplos
10. Mengontrol pendingan order 11. Input data :
a. Pindah Gudang
b. Bukti Pakai dan Retur Pakai Barang Oplos c. Bukti Produksi Barang
d. Bukti Penerimaan Barang e. Retur Pembelian Barang PENAGIHAN
1. Melakukan penagihan fakturyang telah jatuh tempo pads konsumen.
2. Membuat jadwal kunjungan penagihan
3. Menyetor uang pembayaran piutang pelanggan pads kasir 4. Melakukan penyetoran dan penarikan uang di Bank
E. Kegiatan Perusahaan
Manajemen distribusi di dalam sebuah perusahaan merupakan upaya pengaturan yang menyangkut perencaan aspek ketersediaan dan penyaluran barang kepada konsumen.
Manajemen distribusi juga merupakan kegiatan yang sangat penting untuk membantu proses pemasaran yang dijalankan oleh sebuah perusahaan.Tanpa adanya manajemen distribusi yang baik, tentunya proses marketing dan penjualan akan terhambat.Di dalam menjalankan proses distribusi, manajemen distribusi memperhatikan berbagai aspek penting diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Fasilitas
Aspek fasilitas menjadi faktor yang dipertimbangkan dalam sebuah proses distribusi. Kelengkapan dari fasilitas yang dibutuhkan untuk sebuah proses distribusi tentunya akan mendukung upaya distribusi secara lebih maksimal.
2. Transportasi
Transportasi juga tak kalah pentingnya diperhatikan dalam manajemen distribusi. Pertimbangan ketersediaan sarana transportasi akan mempengaruhi kebijakan distribusi yang diambil, semakin bagus ketersediaan transportasi, maka akan semakin mempermudah proses distribusi.
3. Ketersediaan
Ketersediaan menyangkut barang jadi, bahan baku, bahan setengah jadi dan sebagainya. proses distribusi juga sangat mempertimbangkan ketersediaan dari produk dan bahan dasar produk.
4. Modal yang ditanam pada perusahaan
Jumlah modal yang ada pada perusahaan akan mempengaruhi luas tidaknya proses distribusi yang dijalankan. Semakin besar modal tentunya akan memberi peluang perluasan upaya distrbusi ke area pasar yang lebih luas.
Keterbatasan modal akan menghambat proses distribusi terutama nantinya pada saat pemasaran dilakukan.
5. Tingkat kehilangan penjualan
Di dalam menjalankan proses distribusi untuk strategi manajemen distribusi adalah penting untuk memperhatikan frekuensi atau tingkat kehilangan penjualan. Semakin tinggi tingkat kehilangan penjualan, maka akan semakin membuat sulit proses distribusi, angka distribusi harus diturunkan untuk mengurangi kerugian yang lebih besar.
6. Komunikasi
Di dalam sebuah proses distribusi, menjalin komunikasi dengan pihak-pihak yang bersangkutan sangat dibutuhkan karena akan memperlancar proses distribusi itu sendiri, memperjelas dan membantu Anda untuk mendapatkan angka yang pasti apakah angka distribusi perlu ditambah atau tidak.
Secara umum manajemen distribusi meliputi beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan, yakni:
1. Perencanaan kebutuhan distribusi
Perencanaan kebutuhan distribusi di dalam sebuah manajemen distribusi meliputi segenap rangkaian kegiatan dalam rangka memenuhi pelanggan serta kegiatan menerima dan menyimpan barang dengan jumlah biaya diusahakan serendah mungkin.Jumlah biaya yang dikeluarkan pada proses distribusi terhitung sebagai biaya yang harus ditutupi pada harga jual yang diberikan kepada pelanggan.Proses pengiriman, peletakan dan sebagainya dari barang-
barang produksi merupakan hal yang menjadi pertimbangan dalam manajemen distribusi yang baik.
2. Perencanaan sumber daya distribusi
Perencanaan sumber daya distribusi merupakan kelanjutan dari upaya perencanaan terhadap kebutuhan distribusi.Di dalam manajemen distribusi penting diperhatikan sumber daya manusia yang mengerjakannya, ruang gudang, jumlah biaya angkutan dan sebagainya.Perencanaan yang dilakukan harus matang agar tidak mubazir dan berefek pada kerugian modal perusahaan.
3. Persediaan distribusi
Persediaan distribusi dalam hal ini merupakan persediaan yang menyangkut semua kebutuhan di dalam proses distribusi. Baik dari segi barang produksi, SDM, fasilitas, transportasi, modal dan sebagainya. Ketersediaan tersebut sangat penting untuk menjamin kelancaran proses distribusi yang terjadi.
Demikianlah proses manajemen distribusi tersebut dijalankan dengan memperhatikan berbagai pertimbangan, perencanaan dan hal-hal yang penting untuk disediakan di dalam proses distribusi.Tanpa adanya manajemen distribusi yang baik, maka penyebaran produk di pasaran tidak akan merata dan terhambat.
Hal tersebut akan berefek pada kerugian perusahaan yang Anda kelola.