• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH DEMAND MANAGEMENT PERFORMANCE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH DEMAND MANAGEMENT PERFORMANCE"

Copied!
141
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Disusun Oleh:

IVAN YODI PRATIKNO NIM. 141130063

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA 2017

(2)

i SKRIPSI

Diajukan guna untuk memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Disusun Oleh : IVAN YODI PRATIKNO

141130063

JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

YOGYAKARTA 2017

(3)
(4)
(5)

iv

Management Performance Pada UKM Kerajinan Batik Kayu Desa Wisata Krebet Bantul”

dapat diselesaikan.

Penulisan skripsi bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada progam studi Manajemen. Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UPN

“veteran” Yogyakarta. Skripsi ini merupakan bagian dari implementasi ilmu yang diperoleh selama masa kuliah. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan sejumlah pihak, maka dari itu diucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu. Dra. Yekti Utami, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang sabar dalam membimbing, bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Bpk. Drs. Agung Satmoko, ME, selaku dosen pembimbing II yang sabar dalam membimbing, bersedia meluangkan waktu untuk membimbing dan mengarahkan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Ibu Dr. Sabihaini, SE, M.Si, selaku dosen penguji I yang telah memberikan petunjuk, saran maupun masukan dalam proses penyelesaian skripsi.

4. Ibu Yuli Liestyana, SE, M.Si, selaku dosen penguji II yang telah memberikan petunjuk, saran maupun masukan dalam proses penyelesaian skripsi.

5. Bpk. Yulianto selaku ketua UKM Batik Kayu Desa Wisata Krebet Bantul, yang telah memberikan informasi dan mengizinkan penulis untuk meneliti.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi pembaca.

Yogyakarta, Desember 2017

Penulis

(6)

v

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

ABSTRAK ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 9

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 13

A. Landasan Teori ... 13

1. Supply Chain Performance ... 13

2. Demand Management Performance ... 16

3. Distribution Management Performance ... 21

B. Hubungan Antar Variabel ... 25

C. Peneliti Terdahulu ... 29

D. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 32

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Jenis Penelitian ... 34

B. Subyek Penelitian ... 34

C. Popilasi dan Teknik Sampling ... 34

D. Jenis Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data ... 35

1. Jenis Data Penelitian ... 35

2. Teknik Pengumpulan Data ... 35

E. Klasifikasi Variabel Penelitian ... 36

(7)

vi

2. Uji Reliabilitas ... 45

I. Uji Hipotesis ... 46

1. Analisis Regresi Berganda ... 47

2. Analisis Regresi Sederhana ... 49

3. Analisis Jalur (Path Analysis) ... 50

J. Kriteria Pengujian Hipotesis ... 53

1. Pengujian Model Regresi dan Koefisien Determinasi dengan Uji F .. 53

2. Uji Koefisien Regresi dengan Uji t ... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 55

A. Hasil Analisis Deskriptif ... 56

1. Profil UKM ... 56

2. Deskripsi Data Penelitian ... 56

B. Hasil Analisis Kuantitatif ... 66

1. Menguji Pengaruh Forecasting, Segmentation, Sales and Operations Planning (S&OP), dan Demand Management Adherence (DeM dherence) Terhadap Demand Management Performance (DeM performance) ... 66

2. Menguji Pengaruh Warehouse Management, Transport Management, Distribution Management Adherence (DiM dherence) Terhadap Distribution Management Performance (DiM performance)... 69

3. Menguji Pengaruh Demand Management Performance (DeM performance) dan Distribution Management Performance (DiM performance) Terhadap Supply Chain Performance ... 71

4. Menguji Pengaruh Demand Management Performance (DeM performance) Terhadap Distribution Management Performance (DiM performance) ... 73

C. Pengujian Hipotesis ... 75 1. Pengujian Pengaruh Forecasting, Segmentation, Sales and Operations

(8)

vii

dan Distribution Management Adherence (DiM dherence) Terhadap Distribution Management Performance (DiM performance) ( H ) .. 76 3. Pengujian Pengaruh Demand Management Performance

(DeM performance) Terhadap Supply Chain Performance (H ) ... 76 4. Pengujian Pengaruh Distribution Management Performance

(DiM performance) Terhadap Supply Chain Performance (H ) ... 77 5. Pengujian Pengaruh Demand Management Performance

(DeM performance) Terhadap Distribution Management Performance (DiM performance) (H5) ... 78 6. Pengujian Pengaruh Distribution Management Performance

(DiM performance) Mampu Memediasi Pengaruh Demand

Management Performance (DeM performance) Tehadap Supply Chain Performance... 79 D. Pembahasan ... 81

1. Pengaruh Forecasting, Segmentation, S Sales and Operations Planning (S&OP), dan Demand Management Adherence (DeM dherence) Terhadap Demand Management Performance (DeM performance) Pada Sentra Kerajinan Batik Kayu

di Desa Wisata Krebet Bantul ... 81 2. Pengaruh Warehouse Management, Transport Management, dan

Distribution Management Adherence (DiM dherence) Terhadap Distribution Management Performance (DiM performance)

Pada Sentra Kerajinan Batik Kayu di Desa Wisata Krebet Bantul .... 82 3. Pengaruh Demand Management Performance (DeM performance)

Terhadap Supply Chain Performance Pada Sentra Kerajinan

Batik Kayu di Desa Wisata Krebet Bantul ... 83 4. Pengaruh Distribution Management Performance (DiM performance)

Terhadap Supply Chain Performance Pada Sentra Kerajinan

Batik Kayu di Desa Wisata Krebet Bantul ... 83

(9)

viii

Mampu Memediasi Pengaruh Demand Management

Performance (DeM performance) Tehadap Supply Chain Performance

Pada Sentra Kerajinan Batik Kayu di Desa Wisata Krebet Bantul ... 85

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 87

A. Kesimpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

LAMPIRAN ... 92

(10)

ix

berpengaruh Terhadap Supply Chain Performance... 32 Gambar 2. Model Hipotesis 6 ... 51

(11)

x

4.1 Profil UKM ... 55

4.2 Interval Penilaian ... 57

4.3 Distribusi Penilaian Variabel Forecasting ... 57

4.4 Distribusi Penilaian Variabel Segmentation ... 58

4.5 Distribusi Penilaian Variabel Sales and Operations Planning (S&OP)... 59

4.6 Distribusi Penilaian Variabel Demand Management adherence (DeM adherence) ... 60

4.7 Distribusi Penilaian Variabel Demand Management Performance (DeM performance)... 61

4.8 Distribusi Penilaian Variabel Warehouse Management ... 62

4.9 Distribusi Penilaian Variabel Transport Management ... 63

4.10 Distribusi Penilaian Variabel Distribution Management Adherence (DiM adherence)... 64

4.11 Distribusi Penilaian Variabel Distribution Management Performance (DiM performance)... 64

4.12 Distribusi Penilaian Variabel Supply Chain Performance... 65

4.13 Hasil Estimasi Model Pertama Regresi Berganda ... 67

4.14 Hasil Estimasi Model Kedua Regresi Berganda ... 69

4.15 Hasil Estimasi Model Ketiga Regresi Berganda ... 72

4.16 Hasil Estimasi Model Keempat Regresi Sederhana ... 73

4.17 Direct Effect, Indirect Effect, dan Effect ... 79

(12)

xi

Uji Validitas dan Reliabilitas ... 108 Hasil Analisis Regresi ... 120 Hasil Path Analysis ... 127

(13)

xii

Progam Studi Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN “Veteran” Yogyakarta

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh demand management dan distribution management terhadap kinerja rantai pasokan (supply chain performance).

Variabel-variabel dalam penelitian ini antara lain : forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence), demand management performance (DeM performance), warehouse management, transport management, distribution management adherence (DiM adherence), distribution management performance (DiM performance), dan kinerja rantai pasokan (supply chain performance). Penelitian ini dilakukan pada 57 UKM. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda, regresi sederhana, dan analisis jalur (path analysis). Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa secara bersama-sama forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM dherence) berpengaruh positif terhadap demand management adherence (DeM adherence), warehouse management, transport management, distribution management adherence (DiM adherence) berpengaruh positif terhadap distribution management performance (DiM performance), demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance) berpengaruh positif terhadap supply chain performance.

Hasil analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa secara parsial demand management performance (DeM performance) berepengaruh positif terhadap distribution management performance (DiM performance). Hasil analisis jalur (path analysis) menunjukkan bahwa distribution management performance (DiM performance) mampu memediasi pengaruh demand management performance (DeM performance)terhadap supply chain performance.

Kata kunci : forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence), demand management performance (DeM performance), warehouse management, transport management, distribution management adherence (DiM adherence), distribution management performance (DiM performance), kinerja rantai pasokan (supply chain performance).

(14)

1 A. Latar Belakang

Globalisasi telah membuka peluang bagi negara-negara di dunia untuk saling melakukan perdagangan, yang sering disebut dengan perdagangan bebas. Perkembangan perdagangan bebas tersebut menuntut perusahaan- perusahaan yang sudah ada untuk tetap dapat bertahan agar dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan yang akan bermunculan dan tetap terus memperoleh keuntungan. Saat ini persaingan tidak hanya ditingkat lokal atau nasional, perusahaan harus bersaing dengan perusahaan-perusahaan dari seluruh penjuru dunia. UKM merupakan salah satu pelaku usaha yang juga merasakan dari dampak globalisasi tersebut. Hal tersebut terasa semakin menyulitkan bagi para pelaku usaha di Indonesia khususnya Usaha Kecil Menengah (UKM) untuk berkembang karena hadirnya pesaing-pesaing baru.

Usaha Kecil Menengah (UKM) adalah sebuah istilah yang mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Dan usaha yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian Usaha Kecil adalah: Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat (Wikipedia, 2017). UKM merupakan salah satu sektor usaha penggerak perekonomian di

(15)

Indonesia, karena salah satu kemampuannya dalam menyerap tenaga kerja dan mengurangi jumlah pengangguran yang ada.

Bagi sebagian besar masyarakat Bantul tentu sudah tidak asing dengan tempat kerajinan batik kayu yang ada di Desa Wisata Krebet Bantul. Kerajinan batik kayu di Desa Krebet merupakan hasil karya masyarakat Desa Krebet sebagai bentuk proses kehidupan sosial di Desa Krebet. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, masyarakat Krebet awalnya mengandalkan sektor pertanian. Berhubung sektor pertanian yang berlangsung musiman dan tidak ada pengairan yang baik karena tanah yang tandus, maka masyarakat setempat mengembangkan keahlian membuat barang-barang kerajinan dari kayu yang dibatik. Berbagai produk kerajinan yang dihasilkan oleh warga Krebet adalah seperti topeng, wayang, almari, asesoris rumah tangga, patung kayu, kotak perhiasan, dan hiasan batik kayu lainnya dengan kisaran harga mulai dari yang murah hingga jutaan (Dyah, 2014).

Dengan berjalannya waktu, mayoritas masyarakat Krebet beralih profesi sebagai pengrajin kayu. Atas binaan PKPM dan Dinas Pariwisata setempat kini Desa Krebet dijadikan sebagai desa wisata pada tanggal 23 Mei 2012 yang diresmikan oleh Kepala Departemen Pariwisata Bantul. Menurut data dari ketua paguyuban UKM batik kayu yang bernama Yulianto ada sekitar 57 UKM kerajinan batik kayu yang tersebar di Desa Wisata Krebet Bantul dan beberapa dari UKM ini telah mampu merambah pasar luar negeri atau ekspor.

Dengan adanya UKM batik kayu yang ada di Kabupaten Bantul ini maka perlu dilakukan sebuah pengukuran kinerja rantai pasokan yang akan membantu

(16)

UKM batik kayu tersebut mencapai sebuah target yang maksimal. UKM dapat meningkatkan kinerja rantai pasokan menjadi lebih baik apabila UKM mampu menerapkan seluruh prinsip-prinsip yang ada dalam supply chain management.

Tidak menutup kemungkinan yang akan terjadi, setiap perusahaan/UKM akan berlomba-lomba untuk memenangkan persaingan yang ada. Munculnya persaingan menjadikan setiap pelaku pasar dituntut untuk terus menemukan metode pemahaman permintaan dan distribusi terhadap kebutuhan pelanggan yang disesuaikan dengan kemampuan rantai pasokan, sehingga terciptalah efisiensi.

Supply chain management (manajemen rantai pasokan) adalah kegiatan pengelolaan dengan tujuan untuk memperoleh bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses atau barang setengah jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi (Heizer dan Render, 2015). Secara nyata praktik SCM mampu mengatur aliran produksi didalam rantai pasokan, oleh karena itu banyak penelitian yang dilakukan terkait dengan SCM. Supply chain management (manajemen rantai pasokan) mampu mengatasi masalah persediaan agar produk dalam keadaan tersedia dan layak konsumsi. Persediaan produk-produk kebutuhan konsumen harus dikendalikan. Pengendalian persediaan merupakan hal yang sangat penting. Pengendalian dilakukan untuk mengendalikan persediaan dari kekurangan dan kelebihan produksi, penawaran, ataupun permintaan.

Kekurangan produk-produk tersebut akan menimbulkan kesan tidak baik dari konsumen dan perusahaan akan kehilangan sejumlah kesempatan untuk

(17)

bersaing di pasar. Akibatnya permintaan menjadi berkurang, konsumen menjadi tidak loyal lagi kepada perusahaan, serta sistem distribusi menjadi terhenti, dan bisa terjadi juga kelebihan persediaan yang tidak tersalurkan kepada konsumen akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan tersebut.

Menurut Schroeder (2000) yang dikutip oleh Fredy (2004), pengertian rantai pasokan (supply chain) tentunya berbeda dengan manajemen rantai pasokan (supply chain management). Supply chain merupakan urutan dari suatu proses bisnis dan informasi terhadap suatu produk atau jasa, mulai dari pemasok menuju kegiatan manufaktur sampai ke kegiatan distribusi ke pengguna akhir. Sedangkan supply chain management merupakan sebuah perencanaan , desain, dan pengendalian terhadap aliran informasi dan materi yang terdapat pada supply chain dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang efisien saat ini dan untuk masa yang akan datang.

Menurut Moeheriono (2012) kinerja atau performance merupakan sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam suatu perencanaan strategis suatu organisasi. Dengan supply chain management yang baik, maka dapat mendorong supply chain performance yang baik juga bagi UKM batik kayu tersebut. Di samping itu kemampuan dan bertahan lebih besar dalam menguasai pasar. Supply chain performance di dalam bukti empirisnya menunjukan bahwa akan menumbuhkan kinerja organisasi yang baik. Dari sini kita dapat meneliti apakah supply chain performance berpengaruh terhadap demand management

(18)

performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance).

Daniel (2012) mengelompokkan praktik SCM ke dalam dua dimensi, yaitu demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance). Daniel (2012) melakukan penelitian tentang Customer-facing supply chain practices—The impact of demand and distribution management on supply chain success pada perusahaan manufaktur dan menemukan bahwa demand management performance (DeM performance) yang unggul memiliki dampak positif bagi supply chain performance, demand management performance (DeM performance) mempengaruhi distribution management performance (DiM performance), supply chain performance yang baik dapat meningkatkan demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance). Daniel (2012) mengutip dari Croxton et al. (2002) yang mengatakan demand management performance (DeM performance) diartikan sebagai kemampuan sebuah perusahaan untuk memahami permintaan dan kebutuhan pelanggan yang disesuaikan dengan kemampuan rantai pasokan. Di dalam demand management performance (DeM performance) ada empat dimensi yang ikut berkontribusi, yaitu forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) . Demand management performance (DeM performance) memiliki pengaruh positif terhadap distribution management performance (DiM performance) sebagai keseluruhan dari supply

(19)

chain performance. Supply chain performance lebih dipengaruhi oleh distribution management performance (DiM performance) dibandingkan dengan demand management performance (DeM performance). Demand management performance (DeM performance) mempunyai pengaruh tak langsung (indirect effect) terhadap supply chain performance melalui distribution management performance (DiM performance).

Gaspersz (2004) mendefinisikan dengan demand management performance (DeM performance) sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusunan jadwal induk untuk mengetahui dan menyadari semua permintaan produk. Secara garis besar aktivitas-aktivitas dalam manajemen permintaan dapat dikategorikan ke dalam dua aktivitas utama, yaitu pelayanan pesanan (order service) yang bersifat pasti, dan peramalan (forecasting) yang bersifat tidak pasti. Demand management performance (DeM performance) juga memperhatikan pada sumber lain dari kapasitas produksi, seperti: permintaan pelanggan pada bagian pelayanan, kebutuhan perusahaan meliputi pada perubahaan persediaan, kebutuhan promosi dan penjaminan kualitas, serta stok persedian. Aktivitas demand management performance (DeM performance) merupakan salah satu aktivitas pokok di mana harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk terus menjaga adanya kelangsungan hidupnya dan dapat berkembang pada skala yang lebih lagi dengan memiliki tujuan akhir untuk mendapatkan untung (Sheikh, 2001).

(20)

Menurut Guell (2008) terdapat beberapa faktor yang menentukan permintaan, faktor-faktor tersebut menjadi cara bagaimana konsumen memutuskan untuk membeli. Pertama, selera masyarakat. Selera disini digambarkan apakah barang atau jasa tersebut memang benar-benar apa yang diinginkan masyarakat. Kedua, pendapatan masyarakat itu sendiri yang terbagi menjadi dua yaitu inferior goods yaitu suatu kondisi masyarakat dimana masyarakat tersebut hanya mampu membeli barang atau jasa dengan harga murah dan normal goods yaitu kondisi suatu masyarakat yang mampu membeli barang atau jasa tanpa harus mencari yang lebih murah. Ketiga, harga barang lain. Faktor ini menjelaskan bahwa terdapat barang lain yakni barang substitutif yaitu barang atau jasa pengganti lainnya (nasi dapat diganti dengan kentang), dan barang komplemen yaitu barang atau jasa yang digunakan secara bersamaan (mobil membutuhkan bensin). Keempat, populasi masyarakat ketika jumlah penduduk meningkat maka permintaan terhadap suatu barang atau jasa juga akan meningkat. Kelima, perkiraan harga. Sebagai contoh, jika ada suatu kondisi yang memperkirakan akan terjadi peningkatan harga sembako dalam waktu dekat, maka konsumen akan membeli saat itu juga daripada harus membeli kemudian hari. Kondisi demikian menunjukkan bagaimana konsumen merespon perubahan harga.

Frankel et al. (2008) yang dikutip oleh Daniel (2012) mengatakan distribution management performance (DiM performance) diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memastikan kehandalan dan efisiensi penyimpanan barang agar bisa sampai kepada pelanggan. Dalam pengertian

(21)

ini, ada tiga praktik penting, yaitu warehouse mangement, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) yang ketiganya fokus pada operasi yang berkaitan dengan penyimpanan, penanganan barang yang efisien, dan integrasi distribution management performance (DiM performance).

Menurut Kotler dan Keller (2010) saluran distribusi adalah organisasi- organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi. Distribusi merupakan kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari–hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa adanya distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya.

Menurut Subagya (1995) distribusi adalah suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lain, yaitu dari satu tempat penyimpanan ke tempat pemakainya. Distribution management performance (DiM performance) sangat erat kaitannya dengan supply chain performance. Karena distribution management performance (DiM performance) merupakan kegiatan utama yang mempengaruhi kegiatan lainnya secara keseluruhan. Banyak pihak yang berkaitan dengan distribution management performance (DiM performance) ini memperhatikan dengan teliti dan melakukan kegiatan ini dengan sebaik

(22)

mungkin. Distribution management performance (DiM performance) bagi sebagian pihak merupakan suatu hal yang penting, hal yang sangat menentukan dari keseluruhan kegiatan pihak tersebut (Daniel, 2012).

Permasalahan kinerja rantai pasokan yang dihadapi dalam UKM pada sentra kerajinan batik kayu di Desa Wisata Krebet Bantul yaitu mulai sulitnya mendapatkan bahan baku berupa kayu, dikarenakan kebutuhan pasar akan bahan tersebut meningkat dan persediaan yang dihasilkan oleh produsen tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal tersebut menjadikan persaingan antara UKM kerajinan batik kayu yang ada di Indonesia khususnya di wilayah Yogyakarta.

Untuk menghadapi persaingan secara global maka perlu menerapkan demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance) yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan agar mampu memenangkan persaingan yang ada. Munculnya persaingan menjadikan setiap pelaku pasar dituntut untuk terus menemukan metode pemahaman demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance) terhadap kebutuhan pelanggan yang disesuaikan dengan kemampuan rantai pasokan, sehingga terciptalah efisiensi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas, dapat dilihat bahwa untuk menciptakan supply chain performance efektif dan efisien maka

(23)

perusahaan harus mengoptimalkan demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance).

Dengan demikian rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Apakah forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) berpengaruh terhadap demand management performance (DeM performance)?

2. Apakah warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) berpengaruh terhadap distribution management performance (DiM performance)?

3. Apakah demand management performance (DeM performance) berpengaruh terhadap supply chain performance?

4. Apakah distribution management performance (DiM performance) berpengaruh terhadap supply chain performance?

5. Apakah demand management performance (DeM performance) berpengaruh terhadap distribution management performance (DiM performance)?

6. Apakah distribution management performance (DiM performance) mampu memediasi pengaruh demand management performance (DeM performance) terhadap supply chain performance?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pertanyaan penelitian yang telah di rumuskan, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk:

(24)

1. Menganalisis apakah forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM dherence) berpengaruh terhadap demand management performance (DeM performance).

2. Menganalisis apakah warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) berpengaruh terhadap distribution management performance (DiM performance).

3. Menganalisis apakah demand management performance (DeM performance) berpengaruh terhadap supply chain performance.

4. Menganalisis apakah distribution management performance (DiM performance) berpengaruh terhadap supply chain performance.

5. Menganalisis apakah demand management performance (DeM performance) berpengaruh terhadap distribution management performance (DiM performance).

6. Menganalisis apakah distribution management performance (DiM performance) mampu memediasi pengaruh demand management performance (DeM performance) terhadap supply chain performance.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pengelola UKM

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi bagi UKM untuk memperbaiki dan meningkatkan supply chain performance sehingga dapat bersaing di pasar.

(25)

2. Bagi Akademisi

Sebagai bahan referensi yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dalam manajemen operasi terutama supply chain performance, demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance). Selain itu penelitian ini juga dapat memberikan perbandingan dalam mengadakan penelitian selanjutnya.

(26)

13 A.Landasan Teori

1. Supply chain performance

Levi et al. (2000) mendefinisikan supply chain performance suatu jaringan dari organisasi-organisasi independen dan saling terhubung yang bekerjasama secara kooperatif dan saling menguntungkan dalam mengontrol, mengatur dan memperbaiki aliran material dan informasi dari pemasok sampai pemakai. Sebagai suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer. Artinya barang diproduksi dalam jumlah yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada tempat yang tepat dengan tujuan mencapai suatu biaya dari sistem secara keseluruhan yang minimum dan juga mencapai service level yang diinginkan. Supply chain performance tidak dapat lepas dari supply chain management.

Menurut Ballou (2004) supply chain management merupakan sebuah sistem strategi yang menggabungkan fungsi dan taktik bisnis yang biasa digunakan dalam dunia bisnis perusahaan untuk memperbaiki supply chain performance perusahaan dalam jangka panjang. Heizer dan Rander (2015) mendefinisikan supply chain management (manajemen rantai pasokan) sebagai kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah menjadi barang dalam proses atau barang

(27)

setengah jadi dan barang jadi kemudian mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui sistem distribusi. Kegiatan-kegiatan ini mencangkup fungsi pembelian tradisional ditambah kegiatan penting lainnya yang berhubungan antara pemasok dengan distributor.

Chow et al. (2006) mengartikan supply chain management (manajemen rantai pasokan) sebagai pendekatan yang holistik dan strategis dalam hal permintaan, operasional, pembelian, dan manajemen proses logistik. Turban et al. (2004) mendefinisikan supply chain management sebagai aliran material, informasi, pembayaran dan pelayanan dari mulai pasokan bahan baku, melalui pabrik dan gudang sampai ke pamakai akhir.

Supply chain management meliputi organisasi dan proses menciptakan maupun mengirimkan produk, informasi dan servis kepada pemakai. Supply chain management juga meliputi beberapa kegiatan seperti pembelian, alur pembayaran, pengelolaan material, perencanaan dan kontrol produksi, kontrol logistik dan pergudangan, inventori, distribusi dan pengiriman.

Menurut Yolanda (2005) supply chain management menegaskan interaksi antar fungsi pemasaran, produksi pada suatu perusahaan.

Memanfaatkan untuk meningkatkan pelayanan dan penurunan biaya dapat dilakukan melalui koordinasi dan kerjasama antara pengadaan bahan baku dan pendistribusiaanya. Tujuan dari supply chain management adalah untuk memaksimalkan nilai keseluruhan yang dihasilkan untuk memenuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan. Di sisi lain, tujuannya adalah untuk

(28)

meminimalkan biaya keseluruhan (biaya pemesanan, biaya penyimpanan, biaya bahan baku, biaya transportasi dan lain-lain).

Dalam mengukur nilai sebuah variabel dibutuhkan indikator- indikator. Li et al. (2006) menjelaskan tiga indikator yang dapat digunakan untuk mengukur praktik supply chain management yaitu:

a. Kemitraan Strategi Pemasok (Strategic Supplier Partnership)

Kemitraan strategi pemasok merupakan suatu hubungan jangka panjang antara perusahaan dengan suppliernya. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan strategi dan kemampuan operasional perusahaan pemasok dalam berpartisipasi terhadap perusahaan yang mempunyai tujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi ini berfokus pada melakukan perencanaan bersama dan pemecahan masalah bersama antara perusahaan dan supplier. Dengan strategi bermitra dengan supplier, maka perusahaan berkemungkinan untuk dapat bekerja secara efektif dengan beberapa supplier yang bersedia berbagi tanggung jawab untuk menciptakan serta mengsukseskan suatu produk.

b. Hubungan Konsumen (Customer Relationship)

Customer relationship merupakan sekumpulan praktek yang memiliki tujuan untuk mengelolah keluhan pelanggan, membangun hubungan baik dalam jangka panjang dengan pelanggan, dan serta meningkatkan kepuasan pelanggan. Perusahaan yang mempunyai pelanggan yang memiliki komitmen dalam membangun hubungan, maka hal ini adalah suatu keuntungan bagi perusahaan tersebut. Terdapatnya

(29)

hubungan yang baik dengan pelanggan, maka akan memungkinkan sebuah perusahaan untuk melakukan defirensiasi produknya terhadap pesaingnya, dapat meningkatkan loyalitas pelanggan, dan menciptakan value kepada pelanggan.

c. Tingkat dan Kualitas Berbagi Informasi (Level and Quality of Information Sharing)

Menurut Monczka RM et al. (2008) information sharing mengacu pada sejauh mana informasi penting dikomunikasikan terhadap mitra usaha perusahaan. Berbagi informasi antar mitra usaha dapat berupa taktik strategi, kondisi pasar secar umum, dan informasi mengenai pelangaan. Dengan saling melakukan pertukaran informasi antar anggota dalam supply chain management maka informasi tersebut dapat digunakan sebagai sumber keunggulan bersaing.

2. Demand management performance (DeM performance)

Pada dasarnya manajemen permintaan (demand management) didefinisikan sebagai suatu fungsi pengelolaan dari semua permintaan produk untuk menjamin bahwa penyusun jadwal induk untuk mengetahui dan menyadari semua permintaan produk. Manajemen permintaan akan menjaring informasi yang berkaitan dengan peramalan (forecasting), order entry, order promising, branch warehouse requirements, pesanan antar pabrik (interplant orders), dan kebutuhan untuk service parts (Gaspersz, 2004). Pelayanan pesanan (order service) merupakan suatu proses yang mencakup aktivitas-aktivitas penerimaan pesanan, pemasukkan pesanan

(30)

(order entry), serta membuat janji kepada pelanggan (oreder promising) berkaitan dengan produk dari perusahaan.

Proses pelayanan pesanan termasuk pula penerjemahan apa yang diinginkan oleh pelanggan (customers) ke dalam bentuk-bentuk yang digunakan oleh pihak pembuat produk (manufacturer) atau pihak distributor. Pelayanan pesanan biasanya bertanggung jawab untuk menanggapi kebutuhan pelanggan dan berinteraksi dengan penyusun jadwal induk guna menjamin ketersediaan produk.

Croxton et al. (2002) yang dikutip oleh Daniel (2012) mengatakan demand management performance (DeM performance) bisa diartikan sebagai kemampuan sebuah perusahaan untuk memahami permintaan dan kebutuhan pelanggan yang disesuaikan dengan kemampuan rantai pasokan.

Mengacu pada penelitian terdahulu oleh Daniel (2012) penelitian ini menggunakan empat komponen penyusun demand management adherence (DeM adherence) yaitu forecasting (peramalan), segmentation (segmentasi), sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) sebagai indikator untuk mengukur demand management adherence (DeM adherence).

a. Forecasting (peramalan)

Stevenson (2009) yang dikuti mendefinisikan peramalan sebagai input dasar dalam proses pengambilan keputusan manajemen operasi dalam memberikan informasi tentang permintaan di masa mendatang dengan tujuan untuk menentukan berapa kapasitas atau persediaan yang

(31)

akan dibutuhkan untuk memenuhi permintaan. Seperti, kapasitas yang diperlukan untuk membuat keputusan staffing, budget yang harus disiapkan, pemesanan barang dari supplier, dan partner dari rantai pasok yang dibutuhkan dalam membuat suatu perencanaan.

Menurut Daniel (2012) terdapat tiga permasalahan forecasting yang dihadapi dan diidentifikasi pada perusahaan multinasional di Eropa selama pelaksanaan demand management performance (DeM performance). Permasalahan forecasting yang ada dalam perusahaan multinasional Eropa adalah sebagai berikut:

1. Penerapan peramalan permintaan 2. Modifikasi proses peramalan 3. Pemantauan keakuratan peramalan b. Segmentation (segmentasi)

Assauri (2014) mengemukakan bahwa segmentasi pasar adalah sebagai kegiatan membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Masing-masing kelompok tersebut terdiri dari konsumen yang mempunyai ciri/sifat yang sama atau hampir sama. Setiap kelompok konsumen dapat dipilih sebagai suatu pasar sasaran (target market) yang akan dicapai dengan strategi marketing mix yang berbeda.

Jadi segmentasi pasar merupakan suatu strategi pemasaran yang dilakukan dengan sadar dan sengaja untuk membagi pasar ke dalam bagian-bagian, sebagai dasar untuk membina bagian-bagian tertentu guna dijadikan pasar sasaran yang akan dilayani.

(32)

Menurut Daniel (2012) terdapat dua permasalahan segmentation yang dihadapi dan diidentifikasi pada perusahaan multinasional di Eropa selama pelaksanaan demand management performance (DeM performance). Permasalahan segmentation yang ada dalam perusahaan multinasional Eropa adalah sebagai berikut:

1. Pembaharuan segmentasi konsumen 2. Pembaharuan segmentasi produk c. Sales and operations planning (S&OP)

Sales and operations planning (S&OP) adalah proses menciptakan seluruh rantai pasokan (produksi dan persediaan) untuk memenuhi tingkat permintaan yang diperkirakan. Sales and operations planning (S&OP) menitikberatkan pada asumsi bahwa perusahaan berharap agar perusahaan dapat bersaing dalam pasar global yang lebih luas dan harus memecahkan batasan yang memisahkan rekanan-rekanan rantai pasokan. Dalam kenyataanya, sales and operations planning (S&OP) ditujukan sebagai alat untuk merencanakan dan mengendalikan yang tidak hanya untuk pabrik melainkan untuk keseluruhan rantai pasokan juga. Batasan ini, pada dasarnya tidaklah mudah dan cepat (Daniel, 2012).

Menurut Daniel (2012) terdapat tiga permasalahan sales and operations planning (S&OP) yang dihadapi dan diidentifikasi pada perusahaan multinasional di Eropa selama pelaksanaan demand management performance (DeM performance). Permasalahan sales and

(33)

operations planning (S&OP) yang ada dalam perusahaan multinasional Eropa adalah sebagai berikut:

1. Proses sales and operations planning (S&OP) yang terintegrasi sepenuhnya

2. Organisasi yang mengikuti sales and operations planning (S&OP) 3. Pengambilan keputusan dalam sales and operations planning (S&OP) d. Demand management adherence (DeM adherence)

Demand management adherence (DeM adherence) terhadap proses demand management performance (DeM performance), didefinisikan dengan baik, diimplementasikan, dan dipatuhi dengan ketat, serta memainkan sebuah peran penting bagi perusahaan untuk mengembangkan kemampuan demand management performance (DeM performance) yang unggul. Taylor (2006) yang dikutip oleh Daniel (2012) mengatakan demand management adherence (DeM adherence) adalah keterlibatan penuh organisasi dalam menyelenggarakan demand management performance (DeM performance) baik melalui kepatuhan atas instruksi yang diberikan untuk pengelolaan demand management performance (DeM performance), maupun dalam ketaan melaksanakan anjuran lain dalam mendukung pengelolaan demand management performance (DeM performance).

Menurut Daniel (2012) terdapat tiga permasalahan demand management adherence (DeM adherence) yang dihadapi dan diidentifikasi pada perusahaan multinasional di Eropa selama

(34)

pelaksanaan demand management performance (DeM performance).

Permasalahan demand management adherence (DeM adherence) yang ada dalam perusahaan multinasional Eropa adalah sebagai berikut:

1. Penanganan dan pemantauan atas pengelolaan permintaan

2. Proses forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP) yang jelas

3. Proses eksekusi yang ketat

3. Distribution management performance (DiM performance)

Frankel et al. (2008) yang dikutip oleh Daniel (2012) mengatakan bahwa distribution management performance (DiM performance) diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk memastikan kehandalan dan efisiensi penyimpanan barang agar bisa tersalurkan ke pelanggan.

Distribusi mengarah pada langkah-langkah untuk memindahkan atau menyimpan produk dari tahap pemasok sampai ke tahap pelanggan dalam rantai pasokan. Mengacu pada penelitian terdahulu oleh Daniel (2012) penelitian ini menggunakan tiga komponen penyusunan distribution management performance (DiM performance) yaitu warehouse management (manajemen gudang), transport management (manajemen transportasi), dan distribution management adherence (DiM adherence) sebagai indikator untuk mengukur distribution management performance (DiM performance).

(35)

a. Warehouse management (manajemen gudang)

Gudang adalah fasilitas khusus yang bersifat tetap, yang dirancang untuk mencapai target tingkat pelayanan dengan total biaya yang paling rendah. Gudang dibutuhkan dalam proses koordinasi penyaluran barang yang muncul sebagai akibat kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan. Kurang seimbangnya proses penawaran dan permintaan mendorong munculnya persediaan (inventory), persediaan membutuhkan ruang sebagai tempat penyimpanan sementara yang disebut sebagai gudang ( Lambert, 2001).

Frankel et al. (2008) yang dikutip oleh Daniel (2012) mengatakan bahwa manajemen gudang umumnya praktik yang berkaitan dengan penyimpanan sementara, penerimaan dari pemasok, handling barang, dan pengeluaran barang ke tujuan. Dengan mengoptimalkan struktur gudang dalam hal ukuran, lokasi, sumber daya, teknologi dan otomasi, perusahaan dapat memperbaiki kemampuan kinerja distribusi secara signifikan. Koster dan Balk (2008) yang dikutip oleh Daniel (2012) mengatakan bahwa tingkat otomasi yang tinggi didukung oleh teknologi informasi mutakhir misalnya, meningkatkan efisiensi proses internal dan kehandalan teknologi untuk sistem pergudangan, akan mengakibatkan biaya lebih rendah dan tingkat persediaan serta layanan pengiriman yang lebih baik dan fleksibilitas. Dalam hal ini, praktik pengelolaan gudang yang efektif merupakan sumber daya yang meningkatkan distribution management performance (DiM performance) perusahaan.

(36)

Menurut Daniel (2012) terdapat tiga permasalahan warehouse management yang dihadapi dan diidentifikasi pada perusahaan multinasional di Eropa selama pelaksanaan distribution management performance (DiM performance). Permasalahan warehouse management yang ada dalam perusahaan multinasional Eropa adalah sebagai berikut:

1. Pencapaian fasilitas dan proses pergudangan yang diinginkan 2. Otomatisasi gudang yang cukup

3. Penanganan gudang yang handal dan mutakhir b. Transport management (manajemen transportasi)

Miro (2005) transportasi dapat diartikan usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, di mana di tempat lain ini objek tersebut lebih bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan-tujuan tertentu. Menurut Adriansyah (2015) pengertian transportasi berarti sebuah proses, yakni proses pemindahan, proses penggerakan, proses mengangkut, dan mengalihkan di mana proses ini tidak bisa dilepaskan dari keperluan akan alat pendukung untuk menjamin lancarnya proses perpindahan sesuai dengan waktu yang diinginkan.

Fungsi trasportasi adalah untuk menggerakan atau memindahkan orang dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan system tertentu untuk tujuan tertentu. Transportasi manusia atau barang biasanya bukanlah merupakan tujuan akhir, oleh karena itu permintaan akan jasa transportasi dapat disebut sebagai permintaan

(37)

turunan (derived demand) yang timbul akibat adanya permintaan akan komoditi atau jasa lainnya. Dengan demikian permintaan akan transportasi baru akan ada apabila terdapat faktor- faktor pendorongnya.

Permintaan jasa transportasi tidak berdiri sendiri, melainkan tersembunyi dibalik kepentingan yang lain (Morlok, 1984).

Menurut Daniel (2012) terdapat dua permasalahan transport management yang dihadapi dan diidentifikasi pada perusahaan multinasional di Eropa selama pelaksanaan distribution management performance (DiM performance). Permasalahan transport management yang ada dalam perusahaan multinasional Eropa adalah sebagai berikut:

1. Optimalisasi mode dan rute transportasi 2. Optimalisasi penjadwalan dan perutean

c. Distribution management adherence (DiM adherence)

Distribution management adherence (DiM adherence) terhadap proses distribution management performance (DiM performance), didefinisikan dengan baik, diimplementasikan, dan dipatuhi dengan ketat, serta memainkan sebuah peran penting bagi perusahaan untuk mengembangkan kemampuan distribution management performance (DiM performance) yang unggul. Taylor (2006) yang dikutip oleh Rexhaucen Daniel (2012) mengatakan distribution management adherence (DiM adherence) adalah keterlibatan penuh organisasi dalam menyelenggarakan distribution management performance (DiM performance) baik melalui kepatuhan atas instruksi

(38)

yang diberikan untuk pengelolaan distribution management performance (DiM performance), maupun dalam ketaan melaksanakan anjuran lain dalam mendukung pengelolaan distribution management performance (DiM performance).

Menurut Daniel (2012) terdapat tiga permasalahan distribution management adherence (DiM adherence) yang dihadapi dan diidentifikasi pada perusahaan multinasional di Eropa selama pelaksanaan distribution management performance (DiM performance).

Permasalahan distribution management adherence (DiM adherence) yang ada dalam perusahaan multinasional Eropa adalah sebagai berikut:

4. Penanganan dan pemantauan atas pengelolaan distribusi 5. Proses pergudangan dan transportasi yang jelas

6. Proses eksekusi yang ketat

B. Hubungan Antar Variabel

1. Pengaruh forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) terhadap demand management performance (DeM performance).

Hasil yang dilakukan oleh Daniel (2012) menjelaskan bahwa praktik forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) mampu mendukung demand management performance (DeM performance).

Forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan

(39)

demand management adherence (DeM adherence) sangat diperlukan karena ada pengaruh positif terhadap demand management performance (DeM performance), dimana peran positifnya sangat mempengaruhi keberhasilan supply chain performance. Hal ini menunjukkan semakin baik penerapan forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) maka mampu menghasilkan demand management performance (DeM performance) yang baik. Pengaruh keempat variabel tersebut harus dijalankan sebagai kemampuan untuk memahami permintaan pelanggan dan kebutuhan perusahaan yang meliputi perubahaan persediaan, kebutuhan promosi dan penjaminan kualitas, serta stok persedian.

2. Pengaruh warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) terhadap distribution management performance (DiM performance).

Hasil yang dilakukan oleh Daniel (2012) menjelaskan bahwa praktik warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) mampu mendukung distribution management performance (DiM performance). Warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) sangat diperlukan karena ada pengaruh positif terhadap distribution management performance (DiM performance), dimana peran positifnya sangat mempengaruhi keberhasilan supply chain performance.

Hal ini menunjukkan semakin baik penerapan warehouse management,

(40)

transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) maka mampu menghasilkan distribution management performance (DiM performance) yang baik. Warehouse mangement, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) fokus pada operasi yang berkaitan dengan penyimpanan, penanganan barang yang efisien, dan integrasi distribution management performance (DiM performance).

3. Pengaruh demand management performance (DeM performance) terhadap supply chain performance.

Hasil yang dilakukan oleh Daniel (2012) menjelaskan bahwa praktik demand management performance (DeM performance) mampu mendukung supply chain performance. Hal ini menunjukkan semakin baik penerapan demand management performance (DeM performance) maka mampu menghasilkan supply chain performance yang baik. Demand management performance (DeM performance) salah satu aktivitas pokok di mana harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk terus menjaga adanya kelangsungan kinerjanya dan dapat berkembang pada skala yang lebih lagi dengan memiliki tujuan akhir untuk mendapatkan untung.

4. Pengaruh distribution management performance (DiM performance) terhadap supply chain performance.

Hasil yang dilakukan oleh Daniel (2012) menjelaskan bahwa praktik distribution management performance (DiM performance) mampu mendukung supply chain performance. Hal ini menunjukkan semakin baik

(41)

penerapan distribution management performance (DiM performance) maka mampu menghasilkan supply chain performance yang baik.

Distribution management performance (DiM performance) merupakan kegiatan utama yang mempengaruhi kegiatan lainnya secara keseluruhan.

Banyak pihak yang berkaitan dengan distribution management performance (DiM performance) ini memperhatikan dengan teliti dan melakukan kegiatan ini dengan sebaik mungkin. Distribution management performance (DiM performance) bagi sebagian pihak merupakan suatu hal yang penting, hal yang sangat menentukan dari keseluruhan kegiatan pihak tersebut.

5. Pengaruh demand management performance (DeM performance) terhadap distribution management performance (DiM performance).

Hasil yang dilakukan oleh Daniel (2012) menjelaskan bahwa praktik demand management performance (DeM performance) mampu mendukung distribution management performance (DiM performance).

Demand management performance (DeM performance) sangat diperlukan karena ada pengaruh positif terhadap distribution management performance (DiM performance), dimana peran positifnya sangat mempengaruhi keberhasilan supply chain performance. Demand management performance (DeM performance) mampu dalam memahami permintaan pelanggan dan kebutuhan perusahaan yang meliputi perubahaan persediaan, kebutuhan promosi dan penjaminan kualitas, serta stok persedian. Distribution management performance (DiM performance)

(42)

mengandalkan informasi yang didapat dari demand management performance (DeM performance) untuk memastikan kehandalan dan efisiensi penyimpanan barang agar bisa sampai kepada pelanggan.

C. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan berkaitan dengan praktik supply chain performance, demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance) adalah: Penelitian yang dilakukan oleh Daniel (2012) tentang Customer- Facing Supply Chain Practices—The Impact of Demand and Distribution Management on Supply Chain Success. Metode pengumpulan data dilakukan

dengan kunjungan lapangan dan wawancara semi struktur. Alat analisis data yang digunakan adalah Partial Least Squares (PLS).

Temuan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa perusahaan multinasional di Eropa belum menganalisis secara mendalam tentang demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance) sehubungan dengan dampaknya terhadap supply chain performance. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada pengaruh positif pada forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), demand management adherence (DeM adherence), demand management performance (DeM performance), warehouse management, transport management, distribution management adherence (DiM adherence), dan distribution management performance (DiM performance) terhadap supply

(43)

chain performance. Semakin baik penerapan forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) maka mampu menghasilkan demand management performance (DeM performance) yang baik. Demand management performance (DeM performance) salah satu aktivitas pokok di mana harus dilaksanakan oleh suatu perusahaan untuk terus menjaga adanya kelangsungan kinerjanya. Warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) sangat diperlukan untuk menunjang kinerja distribution management performance (DiM performance), dimana peran positifnya sangat mempengaruhi keberhasilan supply chain performance. Distribution management performance (DiM performance) merupakan kegiatan utama yang mempengaruhi kegiatan lainnya secara keseluruhan. Banyak pihak yang berkaitan dengan distribution management performance (DiM performance) ini memperhatikan dengan teliti dan melakukan kegiatan ini dengan sebaik mungkin. Distribution management performance (DiM performance) mengandalkan informasi yang didapat dari demand management performance (DeM performance) untuk memastikan kehandalan dan efisiensi penyimpanan barang agar bisa sampai kepada pelanggan. Untuk menghadapi persaingan secara global maka perlu menerapkan demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance) yang dimaksudkan untuk meningkatkan kinerja rantai pasokan agar mampu memenangkan persaingan yang ada.

(44)

Tabel 2.1

Perbandingan peneliti terdahulu dan sekarang

No Keterangan Penelitian Terdahulu Penelitian Sekarang 1. Judul Customer-facing supply chain

practices—the impact of demand and distribution management on supply chain success.

Pengaruh Demand Management Performance Terhadap Kinerja Rantai Pasokan Yang Di Mediasi Oleh Distribution Management Performance Pada UKM Kerajinan Batik Kayu Desa Wisata Krebet Bantul

Penulis Rexhaucen Daniel Ivan Yodi Pratikno

Tahun 2012 2017

Subyek 116 perusahaan multinasional di Eropa

57 UKM Batik Kayu Desa Wisata Krebet Bantul

Variabel penelitian

Forecasting, Segmentation, S&OP, DeM adherence, DeM performance, Warehouse management, Transport management, DiM adherence, DiM performance, Supply chain performance.

Forecasting, Segmentation, S&OP, DeM adherence, DeM performance, Warehouse management, Transport management, DiM adherence, DiM performance, Supply chain

performance.

Alat analisis Partial Least Squares (PLS) Regresi dan Path Analysis Hasil penelitian Forecasting berpengaruh

positif terhadap DeM performance. Segmentation berpengaruh positif terhadap DeM performance. S&OP berpengaruh positif terhadap DeM performance. DeM adherence berngaruh positif terhadap DeM performance.

DeM performance berpengaruh positif terhadap supply chain performance. Warehouse management berpengaruh positif terhadap DiM performance. Transport management berpengaruh positif terhadap DiM

performance. DiM adherence berpengaruh positif terhadap DiM performance. DiM performance berpengaruh positif terhadap supply chain performance. DeM

performance berpengaruh positif terhadap DiM performance.

(45)

D. Kerangka Pemikiran dan Pengembangan Hipotesis Penelitian

Kerangka pemikiran ini menggambarkan pengaruh variabel bebas terdiri dari forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), demand management adherence (DeM adherence), demand management performance (DeM performance), warehouse management, transport management, distribution management adherence (DiM adherence). Variabel perantaranya yaitu distribution management performance (DiM performance).

Sedangakan variabel terikatnya yaitu supply chain performance pada UKM Batik Kayu Desa Wisata Krebet Bantul. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu, maka kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 1.

Kerangka pemikiran tentang forecasting, segmentation, S&OP, DeM adherence, DeM performance, warehouse management, transport management, DiM adherence, DiM performance berpengaruh terhadap

supply chain performance.

(46)

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disimpulkan hipotesis. Hipotesis adalah pernyataan mengenai sesuatu hal yang harus diuji kebenarannya (Subagyo, 2010). Hipotesis yang akan dibuktikan dalam penelitian yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut:

H1 : Forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) berpengaruh terhadap demand management performance (DeM performance).

H2 : Warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence) berpengaruh terhadap distribution management performance (DiM performance).

H3 : Demand management performance (DeM performance) berpengaruh terhadap supply chain performance.

H4 : Distribution management performance (DiM performance) berpengaruh terhadap supply chain performance.

H5 : Demand management performance (DeM performance) berpengaruh terhadap distribution management performance (DiM performance).

H6 : Distribution management performance (DiM performance) mampu memediasi pengaruh demand management performance (DeM performance) terhadap supply chain performance.

(47)

34 A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei, penelitian survei digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan).

Jenis penelitian ini berupa penelitian kuantitatif. Jenis penelitian kuantitatif merupakan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik (Sugiyono, 2016).

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitian yang diteliti adalah UKM pada Sentra Kerajinan Batik Kayu Desa Krebet Bantul. Alasan pemilihan di UKM kerajinan batik kayu yaitu apakah penerapan praktik demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance) terhadap kinerja rantai pasokan menjadi faktor utama bagi pengrajin batik kayu dalam pelaksanaan strategi operasional perusahaan.

C. Populasi dan Teknik Sampling

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh UKM pada Sentra

(48)

Kerajinan Batik Kayu Desa Krebet Bantul yang berjumlah 57 UKM. Teknik pengambilan sampel menggunakan sensus yang semua anggota populasinya akan dijadikan sampel. Hal ini dilakukan karena semua anggota UKM belum memperbaiki dan meningkatkan kinerja rantai pasokan. UKM juga memiliki kesamaan karakteristik dalam kegiatannya, maka teknik pengambilan sampel menggunakan sensus sangat tepat untuk penelitian ini.

D. Jenis Data Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Jenis Data Penelitian

Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data primer.

Menurut Sekaran (2006) data primer adalah data yang diperoleh dari sumber pertama baik dari individu seperti hasil dari wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Data primer dalam penelitian ini tentang pengaruh demand management performance (DeM performance) terhadap kinerja rantai pasokan yang dimediasi oleh distribution management performance (DiM performance) pada UKM kerajinan batik kayu Desa Wisata Krebet Bantul.

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan kuesioner yang disampaikan secara langsung kepada pemilik UKM, dan sebagian kuesioner diberikan kepada ketua paguyuban UKM karena saat pembagian kuesioner pemilik UKM tidak berada di tempat. Hal ini dilakukan karena pimpinan pengelola atau pemilik adalah pihak yang

(49)

dianggap mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini serta dalam pengambilan keputusan.

Pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang disebarkan kepada responden penelitian yang berkaitan dengan supply chain performance, demand management performance (DeM performance) dan distribution management performance (DiM performance).

E. Klasifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Variabel Independen/ Independent Variable)

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang berpengaruh secara positif maupun yang berpengaruh secara negatif. Variabel independen dalam penelitian ini adalah forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), demand management adherence (DeM dherence), demand management performance (DeM performance), warehouse management, transport management, distribution management adherence (DiM adherence).

2. Variabel Perantara (Variabel Mediasi/Intervening Variable)

Variabel Perantara adalah variabel mediasi, fungsinya memediasi pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel perantara adalah distribution management performance (DiM performance). Supply chain performance lebih dipengaruhi oleh distribution management performance (DiM performance) dibandingkan dengan demand management performance

(50)

(DeM performance). Demand management performance (DeM performance) mempunyai pengaruh tak langsung (indirect effect) terhadap supply chain performance melalui distribution management performance (DiM performance). Maka dari itu variabel distribution management performance (DiM performance) dijadikan sebagai variabel perantara/mediasi.

3. Variabel Terikat (Variabel Dependen / Dependent Variable)

Variabel dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen adalah kinerja rantai pasokan (supply chain performance).

F. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional merupakan variabel terikat (dependen) yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (independen) (Sugiyono, 2016). Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Bebas (Variabel Independen/ Independent Variable)

Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang berpengaruh secara positif maupun yang berpengaruh secara negatif. Variabel bebas dalam penelitian ini terdiri dari:

1) Forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence)

(51)

Forecasting adalah input dasar dalam proses pengambilan keputusan manajemen operasi dalam memberikan informasi tentang permintaan di masa mendatang dengan tujuan untuk menentukan berapa kapasitas atau persediaan yang akan dibutuhkan untuk memenuhi permintaan (Stevenson, 2009). Segmentation adalah sebagai kegiatan membagi suatu pasar ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda.

Masing-masing kelompok tersebut terdiri dari konsumen yang mempunyai ciri/sifat yang sama atau hampir sama (Assauri, 2014). Sales and operations planning (S&OP) adalah proses menciptakan seluruh rantai pasokan (produksi dan persediaan) untuk memenuhi tingkat permintaan yang diperkirakan. Menurut Daniel (2012) sales and operations planning (S&OP) menitikberatkan pada asumsi bahwa perusahaan berharap agar perusahaan dapat bersaing dalam pasar global yang lebih luas dan harus memecahkan batasan yang memisahkan rekanan-rekanan rantai pasokan. Demand management adherence (DeM adherence) adalah penanganan dan pemantauan atas pengelolaan permintaan (Daniel, 2012). Indikator variabel forecasting, segmentation, sales and operations planning (S&OP), dan demand management adherence (DeM adherence) adalah:

a) Penerapan peramalan yang baik

b) Modifikasi proses peramalan secara teratur c) Pemantauan dan keakuratan peramalan d) Pembaharuan segmentasi konsumen

(52)

e) Pembaharuan segmentasi produk

f) Proses sales and operations planning (S&OP) yang terintegrasi sepenuhnya

g) Karyawan mematuhi proses penjualan dan operasi yang sudah dibuat h) Para pengambil keputusan berpartisipasi dalam perencanaan

penjualan dan operasi

i) Selalu memantau dan bertindak berdasarkan sales and operations planning(S&OP) yang ada

j) Proses permintaan dapat didefinisikan dengan jelas

k) Selalu patuh terhadap proses permintaan yang sudah dibuat 2) Demand management performance (DeM performance)

Menurut Daniel (2012) demand management performance (DeM performance) adalah kemampuan sebuah perusahaan untuk memahami permintaan dan kebutuhan pelanggan yang disesuaikan dengan kemampuan rantai pasokan. Indikator variabel demand management performance (DeM performance) adalah:

a) Manajemen permintaan sangat membantu kinerja rantai pasokan b) Manajemen permintaan sangat membantu dalam memenuhi

kebutuhan operasional UKM

3) Warehouse management, transport management, dan distribution management adherence (DiM adherence)

Menurut Daniel (2012) warehouse management adalah praktik yang berkaitan dengan penyimpanan sementara, penerimaan dari

Gambar

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Gambar 2. Model Hipotesis 6
Tabel 4.1 Profil UKM
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian : (1) perencanaan pembelajaran praktek pemesinan meliputi penyusunan program, perumusan tujuan dan sasaran program dengan tujuan mendapatkan persamaan

Perhatikan gambar kuda-kuda, yang ditunjuk anak panah pada balok tarik dan kaki kuda-kuda,terdapat sambungan yang menggunakan sambungan ..... pen dan lubang dengan

Dengan penggunaan jumlah modal kerja bersih yang semakin meningkat maka volume penjualan pun dapat lebih ditingkatkan lagi tetapi perusahaan tidak efisien dalam

“Er, that’s right,” said Sister, “a school project.” Brother was holding a piece of the special paper that Papa used for his furniture designs.. Sister was holding a roll of

One method is to burn the gas in a boiler to produce steam, which is then used by a steam turbine to generate electricity.Biomass has to be considered in the search for

Bahwa Tergugat tetap pada dalil-dalil sebagaimana telah dikemukakan di dalam gugatan dan menolak seluruh dalil-dalil yang dikemukakan oleh tergugat kecuali yang diakui

Gambar 5.7 Jumlah kecambah yang dihasilkan dari 30 embryo yang dibelah menjadi dua melalui teknik embryo toreh dan ditanam pada medium dasar Murashige & Skoog (MS) dengan

1. Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa. Agar eksperimen itu